bab iii metode penelitian a. lokasi...
TRANSCRIPT
46
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Cemara Bandung yang beralamat di
Jalan Gegerkalong Girang No. 52 Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah Cemara (RC)
adalah sebuah organisasi berbasis komunitas, merupakan tempat berbagi informasi,
pengalaman, kekuatan, serta harapan bagi orang yang hidup dengan HIV positif dan
pecandu NAPZA agar mereka dapat meningkatkan kualitas hidupnya melalui
pendekatan dukungan sebaya. Hingga saat ini, Rumah Cemara merupakan jejaring
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dan Pecandu NAPZA terbesar di Jawa Barat,
serta telah mendukung lebih dari 6.000 ODHA dengan latar belakang pecandu
NAPZA, waria, gay, wanita pekerja seks, hingga ibu rumah tangga dan anak kecil.
Didirikan pada tahun 2003 oleh lima orang mantan pecandu, Rumah Cemara
memiliki 45 staf, 70% pria dan 30% wanita dengan rentang umur 20-35 tahun.
Hampir seluruh staf adalah mantan pecandu, 85% adalah HIV positif.
Hingga Desember 2009, Rumah Cemara telah menyediakan perawatan kepada
200 pecandu NAPZA melalui program rehabilitasi narkoba di Pusat Perawatan
Rumah Cemara. Keanggotaan program HIV/AIDS Rumah Cemara termasuk 5.972
orang dengan HIV/AIDS dan pecandu NAPZA, 1.276 orang terdampak oleh
HIV/AIDS di bawah 61 kelompok dukungan sebaya, termasuk 3 lokasi kantor di
Bandung, Sukabumi, dan Cianjur. Melalui program pengurangan dampak buruk,
Rumah Cemara telah mendistribusikan lebih dari 35.558 jarum suntik steril dan
38.375 kondom, serta menjangkau kurang lebih 2.240 pengguna NAPZA suntik,
3.256 narapidana, 214 wanita pekerja seksual, dan 959 klien dari pekerja seksual.
Adapun visi dan misi Rumah Cemara adalah memimpikan Indonesia tanpa
diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS dan orang yang menggunakan
narkoba.Rumah Cemara menggunakan pendekatan sebaya agar terciptanya kualitas
47
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hidup yang lebih baik bagi orang dengan HIV/AIDS dan pengguna narkoba di
Indonesia.
Beberapa tujuan didirikannya Rumah Cemara adalah:
1. Mengurangi tingkat resiko kecanduan narkoba.
2. Menyediakan perawatan, dukungan psiko-sosial, dan pengobatan bagi orang
dengan HIV/AIDS.
3. Mencegah infeksi HIV di kalangan populasi beresiko.
4. Melibatkan masyarakat umum dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan
menghapus diskriminasi kepada orang dengan HIV/AIDS dan pengguna narkoba.
Cara kerja pada setiap bidang tidak terlalu monoton, tapi lebih bersifat fleksibel.
Dengan kata lain, para staff saling bantu untuk menyelesaikan pekerjaan. Di lokasi
penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai “Dampak
Aktivitas Jasmani (Sepakbola dan Boxing) Terhadap Pengembangan Kepercayaan
Diri Pada Orang Dengan HIV Positif Di Rumah Cemara Bandung”.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian diharapkan bisa menjadi pedoman bagi peneliti dalam
melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar proses
penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar dalam rangka melakukan
penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Nasution (dalam
Koswara, 2013, hlm. 42) desain penelitian merupakan dan menganalisis data sesuai
dengan tujuan penelitian.
Untuk menentukan suatu desain penelitian biasanya disesuaikan dengan metode
yang akan digunakan. Metode yang digunakan adalah metode ex post facto. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post Test Only Group Design
with Non Equivalent. Desain penelitian ini memiliki dua kelompok, dimana
pengambilan sampelnya tidak dipilih secara random.
48
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini peneliti membandingkan kelompok orang dengan HIV
positif yang diberikan program sepakbola dengan kelompok orang dengan HIV
positif yang diberikan program boxing terhadap kepercayaan diri. Berdasarkan
bentuk desain dasar penelitian Post Test Only Group Design with Non Equivalent,
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelompok Variabel Independen Variabel Dependen
I X1
(Kelompok Program Sepakbola) O
(Kepercayaan Diri)
II X2 (Kelompok Program Boxing)
O (Kepercayaan Diri)
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan:
X1 : Kelompok Orang dengan HIV Positif yang mengikuti Program Sepakbola
X2 : Kelompok Orang dengan HIV Positif yang mengikuti Program Boxing
O : Kepercayaan Diri Orang dengan HIV Positif
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam suatu penelitian adalah kumpulan suatu individu atau objek yang
sifatnya umum. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki
oleh subyek atau obyek itu.
49
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Arikunto (2010, hlm. 173) populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Dari beberapa pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah orang dengan HIV positif yang terdiri dari
pengguna narkoba jenis jarum suntik yang mengikuti kegitan sepakbola dan boxing
berjumlah 12 orang. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah populasi kurang
dari 100, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh bagian
dari populasi itu sendiri, yaitu orang dengan HIV positif. Hal ini sesuai dengan
ketentuan pengambilan sampel menurut Arikunto (2008, hlm. 16) apabila populasi
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2014, hlm. 118) sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Lebih lanjut Arikunto (2010,
hlm. 174) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa sampel adalah
sebagian dari jumlah populasi yang akan diteliti.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.
Sugiyono (2014, hlm. 124) mengemukakan bahwa purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampelnya adalah orang dengan
HIV positif yang menggunakan narkoba jenis jarum suntik mengikuti kegiatan
sepakbola dan boxing. Jadi penarikan sampel secara purposif merupakan cara
penarikan sampel yang dilakukan memiliki subyek berdasarkan kriteria spesifik yang
ditetapkan peneliti. Jadi pengambilan subjek bukan didasarkan atas strata, random
atau daerah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti mempertimbangkan pengambilan sampel
ditentukan sebagai berikut:
50
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Orang dengan HIV positif pengguna narkoba jenis jarum suntik yang mengikuti
kegiatan sepakbola dan boxing minimal 1 tahun atau lebih karena pembentukan
sikap seseorang dapat terbentuk dari aktivitas sama yang berulang-ulang dalam
waktu yang sama.
2) Orang dengan HIV positif pengguna narkoba jenis jarum suntik yang mengikuti
kegiatan tidak berpindah-pindah dari kegiatan satu ke kegiatan lain jadi harus
menetap.
3) Orang dengan HIV positif yang berumur 25-35 tahun.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini pengguna narkoba jenis jarum suntik
berjumlah 10 orang yaitu 5 orang yang mengikuti kegiatan sepakbola dan 5 orang
yang mengikuti kegiatan boxing.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah
penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat
memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang hendak
diselesaikan. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 2) metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Mengenai bentuk dan jenis metode penelitian yang digunakan dalam sebuah
penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah
penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif ex post
facto dengan pendekatan komparatif. Menurut Sukmadinata (2005, hlm. 54)
penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung
pada saat ini atau saat yang lampau. Menurut Mohammad Ali (dalam Sugiyono,
2012, hlm. 89) menyebutkan bahwa:
51
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian deksriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau
menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis/pengolahan data serta membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat
penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.
Menurut Sukmadinata (dalam Riduwan, 2008, hlm. 8) menyatakan bahwa:
Penelitian ex post facto (ex post facto research) yaitu untuk meneliti
hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Selanjutnya dikatakan bahwa penelitian ex post
facto dilakukan terhadap program, kegiatan yang telah berlangsung atau telah terjadi. Penelitian ex post facto tidak ada pengontrolan variabel dan biasanya tidak ada pre tes.
Sedangkan penelitian komparatif menurut Sugiono (2012, hlm. 92) penelitian
yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Selain itu variabel adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010, hlm. 161).
Sedangkan bahwa variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Arikunto, 2010, hlm. 161).
Adapun variabel yang mempengaruhi (independen) dalam penelitian ini adalah
kegiatan sepakbola dan boxing, variabel yang dipengaruhi (dependen) adalah
kepercayaan diri. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan metode penelitian ex post facto untuk menggambarkan
masing-masing variabel yang akan diteliti secara empiris. Permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini yaitu “Dampak Aktivitas Jasmani (Sepakbola dan Boxing)
Terhadap Pengembangan Kepercayaan Diri Pada Orang Dengan HIV Positif Di
Rumah Cemara Bandung”. Persoalan pertama yang harus diketahui yaitu gambaran
tentang kegiatan sepakbola dan boxing, gambaran kebugaran jasmani dan gambaran
perilaku sosial. Apabila telah diperoleh hasil gambaran dari masing-masing variabel,
maka selanjutya dipakai untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berikutnya,
52
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yakni apakah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat berdampak terhadap kebugaran
jasmani dan perilaku sosial siswa.
E. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian tentunya dibutuhkan sebuah alat ukur untuk memperoleh
data yang diperlukan dalam penelitian. Alat ukur tersebut disebut instrumen
penelitian. Menurut Silalahi (2010, hlm. 280) instrumen penelitian merupakan alat
bantu bagi peneliti untuk mengumpulkan data.
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan dipermudah olehnya (Arikunto, dalam Riduwan, 2011, hlm. 24). Mengenai
instrumen ini Arikunto (2010, hlm. 193) menerangkan sebagai berikut:
Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak
lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi adalah juga mengadakan pengukuran.
Oleh karena itu alat atau instrumen dalam penelitian mutlak harus ada sebagai
bahan untuk memecahkan masalah penelitian yang hendak diukur. Secara garis besar
mengenai alat evaluasi Arikunto (2010, hlm. 193) menyatakan bahwa:
Alat evaluasi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.
Adapun pengertian tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
1. Instrumen untuk Mengukur Kepercayaan Diri Orang Dengan HIV Positif
Setelah mengetahui tes yang digunakan dalam penelitian, maka untuk mengetahui
instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Mengenai angket atau kuesioner Arikunto (2010, hlm. 194) kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
53
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Sepaham dengan Riduwan (2011, hlm. 25) angket (Quesitionnaire) adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons
(responden) sesuai dengan permintaan pengguna.
Kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung pada sudut
pandang dari cara menjawab. Sudut pandang tersebut dibedakan menjadi dua macam
yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Pengertian dari kedua sudut pandang
tersebut menurut Arikunto (2010, hlm. 195) adalah:
1) Kuesioner terbuka adalah memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner tertutup adalah jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal
memilih.
Adapun pendapat menurut Riduwan (2011, hlm. 26-27) mengenai angket yang
dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup.
a) Angket terbuka (angket tidak terstruktur) ialah angket yang disajikan dalam
bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan
kehendak dan keadaannya.
b) Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang
sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau
tanda checklist (v).
Sesuai dengan uraian diatas mengenai angket atau kuesioner maka peneliti akan
menggunakan kuesioner tertutup agar memudahkan responden untuk menjawab
kuesioner. Kesimpulan yang didapat berdasarkan uraian diatas, angket atau kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan yang ditulis oleh peneliti kemudian harus dijawab oleh
korespoden yang dipilih agar mendapatkan jawaban atau hasil penelitian yang
diinginkan. Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah jenis angket tertutup,
maksudnya angket yang disusun pertanyaan disertai jawaban pada kolom yang telah
disediakan, sehingga koresponden tinggal memilih menjawab dari setiap pertanyaan
54
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada kolom yang telah disediakan. Dengan demikian hasil jawaban dari koresponden
tidak berupa uraian atau penjelasan tetapi hanya berupa poin-poinnya saja yang
dipilih oleh koresponden.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono
(2009, hlm. 134) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Angket yang digunakan ini dengan alternatif respon atau jawaban pernyataan satu
sampai lima. Kelima alternatif jawaban tersebut diurutkan dari kemungkinan sesuai
tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SS) Sangat Setuju, (S)
Setuju, (KS) Kurang Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju.
Dalam mengidentifikasi perilaku sosial seseorang dalam menjawab setiap
pernyataan dari setiap butir soal yang disajikan, terlebih dahulu diketahui secara tepat
(valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dari alat pengumpul datanya. Oleh karena itu,
kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan
tergantung kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, dan keobyektifan.
Kisi-kisi dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Lauster yang berkaitan
dengan kepercayaan diri adalah:
Menurut Lauster (2012, hlm. 4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau
keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak
terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan
tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain,
memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri
sendiri.
Menurut Lauster dalam Ghufron (2010, hlm. 35) ada beberapa aspek dari
kepercayaan diri sebagai berikut:
a. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya
bahwa dia bersungguh-sungguh akan apa yang dilakukanya.
b. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam
menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemauan.
55
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala
sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi
atau menurut dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab yaitu seseorang yang bersedia untuk menanggung segala
sesuatu yang menjadi konsekuensinya.
e. Rasional dan realistis yaitu analisa tehadap suatu masalah, suatu hal, suatu
kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal sesuai dengan
kenyataan.
Dari teori yang dipaparkan diatas, maka peneliti menyimpulkan dan
mengembangkan komponen berdasarkan batasan dari variabel penelitian, selanjutnya
ditentukan ciri umum dan indikator tersebut. Kriteria masing-masing variabel
penelitian dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket Kepercayaan Diri
Menurut Sugiyono (2012, hlm 135) menjelaskan bahwa:
Variabel Indikator Sub-Indikator Nomor Soal
+ -
Kepercayaan Diri
Keyakinan akan
kemampuan diri
a. Ketika menghadapi tantangan 1 11, 21
b. Dalam menghadapi kehidupan 2 12, 22
Optimis a. Optimis dalam kehidupan sendiri 13 3
b. Optimis dalam menjalankan tugas 14 4, 23
Objektif a. Mampu menilai diri sendiri 5 15, 24
b. Mampu menilai orang lain 6 16
Bertanggung jawab
a. Bertanggung jawab pada diri sendiri
17 7, 25
b. Bertanggung jawab pada tugas
yang sudah diberikan 18 8, 26
Rasional dan realistis
a. Rasional dan realistis ketika menghadapi permasalahan
9 19, 27
b. Rasional dan realistis dalam
bertindak 10 20, 28
56
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Data yang telah terkumpul melalui angket, kemudian penulis olah kedalam
bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang
telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor tersebut didasarkan pada
ketentuan (Sugiyono, 2009, hlm. 135).
Tabel 3.2
Skor Untuk Soal Positif-Negatif
Positif Jawaban Negatif
5 Sangat Setuju (SS) 1
4 Setuju (S) 2
3 Kurang Setuju (KS) 3
2 Tidak Setuju (TS) 4
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5
2. Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti
dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju.
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan
bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil
57
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat
diobservasi dengan jelas. Marshall (1955) menyatakan bahwa “through observation,
the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”.
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi partisipatif, dalam observasi
ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti
ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
tampak. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya
terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti
tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang
tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.
3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan
pribadi. Esterberg (2002) menyatakan bahwa, “interviewing is at the heart of social
research. If you look through almost any sociological journal, you will find that much
social research is based on interview, either standardized or more in-depth”.
Interview merupakan hatinya penelitian sosial. Bila anda lihat jurnal dalam ilmu
sosial, maka akan anda temui semua penelitian sosial didasarkan pada interview, baik
yang standar maupun yang dalam.
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara terstruktur (structured
interview), digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul
58
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden
diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara
terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara
sebagai pengumpul data.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrument sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat
bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan instrumen
yang mempunyai validitas yang tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid, dalam hal ini alat ukur tersebut adalah
angket. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 173) valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen
yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:
1) Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban.
2) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.
3) Setiap skor butir pernyataan dikorelasikan dengan skor total dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment (Arikunto, 2010, hlm. 213)
sebagai berikut:
59
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rxy = ∑ (∑ )(∑ )
√*( ∑ ) (∑ ) +*( ∑ (∑ ) +
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel dengan variabel
N = Banyak subjek / responden X = Jumlah skor butir
Y = Jumlah skor total
1) Perhitungan dilakukan dengan bantuan microsoft excel.
2) Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui masing-
masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan perbandingan antara
rhitung dengan rtabel, dimana rtabel yang diperoleh berdasarkan, Tabel Harga
dari r Product-Moment (Arikunto, 2010, hlm. 402) dengan jumlah sampel (n)=25
dan besarnya df dapat dihitung 25-2=23. Dengan df=23 dan alpha=0,05 didapat
rtabel=0,413 (lihat rtabel pada df=23). Apabila rtabel lebih besar atau sama dengan
rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid, sebaliknya apabila rtabel
lebih kecil atau tidak sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal
tersebut tidak valid. Berikut hasil perhitungan validitas instrumen penelitian.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Angket Kepercayaan Diri
Pernyataan Korelasi Pearson
Product (rhitung)
Angka Kritis
(rtabel) Keterangan
P1 0.541 0.413 VALID
P2 0.385 0.413 TIDAK VALID
P3 0.453 0.413 VALID
P4 0.184 0.413 TIDAK VALID
60
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P5 0.01 0.413 TIDAK VALID
P6 0.6 0.413 VALID
P7 0.347 0.413 TIDAK VALID
P8 0.47 0.413 VALID
P9 0.67 0.413 VALID
P10 0.633 0.413 VALID
P11 0.443 0.413 VALID
P12 0.423 0.413 VALID
P13 0.161 0.413 TIDAK VALID
P14 0.2 0.413 TIDAK VALID
P15 0.29 0.413 TIDAK VALID
P16 -0.3 0.413 TIDAK VALID
P17 0.45 0.413 VALID
P18 0.5 0.413 VALID
P19 -0.06 0.413 TIDAK VALID
Pernyataan Korelasi Pearson
Product (rhitung)
Angka Kritis
(rtabel) Keterangan
P20 0.81 0.413 VALID
P21 0.24 0.413 TIDAK VALID
P22 -0.1 0.413 TIDAK VALID
P23 0.4 0.413 TIDAK VALID
P24 0.531 0.413 VALID
P25 0.5 0.413 VALID
P26 0.52 0.413 VALID
P27 0.41 0.413 TIDAK VALID
P28 0.25 0.413 TIDAK VALID
P29 0.51 0.413 VALID
P30 0.43 0.413 VALID
61
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P31 0.161 0.413 TIDAK VALID
P32 0.14 0.413 TIDAK VALID
P33 0.12 0.413 TIDAK VALID
P34 0.423 0.413 VALID
P35 0.431 0.413 VALID
P36 0.631 0.413 VALID
P37 0.718 0.413 VALID
P38 0.2 0.413 TIDAK VALID
P39 0.648 0.413 VALID
P40 0.765 0.413 VALID
P41 0.45 0.413 VALID
P42 0.109 0.413 TIDAK VALID
P43 0.304 0.413 TIDAK VALID
P44 0.2 0.413 TIDAK VALID
P45 0.503 0.413 VALID
P46 0.81 0.413 VALID
Pernyataan Korelasi Pearson
Product (rhitung)
Angka Kritis
(rtabel) Keterangan
P47 0.62 0.413 VALID
P48 0.45 0.413 VALID
P49 0.732 0.413 VALID
P50 0.313 0.413 TIDAK VALID
Sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel 3.3 diatas dengan ketentuan
rtabel 0,413 diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 28 butir soal,
sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 22 butir soal. Selanjutnya butir soal
yang valid akan dijadikan sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini.
62
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Reabilitas Instrumen
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi
hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur
menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat
diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Pengujian
instrumen ini dilakukan dengan metode belah dua (split half method). Berikut
langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket tersebut:
1) Membagi butir soal menjadi dua bagian soal bernomor ganjil dan genap.
2) Skor dari butir-butir pernyataan bernomor ganjil dikelompokkan menjadi variabel
X dan skor dari butir-butir soal yang bernomor genap menjadi variable Y.
3) Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal valid yang bernomor ganjil dengan
genap, dengan menggunakan formula correlation person product moment dalam
microsoft excel.
4) Setelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian disesuaikan dengan table
interpretasi nilai.
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai
(Arikunto, 2010, hlm. 319)
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
Cukup Tinggi Agak Rendah
Rendah Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi)
Hasil uji reliabilitas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Kepercayaan Diri
63
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ganjil Genap
Ganjil 1
Genap 0.722021 1
Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.722021, nilai
tersebut menunjukan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang cukup
tinggi.
G. Prosedur Penelitian
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 308) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada penelitian ini, alat penelitiannya
berupa kuesioner yang berupa angket tertutup yang akan diberikan kepada
koresponden untuk dijawab. Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu diambil dari orang dengan HIV
positif di Rumah Cemara Bandung yang mengikuti kegiatan sepakbola dan
boxing.
2. Menentukan sampel yang diambil dari orang dengan HIV positif pengguna
narkoba jenis jarum suntik yang mengikuti kegiatan sepakbola dan boxing
minimal selama 1 tahun atau lebih.
3. Kemudian melakukan tes pengukuran dengan menggunakan angket terhadap dua
kelompok tersebut.
4. Setelah mendapatkan hasil pengetesan dari kedua kelompok, langkah selanjutnya
adalah lakukan pengolahan dan menganalisis data.
64
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Langkah terakhir menentukan kesimpulan yang didasarkan dari hasil pengolahan
dan analisis data tersebut
Populasi
Sampel
Kelompok A
Orang dengan HIV positif yang
mengikuti sepakbola
Kelompok B
Orang dengan HIV positif yang
mengikuti boxing
65
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian
H. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 335) “Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sistesa, meyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif.
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi
hipotesis.
Tes menggunakan angket
Kelompok A
Orang dengan HIV positif yang
mengikuti sepakbola
Kelompok B
Orang dengan HIV positif yang
mengikuti boxing
Analisis Data
Pengumpulan Data
Kesimpulan
66
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah pengetesan selesai dan data hasil pengetesan terkumpul maka langkah
berikutnya adalah mengumpulkan data, kemudian melakukan pengolahan dan analisis
data sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan, pengolahan, dan penganalisisan
data dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat kepercayaan diri
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mengikuti sepakbola dan boxing. Adapun
langkah-langkah pengolahan dan analisis data sebagai berikut:
1. Menghitung Rata-Rata
a. Menghitung nilai rata-rata ( ) dari setiap data dengan rumus:
( ) ∑
Keterangan:
: Nilai rata-rata yang dicari
∑ : Jumlah skor yang didapat
: Jumlah sampel
n : Jumlah sampel
1 : Angka tetap
2. Menghitung Persentase
67
Nadia Eka Putri,2015 dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P = ∑
∑ X 100 %
Keterangan :
P = jumlah persentase yang dicari
∑×1 = banyaknya skor (berdasarkan banyaknya frekuensi seluruh jawaban
∑×2 = jumlah skor ideal