bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek...

23
Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 15 Bandung, yang terletak dijalan Setiabudi No. 89, Telp 2034914 Kota Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah: a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemberian argumentasi pada saat pembelajaran PKn berlangsung masih rendah. b. Tenaga pendidik khusunya dalam pembelajaran PKn telah mengikuti sertifikasi guru, peneliti beranggapan bahwa kondisi tersbut sesuai dengan konsep penelitian yang akan dilaksanakan. c. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah terutama guru mata pelajaran PKn terhadap penelitianyang akan dilaksanakan. 2. Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Bandung dengan subjek penelitiannya sebagai sumber data adalah guru PKn (3 Nara sumber), kepala sekolah dan siswa/siswi kelas VII SMP Negeri 15 Bandung. Subjek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 215) bahwa: Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian

Upload: ledan

Post on 06-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna

memperoleh data penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 15

Bandung, yang terletak dijalan Setiabudi No. 89, Telp 2034914 Kota

Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah:

a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal

terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pemberian argumentasi pada saat pembelajaran PKn

berlangsung masih rendah.

b. Tenaga pendidik khusunya dalam pembelajaran PKn telah

mengikuti sertifikasi guru, peneliti beranggapan bahwa kondisi

tersbut sesuai dengan konsep penelitian yang akan

dilaksanakan.

c. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah terutama guru mata

pelajaran PKn terhadap penelitianyang akan dilaksanakan.

2. Subjek Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Bandung dengan

subjek penelitiannya sebagai sumber data adalah guru PKn (3 Nara

sumber), kepala sekolah dan siswa/siswi kelas VII SMP Negeri 15

Bandung.

Subjek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 215)

bahwa:

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,

tetapi oleh Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi

sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku

(actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

75

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang terjadi” di

dalamnya.

Sedangkan subjek penelitian yang menjadi sampel penelitiannya

seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003: 32) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber

yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal,

peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih

secara "purposive" bertalian dengan purpose atau tujuan

tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang

lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini

diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lazim

disebut "snowball sampling" yang dilakukan secara serial atau

berurutan.

Peneliti dapat menyimpulkan subjek penelitian kualitatif adalah

sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive

bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Oleh karena itu, subjek yang

diteliti akan ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah

dan tujuan peneliti. Akan tetapi, ada juga subjek yang ditentukan secara

khusus dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk

dijadikan sample penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

sample purposive, sehingga besarnya jumlah sampel ditentukan oleh

pertimbangan informasi. Dalam pengumpulan data, responden di dasarkan

pada ketentuan atau kejenuhan data dan informasi yang diberikan. Jika

beberapa responden yang dimintai keterangan diperoleh informasi yang

sama, maka itu sudah dianggap cukup untuk proses pengumpulan data

yang diperlukan sehingga tidak perlu meminta keterangan dari responden

berikutnya.

Berdasarkan uraian tersebut dan hasil observasi pra penelitian,

peneliti menyimpulkan bahwa subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII

di SMP Negeri 15 Bandung sebanyak 288 orang dengan nara

sumber/subjek yang diteliti akan ditentukan langsung oleh peneliti

berkaitan dengan masalah dan tujuan peneliti. Hal uatama penelitian

mengambil studi deskritif hanya mengambil subjek penelitian kelas VII

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

76

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

saja dikarenakan terdapat transisi pola pikir dari pendidikan dasar menuju

pendidikan menengah pertama, beragamanya persepsi siswa tentang

pembelajaran PKn khususnya kinerja guru dalam proses pembelajaran.

kurangnya keseriusan siswa terhadap mata pelajaran PKn, yang

berakibatkan kurangnya memahami dan mengetahui materi yang diajarkan

oleh guru, yang menuntut mereka berpersepsi bahwa mata pelajaran PKn

lebih mengharuskan mereka untuk menghafal teori saja dan metode yang

digunakan saat pembelajaran masih terpaku pada metode ceramah yang

menjadikan mereka merasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung.

Kelas VII terdiri dari delapan kelas, dalam hal ini peneliti

mengambil delapan nara sumber siswa, yakni satu orang mewakili satu

kelas hal ini diharapakan pengumpulan data menajdi lebih kuat, penentuan

unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai kepada taraf

„redundancy‟ atau datanya telah jenuh tahap ada informasi yang baru.

Adapun narasumber siswa kelas VII yang diwawancarai yakni KR (VII

A), SA (VII B), JA (VII C), NA (VII D), FH (VII E), TP (VII F), AF (VII

G), dan EF (VII H). Kemudian data juga diperoleh dari nara sumber

pendidik PKn itu sendiri yang terdiri dari tiga orang nara sumber yakni

Herry Hermawan SH (HH) sebagai tenaga pengajar pelajaran PKn, Hj. Sri

Mulyani M,Pd (SM) sebagai tenaga pengajar pelajaran PKn, dan Hj.Yuli

Nurhayati, M.Pd (YN) sebagai kepala sekolah serta pengajar pelajaran

PKn di SMP Negeri 15 Bandung. Dalam penyebaran angket, peneliti

mengambil 25% dari keseluruhan jumlah siswa kelas VII A-VII H

sebanyak 288 siswa sehingga siswa yang memiliki subjek dalam penelitian

yakni sebanyak 72 siswa. pengambilan 72 siswa ini diambil secara acak

dari kelas VII A-VII H dengan menggunakan teknik nonprobability

sampling yakni dengan teknik sampling sistematis.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

77

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Keberhasilan suatu penelitian salah satunya ditentukan oleh

penedekatan yang digunakan. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2012: 9)

penelitian kualitatif adalah,

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari pada generalisasi.

Berdasarkan pendapat di atas, alasan peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif ialah untuk menjelaskan dan menerangkan peristiwa

alamiah yang dialami subjek penelitian dalam hal ini menjelaskan dan

menerangkan bagaimana proses perubahan kemampuan berpikir kritis

siswa dalam kegiatan belajar mengajar dari hasil implementasi kompetensi

profesional guru dengan bentuk uraian kata-kata yang sifatnya deskriptif.

Pendekatan ini dipilih berdasarkan dua alasan. Pertama,

permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang persepsi siswa tentang

kompetensi profesional guru dalam meningkatkan berpikir kritis ini

membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan

kontekstual. Kedua, pemilihan ini didasarkan pada keterkaitan masalah

yang dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak

dapat dipisahkan dari latar belakang alamiahnya. Di samping itu, metode

kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi sehingga memungkinkan

penulis untuk senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-

ubah yang dihadapi dalam penelitian ini.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna menurut

Sugiyono (2012: 9) adalah “data yang sebenarnya, data yang pasti yang

merupakan suatu nilai di balik data yang tampak, oleh karena itu dalam

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

78

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih

menekankan pada makna (transferbility)”.

Pemilihan pendekatan kualitatif yang dilakukan peneliti

dikarenakan pada observasi awal peneliti menemukan permasalahan yakni

adanya ketidakseimbangan antara siswa yang aktif dan pasif dengan

persepsi yang berbeda-beda dalam menilai pembelajaarn PKn dan masih

ditemukannya tingkat keberagaman kemampuan berpikir krtitis siswa

dikelas VII SMP Negeri 15 Bandung dalam pemberian argumentasi pada

saat pembelajaran PKn berlangsung. Serta masih pasifnya guru dalam

menentukan model atau metode pembelajaran untuk menciptakan suasana

kelas yang kreatif dan menyenangkan. Oleh karena itu, dengan pendekatan

kualitatif peneliti memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi

secara rinci, baik itu berupa kata-kata, gambar, maupun prilaku, mengenai

persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis di SMP Negeri 15 Bandung.

Dengan penelitian kualitatif, peneliti sendiri dengan bantuan orang

lain merupakan alat pengumpul data utama. Sugioyo (2012: 222) juga

menyatakan, bahwa:

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi

mendapatkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber

data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis

data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Mengingat dalam proses penelitian ini, pengukuran tingkat berpikir

kritis siswa secara keseluruhan tidak hanya menggunakan metode

wawancara namun juga menggunakan angket yang akan dipersentasekan

berupa nilai/angka supaya datanya dapat dibuktikan kebenarannya secara

keseluruhan. Oleh karena itu, disamping menggunakan pendekatan

kualitatif, peneliti juga menggunakan pendekatan kuantitatif secara

langsung peneliti menggunakan pendekatan metode mix design.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

79

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2012: 7) menjelaskan pendekatan kuantitatif merupakan

“data kuantitatif berbentuk angka-angka dan analisis menggunakan

statistik”. Penggunaan pendekatan kuantitatif sifatnya hanya statistik

sederhana yang mana digunakan untuk mengetahui tingkat persentasi

persepsi siswa dan lembar pedoman observasi dengan fokus penelitian

siswa yang digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa dalam menyikapi kinerja guru yang memiliki kompetensi

profesional melalui angket.

Dalam penelitian kuantitatif sering dikenal dengan pengumpulan

data dilakukan pada objek tertentu baik yang berbentuk populasi maupun

sampel. Sugiyono (2012: 80) menjelaskan bahwa populasi adalah “wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudain ditarik kesimpulannya”. Adapun populasi yang menjadi subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 288 orang.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Lebih jauh Sugiyono (2012: 81)

menegaskan “untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-

betul representatif (mewakili)”. Adapun pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nonprobability sampling

yakni dengan teknik sampling sistematis.

Menurut Sugiyono (2012: 84) teknik sampling sistematis adalah

“teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi

yang telah diberi nomor urut, ganjil, genap ataupun kelipatan dari bilangan

tertentu”. Peneliti mengambil sampel dengan mengambil nomor dari

kelipatan bilangan empat. Kelas VII terdiri dari delapan kelas dimana

setiap kelas terdiri dari 36 orang siswa. Jadi, setiap kelas yang bernomor

urut/absen nomor 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 (9 orang) adalah

orang/siswa yang akan mewakili untuk mengisi angket yang akan

disebarkan oleh peneliti kesemua kelas VII. Sehingga kalau dijumlahkan

terdapat 72 orang/siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

80

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bila dipersentasekan peneliti mengambil 25% dari populasi subjek

penelitian dari 288 menjadi 72 orang.

Creswell (2012: 348) menjelaskan metode penelitian campuran

(mix design) merupakan “sebuah pendekatan untuk menyelidiki suatu

objek dengan mengkombinasikan atau menghubungkan bentuk penelitian

kualitatif dan bentuk penelitian kuantitatif”. Mix design merupakan suatu

pendekatan integratif agar mampu memperoleh pemahaman yang lebih

baik.

Lebih lajut Sugiyono (2012: 27) mejelaskan bahwa metode mix

design atau kualitatif dengan kuantitatif bisa digabungkan. Seperti yang

diungkapkannya bahwa:

dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama,

tetapi tujuan yang berbeda. Metode kualitatif digunakan untuk

menemukan hipotesis, sedangkan metode kuantitatif digunakan

untuk menguji hipotesis.

Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan strategi

eksplanatori sekuensial. Strategi eksplanatori sekuensial, yang menurut

Creswell (2012: 355) adalah metode penelitian campuran melibatkan fase

pertama pengumpulan dan analisis data kualitatif yang kemudian diikuti

dengan pengumpulan dan anlisis data kuantitatif pada fase kedua, yang

akan menghasilkan temuan dalam sebuah penelitian.

Gambar 3.1

Strategi Eksplanatoris Sekuensial (b)

Sumber: Creswell (2012: 314)

KUAL KUAN

Kual

(Pengump

ulan data)

Kual

(Analisis

data)

Kuan

(Pengump

ulan data)

Kuan

(Analisis

data)

Interpretasi

keseluruhan

analisis

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

81

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Metode Penelitian.

Menurut Sugiyono (2012: 2) “metodologi merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam

suatu penelitian, metode digunakan untuk memecahkan masalah yang akan

dan sedang diteliti. Metode penelitian adalah suatu cara untuk mencari

kebenaran secara ilmiah berdasarkan data yang sesuai dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Berdasarkan pendapat di atas, keberhasilan suatu penelitian salah

satu penunjang oleh metode penelitian yang tepat dengan tujuan penelitian

yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, metode penelitian

sangat dibutuhkan dalam suatu penelitian, karena dalam metodologi

penelitian ditemukan cara-cara bagaimana objek penelitian hendak

diketahui dan diamati sehingga menghasilkan data-data yang tepat sesuai

dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, kejelian seorang peneliti dalam

menentukan suatu metode penelitian mutlak harus dimiliki. Dalam

penelitian ini metode yang digunakan adalah dekriptif.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu

penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-

fakta dan kenyataan-kenyataan yang ada pada saat sekarang, serta

memusatkan pada masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian

dilaksanakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nazir (1988: 63) yakni

sebagai berikut,

Metode deskriptif ialah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini ialah untuk membuat deskriptif akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

Penggunaan metode deskriptif analitis didasarkan pada asumsi

bahwa penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan keterangan atau

gambar secara aktual dan faktual terhadap gejala sosial, dalam arti bahwa

penelitian tersebut memusatkan pada pemecahan masalah yang terjadi

pada masa sekarang, yaitu memperoleh gambaran yang nyata mengenai

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

82

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

persepsi siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung tentang kompetensi

profesional guru dalam meningkatkan berpikir kritis.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses yang penting dalam

mendukung suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 224) teknik

pengumpulan data adalah,

Langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang diterapkan.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam sebuah penelitian, karena tujuan dari penelitian itu sendiri adalah

menemukan dan mendapatkan data. Jenis data yang akan dikumpulkan dalam

penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa

sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti, berupa

keterangan-keterangan yang langsung dicatat oleh peneliti yang bersumber

dari tenaga pendidik sekolah, kepala sekolah dan masyarakat setempat yang

mungkin mengetahui secara rinci tentang masalah yang diteliti. Sedangkan

data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

peneliti yang berupa catatan yang bersember dari rekaman atau dokumen-

dokumen sebagai pelengkap data.

Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan

data adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi menurut Sugiyono (2012: 145) yaitu “observasi

sebagai teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar”.

Proses observasi ini, peneliti dapat mengamati situasi-

situasi yang ada di lapangan dengan mencatat apa-apa yang

dianggap penting guna menunjang terhadap tujuan penelitian.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

83

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Observasi ini memberikan kemudahan terutama dalam hal

memperoleh data di lapangan.

Adapun manfaat pengamatan observasi menurut Patton

(Nasution 2003: 59) ialah:

a. Dengan berada dilapangan peneliti lebih mampu

memahami konteks data dalam keseluruhan situasi.

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti

menggunakan pendekatan induktif.

c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang

tidak diamati orang lain.

d. Peneliti daapt menemukan hal-hal yang sedianya tidak

akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara

karena berifat sensitif.

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar pesepsi

responden.

f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat

mengadakan pengamatan akan tetapi juga

memperoleh kessan pribadi.

Peneliti memperoleh data penelitian dalam hal bagaimana

proses kerja guru yang memiliki kompetensi profesional. Lebih

lanjut Sugiyono (2012: 145) menjelaskan “teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan

dengan prilaku manusia, proses kerja...”.

Peneliti ada di tempat kegiatan orang yang diamati , tetapi

tidak ikut terlibat dengan kegaiatan tersebut atau disebut dengan

partisipasi pasif. Dalam hal ini, peneilti melakukan format

penilaian terhadap guru yang berkompetensi profesional dan

mengukur sejauh mana tingkat berpikir kritis peserta didik

khususnya pada kelas VII. Lebih lanjut Spradly (Sugiyono, 2012:

229) menjelaskan objek penelitian disebut dengan “situasi sosial

yang terdiri atas tiga komponen yaitu palce (tempat), actor

(pelaku), dan activities (aktivitas)”.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

84

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tiga elemen utama tersebut, dapat diperluas, sehingga

peneliti mendapatkan data lebih luas, diantaranya:

a. Space atau ruang dalam aspek fisiknya. peneliti

mendapatkan data observasi bertempatkan di sekolah

SMPN 15 Bandung, kelas yang di gunakan untk

belajar siswa, serta ruangan yang menunjang

digunakan untuk pengumpulan data lain.

b. Actor atau orang yang terlibat dalam situasi sosial

tersebut, yakni guru dan siswa yang diteliti.

c. Activity atau seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh

objek penelitian, yakni bagaimana guru

mengaplikasikan kompetensi profesional dalam

kegiatan pembelajaran pada siswa.

d. Object atau benda-benda yang terdapat di tempat

tersebut, dalam hal ini berupa keadaan kelas tersebut

dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru

dalam pembelajaran.

e. Act atau perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu.

Melihat bagaimana guru mempersiapkan materi yang

akan diajarkan, bagaiaman guru mengoleh materi

tersebut, dari kegiatan awal, inti samapi akhir

pembelajaran.

f. Event atau rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh

subjek penelitian, melihat proses pembelajaran yang

diapliaksiakn oleh guru dari kegaiatan awal, inti dan

akhir. Serta metode pembelajaran seperti apa yang

dapat meningkatakan berpikir kritis siswa. dalam hal

ini juga peneliti melihat bagaiamana aktivitas siswa

ketika guru mengaplikasiakan kompetensi profesional

tersebut.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

85

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

g. Time atau urutan kegaiatan. Seperti halnya aktivitas

dalam hal ini peneliti mengamati urutan ketika proses

pembelajaran, baik deri segi guru mengajar dan fedd

back yang diberikan oleh siswa seperti bagaimana

siswa berargumen, bertanya serta proses lainya.

h. Goal atau tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini

peneliti ingin tahu sejauhmana guru PKn dalam

mengapliaksiakn kompetensi profesionalnya, baik

dalam penguasaan materi, mengembangkan

pembelajaran secara kreatif baik dengan metode

ataupun model pembelajaran baiak dengan media

gambar, cetak, maupun elektronik.

i. Feeling atau emosi yang dirasakan dan diekpresikan

oleh objek peneliti. Dalam hal ini peneliti melihat

hasilnya yaitu tingkat berpikir kritis siwa. Seperti

bagaimana siswa berpendapat, bertanya, serta

partisipasi mereka dalam pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dan data

faktual langsung dari sumbernya. Wawancara dilakukan melalui

proses tanya jawab lisan secara langsung kepada berbagai pihak,

baik dengan guru pembimbing, kepala sekolah, maupun terhadap

siswa-siswi yang mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas

khususnya kelas VII sebagai salah satu subjek penelitian di SMP

Negeri 15 Bandung yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam

melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai

pedoman untuk wawancara, maka peneliti juga dapat

menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur

serta benda material lain yang dapat membantu pelaksanaan

wawancara menajdi lancar.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

86

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Adapun tujuan mengadakan wawancara, seperti

ditegaskan oleh Nasution (2003: 73) yaitu:

Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang

terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana

pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak

dapat kita ketahui melalui observasi. Setiap kali kita

mengadakan wawancara, kita harus menjelaskan apa

tujuan kita wawancara...”

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

dengan menggunakan wawancara dapat memperoleh gambaran

yang lebih mendalam dan objektif tentang fokus masalah yang

sedang diteliti.

Adapun narasumber siswa kelas VII yang diwawancarai

yakni KR (VII A), SA (VII B), JA (VII C), NA (VII D), FH (VII

E), TP (VII F), AF (VII G), dan EF (VII H). Kemudian data juga

diperoleh dari nara sumber pendidik PKn itu sendiri yang terdiri

dari tiga orang nara sumber yakni Herry Hermawan SH (HH)

sebagai tenaga pengajar pelajaran PKn, Hj. Sri Mulyani M,Pd

(SM) sebagai tenaga pengajar pelajaran PKn, dan Hj.Yuli

Nurhayati, M.Pd (YN) sebagai kepala sekolah serta pengajar

pelajaran PKn di SMP Negeri 15 Bandung. Penentuan unit

sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai kepada taraf

„redundancy‟ atau datanya telah jenuh tahap ada informasi yang

baru.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan sebagai teknik

pengumpulan data dengan mencari dokumen yang bersifat pribadi

dan resmi sebagai sumber data yang dapat dipergunakan untuk

memecahkan permasalah dalam penelitian.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

87

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan hal tersebut Danial (2009: 79)

menjelaskan bahwa:

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah

dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi

sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data

statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data

penuduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.

Data yang diperoleh melalui kajian dokumentasi ini dapat

dipandang sebagai narasumber yang dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Teknik ini dilakukan

dengan cara melihat, menganalisa data-data yang berupa

dokumentasi yang berkaitan dan menunjang penelitian. Seperti

data keadaan tanaga pengajar SMP Negeri 15 Bandung, data

fasilitas serta sarana dan prasarana sekolah, data keadaan siswa

SMP Negeri 15 Bandung khusunya pada kelas VII, pengolahan

data yang diolah oleh peneliti, gambar-gamabar penunjang dalam

penelitian serta data-data lain yang menunjang dalam penelitian

ini yang akan di dokumentasikan baik data tabel, gambar ataupun

foto.

4. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik penelitian yang dilakukan

dengan cara mempelajari dan mengkaji buku-buku yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh

data atau sumber-sumber informasi teoritis tentang masalah yang

diteliti. Teknik ini memperkuat landasan peneliti serta melengkapi

hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Peneliti berusaha mencari data berupa pengertian-

pengertian, teori-teori, dan uraian-uraian yang dikemukan oleh

para ahli sebagai landasan teoritis, khususnya mengenai masalah-

masalah yang relevan dengan penelitian ini. Hal ini dimaksudkan

untuk memperoleh informasi tambahan yang menunjang masalah

yang diteliti.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

88

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Angket atau Kuesioner (Questionnaires)

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh data yang diperlukan selain wawancara dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengumpulan

data melalui angket. Untuk mendukung akurasi data dan hasil

penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan

kuesioner sebagai pengumpul data. Angket dalam penelitian ini

disebarkan kepada siswa/siswi kelas VII di SMPN 15 Bandung

untuk memperoleh data mengenai tingkat berpikir kritis siswa

terhadap kompetensi profesional guru di SMP Negeri 15

Bandung. Adapun populasi yang menjadi subjek dalam penelitian

ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 288 orang.

Lebih jauh Sugiyono (2012: 81) menegaskan “untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili)”. Adapun pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik nonprobability sampling yakni

dengan teknik sampling sistematis.

Menurut Sugiyono (2012: 84) teknik sampling sistematis

adalah “teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari

anggota populasi yang telah diberi nomor urut, ganjil, genap

ataupun kelipatan dari bilangan tertentu”. Peneliti mengambil

sampel dengan mengambil nomor dari kelipatan bilangan empat.

Kelas VII terdiri dari delapan kelas dimana setiap kelas terdiri

dari 36 orang siswa. Jadi, setiap kelas yang bernomor urut/absen

nomor 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 (9 orang dalam 1 kelas)

adalah orang/siswa yang akan mewakili (perwakilan) untuk

mengisi angket yang akan disebarkan oleh peneliti pada semua

kelas VII. Sehingga kalau dijumlahkan terdapat 72 orang/siswa

yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dan bila

dipersentasekan peneliti mengambil 25% dari populasi subjek

penelitian dari 288 menjadi 72 orang.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

89

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kuesioner menurut Sugiyono (2012: 142) adalah

“merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya”. Adapun peneliti

menggunakan sekala pengukuran Rating Scale atau sekala

bertingkat.

Arikunto (2010: 195) menjelaskan bahwa Rating scale,

(skala bertingkat), yaitu “sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-

kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari

sangat setuju sampai sangat tidak setuju”. Lebih lanjut Sugiyono

(2012: 97) menuturkan bahwa “...dengan rating scale data mentah

yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam

pengertian kualitatif”. Tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja

tatapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena

lainya, khusunya persepsi siswa tentang kompetensi profesional

guru dalam meningkatkan berpikir kritis.

Tabel 3.1

Jumlah pengisian Angket Pada Siswa Kelas VII dengan Teknik

Sampling Sistematis

Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2013

Kelas No. Urut Responden Responden

Pengisian Angket

Tiap Kelas

Persentase

VII A 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 9 Orang siswa 12. 5 %

VII B 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 9 Orang siswa 12. 5 %

VII C 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 9 Orang siswa 12. 5 %

VII D 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 9 Orang siswa 12. 5 %

VII E 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 9 Orang siswa 12. 5 %

VII F 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 9 Orang siswa 12. 5 %

VII G 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 9 Orang siswa 12. 5 %

VII H 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dan 36 9 Orang siswa 12. 5 %

Jumlah 72 100 %

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

90

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. Triangulasi

Triangulasi menurut Sugioyono (2012: 241) adalah

“teknik pengumpulan data yang bersifat mengabungkan berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada”.

Lebih lanjut Sugiyono (2012: 241) membagi triangulasi

atas dua jenis yakni sebagai berikut.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan

data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan

observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan

dokumentasi untuk sumber data yang sama secara

serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan

data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang

sama.

Tujuan penelitian kualitaif lebih pada pemahaman subyek

terhadap dunia sekitarnya. Nilai dari teknik pengumpulan data

dengan trianggulasi data adalah untuk mengetahui data yang

diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontardiksi.

Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik trianggulasi dalam

pengumpulan data, maka data ynag diperoleh akan lebih

konsisten, tuntas dan pasti

Gambar 3.2

Triangulasi Teknik Pengumpulan Data (Bermacam-Macam Cara

Pada Sumber Yang Sama)

Sumber: Sugiyono (2012: 242)

Observatif partisipatif

Dokumentasi

Wawancara mendalam Sumber

data sama

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

91

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Tiga Sumber

Sumber: Gambar. Diolah peneliti tahun 2013

Untuk mendukung lebih meningkatkan kekuatan data, maka dalam

penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sebagai pengumpul data.

Adapun triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik.

D. Tahap Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian di antaranya fokus permasalahan dan objek penelitian.

Selanjutnya peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan

apa yang akan diteliti. Setelah proposal penelitian disetujui oleh

pembimbing skripsi maka peneliti melakukan pra penelitian sebagai upaya

menggali gambaran awal dari subjek dan lokasi penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat dengan mudah

melakukan penelitian sesuai dengan objek serta subjek penelitian.

Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh:

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan

penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk

mendapatkan surat rekomendasi untuk disampaikan kepada

Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan

penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS

Guru

Kepala Sekolah

Siswa

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

92

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPI untuk mendapat surat rekomendasi untuk disampaikan

kepada Rektor UPI.

c. Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, peneliti

meminta izin penelitian kepada Kepala Kepala Sekolah SMP

Negeri 15 Bandung.

d. Setelah mendapatkan izin Kepala Sekolah SMP Negeri 15

Bandung, kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat

yang telah ditentukan, yaitu SMP Negeri 15 Bandung.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, peneliti

mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun

untuk memecahkan fokus masalah.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh penelitian adalah sebagai

berikut.

a. Menghubungi Kepala Sekolah dan Wakasek Kesiswaan SMP

Negeri 15 Bandung untuk meminta informasi dan meminta izin

melaksanakan penelitian.

b. Menghubungi tenaga pengajar PKn yang akan diwawancarai.

c. Mengadakan wawancara dengan tenaga pengajar PKn.

d. Menghubungi kepala sekolah yang akan diwawancarai.

e. Mengadakan wawancara dengan Kepala Sekolah.

f. Menghubungi siswa sebagai subjek penelitian untuk

diwawancarai.

g. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperlukan melalui penelitian, diolah sesuai susunan

kebutuhan penelitian dari informasi yang telah dikumpulkan. Setelah itu,

dilakukan analisis data untuk mencari kebenaran dalam menjawab fokus

masalah.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

93

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Penyusunan Laporan

Tahap ini peneliti menggabungkan seluruh bagian/bab penelitian

yang telah telah ditulis penelitian, untuk dipertanggungjawabkan peneliti

dalam sebuah sidang ujian skripsi.

E. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Setelah keseluruhan proses penelitian telah diselesaikan maka

selanjutnya peneliti mulai melakukan pengolahan data damn analisis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi literatur. Sedangkan

analisis dan diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat

mengungkapkan permasalahan yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2012: 244) mengatakan bahwa analisis data

adalah,

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.

Pengelolan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam

penelitian, karena memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh

peneliti. Dalam penelitian ini, pengelolaan dan analisis data akan dilakukan

melalui proses menyusun, mengkategorikan, mencari kaitan isi dari berbagai

data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan

disesuaikan dengan kajian penelitian.

Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan

keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data

dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantive dengan

menggunakan beberapa metode tertentu. Proses analisis data dimulai dengan

menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,

dirangkum dan di fokuskan pada hal-hal yang penting.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

94

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seperti apa yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono 2012:

246), bahwa terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan

yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berikut adalah bagan mengenai komponen-komponen analisis data menurut

Miles dan Huberman:

Gambar 3.4

Komponen-komponen Analisis Data

Sumber: Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 247).

Dengan mengacu pendapat di atas, maka proses analisis data yang

dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Penyeleksian dan Pengelompokan Data

Data yang sudah terkumpul lalu diseleksi kemudian dirangkum

dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan.

Kemudian data dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu untuk

dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang dibuat.

Untuk memperjelas data yang dibutuhkan, peneliti

menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang

ditujukan kepada pembina paskibra, pelatih paskibra, dan siswa yang

aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler paskibra. Dengan kata lain,

reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap

data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara

Pengumpulan

data

Reduksi

data Kesimpulan:

Penarikan/verifikas

i

Penyajian

data

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

95

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek

permasalahan yang dapat diteliti.

2. Penyajian Data

Penyajian data atau display data adalah sekumpulan informasi

yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh.

Dengan kata lain, menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh

dengan mencari pola hubungannya.

Penyajian data merupakan hasil dari wawancara dengan guru

PKn, siswa kelas VII, dan kepala sekolah SMP Negeri 15 Bandung,

hasil dari observasi lapangan, dan dokumentasi. Dari keseluruhan data

yang telah didapat tersebut, dipahami satu persatu, kemudian

disatukan dan diinterpretasikan sesuai dengan rumusan masalah.

3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi Data

Kesimpulan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan

tujuan mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data

yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini

disusun dalam bentuk pernyataan singkat tentang bagaimana persepsi

siswa tentang kompetensi profesional guru dengan mengacu kepada

tujuan penelitian.

Dengan demikian, secara umum proses pengolahan data

dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian

ditulis kembali dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data, setelah

data dirangkum, direduksi, dan disesuaikan dengan fokus masalah

penelitian. Akan tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Adapun dalam pengolahan data angket, peneliti menggunakan

rumus statistik sederhana. Adapaun pengukuran dapat dipersentasekan

kedalam rumus sebagai berikut:

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitianrepository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf · yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,

96

Jamaludin Akbar, 2013 Implementasi Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran PKn (Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rumus 3.1

Menentukan Persentase

Sumber: Ali (Kusmiati, 2004: 81)

Keterangan:

P = Persentase Jawaban

F = Frekuensi jawaban Responden

N = Jumlah Seluruh Responden

100% = Bilangan Tetap

Untuk proses penyimpulan dari data kuantitatif seperti hasil

pre test, post test, dan pedoman observasi dengan fokus penelitian

siswa yang mana hasil dari semuanya adalah angka-angka, maka

untuk menentukan penilaian terhadap data kuantitaif yang diperoleh,

diterapkan kriteria penilaian sebagai berikut.

Rumus 3. 2

Penafsiran Persentase

0% = Ditafsirkan tidak ada

1% - 24 % = Ditafsirkan sebagian kecil

25% - 49% = Ditafsirkan hampir setengahnya

50% - 74% = Ditafsirkan sebagian besar

75% - 99% = Ditafsirkan hampir seluruhnya

100% = Ditafsirkan seluruhnya.

Sumber: Suryadi (Kusmiati, 2004: 81)

Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang

dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Dalam tahap ini,

peneliti memperoleh data secara lengkap dan yang memenuhi

keabsahan data sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.