bab iii metode penelitian a. metode...
TRANSCRIPT
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebagai refleksi diri serta tindakan-tindakan
praktis terhadap proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan
bermain drama siswa kelas V SDN 6 Cibogo. Pendekatan penelitian deskriptif
kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan metode Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research).
Menurut Mills (dalam Hopkins, 2011, hlm. 88) mengenai penelitian
tindakan bahwa
Penelitian tindakan merupakan penyelidikan sistematis yang
dilaksanakan oleh guru-peneliti dengan mengumpulkan informasi
tentang bagaimana sekolah mereka bekerja, bagaimana mereka
mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan
dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan praktik
reflektif, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan
sekolah dan praktik-praktik pendidikan secara umum, dan untuk
meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa.
Menurut Arikunto dkk. (2010, hlm. 3) “Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”
Sedangkan “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.” (Aqib dkk.,
2011, hlm. 3)
Dari beberapa pengertian para ahli, disimpulkan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yaitu salah satu penelitian yang menjadi upaya untuk
mengamati dan mengumpulkan informasi dalam kegiatan pembelajaran, melalui
sebuah tindakan (treatment) secara sengaja dimunculkan guru sebagai refleksi diri
dalam rangka perbaikan serta meningkatkan hasil pembelajaran siswa kearah yang
positif. Dilaksanakan demi meningkatkan kualitas tindakan di dalam kelas yang
terdiri dari beberapa siklus dan tahapan dilaksanakan oleh guru atau peneliti untuk
42
kepentingan peningkatan kualitas guru ataupun manajemen pembelajaran di
dalam kelas.
Di dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa proses sebagai berikut
menurut Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66) yaitu
perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect).
Melalui proses tersebut permasalahan yang dihadapi selama ini dalam
pembelajaran dapat diselesaikan serta merupakan cara yang strategis untuk
meningkatkan kinerja bagi guru melalui pengalaman yang didapatkan secara
reflektif.
B. Desain Penelitian
Di dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa desain penelitian menurut
para ahli yang dapat digunakan sebagai pedoman serta gambaran dalam
merancang dan melaksanakan penelitian tindakan. Model penelitian tindakan
kelas diantaranya model Kurt Lewin, model Ebbut, model Elliot, model Hopkins,
model Kemmis dan Mc. Taggart, model Kurt Lewin, dan model McKernan.
Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan disesuaikan dengan situasi
dan kondisi pada saat penelitian dilaksanakan.
Dari beberapa desain penelitian menurut para ahli, desain yang
dikembangkan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu model spiral dari Kemmis
dan Mc. Taggart. Di dalam model ini memiliki beberapa tahapan yaitu
perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) serta refleksi (reflect).
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Kunandar, 2012, hlm. 70)
mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang
dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi”. Dengan pernyataan yang
dikemukakan, penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart
merupakan model yang cukup sederhana sehingga mudah untuk dilaksanakan.
43
Langkah-langkah penelitian dilaksanakan dalam setiap siklus menurut
model Kemmis dan Mc. Taggart sebagai berikut.
1. Perencanaan (Planning)
Tahap pertama dalam pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan yaitu
membuat perencanaan tindakan. Rencana tindakan dikembangkan secara kritis
untuk meningkatkan apa yang telah terjadi (Kunandar, 2012, hlm. 71). Rencana
tindakan dilaksanakan dengan menentukan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung. Perencanaan dalam hal ini
menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan komponen kolom identitas
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar (materi pokok), metode
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat bahan/ sumber belajar, dan
penilaian (Mendiknas, 2011, hlm. 20). Selain itu mempersiapkan media, alat dan
bahan, instrumen observasi, evaluasi, dan refleksi.
2. Pelaksanaan (Acting)
Rencana yang telah disusun, selanjutnya diujicobakan secara sadar dan
terkendali dalam tahap pelaksanaan sesuai dengan langkah yang telah dibuat
sebelumnya, yaitu langkah-langkah pembelajaran dengan mengimplementasikan
model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) sebagai model pembelajaran
bagi siswa dalam di dalam kelas.
3. Observasi (Observing)
Tahap selanjutnya yaitu observasi terhadap tindakan yang sedang dan
sudah dilaksanakan. Observasi dapat dilakukan oleh pihak lain yang telah diberi
tugas oleh peneliti untuk hal itu disebut observer. Observasi ini dilaksanakan
untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan tindakan yang sebenarnya terjadi di
lapangan khususnya dalam proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan.
dengan perencanaan yang telah disusun sehingga dapat terlihat pengaruh dari
model yang diimplementasikan.
44
4. Refleksi (Reflecting)
Tahap yang terakhir dalam penelitian tindakan kelas adalah refleksi
dengan kegiatan yang meliputi analisis dan interpretasi data, serta evaluasi yang
diperoleh melalui observasi. Data-data yang sudah terkumpul pada saat observasi
dianalisis, dikaji dan diinterpretasi sehingga dapat dicari solusi yang lebih efektif
agar terjadi peningkatan. Hasil refleksi kemudian dibuat perencanaan untuk
tindakan pada siklus selanjutnya.
Alur penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari
satu tindakan yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
Adaptasi Model Kemmis dan Taggart yang dikembangkan Riani (2013, hlm. 30)
Perencanaan
SIKLUS
1 1.1 Pelaksanaan tindakan
Observasi
1.2 Pelaksanaan tindakan
Refleksi I
Perencanaan
Refleksi II SIKLUS
2 2.1 Pelaksanaan tindakan
Observasi
2.2 Pelaksanaan tindakan
Perencanaan
SIKLUS
3 3.1 Pelaksanaan tindakan
Observasi
3.2 Pelaksanaan tindakan
Kesimpulan Refleksi III
45
Pengembangan alur berdasarkan pertimbangan yang rasional karena pada
setiap siklus tetap memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan
dilaksanakan dalam 2 pertemuan bersamaan dengan observasi, serta yang terakhir
tahap refleksi.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Cibogo, yang terletak di
Kampung Cibedug Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian di SDN 6 Cibogo karena
sekolah tersebut merupakan tempat peneliti melaksanakan Program Latihan
Profesi (PLP) hingga peneliti menemukan permasalahan dalam pembelajaran
bermain drama. Selain itu terlihat sebagian besar siswa kurang percaya diri dan
kurang antusias dalam pembelajaran bermain drama. Permasalahan pembelajaran
bermain drama harus diteliti lebih lanjut agar permasalahan tersebut dapat
ditemukan solusi serta pemecahannya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama lima bulan yaitu dari bulan Februari
hingga bulan Juni pada tahun pelajaran 2013/2014 semester II. Adapun rincian
pelaksanaan penelitian sebagai berikut.
a. Februari 2014 merupakan waktu ketika peneliti sedang melakukan PLP
dengan mengobservasi pembelajaran dalam kelas serta memberikan tes
kepada siswa agar mengetahui kemampuan bermain drama siswa.
Kemudian peneliti menemukan permasalahan dalam kemampuan bermain
drama siswa pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
b. Maret 2014, peneliti menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya
kemampuan bermain drama siswa melalui wawancara dengan guru dan
siswa lalu mencari solusi dari permasalahan tersebut. Peneliti mengambil
permasalahan yang ditemukan di lapangan untuk diteliti lebih lanjut.
46
c. April 2014, setelah menemukan solusi permasalahan peneliti
melaksanakan perencanaan tindakan siklus dengan membuat RPP,
instrumen penelitian, dan membuat media yang digunakan dalam
penelitian. Selain itu, peneliti mempersiapkan perizinan kepada fakultas,
universitas serta KESBANGPOL Kabupaten Bandung Barat.
d. Mei hingga Juni 2014, peneliti melakukan pelaksanaan tindakan yang
terdiri dari tiga siklus setiap satu tindakan terdiri dari dua kali pertemuan
yang disesuaikan dengan jadwal dari pihak sekolah. Kegiatan pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP yang telah
disusun pada perencanaan. Pada bulan Juni 2014, peneliti menganalisis
data yang diperoleh dari hasil penelitian. Dengan begitu, peneliti dapat
menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VB SD Negeri 6 Cibogo. Subjek
penelitian yang ditetapkan hanya satu kelas, sebanyak 34 orang siswa. Jumlah
siswa laki-laki 14 orang dan perempuan 20 orang. Siswa kelas V SDN 6 Cibogo,
memiliki latar belakang keluarga sebagian besar memiliki mata pencarian sebagai
petani. Alasan pemilihan subjek penelitian ini karena di kelas VB ditemukan
permasalahan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terutama pada
materi bermain drama, selain itu pada pelaksanaan pembelajaran bermain drama
guru masih menggunakan metode konvensional sehingga siswa kelas VB masih
terlihat bingung dalam memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi sesuai tokoh dalam teks drama. Selain itu, sebagian besar siswa di kelas
VB belum mencapai nilai ketuntasan di SDN 6 Cibogo yaitu 65 dengan rata-rata
nilai 49,85.
47
E. Prosedur Penelitian
Terdapat tiga siklus di dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini. Hasil
dari siklus pertama akan direfleksikan untuk perbaikan pelaksanaan pada siklus
kedua dan begitupun pada siklus selanjutnya. Pada setiap siklus terdapat 4 tahapan
yaitu, perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observation), dan
refleksi (reflection). Prosedur penelitian ini akan diperinci sebagai berikut.
Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan peneliti akan melaksanakan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Menentukan pokok bahasan dengan mengkaji standar kompetensi dan
kompetensi dasar mengenai pembelajaran bermain drama di kelas V.
b. Menyusun perencanaan pembelajaran berupa RPP sesuai KTSP yang
menggunakan model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual).
c. Menyusun instrumen penelitian sebagai pengumpul data berupa lembar
observasi aktivitas guru dan siswa, lembar angket mengenai pembelajaran
bermain drama, catatan lapangan, lembar penilaian proses, lembar evaluasi
dan format penilaian tes performance.
d. Konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing dan guru supaya
instrumen memiliki kualitas yang baik.
e. Merevisi instrumen jika perlu.
f. Menyebarkan angket mengenai minat dan kesulitan siswa dalam
pembelajaran bermain drama.
g. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran seperti video mengenai bermain drama di SD, kostum, serta
perlengkapan bermain drama seperti cangkul dan tanaman tomat.
h. Mempersiapkan peralatan yang menunjang untuk pembelajaran dengan
menyediakan LCD, speaker, kain hitam dan kain putih.
48
i. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu
dipersiapakan dan dikembangkan seperti lembar evaluasi, kriteria
penilaian dan kunci jawaban.
j. Mempersiapkan peralatan dokumentasi seperti handycam dan camera
digital.
2. Pelaksanaan (Action)
Dalam tahap pelaksanaan, langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model SAVI sebagai
berikut.
a. Guru menjelaskan mengenai pengertian drama dan unsur intrinsik drama.
b. Guru memberikan stimulus berupa pertanyaan mengenai kebun tomat di
lingkungan sekitar siswa.
c. Siswa menirukan gerakan seorang petani yang sedang mencangkul,
menanam dan mengambil tomat (Somatis).
d. Guru menayangkan video mengenai contoh drama siswa SD sehingga
siswa dapat mendengarkan intonasi serta lafal yang tepat dari tokoh yang
diperankan (Auditori).
e. Guru menayangkan video contoh drama sehingga siswa dapat melihat
ekspresi dan gestur tubuh yang tepat dari tokoh yang diperankan (Visual).
f. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai video drama yang sudah
ditonton (Intelektual).
g. Siswa membaca teks drama dalam hati.
h. Guru mendemonstrasikan cara untuk menunjukkan ekspresi dan gestur
tubuh sesuai tokoh dalam teks drama.
i. Siswa menirukan ekspresi dan gestur tubuh sesuai tokoh dalam teks drama
(Somatis).
j. Guru mendemonstrasikan cara mengungkapkan dialog dengan lafal dan
intonasi sesuai tokoh dalam teks drama.
k. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan lafal dan intonasi sesuai
tokoh dalam teks drama (Auditori).
49
l. Guru mendemonstrasikan cara menggabungkan dialog dengan ekspresi
wajah dan gestur tubuh yang tepat.
m. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan ekspresi wajah dan
gestur tubuh yang tepat (Visual).
n. Siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok.
o. Siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik drama dan pembagian peran
tokoh drama (Intelektual).
p. Siswa melaksanakan pelatihan bermain drama dengan kelompok masing-
masing.
q. Siswa menggabungkan dialog dengan ekspresi dan gestur tubuh sesuai
tokoh dalam teks drama di depan kelas sedangkan kelompok lain
menonton serta mengapresiasi (SAVI).
r. Perwakilan siswa menceritakan kembali isi cerita drama yang sudah
ditonton.
s. Siswa diberi lembar evaluasi.
3. Observasi (Observation)
Observasi dilaksanakan oleh observer dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan sehingga dapat mengetahui aktivitas guru dan
respon siswa selama proses pembelajaran dengan implementasi model SAVI
berlangsung. Selain itu, observer membuat catatan lapangan.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan
selama proses pembelajaran sehingga dapat diperbaiki pada siklus berikutnya
yaitu siklus II. Semua data yang diperoleh dari lembar observasi, catatan lapangan
dan lembar angket dapat dianalisis sehingga dapat lebih mengenal karakteristik
siswa dan disesuaikan kembali dalam siklus II.
50
Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Setelah mengkaji hasil refleksi dari siklus I, maka perencanaan di siklus II
sebagai berikut.
a. Berdiskusi dengan observer (guru dan teman sejawat) tentang langkah-
langkah, metode serta media pembelajaran yang akan digunakan untuk
memperbaiki kesalahan di siklus I dan meningkatkan kualitas
pembelajaran selanjutnya.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan
dengan hasil diskusi perbaikan dari dosen pembimbing dan guru.
c. Mempersiapkan media pembelajaran, teks drama, kostum dan
perlengkapan bermain drama yang berbeda.
d. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapakan dan
dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi, kriteria penilaian dan
kunci jawaban.
e. Merevisi instrumen jika diperlukan.
f. Mempersiapkan peralatan yang menunjang untuk pembelajaran dengan
menyediakan LCD, speaker, kain hitam dan kain putih.
g. Mempersiapkan peralatan dokumentasi seperti handycam, tripod dan
camera digital.
2. Pelaksanaan (Action)
Dalam tahap pelaksanaan, langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model
SAVI sebagai berikut.
a. Guru memberikan stimulus berupa cerita sejarah mengenai proklamasi.
b. Siswa menirukan gerakan menembak, tertembak dan menjadi seorang
tentara (Somatis).
51
c. Guru menayangkan video dokumenter „Pertempuran 10 November 1945‟
dan drama sehingga siswa dapat mendengarkan intonasi serta lafal yang
tepat dari tokoh yang diperankan (Auditori).
d. Guru menayangkan video sehingga siswa dapat melihat ekspresi dan
gestur tubuh yang tepat dari tokoh yang diperankan (Visual).
e. Siswa dan guru melaksanakan tanya jawab mengenai drama yang sudah
ditonton (Intelektual).
f. Guru menjelaskan mengenai lafal, intonasi, ekspresi wajah dan gestur
tubuh.
g. Siswa membaca teks drama dalam hati.
h. Guru mendemonstrasikan cara untuk menunjukkan ekspresi dan gestur
tubuh sesuai tokoh dalam teks drama.
i. Siswa menirukan ekspresi dan gestur tubuh sesuai tokoh dalam teks drama
(Somatis).
j. Guru mendemonstrasikan cara mengungkapkan dialog dengan lafal dan
intonasi sesuai tokoh dalam teks drama.
k. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan lafal dan intonasi
sesuai tokoh dalam teks drama (Auditori)
l. Guru mendemonstrasikan cara menggabungkan dialog dengan ekspresi dan
gestur tubuh yang tepat.
m. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan ekspresi dan gestur
tubuh yang tepat (Visual).
n. Siswa dikelompokkan dalam 6 kelompok.
o. Siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik drama dan pembagian peran
tokoh drama (Intelektual).
p. Siswa melaksanakan pelatihan bermain drama dengan kelompok masing-
masing.
q. Siswa menggabungkan dialog dengan ekspresi dan gestur tubuh sesuai
tokoh dalam teks drama di depan kelas sedangkan kelompok lain
menonton serta mengapresiasi (SAVI).
52
r. Perwakilan siswa menceritakan kembali isi cerita drama yang ditonton.
s. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
3. Observasi (Observation)
Observasi dilaksanakan oleh observer dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan sehingga dapat mengetahui aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran dengan implementasi model SAVI
berlangsung. Selain itu, observer membuat catatan lapangan.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan
selama proses pembelajaran dalam siklus II sehingga dapat diperbaiki pada siklus
III. Semua data yang diperoleh dari lembar observasi dan catatan lapangan dapat
dianalisis sehingga dapat memperbaiki kesalahan serta lebih mengenal
karakteristik siswa dan disesuaikan kembali dalam siklus III.
Siklus III
1. Perencanaan (Planning)
Setelah mengkaji hasil refleksi dari siklus II, maka perencanaan di siklus
III sebagai berikut.
a. Berdiskusi dengan observer (guru dan teman sejawat) tentang langkah-
langkah, metode serta media pembelajaran yang akan digunakan untuk
memperbaiki kesalahan di siklus II dan meningkatkan kualitas
pembelajaran selanjutnya.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan
dengan hasil diskusi perbaikan dari guru dan dosen pembimbing.
c. Mempersiapkan media pembelajaran berupa video bermain drama
mengenai cerita rakyat dan teks drama yang berbeda.
53
d. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapakan dan
dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi, kriteria penilaian dan
kunci jawaban.
e. Merevisi instrumen jika diperlukan.
f. Membimbing siswa dalam pembuatan kostum, perlengkapan drama seperti
perahu dari kardus, dan gladi resik.
g. Mempersiapkan peralatan dokumentasi seperti handycam, tripod dan
camera digital.
h. Mempersiapkan alat penunjang untuk penampilan bermain drama seperti
speaker aktif, kain hitam dan kain putih.
2. Pelaksanaan (Action)
a. Guru memberikan stimulus berupa pertanyaan mengenai Gunung
Tangkuban Perahu.
b. Siswa menirukan gerakan menendang, berburu dan menjadi jin (Somatis).
c. Guru menayangkan video mengenai drama tentang cerita rakyat sehingga
siswa dapat mendengarkan intonasi serta lafal yang tepat dari tokoh yang
diperankan (Auditori).
d. Guru menayangkan video mengenai drama tentang cerita rakyat sehingga
siswa dapat melihat ekspresi dan gestur tubuh yang tepat dari tokoh yang
diperankan (Visual).
e. Siswa dan guru melaksanakan tanya jawab mengenai drama yang sudah
ditonton (Intelektual).
f. Guru menjelaskan mengenai ekspresi wajah.
g. Siswa membaca teks drama dalam hati.
h. Guru mendemonstrasikan cara untuk menunjukkan ekspresi dan gestur
tubuh sesuai tokoh dalam teks drama.
i. Siswa menirukan ekspresi dan gestur tubuh sesuai tokoh dalam teks drama
(Somatis).
54
j. Guru mendemonstrasikan cara mengungkapkan dialog dengan lafal dan
intonasi sesuai tokoh dalam teks drama.
k. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan lafal dan intonasi sesuai
tokoh dalam teks drama (Auditori).
l. Guru mendemonstrasikan cara menggabungkan dialog dengan ekspresi dan
gestur tubuh yang tepat.
m. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan ekspresi dan gestur
tubuh yang tepat (Visual).
n. Siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik drama dan pembagian peran
tokoh drama di dalam kelompok (Intelektual).
o. Siswa melaksanakan pelatihan bermain drama dengan kelompok masing-
masing.
p. Siswa menggabungkan dialog dengan ekspresi dan gestur tubuh sesuai
tokoh dalam teks drama berjudul „Legenda Gunung Tangkuban Perahu‟ di
depan kelas sedangkan kelompok lain mengapresiasi (SAVI).
q. Perwakilan siswa menceritakan kembali isi cerita drama yang berjudul
“Legenda Gunung Tangkuban Perahu” .
r. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
3. Observasi (Observation)
Observasi dilaksanakan oleh observer dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan sehingga dapat mengetahui aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran dengan implementasi model SAVI
berlangsung. Selain itu, observer membuat catatan lapangan.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan
selama proses pembelajaran dalam siklus III. “Apabila perubahan yang bertujuan
meningkatkan kualitas pembelajaran telah tercapai, atau apa pun yang diteliti telah
menunjukkan keberhasilan, siklus dapat diakhiri” (Wiriaatmadja, 2012, hlm. 103).
55
F. Instrumen Penelitian
Agar memperoleh kebenaran dalam pengumpulan data secara objektif
diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti dapat
terefleksikan dengan baik serta dapat mengalami perbaikan. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai tes performance pada saat penampilan
bermain drama siswa serta nilai hasil lembar evaluasi sedangkan data kualitatif
berupa informasi tentang penerapan model SAVI dalam pembelajaran serta sikap
dan respon siswa dalam kegiatan belajar. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian yaitu instrumen tes berupa format penilaian performance dan lembar
evaluasi serta instrumen nontes berupa angket, lembar observasi aktivitas guru
dan siswa, catatan lapangan, serta dokumentasi. Adapun instrumen yang
digunakan adalah sebagai berikut.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan acuan dalam
melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga
perlu dibuat secara tepat. RPP yang dibuat disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Menurut Mendiknas (2011, hlm. 20) “RPP memuat identitas
mata pelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi pokok, metoda pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan
sumber belajar dan penilaian”. Instrumen penilaian untuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada lampiran tabel B.1.
2. Instrumen Tes
Pengertian tes menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 1456),
yaitu “ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan,
kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang”.
Sedangkan menurut Arifin (2011, hlm. 118), mengenai tes bahwa
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
56
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tes merupakan cara
yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, kemampuan, bakat dan
kepribadian siswa.
Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes performance. Tes
performance/ tes praktik/ perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya atau menampilkan
hasil belajar dalam bentuk unjuk kerja (Mendiknas, 2011, hlm. 13). Tes
performance ini bertujuan untuk menilai penampilan drama yang termasuk tes
kesastraan ranah psikomotor. Ranah psikomotor adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktivitas otot, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan
(Nurgiyantoro, 2001, hlm. 330). Selain itu, menggunakan lembar evaluasi untuk
menilai kemampuan siswa mengenai pemahaman siswa mengenai drama. Lembar
evaluasi menggunakan tes esai. Menurut Tuckman (dalam Nurgiyantoro, 2001,
hlm. 71) “Tes bentuk esai memberi kebebasan kepada siswa untuk menyusun dan
mengemukakan jawabannya sendiri dalam lingkup yang secara relatif dibatasi”.
Menyebutkan unsur intrinsik drama termasuk ke dalam tes kesastraan tingkat
ingatan (C1), menceritakan kembali isi cerita drama (C1), serta menjelaskan
pengertian drama termasuk pemahaman (C2).
3. Instrumen Nontes
Selain menggunakan teknik tes, penelitian ini pun menggunakan teknik
nontes. Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Instrumen nontes salah satunya adalah observasi. Menurut Sanjaya (2011,
hlm. 86) “Observasi merupakan teknik mengumpulan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
obseervasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”. Observasi digunakan
untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
bermain drama. Observasi dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi
terbuka aktivitas guru dan respon siswa dapat dilihat pada lampiran tabel B.2. dan
tabel B.3. serta instrumen penilaian proses terlampir pada tabel B.4.
57
4. Catatan lapangan
Catatan lapangan menurut Sukardi (2013, hlm. 44) “Mencatat situasi kelas
dan macam-macam fenomena yang muncul selama proses penelitian
berlangsung”. Sedangkan menurut Hopkins (2011, hlm. 181) “Catatan lapangan
(field notes) merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi, dan
reaksi terhadap masalah-masalah kelas”. Dari beberapa pengertian dapat
disimpulkan bahwa catatan lapangan adalah salah satu cara melaporkan hasil
observasi, refleksi, dan reaksi berupa masalah dan fenomena selama penelitian di
kelas berlangsung. Instrumen catatan lapangan dapat dilihat pada lampiran tabel
B.5.
5. Angket (Kuesioner)
Di dalam pengumpulan data digunakan instrumen berupa angket. Angket
diberikan kepada siswa pada saat sebelum siklus untuk melihat minat dan
kesulitan siswa terhadap pembelajaran bermain drama dan setelah siklus selesai
untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran bermain drama setelah
menggunakan model SAVI. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 142) “Angket
(kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya”. “Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan
sebagai instrumen pengumpul data” (Arikunto dkk., 2010, hlm. 268). Bentuk
angket yang digunakan sebelum siklus adalah bentuk jawaban tertutup, tetapi
pada alternatif jawaban terakhir diberikan secara terbuka. “Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab secara
bebas” (Arifin, 2011, hlm. 166). Sedangkan angket yang digunakan setelah siklus
yaitu angket terbuka supaya siswa lebih bebas mengungkapkan apa yang sudah
dilaksanakan.
58
Sebelum Siklus
A. Petunjuk pengisian
1. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat, dengan cara
memberi tanda centang ( ) pada huruf a, b atau c.
2. Apabila dari pilihan a, b atau c tidak ada yang sesuai, atau masih
memerlukan tambahan jawaban dapat menuliskan jawaban yang sesuai
pada huruf d.
3. Isilah dengan jujur dan sebenar-benarnya
Selamat mengerjakan
B. Identitas Siswa
1. Nama Lengkap :
2. Kelas :
3. Sekolah :
C. Pertanyaan
1. Menurutmu, apakah yang kamu rasakan dalam pembelajaran bermain
drama?
a. Menyenangkan
b. Biasa saja
c. Membosankan
d. .......................
2. Bagaimana pembelajaran bermain drama menurutmu?
a. Mudah
b. Biasa saja
c. Sulit
d. .......................
3. Menurutmu, apakah yang menyebabkan pembelajaran bermain drama
sulit?
a. Merasa kurang percaya diri
b. Sulit menghafalkan teks drama
c. Pembelajaran drama yang kurang menarik
d. .......................
4. Menurutmu, bagaimana agar pembelajaran bermain drama menjadi
menyenangkan?
a. Melihat video bermain drama
b. Bermain drama dilengkapi perlengkapan drama dan musik
c. Diberikan waktu latihan agar dapat menghafal teks drama
d. .........................
59
5. Menurutmu, cerita drama seperti apa yang kamu sukai?
a. Tentang kehidupan sehari-hari
b. Tentang binatang
c. Tentang cerita rakyat (seperti Sangkuriang)
d. .........................
Setelah Pelaksanaan Siklus
A. Petunjuk pengisian
Jawablah pertanyaan dengan jujur dan sebenar-benarnya
Selamat mengerjakan
B. Identitas Siswa
1. Nama Lengkap :
2. Kelas :
3. Sekolah :
C. Pertanyaan
1. Apakah perasaanmu senang setelah belajar bermain drama?Berikan
alasanmu!
2. Setelah belajar bermain drama, apakah ada peningkatan memerankan
tokoh drama dalam dirimu?Berikan alasanmu!
3. Apakah kamu tertarik jika dalam pembelajaran bermain drama terdapat
langkah-langkah menirukan gerakan tokoh, mendengarkan dialog tokoh
melalui video, mengamati tokoh melalui video dan melakukan tanya
jawab?Berikan alasanmu!
4. Ketika belajar dengan menirukan, mendengarkan dan melihat guru
memerankan tokoh drama, apakah memudahkan kamu untuk bermain
drama?Berikan alasanmu!
5. Manakah yang akan kamu pilih, bermain drama dengan langkah
menirukan gerakan tokoh, mendengarkan dialog tokoh, menggabungkan
dialog dengan ekspresi serta gestur tubuh dan melakukan diskusi dengan
teman atau tanpa diberi contoh memerankan tokoh drama?Berikan
alasanmu!
60
G. Analisis dan Interpretasi Data
Dalam penelitian diperoleh data yang kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Menurut Kunandar (2012,
hlm. 124) “Data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskripsi persentase,
sedangkan data kualitatif dapat dianalisis secara kualitatif”. Penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif yang digunakan untuk menganalisis data yang
menunjukkan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran yaitu respon
siswa terhadap implementasi model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual)
dalam pembelajaran bermain drama. Data untuk dianalisis berasal dari angket,
observasi, serta catatan lapangan. Selain itu, analisis kuantitatif digunakan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan bermain drama siswa serta hasil lembar
evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa berupa pengertian drama, unsur
intrinsik drama dan menceritakan kembali isi cerita drama.
Data kualitatif yang telah didapatkan, dianalisis lalu dilanjutkan dengan
pengolahan data yang kemudian dideskripsikan. Lain halnya dengan data
kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes performance dan lembar evaluasi, data
dianalisis terlebih dahulu lalu diolah selanjutnya persentase dan nilai rata-ratanya
dihitung. Hasil tes siswa yang disajikan berbentuk tabel, sehingga dapat terlihat
lebih jelas skor yang diperoleh siswa.
Berikut ini merupakan rambu-rambu dalam tes performance untuk
penampilan bermain drama.
Tabel 3.1.
Format Penilaian Tes Performance Penampilan Bermain Drama
No. Aspek yang Dinilai Skala
Bobot Skor 1 2 3 4 5
1. Lafal 5
2. Intonasi 5
3. Ekspresi wajah 5
4. Gestur tubuh 5
61
Setiap penilaian aspek seperti lafal, intonasi, ekspresi wajah dan gestur
tubuh dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan yaitu lima kemudian
dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk hasil penampilan
bermain drama dengan skor maksimal 100.
Tabel 3.2.
Arti Skala
No Kategori Arti
1 SB Sangat Baik
2 B Baik
3 C Cukup
4 K Kurang
5 SK Sangat Kurang
Tabel 3.3.
Deskripsi Skala Nilai Aspek Bermain Drama
1. Lafal 5 Vokal sangat jelas terdengar dengan sangat
baik
4 Vokal terdengar jelas dan baik
3 Vokal terdengar cukup jelas dan baik
2 Vokal kurang terdengar jelas dan baik
1 Vokal tidak terdengar jelas dan baik
2. Intonasi 5 Tinggi rendah suara dan penekanan sangat
sesuai dengan refleksi watak tokoh
4 Tinggi rendah suara dan penekanan sesuai
dengan refleksi watak tokoh
3 Tinggi rendah suara dan penekanan cukup
sesuai dengan refleksi watak tokoh
2 Tinggi rendah suara dan penekanan kurang
sesuai dengan refleksi watak tokoh
1 Tinggi rendah suara dan penekanan tidak sesuai
62
dengan refleksi watak tokoh
3. Ekpresi
wajah
5 Mimik (wajah) sangat tepat sesuai tokoh yang
diperankan
4 Mimik (wajah) sangat sesuai tokoh yang
diperankan
3 Mimik (wajah) cukup sesuai tokoh yang
diperankan
2 Mimik (wajah) kurang sesuai tokoh yang
diperankan
1 Mimik (wajah) tidak sesuai tokoh yang
diperankan
4.Gestur
Tubuh
5 Gerakan tubuh sangat sesuai dengan aktivitas
tokoh
4 Gerakan tubuh sesuai dengan aktivitas tokoh
3 Gerakan tubuh cukup sesuai dengan aktivitas
tokoh
2 Gerakan tubuh kurang sesuai dengan aktivitas
tokoh
1 Gerakan tubuh tidak sesuai dengan aktivitas
tokoh
Tabel 3.4.
Kategori Nilai Penampilan Bermain Drama
NILAI KATEGORI
91≤ A ≤ 100 Sangat Baik
76 ≤ B ≤ 90 Baik
56 ≤ C ≤ 75 Cukup
41 ≤ D ≤ 55 Kurang
0 ≤ E ≤ 40 Sangat Kurang
Diadaptasi dari Sukmawati (2013, hlm. 56)
63
Rumus perhitungan persentase yang digunakan yaitu menurut Santoso
(dalam Sukmawati, 2013, hlm. 56) serta dianalisis menggunakan rambu-rambu
sebagai berikut.
P =
Keterangan:
P = persentase,
F = jumlah siswa yang memenuhi kategori,
N = jumlah keseluruhan siswa,
100 = bilangan konstanta
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
menurut Aqib dkk. (2011, hlm. 41)
p = ∑
∑
Sedangkan rumus menghitung rata-rata menggunakan menurut Sudjana
(2013, hlm. 109) sebagai berikut.
∑
X = rata-rata
∑ = jumlah seluruh skor
N = banyaknya subjek
64
Tabel 3.5.
Pedoman Tafsiran Data dalam % Kualitatif
Persentase Tafsiran
0 % Tak seorang pun
1% s.d. 24% Sebagian kecil
25% s.d. 49% Hampir Setengahnya
50% Setengahnya
51% s.d. 74% Sebagian besar
75% s.d. 99% Hampir semuanya
100% Semuanya
Diadaptasi dari Mulyana (dalam Soleha, 2000; Lyesmaya, 2013, hlm. 49)