bab iii metode penelitian lokasi, populasi dan sampel...
TRANSCRIPT
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan
Jatisari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat dengan objek
penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri yang berada diwilayah
KORCAMBIDIK Kecamatan Jatisari.
2. Populasi Penelitian
Menurut Sugiono (2009, hal. 117) populasi adalah “ wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek/sibjek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Creswell (2017, hal. 142)
menejelaskan “A population is a group of individuals who have the same
characteristic”. Sedangkan Arikunto (2010, hal. 173) populasi adalah
“keseluruhan subjek penelitian”.
Tebel 3.1
Data Populasi Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Jatisari
No Nama Unit Kerja Akreditasi Kepsek Guru JML
1 SDN JATISARI I A 1 27 28
2 SDNJATISARI II B 1 13 14
3 SDN JATISARI III B 1 8 9
4 SDN BALONGGANDU I A 1 19 20
5 SDN BALONGGANDU II A 1 31 32
61
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Nama Unit Kerja Akreditasi Kepsek Guru JML
6 SDN BALONGGANDU III B 1 13 14
7 SDN BALONGGANDU IV B 1 10 11
8 SDN JATIRAGAS I B 1 11 12
9 SDN JATIRAGAS II A 1 12 13
10 SDN PACING I A 1 8 9
11 SDN PACING II B 1 8 9
12 SDN SITUDAM I A 1 10 11
13 SDN SITUDAM II B 1 7 8
14 SDN MEKARSARI B 1 10 11
15 SDN JATIBARU I B 1 8 9
16 SDN JATIBARU II B 1 9 10
17 SDN SUKAMEKAR I B 1 7 8
18 SDN SUKAMEKAR II B 1 8 9
19 SDN CIREJAG A 1 15 14
20 SDN JATIWANGI I A 1 14 15
21 SDN JATIWANGI II B 1 9 10
22 SDN JATIWANGI III B 1 7 8
23 SDN TELARSARI I B 1 7 8
24 SDN TELARSARI II B 1 9 10
25 SDN TELARSARI III B 1 9 10
26 SDN KALIJATI I A 1 9 10
27 SDN KALIJATI II B 1 5 6
28 SDN BARUGBUG I B 1 7 8
29 SDN BARUGBUG II B 1 7 8
30 SDN CIKALONGSARI A 1 8 9
62
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Nama Unit Kerja Akreditasi Kepsek Guru JML
JUMLAH 30 336 366
Sumber : Kantor UPTD Pendidikan Kec. Jatisari
3. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2016, hal. 118) menyebutkan bahwa “sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi”. Creswell (2017, hal. 142) menjelaskan “A sample is a
subgroup of the target population that the researcher plans to study for
generalizing about the target population”. Sedangkan menurut Arikunto
(2010, hal. 174) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Menurut Nasution dalam (Riduwan, 2015, hal. 57) berpendapat bahwa
“mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan
tetapi oleh kokohnya dasar-sadar teorinya, oleh desain penelitiannya,
serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”.
Penentuan jumlah sampel menggunakan teknik Probability
Sampling. Menurut Sugiyono (2016, hal. 120) probability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Salah satu jenis dari teknik ini adalah Simple Random Sampling.
Dalam hal ini Sugiyono (2016, hal. 120) menjelaskan, dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Pada penelitian ini populasi adalah guru-guru SD Negeri di Kecamatan
Jatisari yang berjumlah 366 orang.
Besaran jumlah sampel yang diambil dari populasi dihitung
dengan menggunakan rumus Slovin dalam Riduwan (2013, hal. 65)
berikut:
N = N
N . d2 + 1
63
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan
N = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan 90% atau sig = 0,1
Jadi perhitungan sampel yang dapat dilakukan sebagai berikut :
N =
366 = 78,5 (dibulatkan menjadi 79)
366 . 0,12 + 1
Jadi jumlah sampel sebesar 79 orang guru. Setelah
memperoleh jumlah sampel keseluruhan, maka tahapan selanjutnya
adalah menentukan jumlah sampel guru. Pada tahapan ini peneliti
menggunakan teknik proportional sampling.
Adapun rumus yang digunakan adalah dengan mengutip
pendapat Sugiyono (2013, hlm. 68) yaitu sebagai berikut:
Dari rumus di atas maka rincian perhitungan sampel dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Data Penyebaran Sampel di Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Jatisari
No Nama Unit Kerja Akreditasi Populasi Sampel
1 SDN JATISARI I A 28 28
366 × 79 = 6,04 (6)
2 SDN BALONGGANDU I A 20 20
366 × 79 = 4,32 (4)
Ni = Ni
N N
Keterangan
Ni = Jumlah sampel menurut stratum
N = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah Populasi menurut Stratum
N = Jumlah Populasi seluruhnya
64
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Nama Unit Kerja Akreditasi Populasi Sampel
3 SDN BALONGGANDU II A 32 32
366 × 79 = 6,91 (7)
4 SDN JATIRAGAS II A 13 13
366 × 79 = 2,81 (3)
5 SDN PACING I A 9 9
366 × 79 = 1,95 (2)
6 SDN SITUDAM I A 11 11
366 × 79 = 2,37 (3)
7 SDN CIREJAG A 14 14
366 × 79 = 3,02 (3)
8 SDN JATIWANGI I A 15 15
366 × 79 = 3,24 (3)
9 SDN JATISARI II B 14 14
366 × 79 = 3,02 (3)
10 SDN JATISARI III B 9 9
366 × 79 = 1,95 (2)
11 SDN BALONGGANDU III B 14 14
366 × 79 = 3,02 (3)
12 SDN BALONGGANDU IV B 11 11
366 × 79 = 2,37 (3)
13 SDN JATIRAGAS I B 12 12
366 × 79 = 2,59 (3)
14 SDN PACING II B 9 9
366 × 79 = 1,95 (2)
15 SDN SITUDAM II B 8 8
366 × 79 = 1,72 (2)
16 SDN MEKARSARI B 11 11
366 × 79 = 2,37 (3)
17 SDN JATIBARU I B 9 9
366 × 79 = 1,95 (2)
18 SDN JATIBARU II B 10 10
366 × 79 = 2,16 (2)
19 SDN SUKAMEKAR I B 8 8
366 × 79 = 1,72 (2)
20 SDN SUKAMEKAR II B 9 9
366 × 79 = 1,95 (2)
21 SDN JATIWANGI II B 10 10
366 × 79 = 2,16 (2)
22 SDN JATIWANGI III B 8 8
366 × 79 = 1,72 (2)
23 SDN TELARSARI I B 8 8
366 × 79 = 1,72 (2)
24 SDN TELARSARI II B 10 10
366 × 79 = 2,16 (2)
25 SDN TELARSARI III B 10 10
366 × 79 = 2,16 (2)
26 SDN KALIJATI I A 10 10
366 × 79 = 2,16 (2)
65
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
β1
β2
No Nama Unit Kerja Akreditasi Populasi Sampel
27 SDN KALIJATI II B 6 6
366 × 79 = 1,29 (1)
28 SDN BARUGBUG I B 8 8
366 × 79 = 1,72 (2)
29 SDN BARUGBUG II B 8 8
366 × 79 = 1,72 (2)
30 SDN CIKALONGSARI A 9 9
366 × 79 = 1,95 (2)
Jumlah 366 79
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan gambaran mengenai praduga
pengujian hipotesis serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak
hubungan antara variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
dan Kinerja Mengajar Guru tehadap Mutu Proses Pembelajaran .
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Y) mutu proses
pembelajaran , variabel bebas (X1) kepemimpinan instruksional kepala
sekolah, dan (X2) kinerja mengajar guru. Hubungan antar variabel
tersebut dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini :
Ryx1x2
Kepemimpinan
Instruksional
Kepala Sekolah
(X1)
Kinerja Mengajar
Guru
(X2)
Mutu Proses
Pembelajaran (Y)
66
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Hubungan antar variabel
C. Metode Penelitian
Mencermati masalah yang diteliti, yakni kepemimpinan
instruksional kepala sekolah, kinerja mengajar guru dan mutu proses
pembelajaran. Maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2016,
hal. 151) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif berlandaskan filsafat
positivisme. Digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu
dengan tujuan untuk menguji hipotesis. Pemilihan pendekatan
kuantitatif didasarkan karena penekanan dalam penelitian ini pada
fenomena-fenomena objektif yang bertujuan untuk menguji hipotesis.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan survey.
Menurut Kerlinger (dalam Riduwan, 2015, hal. 49) penelitian survey
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari dari data sampel yang diambil dari populasi
tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
D. Definisi Operasional
Menurut Creswell (2017, hal. 151) “operational definition is the
specification of how tou will define and meansure the variable in your
study” maksudnya adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara menggambarkan dan mengukur suatu variabel. Definisi
variabel harus bisa diukur, spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel bebas
(independent variable) yaitu kepemimpinan instruksional kepala sekolah
67
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(X1), kinerja mengajar guru (X2) dan variabel terikat (dependent
variable) yaitu mutu proses pembelajaran (Y).
Masing-masing definisi operasional dari variabel-variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Instruksional kepala sekolah adalah peran
kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah yang
memfokuskan pada peningkatan kualitas pengajaran dan
pembelajaran disekolah.
2. Kinerja mengajar guru adalah unjuk kerja yang ditampilkan guru
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pengajar dan pendidik disekolah mulai dari merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil
pembelajaran.
3. Mutu proses pembelajaran adalah kualitas pelayanan yang
dihasilkan dari terjadinya hubungan timbal balik antara guru dan
siswa pada saat proses nelajar mengajar yang dimulai dari guru
tersebut memahami SOP pembelajaran, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, sampai dengan tindak lanjut sehingga
menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang ditunjukkan
dalam berbagai bentuk pemahaman, keperampilan, dan
kecakapan.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009, hlm. 132) instrumen dalam penelitian
kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman obsevasi
dan kuesioner. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dengan
menggunakan instrumen penelitian berupa anget (kuesioner) untuk
memperoleh informasi tentang pengaruh kepemimpinan instruksional
kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu proses
pembelajaran.
Menurut Sugiyono (2016, hal. 134) kuesioner merupakan teknik
pengurupulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok
digunakan jika jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah
68
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang cukup luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup
atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau
dikirim melalui pos, atau internet.
Untuk pengembangan instrumen, maka penelitian ini dilakukan
dengan beberapa cara yaitu :
1. Menetapkan variabel yang akan diteliti, yakni variabel terikat (Y)
mutu proses pembelajaran, variabel bebas (X1) kepemimpinan
instruksional kepala sekolah, dan (X2) kinerja mengajar guru.
2. Menetapkan dimensi dan indikator dari setiap variabel penelitian
3. Meyusun kisi-kisi kuesioner
4. Menetapkan setiap indikator ke dalam bentuk pertanyaan kuesioner
5. Menentukan bobot jumlah dalam kuesioner yaitu dengan
menggunakan skala likert dengan bobot jawaban sebagai berikut
Tabel 3.3 Bobot Jawaban Skala Likert
Alternatif Jawaban Bobot/skor
Selalu 5
Sering 4
Kadang-kadang 3
Jarang 2
Tidak pernah 1
6. Menyusun angket/kuesioner penelitian
Tabel 3.4 Kisi-kisi angket/kuesioner penelitian
69
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No
Angket
Mutu Proses
Pembelajaran (Y)
1. SOP Pembelajaran 1. Menetapkan target dan tujuan
pembelajaran
2. Melaksanakan standar operasional pelaksanaan
pembelajaran
1
2,3
2. Merencanakan
Pembelajaran
1. Memilih materi pelajaran
2. Menentukan indikator yang
mengacu pada SK, KD
3. Menetapkan metode dan alat pembelajaran
4. Penentuan bahan ajar mengacu
kepada kurikulum yang berlaku
4
5
6
7,8
3. Melaksanakan
Pembelajaran
1. Memotivasi siswa dalam
pembelajaran
2. Melaksanakan pembelajaran aktif, menyenangkan,
komunikatif dan efektif
3. Mengelola kelas dengan baik 4. Menerapkan model
pembelajaranyang bervariasi
5. Mengadakan penguatan materi diakhir pembelajaran
6. Melakukan refleksi
9
10
11 12,13
14
16
70
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No
Angket
4. Evaluasi
Pembelajaran
1. Pelaksanaan evaluasi
berdasarkan prinsip realistik
dan komprehensif 2. Melakukan evaluasi sesuai
dengan standar yang telah
ditetapkan 3. Mengkaji bahan ilmiah terbaru
17
18,19
20
5. Tindak Lanjut 1. Melakukan perbaikan melalui
remedial teaching
2. Melakukan tindakan kelas
3. Melaporkan hasil tindakan kelas
kepada kepala sekolah
21,22
23
24,25
Kepememimpinan
Instruksional
Kepala Sekolah
(X1)
1. Peningkatan
secara berkelanjutan
1. Kepala sekolah mempunyai
visi, misi sekolah yang
menekankan pada kegiatan pembelajaran bagi seluruh
siswa, dan dipahami oleh
seluruh warga sekolah 2. Menciptakan struktur
organisasi yang kondusif untuk
mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah yang
pada kegiatan pembejaran bagi
seluruh siswa 3. Mengembangkan kerjasama
antar kepala sekolah, guru,
orang tua siswa dan masyarakat sekitar dalam
rangka peningkatan secara
berkelanjutan 4. Menggunakan data dan
aspirasi siswa untuk
merencanakan pengembangan sekolah secara berkelanjutan
1
2
3
4
2. Kultur
pembelajaran
1. Mengembangkan dan
memelihara lingkungan yang
tertib, disiplin belajar dengan aman, tentram dan nyaman
5
71
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No
Angket
2. Memimpin seluruh staf dalam
mengembangkan disiplin diri
dan setia dalam menjalankan tugas dan fungsinya
3. Membangun dan memelihara
hubungan kekeluargaan yang kuat dan mendukung
4. Menjalin tali komunikasi yang
kuat dengan guru, orang tua, siswa dan pemangku
kepentingan
6
7
8
3. Penilaian Hasil Belajar
1. Memimpin proses penilaian siswa secara sistematis dan
evaluasi program yang
menggunakan data kualitatif dan kuantitatif
2. Memimpin komunitas belajar
profesional dalam menganalisis dan
meningkatkan mutu kurikulum
dan mutu pembelajaran 3. Menjamin aksibilitas terhadap
kurikulum dan dukungan yang
diperlukan oleh siswa untuk
mencapai hasil maksimum
yang diharapkan
9
10
11
4. Pengembangan
Profesinalisme Guru
1. Menyelia dan mengevaluasi
secara sistematis mata pelajaran dan guru
2. Mendorong, memvasilitasi dan
mengevaluasi pengembangan keprofesionalismean guru
3. Memfokuskan kegiatan sehari-
hari sekolah yang diarahkan
kepada pencapaian prestasi
akademik seluruh siswa
4. Mengalokasikan sumberdaya pendidikan dalam rangka
untuk mencapai visi, misi dan
tujuan sekolah yang telah ditetapkan
12
13,14
15
16
72
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No
Angket
5. Manajemen
Sekolah
1. Menyelenggarakan proses
pendidikan yang efisien dan
menggunakan anggaran pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan
2. Mengidentifikasi permasalahan potensial dan stategis dan
mennggapinya dengan
perencanaan yang proaktif
17
18
6. Etika 1. Melaksanakan
pertanggungjawaban secara
profesional dengan
menjunjung tinggi asas integrias dan keadilan
2. Menjadi contoh dalam menerapkan kode etik
profesional dan nilai-nilai yang
menjadi acuannya 3. Membuat keputusan dalam
konteks etika dan menghormati
harga diri semua pihak 4. Mempertimbangkan aspek
yuridis, moral, dan etika ketika
membuat keputusan
19,20
21
22,23
24
7. Diversity 1. Menghargai perbedaan latar
belakang setiap siswa dan
berkomitmen tinggi untuk meningkatkan prestasi
belajarnya berdasarkan atas
perbedaan kebutuhan setiap siswa
2. Merekrut, menyeleksi dan
mengangkat karyawan yang mampu melayani kebutuhan
siswa atas dasar
kebhinekaan/perbedaan
individu
3. Mengenal dan
mengidentifikasi perbedaan latar belakang siswa termasuk
kepribadian kemampuannya
sebagai dasar untuk membuat keputusan, terutama yang
25,26
27
28,30
30
73
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No
Angket
bersifat akademis
Kinerja Mengajar
Guru (X2) 1. Merencanakan
proses
pembelajaran
1. Merumuskan indikator
pembelajaran
2. Merumuskan tujuan pembelajaran
3. Pemilihan dan perumusan
bahan/materi 4. Pemilihan strategi dan dan
metode pembelajaran
5. Pemilihan media pembelajaran
6. Rumusan evaluasi
1
2
3
4
5
6
2. Melaksanakan pembelajaran
1. Kemampuan membuka
pelajaran
2. Sikap guru dalam proses
pembelajaran 3. Penguasaan materi
pembelajaran dan bahan
belajar 4. Pelaksanaan proses
pembelajaran
5. Kemampuan menggunakan media pembelajaran
6. Evaluasi proses pembelajaran
7. Kemampuan menutup pembelajaran
8. Tindak lanjut pembelajaran
7,8,9
10,11,12,13
14,15,16,
17 18,19
20,21
22
23
24
25
3. Mengevaluasi hasil pembelajaran
1. Mampu membuat perangkat penilaian
2. Mampu memeriksa hasil
penilaian 3. Mampu mengolah hasil
penilaian
4. Mampu menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis
26
27
28
29,30
F. Proses Pengembangan Instrumen
Beberapa kegiatan proses pengembangan instrumen yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
74
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tahap uji coba Angket
Kegiatan uji coba angket bertujuan untuk menguji validitas
dan reliabilitas dari item-item kuesioner/angket penelitian, dengan
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam mengupulkan
data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel.
2. Tahap Pengujian dan Reliabilitas Angket
a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2010, hal. 85) mengemukakan bahwa
“sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut dengan kriterium.” Untuk menguji validitas, digunakan
rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh
Pearson, adalah sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√{𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2}{𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦
∑𝑋𝑌
∑𝑋
∑𝑌
N
= Koefisien korelasi
= Jumlah perkalian antara skor suatu butir dengan skor
Normal
= Jumlah skor total dari seluruh responden dalam menjawab
1 soal yang diperiksa validitasnya
= Jumlah total seluruh responden dalam menjawab seluruh
soal pada instrument tersebut
= Jumlah responden uji tersebut
Dari rumus di atas, kriteria korelasi validitas menurut
Arikunto (2010, hal. 89) adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0.80 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 1.00 Sangat tinggi
0.60 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0.80 Tinggi
0.40 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0.60 Sedang
75
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0.20 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0.40 Rendah
0.00 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0.20 Sangat rendah
b. Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2010, hal. 104) mengemukakan bahwa
“reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada
subjek yang sama.” Uji reabilitas pada penelitian ini
menggunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson
yaitu KR20, adalah sebagai berikut:
𝑟11 = (𝑘
𝑘 − 1) (
𝑉𝑡 − ∑𝑝𝑞
𝑉𝑡
)
Keterangan:
𝑟11
𝑘
𝑉𝑡
𝑝
𝑞
= Reliabilitas instrument
= banyaknya butir pertanyaan
= varians total
= proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu
butir
proporsi subjek yang mendapat skor 1)
= proporsi subjek yang mendapat skor 0
𝑝 =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟 1
𝑁
𝑞 = 1 − 𝑝
Menurut Guliford, nilai reliabilitas tersebut
diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3. 6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Besarnya Reliabilitas Interpretasi
0.80 <𝑟11 ≤ 1.00 Sangat tinggi
0.60 <𝑟11 ≤ 0.80 Tinggi
0.40 <𝑟11 ≤ 0.60 Sedang
0.20 <𝑟11 ≤ 0.40 Rendah
0.00 <𝑟11 ≤ 0.20 Sangat rendah
76
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengujian validitas dan reliabilitas kuisioner penelitian
yang berjumlah 85 pernyataan, yang terdiri dari empat variabel
penelitian yaitu 30 pernyataan pada variabel kepemimpinan
Instruksional kepala sekolah (X1), 30 pernyataan pada Kinerja
Mengajar Guru (X2), 25 pernyataan pada mutu proses
pembelajaran (Y), Pengujian instrumen dilakukan terhadap 20
orang guru. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan
membandingkan nilai korelasi (rhitung) setiap penyataan dengan
nilai kritik r (rtabel) dengan taraf kepercayaan 95% yaitu 0.4683.
a. Hasil Uji Validitas
Berikut merupakan hasil uji validitas untuk variabel
Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1), Kinerja
Mengajar Guru (X2), dan Mutu Proses Pembelajaran (Y):
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Mutu Proses Pembelajaran (Y)
Item r hitung r tabel
α = 0.05; n = 20 Keputusan
1 0.807 0.4683 Valid
2 0.796 0.4683 Valid
3 0.786 0.4683 Valid
4 0.782 0.4683 Valid
5 0.783 0.4683 Valid
6 0.807 0.4683 Valid
7 0.786 0.4683 Valid
8 0.787 0.4683 Valid
77
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9 0.810 0.4683 Valid
10 0.770 0.4683 Valid
11 0.796 0.4683 Valid
12 0.820 0.4683 Valid
13 0.813 0.4683 Valid
14 0.774 0.4683 Valid
15 0.805 0.4683 Valid
16 0.781 0.4683 Valid
17 0.804 0.4683 Valid
18 0.820 0.4683 Valid
19 0.794 0.4683 Valid
20 0.783 0.4683 Valid
21 0.805 0.4683 Valid
22 0.818 0.4683 Valid
23 0.806 0.4683 Valid
24 0.782 0.4683 Valid
25 0.822 0.4683 Valid
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, dari 25 item pertanyaan
angket, keseluruhan item dinyatakan valid sehingga dapat digunakan
dalam penelitian.
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen
Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1)
Item r hitung r tabel
α = 0.05; n = 20 Keputusan
1 0.663 0.4683 Valid
2 0.508 0.4683 Valid
3 0.549 0.4683 Valid
4 0.601 0.4683 Valid
5 0.727 0.4683 Valid
6 0.648 0.4683 Valid
7 0.535 0.4683 Valid
78
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8 0.451 0.4683 Tidak Valid
9 0.536 0.4683 Valid
10 0.698 0.4683 Valid
11 0.634 0.4683 Valid
12 0.593 0.4683 Valid
13 0.791 0.4683 Valid
14 0.482 0.4683 Valid
15 0.567 0.4683 Valid
16 0.582 0.4683 Valid
17 0.606 0.4683 Valid
18 0.746 0.4683 Valid
19 0.791 0.4683 Valid
20 0.690 0.4683 Valid
21 0.780 0.4683 Valid
22 0.789 0.4683 Valid
23 0.682 0.4683 Valid
24 0.707 0.4683 Valid
25 0.806 0.4683 Valid
26 0.855 0.4683 Valid
27 0.574 0.4683 Valid
28 0.628 0.4683 Valid
29 0.484 0.4683 Valid
30 0.507 0.4683 Valid
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, dari 30 item pertanyaan
angket, pernyataan angket no 8 dinyatakan tidak valid. Akan tetapi
item no 8 yang tidak valid tetap dipertahankan dan diperbaiki
bahasanya sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen
Kinerja Mengajar Guru (X2)
Item r hitung r tabel
α = 0.05; n = 20 Keputusan
1 0.839 0.4683 Valid
2 0.833 0.4683 Valid
79
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 0.846 0.4683 Valid
4 0.827 0.4683 Valid
5 0.861 0.4683 Valid
6 0.848 0.4683 Valid
7 0.831 0.4683 Valid
8 0.850 0.4683 Valid
9 0.829 0.4683 Valid
10 0.838 0.4683 Valid
11 0.837 0.4683 Valid
12 0.840 0.4683 Valid
13 0.830 0.4683 Valid
14 0.848 0.4683 Valid
15 0.841 0.4683 Valid
16 0.831 0.4683 Valid
17 0.833 0.4683 Valid
18 0.837 0.4683 Valid
19 0.831 0.4683 Valid
20 0.837 0.4683 Valid
21 0.839 0.4683 Valid
22 0.845 0.4683 Valid
23 0.830 0.4683 Valid
24 0.858 0.4683 Valid
25 0.839 0.4683 Valid
26 0.841 0.4683 Valid
27 0.841 0.4683 Valid
28 0.837 0.4683 Valid
29 0.836 0.4683 Valid
30 0.842 0.4683 Valid
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, dari 30 item pertanyaan
angket, keseluruhan item dinyatakan valid sehingga dapat digunakan
dalam penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas
80
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Cronbach's
Alpha
r tabel
α = 0.05; n = 20 Keterangan
Mutu Proses Pembelajaran
(Y) 0.805 0.4683 Reliabel
Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah (X1) 0.537 0.4683 Reliabel
Kinerja Mengajar Guru (X2) 0.844 0.4683 Reliabel
G. Analisis Data
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk melihat kecenderungan
distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian
responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap
variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan
menggunakan teknik Weghted Means Scored (WMS), dengan rumus :
�̅� =𝑋
𝑁
Keterangan
�̅� = Skor rata-rata yang dicari
X = Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai
untuk setiap alternatif jawaban)
N = Jumlah responden
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria dan
penafsiran seperti biasa yang tertera pada tabel 3.10 berikut ini :
2. Uji Persayaratan Analisis
Persyaratan uji analisis data penelitian menggunakan uji
normalitas dan homogenitas. Hal ini dilakukan sebagai prasyarat
untuk menggunakan analisis korelasi product moment dan korelasi
berganda karena korelasi product moment merupakan statistik
parametrik.
81
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas data adalah untuk mengetahui kondisi
data yang didapatkan berdistribusi normal atau sebaliknya. Pengujian
ini dilakukan terhadap data mutu proses pembelajaran,
kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kinerja mengajar
guru. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik
Kolmogrof Smirnov Test (Z). Kriteria pengujian ini adalah jika
signifikansi yang diperoleh >α , maka sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal. Jika signifikansi yang < α, maka sampel bukan
berasal dari populasi berdistribusi normal. Taraf signifikansi uji
adalah α = 0,05.
Hipotesis yang diuji adalah.
Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Hal ini bermakna Ho diterima jika data berdistribusi normal
dengan indikasi jika Asyimtotis Significance lebih besar dari taraf
nyata α = 0.05. tetapi sebaliknya Ho ditolak jika distirbusi data
tidak normal
b. Uji Homogenitas
Tujuan uji homogenitas sampel adalah untuk mengetahui
kondisi data sampel yang diperoleh merupakan sampel berasal dari
populasi bervarian homogen atau tidak homogen. Pengujian
homogenitas data dari sampel menggunakan SPSS 22. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan melihat angka probabilitas. Jika
probabilitas Sig > 0,05, maka data homogen. Sedangkan jika
probabilitas Sig <0,05, maka data tidak homogen.
c. Uji Linearitas
Salah satu prasyarat unutk analisis dan regresi dalam
pengujian hipotesis adalah bahwa hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat linear. Untuk menguji linearitas dilakukan
dengan analisis regresi sederhana, dapat dilihat dari nilai
signifikansi dari devation of linearity X1 terhadap Y dan X2
terhadap Y. Apabila nilai signifikansi <0,05 dapat disimpulkan
bahwa hubungannya bersifat linear.
82
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menaikan Skala dari Ordinal ke Data Interval Dengan
Menggunakan Metode Suksesif Interval (MSI)
Metode suksesif interval merupakan proses mengubah data
ordinal menjadi data interval. Data ordinal sebenarnya adalah data
kualitatif atau bukan angka sebenarnya. Data ordinal menggunakan
angka sebagai simbol data kualitatif. Menurut Moh. Nazir, (2003)
pemberian angka kepada satu dari objek yang mempunyai sifat-sifat
ukuran ordinal dan ditambah dengan satu sifat lain, yakni jarak yang
sama pada pengukuran dinamakan data interval. Data ini
memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang
diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut
dari objek yang diukur. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran
menggunakan skala interval dinamakan data interval.
Dalam contoh dibawah ini, misalnya:
Angka 1 mewakili “tidak pernah”
Angka 2 mewakili “ jarang”
Angka 3 mewakili “kadang-kadang”
Angka 4 mewakili “sering”
Angka 5 mewakili “selalu”
Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi
Pearson, uji t dan lain sebagainya mengharuskan data berskala
interval. Oleh karena itu, jika kita hanya mempunyai data berskala
ordinal; maka data tersebut harus diubah kedalam bentuk interval
untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Kecuali
jika kita menggunakan prosedur, seperti korelasi Spearman yang
mengujinkan data berskala ordinal; maka kita tidak perlu mengubah
data yang sudah ada tersebut.
Berikut ini diberikan contoh penghitungan manual dan
menggunakan Excell. Dalam contoh ini kita mempunyai skala
ordinal 1 sampai dengan 5 dimana masing-masing mempunyai
jumlah frekuensi masing-masing sebagaimana tertera dalam tabel di
bawah ini:
83
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.11
Contoh penghitungan manual dan menggunakan Excell
Skala Skor Ordinal Frekuensi
1 13
2 75
3 36
4 24
5 17
∑ 165
Tabel di atas mempunyai makna sebagai berikut:
Skala ordinal 1 mempunyai frekuensi sebanyak 13
Skala ordinal 2 mempunyai frekuensi sebanyak 75
Skala ordinal 3 mempunyai frekuensi sebanyak 36
Skala ordinal 4 mempunyai frekuensi sebanyak 24
Skala ordinal 5 mempunyai frekuensi sebanyak 17
Data ordinal di atas akan kita ubah menjadi data yang
berskala interval sehingga menghasilkan nilai interval sebagai
berikut:
Tabel 3.12 Contoh mengubah data ordinal
Skala Skor
Ordinal
Frekuensi Nilai Hasil Dalam Bentuk
Data Interval
1 13 1
2 75 2.3113
3 36 3.2615
4 24 3.8100
5 17 4.6027
Tabel di atas mempunyai maksud sebagai berikut:
84
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skala ordinal 1 dengan frekuensi sebanyak 13 mempunyai nilai
skala interval sebesar 1
Skala ordinal 2 dengan frekuensi sebanyak 75 mempunyai nilai
skala interval sebesar 2,3113
Skala ordinal 3 dengan frekuensi sebanyak 36 mempunyai nilai
skala interval sebesar 3,2615
Skala ordinal 4 dengan frekuensi sebanyak 24 mempunyai nilai
skala interval sebesar 3,8100
Skala ordinal 5 dengan frekuensi sebanyak 17 mempunyai nilai
skala interval sebesar 4,6027
Proses mengubah data berskala ordinal menjadi data berskala
interval, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu:
Menghitung frekuensi
Menghitung proporsi
Menghitung proporsi kumulatif
Menghitung nilai z
Menghitung nilai densitas fungsi z
Menghitung scale value
Menghitung penskalaan
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Korelasi
1) Analisis Korelasi Sederhana
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang
digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam
penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑋𝑌
𝑛− (∑𝑋)(∑𝑌)√[𝑛 . ∑𝑋2 − (∑𝑌2)][𝑛 . ∑𝑌2 − (∑𝑌2)]
Keterangan :
85
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = Jumlah responden
∑ 𝑋𝑌 = Jumlah perkalian X dan Y ∑ 𝑋 = Jumlah skor tiap butir
∑ 𝑌 = Jumlah skor total
∑ 𝑋2 = Jumlah skor X dikuadratkan
∑ 𝑌2 = Jumlah skor Y dikuadratkan
Dari rumus di atas, dapat dijelaskan bahwa 𝑟𝑥𝑦
merupakan koefisien korelasi dari variabel X dan variabel Y,
dapat dilihat dengan membandingkan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙pada
tingkat kepercayaan 95%. Bila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan bernilai
positif, maka terdapat pengaruh yang positif.
2) Analisis Korelasi Ganda
Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah
dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara
bersama-sama atau lebih dengan satu variabel devenden.
Berikut ini merupakan rumus korelasi ganda (Sugiono, 2016,
hlm. 233):
𝑅𝑦𝑋1𝑋2 = √𝑟2
𝑦𝑥1+ 𝑟2𝑦𝑥2 − 2𝑟𝑦𝑥1 𝑟𝑦𝑥2 𝑟𝑥1𝑥2
1− 𝑟2𝑥1𝑥2
Keterangan :
𝑅𝑦𝑥1𝑥2 = Korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama
dengan Y
𝑟𝑦𝑥1 = Korelasi Product Moment Y dengan X1
𝑟𝑦𝑥2 = Korelasi Product Moment Y dengan X2
𝑟𝑥1𝑥2 = Korelasi Product Moment X1 dengan X2
Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga
koefisien korelasi, menurut Sugiyono (2010, hlm. 231) sebagai
berikut:
Tabel 3.13 Tolak Ukur Koefisien Korelasi
Nilai Koefisien Kriteria
0,80 – 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
86
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,40 – 0,599 Sedang
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
1) Uji Signifikansi
Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah
variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji
signifikansi adalah (Field, 2000, hlm. 46) :
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
2) Uji Koefisien Determinasi
Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien
Determinasi (KD) dengan maksud sejauh mana pengaruh yang
diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = 𝑟2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi yang dicari
𝑟2 = Koefisien korelasi
b. Analisis Regresi
1) Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen
dengan satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus
persamaan umum analisis regresi linier sederhana. (Sugiyono,
2016).
𝑌 ̂ = a + bX
Keterangan:
𝑌 ̂ = Nilai taksir Y (Variabel terikat) dari regresi
87
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a = Konstanta, apabila harga X = 0
b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang
terjadi pada Y jika satu unit perubahan yang
terjadi pada X
X = Harga variabel X
2) Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara
dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat.
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat yang dikontrol olehvariabel bebas
lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis
regresi ganda sebagai berikut:
�̂� = a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + E
Keterangan:
�̂�= Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi
a = Nilai konstanta
𝑏1 = Nilai koefisen regresi 𝑋1
𝑏2 = Nilai koefisien regresi 𝑋2
𝑋1 = Variabel bebas
𝑋2 = Variabel terikat