bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
31 Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang
digunakan meliputi metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Penjelasan dari masing-
masing aspek tersebut dideskripsikan secara sistematis sebagaimana penelitian ini
dilaksanakan.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung.
Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada waktu pembelajaran materi pokok
faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan di sekolah tersebut sesuai dengan
waktu penelitian dilakukan. Dengan kata lain, alokasi waktu untuk materi faktor-
faktor yang mempengaruhi kelarutan pada sekolah tersebut sesuai dengan waktu
penelitian dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah 78 orang siswa kelas XI
semester 2, yang terdiri dari dua kelas yaitu 39 orang siswa kelas eksperiman dan
39 orang siswa kelas kontrol. Pemilihan subjek penelitian siswa kelas XI semester
2 dikarenakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi
faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dipelajari pada kelas XI semester 2.
Kedua kelas sampel yang digunakan diusahakan memiliki keadaan yang sama,
sehingga jumlah siswa sebagai subjek penelitian dibuat sama pada kedua kelas.
Siswa pada kelas ekperimen dikelompokkan menjadi tiga kategori
berdasarkan rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran kimia sebelumnya yaitu
kelompok yang memiliki keterampilan tinggi (kelompok tinggi), kelompok yang
memiliki keterampilan sedang (kelompok sedang), dan kelompok yang memiliki
keterampilan rendah (kelompok rendah). Pengelompokkan siswa dihitung dengan
32
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghitung rata-rata nilai ulangan mata pelajaran kimia dan standar deviasinya
(Arikunto, 2008). Rumus untuk mencari rata-rata (mean) sebagai berikut:
∑
(Reksoatmodjo, 2007)
Keterangan : ∑Xi = Jumlah skor
n = Jumlah data
Rumus untuk mencari standar deviasi adalah :
√∑
(Reksoatmodjo, 2007)
Keterangan:
S : Standar deviasi
XI : Nilai data
: Nilai rata-rata
: jumlah data
Siswa kelompok tinggi memiliki nilai ulangan harian > mean+SD; siswa
kelompok sedang memiliki nilai ulangan harian mean+SD > (ulangan harian) >
mean-SD; dan siswa kelompok rendah memiliki nilai ulangan harian < mean-SD.
Berdasarkan perhitungan tersebut, pembagian kelompok siswa pada kelas
eksperimen ini yaitu siswa kelompok tinggi sebanyak 4 orang, siswa kelompok
sedang sebanyak 29 orang, dan siswa kelompok rendah sebanyak 6 orang
(Lampiran B.5).
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pretest-Posttest
Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini dipilah karena
penelitian yang dilakukan hendak membandingkan peningkatan hasil
pembelajaran dari dua perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok subjek.
Berdasarkan desain penelitian ini, dibutuhkan dua kelas subjek sebagai kelas
eksperimen yang akan diberikan perlakuan, dan kelas kontrol yang tidak akan
diberikan perlakuan. Kelas yang dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas
33
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kontrol dipilih secara acak dari populasi yang homogen. Pada kedua kelas
dilakukan pretes, kemudian kelas eksperimen mendapatkan perlakuan metode
pembelajaran discovery-inquiry sedangkan kelas kontrol melakukan pembelajaran
praktikum, terakhir pada kedua kelas dilakukan postes. Desain penelitian pretest-
posttest nonequivalent control group design diilustrasikan dalam diagram di
bawah ini.
G1 O1 X O2
G2 O1 O2
Keterangan:
G1 : Kelas eksperimen
G2 : Kelas kontrol
O1 : Pretes
O2 : Postes
X : Perlakuan metode pembelajaran discovery-inquiry
Gambar 3.1 Diagram Desain Penelitian (Wiersma, 2009)
Pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama
melakukan praktikum tetapi pada kelas eksperimen pratikum yang dilakukan
termasuk dalam rangkaian tahapan-tahapan metode discovery-inquiry, sedangkan
pada kelas kontrol praktikum yang dilakukan adalah praktikum yang bersifat
verifikasi (pembuktian konsep).
Pada kelas eksperimen, praktikum dilakukan dalam rangkaian tahap-tahap
pembelajaran discovery-inquiry. Tahap pertama yaitu stimulasi, pada tahap ini
siswa diberikan permasalahan berupa artikel yang memuat masalah-masalah yang
ada di lingkungan sekitar, masalah yang disajikan berkaitan dengan materi faktor-
faktor yang mempengaruhi kelarutan. Tahap kedua yaitu perumusan masalah,
pada tahap ini siswa melakukan identifikasi masalah yang terdapat di dalam
artikel. Masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, kemudian siswa
membuat jawaban sementara atas pertanyaan tersebut (hipotesis). Tahap ketiga
34
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu pengumpulan data, pada tahap ini siswa mengumpulkan berbagai data untuk
menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis yang dibuat, salah satunya dengan
melakukan praktikum. Tahap keempat yairu analisis data, pada tahap ini data yang
didapatkan berdasarkan hasil praktikum kemudian dianalisis oleh siswa sampai
siswa menemukan kesimpulan dari data-data tersebut. Pengolahan data yang
dilakukan sesuai kebutuhan siswa. Pada pembelajaran siswa menganalisis data
dengan mengamati pola kecenderungan yang terjadi, serta sebab pola tersebut
terjadi. Tahap kelima yaitu verifikasi, pada tahap ini siswa mengecek hipotesis
awal apakah sesuai atau tidak dengan kesimpulan yang didapatkan berdasarkan
hasil analisis. Tahap terakhir yaitu generalisasi, pada tahap ini siswa dibimbing
untuk menarik kesimpulan umum berdasarkan hasil verifikasi yang telah
dilakukan. Akhir dari tahap ini siswa menemukan konsep yang diharapkan secara
utuh.
Pada kelas kontrol, pembelajaran diawali dengan penyampaian
keseluruhan konsep faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan oleh guru, maka
sebelum melakukan praktikum siswa telah menerima konsep tersebut. Setelah itu
barulah dilakukan praktikum sebagai pembuktian konsep. Praktikum yang akan
siswa lakukan telah dirancang sebelumnya oleh guru, siswa hanya tinggal
melakukan sesuai prosedur yang disediakan.
Pretes yang dilakukan sebelum pembelajaran digunakan untuk mengukur
kesamaan keadaan dari kedua kelas, karena nilai pretes adalah variabel yang
memiliki hubungan yang erat dengan variabel terikat (Wiersma, 2009). Nilai
pretes juga bisa digunakan sebagai kontrol statistika sehingga kemudian setelah
dilakukan postes, nilai gain bisa didapatkan. Perbedaan nilai gain pada kedua
kelas menunjukkan pengaruh perlakuan yang diberikan.
Adapun alur penelitian pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Rincian tahap-tahap dari alur penelitian berdasarkan Gambar 3.2adalah sebagai
berikut.
1. Tahap Persiapan
35
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Melakukan analisis standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) materi pelajaran kimia SMA kelas XI.
b. Melakukan kajian mengenai penguasaan konsep.
Pembahasan
Mengolah dan menganalisis data
Membuat kesimpulan penelitian
Siswa mengerjakan pretest
Siswa mengerjakan posttes
Melaksanakan wawancara pada perwakilan tiap kategori siswa kelas eksperimen
Kelas eksperimen melaksanakan
pembelajaran metode discovery-inquiry
Kelas kontrol melaksanakan
pembelajaran metode eksperimen
Menyusun instrument penelitian : Tes Tertulis dan Pedoman
Wawancara
Memvalidasi instrumen
penelitian
Perbaikan instrumen
penelitian
Membuat RPP faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan dengan metode discovery-inquiry
Membuat RPP faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan dengan metode eksperimen
Melakukan kajian
metode discovery-inquiry
Melakukan kajian
penguasaan konsep
sains
Menganalisis KTSP 2006
mengenai materi kimia
Menetapkan materi faktor-
faktor yang mempengaruhi
kelarutan yang akan digunakan
Melakukan kajian materi faktor-
faktor yang mempengaruhi
kelarutan yang akan digunakan
T a
h a
p P
e r s i a p
a n
T
ah
ap
Pela
ksa
nan
n
Tah
ap
Pen
gola
han
dan
An
alisis D
ata
36
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Alur Penelitian
c. Melakukan kajian mengenai metode discovery-inquiry. Menetapkan materi
larutan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang akan digunakan
sebagai materi pembelajaran dalam penelitian.
d. Melakukan kajian materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
yang akan digunakan.
e. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan yang menggunakan metode pembelajaran
discovery-inquiry untuk kelas eksperimen, dan yang menggunakan metode
eksperimen untuk kelas kontrol.
f. Menyusun instrumen penelitian meliputi tes tertulis dan pedoman
wawancara.
g. Melakukan validasi instrumen penelitian.
h. Melakukan perbaikan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Melaksanakan pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
dengan metode discovery-inquiry untuk kelas eksperimen dan metode
eksperimen untuk kelas kontrol, sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang telah dibuat.
c. Memberikan posttes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Melakasanakan wawancara terhadap perwakilan siswa kelompok tinggi,
sedang, rendah pada kelas eksperimen yang diteliti. Wawancara dilakukan
diluar jam pelajaran.
37
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
a. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari pretest, posttest, dan
dari hasil wawancara.
b. Menganalisis data hasil temuan penelitian.
c. Membuat kesimpulan penelitian yang dilakukan.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah kuasi eksperimen. Metode kuasi
eksperimen dilipih karena pada penelitian ini tidak dilakukan pengacakan sampel,
melainkan menggunakan kelas utuh sebagai subjek penelitian. Pada kuasi
eksperiman ini peneliti memberikan suatu perlakuan terhadap sekelompok subjek.
Perlakuan ditujukan untuk mengetahui pengaruh yang muncul setelah sekelompok
subjek tersebut diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah metode
pembelajaran discovery-inquiry. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry
terhadap penguasaan konsep siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupkan penjabaran variabel dan kondisi yang
terjadi pada penelitian (Wiersma, 2009). Variabel-variabel dalam penelitian ini
menyangkut variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah metode pembelajaran discovery-inquiry. Metode discovery-inquiry
yang digunakan adalah jenis modified discovery-inquiry.
2. Variabel Terikat
38
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
penguasaan konsep siswa. Penguasaan konsep siswa diperoleh berdasarkan
nilai siswa menjawab soal-soal pada pretes dan postes.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini
adalah tingkatan kelas siswa yang dijadikan subjek penelitian, sekolah lokasi
penelitian, guru yang mengajar, dan materi pokok yang diajarkan yaitu faktor-
faktor yang mempengaruhi kelarutan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes tertulis dan pedoman wawancara.
1. Tes Tertulis
Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada
materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Tes dilakukan dua kali
yaitu pada awal pembelajaran (pretes) dan pada akhir pembelajaran (postes)
untuk mengukur penguasaan konsep siswa setelah mendapat pembelajaran
discovery-inquiry pada kelas eksperimen dan pembelajaran praktikum pada
kelas kontrol. Soal yang digunakan berupa sepuluh soal pilihan ganda (PG)
yang dibuat berdasarkan lima indikator pembelajaran yang dikembangkan.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa kelas
eksperimen mengenai pembelajaran discovery-inquiry yang dilakukan.
Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data
yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan desktiptif
39
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kuantitatif (Sukmadinata, 2009). Wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanggung jawab, sehingga dapat
dikonstruksi makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010).
Wawancara yang akan dilakukan termasuk wawancara terstruktur
karena pertanyaannya sudah disusun terlebih dahulu. Sebelum melakukan
wawancara, peniliti menyiapkan pedoman wawancara. Pedoman wawancara
berisi sejumlah pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga siswa bebas
memberikan jawaban atau penjelasan secara luas atau tidak dibatasi. Selama
wawancara seluruh kegiatan direkam menggunakan alat perekam. Wawancara
dilakukan kepada sebagian dari jumlah sampel yang mencakup siswa kategori
tinggi, sedang, dan rendah.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen yang dilakukan adalah validasi instrumen.
Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukan sejauh mana alat ukur itu
mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Dengan kata lain,
validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya. Validasi yang
dilakuakan adalah validasi isi, yaitu derajat kesesuaian isi butir-butir soal dari
suatu tes dengan karakteristik yang hendak diukur (Reksoatmodjo, 2007).
Validasi isi diukur dengan menimbang kecocokan antara isi dan perilaku yang
diukur oleh butir soal dengan isi dan perilaku yang terkandung dalam rumusan
tujuan pembelajaran (Kartadinata, 1992). Validasi isi dilakukan dengan judgement
(pertimbangan) para ahli yang berkompeten (Firman, 2008), dengan demikian
untuk menghasilkan tes dengan validasi tinggi instrumen pada penelitian ini
divalidasi oleh dua orang dosen.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan secara beberapa tahap yaitu pelaksanaan
pretes, pemberian perlakuan, pelaksanaan postes, dan pelaksanaan wawancara
terhadap siswa. Wawancara dilakukan setelah postes selesai diluar jam
40
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran. Wawancara dilakukan terhadap perwakilan siswa yang yang
memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah. Maka dari itu pelaksanaan
wawancara dilakukan setelah hasil pretes dan postes diberikan skor. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode discovery-inquiry
serta untuk memperoleh keterangan dari beberapa perwakilan siswa atas data nilai
pretes dan postes yang tidak dapat terungkap oleh soal-soal pretes dan postes.
H. Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dari hasil tes tertulis dan wawancara. Adapun
langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut.
A. Pengolahan data tes tertulis
1. Penguasaan konsep siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah pada kelas
eksperimen.
a. Mengelompokkan siswa kelas eksperimen ke dalam kategori tinggi,
sedang, dan rendah.
b. Menghitung nilai pretes dan postes setiap kategori siswa siswa pada
kelas eksperimen dalam bentuk persen.
c. Menghitung persentase nilai rata-rata tes per kategori siswa kelas
eksperimen.
d. Menilai tingkat penguasaan siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah
berdasarkan tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep.
Tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep (Arikunto, 2009)
Nilai (%) Kriteria Kemampuan
81-100 Sangat Baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
41
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0-20 Sangat Kurang
2. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk masing-masing
indikator pembelajaran.
a. Mengelompokkan soal berdasarkan masing-masing indikator
pembelajaran.
b. Menghitung nilai pretes dan postes per indikator pembelajaran untuk
siswa pada kelas eksperimen dalam bentuk persen.
c. Menghitung persentase nilai rata-rata pretes dan postes per indikator
pembelajaran untuk siswa pada kelas eksperimen.
d. Menilai tingkat penguasaan siswa per indikator pembelajaran
berdasarkan tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep.
3. Peningkatan penguasaan konsep seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
a. Menskor tiap lembar jawaban pretes dan postes siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kunci jawaban.
b. Menghitung nilai pretes dan postes tiap siswa di kelas eksperimen dan
kelas kontrol dalam bentuk persen.
c. Menilai tingkat penguasaan siswa berdasarkan tabel 3.1 Kriteria
Penguasaan Konsep.
d. Menghitung gain tiap siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
e. Menghitung nilai gain rata-rata keseluruhan siswa, pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
f. Mengolah data gain secara statistik untuk menguji signifikansi
perbedaan rata-rata gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
42
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara keseluruhan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0,
dengan tahapan sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan bagian pendahuluan yang
penting dalam menganalisis data. Hasil uji normalitas ini
berhubungan dengan jenis statistik yang akan digunakan dalam
penelitian. Pengujian ini bertujuan untuk melihat normal atau
tidaknya suatu data. Bila data yang diperoleh terdistribusi normal,
maka analisis statistik selanjutnya menggunakan analisis statistik
parametrik. Sedangkan bila data tidak terdistribusi normal, maka
digunakan analisis statistik nonparametrik. Uji normalitas
menggunakan uji Shapiro-Wilk menggunakan program SPSS versi
17.0 dengan penafsiran sebagai berikut:
Hipotesis:
H0 : data terdistribusi normal
H1: data terdistribusi tidak normal
Pengambilan Keputusan:
Jika Sig. dengan probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Jika Sig.
dengan probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.
2) Uji Signifikansi
Berdasarkan uji normalitas, ternyata data tidak terdistribusi
normal, maka dilakukan uji nonparametris yaitu uji Two
Independent Sample Test. Uji ini dilakukan untuk menguji
hipotesis adakah perbedaan yang signifikan untuk peningkatan
penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Uji yang digunakan yaitu uji Mann-Whitney. Uji ini untuk
menguji hipotesis apakah pembelajaran dengan metode discovery-
inquiry meningkatkan penguasaan konsep siswa berbeda secara
signifikan dibandingkan dengan metode konvensional. Uji Mann-
43
Gita Nur Fajriani, 2013
Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Whitney dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan
penafsiran sebagai berikut.
Hipotesis:
H0 : tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep
yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1 : terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pengambilan keputusan:
Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas > 0,05 maka H0
diterima.
Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas < 0,05 maka H0
ditolak.
B. Pengolahan data hasil wawancara
a. Mengubah hasil wawancara dari lisan menjadi tulisan.
b. Menganalisis hasil wawancara.
c. Menggabungkan analisis hasil wawancara sebagai penunjang jawaban tes
tertulis.