bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
47
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang
digunakan penulis dalam rangka pengungkapan masalah yang penulis
teliti. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan suatu data, mencapai tujuan penelitian dan menjawab
rumusan permasalahan.
Penelitian ini menggunakan format metode penelitian kuantitatif.
Dalam bagian ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode
penelitian seperti peubah penelitian, definisi operasional, populasi, sampel
dan teknik sampling, alat ukur penelitian, prosedur pengumpulan data,
penskalaan, daya diskriminasi dan reliabilitas alat ukur, uji asumsi klasik
dan uji hipotesis.
3.1 Peubah Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu peubah gayut dan tiga peubah
tak gayut. Adapun peubah-peubah itu adalah:
1. Peubah gayut : Keterikatan Kerja
2. Peubah tak gayut : Karakteristik Pekerjaan, Dukungan
Organisasi dan Jenis Kelamin.
3.2 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini definisi operasional peubah-peubah penelitian
adalah sebagai berikut:
48
1. Keterikatan Kerja
Menurut Schaufeli & Bakker (2004) keterikatan kerja sebagai
sebuah kondisi dimana seseorang memiliki pikiran yang positif
sehingga mampu mengekspresikan dirinya baik secara fisik, kognitif
dan afektif dalam melakukan pekerjaannya. Aspek keterikatan kerja
terdiri dari vigor, dedication dan absorption.
Untuk mengukur keterikatan kerja, digunakan Utrecht Work
Engagement Scale (UWES-17) berdasarkan aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Schaufeli. Semakin tinggi skor dari skala ini
menunjukkan semakin tinggi keterikatan kerja yang dimiliki, dan
begitu juga sebaliknya semakin rendah skor yang ditunjukkan dalam
skala ini maka menunjukkan semakin rendah pula keterikatan kerja
yang dimiliki.
2. Karakteristik Pekerjaan
Menurut Hackman & Oldham (1980) karakteristik pekerjaan
merupakan atribut-atribut variasi ketrampilan, identitas tugas,
signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik pekerjaan Dimensi
karakteristik pekerjaan terdiri dari skill variety, task identity, task
significance, autonomy dan feedback from job.
Untuk mengukur karakteristik pekerjaan, digunakan JDS (Job
Diagnostic Survey) berdasarkan dimensi-dimensi yang dikemukakan
oleh Hackman & Oldham (1980, dalam Reeves, 2010). Semakin
tinggi skor dari skala ini menunjukkan semakin tinggi karakteristik
pekerjaan yang dimiliki, dan begitu juga sebaliknya semakin rendah
skor yang ditunjukkan dalam skala ini maka menunjukkan semakin
rendah pula karakteristik pekerjaan yang dimiliki.
49
3. Dukungan Organisasi
Menurut Rhoades & Eisenberger (2002) bahwa dukungan
organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana
organisasi menilai kontribusi, memberi dukungan, dan peduli kepada
kesejahteraan mereka. Dimensi dukungan organisasi terdiri dari
keadilan, dukungan atasan, penghargaan organisasi dan kondisi
pekerjaan.
Untuk mengukur dukungan organisasi digunakan skala berisi
dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh Eisenberger et al., (1986).
Semakin tinggi skor dari skala ini menunjukkan semakin tinggi
dukungan organisasi yang dimiliki, dan begitu juga sebaliknya
semakin rendah skor yang ditunjukkan dalam skala ini maka
menunjukkan semakin rendah pula dukungan organisasi yang
dimiliki.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi penelitian merupakan faktor utama yang harus ditentukan
sebelum kegiatan penelitian dilakukan. Populasi merupakan sejumlah
individu yang setidaknya mempunyai satu ciri atau sifat yang sama. Pada
penelitian ini, populasi yang diambil adalah karyawan di PT Bank
Danamon Indonesia, Tbk Kota Tegal beserta anak perusahaan berjumlah
107 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Kota Tegal beserta anak
perusahaan dengan jumlah 107 orang. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan teknik saturated sample
dengan keseluruhan subjek sebanyak 107 orang.
50
Tabel 3.1
Jumlah Karyawan
PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Kota Tegal
Posisi/Jabatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
D
A
N
A
P
E
L
A
Y
A
N
A
N
Branch Manager 1 1 2
Sales & Service - 3 3
Head Sales & Service
Officer
- 1 1
Personal Banking - 2 2
Financial Specialist 1 - 1
Account Officer 2 - 2
Relation Manager - 1 1
Credit Marketing Officer 14 - 14
Account Receivable
Officer
20 - 20
Admin Collection - 3 3
Payment Processor - 4 4
Deputy Branch Manager 1 - 1
Credit Analyst 2 - 2
Branch Service 1 - 1
Teller - 7 7
Head Teller - 1 1
Sundries 1 - 1
General Support 2 - 2
Security 3 - 3
Customer Relationship
Officer
5 - 5
Cashier - 2 2
Customer Service - 2 2
Collateral - 4 4
Credit Admin 1 3 4
General Affair 1 - 1
P
E
N
G
A
W
A
S
A
N
Regional Credit
Document &Collateral
Processing
3
2
5
Analyst 1 1 2
Early Warning - 1 1
Internal Control - 1 1
Loans Transaction 2 - 2
Legal - 1 1
Appraisal 1 - 1
Facility Control - 1 1
Integrated Support - 1 1
Branch HCGA Head 1 - 1
Operation Head - 2 2
JUMLAH 63 44 107
51
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
psikologi. Menurut Azwar (2010) skala psikologi digunakan untuk
mengungkap data mengenai atribut psikologis yang dapat dikategorikan
sebagai variabel kemampuan (kognitif) dan variabel kepribadian (afektif),
yang dalam penelitian adalah atribut afektif.
3.4 Alat Ukur Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
psikologi. Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berdasarkan skala sikap model likert dengan 5 alternatif jawaban, yaitu:
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat
Tidak Sesuai (STS).
3.4.1 Skala Keterikatan Kerja
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keterikatan kerja
menggunakan skala adaptasi dari kuesioner yang sudah baku dari Utrecht
Work Engagement Scale (UWES-17) yang dibuat oleh Schaufeli dan
dimodifikasi oleh penulis. Alat ukur ini memiliki 17 aitem yang terbagi
dalam tiga komponen yaitu semangat (vigor), dedikasi (dedication) dan
absorpsi (absorption). Skala UWES-17 dari Schaufeli juga pernah
digunakan dalam penelitian oleh Anggun (2012), Devi (2014), Katharina
(2015), Stefani (2015). Penjabaran dari dimensi keterikatan kerja,
indikator dan sebaran total item sebagai cetak biru (blue print) alat ukur
yang dipakai dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.2.
52
Tabel 3.2
Cetak Biru Skala Keterikatan Kerja
No. Dimensi Indikator No Aitem Jumlah
F UF
1. Semangat 1. Merasakan energi tinggi
saat bekerja
2. Memiliki semangat
tinggi untuk bekerja
setiap hari
3. Dapat bekerja dalam
waktu lebih lama dari
seharusnya
4. Memiliki mental yang
tangguh
5. Selalu tekun bekerja
1
4,8
12
15
17
-
-
-
-
-
6
2. Dedikasi 1. Memiliki peran dalam
pekerjaan
2. Berantusias tinggi dalam
pekerjaan
3. Mendapatkan inspirasi
dalam pekerjaannya
4. Bangga terhadap
pekerjaan yang dilakukan
5. Merasa tertantang oleh
pekerjaan yang
dikerjakan
2
5
7
10
13
-
-
-
-
-
5
3. Absorpsi 1. Lupa waktu saat bekerja
2. Melupakan lingkungan
sekitar saat bekerja
3. Merasa sangat senang
dengan pekerjaan yang
dilakukan
4. Larut dalam pekerjaan
5. Terbawa suasana saat
bekerja
6. Sulit untuk memisahkan
diri dari pekerjaan
3
6
9
11
14
16
-
-
-
-
-
-
6
Jumlah 17 0 17
53
3.4.2 Skala Karakteristik Pekerjaan
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur karakteristik pekerjaan
menggunakan JDS (Job Diagnostic Survey) oleh Hackman & Oldham,
1980 (dalam Reeves, 2010) dan dimodifikasi oleh penulis. Skala
karakteristik pekerjaan terdiri atas lima dimensi yaitu variasi ketrampilan
(skill variety), identitas tugas (task identity), signifikansi tugas (task
significance), otonomi (autonomy) dan umpan balik (feedback for job).
Skala dari Hackman & Oldham juga pernah digunakan dalam penelitian
oleh Indi (2011), Anggun (2012). Penjabaran dari dimensi karakteristik
pekerjaan, indikator dan sebaran total item sebagai cetak biru (blue print)
alat ukur yang dipakai dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Cetak Biru Skala Karakteristik Pekerjaan
No. Dimensi Indikator No Aitem Jumlah
F UF
1. Variasi
Ketrampilan
1. Menggunakan sejumlah
ketrampilan yang
kompleks dalam bekerja
2. Melakukan variasi
pekerjaan
3. Melakukan pekerjaan
yang tidak
membosankan
8
2, 14
18
-
11
-
5
2. Identitas
Tugas
1. Bekerja dengan banyak
orang saat bekerja
2. Melaksanakan
pekerjaan dari awal
hingga akhir
3. Kesempatan untuk
menyelesaikan
pekerjaan
-
3
22
7
16
-
4
54
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No. Dimensi Indikator No Aitem Jumlah
F UF
3. Signifikansi
Tugas
1. Keberhasilan pekerjaan
berpengaruh bagi rekan
kerja
2. Pekerjaan yang
dikerjakan bermanfaat
besar bagi perusahaan
4, 23
-
13
20
4
4. Otonomi 1. Ada kebebasan atas
bagaimana karyawan
melakukan
pekerjaannya
2. Kewenangan
mengambil keputusan
atas pekerjaan
21
1
9
17
4
5. Umpan Balik 1. Umpan balik atas
kinerja karyawan dari
rekan kerja
2. Keterbukaan atas hasil
pekerjaan
3. Umpan balik atas hasil
kerja dari supervisor
-
6, 10
5, 15
12
19
-
6
Jumlah 14 9 23
3.4.3 Skala Dukungan Organisasi
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan organisasi
dengan menggunakan pengukuran dukungan organisasi dari skala
Eisenberger et al., (1986) yang dimodifikasi oleh penulis. Skala dukungan
organisasi terdiri atas tiga dimensi yaitu keadilan (fairness), dukungan
atasan (supervisor support), serta penghargaan dan kondisi kerja
(organizational reward and job condition). Skala Eisenberger et al.,
(1986) juga pernah digunakan dalam penelitian oleh Valerie & Rowan
(1999), Ricky (2014) dan Stefani (2015). Penjabaran dari dimensi
dukungan organisasi, indikator dan sebaran total item sebagai cetak biru
55
(blue print) alat ukur yang dipakai dalam penelitian disajikan pada Tabel
3.4.
Tabel 3.4
Cetak Biru Skala Dukungan Organisasi
No. Dimensi Indikator No Aitem Jumlah
F UF
1. Keadilan 1. Memperhatikan
tujuan karyawan
2. Melibatkan
karyawan dalam
pengambilan
keputusan
3. Menghargai hasil
kerja karyawan
4. Mendengarkan
masukan dari
karyawan
1
-
-
-
12
3
5
8
5
2. Dukungan
Atasan
1. Memedulikan
kesejahteraan
karyawan
2. Bangga dengan
hasil kerja
karyawan
3. Menghargai
kontribusi kerja
karyawan
2
4
9
-
-
-
3
3. Penghargaan
dan Kondisi
Kerja
1. Memberikan
keuntungan kepada
karyawan
2. Membantu
kesulitan karyawan
3. Menggaji sesuai
peraturan
4. Mengubah kondisi
kerja karyawan
-
7
-
11
6
-
10
-
4
Jumlah 6 6 12
56
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan pencarian data awal yang
berkaitan dengan keterikatan kerja karyawan di PT Bank Danamon
Indonesia, Tbk Kota Tegal. Selanjutnya, karyawan diminta untuk mengisi
skala psikologis dengan cara meminta bantuan pihak pimpinan PT Bank
Danamon Indonesia, Tbk Cabang Tegal untuk membagikan skala tersebut.
Data skala psikologis yang dikumpulkan bertujuan untuk mendapatkan
jawaban masing-masing karyawan mengenai keterikatan kerja,
karakteristik pekerjaan dan dukungan organisasi.
3.6 Penskalaan
Hal yang tidak dapat dipisahkan dengan pengukuran adalah
metode penskalaan, merupakan proses penentuan letak stimulus atau letak
kategori respon tertentu pada suatu kontinum psikologis (Azwar, 2013).
Metode penskalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert. Alternatif pilihan jawaban dalam skala yang digunakan dalam
penelitian ini dibuat dalam bentuk rentangan mulai dari yang tertinggi
sampai terendah, dan dibedakan menjadi lima yaitu:
a. SS : Jawaban yang menyatakan bahwa subyek SANGAT SESUAI
dengan pernyataan yang diajukan.
b. S : Jawaban yang menyatakan bahwa subyek SESUAI dengan
pernyataan yang diajukan.
c. N : Jawaban yang menyatakan bahwa subyek NETRAL (tidak dapat
menentukan dengan pasti) pernyataan yang diajukan.
d. TS : Jawaban yang menyatakan bahwa subyek TIDAK SESUAI
dengan pernyataan yang diajukan.
57
e. STS : Jawaban yang menyatakan bahwa subyek SANGAT TIDAK
SESUAI dengan pernyataan yang diajukan.
Sistem penilaian skala psikologis bergerak dari satu sampai lima.
Pernyataan yang tergolong favourable atau sesuai pernyataan, subyek
akan memperoleh skor 5 jika menjawab sangat sesuai (SS), skor 4 jika
menjawab sesuai (S), skor 3 jika menjawan netral (N), skor 2 jika
menjawab tidak sesuai (TS), skor 1 jika menjawab sangat tidak sesuai
(STS). Pernyataan yang tergolong unfavourable atau bertentangan dengan
pernyataan, subyek akan memperoleh skor 5 jika menjawab sangat tidak
sesuai (STS), skor 4 jika menjawab tidak sesuai (TS), skor 3 jika
menjawab netral (N), skor 2 jika menjawab sesuai (S), dan skor 1 jika
menjawab sangat sesuai (SS).
3.7 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Alat Ukur
3.7.1 Daya Diskriminasi Aitem
Azwar (2013) menyatakan daya diskriminasi aitem atau daya beda
adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau
kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur.
Misalnya dalam skala yang diukur untuk mengungkapkan keterikatan
kerja, maka aitem berdaya beda tinggi adalah aitem yang menunjukkan
mana individu atau kelompok individu yang memiliki keterikatan kerja
yang tinggi dan mana yang tidak. Pengujian daya diskriminasi aitem
dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor
aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan
menghasilkan koefisien korelasi aitem-total.
Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total
biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai
58
koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Jika
koefisien korelasi kurang dari 0,30 maka dinyatakan gugur (Azwar, 2013).
3.7.2 Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan
pengujian reliabilitas konsistensi internal dengan berpatokan pada
koefisien Cronbach Alpha yang dihitung dengan bantuan program SPSS
16.0. Azwar (2010) menjelaskan bahwa reliabilitas dinyatakan dalam
angka koefisien reliabilitas yang berada dalam rentang 0-1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka satu maka semakin tinggi
reliabilitas alat tes tersebut. Penentuan reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan metode Cronbach Alpha yang menurut Kaplan & Saccuzzo
(2001) kriteria reliabilitas yang digunakan adalah bila:
1. r ≥ 0,7 berarti alat ukur tersebut dapat diandalkan dalam melakukan
penelitian.
2. r < 0,7 berarti alat ukur tersebut tidak dapat diandalkan dalam
melakukan penelitian.
3.8. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan agar mendapatkan model
regresi yang baik dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang
handal dan tidak bias sesuai dengan kaidah Best Linear Unbiased
Estimator (BLUE). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji linearitas.
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, kedua peubah (tak gayut maupun gayut) mempunyai distribusi
normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2009). Uji normalitas
59
dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada uji Kolmogorov-Smirnov
apabila nilai signifikan > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal.
3.8.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah tak gayut. Apabila terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinieritas sebaliknya
apabila nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinieritas (Ghozali, 2009).
3.8.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan ragam (varians) dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika ragam residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan
jika ragam berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas
(Ghozali, 2009). Apabila titik pada grafik diagram pencar (scatterplot)
menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta
tidak membentuk pola yang jelas atau tertentu, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Santoso, 2000).
3.8.4 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan
antara peubah gayut dengan peubah tak gayut dan untuk mengetahui
signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Jika
60
penyimpangan tersebut tidak signifikan (p>0,05), dan signifikansi
linearitas signifikan (p<0,05), maka hubungan antara peubah tak gayut
dengan peubah gayut adalah linier (Hadi, 2000).
3.9 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, teknik analis data yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dan teknik analisis uji beda t-
test dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0.
3.9.1 Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) peubah gayut, bila dua atau lebih
peubah gayut sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya) (Sugiyono, 2012).
3.9.2 Uji Beda t-test
Uji beda t-test (independen sample t-test) digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan rataan antara dua kelompok sampel
yang tidak berhubungan (Priyatno, 2012).