bab iii metodologi penelitian 3.1 setting dan ......metodologi penelitian 3.1 setting dan...
TRANSCRIPT
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Peneliti mengambil lokasi yang akan diteliti yaitu dikelas IV SD Negeri 01 Kundisari
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Waktu pelaksanaan penelitiaan ini adalah pada
semester genap tahun pelajaran 2012-2013.
Berdasarkan lokasinya SD N 01 Kundisari Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
terletak di tengah desa yang jauh dari keramaian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV
yang berjumlah 34 anak yang terdiri dari 15 putra dan 19 putri. Kondisi sosial ekonomi orang
tua/wali siswa sangat beragam, ada yang sangat mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit
orang tua siswa sangat lemah. Pekerjaan orang tua/wali siswa ada yang bekerja sebagai
pegawai, pengusaha, buruh pabrik dan tani. Tidak sedikit orang tua/wali siswa peduli
terhadap pendidikan. Ada beberapa prestasi yang diperoleh siswa SD Negeri 01 Kundisari.
Dari yang akademik maupun non akademik. Jumlah guru dan karyawan ada 11 orang yaitu
PNS 8, 2 wiata bakti dan 1 penjaga sekolah. SD Negeri 01 Kundisari merupakan sekolah
yang perlu perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas(PTK).
3.2 Variabel yang Akan Diteliti
Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2009:3) variabel adalah konstruk atau sifat yang
akan dipelajari. Menurut Kidder dalam Sugiyono (2009:3) variabel adalah suatu kualitas
dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Menurut Endang
Mulyatiningsih Variabel adalah karakteristik yang melekat pada diri subjek yang diukur
(2009:3).
Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel terpengaruh dan tindakan. Yang
termasuk variabel terpengaruh pada penelitian ini yaitu hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA
merupakan suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran IPA yang telah ditetapkan dalam
rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. Sedangkan variabel tindakan
pada penelitian ini yaitu outdoor activities. Outdoor activities merupakan salah satu proses
pembelajaran yang berorientasi pada lingkungan sebagai salah satu sumber belajar yang
dapat digunakan sebagai sumber-sumber belajar, yang tidak hanya berorietntasi pada nilai-
nilai kuantitatif saja tetapi juga pada aspek kualitatif atau proses.
26
Prosedur pembelajaran outdoor activities yaitu dalam kegiatan dibagi menjadi 2 tahap
yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapannya yaitu meliputi:
a. Memastikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran di luar
kelas.
b. Mempersiapkan objek dan lokasi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
c. Mengkondisikan waktu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
d. Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan.
Tahap pelaksanaan
a. Siswa bersama guru mendatangi tempat yang akan digunakan
b. Menjelaskan variasi kegiatan yang akan dilakukan jika ada
c. Siswa melakukan pengamatan dan guru mendampingi
d. Mencatat semua pengamatan
e. Laporkan ke guru, baik berupa LKS maupun presentasi.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
Kelas dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan,
sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Penelitian
Tindakan Kelas ini yaitu tipe kolaborasi, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas di SD
tempat penelitian. Pada PTK tipe kolaborasi penelitilah yang merancang RPP penelitian
kolaboratif, sedangkan guru yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti berperan sebagai observer/pengamat.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagaimana dijelaskan Aqib (2009:13)
yaitu: 1) PTK sangat kondusif membuat guru sangat peka dan tanggap terhadap dinamika
pembelajaran di kelasnya, 2) PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga dapat lebih
profesional, 3) guru mampu memperbaiki proses pembelajarannya, 4) guru dapat lebih kreatif
dalam mengembagkan proses pembelajarannya.
3.4 Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral, yang
dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, melalui siklus yang terdiri dari 3 tahap yakni
rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Adapun gambar model spiralnya
ditunjukkan melalui gambar berikut ini :
27
Gambar 2
Rencana Tindakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus. Tiap siklus akan
dilaksanakan dengan mangacu pada tujuan yang ingin dicapai. Siklus I direncanakan 3 kali
pertemuan, dua pertemuan tahap tatap muka dan satu pertemuan evaluasi. Dan pada siklus II
akan direncanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dua pertemuan tatap muka dan satu pertemuan
evaluasi. Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut :
3.4.1 Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I ini terdiri dari perencanaan yang dilakukan sebelum siklus I ini
dijalankan, tahap implementasi tindakan dan observasi siklus I, dan refleksi yang dilakukan
setelah pelaksanaan.
a) Perencanaan Siklus I
Dalam kegiatan perencanaan, guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana
tindakan yang akan dilakukan. Disamping itu, guru dan peneliti menyusun perangkat
pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, dan lembar
observasi penentuan materi pembelajaran.
b) Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi Siklus I
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, sebelum proses pembelajaran berlangsung guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti: RPP, buku materi pembelajaran, lembar kerja siswa
28
dan lembar pengamatan untuk siswa. Pada kegiatan awal guru melakukan apresepsi sesuai
pada rancangan RPP dan menyampaikan tujuan pembelajara. Pada kegiatan inti guru mencari
tahu tingkat pengetahuan siswa mengenai sumber daya alam sebelum melakukan
pembelajaran. Lalu guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan mengajak siswa
untuk ke luar kelas dan mengamati benda-benda apa saja yang mereka dapatkan. Setelah
selesai pengamatan siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk mendapakan kesimpulan.
Setelah semua kelompok selesai guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya. Pada pertemuan ketiga siswa diminta untuk mengerjakan tes evaluasi untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode outdoor activities.
Observasi merupakan mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala
subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun
dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan (Riyanto:2001). Peneliti melakukan
observasi pada Proses Belajar Mengajar IPA yang dilakukan guru saat pembelajaran
berlangsung. Pada tahap ini dilaksanakan observasi pengamatan dengan menggunakan
lembar instrument observasi hasil aktivitas siswa. Kegiatan siswa dan guru diamati selama
proses belajar berlangsung. Hasil observasi berupa lembar observasi.
c) Refleksi Siklus I
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah di capai dari proses
pembelajaran, jika dalam proses pembelajaran masih terdapat hambatan dan kekurangan
sehingga menyebabkan siswa masih belum dapat mengamati dan tujuan pembelajaran belum
tercapai ketuntasannya berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan, maka sebagai tindakan
yaitu dengan mengadakan siklus II.
3.4.2 Pelaksanaan Siklus II
Setelah siklus I selasai, jika hasil tidak memenuhi indikator pencapaian yang
diharapkan, maka akan dilanjutkan siklus ke II. Dalam siklus II ini pelaksanaan kegiatan
dilakukan selama 3 pertemuan dalam kegiatannya sama seperti siklus I dengan memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I.
29
a) Perencanaan Siklus II
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran,
meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, lembar pengamatan (observasi),
dan penentuan materi pelajaran tentang manfaat sumber daya alam dengan melakukan
pengamatan langsung di luar kelas.
Namun dalam siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan kegiatan yang
diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus I.
b) Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi Siklus II
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, sebelum proses pembelajaran berlangsung guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti: RPP, buku materi pembelajaran, lembar kerja siswa
dan lembar pengamatan siswa. Pada kegiatan awal guru melakukan apresepsi sesuai pada
rancangan RPP dan menyampaikan tujuan pembelajara. Pada kegiatan inti guru mencari tahu
tingkat pengetahuan siswa mengenai sumber daya alam sebelum melakukan pembelajaran.
Lalu guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan mengajak siswa untuk ke luar
kelas dan mengamati benda-benda apa saja yang mereka dapatkan. Setelah selesai
pengamatan siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk mendapakan kesimpulan. Setelah
semua kelompok selesai guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Pada pertemuan ketiga siswa diminta untuk mengerjakan
tes evaluasi untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa setelah melakukan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor activities.
Peneliti melakukan observasi pada Proses Belajar Mengajar IPA yang dilakukan guru
saat pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dilaksanakan observasi pengamatan dengan
menggunakan lembar instrument observasi hasil aktivitas siswa. Kegiatan siswa diamati
selama proses belajar berlangsung. Hasil observasi berupa lembar observasi.
c) Refleksi Siklus II
Refleksi pada siklus II ini dilakukan sama seperti refleksi siklus I. Refleksi ini
dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang
telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini
berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
30
3.5 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penilaian
Jenis data ini meliputi data yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik
pengumpulan data merupakan cara yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh
data. Instrumen penilaian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data.
3.5.1 Jenis Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu data yang
diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru dan data kuantitatif adalah data
yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes formatif dan rubrik penilaian
observasi aktifitas siswa.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil
prestasi siswa kelas IV setelah melakukan pengamatan secara langsung pada benda-benda di
lingkungan sekitar adalah teknik tes dan non tes yang terdiri dari :
a. Tes
Tes formatif berbentuk tugas dan pilihan ganda, digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa setelah diberi pembelajaran menggunakan outdoor activities.
b. Non tes
Non tes dalam penelitian ini berupa observasi aktivitas siswa dalam kelompok belajar
yang telah dibuat. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen
yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi
yang akan diobservasi.
3.5.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah butir-butir soal dan lembar observasi aktifitas siswa serta
lembar observasi implementasi RPP. Kisi-kisi instrument penelitian disajikan pada tabel 2
dibawah ini.
31
Tabel 2
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator No Item Jumlah
Item
11. Memahami
hubungan antara
sumber daya
alam dengan
lingkungan,
teknologi dan
masyarakat
11.1 Menjelaskan
hubungan
antara sumber
daya alam
dengan
lingkungan
- Menjelaskan
pengertian
sumber daya
alam
1,2,3 3
- Mengidentifikasi
kan sumber daya
alam berdasarkan
jenisnya
4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11,
8
- Mengidentifikasi
kan sumber daya
alam berdasarkan
sifatnya
12,13, 14,
15, 16, 17,
18. 19, 20,
9
Jumlah 20
Tabel 3
Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No. Aspek Skala proses pembelajaran
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran
II Kegiatan membuka pelajaran
III Kegiatan inti pembelajaran
IV Penutup
Keterangan :
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh praktikan dalam kategori kurang
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh praktikan dalam kategori cukup
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh praktikan dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh praktikan dalam kategori sangat baik
32
Tabel 4
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator No
Item
Jumlah
Item
11. Memahami
hubungan antara
sumber daya alam
dengan lingkungan,
teknologi dan
masyarakat
11.3 Menjelaskan
dampak
pengambilan
bahan alam
terhadap
lingkungan
- Menjelaskan manfaat
sumber daya alam
1, 2, 3,
4, 5,
5
- Menyebutkan kegiatan
manusia yang dapat
berdampak negatif pada
pengelolaan alam yang
tidak bijaksana
6, 7, 8,
19, 20
5
- Menjelaskan kegiatan
manusia yang dapat
mengatasi dampak
negatif pengambilan
bahan alam
9, 10,
11, 12,
13, 14,
15, 16,
17, 18
10
Jumlah 20
Tabel 5
Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No. Aspek Skala proses pembelajaran
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran
II Kegiatan membuka pelajaran
III Kegiatan inti pembelajaran
IV Penutup
Keterangan :
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh praktikan dalam kategori kurang
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh praktikan dalam kategori cukup
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh praktikan dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh praktikan dalam kategori sangat baik
33
3.6 Indikator Keberhasilan
Dalam pelaksanaan penulis menggunakan outdoor activities dalam meningkatkan hasil
belajar siswa SD Negeri 01 Kundisari Kecamatan Kedu Temanggung, dari latar belakang
yang telah diuraikan di depan menggambarkan hasil belajar dibawah KKM 75 yaitu siswa
kurang memahami pelajaran yang diberikan oleh guru ditandai siswa yang tidak dengan
mudah menghafal materi sumber daya alam. Penulis berusaha meningkatkan hasil belajar
menjadi lebih baik. Dengan latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan hasil
belajar, maka dipergunakan indikator sebagai berikut :
a. Minimal 90% siswa memahami pembelajaran sehingga siswa dapat mengetahui materi
yang diajarkan.
b. Hasil belajar siswa, peneliti memberi target 90% dari jumlah siswa memperoleh nilai di
atas 75(KKM).
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif yaitu membandingkan
hasil dari siklus I dan siklus II dengan menggunakan persentase ketuntasan hasil belajar
siswa.
3.8 Uji Prasyarat
Uji prasyarat ini dilakukan sebelum penelitian. Tempat diadakannya uji prasyarat
ini berbeda dengan tempat yang akan dijadikan penelitian.
3.8.1 Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Sudijono (2011: 179-181) teknik
yang digunakan untuk mengetahui validitas adalah dengan mencari angka korelasi β r β
product moment ππ₯π¦ dengan derajat kebebasan sebesar (N-2), pada taraf signifikansi 1%
dengan ketentuan bahwa ππ₯π¦ atau π0 sama atau lebih besar daripada ππ‘ππππ atau ππ‘ maka
hipotesis nihil ditolak, berarti antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif yang
signifikan, sehingga tes tersebut dapat dinyatakan valid. Sebaliknya, jika ππ₯π¦ atau π0 lebih
kecil daripada ππ‘ππππ atau ππ‘ maka hipotesis nihil disetujui, berarti tidak terdapat korelasi
positif yang signifikan, maka tes tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk mengetahui besarnya
ππ₯π¦ atau π0 dirumuskan sebagai berikut:
34
ππ₯π¦ =π π₯π¦ β π₯ π¦
π π₯2 β π₯ 2 π π¦2 β π¦ 2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi pearson
x = variabel berpengaruh
y = variabel tindakan
n = jumlah data
dalam penelitian ini uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16.0. kriteria validitas
instrumen menurut Azwar dalam Dwi Priyatno (2010:21) menyatakan bahwa suatu item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.
Hasil Uji Validitas
Instrumen tes berupa butir soal pada siklus I dan II yang akan diberikan pada siswa
kelas IV SDN 01 Kundisari sebelumnya dilakukan uji validitas kepada siswa kelas IV SDN
Tegallurung. Setelah dilakukan uji validitas terhadap 18 siswa kelas IV SDN Tegallurung
didapatkan hasil (skor dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan uji validitas
instrumen hasil. Pada siklus I dengan 25 butir soal pilihan ganda setelah dilakukan
penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 16, diperoleh butir soal pilihan ganda yang
valid sebanyak 21 dan butir soal yang tidak valid 4, maka pada butir soal yang tidak valid
dibuang. Pada siklus II dengan 25 butir soal pilihan ganda setelah dilakukan penghitungan uji
validitas dengan bantuan SPSS 16, diperoleh butir soal pilihan ganda yang valid sebanyak 20
dan butir soal yang tidak valid 5, maka pada butir soal yang tidak valid dibuang.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik menurut Arikunto (2006:178).
Dalam pengertian ini terdapat pengertian umum yang menyatakan bahwa instrumen
penelitian harus reliabel. Menurut Kuder dan Richardson (dalam Sudijono, 2011: 254-259)
bahwa cara menentukan reliabilitas tes itu lebih tepat apabila dilakukan secara langsung
terhadap butir-butir item tes yang bersangkutan.
35
Rumus reliabilitas dengan metode Alpha adalah:
ππ = π
π β 1 1 β
π π2
π π‘2
Keterangan:
ππ : koefisien reliabilitas alpha
k : mean kuadrat antara subyek
π π2 : mean kuadrat kesalahan
π π‘2
: varians total
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 dan kriteria
untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan
oleh Sekaran dalam Duwi Priyatno (2010:32) adalah realibilitas kurang dari 0,6 adalah
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16. Pada siklus I mendapatkan hasil
penghitungan reliabilitas sebesar 0,929 dengan kategori reliabilitas baik. Pada siklus II
mendapatkan hasil penghitungan reliabilitas sebesar 0,916 dengan kategori reliabilitas baik.
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka instrumen tes siklus I dan siklus II dapat
digunakan untuk penelitian.
3.8.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran
berkisar dari 0 sampai dengan 1. Menurut Witherington dalam Sudjiono (2011:371)
mengatakan bahwa sudah atau belumnya memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar
dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item
tersebut. Angka indek kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.
Maksudnya angka indeks kesukaran itu paling rendah 0,00 dan paling tinggi adalah 1,00.
Angka indek kesukaran itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan
oleh Du Bois dalam Sudijono (2011:371) yaitu :
36
P =ππ
π
Keterangan:
P = angka indek kesukaran item
Np = banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul dan butir item yang
bersangkutan.
N = jumlah teste yang mengikuti tes hasil belajar.
Cara memberikan penafsiran terhadap angka indek kesukaran item adalah sebagai berikut:
Kurang dari 0,25 = terlalu sukar
0,25-0,75 = cukup
Lebih dari 0,75 = terlalu mudah
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda pada siklus I serta pada siklus II diambil 20
butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran instrumen tes siklus I
didapat hasil pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 3 butir
dan pada tingkat kesukaran mudah sebanyak 17 butir. Pada soal siklus II didapat hasil pada
butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 6 butir dan pada tingkat
kesukaran mudah sebanyak 14 butir.