bab iii metodologi penelitian a. 1. -...

20
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi eksperimental design. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 114) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk desain quasi eksperimen yang peneliti gunakan adalah nonequivalent control design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Oleh karena itu pada penelitian ini memiliki satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun untuk variabel bebas ialah model pembelajaran learning cycle, sedangkan untuk variable terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 2. Desain Penelitian Adapun bentuk design metode kuasi eksperimen nonequivalent control group design dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2013, hlm. 116): Gambar 3.1 Metode Kuasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design Kelas Pretes Perlakuan Postes Eksperimen O 1 X O 2 Kontrol O 3 O 4 Keterangan: O 1 = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas eksperimen) O 2 = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas kontrol) X = Perlakuan (treatment) dengan model pembelajaran learning cycle O 3 = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas eksperimen) O 4 = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas kontrol) Pada desain ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus dengan pembelajaran menggunakan learning cycle dan kelompok kontrol diberi

Upload: hoanghuong

Post on 28-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

penelitian quasi eksperimental design. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 114) desain

ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Bentuk desain quasi eksperimen yang peneliti gunakan adalah nonequivalent

control design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

tidak dipilih secara random. Oleh karena itu pada penelitian ini memiliki satu

variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun untuk variabel bebas ialah model

pembelajaran learning cycle, sedangkan untuk variable terikatnya adalah

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

2. Desain Penelitian

Adapun bentuk design metode kuasi eksperimen nonequivalent control group

design dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2013, hlm. 116):

Gambar 3.1

Metode Kuasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas eksperimen)

O2 = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas kontrol)

X = Perlakuan (treatment) dengan model pembelajaran learning cycle

O3 = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas eksperimen)

O4 = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas kontrol)

Pada desain ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus dengan

pembelajaran menggunakan learning cycle dan kelompok kontrol diberi

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

19

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Masing-masing kelas penelitian

diberi pretes dan postes, dan relatif tidak ada perlakuan secara khusus yang

diberikan pada kelas kontrol.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah kelas VA dan VB, dengan kelas VA

berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan

dan untuk kelas VB pun berjumlah 34 siswa, dengan 16 siswa laki-laki dan 18

siswa perempuan. Namun, dalam pelaksanaan penelitian tidak semua siswa dapat

hadir. Oleh karena itu, dalam pengolahan data hanya diambil 30 siswa pada

masing-masing kelas yang selalu hadir pada saat dilakukannya penelitian. Hal ini

dimaksudkan agar tidak menghambat pelaksanaan pengolahan data.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan

Kota Serang. Penelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

2014/2015 dengan materi pembagian pecahan. Peneliti memilih SDN Umbul

Tengah 1 sebagai lokasi penelitian dikarenakan lokasinya yang relative dekat dari

tempat tinggal peneliti dan memiliki dua rombongangan belajar yaitu kelas VA

dan VB sehingga memudahkan proses penelitian.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012, hlm. 117).

Arikunto (2010, hlm. 173) menambahkan bahwa “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V

SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang.

2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2010,

hlm. 174). Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengambil sampel

yaitu dengan menggunakan purposive sampling atau sampel yang disengaja.

“purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

20

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan

sampelnya atau untuk tujuan tertentu” (Riduwan, 2008, hlm. 63). Untuk sampel

pada penelitan ini adalah kelas V SDN Umbul Tengah 1 dengan dua kelas pararel

yang telah peneliti tentukan dengan pertimbangan tertentu. Setelah menentukan

sampel kelas, kemudian membagi kedalam kelas VA sebagai kelas eksperimen

dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen pada penelitian ini

menggunakan model pembelajaran learning cycle dan kelas kontrol pada

menggunakan pembelajaran konvensional.

D. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010, hlm. 203) mengemukakan “instrument penelitian adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan instrument berupa tes dan non tes. Instrumen tes berupa

soal-soal kemampuan pemecahan masalah, sedangkan instrument non tes berupa

wawancara.

1. Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari dua bagian, yaitu pretes dan

postes. Pretes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

tentang konsep yang akan diajarkan sebelum mengikuti pembelajaran. Pretes

diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam waktu yang bersamaan

sebelum treatment dilakukan. Sedangkan tes akhir (postes) diberikan dengan

maksud untuk mengukur peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberlakukannya treatment

(perlakuan). Tes kemampuan pemecahan masalah yang digunakan adalah

berbentuk essai dengan tujuan agar siswa dapat memahami permasalahan yang

ada pada soal serta melihat langkah-langkah penyelesaian soal yang dilakukan

oleh siswa dalam menjawab setiap permasalahan yang ada. Adapun jumlah soal

yang diberikan pada pretes dan postes yaitu berjumlah 4 soal essai.

Sebelum dilakukan penelitian, soal yang akan diberikan kepada siswa perlu

diuji terlebih dahulu kevalidannya. Untuk mengetahui validitas instrument tes,

maka perlu dilakukan pertimbangan (judgement) dari para ahli atau orang yang

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

21

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dianggap ahli dalam hal ini. Adapun validator yang menguji kevalidan instrument

tes ini adalah dosen pembimbing dan guru kelas V SDN Umbul tengah 1.

a. Validitas Tes

Arikunto (2010, hlm. 211) menyatakan bahwa “suatu instrument dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrument juga

dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat”. Instrument atau alat evaluasi yang dimaksud dalam hal ini adalah soal-soal

tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Untuk mengetahui validitas muka

dan validitas isi, dilakukan dengan pertimbangan (judgement) dari para ahli atau

orang yang dianggap ahli dalam hal ini, salah satunya adalah dosen pembimbing.

Pada penelitian ini validitas soal dimulai oleh validator yang merupakan dosen

pembimbing dan wali kelas V SDN Umbul Tengah 1. Adapun kriteria dalam

pengujian validitas soal ini terdiri dari dua yaitu validitas soal pretes dan postes.

1) Validitas Muka

Suherman (2001, hlm. 132) mengatakan bahwa “validitas muka yaitu

keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertianya

atau tidak menimbulkan tafsiran lain”. Jadi, suatu soal dapat dikatakan valid dari

segi validitas muka apabila soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau

redaksional sehingga maksud dari soal tersebut dapat dipahami oleh siswa.

Untuk mendapatkan soal yang sesuai dengan validitas muka, pembuatan soal

dilakukan dengan bimbingan dari pembimbing dan dilakukan berdasarkan

pertimbangan (judgement) dari orang yang dianggap ahli dalam hal ini,

diantaranya adalah dosen pembimbing dan wali kelas V SDN Umbul tengah 1.

2) Validitas Isi

Validitas isi membuktikan tentang ketepatan atau kesesuaian tes tersebut

ditinjau dari materi yang diajukan, kesesuaian materi soal dengan indikator,

kesesuaian butir soal dengan tingkatan kognitif siswa, dan kesesuaian materi

dengan tujuan yang ingin dicapai atau dalam hal ini adalah aspek kemampuan

pemecahan masalah matematis. Sama halnya dengan validitas muka, dalam

pengujiannya dilakukan berdasarkan judgement dari pembimbing dan guru kelas

SDN Umbul Tengah 1. Adapun hasil pertimbangannya yaitu sebagai berikut.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

22

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Hasil Pertimbangan Validitas Muka

No.

Soal

Valid (1)

atau

Tidak

Valid (0)

Komentar dan Saran Perbaikan

1. (0)

Perbaiki redaksi yang ada pada soal agar mudah dipahami

oleh siswa serta tambahkan gambar pada setiap soalnya agar

lebih jelas dan menarik.

2. (0)

3. (0)

4. (0)

Tabel 3.2

Hasil Pertimbangan Validitas Isi

No.

Soal

Valid (1)

atau

Tidak

Valid (0)

Komentar dan Saran Perbaikan

1. (1)

Isi soal sudah sesuai dengan materi dan indikator kemampuan

pemecahan masalah

2. (1)

3. (1)

4. (1)

Berdasarkan hasil pertimbangan tersebut di atas, dapat dilihat bahwasanya

untuk validitas muka masih terdapat kesalahan disetiap soal/ Akan tetapi untuk

validitas isi sudah baik. Maka, atas hasil pertimbangan tersebut, untuk soal-soal

yang masih salah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan

validator, sehingga soal menjadi valid.

b. Reliabilitas Tes

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 221) reliabilitas merupakan suatu instrument

yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

23

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrument tersebut sudah baik. Artinya, Apabila datanya digunakan beberapa kali

untuk objek yang sama, maka akan mengasilkan data yang sama pula. Karena itu,

koefisien reliabilitas menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi, dinotasikan

dengan r11. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk

uraian dikenal dengan rumus Alpha (Riduwan, 2008, hlm. 125-126) sebagai

berikut.

(

) (

)

Keterangan:

= Nilai reliabilitas

= Jumlah item

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians total

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha yaitu sebagai

berikut:

1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

( )

Dimana,

= Varians skor tiap-tiap item

= Jumlah kuadrat item

( ) = Jumlah item dikuadratkan

N = Jumlah responden

2) Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

Dimana,

= Jumlah varians semua item

= Varians item ke-1, 2, 3…n

3) Menghitung varians total dengan rumus:

( )

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

24

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana,

= Varians total

= Jumlah kuadrat X total

( ) = Jumlah item X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

4) Masukkan nilai Alpha kedalam rumus Alpha.

Hasil data yang diperoleh dari instrument tes pada penelitian ini tidak dihitung

secara manual, melainkan diolah dengan menggunakan bantuan program software

Anates.

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi yang

dapat digunakan dibuat oleh Guilford (Suherman, hlm. 156) yang disajikan pada

tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Interpretasi Derajat Reliabilitas

Nilai Interpretasi

Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ Derajat reliabilitas rendah

0,40 ≤ Derajat reliabilitas sedang

0,60 ≤ Derajat reliabilitas tinggi

0,80 ≤ Derajat reliabilitas sangat tinggi

Berikut adalah instrument tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) yang sudah

divaliditas oleh dosen matematika UPI, yaitu Bapak Andika Arisetyawan, M.Pd

dan Guru Kelas V SDN Umbul Tengah 1 Bapak Sandi Bayu, S.Pd.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

25

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Pretest

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester :V/2

Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

Kompetensi

Dasar Indikator

Tingkat

Kesulitan

K1 K2 K3 Jumlah Bobot

Essai Essai Essai

5.3

Mengalikan

dan

membagi

berbagai

bentuk

pecahan

5.3.1 Pemilihan dan

penerapan strategi untuk

menyelesaikan masalah

matematika dan atau di luar

matematika.

Mudah 1 (2)

1 10 Sedang

Sukar

5.3.2 Membuat model

matematika dari suatu

permasalahan dan

menyelesaikannya.

Mudah

1 10 Sedang

1 (3)

Sukar

5.3.3 Menerapkan matematika

secara otentik dan bermakna.

Mudah

1 10 Sedang

1 (1)

Sukar

5.3.4 Menjelaskan atau

menginterpretasikan hasil

sesuai permasalahan asal serta

memeriksa kebenaran

jawaban.

Mudah

1 10 Sedang

Sukar

1 (4)

Jumlah 1 2 1 4 40

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

26

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Table 3.5

Instrumen Soal Pretes

NO INDIKATOR SOAL PRETES

1 Menerapkan

matematika secara

otentik dan

bermakna.

Ibu memiliki 2 kg gula. Gula tersebut akan digunakan

untuk membuat 60 buah kue donat. Berapa kg gula yang

dibutuhkan Ibu untuk membuat 1 buah kue donat?

2 Pemilihan dan

penerapan strategi

untuk menyelesaikan

masalah matematika

dan atau di luar

matematika Ibu Lilis memiliki

bagian kue brownis. Ibu ingin

membagi kue tersebut kepada kedua anaknya dengan

bagian sama besar.

Berapa bagian roti yang didapat oleh masing-masing

anak Ibu Lilis?

3 Membuat model

matematika dari

suatu permasalahan

dan

menyelesaikannya.

Kakak ingin membuat bros dari kain bekas. Untuk satu

bros memerlukan kain sepanjang

meter. Berapa banyak

bros yang dapat kakak buat, jika kain bekas yang

dimilikinya adalah

meter?

4 Menjelaskan atau

menginterpretasikan

hasil sesuai

permasalahan asal

serta memeriksa

kebenaran jawaban.

Ibu Diah membeli beras 6 kg. Setiap hari ibu Diah

menanak nasi untuk keluarganya sebanyak

. Beras

tersebut dapat memenuhi kebutuhan ibu Diah dan

keluarganya selama 5 hari. Periksa kembali apakah benar

beras tersebut dapat habis selama 5 hari?

Skor Maksimal 40

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

27

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Postes

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester :V/2

Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

Kompetensi

Dasar Indikator

Tingkat

Kesulitan

K1 K2 K3

Jumlah Bobot Essai Essai Essai

5.3

Mengalikan

dan membagi

berbagai

bentuk

pecahan

5.3.1 Pemilihan dan

penerapan strategi

untuk menyelesaikan

masalah matematika

dan atau di luar

matematika.

Mudah 1 (2)

1 10 Sedang

Sukar

5.3.2 Membuat model

matematika dari suatu

permasalahan dan

menyelesaikannya.

Mudah

1 10 Sedang

1 (1)

Sukar

5.3.3 Menerapkan

matematika secara

otentik dan bermakna.

Mudah

1 10 Sedang

1 (3)

Sukar

5.3.4 Menjelaskan atau

menginterpretasikan

hasil sesuai

permasalahan asal serta

memeriksa kebenaran

jawaban

Mudah

1 10 Sedang

Sukar

1 (4)

Jumlah 1 2 1 4 40

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

28

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Instrumen Soal Postes

NO

INDIKATOR

KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIS

SOAL POSTES

1 Menerapkan matematika

secara otentik dan bermakna.

1 Botol sirup marjan dapat dibuat es sirup

sebanyak 25 gelas, Jika Bibi ingin membuat 15

gelas es sirup, berapa botol sirup marzan yang

dibutuhkan Bibi?

2 Pemilihan dan penerapan

strategi untuk menyelesaikan

masalah matematika dan atau

di luar matematika.

Bella mempunyai

batang coklat yang akan

diberikan kepada ketiga temannya dengan bagian

sama banyak.Berapa batang coklat yang didapat

oleh masing-masing teman Bella?

3 Membuat model matematika

dari suatu permasalahan dan

menyelesaikannya.

Dibutuhkan

gelas susu cair untuk membuat

sebuah puding. Berapa banyak puding yang dapat

dibuat dari

gelas susu cair?

4 Menjelaskan atau

menginterpretasikan hasil

sesuai permasalahan asal

serta memeriksa kebenaran

jawaban Ibu Dini membeli beras sebanyak 5 kg. Setiap hari

ibu Dini menanak nasi untuk keluarganya

sebanyak

. Beras tersebut dapat memenuhi

kebutuhan ibu Dini dan keluarganya selama 3 hari.

Periksa kembali apakah benar beras tersebut dapat

habis selama 3 hari?

Skor Maksimal

40

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

29

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keefektifan berupa keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran

learning cycle berkaitan dengan penyajian konsep pembagian pecahan. Untuk

mengukur skor terhadap soal-soal pemecahan masalah berdasarkan langkah-

langkah Polya dituliskan acuan pemberian skor dengan adaptasi dari Vermont

Math Problem Solving Criteria dalam Machmud (2013, hlm. 83) seperti berikut:

Tabel 3.8

Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Indikator yang

Dinilai

Respon terhdap soal/masalah Skor

Kumulatif

Memahami

masalah melalui

identifikasi unsur-

unsur yang

dietahui,

ditanyakan, dan

kecakupan unsur

yang diperlukan.

Ada upaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur

yang diketahui, ditanyakan, tetapi masih salah

1

Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang

diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian

dari penyelesaian tetapi masih kurang lengkap

2

Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang

diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian

dari penyelesaian dan dapat mengidentifikasi

kecukupan unsur yang diperlukan dan

menggunakan semua informasi yang ada pada

konteks dengan tepat

3

Membuat/menyus

un strategi

penyelesaian dan

mempresentasikan

(dengan symbol,

gambar, grafik,

tabel. Diagram,

model, dll).

Strategi repsentasi yang dibuat kurang relevan

dan mengarah pada jawaban yang salah

1

Strategi yang dibuat sudah tepat, representasi

secara jelas menggambarkan situasi konteks

masalah, soal dan mengarah pada jawaban yang

benar.

2

Memilih/menerapk

an strategi

pemecahan untuk

mendapatkan

solusi

Ada penyelesaian tetapi prosedur yang dtempuh

kurang tepat/relevan.

1

Ada penyeleaian dengan prosedur yang

tepat/relevan, tetapi masih terdapat sedikit

kekeliruan dalam perhitungan

2

Ada penyelesaian dengan prosedur yang

tepat/relevan dengan solusi yang lengkap dan

benar.

3

Memeriksa

kebenaran solusi

dan merefleksi

Memeriksa solusi namun tidak tuntas 1

Memeriksa solusi dan merefleksikannya. 2

(Vermont Math Problem Solving Criteria. Vermont Departement of Education.

Terdapat pada Chicago Public Schools Bureau of Student Assesment)

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

30

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Wawancara

Menurut Hadi (dalam Sugiyono, hlm. 194) mengemukakan bahwa anggapan

yang perlu di pegang oleh penelaiti dalam menggunakan metode wawancara

yaitu:

a. Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

b. Bahwa apa yang ditanyakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan

dapat dipercaya.

c. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Wawancara dilakukan terhadap beberapa siswa dari kelas eksperimen untuk

memperkuat hasil tes, apakah dengan menggunakan model pembelajaran learning

cycle siswa lebih paham dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Wawancara dilaksanakan setelah treatment selesai dilakukan. Kelebihan dari

wawancara adalah, peneliti dapat bertatap muka langsung dengan siswa sehingga

siswa dapat mengungkapkan pendapat atau jawabannya dengan bebas.

Adapun bentuk instrument wawancara dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut.

Tabel 3.9

Instrumen Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa pendapat kamu terhadap pembelajaran dengan

model learning cycle dibandingkan dengan

pembelajaran yang biasanya hanya ceramah?

2. Apakah dengan menggunakan pembelajaran learning

cycle kamu lebih tertarik untuk belajar matematika,

khususnya dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan

masalah?

3. Dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan, kamu

lebih suka mengerjakannya secara kelompok atau

sendiri? Mengapa?

4. Apakah setiap aktivitas yang kamu lakukan dalam

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

learning cycle dapat membuat kamu lebih memahami

materi pembagian pecahan?

5. Apakah manfaat yang kamu rasakan dalam

pembelajaran dengan menggunakan model learning

cycle?

6. Apakah kelebihan dan kekurangan yang kamu

rasakan mengenai pembelajaran learning cycle?

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

31

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahapan utama, yaitu tahap persiapan,

tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar,

tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi pendahuluan berupa studi literatur dan studi lapangan.

b. Merancang perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran learning cyle dan untuk kelas kontrol menggunakan metode

konvensional, membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), dan mempersiapkan

materi pembelajaran.

c. Menyusun instrument penelitian berupa instrument tes dan instrument non

tes.

d. Judgment Instrumen oleh Ahli

e. Revisi Judgment Instrumen

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan pretes kemampuan pemecahan masalah matematis yang

dilakukan satu kali kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran learning cycle dan pada kelas kontrol menggunakan

pembelajaran konvensional.

c. Melakukan postes dengan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan model learning cycle serta pengaruhnya

terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

d. Memberikan tes wawancara kepada siswa kelas eksperimen untuk

mengetahui tanggapan mereka tentang pelaksanaan pembelajaran dengan

model learning cycle.

3. Pengolahan Data

a. Mengolah skor pretes dan postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

b. Mengolah presentase peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

32

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Postes

Pengolahan dan Analisis Data

Pelaksanaan Pembelajaran

dengan menggunakan model

konvensional pada kelas kontrol

Pelaksanaan Pembelajaran

dengan menggunakan model

learning cyle pada kelas

eksperimen

c. Penarikan kesimpulan

Adapun alur penelitian yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan ditunjukkan pada bagan di bawah ini.

Kesimpulan

Diagram 3.1

Prosedur Penelitian

Pretes

Menyusun Instrumen Penelitian

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

menggunakan model learning cycle dan konvensional pada

konsep pembagian pecahan

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

33

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitan ini

adalah sebagai berikut:

1. Tes, dilakukan sebelum (pretes) dan sesudah (postes) pembelajaran terhadap

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Akan tetapi dalam

pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal dari masing-masing kelas.

2. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa pada kelas eksperimen. Instrument

ini diberikan setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data tes kemampuan pemecahan masalah, dan hasil wawancara

dilakukan dengan bantuan Software Statistics Passage For The Social Science

(SPSS) 21.0 for windows. Adapun langkah-langkah uji statistik yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

Analisis dan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji

statistik terhadap hasil data pretes, postes, dan peningkatan kemampuan siswa

(indeks gain) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data diperoleh,

maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengolah data kuantitatif

dengan bantuan SPSS 21.0 for windows. Adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut:

a. Anaslisis Statistik Deskriptif

Analisis dtatistik deskriptif merupakan statistic yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono 2012: hlm. 207). Adapaun

analisis statistic deskriptif yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk

mengetahui nilai minimum, maksimum, mean, simpangan baku, dan standar

deviasi dari data yang sudah didapatkan.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data hasil pretes

maupun postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdstribusi normal atau

tidak. Jika data berdistribusi normal, maka uji lanjutannya dapat menggunakan

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

34

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

statistik parametris, dalam hal ini adalah t-test. Jika data yang diperoleh tidak

normal maka uji lanjutannya adalah menggunakan statistik non parametris.

Hipotesis untuk uji normalitas yaitu sebagai berikut:

H0 : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk dengan bantuan program

SPSS 21.0 for windows dengan cara memasukkan data yang akan diproses pada

program, kemudian pilih analyze, descriptive statistic dan explore, maka akan

keluar output nilai uji normalitas dimana taraf signifikansinya (α) sebesar 0,05.

Kriteria pengujiannya hipotesisnya sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

2. Jika nilai signifikjansi < 0,05 maka H0 ditolak.

c. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk megetahui apakah

variansi kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau berbeda. Uji

homogenitas dilakukan apabila pada uji normalitas diperoleh kesimpulan bahwa

data berdistribusi normal. Uji homogenitas sampel dilakukan dengan uji F sebagai

berikut:

(Sudjana, 2001, hlm. 249)

Keterangan:

2

1S = variansi besar

2

2S = variansi kecil

Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut:

H0 : kelompok data skor pretes atau skor postes antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki varian sama

Ha : kelompok data skor pretes atau skor postes antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki varian berbeda

Uji statistik yang akan digunakan adalah uji Levene Statistik dengan taraf

signifikansi (α) sebesar 0,05.

Kriteria pengujian hipotesisnya sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

35

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak.

Untuk mempermudah pengolahan data, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan bantuan software SPSS 21.0 for windows dengan cara memasukkan

data yang akan diolah pada program kemudian pilih analyze, descriptive statistic,

dan pilih explore maka akan keluar berupa output nilai uji homogenitas.

d. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Rata-rata hasil pretes dan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol diuji untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa dari kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama atau

tidak.

Hipotesis uji perbedaan rata-rata pretes sebagai berikut:

H0 : tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ha : ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Hipoptesis uji perbedaan rata-rata postes sebagai berikut:

H0 : kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan

model pembelajaran learning cycle tidak lebih baik dibandingkan dengan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan

pembelajaran konvensional.

Ha : kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan

model pembelajaran learning cycle lebih baik dibandingkan dengan kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

Apabila kelompok data tidak berdistribusi normal, maka uji perbedaan rata-

rata menggunakan uji Man-Whitney U, sedangkan apabila uji normalitas

berdistribusi normal, maka dilakukan uji Independen Sample T Test.

Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan rata-rata dengan taraf

signifikansi α = 5% adalah H0 diterima jika nilai signifikansi (sig) > 0,05 dan H0

ditolak jika nilai signifikansi (sig) < 0,05.

Untuk mempermudah pengolahan data, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan bantuan sotware SPSS 21.0 for windows dengan cara memasukkan

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

36

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih analyza

copare means dan klik independent samples t tes maka akan keluar output berupa

tabel uji-t.

e. Pengelompokkan Nilai Pretes dan Postes

Pengelompokkan data dilakukan untuk mengelompokkan hasil nilai, baik hasil

nilai pretes maupun postes. Nilai tersebut kemudian dikelompokkan kedalam

berdasarkan nilai tinggi, sedang, dan rendah.

Pembagian siswa kedalam tiga kelompok (tinggi, sedang, rendah) didasarkan pada

kategori menurut Arikunto (dalam Aliyah, 2013, hlm. 36) sebagai berikut:

1) Jika ̅ ≥ ( ̅ + std) maka ̅ masuk kedalam kelompok

2) Jika ( ̅ - std) ≤ ̅ < ( ̅ + std) maka ̅ masuk kedalam kelompok sedang

3) Jika ̅ < ( ̅ - std) maka ̅ masuk kedalam kelompok rendah

f. Analisis Data Pengelompokkan Nilai Postes Eksperimen

Analisis ini dimaksudkan untuk melihat apakah terdapat perbedaan

kemampuan pemecahan masalah dari masing-masing kelompok pada kelas

eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21.0 for windows.

Setelah hasil postes kelas eksperimen dibagi kedalam beberapa kelompok nilai,

maka selanjutnya dilakukan uji One way Anova (uji perbedaan rata-rata lebih dari

dua kelompok) dengan cara memasukkan kedalam tabel yang terdapat pada SPSS

kemudian pilih Analyze pilih Compare Means pilih One Way Anova pada Post

Hoc Multiple Comparison ceklis scheffe dan klik continue, maka akan muncul

hasil perhitungan Anova dari postes kelas eksperimen. Setelah didapatkan hasil,

maka langkah selanjutnya adalah mencari manakah diantara tiga kelompok yang

menyebabkan perbedaan tersebut dengan menggunakan uji scheffe.

g. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematus siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun perhitungan gain

ternormalisasi mengunakan bantuan software Ms. Excel dengan rumus dari

Melzer (Humairoh, hlm. 42).

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19511/6/S_MTK_KDSERANG_1102813_Chapter 3.pdfPenelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran

37

Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana skor ideal adalah 100. Dengan kriteria indeks gain seperti pada tabel

dibawah ini.

Tabel 3.10

Interpretasi N-Gain

Skor Gain Interpretasi

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

2. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara.. Analisis data kualitatif

dimulai dengan mengelompokkan data kedalam kategori tertentu. Data yang

diperoleh diidentifikasi terlebih dahulu kemudian dianalisis. Selanjutnya data

yang terkait dengan tujuan keperluan tertentu diolah dan dikualifikasikan

seperlunya untuk menghasilkan suatu kesimpulan.

a. Analisis Data Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap 5 siswa pada kelas eksperimen dengan total 30

siswa, yang dipilih secara acak dari masing-masing kelompok rendah, sedang, dan

tinggi pada tiap-tiap kelompok eksperimen. Data yang terkumpul ditulis dan

diringkas berdasarkan permasalahan yang akan dijawab pada penelitian ini.