bab iii pandangan islam tentang kesehatan ii
TRANSCRIPT
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
1/31
PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGIAN II
Oleh; Danusiri
Pembekalan ke empat dan lima blok 2
Standar Kompetensi
Setelah membaca bab ini mahasiswa diharapkan mampu
1. Memahami konsep rezeki menurut syariat Islam yang
mencakup pengertian baik secara sempit, luas, dan umummaupun Islam.
2. Memanfaatkan rezeki yang benar menurut syariat Islam.
3. Meninggalkan diri untuk menghambur-hamburkan rezeki
untuk kemaksiatan.
4. Memahami, menghayati, menyikapi dan mau mengusahakan
diri menuju kesehatan dalam kehidupan sehari-hari seperti
tentang makan dan minum, bekerja mencari karunia Allah,istirahat, dan , dan tidur.
5. Mahasiswa menyadari bahwa aparat kesehatan
muslim/muslimah disamping berposisi sebagai profesi juga
muballigh di bidang kesehatan.
A. Konsep Rezeki
1. Pengertian Rezeki
Rezeki adalah segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara
kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan Allah Swt); makanan,
(sehari-hari), nafkah, kiasan penghidupan, pendapatan, (uang
dan sebagainya untuk memelihara kehidupan), keuntungan,
kesempatan mendapatkan makan (Kamus Besar, l990 : 747).
Dari kutipan ini dapat dipahami bahwa pengertian rezeki
amat luas. Hubungan relasional dan fungsional antar anggota
dalam suatu keluarga termasuk dalam cakupan pengertian
keluarga. Istri bagi suami adalah rezeki, demikian pula
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
2/31
sebaliknya. Anak bagi orang tua adalah rezeki baginya, dan
demikian pula sebaliknya. Adik bagi kakak adalah rezeki,
demikian pula sebaliknya. Cucu bagi kakek-nenek adalah rezeki,
demikian pula sebaliknya.
Hubungan fungsional antara guru dan murid, antara
pemimpin dan yang dipimpin, antara individu dan masyarakat,
antara rakyat dan pemerintah, hubungan patron-klien, antara
dokter/tabib dan pasien, antara perawat dan yang dirawat,
antara kiyai/ustaz, antara pembimbing dan yang dibimbing,
kawan sepelatihan dalam cabang olah raga, selama menopang
kehidupan masing-masing pihak termasuk dalam cakupan
pengertian rezeki. Dengan demikian rezeki tidak hanya dibatasi
dalam pengertian sempit, menurut pengertian awam bahwa
rezeki hanya uang, gaji, upah yang siap dibelanjakan untuk
selanjutnya dimasak lalu dimakan atau diminum.
Pengertian rezeki yang demikian luas itu lebih dipertajam dan
diperjelas, termasuk juga diperluas lagi dengan pengertian:
segala sesuatu yang diberikan oleh Allah swt. Baik mengenai
urusan dunia maupun akhirat, lahiriah maupun batiniah. Itulah
sebabnya ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang termasuk
rezeki batiniah baginya (al-Asfaha>ni, l992: 351). Dalam Islam
ada tuntunan doa supaya Allah senantiasa menambah ilmu dan
penguasaan ilmu sebagai rezeki. Demikian doa yang dimaksud:
Rabbi> zidni> ilma> warzuqni> fahma> (Ya Tuhan ku,
tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan dan berilah rezeki
kepadaku pemahamannya, Q.S.20 :144). Di sisi lain, ilmu
dikategorikan sebagai rezeki karena bisa menopang kehidupan
pemilik ilmu itu, baik mengenai urusan dunia maupun urusan
akhirat. Dalam hal ini Nabi Muhammad saw. Bersabda:
Artinya:
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
3/31
Barang siap menghendaki kebahagiaan dunia, maka ia harusmemiliki ilmu (tentang keduniaan); dan barang siapa
menghendaki kebahagiaan akhirat, maka ia harus memiliki ilmu(tentang keakhiratan); dan barang siapa menghendakikebahagiaan dunia maupun akhirat, maka ia harus memiliki ilmu(baik tentang keduniaan maupun keakhiratan).
Implikasi pengertian ilmu yang demikian luas itu membawa
konsep kaya-miskin yang tidak terbatas pada kehidupan
ekonomi, melainkan berlaku pada bidang kehidupan yang lain,
seperti tentang agama. Seorang Kiyai atau Ustaz besar adalah
seorang yang kaya tentang hal-ihwal keagamaan. Juragan besar,
tetapi tidak bisa membaca Alquran dan dalam berbisnis kurang
mempertimbangkan halal-haram adalah orang miskin dalam
hal-ihwal keagamaan. Orang bisa kaya di bidang kehidupan
sesuatu, tetapi miskin di bidang yang lain. Dengan demikian
standard kaya-miskin yang hanya diukur melalui kehidupan
ekonomi sebagaimana yang terjadi pada umumnya di
masyarakat adalah salah.
Rumah si Joko amat luas dan bagus terdiri atas tiga lantai,
taman pekarangannya luas dan indah, ada kolam renangnya,
mobilnya tiga buah dan tergolong mewah, pendapatan
perbulannya 100 kali dari standard UMR [Upah minimum
regional], jabatannya tinggi dan basah secara gampang
dikatakan orang kaya atau wong gedhe . Sebaliknya orang yang
tinggal di rumah tipe 21, lantai tegel abu-abu basah, tak ada
kendaraan bermotor, tidak ada pesawat TV dan kalau ada hanya
TV hitam putih 9 in, tidak ada pesawat telepon jaringan maupun
HP, pendapatan bulanan secara maksimal tidak mencapai
standard UMR akan begitu mudah dipahami bahwa orang itu
miskin atau wong cilik, bahkan bisa ditambah ongklak angklik,
menjadi wong cilik ongklak angklik (terlalu miskin-hina papa).
Penilaian kaya-miskin demikian memang benar, tetapi hanya
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
4/31
terbatas dari tolok ukur perekonomian. Jika diukur dengan
standard-standard yang lain belum tentu benar. Si Joko yang
dikatakan kaya tadi, belum tentu kaya iman, kaya akhlak yang
mulia, dan kaya kesehatan. Di sinilah relefansinya bahwa sehat
itu kaya dan amat mahal harganya. Sakit itu miskin dan amat
mahal beaya untuk memulihkan kesehatannya. Sebaliknya,
orang yang dikatakan hina-papa tadi ternyata kaya iman, kaya
akhlak mulia, sehat, tenteram yang berarti kaya kehidupan non
material. Hanya saja sangat merugi kalau orang itu miskin
segalanya. Sudah melarat, tetapi suka mabuk-mabukan atau
secara umum melaksanakan lima M [mendem/mabuk,
madad/pengguna narkoba, medok/melacur, maling/mencuri,
main/berjudi, tidak mau melaksanakan salat adalah miskin
segalanya. Orang memang tidak bisa kaya segalanya, tetapi
kalau bisa bidang ekonomi dan agama diusahakan jangan
miskin karena kedua hal inilah yang secara umum
menyelamatkan kita dari kehidupan dunia maupun akhirat.
Pengertian rezeki yang demikian luas itu umpama
ditunjukkan dalam firman Allah sebagai berikut:
Artinya:Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan
langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskanrupamu serta memberi kamu rezki dengan sebahagian yangbaik baik. Yang demikian itu adalah Allah. Tuhanmu, MahaAgung Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S.al-Mumin /40/64)
Dan:
Artinya:
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
5/31
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil al-Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan
kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkanmereka atas bangsa-bangsa (pada masanya Q.S. al-Jasiyah/45 : 16)
Sementara itu, pengertian eezeki secara sempit berarti
makanan dan minuman, umpama dapat dirujuk dalam ayat
berikut
. . .
Artinya:Sungguh-tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya(masing-masing), makanlah dan minumlah rezeki (yangdiberikan) Allah, dan janganlah kamberkeliaran di muka bumidengan berbuat kerusakan (Q.S. al-Baqarah/2 : 60
2. Sumber Pemberi Rezeki
Alquran menyebutkan tentang rezeki sebanyak 123 kali.
Keseluruhannya menyebutkan bahwa Allah lah pemberi rezeki.
Contoh ayatnya adalah sebagai berikut:
ArtinyaSesungguhnya Allah, Dia lah Maha Pemberi rezeki yangmempunyai kekuatan lagi sangat kokoh (Q.S. az-Zariat/51 : 58).
Selain Allah tidak ada yang memberi rezeki. Demikian firman
Allah:
Artinya:Dan mereka menmyembah selain Allah, sesuatu yang tidakdapat memberi rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit danbumi, dan tidak berkuasa (sedikit jua pun Q.S. an-Nah}l/16 :73).
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
6/31
Keseluruhan rezeki yang diberikan Allah secara langsung
melalui jalan syariat agama merupakan kualitas rezeki yang
bagus. Antara lain Allah berfirman demikian :
Artinya:Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian merekadi bunuh atau mati, benar-benar Alah akan memberi rezeki yangbaik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemerirezeki (Q.S. al-H}ajj/22 : 58; perhatikan juga Q.S. al-Mukminun/23 : 72; Saba//34 : 39; dan al-Jumah/62 : 11).
Selain dari Allah tidak ada yang memiliki rezeki, atau dengan
kata lain tidak ada sumber rezeki sama sekali kecuali hanya dari
Allah swt. Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya:Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapatmemberi rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi,dan tidak berkuasa (sedikit jua pun Q.S. an-Nah}l/16 : 73).
Hanya saja, cara mendapatkan rezeki ada yang tidak melalui
prosedur syariat, umpama melalui jalan yang ditunjukkan atau
diberikan oleh syetan atau jalan thaghut,. Di Jawa mencari
rezeki dengan melalui syetan dikenal istilah pesugihan atau
mek setan, mek thuyul , atau istilah-istilah lain yang semakna.
Orang, dengan melalui ritus dan teknik pemujaan tertentu bisa
memohon rezeki kepada makhluk-makhluk ghaib, umpama:thuyul, buto ijo, Nyi Blorong, Nyai Roro Kidul, Belang Jimbung,
Mbah Jugo di gunung Kawi Jawa Timur, dan masih banyal lagi
jenisnya).Namun harap diketahui bahwa mencari pesugihan
dengan menghamba kepada Syetan tidak benar menurut
ketentuan agama Islam, justru praktik ini termasuk syirik akbar,
yang harus dihindari. Rezeki yang boleh dimanfaatkan untuk
menopang hidup dan kehidupan hanyalah rezeki yang
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
7/31
h}ala>lan thayyiban, bersumber dari Allah, cara mencarinya
secara benar, dan demikian pula cara pembelanjaannya.
3. Kewajiban Bersykur
Perlu ditegaskan kembali bahwa rezeki adalh yang menopang
kehidupan setiap makhluk hidup, termasuk manusia, baik rezeki
itu bersifat lahiriyah maupun batiniah, duniawi maupun ukhrawi.
Ketiadaan rezeki pada kita, tentu tidak ada yang menopang
terhadap hidup kita. Karena rezeki hanya berasal dari Allah, dan
selain-Nya tidak memilikinya (Q.S. an-Nah}l/16 : 73), maka
sudah sepantasnya kita yang mereguk dan menikmati rezeki
yang tak seorang pun atau kumpulan orang sebanyak-
banyaknya tidak akan sanggup menolaknya, untuk itu sudah
seharusnya bagi kita bersyukur kepada Allah swt. sebagai
pemberi rezeki. Dalam hal ini Allah memerintahkan demikian:
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yangbaik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlahkepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamumenyembah (Q.S. al-Baqarah/2 : 172).
Berbarengan dengan itu kita tidak boleh mendustakan rezeki
sebagai pemberian Allah. Dia berfirman sebagai berikut:
Artinya:Kamu (mengganti) rezeki (yang Allah berikan) denganmendustakan (Allah Q.S. al-Waqiah/56 : 82).
Pendusta terhadap Allah, termasuk rezeki sebagai pemberian
Allah diancam siksaan yang amat menyakitkan. Demikian Allah
berfirman:
Artinya:
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
8/31
Dan adapun jika ada termasuk golongan orang yangmendustakan lagi sesat. Maka dia mendapat hidangan air yang
mendidih. Dan dibakar dalam neraka (Q.S. al-Waqiah/56 : 92-94).
4. Kesimpulan
Dari penjelasan konsep tentang rezeki ini dapat disimpulkan
bahwa :
a. Rezeki adalah segala hal yang menopang kehidupan
makhluk hidup, termasuk manusia, baik yang bersifat lahir
maupun batin, duniawi maupun ukhrawi, kesehatan jasmani
maupun rohani.
b. Sumber pemberi rezeki hanyalah Allah swt. tidak ada yang
lain.
c. Untuk memperoleh rezeki harus melalui prosedur yang
benar, yaitu menurut tuntunan syariat.
d. Tidak boleh mencari rezeki dengan cara yang salah, seperti
mencaripesugihan dengan melakukan persembahan kepada
makhluk-makhluk ghaib seperti syetan, thuyul, Nyi Blorong,
Nyi Roro Kidul, Dewi Nawang sih untuk daerah Pati-Juwana
dan sekitarnya, dan Dewi Lanjar untuk daerah Pekalongan
dan sekitarnya adalah makhluk ghaib yang menjadi
sesembahan orang-orang yang menghamba kepada mereka.
Bisa saja orang kaya denganpesugihan, tetapi ini jelas tidak
halal. Di akhirat para penghamba syetan akan menjadi satu
dengan syetannya di neraka. Pernyataan ini atas dasar
keimanan pada ajaran Islam.
e. Wajib bersyukur atas rezeki pemberian dari Allah dan tidak
boleh mendustakannya. Jika mendustakannya, maka siksa
Allah akan menimpa mereka. Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya:
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
9/31
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhamumemaklumkan,Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamumengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku amatpedih (Q.S. Ibrahim/14 : 7).
Pengertian syukur adalah membelanjakan rezeki secara
benar menurut ketentuan syariat Islam, mengucapkan kata
syukur umpama al-h}amdu li-lla>h atau al-h}amdu li-lla>hi
Rabb al-alami>n atau al-h}amdu li-lla>hi Rabb al-alami>n
ala kulli nimati-lla>h, dan tidak memakainya untuk
kemaksiatan umpama untuk berjudi, mabuk-mabukan, atau
berzina.
B. Menuju Kesehatan Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Makan dan Minum
Hukum makan dan minum adalah wajib karena bersifat
d}aruriyyah (sesuatu yang mesti harus ada, tidak boleh tidak
ada, dan jika tidak ada sesuatu itu akan binasa), yaitu jika
makhluk hidup itu tidak makan dan tidak minum pasti akan
mati. Mati yang disengaja, seperti mogok makan dan minum
dalam rangka memperjuangkan aspirasi politik tertentu dan
sampai mati, sama dengan bunuh diri. Orang mati karena
bunuh diri, dengan dilatarbelakangi apapun seperti depresi,
stres berat, patah hati, diputus pacar, tidak naik kelas, sangat
malu karena aibnya diketahui orang, putus asa, hasrat tak
tercapai dengan cara apa pun : melompat dari ketinggian,
meminum racun, membakar diri, menelan obat over dosisis,
menabrakkan diri pada mobil atau kereta api, dan yang lainnya
adalah dosa besar dan kekal di neraka. Dalam hal ini
Rasulullah bersabda:
---
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
10/31
( (
Artinya:Barang siapa menceburkan diri dari gunung (bukit) untukmembunuh dirinya, maka ia akan diceburkan ke dalam nerakadan kekal di dalamnya. Barang siapa meminum racun untukmembunuh dirinya, maka racun itu akan diminumnnya kembalidi neraka, dan ia kekal di dalamnya. Barang siapa membunuhdirinya dengan besi (benda tumpul), maka (besok) besi itu akandibawa di tanggannya kemudian dimasukkan ke perutnya, iaakan kekal di neraka (H.R. al-Bukhari dari Abi Hurairah).
Meskipun makan dan minum bersifat d}aruriyyah (primer),
banyak aturan yang harus diperhatikan dan dilaksanakan
supaya yang kita konsumsi (atau kita manfaatkan) membawa
kesehatan jasmani maupun rohani juga membawa keberkahan
kepada kita. Diantara aturan makan dan minum itu antara lain
a. Makan dan minum secukupnya saja dan tidak boleh
berlebihan. Dalam hal ini
Allah berfirman:
Artinya :Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiapmemasuki masjid; makan dan minumlah, dan janganlahberlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (Q.S. Araf/7 : 31).
Pengertian tidak boleh berlebih-lebihan secara realistik
mencakup dimensi kualitas maupun kuntitas. Dimensi
kualitas menyangkut gizi yang ada adalam kandunganmakanan atau minuman yang kita konsumsi, dan dimensi
kuantitas, berarti makan atau minum terlalu banyak sehingga
kekenyangan. Secara diterminan ada hubungan antara
makan dan minum berlebihan dengan pesakitan tertentu
yang dimbulkan. Terlalu banyak mengkonsumsi gula, diabetis
yang akan diderita. Terlalu banyak makan daging kambing
(sate, tengkleng, tongseng, gulai, dan kambing guling),hipertensi atau darah tinggi yang harus ditanggung. Terlalu
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
11/31
banyak memakan makan yang mengandung lemak,
timbunan kolesterol dan gajih pasti akan menimpa dirinyas
ehingga badan menjadi tambun (gendhud atau gembrot).
Cukup beruntung kalau timbunan lemak berada di pantat
karena akan tampak semok, tetapi kalau timbunan lemak itu
berada di sluran pernafasan, asma akibatnya., Jika lemak
membalut jantung, jantung koroner akan ia sandang. Jika
lemak menimbuni syaraf-syaraf otak, pasti menimbulkan
penyakit stroke (semper atau thekle, yaitu bagian tubuh
sebelah kanan atau kiri sejak sepala hingga kaki lumpuh
tidak bisa digerakkan secara normal atau tidak dapat
digerakkan sama sekali).
Demikian juga sebaliknaya, jika kekurangan unsur-
unsur makanan tertentu akan menimbulkan kerusakan organ
tertentu sehingga terjadi disfungsi organ tersebut.
Kekurangan unsur pokok makanan akan menimbulkan
penyakit busung lapar atau gizi buruk. Kekurangan vitamin A
menimbulkan berbagai gangguan fungsi penglihatan.
Keklurangan calcium dalam tubuh tulang cepat keropos
akibatnya badan menjadi bungkuk. Kekurangan vitani8b C,
sariawan segera diderita. Kekurangan zat besi, darah
berkurang dan akibatnya pucat, lemas, dan tidak bergairah.
Dengan demikian, makan dan minum yang bagus baik
menurut tolok ukur syariat maupun ilmu kesehatan adalah
kadar yang pas dengan kebutuhan tubuh, baik dari aspek
kandungan yang dikonsumsi (gizi) maupun volume (jumlah
takaran), tidak kurang dan tidak lebih. Dalam hal ini Nabi
saw. Membenarkan ucapan para sahabatnya Nah}nu
qaumun naqilu wa la> nasyba (kami adalah kaum yang
makan tetapi tidak sampai kenyang an-Nawawi,[t,th.] :
354). Memang berat rasanya makan tidak sampai kenyang,
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
12/31
lebih-lebih kalau yang sedang dimakan itu kesukaannya.
Tetapi harap dipahami bahwa makan dan minum yang tidak
berlebihan tetapi juga tidak kekurangan itulah yang
membawa berkah dan kesehatan jasmani maupun rohani.
b. Yang dikonsumsi Harus H}ala>lan Thayyiba>
Setiap suap dan tetesan air yang kita konsumsi harus
benar-benar yang halal dan berkualitas bagus. Cukup banyak
perintah Allah agar kita hanya mengkonsumsi makanan atau
minuman yang h}ala>lan thayyiba>, atara lain firman Allah
berikut:
Artinya:Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikutilangkah-langkah syetan, karena seungguhnya syetan ituadalah musuh yang nyata (Q.S. al-Baqarah/2 : 168).
Pengertian dasar h}alalan adalah tidak haram, baik
materi yang dikonsumsi itu, umpama babi dan binatang non
sembelihan atas nama Allah (tidak disebut nama Allah ketika
disembelih), cara memperolehnya umpama dengan cara
mencuri atau mengkorupsi, atau cara men-tasarruf-kannya
secara umum umpama makan berlebihan, boros, untuk
mabuk-mabukan, untuk berjudi, untuk main wanita bagi laki-
laki atau untuk main laki-laki bagi wanita (selingkuh); dan
pengertian thayyiba> yang secara literal berarti bagus
sesuai dengan naturalisme materi yang dikonsumsi, umpama
daging segar, ikan segar yang tidak dibumbui formalin,
sayuran segar tidak terkontamionasi pestisida atau zat racun
lainnya (umunya disebut sayuran organik) atau secara umum
steril dari unsur-unsur tambahan yang membahayakan bagi
kesehatan tubuh seperti penyedap, pewarna, pengharum,
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
13/31
dan pengawet yang terdiri atas bahan-bahan radikal bebas
atau zat adiktif.
2. Etika Makan dan Minum
a. Menyuapkan makanan atau minuman ke dalam mulut
dengan tangan kanan. Rasululla saw bersabda:
) )
Artinya:Seseorang makan di sisi Rasulullah saw. Dengan tangankirinya. Rasulullah menegur (kepadnya): Dengan tangankananmu ! Jawabnya: Aku tidak bisa ! Sabda Rasulullah:Kamu tidak bisa ? Tidak ada yang mencegahmu kecualikesombongan ! Tidak boleh menyuapkannya(makanandengan tangan kiri) ke dalam mulut (H.R. Muslim dariSalamah bin al-Akwa)
b. Sebelum makan dan atau minum membaca Basmalah.
Rasulullah bersabda: ) )
Artinya:Sebutlah Allah, makanlah yang ada disamping kananmu,makanlah yang ekat darimu (H.R. Muttafaqun alaihi dariAmr bi Abi salamah).
Atau doa demikian:
Artinya:Ya Tuhan kami, berkatilah kepada kami terhadap rezeki yangtelah Kau anugerahkan kepada akami, dan Jagalah kami darisiksa neraka.
c. Bersyukur sesudah makan dan atau minum, antara lain
berdoa demikian:
) )Artinya:
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
14/31
Sesunggunya Nabi saw. Ketika selesai makan berdoa: Segalapuji bagi Allah dengan keterpujian yang banyak, ada
keberkahan di dalamnya yang tidak ada yang mencegah,tidak ada yang bisa menyaingi wahai Tuhan ku (H.R. Bukharidari Abi Umamah).
Atau doa demikian:
(
)
Artinya:Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kepadakuini, dan telah memberi rezeki kepadaku dengan tidak adadaya dan kekuatan . . . (H.R. Abu Dawud dari Muaz bin Anis).
d. Tidak boleh mencela makanan atau minuman,
meskipun dirasa tidak enak sehingga tidak menimbulkan
selera. Diceriterakan bahwa:
--- )
(
Artinya;. . .Bahwa Rasulullah saw tidak pernah mencela makanansama sekali. Jika ia berselera, beliau memakannya. Jikabeliau tidak berselera tidak memakannya (H.R. muttafaqunalaihi dari Abi Hurairah).
e. Mengambil makanan dari pinggiran
Jika kita makan suatu makanan dan makanan ini berada
dalam piring atau wadah lainnya hendaklah dimulai daribagian pinggir. Rasulullah bersabda:
(
ArtinyaBerkah itu turun di tengah-tengah makanan, maka mulailahmakan dari kanan-kirinya. Jangan kamu makan (langsung)dari tengahnya (H.R. at-Turmuzi dari Ibnu Abbas).
f. Tidak duduk bersandar melainkan bersila
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
15/31
Ketika makan sebaiknya tidak duduk sambil bersandar.
Rasulullah bersabda: La> takulu> muttakian (Aku tidak
makan sambil bersandar. H.R. Bukhari dari Wahab bin
Abdullah). Tetapi beliau duduk bersila ketika makan.
Disebutkan bahwa Raitu Rasu>lu-lla>h s}alla-lla>hu alaihi
wa sallama ja>lisan yakulu tamran (Aku melihat
Rasulullah saw. Duduk bersila ketika makan kurma. H.R.
Muslim dari Anas bin Malik).
g. Tidak bersisa
Ketika makan dan makanan itu telah ditaruh dalam
wadahnya seperti piring atau mangkuk, hendaklah tidak
bersisa atau habis sama sekali karena kita tidak tahu bagian
makanan mana yang mengandung berkah (H.R. Muslim dari
Kaab bin Mahalli). Jika kita memakannya secara bersih (habis
sama sekali) otomatis keberkahan makanan telah masuk ke
dalam tubuh kita.
h. Tidak bernafas ketika meminum. Rasulullah,
sebagaimana dikatakan oleh Abi Qatadah mengatakan:
Naha Rasu>lu-lla>h ay-yatanaffasa fil ina>i ( Rasulullah
melarang bernafas dalam bijana ketika minum - H.R.
Muttafaqun alaih).
i. Tidak boleh sekali habis dalam satu tabung (gelas,
cangkir, botol atau sejenisnya), melainkan harus ada
perantara., Artinya, katakanlah, satu gelas itu dihabiskan
dalam, minimal dua kali (etape) meminumnya (H.R. at-
Turmuzi dari Ibnu Abbas).
j. Sesekali boleh minum atau makan sambil berdiri.
Adegan makan dan minum sambil berdiri pernah diperagakan
oleh Rasulullah, demikian antara lain acuan yang kita
peroleh: Saqaitu an-Nabiyya saw. Min zamzam fasyariba wa
HuwaQa>imun(H.R. muttafaqun alaih dari Ibnu Abbas).
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
16/31
Bahkan pernah suatu saat Rasulullah makan sambil berjalan:
Kunna> nakulu ala ahdi Rasu>li-lla>hi saw. wa nah}nu
namsyi, wanasyrabu wa nah}nu qiya>mun (Kami, pada
zaman Rasulullah saw pernah makan sambil berjalan, dan
kami minum sambil berdiri H.R at-Turmuzi dari amr bin
Saib dari ayahnya, dari kakeknya).
Jika aturan-aturan ini dilaksanakan dalam makan atau minum
pasti membawa keberkahan, kesehatan, dan bernilai ibadah.
Jika aturan itu tidak diperehatikan, maka yang diperoleh
ketidakberkahan, azab, dan tidak memiliki nilai ibadah.
C. Bekerja Mencari Karunia Allah
Menurut ajaran Islam, hidup ini tidak hanya untuk beribadah
dalam arti ritus-ritus tertentu, melainkan juga untuk mencari
penghidupan yang secara Qurani disebut fad}al (secara literal
berarti karunia Allah). Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya:Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingat lah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Q.S. al-Jumah/62 : 10).
Dari ayat ini dapat dibahami bahwa dalam hidup keseharian
itu ada siklus: sibuk dalam usaha diundang untuk iabadah
beribadah mencari karunia/sibuk bekerja zikir bahwa pemberirezeki itu Allah yang berarti bersyukur yang berakibat orang yang
beruntung. Siklus ini dapat diringkas lagi menjadi: ibadah (I) sibuk
kerja (SK) syukur (SY) Beruntung (UNT) : I SK SY UNT I SK
SY UNT - I SK SY UNT dst. . .
DIAGRAM SIKLUS KEHIDUPAN
Sibuk Kerja
Bersyukur
Beruntung
Ibadah
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
17/31
Jika perjalanan siklus kehidupan yang terdiri atas empat
dimensi itu diubah maka kehidupan menjadi goyang dan pasti
akan berakibat tidak baik atau merugi. Itulah sebabnya dalam
mencari karunia Allah tidak boleh berbuat kerusakan di dalam bumi
ini mencakup lingkungan fisik yaitu ekosistem dan lingkungan
non fisik yaitu kebudayaan, mencakup agama, politik, sosial,
ekonomi, bahasa, seni, dan keindahan. Demikian firman Allah:
Artinya:Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negri akhirat, dan janganlah kamu melupakanbahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baikkepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan (di muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuatkerusakan (Q.S. al-Qas}as}/23 : 77).
Ayat ini mengandung pengertian bahwa Allah menciptakan
segala sesuatu baik alam besar atau macro cosmos / ala>m al-
kubro maupun alam kecil micro cosmos / ala>m as}-s}ughrayaitu manusia orang per orang dalam keadaan baik, yaitu serasi,
selaras, seimbang dan harmonis. Nah di dalam mengeksplorasi
alam untuk kemanfaaatan manusia ini jangan sampai merusak
keseimbangan, keselarasan, keserasian dan keharmonisan alam
tersebut.
Contoh eksplorasi yang tidak mempertimbangkan
keseimbangan, keselarasan, keserasian dan keharmonisan antara
lain penebangan hutan secara liar. Akibatnya, hutan gundul. Ketika
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
18/31
hujan, tanah ini tidak bisa menahan air, terjadilah tanah longsor
dan sering menimbuni orang yang sedang tidur nyenyak di rumah,
banjir bandang yang mengakibatkan antara lain aneka rumah,
orang, binatang piaraan hanyut. Tanaman pangan beribu-ribu
hektar siap panen menjadi puso. Ketika musim kemarau tidak ada
simpanan air yang cukup di dalam tanah, sehingga manusia
kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih, termasuk air seadanya
untuk menopang kehidupan. Ilusterasi ini begitu jelas, bahwa siklus
kehidupan normal seperti yang ditunjukkan oleh Allah diubah oleh
tangan jahil manusia menjadi : non ibadah/kufr (KF sibuk mencari
fad}al/sibuk kerja (SK) non syukur (NSY) kerusakan (KR).
Demikian diagramnya:
DIAGRAM SIKLUS LIAR
Peringatan Allah agar kita tidak berbuat kerusakan dan
penjelasan akibat yang ditimbulkannya sebagaimana dijelaskan di
dalam Alquran terulang sebanyak 50 kali (Abd al-Baqi, [t.th.] : 658-
659). Sungguh amat bodoh dan bebal baik ditinjau dari segi
pemikiran awam, teori ilmiah, maupun keagamaan jika kita tidak
mendengarkan peringatan Allah ini. Tetapi justru inilah yang
banyak terjadi. Ilmu pengetahuan dan teknologi dibangun hanya
untuk kesejahteraan lahiriah yang justru hanya menyisakan
ketakutan. Dengan demikian kesejahteraan lahiriah itu sebenarnya
Sibuk Kerja
Tidak Bersyukur
Kerusakan
Tidak Beribadah
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
19/31
tidak kita dapati. Kalau kita sadar benar ketika tokoh dan pemimpin
negara saling mementingkan kepentingannya sendiri (egoisme)
maka terjadilah perang-perangan dengan senjata pemusnah
massal. Inilah yang dimaksud menciptakan kesusahan, bukan
kesejahteraan dan kalau ada kesejahteraan hanyalah
kesejahteraan palsu atau kesejahteraan syaitaniah.
Supaya kek\hawatiran ini berubah menjadi harapan kita
harus sadar kembali bahwa hakikat manusia adalah khalifat} fi al-
ard} (wakil Allah di muka bumi) yang berkewajiban
memakmurkannya. Dalam hal ini Allah berfirma
Artinya:Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, danlenyap lah dari mereka apa yang mereka ada-adakan (Q.S.Hu>d/11 : 21).
Pengertian bumi makmur secara fisik adalah ekosistem
menampakkan keseimbangan, keserasian, keselarasan dan
keharmonisan; secara non fisik ada kedamaian antar individu
dengan individu lain, individu dengan masyarakat, antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Inilah yang
dimaksud firman Allah:
Artinya:Manusia itu adalah umat yang satu, (setelah timbul perselisihan),maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembiradan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama merekakitab dengan benar, untuk memberi keputusan diantara manusiatentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisihtentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepadamereka kitab, yaitru setelah didatangkan kepada merekaketerangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara merekasendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang berimankepada kebenaran tantang hal yang mereka perselisihkan itu
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
20/31
dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orangyang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Q.S. al-Baqarah/2 :
213)
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia adalah umat yang satu.
Dengan demikian ketika kita bekerja mencari karunia Allah, orang
lain juga berbuat yang sama. Untuk itu tidak boleh saling
merugikan, tidak boleh saling bermusuhan, tetapi justru harus
bekerja sama sehingga yang diperoleh adalah kemakmuran
bersama. Contoh kerjasama yang baik antar umat manusia untuk
mencari karunia Allah adalah ilusterasi sebagai berikut :
Pasangan suami isteri yang isterinya sedang hamil, ia datang
kepada dokter spesialis kandungan. Dokter, dalam berpraktik
bekerjasama dengan perawat kesehatan. Keduanya memiliki
jaringan kerja dengan apoteker dan apotek/toko obat yang
masing-masing terdiri atas sub-sub fungsional. Umpamanya di
dalam apotek terdapat peracik obat, kasir dan pelayan pembeli
obat yang kesemuanya ini dapat diringkas menjadi aparat
kesehatan. Mereka menjual jasa atas dasar kompetensinya dan
profeseinya melayani pasien dengan ramah, jujur, amanah, dan
profesional. Pasien sehat dan puas. Dokter dan seluruh jaringannya
(aparat kesehatan) memperoleh karunia Allah berupa uang, rezeqi
yang h}ala>lan thayyiban. Pasien memperoleh karunia Allah
berupa kesehatan ibu, kesehatan janin dalam kandungan, suami
puas isteri juga puas. Pada akhirnya kedua belah pihak sama-sama
memperoleh karunia Allah tanpa ada yang dirugikan.
Jika ilustrasi ini diproyeksikan dalam dunia kebidanan, maka
yang terlibat adalah : (1) Bidan dan para asisten kebidanan, (2)
Dokter ahli kandungan dan tim ahlinya, (3) Perawat dan atau
asistennya, (4) Ahli gizi dan nutrisi beserta unit kerjanya, dan (5)
Apoteker dan aneka unit fungsional di dalamnnya.
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
21/31
Semua sektor bekerja sesuai job dan keahliannya secara
ramah, jujur, amanah dan profesional. Kemuadian ibu yang
melahirkan merasa dilayani dengan baik tanpa dirugikan menjadi
senang, puas dan sehat. Dengan demikian aparat kesehatan dan
pasien sama-sama memperoleh karunia Allah.
D. Tidur Sehat
Inti agama adalah s}irat al-mustaqi>m, jalan yang lurus atau
syari>ah, jalan raya menuju keselamatan. Beragama berarti
berjalan menurut jalan lurus atau menuruti jalan raya menuju
keselamatan. Keselamatan yang dimaksud oleh agama Islam
adalah keselamatan dunia dan akhirat. Yang dimaksud
keselamatan duniawi adalah keselamatan individu dan sosial. Yang
dimaksud keselamatan individual mencakup keselamatan jiwa,
akal, diri (tubuh), harta benda, dan keturunan. Keselamatan jiwa,
akal dan tubuh identik dengan keselamatan mencakup kesehatan
jasmani dan rohani. Jiwa dan akal sama dengan dimensi rohani dan
tubuh sama dengan dimensi jasmani. Keduanya sama-sama harus
diperhatikan dan harus dirawat agar memperoleh kesehatan yang
utuh. Artinya untuk memperoleh kesehatan sempurna harus ada
integralisme perawatan medis dan perawatan moral-spiritual yang
berbasis agama (Miller, 1951 : 32). Tidur yang benar menurut
syari>ah atau s}irat al-mustaqi>m adalah upaya untuk
memperoleh kesehatan jasmani dan rohani sekaligus, bahkan
sebenarnya juga merupakan usaha untuk memperoleh kesehatan
dunia dan akhirat. Adapun norma tidur secara syari antara lain
sebagai berikut :
1. Tidur boleh menelentang dengan salah satu kaki ditumpangkan
pada kaki yang
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
22/31
lain asal tidak terlihat auratnya. Demikian penuturan Abdullah
bin Yazid: ) )
Artinya :Sesungguhnya dia melihat Rasulullah Saw menelentang dimasjid sambil meletakkan salah satu kedua kakinya pada kakiyang lain (H.R. Muttafaqun Alaih An- Nawawi [t.th.] : 3791.
2.Seluruh badan, gigi, pakaian, dan tempat tidur diusahakan
bersih karena Allah mencintai orang yang bersih dan suci,
Inna-lla>ha yuhibbu at-tawwa>bi>na wa yuh}ibbu al-
mutaththiri>n (sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersih Q.S.
al-Baqarah/2 : 222).
3. Akan lebih utama bagian kepala ke arah kiblat. Tidur dibagi
menjadi tiga bagian, menelentang, miring lambung kanan, dan
miring lambung kiri.
4.Ketika memulai tidur berdoa Bismika-lla>humma wa bismika
ah}ya wa amu>tu (Dengan nama-Mu wahai Allah dan
dengan nama-Mu pula aku hidup dan mati). Jika bangun
(nglilir) berdoa: Al-h}amduli-lla>hi allzi> ah}ya>na bada
ma> ama>tana> wa ilaihi an-nusyu>r( Segala puji bagi Allah
menghidupkaan (kembali) setelah mematikanku dan kepada-
Nya akan kembali an-Nawawi [t.th.] : 547). Secara prinsip
doa tidur adalah ajaran tawakkal ala-lla>h. Jika tawakkal ini
dilakukan dengan kesungguhan hati, niscaya hati menjadi
tenang. Jika hati tenang, niscaya tidur bisa nyenyak, yaitu
mencapai inti tidur, NREM [non rapid eye movement Miller,
l951 : 350), khusus pada level 2,3,4 (Anette, l966 : 190) dari
stage of total sleep oftime (Miller, l966 : 350).
Ketika Rasulullah menasihati Aisyah (istri), dan Fathimah
(putrinya) untuk tidur dipersilahkan takbir (Alla>hu Akbar) 34
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
23/31
kali, tasbih (subh}a>na-lla>h) 33 kali, dan tah}mid (al-
h}amduli-lla>h) 33 kali (Abd al-Baqi, 2007 : 968).
5. Tidak bergadang hingga larut malam dan tidak tidur sebelum
salat Isyak.
Abi Barzah menuturkan demikian:
(
)
Artinya:Sesungguhnya Rasulullah saw. tidak suka tidur sebelum salatIasyak dan ngomong-ngomong sesudahnya (H.muttafaqunalaihi dari Abi Barzah).
6. Tidak boleh tidur terlalu banyak sehingga pada saat ada
panggilan salat subuh dapat melaksanakannya dengan baik.
Rata-rata tidur normal antara 6 jam 30 menit hingga 7 jam 30
menit sehari semalam (Miller, 1951 : 348). Lebih dari itu berarti
malas. Jika bermimpi yang tidak baik (menyusahkan,
menakutkan), ketika bangun supaya meniup (ndamoni) ke arah
kiri tiga kali kemudian membaca doa: Au>zu billa>hi as-
smi>i al-al-Alini ar-raji>m (Aku mohon
perlindungan kepada Allah Dzat yang maha mendengar dan
maha mengetahui, dari syetan yang terkutuk)
7. Jika sulit tidur, hendaklah segera berdoa sebagai berikut:
) )
Artinya:Ya Allah, sunyilah semua bintang dan tenanglah semua mata,Engkau Tuhan yang Maha Hidup dan berdiri sendiri, tak terkenakantuk dan tidur, wahai Tuhan yang berdiri sendiri,tenangkanlah malamku ini dan pejamkanlah mataku (H.R. IbnuSini dari Zaid bin Sabit).
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
24/31
Karena tidak boleh tidur sebelum salat Isyak, harus bangun
jam 04.00 untuk salat subuh, dan rata-rata tidur antara 6 jam 30
menit hingga 7 jam 30 menit, maka tidur normal antara jam 21.00
jam 04.00. Jika dikurangi untuk tahajjud malam, katakanlah satu
jam, kekurangan ini bisa diganti pada waktu siang hari. Tidur hanya
sebentar yaitu qailulah sebagai istirahat.
E. Istirahat
Inti istirahat adalah relaxation (istirahat, santai, berhibur diri,
pengendoran aktifitas, bisa pengendoran syaraf, otak, pengendoran
kegiatan anggota badan). Wujud istirahat bisa tidur. Aktifitas
ringan: membaca koran, mendengarkan musik kesukaan, nonton
TV yang menayangkan acara-acara ringan atau komedi, dagelan,
dan lelucon.
Bagaimanapun, istirahat hanya sebentar. Terlalu lama
beristirahat berarti mengannggur atau malas. Rasulullah menuntun
kepada umatnya dengan formula doa; Alla>humma inni>
au>zubika min al-jubni wa al-kasali, wa al-ajzi wa al-bukhli (Ya
Allah, aku mohon perlindungan kepada-Mu dari sifat penakut,
malas, lemah, dan kikir).
Istirahat itu perlu supaya dalam melaksanakan kegiatan
selanjutnya terasa segar (fresh) sehingga produktif dalam berkerja.
Istirahat, bukan hanya sekedar istirahat, melainkan harus tetap
dalam kerangka beragama. Ketika orang telah dengan sadar
mengucapkan syahadad, yang berarti komitmen terhadap Islam
sebagai agamanya, maka tidak ada bagian sekecil apa pun dalam
hidup yang berada di luar agama. Total hidupnya tetap dalam
bingkai agama, termasuk istirahat. Allah menghendaki seperti itu.
Demikian firman Allah swt:
Artinya:
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
25/31
Hai Orang-orang beriman, Masuklah kamu ke dalam Islam secarakeseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah
syetan. Sesungguhnya Syetan itu musuh yang nyata bagimu (Q.S.al-Baqarah/2 : 208).
Dengan demikian, ketika melakukan istirahat tetap harus
ingat atau menyebut nama Allah dan untuk memperoleh rida-Nya.
F. Profil Aparat Kesehatan Muslim
Dokter, bidan, perawat, analiser kesehatan, apoteker muslim-
muslimah secara prinsip adalah dai atau mubaligh, atas dasar
sabda Nabi saw. Ballighu> anni> walau a>yah (sampaikan
olehmu apa saja yang datang dari ku meskipun hanya satu ayat).
Yang didakwahkan adalah keseluruhan hidup dan kehidupan,
termasuk masalah kesehatan. Dengan demikian ketika mereka
menjalani profesi tidak hanya sekedar mencari penghasilan
semata-mata, melinkan harus juga diniati sebagai muballigh di
bidang kesehatan.
Bentuk tabligh dalam profesi kesehatan adalah
mengupayakan para pasien sehat jasmani dan rohani, jadi tidak
bekerja secara medis belaka. Karena itu masing-masing profesi
kesehatan harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang
kesehatan rohani, dan kesehatan jasmani seperti yang pernah
dikonsepsikan oleh Rasulullah. Salah satu wujud pelayanan
kesehatan adalah sebagai konsultan kesehatan yang ramah, jujur,
amanah, dan profesional sehingga dalam mencari rezeqi, bekerja,
makan dan minum, dan istirahat secara islami berakibat baik
kepada pasien yang ditangani dan memiliki nilai ibadah.
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
26/31
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qura>n al-Kari>m
Ah}mad Fuad Abd al-Baqi, al-Lulu>u wa al-Marja>n (penterj.)
Salim Bahreisy. Surabaya: Bina Ilmu, 2007.
----------, al-Mujam al-Mufahras li Alfa>z al-Quran, al-Kari>m,
Indonesia: Maktabah Dahlan, [t.th.].
Muhiyy ad-Din Abvi Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Riyad}
as-S}a>lih}i>n. Surabaya: Syirkah wa Mathbaah Ahmad
bin Saad bin Nabhan wa Aula>duh, [t.th.].
Carol A. Miller, Nursing Care of Older Adults: Theory and Practice.
Cleveland-Ohio : Case Western Reserve University, 1951.
Annette G. Linechenotte, Gerontologi Nursing. St Louis-
Philadelphia-London-Sedney-Toronto : Masby Inc., 1996.
Abi Abdu-ll>a>h Muh}ammad bin Isma>i>l bin Ibra>hi>m Ibn al-
Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari al-Jufi, S>ah}i>h} al-
Bukha>ri. Semarang : Thaha Putra, [t.th.].
Abu Isa Muha}ammad bin Isa bin Saurah at-Taumuzi, Sunan at-
Turmuzi. Semarang: Thaha Putra, [t.th.].
Ar-Raghib al-As}faha>ni, Mufrada>t Alfa>zh al-Qura>n,
Damaskus-Beirut: Dar al-Qalam-Dar asy-Sya>miyah,l992
M/l424 H.
Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, S}ah}i>h} al-Muslim, Kairo: Dar al-
Ih}ya> al-Arabiyya
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
27/31
Latihan-latihan
1. Apa yang dimaksud rezeqi baik menurut pengertian secara
umum, secara sempit maupun menurut Islam ?
2. Siapa pemberi rezeqi yang hakiki ? tunjukkan argumen (dalil) !
Apa ada pemberi rezeqi secara palsu ? Jelaskan jawaban saudara
!
3. Apa kunci memperoleh rezeqi secara mudah, halal, dan
barakah ? Berilah contoh dan penjelasan metodenya !
4. Bagaimana sikap yang benar ketika memperoleh rezeqi dari
Allah ?
5. Bagaimana cara memanfaatkan rezeqi yang bebnar menurut
syariat Islam ?
6. Jelaskan dan lengkapi dengan argumen hukum makan dan
minum menurut Islam?
7. Sebut dan jelaskan masing-masingnya tentang tatacara makan
dan minum !
8. Buatlah bagan siklus kehidupan dari hari ke hari yang tidak
ditunjukkan oleh Allah dan apa akibatnya jika rute siklus ini yang
diikuti ?
9. buatlah siklus kehidupan dari hari ke hari sebagaimana
ditunjukkan oleh Allah !
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
28/31
10.Tidur menurut syariat Islam adalah tidur yang sehat. Jelaskan
argumennya! menurut hasil bacaan saudara pada modul bacaan
bahan kuliah Agama Islam ini!
11.Jelaskan bahwa istirahat yang benar merupakan pelaksanbaan
ajaran Islam. !
12. Profesi kesehatan (dokter, bidan, perawat, analiser ksesehatan,
apoteker) muslim sekaligus mubaligh di bidang kesehatan.
Bagaimana menjalani profesi kesehatan yang benar menurut
Islam mencakup sebagai tenaga medfis maupun
muslim/muslimah !.
13. Ada teks sebagai berikut:
( )
Perintah:
a. Tulis kembali dan beri harakat yang benar
b. Terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang baik danbenar.
c.Jika dilihat dari segi hukum, hadis itu menunjukkan hukum apa
tentang apa
d.Jika dilihat dari segi akhlaq teks itu tuntunan tentang apa dan
harus bagaimana ?
e. Jika hukum tentang yang ditunjukkan oleh teks itu tidak kita
ikuti bagaimana status keislaman kita ?14. Tulis doa tidur yang saudara hafal (boleh dengan tulisan huruf
latin).
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
29/31
********************************************************************
----------------------------------------------------------------------------------------------
-----
******************************************************************
23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan
Allah Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan
atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
[1384] maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, Karena Allah Telah
mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan
kepadanya.
**********************************************************************************
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
30/31
10. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.
**********************************************************************************
14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).
[186] yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang
yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.
**********************************************************************************
-
8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II
31/31
222. Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah
suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri[137] dari wanita
di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci[138]. apabila mereka Telah suci, Maka campurilah mereka itu di tempat
yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
[137] maksudnya menyetubuhi wanita di waktu haidh.
[138] ialah sesudah mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah berhenti darah
keluar.