bab iii pembahasan - repository.bsi.ac.id...berfungsi untuk penyimpanan program. 2. sensor cahaya...
TRANSCRIPT
51
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Alat
Alat pendeteksi golongan darah berbasis Arduino Uno adalah subjek
penelitian dari alat yang dibuat. Alat ini menggunakan konsep sensor cahaya yang
menggunakan 2 komponen utama yakni LED dan sensor photodioda. LED berfungsi
sebagai pemancar cahaya dan photodioda berfungsi sebagai penerima cahaya. Hasil
dari pembacaan respon cahaya dari sensor cahaya akan diolah mikrokontroller
Arduino Uno untuk menentukan golongan darah sesuai dengan rumus yang telah
dibuat menggunakan software Arduino IDE.
Komponen penampilan pada alat penelitian ini yakni menggunakan LCD
matrix 16x2. Hasil pembacaan sensor yang diolah oleh Arduino akan ditampilkan
menggunakan LCD 16x2. Selain menggunakan display LCD 16x2, alat ini juga
dilengkapi dengan mesin pencetak struk yang akan mempermudah user dalam
mengidentifikasi identitas serta golongan darah seseorang yang dicek.
Pada tahap pengujian alat ini nantinya akan menggunakan sebuah kaca
preveret yang berfungsi untuk meletakkan sample darah yang akan diuji dan juga
cairan antisera yakni antisera A, antisera B, dan antisera D. Cairan ini adalah
komponen darah berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah yang
berfungsi untuk mengetes adanya proses aglutinasi atau tidak.
52
A. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan pada alat pendeteksi golongan darah ini
adalah sebagai berikut :
1. Arduino Uno, berfungsi sebagai mikrokontroller utama pada alat penelitian
yang mana di dalamnya sudah terdapat satu buah chip Atmega 328P yang
berfungsi untuk penyimpanan program.
2. Sensor cahaya yang berfungsi untuk mendeteksi perbedaan golongan darah
menggunakan konsep pemancar dan penerimaan cahaya.
3. LCD 16x2 yang berfungsi sebagai output penampil pengolahan data dari
mikrokontroller.
4. Kaca preveret, sebagai tempat peletakkan sampel darah.
5. Cairan antisera, yang berfungsi untuk mengetes terjadinya proses aglutinasi
pada sampel darah yang diambil.
6. Mesin pencetak struk digital, yang berfungsi untuk mengidentifikasi hasil
pengecekan darah yang telah dilakukan.
B. Alat Penelitian
Dalam penelitian ini tentunya digunakan berbagai macam alat penelitian guna
tercapainya suatu hasil penelitian yang nyata dan akurat. Berikut adalah beberapa
alat yang digunakan dalam rencana penelitian :
1. Multimeter analog dan digital yang digunakan untuk mengukur tegangan dan
arus, menguji komponen sebelum digunakan dan menguji jalur-jalur PCB
untuk menghindari terjadinya short circuit (hubung singkat).
2. Software Arduino IDE yang digunakan untuk software pemrograman.
53
3. Alat perkakas elektronik digunakan untuk memasang komponen elektronik
pada rangkaian alat penelitian, seperti: solder, timah patri (timah solder), dan
atraktor.
4. Alat perkakas mekanik digunakan untuk memasang bagian mekanik atau box
pada alat penelitian, seperti: obeng, tang, bor, dan gergaji.
3.2. Blok Rangkaian Alat
Sensor
Cahaya
Sample
Darah
Arduino
LCD 16x2
Mesin Pencetak
Struk
Power
Supply
Sumber: Penulis
Gambar III.1 Blok Diagram Sistem Alat Pendeteksi Golongan Darah
Blok diagram sistem rangkaian alat secara umum pada alat penelitian yang
dibuat, pada blok diagram sistem tersebut terdapat 6 buah blok yang masing-
masing diberikan identitas dengan label dan warna yang berbeda-beda. Untuk
penjelasan blok rangkaian alat ini adalah sebagai berikut:
1. Input
Komponen input ini berfungsi sebagai komponen masukan yang akan diproses
terdiri dari:
54
a. Power Supply ( catu daya) dengan blok warna abu-abu berfungsi sebagai
sumber tegangan pada alat pedeteksi golongan darah yang menyalurkan arus +12
volt ke dalam rangkaian alat.
b. Sensor dengan blok berwarna kuning yang merupakan sensor cahaya yang
didalamnya terdapat 2 buah komponen utama yaitu LED dan photodioda
berfungsi sebagai masukan atau input utama dari keselurahan alat yang dibuat.
2. Prosess
Prosess dengan blok warna biru muda yang merupakan komponen penting
dalam sebuah alat karena sebagai pengelola data. Proses Arduino yang
merupakan kontrol utama atau chip utama pada alat penelitian yang dibuat,
semua perintah program akan dikelola oleh Arduino. Dalam prosess ini, penulis
menggunakan Arduino Uno.
3. Output
Output adalah hasil keluaran dari semua prosess yang telah dilakukan. Dalam
alat ini penulis menggunakan LCD 16x2 dengan blok warna hijau yang
berfungsi sebagai penampil output dari program dan mesin pencetak struk
(thermal printer) dengan blok warna abu-abu muda yang berfungsi untuk
mencetak hasil pengidentifikasian golongan darah yang diuji.
4. Sampel Darah
Sampel darah dengan blok warna merah merupakan sampel darah yang mejadi
objek utama pada penelitian ini. Sampel darah yang dibutuhkan adalah sampel
dengan golongan darah (A, B, AB, dan O).
55
A. Perancangan Mekanik
Bagian mekanik merupakan bagian yang berfungsi untuk melindungi
rangkaian elektronik dari ancaman gangguan eksternal yang dapat mengakibatkan
kerusakan ataupun gangguan pada sistem elektronik. Bahan utama yang digunakan
pada bagian mekanik untuk membuat sebuah box pelindung rangkaian elektronik
pada penelitian ini adalah akrilik dengan ketebalan 3mm. Gambar III.2 adalah bahan
dasar utama yang digunakan pada proses pembuatan box.
Sumber: Penulis
Gambar III.2 Akrilik
Bahan dasar akrilik adalah bahan dasar yang digunakan untuk membentuk
box seperti pada Gambar III.3 dan Gambar III.4. Desain box dibuat dengan
menggunakan software corel draw. Hasil desain box yang telah dibuat dengan
menggunakan corel draw kemudian akan di potong dengan menggunakan teknologi
lasser cutting berbasis mesin CNC. Hasil potongan lasser cutting sudah tidak
diragukan lagi, karena dengan teknologi berbasis mesin CNC hasil potongan sudah
dipastikan sangat rapi karena tingkat ketelitian dari alat potong tersebut sangat tinggi.
Gambar III.3 dan Gambar III.4 merupakan desain box alat penelitian tampak depan
dan dengan tampilan 3 Dimensi (3D).
56
“Hello World”
Sumber: Penulis
Gambar.III.3 Desain Tampak Depan
Sumber: Penulis
Gambar.III.4 Desain Tampak 3D
Pada Gambar III.3 dan Gambar III.4 terdapat tiga buah komponen yang
tertempel pada bagian luar box yakni komponen LCD 16x2 dan 2 tombol button
switch. Fungsi dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. LCD 16x2 berfungsi sebagai penampilan tampilan program yang akan
ditampilkan ketika alat sedang beroperasi.
2. Button switch 1 berfungsi untuk menampilkan tampilan golongan darah serta
melakukan print out pada struk mesin.
3. Button switch 2 berfungsi sebagai tombol reset.
57
3.3. Skema Rangkaian Alat
Skema rangkaian alat merupakan wiring diagram keseluruhan yang
digunakan pada alat penelitian yang dibuat. Skema rangkaian dirancang
berdasarkan kebutuhan dan fungsi dari alat penelitian yang dibuat. Skematik
rangkaian yang digunakan pada alat penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
III.5.
Sumber: Penulis
Gambar.III.5 Skema Rangkaian Alat
Dapat dilihat rancangan hardware berupa wiring diagram yang cukup jelas.
Pada skematik rangkaian yang digunakan tampak menggunakan 8 buah input /output
INP
UT
INPUT
OU
TP
UT
1
PROSES
OUTPUT2
58
yang memiliki fungsi masing-masing. Berikut adalah fungsi koneksi masing-masing
pin Arduino Uno yang digunakan pada penelitian ini :
1. Pin Analog 0 terhubung dengan sensor cahaya 1
2. Pin Analog 1 terhubung dengan sensor cahaya 2
3. Pin Analog 2 terhubung dengan sensor cahaya 3
4. Pin Analog 3 terhubung dengan push button
5. Pin Analog 4 terhubung dengan pin SDA (I2C modul lcd)
6. Pin Analog 5 terhubung dengan pin SCL (I2C modul lcd)
7. Pin Digital 2 terhubung dengan pin 1 struk mesin thermal print
8. Pin Digital 3 terhubung dengan pin 2 struk mesin thermal print
A. Perancangan Rangkaian Sensor Cahaya
Sensor cahaya adalah sensor yang bekerja berdasarkan hasil perbandingan
dari intensitas cahaya. Pada alat ini sensor cahaya yang digunakan menggunakan 2
buah komponen utama yakni LED dan photodioda. Skematik rangkaian sensor
cahaya dapat dilihat pada Gambar III.6.
Gambar III.6 Rangkaian Sensor Cahaya
59
Dapat dilihat skematik rangkaian sensor cahaya yang digunakan pada alat
penelitian. Cara kerja dari rangkaian ini adalah saat sensor cahaya mendapatkan
tegangan sebesar 5 volt maka LED akan menyala. Intensitas cahaya yang dikeluarkan
oleh LED diberikan hambatan berupa resistor dengan nilai resistansi 560 ohm.
Fungsi resistor ini agar LED tidak langsung menerima tegangan sebesar 5 volt yang
dapat memperpendek usia LED yang digunakan. LED akan membaca objek dengan
kondisi pantulan cahaya yang berbeda-beda, perbedaan kondisi inilah yang menjadi
prinsip kerja dari sensor cahaya. Saat photodioda menerima pantulan cahaya yang
terang maka hambatannya menjadi kecil yakni kurang dari nilai resistor 10k.
Sebaliknya ketika photodioda tidak menerima pantulan cahaya maka hambatannya
menjadi lebih dari 10k. Dengan begitu tegangan keluaran dari rangkaian ini akan
menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
B. Perancangan Rangkaian Komunikasi LCD 16x2
Rangkaian komunikasi LCD pada alat penelitian ini menggunakan LCD
display dengan fasilitas modul I2C (Inter Integrated Circuit). I2C adalah standar
komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didesain khusus untuk
mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SDA (Serial Data)
dan saluran SCL (Serial Clock) yang membawa informasi data antara I2C dengan
pengontrolnya. Kelebihan dari modul LCD I2C ini adalah mengurangi penggunaan
jumlah port Input/Output pada LCD. Dengan menggunakan modul ini maka hanya
membutuhkan 2 pin input/output saja yang akan terhubung ke Arduino. Rangkaian
komunikasi LCD dapat dilihat pada Gambar III.7.
60
Sumber: Penulis
Gambar III.7 Rangkaian Komunikasi LCD 16x2
C. Perancangan Rangkaian Masukan Switch Button
Rangkaian masukan switch push button merupakan rangkaian berfungsi
untuk memberikan sinyal input apabila terjadi proses penekanan tombol. Pada alat
penelitian ini, tombol masukan yang digunakan hanya sebanyak 1 buah tombol.
Fungsi dari tombol ini adalah memberikan instruksi ketika alat selesai mendeteksi
golongan darah, yakni ketika tombol ditekan maka struk mesin printer akan
mengeluarkan print out hasil pendeteksian golongan darah. Gambar III.8
merupakan skematik rangkaian tombol intruksi.
Gambar III.8 Rangkaian Masukan Tombol Push Button
Pada Gambar III.8 diatas, pin input tombol terkoneksi ke pin mikrokontroller
Arduino. Tombol push button akan terhubung ke ground saat ditekan, dengan begitu
61
rangkaian ini disebut dengan rangkaian tombol aktif “high” yakni akan aktif jika
berlogika sama dengan 1.
3.4. Cara Kerja Alat
Cara kerja alat secara keseluruhan dari alat pendeteksi golongan darah
berbasis arduino ini adalah sebagai berikut. Ketika sumber tegangan (adaptor) di
hubungkan dengan sumber tegangan jala-jala pln maka alat akan menyala.
Rangkaian adaptor yang digunakan adalah tipe stepdown atau penurun tegangan.
Ouput tegangan yang dihasilkan oleh adaptor ialah sebesar 12 volt. Tegangan 12
volt ini kemudian akan dihubungkan dengan pin input tegangan pada Arduino Uno.
Ketika mikrokontroller Arduino Uno mendapat masukan tegangan, maka seluruh
pin input/output akan aktif dengan kondisi yang sudah ditentukan melalui program.
Langkah awal yang dilakukan ialah melakukan pengecekan sampel golongan darah
yang telah diberikan cairan antisera A dan antisera B. Pada tahap ini sensor cahaya
akan bekerja sesuai dengan fungsinya. Sensor cahaya akan mendeteksi
sampel darah yang telah tercampur dengan masing-masing cairan anti sera.
Berdasarkan prinsip kerja dari sensor cahaya dimana saat sensor cahaya
mendapatkan tegangan sebesar 5 volt maka LED akan menyala. Intensitas cahaya
yang dikeluarkan oleh LED diberikan hambatan berupa resistor dengan nilai
resistansi 560 ohm. LED akan membaca objek dengan kondisi pantulan cahaya yang
berbeda-beda, perbedaan kondisi inilah yang menjadi prinsip kerja dari sensor
cahaya. Saat photodioda menerima pantulan cahaya yang terang maka hambatannya
menjadi kecil yakni kurang dari nilai resistor 10k. Sebaliknya ketika photodioda
tidak menerima pantulan cahaya maka hambatannya menjadi lebih dari 10k. Objek
yang digunakan disini ialah sampel darah yang masing-masing memiliki warna yang
62
berbeda-beda. Saat sensor cahaya telah mendeteksi objek golongan darah, maka
LCD akan menampilkan pesan berupa jenis golongan darah yang telah dideteksi.
Pesan ditampilkan melalui dua jalur I2C yakni SDA dan SCL yang terhubung ke pin
A4 dan A5 pada Arduino Uno. Pesan yang ditampilkan berupa Variabel Huruf A, B,
dan C yang masing-masing menampilkan nilai ADC dari Arduino Uno dan juga
menampilkan jenis golongan darah yang terdeteksi. Setelah berhasil menampilkan
pesan berupa jenis golongan darah, kemudian mesin thermal print pencetak struk
akan mencetak hasil dari pembacaan golongan darah sesuai dengan yang tertampil di
LCD. Namun mesin thermal print ini hanya akan mengeluarkan struk ketika tombol
push button yang terhubung ke Pin Analog 3 ditekan oleh user atau pengguna.
63
3.5. Flowchart Program
N
Start
Inisialisasi
Input Global
Variabel
Proses
Pengolahan
Sensor
Sensor
A=1,Sensor
B=0,Sensor
C=1
Sensor A=0,
Sensor B=1,
Sensor C=1
Sensor
A=1,Sensor
B=1, Sensor
C=1
Sensor
A=0,Sensor
B=0, Sensor
C=0
Gol.Darah :
A
Gol.Darah :
B
Gol.Darah :
AB
Gol.Darah :
O
Tekan Button
Thermal Print On
Tekan Button
Thermal Print On
Tekan Button
Thermal Print On
Tekan Button
Thermal Print On
End
N
Y Y
N
Y
N
Y
Y Y
N
Y
N
Y
N
Input Serum
A, Serum B,
Serum D
Sumber: Penulis
Gambar III.9 Flowchart Program
Dapat dilihat alur diagram secara umum dari program yang dibuat. Saat alat mulai di
aktifkan maka mikrokontroller akan melakukan pengecekan inisialisasi global
variabel yang digunakan pada program. Global variabel ialah variabel yang
64
berfungsi pada seluruh fungsi program. Setelah melakukan inisialisasi masukan
global variabel, mikrokontroller diperintahkan untuk melakukan proses pengolahan
data sensor. Data sensor yang diolah disini adalah data sensor cahaya yang mana
sensor ini menggunakan sistem ADC (Analog to Digital Converter). Setelah
melakukan proses pengolahan data ADC sensor, mikrokontroller akan melakukan
pengecekan kondisi percabangan. Jika variabel sensor A bernilai sama dengan 1,
variabel sensor B bernilai sama dengan 0, dan variabel sensor C bernilai sama
dengan 1 maka LCD akan menampilkan pesan golongan darah A. Variabel sensor A,
sensor B, dan sensor C ialah variabel yang digunakan untuk mengkonversi hasil
pembacaan ketiga nilai ADC sensor cahaya. Kondisi kedua jika variabel sensor A
bernilai sama dengan 0, variabel sensor B bernilai sama dengan 1, dan variabel
sensor C bernilai sama dengan 1 maka LCD akan menampilkan pesan golongan
darah B. Kondisi ketiga jika variabel sensor A bernilai sama dengan 1, variabel
sensor B bernilai sama dengan 1, dan variabel sensor C bernilai sama dengan 1 maka
LCD akan menampilkan pesan golongan darah AB. Dan kondisi terakhir jika
variabel sensor A bernilai sama dengan 0, variabel sensor B bernilai sama dengan 0,
dan variabel sensor C bernilai sama dengan 0 maka LCD akan menampilkan pesan
golongan darah O. Setelah melakukan pengecekan kondisi nilai ADC sensor cahaya,
apabila mikrokontroller mendapatkan triger berupa penekana tombol yang terhubung
pin Analog 3 maka mesin thermal printer akan mengeluarkan struk berupa pesan
sesuai dengan hasil pengecekan golongan darah yang dibaca oleh sensor.
65
3.6 Konstruksi Sistem (Coding)
3.6.1 Initialisasi
Sumber: Penulis
Listing III.1 Inisialisasi Program
Listing III.1 merupakan potongan program pada bagian inisialisasi. Pada bagian
inisialisasi ini terdapat masukan library, global variabel, dan pendefinisian variabel.
Penjelasan dari Listing III.1 adalah sebagai berikut :
1. Point nomor 1 merupakan masukan library yang menggunakan fungsi
software serial.
#include <SoftwareSerial.h>
SoftwareSerial Thermal(2, 3);
int zero=0;
int heatTime = 80;
int heatInterval = 255;
char printDensity = 15;
char printBreakTime = 15;
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);
#define sw A3
#define s1 A0
#define s2 A1
#define s3 A2
int a,b,c;
int sa=-1,sb=-1,sc=-1;
String golongandarah="-";
1
2
3
4
5
6
7
8
66
2. Point nomor 2 merupakan inisialisasi letak pin yang digunakan dalam
komunikasi software serial, dimana pin yang digunakan adalah pin digital 2
dan 3.
3. Point nomor 3 meruakan inisialisasi global variabel yang berfungsi untuk
menjalankan fungsi program thermal printer.
4. Point nomor 4 merupakan masukan library wire.h
5. Point nomor 5 merupakan masukan library untuk lcd_i2c.
6. Point nomor 6 merupakan alamat pin yang digunakan untuk komunikasi LCD
i2c.
7. Point nomor 7 merupakan pendefiinisian dari variabel sw, s1, s2, dan s3.
8. Point nomor 8 merupakan inisialisasi global variabel untuk variabel sensor
cahaya.
3.6.2 Input
Bagian input merupakan konstruksi program yang berfungsi sebagai masukan
dari program keseluruhan. Pada alat penelitian yang dibuat, input yang digunakan
ialah sensor cahaya yang terhubung dengan pin analog A0, A1, dan A2.
Sumber: Penulis
Listing III.2. Bagian Input Program
int a,b,c;
a=analogRead(s1);
b=analogRead(s2);
c=analogRead(s3);
67
Merupakan bagian input program yang mana fungsi dari program ini nantinya
mempengaruhi kerja sensor cahaya pada alat penelitian. Penjelasan Listing III.2 ialah
sebagai berikut :
1. Baris 1 merupakan inisialisasi variabel a, b, dan c.
2. Baris 2 adalah kondisi copy variabel “a” yang difungsikan sebagai variabel
yang mewakili pin analog 0.
3. Baris 3 adalah kondisi copy variabel “b” yang difungsikan sebagai variabel
yang mewakili pin analog 1.
4. Baris 4 adalah kondisi copy variabel “c” yang difungsikan sebagai variabel
yang mewakili pin analog 2.
3.6.3 Main Program
Main program merupakan bagian inti dari konstruksi suatu program. Main
program merupakan program yang nantinya akan diulang terus menerus dan akan
berhenti jika ada interupsi khusus dari program ataupun dari perangkat keras
seperti tombol reset dan tombol power on/off.
68
Sumber: Penulis
Listing III.3 Main Program
Isi dari main program pada Listing III.3 yakni berisi tentang kondisi program
utama pada alat penelitian. Inti dari bagian program ini ialah berisi tentang kondisi
percabangan dari ketiga input sensor. Kondisi pertama jika variabel “a” lebih besar
sama dengan 100 dan lebih kecil dari 200, maka variabel “sa” bernilai sama dengan
1, jika kondisi tidak terpenuhi maka variabel “sa” bernilai sama dengan 0. Kondisi
kedua jika variabel “b” lebih besar sama dengan 200 dan lebih kecil dari 300, maka
variabel “sb” bernilai sama dengan 1, jika kondisi sebaliknya maka variabel “sb”
bernilai sama dengan 0. Kondisi ketiga jika variabel “c” lebih besar sama dengan 100
dan lebih kecil dari 200, maka variabel “sc” bernilai sama dengan 1, jika kondisi
sebaliknya maka variabel “sc” bernilai sama dengan 0.
if(a>=100&&a<200) sa=1;
else sa=0;
if(b>=200&&b<300) sb=1;
else sb=0;
if(c>=100&&c<200) sc=1;
else sc=0;
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(a);
lcd.setCursor(4,0);
lcd.print(" ");
lcd.print(b);
lcd.setCursor(10,0);
lcd.print(" ");
lcd.print(c);
69
3.6.4 Output
Output merupakan bagian dari program yang berfungsi sebagai hasil dari
pembacaan input yang telah diolah oleh main program. Output pada alat penelitian
ini adalah tampilan LCD 16x2 dan thermal printer.
Sumber: Penulis
Listing III.4 Output Program
Penjelasan dari listing program III.4 ialah sebagai berikut :
Jika tombol switch ditekan, maka LCD display 16x2 akan menampilkan hasil
pembacaan sensor sesuai dengan sampel golongan darah. Kondisi display sesuai
if(digitalRead(sw)==0){
lcd.print("GolonganDarah:");
if(sa==1&&sb==0&&sc==1) golongandarah="A";
if(sa==0&&sb==1&&sc==1) golongandarah="B";
if(sa==1&&sb==1&&sc==1) golongandarah="AB";
if(sa==0&&sb==0&&sc==0) golongandarah="O";
lcd.print(golongandarah);
Thermal.write(27);
Thermal.write(45);
Thermal.write(1);
Thermal.println("-----------------");
Thermal.println();
Thermal.print("Golongan Darah : ");
Thermal.println(golongandarah);
Thermal.println();
Thermal.println("-----------------");
Thermal.println();
Thermal.write(10);
70
dengan hasil pembacaan sensor 1, sensor 2, dan sensor 3 dimana pada program di
inisialkan dengan variabel sa, sb, dan sc. Setelah menampilkan kondisi pada LCD,
thermal printer akan mencetak struk sesuai dengan hasil pembacaan sensor.
3.7 Hasil Percobaan
Pada bagian hasil percobaan ini, akan dibahas dengan detail terkait percobaan
yang telah dilakukan selama proses pengambilan data. Adapun beberapa bahan yang
digunakan dalam proses pengambilan data alat penguji golongan darah adalah
sebagai berikut :
1. Cairan anti serum A, B, dan D.
2. Sample darah hasil dari pengambilan darah.
3. Kaca preverent , untuk meletakkan sampel darah
4. Sarung tangan higienis.
5. Tissu higienis yang mengandung alkohol.
6. Pipet kaca.
Keenam komponen bahan diatas merupakan bahan-bahan pendukung yang
digunakan saat proses pengujian alat dan pengambilan data.
3.7.1 Hasil Percobaan Input
Percobaan bagian input ialah percobaan yang dilakukan untuk menguji
kinerja dari rangkaian input pada alat penelitian. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya di Gambar III.5 tentang skema rangkaian ala yang digunakan. Input dari
rangkaian ini ialah power supply, push button dan sensor cahaya. Berikut adalah
masing-masing percobaan yang telah dilakukan untuk rangkaian input pada
penelitian ini.
71
A. Pengujian Rangkaian Power Supply
Sumber tegangan pada penelitian ini ialah menggunakan adaptor switching
dengan tegangan output ke rangkaian ialah sebesar 9-12 volt. Gambar III.10
merupakan gambar dari adaptor yang digunakan dan juga alat penelitian.
Sumber: Penulis
Gambar III.10 Alat penelitian dan adaptor
Pengujian dilakukan dengan menguhubungkan input tegangan Arduino ke
power konektor keluaran dari power supply. Setelah terhubung, pengetesan
dilakukan dengan menggunakan multimeter dengan mekanisme probe (+) warna
merah dihubungkan ke pin input tegangan pada Arduino dan probe (-) warna hitam
dihubungkan ke pin ground pada Arduino. Proses pengambilan data dapat dilihat
pada Gambar III.11 seperti berikut.
72
Sumber: Penulis
Gambar III.11 Pengujian Rangkaian Power Supply.
Setelah dilakukan pengujian rangkaian power supply seperti pada Gambar
III.11, dapat dilihat hasil dari pengujian tersebut pada Tabel III.1.
Tabel III.1 Hasil Pengujian Rangkaian Power Supply
No Output Tegangan
Adaptor
Aktual Input Tegangan
Arduino
1. 11,57 VDC 11,40 VDC
Pada Tabel III.1 dapat dilihat hasil pengujian rangkaian power supply pada alat
penelitian. Hasil pada Tabel III.1 menunjukkan bahwa tegangan yang masuk ke
dalam rangkaian Arduino ialah sebesar 11,40 volt dc. Tegangan tersebut merupakan
tegangan yang ideal untuk rangkaian Arduino, sehingga dapat digunakan sesuai
dengan fungsinya.
B. Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya
Tahap pengujian rangkaian sensor cahaya merupakan salah satu tahap
pengujian rangkaian input dari alat penelitian yang dibuat. Sensor cahaya pada alat
ini menggunakan tiga buah LED dan photodioda yang di pasang bersebrangan.
Gambar dari sensor cahaya pada alat dapat dilihat pada Gambar III.12 berikut.
73
Sumber: Penulis
Gambar III.12 Realisasi Posisi Sensor Cahaya
Pada Gambar III.12 dapat dilihat terdapat tiga buah lingkaran berwana merah
dan tiga buah lingkaran berwarna biru. Lingkaran berwarna merah ialah posisi
peletakan komponen LED sedangkan lingkaran berwarna biru ialah posisi peletakan
komponen photodioda. Pengujian dilakukan dengan memberikan objek ditengah-
tengah antara led dan photodioda pada masing-masing posisi. Hasil yang ditampilkan
pada pengujian ini ialah berupa nilai ADC sensor dan juga tegangan output dari
sensor. Proses pengujian rangkaian sensor cahaya dapat dilihat pada Gambar III.13.
74
Sumber: Penulis
Gambar III.13 Proses Pengujian Sensor Cahaya
Pada Gambar III.13 proses pengujian sensor cahaya yakni dengan
memberikan objek berupa sampel darah yang menggumpal dan yang tidak
menggumpal. Hasil dari pengujian sensor cahaya dapat dilihat pada Tabel III.2.
Tabel III.2 Hasil Pengujian Sensor Cahaya
No Sample Darah ADC Sensor
1
ADC Sensor
2
ADC Sensor
3
1 Menggumpal (1) 40 25 38
2 Tidak Menggumpal (1) 179 134 164
3 Menggumpal (2) 32 24 37
4 Tidak Menggumpal (2) 166 124 154
5 Menggumpal (3) 38 28 33
Berdasarkan hasil dari pengujian sensor cahaya yang disajikan pada Tabel
III.2 maka dapat disimpulkan, ketika sensor mendeteksi jenis darah yang
menggumpal maka nilai adc sensor akan rendah dan ketika sensor mendeteksi jenis
darah yang tidak menggumpal, maka nilai adc sensor akan tinggi.
75
3.7.2 Hasil Percobaan Output
Percobaan bagian output ialah percobaan yang dilakukan untuk menguji
kinerja dari rangkaian output pada alat penelitian. Output pada penelitian ini ialah
rangkaian LCD penampil 16x2 dan thermal printer. Berikut adalah masing-masing
percobaan untuk menguji rangkaian output pada alat penelitan yang dibuat.
A. Pengujian Rangkaian Penampil LCD
Rangkaian penampil lcd yang digunakan pada penelitian ini ialah
menggunakan modul LCD I2C 16x2. Pin yang digunakan pada rangkaian penampil
LCD ialah dengan menggunakan pin SDA dan SCL. Tahap pengujian rangkaian
LCD ialah dengan membuat listing program yang berfungsi untuk menampilkan
LCD. Program yang dituliskan ialah untuk menampilkan tulisan pesan pembuka
seperti pada Listing III.5.
Sumber: Penulis
Listing III.5 Sketch Program Pengujian LCD
Berdasarkan sketch program pada listing III.5, maka pada baris 1 akan menampilkan
pesan dengan tulisan “FANI” dan pada baris kedua akan menampilkan pesan dengan
tulisan “8/4/2019”. Hasil realisasi dari listing III.5 dapat dilihat pada Gambar III.14
berikut.
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("FANI");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("8/4/2019");
delay(1000);
76
Sumber: Penulis
Gambar III.14 Tampilan Hasil Pengujian Rangkaian LCD 16x2
Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada Gambar III.14, dengan begitu LCD
16x2 dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
B. Pengujian Thermal Printer
Tahap pengujian rangkaian output berikutnya adalah pengujian rangkaian
thermal printer. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, thermal printer pada
penelitian ini berfungsi untuk mengeluarkan kertas struk hasil pembacaan golongan
darah yang diuji. Pengujian dilakukan dengan membuat program yang berfungsi
untuk menampilkan struk sesuai dengan program yang dibuat. Berikut adalah Listing
program untuk tahap pengujian Thermal printer.
Sumber: Penulis
Listing III.6 Sketch Pengujian Thermal Printer
Thermal.write(27);
Thermal.write(45);
Thermal.write(1);
Thermal.println("-----------------");
Thermal.println();
Thermal.print("Golongan Darah : AB+");
77
Sketch program pada Listing III.6 merupakan sketch program yang berfungsi
untuk menampilkan tulisan pada kertas struk. Hasil dari pemrograman pada Listing
III.6 dapat dilihat pada Gambar III.15.
Sumber: Penulis
Gambar III.15 Hasil Pengujian Thermal Printer
3.7.3 Hasil Keseluruhan Alat
Tahap pengujian hasil keseluruhan alat merupakan tahap pengujian yang
bertujuan untuk menguji kemampuan alat sesuai dengan fungsi alat dibuat. Jika
sebelumnya telah dilakukan pengujian sub sistem input dan output dengan hasil yang
layak untuk digunakan pada tahap penelitian. Maka pada tahap pengujian ini akan
diuji kemampuan alat dalam mendeteksi golongan darah dengan beberapa tahap uji
coba yang telah dilakukan.
A. Pengujian Pencampuran Sampel Darah Dengan Antisera
Tahap ini merupakan suatu pengujian untuk menguji terjadinya suatu reaksi
aglutinasi (penggumpalan darah) atau tidak. Dalam menentukan suatu golongan
darah terdapat beberapa parameter penentu salah satunya adalah reaksi
penggumpalan darah. Penggumpalan terjadi ketika sampel darah dicampur dengan
cairan antisera. Detail gambar cairan antisera dapat dilihat pada Gambar III.16.
78
Sumber: Penulis
Gambar III.16 Cairan Antisera A, B, dan D
Pada Gambar III.16 dapat dilihat terdapat tiga botol cairan antisera. Botol
berwarna biru merupakan cairan antisera A, botol berwarna kuning merupakan cairan
antisera B, dan botol berwarna coklat merupakan cairan antisera D. Proses
pencampuran sample darah dengan cairan antisera dapat dilihat pada Gambar III.17.
Sumber: Penulis
Gambar III.17 Proses Pencampuran Sampel Darah dan Antisera
Hasil dari proses pencampuran sampel darah dengan cairan antisera dapat dilihat
pada Tabel III.3
79
Tabel III.3 Hasil Pengujian Pencampuran Sampel Darah Dan Cairan
Antisera
No
Pendonor
Darah
Reagen
Hasil Anti A Anti B Anti D
1 Aga Positif Negatif Negatif A-
2 Bunyamin Negatif Positif Positif B+
3 Ivan Negatif Negatif Positif O+
4 Rahmat Positif Positif Positif AB+
5 Koko Negatif Negatif Negatif B-
Pada Tabel III.3 dapat dilihat jumlah relawan pendonor darah dengan
identitas masing-masing, Penentuan hasil pada Tabel III.3 diputuskan berdasarkan
penglihatan visualisasi. Dari jumlah 5 pendonor darah, maka terdapat hasil sampel
darah yang nantinya hasil dari penglihatan visual akan dibandingkan dengan hasil
pengukuran pada alat penelitian yang dibuat. Berdasarkan penjelasan pada Tabel
III.3 maka dapat dibuat kesimpulan jika cairan reagen antisera A dan antisera B
bernilai positif, maka hasill golongan darah ialah AB. Ketika cairan antisera A
bernilai positif dan antisera B bernilai negatif, maka hasil golongan darah ialah A
Begitu sebaliknya jika memiliki golongan darah B dan O. Keterangan Posititif pada
pengujian ini adalah sebagai indikator terjadinya proses aglutinasi (penggumpalan),
jika positif maka terjadi aglutinasi ketika negatif maka tidak terjadi proses aglutinasi
(penggumpalan). Detail gambar sampel darah yang terjadi aglutinasi dan tidaknya
dapat dilihat pada Gambar III.18
80
Sumber: Penulis
Gambar III.18 Hasil Pencampuran Sampel Darah Dengan Antisera
Pada Gambar III.18 terdapat tiga lingkaran, lingkaran berwarna biru ialah sampel
darah yang mengalami proses aglutinasi dan lingkaran berwarna merah ialah sampel
darah yang tidak mengalami proses aglutinasi.
B. Pengujian Alat Secara Keseluruhan
Pengujian ini merupakan pengujian utama atau inti dari tujuan alat penelitian
dirancang. Proses percobaan dilakukan untuk mendeteksi sampel golongan darah
yang telah didapat. Berikut adalah Gambar untuk proses pengujian alat (Gambar
III.19).
81
Sumber: Penulis
Gambar III.19 Proses Pencampuran Sampel Darah Dengan Cairan Antisera
Gambar III.19 merupakan tahap pencampuran cairan antisera dengan sampel darah.
Setelah dilakukan pencampuran tahap berikutnya adalah meletakkan sampel darah ke
dalam tempat pendeteksian sensor seperti pada Gambar III.20.
Gambar III.20 Peletakkan Sample Darah Untuk Pembacaan Sensor Cahaya
Berdasarkan Gambar III.20 ketiga sensor akan mendeteksi sample darah yang telah
diccampur dengan cairan antisera. Masing-masing dari paling kiri adalah sensor a,
posisi tengah adalah sensor b, dan posisi paling kanan adalah sensor c. Hasil dari
pengujian dapat dilihat pada Tabel III.4 berikut.
82
Tabel III.4 Hasil Percobaan Pendeteksian Golongan Darah
No
Pendonor
Darah Anti A
Teg. SA
(v) Anti B
Teg. SB
(v) Anti D
Teg SC
(v) Hasil
1 Aga Positif 0,24 Negatif 1,49 Negatif 1,32 A-
2 Bunyamin Negatif 1,77 Positif 0,29 Positif 0,21 B+
3 Ivan Negatif 2,87 Negatif 1,38 Positif 0,15 O+
4 Rahmat Positif 0,19 Positif 0,2 Positif 0,24 AB+
5 Koko Negatif 1,78 Negatif 1,69 Negatif 1,63 O-
6 Yogo Positif 0,31 Negatif 1,33 Positif 0,27 A+
7 Arief Positif 0,24 Positif 0,24 Negatif 1,2 AB-
8 Fauzan Negatif 1,65 Positif 0,31 Negatif 1,33 B-
Pada Tabel III.4 dapat dilihat, jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak
delapan sampel dengan pendonor yang berbeda-beda. Pada Tabel terdapat kolom
tegangan sensor a, sensor b, dan sensor c. Tegangan sensor a, b, dan c merupakan
konversi dari rumus adc yang telah dibuat pada program. Berikut adalah listing
rumus yang digunakan pada program.
Listing III.7. Rumus Konersi Nilai ADC Menjadi Tegangan
Pada Listing III.7 dapat dilihat variabel a adalah nilai tegangan yang akan
ditampilkan pada lcd. Tegangan didapatkan dari hasil nilai adc pada sensor 1 dengan
tipe data float yang dikali 5 dan dibagi 1023. Nilai 1023 adalah batas maksimal nilai
adc 10 bit. Hasil konversi nilai adc ke tegangan dapat dilihat pada Gambar III.21.
a=(float)analogRead(s1)*5/1023;
b=(float)analogRead(s2)*5/1023;
c=(float)analogRead(s3)*5/1023;
83
Gambar III.21 Hasil Pembacaan Golongan Darah Pada Lcd 16x2
Gambar III.21 adalah hasil pembacaan salah satu sample golongan darah
dengan pendonor atas nama saudara Ivan. Merujuk kembali pada hasil Tabel III.4,
berdasarkan sample darah yang diambil maka didapatkan delapan hasil yang
berbeda. Kondisi perbedaan signifikan antara nilai tegangan darah yang menggumpal
dan tidak menggumpal merupakan acuan untuk pembuatan program. Tabel III.5
merupakan kondisi pantulan sensor yang dapat membedakan perbedaan masing-
masing golongan darah.
Tabel III.5. Hasil Kondisi Pembacaan Sensor
No
Pendonor
Darah Sensor A
Teg. SA
(v) Sensor B
Teg. SB
(v) Sensor C
Teg SC
(v)
Hasi
l
1 Aga
Terhalan
g 0,24 Terang 1,49 Terang 1,32 A-
2 Bunyami
n Terang 1,77
Terhalan
g 0,29
Terhalan
g 0,21 B+
3 Ivan Terang 2,87 Terang 1,38
Terhalan
g 0,15 O+
4 Rahmat Terhalang 0,19
Terhalan
g 0,2
Terhalan
g 0,24
AB
+
5 Koko Terang 1,78 Terang 1,69 Terang 1,63 O-
6 Yogo Terhalang 0,31 Terang 1,33
Terhalan
g 0,27 A+
7 Arief Terhalang 0,24
Terhalan
g 0,24 Terang 1,2 AB-
8 Fauzan Terang 1,65
Terhalan
g 0,31 Terang 1,33 B-
84
Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada Tabel.III.5 maka ketika kondisi
sensor terhalang kondisi tegangan akan rendah dan ketika kondisi sensor terang
tegangan akan tinggi.