bab iii penyajian data a. deskripsi subyek, obyek dan ...digilib.uinsby.ac.id/12582/6/bab 3.pdfyakni...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
BAB III
PENYAJIAN DATA
A. DESKRIPSI SUBYEK, OBYEK DAN LOKASI PENELITIAN
1. Deskripsi Subyek
Informan dari keluarga ibu Hentik Elfiyah yang mempunyai anak
introvert yaitu Asfa Laila, ibu Hentik Elfiyah bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan suaminya bekerja sebagai TKI di malaysia, ibu Hentik Elfiyah
memiliki hanya satu orang anak dan merupakan anak pertama yaitu Asfa
Lailah yang duduk di bangku kelas 8 dan berusia 14 tahun, yang
dinyatakan sebagai anak introvert, keluarga ini tinggal di desa Brangsi
lebih tepatnya di jalan Cendrawasih RT 3 RW 2.
Informan dari keluarga ibu Sus Ainiyah yang mempunyai anak
introvert yaitu Anisah Qurrota A’yun. Ibu Sus Ainiyah bekerja sebagai ibu
rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai guru, ibu Sus Ainiyah
memiliki dua orang anak yakni irham rohim dan a’yun yang duduk di
bangku kelas 8, kelurga ini tinggal di RT 02 RW 01 di jalan Garuda desa
Brangsi
Informan dari keluarga ibu Siti yang mempunyai anak ekstrovert
yakni Dwi Sapta Ainur. Ibu Siti bekerja sebagai petani begitu juga
suaminya yang bekerja sebagai petani, ibu Siti memiliki dua orang anak,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
yang pertama bernama Ahmad Mardiyanto sudah berusia 22 tahun dan
kedua bernama Dwi Sapta Ainur Ramadhani yang duduk di bangku kelas
8 dan berusia 14 tahun, yang di nyatakan sebagai anak introvert, keluarga
ini tinggal di Jl. Garuda RT 3 RW 1 desa Brangsi.
Informan dari keluarga ibu Suafa yang mempunyai anak ekstrovert
yakni Fifin Ranto Jufanka, Ibu Suafa bekerja sebagai pedagang bakso
sedangkan suaminya bekerja sebagai wiraswasta, ibu Suafa hanya
memiliki satu anak yakni Fifin, keluarga ini tinggal di jalan Cendrawasih
RT 01 RW 01 desa Brangsi.
IDENTITAS RESPONDEN
Data yang ada pada bagian ini meliputi usia responden, jenis
pekerjaan, jenis kelamin dan pendidikan terakhir, data yang di berikan
untuk menjelaskan secara umum responden yang ada.
a. Jenis kelamin responden
Berdasarkan hasil penelitian di ketehui jenis kelamin
responden yang meliputi guru bimbingan konseling, orang tua
dan anak
Jenis kelamin Jumlah orang
Laki-laki 2
Perempuan 6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
Jumlah 8
Berdasarkan dari hasil penelitian observasi dapat di
lihat dari tabel tersebut perempuan lebih dominasi karena
penelitian ini melibatkan ibu dan anak.
b. Jenis pekerjaan responden
Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan
bahwa pekerjaan responden yang akan di sebutkan hanya orang
tua dan guru saja karena sudah jelas anak tersebut belum
mempunyai pekerjaan.
Nama responden Jenis pekerjaan
Ibu Hentik Elfiyah Ibu rumah tangga
Ibu Sus Ainiyah Ibu rumah tangga
Ibu Siti Petani
Ibu Suafa Pedagang
Jumlah 5
c. Usia responden
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan usia
responden mulai dari orang tua dan anak introvert maupun
ekstrovert maka akan di paparkan sebagai berikut.
Nama Responden Usia Responden
Ibu Hentik Elfiyah 29
Ibu Siti 42
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
Asfa lailah 14
Dwi Sapta Ainur R. 14
Ibu Sus Ainiyah 40
Ibu Suafa 31
Anisa Qurrota A’yun 14
Fifin Ranto Jufonka 14
d. Tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan
bahwa tingkat pendidikan responden berbeda, karena
responden yang di ambil meliputi orang tua dan anak introvert
maupun ekstrovert.
Nama Responden Tingkat Pendidikan
Ibu Hentik Elfiyah SMA
Ibu Siti SMA
Asfa Laila SMP
Dwi Sapta Ainur R. SMP
Ibu Sus Ainiyah SMA
Ibu Suafa SMA
Anisa Qurrota A’yun SMP
Fifin Ranto Jufanka SMP
2. Deskripsi Obyek
Obyek dari penelitian ini adalah pola komunikasi orang tua
terhadap anak introvert dan ekstrovert, komunikasi merupakan proses
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
penyampain sesuatu yang mengandung arti, lewat media maupun tidak
yang berupa gagasan, ide, perasaan, pernyataan dalam upaya
menpengaruhi orang lain agar bertindak sesuai dengan apa yang di
kehendaki, Komunikasi juga merupakan sebuah kebutuhan pokok manusia
agar dapat berinteraksi dengan satu sama lain, agar mencapai komunikasi
yang efektif dan seharusnya ada komunikator yakni orang yang
menyampaikan pesan dan komunikan yakni orang yang menerima pesan.
Tetapi tidak semua orang mampu melakukan komunikasi dengan baik
karena setiap manusia juga memliki tipe kepribadian yang berbeda.
Dalam penelitian ini ada dua type kepribadian anak yang akan di
jadikan obyek, yakni anak introvert dan anak ekstrovert. Maka perlu di
perhatikan dalam pola komunikasi anak introvert yang cenderung tertutup
dan membatasi diri dari pergaulan akan berbeda dengan pola komunikasi
anak ekstrovert yang terbuka dan lebih percaya diri dengan menunjukan
segala potensi dirinya dengan sombong, dari perbedaan sifat tersebut
maka akan berbeda pula pola komunikasi anak tersebut.
Perlunya komunikasi antarpribadi agar mampu menjalin
komunikasi yang efektif antara satu dengan yang lain sehingga interaksi
dapat terjalin dengan baik, banyak macam komunikasi anak yang di
lakukan saat interaksi dengan lingkungannya mulai dengan komunikasi
antarpribadi, komunikasi kelompok maupun komunikasi personal, begitu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
pula dengan bentuk komunikasi anak yang berupa komunikasi verbal
maupun non verbal yang melalui simbol-simbol tertentu.
Dalam dunia anak-anak pastinya banyak mengalami
perkembangan kepribadian, dalam kepribadian anak pastinya
mempengaruhi pola komunikasi dan cara berkomunikasi mereka, tidak
semua anak mampu berkomunikasi dengan baik di lingkungannya.
3. Deskripsi Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yakni di lingkup desa Brangsi kecamatan Laren
kabupaten Lamongan. Dan untuk melakukan pengamatan perilaku anak
introvert maupun esktrovert dan melakukan komunikasi dengan guru
yakni di sekolah SMP MUHAMMADIYAH 21 Brangsi khususnya di
kelas delapan. Sedangkan untuk melakukan wawancara mendalam agar
memperoleh data yang dibutuhkan dari orang tua anak yakni di rumah
masing-masing keluarga anak.
B. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Pengumpulan data yang di lakukan peneliti dari berbagai sumber
mulai dari buku, informan, catatan lapangan dan dokumen sehingga peneliti
mendapatkan data yang di butuhkan untuk mengetahui bagaimana cara atau
pola komunikasi anak introvert maupun ekstrovert dengan orang di
sekelilingnya terutama orang terdekat seperti orang tua dan juga anak
introvert dan ekstrovert.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
Setelah peneliti melakukan observasi lapangan, langkah selanjutnya
adalah pengambilan data dengan cara wawancara kepada responden, dalam
penelitian ini responden yang akan di wawancarai orang tua (ibu) dan anak
introvert maupun ekstrovert, pertanyaan yang di ajukan kepada responden
tidaklah sama antara oreang tua dan anak tetapi inti pertanyaan masih tetap
fokus mengacu pada rumusan masalah yakni bagaimana pola dan bentuk
komunikasi anak introvert dan ekstrovert.
1. Wawancara Pola dan Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap
Anak Introvert.
(Keluarga ibu Hentik Elfiyah dan Ibu Sus Ainiyah yang sama-
sama mempunyai anak introvert yakni Asfa Laila dan Anisa Qurrota
A’yun).
a. Perasaan dari orang tua tentang anak introvert
Ibu Hentik Elfiyah dari anaknya yang introvert merasa sedikit
cemas dengan sikap anaknya yang pendiam dan tertutup oleh karena
itu orang tua di tuntut agar tanggap apa yang menjadi kemauan
anaknya, ketika berada di luar rumah orang tua juga takut apakah
anaknya mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mampu
bersosialisasi dengan orang di sekitarnya, anak introvert bukanlah
suatu penyakit atau kelainan tetapi merupakan suatu anugrah yang
maha kuasa, karena semua anak pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Berikut ini merupakan penuturan dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
salah satu informan yakni Ibu Hentik Elfiyah dari anaknya yang
introvert :
“Saya sebagai orang tua tidak mengetahui apa anak
introvert dan ekstrovert itu, yang saya ketahui itu anak saya sangat
pendiam dan tertutup dengan dunia luar, karena anak saya juga
jarang keluar rumah dan bermain dengan teman sebayanya dan
semua itu hal yang biasa saja, saya tidak ingin anak saya
terpengaruh oleh dunia luar yang sekarang ini banyak terjadi
kasus tindak kejahatan terhadap anak, apalagi anak saya kan
perempuan, kadang saya merasa bersalah apabila anak saya tiba-
tiba menangis tapi anak saya tidak mau menceritakan apa yang
baru saja di alami.”1
Sedangkan menurut penuturan ibu Sus Ainiyah yakni sebagai berikut :
“Tidak tahu mass,, yang saya tahu anak saya itu pendiam
dan jarang bermain dengan teman-temannya, karena saya juga
membatasi anak saya agar tidak ikut-ikutan dengan temannya
yang suka jajan dan suka membeli mainan baru, kan dari segi
ekonomi saya juga tidak seperti orang tua teman-teman anak saya
juga.”2
b. Apakah ada perhatian lebih yang di berikan kepada anak introvert dan
ekstrovert
Ibu Hentik Elfiyah dari anaknya yang introvert sangat
memberikan perhatian lebih karena orang tua di tuntut agar paham apa
yang di inginkan anaknya, semua yang di lakukan kepada anaknya
adalah rasa saying yang begitu amat besar kepada anaknya. Berikut ini
adalah penuturan ibu Hentik Elfiyah :
1 Hasil wawancara dengan ibu Hentik Elfiyah pada tanggal 16 Mei 2016
2 Hasil wawancara dengan ibu Sus Ainiyah pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
“Saya memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak
saya dengan memenuhi segala keinginan tapi tidak semua
keinginannya saya penuhi begitu saja, karena orang tua seperti
saya juga harus bisa menyeleksi mana yang baik untuk anak saya
dan mana yang tidak baik, kadang tanpa meminta kepada saya
terlebih dahulu sudah saya penuhi dulu.”3
Sedangkan menurut keterangan ibu Sus Ainiyah sebagai berikut ini :
“saya perhatikan betul mass,,, soalnya itu anak terakhir
saya, kadang juga saya ngak paham apa yang diinginkan anak
saya ketika marah dan mengunci diri di kamar, akan tetapi saya
selalu mendekati anak saya dengan halus.”4
c. Tindakan perlawan terhadap orang tua atau orang di lingkunganya
Untuk bentuk perlawanan anak introvert yakni protes dengan
tanpa dasar yang jelas sedangkan anak ekstrovert lebih menerima dan
memahami apa yang di nasehatkan orang tua kepadanya. Seperti
penuturan ibu Hentik Elfiya dari anaknya yang introvert sebagai
berikut ini :
“Kalau saya sedang memarahi anak saya itu selalu
membantah tanpa memperdulikan apa yang di lakukan itu benar
atau salah, seperti saat anak saya mengambil uang tanpa izin
terlebih dahulu padahal sebelumnya sudah selalu saya ingatkan
kalau mengambil barang milik orang lain usahakan untuk selalu
izin terlebih dahulu”.5
Sedangkan menurut penuturan ibu Sus Ainiyah sebagai berikut ini :
“Jadi anak saya tidak melawan keras, akan tetapi saat tidak
suka sesuatu pasti tidak berani bicara kepada saya dan lansgung ke
3 Hasil wawancara dengan ibu Hentik Elfiyah pada tanggal 16 Mei 2016
4 Hasil wawancara dengan ibu Sus Ainiyah pada tanggal 10 Agustus 2016
5 Hasil wawancara dengan ibu Hentik Elfiyah pada tanggal 16 Mei 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
kamar untuk menyendiri, dengan media tertentu anak saya
mengungkapkan kecewa terhadap orang tua.”6
d. Penerapan peraturan untuk anak introvert dan ekstrovert
Untuk penerapan peraturan terhadap anak ekstrovert lebih
cenderung terawasi mungkin karena faktor orang tua juga yang lebih
mengkhawatirkan anaknya, sedangkan anak ekstrovert lebih
cendurung paham akan peraturan yang di terapkan, dan dalam
lingkungan sekolah menerapkan sistem peraturan menurut type
kepribadian anak. Seperti penuturan ibu hentik elfiya dari anaknya
yang introvert sebagai berikut :
“Batasan-batasan dalam pergaulan di lingkungannya
pastinya ada, sebagai orang tua sangat khawatir akan perilaku
anak saya ketika di luar rumah, sekarang banyak kasus-kasus
yang menjadikan obyek sasaran adalah anak-anak dan saya
tidak ingin anak saya menjadi korban, dengan menerapkan
peraturan terhadap anak saya akan sedikit bisa
melindunginya.”7
Sedangkan menurut keterangan ibu Sus Ainiyah sebagai berikut ini :
“Saya rasa biasa saja akan tetapi anak selalu tidak
paham dengan apa yang saya bicarakan penjelasan beberapa
kali, dengan pengawasan juga pastinya.”8
e. Hukuman ketika anak introvert dan ekstrovert melanggar peraturan
6 Hasil wawancara dengan ibu Sus Ainiyah pada tanggal 10 Agustus 2016
7 Hasil wawancara dengan ibu Hentik Elfiyah pada tanggal 16 Mei 2016
8 Hasil wawancara dengan ibu Sus Ainiyah pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
Kebanyakan hukuman yang di berikan orang tua kepada
anaknya sudah tidak ada yang menggunakan kekerasan karena sangat
tidak baik untuk perkembangan anak yang akan mengakibatkan
trauma fisik maupun psikis, lebih di utamakan untuk memberikan
pengarahan persuasif terhadap anak yang melanggar, seperti penuturan
ibu Hentik Elfiyah dari anaknya yang introvert sebagai berikut ini :
“Hukuman kekerasan sudah tidak zaman lagi menurut
saya, pendekatan persuasif dengan cara menasehati saya kira
sudah cukup untuk memberikan pengertian apa yang telah di
lakukannya itu tidak baik, karena saya paham jika anak saya
kerasin mala sering membantah.”9
Sedangkan menurut penuturan ibu Sus Ainiyah yakni sebagai berikut :
“Tidak ada hukuman yang berarti untuk anak saya,
cukup dengan menasehati dari hati kehati pasti anak akan
mengerti, tapi semuanya tidak secara instan, semua butuh
proses yang lama.”10
f. Cara didik pada anak introvert dan ekstrovert
Perilaku anak cenderung berbeda antara anak introvert dan
ekstrovert dengan mengetahui sifat mereka maka sebagai orang tua
akan mudah memahami bagaimana cara mendidik anak yang benar
agar anak bisa menerima apa yang di kehendak orang tua, anak
introvert yang memiliki jiwa tertutup karena sulit memahami
komunikasi dengan orang lain sedangkan anak ekstrovert yang lebih
9 Hasil wawancara dengan ibu Hentik Elfiyah pada tanggal 16 Mei 2016
10 Hasil wawancara dengan ibu Sus Ainiyah pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
terbuka dan mudah menerima orang lain, seperti penuturan Ibu Hentik
Elfiyah dari anaknya yang introvert sebagai berikut ini :
“Sering saya menjanjikan hadiah untuk anak saya untuk
pencapain dalam prestasi pendidikan, seperti saat anak saya
mendapatkan juara rangking di kelas maka saya akan menepati
janji untuk membelikan apa yang di inginkanya, semua itu
merupakan bagian cara saya untuk mendidik anak agar bekerja
keras untuk mendapatkan sesuatu yang di inginkan, begitu juga
di siplin dalam belajar dan menanamkan ilmu agama yang
kuat.”11
Sedangkan menurut keterangan ibu Sus Ainiyah yakni sebagai berikut
ini :
“Mendidik dengan cara memberikan perhatian dan
penjelasan serta pengawasan merupakan cara saya untuk
mendidik, akan tetapi yang menjadi hambatan ialah anak
sering tidak paham.”12
g. Karakter anak introvert dan ekstrovert
Orang tua pasti paham betul tentang karakter anak mereka
karena dalam rumah orang tua lebih banyak menghabiskan waktu
bersama dengan anak, meskipun kadang anak introvert yang lebih
suka untuk diam dan tidak banyak bicara sedangkan anak ekstrovert
yang lebih terbuka dan banyak berkomunikasi dengan orang di
sekelilingnya.
11
Hasil wawancara dengan ibu Hentik Elfiyah pada tanggal 16 Mei 2016 12
Hasil wawancara dengan ibu Sus Ainiyah pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
Bukan berarti anak introvert merupakan kelainan yang buruk
akan tetapi setiap anak pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, adapun karakter seperti penuturan Ibu Hentik Elfiyah
dari anak introvert sebagai berikut :
“Sebagai orang tua memahami karakter anak
merupakan kewajiban saya, paham betul bagaimana karakter
keseharian anak saya seperti apa, pendiam betul kalau di rumah
jarang berkomunikasi dengan saya tetapi kalau dengan teman-
temannya saya kurang tahu, sulit memahami juga apa yang
saya jelaskan kepada anak saya kadang juga saya harus
menjelaskan beberapa kali.”13
Sedangkan menurut penuturan ibu Sus Ainiyah sebagai berikut ini :
“Sering memilih diam, ngak tau takut salah atau
gimana, jarang bermain dengan temannya, karena saya juga
membatasi anak saya, kalau bicara dengan saya juga jarang
akan tetapi selalu secara langsung.”14
h. Hubungan komunikasi orang tua terhadap anak introvert
Anak introvert yang tertutup tidak akan mengawali
pembicaraan dengan orang di lingkungan, paling tidak anak introvert
sudah kenal betul dengan orang tersebut, anak introvert sering
terhambat oleh komunikasi yang tidak efektif sehinga tidak ada
feedback yang di hasilkan. Seperti penuturan ibu Hentik Elfiyah dari
anaknya yang introvert berikut ini :
13
Hasil wawancara dengan ibu Hentik Elfiyah pada tanggal 16 Mei 2016 14
Hasil wawancara dengan ibu Sus Ainiyah pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
“Anak saya dalam hubungan sosial agak canggung
dengan orang di lingkungannya begitu pula saat berada di
tengah-tengah keramaian lebih memilih diam dan menyibukan
diri dengan mainan handphone, saat di rumah juga tidak
banyak bicara dan jika bicara orang tua pasti mengawali untuk
mengajak lebih dulu.”15
Sedangkan menurut keterangan ibu Sus Ainiyah yakni sebgai berikut
ini :
“Untuk komunikasi anak saya dengan saya sendiri
yakni secara langsung dengan ngobrol akan tetapi anak sulit
memahami apa yang saya jelaskan, pernah terjadi sesuatu hal
tetapi anak sering mengulanginya lagi tapi semua itu butuh
proses untuk menjadikan anak lebih baik.”
i. Sikap yang di miliki anak introvert dan ekstrovert
Sikap anak introvert yang di gambarkan sebagai kepribadian
yang negatif dalam artian kurang baik jika hidup bersosial karena lebih
pendiam, tenang atau bisa di bilang cuek dengan lingkunganya dan
misterius, lebih menyukai kesendirian sehingga banyak yang
mengasumsikannya sebagai orang yang anti sosial.
Berbeda dengan anak ekstrovert yang lebih terbuka dengan
lingkungannya, mudah berkomunuikasi dengan orang lain dan mudah
bergaul, akan tetapi semua anak pasti memiliki kelebihan dan
kekuranganya masing-masing.
15
Hasil wawancara dengan ibu Hentik Elfiyah pada tanggal 16 Mei 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
Saya mengambil keterangan dari anak introvert sebagai berikut
ini, yakni bernama Asfa Laila dari anak introvert :
“Saya tidak suka ketika banyak orang, lebih baik saya
menyendiri karena bagiku menyendiri lebih tenang, saya juga
sulit memahami setiap kali komunikasi dengan orang yang
tidak saya kenal terutama saat di luar rumah, kadang juga
kurang berani untuk maju di depan teman-teman saya saat
berada di kelas, saya lebih senang mendengarkan perkataan
orang lain dari pada menjadi tontonan orang banyak, saat di
rumah juga saya jarang berkomunikasi dengan orang tua saya,
jadi saya tidak akan meminta sesuatu kalau ibu tidak
menawarkan terlebih dahulu, saya juga jarang mengungkapkan
pendapat-pendapat saya karena takut salah.”16
Menurut keterangan dari Anissa Qurota A’yun sebagai berikut ini :
“Untuk bentuk komunikasi anak saya yakni secara
langsung maupun tidak langsung, anak saya juga megang
handphone bisa saja anak saya menelpon saya.”17
j. Bentuk Komunikasi Yang Dilakukan Anak Introvert Dan Ekstrovert
Bentuk komunikasi anak introvert yang di temui yakni dengan
bentuk komunikasi non verbal maupun non verbal, kebanyakan
menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mengawali komunikasi
dengan orang di sekitarnya, seperti penuturan ibu Hentik Elfiyah dari
anaknya yang introvert sebagai berikut :
“Jadi, anak saya kalau berbicara ya seperti anak yang lain
dengan bahasa lisan akan tetapi terkadang anak saya menggunakan
kode-kode isyarat seperti saat mennggangukkan kepalanya saja
atau menggelengkan kepala saja saat di tawarin sesuatu, karena
16
Hasil wawancara dengan Asfa Laila (anak introvert) pada tanggal 15 Mei 2016 17
Hasil wawancara dengan anak introvert yakni Annisa Qurota A’yun pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
anak saya juga pendiam dan tidak banyak bicara terkadang tidak
berani dan agak malu untuk meminta sesuatu kepada saya, tidak
suka berbicara dengan orang banyak juga”18
Untuk bentuk komunikasi menurut keterangan ibu Sus Ainiyah
yakni sebagai berikut ini :
“Untuk bentuk komunikasi anak saya yakni secara
langsung maupun tidak langsung, anak saya juga megang
handphone bisa saja anak saya menelpon saya.”19
2. Wawancara Pola dan Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap
Anak Ekstrovert.
(Keluarga ibu Siti dan Ibu Suafa yang sama-sama mempunyai
anak ekstrovert yakni Dwi Sapta Ainur R. dan Anisa Fifin Ranto
Jufanka)
a. Perasaan dari orang tua dan guru tentang anak introvert dan ekstrovert
Ibu Siti dari anaknya yang ekstrovert merasa cukup senang
memiliki anak yang mudah bergaul dengan lingkungannya, begitu juga
memberi kebebasan anaknya untuk berteman dengan siapa saja asalkan
diberi batasan tertentu dengan cara mengawasinya, dengan
keterbukaan anaknya pada orang tua membuatnya semakin mudah
untuk di pahami apa yang di inginkan anaknya, akan tetapi jika
kemauanya anak tidak di turuti maka anak akan mudah marah. Seperti
penuturan ibu Siti berikut ini :
18
Hasil wawancara dengan ibu Hentik Elfiyah pada tanggal 16 Mei 2016 19
Hasil wawancara dengan ibu Sus Ainiyah pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
“Saya cukup senang karena memiliki anak yang mudah
bergaul, dan saya juga memberikan kebebasan untuk anak saya
untuk berteman dengan siapa saja asalkan tidak mengajak
untuk melakukan perbuatan yang tidak baik, apalagi setelah
bermain anak saya selalu menceritakan semua apa yang telah
di lakukan begitu juga keinginan anak saya selalu di bicarakan
kepada saya, ketika meminta sesuatu kepada saya selalu
memberikan pengertian apakah yang di minta itu
menunjangnya dalam pembelajaran atau hanya sebaliknya,
pernah anak saya meminta sesuatu tetapi tidak saya penuhi
sehingga anak menjadi marah.”20
Sedangkan menurut keterangan ibu Suafa sebagai berikut ini :
“Tidak tahu anak saya introvert atau ekstrtovert
yang saya tau anak saya itu aktif dan selalu menyukai hal-
hal baru, sering juga bergaul dengan orang banyak tampa
peduli kenal lama atau baru kenal, sering juga bermain
dengan teman sebaya, saya juga memberi kebebasan
kepada anak saya.”21
b. Perhatian lebih yang di berikan kepada anak ekstrovert
Ibu Siti dari anaknya yang ekstrovert dalam memberikan
perhatian pastinya ada, seperti halnya orang tua lain kepada
anaknya yakni memberikan kasih sayang dan perhatian, karena
anaknya juga tergolong anak ekstrovert yang sulit untuk
memahami dengan baik apa yang di katakan orang tuanya. Berikut
penuturan ibu Siti :
“Karena anak yang yang lebih terbuka dan sering
bercerita apa yang menjadi keinginannya maka saya
20
Hasil wawancara dengan ibu Siti pada tanggal 18 Mei 2016 21
Hasil wawancara dengan ibu Suafa 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
sebagai orang tua tidak merasa kerepotan untuk
memberikan perhatian, tetapi saya lebih lebih memenuhi
apa yang di butuhkan anak saya daripada apa yang menjadi
keinginannya. Seperti waktu anak meminta untuk di
belikan mainan baru yang sudah jelas tidak menunjang
untuk pendidikannya.”22
Sedangkan menurut penuturan ibu Suafa sebagai berikut ini
:
“Perhatian untuk anak pastinya ada, tapi kadang
saya juga sibuk karena harus jualan bakso. Anak saya
sangat paham ketika saya sedang berjualan melayani
pembeli maka anak saya tidak pernah sekalipun untuk
meropatkan saya, jadi intinya anak saya mengerti dan
paham apa yang saya lakukan ini semua untuk
kebaikannya untuk membiayainya sekolah.”23
c. Tindakan perlawan terhadap orang tua atau orang di lingkunganya
Berbeda dengan anak ekstrovert yang lebih menerima nasehat
orang tuanya dan lebih bisa memahami karena anak ektrovert lebih
mudah saat berkomunikasi dengan orang lain, seperti penuturan ibu
siti dari anaknya yang ekstrovert sebagai berikut :
“Saya rasa anak saya tidak pernah membantah apa yang
saya nasehatkan akan tetapi anak saya selalu bertanya mengapa
perbuatan itu tidak baik dan mengapa harus begini, saya juga
menjelaskan semua kepada anak saya apa yang seharusnya di
lakukan dan apa yang harus di jauhi.”24
Sedangkan menurut keterangan ibu Suafa sebagai berikut ini :
22
Hasil wawancara dengan ibu Siti pada tanggal 18 Mei 2016 23
Hasil wawancara dengan ibu Suafa 10 Agustus 2016 24
Hasil wawancara dengan ibu Siti pada tanggal 18 Mei 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
“Untuk anak saya tidak pernah melawan karena anak
saya selalu saya berikan nasehat agar tidak melakukan tindakan
yang tidak terpuji, dari nasehat tersebut anak saya paham.”25
d. Penerapan peraturan untuk anak ekstrovert
menurut penuturan ibu Siti dari anaknya yang ekstrovert
dengan memberikan sedikit kebebasan karena jika terlalu membatasi
anak maka akan menghambat kreatifitasnya, sebagai berikut ini :
“Saya tidak memberikan aturan tertentu karena saya
kira anak saya sudah bisa di siplin dengan waktu, pakaian dan
cara berbicara dengan orang lain, dari awal saya sudah
mengajarkan untuk mengatur waktu belajar dan waktu bermain
agar tidak menggunakannya untuk bermain saja, ketika
berpakain juga anak di biasakan untuk mengerti jadwal
seragam yang di gunakan untuk sekolah maupun seragam
untuk mengaji agar lebih mandiri, begitu sopan santun santun
saat berbicara dengan orang yang lebih tua.”26
Sedangkan menurut penuturan ibu Suafa untuk peraturan
anaknya biasa saja, akan tetapi masih dalam pengawasan orang tua
ketika anak berada di lingkungan rumah, sebagai berikut ini :
“Untuk peraturan biasa saja namun saya sebagai orang
tua pastinya selalu mengawasi anak agar anak tidak terjerumus
pada pergaulan yang tidak baik. Memberikan kebebasan
sepenuhnya kepada anak agar anak mampu mengembangkan
minat dan bakatnya, orang tua juga mengawasai dengan
mangamati apa yang menjadi bakat sehingga mampu
memberikan jalan kedepannya dengan baik”27
25
Hasil wawancara dengan ibu Suafa 10 Agustus 2016
26
Hasil wawancara dengan ibu Siti pada tanggal 18 Mei 2016 27
Hasil wawancara dengan ibu Suafa pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
e. Hukuman ketika anak introvert dan ekstrovert melanggar peraturan
Menurut penuturan ibu Siti dari anaknya yang ekstrovert tidak
pernah menghukum karena menasehati di kira sudah cukup untuk
memberikan pelajaran kepada anak, karena anak juga paham dalam
menerima nasehat dari orang tua, sebagai berikut ini :
“Saya tidak pernah memberikan hukuman kepada anak,
karena anak saya cenderung pengertian dan mudah memahami
apa yang telah saya jelaskan sebelumnya, seperti saat anak
saya melakukan perbuatan mengambil barang milik temannya
tetapi setelah saya beri pengertian bahwa mengambil barang
milik teman adalah mencuri dan anak saya tidak pernah
mengulanginya lagi.”28
Sedangkan menurut keterangan ibu Suafa anaknya akan paham
dengan apa yang di samapaikan secara langsung karena lebih cepat
menangkap pesaan yang di sampaikan sebagai berikut ini :
”Ketika anak melakukan pelangaran maka anak selalu
bertanya kepada saya dengan itu saya menjelaskan dan agar
anak tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.
Anak saya cenderung tidak akan melakukan kesalahan yang
sama karena anak lebih paham apa yang telah samapaikan agar
tidak melakukanya lagi.”29
f. Cara orang tua dalam mendidik anak ekstrovert
Menurut penuturan ibu Siti dari anaknya yang ekstrovert
dengan mendidik anak sebaik mungkin dengan cara membicarakan
28
Hasil wawancara dengan ibu Siti pada tanggal 18 Mei 2016 29
Hasil wawancara dengan ibu Suafa pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
semuanya akan tidak terjadi kesalahpahaman aanatar orang tua dan
anak yakni sebagai berikut ini :
“Cara mendidik anak bagi saya adalah menanamkan
kejujuran, karena kejujuran merupakan hal yang sepele tetapi
sangat penting, saya juga sering memahami pertanyaan anak
saya dengan menjawab hal-hal yang nyata, cukup dengan
menasehati sewaktu-waktu jika terkadang anak lengah”.30
Sedangkan menurut keterangan ibu Suafa mendidik anak
dengan penuh kesabaran memberikan motivasi agar mampu
meningkatnya prestasi anak, dengan mengamati minat dan
mengembangkan bakat anak, sebagai berikut ini :
“Cara didik untuk anak biasa aja, akan tetapi selalu
saya memberikan motivasi maupun hadiah tertentu agar anak
mampu mentarget sesuatu yang ingin dicapainya, mendidik
dengan penuh kesabaran maupun dengan penuh kasih
sayang."31
g. Karakter anak ekstrovert
Lebih terbuka karena anak ekstrovert seering menceritakan hal
yang pernah dialami anak, anak juga mudah bergaul dengan semua
orang akan tetapi anak mudah terpengaruh dengan lingkunganaya,
menurut penuturan ibu Siti dari anaknya yang ekstrovert sebagai
berikut ini :
30
Hasil wawancara dengan ibu Siti pada tanggal 18 Mei 2016 31
Hasil wawancara dengan ibu Suafa pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
“Selalu, anak saya menceritakan hal-hal yang di alami,
mudah berkomunikasi dan bergaul dengan orang lain, tertarik
dengan hal yang baru, dan karakter yang paling menonjol pada
anak saya adalah selalu terbuka.”32
Sedangkan menurut penuturan ibu Suafa anaknya yang suka
bermain dan bergaul dengan orang banyak, memiliki kepercayaan
yang tinggi, sebagai berikut ini :
“Untuk karakter anak saya yakni seperti anak lainnya
mungkin, suka bermain, suka hal baru, suka berkomunikasi
dengan orang banyak, memiliki percaya diri yang tinggi,
semua itu saya ajarkan sejak dia masih kecil.”33
h. Hubungan komunikasi orang tua terhadap anak ekstrovert
Anak ekstrovert yang lebih terbuka dengan orang tua akan
sangat bagus ketika berhubungan dengan orang di sekelilingnya,
tercapainya komunikasi yang efektif antara komunikan dan
komunikator sehingga menimbulkan feedback yang baik, terbukanya
jiwa anak ekstrovert akan mudah berkomunikasi dengan baik begitu
juga saat di lingkungan rumah sering anak bercerita dengan orang
tuanya memungkinkan orang tua untuk lebih mudah mengawasi dan
mengarahkan untuk masa depannya dengan minat bakat yang di miliki
anak tersebut. Seperti penuturan ibu siti dari anak ekstrovert berikut
ini :
32
Hasil wawancara dengan ibu Siti pada tanggal 18 Mei 2016 33
Hasil wawancara dengan ibu Suafa pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
“Anak saya sering berkomunikasi dengan orang di
lingkungannya terutama dengan tetangga rumah, kadang
bercanda dengan orang-orang yang lebih tua tetapi saya
ajarkan etika agar sopan ketika berbicara dengan orang yang
lebih tua, ketika di rumah anak saya juga sering menceritakan
perihal apa yang di alaminya tanpa menyembunyikan
sesuatu.”34
Sedangkan menurut keteranga ibu Suafa anaknya yang
ekstrovert sangat bisa untuk diatur karena dengan pemahaman yang
baik, anak dalam berhubungan komunikasi dengan orang tua yakni
dengan bahasa verbal maupun non verbal, baik melalui media maupun
tatap muka, sebagai berikut ini :
“Biasanya kalau ngobrol dengan orang tua yaw curhat
tentang masalah-masalah di sekolah, kadang juga bicara
tentang keinginan untuk memiliki barang yang baru, jadi apa
yang menjadi keingginan anak saya pasti dibicarakan baik
dengan saya, karena saya juga tak bisa membelikan sesuatu
secara langsung.”35
i. Sikap yang di miliki anak introvert dan ekstrovert
Banyak perbedaan dengan anak introvert seperti keterangan
anak ekstrovert berikut ini, yakni Dwi Sapta Ainur R. merupakan anak
ekstrovert :
“Sering saya bermain dengan teman-teman saya
maupun tetangga rumah, karena ibu tidak melarang saya untuk
bermain dengan siapa saja, saya juga selalu menceritakan
kepada ibu ketika apa yang telah saya alami, saya juga senang
34
Hasil wawancara dengan ibu Siti pada tanggal 18 Mei 2016 35
Hasil wawancara dengan ibu Suafa pada tanggal 10 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
memiliki teman banyak karena saya sering bergaul dengan
siapa saja termasuk dengan tetangga.”36
Sedangkan menurut keterangan dari anak ekstrovert yakni
Fifin Ranto Jufanka sebagai berikut, Berbeda dengan anak ekstrovert
yang lebih terbuka dengan lingkungannya, mudah berkomunuikasi
dengan orang lain dan mudah bergaul, akan tetapi semua anak pasti
memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing.
“Saya suka belajar dan bermain dengan orang banyak, kalau
bicara didepan teman-teman saya yaw PD aja, yang penting kan saya
tidak nyuri, tapi terkadang teman banyak yang ngebully ketika saya
bertanya kepada guru karena saya belum paham, ketika di rumah saya
juga nurut apa yang dikatakan orang tua.”37
36
Hasil wawancara dengan Dwi Sapta Ainur R (anak ekstrovert) pada tanggal 15 Mei 2016 37
Hasil wawancara dengan Fifin Ranto Jufanka (anak Ekstrovert) pada tanggal 10 agustus 2016