bab iii - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-iii-lakip-bplh... ·...
TRANSCRIPT
III-1
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Sejauhmana Rencana Strategis (Renstra) maupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT)/
Perjanjian Kinerja Tahun 2014 telah dicapai perlu dipertanggungjawabkan melalui
media akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab
dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai
keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-
pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah.
Akuntabilitas kinerja tersebut terdiri dari tahapan perencanaan, pengukuran,
evaluasi, analisis dan pelaporan.
A. Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
engacu pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja Badan
Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung diukur berdasarkan tingkat
pencapaian sasaran. Tingkat pencapaian sasaran diperoleh dari pembandingan
target dengan realisasi masing-masing indikator sasaran. Realisasi indikator sasaran
merupakan agregrasi pencapaian kinerja dari masing-masing program/kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran strategis dimaksud.
Indikator sasaran yang ditetapkan merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU)
keberhasilan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dari BPLH Kota Bandung.
Indikator tersebut setidak-tidaknya telah mencerminkan Keluaran (output) maupun
Hasil (outcome) dari program/kegiatan yang dilaksanakan BPLH Kota Bandung.
Indikator keluaran adalah segala sesuatu berupa produk/jasa sebagai hasil
langsung dari pelaksanaan kegiatan.
Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
M
III-2
Dalam pengukuran kinerja, perhitungan tingkat capaian sasaran (target) berdasarkan
formulasi sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Tingkat Pencapaian Kinerja
No Skala Capaian Kinerja Keterangan
1 < 100 % Tidak Tercapai
2 = 100 % Tercapai
3 > 100 % Melebihi Target
B. Indikator Kinerja
ndikator kinerja yang menjadi variabel dalam pengukuran kinerja Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung (BPLH) terdiri 4 (empat)
sasaran dan 11 (sebelas) indikator Kinerja Utama. Indikator-indikator kinerja tersebut
telah selaras dengan indikator-indikator kinerja yang ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2013-2018. Berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan pula
melalui Keputusan Kepala BPLH Kota Bandung Nomor : 660/331.1-BPLH tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Badan Pengelola
Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung rincian indikator kinerja tersebut adalah
sebagai berikut :
Sasaran 1 (terjaganya kualitas lingkungan sehingga tetap memenuhi baku mutu
lingkungan) terdiri dari 3 indikator (tingkat kualitas udara ambien memenuhi baku
mutu, tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun, dan jumlah sungai utama
memenuhi status mutu kelas IV golongan B);
Sasaran 2 (meningkatnya pengelolaan sampah perkotaan berbasis teknologi
ramah lingkungan) terdiri dari 3 indikator (cakupan sampah yang dikelola secara
landfill, cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3R, dan cakupan sampah
yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan)
Sasaran 3 (terjaganya kelestarian dan fungsi lingkungan hidup) terdiri dari
2 indikator (tingkat muka air tanah (MAT), jumlah mata air yang terlindungi)
Sasaran 4 (BPLH mendapatkan penilaian pengelolaan keuangan dan kinerja yang
wajar dan baik) terdiri dari 3 indikator (nilai evaluasi AKIP, Pengelolaan
barang/aset dan, temuan pengelolaan anggaran oleh BPK/Inspektorat yang
ditindaklanjuti)
I
III-4
C. Proses Pengukuran Kinerja
engukuran kinerja merupakan proses pembandingan antara realisasi kinerja dengan target kinerja yang ditetapkan dalam
dokumen rencana kinerja. Dokumen rencana kinerja Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung berupa
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang dalam proses Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah selanjutnya ditetapkan menjadi
dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2014. Dokumen tersebut dalam sistem penganggaran berbasis kinerja mengalami proses perubahan
yang biasanya dilakukan pada triwulan keempat tahun berjalan. Berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan pula melalui
Keputusan Kepala BPLH Kota Bandung Nomor : 660/331.1-BPLH tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan
Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, maka capaian kinerja Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung
dalam Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) BPLH Kota Bandung Tahun 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Tahun 2014
Target Capaian Sumber Data
1 2 3 4 5 6 7
1 Terjaganya kualitas lingkungan sehingga tetap memenuhi baku mutu lingkungan
Tingkat kualitas udara ambien titik pantau memenuhi baku mutu
% 50 96 Pencatatan hasil monitoring oleh BPLH Kota Bandung
Tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun
% 2 6,23 Hasil inventarisasi dan kajian oleh BPLH Kota Bandung
P
III-5
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Tahun 2014
Target Capaian Sumber Data
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah sungai utama kualitas airnya memenuhi status mutu kelas IV golongan B
% 12,50 0 Hasil pengolahan data pemantauan kualitas sungai oleh BPLH Kota Bandung
2 Meningkatnya pengelolaan sampah perkotaan berbasis teknologi ramah lingkungan
Cakupan sampah yang dikelola secara landfill
% 69 69 Pencatatan operasional PD. Kebersihan
Cakupan sampah yang dikelola dengan pola Reduce, Reuse, Recycle (3R )
% 18 18 Rekapitulasi data dari masing-masing kecamatan dan pencatatan BPLH serta operasional PD. Kebersihan
Cakupan sampah dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan
% 2 0,23 Pendataan di masing-masing operasional WTE oleh BPLH Kota Bandung
3 Terjaganya kelestarian dan fungsi lingkungan hidup
Tingkat muka air tanah (MAT) meningkat
Bawah Muka Tanah (BMT)
-31,30 -31,30 Hasil kajian mengenai tingkat penurunan muka air tanah
Mata air yang terlindungi
% 20 20 Laporan pelaksanaan kegiatan perlindungan mata air
III-6
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Tahun 2014
Target Capaian Sumber Data
1 2 3 4 5 6 7
4 BPLH mendapatkan penilaian pengelolaan keuangan dan kinerja yang wajar dan baik
Persentase tertib administrasi barang/aset daerah
% 100 100 Berita Acara Hasil rekonsiliasi barang dengan Simda Barang di DPKAD
Persentase temuan pengelolaan anggaran dari BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
% 100 100 Berita acara penyelesaian tindak lanjut temuan BPK/ inspektorat
Nilai evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
Angka 70 65,29 Hasil evaluasi AKIP oleh inspektorat
(Sumber : BPLH Kota Bandung, 2014)
III-7
1. Pencapaian Sasaran 2: Meningkatnya Pengelolaan Sampah Perkotaan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan adalah sebesar
74,33%.
No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014
%
Tahun 2018
(Akhir Renstra) %
Target Realisasi Target Realisasi
1. Cakupan sampah yang dikelola secara landfill % 69,00 69,00 100,00 35,00 69,00 2,85
2. Cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3 R % 18,00 18,00 100,00 20,00 18,00 90,00
3. Cakupan sampah yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan
% 1,00 0,23 23,00 17,00 0,23 1,35
2. Pencapaian Sasaran 3: Terjaganya Kelestarian dan Fungsi Lingkungan Hidup adalah sebesar 100%.
No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014
%
Tahun 2018
(Akhir Renstra) %
Target Realisasi Target Realisasi
1. Tingkat muka air tanah (MAT) meningkat meter -31,30 -31,30 100,00 -31,18 -31,30 20,00
2. Jumlah mata air yang terlindungi % 20,00 20,00 100,00 100 20,00 20,00
3. Pencapaian Sasaran 4: Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi adalah sebesar 97,76%.
No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014
%
Tahun 2018
(Akhir Renstra) %
Target Realisasi Target Realisasi
III-8
1. Nilai evaluasi AKIP Angka 70,00 65,29 93,27 71,00 65,29 91,96
2. Temuan pengelolaan anggaran oleh BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3. Tertib administrasi barang/aset daerah % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
III-9
D. Evaluasi dan Analisis Kinerja
erdasarkan tingkat capaian kinerja, maka terdapat sasaran yang telah
tercapai, tidak tercapai, maupun melebihi target sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 3.3 Pencapaian Sasaran BPLH Kota Bandung Tahun 2014
No Sasaran Strategis Pencapaian
Sasaran Keterangan
1 Terjaganya kualitas lingkungan (udara, air
dan tanah) sehingga tetap memenuhi baku
mutu lingkungan adalah sebesar 170,00%
170 % Melebihi target
2 Meningkatnya Pengelolaan Sampah
Perkotaan Berbasis Teknologi Ramah
Lingkungan adalah sebesar 74,33%.
74,33 % Tidak Tercapai
3 Terjaganya Kelestarian dan Fungsi
Lingkungan Hidup adalah sebesar 100%.
100 % Tercapai
4 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas
kinerja birokrasi adalah sebesar 97,76%.
97,76 % Tidak Tercapai
(Sumber : Pengolahan Data BPLH, 2014)
Adapun analisis pencapaian dari masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan
sebagai berikut :
Pencapaian sasaran strategis 1 : Terjaganya kualitas lingkungan (udara, air dan
tanah) sehingga tetap memenuhi baku mutu lingkungan adalah sebesar 170 %.
Tingkat capaian kinerja tersebut diindikasikan dari realisasi atas pencapaian 3
Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tabel berikut ini :
B
III-10
Tabel 3.4 Pencapaian Kinerja Sasaran 1 dan perbandingan dengan Target Akhir
Tahun Renstra BPLH Kota Bandung
No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014 %
Capaian
Tahun 2018 (Akhir Renstra)
% Capaian
Target Realisasi Target Realisasi
1. Tingkat kualitas udara ambien memenuhi baku mutu
% 50,00 96,00 192,00 70,00 96,00 137,14
2. Tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun
% 2,00 6,38 318,00 10,00 6,38 63,80
3. Jumlah sungai utama memenuhi status mutu kelas IV golongan B
% 12,50 0,00 0,00 17,00 0,00 0,00
(Sumber : Pengolahan Data BPLH, 2014)
Kualitas Udara Ambien Tahun 2014 sebesar 96,00% telah memenuhi
baku mutu dari target 50,00% atau 192%.
Pengukuran kualitas udara ambien dalam ruangan (indoor) dan luar ruangan
(roadside) dilakukan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 50
Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan.
Dalam tahun 2014, data kualitas udara Kota Bandung merupakan simpulan
dari hasil pemantauan kualitas udara dalam ruangan (indoor) dan luar
ruangan (roadside) sesaat yang dilakukan pada beberapa titik pantau.
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara dalam ruangan pada 17 (tujuh
belas) titik pantau dari rencana 18 (delapan belas) titik pantau, dan
pemantauan kualitas udara luar ruangan pada 27 (dua puluh tujuh) titik
pantau diperoleh simpulan sebagaimana terlihat dalam tabel 3.5, tabel 3.6,
dan tabel 3.7.
III-11
Tabel 3.5 Kualitas Udara Ambien Dalam Ruang (Indoor) Tahun 2014
(Parameter Fisika)
(Sumber : BPLH Kota Bandung, 2014)
III-12
Tabel 3.6 Kualitas Udara Ambien Dalam Ruang (Indoor) Tahun 2014
(Parameter Kimia)
(Sumber : BPLH Kota Bandung, 2014)
III-14
(Sumber : BPLH Kota Bandung, 2014)
Angka realisasi kualitas udara ambien sebesar 96,00% tersebut berada diatas
apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya (2013) yakni sebesar
85,46% berarti mengalami kenaikan sebesar 10,54%. Realisasi rata-rata kualitas
udara ambien sesaat pada titik pantau dalam tahun 2014 pada kisaran 96,00%
tersebut apabila dibandingkan dengan realisasi rata-rata kualitas udara ambien
titik pantau di kota lain Tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel
sebagaimana berikut :
III-15
(Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup RI, 2014)
Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Kota Bandung tahun 2014
sebesar 6,38% telah memenuhi baku mutu dari target 2,00% atau 318%.
Tingkat penurunan emisi gas rumah kaca Kota Bandung dalam tahun 2014
adalah sebesar 6,38% apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya
(2013) yakni sebesar 2% berarti mengalami kenaikan sebesar 4,38% pada tahun
ini. Realisasi tingkat penurunan emisi gas rumah kaca Kota Bandung tahun 2014
pada kisaran 6,38% tersebut belum dapat dibandingkan dengan realisasi tingkat
penurunan emisi gas rumah kaca di kota lain di Jawa Barat karena belum
diperolehnya data.
III-16
Sektor Sub Sektor
Emisi GRK (Gg CO2eq/tahun)
2013 2014 Selisih Keterangan
Energi
Industri 63.41 56.91 -6.5 TURUN Penurunan pemakaian LPG oleh industri
Transportasi 1394.98 1442.67 47.69 NAIK Kenaikan jumlah kendaraan bermotor
Rumah Tangga 690.95 454.44 -236.51 TURUN Penurunan pemakaian LPG oleh rumah tangga
Pertanian Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya
Fermentasi Enterik 4.62 2.94 -1.68 TURUN Perubahan Jumlah Ternak (terutama unggas)
Pengelolaan Kotoran Ternak
0.94 2.37 1.43 NAIK Perubahan Jumlah Ternak (terutama unggas)
Penanaman Padi 4.73 8.09 3.36 NAIK Naiknya luas panen sawah
Penggunaan Urea 13.86 13.86 0 TETAP Asumsi Tidak Ada Perubahan Penggunaan Urea, karena ketidaktersediaan data
Pengelolaan Limbah
Pengolahan Limbah Padat secara Biologi
0.00238 15.72 15.71762 NAIK Kenaikan pengolahan sampah dengan biodigester dan pengomposan
Limbah Cair Domestik 116.64 147 30.36 NAIK Kenaikan jumlah penduduk
Limbah Cair Industri 13.85 13.02 -0.83 TURUN Penurunan jumlah industri tekstil
TOTAL EMISI 2303.98 2157.01 -146.97 TURUN
SERAPAN TANAMAN dan HUTAN 153,08 153.08 61.71 TETAP
NET EMISI 2150,9 2003.93 -208.68 TURUN
III-17
Kualitas Air 16 Sungai Utama Kota Bandung Tidak Ada yang Memenuhi
Kualitas Air Kelas IV Golongan B Sesuai SK. Gubernur Jawa Barat No. 39
Tahun 2000 atau 0%.
Pengukuran kualitas air sungai dilakukan mengacu kepada Peraturan
Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air
yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam
waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.
Dalam tahun 2014, data kualitas air dari 16 (enam belas) sungai di Kota
Bandung menunjukkan belum adanya sungai yang memenuhi status mutu kelas
IV golongan B sesuai kategori menurut SK. Gubernur Jawa Barat sebagaimana
dapat dilihat dalam tabel D.4. Namun demikian, ditemukan adanya perbaikan
kualitas air pada sungai Cikapundung Hilir dan sungai Cibiru Hilir yakni dari
semula Kelas IV golongan D menjadi Kelas IV golongan C, sedangkan kualitas
air sungai lainnya masih sama dengan tahun sebelumnya yakni Kelas IV
golongan C.
Tabel 4 Kualitas Air Sungai Tahun 2014
Sumber data : BLPH Kota Bandung, 2014
III-18
Grafik Perubahan Kualitas Air Sungai Kota Bandung Tahun 2014
Keterangan :
A = 1
B = 2 (SK Gub) Target Renstra
C = 3
D = 4
Pada sungai Cikapundung Hilir Tahun 2013 kualitas airnya menunjukan Kelas IV
golongan D dan pada tahun 2014 meningkat menjadi Kelas IV Golongan C ada
perbaikan dari Golongan D menjadi Golongan C. Sedangkan untuk Cikiley Hilir tidak
terjadi perubahan kondisinya tetap pada tahun 2013 dan 2013 kelas IV Golongan D
Grafik Perubahan Kualitas Air Sungai Kota Bandung Tahun 2014
Pada Tahun 2013 kualitas air sungai Cibiru Hilir masuk kedalam kelas IV Golongan
D tetapi pada tahun 2014 ada peningkatan menjadi kelas IV Golongan C tetapi untuk
Cibuntu hilir tidak mengalami perubahan tetap pada kelas IV golongan D.
Grafik Kualitas Air Sungai Kota Bandung Tahun 2014
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4
3 3 3 3
0
1
2
3
4
5
2013 2014 SK GUB
0
1
2
3
4
5
2013 2014 SK GUB
III-19
Rendah capaian kinerja tahun 2014 yang hanya sebesar 53,33% tersebut
disebabkan beberapa hal antara lain:
Kualitas air sungai utama yang ada di Kota Bandung sangat dipengaruhi oleh
kualitas air sungai Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat
karena sungai-sungai Kota Bandung merupakan bagian hilir bukan hulu,
terutama aktifitas yang dilakukan di daerah hulu dan sekitar sempadan sungai.
Rendahnya kesadaran masyarakat dan pelaku usaha yang membuang limbah
cair dan sampah ke dalam sungai.
Kepedulian masyarakat yang masih kurang serta masih banyaknya
masyarakat yang belum memiliki sarana pengolah limbah cair domestik
karena keterbatasan lahan, masyarakat membuang limbah cair domestiknya
ke sungai terutama untuk masyarakat yang tinggal di sempadan sungai dan
tidak terlayani oleh sistem sewerage air limbah domestik perkotaan.
Perlunya perencanaan sistem pengangkutan pada daerah kumuh dan
penempatan Tempat Pembuangn Sementara (TPS) sampah mengingat
sarana pemindahan dan pewadahan sampah menjadi tantangan dalam
penempatan dan operasionalnya.
Berbagai upaya dilakukan untuk menyadarkan masyarakat dan kalangan pelaku
-40
-35
-30
-25
-20
-15
-10
-5
0
Cik
ap
un
du
ng
Hu
luC
ika
pu
nd
un
g H
ilir
Cika
pund
ung
Klt…
Cika
pund
ung
Klt…
Cit
ep
us
Hu
luC
ite
pu
s H
ilir
Cipa
rung
pung
…Ci
paru
ngpu
ng…
Cid
uri
an
Hu
luC
idu
ria
n H
ilir
Cik
ile
y H
ulu
Cik
ile
y H
ilir
Cic
ad
as
Hu
luC
ica
da
s H
ilir
Cip
an
jalu
Hu
luC
ipa
nja
lu H
ilir
Cip
am
ok
ola
n H
ulu
Cip
am
ok
ola
n H
ilir
Cin
am
bo
Hu
luC
ina
mb
o H
ilir
Cib
iru
Hu
luC
ibir
u H
ilir
Cib
un
tu H
ulu
Cib
un
tu H
ilir
Cik
en
da
l H
ulu
Cik
en
da
l H
ilir
Cis
ara
ten
Hu
luC
isa
rate
n H
ilir
Cih
ala
ran
g H
ulu
Cih
ala
ran
g H
ilir
AK
Cic
ad
as
Hu
luA
K C
ica
da
s H
ilir
Sk
or
Mutu Air dengan Metode STORET
PP No. 82 Tahun 2001 Kelas IV
Skor
Cemar Berat
III-20
usaha agar peduli terhadap lingkungan diantaranya dengan melakukan :
1. Kampanye sungai bersih dengan membuat komitmen bersama dan
keterpaduan program antara pemerintah, pelaku usaha, komunitas dan
perguruan tinggi/pelajar;
2. Melakukan beberesih sungai dengan kerjabakti dilokasi sempadan sungai
di Kota Bandung;
3. Menata sempadan sungai menjadi ruang publik yang menarik dengan
harapan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak
membuang sampah ke sungai.
4. Penyediaan sarana dan prasarana persampahan terutama tempat
sampah, roda sampah, motor sampah, mobil penyapu jalan dan lain
sebagainya.
Penandatanganan Komitmen Bersama Gerakan Sungai Bersih
III-24
Program dan kegiatan yang diselenggarakan dalam tahun 2014 untuk mewujudkan
sasaran strategis “Terjaganya kualitas lingkungan (udara, air dan tanah) sehingga
tetap memenuhi baku mutu lingkungan” tersebut yaitu 6 (enam) program dan 24
(dua puluh empat) kegiatan dari rencana 4 (empat) program dan 25 (dua puluh lima)
kegiatan. Keempat program tersebut telah menyerap biaya sebesar
Rp10.164.275.622,00 atau 80,51% dari total anggaran sebesar
Rp12.624.605.000,00.
1). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Peningkatan Pengendalian Polusi,
dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
(1). Kegiatan Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 274.562.500,00 atau
91,52% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluarannya yaitu
terpantaunya emisi gas buang 2.756 unit kendaraan bermotor atau
100,22% dari target sebanyak 2.750 unit.
Tabel 5
Uji Emisi Kendaraan Bermotor Tahun 2014
Hasil kegiatan tersebut yaitu kualitas udara luar ruangan (roadside) sesaat
pada sebagian besar titik pantau memenuhi baku mutu lingkungan.
2). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
III-25
(1). Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura.
Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp
580.759.633,00 atau 95,21% dari anggaran sebesar Rp 610.000.000,00
dengan keluaran berupa 15 (lima belas) komponen penilaian Kota Sehat
telah terpenuhi pada titik pantau atau 100% dari target.
Hasil atas kegiatan ini yaitu Kota Bandung belum termasuk menjadi salah
satu Kota Sehat (Adipura). Hasil penilaian Adipura Kota Bandung tahun
2013-2014 adalah sebesar 71,09 dan meraih penghargaan Best Effort
Adipura atas upaya yang dilakukakan dalam peningkatan kualitas
lingkungan hidup perkotaan. Namun demikian nilai 71,09 belum memenuhi
standar pencapaian penghargaan Adipura yaitu nilai ≥ 75.
(2). Pemantauan Kualitas Lingkungan
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 343.814.133,00 atau
46,00% dari anggaran Rp747.500.000,00 dengan keluaran berupa :
Data kualitas udara ambien dalam ruangan (indoor) pada 18 (delapan
belas) titik pantau atau 100% dari target.
Data kualitas udara ambien luar ruangan (outdoor) pada 27 (dua puluh
tujuh) titik pantau atau 100% dari target.
Data kualitas udara dari 31 (tiga puluh satu) sumber pencemar emisi
sumber tidak bergerak atau 38,75% dari target 80 (delapan puluh).
100 orang pelaku usaha atau 66,67% dari target 150 orang telah
mendapat sosialisasi tentang pengelolaan lingkungan hidup lingkup
kegiatan usaha bagi.
Gambar 2
Pemantauan Kualitas Udara Roadside Terminal Leuwipanjang
III-26
Gambar 3
Pemantauan Kualitas Udara Roadside Jl. Padjadjaran (Depan Gedung Wyataguna)
Gambar 4
Pemantauan Kualitas Udara Indoor Rumah Sakit Santosa
Internasional
III-27
Gambar 5
Pemantauan Kualitas Udara Indoor Bandung Electronic Centre
Gambar 6
Pemantauan Kualitas Udara Dari Sumber Tidak Bergerak
PT. Dirgantara Indonesia
III-28
Gambar 7
Pemantauan Kualitas Udara Dari Sumber Tidak Bergerak
PT. Naga Mas
Hasil atas kegiatan tersebut yaitu data kualitas udara ambien dalam
ruangan, luar ruangan dan emisi sumber tidak bergerak pada titik pantau
telah seluruhnya digunakan sebagai bahan masukan kebijakan
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan.
(3). Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 207.777.300,00 atau
83,11% dari anggaran Rp 250.000.000,00 dengan keluaran berupa :
65 (enam puluh lima) orang perwakilan pengelola hotel dan
apartemen atau 100% dari target telah mendapat sosialisasi izin
lingkungan dan pembinaan implementasi dokumen lingkungan untuk
kegiatan hotel dan apartemen.
III-29
Gambar 8
Sosialisasi Izin Lingkungan dan Efektifitas Penegakan Hukum Lingkungan Bagi Dunia Usaha
75 (tujuh puluh lima) orang perwakilan pelaku usaha bidang industri,
rumah sakit dan lain-lain atau 100% dari target telah mendapat
sosialisasi izin lingkungan dan pembinaan implementasi dokumen
lingkungan untuk kegiatan dan usaha bidang industri, rumah sakit dan
lain-lain.
150 kegiatan/usaha atau 100% dari target telah mendapat pembinaan
dan pengawasan kebijakan bidang lingkungan hidup.
Hasil atas kegiatan ini yaitu meningkatnya pelaku usaha yang mentaati
ketentuan-ketentuan pengelolaan lingkungan hidup.
(4). Pengelolaan B3 dan Limbah B3.
Realisasi biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu sebesar
Rp 409.075.900,00 atau 64,42% dari anggaran Rp 635.000.000,00 dengan
keluaran terdiri dari :
1 (satu) dokumen kajian tentang kualitas tanah atau 100% dari target.
1 (satu) dokumen kajian tentang pengaruh dampak limbah B3
terhadap lingkungan atau 100% dari target.
1 (satu) dokumen Raperwal tentang Pengelolaan Limbah B3 atau
100% dari target.
Hasil atas kegiatan tersebut :
1 (satu) dokumen kajian tentang kualitas tanah telah dimanfaatkan
III-30
sebagai bahan masukan kebijakan pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan tahun 2015 atau 100% dari target.
1 (satu) dokumen kajian tentang pengaruh dampak limbah B3
terhadap lingkungan telah dimanfaatkan sebagai bahan masukan
kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan tahun
2015 atau 100% dari target.
1 (satu) dokumen Raperwal tentang Pengelolaan Limbah B3 telah
dimanfaatkan sebagai bahan masukan penyusunan Peraturan
Walikota tentang Pengelolaan Limbah B3 dalam tahun 2015 atau
100% dari target.
(5). Pengkajian Dampak Lingkungan
Realisasi biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu sebesar
Rp 229.119.400,00 atau 91,65% dari anggaran Rp 250.000.000,00 dengan
keluaran berupa :
1 (satu) dokumen KLHS terhadap masterplan persampahan Kota
Bandung atau 100% dari target.
1 (satu) dokumen potensi ekonomi usaha berbasis sampah atau 100%
dari target.
1 (satu) dokumen potensi pengembangan Biodigister atau 100% dari
target.
Hasil atas kegiatan ini yaitu dokumen KLHS terhadap masterplan
persampahan telah 100% dimanfaatkan sebagai bahan masukan untuk
penyusunan kebijakan program pengelolaan sampah. Dokumen potensi
pengembangan Biodigister telah 100% dimanfaatkan sebagai bahan
masukan penyusunan kebijakan program pengembangan biodigester di
Kota Bandung, dan dokumen potensi ekonomi usaha berbasis sampah
telah 100% dimanfaatkan sebagai bahan masukan penyusunan kebijakan
sistem pengelolaan sampah berbasis ecopreneur dalam rangka
terwujudnya Tamansari Eco Village.
(6). Peningkatan Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper).
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 262.729.900,00 atau
87,58% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluaran berupa 10
III-31
(sepuluh) perusahaan yang beroperasi di Kota Bandung telah dilakukan
penilaian peringkat kinerja perusahaannya atau 100% dari target. Hasil atas
kegiatan tersebut yaitu perusahaan yang memperoleh proper emas
sebanyak 1 (satu) perusahaan yaitu PT. Biofarma, proper hijau sebanyak 3
(tiga) perusahaan yaitu PT. Pindad, PT. Pertamina Ujungberung, PT.
Pertamina Husein Sastranegara, sedangkan proper biru diraih oleh 6
(enam) perusahaan yaitu PT. Kimia Farma, PT. Grantex, PT. Tanabe, PT.
Nikatsu Elektronik, RS Borromeous dan RSUP Hasan Sadikin.
(7). Koordinasi Pengelolaan Prokasih/ Superkasih.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 549.845.100,00 atau
78,55% dari anggaran Rp 700.000.000,00 dengan keluaran terdiri dari :
Data kualitas air 46 sungai prokasih atau 100% dari target.
Data kualitas limbah cair dari 40 sumber pencemar atau 100% dari
target.
1 (satu) dokumen kajian tentang beban pencemar Sungai
Cikapundung atau 100% dari target.
Tabel 6
Perusahaan yang Dilakukan Uji Limbah Cairnya
III-33
Hasil atas kegiatan ini yaitu data kualitas air sungai prokasih dan kualitas
limbah cair dari 40 sumber pencemar serta dokumen kajian tentang beban
pencemar Sungai Cikapundung telah 100% dimanfaatkan sebagai bahan
masukan kebijakan program pengendalian pencemaran air di Kota
Bandung.
(8). Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 372.440.990,00 atau
65,57% dari anggaran Rp 568.000.000,00 dengan keluaran berupa
kampanye lingkungan mengenai Peraturan Daerah Kota Bandung No. 17
Tahun 2013 tentang Penggunaan Kantong Plastik Ramah Lingkungan di 3
(tiga) mall di Kota Bandung yaitu Istana Plaza, Trans Studio Mall dan
Cihampelas Walk.
Hasil atas kegiatan tersebut yaitu :
Di Istana Plaza, tenant yang masih menggunakan kantong plastik
konvensional adalah 70,6%;
Di Cihampelas Walk, tenant yang masih menggunakan kantong plastik
konvensional adalah 71,2%;
Di Trans Studio Mall, tenant yang masih menggunakan kantong plastik
konvensional adalah 78,3%.
(9). Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 293.276.362,00 atau
97,76% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluaran berupa :
1 (satu) dokumen Rancangan Peraturan Walikota Bandung tentang
Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan
Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup atau 100% dari
target.
1 (satu) dokumen Rancangan Peraturan Walikota Bandung tentang
Tata Cara Penerapan Sanksi Administratif di Bidang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup atau 100% dari target.
Hasil atas kegiatan ini yaitu Rancangan Peraturan Walikota Bandung
tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan
III-34
Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup dan Rancangan
Peraturan Walikota Bandung tentang Tata Cara Penerapan Sanksi
Administratif di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
telah diserahkan kepada Bagian Hukum dan HAM Setda Kota Bandung
untuk diproses menjadi Peraturan Walikota.
(10). Koordinasi Penyusunan Amdal.
Realisasi biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu sebesar
Rp 488.349.548,00 atau 88,79% dari anggaran Rp 550.000.000,00 dengan
keluaran terdiri dari :
100 peserta meliputi 14 SKPD anggota komisi Penilai AMDAL dan
perwakilan asosiasi kegiatan/usaha serta pelaku usaha/kegiatan di
Kota Bandung atau 100% dari target telah mendapatkan sosialisasi
mekanisme izin lingkungan, dan mekanisme penegakan hukum
lingkungan bagi dunia usaha.
30 orang pimpinan dan anggota Komisi Penilai Amdal (KPA) atau
100% dari target telah mendapat bimtek penilaian Amdal.
1 (satu) aplikasi website atau 100% dari target.
Hasil atas kegiatan tersebut yaitu :
40 orang anggota KPA peserta sosialisasi atau 100% dari target telah
dapat melakukan penilaian Amdal sesuai ketentuan.
60 orang pelaku usaha/kegiatan telah memahami mekanisme izin
lingkungan, dan mekanisme penegakan hukum lingkungan bagi dunia
usaha.
Aplikasi website telah 100% dimanfaatkan dalam operasional website
BPLH Kota Bandung.
(11). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan
Hidup.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 242.823.500,00 atau
97,13% dari anggaran Rp 250.000.000,00 dengan keluaran berupa 12
(duabelas) kasus permasalahan lingkungan yang berasal dari pengaduan
masyarakat terkait permasalahan lingkungan telah ditangani atau 100%
dari target.
III-35
Hasil atas kegiatan ini yaitu kasus permasalahan lingkungan yang berasal
dari pengaduan masyarakat telah 100% dapat diselesaikan
permasalahannya.
(12). Gerakan Penghijauan.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 295.423.750,00 atau
98,47% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluaran berupa 830
bibit tanaman produktif atau 100% dari target, dan 400 buku “Pohon di
Taman Kota Bandung” atau 100% dari target. Bibit tanaman produktif
tersebut terdiri dari 450 bibit pohon manga dan 250 bibit rumpun bambu
Jepang.
Gambar 9
Pengadaan Bibit Tanaman Produktif Tahun 2014
Hasil atas kegiatan ini yaitu gerakan penghijauan di 3 (tiga) kecamatan
telah meningkat atau 100% dari target. Ketiga kecamatan yang gerakan
penghijauannya meningkat tersebut terdiri dari Kecamatan Arcamanik;
Kecamatan Panyileukan dan Kecamatan Cibiru.
III-36
Gambar 10
Distribusi Bibit Tanaman Produktif Tahun 2014
(13). Perencanaan Sistem Air Limbah dan Sanitasi di Sempadan Sungai Utama
Kota Bandung.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 157.279.800,00
atau 31,46% dari anggaran Rp 500.000.000,00 dengan keluaran
berupa laporan Koordinasi Sistem pengelolaan Air Limbah dan Sanitasi
di Kota Bandung dengan stakeholder penyedia sarana sanitasi, SKPD,
sekolah dan komunitas, serta dokumen kajian Inventarisasi dan
identifikasi kondisi sanitasi di sempadan sungai. Akan tetapi Belanja
Bahan Percontohan pembuatan IPAL mengalami gagal lelang karena
tidak ada peminat pada batas waktu yang telah ditentukan.
Hasil atas kegiatan ini yaitu peningkatan kebersihan sungai, melalui
kegiatan kolaborasi antar berbagai elemen.
(14). Peningkatan Sarana dan Prasarana Bidang Lingkungan Hidup (DAK dan
Pendamping DAK)
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 1.345.389.000,00
atau 87,99% dari anggaran DAK sebesar Rp 1.528.980.000,00 dan sebesar
Rp 242.990.140,00 atau 81,00% dari anggaran pendamping DAK Rp
300.000.000,00 dengan keluaran berupa 75 unit Gerobak Sampah, 100 set
III-37
Tempat Sampah, 60 unit Komposter dan 25 unit Hidroponik, 3 unit mesin
pencacah sampah, 2 unit mesin pengepres sampah plastik, 2 unit mesin
pencuci kresek, penataan di 3 TPS, bantuan gudang bank sampah, dan bibi
tanaman hisan pelindung serta produktif.
Hasil atas kegiatan ini yaitu .meningkatnya pengangkutan dan pengolahan
sampah dari mulai sumber timbulan yaitu rumah tangga sampai ke TPS.
3). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Peningkatan Kualitas dan Akses
Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dapat diikhtisarkan sebagai
berikut :
(1). Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan
Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp 645.931.300,00 atau 96,41% dari anggaran sebesar
Rp 670.000.000,00.
Hasil atas kegiatan ini yaitu :
- Perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tingkat Kota Bandung Tahun
2014;
- Edukasi Masyarakat di Bidang Lingkungan Hidup, berupa kegiatan
Workshop Penerapan Eco Office Pada SKPD di Lingkungan Pemerintah
Kota Bandung. Dihadiri oleh perwakilan SKPD, Kecamatan dan
Kelurahan di Kota Bandung;
- Pembuatan Iklan tentang Perubahan Iklim dan penayangannya di 3 (tiga)
stasiun TV (TVRI Bandung, Bandung TV dan PJTV).
(2). Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 194.338.398,00 atau
64,78% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluaran berupa
tersusunnya 1 dokumen SLHD Kota Bandung tahun 2014 dan terupdatenya
informasi kegiatan BPLH dalam website www. BPLH.go.Id termasuk
masukan dan saran dari masyarakat berkaitan dengan kegiatan BPLH Kota
Bandung dan 1 (satu) dokumen Laporan Penerapan SPM Bidang
Lingkungan Hidup Kota Bandung Tahun 2014.
Realisasi hasil atas kegiatan ini adalah informasi mengenai lingkungan
hidup Kota Bandung terkini telah diinformasikan ke ruang publik melalui 2
media yakni buku SLHD Kota Bandung 2013 dan internet di
III-38
www.bplh.go.Id atau 100% dari target yang ditetapkan.
(3). Peningkatan Kapasitas Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL).
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 700.631.518,00 atau
82,43% dari anggaran Rp 850.000.000,00 dengan keluaran berupa 25
sekolah telah diberikan sosialisasi, workshop dan pembinaan peningkatan
kapasitas sekolah berbudaya lingkungan.
Realisasi hasil atas kegiatan tersebut yaitu 25 sekolah telah meningkat
kapasitas kebersihan lingkungannya atau 250% dari target. Hal ini ditandai
dengan diperolehnya predikat Sekolah Berbudaya Lingungan/Adiwiyata
tingkat Provinsi Jawa Barat dan Nasional.
(4). Penyelenggaraan Air Quality Monitoring System (AQMS)
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 0,00 atau 0% dari
anggaran Rp 98.000.000,00 dengan keluaran nihil dari yang seharusnya
berupa 1 (satu) dokumen kualitas udara harian dari peralatan AQMS atau
III-39
0% dari target. Hal ini disebabkan belum adanya kepastian kepemilikan
atas peralatan AQMS sehingga kegiatan tidak dapat dibiayai.
Hasil atas kegiatan tersebut yaitu nihil karena dokumen kualitas udara
harian yang berasal dari peralatan AQMS belum tersedia.
4). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Pembinaan dan Pengembangan
Bidang Energi dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
(1). Inventarisasi, Identifikasi Data Pengelolaan Energi
Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp
243.082.950,00 atau 97,23% dari anggaran sebesar Rp 250.000.000,00
dengan keluaran berupa 1 (satu) dokumen ratio elektrifikasi (RE) Kota
Bandung atau 100% dari target, kampanye penghemat energi melalui
peringatan hari energi dan earth hour dan Inventarisasi dan pemantauan
audit energi bangunan dan gedung perkantoran di Kota Bandung.
Hasil atas kegiatan tersebut yaitu sebagai bahan dalam pengelolaan
kebijakan energi antara lain penghematan energi listrik dan petunjuk teknis
pelaksanaan audit energi bangunan.
(2). Kebijakan Pengelolaan Energi
Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp
1.486.402.150,00 atau 94,98% dari anggaran sebesar Rp 1.565.000.000,00
dengan keluaran berupa percontohan biodigester sebanyak 14 unit atau
100% dari target.
Hasil atas kegiatan tersebut yaitu terkelolanya sampah organik sebanyak
3.000 kg/hari atau setara dengan 3 ton/hari.
(3). Kajian Energi Listrik Non PLN di Kota Bandung
Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp
536.932.350,00 atau 99,04% dari anggaran sebesar Rp 542.125.000,00
dengan keluaran berupa Kajian pembangkit listrik tenaga Biomassa,
Pembuatan percontohan penerangan jalan tenaga surya (PLTS), dan
laporan pelaksanaan sosialisasi tentang energi baru terbarukan atau 100%
dari target.
III-40
Hasil atas kegiatan tersebut yaitu adanya sutau model dalam pengembangan
energi baru terbarukan, serta meningkatnya pemahaman masyarakat
mengenai energi baru terbarukan dalam rangka penghematan dan substitusi
energi.
Pencapaian sasaran : Meningkatnya Pengelolaan Sampah Perkotaan
Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan adalah sebesar 74,33%.
Tingkat capaian sasaran strategis sebesar 74,33% diindikasikan dari realisasi
atas pencapaian kinerja 3 (tiga) indikator
berikut ini :
Cakupan sampah yang dikelola
secara landfill sebesar 69,00% atau
100% dari target sebesar 69,00%.
Angka realisasi ini apabila
dibandingkan dengan realisasi tahun
2013 mengalami penurunan sebesar 1,00% yakni dari semula 70,00%
menjadi 69,00%. Penurunan tersebut bukan dalam arti negatif, karena
direncanakan bahwa pengelolaan sampah untuk tahun-tahun mendatang
lebih diarahkan kepada 3R dan dikonversi menjadi energi dengan teknologi
yang ramah lingkungan, sehingga mengurangi beban sampah Kota Bandung
yang harus diangkut dan dikelola secara landfill di TPA. Angka realisasi
tersebut apabila dibandingkan dengan target RPJMD Pemerintah Kota
Bandung Tahun 2014 maka
sama besar atau 100% dari
target, sedangkan apabila
dibandingkan dengan
realisasi capaian SKPD
penanggung jawab urusan
wajib lingkungan hidup di
Jawa Barat lainnya belum
dapat diperbandingkan
karena belum diperoleh datanya.
Cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3R dalam tahun 2014 adalah
sebanyak 18,00% dari target sebesar 18,00%. Angka realisasi ini jika
III-41
dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar
2,00% yakni dari semula 16,00% menjadi 18,00%. Peningkatan tersebut
disebabkan didorong oleh adanya kegiatan Bank Sampah lebih kurang 110
unit dan pengelolaan sampah dari mulai sumber timbulan yaitu rumah tangga
dengan menggunakan komposter dan takakura. Pada tahun 2014 pun
terdapat 6 Model Kawasan Bebas Sampah (KBS) dengan aktifitas
pengelolaan sampah 3R
antara lain pengomposan,
Bank Sampah, aktifasi lubang
biopori dengan sampah
organik, serta lainnya. Angka
realisasi tersebut apabila
dibandingkan dengan target
RPJMD Pemerintah Kota
Bandung Tahun 2014 sama
besar atau 100% dari target,
sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi capaian SKPD
penanggung jawab urusan wajib lingkungan hidup di Jawa Barat lainnya
belum dapat diperbandingkan karena belum diperoleh datanya.
Cakupan sampah yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah
lingkungan dalam tahun 2014 adalah 0,23% dari target sebesar 1,00%.
Angka realisasi ini belum dapat dibandingkan dengan realisasi tahun 2013
karena baru direncanakan untuk dicapai dan dilakukan pengukuran. Angka
realisasi cakupan sampah yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi
ramah lingkungan tahun 2014 sebesar 0,23% apabila dibandingkan dengan
target RPJMD Pemerintah Kota Bandung Tahun 2014 sebesar 1,00% maka
lebih kecil sebesar 0,67 atau 23% dari target, sedangkan apabila
dibandingkan dengan realisasi capaian SKPD penanggung jawab urusan
wajib lingkungan hidup di Jawa Barat lainnya belum dapat diperbandingkan
karena belum diperoleh datanya.
III-42
1). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan :
(1). Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaaan Persampahan
Realisasi biaya kegiatan ini adalah sebesar Rp 5.524.294.180,00 atau
99,54% dari anggaran sebesar Rp 5.550.000.000,00 dengan keluaran
terdiri dari :
28 unit gerobak sampah atau 100% dari target.
3 (tiga) unit TPS baru atau 100% dari target.
132 (seratus tigapuluh dua) unit motor sampah atau 100% dari target.
Hasil atas kegiatan adalah dari ketiga keluaran tersebut diatas telah
dimanfaatkan untuk menunjang pengangkutan sampah dari sumber
sampah menuju Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah di Kota
Bandung.
(2). Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan
Realisasi biaya kegiatan ini adalah sebesar Rp 0,00 atau 0% dari anggaran
Rp 470.000.000,00 dengan keluarannya nihil, dikarenakan tidak dilakukan
kegiatan Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Pengelolaan Sampah
atau 100% dari target.
Hasil atas kegiatan ini belum dapat terwujud dikarenakan masih ada
kendala yaitu belum jelasnya keberlanjutan pembangunan infrastruktur
pengelolaan sampah.
(3). Bimbingan Teknis Persampahan.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah Rp 275.052.250,00 atau 74,34%
dari anggaran Rp 370.000.000,00 dengan keluaran berupa laporan
pelaksanaan bimbingan teknis kepada 200 (seratus) orang penggiat Bank
Sampah atau 100 % dari target.
Hasil atas kegiatan tersebut yaitu terbentuknya 30 (tiga puluh) unit Bank
Sampah skala kelurahan atau 100% dari target.
III-43
(4). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 1.187.118.590,00
atau 94,97% dari anggaran Rp 1.250.000.000,00 dengan keluaran berupa
30 (tiga puluh) Rukun Warga dari 6 (enam) kelurahan telah mendapatkan
sosialisasi pengelolaan sampah skala Rukun Warga atau 100% dari target.
Hasil atas kegiatan ini yaitu 6 (enam) RW atau 100 % dari target telah
berperan serta dalam meningkatkan kebersihan lingkungannya masing-
masing.
Pencapaian sasaran : Terjaganya Kelestarian dan Fungsi Lingkungan
Hidup adalah sebesar 100,00%.
Tingkat capaian sasaran strategis sebesar 50,00% diindikasikan dari realisasi
atas pencapaian kinerja 2 (dua) indikator berikut ini :
Realisasi tingkat Muka Air Tanah
(MAT) dalam tahun 2014 setinggi
minus 31,30 meter atau 100%
dari target setinggi minus 31,30
meter. Angka realisasi ini apabila
dibandingkan dengan realisasi
tahun 2013 mengalami kenaikan
setinggi 0,03 meter yakni dari
semula minus 31,33 meter menjadi minus 31,30 meter. Kenaikan tersebut
antara lain disebabkan antara lain telah dilakukannya penanaman pohon,
penambahan sumur resapan dan lubang resapan biopori serta pengendalian
penggunaan air tanah di Kota Bandung. Angka realisasi tersebut apabila
dibandingkan dengan target RPJMD Pemerintah Kota Bandung Tahun 2014
maka sama besar atau 100% dari target tingkat Muka Air Tanah (MAT)
minus 31,30 meter, sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi
capaian SKPD penanggung jawab urusan wajib lingkungan hidup di Jawa
Barat lainnya belum dapat diperbandingkan karena belum diperoleh datanya.
Realisasi mata air yang telah terlindungi pada tahun 2014 adalah 5 titik mata
air atau 20% dari target 25 (lima) titik mata air. Ke-5 titik mata air tersebut
III-44
yaitu: mata air Cisero, Cikondang, Pasantren I, Pasantren II, dan Seke Kaler.
Lokasi mata air tersebut berada di wilayah Kecamatan Cibeunying Kaler,
dimana kegiatan yang dilakukan antara lain penghijauan di sekitar mata air
dalam rangka menambah penyerapan air, perlindungan terhadap kondisi fisik
mata air, pengendalian pemanfaatan mata air oleh penduduk sekitar,
sosialisasi mengenai pentingnya keberadaan mata air sebagai cadangan
sumber air tanah. Kegiatan yang dilakukan berkolaborasi dengan
masyarakat dalam suatu kegiatan Jaga Seke. Angka realisasi ini jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 yaitu 1 titik mata air maka
mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu 4 titik atau 400%.
Angka realisasi tersebut apabila dibandingkan dengan target RPJMD
Pemerintah Kota Bandung Tahun 2014 maka sama besar atau 100% dari
target, sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi capaian SKPD
penanggung jawab urusan wajib lingkungan hidup di Jawa Barat lainnya
belum dapat diperbandingkan karena belum diperoleh datanya.
Pencapaian sasaran Terjaganya sumber daya air secara berkelanjutan dalam tahun
2013 ini dilakukan melalui pelaksanaan 2 program kerja yakni program perlindungan
dan konservasi sumber daya alam yang diimplementasikan dalam 4 kegiatan, dan
program pengelolaan bidang air tanah yang diimplementasikan dalam 1 kegiatan.
1). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Perlindungan dan Konservasi
Sumber Daya Alam dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
(1). Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber
Air.
Realisasi biaya untuk
kegiatan ini adalah
sebesar Rp
348.682.610,00 atau
87,17% dari anggaran Rp
400.000.000,00 dengan
keluaran berupa terdiri
dari :
III-45
2 (dua) unit sumur resapan dalam atau 100% dari target.
250 (dua ratus lima puluh) bibit tanaman penghijauan atau 100% dari
target.
500 (lima ratus) unit alat biopori.
Hasil atas kegiatan ini yaitu :
Bertambahnya cadangan air tanah dangkal, dengan indikator
meningkatnya level muka air tanah;
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya
air.
(2). Pengendalian Dampak Perubahan Iklim.
Realisasi biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu sebesar
Rp 652.788.400,00 atau 75,73% dari anggaran Rp 862.000.000,00 dengan
keluaran berupa :
Kajian Penyusunan Inventarisasi dan Strategi Pengendalian Bahan
Perusak Ozon (BPO) di Kota Bandung;
Monitoring Penerapan Eco Office pada 72 SKPD di Kota Bandung;
Rencana Aksi Daerah dalam Menghadapi Perubahan Iklim;
Pembelian bibit tanaman produktif (260 pohon lengkeng,260 pohon
mangga, 282 pohon matoa).
Hasil atas kegiatan ini yaitu :
Dapat terhitungnya penurunan gas penyebab efek rumah kaca yaitu
6,38 % dari target penurunan per tahun 2 %;
Adanya bahan kebijakan dalam Aksi Penurunan Gas Penyebab Efek
Rumah Kaca;
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam adaptasi terhadap
perubahan iklim dan upaya penurunan Gas Penyebab Efek Rumah
Kaca.
(3). Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber - Sumber Air.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 311.426.098,00 atau
98,55% dari anggaran Rp 316.000.000,00 dengan keluaran berupa
terbangunnya 15 (lima belas) unit sumur resapan dangkal atau 100% dari
III-46
target, 45 (empat puluh lima) unit alat biopori atau 100% dari target dan
1.725 (seribu tujuh ratus dua puluh lima) bibit tanaman produktif. Kelima
belas unit sumur resapan dangkal tersebut terletak di Kecamatan Cibiru
sebanyak 6 unit, Kecamatan Andir sebanyak 3 unit, Kecamatan Regol
sebanyak 3 unit, dan Kecamatan Bojongloa Kidul sebanyak 3 unit,
sedangkan 1.725 bibit tanaman produktif dimaksud terdiri dari 550 bibit
pohon rambutan, 500 bibit pohon matoa (rambutan irian) dan 692 bibit pohon
mangga.
Hasil atas kegiatan ini yaitu kelima belas unit sumur resapan dangkal yang
dibangun tersebut telah dimanfaatkan 100% dari target telah dimanfaatkan
sebagai daerah tangkapan air, sedangkan empat puluh lima unit alat bio pori
telah dimanfaatkan seluruhnya atau 100% dari target.
(4). Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Air
Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah Rp 601.674.000,00 atau 85,95%
dari anggaran Rp 700.000.000,00 dengan keluaran terdiri dari :
Monitoring Sumur produksi dan pencatatan volume air tanah;
Input data Nilai Perolehan Air (NPA);
Penyusunan kajian inventarisasi dan pendataan pengguna air tanah;
Kampanye melalui leaflet, brosur, banner dll.
Hasil atas kegiatan ini yaitu tertib pemanfaatan air tanah dalam rangka
konservasi air tanah, dengan indikator meningkatnya level muka air tanah.
(5). Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem.
Realisasi biaya untuk kegiatan tersebut adalah sebesar Rp 219.005.750,00
atau 99,55% dari anggaran Rp 220.000.000,00 dengan keluaran berupa
tersusunya profil keanekaragaman hayati dan ekosistem 16 kecamatan
tahun 2014 atau 100% dari target, dan 12 bulan pemeliharaan tanaman
penghijauan di Green House BPLH Kota Bandung atau 100% dari target.
Hasil atas kegiatan tersebut yaitu profil keanekaragaman hayati dan
ekosistem 16 kecamatan tahun 2014 telah dimanfaatkan sebagai bahan
masukan kebijakan perlindungan dan konservasi sumber daya alam tahun
2015.
III-47
(6). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi
SDA.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 791.041.610,00 atau
87,89% dari anggaran sebesar Rp 900.000.000,00 dengan keluaran terdiri
dari :
1 (satu) unit sumur ASR atau 100% dari target.
20 (dua puluh) unit sumur resapan dangkal atau 100% dari target.
1 (satu) unit sumur resapan dalam atau 100% dari target
250 (dua ratus lima puluh) bibit tanaman penghijauan atau 100% dari
target.
500 (lima ratus) unit alat bio pori atau 100% dari target.
Hasil atas kegiatan ini yaitu :
Bertambahnya cadangan air tanah dangkal, dengan indikator
meningkatnya level muka air tanah;
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya
air.
(7). Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 2.648.591.550,00 atau
94,59% dari anggaran sebesar Rp 2.800.000.000,00 dengan keluaran
berupa :
Pengadaan dan pemasangan Automatic Meter Reading (AMR);
Sosialisasi pengunaan alat AMR;
Upgrade/maintenance alat AMR..
Hasil atas kegiatan ini yaitu tertib pemanfaatan air tanah dalam rangka
konservasi air tanah, dengan indikator meningkatnya level muka air tanah.
(8). Inventarisasi Komunitas Burung
Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 193.596.700,00 atau
96,80% dari anggaran sebesar Rp 200.000.000,00 dengan keluaran
berupa:
Penyusunan kajian peningkatan kuantitas dan kualitas habitat fauna
khas Kota Bandung;
Pengadaan burung untuk acara hari lingkungan dan hari Nasional;
III-48
Sosialisasi pengenalan flora dan fauna khas Kota Bandung ke siswa
sekolah lanjutan atas.
Hasil atas kegiatan ini sebagai bahan dalam rangka pelaksanaan kebijakan
pengelolaan keanekaragaman hayati di Kota Bandung, khususnya untuk
flora dan fauna khas Kota Bandung.
2). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Rehabilitasi dan Pemulihan
Cadangan Sumber Daya Alam dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
(1). Perencanaan dan Penyusunan Program Pembangunan Pengendalian
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 450.637.224,00 atau
90,13% dari anggaran sebesar Rp 500.000.000,00 dengan keluaran berupa
tersusunnya 1 (satu) dokumen kajian “Resiko Terhadap Perubahan Iklim”
atau 100% dari target, 1 (satu) dokumen kajian “Pohon Sebagai Cadangan
Carbon di Kota Bandung” atau 100% dari target, dan 231 (dua ratus tiga
puluh satu) bibit tanaman pelindung.
Hasil atas kegiatan ini yaitu dua dokumen kajian tersebut telah
dimanfaatkan sebagai masukan pelaksanaan aksi daerah dalam adaptasi
terhadap dampak perubahan iklim. Adapun bibit tanaman pelindung
dimaksud telah dimanfaatkan untuk penghijauan Ruang Terbuka Hijau di 2
(dua) kecamatan yaitu Kecamatan Cibiru dan Kecamatan Bojongloa Kidul.
(2). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan
cadangan SDA
Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 909.052.300,00 atau
95,69% dari anggaran sebesar Rp 1.000.000.000,00 dengan keluaran
terdiri dari :
Pelaksanaan community development;
Pembuatan sumber air bersih, sumur resapan dan sistem pengolahan
air bersih.
Hasil atas kegiatan ini yaitu bertambahnya sarana dan prasarana air bersih
untuk masyarakat dan meningkatnya peran serta masyarakat dalam
pemulihan sumber daya air.
III-49
E. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2014
Total anggaran BPLH Kota Bandung pada Tahun 2014 sebesar Rp. 38.938.980.000,- (tiga puluh delapan milyar sembilan ratus tiga
puluh delapan juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah) terdiri dari :
Belanja tidak langsung : Rp. 4.850.000.000,- (empat milyar delapan ratus lima puluh juta rupiah)
Belanja langsung : Rp. 34.088.980.000,- (tiga puluh empat milyar delapan puluh delapan juta sembilan ratus delapan puluh ribu
rupiah)
Jumlah program non urusan sebanyak 5 program dan 22 kegiatan
Jumlah program urusan wajib lingkungan hidup sebanyak 8 program dan 40 kegiatan
Realisasi anggaran belanja langsung sebesar Rp. 28.811.264.159,- (dua puluh delapan milyar delapan ratus sebelas juta dua ratus
enam puluh empat ribu seratus lima puluh sembilan rupiah) atau 84,52 % dari total anggaran belanja langsung.
Dalam rangka evaluasi efektifitas dan efisiensi capaian kinerja dengan penyerapan anggaran BPLH Kota Bandung Tahun 2014 maka
dilakukan analisis perbandingan sebagaimana matriks berikut :
III-50
MATRIKS PERBANDINGAN CAPAIAN KINERJA DENGAN PENYERAPAN ANGGARAN PER SASARAN BPLH KOTA BANDUNG TAHUN 2014
No Sasaran
Kinerja
Indikator
Kinerja Satuan
Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran
Target Realisasi Persentase
(%) Program/Kegiatan Pagu
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Persentase
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Terjaganya
kualitas
lingkungan
sehingga
tetap
memenuhi
baku mutu
lingkungan
Tingkat
kualitas
udara
ambien titik
pantau
memenuhi
baku mutu
Persentase 50 %
titik
pantau
96 % 192 % 1. Program Peningkatan
Pengendalian Polusi
Udara;
2. Program Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan LH;
3. Program Perlindungan
dan Konservasi SDA;
4. Program Rehabilitasi
dan Pemulihan
Cadangan SDA;
5. Program Peningkatan
Kualitas dan Akses
Informasi SDA dan LH;
6. Program Pembinaan
dan Pengembangan
Bidang Energi.
300.000.000
6.058.500.000
862.000.000
500.000.000
1.820.000.000
792.125.000
274.562.500
4.275.385.525
652.788.400
450.637.224
1.540.901.216
780.015.300
91,52 %
70,57 %
75,73 %
90,13 %
84,66 %
98,47 %
Tingkat
emisi Gas
Rumah Kaca
(GRK)
menurun
Persentase 2 % 6,38 % 319 %
Jumlah
sungai
utama
kualitas
airnya
memenuhi
status mutu
kelas IV
golongan B
Persentase 17 %
dari 16
sungai
utama
0 % 0 %
RATA-RATA CAPAIAN KINERJA SASARAN 1 (%) : 170,33 % RATA-RATA PENYERAPAN ANGGARAN (%) : 77 %
III-51
No Sasaran
Kinerja
Indikator
Kinerja Satuan
Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran
Target Realisasi Persentase
(%) Program/Kegiatan Pagu
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Persentase
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2 Meningkat-
nya
pengelolaan
sampah
perkotaan
berbasis
teknologi
ramah
lingkungan
Cakupan
sampah
yang
dikelola
secara
Landfill
Persentase 69 % 69 % 100 % 1. Program
Pengembangan Kinerja
Pengelolaan
Persampahan;
2. Program pengendalian
pencemaran dan
perusakan LH;
3. Program Pembinaan
dan Pengembangan
Bidang Energi.
7.640.000.000
1.828.980.000
1.565.000.000
6.986.465.020
1.588.379.140
1.486.402.150
91,45 %
86,85 %
94,98 %
Cakupan
sampah
yang
dikelola
dengan pola
3R (Reduce,
Reuse,
Recycle)
Persentase 18 % 18 % 100 %
Cakupan
sampah
dikonversi
menjadi
energi
dengan
teknologi
ramah
lingkungan
Persentase 2 % 0,23 % 23 %
RATA-RATA CAPAIAN KINERJA SASARAN 2 (%) : 74,33 % RATA-RATA PENYERAPAN ANGGARAN (%) : 91 %
III-52
No Sasaran
Kinerja
Indikator
Kinerja Satuan
Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran
Target Realisasi Persentase
(%) Program/Kegiatan Pagu
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Persentase
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3 Terjaganya
kelestarian
dan fungsi
lingkungan
hidup
Tingkat
muka air
tanah (MAT)
meningkat
Bawah
Muka
Tanah
(BMT)
-31,30
Bawah
Muka
Tanah
(BMT)
-31,30
Bawah
Muka
Tanah
(BMT)
100 % 1. Program Pengelolaan
Bidang Air Tanah;
2. Program Perlindungan
dan Konservasi SDA;
3. Program Rehabilitasi
dan Pemulihan
cadangan SDA.
750.000.000
5.536.000.000
950.000.000
546.167.460
5.114.018.318
909.052.300
72,82 %
92,38 %
95,69 %
Jumlah
mata air
yang
terlindungi
Persentase 20 %
dari 25
titik
mata
air
20 %
(5 titik
mata air)
100 %
RATA-RATA CAPAIAN KINERJA SASARAN 3 (%) : 100 % RATA-RATA PENYERAPAN ANGGARAN (%) : 91 %
4 BPLH
mendapat-
kan
penilaian
pengelola-
an
keuangan
dan kinerja
yang wajar
dan baik
Persentase
tertib
administra-
si barang/
aset daerah
Persentase 100 % 100 % 100 % 1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
600.000.000 527.048.748 87,84 %
Persentase
temuan
pengelolaan
anggaran
dari BPK/
Inspektorat
yang
ditindak-
lanjuti
Persentase 100 % 100 % 100 %
III-53
No Sasaran
Kinerja
Indikator
Kinerja Satuan
Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran
Target Realisasi Persentase
(%) Program/Kegiatan Pagu
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Persentase
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nilai
evaluasi
Akuntabili-
tas Kinerja
Instansi
Pemerintah
(AKIP)
Angka 70 65,29 93,27 %
RATA-RATA CAPAIAN KINERJA SASARAN 4 (%) : 97,75 % RATA-RATA PENYERAPAN ANGGARAN (%) : 87,84 %
III-54
G. Strategi Pemecahan Masalah
alam tahun 2014 ini, pencapaian target-target kinerja Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung menunjukkan telah
optimal meskipun dalam proses pencapaiannya masih dijumpai
beberapa permasalahan dan hambatan seperti :
Perilaku pelaku usaha dan masyarakat dalam membuang limbah industri dan
rumah tangga masih belum mengindahkan aturan yang berlaku sehingga
mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.
Penyelenggaraan kegiatan usaha masih banyak yang belum memenuhi
persyaratan baik administrasi maupun teknis lingkungan.
Sumber daya organisasi baik yang berupa SDM maupun dana belum dapat
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan urusan/kewenangan bidang lingkungan.
Agar terdapat peningkatan kinerja dan akuntabiltas kantor perlu adanya strategi
pemecahan masalah untuk mengatasi permasalahan dan hambatan seperti yang
dikemukakan diatas. Strategi tersebut antara lain :
Meningkatkan upaya-upaya yang bersifat peningkatan pemahaman dan
kesadaran pelaku usaha dan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi maupun
desiminasi. Meningkatkan pengawasan baik yang bersifat pengendalian maupun monitoring
penyelenggaraan kegiatan usaha. Mengupayakan peningkatan kualitas SDM organisasi maupun pendanaan melalui
pengiriman pegawai dalam kegiatan bimbingan teknis maupun pelatihan.
D