bab iii prosedur pembuatan gigi tiruan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/4/7. bab iii.pdfdari...
TRANSCRIPT
27
BAB III
PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN JEMBATAN PORCELAIN
FUSED TO METAL PADA GIGI 34 35 36 DENGAN
RETAINER INLAY PADA GIGI 36
Penulisan karya tulis ilmiah ini diangkat berdasarkan kasus yang penulis
dapatkan di Laboratorium Dentcore RSGM FKG Trisakti dalam rangka kegiatan
PKL dari tanggal 30 Januari sampai dengan 24 Februari 2019.
A. Data Pasien
Nama :Heru P.
Umur :37 tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Pekerjaan :Wirausaha
Nama dokter yang merawat :Dini (Mahasiswa kedokteran gigi FKG
Universitas Trisakti)
Oklusi :Normal
Warna gigi :A3,5
Kasus :Kehilangan gigi premolar dua kiri rahang
bawah dan karies pada gigi molar satu kiri
rahang bawah
Kondisi model kerja :Gigi premolar satu kiri rahang bawah telah
dipreparasi sebagai abutment dan mesio
oklusal gigi molar satu kiri rahang bawah
telah dipreparasi sebagai retensi inlay.
28
B. Waktu dan Tempat
Pembuatan gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal pada gigi 34 35
36 dengan retainer inlay pada gigi 36 dimulai sejak tanggal 14 februari
sampai dengan 19 februari 2019.
Tempat pembuatan di Laboratorium Dentcore Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta Barat
C. Surat Perintah Kerja
Gambar 3.1
Surat Perintah Kerja
D. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
porcelain fused to metal pada gigi 34 35 36 dengan retainer inlay pada
gigi 36 adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Alat
a. Jas lab, masker, lap putih
b. Bowl, spatula, lecron, pisau malam, scapel, bunsen, okludator
c. Pensil, caliver, kaca, arteri clamp, tisue, kuas (nomer 1-6), pisau
ukir
d. Mesin trimer, vibrator, base former, casting ring, tang gips
e. Sentri fugal (bloutorch, clay, tang penjepit, kaca mata hitam)
f. Sadblaster, porcelain furnice, micromotor
g. Macam-macam bur, disc, stone, diamound, rubber, fissure, white
bruse)
29
2. Persiapan Bahan
a. Bahan untuk pembuatan coping metal
1) Macam-macam wax (base plate wax, blue inlay wax)
2) Deblublizer agent (spiritus)
3) Die spacer
4) Die hardener
5) Plaster of paris/Gips putih
6) Dental stone
7) Phosphate bonded investment
8) Logam (cobalt chromium)
9) Air destilasi (aquades)
b. Bahan-Bahan untuk Porcelain
1) Opaque
2) Dentin powder
3) Enamel powder
4) Translucency powder
5) Staining & Glaz
6) Liquid porcelain
30
E. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan
Tahap-tahap pembuatan gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal
pada gigi 34 35 36 dengan retainer inlay pada gigi 36 adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan Model Kerja
Model kerja dibersihkan dari nodul-nodul menggunakan lecron dan
bagian pinggir model dirapikan dengan mesin trimer.
Gambar 3.2
Persiapan Model Kerja dengan Mesin Trimer
2. Radir Cervikal
Peradiran cervikal dilakukan pada bagian bawah cervikal gigi
premolar satu kanan bawah dan sedikit dibagian edontuluos dengan
scapel. Bagian 1/3 servikal diberi hardener agar tidak mudah rapuh
dan pada bagian gigi yang dipreparasi diberi die spacer secara merata
dengan jarak 2 mm dari batas servikal. Die spacer bertujuan untuk
memberi ruangan untuk penyemenan pada saat insersi.
Gambar 3.3
Radir Cervikal
31
3. Pemasangan Model pada Okludator
Oklusikan kedua rahang kemudian teteskan wax panas (fixsasi)
pada gigi caninus, molar dan incisive. Bagian basis model diberi
vaselin untuk memudahkan melepas model dari okludator dan cor
model rahang atas terlebih dahulu baru kemudian model rahang
bawah.
Gambar 3.4
Pemasang Model Pada Okludator
4. Pembuatan Pola Malam (Wax Up/Waxing)
Penulis melakukan pengolesan minyak makan dengan rata
pada seluruh permukaan gigi yang akan dibuatkan pola malam dan
wax yang digunakan adalah inlay wax. Wax diteteskan sedikit demi
sedikit menggunakan lecron yang dipanaskan ke lampu spritus untuk
membentuk pola malam.
Gambar 3.5
Pembuatan Pola Malam (Wax Up/Waxing)
32
5. Pemasangan Sprue
Sprue yang digunakan adalah gagang cotton bud yang terbuat
dari plastik dengan diameter ± 3 mm dipotong dengan panjang ± 1,5
cm. Sprue dipasang pada kontur tertebal dari pola malam pada bagian
tepi bukal P1 dan P2 kiri bawah.
Gambar 3.6
Pemasangan Sprue
6. Pemasangan pada Crucsible
Crusible dibuat dengan wax merah yang dibentuk kerucut
kemudian dipasang sprue dengan cara meneteskan inlay wax dan wax
merah agar kedudukannya stabil dan tidak bergerak.
Gambar 3.7
Pemasang Sprue Pada Crusible
33
7. Investing
Ring yang terbuat dari kertas kalender diletakkan pada crusible
former. Bahan tanam yang digunakan adalah phosphate bounded
dengan perbandingan polimer dan monomer sesuai dengan ketentuan
pabrik yaitu 28 ml liquid dan 100 gr powder. Bahan diaduk dengan
bowl dan spatula sampai homogen, kemudian dimasukkan ke dalam
ring secara perlahan di atas vibrator untuk mencegah terjebaknya
gelembung udara.
Gambar 3.8
Investing
8. Pembuangan Pola Malam (Burn Out)
Setelah bahan tanam mengeras, selanjutnya dilakukan proses
burn out dengan alat burn out furnace yang dinyalakan dengan suhu
awal 200ºC. Kemudian ring dimasukkan ke dalam burn out furnace
hingga mencapai suhu 900ºC.
Gambar 3.9
Pembuangan Pola Malam (Burn Out)
34
9. Pengecoran Logam (Casting)
Pengecoran logam dilakukan menggunakan alat sentrifugal
yang diputar sebanyak 3 kali. Setelah itu ring dikeluarkan dari burn out
furnace dan diletakkan pada sentrifugal, sedangkan logam yang akan
dicairkan diletakkan pada clay. Blowtorch dihidupkan dengan oxygen
dan acytilen, atur hingga zona reduksi dimana api berwarna kebiru-
biruan. Kemudian logam dicairkan sampai terlihat menyatu dan
membentuk seperti air di daun talas. Pin pengunci sentrifugal dilepas
agar berputar dan logam masuk kedalam mould space.
Gambar 3.10
Casting
10. Divesting
Setelah dingin keluarkan coping metal dari bahan tanam
dengan menggunakan bantuan martil.
Gambar 3.11
Divesting
35
11. Sandblasting
Sisa-sisa investment dan karbon yang masih menempel pada
hasil casting dibersihkan dengan mesin sandblast.
Gambar 3.12
Sandblasting
12. Cutting Sprue dan Grinding
Sprue dipotong dengan micromotor menggunakan bur disc.
Coping metal dirapikan dan dibersihkan dari nodul-nodul dengan stone
hijau dan diamond bur hingga mencapai ketebalan 0,3mm pada bagian
abutment.
Gambar 3.13
Cutting Sprue
Gambar 3.14
Grinding
36
13. Penblasting
Sebelum dilakukan aplikasi porselen, terlebih dahulu
dilakukan penblasting untuk memberikan retensi mekanik antara
coping dan porselen. Laboratorium tidak mempunyai mesin penblaster
sehingga prosedur ini dilakukan menggunakan mesin sanblaster,
kemudian dibersihkan dengan mencelupkan coping metal pada air
hangat.
Gambar 3.15
Sandblasting
14. Aplikasi Porcelain
a. Aplikasi Opaque
Pelapisan opaque dilakukan sebanyak 2 kali untuk memblok warna
metal pada coping. Pelapisan pertama dilakukan pada seluruh
bagian coping kecuali bagian dalam coping dan retainer inlay.
Pelapisan harus rata dan tidak boleh menumpuk dan lakukan
pembakaran. Selanjutnya dilakukan pelapisan opaque ke dua
seperti opaque pertama, bedanya ditambahkan sedikit penaburan
bubuk dentin untuk menambah perlekatan bahan porcelain, lalu
dilakukan pembakaran kedua.
Gambar 3.16
Setelah Pembakaran Opaque Kedua
37
b. Aplikasi Dentin Porcelain
Aplikasi dentin porcelain dilakukan dengan cara mencampurkan
bubuk dentin dan liquid pada glass (kaca) dan aplikasikan pada
coping. Pengaplikasian dentin porcelain dibentuk menyerupai
anatomi gigi dan lakukan kondensasi dengan cara menggetarkan
coping secara perlahan lalu diserap dengan selapis tissu kering.
Gambar 3.17
Aplikasi Dentin Porcelain
c. Aplikasi Enamel dan Transparan Porcelain
Aplikasikan lapisan enamel sedikit demi sedikit, lalu dilakukan
kondensasi ringan. Bubuk transparan dicampur dengan liquid pada
glassplate dan aplikasikan diatas enamel. Lakukan dengan hati-hati
karena akan membuat bubuk enamel dan transparan porcelain
bercampur dan lakukan pembakaran.
Gambar 3.18
Aplikasi Enamel dan Transparan Porcelain
38
d. Carving
Carving adalah membentuk kontur gigi dengan cara menentukan
bentuknya dengan bantuan pensil, lalu buang dan rapikan sesuai
tanda pensil dengan diamond bur. Tujuannya adalah untuk
memberikan efek natural bentuk gigi premolar satu dan premolar
dua yang terpisah.
Gambar 3.19
Carving
e. Glazing
Setelah bentuk anatomi dan warna gigi sudah sesuai dengan gigi
asli, dilakukan tahapan glazing dengan kuas dan dibakar
menggunakan alat porcelain furnice .
Gambar 3.20
Glazing
39
11. Poles Metal
Pemolesan metal dilakukan pada bagian inlay molar satu
menggunakan white brus dengan bahan compound.
Gambar 3.21
Poles Metal
12. Hasil Akhir Gigi Tiruan Jembatan
Setelah melakukan tahap yang panjang didapat hasil gigi tiruan
jembatan porcelain fused to metal seperti pada gambar:
Gambar 3.22
Hasil Akhir Gigi Tiruan Jembatan