bab iii proses konversi lahan ptpn viii goalpara...
TRANSCRIPT
48
BAB III
PROSES KONVERSI LAHAN PTPN VIII GOALPARA
AFDELING BUNGAMELUR DAN REHABILITASI SD
BUNGAMELUR
A. Proses pengajuan konversi lahan PTPN VIII Goalpara
Afdeling Bungamelur
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk
kelangsungan hidup umat manusia, tanah sebagai salah satu sumber daya alam
memiliki nilai ekonomis serta memiliki nilai sosial politik dan pertahanan
keamanan yang tinggi.1 Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya sekedar
tempat hidup, tetapi lebih dari itu tanah memberikan sumber daya bagi
kelangsungan hidup umat manusia. Tidak dapat dipungkiri kebutuhan pemenuhan
manusia akan tanah semakin hari bertambah. Tanah mempunyai kedudukan dan
fungsi yang amat penting bagi manusia, masyarakat, dan negara. Kita tidak dapat
memungkiri pula bahwa setiap keperluan akan tanah memerlukan jaminan
kepastian hukum dan perlindungan hukum dalam penguasaan, pemilikan,
penggunaan, maupun pemanfaatan tanah.2
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang di manfaatkan untuk
kebutuhan makhluk hidup. Pengolahan sumber daya alam, pengetahuan mengenai
1 MT. Felix Sitorus dkk, Menuju Keadilan Agraria – 70 tahun Gunawan
Wiradi, (Bandung: Akagita, 2002), hlm. 215. 2 Joic Husni Mubarak, Sengketa Penguasaan Tanah Hak Guna Usaha
antara Masyarakat dan Perusahaan Daerah Perkebunan, Skripsi, (Universitas
Jember, 2013), hlm. 1.
49
keterkaitan dan ketergantungan antar wujud sumber daya alam di daerah wilayah-
wilayah tersebut sangat penting, terutama untuk memperoleh informasi seberapa
besar daya dukung sumber daya alam yang dimanfaatkan, serta wilayah-wilayah
mana yang perlu ditetapkan sebagai wilayah tujuan utama.3 Dalam perkebunan
tanah merupakan salah satu faktor penting yang diguakan sebagai media tanam
bagi perkebunan. Secara topografi perkebunan sering dibangun di daerah yang
subur, baik ada di daerah dataran rendah atau daerah dataran tinggi, tanaman yang
dibudidayakan homogeni (komoditi ekspor) dan berbeda dengan tanaman
pertanian yang substensi setempat.4 Dominasi perkebunan tidak hanya berdampak
pada modernisasi tetapi juga multidimensi bagi pedesaan yang ada di bidang
sosial, ekonomi, politik dan budaya.5
Di sisi lain, aspek kependudukan merupakan salah satu faktor penting
yang sangat mempengaruhi perkembangan produksi daerah. Penduduk merupakan
salah satu unsur pada suatu wilayah yang menjadi penggerak aktivitas dan
kelangsungan hidup. Perkembangan dan kondisi penduduk suatu wilayah/kawasan
perencanaan sangat penting, karena merupakan suatu objek sekaligus subjek
pembangunan secara keseluruhan. Perkembangan dan perubahan yang berkaitan
dengan kependudukan harus teridentifikasi dengan baik, karena berpengaruh
dalam merumuskan kebijaksanaan pembangunan tahap berikutnya.
3 MT. Felix Sitorus dkk, Menuju Keadilan Agraria – 70 tahun Gunawan
Wiradi, (Bandung: Akagita, 2002), hlm. 343. 4 Widyasari, Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Perkebunan Kopi
Kerjogadungan Di Karanganyar tahun 1916-1946, Skripsi, (Universitas Sebelas
Maret, 2008), hlm. 23. 5 Ibid. 94
50
Bertambahnya kegiatan/aktivitas manusia setiap hari sangat berpengaruh
pada pemanfaatan tanah tersebut. Sebutan tanah dapat di pakai dalam berbagai
arti, maka dalam penggunaannya perlu diberi batasan agar diketahui dalam arti
tersebut digunakan dalam hukum tanah. Kata sebutan “tanah” dipakai dalam arti
juridis, sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh UUPA,
dengan demikian bahwa tanah dalam pengertian juridis adalah permukaan bumi
ayat (1), sedang hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi
yang terbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar.6
Tanah dalam penerapannya digunakan sebagai tempat berlangsungnya
aktivitas, maka dari itu fungsi tanah dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan
manusia. Sebagai contoh adalah konversi lahan yang dilakukan oleh perkebunan.
Konversi adalah proses perubahan fungsi lahan, dari fungsi lama dan fungsi baru.
Menurut pendapat dari A.P. Parlindungan konversi adalah pengaturan dari hak-
hak tanah sebelum berlakunya UUPA untuk masuk dalam sistem dari UUPA.
Sedangkan menurut Boedi Harsono, konversi adalah perubahan hak yang lama
menjadi satu hak yang baru menurut UUPA.7 Dari beberapa penjelasan tersebut
dapat di simpulkan bahwa konversi adalah penggantian/perubahan hak-hak atas
tanah dari status yang lama menjadi satus tanah yang baru.8
6 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Jilid 1, (Jakarta: Djambatan,
2005), hlm. 1. 7 Adrian Sutedi, Peralihan Hak atas Tanah dan Pendaftarannya, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2013), hlm. 125. 8 Ibid.
51
Pelaksanaan konversi bertujuan untuk mengganti status tanah menjadi
status yang baru, dan konversi memiliki beberapa ketentuan yang di atur dalam
Undang-Undang Pokok Agraria sebagai berikut:
1) Hak eigendom atas tanah yang ada pada mulai berlakunya Undang-undang
ini sejak saat tersebut menjadi hak milik, kecuali jika yang mempunyai
tidak memenuhi syarat sebagai yang tersebut dalam pasal 21.
2) Hak eigendom kepunyaan pemerintah Negara asing, yang dipergunakan
untuk keperluan rumah kediaman tempat kepala perwakilan dan gedung
kedutaan, sejak mulai berlakunya Undang-undang ini menjadi hak pakai
tersebut dalam pasal 41 ayat 1 yang akan berlangsung selama tanahnya
dipergunakan untuk keperluan tersebut di atas.
3) Hak eigendom kepunyaan orang asing, seorang warga Negara yang
disamping kewarganegaraan Indonesia mempunyai kewarganegaraan
asing dan badan-badan hukum yang tidak ditunjuk pemerintah sebagai
dimaksud dalam pasal 21 ayat 2 sejak dimulainya berlakunya Undang-
undang ini menjadi hak-guna-bangunan tersebut dalam pasal 35 ayat 1
dengan jangka waktu 20 tahun.
4) Jika eigendom tersebut dalam ayat 1 pasal ini dibebani dengan hak
erfpacht, maka hak opstal dan hak erfpacht itu sejak mulainya Undang-
undang ini menjadi hak guna bangunan tersebut dalam pasal 35 ayat 1,
yang membebani hak-milik yang bersangkutan selama sisa waktu hak
opstal atau hak erfpacht tersebut di atas, tetapi selama-lamanya 20 tahun.
52
5) Jika hak eigendom tersebut dalam ayat 3 pasal ini dibebani dengan hak
opstal atau hak erfpacht, maka hubungan antara yang mempunyai hak
eigendom tersebut dan pemegang hak opstal atau hak erfpacht selanjutnya
diselesaikan menurut pedoman yang ditetapkan oleh menteri agraria.
6) Hak hypotheek, servituut vruchtgebruik dan hak-hak lain yang membebani
hak eigendom tetap membebani hak-milik dan hak-guna-bangunan
tersebut dalam ayat 1 dan 3 pasal ini, sedang hak-hak tersebut menjadi
suatu hak menurut Undang-undang ini.9
Adanya ketentuan-ketentuan tersebut maka konversi dapat di lakukan
dengan cara yang legal atau cara yang telah di atur dalam UUPA. Setelah terdapat
beberapa ketentuan konversi, maka proses konversi dapat dilakukan. Proses
pengajuan konversi lahan meliputi adanya perjanjian antara dua belah pihak yang
berkaitan, seperti halnya yang terjadi di lahan perkebunan Bungamelur terjadi
kesepakatan perjanjian antara Herman Rusmana selaku Administratur Perkebunan
Goalpara Afdeling Bungamelur yang di sebut sebagai pihak pertama dan H. Atjep
Mupti Kamil selaku kepala Rating dinas P & K Kecamatan Takokak sebagai
pihak kedua.10
Pada surat perjanjian tersebut disebutkan bahwa lahan yang akan
digunakan oleh pihak kedua adalah seluas 2.385 m2 untuk pembangunan SD
Bungamelur, tanah yang digunakan adalah termasuk hak guna usaha milik P.T.
9 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Jilid 1, (Jakarta: Djambatan,
2005), hlm. 24. 10
Arsip Surat Perjanjian penggunaan lahan PT Perkebunan XII
Goalpara, tentang perjanjian penggunaan lahan perkebunan sebagai bangunan SD
Bungamelur, koleksi PTPN VIII Goalpara.
53
Perkebunan XII. Perjanjian ini memuat tentang aturan pemakaian lahan
perkebunan seperti tidak boleh memperluas areal lahan diluar perkebunan, tanggal
muainya pemberlakuan penggunaan lahan (tahun 1985), tidak boleh dipindah
tangankan, dan jika tidak mengikuti perjanjian tersebut maka perjanjian dianggap
batal oleh pihak pertama serta pihak kedua tidak dibolehkan menuntut ganti rugi.
Peraturan lain dalam perjanjian ini adalah segala pembiayaan sepenuhnya di
tanggung oleh pihak kedua.11
Proses pembangunan SD Bungamelur mulai dilaksanakan pada tahun 1985
dibangun pada tanah seluas 2385m2
pada perkebunan Bungamelur.12
Pembangunan yang dilakukan adalah dengan membangun SD Bungamelur yang
memiliki 3 gedung utama, gedung pertama untuk ruang guru, gedung kedua dan
gedung ketiga untuk kelas murid, dan memiliki 2 halaman sekolah.
Rencana kebijaksanaan dan program-program pembangunan sektor
pendidikan disusun konsisten dan dapat menunjang pembangunan sektor-sektor
lainnya. Dalam berbagai langkah kebijaksanaan pembangunan pendidikan
tersebut diperhatikan pula prinsip kebutuhan pembangunan, pemerataan dan
keterjangkauan dalam mengembangkan dan memanfaatkan jasa pendidikan
segenap lapisan masyarakat.13
Pembangunan SD Bungamelur di dasarkan pada
11
Arsip Surat Perjanjian penggunaan lahan PT Perkebunan XII
Goalpara, tentang perjanjian penggunaan lahan perkebunan sebagai bangunan SD
Bungamelur, koleksi PTPN VIII Goalpara. 12
Arsip Pemerintah Kabupaten Tingkat II Cianjur Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Sekolah Dasar Negeri, tentang pengajuan rehabilitasi gedung
sekolah, koleksi PTPN VIII Goalpara. 13
Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima 1989/90-1993-94 buku II,
(Jakarta: Percetakan Negara RI, Tt), hlm. 591.
54
program pemerintah untuk memeratakan pendidikan sampai ke pelosok daerah
guna meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Indonesia.
Istilah Repelita kebijaksanaan tertentu diusahakan dicapai melalui satu
atau lebih program berarti bahwa satu program adalah serangkaian langkah-
langkah prosedural untuk melaksanakan satu kebijakan (policy); program
biasanya melibatkan orang yang menjalankan kegiatan tertentu, penyusunan satu
lembaga dan pengeluaran anggaran yang diperlukan.14
Suatu kebijakan pada
akhirnya akan dapat dinilai berhasil tidaknya dengan menilai sampai sejauh mana
tujuan-tujuan kebijakan tersebut telah dicapai setelah satu periode tertentu.15
Prosentase pendidikan di daerah Kecamatan Takokak terhitung kurang
karena masyarakat sebagian besar menjadi buruh perkebunan dan petani,
masyarakat kurang memperhatikan aspek pendidikan. Angka partisipasi murni
pendidikan dasar (presentase jumlah siswa pendidikan dasar umur 7-12 tahun
terhadap jumlah penduduk kelompok umur 7-12 tahun) meningkat dari 97,1%
pada tahun 1983/84 menjadi 99,6% pada tahun 1988/1989. Kenaikan tersebut
meliputi pertambahan jumlah siswa dari 29,1 juta pada tahun 1983/1984 menjadi
30,0 juta pada tahun 1988/1989, termasuk siswa Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah.16
Dengan adanya peningkatan yang signifikan, maka pembangunan SD
Bungamelur menjadi salah satu rintisan Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan
Takokak Cianjur Jawa Barat.
14
Mubyarto, Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, (Jakarta:
Sinar Harapan, 1983), hlm.44. 15
Ibid 16
Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima 1989/90-1993-94 buku II,
(Jakarta: Percetakan Negara RI, Tt), hlm. 595.
55
Pembangunan Sekolah Dasar dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
kepada anak-anak berumur 6 tahun ke atas untuk memasuki pendidikan dasar.
Kesempatan ini dimungkinkan mengingat telah tertampungnya hampir seluruh
anak kelompok usia 7-12 tahun serta peningkatan mutu Sekolah Dasar akan
ditingkatkan.17
Program Sekolah Dasar bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan
memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik agar memenuhi persyaratan
untuk mengikuti pendidikan menengah, Sekolah Dasar mencakup kegiatan
pengembangan kepribadian sikap serta peningkatan mutu pendidikan.18
Pembangunan pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam pembangunan
ekonomi karena generasi muda menjadi penerus nantinya. Sekolah Dasar
mempunyai peran pentinmg dalam pembantukan moral anak, Sekolah Dasar
menjadi tahap awal anak-anak usia di atas 6 tahun untuk mengetahui pengetahuan
dalam kehidupan. Sekolah Dasar merupakan jenjang pertama pengetahuan bagi
anak-anak, Sekolah Dasar menjadi fondasi anak-anak dalam berfikir sebelum
mereka masuk dalam jenjang yang lebih tinggi seperti Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi.
Pembangunan SD Bungamelur didasarkan pada kebutuahan masyarakat
akan sarana pendidikan di Kecamatan Takokak. Keberadaan PTPN VIII Goalpara
menjadi salah satu faktor utama dalam pembangunan sarana prasarana pendidikan
di Kecamatan Takokak yaitu pembangunan SD Bungamelur. Pembangunan SD
17
Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima 1989/90-1993-94 buku II,
(Jakarta: Percetakan Negara RI, Tt), hlm. 608 18
Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima 1989/90-1993-94 buku II,
(Jakarta: Percetakan Negara RI, Tt), hlm. 612-613.
56
Bungamelur menggunakan 4,45% dari keseluruhan lahan perkebunan
Bungamelur, hasil ini diperoleh dari perbandingan luas SD Bungamelur dibagi
dengan luas keseluruhan areal perkebunan dan dijadikan dalam bentuk persen
(%).
57
Gambar 9. Lokasi SD Bungamelur.
(sumber: arsip Afd. Bungamelur koleksi PTPN VIII Goalpara)
58
Gambar 10. Peta Pembangunan SD Bungamelur
(Sumber: Arsip AFD. Bungamelur tentang pembangunan SD Bungamelur,
koleksi PTPN VIII Bungamelur, digambar berdasarkan arsip PTPN VIII
Goalpara)
Pembangunan SD Bungamelur bertujuan untuk meningkatkan taraf
pendidikan masyarakat Kecamatan Takokak dengan melengkapi sarana prasarana
pendidikan di Kecamatan Takokak Cianjur Jawa Barat. Rata-rata angka
pendidikan di Kecamatan Takokak terhitung rendah, hal ini dikarenakan
kurangnya sosialisasi mengenai pendidikan dan fungsinya dilingkungan
masyarakat. Masyarakat Takokak terdapat 30% penduduk yang masih buta huruf,
Gedung 2
(kelas)
Gedung 3
(Kelas)
Gedung 1
(ruang guru)
Lahan Kosong
59
dalam arti ini masyarakat tidak sama sekali mengecap pendidikan hal ini yang
mengakibatkan perlunya pembangunan SD diKecamatan Takokak Cianjur Jawa
Barat.19
Masyarakat Kecamatan Takokak lebih cenderung menjadi buruh
perkebunan dan berladang dibandingkan dengan menekuni jenjang pendidikan.
Pembangunan ini juga didasarkan pada program pemerintah Repelita V dengan
program pemerataan pembangunan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama menyeluruh ke berbagai daerah di Indonesia. Pendidikan menduduki
peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baik sosial,
spiritual, intelektual, maupun kemampuan professional. Karena manusia
merupakan kekuatan utama pembangunan, maka dengan demikian mutu sistem
pendidikan akan menentukan tingkat keberhasilan pembangunan.20
Pembangunan SD Bungamelur selesai pada bulan Juni tahun 198621
, pada
awal berdirinya SD Bungamelur memiliki jumlah siswa sebanyak 86 siswa yang
terbagi dalam 6 kelas yaitu kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5 dan kelas 6
serta jumlah siswa laki-laki lebih banyak dsaripada jumlah siswa perempuan.22
Hal ini dikarenakan memang tahap awal berdirinya SD Bungamelur masih belum
mendapatkan banyak tanggapan dari masyarakat, adanya sebuah terobosan baru
memang tidak langsung mendapatkan respon banyak tetapi melalui berbagai
tahapan dalam prosesnya.
19
Wawancara dengan Bapak Aer Saepudin bagian humas Kecamatan
Takokak pada 15 November 2016, pukul 10.00 WIB. 20
Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima 1989/90-1993-94 buku II,
(Jakarta: Percetakan Negara RI, Tt), hlm. 585. 21
Wawancara dengan bapak Erwin Administratur PTPN VIII Goalpara
pada 15 November 2016 pukul 16.00. 22
Wawancara dengan Ibu Dede Kepala Perkebunan Bungamelur 1 pada
15 November 2016, pukul 13.00 WIB.
60
Gambar 11. Bangunan SD Bungamelur
(sumber: foto koleksi pribadi)
Proses pembangunan SD Bungamelur termasuk dalam program
pemerintah yaitu Repelita pada bidang pendidikan dan Generasi Muda dan
merupakan salah satu program dari PTPN VIII Goalpara. Pembangunan Nasional
mempunyai tujuan untuk mewujudkan suatu mayarakat adil makmur yang merata
material dan spiritual yang ada pada hakekatnya adalah pembangunan manusia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat.23
Kesemuanya menimbulkan
perubahan lingkungan hidup sosial ekonomi maupun budaya serta pola diri nilai
hidup yang mendasarinya.24
Adanya pembangunan SD Bungamelur masyarakat
dapat meningkatkan taraf pendidikan dan memajukan daerahnya menjadi daerah
23
Yuni Iswanto, Dinamika Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Jebres
Surakarta tahun 1990-2000, Skripsi, (Universitas Sebelas Maret, 2004), hlm. 66. 24
Soerjono Soekanto, Permasalahan Hukum Dalam Kerangka
Pembangunan, (Jakarta: Universitas Indonesisa Press, 1983), hlm.120.
61
yang lebih maju. Naiknya angka pendidikan mampu meningktakan kualitas
daerah menjadi lebih maju.
B. Tanggapan Masyarakat terhadap Adanya Konversi Lahan
Perkebunan Bungamelur dan Pembangunan SD
Bungamelur
Adanya sebuah pembangunan memunculkan adanya pro dan kontra dari
masyarakat, tidak terkecuali pada pembangunan SD Bungamelur memicu
berbagai tanggapan dari masyarakat Kecamatan Takokak. Pembangunan yang di
dasarkan pada kebutuhan masyarakat akan pendidikan tidak hanya memunculkan
dukungan tetapi juga muncul adanya pihak yang kurang setuju dengan adanya
pembangunan Sekolah Dasar. Perubahan dalam masyarakat yang mengalami
perkembangan ekonomi dan menciptakan faktor yang mendukung pembangunan,
perubahan itu baik berlangsung secara cepat maupun secara lambat bukan berarti
kemajuan tetapi dapat juga berarti kemunduran dari masyarakat yang
bersangkutan.25
Pembangunan SD Bungamelur merupakan salah satu kebijakan yang
dikeluarkan oleh pihak PTPN VIII Goalpara, pembangunan tersebut termasuk
dalam program PTPN VIII Goalpara dalam bidang kesejahteraan masyarakat.26
Hal tersebut dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan yang ada dalam
masyarakat seperti adanya posyandu guna memberikan perbaikan gizi pada balita
di Kecamatan Takokak Cianjur Jawa Barat. Kedua program tersebut merupkan
25
Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta, (Yogyakarta:
Gajahmada University Press, 1984), hlm. 497. 26
Wawancara dengan Bapak Erwin Administratur PTPN VIII Goalpara
pada 15 November 2016, pukul 16.00 WIB.
62
satu cara dari PTPN Golpara untuk ikut serta mensejahterakan masyarakat di
sekitar perkebunan.
Pada awal pembangunan SD Bungamelur masyarakat menerima baik
adanya program ini dengan bersedianya untuk dilaksanakan pembangunan di
sekitar rumah warga masyarakat.27
Mayoritas masyarakat setuju dengan adanya
program tersebut, karena memang adanya pembangunan SD mampu memberikan
dampak langsung pada masyarakat Kecamatan Takokak dalam hal pendidikan.
Adanya pembangunan SD Bungamelur dapat memberikan pengetahuan pada
masyarakat terutama pada anak usia 7 tahun untuk mendapatkan pendidikan.
Rata-rata masyarakat Kecamatan Takokak terutama anak usia 7 tahun tidak
mengecap pendidikan karena memang jarak yang jauh dari sekolah dan masalah
sarana prasarana yang tidak ada.
Masyarakat menanggapi pembangunan SD Bungamelur sebagai wujud
konkret dari PTPN VIII Goalpara sebagai perkebunan yang tidak hanya
memanfaatkan lahan yang ada tetapi juga sebagai faktor untuk mendukung
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan SD sangat membantu warga Takokak
karena masyarakat dapat bersekolah dan juga dapat menerima ilmu serta
mendapatkan wawasan yang lebih, tidak hanya membantu orang tua di ladang
saja.28
Dengan adanya pendidikan masyarakat diharapkan dapat untuk menerima
27
Wawancara dengan Bapak Aep Saepudin bidang humas Kecamatan
Takokak pada 15 November 2016, pukul 10.00 WIB. 28
Wawancara dengan Ibu Ceche warga Takokak pada 15 November 2016,
pukul 12.00 WIB.
63
jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, mengingat pendidikan adalah salah satu
faktor penting bagi kehidupan nantinya.29
Pembangunan yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat ini
mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat Takokak, terbukti dengan tidak
adanya pertentangan yang ada di masyarakat. Masyarakat dengan terbuka
menerima adanya pembangunan SD di sekitar tempat tinggal masyarakat.
Tetapi terdapat segelintir orang yang tidak menyetujui adanya
pembangunan SD Bungamelur, mereka beralasan bahwa pembangunan hanya
akan mengakibatkan kerusakan tanah di sekitar tempat tinggal masyarakat dan
pembangunan dapat mengganggu perekonomian mereka.30
Hal ini dikarenakan
anak-anak mereka tidak lagi membantu pekerjaan orang tua karena harus
bersekolah, maka akan mengakibatkan penurunan pendapatan. Dengan adanya
pembangunan SD Bungamelur anak-anak mereka akan lebih menghabiskan waktu
di sekolah daripada membantu orang tua mereka.
Pihak yang tidak setuju dengan adanya pembangunan SD Bungamelur
tidak menjadi hambatan bagi pembangunan SD Bungamelur, karena hanya
beberapa orang masyarakat yang tidak setuju dengan adanya pembangunan SD
Bungamelur dan mayoritas mendukung dan menyetujui adanya pembangunan SD
Bungamelur.
Dari hal ini maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat
Kecamatan Takokak dari segi ekonomi adalah masyarakat dapat menerima
29
Wawancara dengan Bapak Erwin Administratur PTPN VIII Goalpara
pada 15 November 2016, pukul 16.00 WIB. 30
Wawancara dengan Ibu Ceche warga Takokak pada 15 November 2016,
pukul 12.00 WIB.
64
keberadaan pembangunan SD Bungamelur secara sadar karena dari adanya
pembangunan SD Bungamelur maka masyarakat dapat meningkatkan
perekonomian dengan melihat beberapa peluang usaha di sekitar SD
Bungamelur.31
Sedangkan pihak yang tidak setuju pada bidang ekonomi karena
masyarakat beranggapan merka akan kehilangan profesi dan masyarakat akan
mengalami penurunan pendapatan ekonomi. Pada bidang pendidikan masyarakat
Kecamatan Takokak yang setuju dengan adanya pembangunan SD Bungamelur
beralasan karena keberadaan SD Bungamelur akan dapat meningkatkan mutu
pendidikan masyarakat dan kualitas SDM di Kecamatan Takokak. Pihak yang
tidak setuju dengan pembangunan SD Bungamelur dari segi pendidikan adalah
karena pendapatan masyarakat akan berkurang jika anak-anak mereka tidak
bersekolah dan lebih memilih untuk bersekolah.32
C. Proses Rehabilitasi SD Bungamelur
Pendirian gedung sekolah merupakan tanggung jawab dari pemerintah
daerah dan dilaksanakan oleh konstruktor bangunan lokal33
. Tahapan instruksi dan
ilustrasi ini berhubungan dengan unit-unit kelas bangunan sekolah dalam manual
ini, namun juga bagi sekolah-sekolah umumnya yang akan dibangun,
bagaimanapun desainnya dan dapat digunakan bagi sispa saja yang
31
Wawancara dengan Bapak R.A.K Budi kepala perkebunan afd.
Bungamelur pada 15 November 2016, pukul 14.00 WIB. 32
Wawancara dengan Bapak R.A.K Budi kepala perkebunan afd.
Bungamelur pada 15 November 2016, pukul 14.00 WIB. 33
Manual Pembangunan Gedung Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2010), hlm. 1.
65
berkepentingan dengan pembangunan fasilitas baru disekolah34
. Pemberdayaan
bangunan sekolah bertujuan untuk meningkatkan nilai guna sebuah bangunan
untuk meningkatkan fungsi dari bangunan tersebut. Rehabilitasi memiliki
pengertian yaitu Rehabilitasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak sebagian
dengan tanpa meningkatkan kualitas dan kapasitas dengan maksud dapat
digunakan sesuai dengan kondisi semula. Rehabilitasi juga dapat di artikan
sebagai perbaikan bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud
menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun
struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas
dapat berubah.35
Bangunan sekolah selama umur layannya akan mengalami penurunan
kemampuan daya dukung. Penurunan kemampuan ini disebabkan oleh banyaknya faktor
diantaranya adalah faktor usia bangunan, pengaruh lingkungan setempat, faktor manusia,
penggunaan material yang kurang bagus, dan faktor bencana alam. Faktor manusia
meliputi faktor perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan. Masalah yang sering
dihadapi dalam penanganan pemeliharaan adalah adanya keterbatasan anggaran,
akibatnya pemeliharaan dan perawatan harus dilakukan secara bertahap.
Proses rehabilitasi diawali dengan Tugas Panitia Pelaksana Pembangunan sebagai
pelaksana pekerjaan rekonstruksi (rehabilitasi gedung sekolah), bertugas: Memastikan
bahwa lahan tempat sekolah yang di rekonstruksi rehabilitasi tidak bermasalah dengan
pihak lain (dibuktikan dengan surat pernyataan dari pihak yang berwenang),
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi, petunjuk teknis dan administrasi yang
34
Ibid 2. 35
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-
dan-perbendaharaan/20285-memahami-tentang-bangunan-gedung-negara.
Diunduh pada 26 Oktober 2016 pukul 13.35 WIB.
66
ada dalam “Manual Rekonstruksi/Rehabilitasi Gedung Sekolah/Madrasah”,
Mengumumkan rencana rekonstruksi rehabilitasi gedung sekolah/madrasah dan
perekrutan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan hasil musyawarah, Menyediakan bahan
dan peralatan, sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan baik berasal dari desa itu
sendiri atau di luar desa sesuai dengan Panduan, Mengumumkan secara terbuka proses
usulan, penerimaan dan pengeluaran dana dan pelaksanaan kemajuan pekerjaan,
Memelihara bangunan sekolah bersama-sama dengan masyarakat. Dalam manajemen
rehabilitasi bangunan, pengambilan keputusan adalah salah satu faktor yang
sangat penting. Pengambilan keputusan ini diperlukan dalam setiap tahapan, baik
tahap perencanaan, perancangan, pelaksanaan maupun pada tahap pengontrolan.
Dengan semakin kompleknya masalah yang ada biasanya pengambilan keputusan
semakin rumit.36
Proses rehabilitasi meliputi beberapa persyaratan administrasi sebelum
adanya perbaikan gedung, proses tersebut dibagi dalam surat yang di serahkan
kepada pihak yang bersangkutan guna melengkapi proses sebelum pengadaan
rehabilitasi. Proses tersebut tercantum dalam arsip SD Bungamelur yang berisi
tanggal 28 Juni 1996 surat permohonan izin ke bagian pusat Goalpara, tanggal 3
Juli keluarnya surat edaran 17.A.111-180/VII/96 tentang balasan perihal
permohonan izin HGU, tanggal 6 Juli 1996 diserahkannya surat permohonan dari
BM 1, Tanggal 8 Juli 1996 penjelasan tentang surat 349/K/SD/96 keluaran SD
Bungamelur, tanggal 9 Juli 1996 dikeluarkannya surat permohonan izin sementara
350/SD.BM/VII/96, setelah proses surat dari P & K kemudian diserahkan surat
36
Engkus Kusnadi, Sistem Pendukung Keputusan Pemeliharaan
Bangunan Sekolah Negeri (Studi Kasus di Kecamatan Tigaraksa Kabupaten
Tangerang), Tesis, (Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011), hlm. 30
67
permohonan izin selanjutnya dengan nomer surat 17:A.111/190/VII/96 tertanggal
12 Juli 1996, kemudian tanggal 13 Juli 1996 diserahkan surat permohonan izin
HGU dan surat izin sementara dari Goalpara kepada SD BM dengan nomer surat
17: A.111/190/VII/96 dan 17 : A.111/192/VII/96. Setelah itu proses tanggal 15
Juli 1996 dikeluarkannya surat keterangan dari P&K nomer 642.2./355/Kal dan
proses terakhir pada tanggal 17 September 1996 adalah surat pemberitahuan
pelaksanaan rehabilitasi SD Bungamelur.37
Tahapan pertama adalah dengan keluarnya surat dari Perkebunan Goalpara
(tertanggal 3 Juli 1996) sebagai pemilik lahan yang akan digunakan sebagai
perluasan bangunan SD Bungamelur kepada pihak SD Bungamelur untuk
meminta penjelasan mengenai proses rehabilitasi bangunan SD Bungamelur,
dalam surat yang ditampilkan adalah total tanah yang akan digunakan 4500m2
(tanah perluasan meliputi luas 2.385m2).
38
Setelah adanya rehabilitasi bangunan SD Bungamelur akan dijadikan SD
percontohan bagi sekolah dasar yang lain, karena Bungamelur merupakan SD
yang memiliki fasilitas memadahi bagi pendidikan.39
Kemudian pada tanggal 8
Juli 1996 dikeluarkan surat balasan dari pihak SD Bungamelur kepada
Perkebunan Goalpara perihal rincian penggunaan lahan yang akan digunakan
dalam proses rehabilitasi, luas tersebut meliputi 2.385m2 yang digunakan untuk
bangunan SD serta halaman sekolah dan 2.115m2 yang digunakan untuk kegiatan
37
Arsip daftar isi SD Bungamelur, tentang surat masuk dan keluar, koleksi
PTPN VIII Goalpara, tahun 1996. 38
Arsip Perkebunan Goalpara kepada Sekolah Dasar Bungamelur tentang
proses rehabilitasi bangunan, koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1996. 39
Arsip SD Bungamelur tentang SD percontohan (tulis tangan), koleksi
PTPN VIII Goalpara, tahun 1996.
68
ekstrakurikuler.40
Jadi total tanah yang digunakan adalah sejumlah 4.500m2.
Proses rehabilitasi dibantu dengan keluarnya surat dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur yang berisikan
bantuan dana untuk rehabilitasi bangunan SD Bungamelur. Surat yang ditanda
tangani oleh kepala P dan K Kabupaten DT II Cianjur yaitu bapak Drs. H.
Sudradjat berisikan tentang pemberian bantuan dana sebesar Rp. 92.000.000,00
(Sembilan puluh juta rupiah) yang dipergunakan untuk perbaikan dan
penambahan bangunan SD Bungamelur.41
Pembangunan akan dilaksanakan oleh
CV. Sinar Abadi, proses pembangunan meliputi 2115 m2 untuk kemudian
dibnangun ruangan untuk kegiatan olah raga dan ekstrakurikuler.42
Adanya
bantuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Daerah
Tingkat II Cianjur menjadi proses awal rehabilitasi bangunan SD Bungamelur
dengan tujuan dapat meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan minat
belajar para siswa.
Pada tanggal 8 Juli 1996 sebelum keluarnya surat bantuan dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur,
pihak SD Bungamelur telah memberikan surat yang berisi tentang kejelasan status
tanah yang berada di lingkungan SD Bungamelur. Surat tersebut berisi tentang
40
Arsip surat Keluaran SD Bungamelur, perihal balasan penggunaan
lahan rehabilitasi kepada Perkebunan Goalpara, koleksi PTPN VIII Goalpara,
tahun 1996 41
Arsip Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten
Daerah Tingkat II Cianjur, koleksi PTPN VIII Goalpara tentang pemberian
bantuan dana oleh pemerintah tahun 1996. 42
Arsip Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten
Daerah Tingkat II Cianjur, koleksi PTPN VIII Goalpara tentang pemberian
bantuan dana oleh pemerintah tahun 1996.
69
permohonan kepada Perkebunan Bungamelur terkait rencana rehabilitasi
bangunan SD Bungamelur, hal ini dikarenakan proses rehabilitasi akan
menggunakan tanah dari Perkebunan Bungamelur seluas 2115m2 yang digunakan
untuk ruang olahraga dan ekstrakurikuler SD Bungamelur.43
Perizinan proses rehabilitasi pada tanggal 13 Juli 1996 dengan pihak
Goalpara yang setuju dengan adanya rehabilitasi penggunaan HGU di tanah
perkebunan Goalpara Afdeling Bungamelur. Surat dengan nomor 17: A. III-
192/VII/96 menjadi tanda bukti proses rehabilitasi bangunan SD Bungamelur
telah mendapatkan izin.44
Rehabilitasi yang dilakukan berfungsi meliputi
pembangunan gedung olah raga, halaman sekolah dan kebun sekolah yang
bertujuan untuk meningkatkan fungsi sarana prasarana bagi kemajuan pendidikan
siswa.
Pembangunan gedung olah raga bertujuan agar siswa tidak hanya
mendapatkan fasilitas akademik tetapi siswa juga mendapatkan fasilitas non
akademik yaitu bidang olahraga.45
Pembangunan fasilitas olahraga bertujuan
untuk meningkatkan minat beajar siswa karena selain memperoleh pendidikan,
siswa dapat meningkatkan potensi mereka melalui jalur olahraga. Kebun sekolah
dibangun bertujuan untuk menambah insfraktuktur yang ada, kebun sekolah
digunakan untuk tempat siswa bermain pada saat istirahat, hal ini hampir sama
43
Arsip dinas P dan K Daerag Tingkat II Cianjur, koleksi PTPN VII
Goalpara tentang perizinan penggunaan tanah perkebunan tahun 1996. 44
Arsip peminjaman HGU Perkebunan Goalpara, koleksi PTPN VIII
Goalpara. 45
Wawancara dengan Bapak Erwin Administratur PTPN VIII Goalpara
pada 15 November 2016, pukul 16.00 WIB.
70
dengan fungsi pembangunan halaman sekolah yang digunakan untuk bermain dan
melaksanakan upacara bendera.46
Gambar 12. Gambar SD Bungamelur
(sumber: foto koleksi pribadi)
46
Wawancara dengan Bapak Erwin Administratur PTPN VIII Goalpara
pada 15 November 2016, pukul 16.00 WIB.
71
Gambar 13. Rancangan rehabilitasi bangunan SD Bungamelur.
(Sumber: arsip AFD. Bungamelur, koleksi PTPN VIII Goalpara)
72
Rancangan denah rehabilitasi SD Bungamelur di atas merupakan sebuah
desain untuk meningkatkan sarana prasarana sekolah dasar sebagai peningkat
mutu pendidikan siswa. Pelaksanaan proses rehabilitasi dimulai pada tanggal 18
Juni 1996 dengan keluarnya surat pemberitahuan dari SD Bungamelur kepada
pihak perkebunan Goalpara dengan nomer surat 354/k-SD/1996 dan
pembangunan bagian awal akan meliputi pemugaran serta perataan tanah.47
Proses rehabilitasi SD Bungamelur selesai pada tanggal 10 September
199648
dengan selesainya pembangunan gedung olahraga, halaman dan kebun
sekolah. Proses rehabilitasi memakan waktu sekitar 3 bulan, selama proses
rehabilitasi siswa SD Bungamelur tidak diliburkan karena pembangunan tetap
dapat dilaksanakan walaupun terdapat siswa yang sekolah.49
Selesainya proses
rehabilitasi bertujuan agar siswa SD Bungamelur lebih berminat pada pendidikan
dan jumlah murid SD Bungamelur akan bertambah.50
47
Arsip Pemberitahuan pelaksanaan rehabilitasi, keluaran SD
Bungamelur, koleksi PTPN VIII Goalpara. 48
Wawancara dengan Bapak Erwin Administratur PTPN VIII Goalpara
pada 15 November 2016, pukul 16.00 WIB. 49
Wawancara dengan Bapak Erwin Administratur PTPN VIII Goalpara
pada 15 November 2016, pukul 16.00 WIB. 50
Wawancara dengan Bapak R.A.K Budi kepala perkebunan afd.
Bungamelur pada 15 November 2016, pukul 14.00 WIB.