bab iii tinjauan kasus a....
TRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, tanggal 19 Januari 2009 jam
15.00 WIB dengan cara observasi pasien dan catatan medis sehingga
didapatkan data sebagai berikut : Nama pasien adalah Ny.A dengan usia
36 tahun, jenis kelamin perempuan, nama kakak pasien adalah Tn.M
(40th), agama yang dianut pasien adalah sama dengan agama yang dianut
oleh kedua orang tua pasien yaitu agama Islam. Pasien bertempat tinggal
di Demak bersama kedua orang tua dan kakak kandungnya, pasien
menganut suku Jawa dan kebangsaan Indonesia serta bahasa yang
dimengerti Jawa Indonesia. No. RM pasien : 020290, pasien masuk
tanggal 17 Januari 2009 dengan diagnosa Skizofrenia Paranoid.
2. Riwayat keperawatan
a. Alasan masuk
Mengamuk, bingung.
b. Faktor predisposisi
Kurang lebih 10 tahun yang lalu klien pernah dirawat di Rumah Sakit
Jiwa Daerah dr. Amino Gondohutomo Semarang. Klien sering masuk
ke Rumah Sakit Jiwa sudah 6 kali ini dengan keluhan yang sama,
Pengobatan pertama kurang berhasil karena klien dibawa pulang oleh
pihak keluarganya atas permintaan klien, setelah pulang klien kontrol
dan minum obat secara teratur, akan tetapi klien sering marah dan
mengamuk.Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa seperti ini, kecuali klien. Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, pernah diceraikan oleh suaminya 7 tahun yang lalu,
klien terdapat keluhan fisik berupa muka sembab karena di pukul
adiknya.
c. Faktor presipitasi
Klien bertengkar dengan ibunya karena klien merasa cemburu tentang
kedekatan ibunya dengan ayah kandungnya, dengan keadaan seperti itu
klien merasa takut dan sering menyendiri di kamar, waktu luang klien
digunakan untuk melamun seta menyendiri dikamar.
d. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg RR : 22 x/menit
N : 76 x/menit S : 365 0 C
2) Keluhan fisik
Mata sembab dikarenakan dipukul adiknya.
3. Psikososial
a. Genogram
Ny. T
Keterangan :
Klien adalah anak perempuan, anak ke-3 dari 5 bersaudara. Klien
mempunyai 2 kakak perempuan, kakak yang ke-2 sudah meninggal.
Klien juga mempunyai adik perempuan. Klien tinggal serumah dengan
kedua orang tuanya dan adiknya. Hubungan klien dengan keluarga
baik, komunikasi terbuka, sebagai pengambil keputusan dalam
keluarga adalah ayah. Klien sangat dekat dengan kedua orangtuanya
: Laki-laki
: Klien
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal serumah
Ny.P
Tn. W
terutama ibu. Apabila klien mempunyai masalah selalu dibicarakan
dengan ibunya. Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa.
b. Konsep diri
1) Citra tubuh
Klien memakai kerudung, klien mempunyai anggota tubuh yang
lengkap dan utuh. Klien merasa puas dengan bagian tubuhnya.
2) Identitas
Klien seorang perempuan klien tahu dirinya. Klien sudah menikah
tetapi sudah bercerai, bertempat tinggal di Demak. Klien merasa
sedih setelah bercerai dengan suaminya.
3) Peran
Klien adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Klien berperan
sebagai anak dan kakak dari adiknya.
4) Ideal diri
Klien bercita – cita ingin berkerja menjadi orang sukses dan
berhasil. Setelah klien sembuh klien ingin memperdalam agama.
5) Harga diri
Klien mengatakan merasa minder dan malu dengan keadaannya
yang sakit jiwa dan klien juga kurang bisa bergaul dengan
temannya lebih banyak diam.
4. Hubungan sosial
Orang yang berarti bagi klien adalah keluarga dan orang tua, klien kurang
mengikuti kegiatan kelompok yang ada dalam masyarakat, klien orang
yang malu didalam lingkungannya, dan susah berhubungan dengan orang
lain dan sering diejek sama teman-temannya, klien beragama Islam dan
menjalankan ibadah sholat.
5. Status mental
a. Penampilan
Penampilan klien rapi, cara berpaiannya juga rapi, wajah tidak
kusut.klien mandi dan kramas atas kemauannya sendiri tampa disuruh
oleh perawat maupun orang lain.
b. Pembicaraan
Nada dan suara klien normal, tidak lambat juga tidak cepat, klien
mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dan jawabannya sesuai.
Klien bisa mengikuti topik pembicaraan tampa berusaha atau
mengalihkan pembicaraan.
c. Interaksi Selama Wawancara
Selama wawancara rerpon klien kooperatif mau menceritakan
masalahnya kepada perawat walaupun kontak mata sulit dipertahankan
selama berinteraksi.
d. Aktivitas motorik
Saat klien sedang menyendiri ekspresi wajah klien tegang, muka
memerah, dan tangan yang mengepal.
e. Alam perasaan
Klien tidak menunjukkan alam perasaan sedih atau gembira yang
berlebihan. Sikap klien wajar, klien menunjukkan muka senang saat
diajak bicara.
f. Afek
Afek yang sesuai dengan simulasi, klien bisa mengatakan sedih saat
tahu dia dibawa ke rumah sakit jiwa, klien juga merasa gembira atau
senang saat diajak ngobrol atau ditemani perawat.
g. Interaksi saat wawancara
Selama interaksi / wawancara klien kooperatif, ada kontak mata, klien
dapat menjawab pertanyaan dengan lancar.
h. Persepsi
Klien tidak mengalami gangguan persepsi halusinasi, saat ditanya
”Apakah Ny.A pernah melihat, mendengar, merasa, mencium suatu
yang Ny.A sendiri tidak tahu dari mana asalnya, bagaimana bentuknya,
dan biasanya muncul pada saat Ny.A sedang menyendiri atau
melamun?”. Klien menjawab “tidak mas, saya tidak pernah mendengar
suara-suara yang seperti itu dan saya tidak pernah mencium atau
merasa hal-hal aneh seperti itu”.
i. Isi pikir
Klien mengatakan jengkel dan marah bila ingat tentang masalah
perbedaan pendapat dengan keluarganya kemarin. Klien juga selalu
memikirkan apa yang terjadi pada dirinya dan mencoba
menghilangkan semua kejadian itu dari pikirannya.
j. Proses pikir
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir. Klien bisa menjawab
dengan cepat dan tepat pertanyaan yang diajukan perawat, klien
menjawab sesuai pertanyaan yang diberikan dan tidak berbelit-belit
dalam memberikan jawaban itu.
k. Tingkat kesadaran
Klien tidak mengalami disorientasi, terbukti dengan klien mampu
mengingat waktu tempat dan untuk mengingat perawat dan teman-
temannya.
l. Memori
Klien dapat mengingat semua kejadian, alasan dia dibawa ke Rumah
Sakit, kapan dia masuk dan siapa yang mengantarnya. Klien tidak
mengalami gangguan daya ingat, baik jangka panjang maupun jangka
pendek.
m. Tingkat konsentrasi
Klien mampu mengingat dan berkonsentrasi setiap kali diajukan
pertanyaan. Klien kooperatif dan kemampuan berhitung juga baik,
terbukti dengan klien mampu melakukan penambahan dan
pengurangan yang sederhana.
n. Kemampuan penilaian
Klien mampu membuat keputusan sederhana, bisa menentukan pilihan
yang baik saat diberi pertanyaan berupa pilihan.
o. Daya tarik diri
Klien menyadari saat ini dia sakit jiwa, dan tahu kenapa dia masuk
Rumah Sakit Jiwa. Klien ingin cepet sembuh dan pulang kerumah,
klien mau minum obat dan mematuhi anjuran perawat.
6. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan dan minum
Klien makan 3x sehari, klien menghabiskan 1 porsi makan yang
disediakan Rumah Sakit, klien dapat makan sendiri dengan
menggunakan sendok, klien makan bersama klien yang lain.
b. Eliminasi
Klien buang air besar dan buang air kecil dikamar mandi dan
sesudahnya klien membersihkan diri dan tempatnya.
c. Mandi
Klien mandir 2x sehari dan setiap kali mandi selalu kramas dengan
menggunakan shampo, klien selalu menjaga kebersihan pada tubuhnya
agar tidak bau badan.
d. Istirahat tidur
Klien tidur siang dari pukul 13.00 s/d 15.00 dan tidur malam dari
pukul 21.00 s/d 05.00 WIB, klien tidak mengalami gangguan tidur.
e. Berpakaian
Klien mampu mengganti pakaiannya sendiri, mengganti pakaiannya
setiap 1x sehari dan klien selalu menggunakan alas kaki.
f. Penggunaan obat
Klien selalu minum obat yang sering diberikan setelah makan, yaitu:
1) Clorpromazine 2 x 100 mg
2) Haloperidol 2 x 5 mg
3) Trihexyphenidile 2 x 2 mg
g. Mekanisme koping
Klien diruangan lebih banyak diam tetapi kadang-kadang mau
bersosialisasi dengan klien yang lain.
h. Aktivitas dalam ruangan
Klien mampu merapikan rumah sendiri menyapu, mengepel,
membersihkan ruangan dan mencui pakaian sendiri.
i. Aktivitas di luar rumah
Klien mengatakan bisa menggunakan kendaraan sendiri.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid
b. Therapy Obat
1) Clorpromazine 2 x 100 mg
2) Haloperidol 2 x 5 mg
3) Trihexyphenidile 2 x 2 mg
8. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa data
Hari / tgl Data Fokus Masalah keperawatan Selasa 20-01-2009
DS : - Klien mengatakan sering mengamuk, serta tidak puas bila tidak memecahkan barang-barang dan sering marah-marah tanpa sebab
- Klien mengatakan jengkel dengan ibunya dan marah bila ingat tentang masalah perbedaan pendapat dengan keluarganya
DO : - Klien tidak kooperatif - Pandangan tajam -Klien hanya menjawab pertanyaan dengan singkat
- Ekspresi muka tegang - Tangan mengepal - Suara keras
Perilaku kekerasan
20-01-2009 DS : - Klien mengatakan merasa minder dengan keadaan yang dialaminya saat ini
DO : - Klien keliatan sedih dan putus asa - Klien jarang mengobrol dengan teman - Klien terlihat bingung
Gangguan konsep diri harga diri rendah
b. Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan.
2. Harga Diri Rendah.
Core problem
d. Diagnosa Keperawatan
c. Pohon Masalah
2. Harga diri rendah
1. Perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan
Ganguan konsep diri Harga diri rendah
B. Rencana Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan Tgl No. DX
Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Intervensi TT
20/01/09 1 Perilaku kekerasan Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan 1. Klien dapat membina hubungan
saling percaya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada
perawat : a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata d) Bersedia menceritakan perasaan
1. Bina hubungan saling percaya
a) Beri salam setiap berinteraksi
b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi
c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
d) Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
e) Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien menunjukkan : Menceritakan penyebab perasaan jengkel / kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungnnya
2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya : a) Motivasi klien untuk
menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya
b) Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan pasien
3. Klien dapat mengidentifikasi
tanda-tanda perilaku kekerasan
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan : a) Tanda fisik : mata merah, tangan
mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain
b) Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar
c) Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan
3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya :
a) Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan terjadi
b) Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan
c) Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda-tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien menjelaskan : a) Jenis-jenis ekspresi kemarahan
yang selama ini telah dilakukannya
b) Perasaannya saat melakukan kekerasan
c) Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah
4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini : a) Motivasi klien menceritakan
jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya
b) Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi
c) Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi
5. Klien dapat mengidentifikasi
akibat perilaku kekerasan 5. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam klien menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya : a) Diri sendiri : luka, dijauhi teman,
dll b) Orang lain / keluarga : luka,
tersinggungu, ketakutan, dll c) Lingkungan : barang atau benda
rusak, dll
5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada : a) Diri sendiri b) Orang lain / keluarga c) Lingkungan
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan
6. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien : Menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah
6. Diskusikan dengan klien : a) Apakah klien mau
mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat
b) Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien
c) Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah : 1) Cara fisik : nafas dalam,
pukul bantal atau kasur, olah raga
2) Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain
3) Sosial : latihan asertif dengan orang lain
4) Spiritual : sembahyang / doa, zikir, meditasi, dan sesuai keyakinan agamanya masing-masing
7. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
7. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien dapat memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan : a) Fisik : nafas dalam, memukul
bantal / kasur b) Verbal : mengungkapkan perasaan
kesal / jengkel pada orang lain tanpa menyakiti
c) Spiritual : zikir / doa, meditasi sesuai agamanya
7.1 Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan
7.2 Latih klien memperagakan cara yang dipilih : a) Peragakan cara
melaksanakan cara yang dipilih
b) Jelaskan manfaat cara tersebut
c) Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan
d) Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna
7.3 Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah / jengkel
8. Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan
8. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam keluarga : a) Menjelaskan cara merawat klien
dengan perilaku kekerasan b) Mengungkapkan rasa puas dalam
merawat klien
8.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan
8.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan
8.3 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga
8.4 Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan)
8.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang
8.6 Beri pujian kepada keluarga
setelah peragaan 8.7 Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang dilatihkan
9. Klien menggunakan obat sesuai program yang ditetapkan
9.1 Setelah 2x24 jam klien dapat menjelaskan : a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama obat d) Bentuk dan warna obat e) Dosis yang diberikan kepadanya f) Waktu pemakaian g) Cara pemakaian h) Efek yang dirasakan
9.2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien menggunakan obat sesuai program
9.1 Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian tidak menggunakan obat
9.2 Jelaskan kepada klien : a) Jenis obat (nama, warna
dan bentuk obat) b) Dosis yang tepat untuk
klien c) Waktu pemakaian d) Cara pemakaian e) Efek yang dirasakan klien
9.3 Anjurkan klien : a) Minta dan menggunakan
obat tepat waktu b) Lapor ke perawat / dokter
jika mengalami efek yang tidak biasa
c) Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat
2 Gangguan konsep diri :
Harga diri rendah Klien memiliki konsep diri yang positif 1. Klien dapat membina hubungan
saling percaya
1. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam, klien menunjukkan : Klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya
dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik a) Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan kesukaan yang disukai klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan e) Jujur dan menepati janji
2. Klien dapat mengindentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat menyebutkan : a) Aspek positif dan kemampuan
yang dimiliki klien b) Aspek positif keluarga c) Aspek positif lingkungan klien
2.1 Diskusikan dengan klien tentang : a) Aspek positif yang dimiliki
klien, keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang dimiliki
klien 2.2 Bersama klien buat daftar
tentang : a) Aspek positif yang dimiliki
klien, keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang dimiliki
klien 2.3 Beri pujian yang realistis,
hindarkan memberi penilaian negatif
3. Klien dapat menilai kemampuan
yang dimiliki untuk dilaksanakan
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan
3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat membuat rencana kegiatan harian
4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien
a) Kegiatan mandiri b) Kegiatan dengan bantuan
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan
5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
5.3 Beri pujiasn atas usaha yang dilakukan klien
5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
6. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah
6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah
21/01/09 3 Resiko mencederai diri, Klien tidak mencederai diri, orang
orang lain dan lingkungan b/d perilaku kekerasan
lain dan lingkungan 1. Klien dapat membina hubungan
saling percaya
1.1 Klien mau membalas salam 1.2 Klien mau menjabat tangan 1.3 Klien tersenyum 1.4 Klien mau konta mata 1.5 Klien mau mengetahui nama
perawat
a. Beri salam / panggil nama b. Sebutkan nama perawat sambil
jabat tangan c. Jelaskan kontrak yang akan dibuat d. Beri rasa aman dan rasa empati
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
1.1 Klien mampu mengungkapkan perasaan
1.2 Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan marah
a. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
b. Bantu klien mengungkapkan peraaan marahnya
c.
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
1.1 Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah
1.2 Klien dapat menyimpulkan tanda dan
gejala marah yang dialami
a. Anjurkan klien untuk mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan saat marah
b. Anjurkan klien untuk mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan saat marah
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
1.1 Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
1.2 Klien dapat bermain peran dengan PK yang biasa dilakukan
a. Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien
b. Anjurkan pada klien untuk mengungkapkan PK yang biasa dilakukan
1.3 Klien dapat mengetahui cara yang biasa dilakukan untuk menyelesaikan masalah
d. Bantu klien bermain peran sesuatu dengan PK yang biasa dilakukan
e. Bicara dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalah selesai
f.
5. Klien dapat mengidentifikasi perilaku akibat PK
1.1 Klien dapat menjelaskan cara yang digunakan klien
1.2 Akibat pada diri akibat pada 1.3 Akibat pada orang lain 1.4 Akibat pada lingkungan
a. Bicarakan akibat dengan cara yang digunakan
b. Tanyakan pada klien apakah dia ingin mempelajari cara baru yang sehat
c.
6. Klien dapat mengidentifikasi cvara kontruktif dalam berespon terhadap kemarahan
1.1 Klien dapat menyebutkan pencegahan PK secara fisik
1.2 Tarik nafas dalam 1.3 Pukul kasur, bantal
a. Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
b. Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
i.
1.4 Kegiatan fisik 1.5 Klien sempat mendemonstrasikan
cara fisik untuk mencegah PK 1.6 Kegiatan fisik 1.7 Klien mempunyai jadwal untuk
melatih cara fisik yang telah dipelajari sebelumnya
1.8 Klien mengevaluasi kemampuannya dalam melakukan cara fisik sesuai jadwal yang telah disusun
c. Diskusikan 2 cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah PK yaitu tarik nafas dalam dan pukul kasur, bantal
d. Diskusikan cara melakukan tarik nafas dalam
e. Minta klien mengikuti contoh yang diberikan sebanyak-banyaknya
f. Beri reinforcement kemampuan klien, demonstrasikan contoh
g. Tanyakan perasaan klien setelah selesai
h. Anjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari saat ia marah
j. Diskusikan bersama klien tentang frekuensi latihan yang dilakukan sendiri oleh klien
k. Susun jadwal untuk melatih cara yang telah dipelajari
l. Klien mengevaluasi cara pelaksanaan latihan cara pencegahan PK yang dilakukan dengan mengisi jadwal kegiatan harian
m. Validasi kemampuan klien dalam melakukan latihan
n. Berikan reinforcement positif
o.
7. Klien dapat mendemonstrasikan
cara sosial untuk mencegah PK
Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK
a. Bantu klien memiliki cara yang paling tepat untuk klien
b. Bantu klien untuk mengidentifikasikan manfaat cara yang dipilih
c. Bantu klien untuk menstimulasi cara (role play)
d. Beri reinforcement positif atas kebersihan klien menstimulasi cara tersebut
e. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat marah
f.
8. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol PK
1.1 Keluarga klien dapat menyebutkan cara merawat klien yang berperilaku kekerasan
1.2 Mengungkapkan rasa puas dalam
merawat klien
a. Identifikasi kemampuan keluarga klien merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga terhadap klien
b. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien
c.
d. Jelaskan cara-cara merawat klien terkait dengan cara merawat klien dalam mengontrol PK dan mengenal PK
e. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi
f. Jelaskan cara-cara merawat klien terkait dengan cara merawat klien dalam mengontrol PK dan mengenal PK
g.
9. Klien dapat menggunakan obat
dengan benar
1.1 Klien dapat menyebutkan obat-obatan yang diminum dan kegunaannya (jenis waktu dosis manfaat)
1.2 Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan
a. Jelaskan jenis obat yang diminum klien pada klien dan keluarga
b. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat (nama, dosis, cara minum, waktu)
c. Anjurkan klien minta obat dan minum obat dan tepat waktu
d. Anjurkan klien lapor pada perawat atau dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan
e. Beri reinforcement positif jika klien minum obat
f.
C. Implementasi dan Evaluasi
Hari /
Tgl/Jam No. Dx
Implementasi Evaluasi TTD
Rabu 21/01/2009
09.00
1 BHSP : SP1P 1. Mengajak klien berkenalan 2. Menjelaskan tujuan interaksi 3. Membuat kontrak untuk interaksi 4. Menanyakan penyebab klien dibawa ke RSJ 5. Menanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi 6. Mendiskusikan dengan klien tentang penyebab
dan tanda gejala saat marah atau kesal muncul 7. Menanyakan kepada klien apa yang dilakukan
klien saat rasa marah / kesal muncul 8. Mendiskusikan kepada klien apa yang dilakukan
klien saat rasa marah / kesal muncul 9. Mendiskusikan dengan klien untuk mengontrol
marah dengan cara fisik 10. Membantu klien untuk mempraktekkan cara fisik
S : - Saya suka marah terutama bila ada yang
ngerasani dan mendengar keramaian - Merasa nyaman dengan nafas panjang O : - Kontak mata kurang - Klien kurang kooperatif - Klien mau melakukan atau mempraktekkan
latihan fisik (menarik nafas panjang A : Bina hubungan saling percaya - Klien dapat dan mau menceritakan penyebab
perasaan jengkel atau marah - Klien tidak memanfaatkan tentan tanda, gejala
dan akibat marah - Klien mau melakukan latihan fisik I - Klien tidak memanfaatkan tentan tanda, gejala
dan akibat marah P : P = Lanjutkan SP II P
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara control PK fisik II
(memukul bantal) 3. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal harian
K = Menganjurkan untuk latrihan nafas dalam
Kamis, 22/01/2009
09.00
2 SPIIP : 1. Menyapa klien dengan ramah 2. Menciptakan lingkungan yang terapeutik 3. Menyatakan keadaan klien 4. Mengingatkan klien untuk mengontrol marah
dengan cara fisik I (menarik nafas panjang 2-3x) dan mengajarkan latihan fisik II (dengan memukul bantal)
5. Membantu klien untuk mempraktekkan cara fisik II
6. Menganjurkan klien untuk membuat dan memasukkan dalam jadwal harian - Memberi pujian kepada klien, karena mau
mempraktekkan cara mengontrol marah yang dianjurkan
- Menanyakan kembali tentang gejala dan akibat marah
S : - Klien mengatakan perasaannya lebih baik - Klien mengatakan sudah melakukan latihan
menahan emosi dengan menarik nafas panjang - Klien mengatakan lebih nyaman dan agak bisa
mengendalikan emosi - Klien mau melakukan latihan ke-2 (memukul
bantal) O : - Kontak mata bisa dipertahankan - Intonasi bicara normal, tidak tinggi dan tidak
kasar - Klien mau dan mampu mempraktekkan latihan
yang dianjurkan A : Klien mampu dan dapat mendemonstrasikan cara
konstruktif untuk mengontrol marah (tarik nafas panjang dan memukul bantal)
P : P = Lanjutkan dengan SP III P 1. Memvalidasi dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara control PK secara verbal 3. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal harian K = Menganjurkan untuk latrihan pukul bantal dan masukan dalam ADL
Ulangi dengan latihan cara lain secara verbal dan lanjutkan SPIII P
Jum’at,
23/01/2009 3 SPIIIP
1. Menyapa klien dengan ramah 2. Menciptakan lingkungan nyaman 3. Menanyakan keadaan dan perasaan klien 4. Menanyakan pada klien untuk melakukan cara lain
mengontrol marah dengan verbal 5. Memberi pujian pada klien karena klien mau
mempraktekkan cara yang dianjurkan untuk mengontrol marah
S : Klien mengatakan lebih nyaman dengan cara ini karena dapat lebih bisa mengontrol marah
O : - Kontak mata bisa dipertahankan - Nada bicara tidak terlalu tinggi dan tidak kasar - Klien mau melakukan cara mengontrol marah A : Masalah teratasi P : P = Lanjutkan dengan SP IV P
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara control PK secara spiritual
(berdoa waktu sholat) 3. Membimbing pasien untuk 3x sehari latihan
kontrol marah K = Ulangi cara melakukan latihan lain sama dengan cara spiritual
- Kontrak dengan klien berikutnya - Lanjutkan SP IV P
Rabu, 28/01/2009
4 SP IV P 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara kontrol PK secara spiritual
(berdoa waktu sholat) 3. Membimbing pasien dalam jadwal harian
S : Saya ingat 3 cara mengontrol marah yaitu dengan nafas dalam, pukul bantal dan mengungkapkan marah dengan kata-kata baik. Saya belum mencoba latihan nafas dalam lagi, saya selalu sholat wajib dan saya juga mengaji
O : Kontakj mata cukup Ny.A mengatakan 4 cara mengontrol marah. Ny.A mengatakan dengan sholat lebih tenang A : SPIVP teratasi P : P = Lanjutkan SPIVP 1. Membalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Menjelaskan cara kontrol PK dengan minum
obat (prinsip benar minum obat) 3. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal harian K = Menganjurkan untuk terus beribadah untuk mencegah marah