bab iv analisis dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-1
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI UMUM
Dalam bagian bab 4 (empat) ini akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap
permasalahan yang telah dibahas pada bab 3 (tiga) di atas. Analisis akan
dilakukan pada bagian pemodelan untuk setiap jenisnya. Ada tiga model yang
akan dibahas disini, yaitu model struktur dengan tinggi struktur 10-10-10 lantai
yang saling berdekatan dan dipisahkan dengan jarak (initial gap) tertentu. Dari
model struktur ini akan dilihat pengaruh benturannya terhadap ketiga struktur itu
sendiri, dengan mengontrol initial gap maka akan dilihat pengaruh benturan
terhadap 3 (tiga) struktur yang berdekatan itu. Penyebab utama terjadinya
benturan tersebut adalah initial gap yang tidak memadai.
Model yang kedua adalah variasi tinggi struktur 5-10-5 lantai, pada model ini
secara logika sederhana akan dilihat bahwa deformasi yang terjadi pada struktur 5
lantai pada struktur yang pertama akan membesar kearah kiri karena bangunan
kedua yang tingginya 10 lantai akan menghalangi pergerakannya. Demikian pula
respons yang sama akan dialami struktur 5 lantai yang ketiga. Struktur 10 lantai
yang kedua sudah dapat dipastikan bahwa pada bagian 5 lantai di atasnya tidak
akan mengalami benturan, karena yang berbenturan hanya 5 lantai di bawahnya
saja. Sedangkan model yang ketiga adalah struktur dengan variasi 10-5-10 lantai,
struktur 5 lantai di tengah dimungkinkan akan mengalami benturan yang paling
besar dan tentu akan mengakibatkan tingkat kerusakan yang lebih besar
dibandingkan 2 struktur di sebelahnya.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-2
Hal ini dapat dilihat bahwa gaya bentur dari struktur 10 lantai di sebelahnya akan
sangat besar, karena massa yang besar. Sementara itu struktur 10 lantai tersebut
mungkin juga akan mengalami kerusakan hebat pada bagian yang mengalami
benturan, karena struktur 5 lantai menghambat pergerakannya.
Hal-hal semacam ini akan dilihat secara numerik melalui software Matlab 5.3
yang kami pakai dalam analisis ini, kita menyadari bahwa proses analisis dengan
menggunakan software memiliki keterbatasan dan tidak sepenuhnya sempurna.
Karena dalam prosesnya begitu banyak asumsi-asumsi dan penyederhanaan yang
dipakai sehingga hasil analisis yang dihasilkan juga tidak sempurna, tetapi bahwa
hasil analisis ini dapat dipertanggungjawabkan dan diaplikasikan dalam dunia
konstruksi nyata. Tanpa penyederhanaan di atas kertas maka akan ditemukan
sejumlah kesulitan dalam proses analisis yang akan dilakukan. Tetapi penggunaan
software seperti Matlab 5.3 akan sangat membantu perhitungan structural
engineering yang sangat kompleks ini.
Dengan Matlab akan dilakukan pemodelan numerik respons benturan tiga struktur
akibat beban gempa yang bekerja. Beban gempa ini akan menimbulkan respons
benturan pada tiga struktur yang berdekatan, dari parameter perpindahan struktur
dapat diketahui kapan struktur tersebut akan mengalami benturan. Apabila
perpindahannya besar maka benturannya juga akan besar. Apalagi adanya gaya
bentur (Fc) yang berupa perkalian antara kekakuan surface contact (k) dan
deformasi benturan (Dt) yang bekerja pada struktur yang saling berbenturan, besar
gaya ini bekerja secara langsung pada permukaan benturan dengan arah gaya yang
saling bertolak belakang.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-3
4.2 KONFIGURASI STRUKTUR YANG DIPAKAI
Pembahasan dalam bagian ini dikhususkan pada struktur bangunan dengan 3
(tiga) konfigurasi, yaitu antara lain :
Konfigurasi 1, dalam analisis program dinamiknya 1 (satu) konfigurasi terdiri dari
3 (tiga) struktur yang berdiri berdampingan satu dengan lainnya, masing-masing
struktur dipisahkan dengan jarak dilatasi (initial gap) tertentu, mulai dari initial
gap nol hingga tidak terjadi lagi benturan. Secara sederhana, penggunaan
konfigurasi 1 yang terdiri dari bangunan A (10 lantai), bangunan B (10 lantai) dan
bangunan C (10 lantai), adalah karena dari segi tinjauan denah bangunan yang
kurang baik (indah secara estetika) maka dilakukan pemisahan (dilatasi). Tetapi
yang paling penting dari pemisalan konfigurasi ini adalah kita akan melihat
pengaruh benturan pada struktur yang menimbulkan simpangan (displacement)
relatif antar lantai dan juga seberapa besar Faktor Amplifikasi Dinamik (FAD)
simpangannya dengan variabel initial gap yang diatur sedemikian rupa. Dari
simpangan relatif antar lantai, ketinggian kolom tertentu maka akan timbul gaya
dalam momen yang bekerja pada struktur, semakin besar simpangan relatifnya
maka momen lentur kolom yang terjadi akan semakin besar. Hal ini dapat
menimbulkan terjadinya kerusakan struktural.
Konfigurasi 2, pada konfigurasi ini digunakan 3 (tiga) struktur berdekatan yang
masing-masing bangunan A (5 lantai), bangunan B (10 lantai) dan bangunan C (5
lantai), berbeda halnya dengan konfigurasi 1, pemilihannya didasarkan pada aspek
estetika (keindahan) dari segi desain arsitekturalnya dan biasanya konfigurasi
bangunan seperti ini dimiliki oleh 1 (satu) pemilik dalam 1 (satu) kawasan super
block. Untuk konfigurasi ini ada sedikit perbedaan yaitu apabila bangunan A
berbenturan dengan bangunan B maka bangunan B yang terdiri dari 10 lantai,
pada 5 lantai bagian atasnya tidak akan mengalami benturan, sebaliknya yang
akan berbenturan adalah 5 lantai pada bangunan A dan 5 lantai pada bangunan B.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-4
Dan secara sekilas (visual) maka akan dilihat bahwa pergerakan (respons
simpangan) pada bangunan A dan bangunan C akan terhalang karena bangunan B
(10 lantai) berada diantara kedua struktur ini.
Konfigurasi 3, sama halnya dengan konfigurasi 2, tetapi susunannya saling
terbalik. Bangunan A (10 lantai), bangunan B (5 lantai) dan bangunan C (10
lantai), pada saat mengalami benturan maka bangunan B terdesak dari 2 struktur
disebelahnya. Pada setiap bangunan yang saling berbenturan akan timbul gaya
bentur (Fc) dan gaya ini akan bekerja pada struktur yang berbenturan dengan arah
saling berlawanan. Karena yang mengalami benturan dari struktur 10 lantai hanya
5 lantai bagian bawah saja maka 5 lantai di atasnya tidak mengalami benturan,
tetapi massa strukturnya menjadi beban bagi struktur itu sendiri pada saat
benturan terjadi. Akibat benturan ini, akan timbul gaya yang besar dan sangat
mungkin akan menambah tingkat kerusakan struktur.
(a) (b) (c)
Gambar 4.1 Tiga konfigurasi struktur yang dipakai dalam pemodelan benturan
(a) Konfigurasi 1 bangunan A, B dan C masing-masing 10 lantai.
(b) Konfigurasi 2 bangunan A (5 lantai), B (10 lantai) dan C (5 lantai).
(c) Konfigurasi 3 bangunan A (10 lantai), B (5 lantai) dan C (10 lantai).
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-5
4.3 PEMROGRAMAN RESPONS BENTURAN
Untuk mempermudah perhitungan dalam menyelesaikan permasalahan dinamik
maka dipakai bantuan sofware Matlab 5.3. Metode integrasi numeriknya adalah
metode Runga-Kutta. Adapun diagram alir yang dilakukan oleh program Matlab
dalam melakukan perhitungan seperti pada Gambar 4.2. Secara garis besar ada 5
(lima) tahapan yang dilakukan oleh program untuk mendapatkan respons
perpindahan relatif struktur tanpa benturan. Adapun tahapan tersebut adalah :
a. Baca Data Parameter Dinamik Struktur
Pada tahapan ini program membaca setiap data parameter struktur yang menjadi
input. Parameter dinamiknya adalah massa dan kekakuan.
b. Perhitungan Frekuensi Natural dan Periode Struktur
Setelah massa dan kekakuan dibaca oleh program maka akan ditentukan frekuensi
natural, dari data ini dapat ditentukan periode masing-masing struktur.
c. Perhitungan Parameter Integrasi
Dalam hal ini yang menjadi parameternya adalah perpindahan awal, kecepatan
awal, percepatan awal.
d. Perhitungan Perpindahan Relatif
Perpindahan struktur inilah yang akan dipakai dalam analisis benturan. Data
kecepatan dan percepatan tidak diikutkan dalam analisis. Karena yang
menggambarkan pergerakan struktur biasanya dinyatakan dengan
perpindahannya.
e. Plot Grafik
Plot ini menunjukkan respons simpangan relatif terhadap pondasi. Dari data-data
perpindahan ini dapat dikembangkan untuk program-program selanjutnya.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-6
Gambar 4.2 Diagram Alir Progran tanpa Benturan
Pada saat melakukan perhitungan dan analisis dengan program maka digunakan
simbol-simbol dan notasi untuk menghemat penulisan program. Dalam sebuah
program, dalam hal ini yang dipakai adalah Matlab 5.3 akan digunakan sejumlah
ketetapan notasi dalam proses inputnya, seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.1 di
bawah ini :
Mulai
Baca data Parameter Dinamik Struktur
Perhitungan Frekuensi Natural dan Periode Struktur
Menentukan Parameter Integrasi
Perhitungan Perpindahan Relatif terhadap pondasi
Data gempa
Plot(waktu,perpindahan)
Selesai
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-7
Tabel 4.1 Simbol untuk Subroutine Program Matlab 5.3
Selain notasi, yang digunakan untuk memudahkan pembacaan dan input program
ada juga ketetapan (perintah) yang harus dipatuhi dalam menggunakan program
ini yaitu antara lain :
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-8
Tabel 4.2 Perintah Matlab 5.3
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-9
Gambar 4.3 Diagram Alir Program dengan Benturan
Mulai
Baca data Karakteristik Struktur A, B, C
Baca Data Gempa pada waktu ti
Proses Perhitungan Perpindahan Relatif Struktur A, B, C dengan benturan pada saat ti dengan gaya bentur awal = 0
Metode integrasinya adalah Runga-Kutta Data gempa
Pengecekan Benturan pada waktu ti
NO YES
Proses Penyimpanan Data Perpindahan Masing-
masing Gedung
Penyimpanan Data Benturan untuk Perhitungan
Perpindahan Gedung Menuju Proses ti+1
Akhir iterasi ??
NO YES
STOP
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-10
Gambar 4.4 Proses subroutine program dengan benturan
4.4 KONFIGURASI 1 : TIGA STRUKTUR 10-10-10 LANTAI
Pada bagian konfigurasi 1 ini akan diperlihatkan bagaimana pengaruh benturan
ketiga strukturnya, dalam analisisnya massa dianggap sebagai massa terpusat
(lumped mass) dan kekakuan kolomnya perlantai serta struktur dianggap
berperilaku seperti bangunan penahan geser (shear building) tingkat banyak.
Bangunan penahan geser dapat didefenisikan sebagai struktur dimana tidak terjadi
rotasi pada penampang horizontal bidang lantainya. Mengingat hal ini, bangunan
yang melentur mempunyai kondisi yang mirip dengan balok kantilever yang
melentur akibat gaya geser, karena itu disebut bangunan penahan geser. Untuk
mencapai keadaan tersebut pada bangunan, harus dianggap bahwa :
ti-1 ti ti+1 ti+2
δ>0 δ<0 δ=b1
h=0.01
h=0.01 h=0.01
ti+3 ti+3
F=kb1
δ<0 δ=b2
F=kb2
δ>0
F=kb3
δ<0 δ=b3
k1 k2
Kekiv =21
21
kkkk+
Apabila δ>0 maka tidak terjadi benturan, subroutine kembali ke langkah biasa.
ki = kekakuan aksial permukaan lantai (bidang kontak) bangunan ke-i
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-11
a. Massa total dari struktur terpusat pada bidang lantai.
b. Balok pada lantai, kaku tak hingga dibandingkan dengan kolom.
c. Deformasi dari struktur tak dipengaruhi gaya aksial yang terjadi pada kolom.
Anggapan pertama mentransformasikan struktur dengan derajat kebebasan tak
hingga (akibat massa yang terbagi pada struktur) menjadi struktur dengan hanya
beberapa derajat kebebasan sesuai massa yang terkumpul pada bidang lantai.
4.4.1 Respons Perpindahan tanpa VS dengan Benturan
Metode yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan dinamik dipakai
integrasi numerik Runga-Kutta, dengan metode ini akan dilakukan perhitungan
Step By Step Integration (SBSI) dengan data waktu dan data percepatan gempanya
untuk setiap selang waktu 0.01 s. Data time history untuk jenis gempa El-Centro
ini sebenarnya memiliki selang waktu 0.02 s, tetapi dengan tujuan untuk
memperkecil tingkat kesalahan (galat) running program pada saat terjadinya
benturan maka interval waktu ini dimodifikasi menjadi 0.01 s dan data
percepatannya juga diubah dengan cara interpolasi linear. Percepatan puncak
batuan dasar untuk beban El-Centro modifikasi adalah 0.20 g (Wilayah Gempa 4).
Dengan g adalah percepatan gravitasi bumi yang dinyatakan dalam satuan meter
persekon kuadrat (m/s2).
Data gempa yang dipakai untuk analisis ini hanya sampai waktu 10 s saja, hal
inipun bertujuan untuk melihat respons benturan secara lebih jelas pada setiap
waktunya. Selain itu, dapat dirasakan bahwa waktu 10 s ini dianggap sudah cukup
lama untuk jenis gempa secara umum.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-12
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F TE
RH
AD
AP
PO
ND
AS
I (cm
)
SIMPANGAN RELATIF TERHADAP PONDASI BANGUNAN A LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 10-10-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.1 Respons simpangan struktur tanpa benturan VS dengan benturan
untuk konfigurasi 1 pada lantai 5 bangunan A
Berdasarkan Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa untuk konfigurasi 1, simpangan relatif
terhadap pondasi tanpa benturan VS dengan benturan terlihat tidak banyak
perbedaan, hal ini disebabkan karena parameter dinamik bangunan yang relatif
sama dimana bangunan A, B, dan C memiliki kekakuan yang sama dan massa A
dan C sama tetapi B berbeda sedikit lebih besar massanya.
Respons simpangan tanpa benturan VS dengan benturan secara visual dapat
dilihat bahwa tanpa benturan respons simpangannya smooth (halus), tetapi
dengan benturan respons simpangannya berbalik arah (tidak diferensiabel).
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-13
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-15
-10
-5
0
5
10
15
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F TE
RH
AD
AP
PO
ND
AS
I(cm
)
SIMPANGAN RELATIF TERHADAP PONDASI BANGUNAN A TANPA BENTURAN
LANTAI 1 LANTAI 2 LANTAI 3 LANTAI 4 LANTAI 5 LANTAI 6 LANTAI 7 LANTAI 8 LANTAI 9 LANTAI 10 SISTEM 10-10-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.2 Respons simpangan relatif maksimum terhadap pondasi struktur tanpa
benturan Bangunan A
Berdasarkan Applied Technology Council (ATC) 40–USA, simpangan maksimum
atap (tanpa benturan) untuk respons elastis dibatasi tidak boleh melebihi 1 persen
tinggi bangunan. Untuk bangunan 10 lantai maksimum deformasi atapnya (roof
drift) sebesar 40 cm dan bangunan 5 lantai maksimum 20 cm. Dalam studi ini
tinggi setiap lantai diambil 4.0 meter, berdasarkan analisis tanpa benturan
didapatkan bahwa simpangan maksimum atap relatif terhadap pondasi dari ketiga
bangunan A, B, C pada konfigurasi 1 sebesar 15 cm. Jadi, bangunan tanpa
benturan ini memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh ATC 40.
Secara visual dapat dilihat bahwa respons simpangan untuk bangunan tanpa
benturan sangat natural, artinya respons tersebut tidak berbalik arah
(diferensiabel) berbeda halnya dengan yang ditunjukkan oleh respons simpangan
dengan benturan.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-14
Karakteristik untuk konfigurasi 1, seperti massa perlantai dan kekakuan kolom
dapat diperlihatkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Input data pada program untuk konfigurasi 1 (10-10-10 lantai)
4.4.2 Deformasi Zona Kontak
Pada saat struktur yang berdampingan dengan initial gap nol, apabila dikenakan
eksitasi gaya gempa maka akan terjadi benturan. Masing-masing struktur akan
mengalami simpangan sebesar x1 dan x2. Besarnya deformasi zona kontak (Dt)
merupakan selisih antara simpangan relatif bangunan B terhadap A.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-15
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
WAKTU (s)
JAR
AK
(mm
)
JARAK LANTAI KE-5 ANTARA BANGUNAN A DAN BANGUNAN B VS WAKTU
JARAK GAP = 0 cm SISTEM 10-10-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.3 Jarak benturan (Dt) antara bangunan A dan B untuk konfigurasi 1 pada
lantai 5
Dari Grafik 4.3 di atas dapat dilihat bahwa jarak benturan yang negatif (gap atau
Dt) dari lantai 5 antara bangunan A dan B menunjukkan terjadinya benturan.
Untuk initial gap nol, terlihat bahwa nilai Dt negatif maksimum sebesar 0.90 mm
dan Dt positif maksimum sebesar 3.60 mm. Dt negatif yang sangat kecil ini
menunjukkan bahwa benturan yang terjadi antara bangunan A dan B juga kecil
yang menyebabkan perubahan simpangan relatif lantai 5 terhadap pondasi
bangunan A tanpa dan dengan benturan tidak berbeda jauh.
Selain itu, dari Grafik 4.3 terlihat bahwa untuk initial gap nol benturan sering
terjadi dengan durasi benturan sangat kecil, akan tetapi dengan frekuensi (jumlah)
benturan yang besar dan gaya bentur yang kecil.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-16
4.4.3 Simpangan Relatif Antar Lantai
Apabila program benturan sudah benar, langkah selanjutnya adalah melihat
respons simpangan relatif antar lantai pada bangunan yang mengalami benturan.
Simpangan relatif antar lantai inilah yang menggambarkan tingkat kerusakan pada
struktur, karena dengan tinggi kolom tertentu dan simpangan yang terjadi maka
akan timbul momen yang langsung bekerja pada struktur tersebut.
Simpangan relatif antar lantai akan menjadi perhatian seorang engineer karena
simpangan tersebut menunjukkan seberapa besar tingkat kerusakan struktur.
Dengan simpangan relatif antar lantai (δ) dan tinggi kolom yang ditinjau (H) akan
bekerja tambahan momen sebesar δ3
12H
EI , nilai δ tersebut harus dibatasi agar
deformasi lateral tidak terlalu besar (masih dalam batasan analisis elastis).
Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan struktur gedung, dalam segala
hal simpangan antar lantai yang dihitung dari simpangan struktur gedung tidak
boleh melampaui R03.0 kali tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm,
bergantung yang mana yang nilainya terkecil. R adalah faktor reduksi gempa
struktur gedung tersebut (R = 1.60 untuk struktur gedung yang berperilaku elastik
penuh).
δ = 4006.103.0
× = 7.5 cm atau δ = 3.0 cm, jadi batasan δ diambil < 3.0 cm.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-17
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F A
NTA
R L
AN
TAI (
cm)
SIMPANGAN RELATIF ANTAR LANTAI BANGUNAN A LANTAI KE-10
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 10-10-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.4 Simpangan relatif maksimum antar lantai tanpa VS dengan benturan
bangunan A lantai 10
Dari grafik di atas diperoleh bahwa simpangan relatif antar lantai maksimum
sebesar ± 3.0 cm, hal ini sesuai dengan batasan code yang membatasi simpangan
relatif maksimum antar lantai maksimum lebih kecil dari 3.0 cm.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-18
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F A
NTA
R L
AN
TAI (
cm)
SIMPANGAN RELATIF ANTAR LANTAI BANGUNAN A LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 5 cm SISTEM 10-10-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.5 Simpangan relatif antar lantai tanpa VS dengan benturan bangunan A
lantai 5
Berdasarkan grafik di atas, simpangan maksimum relatif antar lantai sebesar 2 cm
yang sesuai dengan code (SNI 03-1726-2002).
4.4.4 Impuls (impact) Maksimum Akibat Benturan
Selain dapat melihat simpangan relatif antar lantai kita juga dapat melihat impuls
dari struktur yang berbenturan, impuls ini merupakan luasan daerah yang
diperoleh dari plot gaya bentur (Fc) dengan waktu. Impuls maksimum dalam satu
konfigurasi yang terdiri dari 3 (tiga) struktur dengan initial gap yang divariasikan
mulai dari nol sampai ketiga struktur tidak saling berbenturan (berespons bebas).
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-19
IMPULS MAXIMUM VS GAP
0100200300400500600700800900
1000
0 5 10 15 20 25
GAP (cm)
IMPU
LS (k
g.s)
Grafik 4.6 Impuls (impact) maksimum akibat benturan pada konfigurasi 1
Untuk nilai initial gap yang bergerak dari nol menyebabkan impuls yang
meningkat, tetapi pada initial gap tertentu impuls berkurang hingga pada initial
gap 24 cm impuls nol yang berarti masing-masing struktur sudah berespons bebas
(struktur terbebas dari benturan).
4.4.5 Frekuensi Benturan Total
FREKUENSI BENTURAN TOTAL VS GAP
0
200
400
600
800
1000
1200
0 5 10 15 20 25
GAP (cm)
FRE
KU
EN
SI B
ENTU
RA
N
TOTA
L
Grafik 4.7 Frekuensi benturan total konfigurasi 1 untuk initial gap 0-25 cm
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-20
Berdasarkan grafik di atas, untuk initial gap nol (tiga bangunan berdiri rapat)
sering terjadi benturan sebanyak 998 benturan. Frekuensi benturan semakin
berkurang dengan bertambahnya initial gap, mulai initial gap 24 cm sudah tidak
terjadi lagi frekuensi benturan.
4.4.6 Durasi Maksimum Benturan
DURASI MAKSIMUM BENTURAN VS GAP
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0 5 10 15 20 25
GAP (cm)
DU
RA
SI M
AK
SIM
UM
B
ENTU
RA
N (s
)
Grafik 4.8 Durasi maksimum akibat benturan konfigurasi 1 untuk
initial gap 0-25 cm
Grafik di atas menggambarkan hubungan antara durasi maksimum pada saat tiga
struktur saling berbenturan. Dapat dilihat pada initial gap nol durasi maksimum
benturan paling lama sebesar 0.11 detik. Semakin besar initial gap semakin
berkurang durasi benturan, tetapi pada initial gap 2 dan 4 cm naik lagi menjadi
0.03 detik kemudian mulai 5 sampai 22 cm durasi konstan dan kemudian menurun
pada initial gap 23 cm dan pada initial gap 24 cm menjadi nol karena tidak terjadi
lagi benturan.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-21
4.4.7 Gaya Bentur Maksimum
GAYA BENTUR MAKSIMUM VS GAP
0102030405060708090
100
0 5 10 15 20 25
GAP (cm)
GA
YA B
ENTU
R M
AK
SIM
UM
(ton)
Grafik 4.9 Gaya bentur maksimum akibat benturan konfigurasi 1 untuk
initial gap 0-25 cm
Untuk initial gap nol gaya bentur maksimum terlihat paling kecil, sebaliknya
untuk initial gap yang mulai meningkat hingga pada initial gap 20 cm, gaya
bentur maksimumnya menurun hingga pada initial gap 24 cm menjadi nol.
4.4.8 Faktor Amplifikasi Dinamik
Dalam bagian terakhir, kita juga akan melihat plot antara Faktor Amplifikasi
Dinamik (FAD) maksimum dengan jarak antar dua bangunan (initial gap) yang
dimulai dari nol sampai bangunan berespons bebas. FAD ini merupakan gambaran
struktur yang mengalami benturan, besarnya FAD ini bila dibandingkan dengan
bangunan tanpa benturan maka akan ada suatu nilai faktor tertentu, yang dikenal
dengan FAD. Jadi, apabila ingin merencanakan bangunan tahan terhadap benturan
maka FAD ini harus diperhitungkan dalam analisisnya. Hal ini dapat dilihat dalam
Grafik 4.10 di bawah ini.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-22
Faktor Amplifikasi Dinamik (FAD) didefenisikan sebagai perbandingan antara
simpangan relatif maksimum dengan benturan terhadap simpangan relatif
maksimum tanpa benturan.
Untuk menggambarkan FAD ini perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini :
a. Mengumpulkan data dari program benturan yang sudah benar, khususnya data
dari program tanpa benturan.
b. Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah mencari simpangan relatif
maksimum dari setiap lantai dari bangunan dalam 1 (satu) konfigurasi dan
data ini didapatkan dengan membuat initial gap 0 – 25 cm.
c. Dari setiap konfigurasi diambil satu nilai maksimum saja lalu diplot untuk gap
0 – 25 cm atau lebih besar dari 25 cm.
d. FAD merupakan perbandingan simpangan relatif antar lantai maksimum
dengan benturan terhadap simpangan relatif antar lantai maksimum tanpa
benturan.
e. Besarnya FAD inilah yang penting untuk diketahui dan akan dipakai dalam
perencanaan bangunan tahan terhadap benturan.
FAD MAXIMUM VS GAP
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
0 5 10 15 20 25
GAP (cm)
FAD
Grafik 4.10 Faktor amplifikasi dinamik maksimum akibat benturan konfigurasi 1
untuk initial gap 0-25 cm
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-23
Berdasarkan grafik di atas, diporoleh initial gap 24 cm benturan tidak terjadi lagi.
Apabila initial gap tersebut dibagikan dengan jumlah lantai maka akan diperoleh
initial gap antar lantai dari tiga bangunan agar tidak terjadi benturan.
Perhitungannya dapat dilihat di bawah ini :
Initial gap antar lantai = 1024 = 2,40 cm. Dengan initial gap antar lantai inilah dua
bangunan pada konfigurasi 1 (satu) dapat dipisahkan agar tidak terjadi benturan
sama sekali.
Berdasarkan Grafik 4.10 besarnya FAD maksimum adalah 1,29 yang terjadi pada
initial gap 17 cm.
4.5 KONFIGURASI 2 : TIGA STRUKTUR 5-10-5 LANTAI
Dalam menganalisis konfigurasi kedua ini yang merupakan susunan tiga struktur
A (5 lantai), B (10 lantai) dan C (5 lantai), kita akan melihat bagaimana respons
benturan pada bangunan A (5 lantai) dengan B (5 lantai bagian bawah) dan
bangunan C (5 lantai), 5 lantai bagian atas pada bangunan B tidak akan
mengalami benturan. Bangunan A dan C dalam pergerakannya akan terhalang
oleh bangunan B karena bangunan B berada di antara keduanya.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-24
4.5.1 Respons Perpindahan tanpa VS dengan Benturan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F TE
RH
AD
AP
PO
ND
AS
I (cm
)SIMPANGAN RELATIF TERHADAP PONDASI BANGUNAN A LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 5-10-5 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.11 Simpangan relatif terhadap pondasi tanpa VS dengan
benturan bangunan A lantai 5
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa respons simpangan relatif terhadap
pondasi pada bangunan A lebih besar ke arah negatif atau menyimpang ke arah
kiri terhadap bangunan B. Hal ini disebabkan karena pergerakan bangunan A pada
saat terjadi benturan terhalang oleh bangunan B yang berada di sebelahnya.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-25
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F TE
RH
AD
AP
PO
ND
AS
I(cm
)
SIMPANGAN RELATIF TERHADAP PONDASI BANGUNAN B LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 5-10-5 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.12 Simpangan relatif terhadap pondasi tanpa VS dengan benturan
bangunan B lantai 5
Secara visual dapat dilihat bahwa respons simpangan relatif terhadap pondasi
pada bangunan B dengan benturan mengecil, hal ini diakibatkan oleh
pergerakannya yang terhalang oleh bangunan A dan C disamping kiri dan kanan
bangunan tersebut.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-26
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F TE
RH
AD
AP
PO
ND
AS
I(cm
)
SIMPANGAN RELATIF TERHADAP PONDASI BANGUNAN C LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 5-10-5 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.13 Simpangan relatif terhadap pondasi tanpa VS dengan benturan
bangunan C lantai 5
Berbeda halnya dengan bangunan A, pergerakan bangunan C terhalang oleh
bangunan B yang berada di sebelah kiri bangunan tersebut. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan respons simpangan relatif terhadap pondasi yang cenderung
bergerak ke arah positif (ke arah kanan bangunan tersebut).
Berdasarkan grafik di atas, simpangan relatif dengan benturan ke arah negatif
maksimum sebesar 2.0 cm, sebaliknya simpangan relatif ke arah positif
maksimum sebesar 4.6 cm. Berdasarkan kedua nilai maksimum ini, sudah dapat
dipastikan bahwa pergerakan bangunan C ke arah kiri terhalang oleh bangunan B,
yang mengakibatkan pergerakan bangunan C bergerak bebas ke arah kanan.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-27
Karakteristik untuk konfigurasi 2, seperti massa perlantai dan kekakuan kolom
dapat diperlihatkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Input data pada program untuk konfigurasi 2 (5-10-5 lantai)
4.5.2 Deformasi Zona Kontak
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
WAKTU (s)
JAR
AK
(mm
)
JARAK LANTAI KE-5 ANTARA BANGUNAN A DAN BANGUNAN B VS WAKTU
JARAK GAP = 0 cm SISTEM 5-10-5 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.14 Jarak benturan (Dt) antara bangunan A dan B untuk konfigurasi 1
pada lantai 5
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-28
Dengan melihat grafik di atas, jarak benturan (Dt) negatif menunjukkan adanya
benturan. Benturan paling maksimum terjadi sekitar ± 6.2 s dengan lumped mass
bangunan A seolah-olah masuk ke dalam bangunan B sedalam 12 mm. Hal ini
menyebabkan gaya bentur (tumbukan) menjadi sangat besar apabila zona
kontaknya yang dimodelkan sebagai kekakuan elastik yang sangat rigid. Sebagai
contohnya material beton atau baja. Dengan material ini akan menimbulkan
perilaku gaya bentur yang sangat besar tetapi terjadi dalam waktu yang sangat
singkat.
4.5.3 Simpangan Relatif Antar Lantai
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F A
NTA
R L
AN
TAI (
cm)
SIMPANGAN RELATIF ANTAR LANTAI BANGUNAN A LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 5-10-5 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.15 Simpangan relatif antar lantai tanpa VS dengan benturan bangunan
A lantai 5
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari grafik di atas, seorang engineer akan
mempunyai gambaran seberapa besar gaya dalam momen yang akan bekerja pada
struktur tersebut. Sebagai contoh, simpangan maksimum relatif antar lantai 1.70
cm dengan tinggi antar tingkat 4.0 m, maka dapat diperkirakan gaya yang akan
bekerja pada struktur tersebut. Dengan demikian, seorang engineer akan mampu
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-29
mendesain struktur agar memiliki respons simpangan struktur yang tidak
mengakibatkan kerusakan struktur apalagi sampai membahayakan pengguna
bangunan tersebut.
Secara umum, di dalam peraturan SNI atau peraturan-peraturan lainnya sudah
ditetapkan batasan maksimum simpangan relatif antar lantai yang sesuai dengan
desain safety.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F A
NTA
R L
AN
TAI (
cm)
SIMPANGAN RELATIF ANTAR LANTAI BANGUNAN B LANTAI KE-5TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 5-10-5 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.16 Simpangan relatif antar lantai tanpa VS dengan benturan
bangunan B lantai 5
Bila dibandingkan dari grafik di atas, respons simpangan relatif antar lantai tanpa
VS dengan benturan terlihat bahwa respons dengan benturan mengecil, hal ini
disebabkan karena adanya penghalang bangunan A dan C. Sebaliknya respons
simpangan tanpa benturan terlihat lebih besar, karena bangunan A, B dan C
berespons secara bebas.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-30
Untuk memperkecil respons simpangan relatif antar lantai, adalah dengan cara
memperbesar kekakuan kolom secara keseluruhan.
4.5.4 Impuls (impact) Maksimum Akibat Benturan
IMPULS MAKSIMUM VS GAP
0200400600800
100012001400160018002000
0 5 10 15
GAP (cm)
IMPU
LS (k
g.s)
Grafik 4.17 Impuls (impact) maksimum akibat benturan pada konfigurasi 2
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa pada initial gap nol terjadi impuls
paling maksimum, kemudian dengan initial gap yang membesar sampai ± 4 cm
gaya impulsnya akan turun. Akan tetapi, untuk initial gap yang mulai meningkat
dari 4 cm impuls maksimum akan naik kembali sampai pada initial gap 8 cm.
Pada akhirnya impuls maksimum akan menurun sampai tidak terjadi lagi gaya
benturan.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa untuk initial gap nol pada bangunan B yang
walaupun memiliki massa yang besar akan tetapi gaya benturnya tidak terlalu
besar. Dapat terlihat bahwa impuls paling maksimum terjadi pada initial gap nol
dengan durasi bentur yang paling besar, hal ini yang menimbulkan impuls
maksimum menjadi besar.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-31
4.5.5 Frekuensi Benturan Total
FREKUENSI BENTURAN TOTAL VS GAP
0
100
200
300
400
500
600
700
800
0 5 10 15
GAP (cm)
FREK
UEN
SI B
ENTU
RA
N T
OTA
L
Grafik 4.18 Frekuensi benturan total konfigurasi 2 untuk
initial gap 0-15 cm
Secara visualisasi grafik di atas, dapat dikatakan bahwa frekuensi (jumlah)
benturan total maksimum terjadi pada initial gap nol. Penyebab terjadinya
frekuensi benturan maksimum adalah gaya bentur yang terjadi dengan initial gap
paling minimum.
Grafik 4.18 merupakan plot antara frekuensi total sebagai fungsi initial gap.
Frekuensi ini dihitung dari jumlah benturan yang terjadi pada permukaan kontak
yang saling berbenturan, kemudian akan dijumlahkan keseluruhan maka diperoleh
jumlah benturan total yang divariasikan mulai dari initial gap nol sampai ketiga
bangunan tidak berbenturan lagi.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-32
4.5.6 Durasi Maksimum Benturan
DURASI MAKSIMUM BENTURAN VS GAP
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0.16
0.18
0.20
0 5 10 15
GAP (cm)
DU
RA
SI M
AK
SIM
UM
BEN
TUR
AN
(s)
Grafik 4.19 Durasi maksimum akibat benturan konfigurasi 2 untuk
initial gap 0-15 cm
Grafik di atas menggambarkan hubungan antara durasi maksimum pada saat
terjadi benturan sebagai fungsi initial gap. Nilai durasi maksimum ini diperoleh
pada saat satu benturan yang terjadi dalam waktu yang paling lama dalam 1(satu)
konfigurasi yang divariasikan mulai dari initial gap nol sampai ketiga bangunan
berespons bebas.
Dengan kata lain, dapat pula dijelaskan pada saat ketiga bangunan berbenturan
untuk initial gap nol akan diambil satu nilai durasi maksimum, kemudian untuk
initial gap 1 cm akan terjadi benturan dengan durasi yang paling lama. Proses ini
diiterasi sampai ketiga bangunan terbebas dari benturan, dan hasil program
menunjukkan struktur terbebas dari benturan mulai dari initial gap 12 cm.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-33
4.5.7 Gaya Bentur Maksimum
GAYA BENTUR MAKSIMUM VS GAP
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 5 10 15
GAP (cm)
GA
YA B
ENTU
R M
AK
SIM
UM
(ton
)
Grafik 4.20 Gaya bentur maksimum akibat benturan konfigurasi 2 untuk
initial gap 0-15 cm
Untuk initial gap nol gaya bentur sering terjadi tetapi tidak terlalu besar,
berdasarkan grafik di atas untuk initial gap 1 cm terjadi gaya bentur paling
maksimum. Untuk intial gap semakin menurun sampai pada initial gap tertentu
nilainya naik kembali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gaya bentur
maksimum akan terjadi pada suatu initial gap tertentu.
Untuk initial gap yang lebih besar dari 12 cm struktur sudah tidak mengalami
benturan lagi dan besarnya gaya bentur menjadi nol.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-34
4.5.8 Faktor Amplifikasi Dinamik
FAD MAKSIMUM VS GAP
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 5 10 15
GAP (cm)
FAD
Grafik 4.21 Faktor Amplifikasi Dinamik maksimum akibat benturan konfigurasi
2 untuk initial gap 0-15 cm
Faktor Amplifikasi Dinamik (FAD) diperoleh dari perbandingan antara
simpangan relatif antar lantai maksimum dengan benturan terhadap simpangan
relatif antar lantai maksimum tanpa benturan. Untuk mendapatkan respons yang
ditunjukkan seperti pada Grafik 4.21 dilakukan dengan cara menghitung respons
simpangan relatif antar lantai tanpa benturan dan diambil satu nilai maksimumnya
kemudian dihitung juga simpangan relatif antar lantai dengan benturan yang juga
diambil satu nilai maksimumnya. Kemudian nilai-nilai maksimum ini
dibandingkan dan divariasikan terhadap initial gap nol sampai ketiga bangunan
tidak lagi mengalami benturan.
Nilai FAD = 1 artinya simpangan relatif maksimum antar lantai dengan benturan
sama dengan simpangan relatif maksimum antar lantai tanpa benturan. Nilai FAD
> 1 berarti simpangan relatif maksimum antar lantai dengan benturan lebih besar
daripada simpangan relatif maksimum antar lantai tanpa benturan. Dan sebaliknya
untuk nilai FAD < 1 maka simpangan relatif maksimum antar lantai dengan
benturan lebih kecil daripada simpangan relatif maksimum antar lantai tanpa
benturan.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-35
FAD ini menggambarkan amplifikasi (pembesaran) yang terjadi pada respons
simpangan relatif antar lantai tanpa benturan. Berdasarkan data ini, para
perencana (engineer) memiliki gambaran terhadap konsekuensi struktural yang
terjadi pada bangunan apabila mengalami benturan.
Dari grafik di atas, terlihat bahwa FAD maksimum terjadi pada initial gap nol dan
cenderung berkurang seiring membesarnya initial gap.
4.6 KONFIGURASI 3 : TIGA STRUKTUR 10-5-10 LANTAI
Kita sudah melihat analisis secara keseluruhan untuk konfigurasi 1 (10-10-10)
dan konfigurasi 2 (5-10-5). Secara garis besar pada konfigurasi 1, pemodelan
numerik terhadap respons benturan tiga struktur akibat eksitasi gaya gempa El-
Centro menunjukkan bahwa tiga struktur memiliki gaya bentur paling maksimum.
Hal ini ada hubungannya dengan jumlah surface kontak yang lebih banyak sekitar
20 buah zona kontak. Berbeda halnya dengan konfigurasi 2, yang gaya benturnya
tidak terlalu besar tetapi FAD-nya paling maksimum.
Sekarang kita akan melihat pemodelan numerik respons benturan untuk
konfigurasi 3 (tiga) yang terdiri dari tiga bangunan A, B dan C yang masing-
masing terdiri dari 10 lantai, 5 lantai dan 10 lantai.
Karakteristik untuk konfigurasi 3, seperti massa perlantai dan kekakuan kolom
dapat diperlihatkan dalam tabel di bawah ini :
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-36
Tabel 4.5 Input data pada program untuk konfigurasi 3 (10-5-10 lantai)
4.6.1 Respons Perpindahan tanpa VS dengan Benturan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F TE
RH
AD
AP
PO
ND
AS
I (cm
)
SIMPANGAN RELATIF TERHADAP PONDASI BANGUNAN A LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 10-5-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.22 Simpangan relatif terhadap pondasi tanpa VS dengan
benturan bangunan A lantai 5
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-37
Berbeda halnya dengan respons simpangan tanpa VS dengan benturan pada
konfigurasi 1 dan 2 yang memperlihatkan respons simpangan relatif terhadap
pondasi dengan benturan hampir sama dengan respons simpangan relatif terhadap
pondasi tanpa benturan, ada yang cenderung bergerak ke arah kiri dan juga ke
arah kanan.
Pada konfigurasi 3 ini respons simpangan relatif terhadap pondasi dengan
benturan sangat berbeda. Terlihat bahwa respons simpangan dengan benturan
mengecil, fenomena ini mirip dengan respons simpangan relatif terhadap pondasi
bangunan B pada konfigurasi 2. Hal ini disebabkan karena pergerakan bangunan
A terhalang oleh bangunan B. Secara logika sederhana seharusnya bangunan A
bergerak cenderung ke arah kiri, tetapi berdasarkan Grafik 4.22 terlihat bahwa
respons relatif terhadap pondasi dengan benturan mengecil dan tidak dipengaruhi
oleh penghalang bangunan B.
Fenomena di atas sangat berbeda perilakunya dengan konfigurasi sebelumnya.
Respons dengan benturan terlihat lebih kecil bila dibandingkan dengan respons
tanpa benturan karena bangunan B memiliki jumlah lantai yang lebih sedikit dan
pengaruhnya tidak signifikan untuk menghambat pergerakan bangunan A.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-38
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F TE
RH
AD
AP
PO
ND
AS
I (cm
)
SIMPANGAN RELATIF TERHADAP PONDASI BANGUNAN B LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 10-5-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.23 Simpangan relatif terhadap pondasi tanpa VS dengan benturan
bangunan B lantai 5
Setelah melihat respons simpangan bangunan A, kita akan melihat respons
simpangan pada bangunan B. Respons simpangan relatif terhadap pondasi dengan
benturan pada bangunan B terlihat lebih besar apabila dibandingkan dengan tanpa
benturan. Hal ini disebabkan karena bangunan A dan C mendominasi pergerakan
bangunan B dan bangunan B dipaksa untuk bergerak sesuai pergerakan bangunan
di sebelah kiri-kanannya.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-39
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F TE
RH
AD
AP
PO
ND
AS
I(cm
)
SIMPANGAN RELATIF TERHADAP PONDASI BANGUNAN C LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 10-5-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.24 Simpangan relatif terhadap pondasi tanpa VS dengan benturan
bangunan C lantai 5
Simpangan relatif terhadap pondasi bangunan C memiliki kemiripan dengan
simpangan relatif terhadap pondasi bangunan A. Dapat dilihat bahwa respons
dengan benturan bangunan C lebih kecil, hal ini disebabkan karena bangunan C
terhalang oleh bangunan B, walaupun pengaruhnya tidak terlalu signifikan. Selain
itu, bangunan C yang mengalami benturan hanya 5 lantai bagian bawah dengan
bangunan B. Massa 5 lantai bangunan C bagian atasnya tidak mengalami benturan
tetapi memiliki signifikansi (pengaruh) terhadap respons pergerakan bangunan C
tersebut.
Dengan kata lain, pada saat bangunan C mengalami benturan untuk 5 lantai
bagian bawahnya dan ingin berespons bebas ke arah kanan, tetapi massa 5 lantai
bagian atasnya menjadi beban bagi bangunan C tersebut dan mengakibatkan
respons pergerakannya tidak bebas lagi dan dengan adanya bangunan B sebagai
penghalang maka respons simpangan relatif terhadap pondasi dengan benturan
pada bangunan C secara keseluruhan menjadi kecil.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-40
4.6.2 Deformasi Zona Kontak
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-10
-5
0
5
10
15
20
25
WAKTU (s)
JAR
AK
(mm
)
JARAK LANTAI KE-5 ANTARA BANGUNAN A DAN BANGUNAN B VS WAKTU
JARAK GAP = 0 cm SISTEM 10-5-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.25 Jarak benturan (Dt) antara bangunan A dan B untuk konfigurasi 3
pada lantai 5
Benturan terjadi bila Dt negatif atau nol. Berdasarkan Grafik 4.25 terlihat bahwa
Dt yang paling negatif ± 7 mm. Apabila kekakuan zona kontak (kbentur)
dimodelkan sebagai material yang sangat rigid (padat) maka gaya bentur akan
sangat besar, tetapi terjadi dalam durasi (waktu) yang sangat singkat. Sebaliknya
apabila material zona kontak memiliki kekakuan yang lebih lunak maka gaya
benturnya akan berkurang.
Nilai 7 mm menunjukkan jarak benturan (Dt), yang secara visualisasi dapat
digambarkan sebagai perpendekan material zona kontaknya. Sebagai contohnya
material lunak seperti karet.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-41
4.6.3 Simpangan Relatif Antar Lantai
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
WAKTU (s)
SIM
PA
NG
AN
RE
LATI
F A
NTA
R P
ER
LAN
TAI (
cm)
SIMPANGAN RELATIF ANTAR LANTAI BANGUNAN A LANTAI KE-5
TANPA BENTURAN DENGAN BENTURAN GAP = 0 cm SISTEM 10-5-10 kbentur = 52 ton/cm
Grafik 4.26 Simpangan relatif antar lantai tanpa VS dengan benturan bangunan
A lantai 5
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa simpangan relatif antar lantai dengan
benturan pada bangunan A mengecil. Hal ini tidak berbeda jauh dengan respons
simpangan relatif terhadap pondasi dengan benturan dimana semakin kecil
respons simpangan relatif terhadap pondasi ini akan menyebabkan semakin kecil
juga respons simpangan relatif antar lantai dengan benturan tersebut.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-42
4.6.4 Impuls (impact) Maksimum Akibat Benturan
IMPULS MAKSIMUM VS GAP
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
0 5 10 15
GAP (cm)
IMPU
LS (k
g.s)
Grafik 4.27 Impuls (impact) maksimum akibat benturan pada konfigurasi 3
Dari grafik di atas, impuls maksimum terjadi pada initial gap nol dan cendurung
berkurang seiring dengan bertambahnya initial gap. Impuls menjadi nol pada saat
intial gap 12 cm.
4.6.5 Frekuensi Benturan Total
FREKUENSI BENTURAN TOTAL VS GAP
0
100
200
300
400
500
600
0 5 10 15
GAP (cm)
FREK
UEN
SI B
ENTU
RA
N T
OTA
L
Grafik 4.28 Frekuensi benturan total konfigurasi 3 untuk initial gap 0-15 cm
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-43
Jumlah benturan maksimum terjadi pada initial gap nol. Jumlah benturan ini
menurun sebanding dengan peningkatan initial gap tersebut. Jumlah benturan
total menjadi nol pada initial gap 12 cm.
4.6.6 Durasi Maksimum Benturan
DURASI MAKSIMUM BENTURAN VS GAP
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0 5 10 15
GAP (cm)
DU
RA
SI M
AK
SIM
UM
BE
NTU
RA
N (s
)
Grafik 4.29 Durasi maksimum akibat benturan konfigurasi 3 untuk
initial gap 0-15 cm
Pada initial gap nol durasi maksimum terjadi, hal ini berarti bangunan yang
berbenturan saling menempel dan sekaligus berbenturan dengan waktu yang
cukup lama. Grafik di atas menunjukkan ketiga bangunan yang saling berbenturan
dan menempel dengan waktu benturan sebelum ketiganya saling terlepas.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-44
4.6.7 Gaya Bentur Maksimum
GAYA BENTUR MAKSIMUM VS GAP
0
10
20
30
40
50
60
70
0 5 10 15
GAP (cm)
GA
YA B
ENTU
R M
AK
SIM
UM
(ton
)
Grafik 4.30 Gaya bentur maksimum akibat benturan konfigurasi 3 untuk
initial gap 0-15 cm
Gaya bentur maksimum terjadi dengan pemisahan bangunan (initial gap) 7 cm.
Berdasarkan hal ini maka ketiga bangunan sebaiknya dipisahkan satu dengan
lainnya dengan intial gap lebih besar dari 7 cm. Terlihat bahwa semakin besar
initial gap setelah 7 cm maka gaya benturnya akan berkurang hingga mencapai
nol.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-45
4.6.8 Faktor Amplifikasi Dinamik
FAD MAKSIMUM VS GAP
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
0 5 10 15
GAP (cm)
FAD
Grafik 4.31 Faktor Amplifikasi Dinamik maksimum akibat benturan konfigurasi
3 untuk initial gap 0-15 cm
Nilai FAD pada konfigurasi 2 terlihat paling besar dibandingkan dengan nilai
FAD pada konfigurasi 1 dan 3. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa respons
simpangan relatif pada pondasi pada bangunan A dan C akan mendominasi
respons simpangan relatif terhadap pondasi bangunan B. Bangunan B dipaksa
berespons seperti bangunan A dan C. Hal ini mengakibatkan nilai FAD
maksimum pada konfigurasi 3 ini mengecil.
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-46
4.7 KONFIGURASI 1, 2 DAN 3 DENGAN SISIPAN MATERIAL LUNAK
PADA ZONA KONTAK
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan secara lengkap perilaku benturan untuk
3 (tiga) konfigurasi yang dilakukan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
Khususnya untuk sub bab 4.6 pemodelan respons benturan untuk 3 (tiga)
konfigurasi dengan parameter kekakuan bentur yang dipakai adalah 50 ton/cm.
Hal ini berarti permukaan benturan dimodelkan sebagai kekakuan yang sifatnya
linear elastik dengan material beton yang sangat rigid.
Sekarang kita akan melihat analisis secara keseluruhan terhadap perilaku benturan
apabila kekakuan benturnya sangat lunak, sebesar 10 ton/cm. Material ini dapat
berupa karet, material ini disisipkan di antara permukaan zona kontak.
Secara umum kekakuan bentur yang diperkecil akan menyebabkan parameter
benturan seperti impuls maksimum, total frekuensi (jumlah) benturan, gaya bentur
maksimum serta Faktor Amplifikasi Dinamik (FAD) yang menggambarkan
kerusakan struktural juga akan mengecil, kecuali parameter benturan untuk durasi
maksimum benturan akan bertambah lama.
Parameter benturan yang mengalami penurunan di atas diakibatkan karena
kekakuan benturnya (kbentur) yang menurun drastis dan mengakibatkan gaya bentur
yang bekerja pada struktur mengalami penurunan. Berbeda dengan parameter
durasi maksimum benturan yang bertambah besar dengan pengurangan kekakuan
bentur, hal ini dapat dijelaskan berdasarkan fenomena yang terjadi pada saat
berbenturan. Misalnya permukaan benturan yang disisipi dengan material lunak
maka material tersebut akan memendek yang mengakibatkan durasi maksimum
benturan semakin lama karena benturan yang terjadi tidak langsung menyebabkan
struktur yang berbenturan berpisah (berbalik arah).
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-47
4.8 ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN STRUKTURAL
Dalam analisis ini, akan dilihat pengaruh tingkat kerusakan struktur yang paling
parah yang dialami oleh 3 (tiga struktur yang berdampingan). Dalam analisis ini
pembahasan akan dilakukan terhadap masing-masing bangunan dengan jumlah
lantai yang sama dari 3 konfigurasi yang dipakai dalam pemodelan numerik ini.
Hasil dari analisis yang dilakukan pada bagian ini merupakan hal yang sangat
penting, karena menggambarkan konsekuensi struktural dengan variasi
konfigurasi struktur dan model kekakuan bentur yang divariasikan. Berdasarkan
hasil ini seorang perencana (engineer) akan mempunyai gambaran tentang tingkat
kerusakan struktural dengan variasi seperti yang disebutkan di atas.
4.8.1 Tingkat Kerusakan Struktural Dengan Zona Kontak Rigid
Bangunan 10 (sepuluh) lantai terdiri dari 6 (enam) model struktur yaitu 1a, 2a dan
3a dari konfigurasi 1 (satu), 2b dari konfigurasi 2 (dua) serta 3a dan 3c dari
konfigurasi 3 (tiga).
Sementara untuk bangunan 5 (lima) lantai terdiri dari 3 (tiga) model struktur, yaitu
2a dan 2c dari konfigurasi 2 (dua) serta 3b dari konfigurasi 3 (tiga).
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-48
FAD MAKS UNTUK BANGUNAN 10 LANTAI PADA 3 KONFIGURASI
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
0 5 10 15 20 25
Initial Gap (cm)
FAD
mak
s 1c1b
1b
1b1b
1b1b
1b1b
1b 1b
1b 1b
1b1b
1b
1b1b
1b1b
1b1b
1b
Grafik 4.32 FAD maksimum dari 6 (enam) model struktur 10 lantai dengan
kekakuan bentur 50 ton/cm
Dari grafik diatas terlihat bahwa secara keseluruhan kerusakan struktural dialami
oleh bangunan B pada konfigurasi 1 (1b). Hal ini ditunjukkan dengan FAD
maksimum yang besar. Dengan demikian, seorang engineer memiliki gambaran
secara komprehensif bahwa untuk bangunan 10 lantai dari 6 (enam) model
struktur yang ada maka bangunan 1b mengalami kerusakan yang terberat.
Berdasarkan data ini, seorang engineer harus lebih berhati-hati dan menaruh
perhatian penuh apabila ingin membangun struktur dengan model struktur 1b
yang ditunjukkan pada konfigurasi 1 (satu).
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-49
FAD MAKS UNTUK BANGUNAN 5 LANTAI PADA 2 KONFIGURASI
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 5 10 15
Initial Gap (cm)
FAD
mak
s
2a
2c
2a2c
2c 2c
2a3b
2a2a 2a
Grafik 4.33 FAD maksimum dari 3 (tiga) model struktur 5 lantai dengan
kekakuan bentur 50 ton/cm
Sama halnya dengan model struktur 10 lantai, tingkat kerusakan struktural untuk
model struktur 5 lantai terparah secara umum dialami oleh model 2a atau 2c. Jadi,
untuk struktur bangunan 5 lantai, seorang engineer harus lebih berhati-hati apabila
ingin membangun struktur seperti yang ditunjukkan pada konfigurasi 2 (dua).
4.8.2 Tingkat Kerusakan Struktural Dengan Zona Kontak Lunak
FAD MAKS UNTUK BANGUNAN 10 LANTAI PADA 3 KONFIGURASI
0.981.001.021.041.061.081.101.121.141.161.181.20
0 5 10 15 20 25
Initial Gap (cm)
FAD
mak
s
1b
1b
1b
1b
1b
1b1b 1b
1b1b
1b
1b
1b
1b1b
1b 1b
1b
1b
1b1b
1b
1b
Grafik 4.34 FAD maksimum dari 6 (enam) model struktur 10 lantai dengan
kekakuan bentur 10 ton/cm
Laporan Tugas Akhir
Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa
Bab IV Analisis Dan Pembahasan IV-50
Apabila kekakuan bentur diubah menjadi 10 ton/cm maka FAD akan menurun.
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa konsekuensi struktural terparah akan
dialami oleh model struktur 1b seperti ditunjukkan oleh konfigurasi 1 (satu).
Dengan kata lain, pengurangan kekakuan bentur dengan material lunak tetap
memperlihatkan konsekuensi struktural terparah yang sama yaitu pada model 1b.
FAD MAKS UNTUK BANGUNAN 5 LANTAI PADA 2 KONFIGURASI
0.00.20.40.60.81.01.21.41.6
0 5 10 15
Initial Gap (cm)
FAD
mak
s 3b
3b
3b
2c
2c 2a
2a
2a
2a2a
2a
Grafik 4.35 FAD maksimum dari 3 (tiga) model struktur 5 lantai dengan
kekakuan bentur 10 ton/cm
Sama halnya untuk struktur 10 lantai, struktur 5 lantai akan mengalami kerusakan
struktural terhebat pada model struktur 2a dan 2c seperti ditunjukkan pada
konfigurasi 2 (dua). Walaupun kekakuan benturnya diubah menjadi material yang
lebih lunak.