bab iv analisis - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/126162-6072-analisis...
TRANSCRIPT
40
BAB IV
Analisis
IV.1 Analisis Industri
Semen adalah salah satu komponen penting dalam pembangunan infrastruktur di
Indonesia. Semen merupakan bahan perekat yang mampu mempersatukan atau mengikat
bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kuat dan keras.
Sunarsip (2007) saat ini telah terjadi kekhawatiran bahwa akan terjadi shortage
atau kekurangan pasokan untuk memenuhi kebutuhan semen dalam negeri pada beberapa
tahun ke depan. Hal ini dilandasi dari tingkat konsumsi semen yang terus meningkat dan
kapasitas produksi yang tidak berkembang. Saat ini kapasitas produksi industri semen
nasional sekitar 45 juta ton dan rata-rata efektifitas produksi mencapai 80%-85% dimana
setiap tahunnya hanya sekitar 38-40 ton semen yang diproduksi. Namun, saat ini konsumsi
semen dalam negeri telah mencapai 34 juta ton pertahun.
Tabel IV.1. Data Historis dan Proyeksi Konsumsi Semen Domestik
Tahun
konsumsi
semen
growth
konsumsi
1997 27,447
1998 19,075 -30.50%
1999 18,816 -1.36%
2000 22,307 18.55%
2001 25,699 15.21%
2002 27,233 5.97%
2003 27,469 0.87%
2004 29,300 6.67%
2005 31,470 7.41%
2006 32,056 1.86%
2007 34,170 6.59%
Tahun
Proyeksi
konsumsi
2008 35879
2009 37672
2010 39556
2011 41534
2012 43611
2013 45791
2014 48081
2015 50485
2016 53009
2017 55659
Sumber: Diolah dari data Asosiasi Semen Indonesia
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
Jika industri semen Indonesia tidak melakukan penambahan kapasitas industri
dengan mendirikan pabrik-pabrik baru maka dikhawatirkan tidak sampai 10 tahun ke
depan Indonesia akan mengalami shortage semen. Jika kita mengasumsikan pertumbuhan
ekonomi Indonesia sebesar 5% pertahun (tabel proyeksi di atas) dan rata
produksi industri semen mencapai 90% maka dikhawatirkan pada tahun pada tahun 2013
akan terjadi kelangkaan.
1. Tingkat persaingan diantara perusahaan yang ada (
Saat ini pasar semen Indonesia diramaikan dengan tujuh produsen yaitu Semen
Gresik (45% pangsa pasar Indonesia), Indocement (30%), Holcim Indonesia (15%)
sisanya semen Andalas, Semen Baturaja, Semen Bosowa
2007 tiga produsen terbesar tersebut menyatakan ingin menambah kapasitas produksinya.
Indocement merencanakan penambahan kapasitas produksi sebesar 5 juta ton per tahun.
Semen Gresik berencana membangun pabrik baru senilai US$ 1,325 miliar, dan Holcim
menganggarkan pembangunan
tahun. Namun rencana pembangunan pabrik tersebut ditunda hingga waktu yang belum
ditentukan. Produsen masih mencoba untuk meningkatkan kapasitas produksinya daripada
membangun pabrik baru.
Grafik IV.1. Persen
Sumber: Diolah dari data Asosiasi Semen Indonesia
Jika industri semen Indonesia tidak melakukan penambahan kapasitas industri
pabrik baru maka dikhawatirkan tidak sampai 10 tahun ke
depan Indonesia akan mengalami shortage semen. Jika kita mengasumsikan pertumbuhan
ia sebesar 5% pertahun (tabel proyeksi di atas) dan rata-rata efektifitas
produksi industri semen mencapai 90% maka dikhawatirkan pada tahun pada tahun 2013
Tingkat persaingan diantara perusahaan yang ada (Internal Rivalry)
ni pasar semen Indonesia diramaikan dengan tujuh produsen yaitu Semen
pasar Indonesia), Indocement (30%), Holcim Indonesia (15%)
s, Semen Baturaja, Semen Bosowa dan semen Kupang. Pada tahun
besar tersebut menyatakan ingin menambah kapasitas produksinya.
Indocement merencanakan penambahan kapasitas produksi sebesar 5 juta ton per tahun.
Semen Gresik berencana membangun pabrik baru senilai US$ 1,325 miliar, dan Holcim
menganggarkan pembangunan pabrik senilai US$ 300 juta dengan kapasitas 3 juta ton per
tahun. Namun rencana pembangunan pabrik tersebut ditunda hingga waktu yang belum
ditentukan. Produsen masih mencoba untuk meningkatkan kapasitas produksinya daripada
Persentase Kapasitas Pabrik Semen di Indonesia (2007)
data Asosiasi Semen Indonesia
41
Jika industri semen Indonesia tidak melakukan penambahan kapasitas industri
pabrik baru maka dikhawatirkan tidak sampai 10 tahun ke
depan Indonesia akan mengalami shortage semen. Jika kita mengasumsikan pertumbuhan
rata efektifitas
produksi industri semen mencapai 90% maka dikhawatirkan pada tahun pada tahun 2013
ni pasar semen Indonesia diramaikan dengan tujuh produsen yaitu Semen
pasar Indonesia), Indocement (30%), Holcim Indonesia (15%), dan
dan semen Kupang. Pada tahun
besar tersebut menyatakan ingin menambah kapasitas produksinya.
Indocement merencanakan penambahan kapasitas produksi sebesar 5 juta ton per tahun.
Semen Gresik berencana membangun pabrik baru senilai US$ 1,325 miliar, dan Holcim
pabrik senilai US$ 300 juta dengan kapasitas 3 juta ton per
tahun. Namun rencana pembangunan pabrik tersebut ditunda hingga waktu yang belum
ditentukan. Produsen masih mencoba untuk meningkatkan kapasitas produksinya daripada
(2007)
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
42
Saat ini kapasitas pabrik semen di Indonesia adalah seperti yang digambarkan pada
grafik di atas. Semen Gresik masih menjadi produsen dengan kapasitas pabrik terbesar
diikuti oleh Indocement dan Holcim.
Grafik IV.2. Perbandingan Harga Saham dengan Basic Industry Index dan
Jakarta Composite Index
Sumber: www.idx.com
Performa saham Holcim Indonesia Tbk. di pasar modal Indonesia saat ini cukup
menjanjikan. Dilihat dari kondisi lima tahun belakangan ini, tingkat pengembalian saham
Holcim masih di atas Jakarta Composite Index dan juga di atas Basic Industry Index.
Grafik di atas juga memperlihatkan bahwa investor masih memiliki ekspektasi yang positif
terhadap industri ini.
2. Ancaman masuknya pendatang baru
Kondisi shortage mungkin saja bisa diatasi dengan melakukan impor semen dari
Cina. Cina saat ini merupakan negara yang menguasai 45% dari pasar semen dunia dengan
kapasitas produksi sebesar 1100 juta ton per tahun. Dengan kondisi seperti ini maka
diharapkan pelaku pada industri semen Indonesia segera melakukan pembangunan pabrik
baru untuk mengantisipasi shortage. Pembangunan pabrik semen memerlukan waktu
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
43
pembangunan sekitar 3-4 tahun sehingga pembangunan harus dilakukan secepatnya. Satu
pabrik diperhitungkan bisa memproduksi sebesar 2,5 juta ton pertahun dengan initial
outlay sekitar US$ 275 juta – US$ 325 juta.
Jika kondisi seperti ini terjadi terus menerus maka pendatang baru memiliki potensi
untuk masuk ke dalam industri ini. Produksi domestik yang tidak tercukupi akan
menyebabkan kelangkaan dan naiknya harga semen domestik sehingga semakin menarik
perhatian investor.
3. Tekanan dari produk pengganti
Struktur pasar yang terjadi di Indonesia adalah oligopoli dimana semen Gresik dan
Indocement menjadi pemain yang menguasai pasar. Karakteristik dari oligopoli yaitu
barang yang diperdagangkan adalah homogen sehingga jika market leader menaikkan
harga/menurunkan harga maka otomatis pelaku usaha lainnya akan mengikuti. Sifat
homogen dari produk ini menyulitkan produk pengganti untuk masuk ke industri ini. Saat
ini belum ada produk yang dapat menggantikan peran semen sebagai bahan perekat.
4. Kekuatan tawar menawar pembeli
Konsumen tidak memiliki kekuatan tawar menawar yang besar terhadap produk.
Produsen lebih memiliki kekuatan untuk menetapkan harga jual semen sehingga range
harga antara satu produsen dengan produsen lain tidak besar. Konsumen juga tidak
memiliki banyak pilihan dikarenakan kualitas antar produsen yang tidak berbeda jauh.
5. Kekuatan tawar menawar pemasok
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan semen berupa batu kapur,
tanah liat, pasir silika, pasir besi, dan gypsum. Perusahaan mengambil bahan baku dari
alam sehingga tidak ada kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku. Namun industri ini
sangat tergantung oleh pasokan energi dari batu bara dan minyak. Energi dibutuhkan pada
proses pembakaran bahan baku. Tingginya harga minyak dan batu bara belakangan ini
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
44
menyebabkan biaya produksi akan mengalami peningkatan dan mempengaruhi harga jual
semen.
Dari analisis di atas diketahui bahwa potensi perkembangan industri semen
Indonesia untuk beberapa tahun ke depan masih sangat baik. Hal ini juga ditunjang dengan
meningkatnya konsumsi semen terutama dari pemerintah yang telah menganggarkan
rencana pembangunan 1000 rumah susun dan juga pembangunan di daerah luar Jawa.
Selain itu masih terbatasnya pasokan semen dari ketujuh produsen tersebut semakin
membuka kesempatan berkembangnya industri ini.
IV.2 Analisis Laporan Keuangan
IV.2.1 Management Asset
Tabel IV.2. Aset Tahun Aktual
Sumber: Laporan Keuangan Holcim Indonesia Tbk.
Secara keseluruhan nilai aset PT Holcim Indonesia dari tahun 2003 hingga 2007
menurun dari Rp 7,6 triliun menjadi Rp 7,2 triliun. Penurunan ini lebih disebabkan oleh
akumulasi penyusutan aktiva tetap yang mencapai angka Rp 3,86 triliun. Nilai aktiva
perusahaan ini didominasi oleh aktiva jangka panjang yaitu lebih dari 80% dari total aktiva
NERACA 2003A 2004A 2005A 2006A 2007A
AKTIVAAKTIVA LANCARKas dan setara kas 311,390 288,839 266,808 287,284 681,794 Piutang usaha
Pihak hubungan istimewa 19,842 13,099 29,243 59,660 41,318 Pihak ketiga 232,203 316,140 329,328 337,498 429,403
Piutang lain-lain 3,871 7,730 11,524 31,952 23,058 Persediaan - bersih 222,790 291,233 382,489 313,841 263,316 Uang muka dan biaya dibayar dimuka 56,320 43,549 41,047 19,337 22,082 Pajak dibayar dimuka 9,348 16,629 61,851 - - Jumlah Aktiva Lancar 855,764 977,219 1,122,290 1,049,572 1,460,971 AKTIVA TIDAK LANCARAktiva pajak tangguhan - bersih 61,367 61,367 - 3,326 27,441 Investasi pada perusahaan asosiasi 4,496 410 394 - - Aktiva tetap 9,098,630 9,194,030 9,268,645 9,464,610 9,531,156 Penyusutan aktiva tetap (2,434,676) (2,799,999) (3,183,103) (3,558,231) (3,859,352) Aktiva lain-lain 62,061 87,376 115,984 106,569 48,034 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 6,791,878 6,543,184 6,201,920 6,016,274 5,747,279 JUMLAH AKTIVA 7,647,642 7,520,403 7,324,210 7,065,846 7,208,250
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
45
adalah aktiva tetap. Kondisi ini sesuai dengan karakteristik industri dimana mayoritas
aktivanya berupa bangunan (pabrik), mesin dan alat angkut.
Nilai persediaan dan piutang perusahaan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini
memperlihatkan peningkatan penjualan yang dialami perusahaan berpengaruh positif
terhadap peningkatan nilai persediaan dan piutang. Perusahaan membutuhkan lebih banyak
persediaan untuk mengantisipasi permintaan dari konsumen.
Pada tahun 2007 nilai aktiva lancar naik 0,4 triliun lebih besar dari 2006. Hal ini
disebabkan oleh tingginya nilai kas dan setara kas yang akan digunakan untuk pembayaran
hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo pada desember 2007.
IV.2.2 Management Liabilities
Tabel IV.3. Hutang Aktual
Sumber: Laporan Keuangan Holcim Indonesia Tbk.
Sama halnya dengan aset, liabilities perusahaan didominasi oleh pendanaan jangka
panjang. Sekitar 80% dari total liabilities adalah hutang jangka panjang. Hutang jangka
panjang yang dimiliki perusahaan mayoritas dalam mata uang dolar Amerika.
Hutang jangka panjang dikelompokkan menjadi dua yaitu Tranch A dan Tranch B.
Fasilitas Tranch A adalah hutang jangka panjang dengan tingkat bunga US$ LIBOR enam
KEWAJIBAN LANCAR 2003A 2004A 2005A 2006A 2007AHutang usaha
Pihak hubungan istimewa 2,777 7,628 5,821 2,986 6,410 Pihak ketiga 146,657 148,754 184,615 222,760 288,424
Hutang lain-lain 38,659 52,892 22,849 25,127 31,161 Hutang pajak 7,969 13,616 21,455 37,193 26,027 Biaya masih harus dibayar 124,432 127,942 134,283 227,016 319,116 Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun 19,689 2,800 298,323 340,736 427,245 Jumlah Kewajiban Lancar 340,183 353,632 667,346 855,818 1,098,383 KEWAJIBAN TIDAK LANCARKewajiban pajak tangguhan - bersih - - 80,162 184,689 225,846 Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun2,603,577 2,855,418 2,545,633 1,943,842 1,605,962 Pinjaman subordinasi 1,657,526 1,825,432 1,925,627 1,762,223 1,843,240 Kewajiban jangka panjang lain 317,106 259,145 205,039 59,230 56,201 Kewajiban imbalan kerja 72,200 73,219 57,974 161,376 121,261 Jumlah KewajibanTidak Lancar 4,650,409 5,013,214 4,814,435 4,111,360 3,852,510 Total Kewajiban 4,990,592 5,366,846 5,481,781 4,967,178 4,950,893
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
46
bulanan, dengan 10 kali cicilan dan jatuh tempo terakhir pada 31 Agustus 2010. Fasilitas
Tranch B atau pinjaman subordinasi wesel bayar seri B merupakan hutang jangka panjang
yang seluruh pokok hutang dibayar pada waktu tanggal jatuh tempo. Pajak yang dikenakan
setiap tahunnya cukup besar yaitu sekitar 15% per tahun dan waktu jatuh temponya pada 4
November 2014. Seluruh pinjaman dijamin oleh aset tetap yang dimiliki perusahaan.
Nilai hutang yang menggunakan mata uang dolar membuat nilai liabilities
berfluktuatif setiap tahunnya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar terus berubah seiring
dengan kondisi perekonomian negara. Hal ini jelas terlihat pada nilai pinjaman subordinasi
dimana pada tahun 2005 nilainya paling tinggi yaitu sebesar Rp 1,9 triliun sedangkan pada
dasarnya hutang tersebut tetap. Fluktuasi tersebut juga berpengaruh pada bunga yang harus
dibayarkan perusahaan karena bunga hutang jangka panjang juga dalam bentuk dolar
Amerika.
IV.2.3 Management Equity
Tabel IV.4. Ekuitas Aktual
Sumber: Laporan Keuangan Holcim Indonesia Tbk.
Pada rentang waktu 2003 hingga 2007 perusahaan tidak melakukan penambahan
modal saham dan modal disetor dimana nilainya tetap pada Rp 3,8 triliun dan Rp 3,9
triliun. Perusahaan mengambil kebijakan dengan melakukan cadangan lindung nilai.
Hedging dilakukan oleh manajemen untuk mengatasi ketidakpastian dari perubahan nilai
tukar rupiah terhadap dolar dan besarnya hutang perusahaan dalam bentuk dolar.
2003A 2004A 2005A 2006A 2007AEKUITASModal saham 3,831,450 3,831,450 3,831,450 3,831,450 3,831,450 Tambahan modal disetor 3,890,522 3,890,522 3,890,522 3,890,522 3,890,522 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2,003,784 2,003,784 2,003,784 2,098,734 2,098,734 Cadangan lindung nilai (25,562) 4,075 27,028 12,372 1,651 Defisit (7,043,144) (7,576,274) (7,910,355) (7,734,410) (7,565,000) Jumlah Ekuitas 2,657,050 2,153,557 1,842,429 2,098,668 2,257,357 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 7,647,642 7,520,403 7,324,210 7,065,846 7,208,250
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
47
Akumulasi kerugian perusahaan ccenderung menurun setelah perusahaan telah dapat
menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasionalnya.
IV.2.4 Analisis Profitability
Tabel IV.5. Laporan Laba Rugi Aktual
Sumber: Laporan Keuangan Holcim Indonesia Tbk.
Sejak Semen cibinong berganti kepemilikan oleh Holcim Ltd dan berganti nama
menjadi Holcim Indonesia Tbk laba usaha dari perusahaan semakin membaik. Terjadi
peningkatan efisiensi di dalam operasional perusahaan walaupun terjadi rugi bersih pada
tahun 2005. Efisiensi terlihat dari rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan yang
mengecil dari 90% pada tahun 2003 menjadi 66% pada tahun 2007. Menurunnya rasio
tersebut mengindikasikan biaya produksi setiap unit menjadi lebih murah.
Penjualan rata-rata semen meningkat sekitar 12% setiap tahunnya dengan volume
penjualan semen meningkat rata-rata 4% per tahun. Untuk penjualan beton jadi penjualan
rata-rata meningkat 40,27% pertahun dengan volume penjualan meningkat rata-rata 28%.
Penjualan agregat mengalami sedikit pertumbuhan yaitu penjualan dengan rata-rata 0,8%
Laporan Rugi Laba 2003A 2004A 2005A 2006A 2007A
PENDAPATANSemen 2090402 2153987 2677862 2592459 3239026Beton jadi 132377 195254 317933 378503 498512Tambang agregat 17517 19248 21804 22235 17368Total Pendapatan 2,240,296 2,368,489 3,017,599 2,993,197 3,754,906
BEBAN POKOK PENDAPATAN 2,015,729 2,196,901 2,618,457 2,356,038 2,492,805 LABA KOTOR 224,567 171,588 399,142 637,159 1,262,101 BEBAN USAHA
Beban Penjualan 38537 46898 63392 393483 435925Umum dan administrasi 199,825 194,673 216,823 237,498 305,713 Jumlah Beban Usaha 238,362 241,571 280,215 630,981 741,638
LABA (RUGI) USAHA (13,795) (69,983) 118,927 6,178 520,463 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Penghasilan bunga 4,395 5,240 7,129 11,295 15,617 Beban bunga dan keuangan - bersih (47,020) (53,930) (83,703) (122,372) (117,706)
Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih 229,048 (407,410) (247,192) 383,121 (173,795) Lain-lain - bersih 1,489 (7,047) 16,416 (37,064) (58,077) Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 187,912 (463,147) (307,350) 234,980 (333,961)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 174,117 (533,130) (188,423) 241,158 186,502 BEBAN PAJAK - - (145,658) (65,213) (17,092) LABA/RUGI BERSIH 174,117 (533,130) (334,081) 175,945 169,410
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
48
walaupun volume penjualan meningkat dengan rata-rata 10,8%. Secara keseluruhan
pertumbuhan pendapatan rata-rata perusahaan naik sebesar 14%.
Pada tahun 2006 beban usaha perusahaan meningkat darastis menjadi Rp 631
miliar dari sebelumnya hanya Rp 280 miliar. Peningkatan ini adalah strategi manajemen
dalam bidang pemasaran untuk melekatkan image baru perusahaan dengan nama Holcim
melalui pembelanjaan biaya iklan dan juga sebagian besar beban usaha ini digunakan
untuk kesejahteraan karyawan melalui gaji, upah dan tunjangan.
Seperti telah disinggung sebelumnya, beban bunga perusahaan cukup besar
dikarenakan hutang yang dimiliki perusahaan bernilai besar dan dalam mata uang dolar
Amerika. Hal ini juga yang menyebabkan kerugian kurs cukup besar yang terjadi pada
tahun 2004, 2005 dan 2007.
IV.2.5 Analisis Rasio
Analisis ini sebagai penambah informasi dengan melakukan pengolahan data pada
neraca dan laporan rugi laba. Berikut ini adalah rasio yang digunakan dalam analisis:
Tabel IV.6. Rasio Keuangan Aktual
Sumber: diolah dari laporan keuangan Holcim Indonesia Tbk.
FINANCIAL RATIOS 2003A 2004A 2005A 2006A 2007ACurrent Artio 2.52 2.76 1.68 1.23 1.33 Quick Ratio 1.67 1.77 0.95 0.84 1.07 Inventory Turnover 10.06 8.13 7.89 9.54 14.26 Current Assets Turnover 2.62 2.42 2.69 2.85 2.57 Fixed Assets Turnover 0.33 0.36 0.49 0.50 0.65 Total Assets Turnover 0.29 0.31 0.41 0.42 0.52 Debt to Equity Ratio 1.88 2.49 2.98 2.37 2.19 Debt Ratio 0.65 0.71 0.75 0.70 0.69 Time Interest Earned (0.29) (1.30) 1.42 0.05 4.42 Profit Margin 0.08 (0.23) (0.11) 0.06 0.05 Return on Equity 0.07 (0.25) (0.18) 0.08 0.08 Return on Assets 0.02 (0.07) (0.05) 0.02 0.02
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
49
IV.2.5.1 Liquidity rasio
Perusahaan memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi kewajiban lancar dengan
tepat waktu yang ditandai dengan nilai current ratio di atas 1. Kecilnya nilai quick ratio
menandakan bahwa kas dan setara kas perusahaan tidak memungkinkan (terlalu berisiko)
untuk membayar kewajiban lancar. Sehingga terjadinya penurunan nilai current ratio dan
quick ratio dari tahun ke tahun harus diwaspadai oleh manajemen perusahaan agar tidak
terjadi penundaan pelunasan kewajiban jangka pendek.
Jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis, Holcim tergolong kurang
likuid. Perusahaan pesaing memiliki nilai current ratio di sekitar 3 sedangkan Holcim
hanya disekitar 1.
IV.2.5.2 Activity ratio
Secara keseluruhan efektifitas perusahaan menggunakan sumber daya yang mereka
miliki dalam kondisi stabil dan semakin membaik dari tahun ke tahun. Manajemen mampu
mempercepat perputaran persediaan menjadi penjualan walaupun sempat mengalami
penurunan. Nilai current asset turnover dan fixed asset turnover perusahaan relatif stabil
menandakan kemampuan perusahaan untuk memutar aset menjadi penjualan cukup stabil.
IV.2.5.3 Leverage ratio
Perusahaan dibiayai oleh sedikitnya 70% menggunakan hutang. Ketergantungan
perusahaan terhadap hutang cukup tinggi dimana nilai hutang mencapai dua kali dari
ekuitas perusahaan. Namun hal ini dapat dijelaskan dengan besarnya akumulasi kerugian
yang dialami perusahaan (sekitar Rp 7,5 triliun) yang menyebabkan nilai ekuitas menjadi
lebih kecil daripada kewajiban.
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
50
IV.2.5.4 Profitability ratio
Rugi bersih yang dialami oleh perusahaan pada tahun 2004 dan 2005 menyebabkan
tingkat pengembalian terhadap ekuitas, aset dan sales adalah negatif. Namun setelah tahun
tersebut perusahaan stabil untuk memberikan tingkat pengembalian sebesar 8% kepada
pemegang saham (ekuitas). Dibandingkan dengan perusahaan sejenis maka profitability
Holcim masih dibawah Semen Gresik dan Indocement.
IV.3 Analisis Prospek Perusahaan
IV.3.1 Analisis Prospek Operasional Perusahaan
IV.3.1.1 Prospek penjualan
Rata-rata pertumbuhan volume penjualan semen dan kenaikan harga jual rata-rata
adalah sebesar 3.89% dan 7.90%. Asumsi yang digunakan adalah sebesar 5% untuk
volume dan 8% untuk kenaikan harga. Bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan
konsumsi semen domestik (2002-2007), maka asumsi yang digunakan lebih tinggi 0.11%.
Digunakannya asumsi sebesar 5% disebabkan karena prospek industri yang masih sangat
bagus dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini rata-rata di atas 5%. Asumsi
kenaikan harga ditetapkan untuk mengantisipasi inflasi yang terjadi dengan nilai yang
sama dengan rata-rata.
Selama lima tahun ke belakang penjualan beton jadi meningkat dengan pesat.
Penggunan beton jadi untuk pembangunan gedung dan infrastruktur (jembatan layang,
jalan, jembatan) dan gencarnya pemerintah melakukan perbaikan infrastruktur membuat
permintaan terhadap produk ini meningkat tajam. Hal ini terlihat dari pertumbuhan
penjualan beton jadi rata-rata sekitar 27.99% dengan kenaikan harga rata-rata adalah
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
51
10.93%. Untuk lima tahun ke depan diperkirakan penjualan produk ini akan tetap tinggi
yaitu sekitar 28% (sebesar rata-rata) dengan kenaikan harga rata-rata 9%.
Penjualan agregat adalah produk yang tergolong masih baru dan tergantung pada
pesanan konsumen. Yang dimaksud dengan penjualan agregat adalah penjualan batu dan
pasir hasil pertambangan. Pertumbuhan penjualan agregat rata-rata sebesar 10.79% dengan
rata-rata pertumbuhan harga jual -8.90%. Pertumbuhan harga jual negatif disebabkan oleh
sifat produk dimana semakin banyak pesanan yang dilakukan oleh konsumen maka harga
jual setiap tonnya akan semakin murah. Proyeksi untuk lima tahun kedepan diasumsikan
sebesar 8% untuk pertumbuhan penjualan dan 5% untuk pertumbuhan harga jual rata-rata.
Penetapan angka 8% yaitu dengan melihat pertumbuhan tahun 2007 dan harga jual
ditetapkan sebesar ekspektasi nilai inflasi.
IV.3.1.2 Prospek HPP
Secara rata-rata nilai rasio bahan baku digunakan dan biaya pabrikasi terhadap
penjualan adalah 63.03%. Namun semakin kecilnya nilai rasio tersebut dari tahun ke tahun
mengindikasikan adanya efisiensi perusahaan sehingga asumsi yang digunakan untuk
proyeksi adalah sebesar 55%. Digunakannya rata-rata rasio pada dua tahun terakhir (2006
& 2007) sebagai asumsi karena selisih dari rata-rata rasio dengan nilai rasio terakhir (2007)
cukup besar (sekitar 8%).
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
52
Tabel IV.7. Data dan Asumsi Harga Pokok Penjualan Aktual
Sumber: diolah menggunakan excel
Untuk nilai gaji dan upah, penyusutan, persediaan akhir barang dalam proses, dan
persediaan akhir barang jadi asumsi yang digunakan adalah sebesar rata-ratanya yaitu
secara berurutan 5.50%, 4.20%, 1.90%, dan 1.20%.
Tabel IV.8. Proyeksi Harga Pokok Penjualan
Sumber: diolah menggunakan excel
Dari perhitungan proyeksi, secara garis besar nilai HPP terhadap penjualan semakin
membaik dan menggambarkan efisiensi perusahaan. Hal ini terlihat dengan berkurangnya
nilai rasio HPP terhadap penjualan dari 68.53% (2008F) menjadi 64.54% (2012F).
HPP2003A 2004A 2005A 2006A 2007A mean Asumsi
Bahan baku digunakan dan biaya pabrikasi 67.89% 69.63% 68.28% 59.51% 49.85% 63.03% 55.00% terhadap salesGaji dan upah 5.15% 7.36% 5.83% 5.88% 5.20% 5.88% 5.50% terhadap salesPenyusutan 4.22% 4.26% 4.20% 4.51% 3.98% 4.23% 4.20% terhadap FAJumlah Biaya Produksi 77.26% 81.24% 78.32% 69.90% 59.02% 73.15%Persediaan barang dalam prosesAwal tahun 2.09% 1.74% 2.22% 2.37% 3.07% 2.30%Akhir tahun 1.70% 2.46% 1.85% 2.55% 1.17% 1.95% 1.90% terhadap salesBeban Pokok Produksi 77.64% 80.52% 78.70% 69.72% 60.92% 73.50%Persediaan barang jadiAwal tahun 1.16% 1.45% 1.13% 1.69% 1.91% 1.47%Akhir tahun 1.43% 1.25% 1.32% 1.59% 0.88% 1.29% 1.20% terhadap salesHPP 89.98% 92.76% 86.77% 78.71% 66.39% 82.92%
2007A 2008F 2009F 2010F 2011F 2012FBahan baku digunakan dan biaya pabrikasi 1,871,692 2,413,803 2,837,494 3,357,583 4,002,265 4,810,571 Gaji dan upah 195,098 241,380.26 283,749.40 335,758.32 400,226.51 481,057.14 Penyusutan 378,938 411,719 417,134 382,292 389,824 398,802 Jumlah Biaya Produksi 2,445,728 3,066,902 3,538,377 4,075,633 4,792,315 5,690,431 Persediaan barang dalam prosesAwal tahun 76,408 43,784 83,386 98,023 115,989 138,260 Akhir tahun 43,784 83,386 98,023 115,989 138,260 166,183 Beban Pokok Produksi 2,478,352 3,027,300 3,523,740 4,057,667 4,770,045 5,662,507 Persediaan barang jadiAwal tahun 47,586 33,133 52,665 61,909 73,256 87,322 Akhir tahun 33,133 52,665 61,909 73,256 87,322 104,958 HPP 2,492,805 3,007,768 3,514,496 4,046,319 4,755,979 5,644,872 HPP/sales 68.53% 68.12% 66.28% 65.36% 64.54%
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
53
IV.3.1.3 Beban Penjualan
Tabel IV.9. Data dan Asumsi Beban Penjualan
Sumber: diolah menggunakan excel
Rata-rata beban penjualan pada tahun aktual adalah sebesar 6%. Besarnya angka
rata-rata ini disebabkan kenaikan pada tahun 2006A dan 2007A. Beban penjualan naik
sangat tinggi menjadi 13.15% dan 11.61% dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Kenaikan
ini terjadi akibat meningkatnya biaya iklan dan pameran serta beban penjualan lain-lain.
Pada tahun tersebut perusahaan sedang mempromosikan nama perusahaan yang baru
(Holcim) sehingga biaya iklan dan pameran membengkak. Selain itu kenaikan pada beban
penjualan lain-lain diakibatkan oleh biaya distribusi (salah satu komponen yang menyusun
beban penjualan lain-lain).
Penetapan asumsi didasarkan pada rata-rata untuk gaji, upah dan tunjangan,
transportasi dan sewa yaitu sebesar 0.90%, 0.18%, dan 0.07%. Untuk jasa tenaga ahli
asumsi didasarkan pada besarnya rata-rata dua tahun terakhir yaitu 0.12%. Sedangkan
untuk gaji upah dan tunjangan besaran asumsi adalah 0.90%, dan beban penjualan lain-lain
nilainya mendekati pada tahun 2007A yaitu sebesar 8%.
Tabel IV.10. Proyeksi Beban Penjualan
Sumber: diolah menggunakan excel
beban penjualan terhadap sales mean AsumsiGaji, upah dan tunjangan 0.64% 0.73% 0.80% 1.05% 1.03% 0.85% 0.90% thd salesIklan dan pameran 0.12% 0.22% 0.51% 1.56% 1.57% 0.79% 1.00% thd salesJasa tenaga ahli 0.20% 0.36% 0.23% 0.19% 0.05% 0.21% 0.12% thd salesTransportasi 0.28% 0.15% 0.12% 0.16% 0.18% 0.18% 0.18% thd salesSewa 0.03% 0.05% 0.06% 0.13% 0.10% 0.07% 0.07% thd salesPenyusutan 0.03% 0.06% 0.04% 0.12% 0.06%Beban penjualan Lain-lain 0.42% 0.41% 0.34% 9.94% 8.61% 3.95% 8.00% thd salesJumlah 1.72% 1.98% 2.10% 13.15% 11.61% 6.11%
2007A 2008F 2009F 2010F 2011F 2012FGaji, upah dan tunjangan 38,818 39,499 46,432 54,942 65,492 78,718 Iklan dan pameran 58,820 43,887 51,591 61,047 72,768 87,465 Jasa tenaga ahli 2,025 5,266 6,191 7,326 8,732 10,496 Transportasi 6,915 7,900 9,286 10,988 13,098 15,744 Sewa 3,639 3,072 3,611 4,273 5,094 6,123 Penyusutan 2,313 1,873 1,898 1,739 1,774 1,815 Beban penjualan Lain-lain 323,395 351,099 412,726 488,376 582,148 699,719 Jumlah 435,925 452,596 531,735 628,692 749,106 900,079
10.31% 10.31% 10.30% 10.29% 10.29%
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
54
Secara keseluruhan biaya penjualan terhadap sales mengalami penurunan. Tujuan
dari pemisahan akun-akun pada beban penjualan adalah untuk mereduksi kesalahan yang
dilakukan oleh rata-rata dimana rata-rata keseluruhan tidak dapat melihat lonjakan beban
yang terjadi pada suatu akun/item. Bila kita melihat rata-rata historis adalah 6% sedangkan
untuk proyeksi rata-rata beban penjualan adalah 10.30%.
IV.3.1.4 Beban Umum dan Administrasi
Tabel IV.11. Data dan Asumsi Beban Umum dan Administrasi
Sumber: diolah menggunakan excel
Nilai proyeksi menggunakan asumsi yang sama dengan nilai rata-rata data historis.
Rata-rata beban umum dan administrasi terhadap penjualan adalah sebesar 8.08%. Untuk
nilai proyeksi rata-rata beban umum dan administrasi terhadap penjualan tidak jauh dengan
nilai historisnya yaitu sebesar 7.79%.
Tabel IV.12. Proyeksi Beban Umum dan Administrasi
Sumber: diolah menggunakan excel
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI thd sales mean AsumsiGaji, upah dan tunjangan 4.13% 3.25% 2.70% 3.79% 3.37% 3.45% 3.40% thd salesJasa tenaga ahli 1.05% 1.49% 1.74% 0.98% 0.85% 1.22% 1.00% thd salesSumbangan dan representasi 0.38% 0.26% 0.16% 0.28% 0.22% 0.26% 0.22% thd salesSewa 0.16% 0.10% 0.11% 0.14% 0.11% 0.12% 0.12% thd salesPenyusutan 0.15% 0.10% 0.10% 0.09% 0.07%beban umum & adm Lain-lain 3.06% 3.02% 2.38% 2.65% 3.52% 2.93% 3.00% thd salesJumlah 8.92% 8.22% 7.19% 7.93% 8.14% 8.08%
2007A 2008F 2009F 2010F 2011F 2012FGaji, upah dan tunjangan 126,537 149,217 175,409 207,560 247,413 297,381 Jasa tenaga ahli 31,837 43,887 51,591 61,047 72,768 87,465 Sumbangan dan representasi 8,295 9,655 11,350 13,430 16,009 19,242 Sewa 4,240 5,266 6,191 7,326 8,732 10,496 Penyusutan 2,575 2,706 2,742 2,513 2,562 2,621 beban umum & adm Lain-lain 132,229 131,662 154,772 183,141 218,305 262,395 Jumlah 305,713 342,394 402,054 475,016 565,790 679,600
7.80% 7.79% 7.78% 7.78% 7.77%
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
55
IV.3.2 Analisis Proyeksi Capital Expenditure
Berikut ini adalah proyeksi Capital Expenditure perusahaan:
Tabel IV.13. Capital Expenditure
Sumber: diolah menggunakan excel
Setiap tahun perusahaan melakukan pembelian aktiva baru. Seluruh kegiatan
perusahaan menggunakan aktiva tetap sehingga nilai penyusutan terbesar masuk ke dalam
HPP. Hampir 99% dari total penyusutan masuk ke dalam HPP. Jika kita melihat dari item-
item aset tetap di atas maka hanya item peralatan kantor dan sebagian aset bangunan dan
prasarana yang masuk ke beban selain HPP.
IV.3.3 Analisis Proyeksi Laba Rugi
Perusahaan dengan stabil menghasilkan laba kotor dan laba bersih. Beban bunga
dan keuangan semakin menurun seiring dengan pelunasan hutang Tranch A yang jatuh
tempo dan berakhir pada tahun 2010. Beban bunga setelah tahun 2010 adalah bunga dari
hutang Tranch B (pinjaman subordinasi). Terjadi keuntungan kurs dikarenakan asumsi
nilai tukar rupiah yang semakin membaik setiap tahunnya yang didasari oleh asumsi
APBN ke depan.
2008F 2009F 2010F 2011F 2012FTanah 30,039 35,110 41,273 48,838 58,215 Tanah pertambangan 3,755 4,389 5,159 6,105 7,277 Bangunan dan prasarana 22,529 26,332 30,954 36,628 43,661 Mesin dan peralatan 56,324 65,831 77,386 91,570 109,153 Alat pengangkutan 3,755 4,389 5,159 6,105 7,277 Peralatan kantor 7,510 8,777 10,318 12,209 14,554 Aktiva dalam penyelesaian 26,284 30,721 36,114 42,733 50,938 Penambahan fixed asset 150,196 175,549 206,363 244,188 291,074 Total Fixed Asset 9,681,352 9,856,902 10,063,265 10,307,453 10,598,526
Penyusutan 416,298 421,773 386,544 394,160 403,238 penyusutan masuk HPP 411,719 417,134 382,292 389,824 398,802 penyusutan masuk beban penjualan 1,873 1,898 1,739 1,774 1,815 penyusutan masuk umum dan 2,706 2,742 2,513 2,562 2,621
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
56
Berikut ini adalah proyeksi laporan laba rugi perusahaan:
Tabel IV.14. Proyeksi Laporan Laba Rugi
Sumber: diolah menggunakan excel
IV.3.4 Analisis Proyeksi Cash flow
Nilai pada total financing adalah 0 dikarenakan asumsi lima tahun ke depan tidak
ada penambahan equity oleh pemilik perusahaan. Untuk nilai pinjaman bank akan terisi
bila perusahaan mengalami kekurangan kas (hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan
munculnya pinjaman baru pada proses simulasi.
Berikut ini adalah proyeksi cash flow perusahaan untuk penerimaan dan
pembayaran dalam bentuk kas:
Tabel IV.15. Proyeksi Cash Flow
2007A 2008F 2009F 2010F 2011F 2012FPENDAPATAN
Semen 3,239,026 3,673,106 4,165,682 4,724,118 5,357,276 6,075,186 Beton jadi 498,512 695,930 971,061 1,355,241 1,890,832 2,638,714 Tambang agregat 17,368 19,697 22,337 25,338 28,737 32,594 Total Pendapatan 3,754,906 4,388,732 5,159,080 6,104,697 7,276,846 8,746,493
BEBAN POKOK PENDAPATAN 2,492,805 3,007,768 3,514,496 4,046,319 4,755,979 5,644,872 LABA KOTOR 1,262,101 1,380,964 1,644,584 2,058,378 2,520,867 3,101,622 BEBAN USAHA
Beban Penjualan 435,925 452,596 531,735 628,692 749,106 900,079 Umum dan administrasi 305,713 342,394 402,054 475,016 565,790 679,600 Jumlah Beban Usaha 741,638 794,990 933,790 1,103,708 1,314,896 1,579,679
LABA (RUGI) USAHA 520,463 585,974 710,794 954,670 1,205,971 1,521,943 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Beban bunga dan keuangan - bersih (102,089) (377,477) (338,970) (301,206) (267,122) (267,122) Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih (173,795) 960,031 688,788 19,569 - - Lain-lain - bersih (58,077) - - - - - Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (333,961) 582,554 349,818 (281,637) (267,122) (267,122)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 186,502 1,168,528 1,060,612 673,033 938,849 1,254,821 BEBAN PAJAK (17,092) (350,558) (318,184) (201,910) (281,655) (376,446) LABA/RUGI BERSIH 169,410 817,969 742,428 471,123 657,194 878,374
2008F 2009F 2010F 2011F 2012FPROYEKSI CASH FLOW
PENERIMAANPenerimaan Penjualan 4,028,014 4,735,046 5,602,941 6,678,749 8,027,604 Piutang usaha 470,721 360,718 424,034 501,756 598,097 Piutang Lain-lain 23,058 0 0 0 0 Uang muka dan biaya dibayar dimuka 22,082 0 0 0 0 Total Penerimaan 4,543,875 5,095,764 6,026,975 7,180,505 8,625,700
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
57
Sumber: diolah menggunakan excel
IV.3.5 Analisis Proyeksi neraca
Jumlah proyeksi aktiva meningkat setiap tahunnya, namun pada tahun 2010F nilai
total aktiva menurun. Hal ini disebabkan oleh pelunasan seluruh hutang jangka panjang
yang jatuh tempo pada tahun tersebut. Pembayaran sisa hutang berdampak pada
menurunnya nilai kas dan setara kas dan jumlah pinjaman jangka panjang.
Berikut ini adalah proyeksi neraca PT Holcim Indonesia Tbk:
Tabel IV.16. Proyeksi Neraca
2008F 2009F 2010F 2011F 2012FPEMBAYARANPembayaran Hutang Usaha 294,834 312,622 367,496 434,855 518,351 Biaya ymh dibayar 319,116 0 0 0 0 Hutang Lain-lain 31,161 0 0 0 0 Bahan baku digunakan dan biaya pabrikasi 2,101,181 2,469,998 2,922,728 3,483,914 4,187,533 gaji dan upah 430,096 505,590 598,260 713,131 857,156 Iklan dan pameran 43,887 51,591 61,047 72,768 87,465 Jasa tenaga ahli 49,154 57,782 68,373 81,501 97,961 Transportasi 7,900 9,286 10,988 13,098 15,744 Sewa 8,339 9,802 11,599 13,826 16,618 Beban penjualan Lain-lain 351,099 412,726 488,376 582,148 699,719 Sumbangan dan representasi 9,655 11,350 13,430 16,009 19,242 beban umum & adm Lain-lain 131,662 154,772 183,141 218,305 262,395 Beban bunga dan keuangan - bersih 377,477 338,970 301,206 267,122 267,122 Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih (669,219) (662,062) - - - Kewajiban pajak tangguhan 225,846 - - 0 0
Cicilan Hutang Bank 427245 669219 662062 0 0Pajak 26,027 350,558 318,184 201,910 281,655 Pengeluaran Investasi FA 150,196 175,549 206,363 244,188 291,074 Total Pembayaran 4,315,655 4,867,754 6,213,253 6,342,776 7,602,035
Selisih Penerimaan dan Pembayaran 228,220 228,010 (186,278) 837,729 1,023,665 Kas Awal 681,794 910,014 1,138,024 951,746 1,789,474 Kas sebelum Financing 910,014 1,138,024 951,746 1,789,474 2,813,139
FINANCINGPinjaman Bank 0 0 0 0 0Penambahan Equity 0 0 0 0 0Total Financing 0 0 0 0 0Kas Akhir 910,014 1,138,024 951,746 1,789,474 2,813,139
2007A 2008F 2009F 2010F 2011F 2012FAKTIVAAKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 681,794 910,014 1,138,024 951,746 1,789,474 2,813,139 Piutang usaha 470,721 360,718 424,034 501,756 598,097 718,890 Piutang lain-lain 23,058 - 0 0 0 0 Persediaan - bersih 263,316 322,450 346,330 375,645 411,981 457,540 Uang muka dan biaya dibayar dimuka 22,082 - - - - - Pajak dibayar dimuka - - - - - - Jumlah Aktiva Lancar 1,460,971 1,593,181 1,908,388 1,829,146 2,799,553 3,989,570
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
58
Sumber: diolah menggunakan excel
IV.4 Analisis Nilai perusahaan
IV.4.1 Menilai cost of equity
Hasil regresi munujukkan bahwa nilai beta perusahaan adalah 1.045601078. Hal ini
menandakan bahwa nilai return saham Holcim lebih besar (kecil) 4.5601% jika terjadi
perubahan risiko pasar. Korelasi antara saham holcim dengan IHSG adalah positif,
sehingga jika terjadi kenaikan pada IHSG maka sama halnya dengan IHSG, saham holcim
juga akan mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat juga terlihat dari grafik perbandingan
IHSG terhadap saham Holcim.
Dari data saham Holcim Indonesia Tbk., SBI 6 bulan, dan IHSG didapatkan hasil
regresi seperti di bawah ini:
2007A 2008F 2009F 2010F 2011F 2012FAKTIVA TIDAK LANCAR
Aktiva pajak tangguhan - bersih 27,441 27,441 27,441 27,441 27,441 27,441 Investasi pada perusahaan asosiasi - - - - - - Aktiva tetap 9,531,156 9,681,352 9,856,902 10,063,265 10,307,453 10,598,526 Penyusutan aktiva tetap (3,859,352) (4,275,650) (4,697,423) (5,083,967) (5,478,126) (5,881,364) Aktiva lain-lain 48,034 48,034 48,034 48,034 48,034 48,034 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 5,747,279 5,481,177 5,234,953 5,054,773 4,904,801 4,792,637
JUMLAH AKTIVA 7,208,250 7,074,358 7,143,341 6,883,919 7,704,354 8,782,207
KEWAJIBAN DAN EKUITASKEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha 294,834 312,622 367,496 434,855 518,351 623,038 Hutang lain-lain 31,161 - - - - - Hutang pajak 26,027 350,558 318,184 201,910 281,655 376,446 Biaya masih harus dibayar 319,116 - - - - - Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun427,245 669,219 662,062 - - - Jumlah Kewajiban Lancar 1,098,383 1,332,399 1,347,741 636,765 800,005 999,484
KEWAJIBAN TIDAK LANCARKewajiban pajak tangguhan - bersih 225,846 - - 0 0 0 Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun1,605,962 669,218 - - - - Pinjaman subordinasi 1,843,240 1,819,952 1,800,383 1,780,814 1,780,814 1,780,814 Kewajiban jangka panjang lain 56,201 56,201 56,201 56,201 56,201 56,201 Kewajiban imbalan kerja 121,261 121,261 121,261 121,261 121,261 121,261 Jumlah KewajibanTidak Lancar 3,852,510 2,666,633 1,977,845 1,958,276 1,958,276 1,958,276 Total Kewajiban 4,950,893 3,999,032 3,325,586 2,595,041 2,758,281 2,957,760
EKUITASModal saham 3,831,450 3,831,450 3,831,450 3,831,450 3,831,450 3,831,450 Tambahan modal disetor 3,890,522 3,890,522 3,890,522 3,890,522 3,890,522 3,890,522 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2,098,734 2,098,734 2,098,734 2,098,734 2,098,734 2,098,734 Cadangan lindung nilai 1,651 1,651 1,651 1,651 1,651 1,651 Defisit (7,565,000) (6,747,031) (6,004,602) (5,533,479) (4,876,285) (3,997,910)
Jumlah Ekuitas 2,257,357 3,075,326 3,817,755 4,288,878 4,946,072 5,824,447 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 7,208,250 7,074,358 7,143,341 6,883,919 7,704,353 8,782,207
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
59
Tabel IV.17. Output Regresi
Sumber: diolah menggunakan excel
Perbandingan Harga Saham dengan IHSG
Sumber: diolah menggunakan excel
Dari data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tingkat suku bunga SBI saat ini
(Juni 2008) adalah 9.15%. Dan dari perhitungan yang dilakukan oleh penulis didapatkan
nilai risk market adalah sebesar 17.64% sehingga nilai cost of Equity untuk perusahaan ini
adalah sebesar 18.03%. Dari perhitungan juga didapatkan bahwa nilai WACC sebesar
11%.
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.68608017
R Square 0.470706
Adjusted R Square0.470299164
Standard Error 0.026544565
Observations 1303
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 0.815232148 0.815232 1156.991 5.9272E-182
Residual 1301 0.916702749 0.000705
Total 1302 1.731934898
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%Lower 95.0%Upper 95.0%
Intercept 0.004652775 0.002909185 1.59934 0.109988 -0.001054431 0.01036 -0.00105 0.01036
X Variable 1 1.045601078 0.030739797 34.01457 5.9E-182 0.985296082 1.105906 0.985296 1.105906
0.00
1000.00
2000.00
3000.00
4000.00
5000.00
IHSG
harga saham
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
60
IV.4.2 Free Cash Flow to Firm
Tabel IV.18. Perhitungan Free Cash Flow to Firm
Sumber: diolah menggunakan excel
Dengan menggunakan WACC sebesar 11% didapatkan nilai corporate value
sebesar Rp 41,621,692 juta. Nilai WACC yang lebih kecil daripada cost of equity
disebabkan karena pendanaan melalui hutang lebih besar dibandingkan melalui modal
sendiri. Perbedaan ini menyebabkan corporate value memiliki nilai yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan equity value jika kita membandingkan dengan tabel di bawah.
IV.4.3 Free cash flow to equity
Tabel IV.19. Perhitungan Free Cash Flow Equity
Sumber: diolah menggunakan excel
2007A 2008F 2009F 2010F 2011F 2012FCORPORATE VALUE 0 1 2 3 4 5
EBIT 966,675 1,644,584 2,058,378 2,520,867 3,101,622
Plus Depreciation 383,826 416,298 421,773 386,544 394,160 403,238
Net Cash Flow 383,826 1,382,973 2,066,357 2,444,921 2,915,026 3,504,860
Kurang Fixed Capital Expenditure 150,196 175,549 206,363 244,188 291,074
Kurang Working Capital Investment (88,052) 64,698 155,951 (30,563) (33,127)
Total additional Invesment 62,144 240,247 362,314 213,625 257,947
Free Cashflow to the Firm FCFF) 1,320,829 1,826,110 2,082,607 2,701,401 3,246,912
Disc Factor 0.90090 0.81162 0.73119 0.65873 0.59345
PV 1,189,936 1,482,112 1,522,785 1,779,497 1,926,884
Cummulative PV 1,189,936 2,672,047 4,194,832 5,974,329 7,901,213
Cash flow (for Terminal Value) 3,409,258
Terminal Value 56,820,967
Disc Factor 0.59345
PV Terminal value 33,720,479
Cummulatif PV + PV Residual Value 41,621,692
Corporate Value 41,621,692
2007A 2008F 2009F 2010F 2011F 2012FFCFF 1,826,110 2,082,607 2,701,401 3,246,912 3,409,258
biaya bunga (1-tax) (264,234) (237,279) (210,844) (186,985) (186,985)
Net Cash Flow 1,561,876 1,845,329 2,490,557 3,059,927 3,222,273
pembayaran hutang 427,245 669,219 662,062 0 0
hutang baru 0 0 0 0 0
Total additional Invesment 427,245 669,219 662,062 0 0
Free Cashflow to the Equity (FCFE) 1,134,631 1,176,110 1,828,495 3,059,927 3,222,273
Disc Factor 0.84724 0.71782 0.60817 0.51526 0.43655
PV 961,307 844,235 1,112,030 1,576,672 1,406,696
Cummulative PV 961,307 1,805,542 2,917,572 4,494,244 5,900,940
Cash flow (for Terminal Value) 3,383,386
Terminal Value 25,966,126
Disc Factor 0.43655
PV Terminal value 11,335,616
Cummulatif PV + PV Residual Value 17,236,556
Equity Value + debt 17,236,556
Debt Value 4,279,755
Equity Value 12,956,801
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
61
Dalam tabel diperlihatkan bahwa nilai ekuitas perusahaan menggunakan
perhitungan manual dan pendiskontoan menggunakan cost of equity maka didapatkan nilai
perusahaan sebesar Rp 12,956,801 juta. Jumlah saham perusahaan yang beredar saat ini
adalah sebanyak 7,662.9 juta lembar saham. Berarti harga saham intrinsik yang didapatkan
dengan metode ini adalah sebesar Rp 1,691 per lembar. Harga saham Holcim Indonesia
Tbk saat ini (24 Juni 2008) adalah sebesar Rp 1,130 per lembar. Oleh karena itu saham
holcim dianggap undervalue dan layak untuk dibeli.
IV.5 Analisis risiko
Analisis risiko memperlihatkan standar deviasi/risiko yang mungkin akan terjadi
terhadap nilai output akibat ketidakpastian pada asumsi input. Perbedaan asumsi input
dengan kemungkinan keadaan yang akan terjadi akan berdampak pada kesalahan penilaian
suatu aset. Ketidakpastian inilah yang akan dihadapi oleh calon investor. Analisis risiko
akan memberikan gambaran seberapa besar kemungkinan kerugian yang akan didapatkan
oleh investor dan mempersiapkan investor untuk menghadapi ketidakpastian dari masa
yang akan datang.
IV.5.1 Fit Test
Pengunaan fit test digunakan untuk menentukan distribusi suatu variabel yang
memiliki data historis yang cukup. Data yang akan dilakukan fit test distribution adalah
data ekonomi makro dimana datanya mudah unutk didapatkan dan memiliki data series
yang panjang. Data ekonomi makro yang digunakan adalah kurs dan suku bunga Libor 6
bulan.
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
62
Berikut ini adalah hasil fit test pada variabel kurs:
Grafik IV.3. Distribusi Kurs
Sumber: output @risk
Grafik IV.4. Perbandingan Data Aktual dengan Distribusi Kurs Hasil Fit Test
Sumber: output @risk
Gambar di atas adalah hasil dari fit test yang dilakukan pada nilai kurs. Data nilai
kurs yang digunakan adalah dari Januari 2003 hingga mei 2008. Distribusi loglogistic
merupakan distribusi yang leptokurtic dimana distribusi ini memiliki tail yang panjang
dengan nilai kurtosis yang tinggi. Data ini memiliki nilai skewness 0.1381 dan kurtosis
4.2470. Gambar selanjutnya memperlihatkan data hasil random/simulasi yang akan terjadi
(garis tipis) bila dibandingkan dengan data historis (garis tebal). Kita melihat bahwa data
random akan mengikuti pola yang terjadi pada data historis.
LogLogistic(-6195.8, 15310, 63.167)
Value
s x 10
^-3
Values in Thousands
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
8.0 8.5 9.0 9.5 10.0
10.5
11.0
< >5.0% 5.0%90.0%8.417 9.845
LogLogistic(-6195.8, 15310, 63.167)
Values in Thousands
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
8.0
8.5
9.0
9.5
10.0
10.5
11.0
< >5.0% 5.0%90.0%8.417 9.845
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
63
Berikut ini adalah hasil fit test pada variabel Libor:
Grafik IV.5. Distribusi Libor 6 Bulan
Sumber: output @risk
Grafik IV.6. Perbandingan Data Aktual dengan Distribusi Libor Hasil Fit Test
Sumber: output @risk
Data Libor 6 bulan yang digunakan adalah data dari Januari 2003 hingga Juni 2008.
Distribusi yang terbentuk dari hasi fit test adalah distribusi uniform. Distribusi ini termasuk
dalam kategori continous dimana data akan diacak dan terdistribusi diantara nilai minimum
dan maksimum dengan peluang yang relatif sama. Nilai skewness dari hasil fit test adalah 0
Uniform(1.0714, 7.1166)
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
5.0% 5.0%90.0%1.374 6.814
Uniform(1.0714, 7.1166)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0 1 2 3 4 5 6 7 8
5.0% 5.0%90.0%1.374 6.814
Jum
lah
(rib
u)
LIBOR
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
64
sedangkan kurtosisnya adalah 1.8. Distribusi uniform memiliki data random forcast yang
memiliki rata-rata tetap. Hal ini tergambarakan dari grafik merah dari tabel kedua di atas.
IV.5.2 Analisis data input dan output hasil simulasi
Tabel di bawah ini adalah hasil dari simulasi untuk input dan output:
Tabel IV.20. Nilai Input dan Output Hasil Simulasi
Sumber: output @risk
Data di atas menunjukkan bahwa nilai ekuitas perusahaan rata-rata dengan simulasi
mencapai angka Rp 16,853,780 juta atau nilainya lebih besar dari perhitungan sebelumnya
yang hanya mencapai Rp 12,956,801 juta. Nilai ekuitas yang berbeda menyebabkan nilai
saham rata-rata juga berbeda. Nilai saham menggunakan simulasi menghasilkan nilai Rp
2,199 sedangkan dengan menggunakan metode sebelumnya didapatkan hasil Rp 1,691.
Hasil ini tentunya masih di atas nilai ekuitas pasar saat ini yang sebesar Rp 8,659,077 juta.
Walaupun nilai asumsi monte carlo pada saat pengisian input dengan nilai asumsi
model tanpa simulasi adalah sama, namun adanya proses iterasi dan pendistribusian data
menyebabkan nilai rata-rata setelah iterasi menjadi berbeda. Sehingga menyebabkan nilai
ekuitas dan harga intrinsik saham berbeda.
Cell Minimum Mean MaximumOutput 11 Equity Value C912 (44,245,510) 16,853,780 201,034,800Output 12 saham C914 (5,774) 2,199 26,235 Input 1 Bahan baku digunakan dan biaya pabrikasi / Asumsi I268 25.48% 55.12% 87.14%Input 2 growth semen (volume) / asumsi I440 -29.88% 5.00% 38.38%Input 3 growth harga jual rata-rata / asumsi I441 -17.80% 8.09% 36.84%Input 4 growth beton jadi (volume) / asumsi I449 -69.26% 28.34% 107.31%Input 5 growth harga jual rata-rata / asumsi I450 -51.15% 8.97% 69.26%Input 6 growth penjualan agregat (volume) / asumsi I458 -13.71% 8.11% 33.34%Input 7 growth harga jual rata-rata / asumsi I459 -46.75% 4.88% 56.70%Input 8 Penambahan Fixed Asset / asumsi D500 3.94% 4.03% 4.11%Input 9 Kurs / 2008F D627 6,588 9,117 11,935 Input 10 Kurs / 2009F E627 7,255 9,118 12,407 Input 11 Kurs / 2010F F627 6,974 9,119 11,587 Input 12 Kurs / 2011F G627 7,249 9,129 12,134 Input 13 Kurs / 2012F H627 6,792 9,122 11,726 Input 14 LIBOR / 2007A C631 1.07 4.05 7.12
Name
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
65
Grafik IV.7. Distribusi Nilai Ekuitas
Sumber: output @risk
Dari grafik di atas dapat terlihat bahwa peluang perusahaan ini memiliki nilai
ekuitas sama dengan atau lebih kecil dari nol adalah 7.53% dan peluang perusahaan untuk
mendapatkan nilai yang lebih kecil daripada nilai ekuitas saat ini adalah sebesar 30.53%.
Dari perbandingan tersebut terlihat bahwa peluang perusahaan untuk menghasilkan return
masih besar mencapai 70%.
Grafik IV.8. Distribusi Nilai Ekuitas dan Nilai Saham
Sumber: output @risk
Korelasi antara equity value dan nilai intrinsik saham adalah 1, sehingga persentase
peluang nilai saham dimasa mendatang lebih kecil daripada harga saham saat ini adalah
sebesar 30.53%. Dari hasil perhitungan, distribusi output untuk harga saham didapatkan
nilai skewness sebesar 1.885762, kurtosis 12.31811, dan modus 1670.511. Nilai kurtosis
Distribution for Equity Value/C912
Va
lue
s in
10
^ -8
Values in Millions
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
Mean=1.685378E+07
-50 0 50 100 150 200 250
250250250250
-50 0 50 100 150 200 250
7.53% 92.47% 0 250
Mean=1.685378E+07 Mean=1.685378E+07
Distribution for Equity Value/C912
Va
lue
s in
10
^ -8
Values in Millions
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
Mean=1.685378E+07
-50 0 50 100 150 200 250
-10-10
-50 0 50 100 150 200 250
30.53% 69.47% 0% 8.6591 225
-50 0 50 100 150 200 250
Mean=1.685378E+07 Mean=1.685378E+07
Distribution for saham/C914
Va
lue
s in
10
^ -4
Values in Thousands
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
Mean=2199.399
-10 0 10 20 30
30303030
-10 0 10 20 30
30.53% 69.47% 1.1297 30
Mean=2199.399 Mean=2199.399
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
66
yang tinggi digambarkan dengan distribusi yang tinggi ke atas dan menunjukkan bahwa
risiko dari distribusi ini terfokus pada nilai rata-ratanya.
IV.5.3 Analisis korelasi dan sensitivitas regresi variabel input
Grafik IV.9. Korelasi Variabel Input dengan Nilai Saham
Sumber: output @risk
Grafik tornado di atas menggambarkan korelasi antara variabel input terhadap
harga saham intrinsik perusahaan. Korelasi positif terbesar ada pada growth semen
(volume), growth beton jadi (volume), growth harga jual rata-rata semen, dan growth harga
jual rata-rata beton jadi. Sedangkan variabel yang memiliki korelasi negatif terbesar yaitu
bahan baku digunakan dan biaya pabrikasi.
Berapa persen perubahan variabel input mempengaruhi nilai output dapat terlihat
dari grafik IV.10. Grafik IV.10 memperlihatkan perubahan variabel input sebesar standar
deviasinya akan mempengaruhi variabel output sebesar nilai sensitivity dikali dengan
standar deviasi output.
Correlations for saham/C914
Correlation Coefficients
growth penjualan agregat (.../I458 .005 Penambahan Fixed Asset / a.../D500 .006
Kurs / 2008F/D627-.007 LIBOR / 2007A/C631-.011
growth harga jual rata-rat.../I459-.012 Kurs / 2009F/E627-.014 Kurs / 2010F/F627-.015 Kurs / 2012F/H627-.02
Kurs / 2011F/G627 .024 growth harga jual rata-rat.../I450 .328 growth harga jual rata-rat.../I441 .348 growth beton jadi (volume).../I449 .412 growth semen (volume) / as.../I440 .444
Bahan baku digunakan dan b.../I268-.466
-1 -0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75 1
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
67
Grafik IV.10. Regresi Sensitivitas Variabel Input Terhadap Nilai Saham
Sumber: output @risk
Peningkatan sebesar 8.48% pada variabel bahan baku digunakan dan biaya
pabrikasi akan menyebabkan penurunan nilai saham sebesar Rp 982.3320 (0.468 x Rp
2,099) atau peningkatan sebesar 1% akan menurunkan nilai intrinsik saham sebesar Rp
83.30175.
Grafik di atas memiliki kekurangan karena tidak mampu untuk membedakan
perbedaan satuan antara variabel input. Variabel input terbagi atas dua satuan yaitu berupa
persentase (data laporan keuangan) dan data yang berupa angka (data ekonomi makro
seperti tingkat bunga libor dan kurs). Sehingga dari kedua satuan tersebut tidak bisa
dibandingkan secara langsung nilai sensitivitasnya.
IV.5.4 Analisis variabel tahunan terhadap laba/rugi bersih tahunan
Walaupun nilai sensitivitas kurs pada nilai saham tidak terlalu besar, namun
sensitivitas nilai kurs 2008F cukup besar untuk mempengaruhi nilai laba/rugi bersih pada
tahun yang sama (2008F). Grafik IV.11 memperlihatkan pengaruh kurs terhadap laba/rugi
bersih bahwa perubahan kurs sebesar standar deviasinya akan menyebabkan nilai laba/rugi
Regression Sensitivity for saham/C914
Std b Coefficients
Kurs / 2012F/H627-.009
Kurs / 2008F/D627-.013
Kurs / 2011F/G627 .018
growth harga jual rata-rat.../I441 .32
growth harga jual rata-rat.../I450 .346
growth semen (volume) / as.../I440 .402
growth beton jadi (volume).../I449 .421
Bahan baku digunakan dan b.../I268-.468
-1 -0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75 1
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008
68
bersih perusahaan pada tahun yang sama akan turun sebesar 0.334 dari standar deviasinya.
Nilai R-squred yang tinggi semakin menjelaskan bahwa ada hubungan antara input varibel
dengan outputnya.
Grafik IV.11. Regresi Sensitivitas Variabel Input terhadap Laba/Rugi Bersih
R-Squared= 0.991594
Sumber: output @risk
Setiap kurs pada 2008F bergerak sebesar deviasi (Rp 443) maka akan
mengakibatkan nilai laba/rugi bersih turun sebesar 0.334 dikali dengan Rp 288,275 juta
(standar deviasi laba/rugi bersih 2008F) yaitu sekitar Rp 96,283 juta. Sehingga perusahaan
harus tetap waspada dan mengantisipasi setiap perubahaan nilai kurs rupiah terhadap dolar
untuk menjaga nilai laba/rugi perusahaan agar tidak mengakibatkan kerugian.
Regression Sensitivity for LABA/RUGI BERSIH /2008F/D563
Std b Coefficients
growth penjualan agregat (.../I458 .002
Kurs / 2009F/E627-.002
growth harga jual rata-rat.../I450 .054
growth beton jadi (volume).../I449 .071
LIBOR / 2007A/C631-.083
growth harga jual rata-rat.../I441 .147
growth semen (volume) / as.../I440 .192
Kurs / 2008F/D627-.334
Bahan baku digunakan dan b.../I268-.905
-1 -0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75 1
Analisis risiko..., Aidil Akbar, FE UI, 2008