bab iv pembahasanrepository.unika.ac.id/19332/5/15.h1.0029 edward... · 2019. 7. 2. · bab iv...

22
25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Laporan Laba Rugi Secara Komersial CV XY menyusun laporan keuangan sebagai proses terakhir akuntansi dan merupakan cermin dari kondisi perusahaan secara komersial yang nantinya akan disesuaikan dengan Undang - Undang Perpajakan yang lalu terbentuk laporan keuangan secara fiskal, saat ini laporan disusun secara komersial yang bertujuan untuk memberikan informasi posisi keuangan dan kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang nantinya bermanfaat bagi sebagian pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berikut merupakan hasil laporan laba rugi CV XY sebelum melakukan koreksi Fiskal : Tabel 4.1 Laporan Laba Rugi CV XY Tahun 2017 I. PENDAPATAN 1. Penjualan A. Penjualan Rp 88.207.517.731 B. Pendapatan Bengkel Rp 1.482.603.523 C. Penghargaan Pemasaran Rp 3.186.460.756 D. Pendapatan Lainnya Rp 72.517.500 TOTAL PENDAPATAN Rp 92.876.582.010

Upload: others

Post on 26-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 25

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Laporan Laba Rugi Secara Komersial

    CV XY menyusun laporan keuangan sebagai proses terakhir akuntansi

    dan merupakan cermin dari kondisi perusahaan secara komersial yang nantinya

    akan disesuaikan dengan Undang - Undang Perpajakan yang lalu terbentuk

    laporan keuangan secara fiskal, saat ini laporan disusun secara komersial yang

    bertujuan untuk memberikan informasi posisi keuangan dan kinerja perubahan

    posisi keuangan suatu perusahaan yang nantinya bermanfaat bagi sebagian

    pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

    Berikut merupakan hasil laporan laba rugi CV XY sebelum melakukan

    koreksi Fiskal :

    Tabel 4.1

    Laporan Laba Rugi CV XY

    Tahun 2017

    I. PENDAPATAN

    1. Penjualan

    A. Penjualan Rp 88.207.517.731

    B. Pendapatan Bengkel Rp 1.482.603.523

    C. Penghargaan Pemasaran Rp 3.186.460.756

    D. Pendapatan Lainnya Rp 72.517.500

    TOTAL PENDAPATAN Rp 92.876.582.010

  • 26

    II. HARGA POKOK PENJUALAN

    A. Persediaan Awal Rp 45.392.715.677

    B Pembelian Awal Rp 49.921.890.039

    C. Pembelian Sparepart Rp 1.186.082.819

    Jumlah Rp 96.500.688.535

    D. Persediaan Akhir Rp 15.057.300.472

    E Harga Pokok Penjualan Rp 81.443.388.063

    LABA KOTOR Rp 11.433.193.947

    III. BIAYA OPERASIONAL

    Gaji Rp 1.366.850.000

    Keperluan Kantor Rp 237.950.611

    Keperluan Toko Rp 70.350.975

    Transport / Bahan Bakar Rp 334.893.359

    Listrik Rp 39.877.936

    Telpon Rp 29.915.649

    Air Rp 15.973.179

    Biaya Sewa Rp 225.433.310

    Biaya Pembelian Rp 39.288.000

    Biaya Penjualan Rp 88.314.714

    KIR / Pajak Kendaraan Rp 17.137.600

    Perawatan Kendaraan Rp 137.574.797

    Perawatan Bangunan Rp 35.118.124

    Biaya Penyusutan Rp 326.704.752

    TOTAL BIAYA OPERASIONAL Rp 2.965.383.006

    LABA BERSIH Rp 8.467.810.941

    Sumber : KAP Tribowo Yulianti (Data diolah)

    Dari Laporan Laba Rugi diatas pada tabel 4.1. berikut catatan dan

    rincian yang dapat diketahui :

    A. Pendapatan Business Unit Utama & Business Unit Dukungan

  • 27

    Pendapatan Business Unit Utama & Business Unit Dukungan

    CV XY di peroleh sebagian besar melalui pendapatan Business Unit

    Utama dari penjualan sepeda motor. Pendapatan Business Unit

    Dukungan dari pendapatan bengkel. penghargaan pemasaran serta

    pendapatan lainnya.

    B. HPP

    Perhitungan HPP yang dipakai oleh CV XY untuk mendapatkan

    laba bersih dengan melalui metode FIFO. dimana metode tersebut diakui

    secara pajak. Berikut Berhitungannya :

    HPP :

    Persediaan Awal : Rp 45.392.715.677

    Pembelian Awal : Rp 49.921.890.039

    Pembelian Sparepart : Rp 1.186.082.819 +

    Rp 96.500.688.535

    Persediaan Akhir : Rp 15.057.300.472 +

    Harga Pokok Penjualan Rp 81.443.388.063

    C. Biaya Operasional

    Biaya Operasional yang terjadi pada CV XY berkaitan dengan

    kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung operasi

    perusahaan.dan termasuk biaya penyusutan. Datanya sebagai berikut :

    Biya Operasional :

  • 28

    Tabel 4.2

    CV XY

    Biaya Operasional

    Tahun 2017

    Gaji : Rp 1.366.850.000

    Keperluan Kantor : Rp 237.950.611

    Keperluan Toko : Rp 70.350.975

    Transport / Bahan Bakar : Rp 334.893.359

    Listrik : Rp 39.877.936

    Telpon : Rp 29.915.649

    Air : Rp 15.973.179

    Biaya Sewa : Rp 225.433.310

    Biaya Pembelian : Rp 39.288.000

    Biaya Penjualan : Rp 88.314.714

    KIR / Pajak Kendaraan : Rp 17.137.600

    Perawatan Kendaraan : Rp 137.574.797

    Perawatan Bangunan : Rp 35.118.124

    Biaya Penyusutan : Rp 326.704.752 +

    TOTAL BIAYA PERASIONAL: Rp 2.965.383.006

    Sumber : KAP Tribowo Yulianti (Data diolah)

    Laporan laba rugi di atas disajikan dalam bentuk laporan keuangan

    komersial menurut Standart Akuntansi. Sehingga laba bersih yang didapat

    sebesar Rp. 8.433.762.269. Laba yang saat ini (Laporan Komersial) tidak dapat

    di gunakan sebagai penentu penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak karena

    tidak diakui secara fiskal. maka pada waktu pembuatan laba/rugi secara fiskal

    baik biaya-biaya ataupun beban yang masih menurut laporan komersial tersebut

    maka harus dilakukan Koreksi Fiskal (Koreksi Positif dan Koreksi Negatif).

  • 29

    4.2 Analisis Koreksi Fiskal CV XY

    A. Koreksi Fiskal CV XY tahun 2017 Berdasarkan Undang–undang Nomor

    36 Tahun 2008

    Koreksi fiskal yang dapat dilakukan berupa koreksi positif maupun

    koreksi negatif. sehingga laba pada laporan keuangan akan ada perbedaan.

    Perbedaan yang terjadi disebabkan adanya perbedaan pengakuan penghasilan

    dan biaya dalam penyusunan laporan laba rugi. Yang mendasari penyusunan

    laporan keuangan dalam perpajakan yaitu Undang – undang Nomor 36 Tahun

    2008. maka dari itu diperlukannya identifikasi terhadap laporan laba rugi

    komersial yang sesuai dengan undang – undang perpajakan agar dapat

    diketahui akun – akun yang mengalami koreksi fiskal yang ada di dalam laporan

    laba rugi komersial untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017.

    1. Pendapatan

    Pendapatan yang di peroleh oleh perusahaan sebesar Rp. 92.876.582.010.-

    pendapatan ini terdiri dari Penjualan Rp. 88.207.517.731.-. Pendapatan

    Bengkel sebesar Rp. 1.482.603.512.- dan Penghargaan Pemasaran Rp.

    3.186.460.756.-

    Pendapatan tidak di koreksi fiskal karena sudah sesuai dengan Undang –

    Undang Perpajakan UU 36 Tahun 2008 terkait dengan objek pajak

    penghasilan atau pendapatan

    2. Harga Pokok Penjualan

  • 30

    Harga Pokok Penjualan perusahaan sebesar Rp. 11.433.193.947.-

    berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10 yang menyatakan :

    Persediaan dan pemakaian persediaan untuk penghitungan harga pokok

    dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan secara rata-rata atau

    dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama.

    Sehingga untuk Harga pokok penjualan tidak mengalami koreksi fiskal

    karena sudah sesuai dengan Undang – undang perpajakan.

    3. Biaya Gaji

    Biaya Gaji yang di keluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 1.366.850.000.-

    Biaya ini merupakan biaya yang digunakan perusahaan untuk membayar

    Gaji Karyawan.

    Berdasarkan UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) a nomor 2

    yang menyatakan bahwa :

    “Besarnya Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan

    bentuk usaha tetap. ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi

    baiya untuk mendapatkan. menagih. dan memelihara penghasilan. termasuk

    : Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan

    usaha. antara lain : Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk

    upah. gaji. honorarium. bonus. gratifikasi. dan tunjangan yang diberikan

    dalam bentuk uang.”

    Sehingga untuk biaya gaji tidak dikoreksi karena sudah sesuai dengan UU

    perpajakan.

  • 31

    4. Biaya Keperluan Kantor

    Biaya Keperluan Kantor yang di keluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.

    237.950.611.- biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan berkaitan

    dengan kegiatan kantor. Berdasarkan UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008

    Pasal 6 ayat (1) a nomor 8 yang menyatakan bahwa :

    “Besarnya Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan

    bentuk usaha tetap. ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi

    baiya untuk mendapatkan. menagih. dan memelihara penghasilan. termasuk

    : Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan

    usaha. antara lain : Biaya administrasi.

    Sehingga untuk biaya keperluan kantor tidak dikoreksi.

    5. Biaya Keperluan Toko

    Biaya keperluan toko yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.

    70.350.975.-. Biaya ini merupakan biaya yang digunakan perusahaan untuk

    keperluan terkait dengan toko.

    Berdasarkan UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) a nomor 8

    yang menyatakan bahwa :

    “Besarnya Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan

    bentuk usaha tetap. ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi

    baiya untuk mendapatkan. menagih. dan memelihara penghasilan. termasuk

    : Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan

    usaha. antara lain : Biaya administrasi.

  • 32

    Sehingga untuk biaya keperluan toko tidak dikoreksi.

    6. Biaya Transport / Bahan Bakar

    Biaya Transport / Bahan Bakar yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar

    Rp. 334.893.359.-. Biaya ini merupakan biaya yang digunakan perusahaan

    untuk pembelian Bahan Bakar yang digunakan untuk kendaraan

    operasional.

    Biaya Bahan Bakar yang dikeluarkan untuk sepeda motor sebesar Rp.

    66.978.672 dan untuk mobil sebesar Rp. 267.914.687 selain itu. terdapat

    sepeda motor yang digunakan oleh pegawai tertentu karena pekerjaannya.

    Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002

    Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa:

    ”Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar kendaraan bus.

    minibus. atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan

    untuk antar jemput para pegawai. dapat dibebankan seluruhnya sebagai

    biaya perusahaan melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II sebagaimana

    dimaksud dalam Keputusan Menteri keuangan Nomor 520/KMK.04/2000

    Lampiran II butir 1 huruf b sebagaimana telah diubah dengan Keputusan

    Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002.”

    Sehingga untuk biaya Transport / Bahan Bakar tidak di koreksi.

  • 33

    7. Biaya Listri

    Biaya Listrik yang dikeluarkan oleh CV XY pada tahun 2017 sebesar Rp.

    39.877.936.-. Didalamnya juga terdapat biaya listrik mess sebesar Rp.

    1.719.340.-

    Jika berdasarkan UU No. 36 Thn.2008 Pasal 4 ayat 3 tentang yang

    dikecualikan dari objek pajak. yang menyatakan bahwa penggantian atau

    imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan berkenaan dengan pekerjaan

    atau jasa merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang diterima dalam

    bentuk uang. Penggantian atau imbalan dalam bentuk kenikmatan.

    Dengan begitu biaya listrik mess tidak dapat dibebankan sebesar Rp.

    1.719.340

    Biaya Telepon (Komersial) Rp 39.877.936

    Biaya Telepon (Fiskal) Rp 38.158.596 –

    Jumlah Koreksi Fiskal Rp 1.719.340

    8. Biaya Telepon

    Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh CV XY pada tahun 2017 sebesar Rp.

    29.915.649.-. Biaya telepon ini merupakan biaya isi ulang pulsa telepon

    seluler karyawan yang digunakan untuk melakukan aktifitas operasional

    yang berkaitan dengan perusahaan seperti untuk menghubungi pelanggan.

    Berdasarkan Keputusan dari Direktorat Jenderal Pajak Nomor 220/PJ./2002

    berkaitan dengan Perlakuan Pajak Penghasilan atas Biaya Pemakaian

  • 34

    Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan Pasal 1 ayat (2) yang

    menyatakan bahwa:

    “Atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon

    seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu

    karena jabatan atau pekerjaannya. dapat dibebankan sebagai biaya

    perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya

    berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan dalam Tahun Pajak

    yang bersangkutan”

    Dengan begitu. Biaya Telepon hanya dapat dibebankan sebesar 50% (lima

    puluh persen) sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor

    220/PJ./2002.

    Biaya Telepon (Komersial) Rp 29.915.649

    Biaya Telepon (Fiskal) Rp 14.957.825 –

    Jumlah Koreksi Fiskal Rp 14.957.825

    Sehingga untuk biaya telepon akan dikoreksi secara positif sebesar Rp

    14.957.825.- yang mengakibatkan Penghasilan Kena Pajak (PKP)

    perusahaan semakin meningkat.

  • 35

    9. Biaya Air

    Biaya Air yang dikeluarkan oleh CV XY pada tahun 2017 sebesar Rp.

    15.973.179.-. Didalamnya juga terdapat biaya Air mess sebesar Rp.

    402.810.-

    Jika berdasarkan UU No. 36 Thn.2008 Pasal 4 ayat 3 tentang yang

    dikecualikan dari objek pajak. yang menyatakan bahwa penggantian atau

    imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan berkenaan dengan pekerjaan

    atau jasa merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang diterima dalam

    bentuk uang. Penggantian atau imbalan dalam bentuk kenikmatan.

    Dengan begitu biaya air mess tidak dapat dibebankan sebesar Rp. 402.810

    Biaya Telepon (Komersial) Rp 15.973.179

    Biaya Telepon (Fiskal) Rp 15.570.369 –

    Jumlah Koreksi Fiskal Rp 402.810

    10. Biaya Sewa

    Biaya sewa yang dikeluarkan oleh CV XY sebesar Rp. 225.433.310.-

    berkaitan dengan sewa kegiatan usaha seperti untuk sewa stan tenda di saat

    ada event.

    11. Biaya Pembelian

    Biaya Pembelian yang di keluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.

    39.288.000 biaya tersebut berkaitan dengan bongkar muat.

    Berdasarkan UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) a nomor

    2 yang menyatakan bahwa :

  • 36

    “Besarnya Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan

    bentuk usaha tetap. ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi

    baiya untuk mendapatkan. menagih. dan memelihara penghasilan.

    termasuk : Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan

    dengan kegiatan usaha. antara lain : Biaya berkenaan dengan pekerjaan

    atau jasa termasuk upah. gaji. honorarium. bonus. gratifikasi. dan

    tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang.”

    Sehingga untuk biaya pembelian tidak dikoreksi karena sudah sesuai

    dengan UU perpajakan.

    12. Biaya Penjualan

    Biaya penjualan yang dikeluarkan oleh CV XY sebesar Rp. 88.314.714.

    biaya ini terkait dengan biaya entertain dari ketentuan Pasal 6 ayat (1) hurup

    a UU Pajak Penghasilan :

    bahwa setiap biaya entertainment yang memenuhi syarat. yaitu

    dipergunakan untuk mendapatkan. menagih dan memelihara penghasilan

    yang merupakan objek pajak adalah dapat dikurangkan dari penghasilan

    bruto. sehingga mengurangi pajak penghasilan perusahaan.

    Sehingga untuk biaya pembelian tidak di koreksi karena sudah sesuai

    dengan UU Perpajakan

    .

  • 37

    13. Biaya KIR / Pajak Kendaraan

    Biaya KIR / Pajak Kendaraan yang di keluarkan oleh perusahaan sebesar

    Rp. 17.137.600. Biaya ini berkaitan dengan cek fisik dan pajak kendaraan

    kantor.

    14. Biaya Perawatan Kendaraan

    Biaya Perawatan Kendaraan yang di keluarkan oleh CV XY sebesar Rp.

    137.574.797.-. Biaya perawatan kendaraan ini seperti ganti oli. spare part.

    dan Service. Biaya yang dikeluarkan untuk sepeda motor sebesar Rp.

    27.514.959.- dan untuk Mobil sebesar Rp. 110.059.838.-. Untuk kendaraan

    sepeda motor milik perusahaan digunakan oleh karyawan tertentu yang

    berkaitan dengan marketing. maka berdasarkan Keputusan Direktur

    Jenderal Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 Pasal 2 ayat (1) disebutkan

    bahwa:

    “Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar kendaraan bus.

    minibus. atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan

    untuk antar jemput para pegawai. dapat dibebankan seluruhnya sebagai

    biaya perusahaan melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II sebagaimana

    dimaksud dalam Keputusan Menteri keuangan Nomor 520/KMK.04/2000

    Lampiran II butir 1 huruf b sebagaimana telah diubah dengan Keputusan

    Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002.”

    Sehingga untuk Biaya Pemeliharaan Kendaraan tidak dikoreksi.

  • 38

    15. Biaya Perawatan Bangunan

    Biaya Perawatan Bangunan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.

    35.118.124.- biaya ini berkaitan dengan biaya renovasi bangunan seperti

    digunakan untuk pembelian cat. semen dan perbaikan listrik.

    16. Biaya Penyusutan

    Berdasarkan Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayar (1) huruf

    b menyatakan bahwa penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta

    berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas

    baiya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

    sebagaimana dimaksut dalam pasal 11 dan pasal 11A.

    Perusahaan dalam menghitung Biaya Penyusutan Aset tetap belum sesuai

    dengan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak

    Penghasilan Pasa 11 maka dari itu. perlu dilakukan koreksi fiskal berkaitan

    dengan Biaya Penyusutan Aset Tetap perusahaan. Berikut adalah

    penjelasan mengenai akun-akun Biaya Penyusutan Aset Tetap perusahaan

    yang mengalami koreksi fiskal pada tahun 2017 sebagai berikut:

  • 39

    Tabel 4.3

    CV XY

    DAFTAR AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTANNYA

    TAHUN 2017

    (Dalam Rupiah)

    NO NAMA BARANG QTY

    PEROLEHAN

    UE Beban

    Penyusutan

    Akumulasi

    Penyusutan

    Nilai Buku

    Per 31 Des

    2017 TAHUN HARGA

    I INVENTARIS KANTOR

    1 AC 1 Aug-14 6.400.000 5 1.280.000 4.373.333 2.026.667

    2 BRANKAS 1 Mar-11 15.350.000 7 2.192.857 14.984.524 365.476

    3 BRANKAS 1 May-11 15.600.000 7 2.228.571 14.857.143 742.857

    4 ETALASE 1 Jul-15 750.000 3 250.000 625.000 125.000

    5 LEMARI KACA 1 Nov-15 1.500.000 3 500.000 1.083.333 416.667

    6 COMPRESOR 1 Feb-15 1.000.000 6 166.667 486.111 513.889

    7 MECHANIC TRUSTER 1 Mar-15 3.519.120 4 879.780 2.419.395 1.099.725

    8 PRINTER BAYUNG 1 Sep-15 860.000 4 215.000 501.667 358.333

    9 PRINTER IP2770 1 Aug-15 760.000 4 190.000 459.167 300.833

    JUMLAH INVENTARIS

    KANTOR 45.739.120 7.902.875 39.789.673 5.949.447

    II KENDARAAN

    1 MOBIL PICK UP 1 Aug-10 92.000.000 6 15.333.333 113.722.222 76.666.667

    2 MOBIL GRAND MAX 1 Mar-11 60.000.000 8 7.500.000 51.250.000 52.500.000

    3 MOBIL GRAND MAX PICK UP 1 Dec-15 286.800.000 7 40.971.429 81.942.857 245.828.571

    4 MOBIL TAHUN 2008 1 Dec-16 50.000.000 5 10.000.000 10.000.000 40.000.000

    5 MOBIL TAHUN 2002 1 Dec-16 45.000.000 5 9.000.000 9.000.000 36.000.000

    6 MOBIL TAHUN 2013 1 Dec-16 55.000.000 5 11.000.000 11.000.000 44.000.000

    7 MOBIL TAHUN 2012 1 Dec-16 50.000.000 5 10.000.000 10.000.000 40.000.000

    JUMLAH KENDARAAN 638.800.000 103.804.762 286.915.079 534.995.238

    TOTAL : 684.539.120 111.707.637 326.704.752 540.944.685

    Sumber : KAP TRIBOWO YULIANTI (Data Diolah)

  • 40

    Tabel 4.4

    CV XY

    DAFTAR AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTANNYA

    TAHUN 2017

    (Dalam Rupiah)

    NO. NAMA BARANG QTY

    PEROLEHAN Tarif

    Penyusuta

    n

    UE

    Beban Penyusutan per tahun Selisih

    Penyusutan

    Akumulasi

    Penyusutan

    Nilai Buku

    Per 31 Des

    2017 TAHUN HARGA Komersial Fiskal

    I INVENTARIS KANTOR

    1 AC 1 Aug-11 6.400.000 12,5% 8 1.280.000 800.000 480.000 5.200.000 1.200.000

    2 BRANKAS 1 Mar-11 15.350.000 12,5% 8 2.192.857 1.918.750 274.107 13.111.458 2.238.542

    3 BRANKAS 1 May-11 15.600.000 12,5% 8 2.228.571 1.950.000 278.571 13.000.000 2.600.000

    4 ETALASE 1 Jul-15 750.000 25% 4 250.000 187.500 62.500 468.750 281.250

    5 LEMARI KACA 1 Nov-15 1.500.000 25% 4 500.000 375.000 125.000 812.500 687.500

    6 COMPRESOR 1 Feb-15 1.000.000 12,5% 8 166.667 125.000 41.667 364.583 635.417

    7 MECHANIC TRUSTER 1 Mar-15 3.519.120 25% 4 879.780 879.780 - 2.419.395 1.099.725

    8 PRINTER BAYUNG 1 Sep-15 860.000 25% 4 215.000 215.000 - 501.667 358.333

    9 PRINTER IP2770 1 Aug-15 760.000 25% 4 190.000 190.000 - 459.167 300.833

    JUMLAH INVENTARIS

    KANTOR

    45.739.120 7.902.875 6.641.030 1.261.845 36.337.520 9.401.600

    II KENDARAAN

    1 MOBIL PICK UP 1 Aug-10 92.000.000 12,5% 8 15.333.333 11.500.000 3.833.333 85.291.667 76.666.667

    2 MOBIL GRAND MAX 1 Mar-11 60.000.000 12,5% 8 7.500.000 7.500.000 - 51.250.000 52.500.000

    3 MOBIL GRAND MAX PICK UP 1 Dec-15 286.800.000 12,5% 8 40.971.429 35.850.000 5.121.429 71.700.000 245.828.571

    4 MOBIL TAHUN 2008 1 Dec-16 50.000.000 12,5% 8 10.000.000 6.250.000 3.750.000 6.250.000 40.000.000

    5 MOBIL TAHUN 2002 1 Dec-16 45.000.000 12,5% 8 9.000.000 5.625.000 3.375.000 5.625.000 36.000.000

    6 MOBIL TAHUN 2013 1 Dec-16 55.000.000 12,5% 8 11.000.000 6.875.000 4.125.000 6.875.000 44.000.000

    7 MOBIL TAHUN 2012 1 Dec-16 50.000.000 12,5% 8 10.000.000 6.250.000 3.750.000 6.250.000 40.000.000

    JUMLAH KENDARAAN

    638.800.000

    103.804.762 79.850.000 23.954.762 233.241.667 534.995.238

    TOTAL : - 684.539.120 111.707.637 86.491.030 25.216.607 269.579.187 544.396.838

    SUMBER : Data Diolah

  • 41

    a. Biaya Penyusutan Inventaris Kantor

    Biaya Penyusutan Inventaris Kantor menurut komersial sebesar Rp.

    7.902.875.- yang dapat di lihat pada Tabel 4.3. Biaya Penyusutan

    Inventaris Kantor belum dilakukan penyesuaian oleh perusahaan

    menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak

    Penghasilan Pasal 11 ayat (6) Perhitungan penyusutan inventaris kantor

    dapat dilihat pada Tabel 4.3.

    Pada Tabel 4.4 perhitungan Biaya Penyusutan Inventaris Kantor

    Menurut fiskal sebesar Rp. 6.641.030.- sehingga selisih penyusutan

    menurut komersial dengan menurut fiskal sebesar Rp. 1.261.845.-.

    Biaya Penyusutan Inventaris Kantor (Komersial) Rp 7.902.875

    Biaya Penyusutan Inventaris Kantor (Fiskal) Rp 6.641.030 –

    Jumlah Koreksi Fiskal Rp 1.261.845

    Sehingga untuk biaya Penyusutan Inventaris Kantor akan dikoreksi

    secara positif sebesar Rp. 1.261.845.- yang mengakibatkan Penghasilan

    Kena Pajak (PKP) perusahaan menjadi meningkat.

    b. Biaya Penyusutan Kendaraan

    Biaya Penyusutan kendaraan menurut komersial sebesar Rp.

    103.804.762.-. yang dapat di lihat pada Tabel 4.3. Biaya Penyusutan

    kendaraan belum dilakukan penyesuaian oleh perusahaan menurut

    Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal

  • 42

    11 ayat (6) Perhitungan penyusutan kendaraan dapat dilihat pada

    Lmapiran 5.

    Pada Tabel 4.4 perhitungan Biaya Penyusutan kendaraan Menurut

    fiskal sebesar Rp. 79.850.000.- sehingga selisih penyusutan menurut

    komersial dengan menurut fiskal sebesar Rp. 23.954.762.-.

    Biaya Penyusutan Inventaris Kantor (Komersial) Rp 103.804.762

    Biaya Penyusutan Inventaris Kantor (Fiskal) Rp 79.850.000 –

    Jumlah Koreksi Fiskal Rp 23.954.762

    Sehingga untuk biaya Penyusutan Kendaraan akan dikoreksi secara

    postif sebesar Rp. 23.954.762.- yang mengakibatkan Penghasilan Kena

    Pajak (PKP) perusahaan menjadi meningkat.

    Akun – akun yang mengalami koreksi fiskal atas laporan laba rugi

    komersial berdasarkan pada Undang – Undang Nomor 36 36 Tahun

    2008 sebagai berikut :

    Tabel 4.5

    Daftar Koreksi Fiskal CV XY

    Periode 31 Desember 2017

    NO NAMA AKUN KOREKSI

    Rp KETERANGAN

    1 Biaya Listrik 1.719.340 POSITIF

    2 Biaya Telpon 14.957.825 POSITIF

    3 Biaya Air 402.810 POSITIF

    4 Biaya Penyusutan 25.216.607 POSITIF

    JUMLAH 42.296.582

  • 43

    Bedasarkan Tabel di atas akun yang mengalami koreksi positif

    adalah Biaya Transport/Bahan Bakar.Biaya Listrik. Biaya Telpon.

    Biaya Air. Biaya Perawatan Kendaraan. Biaya Penyusutan dengan

    jumlah sebesar Rp. 42.296.582.- Sedangkan nama akun yang

    mengalami koreksi negatif tidak ada.

    B. Menentukan Pajak Penghasilan Terutang setelah dilakukan Koreksi

    Fiskal

    Berdasarkan laporan laba rugi komersial CV XY yang sudah di

    identifikasi. terdapat akun – akun yang mengalami perbedaan menurut fiskal.

    Sehingga adanya perbedaan antara menurut komersial dan menurut fiskal.

    Sehingga menimbulkan koreksi fiskal positif maupun koreksi fiskal negatif.

    Dengan dilakukannya koreksi fiskal maka diperoleh penghasilan kena pajak

    sama dnegan penghasilan neto. yaitu penghasilan bruto dikurangi dengan biaya

    yang diperkenankan oleh Undang – Undang Pajak Penghasilan.

  • 44

    Tabel 4.6

    CV XY

    Daftar Aktiva Tetap dan Penyusutannya

    Tahun 2017

    (Dalam Rupiah)

    KETERANGAN MENURUT

    KOMERSIAL

    REKONSILIASI FISKAL

    MENURUT FISKAL KOREKSI

    POSITIF

    KOREKSI

    NEGATIF

    PENDAPATAN

    PENJUALAN 92.949.099.510

    92.949.099.510

    HARGA POKOK PENJUALAN 81.443.388.063

    81.443.388.063

    LABA KOTOR 11.505.711.447

    11.505.711.447

    BIAYA OPERASIONAL

    Biaya Gaji 1.366.850.000

    1.366.850.000

    Biaya Keperluan Kantor 237.950.611

    237.950.611

    Biaya Keperluan Toko 70.350.975

    70.350.975

    Biaya Transport / Bahan Bakar 334.893.359

    334.893.359

    Biaya Listrik 39.877.936 1.719.340 4.3.1

    38.158.596

    Biaya Telpon 29.915.649 14.957.825 4.3.2

    14.957.825

    Biaya Air 15.973.179 402.810 4.3.3

    15.570.369

    Biaya Sewa 225.433.310

    225.433.310

    Biaya Pembelian 39.288.000

    39.288.000

    Biaya Penjualan 88.314.714

    88.314.714

    Biaya KIR / Pajak Kendaraan 17.137.600

    17.137.600

    Perawatan Kendaraan 137.574.797

    137.574.797

    Perawatan Bangunan 35.118.124

    35.118.124

    Biaya Penyusutan 326.704.752 25.216.607 4.3.4

    301.488.145

    Total Biaya Operasional 2.965.383.006

    2.923.086.425

  • 45

    LABA (RUGI) BERSIH SEBELUM

    PAJAK 8.540.328.441

    8.582.625.022

    Sumber : Data Diolah

    Berdasarkan Tabel 4.6 penghasilan kena pajak sebelum dilakukan

    koreksi fiskal diperoleh laba (rugi) bersih sebelum pajak sebesar Rp.

    8.540.328.441.-. Terdapat biaya-biaya yang harus dikeluarkan dari laporan laba

    rugi perusahaan. karena biaya-biaya tersebut tidak dapat dijadikan sebagai

    pengurang penghasilan bruto. Sehingga laba kena pajak (menurut fiskal)

    menjadi sebesar Rp. 8.582.625.022.- yang merupakan penghasilan kena pajak

    (pkp) setelah koreksi fiskal

    C. Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang CV XY Setelah Koreksi Fiskal

    berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008

    Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 untuk menghitung

    pajak penghasilan setahun bagi wajib pajak adalah dengan cara mengalikan

    Penghasilan Kena Pajak (PKP) dengan tariff pajak. Berdasarkan Pasal 17 Ayat

    (2a) tariff pajak penghasilan adalah 25% (dua puluh lima persen). Dan menurut

    Pasal 31E ayat (1) Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto

    sampai dengan Rp50.000.000.000.00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat

    pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif yang dimaksud

    dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan

    Kena Pajak dari peredaran bruto sampai dengan Rp4.800.000.000.00 (empat

    miliar delapan ratus juta rupiah).

  • 46

    Perhitungan Pajak penghasilan terutang pada CV XY sebagai berikut :

    Laba Komersial : Rp.8.540.328.441

    Koreksi Fiskal Positif : Rp 42.296.583 +

    Laba Fiskal : Rp. 8.582.625.022

    Pajak Penghasilan (PPh){25% x Rp. 8.582.625.022} : Rp. 2.145.656.256

    Laba Setelah Pajak{Rp. 8.854.328.441 – Rp. 2.145.656.256} : Rp. 6.394.672.186

    Dari perhitungan tersebut Laba Komersial sebesar Rp. 8.540.328.441.-

    Setelah dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp. 42.296.583.- sehingga didapatkan

    Laba Fiskal sebesar Rp. 8.582.625.022.- karena pendapatan CV.XY lebih dari

    Rp4.800.000.000.00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dan diatas

    Rp50.000.000.000.00 (lima puluh miliar rupiah) maka tariff yang dikenakan

    adalah 25% sehingga untuk Pajak Penghasilannya sebesar Rp. 2.145.656.256.-

    Sehingga Laba Bersih setelah Pajak CV. XY sebesar Rp. 6.394.672.186.-