bab iv formaldehyd

Upload: annisa-dien-rachmawati

Post on 07-Jul-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    1/41

      37

    BAB IV

    UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

    4.1  Unit Pendukung Proses

    Unit pendukung proses atau unit utilitas merupakan bagian penting untuk

    menunjang berlangsungnya suatu proses dalam pabrik. Unit pendukung proses dalam

     pabrik formaldehid terdiri dari unit pengadaan dan pengolahan air, unit pengadaan

     pendingin reaktor, unit pembangkit tenaga listrik, unit penyediaan steam (pemanas),

    unit pengadaan bahan bakar dan unit pengolahan limbah.

    1.  Unit pengadaan dan pengolahan air

    Unit ini berfungsi untuk menyediakan air mulai dari pengolahannya hingga siap

    digunakan sebagai air pendingin, air sanitasi, air proses dan air umpan boiler .

    2.  Unit penyediaan steam

    Unit ini berfungsi menghasilkan fluida pemanas pada alat-alat perpindahan panas.

    3. Unit pengadaan listrik

    Unit ini menyediakan listrik yang berfungsi untuk tenaga penggerak dari peralatan

     proses maupun untuk penerangan.

    4. Unit pengadaan bahan bakar

    Unit ini berfungsi untuk menyediakan bahan bakar yang digunakan di generator.

    5.  Unit pengadaan pendingin reaktor

    Unit berfungsi menyediakan pendingin reaktor (R-01) agar suhu reactor

    dipertahankan pada suhu 250-400˚C. Pendingin yang digunakan adalah unit

    Dowterm A.

    6. 

    Unit penyediaan udara tekan

    Unit ini berfungsi untuk menyediakan udara tekan guna menjalankan instrumentasi

    di beberapa peralatan proses.

    7.  Unit pengolahan limbah

    Unit ini berfungsi untuk mengolah limbah yang dihasilkan dari seluruh area pabrik.

    8.  Unit pengolahan pencemaran air dan udara

    Unit ini berfungsi untuk pengendalian proses dalam hal pencemaran air dan udara.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    2/41

      38

    4.1.1  Unit Pengadaan dan Pengolahan Air

    4.1.1.1 Unit Pengadaan Air

    Dalam pemenuhan kebutuhan air, suatu industri atau pabrik pada umumnya

    menggunakan air sumur, air sungai atau air laut sebagai sumber air. Pada prarancangan

     pabrik formaldehid ini, kebutuhan air proses dipenuhi dengan mengambil air laut dari

    Selat Makassar. Fresh Water diambil dari badan air laut Selat Makassar melalui sistem

     pemompaan dan pemipaan langsung masuk ke unit pengolahan air di dalam pabrik.

    Selain itu, digunakan juga air sumur hasil pengeboran yang telah diolah terlebih dahulu

    untuk keperluan sanitasi atau keperluan rumah tangga pabrik. Pertimbangan digunakan

    air sumur untuk keperluan sanitasi dan keperluan rumah tangga pabrik adalah :1.

     

    Mempunyai kualitas yang relatif sudah baik dibandingkan dengan air

     permukaan, ditinjau dari segi kontaminasi maupun pencemaran lingkungan.

    2.  Merupakan sumber air yang kontinuitasnya relatif tinggi sehingga kekurangan

    air dapat dihindari.

    3. 

    Air sumur tidak memerlukan pengolahan yang rumit apabila digunakan sebagai

    air sanitasi, karena telah memenuhi persyaratan dan telah memiliki kualitas

    yang relatif baik.

    Air yang diperlukan di lingkungan pabrik, yaitu meliputi :

    1.  Air Umpan Boiler

    Merupakan air yang digunakan untuk menghasilkan steam dan untuk

    kelangsungan proses. Air yang digunakan sebagai umpan boiler diperoleh dari air laut.

    Air untuk umpan boiler memiliki persyaratan yang sangat ketat. Meskipun kelihatan

     jernih, tetapi pada umumnya air hasil dari unit pengolahan air masih mengandung

    garam atau mineral-mineral terlarut dan asam yang dapat merusak metal pada system

     pembangkit steam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan

     boiler adalah sebagai berikut :

      Zat-zat yang menyebabkan korosi.

    Korosi yang terjadi didalam boiler disebabkan air mengandung larutan-larutan

    asam, gas terlarut seperti O2, CO2, H2S, dan NH3.

      Zat yang menyebabkan foaming.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    3/41

      39

    Air yang diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler

    karena adanya zat-zat organik, anorganik dan zat-zat yang tidak larut dalam

     jumlah besar. Efek pembusaan terjadi pada air yang kadar alkalinitasnya tinggi.

     

    Zat yang menyebabkan kerak ( scale forming ).

    Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi, yang

     biasanya berupa garam-garam karbonat dan silikat.

    Oleh karena itu air umpan boiler harus melewati pengolahan lebih lanjut untuk

    mengendalikan jumlah zat-zat tersebut. Umumnya air umpan boiler diolah dengan cara

    demineralisasi menggunakan ion-exchange dan dilanjutkan dengan proses deaerasi dan

    stripping untuk menghilangkan gas terlarut.

    2.  Air Proses

    Merupakan air yang digunakan sebagai air proses dimanfaatkan pada absorber

    sebagai absorbent. Air akan mengabsorb (menyerap / melarutkan) sebagian besar gas

    formaldehid yang terbentuk pada reaktor. Selain itu air proses ini juga digunakan pada

    alat yang memerlukan sistem pendingin cooling water seperti Cooler. Pemenuhan

    kebutuhan air proses berasal dari air laut Selat Makassar. Penggunaan sumber air

    tersebut untuk keperluan air proses dengan berbagai pertimbangan antara lain :

    a.  Air laut dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah

     b. 

    Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya

    c.  Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi

    d.  Tidak terdekomposisi

    e.  Tidak dibutuhkan cooling tower , karena air laut langsung dibuang ke laut

    kembali dengan melewatkannya pada Waterfall  

    3.  Air Sanitasi

    Air sanitasi untuk perkantoran dan laboratorium juga harus memenuhi

     persyaratan tertentu. Air untuk perkantoran akan dikonsumsi karyawan pabrik,

    sehingga diperlukan air yang bersih dan bebas kandungan ion  –   ion yang berbahaya.

    Sedangkan untuk laboratorium, diperlukan air yang juga bebas kandungan ion  –   ion

    sehingga hasil analisa menjadi lebih tepat. Air sanitasi ini diperoleh dari air sumur hasil

     pengeboran yang telah diolah terlebih dahulu. Syarat air sanitasi meliputi :

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    4/41

      40

    1.  Syarat fisik :

      Tidak berwarna (jernih)

      Tidak mempunyai rasa

     

    Tidak berbau

    2.  Syarat kimia :

      Tidak mengandung zat organik maupun zat anorganik

      Tidak beracun

    3.  Syarat bakteriologis :

    Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama yang merugikan (patogen) 

    4.  Air Hidran

    Air ini digunakan mencegah atau memadamkan kebakaran. Pada umumnya air

    ini tidak memiliki persyaratan yang spesifik. 

    4.1.1.2 Pengolahan Air

    Pengolahan air bertujuan untuk memenuhi syarat-syarat air untuk dapat

    digunakan. Pengolahan tersebut dapat meliputi pengolahan secara fisik dan kimia,

     penambahan desinfektan maupun dengan penggunaan ion exchanger .

    Air laut sebagai bahan baku untuk kebutuhan air proses di pabrik diambil dari air

    laut Selat Makassar dan harus memenuhi beberapa persyaratan kualitas, yaitu:

      Bebas dari kotoran yang bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan di

    sepanjang aliran perpipaan dan peralatan.

      Air laut tidak mengandung mikroorganisme, zat pencemar, dan binatang laut

    lainnya

    1.  Unit Air Umpan Boiler

    Air sebagai umpan boiler diambil dari Boiler feed water  (air umpan boiler) yang

     berasal dari air laut Selat Makassar. Air umpan boiler adalah air yang dimasukkan atau

    ditambahkan ke dalam boiler untuk mengganti kehilangan air karena penguapan selama

    operasi berjalan. Jika umpan air boiler mutunya rendah, maka dapat dapat menimbulkan

    kerak pada permukaan pipa atau seluruh sistem boiler. Sedangkan mutu air umpan

     boiler, ditentukan oleh kandungan bahan yang ada di dalam air tersebut. Persyaratan

    mutu air umpan boiler dapat dilihat pada Tabel 4.1.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    5/41

      41

    Tabel 4.1 Persyaratan Air Umpan Boiler

     No Parameter Satuan Persyaratan Maksimum (Psig)

    0 –  150 150-700 700 –  1500

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    1213

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    Suhu

     pH

    daya hantar listrik

    Total kesadahan

    Kadar bikarbonat

    Total alkaliniti

    Kesadahan Ca/Mg

    Kadar cholrida

    Kadar sulfat

    Kadar silika

    Kadar carbonat

    Kadar hidroksidaKadar amonium

    Kadar H2S

    Kadar besi

    Kadar aluminium

    kadar mangan

    Padatan tersuspensi

    Padatan terlarut

    Total padatan

    Oksigen terlarut

    Stability index

    Kadar tembaga

    oC

    unit

    -oD

     ppm,CaCO3 

     ppm,CaCO3 

     ppm

     ppm,Cl

     ppm,SO4 

     ppm,SiO4 

     ppm,CO3 

     ppm,OH ppm,NH4 

     ppm,H2S

     ppm,Fe

     ppm,Al

     ppm,Mn

     ppm

     ppm

     ppm

     ppm,O2 

    -

     ppm,Cu

    -

    8-10

    -

    1,12

    50

    140

    0

    0

    0

    30

    200

    500,1

    5

    1

    5

    0,3

    20

    700

    720

    1,4

    6-7

    0,5

    -

    8,2-10

    -

    0

    5

    70

    0

    0

    0

    10

    40

    300,1

    0

    0,2

    0,1

    0,1

    5

    150

    155

    0

    6-7

    0,05

    -

    8,2-9

    -

    0

    0

    40

    0

    0

    0

    0,7

    20

    150,1

    0

    0,05

    0,01

    0,01

    0

    50

    50

    0

    6-7

    0,05(Sumber: Sukartinah, 1992)

    Secara umum proses pengolahan air laut untuk dijadikan air umpan boiler

    ditunjukkan pada Gambar 4.1

    Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Umpan Boiler

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    6/41

      42

    a. Sea Water I ntake  

    Air laut dihisap dari laut ke kolam penampungan yang langsung berada di pinggir

     pantai dengan menggunakan pompa. Sebelum masuk pompa air dilewatkan pada unit

     penyaring-unit penyaring diantaranya :

    1.  Coarse Bar Screen 

    Coarse Bar Screen  terdapat di sea water intake, unit penyaring ini berfungsi untuk

    menahan kototan/sampah yang besar seperti kayu dan ubur-ubur serta binatang laut

    lainnya.

    2.   Rake Screen 

     Rake Screen  ini berfungsi untuk membersihkan kotoran/sampah yang lebih kecil.

    Peralatan rake screen  adalah sebuah penggaruk yang bisa membuka dan menutup,

    digerakkan oleh sistem hydroulik  (tekanan oli).

    3.  Rotary Screen 

     Rotary Screen  ini berfungsi untuk menyaring kotoran/sampah yang lebih kecil lagi

    seperti daun-daun, udang-udang kecil yang maih lolos di unit penyaring kedua.

    Setelah melalui ketiga unit penyaring tersebut, diharapkan air laut bebas dari

    kotoran/sampah padat.

    b.  Unit Klorinasi

    Selanjutnya air laut masuk ke Unit Klorinasi. Chlorination  berfungsi untuk

    memproduksi larutan NaOCl (natrium hipoklorit) dengan konsentrasi antara 1.000  –  

    2.000 ppm. NaOCl ini berfungsi sebagai desinfektan guna mencegah atau mengurangi

     pertumbuhan ganggang, dan mikroorganisme lainnya yang dapat menyebabkan

    terjadinya kerak ( scaling)  atau karang yang akan menyumbat pipa dan mengganggu

     proses transfer panas di alat-alat penukar panas.

    Injeksi larutan NaOCl dilakukan secara normal (continuous dosing ) dengan kadar

    dalam air laut masuk basin mencapai 1 ppm untuk mencegah pertumbuhan

    mikroorganisme. Karena selama injeksi continuous dosing   ada beberapa

    mikroorganisme yang cenderung kebal, maka injeksi juga dilakukan secara  shock

    dosing  dengan konsentrasi 10 ppm di  sea water header. Sea water header merupakan

    tempat penampungan air laut setelah klorinasi.

    Pembuatan larutan NaOCl dilakukan dengan cara elektrolisis air laut. Kemudian

    air laut dialirkan ke sel elektrolisis.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    7/41

      43

    Reaksi yang terjadi pada proses khlorinasi di Electrolizer  adalah sebagai berikut: 

     NaCl Na+  + Cl-  (4.5)

    Anoda : 2Cl-  Cl2  + 2e- (4.6)

     

    Katoda : 2H2O + 2e-  2OH-  + H2  (4.7)

    2Na+  + 2OH-  2NaOH (4.8)

    Reaksi keseluruhan terjadi di ruang antara elektroda-elektroda:

     NaCl + H2O NaOCl + H2  (4.9)

    Kinerja Unit Chlorination sangat dipengaruhi oleh kebersihan masing-masing cell .

    Untuk mencegah terbentuknya endapan garam dan kerak pada sel elektrolisis maka

    diperlukan Acid cleaning secara berkala.

     Acid cleaning   dilakukan setiap bulan pada kondisi normal, meskipun kondisi-

    kondisi sebagaimana tersebut di atas tidak terjadi.  Acid cleaning   dilakukan dengan

    menggunakan larutan asam khlorida (HCl 5%) dengan cara mensirkulasikannya ke

    seluruh cell  elektrolisis selama 4 jam.

    c.  Unit Desalinasi

    Pada pabrik formaldehid ini, sistem desalinasi air laut dirancang menggunakan

    teknologi proses thermal dimana pada penggunaan tenaga panas ini, air laut dievaporasi

    secara bertahap dalam tiga buah heat exchanger evaporator. Uap air yang dihasilkan

    dari evaporator ini kemudian dikondensasikan dan ditampung dalam tangki air

    desalinasi. Kualitas air distilat lebih kecil dari 2,5 μS/cm3. Bahan-bahan kimia yang

    diinjeksikan di unit ini adalah :

      H2SO4 untuk mengontrol pH dan mengontrol M-alkalinitas.

     

    Sodium Bisulfit untuk menghilangkan klorin bebas dari air laut agar tidak terjadi

    korosi.

      Anti foam untuk menghilangkan busa yang terjadi pada evaporator.

    Beberapa parameter yang harus diperhatikan pada air desalinasi ditunjukkan pada Tabel

    4.2.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    8/41

      44

    Tabel 4.2 Kontrol Parameter pada Air Desalinasi

    Parameter Range

    Electro Conductivity < 0,1μS/cm

    pH 6,5-7,5TDS < 12 ppm

    Cl < 5 ppm

    Dari tangki air desalinasi ini, air didistribusikan untuk air umpan boiler.

    2.  Unit Air Pendingin

    Air pendingin yang digunakan dalam proses sehari-hari berasal dari air laut

    Selat Makassar yang telah diklorinasi. Air pendingin harus mempunyai sifat-sifat yang

    tidak korosif, tidak menimbulkan kerak dan tidak mengandung organisme yang dapat

    mengurangi efektifitas perpindahan panas seperti kerang. Untuk mengatasi hal tersebut

    maka ke dalam air pendingin diinjeksikan bahan kimia seperti klorin untuk membunuh

    organisme (kerang). Sistem pendinginan yang digunakan adalah sistem satu kali

    lewatan (one through) dan pada air buangannya dibuat air terjun (water fall ) yang

     berfungsi untuk melepaskan gas klorin karena gas klorin mematikan biota laut selain itu

     juga untuk pendinginan. Secara umum proses pengolahan air laut untuk dijadikan air

     pendingin adalah sebagai berikut

    Gambar 4.2 Diagram Alir Pengolahan Air Pendingin

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    9/41

      45

    a. Sea Water I ntake  

    Air laut dihisap dari laut ke kolam penampungan yang langsung berada di pinggir

     pantai dengan menggunakan pompa. Sebelum masuk pompa air dilewatkan pada unit

     penyaring-unit penyaring diantaranya :

    1.  Coarse Bar Screen 

    Coarse Bar Screen  terdapat di sea water intake, unit penyaring ini berfungsi untuk

    menahan kototan/sampah yang besar seperti kayu dan ubur-ubur serta binatang laut

    lainnya.

    2.   Rake Screen 

     Rake Screen  ini berfungsi untuk membersihkan kotoran/sampah yang lebih kecil.

    Peralatan rake screen  adalah sebuah penggaruk yang bisa membuka dan menutup,

    digerakkan oleh system hydroulik  (tekanan oli).

    3. 

     Rotary Screen 

     Rotary Screen  ini berfungsi untuk menyaring kotoran/sampah yang lebih kecil lagi

    seperti daun-daun, udang-udang kecil yang maih lolos di unit penyaring kedua.

    Setelah melalui ketiga unit penyaring tersebut, diharapkan air laut bebas dari

    kotoran/sampah padat.

    b. Unit Klorinasi

    Selanjutnya air laut masuk ke Unit Klorinasi. Chlorination  berfungsi untuk

    memproduksi larutan NaOCl (natrium hipoklorit) dengan konsentrasi antara 1.000  –  

    2.000 ppm. NaOCl ini berfungsi sebagai desinfektan guna mencegah atau mengurangi

     pertumbuhan ganggang, dan mikroorganisme lainnya yang dapat menyebabkan

    terjadinya kerak ( scaling)  atau karang yang akan menyumbat pipa dan mengganggu

     proses transfer panas di alat-alat penukar panas.

    Injeksi larutan NaOCl dilakukan secara normal (continuous dosing ) dengan kadar

    dalam air laut masuk basin mencapai 1 ppm untuk mencegah pertumbuhan

    mikroorganisme. Karena selama injeksi continuous dosing   ada beberapa

    mikroorganisme yang cenderung kebal, maka injeksi juga dilakukan secara  shock

    dosing  dengan konsentrasi 10 ppm di sea water header. Sea water header merupakan

    tempat penampungan air laut setelah klorinasi.

    Pembuatan larutan NaOCl dilakukan dengan cara elektrolisis air laut. Kemudianair laut dialirkan ke sel elektrolisis.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    10/41

      46

    Reaksi yang terjadi pada proses khlorinasi di Electrolizer  adalah sebagai berikut:

     NaCl Na+ + Cl-  (4.10)

    Anoda : 2Cl-  Cl2  + 2e-  (4.11)

    Katoda : 2H2O + 2e-  2OH-  + H2  (4.12)

    2Na+  + 2OH-  2NaOH` (4.13)

    Reaksi keseluruhan terjadi di ruang antara elektroda-elektroda:

     NaCl + H2O NaOCl + H2  (4.14)

    Kinerja Unit Chlorination sangat dipengaruhi oleh kebersihan masing-masing cell .

    Untuk mencegah terbentuknya endapan garam dan kerak pada sel elektrolisis maka

    diperlukan Acid cleaning secara berkala.

     Acid cleaning   dilakukan setiap bulan pada kondisi normal, meskipun kondisi-

    kondisi sebagaimana tersebut di atas tidak terjadi.  Acid cleaning   dilakukan dengan

    menggunakan larutan asam khlorida (HCl 5%) dengan cara mensirkulasikannya ke

    seluruh cell  elektrolisis selama 4 jam. Persyaratan untuk air pendingin dapat dilihat pada

    Tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Syarat Mutu Air Pendingin

    Parameter Jumlah

     pH 6,5 –  7,5

    Konduktivitas 11 μs/cm 

    Klorida 2,25 ppm

    Total Fe 0,005 ppm

    Total Cu 0,03 ppm

    SiO2  0,02 ppm

    Sodium 1,20 ppm

    Potasium 0,05 ppm

    Mg 0,15 ppm

    Bikarbonat 0,60 ppm

    Sulfat 0,40 ppmTotal Dissolved Solid   5 ppm

    (Sumber: PT Pupuk Kalimantan Timur, 2014)

    3.  Unit Air Sanitasi

    Air sanitasi digunakan untuk kebutuhan air minum, laboratorium, kantor dan

    domestik. Air sanitasi yang digunakan dalam pabrik berasal dari air sumur hasil

     pengeboran yang telah diolah terlebih dahulu. Persyaratan mutu air minum dapat

    dilihat pada Tabel 4.4.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    11/41

      47

    Tabel 4.4 Syarat Mutu Air Minum

     No Parameter Satuan

    Syarat-syarat

    KeteranganMin

    diijinkan

    max

    diijinkan

    A. FISIKA1 Bau tidak berbau

    2 TDS mg/L 1000

    3 Kekeruhan Skala NTU 5

    4 Rasa tidak berasa

    5 Suhu 63 oC

    6 Warna Skala TCU 15

    B.KIMIA

    1.Kimia Anorganik

    1 Air raksa mg/L 0,001

    2 Alumunium mg/L 0,23 Arsen mg/L 0,05

    4 Balium mg/L 1

    5 Besi mg/L 0,3

    6 Flouridda mg/L 1,5

    7 Kadmium mg/L 0,05

    8 Kesadahan mg/L 500

    9 Klorida mg/L 250

    10 Kromium mg/L 0,05

    11 Mangan mg/L 0,1

    12 Natrium mg/L 200

    13 Nitrat mg/L 10-Jan14 Nitrit mg/L 1

    15 Perak mg/L 0,05

    16 PH 9,5

    17 Selenium mg/L 0,01

    18 Seng mg/L 5

    19 Sianida mg/L 0,1

    20 Sulfat mg/L 400

    21 Sulfida mg/L 0,05

    22 Tembaga mg/L 1

    23 Timbal mg/L 0,05

    2.Kimia Organik

    1 Aldrin mg/L 0,0007

    2 Benzena mg/L 0,01

    3 Benzo mg/L 0,00001

    4 Chlrodane mg/L 0,0003

    5 Chloroform mg/L 0,03

    6 2,4 D mg/L 0,1

    7 DDT mg/L 0,03

    8 1,2 Dichloroethane mg/L 0,01

    9 1,1 Dichloroethane mg/L 0,0003

    10 Heptachlor mg/L 0,003

    11 Hexachlorobenzene mg/L 0,00001

    12 Lindane mg/L 0,004

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    12/41

      48

    13 Hethychlor mg/L 0,03

    14 Pentachlorophenol mg/L 0,01

    15 Pestisida total mg/L 0,1

    16 2,4,6 trichlorophenol mg/L 0,01

    17 Zat organic mg/L 10

    3 Mikrobiologi 

    1 Koliform tinja Jml/100ml 0

    2 Total koliform Jml/100ml 0

    4. Radio aktivitas

    1 Aktivitas alpha mg/L 0,1

    2 Aktivitas beta mg/L 1

    (Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/mENKES/PER/II/1990)

    Proses pengolahan air sumur menjadi air sanitasi terdiri atas beberapa tahap :

    1.  Well Water

    Sumber air tanah yang digunakan untuk keperluan air proses, dan air sanitasi

    disuplai dari beberapa sumur. 

    2.   Aerator

    Air sumur dipompakan ke aerator secara counter current   dengan udara yang

    dihembuskan oleh blower dan turun melalui tumpukan raschig ring . Ferro (Fe

    2+

    )yang larut dalam air sumur hasil pengeboran dioksidasi menjadi Ferri (Fe3+)

    yang mudah mengendap sehingga mudah dipisahkan. Proses oksidasi dapat

     berjalan sempurna pada pH   7, karena itu pada aerator   diinjeksikan NaOH

    untuk menetralkan air sumur yang bersifat asam.

    3.   Iron Removal Filter  

    Berfungsi untuk menyaring endapan-endapan dan mengurangi kadar besi yang

    dapat menimbulkan korosi pada peralatan. Kadar besi pada air keluar dari filter

    ini tidak boleh lebih dari 0,2 ppm.  Iron removal filter  berisi Manganese Dioxide

    Coated Filter . Media yang diperkuat oleh lapisan batu kerikil di bawahnya.

     Manganese dioxide ini berfungsi untuk menyempurnakan oksidasi ion-ion ferro

    menjadi ion-ion ferri. Selain itu dengan adanya media padat seperti pasir, zat

     padat yang mengambang dalam air ( suspended solid ) akan tertahan secara

    mekanis. Air yang melewati iron removal filter   dipompakan ke  filtered water

    tank , sebagian digunakan sebagai air sanitasi setelah diinjeksikan chlorine 1,5

     ppm dan ditampung di water tank .

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    13/41

      49

    Air Sanitasi

    Gambar 4.3. Pengolahan Air Sanitasi

    4.1.1.3 Menghitung Kebutuhan Air

      Kebutuhan air untuk pelarut pada absorber

    Air digunakan sebagai pelarut pada absorber. Air sebagai ”mass separating agent ”

    akan melarutkan sebagian besar formaldehid dan sedikit metanol yang berasal dari

    campuran gas produk reaktor.

    Kebutuhan air sebagai pelarut = 1327,056 kg/jam

    Diperkirakan air hilang 10 % sehingga make up air sebesar :

    = 132,7056 kg/jam

    Densitas air pada T = 30 oC = 995,680 kg/m3

    (Geankoplis, 1983)

    Total kebutuhan air sebagai pelarut = (1327,056 + 132,7056) kg/jam

    = 1459,7616 kg/jam

    = 35,1863 m3/hari

      Kebutuhan air untuk steam

    Kebutuhan air guna membangkitkan steam (BFW) untuk operasional pabrik

     berdasarkan data dari neraca panas adalah :Total kebutuhan air untuk steam = 1075,630 kg/jam

    Well Water

     Aerator

     Iron Removal Filter

    Chlorine Injection

    Water Tank

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    14/41

      50

    Diperkirakan air hilang 20 % sehingga make up air sebesar :

    = 215,126 kg/jam

    Total kebutuhan air untuk steam = (1075,630+ 215,126) kg/jam

    = 1290,756 kg/jam 

    = 31,1125 m3/hari 

      Kebutuhan air untuk pendingin

    Kebutuhan air untuk pendingin adalah sebagai berikut :

      HE 1, Cooler (C-01) = 27511,1029 kg/jam

      HE 2, Cooler Dowtherm (C-02) = 53653,5434 kg/jam

    Kebutuhan air untuk pendingin = 81164,6463 kg/jam

    Diperkirakan air hilang 10 % sehingga make up air sebesar

    = 8116,46463 kg/jam

    (Perry, et al., 2007)

    Densitas air pada 30oC = 995,680 kg/m3

    (Geankoplis, 1983)

    Total kebutuhan air untuk pendingin = 89281,11093 kg/jam

    = 2152,0435 m3/hari 

     

    Kebutuhan air untuk sanitasi

    Kebutuhan air sanitasi untuk perkantoran dan rumah tangga dapat diperkirakan

    sebagai berikut :

      Air untuk karyawan kantor

    Kebutuhan air untuk setiap karyawan sebesar 40 liter/ hari

    Sehingga, untuk 140 orang diperlukan air sebanyak :

    = 140 x 40 Liter/hari = 5600 Liter/hari = 5,6 m3/hari 

      Air untuk keperluan laboratorium diperkirakan 3 m3/hari 

      Air untuk kebersihan, pertamanan, dll diperkirakan sebesar 10 m3/hari 

    Total kebutuhan air sanitasi = (5,6 + 3 + 10) m3/hari = 18,6 m3/hari 

    Jadi, total kebutuhan air:

    Air sebagai pelarut + Air untuk steam + Air untuk pendingin + Air untuk

    sanitasi

    35,1863 m3/hari + 31,1125 m3/hari + 2152,0435 m3/hari + 18,6 m3/hari =

    2263,9423 m3/hari

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    15/41

      51

    4.1.2  Unit Penyediaan Steam

    Kebutuhan steam pada pabrik formaldehid digunakan untuk mensuplai

    kebutuhan panas pada vaporizer. Steam terbentuk dari air yang diuapkan dalam alat

    boiler .

    Steam yang digunakan untuk pemanas pada vaporizer adalah steam low

     pressure pada suhu 110 oC dan tekanan 1,41 atm dengan  = 532,626 kkal/kg sehingga

    steam yang dibutuhkan adalah 909,679 kg/jam.

    Untuk menjaga kebocoran pada saat distribusi jumlah steam dilebihkan

    sebanyak 10 %. Jadi jumlah steam yang dibutuhkan adalah 1000,6469 kg/jam.

    Untuk menyediakan steam bertekanan 1064 mmHg (1,41 atm) dan suhu 110 oC

    digunakan Waste Heat Boiler (WHB-01) dengan memanfaatkan panas produk keluar

    reaktor. Steam yang dihasilkan dari WHB-01 adalah 1075,630 kg/jam.

    WHB yang digunakan adalah boiler jenis pipa api karena mempunyai

    keuntungan sebagai berikut :

    -  Tidak memerlukan tembok dari batu tahan api

    -  Tidak memerlukan plate tebal untuk shell yang tebal sehingga harganya lebih murah

    Tinggi permukaan air tidak memerlukan pengawasan seteliti mungkin seperti pada

     boiler pipa air

    -  Memerlukan ruang dengan ketinggian rendah

    Beroperasi dengan baik pada beban yang naik turun

    Steam Yang Dihasilkan = 1075,630 kg/jam = 2845,6299 lb/jam

    Blow down = 10% dari steam yang dihasilkan

    = 0,1 x 2845,6299 lb/jam

    = 284,56299 lb/jam

    Umpan air masuk boiler = blow down + steam yang dihasilkan

    = 284,56299 lb/jam + 2845,6299 lb/jam

    = 3130,19289 lb/jam

    Kondensat yang kembali = 70 % dari steam yang dihasilkan

    = 0,7 x 2845,6299 lb/jam

    = 1991,94093 lb/jam

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    16/41

      52

    Kondensat yang hilang = steam yang dihasilkan –  kondensat yang kembali

    = 2845,6299 lb/jam - 1991,94093 lb/jam

    = 853,68897 lb/jam

     Make-up air untuk boiler = kondensat yang hilang + blow down

    = 853,68897 lb/jam + 284,56299 lb/jam

    = 1138,25196 lb/jam

    % make-up air =

     

    =

     

    = 36,3636 %

    % make up kondensat =

     

    =

     

    = 63,6363 %

    1.  Perhitungan kapasitas boiler

    Dari hal.140 Severn, 1964

    Q = ms (h-hf) (4.15)

    Dimana :

    Q = kapasitas boiler

    ms = massa steam (lb/jam)

    h = entalpi steam pada P dan T tertentu (Btu/lb)

    hf = entalpi steam pada 1 atm (Btu/lb)

    Kondisi steam (Tabel F.1 Smith et al ., ed 6, 2001) :

    a.  Temperatur = 453,15 K pada P = 9,9 atm

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    17/41

      53

    Hgas = 2776,3 kJ/kg = 1193,57 Btu/lb

     b.  Make-up air pada suhu 403,15 K

    Hliq = 546,3 kJ/kg = 234,86 Btu/lb

    c.  Kondensat kembali pada suhu 449,15 K

    Hliq = 745,5 kJ/kg = 320,93 Btu/lb

    Karena steam yang masuk terdiri dari 25% fresh feed (make up water) dan 75%

    kondesat, maka :

    hf = (0,25 x Hliq make up water )+ (0,75 x Hliq kondensat) (4.16)

    hf = (0,25 x 234,86) + (0,75 x 320,93)

    = 299,41 Btu/lb

    Q = 2845,6299 x (1193,57 –  234,86)

    = 2728133,841 Btu/jam

    Efisiensi boiler 80 % jadi panas yang diperlukan untuk pembentukan steam

    Q = 2728133,841 / 0,80

    = 3410167,302 Btu/jam

    2.  Menentukan luas perpindahan panas.

    Dari Severn hal.140, konversi panas menjadi daya adalah :

    Hp =34,5x3,970

    Q  (4.17)

    = 3410167,302 / (970,3 x 34,5)

    = 101,8710 Hp

    Dari severn hal 126 :

    Ditentukan luas bidang pemanasan adalah 10 ft2/Hp

    Jadi total heating surface = 1018,710 ft2

    3. 

    Perhitungan kebutuhan bahan bakar

    Bahan bakar yang digunakan adalah solar

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    18/41

      54

    Dari Hougen volume 1, hal 519 :

    Heating value fuel oil grade 4 = 19440 Btu/lb

         = 59,14 lb/ft

    3

     

    Massa bahan bakar

    mf =f .

    Q

       (4.18)

    mf = massa bahan bakar yang dipakai, lb/jam

    Q = kapasitas boiler, Btu/jam

        = effisiensi boiler (80%)

    f = heating value, Btu/lb

    mf = 3410167,302 /(0,8 x 19440)

    = 219,2751 lb / jam

    vf =  

    mf   (4.19)

    = 219,2751 /59,14

    = 3,7077 ft3/jam

    = 104,9904 liter/jam

    Spesifikasi Boiler

    Tipe : Fire tube Boiler

    Jumlah : 1 buah

    Heat Surface : 1018,710 ft2 

    Tekanan : 1002,7 kPa

    Temperatur : 453,15 K

    Bahan bakar : fuel oil grade 4

    Rate bahan bakar : 104,9904 liter/jam

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    19/41

      55

    4.1.3  Unit Pengadaan Listrik

    Kebutuhan tenaga listrik dapat diperoleh dari :

     

    Suplai dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)

      Pembangkit tenaga listrik sendiri (Generator Set)

    Pada prarancangan pabrik formaldehid ini kebutuhan akan tenaga listrik

    dipenuhi dari pembangkit listrik PLN dan generator sebagai cadangan. Generator yang

    digunakan adalah generator arus bolak-balik (AC) dengan pertimbangan :

      Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar

      Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan

    menggunakan transformator.

    Generator AC yang digunakan jenis generator AC 3 phase yang mempunyai

    keuntungan :

      Tegangan listrik stabil

      Daya kerja lebih stabil

     

    Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit

      Motor 3 phase harganya relatif murah dan sederhana

    Kebutuhan listrik untuk pabrik meliputi :

      Listrik untuk keperluan proses dan utilitas.

      Listrik untuk penerangan dan AC.

     

    Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi

    4.1.3.1 Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Proses dan Utilitas

    a.  Kebutuhan listrik untuk peralatan proses

    Kebutuhan listrik untuk peralatan proses dapat diperkirakan melalui tabel berikut :

    Tabel 4.5. Kebutuhan listrik untuk proses

     No. Kode Alat Nama Alat HP

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    P-01

    P-02

    B-01

    B-02

    B-03

    Pompa reaktan methanol

    Pompa hasil bawah absorber

    Blower udara fresh feed

    Blower umpan reaktor

    Blower Recycle

    2

    6

    12

    1

    0,5

    Kebutuhan listrik untuk keperluan proses = 21,5 HP

    Maka total power yang dibutuhkan = 25,5 HP x 0,746 KW/HP = 16,039 KW

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    20/41

      56

     b.  Kebutuhan listrik untuk utilitas

    Kebutuhan listrik untuk keperluan utilitas dapat diperkirakan melalui tabel berikut :

    Tabel 4.6. Kebutuhan listrik untuk Utilitas

     No. Nama Alat HP Jumlah Total HP

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    Pompa air pendingin

    Pompa air pelarut

    Pompa air sanitasi

    Pompa kondensat

    Pompa deaerasi

    Pompa Dowterm A

    Pompa Boiler Feed Water

    5

    2

    2

    4

    7

    1

    2

    2

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    10

    2

    2

    4

    7

    1

    2

    Jumlah 28

    Power yang dibutuhkan = 28 HP x 0,746 KW/HP = 20,888 KW 

    c.  Kebutuhan listrik untuk pengolahan limbah diperkirakan = 35 HP

    Power yang dibutuhkan = 35 HP x 0,746 = 26,11 KW 

    Total kebutuhan listrik untuk proses, utilitas, dan pengolahan limbah adalah

    (16,039 + 20,888 + 26,11) KW = 63,037 KW 

    4.1.3.2 Kebutuhan Listrik untuk Penerangan dan AC

    Perkiraan besarnya tenaga listrik yang dibutuhkan untuk keperluan penerangan

    dapat ditentukan dengan melakukan pendekatan menggunakan konsep  Luminous

     Efficacy, yaitu tenaga radiasi cahaya yang dikeluarkan oleh lampu dalam bentuk lumen.

    Kebutuhan pencahayaan per luas area dapat ditentukan sebagai berikut :

     

    dimana :

    Area = luas daerah yang membutuhkan pencahayaan (m2

    )lux = kebutuhan energi cahaya per satuan luas (lumen/m2)

    Besarnya lux nilainya berbeda tergantung pada area yang akan diberi

     penerangan. Dalam perancangan ini digunakan nilai lux standar menurut AUS.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    21/41

      57

    Tabel 4.7. Kebutuhan listrik untuk penerangan

     No Bangunan Indoor Luas

    (m2)

    Lux

    (lumen/m2)

    Lumen

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    Pos Keamanan

    Pos Pemeriksaan

    Kantor Pusat (2 lantai)

    Masjid

    Poliklinik

    Kantin dan koperasi

    Kantor RnD & Perpustakaan

    Kantor K3

    Ruang control

    Laboratorium

    Bengkel

    Gudang

    Proses

    18

    12

    9002

    150

    300

    150

    600

    600

    200

    400

    500

    450

    2500

    80

    80

    200

    160

    160

    160

    200

    200

    200

    200

    100

    100

    100

    1440

    960

    360000

    24000

    48000

    24000

    120000

    120000

    40000

    80000

    50000

    45000

    250000

    Total 7680 1940 1163400

     No Bangunan Outdoor Luas

    (m2)

    lux

    (lumen/m2)

    Lumen

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    Area Parkir

    Area Utilitas

    Area pengolahan limbah

    Fire Station

    Power station

    Taman dan jalan

    Area Perluasan

    2000

    2500

    2000

    100

    300

    3000

    2000

    70

    100

    100

    100

    100

    60

    60

    140000

    250000

    200000

    10000

    30000

    180000

    120000

    Total 14400 630 930000

    Lampu yang direncanakan untuk semua area di dalam bangunan menggunakan

    lampu Light-emitting diode (LED) Philips 30 watt. Lumen output tiap lampu adalah

    1830 lumen.

    Jumlah lumen di dalam ruangan = 1163400 lumen

    Jumlah lampu yang dibutuhkan = 1617120/1830

    = 636 lampu

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    22/41

      58

    Area outdoor digunakan lampu Mercury 250 W. Output tiap lampu adalah

    10000 lumen ( Perry, 1578)

    Jumlah lampu yang dibutuhkan = 930000/10000

    = 93 lampu

    Total daya penerangan :

    Indoor = (30 watt x 636) = 19080 watt = 19,08 kW 

    Outdoor = (250 watt x 93) = 23250 watt = 23,25 kW 

    Air Conditioner direncanakan menggunakan AC inverter LG. Sebuah AC 1 pKa

    LG memerlukan daya listrik sebesar 520 watt. Luas area yang memerlukan AC

    adalah 1700 m2. Sebuah AC diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan

    ruangan seluas 77 meter. Sehingga dibutuhkan AC sejumlah 35 buah.

    Kebutuhan listrik untuk 35 AC adalah :

     

    Total Kebutuhan listrik untuk penerangan dan AC

    = (18,2 + 19,08 +23,25) KW

    = 60,53 kW 

    Total Kebutuhan Listrik = (60,53 + 47,371) KW

    = 107,901 kW

    4.1.3.3 Generator

    Digunakan generator dengan effisiensi 80 %, maka input generator :

    = 107,901 KW / 0,8

    = 134,87625 KW

    Ditetapkan input generator 600 kW, sehingga untuk keperluan lain masih tersedia

    = (600 –  134,87625) kW

    = 465,12375 kW 

    Spesifikasi generator :

      Tipe : AC generator  

      Kapasitas : 600 KW 

     

    Tegangan : 220/360 volt 

      Efisiensi : 80 % 

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    23/41

      59

      Phase : 3 

      Jumlah : 1 buah 

     

    Bahan bakar : solar  

    Diagram alir penyediaan tenaga listrik dapat dilihat pada gambar 4.2

    Gardu PLN

    (2000 V)

    Generator Set

    (380/220 V)

    Unit Unit 1 Phase :

    1. Unit Instrumentasi

    2. Unit Penerangan

    3. Unit Kontrol Instrumen

    Panel Distribusi

    Unit 1 phase (220 V)

    Panel Distribusi

    Sumber Listrik Pabrik 

    (380/220 V)

    Panel Distribusi

    Unit 3 phase (380 V)

    Unit Unit 3 Phase :

    1. Unit Proses

    2. Unit Utilitas

    3. Unit Pengolahan Limbah

    TransformatorCircuit

    Breaker

    Circuit

    Breaker

    Circuit

    Breaker

    Circuit

    Breaker

    Circuit

    Breaker

    Circuit

    Breaker

     

    Gambar 4.2. Diagram Alir Penyediaan Tenaga Listrik

    4.1.4  Unit Pengadaan Bahan Bakar

    Unit pengadaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar

     pada generator. Pada perancangan ini digunakan bahan bakar jenis solar pada generator

    karena mudah didapat, harganya murah dan mudah penyimpanannya.

    Spesifikasi bahan bakar :

    Jenis bahan bakar : solar

    Heating value : 19.440 Btu/lb

    Massa jenis : 54,26 lb/ft3

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    24/41

      60

    Effisiensi bahan bakar : 80 %

    Kebutuhan solar untuk generator :

    Kapasitas input generator = 600 KW = 600.000 W

    = 600.000 / 0,029407

    = 20403305,34 Btu/jam

    Kebutuhan solar = 20403305,34 / (0,8 x 19.440)

    = 1311,94 lb

    = 1311,94 / 54,26

    = 24,18 ft3/jam

    4.1.5 

    Unit Pengadaan Pendingin Reaktor

    Media yang digunakan sebagai pendingin reactor adalah Dowterm A. Dowterm A

    tidak memerlukan treatment secara fisis, kimia ataupun biologis.

    Kebutuhan Dowterm A sebesar 142729,753 kg/jam. Diperkirakan kehilangan akibat

    kebocoran selama sirkulasi sebesar :

    = 0,001 x 142729,753 kg/jam

    = 142,729753 kg/jam

    Jadi diperlukan total Dowterm A sebesar 142872,483 kg/jam

    Dowterm A yang digunakan sebagai pendingin reaktor, panasnya digunakan

    sebagai media pemanas di heat exchanger (HE-01) kemudian diumpankan kembali

    untuk mendinginkan reaktor.

    4.1.6  Unit Penyediaan Udara Tekan

    Pada perancangan ini, udara tekan digunakan untuk menjalankan instrumentasi

    dan udara plant di peralatan proses, seperti untuk menggerakkan control valve yang

    dikendalikan dengan sistem DCS serta untuk pembersihan peralatan pabrik. Peralatan

    yang menggunakan udara tekan ini adalah filter air. Udara terkompresi disuplai oleh

    IA/PA Compressor dengan jenis screw tipe pakage. Udara dari IA/PA reservoir dibagi

    menjadi dua, yaitu untuk kebutuhan plant dan instrumentasi. Udara untuk kebutuhan

    instrumentasi terlebih dahulu disaring dengan prefilter dryer yang berbentuk pakage,

    lalu dikeringkan. Hal ini dilakukan karena udara tekan untuk instrumentasi tidak boleh

    mengandung air. Media pada dryer dapat berupa activated alumina atau silika gel.

    Udara yang keluar dari drier disaring dulu dengan dust filter untuk menghilangkan

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    25/41

      61

    kotoran yang mungkin terbawa, kemudian ditampung dalam IA reservoir dan disalurkan

    untuk kebutuhan instrumentasi. Salah satu penggunaannya adalah sebagai transmisi

     pneumatic untuk instrumen kontrol. Sedangkan untuk kebutuhan plant air, udara

    terlebih dahulu masuk ke filter pada screw compressor untuk kemudian dikompressi.

    4.1.7  Unit Pengolahan Limbah

    Limbah yang dihasilkan dari pabrik formaldehid ini diklasifikasikan menjadi

    dua, yaitu limbah cair dan limbah gas. Limbah gas dari pabrik formaldehid ini berupa

    gas purging keluar absorber. Limbah gas ini tidak mengalami pengolahan lebih lanjut.

    Skema pengolahan air limbah secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4.2

    Gambar 4.4. Skema Unit Pengolahan Limbah

    Limbah cair dari pabrik formaldehid ini berupa : 

      Unit Pengolahan Air Buangan dan Limbah Proses

    Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik dan air

    limbah proses dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi dengan

    menggunakan lumpur aktif, aerasi dan desinfektan Ca-hypochlorite.

      Air Berminyak dari Mesin Proses

    Air berminyak berasal dari buangan pelumas pada pompa dan alat lain.

    Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Minyak di bagian

    LIMBAH

    CAIR GAS

    Air buangan Air berminyak Sisa proses

    Lumpur aktif

    Aerasi

    Disinfektan

    natrium

    hipoklorit

    Bag.atas Bag. Bawah

    Tangki

     pembakaran

    Penampung

    an minyak

    Penampung

    an akhir  

    Penetralan

    Kolam

    Penampungan

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    26/41

      62

    atas dialirkan ke penampungan minyak dan pengolahannya dengan pembakaran

    di dalam tungku pembakar, sedangkan air di bagian bawah dialirkan ke

     penampungan akhir kemudian dibuang.

     

    Air Sisa Proses

    Limbah air sisa proses merupakan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan

     proses produksi seperti air sisa regenerasi. Air sisa regenerasi dari unit penukar

    ion dan unit demineralisasi dinetralkan dalam kolom penentralan. Penetralan

    dilakukan dengan menggunakan larutan H2SO4  jika pH buangannya lebih dari

    7,0 dan dengan menggunakan larutan NaOH jika pH buangannya kurang dari

    7,0. Air yang netral dialirkan ke kolam penampungan akhir bersama-sama

    dengan aliran air dari pengolahan yang lain.

    4.1.7  Unit Pengolahan Pencemaran Air dan Udara

    4.1.7.1 Pencemaran Air

    Air limbah industri mengandung bahan pencemaran yang dapat berupa bahan

     pencemaran umum dan bahan beracun. Bahan pencemaran umum adalah bahan-bahan

    yang secara tidak langsung membahayakan kesehatan manusia, yaitu bahan organik,

    lumpur, minyak, asam dan alkali, garam nutrien (garam N dan P), warna, bau, panas,

    dan bahan anorganik. Air limbah yang mengandung bahan-bahan pencemaran tersebut

    apabila tingkat konsentrasinya cukup tinggi akan mengganggu pengguna air, membuat

    kehidupan manusia pengguna air menjadi tidak nyaman, atau merusak ekosistem

    . Tujuan pengolahan air limbah industri adalah sebagai berikut :

    a. 

    Melindungi kesehatan masyarakat

     b.  Melindungi pasokan air masyarakat

    c. 

    Melindungi kehidupan lingkungan airBahan beracun adalah bahan-bahan yang dapat memberikan pengaruh langsung

    terhadap manusia meskipun diberikan dalam jumlah sedikit. Manusia akan keracunan

     bahan tersebut apabila bahan-bahan tersebut terkandung dalam air yang diminum, atau

    dalam produk laut dan produk pertanian yang dimakan. Menurut jenisnya bahan

     beracun dari industri manufaktur dapat digolongkan dalam 5 kelompok, yaitu:

      Logam berat : Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng (Zn), Khrom total (Cr), Nikel

    (Ni), Raksa (Hg), Sianida (CN), Khrom hexavalen (Cr(VI)) dan Total Chrom,

    Cadmium (Cd), Mangan (Mn), Titanium (Ti), Barium (Ba), Stanum (Sn), Arsen

    (As), Selenium (Se), Cobalt (Co), Radioaktivitas.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    27/41

      63

      Bahan-bahan hasil sintesa kimia, seperti bahan farmasi, sianida, pestisida, PCB,

    deterjen, katalis, dan lain-lain.

     

    Bahan hasil samping (by product ) dari suatu proses kimia yang bersifat racun,contohnya dioxin dari pembakaran bahan organik.

      Polutan anorganik : TSS, Cl2 tersisa (khlor), Sulfida (sbg S), Zat padat terlarut*,

    Besi terlarut (Fe)*, Fluorida (F)*, Ammonia, TKN, Zat padat terlarut*, Nitrat,

     Nitrit, Fosfat (PO4).

      Polutan organik: BOD5, COD, Minyak & lemak.

    Dikarenakan pabrik produksi dimethyl eter dengan proses dehidrasi methanol ini tidak

    menghasilkan bahan beracun baik berupa senyawa berbahaya, logam berat serta hasil

    samping yang beracun maka proses pengolahan pencemarannya tidak terlalu rumit.

    Setiap jenis industri mempunyai karakteristik limbah cair yang spesifik, yang

     berbeda dengan jenis industri lainnya, walaupun mungkin suatu jenis industri

    mempunyai beberapa parameter pencemar yang sama dengan industri lainnya.

    Perbedaan karakteristik limbah cair industri akan menyebabkan proses pengolahan

    limbah cair industri tersebut berbeda antara satu industri dengan industrilainnya. Limbah cair industri harus diolah sedemikian rupa sehingga tidak akan

    mencemari badan air setempat dimana limbah cair tersebut akan dibuang.

    Pemilihan suatu proses pengolahan limbah cair industri tergantung dari:

    1.  Karakteristik limbah cair industri yang bersangkutan. Dalam hal ini penting

    dipertimbangkan bentuk dari zat pencemar, misalnya materi tersuspensi, koloid

    atau terlarut, kemampuan polutan tersebut untuk dapat terurai secara biologis

    (biodegradability); dan toksiksitas senyawa organik dan inorganik.

    2.  Kualitas efluen yang diinginkan. Perlu dipertimbangkan pula kemungkinan

    dilakukannya batasan di masa yang akan datang, seperti misalnya batasan

    toksisitas kehidupan perairan bioassayefluen.

    3.  Biaya dan ketersediaan lahan yang tersedia. Satu atau lebih kombinasi

     pengolahan dapat menghasilkan efluen yang diinginkan. Akan tetapi hanya satu

    dari alternatif tersebut yang paling efektif biayanya.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    28/41

      64

    Seberapa jauh kualitas effluent yang diharapkan juga akan menentukan jenis dan tingkat

     pengolahan yang akan dilakukan. Semakin baik kualitas effluent yang diharapkan yang

    akan dibuang ke badan air penerima, semakin tinggi tingkat pengolahan yang harus

    dilakukan, yang pada akhirnya membuat biaya pengolahan akan semakin tinggi.

    Berdasarkan pengelompokan karakteristik limbah cair industri, jenis pengolahan

    yang akan diterapkan untuk industri dapat dikelompokkan menjadi:

      Pengolahan Awal

     

    Pengolahan Fisika-kimia (Pengolahan Primer)

      Pengolahan Biologi (Pengolahan Sekunder)

      Pengolahan Lanjutan (Pengolahan Tersier)

    1. 

    Pengolahan Awal

    Air limbah yang keluar dari industri umumnya pertamakali harus melalui

     pengolahan awal, yang bertujuan untuk menyiapkan air limbah untuk pengolahan

    selanjutnya. Detailnya adalah agar beban limbah bisa berkurang, pemisahan material

     pengotor yang mungkin bisa merusak peralatan dan menganggu jalannya proses.

    a.  Screening digunakan untuk menghilangkan materi-materi kasar (coarse

    material ) seperti plastik, daun-daunan, kertas, kayu dan lain-lain, dan materi-

    materi halus ( fine material ) seperti benang fiber, serta zat padat tersuspensi.

     b. 

    Grit removal  digunakan untuk menghilangkan pasir. Pasir diendapkan dan

    dibuang dengan cara mengalirkan air limbah industri dengan kecepatan sekitar

    0,4 m/det di dalam suatu grit chamber . Materi kasar dan halus, seperti pasir

    kasar dan halus harus dihilangkan terlebih dahulu, karena jika tidak, akan

    mempersulit pengolahan selanjutnya. Pengolahan awal akan mengurangi beban

     polutan, besarnya sangat tergantung dari jenis air limbah industri.

    c.  Proses ekualisasi digunakan untuk meredam fluktuasi karakteristik air limbah.

    Karakter yang berfluktuatif akan menyulitkan pengolahan diproses selanjutnya

    dan boros dalam pemakaian bahan kimia. Fasilitas yang ada adalah bak dengan

    volume yang cukup dan mixer sebagai pengaduk. Dengan fasilitas tersebut

    karakteristik air limbah relatif konstan.

    d. 

    Proses netralisasi, jika diperlukan, diletakkan setelah proses ekualisasi, karena

    sebagian dari aliran dengan pH yang berbeda akan saling menetralisasi satu

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    29/41

      65

    sama lainnya di bak ekualisasi. Proses neutralisasi bertujuan untuk menyiapkan

    kondisi yang sesuai untuk proses berikutnya.

    2. 

    Pengolahan Fisika-KimiaPengolahan fisika-kimia artinya mengolah air limbah secara fisik atau kimia.

    Dalam proses pengolahan ini, obyek yang akan dibuang, dibuat lebih besar

    ukurannya sehingga dapat dengan mudah diendapkan (coagulation &flocculation

     process) di bak sedimentasi (bak pengendap), diapungkan ( flotation process) serta

    disaring ( filtration process). Memperbesar ukuran partikel dengan menambahkan

    koagulan diproses koagulasi sehingga terbentuk flok. Agar flok lebih besar lagi

    ukurannya bisa dengan penambahan flokulan (polymer) di proses flokulasi. Dengan

    lebih besar ukurannya, pemisahan dapat lebih mudah.

    3.  Pengolahan Biologi

    Sebagian besar karakteristik air limbah mengandung kotoran bahan organik

    yang disebut dengan COD atau BOD. Pengolahan yang paling baik adalah dengan

    menguraikan bahan organik tersebut dengan bantuan mikroorganisme. Pengolahan

    secara biologi bisa dilakukan secara aerobik (memerlukan udara) atau secara

    anaerobik (tidak boleh ada udara). Metoda yang digunakan pada proses pengolahan

     biologis baik aerobik maupun anaerobik bisa secara tersuspensi ( suspended growth)

    ataupun terlekat (attached growth). Pada umumnya, proses pengolahan biologis

    yang digunakan untuk limbah cair industri adalah proses lumpur aktif (activated

     sludge).

    Proses sedimentasi merupakan proses dimana benda-benda halus yang sudah

    menggumpal dan siap mengendap, sebagai hasil dari proses koagulasi & flokulasi

    atau dari lumpur biologi, dilewatkan dalam sebuah tanki/bak pengendap dengan

    waktu detensi tertentu, sehingga dapat mengendap dan tepisah dari air bersihnya.

    Adakalanya setelah proses sedimentasi baik dari proses fisika-kimia maupun

     biologi, masih terdapat materi-materi halus yang tidak dapat mengendap. Pada kasus

    ini diperlukan fasilitas tambahan yaitu saringan atau filter. Saringan umumnya

    terbuat dari pasir ( single media) dengan diameter yang seragam (uniform), atau pasir

    dengan diameter yang tidak seragam (un-uniform), ataupun kombinasi dari pasir dan

    anthrasit (dual media) atau lainnya.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    30/41

      66

    4.  Pengolahan Lanjutan

    Terkadang meskipun telah diterapkan sistem pengolahan awal, primer (fisika-

    kimia) dan sekunder (biologi), namun kualitas hasil olahan masih belum memenuhi

     persyaratan. Oleh karena itu pada sistem itu ditambahkan pengolahan lanjutan

    (pengolahan tersier). Biasanya pengolahan lanjutan diterapkan pada satu atau

     beberapa parameter saja. Pengolahan tersier juga biasanya diberlakukan terhadap air

    hasil olahan yang akan dipakai kembali (daur ulang/recycling) baik untuk dipakai di

     proses produksi, cuci lantai atau siram taman danlain-lain. Unit proses pengolahan

    lanjutan untuk keperluan recycling juga tergantung dari kualitas air yang akan

    digunakan.

    4.1.7.2 Pencemaran Udara

    Pengertian dari pencemaran udara itu sendiri ialah peristiwa pemasukan dan/atau

     penambahan senyawa, bahan, atau energi ke dalam lingkungan udara akibat kegiatan

    alam dan manusia sehingga temperatur dan karakteristik udara tidak sesuai lagi untuk

    tujuan pemanfaatan yang paling baik. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa nilai

    lingkungan udara tersebut telah menurun.

    1. 

    Proses Pencemaran Udara

    Sumber pencemar udara diklasifikasikan menjadi 2 kategori menurut cara

    cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu :

    a.  Sumber pencemar primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung

    dari sumber cemaran

     b. 

    Sumber pencemar sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses

    kimia di atnosfer

    Sumber pencemar dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan sumber

     pencemar udara primer ke atmosfer.

    Ada 2 kategori sumber antropogenik yaitu:

    a. 

    Sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit energi listrik dengan

     bakar  fosil, pabrik, rumah tangga, jasa, dan lain-lain

     b.  Sumber bergerak (mobile source) seperti: truk, bus, pesawat terbang, dan

    kereta api.

    Dari sekian banyak senyawa pencemar yang ada, lima senyawa yang paling

    sering dikaitkan dengan pencemaran udara ialah: karbonmonoksida (CO), oksida

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    31/41

      67

    nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx), hidrokarbon (HC), dan partikulat (debu).

    Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat ditimbulkan

    dari 6 (enam) sumber utama, yaitu:

    1. 

     pengangkutan dan transportasi

    2.  kegiatan rumah tangga

    3.   pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar fosil

    4. 

     pembakaran sampah

    5.   pembakaran sisa pertanian dan kebakaran hutan

    6.   pembakaran bahan bakar dan emisi proses

    Pada waktu proses pengolahan, gas juga timbul sebagai akibat reaksi kimia

    maupun fisika. Sebagian besar gas maupun partikel terjadi pada ruang

     pembakaran, sebagai sisa yang tidak dapat dihindarkan dan karenanya harus

    dilepaskan melalui cerobong asap. Banyak jenis gas dan partikel gas lepas dari

     pabrik melalui cerobong asap ataupun penangkap debu harus ditekan sekecil

    mungkin dalam upaya mencegah kerusakan lingkungan. Pada umumnya limbah

    gas dari pabrik bersumber dari penggunaan bahan baku, proses, dan hasil serta

    sisa pembakaran. Pada saat pengolahan pendahuluan, limbah gas maupun

     partikel timbul karena perlakuan bahan-bahan sebelum diproses lanjut. Limbah

    yang terjadi disebabkan berbagai hal antara lain; karena reaksi kimia, kebocoran

    gas, dan lain-lain.

    Oleh karena itu konsentrasi bahan pencemar dalam udara perlu ditetapkan

    sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap manusia dan makhluk lain

    sekitarnya. Jenis industri yang menghasilkan partikel dan gas adalah sebagai

    tertera dalam tabel 4.8.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    32/41

      68

    Tabel 4.8. Jenis Industri dan Limbahnya

    No. Jenis Industri Jenis Limbah

    1. Industri Pupuk Uap asam, NH3, bau, partikel

    2. Pabrik Pangan (ikan, daging, minyak makan,

    bagasse, bir)

    Hidrokarbon, bau, partikel, CO,

    H2S dan uap asam

    3. Industri Pertambangan (mineral) semen, asam,

    aspal, kapur, batu bara, karbida, serat gelas

    NOx, SOx, CO, Hidrokarbon,

    bau, partikel

    4. Industri Metalurgi (tembaga, baja-seng, timah

    hitam, alumunium)

    NOx, SO, CO, Hidrokarbon, H2S,

    Chlor, bau dan partikel

    5. Industri Kimia (sulfat, serat rayon PVC,

    ammonia, cat, bahan kimia dan lain-lain)

    Hidrokarbon, CO, NH3, bau dan

    partikel

    6. Industri Pulp SOx, CO, NH3, H2S, bau

    Jenis gas yang bersifat racun antara lain SO2, CO, NO, timah hitam,

    amoniak, asam sulfida dan hidrokarbon. Pencemaran yang terjadi dalam udara

    dapat merupakan reaksi antara dua atau lebih zat pencemar. Misalnya reaksi

    fotokimia, yaitu reaksi yang terjadi karena bantuan sinar ultra violet dari sinar

    matahari.

    2.  Baku Mutu Udara Ambien

    Baku mutu kualitas udara lingkungan/ambien ditetapkan untuk cemaran

    yaitu: O3 (ozon), CO (karbon monoksida), NOx  (nitrogen oksida), SO2 (sulfur

    oksida), hidrokarbon non-metana, dan partikulat. Baku mutu primer ditetapkan

    untuk melindungi pada batas keamanan yang mencukupi (adequate margin

    safety) kesehatan masyarakat dimana secara umum ditetapkan untuk melindungi

    sebagian masyarakat (15- 20%) yang rentan terhadap pencemaran udara. Baku

    mutu sekunder ditetapkan untuk melindungi kesejahteraan masyarakat (material,

    tumbuhan, hewan) dari setiap efek negatif pencemaran udara yang telah

    diketahui atau yang dapat diantisipasi. Berikut merupakan tabel baku mutu

    kualitas udara nasional.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    33/41

      69

    Tabel 4.9. Baku Mutu Kualitas Udara

    Berdasarkan baku mutu kualitas udara ambien ditentukan baku mutu emisi

     berdasarkan antisipasi bahwa dengan emisi cemaran dibawah baku mutu dan

    adanya proses transportasi, konversi, dan penghilangan cemaran maka kualitas

    udara ambien tidak akan melampaui baku mutunya.

    3.  Limbah Gas dan Partikel

    Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu

     partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat

    dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan

     pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas

    tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2,

    hidrokarbon dan lain-lain.

    Dalam pabrik dimethyl eter ini limbah gas yang dihasilkan berupa partikulat

    debu yang cemaran partikulatnya meliputi partikel dari ukuran molekul s/d > 10

    μm. Partikel dengan ukuran > 10 μm akan diendapkan secara gravitasi dari

    atmosfer, dan ukuran yang lebih kecil dari 0,1 μm pada umumnya tidak

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    34/41

      70

    menyebabkan masalah lingkungan. Oleh karena itu cemaran partikulat yang

     penting adalah dengan kisaran ukuran 0,1  –   10 μm. Sumber utama partikulat

    adalah pembakaran bahan bakar ± 13%  –   59% dan insinerasi. Partikel

    merupakan zat dispersi terdapat dalam atmosfer,berbagai larutan, mempunyai

    sifat fisis dan kimia.

    Partikel dalam udara terdiri dari :

      Asap, merupakan hasil dari suatu pembakaran.

     

    Debu, partikel kecil dengan diameter 1 mikron.

      Kabut, partikel cairan dengan garis tengah tertentu.

      Aerosol, merupakan inti dari kondensasi uap.

     

    Fume, merupakan hasil penguapan.

    4.  Pengendalian Pencemaran

    Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan

    karena hal tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik,

    kenyamanan hidup lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih

    rendah, kerusakan materi yang rendah, dan yang paling penting ialah kerusakan

    lingkungan yang rendah. Berikut ini adalah cara-cara pengendalian pencemaran

    udara yang umum dilakukan.

      Atmosfer memiliki kemampuan alami yang dikenal “self cleansing” 

      Perlengkapan pengendalian pencemaran udara prinsipnya mengikuti proses

     penyisihan partikel dan gas pencemar di atmosfer

      Pendekatan dalam pengendalianpencemaran udara adalah pengenceran dan

     pengendalian pencemar pada sumber

    Gambar 4.5. Pengendalian Pencemaran Limbah Gas

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    35/41

      71

    Sistem pengendalian pencemaran udara mencakup pengendalian partikulat atau

    debu dan pengendalian fasa gas. Pemilihan alat harus didasarkan pada hal-hal

    seperti: ukuran partikel, efisiensi penyisihan yang ingin dicapai, besarnya aliran

    gas, waktu pembersihan, dan karakteristik partikel.

    1.  Alat Pengendali Partikulat : Gravity Settling Chambers 

    Alat ini digunakan sebagai penangkap debu awal untuk menghilangkan

    (menangkap) partikel dengan ukuran besar. Prinsip penyisihan partikulat

    dalam Gravity Settler   adalah gas yang mengandung partikulat dialirkan

    melalui suatu ruang (chamber) dengan kecepatan rendah sehingga

    memberikan waktu yang cukup bagi partikulat untuk mengendap secara

    gravitasi ke bagian pengumpul debu (dust collecting hoppers).

    Gravity Settling Chambers  cara bekerjanya tergantung pada kecepatan

    mengendap secara gravitasi. Alat ini juga digunakan untuk menyisihkan

     partikel ukuran besar (sangat kasar, supercoarse) sekitar >=75 mikrometer.

    Faktor penentunya adalah Vs atau kecepatan mengendap (terminal settling

    velocity).

    Gambar 4.6. Gravity Settling Chambers

    Kelebihan dari gravity settler adalah:

      Desain alat sederhana, mudah untuk dibuat konstruksinya

      Pemeliharaan yang mudah dan biaya pemeliharaan sangat rendah

    Kekurangan dari gravity settler adalah:

      Ukurannya besar, memerlukan lahan yang luas

     

    Harus dibersihkan secara manual dalam interval waktu tertentu

     

    Hanya dapat menyisihkan partikel berukuran besar (10-50m)

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    36/41

      72

    Gambar 4.7. Cara Kerja Gravity Settler

    2. 

    Alat Pengendali Partikulat: Electrostatic Presipitator (ESP) 

    Alat ini menggunakan medan listrik voltase tinggi untuk memberikan

    muatan listrik terhadap partikulat. Partikulat yang sudah bermuatan bergerakmelewati permukaan pelat pengumpul yang bermuatan berlawanan, sehingga

     partikulat akan tertarik dan menempel di pelat pengumpul.

    Jenis-Jenis ESP

    1.   Negatively charged dry precipitators, jenis ini paling sering digunakan di

    PLTU batubara, pabrik semen, atau kraft pulp mills

    2.   Negatively charged wetted-wall precipitators, jenis ini sering digunakan

    untuk mengumpulkan mist atau partikulat yang sedikit basah

    3.  Positively charged two-stage precipitators, jenis ini digunakan untuk

    menyisihkan mist atau partikulat yang sedikit basah

    Gambar 4.8 Electrostatic Presipitator (ESP)

    Prinsipnya alat ini terbagi dalam beberapa  field   dimana pemberian

    muatan terhadap partikulat akan dilakukan. Biasanya ESP terdiri dari 3

    sampai 10  field   yang disusun seri searah aliran gas. Pada unit yang besar,

    ESP dibagi pada beberapa chamber   secara parallel yang masing-masing

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    37/41

      73

    memiliki jumlah  field   yang sama. Berikut adalah penyusunan  field   dan

    chamber  dalam sebuah ESP.

    Gambar 4.9. Susunan fields dan chambers dalam ESP

    Kekurangan dan kelebihan ESP:

     

    ESP memiliki efisiensi sangat tinggi krn adanya daya tarik listrik

    terhadap partikulat ukuran kecil

      Dapat digunakan jika aliran gas tidak explosive dan tidak mengandung

     bahan yang mudah melekat

      Karakteristik partikulat sangat penting krn mempengaruhi konduktansi

    elektrik dalam lapisan partikulat yang terkumpul di pelat pengumpul

    4.2  Laboratorium

    4.2.1  Peranan Laboratorium

    Laboratorium mempunyai peranan penting dalam menunjang kelancaran proses

     produksi, menentukan tingkat efisiensi dan menjaga mutu produksi. Selain itu,

    laboratorium juga berperan dalam pengendalian pencemaran lingkungan, baik udara

    maupun limbah cair.

    Pengendalian mutu di dalam suatu pabrik pada hakikatnya dilakukan untuk

    mengendalikan mutu produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar yang

    diinginkan. Penyediaan mutu dilakukan sejak mulai bahan baku, saat proses

     berlangsung dan juga pada produk akhir. Laboratorium kimia merupakan sarana untuk

    mengadakan penelitian bahan baku, proses maupun produksi.

    Tugas laboratorium antara lain :

    1.  Menganalisa bahan baku dan bahan penolong yang akan digunakan.

    2. 

    Menganalisa dan meneliti produk yang akan dipasarkan.3.

     

    Melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan proses produksi.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    38/41

      74

    4.2.2  Program Kerja Laboratorium

    1.  Analisa mutu bahan baku

    Analisa dilakukan terhadap bahan baku yang digunakan, yaitu methanol. Analisa

    dilakukan pada saat bahan datang, sehingga pabrik dapat menolak bahan baku yang

    akan dibeli apabila hasil analisa tidak memenuhi syarat. Analisa meliputi : densitas,

    warna dan kekeruhan.

    2.  Analisa mutu produksi

    Analisa dilakukan setiap 4 jam sekali, yaitu analisa kemurnian formaldehid.

    4.2.3  Alat-alat Laboratorium

    Alat-alat laboratorium utama yang dilakukan di dalam laboratorium antara lain :

      Spektofotometri

    Digunakan untuk mengukur kadar methanol dan formaldehid dalam gas buang.

      PH meter

    Digunakan untuk mengukur pH pada unit utilitas seperti pH air sumur, pH air

    demin, dan lain-lain.

      Viscosimeter

    Digunakan untuk mengukur viskositas formaldehid produk.

      Hydrometer

    Digunakan untuk mengukur spesific gravity formaldehid produk.

    4.2.4  Prosedur Analisa

    Prosedur analisa yang dilakukan pada laboratorium produksi antara lain :

    1. Analisa bahan baku (methanol)a.  Densitas

    Penentuan densitas dilakukan dengan menggunakan picnometer atau langsung

    menentukan spesific gravity dengan menggunakan hydrometer. Cara kerja :

    1.  Picnometer dikeringkan dalam oven pada suhu  100 oC selama 10 menit.

    2.  Picnometer ditimbang (misal w1)

    3.  Diisi aquadest sampai penuh dan ditimbang (misal w2)

    4.  Dengan menggunakan densitas air pada literatur (misal x) maka volume

     picnometer (V)

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    39/41

      75

    V = x

    ww 12   

    4. 

    Ulangi cara di atas dengan diganti sample dan ditimbang (misal w3)

    5. Densitas dihitung dengan :

     =V 

    ww 13   

     b.  Warna dan kenampakan

    Cara kerja :

    Sampel dimasukkan dalam tabung gelas transparan kemudian diamati warna dan

    kenampakan.

    c.  Analisa ada atau tidaknya reduktor

    Cara kerja :

    Masukkan 25 ml methanol dalam tabung reaksi lalu tambahkan 0,02 % KMnO4 

     1 ml, direndam dalam air (15 oC) kemudian catat waktu terjadinya perubahan

    warna seperti warna larutan standar (larutan standar adalah 0,01 N HCl 4 ml

    yang ditambahkan 0,2 N 0,1 % methyl orange) perlakuan ini dikatakan methanol

     bebas dari zat reduktor jika dalam waktu   60 menit. Baru menunjukkan

     perubahan warna seperti larutan standar.

    d.  Analisa ada tidaknya sulfur

    Mengambil 5 ml methanol ditambahkan H2SO4, sedikit demi sedikit dengan

    mengamati perubahan warna coklat. Bila terjadi perubahan warna coklat maka

    methanol mengandung sulfur.

    e. 

    Analisa kadar methanol

    Mengambil 100 ml methanol dalam gelas ukur, lalu celupkan hydrometer ke

    dalamnya dan baca skala yang menunjukkan  spesific gravity  methanol.

    Kemudian ukur suhu methanol dan dengan membaca grafik  spesific gravity 

    versus temperatur akan didapat kadar methanol dalam % berat.

    f.  Analisa kadar non volatile

    Menimbang berat krus porselin kosong ( a gr ) lalu masukkan 50 ml methanol

    dan panaskan dalam water bath  hingga methanol teruapkan ( T   150 oC)

    endapan yang terjadi ditimbang dalam keadaan dingin ( b gr ) lalu dikeringkan

    dalam oven sampai berat konstan ( c gr )

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    40/41

      76

    % zat non volatile =V Sg 

     xacab

    .

    %100)()(    

    Sg = spesific gravity 

    V = volume methanol

    2. Analisa produk

    a. Analisa kadar formaldehid

    Kualitas standar : kemurnian 37 %

    Cara kerja :

    1. 

    Sampel larutan formaldehid dengan volume tertentu ditambah dengan

    larutan Natrium Hidroksida 1 N sebanyak 50 ml dan 25 ml Hidrogen

    Peroksida.

    2. 

    Kemudian campuran ini dipanaskan dalam water bath  sampai suhu 60 oC

    selama 5 menit sambil digojog agar campuran homogen.

    3.  Setelah pemanasan campuran didinginkan dan dititrasi dengan H2SO4  1 N

    dengan indikator Thymolphtaline.

    4. 

    Titrasi dihentikan jika perubahan warna dari biru menjadi hijau

    5. 

    Percobaan diulang dengan blangko test yang terdiri dari 50 ml larutan

    Sodium Hidrogen Peroksida.

    6. 

    Kandungan formaldehid dapat dihitung :

    % berat CH2O =sampel berat

    3,003xasam Nxsampel)titik- blangko(titik

     b. Analisa kadar methanol sisa

    Cara kerja :

    Dari kadar formaldehid diperoleh :

    % methanol sisa =0025,0

    )007,1003,0.(%   Sg  formalin    

    Sg = spesific gravity diukur pada suhu 20 oC.

    Laboratorium mempunyai tugas melakukan analisa secara fisik dan kimia

    terhadap semua stream. Mengeluarkan certificate of quality untuk menjelaskan

    hasil pengamatan.

  • 8/18/2019 BAB IV Formaldehyd

    41/41

    3.  Analisa untuk utilitas

    Analisa untuk utilitas meliputi :

    a.  Air lunak proses kapur dan proses penjernihan yang dianalisa pH silikat sebagai

    SiO2, Ca sebagai CaCO3, sulfur sebagai SO4  2-,klor sebagai Cl2  dan zat padat

    terlarut.

     b.  Penukar ion yang dianalisa kesadahan CaCO3, silikat sebagai SiO2 

    c. 

    Air bebas mineral, analisa sama dengan penukar ion

    d.  Air umpan boiler, yang dianalisa meliputi pH, kesadahan, jumlah O2 terlarut dan

    kadar Fe

    e. 

    Air dalam boiler, yang dianalisa meliputi pH, jumlah zat padat terlarut, kadar Fe,

    kadar CaCO3, SO3, PO4, dan SiO2 

    f.  Air minum, yang dianalisa meliputi pH klor sisa dan kekeruhan.