bab iv. gambaran umum lokasi penelitian a. …digilib.unila.ac.id/16040/24/bab iv.pdf · 1998...
TRANSCRIPT
BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung
1. Sejarah Singkat Kota Bandarlampung
Kota Bandarlampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung dengan luas total
19,722 Ha yang juga merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan
perekonomiannya. Selain itu, letaknya yang strategis sebagai ‘gerbang’ Pulau
Sumatera dari Pulau Jawa, sehingga menjadi daerah transit kegiatan
perekonomian yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan Kota
Bandarlampung sebagai pusat perdagangan, industri, dan pergudangan. Provinsi
Lampung pada awalnya merupakan keresidenan yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor
14 tahun 1964. Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung
dengan Ibu Kotanya yaitu Tanjungkarang-Telukbetung.
Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota
Telukbetung terus berubah dan mengalami beberapa kali perluasan hingga pada
tahun 1965 setelah Keresidenan Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi
Lampung (berdasarkan Undang-Undang Nomor : 18 tahun 1965). Kota
Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II
Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibukota Provinsi Lampung.
52
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1983, Kotamadya Daerah
Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung diganti menjadi Kotamadya Daerah
Tingkat II Bandarlampung (Lembaran Negara tahun 1983 Nomor 30, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3254) terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983. Pada tahun
1999 Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun
1998 tentang perubahan tata naskah dinas di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II se-Indonesia yang kemudian
ditindaklanjuti dengan Keputusan Walikota Bandarlampung nomor 17 tahun 1999
terjadi perubahan penyebutan nama dari “Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat
II Bandar Lampung” menjadi “Pemerintah Kota Bandarlampung” dan tetap
dipergunakan hingga saat ini.
2. Wilayah Administratif Kota Bandarlampung
Bandarlampung terbagi atas 20 kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Bandarlampung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembentukan
Kelurahan dan Kecamatan, maka wilayah administrasi pemerintahan Kota
Bandarlampung dimekarkan menjadi 20 kecamatan yang meliputi 126 kelurahan.
Secara lebih lengkap dapat terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Wilayah Administratif Kota Bandar Lampung
No Kecamatan Kelurahan
1. Panjang Ketapang
Karang Maritim
Srengsem
Panjang Utara
53
Panjang Selatan
Pidada
Way Lunik
2. Sukabumi Sukabumi
Sukabumi Indah
Nusantara Permai
Campang Raya
Campang Jaya
Way Gubak
Way Laga
3. Tanjungkarang Barat Gedong Air
Sukajawa
Susunan Baru
Sukadana Ham
Kelapa Tiga Permai
Sukajawa Baru
Segalamider
4. Teluk Betung Timur Kota Karang
Kota Karang Raya
Perwata
Keteguhan
Sukamaju
Way Tataan
54
5. Way Halim Perumnas Way Halim
Way Halim Permai
Gunung Sulah
Jagabaya I
Jagabaya II
Jagabaya III
6. Labuhan Ratu Labuhan Ratu
Labuhan Ratu Raya
Sepang Jaya
Kota Sepang
Kampung Baru
Kampung Baru Raya
7. Tanjung Karang Pusat Durian Payung
Gotong Royong
Palapa
Kaliawi
Kelapa Tiga
Pasir Gintung
Kaliawi Persada
8. Kemiling Sumber Rejo
Beringin Jaya
Kemiling Permai
Sumber Agung
55
Kedaung
Pinang Jaya
Sumberejo Sejahtera
Kemiling Raya
Beringin Raya
9. Kedaton Kedaton
Sidodadi
Sukamenanti
Sukamenanti Baru
Bukit Jati Seminung
Surabaya
Penengahan
10. Sukarame Sukarame
Sukarame Baru
Way Dadi
Way Dadi Baru
Korpri Jaya (Harapan Jaya)
Korpri Raya
11. Tanjung Karang Timur Kota Baru
Tanjung Agung
Kebon Jeruk
Sawah Lama
Sawah Brebes
56
12. Telukbetung Selatan Telukbetung
Pesawahan
Gedong Pakuon
Talang
Sumur Putri
Gunung Mas
13. Telukbetung Barat Kuripan
Bakung
Negeri Olok Gading
Batu Putuk (Batu Putu)
Sukarame II
14. Telukbetung Utara Kupang Kota
Kupang Raya
Kupang Teba
Pengajaran
Gulak Galik
Sumur Batu
15. Rajabasa Rajabasa
Rajabasa Nunyai
Rajabasa Pemuka
Gedong Meneng
Gedong Meneng Baru
16. Tanjung Senang Tanjung Senang
57
Pematang Wangi
Perumnas Way Kandis
Way kandis
Labuhan Dalam
Rajabasa Raya
Rajabasa Jaya
17. Langkapura Langkapura
Langkapura Baru
Gunung Terang
Segalamider
Bilabong Jaya
18 Enggal Enggal
Pelita
Tanjungkarang
Gunung Sari
Rawa Laut
Pahoman
19. Kedamaian Kedamaian
Bumi Kedamaian
Tanjung Agung Raya
Tanjung Baru
Kalibalau Kencana
Tanjung Raya
58
Tanjung Gading
20. Bumi Waras Sukaraja
Bumi Waras
Garuntang
Bumi Raya (Pecoh raya)
Kangkung
Way Kuala(Sumber: Bandarlampung dalam Angka Tahun 2014, BPS Kota Bandarlampung)
3. Indeks Kesejahteraan Rakyat (Insekra) Kota Bandarlampung Tahun
2014
a. Derajat Kesehatan Masyarakat
Status kesehatan masyarakat dapat diukur dari angka kesakitan dan rata-rata lama
sakit. Angka kesakitan dapat diartikan sebagai persentase banyaknya penduduk
yang mengeluh sakit sehingga tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
terhadap jumlah penduduk keseluruhan. Sedangkan rata-rata lama sakit diartikan
sebagai rata-rata lamanya penduduk tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
yang diukur dalam hari.
Tabel 4.2. Angka Kesakitan dan Rata-Rata Lama Sakit (hari) Menurut DaerahTempat Tinggal (2011-2013)Daerah Angka Kesakitan (%) Rata-Rata Lama Sakit (%)
2011 2012 2013 2011 2012 2013(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan 18.42 20.7 6.4 4.6 4.7 5.8Pedesaan 0.15 12.3 17.2 3.8 5.4 3.9Total 9.3 20.5 6.5 4.6 5.2 4.0
Sumber:Dokumen Insekra Kota Bandarlampung Tahun 2014, Bappeda KotaBandarlampung
59
Tabel 4.3. Presentase Penduduk Menurut Jenis Keluhan Kesehatan (2011-2013)Jenis Keluhan 2011 2012 2013
Jiwa (%) Jiwa (%) Jiwa (%)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Panas 28.096 15.5 59.044 17.3 28.129 13.6Batuk 42.939 23.7 75.061 22.0 54.768 26.5Pilek 37.928 20.9 78.816 23.1 45.575 22.0Asma 4.817 2.7 4.845 1.4 2.079 1.0Diare 5.633 3.1 10.240 3.0 4.845 2.3Batuk Berulang 20.595 11.4 37.197 10.9 16.156 7.8Sakit Gigi 3.727 2.1 10.194 3.0 5.178 2.5Lainnya 37.431 20.7 66.112 19.4 50.241 24.3Jumlah 181.166 100.0 34.510 100.0 206.241 100.0
Sumber:Dokumen Insekra Kota Bandarlampung Tahun 2014, Bappeda KotaBandarlampung
Ada sedikit perbedaan status kesehatan antara masyarakat perkotaan dan
pedesaan, dimana persentase masyarakat pedesaan yang mengalami gangguan
kesehatan lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di
perkotaan. Besarnya angka kesakitan pedesaan di Bandarlampung ini
mengindikasikan bahwa sebagian penduduk pedesaan belum menerapkan pola
hidup sehat dan memahami pentingnya arti kesehatan. Jika dilihat angka
kesakitan, pola rata rata lama sakit penduduk yang tinggal di pedesaan jauh lebih
rendah dari pada di perkotaan.
b. Kependudukan
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan (2013)No Kecamatan Luas Area
(Km2)JumlahDesa/
Kelurahan
JumlahPenduduk
Kepadatanpenduduk
1 Teluk Betung Barat 11,02 5 28.671 2,6022 Telukbetung Timur 14,83 6 40.070 2,7023 Teluk Betung
Selatan3,79 6 37.864 9,991
4 Bumi Waras 3,75 5 54.595 14,5595 Panjang 15,75 8 71.495 4,5396 Tanjung Karang
Timur2,03 5 35.703 17,588
60
7 Kedamaian 8,21 7 50.601 6,1638 Teluk Betung Utara 4,33 6 48.679 11,2429 Tanjung Karang
Pusat4,05 7 49.189 12,145
10 Enggal 3,49 6 27.019 7,74211 Tanjung Karang
Barat14,99 7 52.640 3,512
12 Kemiling 24,24 9 63.153 2,60513 Langkapura 6,12 5 32.657 5,33614 Kedaton 4,79 7 47.197 9,85315 Rajabasa 13,53 7 46.210 3,41516 Tanjung Seneng 10,63 5 44.042 4,14317 Labuhan Ratu 7,97 6 43.145 5,41318 Sukarame 14,75 6 54.765 3,71319 Sukabumi 23,60 7 55.182 2,33820 Way Halim 5,35 6 59.162 11,058Jumlah 197,22 126 942.039 4,777
Sumber: Dokumen Insekra Kota Bandarlampung Tahun 2014, Bappeda KotaBandarlampung
Tabel 4.5. Hasil Tahapan Keluarga Sejahtera (2012)kecamatan Hasil Tahapan Keluarga Sejahtera
Keluargapra-
Sejahtera
KeluargaSejahtera
I
KeluargaSejahtera
II
KeluargaSejahtera
III
KeluargaSejahteraIII Plus
Jumlah
Kedaton 2.616 2.654 3.172 1.742 675 10.859Sukarame 2.676 2.920 3.576 2.362 1.731 13.265Tk. Barat 4.388 2.487 3.163 1.917 852 12.807Tk. Timur 2.383 2.075 2.296 1.558 672 8.984Tk. Pusat 2.983 4.468 3.430 1.530 225 12.636Panjang 4.868 4.211 3.550 2.990 789 16.408Tb. Selatan 3.494 2.447 2.227 1.051 187 9.406Tb. Barat 2.512 1.855 1.757 1.256 265 7.645Tb. Utara 2.690 3.163 3.019 1.885 801 11.558Tb. Timur 4.273 2.496 2.416 1.119 608 10.912Rajabasa 1.566 2.808 3.490 1.949 887 10.700Tj. Senang 1.156 3.237 2.467 2.042 997 9.899Sukabumi 4.397 4.201 2.730 2.034 614 13.976Kemiling 3.057 7.330 5.359 3.246 911 19.903Enggal 1.233 2.490 2.416 1.138 380 6.499Way Halim 4.206 4.548 2.055 2.891 965 14.655Kedamaian 2.816 3.649 2.968 2.248 623 12.304Langkapura 2.399 2.090 1.672 1.251 643 8.055Labuhan Ratu 1.873 4.314 2.765 1.177 422 10.551Bumi Waras 4.123 3.039 3.589 2.051 96 12.862Jumlah 59.709 66.482 56.959 37.401 13.343 233.894
Sumber: Dokumen Insekra Kota Bandarlampung Tahun 2014, Bappeda Kota Bandarlampung
c. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan masyarakat
karena penduduk yang bekerja menunjukkan penduduk yang mampu secara
61
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sebaliknya,
banyaknya pengangguran menunjukkan banyaknya penduduk yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu, pengangguran
berkaitan erat dengan kemiskinan. Indikator keberhasilan pembangunan
ketenagakerjaan yang paling umum digunakan adalah Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tabel 4.6. Presentase Penduduk Usia Produktif menurut Kegiatan Utamanya(2014)
Kegiatan Utama 2010 2011 2012 2013(%) (%) (%) (%)
Bekerja 55,3 58,2 51,4 52,4Pengangguran 7,5 7,5 7,0 6,3Sekolah 12,3 8,6 14,6 15,2Mengurus Rumah Tangga 20,2 20,3 20,2 20,1Lainnya 4,6 5,4 6,8 6,1
Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0Sumber: Dokumen Insekra Kota Bandarlampung Tahun 2014, Bappeda KotaBandarlampung
2. Pengangguran Terbuka (TPT)
Tabel 4.7. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin (2010-2013)Tahun Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki (%) Perempuan (%)2010 8,3 18,3 11,92011 9,1 15,7 11,42012 9,0 17,8 12,02013 10,3 11,4 10,7
Sumber: Dokumen Insekra Kota Bandarlampung Tahun 2014, Bappeda KotaBandarlampung
B. Gambaran Umum Kecamatan Telukbetung Barat
1. Sejarah Singkat Kecamatan Telukbetung Barat
Kecamatan Telukbetung Barat pada mulanya merupakan bagian dari wilayah
Kecamatan Telukbetung-Panjang, Kabupaten Daerah Tingkat II, Lampung
Selatan. Berdasarkan PP Nomor 3 Tahun 1983 tentang “Perluasan Kotamadya
62
Dati II Tanjung Karang-Telukbetung”, maka wilayah Kecamatan Telukbetung
Barat masuk ke dalam wilayah Kodya Dati II Bandarlampung yang terdiri dari
enam Kelurahan, yaitu :
1. Kuripan
2. Negeri Olok Gading
3. Kota Karang
4. Keteguhan
5. Sukamaju
6. Sukarame II
Sejalan dengan kebutuhan dan pertimbangan tentang kendali pelayanan terhadap
masyarakat, maka dilakukan pemekaran terhadap tiga Kelurahan berdasarkan
Keputusan Gubernur Kepala Dati I Lampung Tahun 1998, yaitu:
1. Kelurahan Bakung, pemekaran dari Kelurahan Kuripan
2. Kelurahan Perwata, pemekaran dari Kelurahan Kuripan dan Kota Karang
3. Kelurahan Batu Putuk, pemekaran dari Kelurahan Sukarame II
Sebagai upaya untuk memperkecil rentang kendali pelayanan kepada masyarakat
ditengah pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan Kota
Bandarlampung, maka dilakukan penataan pemekaran wilayah kecamatan dan
kelurahan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2012 tentang
“Penataan dan Pembentukan Wilayah Kecamatan dan Kelurahan”.
63
Dampak dari kebijakan tersebut adalah bertambahnya jumlah kecamatan dan
kelurahan di Bandarlampung termasuk di Kecamatan Telukbetung Barat sehingga
sebagian wilayahnya dibagi menjadi sebagian wilayah Kecamatan Telukbetung
Timur. Kecamatan Telukbetung Barat membawahi lima Kelurahan yang terdiri
dari:
1. Bakung
2. Kuripan
3. Negei Olok
4. Sukarame II
5. Batu Putuk
2. Letak Geografis Kecamatan Telukbetung Barat
Kecamatan Telukbetung Barat berada pada lahan seluas 13.828 Ha, dengan
ketinggian tanah antara 30 hingga 200 meter di atas permukaan laut dan suhu
udara rata-rata mencapai 27 hingga 37 derajat celcius. Batas-batas wilayah
Kecamatan Telukbetung Barat adalah sebagai berikut:
a. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjungkarang Barat,
Kemiling, dan Kabupaten Pesawaran
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Telukbetung Selatan
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Telukbetung Timur
d. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Telukbetung Utara
Kecamatan Telukbetung Barat berada di dataran tinggi dengan kontur tanah
berbatu, Kelurahan yang paling terkena dampak dari letak geografis tersebut
adalah Kelurahan Bakung dan Kuripan.
64
3. Data Kependudukan Kecamatan Telukbetung Barat
Jumlah penduduk Kecamatan Telukbetung Barat secara keseluruhan mencapai
30.643 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 7.533 KK. Data
lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8. Data Kependudukan Kecamatan Telukbetung Barat tahun 2014NO. KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK (KK/JIWA)
KK L P JUMLAH1. BAKUNG 1.707 3.566 3.316 6.8822. KURIPAN 1.112 2.165 2.159 4.3243. NEGERI OLOK GADING 1.821 3.559 3.565 7.1244. SUKARAME II 1.444 2.857 4.023 6.8805. BATU PUTUK 1.449 2.711 2.722 5.433
JUMLAH 30.643Sumber: Profil Kecamatan Telukbetung Barat Tahun 2014
C. Gambaran Umum Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat
1. Sejarah Singkat Kelurahan Bakung
Tertanggal 06 Juli 1988, Kelurahan bakung memekarkan diri dari Kelurahan
Kuripan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor
6/185/B/III/HK/1988. Kelurahan Bakung memiliki wilayah seluas 120 Ha, dengan
jumlah penduduk mencapai 6.882 jiwa, dan 1.707 KK. Secara geografis,
Kelurahan Bakung berada pada ketinggian 1-70 meter di atas permukaan laut
yang merupakan dataran rendah dan pegunungan dengan curah hujan antara 2.500
hingga 3.000 mm/th, dan memiliki suhu rata-rata antara 25-32 derajat celcius.
Diantara kelima kelurahan yang ada di Kecamatan Telukbetung Barat, Kelurahan
Bakung adalah Kelurahan yang diprioritaskan mendapat bantuan air bersih atau
air minum karena letak geografisnya yang kering, dataran tinggi, dan kondisi
tanahnya berbatu sehingga sumber mata air tanah sulit ditemukan. Akses jalan di
65
Kelurahan Bakung juga masih terbilang buruk karena tidak adanya kendaraan
umum yang menjangkau daerah itu, selain itu keadaan jalannya yang banyak
kerusakan dan hanya memungkinkan untuk dilewati sebuah mobil. Kelurahan
Bakung memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kelurahan Negeri Olok Gading
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kelurahan Perwata (Kuripan)
c. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kelurahan Sukarame II
d. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kelurahan Keteguhan
2. Visi dan Misi Kelurahan Bakung
Visi Kelurahan Bakung adalah “Terwjudnya Pelayanan Prima pada Masyarakat
dan Meningkatkan Kinerja Aparatur melalui Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan.” Sementara Misi Kelurahan Bakung, yaitu :
1. Meningkatkan tertib administrasi yang berkualitas, dinamis, dan
bertanggung jawab.
2. Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, berwibawa, jujur, dan
berkeadilan rakyat.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan yang
demokratis, dan berkeadilan bagi masyarakat.
3. Data Pendidikan Kelurahan Bakung
Masyarakat di Kelurahan Bakung dapat dikatakan masih berpendidikan rendah
karena kebanyakan masyarakatnya hanya mencapai jenjang Sekolah Dasar (SD),
66
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Data
tersebut disajikan secara lengkap pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.9. Tingkat Perkembangan Pendidikan Kelurahan Bakung Tahun 2010(dalam jiwa)No. Keterangan Tahun1. Tingkat pendidikan usia > 15 tahun Buta Huruf -
Tidak tamat SD 234Tamat SD 2.699Tamat SMP 1.743Tamat SMA 1.399Tamat D1 29Tamat D2 17Tamat D3 52Tamat S1 50Tamat S2 2Tamat S3 -
2. Wajib Belajar 9 Tahun dan Angka PutusSekolah (APK)
Masyarakat usia 7-15 tahun 953
Usia 7-15 tahun masihsekolah
698
Usia 7-15 tahun putussekolah
264
Sumber: Profil Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat Tahun 2010
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa mayoritas masyarakat
Kelurahan Bakung masih berpendidikan SD/sederajat, hal ini tentunya
mempunyai dampak tersendiri pada kehidupan perekonomian mereka.
4. Data Perekonomian Kelurahan Bakung
Masyarakat Kelurahan Bakung masih banyak yang berpenghasilan rendah karena
kebanyakan masyarakatnya berprofesi sebagai buruh dan asisten rumah tangga,
selain itu masih banyak angkatan kerja usia produktif yang tidak bekerja.
Mayoritas masyarakatnya bekerja pada sektor perdagangan, perkebunan, jasa, dan
industri rumah tangga.
67
Tabel 4.10. Perekonomian Masyarakat Kelurahan Bakung Tahun 2010No. Kondisi Jumlah1. Angkatan Kerja dan Pengangguran
a. Usia Produktif 15-56 Tahun 3.520 (jiwa)b. Usia Produktif yang Tidak Bekerja (Pengangguran) 546 (jiwa)c. Wanita di Usia Produktif yang menjadi IRT 485 (jiwa)d. Usia Produktif yang Cacat dan tidak Bekerja 14 (jiwa)
2. Pendapatana. Sektor Pertanian -b. Sektor Perkebunan Rp 80 Juta/Tahunc. Sektor Perdagangan Rp 30 JutaTahund. Sektor Pariwisata -e. Sektor Jasa Rp 50 juta/Tahunf. Sektor Industri Rumah Tangga (IRT) 15 Juta/Tahun
3. Tingkat Kesejahteraana. Jumlah Keluarga 1.707 Keluargab. Keluarga Prasejahtera 768 Keluargac. Keluarga Sejahtera 1 296 Keluargad. Keluarga Sejahtera 2 304 Keluargae. Keluarga Sejahtera 3 253 Keluarga
Sumber: Profil Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat Tahun 2010
D. Gambaran Umum PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung
1. Sejarah Singkat PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung
Sistem penyediaan air bersih di Kota Bandarlampung telah dimulai sejak zaman
Pemerintah kolonial Belanda tahun 1917, yaitu dengan pengusahaan sumber
Mata Air “Way Rilau” yang berkapasitas terpasang sebesar 18 liter/detik (lpd)
pada elevasi +237 m, yang bertujuan untuk melayani kebutuhan air bersih bagi
masyarakat Tanjung Karang dan sekitarnya. Kemudian pada tahun 1920, sistem
tersebut ditingkatkan yaitu dengan dibangunnya bronkaptering (broncebouw)
sumber Mata Air “Egaharap” pada elevasi +255 m.
Setelah Indonesia Merdeka pada tahun 1945, pengelolaan sistem air bersih
dilaksanakan oleh Seksi Air Minum Pemerintah Daerah Tingkat II Tanjung
Karang - Teluk Betung. Pada tanggal 11 Maret 1976 diterbitkan Peraturan Daerah
68
(PERDA) Nomor 02 Tahun 1976, yang disahkan dengan Surat Keputusan (SK)
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Lampung Nomor: G/395/B/
III/HK/1976 Tanggal 26 Juni 1976, dan diundangkan dalam Lembaran Daerah
Seri D Nomor 22 Tanggal 14 Juli 1976. Perda ini mengatur tentang pendirian
Perusahaan Daerah Air Minum, dengan nama PDAM “Way Rilau” Kotamadya
Daerah Tingkat II Tanjung Karang - Teluk Betung, dan merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kotamadya Tingkat II Tanjung Karang -
Teluk Betung.
Dengan adanya perubahan nama Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung Karang-
Teluk Betung menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandarlampung, sesuai
dengan Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 1983, maka nama Perusahaan Daerah
Air Minum “Way Rilau” berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum “Way
Rilau Kota Bandarlampung”.
2. Visi dan Misi PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung
Untuk memproyeksikan perubahan dari kondisi “sakit” pada tahun 2010 menjadi
PDAM yang “sehat” dan jumlah pelanggan yang meningkat pesat pada tahun
2018, PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung mempunyai Visi, yaitu:
“Mewujudkan Pelayanan yang Terbaik, Professional dan Mandiri”
Agar dapat memenuhi Visi tersebut, PDAM Way Rilau telah menetapkan 5 Misi
sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan dengan kualitas air sesuai dngan persyaratan yang
berlaku dan kuantitas yang memadai secara terus menerus (24 jam);
69
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
3. Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan;
4. Meningkatkan cakupan pelayanan;
5. Meningkatkan hubungan dengan stakeholders.
3. Tugas Pokok dan Fungsi PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung
Tugas pokok PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung sesuai dengan Surat
Keputusan (SK) Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 269/KPTS/1984 Tanggal 8
Agustus 1984 tentang Tugas Pokok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
adalah melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana penyediaan air bersih
dengan tujuan memberikan pelayanan air bersih bagi seluruh masyarakat secara
adil dan merata, terus menerus sesuai dengan persyaratan hygienis.
PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung di samping mempunyai fungsi sosial
juga mempunyai fungsi profit dengan menerapkan prinsip-prinsi ekonomi
perusahaan. Fungsi Sosial yaitu PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung sebagai
BUMD yang memproduksi air minum, yang merupakan kebutuhan pokok
manusia sehingga senantiasa dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dari semua golongan.Fungsi Ekonomi adalah bahwa PDAM Way
Rilau Kota Bandarlampung sebagai BUMD yang senantiasa dituntut untuk
meningkatkan kemampuan pelayanan dan lainnya dengan cara pengelolaan
PDAM secara sehat berdasarkan azas ekonomi perusahaan.
70
4. Dewan Pengawas dan Direksi PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung
Susunan Dewan Pengawas dan Direksi PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung
sampai dengan 31 Desember 2010 sesuai dengan Keputusan Walikota
Bandarlampung Nomor: 107/PAM/HK/2009 tanggal 05 Maret 2009, Keputusan
Walikota Bandarlampung Nomor: 821.32/02/25/2010 tanggal23 Agustus 2010,
serta Keputusan Walikota Bandarlampung Nomor: 330/PDAM/HK/2010 tanggal
09 Juli 2010 adalah sebagai berikut:
Pembina : Walikota Bandar Lampung
:Wakil Walikota Bandar Lampung
Susunan Dewan Pengawas:
- Ketua merangkap anggota : Sekretaris Daerah Kota Bandarlampung
- Sekretaris merangkap anggota : Kepala Bagian Perekonomian Kota
Bandar lampung
- Anggota : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kota
Bandarlampung
2.Unsur Masyarakat/Konsumen (Drs.
Hi. Somad Raku)
3.Unsur Profesional (Prof. Dr.lr. Ali
Kabul, MS)
Susunan Direksi:
- Direktur Utama : Drs. Hi. AZP Gustimigo, MM
- Direktur Bidang Umum : M. Ali Hasanudin, SE / Simon Mirza,
SE (sejak Agustus 2010)
- Direktur Bidang Teknik : Ir. Hj. Herrie Eny Widayati
71
Dari Struktur Direksi ini diidentifikasi bahwa PDAM Way Rilau mempunyai
beberapa bidang sebagai berikut:
a. Satuan Pengawas Intern (SPI), bertanggungjawab langsung kepada Direktur
Utama;
b. Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan LAN, bertanggungjawab
langsung kepada Direktur Utama;
c. Bagian Keuangan, Bagian Umum, Bagian Personalia dan Bagian Hubungan
Pelanggan (Hublang), bertanggungjawab langsung kepada Direktur Umum;
d. Bagian Keuangan, Bagian Perencanaan Teknik, Bagian Produksi, Bagian
Distribusi, Bagian Perawatan dan Bagian Peralatan, bertanggungjawab
langsung kepada Direktur Teknik.
5. Jumlah Karyawan PDAM Way RilauKota Bandarlampung
Jumlah karyawan PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung pada tahun 2010
sebagaimana disajikan pada diidentifikasi sebanyak 307 orang yang terdiri 3
orang Direktur, 276 pegawai tetap dan 28 orang pegawai kontrak atau honorer
dengan berbagai latar belakang pendidikan.
Tabel 4.5. Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan PDAM Way Rilau KotaBandarlampung
Sumber: Dokumen Studi Kelayakan PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung, 2010
No. Pendidikan Jumlah (jiwa)1. S2 12. S1 583. D3 64. SLTA/SMK 1705. SLTP/SMP 246. SD 48
Jumlah 307