bab iv hasil dan pembahasan -...

64
53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kawasan Cibaduyut Secara geografis Kawasan Sentra Sepatu Cibaduyut terletak di Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung pada 107°35’44” BT sampai dengan 107º37’10” BT dan 6°55’52” LS sampai dengan 6º57”47” LS. Gambar 4.1 Peta Wilayah Bojongloa Kidul (Lokasi Penelitian) Sumber : Goggle map

Upload: lamkiet

Post on 10-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis Kawasan Cibaduyut

Secara geografis Kawasan Sentra Sepatu Cibaduyut terletak di Kecamatan

Bojongloa Kidul Kota Bandung pada 107°35’44” BT sampai dengan 107º37’10”

BT dan 6°55’52” LS sampai dengan 6º57”47” LS.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Bojongloa Kidul (Lokasi Penelitian)

Sumber : Goggle map

54

Adapun secara administratif Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung

berbatasan dengan :

a) Sebelah Utara : Kec. Astana Anyar

b) Sebelah Timur : Kec. Astana Anyar

c) Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung

d) Sebelah Barat : Kec. Bojongloa Kaler dan Kec. Babakan Ciparay

Mempunyai luas wilayah 6,26 Km², yang terdiri dari 6 Kelurahan, 44 RW dan 262

RT.

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Bojongloa Kidul per Kelurahan

Sumber : Monografi Kecamatan, 2012

No Kelurahan

Luas Wilayah

Km² %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Kebonlega

Situ Saeur

Mekarwangi

Cibaduyut

Cibaduyut Kidul

Cibaduyut Wetan

1.25

1.08

0.97

0.86

1.04

1.06

22.02

15.83

18.31

13.23

11.72

18.89

Jumlah 6.26 100.00

Untuk Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut berada di 4 (empat)

Kelurahan yaitu :

55

a) Kelurahan Kebonlega;

b) Kelurahan Cibaduyut;

c) Kelurahan Cibaduyut Kidul;

d) Kelurahan Cibaduyut Wetan

4.1.2 Kepadatan Penduduk

Kecamatan Bojongloa Kidul mempunyai jumlah dan kepadatan penduduk

sebagaimana berikut :

Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul per Kelurahan

Sumber : Monografi Kecamatan, 2012

No Kelurahan Jumlah

Penduduk

Luas

Wilayah

(Km²)

Kepadatan

(Jiwa/Km²)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Kebon Lega

Situ Saeur

Mekarwangi

Cibaduyut

Cibaduyut Kidul

Cibaduyut Wetan

18.321

20.654

7.464

9.614

6.739

3.518

1.25

1.08

0.97

0.86

1.04

1.06

6.82

260.85

81.54

145.34

115.00

37.24

56

4.1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul menurut jenis kelamin :

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul Berdasarkan

Jenis Kelamin

Sumber : Monografi Kecamatan, 2012

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1

2

Laki-Laki

Perempuan

34.036

32.270

55.33

44.67

Jumlah 66.306 100.00

4.1.4 Potensi Kawasan Cibaduyut

Dengan jenis barang yang diproduksi di kawasan Cibaduyut meliputi :

a) Sepatu;

b) Sandal;

c) Tas;

d) Jaket;

e) Boneka;

f) Topi; dan

g) Ikat Pinggang

Potensi dari Kawasan Industri Sepatu Cibaduyut ini, yaitu terdiri dari :

a) Jumlah unit usaha : 646 Industri Kecil dan Menengah

b) Jumlah Tenaga Kerja : 2.799 Orang

57

c) Jumlah Toko Pemasaran : 165 Toko

d) Jumlah Kawasan Parkir Khusus : 4 Lokasi

4.1.5 Revitalisasi Kawasan Industri-Perdagangan di Kota Bandung

Menindaklanjuti dari Misi Pembangunan Kota Bandung yang saling

berkaitan terutama dalam hal “Penyediaan dan Pengelolaan Infrastruktur serta

Penataaan Kota untuk Menumbuhkan Perekonomian Kreatif di Kota Bandung”

agar dapat meningkatkan investasi usaha di sektor industri dan perdagangan di

Kota Bandung serta dalam rangka harmonisasi, penguatan dan perolehan hasil

yang saling menguntungkan bagi seluruh pelaku usaha di kawasan sentra industri

dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon PHH.

Mustopa, Rajut Binongjati, tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Pemerintah

Kota Bandung berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 517/Kep.793-

Huk tanggal 03 Oktober 2006 telah membentuk Tim Penataan Revitalisasi

Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon

PHH. Mustopa, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah.

Pencanangan program Revitalisasi Lima Sentra Industri dan Perdagangan

Kota Bandung, yang terdiri dari : sentra kain Cigondewah, sepatu Cibaduyut,

jeans Cihampelas, rajut Binongjati, dan kaus Suci, dilakukan oleh Walikota

Bandung pada tanggal 12 Pebruari 2007 bertempat di Sentra perdagangan Kain

Cigondewah. Dimana program pemerintah ini direncanakan akan menghabiskan

anggaran sebesar Rp. 11.800.000.000,- (sebelas milyar delapan ratus juta rupiah).

58

Meski baru dicanangkan secara resmi pada 2007, semua kajian mengenai

revitalisasi kelima kawasan itu, sebenarnya, telah dimulai sejak 2006.

Rencananya, tahun 2009 revitalisasi ini rampung.Tetapi ternyata sampai dengan

tahun 2009, rupanya, program tersebut masih jalan di tempat.Masih berbentuk

konsep.Miliaran rupiah yang dijanjikan pemerintah untuk program ini nyaris

belum berwujud.

Walikota Bandung Dada Rosada pada tahun 2009 menyampaikan bahwa

program revitalisasi akan dilakukan secara bertahap. Untuk mencapai hal itu

dibutuhkan waktu serta proses yang tidak singkat. Ada berbagai tahapan dan

kebutuhan yang harus diselesaikan,"Mulai dari yang sifatnya fisik hingga non

fisik, seperti infrastruktur, permodalan, pembinaan, hingga pemasaran.Tentunya,

setiap permasalahan membutuhkan pendekatan yang berbeda". Dalam

realisasinya, dibutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit. Sementara, kebutuhan

Kota Bandung (untuk kegiatan lain) juga tidak sedikit. Banyak hal-hal lain juga

yang membutuhkan pengalokasian dana. "Kita bisa saja memfokuskan pada

revitalisasi ini, tapi kan itu berarti ada program dan kegiatan lain yang

terbengkalai. Sedangkan program lain itu juga berhubungan dengan kepentingan

serta pelayanan kepada publik. Oleh karena itu, kita secara bertahap

merampungkan program revitalisasi ini".

Selanjutnya, berdasarkan hasil evaluasi kegiatan revitalisasi pada 5 (lima)

sentra industri dan perdagangan Kota Bandung ditetapkan kembali tambahan

kawasan yaitu Sentra Tahu dan Tempe Cibuntu sebagai kawasan industri dan

perdagangan di Kota bandung yang perlu dilakukan revitalisasi, dengan

59

menetapkan kembali Keputusan Walikota Bandung Nomor : 530/Kep.295-

DISKUKM.PERINDAG/2009 Tentang Tim Revitalisasi Kawasan Sentra Industri

Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon PHH. Mustopa, Rajut

Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu.

Adapun kawasan industri dan perdagangan yang paling terlihat aktifitas

pelaksanaan revitalisasinya adalah Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut.

Hal ini dikarenakan fasilitas infrastrukturnya seperti jalan, trotoar, drainase,

penerangan jalan yang sampai tahun 2009 sudah terlihat rusak parah serta tidak

adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang permanen.

4.1.6 Permasalahan di Kawasan Cibaduyut

Proses revitalisasi pada kawasan Cibaduyut di mulai dari tahun 2005,

yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Surat Keputusan walikota tahun

2006 mengenai revitalisasi lima sentra industri Bandung, yang kemudian

dilakukan perubahan pada tahun 2009 menjadi tujuh sentra industri. Cibaduyut

salah satu tempat wisata dinilai tidak memenuhi kriteria daerah tujuan pariwisata

seperti yang tercantum dalam UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan.

Berdasarakan UU tersebut daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut

Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau

lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas

umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan

melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Juga berdasarkan dari teori-teori revitalisasi kawasan Cibaduyut ini

termasuk kedalam suatu kawasan yang mengalami penurunan kondisi pelayanan

60

prasarananya (jalan, drainase sanitasi, trotoar dan persampahan) dan termasuk

kedalam kawasan hidup tapi kurang terkendali sehingga termasuk kedalam

target kawasan yang harus direvitalisasi.

Hasil pengamatan kawasan Cibaduyut sebelum revitalisasi terdapat

beberapa kendala dalam hal keadaan fasilitas dan infrastrukturnya yang tidak

aman dan nyaman untuk dikatakan sebagai suatu daerah wisata dan

industri,seperti :

a. PATUNG SEPATU, sebagai gerbang identitas bagi keberadaan Kawasan

Wisata dan Industri Sepatu Cibaduyut yang terletak di perempatan Jl.

Soekarno-Hatta, Jl. Leuwipanjang dan Jl. Cibaduyut tidak terawat dengan

baik, bahkan dijadikan sebagai tempat mangkalnya gelandangan dan

pengemis jalanan

Gambar 4.2 Kondisi Gerbang Masuk Kawasan Cibaduyut (Patung Sepatu)

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

b. TROTOAR, sebagai lahan tempat berjalan wisatawan untuk menyusuri

pertokoan-pertokoan yang ada di Kawasan Cibaduyut yang telah rusak,

sehingga tidak nyaman dan aman untuk dilalui

61

Gambar 4.3 Kondisi Kerusakan Trotoar

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

c. DRAINASE, saluran air yang tidak baik, sehingga tidak mampu menampung

air ketika terjadi hujan yang menimbulkan banjir

Gambar 4.4 Kondisi Kerusakan dan Tersumbatnya Drainase

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

d. KEMACETAN,yang sering terjadi terutama pada waktu weekend (sabtu-

minggu) dikarenakan di lokasi JL. Cibaduyut mempunyai 2 (dua) pertigaan

pemotong jalan yaitu antara Jl.Cibaduyut dengan Jl. Cibaduyut Lama dan Jl.

Cibaduyut dengan Jl. Masuk Komplek Singgasana Pradana.

62

Gambar 4.5 Kondisi Kemacetan Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

e. SARANA PARKIR, tidak memadai, sepanjang jalan Kawasan Cibaduyut

hanya terdapat 4 (empat) kawasan parkir, yaitu Kawasan Parkir Pertokoan

Grutty, Oval, Diana dan Formil yang pada waktu weekend penuh terisi oleh

Bus-Bus Pariwisata yang datang, mengakibatkan kendaraan-kendaraan kecil

milik pribadi mengambil parkir di pinggir jalan, bahkan untuk motor

parkirnya sering naik menggunakan trotoar

63

Gambar 4.6 Kondisi Perparkiran Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

f. PEDAGANG KAKI LIMA, yang belum tertata dan terkoordinasi dengan

baik sehinga mereka berjualan menggunakan badan jalan yang

mengakibatkan timbulnya kemacetan

Gambar 4.7 Kondisi Pedagang Kaki Lima Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

g. PENUMPUKAN SAMPAH, yang akan dijumpai oleh setiap orang yang

melewati Jl. Cibaduyut terutama pagi hari ,merupakan pemandangan yang

tidak enak untuk dilihat. Hal ini terjadi dikarenakan para pemilik toko

perpandangan telah memberikan dana kebersihan, sehingga urusan

kebersihan tidak menjadi tanggungjawab mereka lagi.

64

Gambar 4.8 Kondisi Pembuangan Sampah Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

h. PENERANGAN JALAN, yang kurang mengakibatkan wisatawan yang

datang pada saat malam hari merasa tidak nyaman dan aman melakukan

kegiatan wisatanya

Gambar 4.9 Kondisi Penerangan Jalan Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

Permasalahan-permasalahan tersebut diatas menunjukkan bahwa kawasan

Cibaduyut memerlukan suatu tindakan revitalisasi yang menyangkut infrastruktur

dan fasilitas penunjang lainnya sebagai ciri suatu kawasan wisata dan industri

yang menarik untuk dikunjungi dan ramah bagi pemodal.

65

4.1.7 Pelaksanaan Revitalisasi Kawasan Cibaduyut

Pelaksanaan revitalisasi kawasan Cibaduyut yang efektif dilaksanakan

mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Desember 2011, dengan

menitikberatkan kepada revitalisasi infrastruktur kawasan, yang terdiri dari :

a. Perbaikan Patung Sepatu

Sebagai gerbang identitas bagi keberadaan Kawasan Wisata dan Industri

Sepatu Cibaduyut yang terletak di perempatan Jl. Soekarno-Hatta, Jl.

Leuwipanjang dan Jl. Cibaduyut yang tidak terawat dengan baik, bahkan

dijadikan sebagai tempat mangkalnya gelandangan dan pengemis jalanan,

dilakukan revitalisasi dengan pengecatan ulang patung sepatu serta penanaman

pohon di sekitarnya sehingga terlihat asri

Gambar 4.10 Kondisi Patung Sepatu Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

b. Pengecoran Jalan

Jalan yang awalnya menggunakan hotmix dikarenakan setelah dilakukan

perbaikan dan penambalan berulang-ulang tetapi apabila datangnya musim

hujan jalan hotmix tersebut cepat sekali rusak dikarenakan kontur tanah Jalan

66

Cibaduyut yang tidak stabil, maka setelah dilakukan pengkajian perbaikan

jalan cibaduyut ini dilakukan dengan cara pengerasan (cor).

Gambar 4.11 Kondisi Jalan Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

c. Perbaikan Drainase

Drainase yang tidak rusak dan mampet , sehingga tidak mampu menampung air

ketika terjadi hujan yang menimbulkan banjir, diperbaiki pada saat revitalisasi

dengan memperdalam selokan-selokan di kawasan Cibaduyut dan dibuatkan

pintu airnya agar selokan mudah dibersihkan

Gambar 4.12 Kondisi Drainase Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

67

d. Perbaikan Trotoar

Sebagai lahan tempat berjalan wisatawan untuk menyusuri pertokoan-

pertokoan yang ada di Kawasan Cibaduyut yang telah rusak, sehingga tidak

nyaman dan aman untuk dilalui, pada saat revitalisasi dilakukan perbaikan.

Gambar 4.13 Kondisi Trotoar Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

e. Penanaman Pohon

Pohon-pohon yang sudah tinggi dan besar pada saat dilakukannya revitalisasi

dilakukan penebangan, hal ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan

pekerjaan terutama pada saat perbaikan selokan dan trotoar, tetapi dilakukan

penggantian dengan dilakukannya penanaman pohon kembali, baik yang secara

langsung ditanam ditanah ataupun menggunakan media pot-pot besar.

68

Gambar 4.14 Penanaman Pohon dan Pot Bunga Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

f. Pemasangan Lampu Penerangan Jalan

Untuk menambah kenyamanan para wisatawan melakukan kunjungan atau

belanja di malam hari, pada saat revitalisasi dipasang tambahan lampu

penerangan jalan di beberapa titik.

Gambar 4.15 Penerangan Jalan Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

69

g. Pembuatan Tempat Penampungan Sampah Sementara

Tempat penampungan sampah yang tadinya tidak permanen, dimana tempat

sampah besar milik PD.Kebersihan hanya disimpan di badan jalan sehingga

menjadi penyebab terjadinya kemacetan, pada saat revitalisasi telah dibuatkan

Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang refresentatif.

Gambar 4.16 Tempat Pembuangan Sampah Sementara Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

4.1.7 Keadaan Kawasan Cibaduyut Setelah 10 (Sepuluh) Bulan

Revitalisasi

Revitalisasi infrastruktur di kawasan Cibaduyut yang dilakukan mulai

bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Desember 2011, memang memberikan

dampak yang siginifikan terhadap keadaan kawasan yang menjadi lebih rapih

seperti :

1. Jalan yang tidak berlubang;

2. Trotoar yang nyaman untuk dipakai berjalan;

3. Lampu penerangan jalan yang menyala;

4. Adanya penanaman pohon;

5. Telah tersedianya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)

70

Dengan kondisi yang telah baik ini, seharusnya oleh Pemerintah Kota

Bandung menindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi kembali mengenai

“konsep pemeliharaan” kawasan yang sudah selesai direvitalisasi kepada

masyarakat dan pengusaha di kawasan Cibaduyut sehingga pemeliharaan ini tidak

hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja tetapi harus melibatkan

masyarakat dan pengusaha setempat , sehingga apa yang sudah dibangun

diperbaiki tidak cepat rusak dan pembangunan yang dilakukan hanya sebatas

memenuhi tuntutan saja.

Tidak dilaksanakannya sosialisasi pemeliharaan kawasan cibaduyut ini

akhirnya menimbulkan permasalahan yang tidak diinginkan, yaitu mengakibatkan

kerusakan terhadap infrastruktur yang telah dilakukan revitalisasi serta kebiasaan

masyarakat setempat yang tidak berubah terutama dalam pembuangan sampah.

Berikut ditampilkan kerusakan infrastruktur serta kebiasaan dari masyarakat

sekitar kawasan cibaduyut yang tidak berubah selama 10 (sepuluh) bulan setelah

dilakukannya revitalisasi :

a. Jalan yang Retak-Retak

Perbaikan jalan yang dilakukan dengan pembetonan memang membuat

stabilnya permukaan jalan di kawasan Cibaduyut sehingga tidak cepat

berlubang, tetapi dikarenakan antara sambungan beton tidak disatukan dengan

hotmix, menyebabkan retaknya antara sambungan beton tersebut dikarenakan

setiap harinya jalan raya Cibaduyut dilalui oleh banyak kendaraan terutam bis-

bis pariwisata.

71

Gambar 4.17 Jalan retak-retak

Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012

b. Trotoar Rusak

Trotoar yang sudak direvitalisasi, agar para wisatawan yang datang ke kawasan

Cibaduyut nyaman berjalan menyusurusi kawasan untuk berbelanja, dan

dikarenakan kurangnya kesadaran pemilik toko dan pemilik rumah yang trotoar

depan toko/rumahnya diperbaiki mempergunakan untuk kegiatan-kegiatan

yang tidak semestinya, seperti : dipakai untuk parkir kendaraan, bongkar muat

dan kegiatan lainnya yang dapat merusak trotoar.

72

Gambar 4.18 Trotoar Rusak

Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012

c. Tidak Terawatnya Drainase

Drainase yang sudah diperbaiki dengan memperbesar selokan dan dibuatkanya

pintu drainase untuk dilakukan pembersihan selokan, ternyata oleh pengusaha

pemilik toko dan pemilik rumah yang ada dipinggir jalan kawasan Cibaduyut

tidak dilakukan perawatan dengan baik, sehingga di musim hujan bulan

Oktober 2012 ini, banjir cileuncang kerap terjadi kembali karena lubang

drainase yang tertutup sampah serta tidak dilakukan pembersihan selokan

secara berkala/rutin.

Gambar 4.19 Drainase Rusak

Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012

73

d. Tidak Terawatnya Pohon

Pohon-pohon yang sudah ditanam agar tumbuh menjadi besar pun agar kelak

kawasan Cibaduyut kembali rindang, ternyata dikarenakan tidak terawat

dengan baik mengakibatkan banyak pohon-pohon tersebut mati

Gambar 4.20

Pohon-pohon Tidak Terawat

Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012

e. Tidak Terawatnya Lampu Penerangan Jalan

Lampu-lapum penerangan jalan yang sudah dipasang di beberapa titik terlihat

mati dan di beberapa titik lainnya sinar lampunya sudah redup.

f. Pembuangan Sampah Masyarakat

Kebiasaan ini yang sangat sulit diubah dari masyarakat sekitar kawasan

Cibaduyut yaitu menyimpan atau membuang sampah toko atau rumah tangga

di pinggir jalan, dengan dalih bahwa nanti akan dibersihkan oleh petugas

kebersihan, hal ini sangat kentara terlihat terutama di pagi hari.

Tumpukan-tumpukan sampah terjadi dibeberapa titik, sehingga meninggalkan

kesan kumuh kawasan Cibaduyut di pagi hari.

74

Gambar 4.21 Tumpukan Sampah Setiap Pagi

Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012

g. Pedagang Kaki Lima yang belum ditertibkan, Lahan Parkir yang kurang

dan Kemacetan

Dengan dilakukannya revitalisasi di kawasan Cibaduyut seharusnya dapat

memecahkan permasalahan permasalahan lain yang terjadi, sehingga

wisatawan yang datang ke kawasan Cibaduyut akan semakin betah dan nyaman

dalam berbelanja sehingga mereka akan tinggal lebih lama. Tiga permasalahan

yang paling krusial yang seharusnya ditindaklanjuti untuk diselesaikan oleh

Pemerintah Kota Bandung selain masalah infrastruktur yaitu :

75

1. Lokalisasi Pedagang Kaki Lima, karena mereka masih berdagang/berjualan

di trotoar dan bahu jalan sehingga menimbulkan kemacetan;

2. Lahan Parkir kendaraan roda empat yang perlu ditambah, dimana dengan

banyaknya kendaraan roda empat yang parkir di bahu jalan menyebabkan

penyempitan jalan, otomatis menyebabkan kemacetan;

3. Kemacetan pun terjadi dikarenakan adanya dua pertigaan jalan yang saling

memotong arus jalan dan sampai dengan saat ini belum dicarikan solusinya.

4.2 Prinsip Kerjasama Pemeliharaan Kawasan Revitalisasi

Salah satu kegiatan penting dari kegiatan revitalisasi, adalah kegiatan

pemeliharaan yang dapat dilakukan oleh instansi Pemerintah Daerah dan dapat

menumbuhkan kesadaran di masyarakat untuk berperan serta

Revitalisasi infrastruktur kawasan Cibaduyut mempunyai dampak

langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat secara

berkesinambungan. Infrastruktur yang direvitalisasi harus dapat dimanfaatkan

sampai masa yang panjang, untuk itu diperlukan upaya pemanfaatan dan

pemeliharaan. Bila infrastruktur yang telah direvitalisasi tidak memberikan

manfaat jangka panjang akibat lemahnya pemeliharaan, akan berakibat pada tidak

tercapainya harapan masyarakat dan tujuan program, oleh karena itu perlu adanya

ketegasan, penanggungjawab dan rencana pemeliharaan infrastruktur yang baik

sesuai kebutuhan terhadap sarana & prasarana yang telah direvitalisasi.

Dengan melihat tujuan dari dilakukannya pemeliharaan kawasan yang

sudah direvitalisasi yaitu mengoptimalkan pemanfaatan berkelanjutan oleh

76

masyarakat, terjaminnya kualitas prasarana yang direvitalisasi agar tidak cepat

rusak, serta terwujudnya kawasan visibilitas (menarik dikunjungi), dan

investibilitas (ramah bagi pemodal/investor), maka untuk pelaksanaan

pemeliharaan memerlukan kerjasama antar instansi pemerintah dan

menumbuhkan kesadaran pada warga masyarakat sekitar yang didasarkan atas

hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing untuk mencapai tujuan yang

telah dibuat. Dan untuk melihat efektif atau tidaknya kerjasama pemeliharan

dilakukan maka dilakukan penelitian dan wawancara di lapangan mengenai

penggunaan prinsip-prinsip umum good governance , yang terdiri dari :

4.2.1 Transparansi

Untuk transparansi berupa penyebaran informasi atau pertemuan dengan

masyarakat tentang pemeliharan kawasan revitalisasi Cibaduyut ini berdasarkan

hasil dari penelitian di lapangan tidak secara intensif dilakukan oleh dinas-dinas

terkait, walaupun pada saat dilakukan wawancara kepada Dudy Prayudi, ST, MT

(Bidang Penataan Bangunan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya) menyampaikan,

“Adanya proses sosialisasi/penyebaran informasi melalui seminar mengenai

konsep yang telah dibuat apakah sudah sesuai dengan aspirasi masyarakat atau

belum”.

Sedangkan Ibu Dewi salahsatu pemiliki Toko Pakaian di Cibaduyut

menyatakan, “tidak ada sosialisasi/penyebaran informasi konsep pemeliharaan,

bahkan trotoar sudah banyak yang rusak lagi dilakukan perbaikan secara

swadaya oleh pemilik toko yang berdekatan, itupun pemilik toko yang mempunyai

kesadaran untuk melakukan perbaikan, sedangkan banyak juga pemilik toko yang

77

tidak mempunyai kesadaran untuk melakukan perbaikan membiarkan rusak

begitu saja fasilitas yang sudah direvitalisasi.”

4.2.2 Akuntabilitas

Berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 530/Kep.295-

DISKUKM. PERINDAG/2009 tentang Tim Revitalisasi Sentra Industri dan

Perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jeans Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut

Binong Jati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu,

adalah sebagi berikut :

Pengarah : 1. Walikota Bandung;

2. Wakil Walikota Bandung;

3. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah

departemen Perindustrian;

4. Direktur Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam

Negeri Departemen Perdagangan;

5. Kepala Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa

Barat;

6. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Barat;

7. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN)

Provinsi Jawa Barat;

8. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota

Bandung

9. Ketua Dewan Pertimbangan Ekonomi (DPE) Kota

Bandung

Ketua : Sekretaris Daerah Kota Bandung

Wakil Ketua I : Asisten Administrasi Perekonomian dan

Pembangunan Pada Sekretariat Daerah Kota

Bandung

Wakil Ketua II : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kota Bandung;

Sekretaris : Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah

dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Wakil Sekretaris I : Kepala Bagian Perekonomian pada Sekretariat

Daerah Kota Bandung

Wakil Sekretaris II : Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

Pembidangan :

78

Bidang Penataan

Prasarana

:

Koordinator : Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota

Bandung

Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi

sentra industri dan perdagangan berada;

2. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional

Pemeliharaan I pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kota Bandung;

3. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional

Pemeliharaan II pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kota Bandung;

4. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional

Pemeliharaan III pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kota Bandung;

5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional

Pemeliharaan IV pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kota Bandung;

6. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Bidang Penataan

Sarana

:

Koordinator : Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota

Bandung

Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi

sentra industri dan perdagangan berada;

2. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Bidang Penataan

Sarana Perdagangan

Koordinator : Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi,

Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung

Anggota 1. Kepala Seksi Sarana Perdagangan dan Bimbingan

pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

2 Kepala Seksi Perdagangan Jasa pada Dinas

Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

3. Kepala Seksi Sarana Perdagangan Kecil Non

Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil

Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung

4. Koordinator masing-masing sentra industri dan

79

perdagangan

Bidang Penataan

Sarana Sentra

Produksi

:

Koordinator : Kepala Bidang Industri Formal pada Dinas

Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Anggota : 1. Kepala Seksi Tekstil Produk Tekstil dan Mesin

Elektronik pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil

Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung

2. Kepala Seksi Agro, Kimia,Logam, Alat Angkut,

Transportasi dan Elektronik pada Dinas Koperasi,

Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung

3. Kepala Seksi Industri Kecil Non Formal pada

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

4. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Bidang Penataan

Ruang Kota

:

Koordinator : Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota

Bandung

Anggota : 1. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kota Bandung

2. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung

3. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung

4. Kepala Bagian Pembangunan dan Sumber Daya

Alam pada Sekretariat Daerah Kota Bandung

5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelola

Perparkiran pada Dinas Perhubungan Kota

Bandung

6. Kepala Bidang Perencanaan Fisik pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

7. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Bidang Penataan

Permodalan Usaha

:

Koordinator : Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Anggota : 1. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perijinan Terpadu Kota Bandung

2. Kepala Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil

80

Non Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil

Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung

3. Para Kepala Badan Umum Milik Negara (BUMN)

dan Badan Umum Milik Daerah (BUMD) di Kota

Bandung

4. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Bidang

Pengembangan Jasa

Kepariwisataan

Koordinator : Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Bandung

Anggota : 1. Kepala Badan Komunikasi dan Informatika Kota

Bandung

2. Kepala Bagian Pemerintahan Umum pada

Sekretariat Daerah Kota Bandung

3. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan pada

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Bandung

4. Kepala Bidang Sosial Budaya pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

5. Kepala Seksi Ekspor Impor dan Hubungan

Kerjasama Luar Negeri pada Dinas Koperasi,

Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung

6. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Tim Revitalisasi mempunyai tugas pokok sebagaimana berikut :

1. Membuat jadwal dan rencana kerja pelaksanaan revitalisasi yang efektif dan

efesien;

2. Mengidentifikasi, menginventarisir, mengkaji dan menelaah serta menyusun

berbagai data dan permasalahan dalam revitalisasi serta industri dan

perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci,

Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe

Cibuntu;

81

3. Membuat rumusan kebijakan teknis revitalisasi sentra industri dan perdagangan

Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati,

Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

4. Memberikan pertimbangan/rekomendasi mengenai rencana revitalisasi sentra

industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan

Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu

dan Tempe Cibuntu;

5. Mengkooordinasikan segala kegiatan dalam rangka mendukung upaya

revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s

Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk

Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

6. Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dan atau pemerintah daerah

dalam rangka revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut,

Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan

Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

7. Menampung aspirasi masyarakat dalam upaya pelaksanaan revitalisasi sentra

industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan

Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu

dan Tempe Cibuntu;

8. Merekomendasikan pelaksanaan pembinaan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi satuan kerja perangkat daerah/instansi terkait kepada para pelaku usaha

di sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos

82

dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah,

Tahu dan Tempe Cibuntu;

9. Melaporkan pelaksanaan Keputusan ini secara berkala sewaktu-waktu apabila

diminta kepada Walikota Bandung melalui Sekretaris Daerah Kota Bandung.

Anggaran revitalisasi kawasan Cibaduyut sudah masuk dalam APBD

(Anggaran Pendapatan dan Belanja) Kota Bandung yang juga telah disetujui oleh

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) Kota Bandung Anggaran Tahun 2011.

Anggaran untuk melakukan revitalisasi Kawasan Cibaduyut ini pada

Tahun 2011 terdapat di Dinas Bina Marga dan Pengairan serta Dinas Pemakaman

dan Pertamanan, dengan besarnya anggaran sebagai berikut :

Tabel 4.4 Anggaran Revitalisasi Kawasan Cibaduyut

No Pekerjaan Nilai Tahun

1 Peningkatan Jl.Cibaduyut Lama 100jt 2005

2 Rehabilitasi Saluran Jl.Cibaduyut

Lama 45jt 2005

3 Peningkatan Jl.Cibaduyut 350jt 2006

4 Pembangunan Trotoar

Jl.Cibaduyut 100jt 2007

5 Pembangunan Saluran dan

Trotoar Jl.Cibaduyut Raya 588jt 2009

6 Perencanaan Revitalisasi

Jl.Cibaduyut 200jt 2009

7 Peningkatan Jl.Cibaduyut Raya

(Tahap I) 1,25M 2010

8 Peningkatan Jl.Cibaduyut Raya 600jt 2010

83

(Tahap II)

9 Peningkatan Jalan, Saluran , dan

Trotoar Cibaduyut Raya 3,30 M 2011

10

Penanaman pohon, peletakan

tanaman dan pemasanngan

reklame

50 M

(sifat anggaran

untuk keseluruhan

kawasan di Kota

Bandung, termasuk

di dalamnya untuk

Kawasan

Cibaduyut)

2011

Untuk pemeliharaan kawasan revitalisasi kawasan tidak ada anggaran

khusus yang dapat digunakan tetapi anggaran pemeliharaan ini bersifat

menyeluruh terhadap semua fasitas sarana dan prasarana yang ada di Kota

Bandung.

Dinas yang mempunyai anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana di

Pemerintah Kota Bandung terdapat pada Dinas Bina Marga dan Pengairan serta

Dinas Pemakaman dan Pertamanan.

Seperti yang diutarakan oleh Mochamad Hasan (Bidang Perencanaan)

Dinas Bina Marga dan Pengairan, menyampaikan, “untuk anggaran masih

bersatu dengan anggaran pemeliharaan lainnya sesuai dengan program kerja

dinas marga. Ada anggaran tanggap darurat untuk pemeliharaan yang sangat

penting dan mendadak.”

Dan untuk besaran anggaran pemeliharaan pun telah disebarkan

informasinya secara terbuka kepada publik dengan menggunakan internet yang

84

dapat diunduh melalui http://LPSE.Bandung.go.id pada Rencana Umum

Pemilihan (RUP) Tahun Anggaran 2012, dengan besar anggaran sebagai berikut :

Tabel 4.5 Anggaran Pemeliharaan

No Instansi Nilai Tahun

1 Dinas Bina Marga dan Pengairan 10.849.012.700 2012

2 Dinas Pemakaman dan

Pertamanan 2.235.000.000 2012

4.2.3 Partisipatif

Tahapan sosialisasi dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam

rangka akan dimulainya revitalisasi kawasan Cibaduyut, hal ini dilakukan sesuai

dengan Tugas Pokok Tim Revitalisasi yaitu melakukan sosialisasi kebijakan-

kebijakan Pemerintah Daerah dan menampung aspirasi masyarakat.

Sosialisasi dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Pebruari 2011 jam

09.00 s/d 11.00 bertempat di Kantor Kecamatan Bojongloa Kidul dilakukan

pertemuan antara Walikota Bandung yang didampingi unsur OPD terkait seperti

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan, Dinas

Bina Marga, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, dan Dinas Pemakaman dan

Pertamanan ; unsur KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Kota Bandung dan

DPE (Dewan Pertimbangan Ekonomi) Kota Bandung; dan beberapa anggota

DPRD Kota Bandung dengan masyarakat dan pengusaha yang ada di kawasan

Cibaduyut.

85

Dalam pertemuan ini Walikota Bandung menyampaikan : “Secara

bertahap, Pemkot Bandung akan mengupayakan perbaikan infrastruktur jalan,

trotoar, drainase dan sarana perparkiran kawasan sentra wisata dan industri

perdagangan yang ada di kota Bandung, khususnya kawasan Cibaduyut yang

memerlukan penanganan yang cepat dikarenakan kondisi infrastrukturnya sudah

tidak nyaman lagi bagi wisatawan yang datang akan berwisata belanja.”

Selanjutnya Walikota Bandung juga menegaskan bahwa : “perlunya ada

percepatan terkait penataan tujuh kawasan sebagai sentra industry perdagangan

Kota Bandung, yakni sentra sepatu Cibaduyut, sentra jeans Cihampelas, sentra

kaus Surapati, sentra rajut Binongjati, sentra kain Cigondewah, sentra tahu

tempe Cibuntu-Andir dan sentra boneka Sukajadi.Untuk kemajuan sentra dan

menjadikan potensi yang mendorong perekonomian ekonomi kota yang bisa

diandalkan, pemkot Bandung merencanakan akan membentuk tim gabungan yang

melibatkan DPE, Kadinda dan organisasi profesi lainnya disektor wisata,

diantaranya Arsita, PHRI dan biro perjalanan termasuk wartawan media

massa.”

Sementara Koordinator Sentra Sepatu Cibaduyut, Tendi menyatakan

:“memang dibutuhkan percepatan pelaksanaan revitalisasi di Kawasan

Cibaduyut, dikarenakan kondisinya yang sudah sangat mengkhawatirkan

diantaranya kondisi jalan yang rusak, trotoar yang sudah tidak nyaman,

kemacetan serta terjadinya banjir pada saat musim penghujan dikarenakan

kondisi drainase yang sudah tidak baik. Disamping itu diperlukan adanya lahan

yang refresentatif untuk digunakan sebagai lahan parkir, dikarenakan pada saat

86

waktu libur kendaraan yang masuk ke Kawasan Cibaduyut tidak hanya

kendaraan pribadi tetapi juga bus-bus pariwisata.Pihaknya juga mewacanakan

akan menata kios-kios PKL oleh-oleh Bandung diantaranya pedagang pakaian

jadi, kaus dan aneka gorengan, ditarik masuk ke sarana parkir. Dibuat semacam

pasar tradisional, sehingga kawasan Jalan Cibaduyut bersih, tidak kumuh dan

lalu lintas tidak macet. “Kitapun sudah ngobrol dengan pengrajin sepatu, proses

home industry alas kaki Cibaduyut juga akan ditampilkan menjadi obyek wisata”.

Camat Bojongloa Kidul pun pada kesempatan pertemuan ini

menyampaikan :“segala permasalahan-permasalahan yang ada di Kawasan

Cibaduyut dan mengharapkan agar pelaksanaan revitalisasi Kawasan Cibaduyut

menjadi prioritas.utama untuk direalisasikan.”

Sesuai dengan maksud dari pertemuan yaitu menyamakan persepsi dan

konsep revitalisasi yang akan dilaksanakan di Kawasan Cibaduyut, dimana

Pemerintah Kota Bandung mempunyai kewenangan dalam hal penganggaran juga

harus menampung aspirasi keinginan masyarakat setempat dan pihak swasta

mengenai revitalisasi yang diinginkan, sehingga pelaksaaan revitalisasi yang

direncanakan merupakan hasil dari sebuah kesepakatan antara unsur pemerintah,

masyarakat dan swasta.

Adapun usulan yang muncul dari masyarakat dan para pengusaha

Cibaduyut pada kesempatan ini disampaikan oleh salah seorang perwakilannya

yaitu Anto, yang telah membuatkan beberapa gambar desain-desain disertai

keterangan-keterangan tentang konsep revitalisasi yang selain menggunakan

angaran dari pemerintah tetapi juga membuka kesempatan kepada pihak-pihak

87

swasta lain untuk terlibat. Desain dan Konsep revitalisasi yang diusulkan adalah

sebagaimana berikut :

88

Gambar 4.22 Desain dan Konsep revitalisasi yang diusulkan

Sumber :Dokumen Kecamatan Bojongloa Kidul

Memperhatikan susunan Tim Revitalisasi terlihat pada susunan anggota

Bidang Sarana ,Prasarana dan Penataan Ruang Kota melibatkan Camat serta

koordinator masing-masing sentra industri dengan maksud sebagi akses bagi

masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses sistem dan mekanisme

perencanaan, pembangunan dan pengendalian pembangunan.

Pelaksanaaan revitalisasi infrastruktur Kawasan Cibaduyut memang telah

ditunggu sejak lama oleh masyarakat sekitar Cibaduyut, dikarenakan kerusakan

infrastruktur yang terjadi selain mengganggu aktifitas keseharian juga sedikitnya

bagi para pemilik toko dan pengusaha mempengaruhi terhadap omzet penjualan

dan produksi.

Tetapi memang pada saat penyampaian informasi awal akan

dilaksanakannya revitalisasi infrastruktur kawasan tidak seluruh masyarakat

terutama pemilik toko serta bangunan yang ada di pinggir jalan mengetahui

konsep revitalisasi sehingga pada saat dilakukannya tahapan pelaksanaan

revitalisasi pemilik toko dan bangunan yang berada di pinggir jalan mengeluhkan

terganggunya aktifitas usaha mereka, seperti yang dituturkan oleh Bapak Asep

89

salahsatu pemilik Toko Sepatu yang menyatakan, “ tidak menerima sosialisasi

mengenai revitalisasi Kawasan Cibaduyut, hanya melihat dan menerima

realisasinya saja.”

Begitu pula setelah selesai dilakukannya revitalisasi infrastruktur Kawasan

Cibaduyut hamper seluruh pemilik toko dan bangunan tidak mengetahui apa yang

harus dilakukan untuk melakukan pemeliharaan terhadap infrastruktur yang telah

direvitalisasi, dikarenakan tidak adanya penyampaian informasi lanjutan yang

harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung kepada para pengurus RT, RW

dan masyarakat sekitar Cibaduyut , bagaimana seharusnya memelihara kawasan

yang telah selesai dilakukan revitalisasi agar tidak cepat rusak, berumur panjang

serta dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Salahsatu pemandangan yang sangat kentara tidak ada perubahan dari

pelaksanaan revitalisasi Kawasan Cibaduyut ini adalah adanya titik-titik lokasi

penumpukan sampah setiap hari terutama di pagi hari dari mulai jam 06 sampai

dengan jam 10 (dilakukan pengangkutan tumpukan sampah oleh truk dari PD.

Kebersihan), walaupun dilakukan pengangkutan tumpukan-tumpukan sampah ini

terus saja berulang sehingga menimbulkan kesan kumuh kawasan pariwisata.

Tema permasalahan penumpukan sampah ini sebenarnya sudah sering

menjadi pokok bahasan di aparat kewilayahan (Kecamatan dan Kelurahan) yang

mencoba berkomunikasi dengan para pengurus RT/RW untuk mencari solusi

mengatasi permasalahan penumpukan sampah ini, tetapi sampai dengan saat ini

belum diperoleh suatu titik temu pemecahan masalahnya, karena penumpukan

sampah selain berasal dari sisa-sisa wisatawan yang membuang sampah secara

90

sembarangan, juga dilakukan oleh masyarakat rumah tangga sekitar Cibaduyut

yang tidak memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.

Harian Umum Pikiran Rakyat pada hari Kamis tanggal 06 Desember 2012

memberikan berita penumpukan sampah ini dengan judul “Tumpukan sampah

Dikeluhkan (Kedisiplinan Warga di Cibaduyut Masih Minim)”, dengan inti berita

: “Warga dan pengguna jalan Cibaduyut Kota Bandung, mengeluhkan sampah

yang selalu menumpuk di pinggir jalan, di depan beberapa toko. Tumpukan

sampah itu kerap mengganggu arus lalu lintas di ruas jalan yang memang

bervolume padat. Juga dilakukan wawancara terhadap warga Cibaduyut, Bapak

Ahmad Syarif yang menyatakan, “Tiap pagi, ketika lewat sini, selalu ada

tumpukan sampah. Bukan hanya di satu tempat, melainkan banyak dengan jarak

10-50 meter”. Sedangkan Bapak Jafar menyatakan, “Sampah semakin

menggunung pada keesokan paginya, apalagi kalau petugas dari PD. Kebersihan

terlambat datang dan jika turun hujan, sampah itu menyebabkan tersumbatnya

drainase dan akhirnya terjadi cileuncang.”

Untuk permasalahan sampah ini pun setelah ditelusuri terhadap pemilik

toko dan bangunan di pinggir jalan, ternyata ada dua versi cerita yang berbeda

yaitu, pertama, seperti yang dituturkan Ibu Dewi pemilik toko pakaian

menyatakan, “Secara pribadi saya dan karyawan saya sangat menyadari dan

berusaha aktif dalam menjaga revitalisasi yg ada disekitar kami. Contohnya :

mengenai sampah, kami inisiatif membuang sampah sendiri ke TPS dekat jalan

tol dengan bayar iuran sendiri. Namun tetangga disekeliling kami banyak yg tidak

kooperatif dalam menjaga kebersihan. Mereka secara rutin membuang sampah ke

91

jalan, bahkan ada yg dimasukkan ke lubang air gorong2. Saya jg pernah

mengingatkan mereka.. tapi hal tsb tetap dilakukan secara berulan.”. Yang kedua

yang dituturkan oleh Bapak Ridwan pemilik toko sepatu menyatakan, “Memang

di depan toko kami setiap pagi ada penumpukan sampah, tapi sampah-sampah itu

berasal dari sampah toko kami yang kami simpan di depan toko karena telah

terbiasa koordinasi dengan truk pengangkut sampah, sedangkan apabila tiap pagi

tumpukan menjadi menggunung, karena banyak warga yang di belakang toko

kami yang ikut membuang sampah serta masyarakat yang lewat pun apabila

malam menggunkan motor membuang berplastik-plastik sampah dan mereka

tidak berkoordinasi sedikitpun seperti kami.”

4.2.4 Efesiensi dan Efektivitas

Untuk pelaksanaan revitalisasi Kawasan Cibaduyut ini telah dilakukan

wawancara dengan beberapa instansi terkait yang masuk ke dalam Tim

Revitallisasi untuk Bidang Penataan Ruang Kota serta Bidang Penataan Sarana

dan Prasarana yaitu terdiri Dinas Bina Marga dan Pengairan, Dinas Tata Ruang

dan Cipta Karya, Dinas Pemakaman dan Pertamanan dan Kecamatan Bojongloa

Kidul selaku penangungjawab wilayah, sebagaimana berikut :

Untuk Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya berperan sebagai pengonsep

dalam revitalisasi industri di kawasan Cibaduyut, seperti yang diutarakan oleh

Dudy Prayudi, ST. MT (Bidang Penataan Bangunan) : “Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya berperan dalam pengalokasian dan penataan lokasi-lokasi untuk

pedagang, tempat parkir, penataan pedestrian, dan saluran untuk menghindari

banjir yang direalisasikan dalam program RTBL (rencana tata bangunan dan

92

lingkungan).Selain itu Distarcip berperan dalam pelegalan tempat atau kawasan

tertentu seperti pelegalan tempat industri sepatu.Untuk pengalokasian tempat

dagang, dikarenakan kepemilikan bangunan adalah milik warga, sehingga

apabila dibeli oleh pemerintah harus melalui pembebasan lahan yang

membutuhkan waktu lama, sehingga sekarang ini fokus kajian dilakukan pada

pembangunan sentra parkir.Tetapi sampai saat ini hal tersebut belum dapat

direalisasikan dikarenakan sulitnya mencari lahan, sehinga untuk tempat parkir

digunakan lahan industri yang mempunyai lahan besar untuk parkir sebagai

tempat parkir bagi wisatawan yang berkunjung, seperti oulet ouval memiliki

lahan parkir yang luas, selain itu dinas tata ruang sekarang ini melakukan tata

ruang untuk koridor jalan”. Selanjutnya beliau menyampaikan tentang kaitan

anggaran yang disiapkan oleh Distarcip, “Untuk Distarcip tidak ada anggaran

khusus dalam revitalisasi industri Cibaduyut karena Distarcip hanya membuat

konsep tata ruang dalam RTBL di Cibaduyut pada tahun 2008, distarcip hanya

mengirimkan tim ahli sebagai ahli pembuat tata lokasi sentra industri cibaduyut.

Pelaksanaan fisiknya yang membutuhkan dana dilaksanakan oleh dinas bina

marga , pertamananan dan lainnya.

Dari hasil wawancara terlihat peran dari Dinas Tata Ruang dan Cipta

Karya (Distarcip) adalah dalam pengalokasian dan penataan lokasi-lokasi untuk

pedagang, tempat parkir, penataan pedestrian, dan saluran untuk menghindari

banjir yang direalisasikan dalam program RTBL (rencana tata bangunan dan

lingkungan).

93

Revitalisasi

industri Cibaduyut

Konsep Tata

Ruang (RTBL)

Distarcip

Masyarakat

Cibaduyut

FGD

Swasta

Gambar 4.23 Program RTBL

Sumber :Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya

Dari gambar kerjasama pada dinas tata ruang dan cipta karya,

menunjukkan bahwa melalui FGD diharapkan dapat menampung aspirasi

masyarakat Cibaduyut dan menyatukan konsep dengan Distarcip untuk mencapai

suatu kesepakatan. Setelah terbentuk suatu kesepakatan konsep yang dituangkan

dalam RTBL selanjutnya pihak swasta dapat berperan serta dalam mengganggas

ide untuk mewujudkan konsep tersebut.

Peran Dinas Bina Marga dan Pengairan sebagai eksekutor atau pelaksana

dalam revitalisasi kawasan Cibaduyut, diutarakan oleh Mochmad Hasan (Bidang

Perencanaan), “ Dinas Bina Marga dan Pengairan bertindak selaku pelaksana

dalam revitalisasi kawasan Cibaduyut dengan besarnya anggaaran tahun 2011

sebesar Rp 3,30 M yang diperuntukkan bagi peningkatan jalan, saluran dan

trotoar Cibaduyut Raya dan Cibaduyut Dalam serta pemeliharaan PJU

(penerangan jalan umum) di jalan Cibaduyut Lama mulai dari jalan raya

Cibaduyut sampai jalan Kopo. Untuk tahapan pelaksanaan revitalisasi kawasan

Cibaduyut ternyata telah berlangsung lama, seperti yang diutarakan beliau

94

selanjutnya, “Prosesnya di mulai dari tahun 2005, yang dilakukan adalah

mengerjakan program yang telah diprogramkan oleh Bina Marga berdasarkan

SK walikota, tetapi untuk pekerjaan yang benar-benar besar dilakukan pada

tahun 2010 hingga 2011.

Dari hasil wawancara peran dari Dinas Bina Marga dan Pengairan dalam

Revitalisasi Industri Cibaduyut adalah sebagai dinas yang mempunyai tugas untuk

melakukan perbaikan jalan utama seperti peningkatan jalan, perbaikan saluran dan

trotoar, selain itu dinas ini berperan juga dalam pemeliharaan PJU (penerangan

jalan umum) dijalan cibaduyut termasuk daerah revitalisasi. Berdasarkan hasil

wawancara menunjukkan bahwa sudah terjalin kerjasama antara pihak swasta

dengan dinas bina marga dan pengairan dalam pemeliharaan revitalisasi. Selain itu

bila terjadi kerusakan dari fasilitas yang telah dibangun,masyarakat yang

memberitahukan kepada pihak dinas melalui pihak kecamatan.

Dinas Pemakaman dan Pertamanan berperan sebagai pendukung dalam

untuk menunjang keindahan dan kebersihan di kawasan Cibaduyut, seperti yang

diutarakan Heri Guratman (Sekretaris Dinas Pemakaman dan Pertamanan),

“Peran Dinas Pemakaman dan Pertamanan dalam revitalisasi cibaduyut adalah :

menentukan dekorasi daerah revitalisasi, penempatan reklame, melakukan

penanaman pohon agar penampilan daerah revitalisasi terlihat lebih nyaman dan

sehat dan melakukan kegiatan penempatan atau tempat penanaman pohon dan

tanaman-tanaman sebagai hiasan daerah revitalisasi”. Sedangkan untuk besaran

anggaran yang dipersiapkan, beliau menambahkan, “ Untuk Dinas Pemakaman

dan Pertamanan tidak ada anggaran khusus untuk pelaksanaan revitalisasi. Lebih

95

ke daerah prioritas sebagai agenda kerja dinas pertamanan yang dibawahi oleh

Walikota. Dinas Pemakaman dan Pertamanan hanya mengonsep daerah atau

tempat yang potesial untuk ditanami pohon dan pemasangan reklame yang

anggarannya sudah tercover oleh anggaran tahunan Dinas Pemakaman dan

Peertamanan sebesar 50 Milliar. Anggaran tersebut sudah termasuk penanaman

pohon, peletakan tanaman, pemasangan reklame, dan penghijauan untuk seluruh

daerah yang ada di Kota Bandung.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa peran Dinas Pemakaman dan

Pertamanan hanya menjadi penunjang ataupun pelengkap dalam revitalisasi.

Lingkungan dan dekorasi Cibaduyut dilakukan oleh dinas ini. Kurangnya personil

pada dinas ini menyebabkan sukarelawan dari warga untuk ikut melaksanakan

revitalisasi. Selain itu setelah revitalisasi,pemeliharaan pun dilakukan bersama

dengan warga.

Sedangkan peran dari aparat kewilayahan seperti Kecamatan dan

Kelurahan dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan Cibaduyut, Sudjito (Kepala

Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Bojongloa Kidul) dan Tisna (Lurah

Cibaduyut) menyampaikan hal yang sama, “Adanya koordinasi dari OPD terkait

mengenai revitalisasi industri sepatu Cibaduyut dengan pihak Kecamatan. Dari

dinas Tata Ruang dan Cipta Karya serta Dinas Bina Marga dan Pengairan

mengundang pihak kecamatan untuk rapat mengenai revitalisasi industri sepatu

yang akan dilakukan Cibaduyut”. Dan untuk penyampaian program revitalisasi

kepada masyarakat mereka menyampaikan, “Pihak kecamatan mensosialisasikan

revitalisasi industri sepatu Cibaduyut terhadap masyarakat melalui kelurahan

96

Cibaduyut dan pihak kelurahan berkoordinasi dengan RT/RW setempat untuk

membantu penyampaian informasi tersebut”. Tentang keterlibatan pengusaha dan

masyarakat setempat pun mereka menyampaiakan, “ Pengusaha sepatu secara

umum mendukung adanya revitalisasi tersebut karena memang membantu mereka

dalam mengembangkan usahanya, disini pengusaha sepatu menjadi salah satu

objek yang terkait langsung terhadap revitalisasi seperti pembangunan jalan raya

disekitar toko mereka. Namun pada saat pelaksanaan teknis nya memang belum

ada koordinasi yang baik dari pihak pemborong terhadap Kecamatan, kelurahan

dan RT/RW setempat sehingga pihak toko merasa terganggu aksesnya saat

pemborong membangun jalan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Sedangkan hasil wawancara dengan pihak kecamatan dan kelurahan

Cibaduyut menunjukkan bahwa masyarakat berinteraksi dengan OPD terkait

dalam revitalisasi melalui pihak Kecamatan dan Kelurahan. Pihak Kelurahan

menampung segala aspirasi masyarakat mengenai revitalisasi yang

dilakukan,bahkan setelah revitalisasi selesai pun masih dilakukan peninjauan.

Setelah itu baru lah pihak Kelurahan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada

pihak Kecamatan. Selanjutnya pihak Kecamatan akan melalakukan diskusi

dengan OPD yang terkait untuk menyampaikan hal tersebut. Berikut adalah jalur

informasi ataupun penyampaian aspirasi masyarakat mengenai revitalisasi di

Cibaduyut :

Masyarakat pihak kelurahan pihak kecamatan SKPD

Gambar 4.24 Jalur Informasi Aspirasi Masyarakat

Sumber :Kecamatan Bojongloa Kidul

97

Tanda panah dua arah menunjukkan jalur untuk penyampaian informasi

dapat berlaku dari OPD kepada pihak kecamatan lalu pihak kelurahan, kemudian

sampai ke masyarakat.

Dinas Bina Marga dan Pengairan melalui Mochamad Hasan (Bidang

Perencanaan) menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan

pemeliharaan yaitu, “ Jika proyek besar sering dilakukan oleh pihak ke tiga

dengan melakukan proses pelelangan biasanya untuk anggaran pemeliharaan

yang lebih dari 100jt. Jika proyek kecil dilakukan oleh Bina Marga langsung

sesuai program yang telah ada, yang sering disebut swakelola. Keterlibatan

masyarakat hanya sebagai pihak yang menyampaikan kepada Dinas Bina Marga

bila ada kerusakan pada jalan, trotoar ataupun lampu penerangan. Dengan

bidang khusus yang menangani pemeliharaan di Dinas Bina Marga adalah

Bidang Pemeliharaan.”

Untuk Dinas Pemakaman dan Pertamanan untuk kegiatan pemeliharaan ini

seperti yang diutarakan oleh Dadang Heri Guratman (Sekretaris Dinas), “ Untuk

konsep dekorasi kawasan Cibaduyut melibatkan masukan dari masyarakat,

dimana masyarakat yang ingin melakukan penanaman pohon di daerah

revitalisasi yang belum ditanami pohon atau tanaman, masyarakat dapat meminta

pohon dan tanaman ke Dinas Pemakaman dan Pertamanan, kemudia dinas

melalui bagian RTH (penghijauan) melakukan peninjauan lokasi guna

memastikan tempat yang akan ditanami itu baik atau tidak.. Sedangkan untuk

operasional dilapangan dengan bidang yang menangani pemeliharaan terdiri

dari Bidang RTH (penghijauan) dan Bidang Pertaman melibatkan juga aparat

98

kewilayahan dan Satpol PP, yaitu melakukan penyiraman pepohonan yang ada di

daerah revitalisasi dengan armada tanki berjumlah 6 mobil. Pemotongan pohon-

pohon tua yang dapat mengganggu keselamatan di jalan raya maupun bangunan

bangunan yang berada disamping pohon. Penanaman ulang pohon-pohon yang

mati, penyimpanan kembali tanaman-tanaman yang potnya telah rusak dan

pemberian pupuk secara berkelanjutan untuk tanaman dan pohon agar tidak

mati. Satpol PP juga diberikan mandat untuk mengamankan PKL yang seringkali

merusak tanaman dan pohon-pohon yang sedang tumbuh. Adapun kendala yang

dihadapi oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan, dituturkan, “Kurangnya

personil, peralatan, dan perlengkapan kerja. Hanya ada 6 mobil tanki untuk

menyiram 604 taman termasuk daerah revitalisasi. Sekarang ini pekerja-pekerja

yang sering bertugas untuk melakukan pemeliharaan adalah sukwan yang tidak

mendapat gaji dari negara.”

4.2.5 Konsensus, Saling Menguntungkan dan Memajukan

Untuk konsensus dilakukannya pemeliharaan kawasan revitalisasi

Pemerintah Kota Bandung berdasarkan kepada Surat Keputusan Walikota

Bandung Nomor : 530/Kep.295-DISKUKM.PERINDAG/2009, bahwa untuk

pemeliharaan kawasan yang sudah direvitalisasi menjadi tanggungjawab :

Pembidangan :

Bidang Penataan

Prasarana

:

Koordinator : Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota

Bandung

Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi

sentra industri dan perdagangan berada;

2. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional

Pemeliharaan I pada Dinas Bina Marga dan

99

Pengairan Kota Bandung;

3. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional

Pemeliharaan II pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kota Bandung;

4. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional

Pemeliharaan III pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kota Bandung;

5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional

Pemeliharaan IV pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kota Bandung;

6. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Bidang Penataan

Sarana

:

Koordinator : Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota

Bandung

Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi

sentra industri dan perdagangan berada;

2. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Bidang Penataan

Ruang Kota

:

Koordinator : Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota

Bandung

Anggota : 1. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kota Bandung

2. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung

3. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung

4. Kepala Bagian Pembangunan dan Sumber Daya

Alam pada Sekretariat Daerah Kota Bandung

5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelola

Perparkiran pada Dinas Perhubungan Kota

Bandung

6. Kepala Bidang Perencanaan Fisik pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

7. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Dan untuk komitmen saling menguntungkan dan memajukan, sesuai

dengan apa yang disampaikan oleh aparat kewilayahan (kecamatan dan

kelurahan), yaitu : “Bila terdapat prasarana yang rusak warga melapor ke RT/RW

100

setempat kemudian ke kelurahan yang nantinya akan disampaikan kepada pihak

Kecamatan. Setelah itu barulah pihak Kecamatan melapor terhadap SKPD

terkait. Namun bila prasarana tersebut rusaknya ringan terkadang langsung

ditangani oleh kelurahan setempat. Secara rutin pun pihak kecamatan, kelurahan

dan warga melakukan pemeliharaan yang ringan-ringan dengan melakukan

kegiatan JumSih (Jumat Bersih).”

Untuk pemeliharan yang dilakukan oleh Dinas Pemakaman dan

Pertamanan aparat kewilayahan menyampaikan, “Masyarakat kadang meminta

pohon melalui kelurahan untuk disampaikan ke kecamatan sebelum ke dinas

terkait namun memang dari dinas tersebut tidak dapat langsung menanggapi

permintaan masyarakat. Dinas tersebut perlu melakukan survey kelayakan tanam

di daerah yang dituju dan prosesnya cukup lama karena memang adanya

prioritas daerah yang jauh lebih membutuhkan penanaman pohon. Sedangkan

untuk masalah “penumpukan sampah” disepanjang Jalan Cibaduyut,”Sebenarnya

sudah ada peringatan dan sosialisasi dari pihak kelurahan dan kecamatan,

namun memang masyarakat masih kurang tertib. Selain itu bukan hanya warga

setempat saja yang membuang sampah disana namun ada warga dari daerah lain

yang dekat lokasi ikut menimbun sampah pada lokasi tersebut. Hal tersebut

terbukti pada saat dilakukannya sidak di malam hari oleh pihak kelurahan.

4.3 Bentuk Kerjasama Pemeliharaan Kawasan Revitalisasi

Untuk Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya terhadap pemeliharaan , seperti

yang diutarakan oleh Dudy Prayudi (Bidang Penataan Bangunan) , “Tidak ada

101

pemeliharaan karena Distarcip hanya membuat konsep perencanaan dalam RTBL

(rencana tata bangunan dan lingkungan)”. Sedangkan mengenai kendala yang

dihadapi pada saat perencanaan yang belum direalisasikan, Dudy Prayudi,

menyampaikan, “Distarcip menghadapi kendala dalam penyediaan lahan parkir

karena harus melakukan pembebasan lahan masyarakat untuk memperluas jalan

sehingga kapasitas parkir bertambah. Pembebasan lahan masyarakat

memerlukan waktu yang tidak sedikit sehingga akhirnya pembangunan fisik untuk

parkir pun tidak terlaksana, dan saat ini tempat parkir yang tersedia diantaranya

adalah tempat parkir di Oval” .

Dinas Bina Marga dan Pengairan melalui Mochamad Hasan (Bidang

Perencanaan) menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan bentuk kerjasama

pemeliharaan yaitu, “ untuk pelaksanaan kerjasama pemeliharaan kawasan

Cibaduyut memang tidak dilaksanakan secara formal, tetapi fungsi tim yang

dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari dinas yang harus

dilaksanakan, dikarenakan di dinas kami ada anggaran pemeliharaan maka bila

ada sarana yang rusak akan diperbaiki.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh aparat kewilayahan

(kecamatan dan kelurahan), yaitu : “kerjasama tim revitalisasi dilakukan pada

saat dilaksanakannya sosialisasi akan dilaksanakannya revitalisasi, tetapi

memang tidak menjelaskan secara detail apa tugas dari kecamatan dan

kelurahan, hal ini dimungkinkan karena pelaksanaan tugas tim disesuaikan

dengan tupoksinya masing-masing ”

102

Untuk Dinas Pemakaman dan Pertamanan untuk kegiatan pemeliharaan ini

seperti yang diutarakan oleh Dadang Heri Guratman (Sekretaris Dinas),

“ kerjasama tim revitalisasi secara otomatis telah terbentuk sendiri, karena

masing-masing dinas telah mengetahui apa yang harus dikerjakan sesuai dengan

anggaran yang ada”.

4.4 Koordinasi Kerjasama Pemeliharaan Kawasan Revitalisasi

Koordinasi dari pelaksanaan kerjasama pemeliharaan kawasan revitalisasi

Cibaduyut , seperti yang diutarakan oleh Dudy Prayudi (Bidang Penataan

Bangunan) , “untuk koordinasi antar tim revitalisasi berjalan secara sistematis,

Distarcip selaku koordinator bidang penataan ruang kota membuat RTBL,

selanjutnya menyerahkan tanggungjawab untuk melakukan pembangunan sarana

prasarana serta pemeliharaannya kepada dinas-dinas terkait yang termasuk

dalam tim revitalisasi”.

Dinas Bina Marga dan Pengairan melalui Mochamad Hasan (Bidang

Perencanaan) menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan bentuk kerjasama

pemeliharaan yaitu, “ koordinasi pembangunan hanya dilakukan secara internal

ketika anggaran pembangunan sarana dan prasarana telah masuk dan disetujui,

dimana dinas langsung membuat langkah-langkah pelaksanaan dari mulai

perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan, untuk pemeliharaan sudah

diutarakan tadi sifatnya umum.”

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh aparat kewilayahan

(kecamatan dan kelurahan), yaitu : “koordinasi agak kurang dilakukan oleh dinas-

103

dinas yang akan melakukan revitalisasi dan pemeliharaan, sehingga kerena kami

yang merupakan aparat yang bersentuhan langsung dengan warga, sering

mendapatkan keluhan-keluhan langsung dari warga dan dikarenakan

keterbatasan kewenangan yang dimiliki , maka kami menyampaikan keluhan-

keluhan itu kembali kepada dinas-dinas terkait.”

Untuk Dinas Pemakaman dan Pertamanan untuk kegiatan pemeliharaan ini

seperti yang diutarakan oleh Dadang Heri Guratman (Sekretaris Dinas),

“ pelaksanaan revitalisasi dan pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan

anggaran yang ada dan apa yang telah dikerjakan, koordinasi dilakukan apabila

pada saat survey lapangan tim pemeliharaan menemukan kerusakan-kerusakan

yang terjadi tetapi kerusakan tersebut bukan berada pada kewenangan dinas

kami untuk melakukan perbaikan atau pemeliharaan.”

Sedangkan dari Satpol PP, Rizky R (Komandan Kompi Satpol PP),

menyampaikan, “ bahwa tugas satpol pp pada pemeliharaan kawasan Cibaduyut

adalah sesuai dengan amanat Perda K-3, tetapi dikarenakan keterbatasan jumlah

personil memang belum dapat dilaksanakan secara maksimal, walaupun kami

juga mendapatkan laporan dari aparat kewilayahan tentang pkl, sampah dan

lainnya tetapi belum dapat kami tindaklanjuti secara penuh.”

4.5 Analisis Kerjasama Pemeliharaan

Analisis yang dilakukan pada kerjasama pemelihaan kawasan revitalisasi

yang dilakukan oleh instansi di pemerintah Kota Bandung berpedoman pada

Miles dan Huberman (1992, seperti dikutip dalam Sutopo 2003:171) yang

104

meliputi 3 (tiga) kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

simpulan.

Analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

yang telah dilakukan oleh peneliti, meliputi : wawancara, catatan hasil

pengamatan pribadi dan foto-foto. Kemudian melakukan upaya dengan bekerja

berdasarkan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang pentingdan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain. Bogdan & Biklen (1982, seperti dikutip

dalam Metodologi Penelitian Kualitatif, Lexy J.Moleong, ,cetakan ketigapuluh,

2012:248)

4.5.1 Analisis Prinsip Kerjasama Pemeliharaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan OPD terkait serta masyarakat

setempat dapat dianalisis terhadap penggunaan prinsip-prinsip good governance

pada pelaksanaan kerjasama pemeliharaan kawasan revitalisasi Cibaduyut adalah

sebagai berikut :

1. Transparansi, Dalam transparansi penyampaian informasi kepada masyarakat

tentang pelaksanaan revitalisasi memang dilaksanakan oleh Tim Revitalisasi

Pemerintah Kota Bandung dengan diikuti oleh instansi-instansi terkait dan

dihadiri langsung oleh Walikota Bandung juga tokoh-tokoh masyarakat

Cibaduyut, tetapi penyampaian informasi ini hanya terbatas pada penyampaian

tentang akan dilaksanakan revitalisasi saja terhadap kawasan Cibaduyut dan

tokoh-tokoh masyarakat dimintakan tanggapan dan saran-sarannya, sedangkan

105

tindaklanjut dari apa yang harus dilakukan apabila revitalisasi sarana dan

prasarana telah selesai dilakukan yaitu pemeliharaan kawasan tidak dilakukan,

padahal hal ini sebenarnya yang menjadi penting dari keseluruhan kegiatan

revitalisasi kawasan yaitu melibatkan masyarakat bukan hanya pada saat

perencanaan dan pelaksanaan juga melibatkannya dalam pengawasan dan

pemeliharaan. Sehingga sarana dan prasarana yang telah selesai di revitalisasi

apabila dapat dipelihara dengan baik akan berumur panjang, tidak cepat rusak

serta manfaatnya pun akan optimal dan berkelanjutan oleh masyarakat.

Oleh sebab iti transparansi penyampaian informasi kepada masyarakat tidak

hanya pada tokoh-tokoh masyarakat saja, tetapi harus dapat menjangkau

masyarakat sekitar yang dilakukan revitalisasi secara menyeluruh.

2. Akuntabilitas , Akuntabilitas anggaran untuk pelaksanaan pemeliharaan

kawasan revitalisasi di Pemerintah Kota Bandung memang tidak secara khusus

ditujukan untuk satu kawasan tetapi mempunyai sifat yang menyeluruh

meliputi pemeliharaan jalan, drainase, trotoar dan penanaman pohon-pohon,

dikelola oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan serta Dinas Pemakaman dan

Pertamanan. Anggaran ini sudah dipublikasikan oleh dinas terkait melalui

internet dengan bentuk RUP (Rencana Umum Pengadaan), dimana cara

penggunaan anggaran yaitu berpedoman kepada Peraturan Presiden tentang

Pengadaan Barang/Jasa.

Dengan sifat anggaran yang tidak khusus ini mengakibatkan program

pemeliharaan kawasan revitalisasi tidak dapat dilaksanakan secara

berkelanjutan setelah revitalisasi dilaksanakan, padahal permasalahan-

106

permasalahan yang lain muncul setelah revitalisasi dilaksanakan dan menuntut

untuk secara cepat ditanggulangi dan diselesaikan.

3. Partisipatif, Partisipasi masyarakat Cibaduyut dalam pemeliharaan kawasan

revitalisasi ini dilakukan secara spontanitas tanpa terkoordinasi dalam sebuah

bentuk kelompok masyarakat yang mempunyai tanggungjawab dan tujuan

yang sama sudah yaitu melakukan pemeliharan sarana dan prasarana yang

selesai direvitalisasi agar tidak cepat rusak dan berumur panjang.

4. Efesiensi dan Efektivitas, Dari aspek efesiensi dan efektivitas pelaksanaan

pemeliharaan kawasan revitalisasi belum efektif dilaksanakan walaupun dari

segi anggaran tersedia biaya untuk pemeliharaan tetapi dikarenakan sifatnya

yang menyeluruh mengakibatkan tidak dapat dikerjakan secara fokus terhadap

satu wilayah terutama yang telah selesai direvitalisasi, padahal biaya

pemeliharaan yang fokus terhadap suatu kawasan yang telah selesai dilakukan

revitalisasi sarana dan prasarana sangat mutlak diperlukan. Hal ini dilakukan

untuk mengantisipasi apabila terjadi kerusakan-kerusakan kecil yang terjadi

dapat secara cepat ditanggulangi atau diperbaiki tanpa harus menunggu dalam

waktu lama yang dapat saja mengakibatkan kerusakan-kerusakan kecil tersebut

akan menjadi tambah banyak.

5. Konsensus dan Saling Menguntungkan dan Memajukan, Konsensus dan

saling menguntungkan dan memajukan Pemerintah Kota Bandung terhadap

pelaksanaan pemeliharaan kawasan revitalisasi memang sudah mempunyai

komitmen yang jelas, yaitu dengan dibuatnya Tim Revitalisasi dan didalamnya

melibatkan tokoh masyarakat setempat mempunyai keinginan yang sama yaitu

107

memperbaiki kualitas sarana dan prasarana kawasan Cibaduyut untuk menjadi

sebuah kawasan industri-wisata yang visibilitas (menarik dikunjungi) dan

investabilitas (ramah bagi pemodal/investor).

Kesamaan tujuan dilakukan revitalisasi ternyata tidak sejalan dengan kesamaan

tujuan dilakukannya pemeliharaan kawasan revitalisasi, hal ini dikarenakan

pemerintah merasa sudah merasa cukup dengan dilakukannya revitalisasi,

masyarakat setempat tidak mengetahui konsep yang jelas terhadap apa yang

harus dilakukan setelah selesainya revitalisasi, sehingga dapat terlihat hanya

dalam waktu 10 (sepuluh) bulan kawasan revitalisasi Cibaduyut sarana dan

prasarananya sudah banyak yang rusak.

Pelaksanaan prinsip-prinsip kerjasama pemeliharan kawasan revitalisasi

agar dapat diterapkan secara maksimal adalah sebagaimana berikut :

a. Menentukan langkah-langkah yang dapat diprediksi dan diproyeksikan untuk

melakukan pemeliharaan kawasan revitalisasi, “apa yang sebaiknya dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan dari pemeliharaan kawasan?”. Hal ini berkaitan

dengan transparansi dan akuntabilitas yang harus dilakukan Pemerintah ketika

melakukan suatu kegiatan yang akan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Untuk transparansi dan akuntabilitas secara prosedur Pemerintah Kota

Bandung telah mensosialisaikannya melalui internet website:

www.LPSE.Bandung.go.id dengan bentuk Rencana Umum Pengadaan (RUP)

di instansi terkait yaitu Dinas Bina Marga dan Pengairan serta Dinas

Pemakaman dan Pertamanan.

108

b. Pemerintah menjadi fasilitator melakukan sosialisasi sebagai bagian dari

interaksi dan komunikasi kepada masyarakat setempat, tentang perencanaan

akan dilakukannya revitalisasi infrastruktur kawasan secara menyeluruh, dari

mulai penjadwalan rencana pelaksanaan revitalisasi, mengidentifikasi masalah

yang akan terjadi pada saat revitalisasi infrastruktur dikerjakan sampai dengan

solusi untuk mengantisipasi masalah yang akan dihadapi selama proses

revitalisasi infrastruktur dilaksanakan, sehingga akan memunculkan suatu

kesepakatan bersama dalam menghadapi pelaksanaan revitalisasi infrastruktur

yang akan dilakukan. Dan pada saat sosialisasi ini perlu juga disampaikan

tentang perlunya suatu tindakan lanjutan yang paling penting untuk dilakukan

secara bekerjasama antar instansi di pemerintah dan melibatkan masyarakat,

yaitu “pemeliharaan dari kawasan yang sudah direvitalisasi infrastrukturnya” .

Untuk memperkuat penjelasan tentang manfaat pemeliharaan kawasan yang

sudah direvitalisasi, pemerintah perlu mengajak tokoh-tokoh masyarakat ,

wakil-wakil masyarakat, atau kader-kader organisasi kemasyarakatan setempat

untuk melakukan studi banding ke daerah/kawasan lain yang telah berhasil

melaksanakan revitalisasi infrastruktur kawasannya berikut dengan

pemeliharaannya. Tokoh-tokoh masyarakat , wakil-wakil masyarakat, atau

kader-kader organisasi kemasyarakatan setempat yang telah melaksanakan

studi banding tersebut selanjutnya menyampaikan hasil pengalaman mereka

melakukan kunjungan kepada masyarakat. Selain menyampaikan tentang

manfaat dan pengalaman hasil kunjungan ke daerah/kawasan lain, juga sebagai

bagian dari diskusi menerima masukan lain dari masyarakat. Perlu disampaikan

109

juga oleh pemerintah tentang telah terbitnya suatu Peraturan Daerah yang

didalamnya ada yang mencakup konsep pemeliharaan K-3, sehingga

masyarakat yang akan terlibat dalam penyampaian sosialisasi tidak hanya

berdasarkan pengalaman kunjungan saja tetapi dilengkapi dengan pengetahuan

tentang Peraturan Daerah tersebut. Hal ini merupakan bagian dari partisipatif

serta efesiensi dan efektifitas yang harus terjalin dan dilakukan oleh pemerintah

kepada masyarakat setempat sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan.

c. Kerjasama antar instansi di pemerintah dan keterlibatan masyarakat harus

menghasilkan suatu makna bahwa masyarakat sebagai peserta perumusan harus

bisa menyepakati hasil yang telah disepakati , agar dapat dilaksanakan secara

bertahap dan berkelanjutan. Merupakan bagian dari konsensus penyatuan

kepentingan antara kebijakan pemerintah dan keinginan masyarakat untuk

memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.

4.5.2 Analisis Bentuk Kerjasama Pemeliharaan

Berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 530/Kep.295-

DISKUKM. PERINDAG/2009 tentang Tim Revitalisasi Sentra Industri dan

Perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jeans Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut

Binong Jati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu,

dapat terlihat berdasarkan bentuk kerjasama yang dipergunakan dalam Tim

Revitalisasi ini yaitu Joint Service, pengaturan kerjasama dalam memberikan

pelayanan publik.(Rosen dalam Keban, 2007:33).

Organisasi ini mempunyai tugas untuk mengkreasikan nilai bagi

lingkungan tempat dia eksis. Dan, hanya satu cara untuk membuatnya mampu

110

mengkreasikan nilai, kerjasama. Louis A.Allen, dalam karya klasiknya The

Management Professional (1964, dikutip dari Riant Nugroho buku Public Policy,

2009:652) bahwa permasalahan terbesar masyarakat modern adalah bagaimana

mereke merekonsialisasikan dan mengintegrasikan manusia (dalam organisasi)

untuk dapat bekerjasama mencapai tujuan-tujuan yang baik, dan bukannya saling

merusak.

Dalam organisasi Tim Revitalisasi terlihat masing-masing instansi terkait

mempunyai tujuan yang sama yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat,

hal ini dibuktikan instansi-instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan

revitalisasi dan pemeliharaan kawasan mempunyai anggaran untuk merealisasikan

kegiatannya. Dan masing-masing instansi mempunyai tugas sendiri-sendiri sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya untuk dijalankan dalam peraikan kualitas

sarana dan prasarana yang dilanjutkan dengan melakukan pemeliharaan.

Bentuk kerjasama pemeliharaan kawasan yang dilakukan oleh instansi-

instansi yang terlibat dalam Tim Revitalisasi harus mempunyai komitmen yang

sama yaitu joint service (pengaturan kerjasama dalam memberikan pelayanan

publik), meliputi :

a. Pemerintah melakukan implementasi program pemeliharaan kawasan yang

sudah direvitalisasi infrastrukturnya, agar pemeliharan kawasan ini mendorong

masyarakat sekitar untuk terlibat. Dalam hal ini pemerintah dapat bekerja sama

dengan tokoh-tokoh masyarakat , wakil-wakil masyarakat, atau kader-kader

organisasi kemasyarakatan setempat;

111

b. Bersama tokoh-tokoh masyarakat , wakil-wakil masyarakat, atau kader-kader

organisasi kemasyarakatan setempat, membentuk suatu organisasi

kepengurusan dan program kerja, Adapun Langkah-langkah teknis

pembentukan organisasi pemeliharaan revitalisasi ini dapat dilakukan

sebagaimana berikut :

1. Pemerintah selaku pelaksana dari revitalisasi dan konseptor pemeliharaan,

mengumpulkan perwakilan warga yang ada di lingkungan revitallisasi.

2. Lalu dijelaskan perlunya dibentuk pemelihara infrastruktur yang telah

direvitalisasi. Dijelaskan untung ruginya bila dibentuk dan bila tidak

dibentuk termasuk peran masyarakat didalamnya.

3. Lalu perwakilan warga yang ada di lingkungan revitalisasi diminta

pendapatnya, bagaimana bentuk organisasi pengurus dan siapa saja yang

akan duduk sebagai pengurus.

4. Setelah disepakati struktur organisasi termasuk susunan tim pengelola,

maka dibuat Berita Acara Pembentukan Organisasi Pemeliharaan

Infrastruktur Revitalisasi. Bila perlu lakukan peresmian organisasi, dengan

mengundang unsur-unsur OPD yang terlibat dalam revitalisasi dan

pemeliharaan, Organisasi Perekonomian Kota, aparat kewilayahan, serta

Tokoh Masyarakat lainnya, agar keberadaannya dapat lebih diakui,

diperhatikan dan menjadi contoh untuk dibentuknya organisasi yang sama

di lokasi-lokasi lain yang dilakukan revitalisasi infrastrukturnya.

Waktu pelaksanaan pembentukan organisasi Pemeliharaan ini harus

dilakukan sejak awal persiapan pelaksanaan kegiatan revitalisasi atau

112

selambat-lambatnya sebelum dimulainya pelaksanaan kegiatan revitalisasi

infrastruktur , hal ini agar dari mulai pelaksanaan revitalisasi sampai

dengan selesai ada pengawasan yang melibatkan organisasi masyarakat

sehingga ketika akan dilakukan pemeliharaan organisasi masyarakat ini

mengetahui dengan jelas sarana dan prasarana mana saja yang harus

dilakukan dipelihara.

c. Pemerintah menjadi fasilitator kegiatan sosialisasi implementasi bekerja sama

dengan tokoh-tokoh masyarakat , wakil-wakil masyarakat, atau kader-kader

organisasi kemasyarakatan setempat dalam suatu wadah organisasi (selaku

pengelola), memberikan arahan kepada masyarakat agar mereka mampu dan

dapat memelihara kawasan yang telah direvitalisasi infrastrukturnya;

d. Masyarakat yang terdiri dari masayarakat yang memiliki rumah/toko di depan

jalan, masyarakat yang ada di sekitar kawasan ataupun masyarakat lain yang

memanfaatkan fasilitas kawasan melakukan pemeliharaan terhadap

infrastruktur yang telah direvitalisasi sesuai dengan mekanisme yang sudah

ditentukan oleh organisasi pengelola pemeliharaan kawasan.

4.5.3 Analisis Koordinasi Kerjasama Pemeliharaan

Dengan berpegang pada pedoman Koordinasi :

a) Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari

tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada

dalam setiap bagian.

b) Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang

saling mengisi dan member.

113

c) Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling

menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan, dan selalu ditegaskan adanya

keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.

d) Kooordinasi harus menggunakan pendekatan multi intstansional, dengan wujud

saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling

tumpang-tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.

Seharusnya koordinasi antar instansi dalam Tim Revitalisasi berlangsung

efektif, tetapi berdasarkan dari hasil wawancara dapat dianalisis sebagai berikut ,

bahwa setelah dilakukannya revitalisasi infrastruktur kawasan juga diikuti dengan

dilakukannya kegiatan pemeliharaan, adalah sebagai berikut :

Untuk Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya pada dasarnya tidak ada

pemeliharaan. Hal tersebut dikarenakan dinas ini hanya membuat konsep

rancangan yang dibutuhkan oleh Cibaduyut dalam RTBL (Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan). Dari konsep yang telah dibuat,yang belum terealisasi

yaitu tentang penyediaan lahan parkir, penertiban PKL dan sampah yang dibuang

sembarangan di sepanjang Jalan Cibaduyut. Warga

Untuk Dinas Bina Marga dan Pengairan sebenarnya tidak menyiapkan

jadwal khusus atau rutin untuk melakukan pemeliharaan. Namun bila memang

terdapat kerusakan fasilitas hasil revitalisasi di kawasan Cibaduyut maka dinas

akan melakukan perbaikan. Sehingga mereka hanya melakukan repair,bukan

preventive maintenance. Mekanisme pada saat terjadi kerusakan adalah warga

melapor kepada kelurahan lalu dilanjutkan ke kecamatan,baru ke Dinas Bina

Marga dan Pengairan. Apabila kerusakan yang terjadi merupakan proyek besar

114

sering dilakukan oleh pihak ke tiga dengan melakukan proses pelelangan biasanya

untuk anggaran pemeliharaan yang lebih dari 100jt. Jika proyek kecil dilakukan

oleh Bina Marga langsung sesuai program yang telah ada, yang sering disebut

swakelola.

Berdasarkan hasil wawancara terdapat pemelihaaan terhadap dekorasi

taman kota dan penataan reklame oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman beserta

masyarakat. Pemeliharaan yang dilakukan seperti penyiraman

pepohonan,pemberian pupuk dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan bersama

warga karena memang kurangnya personil dinas dalam menangani banyak

kawasan revitalisasi. Anggaran untuk pemeliharaan dari dinas ini tidak tetap

karena memang bergantung pada prioritas kawasan mana yang harus didahulukan.

Berdasarkan hasil keterangan lurah dan camat pun sering diadakan JumSih (Jumat

Bersih) untuk pemeliharaan kebersihan lingkungan sekitar.

Dengan masing-masing instansi berjalan sendiri-sendiri melakukan

kegiatan pemeliharaan, maka dapat dikatakan pelaksanaan koordinasi tidak

berlangsung efektif dikarenakan :

1. Beban tiap bagian tidak seimbang.

2. Tiap bagian belum memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi

pencapaian tujuan.

3. Jadwal kerja saling tumpang tindih sehingga tidak menjamin terhadap

tercapainya tujuan

115

Tujuan yang ingin dicapai dari Pemeliharaan Kawasan Revitalisasi Sentra

Sepatu Cibaduyut ini adalah sebagai berikut :

1. Terpeliharanya infrastruktur yang sudah direvitalisasi secara berkelanjutan,

sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat dan pengusaha

setempat ;

2. Adanya jaminan terhadap kualitas infrastruktur yang telah direvitalisasi agar

tidak cepat rusak dan berumur pendek, sehingga revitalisasi dapat dilanjutkan

kepada permasalahan lain yang belum terselesaikan, tidak hanya berkutat pada

permasalahan yang sama setiap tahunnya ;

3. Adanya keuntungan yang berkelanjutan dari hasil revitalisasi infrastruktur,

mendorong masyarakat dan pengusaha setempat untuk lebih kreatif menggali

potensinya, baik yang sudah dikuasai ataupun dengan memunculkan ide-ide

atau inovasi-inovasi baru selain sebagai satu bentuk perwujudan untuk lebih

meningkatkan kesejahteraan tetapi diharapkan mampu menciptakan suatu

peluang kesempatan mendatangkan investor-investor untuk menanamkan

modalnya bagi pengembangan usaha yang dilakukan;

Dalam pemeliharaan kawasan yang sudah direvitalisasi dari hasil survey

dan wawancara terlihat belum adanya suatu pola kerjasama antar instansi di

pemerintah yang mampu membangkitkan keterlibatan masyarakat , agar tujuan

pemeliharaan dapat berhasil sesuai yang diharapkan dalam mendukung

terciptanya revitalisasi infrastruktur yang dapat dimanfaatkan secara optimal dan

berkelanjutan oleh masyarakat, terjaminnya kualitas prasarana yang direvitalisasi

agar tidak cepat rusak dan berumur panjang dalam pemanfaatannya, dan

116

terwujudnya kawasan yang visibilitas (menarik dikunjungi), dan investabilitas

(ramah bagi pemodal,/investor ).

Koordinasi kerjasama pemeliharaan dilakukan untuk mengetahui

bagaimana keefektifan pelaksanaan kerjasama pemeliharaan dilakukan, dengan

memperhatikan:

1. Pelaksanaan pengawasan pemeliharaan dan peningkatan disiplin masyarakat

yang dilakukan oleh organisasi pengelola pemeliharaan kawasan berbentuk

laporan hasil monitoringnya termasuk menilai kemampuan dari organisasi

dalam menerapkan sanksi-sanksi sesuai dengan yang telah tertera dalam

Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2005 tentang K-3;

2. Organisasi pengelola pemeliharaan kawasan membuat laporan, untuk

disampaikan ke pemerintah maupun masyarakat sesuai aturan atau

mekanisme yang disepakati.

3. Pembuatan laporan rutin oleh organisasi kepada masyarakat yang

disampaikan pada acara pertemuan dengan masyarakat dan pengusaha

setempat atau pada saat dilakukannya pertemuan antara Kecamatan,

Kelurahan dan Pengurus RW setempat.

4. Pemerintah dapat melakukan evaluasi rutin secara per triwulan, per semester

dan tahunan sesuai dengan laporan yang disampaikan Organisasi pengelola

pemeliharaan kawasan.