bab iv hasil dan pembahasan - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/16956/5/13.12.0010...
TRANSCRIPT
54Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uraian UmumPada setiap lokasi memiliki karakteristik dan jenis tanah yang
berbeda-beda. Dalam satu lokasi pun dapat ditemukan karakteristik tanah
yang berebeda satu sama lainnya. Karakteristik tanah yang ada di Kelurahan
Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang ini juga perlu diketahui
karakteristiknya. Kelurahan Sadeng memiliki luas wilayah 425.503 hektar
dan terbagi dalam 34 RT dan 6 RW. Jumlah penduduknya terdapat kurang
lebih 5.721 jiwa.
Dengan jumlah penduduk yang cukup banyak membuat lokasi
tersebut membutuhkan lahan untuk membangun tempat tinggal. Lingkungan
di sekitar Kelurahan Sadeng memiliki kondisi jalan yang berbukit dan
terdapat pula lahan yang masih kosong. Kondisi jalan yang berbukit ini
tentu juga memiliki karakteristik tanah yang beraneka ragam jenis. Oleh
sebab itu, untuk mengetahui secara detail karakteristik tanah di Kelurahan
Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang dilakukan pengujian di
laboratorium. Pengujian karakteristik tanah yang dilakukan adalah index
properties, atterberg limit, uji saringan, uji hidrometer, uji pemadatan, dan
uji tekan bebas (unconfined compression test). Tanah yang diambil pada
pengujian ini adalah tanah terganggu (disturbed soil).
4.2 Uji Klasifikasi TanahUji klasifikasi tanah merupakan uji di laboratorium yang dilakukan
untuk mengetahui sifat – sifat dari sampel tanah yang diambil. Pengujian ini
meliputi index properties, atterberg limit, dan sieve analysis. Berikut ini
merupakan hasil dari pengujian klasifikasi tanah di laboratorium. Contoh
perhitungan dapat dilihat pada lampiran L–02–01 hingga L–02–03.
55Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Tabel 4.1: Hasil Uji Klasifikasi TanahUji
LaboratoriumJenis Uji
Satuan HasilUji
Index Properties
Kadar air (w) % 54,38
Porositas (n) - 60,62
Angka Pori (e) - 1,54
Berat Kering (γdry) gr/cm3 1,06
Berat Basah (γ) gr/cm3 1,61
Berat Jenis Tanah (Gs) - 2,7
Atterberg Limit
Batas Susut (SL) % 10
Batas Cair (LL) % 98
Batas Plastis (PL) % 50,62
Indeks Plastisitas (PI) % 47,38
Sieve Analysis
Persentase Gravel % 0
Persentase Coarse to Medium
Sand% 4,24
Persentase Fine Sand % 8,8
Persentase Silt % 49,3
Persentase Clay % 5,14
D10 - 0,075
D30 - 0,22
56Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
D60 - 0,68
cu - 9,067
cc - 0,95
Gam
bar
4.1:
Grafik
Sieve
Analy
sis
K
l
asifikasi sampel tanah yang digunakan dapat diketahui melalui pengujian
laboratorium yang telah dilakukan. Pada pengujian index properties
didapatkan hasil kadar air (w) sebesar 54,38%, porositas (n) sebesar 60,62,
angka pori (e) sebesar 1,54, berat kering (γdry) sebesar 1,06 gr/cm3, dan berat
jenis tanah (Gs) sebesar 2,7. Untuk uji atterberg limit mendapatkan nilai
batas susut (SL) sebesar 10,003 %, batas plastis (PL) sebesar 50,62 %, batas
cair (LL) sebesar 98 %, dan nilai indeks plastisitas (PI) yang didapatkan
sebesar 47,38 % yang semua itu telah dirangkum pada tabel 4.1.
Hasil LL dan PI pada Tabel 4.1 dapat diklasifikasikan menurut USCS
pada Tabel 4.2. Dari sampel tanah dari Kelurahan Sadeng, Kecamatan
Gunung Pati, Semarang ini dapat dikategorikan ke dalam lanau plastisitas
tinggi (MH) dimana pada Tabel 4.2 menunjukkan kriteria klasifikasi dari
57Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
nilai LL dan PI yang ada. Klasifikasi tersebut dapat diketahui melalui
Gambar 4.1 yang menujukkan bahwa nilai dari silt (lanau) sangat besar
dibandingkan dengan nilai lempungya sehingga masuk ke dalam kategori
MH menurut Tabel 4.2 yaitu lanau dengan pasir halus dan elastis.
Tabel 4.2: Klasifikasi USCS
Tanah Asli
58Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Sumber: Bowles,1991
4.3 Uji Tanah EkspansifDari hasil uji atterberg limit diperoleh nilai batas susut (SL) sebesar
10%, nilai batas cair (LL) sebesar 98%, nilai batas plastis (PL) sebesar
50,62%, dan indeks plastisitas (PI) sebesar 47,38%. Hasil tersebut dapat
diklasifikasikan melalui tabel referensi di bawah ini.Tabel 4.3: Klasifikasi Tanah Ekspansif Menurut Nilai Plastisitas Tanah
Sumber: Holtz and Gibbs, 1956
Ada beberapa metode untuk mengetahui karakteristik tanah ekspansif
dan salah satunya adalah metode klasifikasi. Terdapat klasifikasi tanah
ekspansif yang menurut nilai plastisitas tanah dan potensial mengembang
dengan indeks plastisitas. Tabel 4.3 merupakan klasifikasi tanah ekspansif
menurut nilai plastisitas tanahnya menurut Holtz dan Gibbs tahun 1956.
Dari hasil pengujian laboratorium didapatkan sampel tanah pada Tabel 4.1
dimana nilai batas susutnya sebesar 10%, batas cair sebesar 98%, dan batas
plastis sebesar 50,62%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada Tabel 4.3
didapatkan kategori sangat tinggi untuk hasil pengujian tersebut.
Shrinkage (%) Liquid Limit (%) Plastic Limit (%) Potential
> 15 20 – 35 < 18 Low
10 – 15 35 – 50 15 Medium
7 – 12 50 – 70 25 High
< 11 > 70 > 35 Very High
59Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Tabel 4.4: Hubungan Potensial Mengembang dengan Indeks Plastisitas
Sumber: Chen, 1975
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.1 diperoleh SL 10%, LL 98%, dan PL
50,62% sehingga didapatkan kesimpulan yang cocok dengan Tabel 4.3
dimana dapat dikategorikan ke dalam golongan plastisitas sangat tinggi.
Melalui hasil PI sebesar 47,38% dari Tabel 4.1 dapat dikategorikan
golongan potensi mengembang yang tinggi menurut Tabel 4.4.
4.4 Uji Pemadatan
Uji pemadatan yang dilakukan di laboratorium menggunakan metode
proktor modifikasi. Dari pengujian pemadatan tersebut dapat menghasilkan
berat isi kering (γdry maks) dan kadar air optimum atau biasa disebut dengan
optimum moisture content (OMC) dari sampel tanah yang digunakan.
Pengujian ini meliputi tanah asli (A), campuran semen 8% (C8),
penambahan semen 8% + matos 2% (C8M2), semen 8% + matos 4%
(C8M4), dan semen 8% + matos 6% (C8M6) sesuai berat kering tanah.
Garis dari ZAVC (Zero Air Voids Curve) juga ditampilkan pada hasil
Potensi Mengembang Indeks Plastisitas
Rendah 0 – 15
Sedang 10 – 35
Tinggi 20 – 55
Sangat Tinggi > 55
60Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
pengujian pemadatan di bawah ini. Garis ZAVC merupakan hubungan
antara OMC dan γdry maks pada uji pemadatan.
4.4.1 Uji Pemadatan Tanah Asli
Pada Gambar 4.2 adalah hasil dari uji pemadatan yang dilakukan di
laboratorium. Hasil dari Tabel 4.6 adalah kadar air optimumnya sebesar
40,06% serta nilai dari berat isi kering maksimum (γdry maks) sebesar 0,86
gr/cm3. Berikut ini adalah grafik dari uji pemadatan tanah asli dimana garis
putus – putus menunjukkan nilai dari ZAVC 80% dan garis putus – putus
dengan titik menunjukkan ZAVC 100%. Sedangkan garis lurus
menunjukkan nilai dari berat isi kering atau γdry maks.
Gambar 4.2: Grafik Uji Pemadatan Tanah Asli
4.4.2 Uji Pemadatan Tanah Campur Semen 8%Gambar 4.3 menjelaskan tentang uji pemadatan tanah asli dengan
penambahan semen sebesar 8% dari berat sampel tanah yang dipakai.
61Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Didapatkan hasil kadar air optimumnya sebesar 38,89% serta nilai berat isi
kering maksimum (γdry maks) sebesar 1,12 gr/cm3 berdasarkan Tabel 4.5. Di
bawah ini merupakan grafik dari uji pemadatan dengan penambahan
semen 8%.
Gambar 4.3: Grafik Uji Pemadatan dengan Campuran Semen 8%
4.4.3 Uji Pemadatan Tanah Campur Semen 8% dan Matos 2%
Pada Gambar 4.4 di bawah ini menjelaskan tentang uji pemadatan
dengan campuran semen 8% dan matos 2%. Didapatkan hasil kadar air
optimumnya dari Tabel 4.5 sebesar 35,99% dan berat isi kering
maksimumnya (γdry maks) sebesar 1,20 gr/cm3. Berikut Gambar 4.4 adalah
grafik dari uji pemadatan yang ada.
62Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Gambar 4.4: Grafik Uji Pemadatan dengan Campuran Semen 8% dan Matos 2%
4.4.4 Uji Pemadatan Tanah Campur Semen 8% dan Matos 4%
Pada bagian ini menjelaskan mengenai hasil dari uji pemadatan
dengan bahan tambah semen 8% dan matos 4% yang tercantum dalam
Gambar 4.5. Dari Tabel 4.5 didapatkan kadar air optimumnya adalah
sebesar 28,04% dan berat isi kering maksimumnya (γdry maks) sebesar 1,29
gr/cm3. Berikut adalah gambar grafik dari uji pemadatan tersebut.
63Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Gambar 4.5: Grafik Uji Pemadatan dengan Campuran Semen 8% dan Matos 4%
4.4.5 Uji Pemadatan Tanah Campur Semen 8% dan Matos 6%
Pada Gambar 4.6 didapatkan hasil dari uji pemadatan dengan bahan
tambah semen 8% dan matos 6% dari berat kering tanah yang diujikan.
Kadar air optimumnya adalah sebesar 18,86% dan berat isi kering
maksimum (γdry maks) sebesar 1,33 gr/cm3. Berikut adalah grafik uji
pemadatan tersebut.
64Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Gambar 4.6: Grafik Uji Pemadatan dengan Campuran Semen 8% dan Matos 6%
Berikut Tabel 4.5 di bawah ini merupakan hasil dari semua pengujian
pemadatan yang dilakukan di laboratorium. Untuk contoh perhitungannya
dapat dilihat pada lampiran L–03.
Tabel 4.5: Hasil Uji Pemadatan
Jenis Uji γdry maks (gr/cm3) OMC (%)
Tanah A (Asli) 0,86 40,06
C8 (Semen 8%) 1,12 38,89
C8M2 (Semen 8% + Matos 2%) 1,20 35,99
C8M4 (Semen 8% + Matos 4%) 1,29 28,04
C8M6 (Semen 8% + Matos 6%) 1,33 18,86
65Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Gambar 4.7: Grafik γdry maks Uji Pemadatan
Gambar 4.8: Grafik OMC Uji Pemadatan
0,86
0,91
0,96
1,01
1,06
1,11
1,16
1,21
1,26
1,31
1,36
Ber
at K
erin
g M
aksi
mum
(gr/
cm3 )
Sampel Tanah
γdry maks Uji Pemadatan
γdry maks (gr/cm^3)
Tanah A (Asli) C8 (Semen 8%) C8M2 (Semen 8%+Matos 2%)
C8M4 (Semen 8%+Matos 4%)
C8M6 (Semen 8%+Matos 6%)
16
21
26
31
36
41
OMC
(%)
Sampel Tanah
OMC (%)
OMC (%)
Tanah A (Asli) C8 (Semen 8%) C8M2 (Semen 8%+Matos 2%)
C8M4 (Semen 8%+Matos 4%)
C8M6 (Semen 8%+Matos 6%)
66Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 didapatkan nilai yang berada pada
sumbu x horisontal angka 1 (tanah asli), angka 2 (semen 8%), angka 3
(semen 8% dan matos 2%), angka 4 (semen 8% dan matos 4%), dan angka 5
(semen 8% dan matos 6%). Menurut Tabel 4.5 kenaikan nilai γdry maks tanah
asli terhadap tanah yang dicampur dengan semen 8% mengalami kenaikan
sebesar 0,26 gr/cm3. Kenaikan γdry maks paling tinggi terjadi pada sampel
C8M6 yaitu sebesar 0,47 gr/cm3 yang digambarkan melalui Gambar 4.7.
Perubahan kadar air optimum (OMC) antara tanah asli dengan tanah campur
semen 8% adalah sebesar 1,17%. Perubahan OMC paling signifikan terjadi
antara tanah asli dengan tanah campur semen 8% dan matos 6% yaitu
sebesar 21,2%. Semua hasil dari OMC dapat digambarkan melalui Gambar
4.8.
4.5 Uji Tekan BebasPada pengujian ini dilakukan untuk memperoleh nilai kuat geser dari
sampel tanah yang digunakan. Sampel tanah yang telah diuji di laboratorium
dengan bahan tambah semen dan matos. Kadar dari matos yang digunakan
bervariasi yaitu 2% (C8M2), 4% (C8M4), dan 6% (C8M6). Sedangkan
untuk kadar semennya menggunakan 8%. Berikut ini adalah hasil uji tekan
bebas yang dilakukan di laboratorium yang ditampilkan pada Tabel 4.6.
Untuk contoh perhitungan dapat dilihat pada lampiran L–04.
Tabel 4.6: Hasil Uji Tekan Bebas
Sampel Tanah qu (kg/cm2)Kuat Geser
(Cu = kg/cm2)
Regangan
(ε %)
Tanah A (Asli) 1,95 0,97 1,97
C8 ( Semen 8%) 2,39 1,19 2,5
67Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
C8M2 (Semen 8% + Matos 2%) 4,25 2,13 3,6
C8M4 (Semen 8% + Matos 4%) 5,76 2,88 5,07
C8M6 (Semen 8% + Matos 6%) 7,44 3,72 6,03
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai qu paling besar
bernilai 7,440 kg/cm3 dan terkecil nilainya adalah sebesar 1,95 kg/cm3. Nilai
Cu terkecil adalah 0,97 kg/cm2 dan nilai terbesarnya adalah sebesar 3,72
kg/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan dengan
ditambahkannya semen dan matos pada pengujian laboratorium ini.
Regangan pada Tabel 4.6 yang nilainya paling tinggi sebesar 6,03% dan
paling rendahnya sebesar 1,97%. Dengan hasil uji tekan bebas yang ada di
Tabel 4.6 maka dapat kita buat grafik gabungannya.
Gambar 4.9: Grafik Perbandingan qu dan Cu Hasil Uji Tekan Bebas
Gambar 4.9 menunjukkan perbandingan antara qu dan Cu dari hasil
uji tekan bebas yang ada pada Tabel 4.6 di atas. Grafik di atas dapat
dibandingkan karena memiliki satuan yang sama yaitu kg/cm2. Kotak yang
0
1
2
3
4
5
6
7
8
A (Asli) C8 (Semen 8%) C8M2 (Semen8%+Matos 2%)
C8M4 (Semen8%+Matos 4%)
C8M6 (Semen8%+Matos 6%)
qu d
an C
u (k
g/cm
2 )
Grafik Perbandingan qu dan Cu
qu (kg/cm^2) Kuat Geser (Cu = kg/cm^2)
68Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
berwarna merah menunjukkan hasil dari qu dan kotak berwarna biru
menunjukkan hasil dari Cu. Dilihat dari gambar di atas terjadi kenaikan
yang signifikan dari hasil nilai qu pada kotak berwarna merah. Untuk nilai
Cu mengalami kenaikan yang stabil tidak terlalu signifikan yang
ditunjukkan pada kotak berwarna biru.
Gambar 4.10: Grafik Regangan Hasil Uji Tekan Bebas
Nilai regangan dari uji tekan bebas yang merupakan hasil dari Tabel
4.6 dapat dilihat pada grafik di atas. Regangan yang terjadi mengalami
kenaikan yang cukup signifikan dari sampel tanah A terhadap sampel
C8M6. Nilai untuk sampel A adalah 1,97% dan nilai untuk sampel tanah
C8M6 adalah 6,03%. Untuk sampel tanah C8M2 berada di tengah – tengah
dari semua nilai yang ada pada Tabel 4.6. Nilai pengembangan dari sampel
tanah C8M2 juga tergolong tinggi. Kemudian setelah diuji dengan
pemadatan dengan bahan tambah semen dan matos terjadi perubahan kadar
air optimum yang cukup signifikan. Dari kadar 40,06% menjadi 18,86%
dengan menggunakan bahan tambah matos dan semen. Kemudian untuk γdry
1,97
2,47
2,97
3,47
3,97
4,47
4,97
5,47
5,97
Reg
anga
n (%
)
Sampel Tanah
Regangan (ε %)
Regangan (ε %)
Tanah A (Asli) C8 (Semen 8%) C8M2 (Semen 8%+Matos 2%)
C8M4 (Semen 8%+Matos 4%)
C8M6 (Semen 8%+Matos 6%)
69Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
maks terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari 0,86 gr/cm3 menjadi 1,33
gr/cm3. Untuk hasil uji tekan bebas terjadi kenaikan yang tinggi dari 1,95
kg/cm3 menjadi 7,44 kg/cm3.
4.6 PembahasanDari semua percobaan yang telah dilakukan, sempat beberapa kali
mengalami kegagalan yang menyebabkan terhambatnya penelitian ini.
Namun pengulangan dan ketelitian dalam pengujian kembali dilakukan
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil dari uji klasifikasi tanah
menunjukkan bahwa sampel tanah yang diambil adalah tanah ekspansif. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai LL (Liquid Limit) sebesar 98% dan PI
(Platicity Index) sebesar 47,38%. Menurut Tabel 4.3 didapatkan hasil tanah
ekspansif dengan plastisitas sangat tinggi menurut Holtz and Gibbs, 1956.
Sedangkan pada tabel 4.4 tergolong ke dalam tanah ekspansif dengan
potensi mengembang tinggi berdasarkan teori Chen, 1975.
Hasil uji kompaksi yang digambarkan melalui grafik yang ada
menunjukkan pada saat pengujian tanah kompaksi garis ZAVC 100% tidak
memotong garis berat isi kering. Garis tersebut menunjukkan bahwa pori
tanah sama sekali tidak mengandung udara sehingga disebut dengan ZAVC
100%. Sedangkan untuk uji tanah dengan campuran semen 8% dan matos
6% menunjukkan grafik ZAVC 100% yang memotong garis berat isi kering
yang ada.
Gambar 4.8 menunjukkan kenaikkan nilai qu (kuat tekan bebas) yang
cukup signifikan. Hal ini menyebabkan adanya kekuatan untuk mendukung
kekuatan tanah menopang suatu beban yang ada di atasnya. Dari nilai qu
tanah asli sebesar 1,95 kg/cm2 menjadi 7,44 kg/cm2 pada saat penambahan
70Tugas AkhirPengaruh Kuat Geser Matos dan Semen Terhadap Tanah Ekspansif(Studi Kasus Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang)
Universitas Katolik Soegijapranata Nikodemus Budi - 13.12.0010Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
semen 8% dan matos 6% dari berat tanah yang ada. Untuk nilai Cu (kuat
geser) mengalami kenaikan juga dari tanah asli sebesar 0,97 kg/cm2 menjadi
3,72 kg/cm2.
Kenaikan hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan matos
membuat pengaruh yang cukup signifikan terhadap tanah ekspansif pada
penelitian ini. Pada peengujian kuat geser ini contoh sampel yang digunakan
berasal dari sampel tanah yang sudah dipadatkan pada uji kompaksi. Jadi
dari hasil penelitian yang sudah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa
kuat geser menggunakan matos dan semen sangat berpengaruh terhadap
tanah ekspansif Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati, Semarang.
Nilai dari kuat geser yang ada membuat tanah ekspansif tersebut menjadi
lebih baik dengan penambahan semen dan matos yang ada.