bab iv hasil dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
1
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
1.1. Luas dan Letak Lokasi Penelitian
Wilayah Pohuwato pada mulanya merupakan bagian dari wilayah
Kabupaten Boalemo, namun sejak dikeluarkannya UU RI No. 6 Tahun 2003 maka
terbentuklah Kabupaten Pohuwato (bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten
Bone Bolango) yang mandiri. Menurut penjelasan UU tersebut luas wilayah
Pohuwato sebesar 4.244,31 Km2 atau 36,77 % dari total luas Provinsi Gorontalo
dengan kata lain yang terluas dari seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi
Gorontalo. Pada saat pembentukan Kabupaten Pohuwato terdiri dari lima
kecamatan, yaitu Popayato, Lemito, Marisa, Randangan, dan Paguat. Kabupaten
Pohuwato berkembang sangat pesat dan saat ini memiliki 13 kecamatan yang
terdiri dari Kecamatan Popayato, Popayato Barat, Popayato Timur, Lemito,
Wanggarasi, Marisa, Buntulia, Duhiadaa, Patilanggio, Randangan, Taluditi,
Paguat dan Dengilo. Visi Kabupaten Pohuwato adalah “Terwujudnya
kesejahteraan masyarakat Pohuwato di atas nilai spiritual melalui pembangunan
sumberdaya manusia dan pengembangan ekonomi kerakyatan”. Misi Kabupaten
Pohuwato “ Membangun kemitraan pemerintahan dan kerakyatan yang kuat, maju
dan berakhlak mulia”.
Secara geografis Kabupaten Pohuwato terletak antara 00.22’ - 00.57’
Lintang Utara dan 1210.23’ -1220.19’ Bujur Timur, secara administrasi batas
wilayah adalah sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Buol dan
Kabupaten Gorontalo Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Boalemo, sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Teluk Tomini dan sebelah
Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Parigi Moutong (Sulewesi tengah),
(BPS Kabupaten Pohuwato 2011).
Kecamatan Patilanggio merupakan salah satu dari 13 kecamatan yang ada
di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan ini terletak disebelah selatan marisa, Ibukota
2
Kabupaten Pohuwato. Kecamatan dengan luas wilayah 298,83 km² ini berbatasan
dengan Kecamatan Marisa di sebelah utara, Teluk Tomini di sebelah timur, Teluk
Tomini di sebelah selatan, serta Kecamatan Randangan di sebelah barat (Bappeda
Kabupaten Pohuwato,2012). Secara rinci lokasi penelitian disajikan pada Gambar
2 di bawah ini.
Gambar 2. Peta Lokasi PenelitianPeta Lokasi PenelitianKecamatan Patilanggio
3
1.2. Kondisi Iklim Wilayah Penelitian
Curah hujan pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan
iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu
jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan
curah hujan Tahun 2010 berkisar antara 38 mm sampai 378 mm.
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun
2010 suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 30,6°C sampai 32,9° C,
sedangkan pada malam hari berkisar antara 23,0°C sampai 24,9° C. Kelembaban
udara di Kabupaten Pohuwato relatif tinggi. Pada tahun 2010, kelembaban relatif
berkisar antara 72 % (Februari) sampai dengan 89 % (Maret). (BPS Kabupaten
Pohuwato, 2011).
1.3. Perkembangan Pertumbuhan Daerah
Pembangunan Kabupaten Pohuwato telah mengalami kemajuan yang
cukup pesat, hal ini ditunjukan oleh beberapa indikator antara lain adalah
peningkatan pertumbuhan ekonomi dari Tahun 2004 PDRB Kabupaten Pohuwato
atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 438.829 dan meningkat pada Tahun 2011
hingga mencapai sebesar Rp. 1.425.610, investasi daerah, peningkatan pendapatan
perkapita masyarakat, dan sarana prasarana.
Keberhasilan pemerintah daerah dalam memacu pembangunan diterapkan
melalui program-program yang terarah dan menyentuh langsung ke lapisan
masyarakat. Namun pembangunan yang merata ke seluruh wilayah tidak serta
merta dapat dilakukan mengingat keterbatasan yang dimiliki pemerintah daerah.
Pembangunan Ekonomi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan
serangkaian dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat Kabupaten Pohuwato (BPS Kabupaten Pohuwato, 2011).
1.4. Gambaran Penduduk Wilayah Penelitian
Penduduk adalah objek utama dari perencanaan pembangunan suatu
daerah. Kondisi kependudukan merupakan dasar untuk melakukan perencanaan,
4
evaluasi dan tindak lanjut hasil evaluasi. Gambaran penduduk Kabupaten
Pohuwato berdasarkan luas, jumlah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan
secara rinci disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk MenurutKecamatan di Kabupaten Pohuwato
KecamatanLuas Penduduk Kepadatan
PendudukKm² % Jumlah %
Popayato 90,92 2,14 9 775 7,16 107Popayato Barat 578,24 13,62 7 281 5,33 13Popayato Timur 723,74 17,05 8 137 5,96 11Lemito 619,50 14,60 11 789 8,63 19Wanggarasi 188,08 4,43 5 011 3,67 27Marisa 34,65 0,82 18 510 13,55 534Buntulia 375,64 8,85 9 238 6,76 25Duhiadaa 39,53 0,93 10 688 7,83 270Patilanggio 298,82 7,04 11 422 8,36 38Randangan 331,90 7,82 15 383 11,26 46Taluditi 159,97 3,77 7 407 5,42 46Paguat 560,93 13,22 16 111 11,80 29Dengilo 242,39 5,71 5 829 4,27 24
KabupatenPohuwato
4 244,31 100,00 136 581 100,00 32
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2012
Efektivitas besaran penduduk dalam setiap unit distrik atau kecamatan
sangat mempengaruhi perencanaan pembangunan oleh sebab itu penduduk
merupakan salah satu point yang tidak bisa dipisahkan dengan perencaan
pembangunan, untuk mempermudah dalam melihat besaran jumlah penduduk di
Kabupaten Pohuwato maka jumlah penduduk secara rinci dipersentasikan dalam
diagram chart pada Gambar 2 di bawah ini.
5
T
Tabel 1. dan Gambar 2 menunjukkan bahwa luas wilayah terbesar yakni di
Kecamatan Popayato Timur dengan luas wilayah 733,74 km²dengan persentase
17,05% dan yang terrendah di Kecamatan Marisa dengan luas wilayah 34,65 km²
dengan persentase 0,82% selanjutnya untuk jumlah penduduk terbesar yakni di
Kecamatan Marisa dengan jumlah 18.510 jiwa dengan persentase 13,55%
(kuning) dan yang terrendah adalah Kecamatan Wanggarasi dengan jumlah 5011
jiwa dengan persentase 3,67% (biru tua) dan selanjutnya untuk kepadatan
penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Marisa dengan jumlah kepadatan
penduduk sebesar 534 per km². Jumlah penduduk di Kecamatan Patilanggio
sebesar 11.422 jiwa yang terbagi atas 6 desa yaitu Desa Iloheluma, Dudepo,
Balayo, Manawa, san Suka Makmur.
1.5. Aktivitas Pertanian Wilayah Penelitian
Aktivitas pertanian merupakan segala kegiatan manusia yang termasuk di
dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan.
Kabupaten Pohuwato mempunyai luas penggunaan lahan pertanian yang cukup
luas terdapat pada penggunaana lahan tegalan dengan luas lahan mencapai 48,655
ha dan penggunaan lahan terrendah terdapat pada penggunaan lahan tadah hujan
sebesar 681 ha. Kegiatan pertanian masih merupakan komponen yang
memberikan kontribusi baik untuk pekerjaan maupun penggunaan lahan.
7.16 5.33
5.96
8.63
3.67
13.55
6.767.838.36
11.26
5.42
11.84.27
Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Pohuwato
Popayato Popayato Barat Popayato Timur Lemito Wanggarasi
Marisa Buntulia Duhiadaa Patilanggio Randangan
Taluditi Paguat Dengilo
Gambar 2. Persentase jumlah penduduk Kabupaten Pohuwato, 2011
6
Penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Pohuwato di sajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Penggunaan Lahan Pertanian Kabupaten Pohuwato
No Uraian Luas Lahan Pertanian (Ha)1. Lahan Pertanian
a. Sawah 3.642
b. Tadah hujan 681
c. Pekarangan 5.051
d. Tegal 48.655
e. Ladang 13.163
2. Lahan Perkebunan 21.913
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato setelah diolah, 2011
Penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Pohuwato dengan luas lahan
pertanian terbesar terdapat pada lahan tegal dengan luas lahan 48,655 ha dan lahan
peranian dengan luas lahan terendah adalah lahan tadah hujan dengan luas lahan
sebesar 681 ha.
Usahatani dalam hal ini mencakup dari pengolahan lahan sampai dengan
pemasaran yang tentunya sangat membutuhkan sarana dan prasarana pendukung
untuk tercapainya harapan yang sesuai dengan keinginan petani. Sarana dan
prasarana pendukung dalam bidang pertanian di Kabupaten Pohuwato dapat
dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.
7
Tabel 3. Sarana/Prasarana Produksi Pertanian di Kabupaten Pohuwato
No Sarana dan PrasaranaProduksi Pertanian
Volume Lokasi
1. Pengadaan alat pengolah pupukorganik
2 unit Randangan
2. Pengadaan alat angkut roda 31 unit Randangan
3. Pengadaan perontok jagung8 unit Popayato Barat, Popayato,
Randangan, Lemito,Patilanggio, Duhiadaa
4. Pengadaan pemipil jagungberkolobot dan sarana lainnya
2 unit Patilanggio, Randangan
5. Pengadaan Tractor mini roda 4(KCR 140)
3 unit Dinas Pertanian
6. Pengadaan Hand Tractor 5 unit Dinas Pertanian, Patilanggio
7. Pembangunan/Pengembanganjalan pertanian
14 Km Marisa, Patilanggio,Randangan, Taluditi
8. Pembangunan gedung cadanganpangan
1 unit Randangan
9. Pembangunan lantai jemur dangudang
1 paket Taluditi
10. Saprodi Jagung 213 Ha Patilanggio, Lemito
11. Kegiatan Penanganan Pasca Panenda Pengolahan Hasil PertanianPengadaan mesin penggilingjagung
5 unit Dinas Pertanian KabupatenPohuwato
12. SL-PTT Jagung Hibrida 2250 Ha 13 Kecamatan
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan, 2011
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana produksi
pertanian di Kabupaten Pohuwato telah dilaksanakan dengan jumlah prasarana
terbanyak pada perontok jagung 8 unit yang tersebar di Kecamatan Popayato,
Popayato Barat, Randangan, Lemito, Patilanggio dan Duhiadaa untuk sarana
produksi jagung sebesar 213 ha dan untuk SL-PTT jagung hibrida dengan luas
lahan sebesar 2250 ha.
8
2. Konsep Agropolitan2.1. Sembilan (9) Pilar Program Agropolitan di Kecamatan Patilanggio
Kabupaten Pohuwato
Kegiatan revitalisasi pertanian di Provinsi Gorontalo tertumpu pada 9
faktor yang dikenal sebagai pilar yang dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat/petani dan stakeholder yang sekaligus menjadi indikator pertanian
modern dalam pembangunan pertanian melalui program agropolitan berbasis
tanaman jagung. Sembilan pilar ini terintegrasi dalam suatu perencanaan dan
koordinasi dalam mendukung program agropolitan, secara rinci 9 pilar agropolitan
dijelaskan sebagai berikut.
2.1.1. Alsintan dan Angkutan Agropolitan
Alat dan mesin pertanian merupakan input penting dan utama bahkan
diklaim sebagai yang terpenting dalam usaha pertanian. Ada tiga sumber
tenaga yang umumnya digunakan yaitu alat dan mesin, manusia dan hewan dan
tenaga mesin. Di Negara-negara berkembang 80% tenaga yang digunakan
dalam usaha pertanian yaitu tenaga manusia. Sementara di negara-negara maju
lebih dominan penggunaan mesin-mesin bertenaga sedangkan penggunaan
tenaga manusia sangat kurang. Penggunaan alat-alat dan mesin-mesin
bertenaga di bidang pertanian disebut mekanisasi pertanian. Tingkat
penggunaan, pemilihan peralatan dan mesin serta penggunaan yang tepat dari
input mekanisasi secara langsung dan signifikan berpengaruh pada
produktivitas lahan, tenaga kerja, keuntungan usahatani, lingkungan dan yang
terenting kualitas kehidupan dari petani. Pemerintah Provinsi Gorontalo
menetapkan strategi dalam upaya mekanisasi pertanian dengan menyediakan
alat mesin pertanian (alsintan) melalui unit Usaha Pelayanan Jasa Alsintan
(UPJA) yang bekerjasama dengan BUMD dan swasta.
Kegiatan ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam upaya
memberikan pelayanan kepada petani baik untuk kegiatan pra panen maupun
pasca panen. Penyediaan alat dan mesin pertanian di Kabupaten Pohuwato
9
telah dilaksanakan dengan adanya pengadaan beberapa alat dan mesin
pertanian antara lain hand traktor/traktor roda dua di Kecamatan patilanggio,
pemipil jagung berjumlah 2 unit di Desa Suka Makmur dan Desa Manawa,
traktor roda empat berjumlah 3 buah yang disediakan langsung oleh Dinas
Pertanian Kabupaten Pohuwato dan perontok jagung berjumlah 8 unit
Angkutan Agropolitan di Kabupaten Pohuwato belum ada.
2.1.2. Penyediaan Dana Penjaminan Petani
Penyediaan Dana Penjaminan untuk petani di Kabupaten Pohuwato
dilaksanakan berdasarkan program-program tertentu salah satunya adalah
Pengelolaan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), akan tetapi secara
keseluruhan untuk penyediaan dana penjaminan pada petani di Kabupaten
Pohuwato belum dilaksanakan baik ditingkat kabupaten, kecamatan sampai ke
tingkat desa.
2.1.3. Saprodi
Pengadaan sarana produksi pertanian di Kabupaten Pohuwato telah di
adakan oleh pemerintah daerah sampai ke petani melalui kelompok-kelompok
tani yang sudah dibentuk. Pengadaan saprodi untuk petani ini antara lain benih
(jagung Bisi 2), pupuk (NPK, Ponska, Urea). Pemberian saprodi ini dilakukan
setahun sekali tergantung pada petani di ambil pada musim tanam pertama atau
ke dua, untuk pemberian saprodi, disesuaikan dengan luas tanam petani.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petani yang bekerjasama
dengan petugas hama.
2.1.4. Pemasaran
Pemasaran hasil produksi jagung di Kabupaten Pohuwato dilakukan
dengan kegiatan promosi dan kerjasama dengan pengusaha diluar daerah
maupun diluar negeri. Penetapan harga jagung di Kabupaten Pohuwato masih
mengikuti tetapan harga di tingkat Provinsi. Tetapan harga dsar jagung melalui
surat keputusan Gubernur Provinsi Gorontalo nomor: 370 tahun 2002 adalah,
1) Rp. 700/kg, 2) 800/kg, 3), selanjutnya pada Tahun 2006 pemerintah
10
mengeluarkan kembali kebijakan harga dasar jagung yang telah disesuaikan
menjadi 850/kg dan 950/kg dengan kadar air 17%, selanjutnya tetapan harga
dasar jagung sesuai dengan SK Gubernur 2012 sebesar Rp. 1.800/kg dengan
kadar air 17%. Harga jagung di Kabupaten Pohuwato 2100/kg. Hal ini untuk
mendorong petani tetap melakukan produksi jagung dilahan pertanian
produktif. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Pohuwato, 2012.
2.1.5. Sarana Irigasi dan Akses Agropolitan
Tanaman jagung ditanam dilahan-lahan kering yang ketersediaan airnya
tergantung pada curah hujan. Adaya batas yang tegas antara musim kemarau
dan musim penghujan menyebabkan frekuensi penanaman maksimum 2 kali
dalam setahun. Masalah kekurangan air selalu menghantui petani yang
berakibat keada ketidakpastian usahatani. Berdasarkan masalah yang dihadapi
petani inilah pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur seperti irigasi
yang disesuaikan dengan potensi setiap wilayah baik pemanfaatan air
permukaan maupun air bawah tanah. Pembangunan irigasi di Kabupaten
Pohuwato telah dilaksanakan yang berlokasi di Kecamatan Patilanggio dan
Kecamatan Duhiadaa.
Pembangunan sarana irigasi disesuaikan dengan potensi setiap wilayah
baik pemanfaatan air permukaan maupun air bawah tanah. Sarana irigasi ini
merupakan salah satu kebutuhan petani dalam berusaha tani guna untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman, sarana irigasi di Kabupaten Pohuwato
yang telah dilaksanakan memiliki luas 3000 m yang tersebar di Kecamatan
Duhiadaa, Buntulia, Paguat dan Suka Makmur. Sarana irigasi di Kecamatan
Patilanggio masih merupakan lingkup layanan irigasi dari Kecamatan
Randangan, oleh karena itu sarana irigasi belum tersedia di Kecamatan
Patilanggio.
Akses jalan Agropolitan di Kabupaten Pohuwato telah dilaksanakan
sejak Tahun 2003 dengan jarak 14 KM yang tersebar di Kecamatan Patilanggio
dan Randangan. Akses Jalan Agropolitan di Kecamatan Patilanggio dapat
11
dilihat pada Gambar 20 di bawah ini.
2.1.6. Show Window
Show Window jagung dibentuk untuk mendekatkan pelayanan teknologi
sekaligus sebagai percontohan kepada petani/kelompok tani yang sekaligus
berperan sebagai cerminan pembangunan infrastruktur pembangunan
agropolitan berbasis tanaman jagung di Kabupeten Pohuwato. Show Window
jagung di Kabupaten Pohuwato terletak di Kecamatan Patilanggio dengan luas
tanam sebesar 68.486 ha, luas panen 64. 760 dengan produksi 330.342 ton pada
Tahun 2012.
2.1.7. Peningkatan SDM Pertanian
Keberhasilan Agropolitan sangat tergantung pada sumber daya manusia
yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan Agropolitan
seperti petani, petugas pertanian dan pihak swasta. Sumberdaya Manusia
pertanian merupakan pendukung utama dalam keberhasilan pembangunan
pertanian itu sendiri sehingga langkah yang dilakukan adalah melaksanakan
kegiatan yang mengarah pada peningkatan kemandirian petani/kelompok tani
dan peningkatan kuantitas dan kualitas penyuluh/petugas. Keberhasilan
Agropolitan ini sangat tergantung kepada SDM yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam kegiatan Agropolitan seperti petani, petugas pertanian
dan pihak swasta. Strategi yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas SDM
pertanian adalah meningkatkan kualitas petugas pertanian melalui pendidikan
Gambar 3. Akses jalan Agropolitan
Kabupaten Pohuwato
12
dan latihan jangka pendek dan jangka panjang serta membangun sekolah-
sekolah lapang dan training bagi petani baik didalam maupun luar daerah.
SDM pertanian merupakan pendukung utama dalam keberhasilan
pembangunan pertanian itu sendiri sehingga langkah yang dilakukan adalah
kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kemandirian petani/kelompok
tani dalam berusahatani dan peningkatan kuantitas serta kualitas penyuluh
dengan mengikutkan para penyuluh pertanian pada kegiatan pelatihan dasar
penyuluhan yang dilaksanakan dalam bidang pertanian. Peningkatan SDM
pertanian juga dilakukan kepada aparat/petugas dengan pemberian beasiswa
D3, S1 dan untuk petani dilakukan kegiatan penyuluhan serta sekolah lapang
pengganggu hama terpadu (SL-PHT) dan sekolah lapang tanaman terpadu (SL-
PTT) yang dilaksanakan seminggu sekali selama 12 kali pertemuan melalui
kelompok tani.
2.1.8. Maize Center
Penelitian dan pengembangan jagung di dunia mengalami perkembangan
yang cukup pesat.Kegiatan penelitian ini dilaksanakan baik oleh lembaga-
lembaga Pemerintah maupun swasta. Lembaga Internasional yang
melaksanakan kegiatan penelitian jagung diantaranya adalah Centro
Internacional de Mejoramiento de Maize Trigo (CYMMYT) atau International
Maize and Wheat Improvement Center di Mexico. Di Indonesia, penelitian
jagung dilaksanakan oleh Balai Penelitian Jagung dan Serealia, Maros,
Sulawesi Selatan, yng merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian, di Gorontalo, Balitbang Pertanian memiliki Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Institusi ini telah menjadi sumber
teknologi jagung.
Maize Center merupakan pusat informasi dan pembelajaran jagung
bertaraf internasional. pusat informasi jagung di Provinsi Gorontalo tepatnya
di Balai Penelitian dan Informasi Jagung (BPIJ) yang berada di Desa Moutong
Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, kompleks MAN Insan
Cendekia, akan tetapi para petani di Kabupaten Pohuwato belum terlalu
13
memahami keberadaan maize center di Provinsi Gorontalo ini.
2.1.9. Perencanaan dan Koordinasi
Perencanaan dan kordinasi dilakukan untuk efektifitas dan efisien
dalam pembangunan baik dalam bentuk pembangunan infrastruktur maupun
pengadaan saprodi untuk petani/kelompok tani. Perencanaan program
Agropolitan di Kabupaten Pohuwato sudah terkoordinasi sampai ketingkat
petani. Perencaan program yang dilakukan oleh pemerintah provinsi yang
dilaksanakan melalui rapat antar instansi se Provinsi Gorontalo yang kemudian
oleh daerah dirapatkan kembali bersama pemerintah daerah sampai ke
kecamatan dan di implementasikan sampai ke tingkat desa kepada para
petani/kelompok tani. Perencanaan program telah dilaksanakan maka
dilakukan kembali rapat koordinasi antar instansi se Provinsi Gorontalo.
2.2. Konsep Agropolitan Model Friedman di Kecamatan Patilanggio
Kabupaten Pohuwato
Konsep pengembangan wilayah agropolitan (termasuk didalamnya distri-
distrik agropolitan) bukan saja diarahkan untuk membangun sektor pertanian yang
tangguh, tetapi juga memperbaiki arah dan dasar-dasar pertumbuhan daerah
secara konsisten dalam program jangka panjang. Hal ini memberikan terobosan
bagi Pemerintah daerah untuk tidak memilih berbagai arah dan tujuan
pembangunan yang terlalu banyak dan dibuat sangat kompleks.
Kondisi yang diperlukan adalah pembangunan pedesaan untuk mengurangi
kesenjangan pertumbuhan desa-kota melalui keterkaitan yang saling
menguntungkan dan penyamaan dasar kemitraan berusaha. Sering masalah sosial-
budaya menjadi kendala dalam penyamaan kemitraan untuk membangun
pertumbuhan wilayah yang saling menguntungkan ini. Dalam kaitan ini
pembangunan desa-desa dan kota-kota tani dalam program transmigrasi dapat
dirancang untuk memulai penyamaan kemitraan dalam mengurangi kesenjangan
spatial pertumbuhan desa-kota.
Efektifitas besaran penduduk dalam setiap unit distrik agropolitan sangat
tergantung kepada skala efisiensi produk komoditas pertaniannya yang pada
14
akhirnya memberikan dampak kepada jaminan besaran tingkat pendapatan
perkapita penduduknya. Konsep Agropolitan menurut Friedman memiliki 7 model
yaitu:
2.2.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dalam suatu wilayah menjadi salah satu karakteristik
dalam konsep agropolitan menurut Friedman karena besaran penduduk dalam
distrik agropolitan sangat tergantung pada skala efisiensi produk komoditas
pertaniannya yang pada akhirnya memberikan dampak kepada jaminan besaran
tingkat pendapatan perkapita penduduknya. Jumlah penduduk Kabupaten
Pohuwato per Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut KecamatanKecamatan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Popayato
Lemito
Randangan
Taluditi
Patilanggio
Marisa
Paguat
Popayato Barat
Popayato Timur
Buntulia
Duhiadaa
Wanggarasi
Dengilo
20.498
13.211
12.381
6.380
7.195
29.004
17.791
-
-
-
-
-
-
21.117
13.809
12.237
5.627
7.330
30.141
18.283
-
-
-
-
-
-
21.999
14.401
13.071
6.321
8.031
31.816
19.012
-
-
-
-
-
-
21.972
4.064
12.733
6.394
7.520
32.788
19.538
-
-
-
-
-
-
8.706
10.755
15.148
7.919
8.058
10.085
14.750
6.806
7.830
9.672
10.085
4.688
5.188
9.206
11.005
15.398
8.014
8.608
16.767
14.758
6.956
7.725
9.697
10.105
4.863
5.193
9.499
11.725
14.462
6.985
9.043
18.064
16.034
7.173
7.955
10.688
11.240
5.027
5.724
9.775
11.789
15.383
7.407
11.422
18.510
16.111
7.281
8.137
9.238
10.688
5.011
5.829
Total (Jiwa) 106.865 108.544 114.650 115.760 123.726 128.049 133.619 136.581
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2004-2012
Berdasarkan Tabel 4 diatas bahwa pada Tahun 2004 jumlah penduduk
Kabupaten Pohuwato terus meningkat yang di dominasi oleh Kecamatan
Marisa dengan jumlah penduduk terbanyak berjumlah 29.004 jiwa dan pada
Tahun 2007 berjumlah 32.788 jiwa, pada Tahun 2008 terjadi pemekaran dari 7
kecamatan menjadi 13 kecamatan, tetapi setelah Kabupaten pohuwato
menjadi 13 kecamatan jumlah penduduk menurun. Jumlah penduduk
15
Kecamatan Marisa menurun menjadi 10.085 jiwa dan terus meningkat sampai
dengan sekarang berjumlah 18.510 jiwa. Jumlah penduduk terrendah dari
Tahun 2004-2007 adalah Kecamatan Taluditi dengan jumlah 6.380-6.394 jiwa
dan pada Tahun 2008 jumlah penduduk terrendah adalah Kecamatan
Wanggarasi dengan jumlah 4.688-5.011 jiwa. Namun secara umum terjadi
pningkatan jumlah penduduk Kabupaten Pohuwato dari Tahun 2004-2011
sebesar 106.865-136-581 jiwa.
Khusus jumlah penduduk di Kecamatan Patilanggio Tahun 2004
berjumlah 7.195 jiwa belum sesuai dengan konsep pembangunan agropolitan
berdasarkan Friedman, namun pada Tahun 2011 sudah memenuhi syarat
berdasarkan konsep Friedman yaitu > 10.000 jiwa yakni 11.422 jiwa.
2.2.2. Pusat Pelayanan
Pusat pelayanan merupakan salah satu karakteristik dari konsep
agropolitan menurut Friedman. Pusat pelayanan sangat penting bagi
masyarakat karena memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi langsung
dengan pemerintah serta mudah dalam menyelesaikan segala urusan terutama
urusan maupun kegiatan dalam bidang pertanian, seperti pusat pelayanan
usahatani (pembudidayaan), pemasaran, lembaga penunjang (kelompok tani,
BP3K, Toko Sarana Produksi Pertanian), untuk pengolahan hasil di Kecamatan
Patilanggio belum tersedia. Pusat pelayanan di Kabupaten Pohuwato masih
bisa dijangkau dengan mengendarai sepeda maupun sepeda motor. Jarak pusat
pelayanan setiap Kecamtan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
16
Tabel 5. Jarak antara Ibukota Kabupaten Pohuwato dengan IbukotaKecamatan
Kecamatan Jarak(km)
Distance(km)
(1) (2)Marisa – Popayato 88Marisa – Dudewulo 10
3Marisa – Maleo 84Marisa – Lemito 69
Marisa – Wonggarasi Timur 44Marisa – Patilanggio 14Marisa – Buntulia Utara 7Marisa – Padengo 6Marisa – Randangan 33Marisa – Taluditi 93Marisa – Paguat 18
Marisa – Popaya 27
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2011
Jarak antara ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan dilihat pada
Tabel 5 di atas bahwa jarak yang paling jauh antara ibukota Kabupaten
Pohuwato (Marisa) dengan ibukota Kecamatan Taluditi dengan jarak 93 km
dan yang paling dekat adalah jarak antara ibukota Kabupaten (Marisa) dengan
ibukota Kecamatan Padengo yang berjarak 6 km, untuk jarak antara ibukota
Kabupaten Pohuwato (Kecamatan Marisa) dengan ibukota Kecamatan
Patilanggio adalah 14 km.
Berdasarkan hasil penelitian lapangan bahwa pusat layanan terjangkau
dengan kendaraan roda 2 dan roda 4, hal ini ditunjang dengan fasilitas jalan
yang sudah baik (aspal) serta tersedianya tempat sarana produksi pertanian.
Secara rinci kondisi jalan dan ketersediaan sarana produksi pertanian tersebut
disajikan pada Gambar 3, 4 dan 5 di bawah ini.
17
Jalan merupakan akses yang menghubungkan antara satu wilayah
dengan wilayah lainnya oleh sebab itu jalan merupakan salah satu yang harus
diperhatikan dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah khususnya pada
perencanaan pembangunan kawasan agropolitan.
2.2.3. Fasilitas Publik
Fasilitas pelayanan publik di Kabupaten Pohuwato terdiri dari pusat
pelayanan publik standar yang terdiri dari pasar, sekolah (SD, SMP, SMA),
fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas olah raga, pusat pelayanan pemerintah
seperti Kantor Camat, Kantor Pos dan Telekomunikasi, Kantor Polisi, Pusat
Perkantoran dan Bisnis, dan terminal Angkutan, untuk pusat pelayanan publik
standar (sekolah SD, SMP, SMA), setiap tahun meningkat lebih jelasnya
jumlah sekolah dari SD, SMP dan SMA dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah
ini.
Gambar 4. Akses jalan di Kecamatan Marisa Gambar 5. Akses jalan/jembatan di Kecamatan Patilanggio
18
Tabel 6. Jumlah Sekolah di Kabupaten Pohuwato
No TahunJumlah Sekolah
SD SMP SMA
1. 2004 101 25 9
2. 2005 103 27 11
3. 2006 105 31 11
4. 2007 112 42 11
5. 2008 119 44 14
6. 2009 117 45 19
7. 2010 122 47 21
8. 2011 121 46 23
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2011
Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah sekolah di Kabupaten Pohuwato
yang terbagi atas SD, SMP dan SMA/sederajat dengan jumlah terbanyak
untuk SD terdapat pada Tahun 2010 dengan jumlah 122 buah dan terrendah
pada Tahun 2004 dengan jumlah 101 buah, untuk SMP jumlah tertinggi pada
Tahun 2010 berjumlah 47 buah dan terrendah pada Tahun 2004 berjumlah 25,
selanjutnya jumlah sekolah untuk SMA dengan jumlah tertinggi pada Tahun
2011 yang berjumlah 23 buah dan terrendah pada Tahun 2004 dengan jumlah
9 buah.
Sekolah merupakan fasilitas pelayanan publik standar sebagai wadah
bagi masyarakat untuk menimbah ilmu guna untuk meningkatkan
sumberdaya manusia (SDM). Sekolah juga merupakan salah satu fasilitas
pelayanan publik yang sangat mempengaruhi perencanaan pembagunan.
Keadaan sekolah SD, SMP dan SMA di Kabupaten Pohuwato khususnya
pada Kecamatan Patilanggio dapat dilihat pada Gambar 7, 8 dan 9 yang
disajikan di bawah ini.
19
Fasilitas pelayanan kesehatan, kantor camat, kantor pos, kantor polisi,
pusat perkantoran dan terminal angkutan merupakan fasilitas pelayanan
publik yang dapat membantu komunikasi antar masyarakat dan pemerintah,
fasilitas pelayanan ini dapat dilihat pada Gambar 11, 12, 13, 14, 15, 16 dan 17
di bawah ini.
Gambar 8. SMKN. 1 Patilanggio
Gambar 6. SDN Dulomo Kec. Patilanggio Gambar 67 SMP Negeri. 1 Patilanggio
20
Kantor Camat merupakan fasilitas pelayanan publik yang digunakan
untuk membantu masyarakat dalam hal administrasi dan hal-hal yang masih
berhubungan dengan kecamatan. Kantor Camat Patilanggio sampai dengan saat
ini masih aktif dan masih dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kepolisian Negara merupakan suatu tempat yang dibentuk untuk
melindungi masyarakat dari kekerasan, ketidakadilan berdasarkan hukum dan
undang-undang yang berlaku. Sektor Patilanggio yang terletak di jalan Trans
Sulawesi di Kecamatan Patilanggio dan Resor Pohuwato yang berada di
Kecamatan Marisa sampai sekarang masih dimanfaatkan oleh masyarakat dan
pemerintah terkait.
Gambar 11. Resor Pohuwato
Gambar 9. Kantor Camat Patilanggio Gambar 10. Sektor Patilanggio
21
Pusat Kesahatan Masyarakat (PUSKESMAS) merupakan pusat
pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan, PUSKESMAS Patilanggio
yang terletak di Jalan Lingkar Patilanggio yang beraktivitas dan melakukan
pelayanan pada masyarakat dari hari senin sampai dengan hari jum’at.
Pusat Perkantoran di Kabupaten Pohuwato terletak sangat strategis di
Kecamatan Marisa yang di tata dengan baik guna mempermudah masyarakat
maupun pengunjung dari luar daerah untuk langsung ke kantor-kantor yang
ingin dituju karena letak kantor hanya ada dalam satu area.
Pasar merupakan tempat berkumpulnya pembeli dan penjual yang
melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelompok produk tertentu.
Pasar Marisa merupakan pusat perbelanjaan yang terletak sangat strategis dan
terbesar di Kabupten Pohuwato.
Gambar 12. PUSKESMAS Patilanggio Gambar 13. Pusat Perkantoran
Gambar 14. Pasar Marisa Kab. Pohuwato
22
Salah satu fasilitas pelayanan publik adalah terminal bus. Terminal bus
merupakan pusat masyarakat yang melakukan perjalanan jauh antar
kabupaten dengan menggunakan angkutan umum penumpang. Terminal bus
di Kabupaten Pohuwato hanya ada di Kecamatan Marisa, khusus untuk
Kecamatan Patilanggio belum tersedia.
Kantor pos merupakan tempat pengiriman berupa surat, barang dan
sejenisnya yang dilakukan antar daerah maupun Provinsi, Kabupaten
Pohuwato memiliki salah satu Kantor Pos yang terletak di Kecamatan Marisa
dan sampai sekarang masih aktif digunakan oleh masyarakat, kantor pos ini
belum tersedia di Kecamatan Patilanggio.
2.2.4. Jarak Antar Kecamatan
Setiap pusat kecamatan dihubungkan dengan pusat kecamatan lainnya
dalam suatu wilayah kabupaten dengan jaringan akses jalan yang memadai
yang memungkinkan untuk dilewati, para pejalan kaki, pengendara sepeda,
sepeda motor, mobil, kendaraan yang ditarik hewan, bus maupun truk. Jarak
antar kecamatan dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7. Jarak Antar Kecamatan se Kabupaten Pohuwato
Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131. Popayato …
2. Pop Barat 15 …
3. Pop Timur 2 19 …
4. Lemito 19 34 15 …
5. Wanggarasi 44 59 40 25 …
6. Marisa 88 103 84 69 44 …
7. Patilanggio 74 89 70 55 30 14 …
8. Buntulia 81 96 77 62 37 7 9 …
9. Duhiadaa 82 97 78 63 38 6 8 1 …
10. Randangan 55 70 51 36 11 33 19 26 27 …
11. Taluditi 77 92 73 58 33 63 41 48 49 22 …
12. Paguat 112 121 102 87 62 18 32 25 24 51 81 …
13. Dengilo 115 130 111 96 71 27 41 34 33 60 90 9 …
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2011
23
Tabel 7 menunjukkan bahwa jarak antar kecamatan se Kabupaten
Pohuwato dengan jarak yang cukup jauh adalah jarak antara Kecamatan
Popayato Barat dengan Kecamatan Dengilo jarak 130 km.
2.2.5. Ketersediaan Energi Listrik
Ketersediaan energi listrik juga merupakan salah satu karakteristrik dari
konsep agropolitan yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan suatu
wilayah, kerena energi listrik ini dibangun untuk kebutuhan rumah tangga dan
pelayanan publik. Ketersediaan energi listrik di Kabupaten Pohuwato dapat
dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Unit di Kabupaten Pohuwato
Unit 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Ranting Marisa 2.959 3.232 3.348 3.422 3.349 3.653 3.724 -
Sub Ranting Paguat 2.431 2.576 2.623 2.728 2.623 2.828 2.866 -
Sub RantingManunggal Karya
750 806 862 1.089 862 1.120 1.140 -
Sub Ranting PancaKarya
441 485 500 517 500 583 583 -
Sub RantingIloheluma
242 254 267 282 267 328 329 -
Sub Ranting Lemito 1.772 1.867 1.947 2.369 1.947 2.431 2.452 -
Sub RantingMolosifat
406 433 436 472 436 495 495 -
Jumlah 9.001 9.653 9.983 10.879 9.984 11.438 11.589
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2004-2010
Tabel 8 ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten
Pohuwato telah menggunakan listrik dari Tahun 2004-2008 dengan jumlah
pelanggan sebesar 9.001-10.879 dan pada Tahun 2008 jumlah pelanggan listri
menurun dengan jumlah 9.984, selanjutnya meningkat lagi pada Tahun 2009-
2010 dengan jumlah 11.438-11.589. Energi listrik di kecamatan Patilanggio
dilayani melalui sub ranting Iloheluma yang jumlah pelanggannya terus
meningkat dari Tahun 2005 sampai dengan 2010 yakni 242-329 pelanggan
listrik.
Listrik merupakan salah satu energi yang sangat mempengaruhi
24
aktivitas masyarakat maupun pemerintah. Listrik juga merupakan salah satu
kebutuhan rumah tangga dalam hal penyinaran serta untuk alat komunikasi,
untuk pemerintah dapat mempermudah pelayanan kepada masyarakat dalam
hal administrasi. Jaringan listrik di Kabupaten Pohuwato dapat di lihat pada
Gambar 18 di bawah ini.
Gambar 15. Jaringan Energi Listrik di Kecamatan Patilanggio
2.2.6. Ketersediaan Industri
Industri merupakan suatu kegiatan usaha yang yang dilakukan dengan
mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi guna untuk meningkatkan nilai
tambah suatu produk, di Kabupaten Pohuwato belum tersedia industri yang
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang berbahan dasar jagung,
sama halnya di Kecamatan Patilanggio semenjak dicanangkan program
agropolitan di Kabupaten Pohuwato sampai dengan sekarang Kecamatan
patilanggio belum mempunyai industri.
2.2.7. Program Ekonomi Berimbang
Untuk mencapai tujuan menumbuh kembangkan ekonomi rakyat yang
ditetapkan adalah dengan meningkatkan ketersediaan pangan dan pengelolaan
kelembagaan pertanian di setiap wilayah serta meningkatkan pengelolaan
secara kelembagaan terhadap penanganan pasca panen dan pemasaran hasil
pertanian. Sektor pertanian merupakan pemicu utama pertumbuhan ekonomi
25
di Kabupaten Pohuwato. Pendekatan Pertumbuhan ekonomi didasarkan pada
PDRB Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.
Tabel. 9 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pohuwato MenurutLapangan Usaha (Jutaan Rupiah)
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2007-2012
Berdasarkan Tabel 9 di atas bahwa terjadi peningkatan melalui PDRB 5
tahun terakhir, dari 9 sektor penyumbang PDRB sektor pertanian yang terbesar.
Tahun 2011 kontribusi pertanian sebesar 42,11%, namun belum sepenuhnya
berasal dari program agropolitan.
B. Pembahasan1. Implementasi Sembilan (9) Pilar Agropolitan di Kecamatan Patilanggio
Kabupaten Pohuwato
Pencanangan Agropolitan sekaligus pengukuhan Provinsi Gorontalo
sebagai penyangga Pangan Nasional yang sejalan dengan Visi Provinsi Gorontalo
untuk mewujudkan masyarakat mandiri. Visi Agropolitan Jagung yaitu
No Sektor Tahun2007 2008 2009 2010 2011 %
1 Pertanian 315.596 383.877 439.022 510.884 600.368 42,11
2 Pertambangan 5.090 5.915 6.802 7.238 7.988 0,56
3 Industri &Pengolahan 35.701 47.391 56.669 64.997 73.616 5,16
4 Listrik, gas &air 6.670 6.738 7.144 7.999 8.970 0,63
5 Bangunan 35.904 46.979 56.180 62.373 69.053 4,84
6 PerdaganganHotel&Restoran 107.835 125.158 143.079 164.680 199.480 13,99
7 Pengangkutan& Komunikasi 23.467 32.234 36.140 40.369 45.386 3,18
8Keuangan,Persewaan &Jasa Perusahaan
78.518 99.764 115.997 136.397 153.922 10,80
9 Jasa-jasa 103.596 140.490 175.312 211.095 266.823 18,72
Jumlah 712.378 888.546 1.036.344 1.206.033 1.425.610 100%
26
“mewujudkan Masyarakat di Bidang Ekonomi melalui Pengembangan Maize
Based Economy (Ekonomi Berbasis Jagung)”, dengan misi yaitu:
1. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi berbasis
jagung.
2. Memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan produksi dan
produktivitas komoditas pertanian serta menghasilkan produk-produk olahan
melalui pengembangan sistem agribisnis yang efisien.
3. Mewujudkan Gorontalo sebagai Pusat Celebes Corn Belt (Sabuk Jagung
Sulawesi) dalam upaya mmperkuat ketahanan pangan nasional.
Tujuan dari Agropolitan yaitu: 1). Meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani melalui optimalisasi pemanfaatan lahan dan teknologi, 2).
Memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan dalam mendukung percepatan
pembangunan wilayah, 3). Memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan luar
negeri, 4). Mewujudkan Gorontalo sebagai pusat Celebes Corn Belt (Muhammad
dan Akuba, 2007:90). Langkah awal membangun Agropolitan adalah meumuskan
visi, misi, tujuan dan strategi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Langkah
selanjutnya melakukan analisis eksternal dan internal yang dikenal dengan
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) dan merumuskan
strategi. Keluaran Analisis SWOT yaitu strategi yang disebut 9 Pilar Agropolitan.
1.1. Penyediaan Alat, Mesin Pertanian dan Angkutan Agropolitan
Pemerintah Provinsi menyediakan alsintan di setiap daerah
Kabupaten/kota dengan alat mesin pertanian seperti traktor, alat pemipil
jagung, PATM dan angkutan Agropolitan namun tidak semua kelompok tani
mendapatkan alsintan sesuai dengan lamanya kelompok tersebut berusahatani
dan tingkat kebutuhan yang sesuai dengan luas lahan yang tersedia disetiap
kelompok. Ada juga alsintan yang disediakan oleh pemerintah namun dalam
bentuk sewa dimana petani yang ingin menggunakan alsintan seperti traktor di
lalu menyewa sesuai kesepakatan antara kedua pihak. Penyediaan alat mesin
pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi dan mempercepat
proses pembudidayaan.
27
Penyediaan Alsintan ditingkat Provinsi telah teralisasi sampai di tingkat
daerah khususnya di daerah Kabupaten Pohuwato telah diadakan alat mesin
pertanian seperti traktor roda empat 3 buah yang disediakan oleh Dinas
Pertanian Kabupaten Pohuwato yang disewakan pada petani, traktor roda dua 2
buah di Kecamatan Patilanggio, alat pemipil jagung 2 unit di Desa Manawa
dan Suka Makmur serta alat perontok jagung 8 unit di Kecamatan Popayato,
Kecamatan Popayato Barat, Kecamatan Lemito, Kecamatan Randangan,
Kecamatan Duhiadaa dan Kecamatan Patilanggio. Penyediaan alat mesin
pertanian ini dilakukan tidak kesemua kelompok tani tetapi diberikan ke
kelompok yang sudah lama berusahatani dengan luas lahan yang lebih besar
diantara kelompok tani lain serta kemampuan petani dalam mengoperasikan
alat mesin pertanian. Dalam rangka meningkatkan efisiensi pengangkutan
hasil-hasil produksi pertanian dalam wilayah pengembanagan agropolitan perlu
adanya dukungan sarana dan prasarana angkutan namun di Kabupaten
Pohuwato belum ada pengadaan angkutan agropolitan. Kabupaten Pohuwato
telah melaksanakan pengadaan alsintan seperti traktor roda 2, traktor roda 4,
dan pemipil jagung yang diberikan kepada kelompok tani yang sangat
membutuhkan dengan dukungan luas lahan dan kemampuan masyarakat tani
dalam mengoperasikan alat mesin pertanian.
BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan) yang
merupakan salah satu dari beberapa balai penyuluhan yang ada di Kabupaten
Pohuwato, yang memiliki tugas untuk melayani dan membantu petani dalam
kegiatan pertanian. Kecamatan Patilanggio mempunyai alat mesin pertanian
seperti traktor roda dua di Desa Suka Makmur dan alat pemipil jagung 2 unit di
Desa Manawa dan Suka Makmur dan perontok jagung 2 unit akan tetapi dalam
pengolahan lahan pertanian di Kecamatan Patilanggio sebagian besar petaninya
masih menggunakan alat tradisional seperti bajak/ternak hal ini disebabkan
oleh jumlah alat mesin pertanian yang tidak seimbang dengan jumlah petani
dan luas lahan dengan sistem penanaman yang serentak tentunya dalam
pengolahan lahan juga secara bersama-sama tentunya membutuhkan waktu
yang cukup lama agar bisa menggunakan alat seperti traktor roda 2 yang saat
28
ini hanya tersedia 2 buah di Desa Suka Makmur dengan lama bekerja ± 2 hari
dalam 1 ha dan ± 3 jam dengan menggunakan traktor roda 4 yang disewakan,
dengan mempertimbangkan hal-hal seperti ini maka sebagian besar petani lebih
baik menggunakan alat tradisional mengingat sebagian besar juga petani
mempunyai hewan ternak jadi mereka mempergunakan ternak sebagai alat
pengolah lahan.
Sesuai dengan realita di lapangan bahwa pengelolaan alsintan secara
perorangan tidak mampu memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien,
manajemen pengelolaan perlu didukung oleh tenaga-tenaga profesional. Hal
lain yang menjadi pertimbangan petani adalah ketidakmampuan petani dalam
mengoperasikan alat mesin pertanian serta biaya yang akan dikeluarkan untuk
menyewa peminjaman alsintan.
1.2. Penyediaan dana Penjaminan Petani
Petani umumnya kesulitan untuk memperoleh dana untuk penyediaan
saprodi, dana yang tersedia di bank-bank berupa Kredit Usaha Kecil dan
Menengah belum dapat diakses secara maksimal karena pengambilan kredit di
bank memerlukan jaminan, salah satu jaminan yang dimiliki petani adalah
lahan pertanian, namun lahan-lahan pertanian milik petani sebagian besar
belum memiliki sertifikat sehingga tidak dapat digunakan sebagai jaminan,
selain itu sebagian petani adalah petani penggarap. Tanpa intervensi
pemerintah untuk menangani masalah yang dihadapi petani dan pertanian
umumnya tidak akan berubah untuk mengatasi masalah ini Pemerintah
Provinsi Gorontalo bekerjasama dengan PT Asuransi Kredit Indonesia (PT.
Askrindo) mendirikan Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD) sebagai
jaminan kredit petani yang diambil di bank-bank pemerintah yang berasal dari
LKPD. Akan tetapi untuk penyediaan dana penjaminan petani sampai dengan
saat ini di Kabupaten Pohuwato belum ada.
29
1.3. Penyediaan Benih, Pupuk dan Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebagian besar petani jagung di Provinsi Gorontalo menanam jagung
lokal dengan produktivitas rata-rata 1,5 ton per hektar, dengan tingkat
produktivitas sebesar ini, petani sulit memperoleh pendapatan yang layak oleh
karena itu langkah awal yang harus dilakukan adalah mengganti varietas lokal
dengan varietas unggul. Pemerintah Provinsi Gorontalo menggalakkan
penggunaan varietas jagung hibrida seperti Pioneer, Bisi 2, Hibrida C-4.
Potensi produksi varietas jagung hibrida sekitar 8-10 ton pipilan kering per
hektar. Benih-benih hibrida disebarkan kepada petani melalui kelompok-
kelompok tani dalam bentuk bantuan bergulir. Introduksi varietas jagung
unggul di Gorontalo menyebabkan peningkatan penggunaan varietas jagung
unggul yaitu jagung hibrida 53,9 %, jagung komposit 22,1% sedangkan jagung
lokal 24%.
Program penggunaan varetas unggul terus dilakukan sehingga
penggunaan varietas lokal dapat dikurangi sampai 5%. Kendala yang dihadapi
dalam penggunaan varietas jagung hibrida adalah benih yang mahal berkisar
Rp. 50.000-Rp. 55.000 per kg benih hibrida ini masih didatangkan dari luar
daerah sehingga seringkali kebutuhan benih tidak dapat terpenuhi tepat waktu
saat musim tanam, untuk mengatasi masalah ini seperti harga dan ketersediaan
benih jagung unggul, Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan bantuan
benih kepada petani melalui kelompok tani yang sudah dibentuk di setiap
kecamatan sampai di desa-desa. Khususnya di Kabupaten Pohuwato
penyediaan benih sudah dilakukan dan sampai dengan saat ini masih berlanjut.
Jagung memerlukan suplai unsur hara yang banyak setelah fase
perkecambahan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan adalah
keseimbangan antar unsur hara dalam tanah. Kelebihan unsur hara akan
mempengaruhi ketersediaan unsur hara lainnya. Menyadari pentingnya
pemupukan dalam upaya peningktan produksi, strategi yang ditempuh dalam
rangka pengembangan Agropolitan yaitu: 1). Menjamin ketersediaan pupuk
melalui cara kerjasama pabrik dengan pabrik pupuk secara kontinu mensuplai
pupuk, 2). Membangun Blending Plant Pupuk NPK di Gorontalo bekerjasama
30
dengan PT Pupuk Kalimantan Timur dengan bentuk kerjasamanya yaitu PT.
Pupuk Kaltim menyediakan dana 20% dari kebutuhan dana sekitar RP. 4
Milyar untuk penyediaan alat dan mesin serta pemasangannya, 3). Menjamin
distribusi pupuk ke daerah-daerah sentra produksi dengan menggalakkan usaha
kios saprodi disetiap kecamatan. Upaya-upaya menggalakkan pemupukan
berakibat pada peningkatan pengguanaan pupuk untuk jagung, hal ini
dibuktikan dengan adanya bantuan pupuk untuk petani melalui kelompok tani
sampai ke desa-desa dengan jenis pupuk Urea, Ponska, NPK yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan.
Hama dan penyakit merupakan kendala utama terhadap produksi
jagung karena menyebabkan kehilangan hasil dan penurunan kualitas hasil.
Tingkat serangan hama dan penyakit bervariasi dari tahun ke tahun dan dari
daerah ke daerah. Strategi yang ditempuh untuk mengamankan program
Agropolitan dari serangan hama dan penyakit adalah dengan membentuk
kantor perlindungan tanaman dan hewan yang bertugas mengawasi, mengamati
dan memberantas hama dan penyakit tanman, hewan dan ternak di Provinsi
Gorontalo, selanjutnya mengadakan pendidikan dan pelatiha bagi petugas dan
kelompok tani tentang pengendalian hama dan penyakit, namun hal ini belum
dilakukan sampai ke kelompok-kelompok tani sebab para petani yang
tanamannya terserang penyakit langsung dibasmi oleh petani itu sendiri tanpa
ada sentuhan langsung dari pengamat hama.
1.4. Memperlancar Pemasaran dan Jaminan Harga Dasar
Pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan penciptaan pasar seluas-
luasnya bagi jagung dengan melakukan promosi yang gencar didalam dan
diluar negeri. Tujuan dari promosi adalah membangun Branding Image bahwa
provinsi Gorontalo merupakan daerah penghasil utama jagung berkualitas di
Indonesia. Hasilnya provinsi Gorontalo berhasil berhasil membangun
kerjasama pemasaran jagung dengan Korea Selatan, Malaysia dan Jepang.
Untuk menjamin penerimaan yang layak bagi usahatani jagung, Pemerintah
Provinsi Gorontalo menetapkan harga dasar jagung melalui surat keputusan
31
Gubernur Provinsi Gorontalo Nomor: 370 tahun 2002. Harga dasar jagung
700/kg dengan kadar air 17%, namun harga dasar ini terus meningkat sesuai
dengan permintaan pasar yang menetapkan kadar air yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Hingga saat ini harga jagung Rp. 2300/kg ditingkat pedagang.
Pemasaran jagung di Provinsi Gorontalo sampai ke Jakarta, Surabaya, Medan,
Filiphina dan Vietnam sementara di Kabupaten Pohuwato sebagian besar
melalui tengkulak namun ada juga petani yang menjual langsung ke PT. Harim
dengan harga yang sesuai ditingkat petani. Petani jagung di Kecamatan
Ptilanggio ada yang langsung di jual ke tengkulak dan ada juga yang langsung
dipasarkan ke PT. Harim. Harga dasar jagung di Kabupaten Pohuwato masih
menyesuaikan dengan harga dasar yang telah ditetapkan oleh pemerintah Pusat.
1.5. Pembangunan Irigasi Sederhana dan Jalan Akses Agropolitan
Pembangunan jalan akses agropolitan bertujuan untuk 1). Mendekatkan
daerah sentra produksi dan pasar, 2). Memperlancar angkutan sarana produksi
dan hasil, 3). Membuka daerah-daerah yang terisolir. Jalan akses Agropolitan
ini dibangun denganbiaya yang murah Rp. 200.000/km yang dilaksanakn sejak
tahun 2002 sampai tahun 2005 panjang jalan agropolitan mencapai 120,6 km.
Secara keseluruhan panjang jalan akses Agropolitan di provinsi Gorontalo dari
tahun 2002 sampai tahun 2005 mengalami kenaikan lebih dari delapan kali
yaitu 14.350 m pada tahun 2002 dan menjadi 120.661 m pada tahun 2005.
Pembangunan akses jalan Agropolitan di Kabupaten pohuwato dimulai pada
tahun 2004 dengan panjang 19.700 m yang berlokasi di Kecamatan Patilanggio
dan Kecamatan Randangan.
1.6. Show Window
Keberadaan Show Window jagung memungkinkan petani mencoba
sendiri teknologi-teknologi baru sehingga proses transfer teknologi dapat
dipercepat. Upaya mempercepat transfer teknologi keseluruh daerah sentra
produksi juga dilakukan dengan membentuk Posko Agropolitan disetiap
Kecamatan, sejak tahun 2005. Posko Agropolitan berfungsi sebagai 1). Pusat
32
informasi teknologi ditingkat Kecamatan dan 2). Pemantau aktivitas
Agropolitan yang setiap saat melaporkan perkembangan Agropolitan terutama
masalah-masalah yang dihadapi. Keberadaan Show Window jagung
memungkinkan petani mencoba sendiri teknologi-teknologi baru sehingga
proses transfer teknologi dapat dipercepat.
Show Window jagung di Kabupaten Pohuwato adalah di kecamatn
Patilanggio hal in disebabkan karena Kecamatan Patilanggio merupakan
produksi terbesar tanaman jagung di Kabupetan Pohuwato. Show Window
jagung ini dapat mendekatkan pelayanan teknologi sekaligus sebagai
ercontohan kepada petani/kelompok tani dengan lokasi yang strategis dalam
suatu kawasan 50-100 dan juga sebagi pusat pembinaan SDM
(petani/kelompok tani) serta sebagai objek kunjungan yang sekaligus sebagai
objek wisata Agro.
1.7. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia di Bidang Pertanian
Kabupaten Pohuwato dalam meningkatkan kualitas SDM salah satunya
adalah dengan memberikan beasiswa kepada penyuluh yang masih mengenyam
pendidikan di bangku kuliah, serta memberikan pelatihan untuk petai/kelompo
tani dengan kegiatan SL-PHT dan SL-PTT, kegiatan ini sudah dilaksanakan
oleh Pemerintah Kabupaten khususnya di Kecamatan Patilanggio.
1.8. Pembanguan Maize Center
Maize Center dibangun untuk mengatasi berbagai keterbatasan
lembaga-lembanga penelitian publik yang berfungsi sebagi usat informasi
regional, sebagi pusat penelitian jagung yang akan menangani penelitian
adaktif spesifik lokasi Gorontalo, sebagai pusat pelatihan jagung bagi petani
dikawasan indonesia Timur serta sebagai objek wisata ilmiah. Maize Center ini
telah implementasikan di Kabupaten Pohuwato dengan melakukan pengkajian
teknologi, penerapan teknologi baru yang bertujuan untuk mempermudah
petani untuk mendapatkan informasi jagung, akan tetapi petani di Kecamatan
Patilanggio belum tertalalu mengetahui adanya Maize Center di Provinsi
33
Gorontalo namun para petani hanya mengatahui implementasinya disetiap
kecamatan yaitu dengan adanya kegiatan uji coba teknologi baru di lahan
pertanian di kabupaten Pohuwato khusunya di Kecamatan patilanggio serta
sebagai pusat informasi untuk para siswa, mahasiswa dan dosen-dosen yang
melakukan penelitian di lokasi show windownya jagung.
1.9. Perencanaan dan Koordinasi
Perencanaan program dari Pemerintah pusat terkoordinasi dengan baik
sampai di Kabupaten bahan sampai di Kecamatan khusunya untuk Kabupaten
Pohuwato sampai ke Kecamatn Patilanggio baik dari pengadaan Saprodi
sampai dengan pelaksanaan kegiatan penyuluhan, pelatihan serta pemasaran
yang dalam hal ini sangat mebantu masyarakat tani dengan tujuan untuk
mengkatkan kesejahteraan petani.
Keselarasan kebijakan (Policy Coherence) merupakan salah satu kunci
keberhasilan pembangunan pertanian di Provinsi Gorontalo. Program
Agropolitan jagung merupakan program unggulan sehingga implementasinya
dilaksanakan sevara lintas pemerintahan, lintas sektoral dan terpadu. Sumber
dana untuk membiayai Agropolitan berasal dari APBN, APBD Provinsi dan
APBD Kabupaten/Kota. Implementasi program Agropolitan berdasarkan 9
pilar agropolitan di Kabupaten Pohuwato sudah dilaksanakan akan tetapi ada
salah satu pilar yag memang belum dilaksanakan sampai ke petani dan ada pula
ketersediaan sarana dan prasaranan pendukung yang belum sesuai dengan
kebutuhan petani, akan tetapi secara keseluruhan sudah sebagian besar program
agropolitan telah terrealisasi sampai ketingkat petani.
2. Implementasi Konsep Friedmann di Kecamatan Patilanggio Kabupaten
Pohuwato
Kunci keberhasilan pembangunan agropolitan adalah memberlakukan
setiap distrik atau kecamatan agropolitan sebagai satu unit tunggal otonom
mandiri tetapi terintegrasi secara sinergik dengan keseluruhan sistem
pengembangan wilayahnya. Pengertian otonom mandiri ini selain menjaga tidak
34
terlalu besar intervensi sektor-sektor pusat terkait, juga dari segi ekonomi mampu
untuk mengatur perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertaniannya sendiri.
Pemahaman terhadap konsep Agropolitan dalam penataan kawasan
khusus sesuai dengan UUTR, merupakan hal yang mendasar karena hal ini akan
memberikan arah dasar perencanaan pemukiman dan aktivitasnya dalam bentuk
proses pengembangan wilayah selanjutnya. Harun. UR dalam (Sipayung, et. all.,
1999:58) Pengembangan kawasan agropolitan diharapkan dapat mendukung
terjadinya sistem kota-kota tani yang terintegrasi . Kegiatan antar kota terjadi
dalam bentuk pergerakan barang, modal dan manusia. Dukungan sistem
infrastruktur transportasi yang memadai diperlukan agar keterkaitan antar
kawasan agropolitan dan pasar dapat terwujud.
Pembangunan pertanian di Provinsi Gorontalo berdasarkan program
agropolitan itu pada awalnya dilakukan pendekatan pertanian dengan melihat luas
lahan pertanian, antusias masyarakat untuk berusahatani khususnya berusahatani
jagung yang sesuai dengan program pemerintah yakni penanaman jagung, hal ini
telah dilaksanakan di Kabupaten Pohuwato yang masyaraktanya sudah terbiasa
membudidayakan tanaman jagung. Masyarakat Kabupaten Pohuwato sangat
antusias dengan adanya program agropolitan ini sehingga Kabupaten Pohuwato
termasuk dalam pengembangan kawasan agropolitan dengan Kecamatan
Patilanggio adalah Show Windownya jagung. Kabupten Pohuwato ditetapkan
sebagai kawasan Agropolitan jagung pada Tahun 2004 namun jika dilihat dengan
konsep agropolitan menurut Friedman secara keseluruhan jumlah penduduk
Kabupaten Pohuwato sudah memenuhi syarat sebagai kawasan agropolitan
dengan jumlah 106.865 jiwa pada Tahun 2004 dan 136.581 pada Tahun 2011
akan tetapi jika dilihat dengan jumlah penduduk perkecamatan yang
ditetapkannya sebagai kawasan agropolitan yaitu Kecamatan Patilanggio dengan
jumlah penduduk sebesar 7.195 jiwa itu belum memenuhi syarat sebagai kawasan
Agropolitan menurut Friedman. Efektivitas besaran penduduk dalam setiap unit
distrik agropolitan sangat tergantung kepada skala efisiensi produk komoditas
pertanian yang pada akhirnya membeikan dampak kepada jaminan besaran tingkat
pendapatan perkapitan penduduknya.
35
Pusat pelayanan ini merupakan salah satu konsep Friedman yang sangat
berpengaruh kepada pemerintah maupun masyarakat/tani, karena dengan adanya
pusat pelayanan inilah masyarakat bisa berkomunikasi langsung dengan
Pemerintah begitu juga sebaliknya. Pusat pelayanan menurut Friedman di
Kabupaten Pohuwato belum seluruhnya tersedia, khususnya untuk Kecamatan
Patilanggio yang pusat pelayanannya dari usahatani, pemasaran, lembaga
penunjang sudah tersedia namun untuk pengolahan hasil dari tanaman jagung itu
sendiri belum ada, maka pusat pelayanan di Kecamatan patilanggio belum sesuai
dengan konsep Friedman karena sebagian belum tersedia di kecamatan
Patilanggio. Setiap kecamatan di Kabupaten Pohuwato sudah memiliki beberapa
pusat pelayanan yang mudah ditempuh baik dengan jalan kaki dan bersepeda
seperti Kantor Camat, Puskesmas namun ada pusat pelayanan lain seperti BP3K
Kecamatan Patilanggio yang tidak bisa dilalai dengan berjalan kaki atau
bersepeda akan tetapi ditempuh dengan kenderaan bermotor atau mobil.
Kabupaten Pohuwato sudah memiliki fasilitas pelayan publik seperti pusat
pelayan publik standar antara lain, pasar, sekolah SD (2004:101 buah, 2011:121
buah), SMP (2004:25 buah, 2011: 46 buah), SMA (2004: 9 buah, 2011: 23 buah)
bahkan sekarang sudah ada Perguruan tinggi, fasilitas pelayanan kesehatan serta
pusat pelayanan pemerintah seperti kantor pos, kantor polisi, terminal angkutan,
serta pusat perkantoran dan bisnis. Beberapa jenis fasilitas pelayanan ini telah ada
di Kecamatan Patilanggio. Setiap pusat Kecamatan ini dihubungkan dengan pusat
kecamatan lainnya dalam satu wilayah Kabupaten dengan jaringan jalan segala
musim, akses jalan di Kabupaten Pohuwato sudah memadai dan bisa terhubung
antar Kecamatan yang bisa ditempuh dengan kenderaan bermotor, pejalan kaki,
sepeda, sepda motor, kenderaan yang ditarik hewan bus dan truk.
Penggunaan listrik merupakan salah satu penunjang dalam pembangunan
suatu wilayah, selain sebagai kebutuhan rumah tangga masyarakat juga sebagai
kebutuhan Pemerintah untuk melengkapi fasilitas pelayanan kepada masyarakat,
terutama untuk indusri manufuktur skala kecil yang tersebar sampai di Desa-desa
yang sangat membutuhkan energi listrik dalam pengolahan hasil industri. UKM
yang sampai dengan sekarang aktif aalah UKM Salafia Safi’iah di Kecamatan
36
Randangan dan Toko Paris di Kecamatan Marisa. Tujuan dari pengembangan
Agropolitan adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang yang
seertiga pendapatannya berasal adari pertanian dan kegiatan yang berhubungan
dengan pertanian hal ini dibuktikan dengan PDRB Kabupaten Pohuwato tertinggi
pada sektor pertanian, 20% dari hasil industri serta sekitar 50% pendapatan
berasal dari perdagangan dan jasa dari sektor pemerintah.
Berdasarkan hasil analisis data bahwa program agropolitan berdasarkan
konsep Friedman di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato belum
sepenuhnya diimplementasikan hal ini dikarenakan ada beberapa konsep yang
belum tersedia di Kecamatan Patilanggio. Program agropolitan konsep Friedman
yang dilihat dari jumlah penduduk 10.000-15.000 jiwa sudah memenuhi syarat
karena jumlah penduduk di Kecamatan Patilanggio sudah mencapai 11.422 jiwa
yang tersebar di 6 desa, selanjutnya adalah pusat pelayanan seperti jalan (aspal)
dan pusat usahatani (show window jagung), penyediaan fasilitas pelayanan publik
seperti Sekolah Taman Kanak-kanak berjumlah 7 buah, Sekolah Dasar 7 buah,
Sekolah Menengah Pertama berjumlah 3 buah, selanjutnya untuk Sekolah
Menengah Atas belum tersedia akar tetapi Sekolah Menengah Kejuruan sudah ada
di Kecamatan Patilanggio berjumlah 1 buah namun di Kecamatan Patilanggio
juga sudah tersedia fasilitas publik yang dibutuhkan oleh masyarakat yaitu Kantor
Camat, Kantor Resor dan Puskesmas serta penyediaan energi tenaga listik yang
dilayani melalui sub ranting Iloheluma.
Kota tani dalam lingkup pusat distrik atau kecamatan agropolitan yang
berfungsi sebagai pusat kegiatan agroindustri berupa pengolahan barang pertanian
jadi dan setengah jadi serta kegiatan agribisnis, hal ini yang belum tersedia di
Kecamatan Patilanggio yakni industri pengolahan hasil komoditi jagung misalnya
industri pakan ternak dan tepung jagung. Hasil panen jagung di Kecamatan
Patilanggio suluruhnya dijual dalam bentuk pipilan melalui pemasaran lokal yaitu
dari petani dikumpulkan oleh pedagang pengumpul dan selanjutnya ke pedagang
besar (PT. Harim). PT. Harim selanjutnya menjual hasil jagung diantar
pulaukan/luar negeri yaitu ke Surabaya, Jakarta, Medan, Vietnam dan bahkan
sampai ke Philiphina. Sarana produksi/toko saprodi belum tersedia di lingkungan
37
Kecamatan Patilanggio, dimana petani membeli sarana produksi pertanian (bibit
jagung, pupuk dan obat-obatan) di pusat Kabupaten Pohuwato yaitu Kota Marisa,
namun untuk penyediaan energi listrik di Kecamatan Patilanggio sudah tersedia
melalui layanan sub ranting Iloheluma yang merupakan salah satu desa yang ada
di Kecamatan Patilanggio.
.