bab iv hasil dan pembahasan -...

21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.Kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit menggunakan campuran susu, telur, tepung terigu dan ubi ungu sebagai komponen utamanya. Untuk menambah rasa dan aroma ditambahkan mentega, gula, dan vanili bubuk. Praktek produksi ini dilakukan pembuatan kue cubit ubi jalar ungu dengan menggunakan tiga formulasi berdasarkan komposisi bahan baku yaitu tepung terigu dan ubi ungu. Untuk formulasi yang pertama kue cubit dengan tepung terigu 150 gram dan pasta ubi ungu 100 gram, formulasi yang kedua kue cubit dengan tepung terigu 100 gram dan pasta ubi ungu 150 gram, formulasi yang ketigakue cubit dengan tepung terigu 50 gram dan pasta ubi ungu 200 gram. Manfaat kue cubit ubi jalar ungu sangat besar untuk kesehatan karena kandungan antioksidan (antosianin) yang tinggi sehingga bisa dikatakan kue cubit ubi ungu termasuk makanan fungsional. Makanan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang berpengaruh positif terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh. Proses pembuatan kue cubit ubi jalar ungu dengan kandungan antioksidan (antosianin) yang tinggi sebagai potensi makanan fungsional adalah sebagai berikut : 1. Sortasi bahan Bahan baku merupakan faktor utama yang menentukan dalam proses produksi atau pembuatan bahan makanan. Bahan baku berupa ubi ungu dipilih langsung dari penjual yang berada di Pasar Legi. Pemilihan bahan dilakukan untuk mendapatkan ubi ungu yang berkualitas baik (layak untuk diproses). Proses sortasi ubi jalar ungu dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Upload: hoangdiep

Post on 23-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Produk

Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari

makanan tradisional kue cubit.Kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar

4cm. Kue cubit menggunakan campuran susu, telur, tepung terigu dan ubi

ungu sebagai komponen utamanya. Untuk menambah rasa dan aroma

ditambahkan mentega, gula, dan vanili bubuk. Praktek produksi ini

dilakukan pembuatan kue cubit ubi jalar ungu dengan menggunakan tiga

formulasi berdasarkan komposisi bahan baku yaitu tepung terigu dan ubi

ungu. Untuk formulasi yang pertama kue cubit dengan tepung terigu 150

gram dan pasta ubi ungu 100 gram, formulasi yang kedua kue cubit

dengan tepung terigu 100 gram dan pasta ubi ungu 150 gram, formulasi

yang ketigakue cubit dengan tepung terigu 50 gram dan pasta ubi ungu

200 gram.

Manfaat kue cubit ubi jalar ungu sangat besar untuk kesehatan

karena kandungan antioksidan (antosianin) yang tinggi sehingga bisa

dikatakan kue cubit ubi ungu termasuk makanan fungsional. Makanan

fungsional didefinisikan sebagai makanan yang berpengaruh positif

terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh.

Proses pembuatan kue cubit ubi jalar ungu dengan kandungan

antioksidan (antosianin) yang tinggi sebagai potensi makanan fungsional

adalah sebagai berikut :

1. Sortasi bahan

Bahan baku merupakan faktor utama yang menentukan dalam

proses produksi atau pembuatan bahan makanan. Bahan baku berupa

ubi ungu dipilih langsung dari penjual yang berada di Pasar Legi.

Pemilihan bahan dilakukan untuk mendapatkan ubi ungu yang

berkualitas baik (layak untuk diproses). Proses sortasi ubi jalar ungu

dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

Gambar 4.1 Sortasi Ubi Jalar Ungu

2. Pencucian bahan

Pencucian ubi ungu menggunakan air yang mengalir tanpa

menggunakan bahan apapun, pencucian ubi ungu bertujuan untuk

menghilangkan benda asing dan kotoran yang menempel pada ubi

ungu. Jika ubi ungu sudah bersih untuk kemudian dapat dilakukan

proses selanjutnya. Berikut adalah gambar pencucian ubi jalar ungu

pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Pencucian Ubi Jalar Ungu

3. Pengukusan

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

Proses pengukusan dilakukan selama 60 menit sampai ubi jalar

menjadi lunak. Proses pengukusan bertujuan untuk melunakkan ubi

jalar ungu dengan tidak merusak karakteristik bahan. Pengukusan ubi

jalar ungu dilakukan agar ubi jalar ungu mudah dihancurkan dan dapat

tercampur rata saat proses pencampuran bahan. Berikut adalah gambar

penghalusan ubi jalar ungu pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Pengukusan Ubi Jalar Ungu

4. Pengupasan

Proses pengupasan dilakukan setelah proses pengukusan.

Tujuan dari proses pengupasan adalah agar terhindar dari kulit ubinya

yang bersifat pahit. Pengupasan dilakukan dengan cara manual

menggunakan tangan dan pisau.

5. Penghalusan

Penghalusan bahan dilakukan supaya ubi jalar ungu menjadi

halus sehingga dalam proses pencampuran dapat berjalan dengan baik.

Berikut adalah gambar penghalusan ubi jalar ungu pada Gambar 4.4.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

Gambar 4.4 Penghalusan Ubi Jalar Ungu

6. Penimbangan Bahan

Sebelum menuju ke pengolahan terlebih dahulu melakukan

penimbangan berat bahan yang akan dibuat menjadi kue cubit ubi

jalar ungu. Penimbangan bahan bertujuan untuk membuat kue cubit

dapat menyesuaikan dengan formula yang dibuat. Penimbangan bahan

kue cubit ubi jalar ungu dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar

4.6.

Gambar 4.5 Penimbangan bahan tepung terigu

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

Gambar 4.6 Penimbangan bahan pasta ubi ungu

7. Pencampuran dan Pengkocokkan Bahan Pertama

Pencampuran bahan pertama dengan mencampurkan telur dan gula

terlebih dahulu dikarenakan agar telur mudah mengembang dan gula

perlahan-lahan dapat larut dan menyatu dengan telur. Pengocokan

pertama dilakukan selama 2 menit agar telur dan gula dapat

mengembang dan larut dengan sempurna. Pencampuran dan

pengkocokkan bahan pertama dapat dilihatpada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Pencampuran dan pengkocokkan bahan pertama

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

8. Pencampuran dan Pengkocokan bahan kedua

Pencampuran kedua adalah penambahan tepung terigu, pasta

ubi ungu, vanili, susu, margarine, baking powder. Pencampuran kedua

dilakukan dengan perlahan/ bertahap dikarenakan sifat tepung terigu

yang ringan dan mudah tercecer oleh mixer sehingga bisa merubah

takaran timbangan awal tepung.

Pengkocokan yang kedua berfungsi agar bahan tercampur rata dan

mengembang. Pada tahap pengkocokan kedua dilakukan pengurangan

kecepatan putaran mixer. Pengurangan kecepatan mixer bertujuan

untuk mencegah tercecernya tepung terigu, karena bisa merubah

takaran timbangan awal tepung. Pencampuran dan pengkocokan bahan

kedua dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8Pencampuran dan pengkocokan bahan kedua

9. Pengembangan/ Proofing

Setelah proses pengkocokan, adonan didiamkan dalam suhu

ruang selama 10 menit dan ditutup dengan kain agar adonan

mengembang. Pendiaman berfungsi agar adonan dapat mengembang

dengan baik sewaktu proses pemasakan.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

10. Pemanggangan

Sebelum tahap pemanggangan terlebih dahulu mengoleskan

margarine pada wajan teflon bertujuan agar adonan tidak terlalu

lengket dan mudah diambil. Proses pemanggangan dilakukan dengan

menggunakan api kecil agar adonan tidak terlalu gosong dan ditutup

dengan kaca penutup wajan agar panas yang ditimbulkan dapat merata.

Penutupan dengan penutup kaca dilakukan setelah adonan kue cubit

yang dipanggang mulai mengembang. Pemberian toping dilakukan

sebelum adonan ditutup oleh kaca penutup. Kue cubit dikatakan

matang jika sudah muncul lubang- lubang kecil pada permukaanya.

Proses pemanggangan dapat dilihatpada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Proses pemanggangan.

B. Analisis Sensori

Uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indra

manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap

produk. Pengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji

rangking digunakan untuk mengetahui tanggapan panelis mengenai tingkat

kesukaan dari tiap produk, seperti tingkat kenampakan pada sampel. Pada

uji kesukaan panelis diminta untuk mengurutkan sampel yang diuji

menurut perbedaan tingkat mutu sensorik. Skala yang digunakan yaitu 1

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

menyatakan sangat suka, 2 menyatakan suka, 3 agak suka, 4 menyatakan

tidak suka, 5 menyatakan sangat tidak suka. Uji organoleptik dilakukan

oleh 25 orang panelis dengan parameter berupa meliputi warna, tekstur,

warna, aroma, dan overall terhadap kue cubit ubi jalar ungu. Hasil SPSS

kue cubit subtitusi ubi ungu dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1Hasil SPSS Kue Cubit Subtitusi Ubi Ungu

Keterangan : Kode 234 : Subtitusi tepung 60% (150 gr) dan ubi ungu 40%

(100 gr)

Kode 441 : Subtitusi tepung 40% (100 gr) dan ubi ungu 60%

(150 gr)

Kode 113 : Subtitusi tepung 20% (50 gr) dan ubi ungu 80%

(200 gr)

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui kue cubit ubi jalar ungu dengan

variasi bahan baku tepung terigu dan ubi ungu memiliki nilai yang

berbeda-beda.

1. Warna

Pada Tabel 4.1dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan warna kue

cubit ubi jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda

nyata. Dari ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat

perbedaan dalam warna, dikarenakan bahan yang digunakan sama

sehingga tidak terdapat perbedaan warna yang signifikan. Dari ketiga

formulasi warna kue cubit ubi jalar ungu yang paling disukai adalah

formulasi dengan kode 441 yaitusubtitusi tepung 40% (150 gr) dan ubi

ungu 60% (100 gr).

Kode Sampel Warna Rasa Tekstur Aroma Overall

234 3.08a 3.52

a 3.36

a 3.52

a 3.44

a

441 3.16a 3.48

a 3.32

a 3.40

a 3.44

a

113 2.96a 3.44

a 3.72

a 3.64

a 3.52

a

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

2. Rasa

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan rasa kue

cubit ubi jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda

nyata. Dari ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat

perbedaan dalam rasa, dikarenakan bahan yang digunakan sama

sehingga tidak terdapat perbedaan rasa yang signifikan. Dari ketiga

formulasi rasa kue cubit ubi jalar ungu yang paling disukai adalah

formulasi dengan kode 234 yaitusubtitusi tepung 60% (150 gr) dan ubi

ungu 40% (100 gr).

3. Tekstur

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan tekstur

kue cubit ubi jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda

nyata. Dari ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat

perbedaan dalam tekstur, dikarenakan bahan yang digunakan sama

sehingga tidak terdapat perbedaan tekstur yang signifikan. Dari ketiga

formulasi tekstur kue cubit ubi jalar ungu yang paling disukai adalah

formulasi dengan kode 113 yaitu subtitusi tepung 20% (150 gr) dan

ubi ungu 80% (100 gr). Kode 113 mempunyai tekstur yang lebih

lembut dikarenakan kandungan pasta ubi jalar ungu yang lebih banyak.

4. Aroma

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan aroma

kue cubit ubi jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda

nyata. Dari ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat

perbedaan dalamaroma, dikarenakan bahan yang digunakan sama

sehingga tidak terdapat perbedaan aromayang signifikan. Dari ketiga

formulasi aromakue cubit ubi jalar ungu yang paling disukai adalah

formulasi dengan kode 113 yaitu subtitusi tepung 20% (150 gr) dan

ubi ungu 80% (100 gr).

5. Overall

Pada Tabel 4.1dapat dilihat bahwa keseluruhan kue cubit ubi

jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda nyata. Dari

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat perbedaan

dalam overall. Dari ketiga formulasi keseluruhan kue cubit ubi jalar

ungu yang paling disukai adalah formulasi dengan kode 113 yaitu

subtitusi tepung 20% (150 gr) dan ubi ungu 80% (100 gr). Kode 113

lebih disukai karena lebih lembut dan memiliki kandungan pasta ubi

jalar ungu yang lebih banyak.

Dari ketiga formulasi keseluruhan kue cubit ubi jalar ungu

adalah tidak berbeda nyata, maka formulasi terbaik dipilih formulasi

133 karena mempunyai biaya produksi lebih kecil dibandingkan

formulasi yang lain.

C. Analisis Kimia

Setelah diketahui produk yang paling disukai, maka produk dengan

formulasi terpilih yang akan dibuat sebagai produk kue cubit ubi jalar

yang akan dipasarkan. Di dalam kue cubit ubi jalar terdapat zat-zat gizi

yang memiliki banyak manfaat, maka dari itu dilakukan pengujian untuk

mengetahui dan menganalisis kandungan gizinya. Kandungan gizi yang

terdapat pada kue cubit ubi jalar ungu dilakukan pengujian terhadap

kandungan aktivitas antioksidan. Hasil pengujian tersebut ditunjukkan

pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH.

No Sampel Parameter Metode Hasil Uji Satuan

1 Pasta Ubi Ungu Antioksidan Dpph 77,90 %

2 Kue Cubit Ubi Jalar Ungu Antioksidan Dpph 12,78 %

Tabel 4.2 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH.

Antosianin dapat rusak akibat suhu tinggi (pemanasan) yang biasa

digunakan dalam pembuatan sejumlah produk olahan ubi jalar. Penelitian

ini bertujuan untuk mengkaji pengurangan/kehilangan antosianin pada

produk olahan ubi jalar. Penelitian disusun dengan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) faktorial 2 faktor, yaitu jenis ubi jalar ungu dan jenis

produk olahan ubi jalar. Parameter analisis utama adalah kandungan

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

antosianin dan aktivitas antioksidan. Ubi jalar ungu pekat mengandung

antosianin 61,85 mg/100 g, 17 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

kandungan antosianin ubi jalar ungu muda 3,51 mg/100 g. Ubi jalar ungu

pekat memiliki aktivitas antioksidan 59,25 %, lebih besar dibandingkan

dengan ubi jalar ungu muda 56,64 %. Penurunan kandungan antosianin

pada produk olahan dari kedua jenis ubi jalar menunjukkan kecenderungan

yang sama. Produk olahan ubi jalar ungu yang paling mampu

mempertahankan kandungan antosianin diperoleh pada ubi kukus yaitu

34,14 % (ungu pekat) dan 42,16 % (ungu muda), sedangkan tingkat

penurunan tertinggi diperoleh pada produk keripik yaitu 95,21 % (ungu

pekat) dan 88,47% (ungu muda).

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat aktivitas antioksidan pada kue cubit

ubi jalar ungu dengan bahan dasar tepung terigu dan pasta ubi ungu

mengandung aktivitas antioksidan sebesar 12,78 %. Bisa dikatakan kue

cubit ubi jalar ungu ini mempunyai aktivitas antioksidan yang kecil. Pada

pasta ubi ungu mengandung aktivitas antioksidan sebesar 77,90%, lebih

besar dari pada aktivitas antioksidan dari kue cubit ubi jalar ungu.

Semakin besar prosentase penangkapan radikal DPPH, semakin besar pula

aktivitas antioksidannya. Aktivitas antioksidan kue cubit ubi jalar ungu

lebih kecil dari pada aktivitas antioksidan pasta ubi ungu karena pada saat

proses pengolahan mengalami penurunan kadar aktivitas antioksidan.

Meskipun kandungan senyawa antosianin di dalam ubi jalar ungu

cukup besar, perlakuan pengolahan yang kurang tepat dapat mengurangi

jumlah kandungan antosianin di dalam produk olahan. Pengolahan ubi

jalar yang biasa dilakukan masih sangat sederhana antara lain digoreng,

direbus, dikukus, dibuat menjadi bubur, keripik, dan makanan tradisional

lainnya. Semua proses pengolahan tersebut melibatkan penggunaan panas.

Pemanasan mengakibatkan kehilangan sejumlah zat gizi terutama yang

bersifat labil seperti asam askorbat, antosianin dan betakaroten (Budhiarto,

2003).

D. Desain Kemasan

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

1. Kemasan

Bahan pengemasan pada kue cubit ubi jalar ungu menggunakan

mika berwarna coklat dengan tutup bening. Alasan menggunakan

pengemasan mika dengan tutup bening supaya konsumen dapat

melihat langsung produk tanpa harus membuka tutupnya terlebih

dahulu. Selain itu mika ini bersifat ringan, tahan terhadap air dan

minyak dan tidak mudah robek. Sehingga mudah dibawa kemana-

mana. Bahan mika lebih dipilih dikarenakan lebih tahan lama.

Kemasan kue cubit ubi jalar ungu pada Gambar 4.1.1.

Gambar 4.1.1 Kemasan Kue Cubit Ubi Jalar Ungu

2. Label

Label pada pengemasan kue cubit ubi jalar ungu ini sendiri

terdiri dari judul produk, komposisi, ijin produksi dari dinas kesehatan,

kehalalan produk, dan netto. Adanya labeling bertujuan untuk

mempromosikan dan mengenalkan produk yang sudah siap dipasarkan

kepada konsumen. Lebel pada kue cubit ubi jalar ungu dapat dilihat

pada Gambar 4.1.2.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

Gambar 4.1.2 Lebel pada Kue Cubit Ubi Jalar Ungu.

E. Analisis Ekonomi

Setelah diketahui formula mana yang paling disukai, selanjutnya

dilakukan perhitungan kelayakan usaha produk kue cubit ubi jalar ungu

untuk mengetahui harga jual dari produk ini. Perhitunganya adalah sebagai

berikut:

1. Biaya Tetap/FixedCost (FC)

a. Tabel 4.3 Tabel Biaya Tetap

No Uraian Rp Per Bulan

1 Gaji pemilik 3.000.000

2 Gaji karyawan 3.600.000

3 Biaya sewa 1.100.000

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

4 Biaya produksi 200.000

5 Biaya administrasi 200.000

Jumlah 8.100.000

b. Amortisasi

Tabel 4.4 Tabel Amortisasi

No Harta tak berwujud Rp/bln

1 Biaya trial dan eror 200.000

2 Pajak Reklame 100.000

Jumlah 300.000

c. Penyusutan

Tabel 4.5 Tabel Penyusutan

No Uraian Jumlah Nilai awal

@1 (Rp)

Nilai awal

(P) (Rp)

Nilai sisa

(S) (Rp)

Umur

(N)

Depresiasi

(Rp/thn)

Depresiasi

(Rp/bln)

1 Timbangan 1 55.000 55,000 1.100 3 18.333 1.527.78

2 Mixer 1 2.685.000 2.685.000 - 5 537.000 44.750

3 Baskom 6

buah

6 15.000 90.000 - 2 45.000 3.750

4 Pisau 1 set 5 25.000 125.000 - 5 25.000 2.083,33

5 Wajan/cetakan 3 168.000 504.000 - 5 100.800 8.400

6 Solet/kuas 8

buah

8 4.500 36.000 25.000 1 36.000 3.000

7 Gelas takar 9

buah

9 17.000 153.000 - 4 38.250 3.187,50

8 Dandang 3

buah

3 60.000 180.000 35.000 3 60.000 5.000

9 Kompor 3 3 318.000 954.000 40.000 5 190.800 15.900

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

d. Dana sosial

Dana sosial = Rp 100.000,00/bulan

Total Biaya Tetap = a + b + c + d

= Rp 8.100.000 + Rp 300.000 + Rp 96.348,61+

Rp 100.000

= Rp 8.596.348,61/ bulan

2. Biaya Tidak Tetap

a. Bahan Baku dan Bahan Pembantu

Tabel 4.5 Tabel Bahan Baku dan Bahan Pembantu

No Uraian kebutuhan Rp/hari Rp/bln

1 Tepung trigu 2,5 kg (Rp 9.000/kg) 22.500 585.000

2 Ubi jalar ungu (10 kg) @ Rp 5000 50.000 1,300.000

3 Gula pasir (6,6 kg) @ Rp 11000 65.000 1.690.000

4 Vanili 25 sheet (Rp 1000/sheet) 25.000 650.000

5 Baking powder 50 gr (Rp

6.500/100gr)

3.250 84.500

6 Soda kue 50 gr (Rp 6.500/100gr) 3.250 84.500

7 Margarin 2 kg (Rp 55.000/kg) 110.000 2.860.000

8 Telur 3 kg (Rp 65.000/kg) 195.000 5.070.000

9 Susu 2,5 liter 12.500 325.000

10 Meses 750 gr (Rp 70.000) 70.000 1.820.000

Jumlah 14.469.000

buah

10 Lampu 24

Watt 5 buah

5 42.000 210.000 15.000 2 105.000 8.750

Jumlah 4.992.000 116.100 1.156.183,33 96.348,61

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

b. Biaya bahan bakar dan energy

Tabel 4.6 Tabel Biaya Bahan Bakar dan Energy

No Uraian Rp per Bulan

1 Listrik 170.000

2 Air PDAM 50.000

3 Sabun (Cuci tangan, cuci alat, cuci lantai) 46.000

4 Gas LPG 12 Kg 12 Buah 1.704.000

Jumlah 1.970.000

c. Biaya perawatan dan perbaikan

Tabel 4.7Tabel Biaya Perawatan dan Perbaikan

No Uraian Harga beli

(P) (Rp)

%FPP Jam/

hari

Hari/

bln

Rp/ bln

1 Timbangan 55,000 3 2 20 330

2 Mixer 2,685,000 1 2 20 5,370

3 Baskom 6 buah 90,000 1 5 20 450

4 Pisau 1 set 125,000 1 1 20 125

5 Wajan/cetakan 504,000 1 5 20 2,520

6 Solet/kuas 8 buah 36,000 2 2 20 144

7 Gelas takar 9 buah 153,000 3 4 20 1,836

8 Dandang 3 buah 180,000 3 5 20 2,700

9 Kompor 3 buah 954,000 3 4 20 11,448

10 Lampu 24 Watt 5

buah

210,000 2 5 20 2,100

Jumlah 4,992,000 27,026

d. Biaya pengemasan

Tabel 4.8 Tabel Biaya Pengemasan

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

No Kemasan Jumlah/bulan Rp @ satuan Rp/bulan

1 Mika 6.500 600 3.900.000

2 Label (Press) 6.500 400 2.600.000

3 kertas Minyak 3.250 1.000 3.250.000

4 Solasi 100 4.500 450.000

Jumlah 10.200.000

Biaya Tidak Tetap (VC) = a + b + c + d

= Rp 14.469.000 + Rp 1.970.000 + Rp 27,023 +

Rp 10.200.000

= Rp 26.666.026

3. Biaya Produksi

Biaya Produksi = Biaya Tetap (FC) + Biaya Tidak Tetap (VC)

= Rp 8.596.348,61+ Rp 26.666.026

= Rp 35.262.375

4. Kapasitas Produksi

Dalam 1 hari menghasilkan = 1500 biji kue

1 kemasan = 6 biji

Kapasitas 1 hari = 250 kemasan

Kapasitas per bulan (26 hari) = 6.500 kemasan

5. Harga Pokok Penjualan (HPP)

HPP =

=

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

= Rp 5.424,980 = Rp 5.425

6. Harga Jual

Harga kue cubit per kemasan (Kue Cubit Bitten Bogor) = Rp 8.000

Harga kue cubit per kemasan (CubitKoe Solo) = Rp 8.000

Harga kue cubit per kemasan yang dijual = Rp 7.000

7. Hasil Penjualan

Hasil Penjualan = Harga Jual × Kapasitas Produksi

= Rp 7000 × 6500

= Rp 45.500.000/Bulan

8. Biaya Tidak Tetap (VC/kemasan)

Biaya Tidak Tetap (VC/kemasan) =

=

= Rp 4.102,465

9. Laba

a. Laba Kotor = Hasil Penjualan – Biaya Produksi

= Rp 45.500.000 – Rp 35.262.375

= Rp 10.237.625

b. Laba Bersih = Laba Kotor – Pajak

= Rp 10.237.625 – (5% ×Rp 10.237.625)

= Rp 10.237.625 – (511.881)

= Rp 9.725.744

10. BEP (Break Event Point)

BEP adalah suatu titik kesetimbangan pada titik tersebut

jumlah dari hasil penjualan sama dengan jumlah biaya yang

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

dikeluarkan atau perusahaan tersebut tidak mengalami laba atau

rugi. Jika penjualan berjumlah kerang dari jumlah yang ditentukan

oleh titik ini, maka akan diperoleh kerugian bersih (Astawan, 1999).

BEP Produksi =

BEP Harga =

Analisis Titik Impas (Break Event Point) sering juga disebut

dengan cost volume profit analysis. Analisis ini diperlukan untuk

mengetahui hubungan antara volume produksi, volume penjualan,

harga jual, biaya produksi, biaya lainya dan juga laba atau rugi.

Suatu perusahaan dalam keadaan impas (break event), apabila telah

disusun laporan perhitungan laba rugi untuk periode tertentu

tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau sebaliknya tidak

menderita kerugian. Hasil penjualan yang diperoleh untuk periode

tertentu sama besarnya dengan keseluruhan biaya yang telah

dikeluarkan sehingga perusahaan tidak memiliki keuntungan atau

menderita kerugian (Catari, 2009).

(

)

(

)

= 2.967,327 2.967

Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi

Kue Cubit Ubi Jalar Ungu sebanyak 2.967 pcs.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

= 5.424,98 5.425

11. ROI (Return On Investment)

Return on Investment (ROI) adalah perbandingan antara

besarnya laba per tahun dengan besarnya modal, yang dinyatakan

persen per tahun.

ROI =

× 100% per tahun

ROI dapat dihitung berdasarkan laba kotor yaitu selisih

antara hasil penjualan dengan biaya produksi keseluruhan (belum

dikurangi pajak pendapatan) atau berdasarkan laba bersih yaitu

dikurangi pajak pendapatan. Demikian besar modal dapat

dinyatakan sebagai modal tetap atau modal keseluruhan modal tetap

dan modal kerja (Sutanto, 1994).

ROI sebelum pajak =

× 100% per bulan

=

× 100% per bulan

= 0,290 × 100% per bulan

= 29 % per Bulan

ROI sesudah pajak =

× 100% per bulan

=

× 100% per bulan

= 0,275 × 100% per bulan

= 27,5 % per Bulan

12. POT

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3113001_bab3.pdfPengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan

POT merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan

untuk mendapatkan modal dan mendapatkan keuntungan bersih.

= 3,4445 = 3,5 Bulan

13. B/C Ratio (Benefit Cost Ratio)

= 1,290

Pada proses produksi Kue Cubit Ubi Jalar Ungu memiliki nilai

B/C sebesar 1,290 sehingga usaha ini layak untuk dijalankan atau

dilaksanakan.