bab iv hasil penelitian dan...

37
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Ngadirejo dan SD Negeri 2 Ngadirejo Gugus Merbabu Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas 5 yang dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas eksperimen 2. Adapun jumlah siswa di SD Negeri Ngadirejo 1 berjumlah 67 siswa sedangkan jumlah siswa di SD Negeri Ngadirejo 2 berjumlah 45 siswa. Penelitian ini menggunakan beberapa jenis ntrumen yaitu instrumen tes dan instrumen observasi. Pada instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini telah diujik terlebih dahulu untuk mengetahui kevalidan dari soal intrumen tes. Hasil analisis pengujian instrumen tes menggunakan program anates menunjukkan soal uji coba terdapat 23 soal yang valid dari 35 soal. Dari 23 soal yang valid akan digunakan 20 soal sebagai instrumen tes dalam penelitian ini. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar sebagai variabel terikat, model pembelajaran sebagai variabel bebas dan pretes sebagai variabel kovariat. Pada bab IV ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing sebagai kelompok eksperimen 1, hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran Talking Stick sebagai kelompok eksperimen 2, deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran IPA menggunakan Model Snowball Throwing sebagai Kelompok Eksperimen 1 Validitas adalah suatu hal yang krusial pada suatu penelitian, baik itu validitas internal maupun eksternal. Keduanya harus dikontrol secara ketat untuk menghasilkan suatu hasil yang valid. Kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2 adalah kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya, bukan

Upload: lyminh

Post on 11-Apr-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Ngadirejo dan SD Negeri 2

Ngadirejo Gugus Merbabu Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Kelas

yang digunakan untuk penelitian adalah kelas 5 yang dibagi menjadi dua kelas

yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas eksperimen 2.

Adapun jumlah siswa di SD Negeri Ngadirejo 1 berjumlah 67 siswa sedangkan

jumlah siswa di SD Negeri Ngadirejo 2 berjumlah 45 siswa. Penelitian ini

menggunakan beberapa jenis ntrumen yaitu instrumen tes dan instrumen

observasi. Pada instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini telah diujik

terlebih dahulu untuk mengetahui kevalidan dari soal intrumen tes. Hasil analisis

pengujian instrumen tes menggunakan program anates menunjukkan soal uji coba

terdapat 23 soal yang valid dari 35 soal. Dari 23 soal yang valid akan digunakan

20 soal sebagai instrumen tes dalam penelitian ini. Adapun variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar sebagai variabel terikat, model

pembelajaran sebagai variabel bebas dan pretes sebagai variabel kovariat.

Pada bab IV ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan

yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Snowball Throwing sebagai kelompok eksperimen 1, hasil

penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Talking Stick sebagai kelompok eksperimen 2, deskripsi komparasi hasil

pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan

keterbatasan penelitian

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran IPA menggunakan Model Snowball

Throwing sebagai Kelompok Eksperimen 1

Validitas adalah suatu hal yang krusial pada suatu penelitian, baik itu

validitas internal maupun eksternal. Keduanya harus dikontrol secara ketat untuk

menghasilkan suatu hasil yang valid. Kelompok eksperimen 1 maupun kelompok

eksperimen 2 adalah kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya, bukan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

58

kelompok yang anggotanya ditentukan secara acak. Perlu adanya sebuah kontrol

yang dapat mengontrol validitas yang berasal dari kelompok-kelompok yang

sudah terbentuk sebelumnya itu atau validitas internal. Validitas internal pada

penelitian ini akan dikontrol dengan pretest. Pretest pada penelitian ini digunakan

sebagai variabel kovariat. Selain itu, instrumen tes yang digunakan juga perlu

diuji kevalidannya. Instrumen tes diuji kelayakan dan kevalidannya dengan diuji

cobakan terlebih dahulu di SD yang tidak digunakan untuk penelitian. Soal yang

tidak valid tidak akan digunakan pada penelitan sebenarnya.

Pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing sebagai kelompok eksperimen 1 dilaksanakan pada tanggal 22, 23, 24

dan 26 Maret 2016 di kelas 5A di SD Negeri 1 Ngadirejo dan SD Negeri 2

Ngadirejo dengan jumlah responden 56 siswa. Pertemuan pembelajaran

dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 2 x 35 menit.

Kelompok eksperimen 1 dengan mata pelajaran IPA mengambil standar

kompetensi tentang memahami perubahan yang terjadi dari alam dan

hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, kompetensi dasar

Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhinya.

Dalam penelitian eksperimen ini yang bertindak sebagai pelaku penelitian

adalah peneliti sendiri. Adapun yang bertindak sebagai observer adalah guru kelas

dari kelas yang menjadi objek eksperimen yaitu Endang Handayani dan Sri

Mawarti.

4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA

A. Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 di SD Negeri 1

Ngadirejo dan tanggal 24 Maret 2016 di SD Negeri 2 Ngadirejo. Pada pertemuan

pertama ini kehadiran siswa yang berangkat sesuai dengan jumlah presensi di

daftar hadir. Sebelum memulai pembelajaran peneliti mengajak siswa untuk

mengerjakan pretes, pretes dilaksanakan selama kurang lebih 15 menit. Untuk

menjaga agar siswa tidak saling mencontek, peneliti mengemukakan bahwa pretes

digunakan untuk mengukur kemampuan pengetahuan siswa itu sendiri. Selain

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

59

ditekankan untuk mengukur pengetahuan siswa peneliti juga berkeliling untuk

menjaga siswa agar tidak saling mencontek. Apabila ada siswa yang ketahuan

mencontek maka peneliti tidak segan-segan untuk menegurnya.

Pada pertemuan pertama ini sintak pembelajaran yang digunakan adalah

Tahap pertama adalah penyajian kelas adapun yang dilakukan antara lain peneliti

menjelaskan Kompetensi Dasar dan materi yang akan diajarakan pada pertemuan

pertama selain itu untuk memancing pemahaman awal siswa peneliti memberikan

apersepsi, adapun siswa mendengarkan peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan antusias. Peneliti mendeskripsikan menjelaskan pentingnya

air, menjelaskan proses daur ulang air, menjelaskan kegiatan manusia yang

mempengaruhi daur air dan menjelaskan cara menghemat penggunaan air.

Adapun siswa mendengarkan peneliti saat menjelaskan pentingnya air, proses

daur ulang air, kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air dan cara

menghemat penggunaan air dengan tertarik. Pada tahap penyajian kelas ini

banyak siswa yang tidak malu untuk bertanya kepada peneliti apabila ada hal-hal

yang kurang dimengerti oleh siswa.

Tahap kedua adalah belajar kelompok dalam tahap ini kegiatan yang

dilakukan antara lain, peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara

heterogen sedangkan siswa berkelompok sesuai dengan kelompok belajar yang

sudah ada. Peneliti memberikan instruksi pada siswa untuk menunjuk salah satu

temannya sebagai ketua kelompok, siswa berdiskusi untuk menunjuk salah satu

anggota sebagai ketua kelompok. Setelah ketua kelompok sudah terbentuk,

peneliti memberi instruksi kepada ketua kelompok untuk maju kedepan kelas

untuk diberikan penjelasan tentang materi yang didapatkannya, sedangkan siswa

yang dipilih menjadi ketua kelompok setelah mendapat instruksi dari peneliti

mengenai materi menjelaskan kembali kepada anggota kelompoknya.

Tahap ketiga adalah pembagian tugas, dalam tahap ini peneliti

menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, siswa mendengarkan

penjelasan peneliti mengenai materi yang akan dipelajari daur air. Peneliti

memberi kesempatan kepada kelompok untuk membaca dan mempelajari materi

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

60

daur air, sedangkan siswa mendapat kesempatan dari peneliti untuk membaca dan

mempelajari materi dan siswa dapat berdiskusi menyelesaikan masalah.

Pertemuan pertama pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa

mengikuti pembelajaran dengan baik. Sebagian besar siswa memperhatikan

penjelasan dari peneliti walaupun ada beberapa anak yang kurang memperhatikan

proses pembelajaran. Pada saat pemapaparan materi siswa sangat tertarik dan

antusias untuk memperhatikan penjelasan mengenai daur air.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti pada Pembelajaran IPA dengan

Model Snowball Throwing (pertemuan pertama) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

Pertemuan pertama

1 Guru memberikan pretes √

2 Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan

presensi

3 Guru melakukan apersepsi untuk memancing

semangat siswa mengikuti KBM

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

5 Guru menjelaskan materi dengan video pembelajaran √

6 Guru meminta siswa untuk membuat urutan proses

daur air

7 Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi kegiatan

manusia yang berhubungan dengan daur air

8 Guru memberikan umpan balik √

9 Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi √

10 Guru menyimpulkan dan menjelaskan kembali

materi

11 Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan

motivasi untuk belajar dengan rajin

12 Doa akhir pelajaran √

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

61

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti pada Pembelajaran IPA dengan

Model Snowball Throwing (pertemuan pertama) di SD N 2 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

Pertemuan pertama

1 Guru memberikan pretes √

2 Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan

presensi

3 Guru melakukan apersepsi untuk memancing

semangat siswa mengikuti KBM

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

5 Guru menjelaskan materi dengan video pembelajaran √

6 Guru meminta siswa untuk membuat urutan proses

daur air

7 Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi kegiatan

manusia yang berhubungan dengan daur air

8 Guru memberikan umpan balik √

9 Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi √

10 Guru menyimpulkan dan menjelaskan kembali

materi

11 Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan

motivasi untuk belajar dengan rajin

12 Doa akhir pelajaran √

Tabel 4.3 Hasil Obserasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA dengan

Model Snowball Throwing (pertemuan pertama) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Peneliti Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

Pertemuan pertama

1 Siswa mengerjakan pretes √

2 Siswa berdoa dan absen √

3 Siswa melakukan apersepsi untuk memancing

semangatnya dalam mengikuti KBM

4 Siswa mendengarkan peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran

5 Siswa mendengarkan peneliti menjelaskan materi

dengan video pembelajaran

6 Siswa membuat urutan proses daur air √

7 Siswa mengidentifikasi kegiatan manusia yang

berhubungan dengan daur air

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

62

8 Siswa mendengarkan peneliti ketika memberikan

umpan balik

9 Siswa melakukan refleksi √

10 Siswa mendengarkan dan mencatat saat peneliti

menyimpulkan dan menjelaskan kembali materi

11 Siswa mendengarkan peneliti saat motivasi untuk

belajar dengan rajin

12 Doa akhir pelajaran √

Tabel 4.4 Hasil Obserasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA dengan

Model Snowball Throwing (pertemuan pertama) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Siswa berdoa dan absen √

2 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi

sebelumnya

3 Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 Siswa membuat kelompok secara heterogen terdiri

dari 4-6 anak

5 Siswa duduk berkelompok sesuai dengan

kelompoknya

6 Siswa memilih salah satu temannya menjadi ketua

kelompok

7 Ketua kelompok menerima pembagian tugas atau

materi kelompok sesuai instruksi guru

8 Siswa mendengarkan guru ketika memberikan

umpan balik

9 Siswa melakukan refleksi √

10 Siswa memahami materi yang telah diberikan √

11 Siswa menulis pertanyaan menyangkut materi pada

selembar kertas yang diberikan guru

12 Siswa melempar bola pertanyaan kepada kelompok

lain

11 Siswa yangmendapat membacakan jawaban dari

pertanyaan yang tertulis dalam kertas secara

bergantian

12 Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan

bimbingan guru

13 Siswa mendapat soal posttest atau evaluasi √

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

63

14 Doa akhir pelajaran √

Untuk persiapan pembelajaran pada pertemuan kedua peneliti

mengingatkan siswa untuk belajar kembali materi yang telah disampaikan pada

pertemuan pertama. Peneliti tidak lupa memberikan arahan pada siswa cara

belajar dengan menggunakan model Snowball Throwing sehingga siswa pada

pertemuan kedua sudah siap menerima pembelajaran.

B. Pertemuan 2

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 23 Maret 2016 di SD Negeri 1

Ngadirejo dan tanggal 26 Maret 2016 di SD Negeri 2 Ngadirejo. Pada pertemuan

pertama ini kehadiran siswa yang berangkat sesuai dengan jumlah presensi di

daftar hadir. Pada pertemuan kedua ini sintak pembelajaran yang digunakan

dimulai dari tahap keempat yang merupakan tanya jawab, dalam tahap ini

sebelum tanya jawab antar kelompok dimulai peneliti memberikan arahan kepada

siswa untuk membuat bola dari kertas berisi satu buah pertanyaan yang nantinya

akan dilempar kepada kelompok yang lain. Setelah kelompok membuat bola dari

kertas, peneliti mengintruksi siswa untuk melempar bola pada siswa lain diluar

kelompoknya untuk menjawab pertanyaan, sedangkan siswa yang mendapatkan

bola dari kelompok yang melempar harus menjawab pertanyaan yang tertera

dalam bola kertas tersebut, apabila siswa yang mendapat lemparan bola tersebut

tidak dapat menjawab pertanyaan yang ada dalam kertas maka anggota

kelompoknya dapat membantu untuk menjawabnya. Kegiatan tanya jawab antar

kelompok ini dilakukan kurang lebih selama 15 menit sehingga setiap anak dapat

mendapat soal untuk mengasah pengetahuan mereka.

Tahap kelima adalah kesimpulan dan evaluasi. Tahap ini peneliti

memberikan kesimpulan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada

hari itu, siswa tidak lupa membuat rangkuman dari hasil kegiatan pembelajaran.

Peneliti memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya jika ada materi yang

kurang jelas, siswa melakukan tanya jawab pada peneliti mengenai materi yang

belum jelas. Peneliti menjawab pertanyaan siswa, sedangkan siswa mencatat

penjelasan peneliti.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

64

Sebelum pembelajaran diakhiri, peneliti memberikan lembar posttest kepada

siswa untuk mengukur pengetahuan siswa setelah diberikan materi tentang daur

air. Peneliti memberi penekanan kepada siswa bahwa tidak perlu mencontek buku

atau teman dan menekankan siswa untuk mengerjakan soal posttest sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Peneliti juga memberi penekanan kepada siswa

untuk mengerjakan soal posttest dengan bersungguh-sungguh. Untuk menjaga

agar siswa tidak saling mencontek, peneliti mengawasi siswa saat mengerjakan

posttest dengan berkeliling dan menegur siswa yang melakukan kecurangan

seperti mencontek pekerjaan teman atau bertanya kepada teman.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti pada Pembelajaran IPA dengan

Model Snowball Throwing (pertemuan kedua) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan

presensi

2 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi

sebelumnya

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

4 Guru memberi kesempatan untuk membentuk

kelompok secara heterogen

5 Guru memanggil ketua kelompok untuk pembagian

tugas kelompok

6 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk

memahami materi

7 Guru memberi selembar kertas untuk menulis

pertanyaan menyangkut materi

8 Guru mengawasi dan memonitor kegiatan

pembelajaran

9 Guru emberikan kesempatan kepada siswa untuk

membacakan jawaban dari pertanyaan yang tertulis

dalam kertas secara bergantian

10 Guru memberikan penguatan selama proses

pembelajaran

11 Guru memberikan motivasi bagi siswa yang kurang

aktif

12 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan √

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

65

pembelajaran

13 Guru memberikan soal evaluasi atau posttest √

14 Guru mengakhiri pembelajaran √

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti pada Pembelajaran IPA dengan

Model Snowball Throwing (pertemuan kedua) di SD N 2 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan

presensi

2 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi

sebelumnya

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

4 Guru memberi kesempatan untuk membentuk

kelompok secara heterogen

5 Guru memanggil ketua kelompok untuk pembagian

tugas kelompok

6 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk

memahami materi

7 Guru memberi selembar kertas untuk menulis

pertanyaan menyangkut materi

8 Guru mengawasi dan memonitor kegiatan

pembelajaran

9 Guru emberikan kesempatan kepada siswa untuk

membacakan jawaban dari pertanyaan yang tertulis

dalam kertas secara bergantian

10 Guru memberikan penguatan selama proses

pembelajaran

11 Guru memberikan motivasi bagi siswa yang kurang

aktif

12 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

pembelajaran

13 Guru memberikan soal evaluasi atau posttest √

14 Guru mengakhiri pembelajaran √

Tabel 4.7 Hasil Obserasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA dengan

Model Snowball Throwing(pertemuan kedua) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Peneliti Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Siswa berdoa dan absen √

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

66

2 Siswa bertanya jawab dengan peneliti tentang materi

sebelumnya

3 Siswa mendengarkan peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 Siswa membuat kelompok secara heterogen terdiri

dari 4-6 anak

5 Siswa duduk berkelompok sesuai dengan

kelompoknya

6 Siswa memilih salah satu temannya menjadi ketua

kelompok

7 Ketua kelompok menerima pembagian tugas atau

materi kelompok sesuai instruksi peneliti

8 Siswa memahami materi yang telah diberikan √

9 Siswa mendengarkan penjelasan peneliti tentang

fungsi tongkat

10 Siswa yang memegang tongkat mendapat soal dari

peneliti

11 Siswa yang memegang tongkat wajib menjawab

pertanyaan

12 Siswa mendengarkan penjelasan peneliti √

13 Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan

bimbingan peneliti

14 Siswa mendapat soal posttest atau evaluasi √

15 Doa akhir pelajaran √

Tabel 4.8 Hasil Obserasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA dengan

Model Snowball Throwing (pertemuan kedua) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Siswa berdoa dan absen √

2 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi

sebelumnya

3 Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 Siswa membuat kelompok secara heterogen terdiri

dari 4-6 anak

5 Siswa duduk berkelompok sesuai dengan

kelompoknya

6 Siswa memilih salah satu temannya menjadi ketua

kelompok

7 Ketua kelompok menerima pembagian tugas atau √

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

67

materi kelompok sesuai instruksi guru

8 Siswa mendengarkan guru ketika memberikan

umpan balik

9 Siswa melakukan refleksi √

10 Siswa memahami materi yang telah diberikan √

11 Siswa menulis pertanyaan menyangkut materi pada

selembar kertas yang diberikan guru

12 Siswa melempar bola pertanyaan kepada kelompok

lain

11 Siswa yangmendapat membacakan jawaban dari

pertanyaan yang tertulis dalam kertas secara

bergantian

12 Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan

bimbingan guru

13 Siswa mendapat soal posttest atau evaluasi √

14 Doa akhir pelajaran √

4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Ngadirejo dan

SD Negeri 2 Ngadirejo kelas ekperimen 1

Tingkat hasil belajar ini berisi mengenai pemaparan statistik deskriptif dari

hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata nilai (mean), nilai tertinggi

(max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya

dalam bentuk grafik.

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen 1

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Nilai Pre-Test 56 25.00 75.00 49.82 11.637

Nilai Post-Test 56 30.00 90.00 67.05 11.976

Valid N

(listwise) 56

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas

eksperimen (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan model

Snowball Throwing sebesar 49.82 dengan standar deviasi 11.976. Sedangkan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

68

setelah diberikan proses pembelajaran dengan perlakuan model Snowball

Throwing didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 67.05

dengan standar deviasi 11.976. Hal lain yang tampak adalah nilai tertinggi yang

dicapai pada pretest adalah 75 dan nilai terendahnya adalah 25. Sedangkan pada

posttest nilai tertinggi yang berhasil dicapai adalah 90 dan nilai terendahnya

adalah 50. Jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest ini sebanyak 30

siswa.

Karena jumlah data yang disajikan cukup banyak, maka data disusun

menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan

komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval

yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah

kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus Sturges (Sugiyono,

2013:35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah

banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log 56

= 1+3,3.1,74= 6.76 atau dibulatkan menjadi 7. Sedangkan interval kelas

didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas

yaitu

9. Untuk melihat hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest

kelompok eksperimen 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen 1

No.

Kelas Kelas Interval

Nilai Pretest Nilai Posttest

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1. 25-34 5 09.90% - -

2. 35-44 10 17.80% 1 01.80%

3. 45-54 18 32.10% 6 10.70%

4. 55-64 15 26.80% 12 21.50%

5. 65-74 7 12.50% 18 32.10%

6. 75-84 1 01.80% 13 23.20%

7 85-94 6 10.70%

Jumlah 56 100% 56 100%

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest terdapat 5

siswa yang mendapatkan nilai antara 25-34 dengan persentase 09.90%, 10 siswa

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

69

yang mendapatkan nilai antara 35-44 dengan persentase 17,80%, 18 siswa

mendapatkan nilai antara 45-54 dengan persentase 32,10%, 15 siswa

mendapatkan nilai antara 55-64 dengan persentase 26,80%, 7 siswa mendapatkan

mendapatkan nilai antara 65-74 dengan presentase 12,50% dan 1 siswa dengan

rentang nilai 75-84 dengan presentase 01,80%. Sedangkan pada nilai posttest

mengalami peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapat nilai 35-44 dengan

persentase 01.80%. Kemudian yang mendapatkan nilai antara 45-54 sebanyak 6

siswa dengan persentase 10,70%, yang mendapatkan nilai antara 55-64 sebanyak

12 siswa dengan persentase 21,50%, yang mendapatkan nilai antara 65-74

sebanyak 18 siswa dengan persentase 32,10% , sebanyak 13 siswa mendapatkan

nilai antara 75-84 dengan persentase 23,20% yang mendapatnilai 85-94 sebanyak

6 siswa dengan presentase 10,70%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi

frekuensi nilai pretest dan posttest di atas maka disajikan dalam bentuk grafik

sebagai berikut.

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen 1

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94

frek pre

frek pos

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

70

4.1.2 Hasil Implementasi Pembelajaran IPA menggunakan Model Talking

Stick sebagai Kelompok Eksperimen 2

Validitas adalah suatu hal yang krusial pada suatu penelitian, baik itu

validitas internal maupun eksternal. Keduanya harus dikontrol secara ketat untuk

menghasilkan suatu hasil yang valid. Kelompok eksperimen 1 maupun kelompok

eksperimen 2 adalah kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya, bukan

kelompok yang anggotanya ditentukan secara acak. Perlu adanya sebuah kontrol

yang dapat mengontrol validitas yang berasal dari kelompok-kelompok yang

sudah terbentuk sebelumnya itu atau validitas internal. Validitas internal pada

penelitian ini akan dikontrol dengan pretest. Pretest pada penelitian ini digunakan

sebagai variabel kovariat. Selain itu, instrumen tes yang digunakan juga perlu

diuji kevalidannya. Instrumen tes diuji kelayakan dan kevalidannya dengan diuji

cobakan terlebih dahulu di SD yang tidak digunakan untuk penelitian. Soal yang

tidak valid tidak akan digunakan pada penelitan sebenarnya.

Pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Talking

Stick sebagai kelompok eksperimen 2 dilaksanakan pada tanggal 22, 23, 24 dan 26

Maret 2016 di kelas 5A di SD Negeri 1 Ngadirejo dan SD Negeri 2 Ngadirejo

dengan jumlah responden 52 siswa. Pertemuan pembelajaran dilaksanakan

sebanyak 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 2 x 35 menit. Kelompok

eksperimen 2 dengan mata pelajaran IPA mengambil standar kompetensi tentang

memahami perubahan yang terjadi dari alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam, kompetensi dasar Mendeskripsikan proses daur

air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.

Dalam penelitian eksperimen ini yang bertindak sebagai pelaku penelitian

adalah peneliti sendiri. Adapun yang bertindak sebagai observer adalah peneliti

kelas dari kelas yang menjadi objek eksperimen yaitu Keminem dan Nuryanto.

4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA

A. Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 di SD Negeri 1

Ngadirejo dan tanggal 24 Maret 2016 di SD Negeri 2 Ngadirejo. Pada pertemuan

pertama ini kehadiran siswa yang berangkat sesuai dengan jumlah presensi di

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

71

daftar hadir. Sebelum memulai pembelajaran peneliti mengajak siswa untuk

mengerjakan pretes, pretes dilaksanakan selama kurang lebih 15 menit. Untuk

menjaga agar siswa tidak saling mencontek, peneliti mengemukakan bahwa pretes

digunakan untuk mengukur kemampuan pengetahuan siswa itu sendiri. Selain

ditekankan untuk mengukur pengetahuan siswa peneliti juga berkeliling untuk

menjaga siswa agar tidak saling mencontek. Apabila ada siswa yang ketahuan

mencontek maka peneliti tidak segan-segan untuk menegurnya.

Pada pertemuan pertama ini sintak pembelajaran yang digunakan adalah

Tahap pertama adalah penyampaian kompetensi yang dilakukan antara lain

peneliti menjelaskan Kompetensi Dasar dan materi yang akan disampaikan pada

petemuan pertama selain itu untuk memancing pemahaman awal siswa peneliti

memberikan apersepsi, adapun siswa mendengarkan peneliti menyampaikan

tujuan pembelajaran. Peneliti mendeskripsikan menjelaskan pentingnya air,

menjelaskan proses daur ulang air, menjelaskan kegiatan manusia yang

mempengaruhi daur air dan menjelaskan cara menghemat penggunaan air.

Adapun siswa mendengarkan peneliti saat menjelaskan pentingnya air, proses

daur ulang air, kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air dan cara

menghemat penggunaan air dengan antusias.

Tahap kedua adalah pembentukan kelompok dalam tahap ini kegiatan yang

dilakukan antara lain, peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara

heterogen sedangkan siswa berkelompok sesuai dengan kelompok belajar yang

sudah ada. Peneliti memberikan instruksi pada siswa untuk menunjuk salah satu

temannya sebagai ketua kelompok, siswa berdiskusi untuk menunjuk salah satu

anggota sebagai ketua kelompok. Setelah ketua kelompok sudah terbentuk,

peneliti memberi instruksi kepada ketua kelompok untuk maju kedepan kelas

untuk diberikan penjelasan tentang materi yang didapatkannya, sedangkan siswa

yang dipilih menjadi ketua kelompok setelah mendapat instruksi dari peneliti

mengenai materi menjelaskan kembali kepada anggota kelompoknya.

Tahap ketiga adalah penyajian materi, dalam tahap ini peneliti

menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, siswa mendengarkan

penjelasan peneliti mengenai materi yang akan dipelajari daur air. peneliti

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

72

memberi kesempatan kepada kelompok untuk membaca dan mempelajari materi

daur air, sedangkan siswa mendapat kesempatan dari peneliti untuk membaca dan

mempelajari materi dan siswa dapat berdiskusi menyelesaikan masalah.

Pertemuan pertama pada model pembelajaran Talking Stick siswa mengikuti

pembelajaran dengan baik. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan dari

peneliti walaupun ada beberapa anak yang kurang memperhatikan proses

pembelajaran. Pada saat pemapaparan materi siswa sangat tertarik dan antusias

untuk memperhatikan penjelasan mengenai daur air.

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti pada Pembelajaran IPA dengan

Model Talking Stick (pertemuan pertama) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Talking Stick Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Guru memberikan pretes √

2 Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan

presensi

3 Guru melakukan apersepsi untuk memancing

semangat siswa mengikuti KBM

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

5 Guru menjelaskan materi dengan video pembelajaran √

6 Guru meminta siswa untuk membuat urutan proses

daur air

7 Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi kegiatan

manusia yang berhubungan dengan daur air

8 Guru memberikan umpan balik √

9 Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi √

10 Guru menyimpulkan dan menjelaskan kembali

materi

11 Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan

motivasi untuk belajar dengan rajin

12 Doa akhir pelajaran √

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti pada Pembelajaran IPA dengan

Model Talking Stick (pertemuan pertama) di SD N 2 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Talking Stick Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Guru memberikan pretes √

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

73

2 Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan

presensi

3 Guru melakukan apersepsi untuk memancing

semangat siswa mengikuti KBM

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

5 Guru menjelaskan materi dengan video pembelajaran √

6 Guru meminta siswa untuk membuat urutan proses

daur air

7 Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi kegiatan

manusia yang berhubungan dengan daur air

8 Guru memberikan umpan balik √

9 Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi √

10 Guru menyimpulkan dan menjelaskan kembali

materi

11 Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan

motivasi untuk belajar dengan rajin

12 Doa akhir pelajaran √

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA dengan

Model Talking Stick (pertemuan pertama) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

Pertemuan pertama

1 Siswa mengerjakan pretes √

2 Siswa berdoa dan absen √

3 Siswa melakukan apersepsi untuk memancing

semangatnya dalam mengikuti KBM

4 Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

5 Siswa mendengarkan guru menjelaskan materi

dengan video pembelajaran

6 Siswa membuat urutan proses daur air √

7 Siswa mengidentifikasi kegiatan manusia yang

berhubungan dengan daur air

8 Siswa mendengarkan guru ketika memberikan

umpan balik

9 Siswa melakukan refleksi √

10 Siswa mendengarkan dan mencatat saat guru

menyimpulkan dan menjelaskan kembali materi

11 Siswa mendengarkan guru saat motivasi untuk √

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

74

belajar dengan rajin

12 Doa akhir pelajaran √

Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA dengan

Model Talking Stick (pertemuan pertama) di SD N 2 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Siswa mengerjakan pretes √

2 Siswa berdoa dan absen √

3 Siswa melakukan apersepsi untuk memancing

semangatnya dalam mengikuti KBM

4 Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

5 Siswa mendengarkan guru menjelaskan materi

dengan video pembelajaran

6 Siswa membuat urutan proses daur air √

7 Siswa mengidentifikasi kegiatan manusia yang

berhubungan dengan daur air

8 Siswa mendengarkan guru ketika memberikan

umpan balik

9 Siswa melakukan refleksi √

10 Siswa mendengarkan dan mencatat saat guru

menyimpulkan dan menjelaskan kembali materi

11 Siswa mendengarkan guru saat motivasi untuk

belajar dengan rajin

12 Doa akhir pelajaran √

Untuk persiapan pembelajaran pada pertemuan kedua peneliti tidak lupa

mengingatkan siswa untuk belajar kembali materi yang telah disampaikan pada

pertemuan pertama. Peneliti tidak lupa memberikan arahan pada siswa cara

belajar dengan menggunakan model Talking Stick sehingga siswa pada pertemuan

kedua sudah siap menerima pembelajaran.

B. Pertemuan 2

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 23 Maret 2016 di SD Negeri 1

Ngadirejo dan tanggal 26 Maret 2016 di SD Negeri 2 Ngadirejo. Pada pertemuan

kedua ini kehadiran siswa yang berangkat sesuai dengan jumlah presensi di daftar

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

75

hadir. Pada pertemuan kedua ini sintak pembelajaran yang digunakan dimulai dari

tahap keempat yaitu penanaman konsep. Tahap ini sebelum memasuki penanaman

konsep peneliti menjelaskan kembali fungsi dan aturan main menggunakan

tongkat, sedangkan siswa mendengarkan penjelasan peneliti mengenai aturan

main dan fungsi tongkat yang diperlihatkan peneliti. Peneliti memberikan tongkat

pada salah satu siswa setelah itu peneliti memberikan pertanyaan pada siswa yang

memegang tongkat. Adapun kegiatan yang dilakukan siswa yang mendapat

tongkat harus akan mendapat pertanyaan dari peneliti dan harus menjawab

pertanyaan tersebut, begitu seterusnya.

Tahap kelima adalah kesimpulan dan evaluasi. Tahap ini peneliti

memberikan kesimpulan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,

siswa membuat rangkuman dari hasil kegiatan pembelajaran. Peneliti bertanya

atau memberi kesempatan siswa jika ada materi yang kurang jelas, siswa

melakukan tanya jawab pada peneliti mengenai materi yang belum jelas. Peneliti

menjawab pertanyaan siswa, sedangkan siswa mencatat penjelasan peneliti.

Peneliti memberi penguatan dengan memberikan soal-soal, adapun siswa

mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh peneliti sebagai penguatan.

Adapun soal-soal penguatan ini merupakan soal evaluasi atau posttest.

Proses evaluasi posttest hampir sama dengan pretes, siswa diberi waktu kurang

lebih 15 menit untuk mengerjakan soal.

Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti pada Pembelajaran IPA dengan

Model Talking Stick (pertemuan kedua) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Talking Stick Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan

presensi

2 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi

sebelumnya

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

4 Guru memberi kesempatan untuk membentuk

kelompok secara heterogen

5 Guru memanggil ketua kelompok untuk pembagian

tugas kelompok

6 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk √

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

76

memahami materi

7 Guru menyiapkan tongkat √

8 Guru mengawasi dan memonitor kegiatan

pembelajaran

9 Guru memberikan soal pada siswa yang

mendapatkan tongkat

10 Guru memberikan penguatan selama proses

pembelajaran

11 Guru memberikan motivasi bagi siswa yang kurang

aktif

12 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

pembelajaran

13 Guru memberikan soal evaluasi atau posttest √

14 Guru mengakhiri pembelajaran √

Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti pada Pembelajaran IPA dengan

Model Talking Stick (pertemuan kedua) di SD N 2 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Talking Stick Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan

presensi

2 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi

sebelumnya

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

4 Guru memberi kesempatan untuk membentuk

kelompok secara heterogen

5 Guru memanggil ketua kelompok untuk pembagian

tugas kelompok

6 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk

memahami materi

7 Guru menyiapkan tongkat √

8 Guru mengawasi dan memonitor kegiatan

pembelajaran

9 Guru memberikan soal pada siswa yang

mendapatkan tongkat

10 Guru memberikan penguatan selama proses

pembelajaran

11 Guru memberikan motivasi bagi siswa yang kurang

aktif

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

77

12 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

pembelajaran

13 Guru memberikan soal evaluasi atau posttest √

14 Guru mengakhiri pembelajaran √

Tabel 4.17 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA dengan

Model Talking Stick (pertemuan kedua) di SD N 1 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Siswa berdoa dan absen √

2 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi

sebelumnya

3 Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 Siswa membuat kelompok secara heterogen terdiri

dari 4-6 anak

5 Siswa duduk berkelompok sesuai dengan

kelompoknya

6 Siswa memilih salah satu temannya menjadi ketua

kelompok

7 Ketua kelompok menerima pembagian tugas atau

materi kelompok sesuai instruksi guru

8 Siswa memahami materi yang telah diberikan √

9 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang fungsi

tongkat

10 Siswa yang memegang tongkat mendapat soal dari

guru

11 Siswa yang memegang tongkat wajib menjawab

pertanyaan

12 Siswa mendengarkan penjelasan guru √

13 Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan

bimbingan guru

14 Siswa mendapat soal posttest atau evaluasi √

15 Doa akhir pelajaran √

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

78

Tabel 4.18 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA

dengan Model Talking Stick (pertemuan kedua) di SD N 2 Ngadirejo

No Kegiatan Guru Snowball Throwing Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Siswa berdoa dan absen √

2 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi

sebelumnya

3 Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 Siswa membuat kelompok secara heterogen terdiri

dari 4-6 anak

5 Siswa duduk berkelompok sesuai dengan

kelompoknya

6 Siswa memilih salah satu temannya menjadi ketua

kelompok

7 Ketua kelompok menerima pembagian tugas atau

materi kelompok sesuai instruksi guru

8 Siswa memahami materi yang telah diberikan √

9 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang fungsi

tongkat

10 Siswa yang memegang tongkat mendapat soal dari

guru

11 Siswa yang memegang tongkat wajib menjawab

pertanyaan

12 Siswa mendengarkan penjelasan guru √

13 Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan

bimbingan guru

14 Siswa mendapat soal posttest atau evaluasi √

15 Doa akhir pelajaran √

4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Ngadirejo dan SD

Negeri 2 Ngadirejo pada Kelas Eksperimen 2

Tingkat hasil belajar ini berisi mengenai pemaparan statistik deskriptif dari

hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata nilai (mean), nilai tertinggi

(max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya

dalam bentuk grafik.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

79

Tabel 4.19 Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen 2

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Nilai Pre-Test 52 25.00 80.00 53.17 13.757

Nilai Post-Test 52 55.00 90.00 74.23 8.307

Valid N

(listwise) 52

Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas

eksperimen 2 (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan

model Talking Stick sebesar 53.17 dengan standar deviasi 13.757. Sedangkan

setelah diberikan proses pembelajaran dengan perlakuan model Talking Stick

didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 74.23 dengan standar

deviasi 8.307. Hal lain yang tampak adalah nilai tertinggi yang dicapai pada

pretest adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 25. Sedangkan pada posttest nilai

tertinggi yang berhasil dicapai adalah 90 dan nilai terendahnya adalah 55. Jumlah

siswa yang mengikuti pretest dan posttest ini sebanyak 52 siswa.

Karena jumlah data yang disajikan cukup banyak, maka data disusun

menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan

komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval

yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah

kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus Sturges (Sugiyono,

2013: 35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah

banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log

52= 1+3,3 .1,716= 6.66 atau dibulatkan menjadi 7. Sedangkan interval kelas

didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas

yaitu

9. Untuk melihat hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest

kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

80

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen 2

No.

Kelas Kelas Interval

Nilai Pretest Nilai Posttest

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1. 25-34 4 07.20% - -

2. 35-44 8 14.20% - -

3. 45-54 12 21.40% - -

4. 55-64 15 26.80% 5 08.90%

5. 65-74 8 14.20% 17 30.30%

6. 75-84 5 09.00% 20 35.70%

7 85-94 - - 10 17.90%

Jumlah 52 100% 52 100%

Dari tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest terdapat 4

siswa yang mendapatkan nilai antara 25-34 dengan persentase 07.20%, 8 siswa

yang mendapatkan nilai antara 35-44 dengan persentase 14,20%, 12 siswa

mendapatkan nilai antara 45-54 dengan persentase 21,40%, 15 siswa

mendapatkan nilai antara 55-64 dengan persentase 26,80%, 8 siswa mendapatkan

mendapatkan nilai antara 65-74 dengan presentase 14,20% dan 5 siswa dengan

rentang nilai 75-84 dengan presentase 09,00%. Sedangkan pada nilai posttest

mengalami peningkatan yaitu yang mendapat nilai yang mendapatkan nilai antara

55-64 sebanyak 5 siswa dengan persentase 08,90%, yang mendapatkan nilai

antara 65-74 sebanyak 17 siswa dengan persentase 30,30% , sebanyak 20 siswa

mendapatkan nilai antara 75-84 dengan persentase 35,70% yang mendapat nilai

85-94 sebanyak 10 siswa dengan presentase 17,90%. Untuk lebih memperjelas

daftar distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest di atas maka disajikan dalam

bentuk grafik sebagai berikut.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

81

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen 2

4.1.3 Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh rerata

untuk pretes dan posttest baik rata-rata kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen

2. Dibawah ini disajikan hasil perbandingan pretes dan posttest untuk kelas

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dalam bentuk tabel dan grafik.

Tabel 4.21 Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen 1 dan

Kelompok Eksperimen 2

Tahap

pengukuran

Rerata skor (mean) kelompok Keterangan selisih

skor Eksperimen 1 Eksperimen 2

Pretes

Posttest

49,82

67,05

53,17

74,23

3.35

7.18

Dari tabel 4.21 diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata

tahap pengukuran awal yang ditunjukkan oleh adanya selisih skor antara

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sebesar 3.35 dimana nilai

rata-rata kelompok eksperimen 2 lebih unggul. Sedangkan pada tahap pengukuran

akhir juga terdapat perbedaan nilai rata-rata yang ditunjukkan adanya selisih skor

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 7.18 dimana nilai

0

5

10

15

20

25

25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94

frek pre

frek pos

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

82

rata-rata kelompok eksperimen 2 lebih unggul. Secara ringkas deskripsi

komparasi hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 4.3 Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok

Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

4.1.4 Hasil Uji Perbedaan Rerata Hasil Belajar Menggunakan Snowball

Throwing dan Talking Stick

Dalam hasil uji beda penelitian ini dipaparkan mengenai teknik analisis

data yang digunakan yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat terdiri atas

uji normalitas dan homogenitas yang digunakan untuk mengetahui distribusi

kenormalan data dan tingkat kesetaraan dari data yang akan diuji Anakova (beda

rata-rata). Pengujian normalitas dan homogenitas data dianalisis dengan

menggunakan bantuan SPSS 16 for windows.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan bantuan SPSS

16 for windows yaitu dengan cara klik analyze-nonparametric tests-1 sample KS-

masukan variabel pada jendela variabel-klik normal pada test distribution-ok.

Pengujian normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan

data dikatakan berdistribusi normal jika nilai probabilitas/signifikansi > 0,05.

Hasil dari uji normalitas data-data yang digunakan adalah sebagai berikut.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

PRE POS

EXP

EXP2

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

83

Tabel 4.22 Hasil uji Normalitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan

Kelompok Eksperimen 2

Tests of Normality

model

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pretes ST .113 56 .071 .977 56 .343

TS .101 52 .200* .975 52 .347

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true

significance.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pretes kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,071 dan 0,200. Karena nilai

signifikan/probabilitas data tersebut .0,05`maka dapat disimpulkan bahwa

populasi hasil pretes kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2

berdistribusi normal.

Setelah dilakukan pengjian normalitas terhadap data pretes kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, kemudian dilanjutkan dengan

pengujian normalitas data posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2. Berikut hasil uji normalitas data nilai posttest kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

84

Tabel 4.23 Hasil uji Normalitas Nilai Posttestt Kelompok Eksperimen 1 dan

Kelompok Eksperimen 2

Tests of Normality

model

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

posttest ST .102 56 .200* .973 56 .253

TS .118 52 .069 .959 52 .068

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true

significance.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil posttest kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,200 dan 0,069. Karena nilai

signifikan/probabilitas data tersebut .0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

populasi hasil pretes kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2

berdistribusi normal.

Setelah syarat uji normalitas berupa distribusi kenormalan data terpenuhi,

kemudian dilanjutkan syarat kedua yaitu tentang homogenitas atau tingkat

kesetaraan data dengan melakukan uji homogenitas menggunakan Levene Test

dengan ketentuan apabila nilai probabilitas/signifikansi > 0.05 maka dapat

dikatakan bahwa populasi data memiliki varian yang sama atau dengan kata lain

data homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

SPSS 20 for windows yang langkah-langkahnya adalah masukkan data-analyze-

descriptive statistic-explore-masukkan variabel X2 (nilai pretest) dan X3 (nilai

posttest) ke dependent list dan X1 ke factor-klik tombol plots hingga muncul

kotak dialog explore:plots-klik power estimation-continue-pada tombol display

pilih both-ok. Hasil dari uji homogenitas data kelompok eksperimen dan kontrol

adalah sebagai berikut.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

85

Tabel 4.24 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan

Kelompok Eksperimen 2

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

pretes Based on Mean 1.617 1 106 .206

Based on Median 1.361 1 106 .246

Based on Median and

with adjusted df 1.361 1 102.901 .246

Based on trimmed mean 1.616 1 106 .206

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil output test of

homogeneity of variance nilai pretest menunjukkan angka signifikansi yang ada

adalah untuk probabilitas based on mean = 0,206, untuk based on median = 0,246,

probabilitas based on median ang with adjusted df = 0,246 dan probabilitas based

on trimmed mean = 0,206. Sehingga dapat dikatakan bahwa data nilai pretest

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 memiliki varian yang sama

atau homogen, karena nilai probabilitas populasi data > 0,05.

Tabel 4.25 Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linear

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

posttest Based on Mean 2.948 1 106 .089

Based on Median 2.862 1 106 .094

Based on Median and

with adjusted df 2.862 1 99.334 .094

Based on trimmed mean 2.964 1 106 .088

Sedangkan untuk nilai posttest menunjukkan bahwa angka signifikansi

yang diperoleh adalah untuk probabilitas based on mean = 0,089 , untuk based on

median = 0,094, probabilitas based on median ang with adjusted df = 0,094 dan

probabilitas based on trimmed mean = 0,088. Karena nilai probabilitas populasi

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

86

data > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data nilai posttest kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol SD Inti memiliki varian yang sama atau homogen.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi data nilai pretest-posttest kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 memiliki varian yang sama atau

homogen.

Berdasarkan hasil dari uji normalitas yang menunjukkan bahwa persebaran

data posttest berdistribusi normal dan uji homogenitas yang menunjukkan bahwa

data posttest homogen, maka dengan demikian uji prasyarat telah terpenuhi

sehingga populasi data posttest tersebut dapat dikenakan untuk uji ancova (uji

beda rata-rata) sebagai acuan menguji hipotesis yaitu ada/tidak perbedaan rata-rata

nilai posttest yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Di bawah ini disajikan hasil uji ancova (uji beda rata-rata) kelompok eksperimen

1 dan kelompok eksperimen 2.

Tabel 4.26 Hasil Uji Ancova

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent

Variable:POSTTEST

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Partial

Eta

Squared

Corrected

Model 10891.901

a 2 5445.951 300.156 .000 .851

Intercept 6328.696 1 6328.696 348.809 .000 .769

PRETES 9502.981 1 9502.981 523.762 .000 .833

MODEL 579.930 1 579.930 31.963 .000 .233

Error 1905.089 105 18.144

Total 549725.000 108

Corrected Total 12796.991 107

a. R Squared = ,851 (Adjusted R Squared = ,848)

Ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar model

Snowball Throwing dan model Talking Stick dilihat dari empat sumber yaitu

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

87

corrected model, intercept, pretest, dan model pembelajaran. Corrected model

adalah parameter apakah pretest dan model pembelajaran secara simultan berbeda

dampaknya terhadap hasil belajar atau tidak. Intercept adalah nilai konstanta dari

ada tidaknya dampak pretest dan model pembelajaran. Pretest menunjukkan ada

tidaknya dampak terhadap hasil belajar. Model pembelajaran adalah yang paling

utama, ini menunjukkan ada tidaknya dampak yang berbeda dari model

pembelajaran terhadap hasil belajar. Jika signifikansi keempatnya < 0.05 maka

ada perbedaan yang signifikan. Hasil uji di atas menunjukkan bahwa keempat

sumber memiliki nilai signifikansi < 0.05, berarti terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar menggunakan model Snowball Throwing dan

Talking Stick

4.1.5 Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji Anakova (uji beda rata-rata) terhadap nilai posttest kelompok

eksperimen 1 dan kelompok ekxperimen dapat dijadikan acuan untuk menguji

hipotesis. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. H0: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan

model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick ditinjau dari hasil

belajar IPA siswa kelas 5 SD Gugus Merbabu Ngadirejo.

2. Ha: Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick ditinjau dari hasil belajar

IPA siswa kelas 5 SD Gugus Merbabu Ngadirejo.

Berdasarkan uji anakova (uji beda rata-rata) yang telah dilakukan terhadap

nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, diperoleh hasil

uji yaitu nilai uji ancova sebesar 0.000. Karena angka signifikansi/probabilitas

menunjukkan nilainya < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat

perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran

Snowball Throwing dan Talking Stick ditinjau dari hasil belajar IPA siswa kelas 5

SD Gugus Merbabu Ngadirejo.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

88

4.2 Pembahasan Penelitian

Uji keefektifan model hakikatnya adalah sebuah eksperimen untuk

menguji keampuhan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick

dalam meningkatkan kompetensi hasil belajar siswa dibandingkan dengan model

lain. Dengan demikian pembahasan ini difokuskan pada rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada

peserta didik kelas 5 di Gugus Merbabu dalam pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan tipe Talking Stick?

Menjawab rumusan masalah dari topik pembahasan mengenai hasil belajar

yang telah dilakukan dalam pembelajaran IPA siswa kelas 5 kelas eksperimen 1

dan kelas kelas eksperimen 2, diperoleh rata-rata tahap pengukuran awal pada

kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 sebesar 49,82 dan 53,17. Sedangkan

tahap pengukuran akhir kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 sebesar 67,05

dan 74,23. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kedua model yang dipakai pada

kelas eksperimen 1 dan kelas ekperimen 2 dalam tahap akhir keduanya sama-

sama memberikan peningkatan hasil belajar.Akan tetapi perbedaan yang nampak

jelas telihat pada kelas eksperimen 2.

Distribusi frekuensi data yang tertera dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui

bahwa pada nilai pretest terdapat 5 siswa yang mendapatkan nilai antara 25-34

dengan persentase 09.90%, 10 siswa yang mendapatkan nilai antara 35-44 dengan

persentase 17,80%, 18 siswa mendapatkan nilai antara 45-54 dengan persentase

32,10%, 15 siswa mendapatkan nilai antara 55-64 dengan persentase 26,80%, 7

siswa mendapatkan mendapatkan nilai antara 65-74 dengan presentase 12,50%

dan 1 siswa dengan rentang nilai 75-84 dengan presentase 01,80%. Sedangkan

pada nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapat

nilai 35-44 dengan persentase 01.80%. Kemudian yang mendapatkan nilai antara

45-54 sebanyak 6 siswa dengan persentase 10,70%, yang mendapatkan nilai

antara 55-64 sebanyak 12 siswa dengan persentase 21,50%, yang mendapatkan

nilai antara 65-74 sebanyak 18 siswa dengan persentase 32,10% , sebanyak 13

siswa mendapatkan nilai antara 75-84 dengan persentase 23,20% yang

mendapatnilai 85-94 sebanyak 6 siswa dengan presentase 10,70%. Dari 56 siswa

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

89

keseluruhan, hanya terdapat 4 siswa yang di atas KKM pada nilai pretest dan 25

siswa yang mendapat nilai posttest di atas KKM >69.

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest terdapat 4

siswa yang mendapatkan nilai antara 25-34 dengan persentase 07.20%, 8 siswa

yang mendapatkan nilai antara 35-44 dengan persentase 14,20%, 12 siswa

mendapatkan nilai antara 45-54 dengan persentase 21,40%, 15 siswa

mendapatkan nilai antara 55-64 dengan persentase 26,80%, 8 siswa mendapatkan

mendapatkan nilai antara 65-74 dengan presentase 14,20% dan 5 siswa dengan

rentang nilai 75-84 dengan presentase 09,00%. Sedangkan pada nilai posttest

mengalami peningkatan yaitu yang mendapat nilai yang mendapatkan nilai antara

55-64 sebanyak 5 siswa dengan persentase 08,90%, yang mendapatkan nilai

antara 65-74 sebanyak 17 siswa dengan persentase 30,30% , sebanyak 20 siswa

mendapatkan nilai antara 75-84 dengan persentase 35,70% yang mendapat nilai

85-94 sebanyak 10 siswa dengan presentase 17,90%. Dari keseluruhan siswa yang

berjumlah 52 siswa yang mencapai KKM >69 pada nilai posttest di atas KKM ada

40 siswa.

Keampuhan kedua model pembelajaran yaitu Talking Stick dan Snowball

Throwing yang memberikan pengaruh positif terhadap kenaikan hasil belajar

siswa. Model Snowball Throwing memiliki sintak yang hampir sama dengan

Talking Stick. Adapun sintak yang digunakan dalam Snowball Throwing adalah

penyajian kelas, belajar kelompok, pembagian tugas, tanya jawab dan kesimpulan

dan evaluasi. Dalam sintak model Snowball Throwing dalam sintak keempat yaitu

tanya jawab, dalam sintak ini siswa diajak membuat soal dalam kelompok dan

setelah soal dibuat soal ini dilemparkan kepada kelompok lain untuk dijawab

begitu seterusnya. Pada sintak keempat ini pemahaman konsep benar-benar

ditekankan sehingga anak lebih memahami materi.

Model Talking Stick tidak kalah ampuh untuk meningkatkan hasil belajar

IPA, sintak yang digunakan penyampaian kompetensi, pembentukan kelompok,

penyajian materi, penanaman konsep, dan kesimpulan dan evaluasi. Dalam model

Talking Stick sintak keempat yaitu penanaman konsep siswa diajak untuk

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

90

mengekplorasi pengetahuan mereka dengan diberi pertanyaan-pertanyaan dari

guru yang dijawab dalam kelompok.

Hasil analisis persyaratan kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1

dan eksperimen 2 homogen karena nilai posttest hasil belajar adalah 0,206 > 0,05.

Sedangkan uji normalitas untuk posttest hasil belajar kelompok eksperimen 1

adalah 0,200>0,05 dan posttest hasil belajar kelompok eksperimen 2 adalah

0,069>0,05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai posttest hasil belajar

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berdistribusi normal.

Berdasarkan uji beda nilai posttest kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2 yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing danmodel pembelajaran Talking Stick menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar pada pembelajaran IPA. Hal ini

ditinjau dari uji ancova hasil belajar siswa mempunyai nilai probabilitas

signifikansi 0,021>0,05 yang artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, jadi tidak

terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan model Snowball Throwing dan

Talking Stick terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 pada kelas eksperimen 1

dan kelas eksperimen 2.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pramukantaro (2013) menunjukkan bahwa terdapat hasil yang cukup signifikan

dari perpaduan model pembelajaraan kooperatif tipe Talking Stick dengan

Snowball Throwing. Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata hasil pretest sebesar

52,7406 dan rata-rata hasil posttes sebesar 77,984. Berdasarkan hal tersebut hasil

belajar siswa menunjukkan peningkatan yang signifikas sebesar 25,24375. Jadi

dapat disimpulkan bawa hasil belajar setelah menggunakan perpaduan model

Snowball Throwing dan Talking Stick lebih baik dari hasil belajar sebelum

menggunakan perbaduan dua model tersebut.

Penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan oleh Riris Arianti (2013)

menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Talking Stick dan Snowball

Throwing dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran peserta didik. Hal ini

dibuktikan dengan adanya peningkatan daya serap terhadap bahan pengajaran,

pemahaman peserta didik dalam diskusi kelas dan diskusi kelompok, serta peserta

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

91

didik benar dalam membuat pertanyaan dan menyelesaikan soal tes dari guru.

Pada pra tindakan persentase peserta didik yang memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) sebesar 28% (11 peserta didik) dan peserta didik yang belum

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 32,14% (9 peserta

didik) dan peserta didik yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) sebesar 67,86% (19 peserta didik).

Penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan oleh Herawati dan

Zulkarnain (2013) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata- rata prestasi

belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih

tinggi dari rata-rata prestasi belajar peserta didik yang diajarkan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Ratna Danar Sari, Satrijo

Budi Wibowo, Juli Murwani penelitian mereka menyatakan bahwa ada perbedaan

prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe Snowball Throwing dengan tipe Talking Stick. Penggunaan metode

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih sesuai dari pada

penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dalam

peningkatan prestasi belajar peserta didik, karena adanya peningkatan keaktifan

belajar peserta didik dari segi kerjasama, bertanya dan menjawab pertanyaan dan

juga adanya peningkatan prestasi hasil belajar dengan model pembelajaran baik

dengan teknik tanya jawab berpasangan maupun dengan diskusi kelompok.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ira Ratnasari (2014)

menunjukkan terjadi perbedaan posttest hasil belajar matematika menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing diperoleh rata-rata 84,93

sedangkan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Talking Stick diperoleh rata-rata 70,00.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Danik Risnawati

Wijiastuti (2014) menyatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick lebih baik dibandingkan hasil belajar dengan menggunkan Snowball

Throwing. Hal ini terlihat berdasarkan nilai rata-rata posttes kelas eksperimen

yaitu 81,454 dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 70,818 maka menunjukkan

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

92

bahwa hasil belajar yang menggunakan metode Talking Stick lebih baik

dibandingkan hasil belajar dengan menggunakan metode Snowball Throwing.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Dewi Yuni Akhiriyah

(2011) menyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Snowball

Throwing kualitas pembelajarannya semakin meningkat. Hal tersebut dapat

diketahui dengan melihat hasil aktivitas belajar siswa. Untuk siklus 1 rata-rata

aktivitas siswa adalah 3,0 dengan kriteria baik, siklus 2 diperoleh aktivitas siswa

3,53 dengan kriteria sangat baik dan pada siklus 3 adalah 3,56 dengan kriteria

sangat baik. Jadi ada peningkatan aktivitas belajar dari siklus 1 sampai siklus 3.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Monna Sisca

Eka Wati, Erman Har, Wince Hendri (2013) menyatakan bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran Talking Stick hasil pembelajaran lebih tinggi

dari pada yang tidak menerapkan model pembelajaran Talking Stick. Nilai rata-

rata pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu rata-rata 69,06 dari pada kelas

kontrol yaitu 59,64.

Penelitan ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haji

Wirahana menyatakan bahwa model kooperatif learning tipe Talking Stick dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Terbukti dengan adanya

peningkatan pada siklus 1 dan siklus nilai rata-rata aktivitas belajar yaitu dengan

peningkatan 20,13. Adapun hasil belajar siswa pada siklus 1 hingga siklus 2

mengalami peningkatan sebesar 55,55.

Pemaparan hasil analisis data diatas, dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan nilai awal dan akhir penggunaan model pembelajaran Snowball

Throwing dan model pembelajaran Talking Stick dalam pencapaian hasil belajar

IPA siswa kelas 4 SD Gugus Merbabu Kecamatan Ngadirejo dan terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil akhir kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11001/5/T1_292012230_BAB IV... · yaitu kelas 5 A untuk kelas eksperimen 1 dan kelas 5 B untuk kelas

93

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di SD Gugus Merbabu Kecamatan Ngadirejo

berjalan dengan lancar. Meskipun demikian, peneliti mengalami beberapa kendala

selama proses penelitian berlangsung. Adapun yang menjadi kendala dalam

penelitian ini diantaranya kurangnya alat bantu daur air sehingga peneliti hanya

memaparkan lewat video dan powerpoint saja. Sampel yang digunakan juga

terbatas 1 SD inti dan 1 SD impas, dikarenakan keterbatasan waktu yang

digunakan dalam penelitian ini sehingga hanya dua sekolah yang digunakan.

Selain alat bantu dan sampel, penelitian ini hanya meneliti hasil belajar pada

ranah kognitif.