bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisi tentang Deskriptif setiap variabel, analisis deskriptif, hasil
penelitian serta pembahasannya. Di bawah ini akan diuraikan satu persatu sebagai
berikut :
4.1 Deskriptif Setiap Variabel
Deskriptif variabel berisi tentang deskripsi-deskrpsi setiap variabel mulai
dari model pembelajaran, aktivitas belajar dan hasil belajar siswa yag nantinya
akan dianalisi lebih lanjut. Berikut ini adalah deskriptif variabel sebagai berikut :
4.1.1 Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran SFAE
Dalam pembelajaran menggunakan model pembelajara SFAE diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika. Untuk memantau jalannya kegiatan pembelajaran apakah sudah
sesuai dengan model peneliti menggunakan lembar observasi guru pada kelas
eksperimen.
4.1.2 Deskriptif Aktivitas Belajar
Pada variabel aktivitas belajar peneliti menggunakna teknik koesioner
aktivitas belajar pada kelas eksperimen dan kontrol. Pemberian angket aktivitas
belajar diberikan pada awal sebelum perlakuan dan diakhir perlakuan.
4.1.3 Deskriptif Hasil Belajar
Pada variabel hasil belajar peneliti menggunakan teknik tes pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol yakni dengan pretest dan posttest. Sebelum
pemberian perlakuan diberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
kemudian diberikan posttest pada kelas eksperimen dengan penerapan model
pembelajaran SFAE dan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
28
4.2 Analisis Deskriptif Setiap Variabel
Analisis deskriptif berisi tentang penjelasan lebih dalam mengenai setiap
variabel. Setelah dideskriptifkan lalu di analisis. Di bawah ini akan di jelaskan
analisis-analisis deskriptif sebagai berikut :
4.2.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran SFAE
Telah dijelaskan dalam deskripsi penggunaan model pembelajaran SFAE
bahwa peneliti menggunakan lembar observasi. Observasi ini dilakukan oleh guru
kelas 4 yang memantau secara langsung kegiatan pembelajaran pada kelas
eksperimen. Penggunaan model pembelajaran SFAE dikatakan berhasil apabila
semua aspek sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
Hasil observasi selama dua kali pertemuan pada kelas eksperimen dalam
penggunaan model pembelajaran SFAE dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 13
Hasil Observasi Guru Menggunakan Model Pembelajaran SFAE
NO ASPEK YANG DIAMATI Pertemuan
I II
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar √ √
2. Mengatur kesiapan siswa menerima pembelajaran √ √
3. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran √ √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √
5. Melakukan kegiatan apersepsi √ √
6. Mendemonstrasikan materi pelajaran hari ini menggunakan
media √ √
7. Menggunakan sumber belajar yang sesuai √ √
8. Mengelola waktu dengan baik √ √
9. Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran √ √
10. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √ √
11. Memberi kesempata kepada siswa untuk berpendapat √ √
12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa √ √
13. Guru merespon pendapat siswa √ √
14. Menyimpulkan pendapat dari siswa √ √
15. Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi √ √
16. Memberi penguatan dan apresiasi terhadap hasil siswa √ √
17. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi
pembelajaran √ √
18. Memberikan catatan tentang materi yang disampaikan √ √
19. Merefleksi dengan menugaskan siswa untuk mengaitkan
pembelajaran kedalam kehidupan sehari-hari √ √
20. Memberikan soal sesuai dengan materi √ √
29
Berdasarkan tabel 13 di atas mengenai hasil observasi kegiatan
pembelajaran menggunakan model SFAE menunjukkan bahwa peneliti telah
melakukan pembelajaram dengan tepat sesuai kriteria pembelajaran model SFAE.
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa19 Maret 2013. Pertemuan II
dilaksanakan pada hari Rabu20 Maret 2013.Terlihat pada lembar observasi dari
20 aspek yang ada semuanya sudah dilaksanakan. Jadi berdasarkan data tersebut
tingkat penggunaan model pembelajaran SFAE sudah dilaksanakan dengan baik.
Hasil observasi pada tanggal 19-20 Maret 2013 menunjukkan bahwa
dalam kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik sesuai dengan prosedur
atau ketentuan dai model yang digunakan. Pembelajaran telah dilaksanakan sesuai
dengan yang diharapkan dan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang
merupakan implementasi dari model pembelajaran SFAE.
Tabel 14
Hasil Observasi Siswa Menggunakan Model Pembelajaran SFAE
Berdasarkan tabel 14 di atas mengenai hasil observasi siswa menggunakan
model pembelajaran SFAE. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa19 Maret
2013. Pertemuan II pada hari Rabu 20 Maret 2013.Menunjukkan bahwa peneliti
telah melakukan pembelajaran dengan tepat sesuai kriteria pembelajaran model
NO ASPEK YANG DIAMATI Pertemuan
I II
1. Mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran √ √
2. Menjawab pertanyaa yang diajukan oleh guru √ √
3. Mengamati demonstrasi yang dilakukan guru √ √
4. Memperhatikan penjelasan guru √ √
5. Bersedia menjadi anggota kelompok √ √
6. Melakukan diskusi kelompok √ √
7. Memperhatikan penjelasan tugas kelompok √ √
8. Mau bekerjasama dengan kelompok √ √
9. Berani menjelaskan hasil diskusi kelompok kepada siswa
lain √ √
10. Menanggapi pendapat dari kelompok lain √ √
11. Memperhatikan penjelasan materi √ √
12. Mencatat kesimpulan hasil pembelajaran √ √
13. Menanyakan tugas yang belum dipahami √ √
14. Melaksanakan tugas individu √ √
15. Menyelesaikan lembar evaluasi √ √
30
SFAE. Terlihat pada lembar observasi dari 15 aspek yang ada semuanya sudah
dilaksanakan. Jadi berdasarkan data tersebut tingkat penggunaan model
pembelajaran SFAE sudah dilaksanakan dengan baik.
4.2.2 Analisis Deskriptif Aktivitas Belajar
Hasil data koesioner aktivitas belajar awal dan akhir kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 15
Analisis Deskripsi Aktivitas Belajar
No Nilai Ket
Aktivitas Belajar Awal Aktivitas Belajar Akhir
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Jml % Jml % Jml % Jml %
1. 85-
100
Sangat
tinggi - - 14 43,7% -
2. 79-84 Tinggi - - 13 40,6% -
3. 63-78 Sedang 18 56,2% 22 73,3% 5 15,7% 21 70%
4. 47-62 Rendah 14 43,8% 8 26,7% - 9 30%
5. 31-46 Sangat
rendah - - - -
6. Rata-rata 63,4
(sedang)
64,3
(sedang)
84,4
(tinggi)
65,3
(sedang)
7. Tertinggi 71 72 97 72
8. Terendah 54 54 73 56
Analisis deskripsi hasil awal angket yang diperoleh dari skor angket kelas
4 B pada kelas eksperimen mata pelajaran matematika ditetapkan sebagai hasil
awal dengan rata-rata 63,4. Sedangkan hasil awal angket kelas 4 A pada kelas
kontrol mata pelajaran matematika ditetapkan sebagai skor awal dengan rata-rata
64,3. Untuk hasil awal angket, kelas eksperimen memiliki skor tertinggi 71 dan
terendah 54, sedangkan kelas untuk kelas kontrol memiliki skor tertinggi 72 dan
terendah 54.
Analisis deskriptif hasil akhir angket yang diperoleh dari nilai hasil pottest
kelas 4 dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang timbul setelah kedua kelas
tersebut sama-sama diberi perlakuan, akan tetapi terdapat perbedaan dari hasil
yang diperoleh karena model pembelajaran yang diberikan untuk kedua kelas
31
tersebut berbeda. Untuk kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
SFAE dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pada
kelas eksperimen mata pelajaran matematika diperoleh skor angket rara-rata
sebesar 84,4 dengan skor tertinggi 97 dan terendah 73. Untuk hasil akhir angket
kelas kontrol diperoleh rata-rata 65,3 dengan skor tertinggi 72 dan terendah 56.
4.1.3 Analisis Deskriptif Hasil Belajar
Hasil nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 16
Analisis Deskripsi Hasil Belajar
No Nilai
Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Jml % Jml % Jml % Jml %
1. (≥70)
Tuntas 3 9,4% 5 16,6% 32 100% 20 66,7%
2. (≤70)
Tidak tuntas 29 90,6% 25 83,3% 0 0% 10 33,3%
3. Tertinggi 71 77 95 86
4. Terendah 64 50 71 50
5. Rata-rata 62,3 64,7 79,1 70,8
Analisis deskripsi hasil belajar pretest siswa kelas 4 B sebagai kelompok
eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 62,3. Dan nilai hasil
belajar siswa kelas 4 B setelah diberi perlakuan memiliki rata-rata 79,1. Terdapat
selisih nilai setelah dan sebelum pemberian perlakuan dengan rata-rata selisihnya
16,8. Nilai posttest Kelompok eksperimen memiliki nilai tertinggi (maksimum) 95
dan nilai terendah (minimum) 71 dan standar deviasi 7,196.
Nilai pretest siswa kelas 4 A sebagai kelompok kontrol ditetapkan nilai
awal dengan rata-rata 64,7. Dan nilai hasil belajar siswa kelas 4 A setelah diberi
perlakukan memiliki rata-rata 70,8. Terdapat selisih nilai setelah dan sebelum
pemberian perlakuan dengan rata-rata selisihnya 6,1. Nilai posttest kelompok
32
kontrol ini memiliki nilai tertinggi (maksimum) 86 dan nilai terendah (minimum)
50 dan standar deviasi 9,200.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
kelompok eksperimen yaitu SDN Klero 01 4 B lebih tinggi dari kelompok kontrol
yaitu SDN Klero 01 kelas 4 A.
4.3 Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengolahan data untuk merumuskan
hipotesis berupa Uji T-Test dengan menggunakan data sebagai berikut:
4.3.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk megetahui apakah kelompok data
memiliki tungkat varian yang sama tau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai
varian yang sama, maka dapat diberi perlakuan pada siswa kelompok eksperimen
yaitu menggunakan model pembelajaran SFAE. Sebagai kriteria pengujian, jika
nilai signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok data adalah
sama. Tetapi jika signifikansi < 0,05 maka data yang diuji adalah tidak homogen. .
Analisis data ini menggunakan program SPSS for windows version 16.0 yaitu
dengan langkah-langkah Analyze- Comperemean- Oneway Anova
Uji homogenitas dilakukan pada hasil nilai pretest yang didapat dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil nilai uji homogenitas
menggunakan SPSS for windows version 16.0 :
Tabel 17
Hasil Uji Homogenitas Angket Aktivitas Belajar
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.001 1 60 .981
Tingkat signifikansi atau nilai probabilitas dari soal adalah 0,981 > 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang
bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen.
33
Tabel 18
Hasil Uji homogenitas Hasil Belajar
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.004 1 60 .949
Tingkat signifikansi atau nilai probabilitas dari soal adalah 0,949 > 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang
bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen.
4.3.2 Uji NormalitasPretest
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Berdasarkan hasil pretest siswa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dilakukan uji normalitas yang dianalisis dengan SPSS for
windows version 16.0.
Uji normalitas bertujuan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat.
Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One-Sample
Kolmogorov Smirnov Test. Yaitu dengan cara Analyze-non parametric test-One
Sampel KS-masukkan variabel pada jendela variabel-klik normal pada test
distribution. Data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki signifikasi > 0,05,
sebaliknya suatu data dikatakan tidakberdistribusi normal jika memiliki
signifikansi < 0,05 (Duwi Priyatno, 2010:40). Berikut adalah hasil analisisnya:
Tabel 19
Hasil Uji Normalitas Data Pretest Angket Aktivitas Belajar dengan One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KONTROL EKSPERIMEN
N 30 32
Normal Parametersa Mean 64.2667 63.3750
Std. Deviation 4.50236 4.32360
Most Extreme Differences Absolute .123 .084
Positive .085 .062
Negative -.123 -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .671 .475
Asymp. Sig. (2-tailed) .758 .978
a. Test distribution is Normal.
34
Berdasarkan hasil uji analisis normalitas data pretest angket aktivitas
belajar pada tabel 19 menunjukkan bahwa kelompok kontrol signifikansinya
adalah 0,758 > 0,05 dan kelompok eksperimen signifikansinya adalah 0,978 >
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa berdistribusi normal.
Tabel 20
Hasil Uji Normalitas Data Pretest Hasil Belajar dengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kontrol eksperimen
N 30 32
Normal Parametersa Mean 64.7000 62.3125
Std. Deviation 5.62108 5.34269
Most Extreme Differences Absolute .150 .176
Positive .150 .131
Negative -.148 -.176
Kolmogorov-Smirnov Z .819 .997
Asymp. Sig. (2-tailed) .513 .274
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji analisis normalitas data pretest hasil belajar pada
tabel 20 menunjukkan bahwa kelompok kontrol signifikansinya adalah 0,513 >
0,05 dan kelompok eksperimen signifikansinya adalah 0,274 > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa berdistribusi normal.
4.3.3 Hasil Uji Normalitas Posttest
Uji normalitas data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
pada nilai posttest setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok
eksperimen dan kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan
SPSSfor windows version 16.0 pada data akhir eksperimen dan kelas kontrol.
35
Tabel 21
Hasil Uji Normalitas PosttestAngket Aktivitas Belajar dengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berdasarkan hasil uji analisis normalitas data posttest angket aktivitas
belajar pada tabel 21 menunjukkan bahwa kelompok kontrol signifikansinya
adalah 0,633> 0,05 dan kelompok eksperiemn signifikansinya adalah 0,725> 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa berdistribusi normal.
Tabel 22
Hasil Uji Normalitas Posttest Hasil Belajardengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KONTROL EKSPERIMEN
N 30 32
Normal Parametersa Mean 70.8000 78.9688
Std. Deviation 9.20045 7.38562
Most Extreme Differences Absolute .175 .168
Positive .139 .168
Negative -.175 -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .960 .948
Asymp. Sig. (2-tailed) .315 .330
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji analisis normalitas data posttest hasil belajar pada
tabel 22 menunjukkan bahwa kelompok kontrol signifikansinya adalah 0,315>
0,05 dan kelompok eksperimen signifikansinya adalah 0,330> 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa berdistribusi normal.
VAR00001 VAR00002
N 30 32
Normal Parametersa Mean 66.4333 84.4062
Std. Deviation 3.56886 6.10584
Most Extreme Differences Absolute .136 .122
Positive .098 .122
Negative -.136 -.101
Kolmogorov-Smirnov Z .747 .692
Asymp. Sig. (2-tailed) .633 .725
a. Test distribution is Normal.
36
4.4 Uji Hipotesis
Berdasarkan data uji homogenitas dan normalitas ternyata data
berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian uji statistik menggunakan uji
T atau independent Sample t Test.
Dilihat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka uji hipotesis
ketiga variabel dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Jika probabilitas atau signifikans < 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima.
2. Jika probabilitas atau signifikan > 0,05 H0 diterima dan H1ditolak.
Untuk menguji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai posttest dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk mengetahui dari hasil ketiga
variabel tersebut dapat menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows.
Tabel 23
Uji T Hipotesis Aktivitas Belajar dengan Independent Samples Test
Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varian adalah
homogen atau mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji sig. pada
Levene’sTest for Equality of Variances menunjukkan > 0,05 yaitu 0,123. Didapat
bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000. Karena signifikansi pada t-test for
Equality of Means < dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap aktivitas belajar matematika antara
model pembelajaran SFAE dan pembelajaran konvensional.
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
angket Equal
variances
assumed
2.448 .123 13.991 60 .000 19.07292 1.36318 16.34615 21.79968
Equal
variances
not
assumed
14.134 56.566 .000 19.07292 1.34944 16.37027 21.77556
37
Tabel 24
Uji T Hipotesis Hasil Belajar dengan Independent Samples Test
Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varian adalah
homogen atau mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji sig. pada
Levene’sTest for Equality of Variances menunjukkan > 0,05 yaitu 0,431. Didapat
bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000. Karena signifikansi pada t-test for
Equality of Means < dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar matematika antara
model pembelajaran SFAE dan pembelajaran konvensional.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
SDN Klero 1 menunjukkan bahwa kelas tersebut homogen, dapat dilihat dari nilai
sig. 0,981 > 0,05 homogenitas angket dan sig. 0,989 > 0,05 homogenitas hasil
belajar. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak
berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan pretest yang dilakukan oleh
peneliti.
Uji normalitas darinilai prestest angket aktivitas belajar memiliki nilai
Asimp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,958 > 0,05 dan nilai hasil belajar pretest
kelompok eksperimen memiliki nilai Asimp. Sig (2-tailed) sebesar 0,758> 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa nilai pretestaktivitas belajar berdistribusi normal.
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
angket Equal
variances
assumed
.629 .431 3.962 60 .000 8.32500 2.09056 4.14325 12.50675
Equal
variances
not
assumed
3.951 54.909 .000 8.32500 2.10714 4.10203 12.54797
38
Dari uji normalitas kelompok eksperimen nilai pretest hasil belajar memiliki nilai
Asimp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,274 > 0,05 dan nilai hasil belajar pretest
kelompok kontrol memiliki Asimp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,513 > 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar pretest berdistribusi normal.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebelum diberi perlakukan kedua
kels mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen
dapat diberi perlakuan yaitu dengan model pembelajaran SFAE.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan, diketahui
bahwa proses pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung dengan baik.
Mulai dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai
dengan prosedur dalam model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And
Explaining). Selanjutnya siswa pada masing-masing kelas diberikan posttest
dengan soal yang sama untuk mengetahu perbedaan antara sebelum dan sesudah
dilakuan perlakuan.
Setelah diberi perlakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberikan tes akhir berupa posttest. Dalam pembelajaran ini waktu yang
digunakan untuk kelas eksperimen adalah dua kali pertemuan (4 jam pelajaran)
dan untuk kelas kontrol dua kali pertemuan (4 jam pelajaran). Rata-rata nilai
posttest angket aktivitas belajar kelompok eksperimen adalah 84,4 dan rata-rata
nilai posttest hasil belajar kelompok eksperimen adalah 79,1. Sedangkan untuk
rata-rata nilai posttest angket aktivitas belajar pada kelompok kontrol adalah 65,3
dan rata-rata nilai posttest hasil belajar kelompok kontrol adalah 70,8.
Model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) dapat
digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD pada
pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Hal ini ditunjukkan dari hasil yang diperoleh
sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Pada aktivitas belajar siswa setelah
melakukan uji hipotesis denganmenggunakan uji T dapat diketahui mempunyai
signifikansi 0,000 atau sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan model
pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) dengan penerapan
metode konvensional terhadap aktivitas belajar siswa.
39
Sejalan dengan hal itu berdasarkan uji T hasil belajar siswa pada pokok
bahasan sifat-sifat cahaya yang berasal dari nilai posttest yang mempunyai
signifikansi 0,000 atau sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan model
pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) dengan penerapan
metode konvensional terhadap hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini mnunjukkan bahwa pada kelas yang menggunakan
model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) mempunyai
mean posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan mean posttest metode
konvensional, dan juga peningkatan mean dari pretest sampai dengan posttest
pada kelas yang menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator
And Explaining) lebih besar dari pada peningkatan mean pada kelas kontrol. Ini
membuktikan bahwa model pembelajaran SFAE berpengaruh terhadap
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode
konvensional.
Aktivitas dan hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) pada mata pelajaran
matematika lebih baik karena siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang
sulit dengan mengamati alat peraga yang dibagikan kepada kelompok untuk
mendiskusikan kemudian salah satu kelompok maju untuk menjelaskan atau
mempresentasikan bisa dengan menggunakan peta konsep kepada siswa yang lain.
Untuk memahami materi yang dibahas, pada akhir seluruh presentasi, guru
membahas seluruh presentasi dan membahas materi lebih lengkap. Ini dapat
menumbuhkan aktivitas belajar bagi siswa yang akan berpengaruh terhadap hasil
belajar. Penggunaan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And
Explaining) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa karena dengan
menerepkan model ini siswa tidak merasa jenuh sehingga siswa terlibat secara
aktif dalam pembelajaran.
Kelas kontrol yang pembelajarannya tanpa menggunakan model
pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining), tetapi menggunakan
metode konvensional, guru memiliki peran yang mendominasi. Tingkat aktivitas
40
belajar dalam proses pembelajaran kurang karena dengan metode pembelajaran
yang monoton dan membosankan siswa menjadi kurang tertarik sehingga
berprngaruh terhadap hasil belajar siswa. Dan dengan menggunakan metode
konvensional kegiatan mengajar berpusat pada guru. Guru aktif memberikan
penjelasan tentang materi, mengelola dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian
menyampaikan kepada siswa, sebaliknya siswa berperan pasif tanpa banya
melakukan kegiatan.
Hasil penelitian dan pengelolaan data dapat diketahui hasil belajar siswa
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Secara umum adanya perbedaan
hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining)
yang membuat aktivitas belajar siswa tinggi dan akhirnya berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa kelas eksperimen.