bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4 · 2016. 8. 5. · materi membandingkan dua teks serta...
TRANSCRIPT
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 5 SD
Kanisius Cungkup Kota Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
4.1.1 Pelaksanaan Siklus
4.1.1.1 Pelaksanaan Pra Siklus
Pelaksanaan pra siklus dilakukan untuk melihat keadaan siswa
sebelum dilakukan tindakan siklus I dan siklus II, dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Pelaksanaan pra siklus
dilaksanakan tanggal 4 April 2014 dengan melihat hasil nilai ulangan
harian siswa mata pelajaran bahasa Indonesia materi Menganggapi
Cerita, dari 18 siswa di kelas 5 ada 8 siswa yang nilai nya belum
memenuhi standar (di bawah KKM) yaitu ≤ 72, sedangkan siswa yang
lain sudah memenuhi KKM. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.1
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas 5 Materi Menanggapi Cerita
No Ketuntasan Jumlah Presentase
1. Tuntas KKM (≥72) 10 55,6%
2. Belum Tuntas KKM (<72) 8 44,4%
Total 18 100%
Setelah melihat data tersebut, maka peneliti segera melakukan
tindakan guna meningkatkan hasil belajar siswa yang direncanakan
akan dilaksanakan selama 2 siklus (6 x pertemuan).
50
4.1.1.2 Perencanaan Siklus I
1. Perencanaan
Setelah memperoleh data pada Pra Siklus, peneliti melakukan
diskusi dengan guru kelas 5 mengenai penyebab rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Setelah
mengetahui penyebab tersebut, peneliti segera mencari cara yang
tepat yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki hasil belajar
siswa, yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
CIRC. Langkah pertama yang akan dilakukan peneliti yaitu dengan
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
materi membandingkan dua teks serta segala kebutuhan yang
diperlukan dalam siklus I diantaranya media pembelajaran yang
berupa teks dari surat kabar dan teks-teks bacaan yang memiliki
tema yang sama serta lembar observasi guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan, yaitu
pada hari Rabu 9 April 2014, Jumat 11 April 2014 dan Rabu 16
April 2014. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar
dan guru kelas 5 sebagai observer. Pada pembelajaran pertama dan
kedua, peneliti menggunakan teks-teks sebagai bantuan untuk
belajar, serta pertemuan ketiga akan diadakan evaluasi pembelajaran
untuk mendapatkan hasil dari pemberian tindakan.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu 9 April
2014 pada jam 1-2 selama 2x35 menit pembelajaran. Peneliti
mengajar materi sesuai dengan kompetensi dasar yang diambil
yaitu membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca
sekilas. Dalam kompetensi dasar ini peneliti mengambil 2
indikator yaitu menentukan/ membandingkan isi dua teks dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
51
bacaan. Langkah-langkah awal saat akan memulai pembelajaran
diantaranya: a) salam pembuka, doa dan presensi siswa b) guru
mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis c) apersepsi dan
motivasi mengajukan pertanyaan dengan menunjukkan
persamaan dan perbedaan gambar jalan perkotaan dan pedesaan
(menunjukkan arti perbedaan) d) guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajarannya atau kegiatan
intinya yaitu: 1. Eksplorasi: Guru menggali pengetahuan siswa
mengenai syarat-syarat teks yang baik dan memberi pertanyaan
setelah menyuruh beberapa siswa membaca teks didepan kelas,
selanjutnya yaitu kegiatan 2. Elaborasi: guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok heterogen, masing-masing
kelompok berjumlah 4-5 orang, lalu guru memberi waktu siswa
untuk berkumpul bersama kelompoknya, dan membagikan
wacana serta lembar soal pada tiap kelompok. Selanjutnya
langkah 3. Konfirmasi: perwakilan tiap kelompok maju kedepan
kelas untuk mempresentasikan tugas kelompoknya, guru bersama
siswa membahas soal bersama-sama, siswa diberi kesempatan
untuk bertanya mengenai materi yang belum diketahuinya.
Kegiatan yang paling akhir adalah penutup yaitu a) guru
bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, b) guru
melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
mengenai materi yang telah disampaikan. Selanjutnya
pembelajaran akan dilaksanakan dengan mengambil kompetensi
dasar yang sama dengan indikator yang berbeda.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan yang kedua dilaksanakan pada hari Jumat 11 April
2014 pada jam 1-2 selama 2x35 menit. Peneliti mengambil
kompetensi dasar yang sama dengan pertemuan sebelumnya,
namun dengan indikator yang berbeda yaitu mencatat hal-hal
52
yang sama dan berbeda dari teks bacaan dan mencari teks yang
bertema sama. Langkah-langkah awal dalam pembelajaran yaitu:
a) salam pembuka, doa dan presensi siswa b) guru
mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis c) apersepsi dan
motivasi dengan meminta siswa membaca tiga teks didepan kelas
dan siswa lainnya mencatat hal-hal pokok dari dua teks tersebut.
d) guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai.
Langkah-langkah pembelajaran yang kemudian akan
dilakukan adalah: 1. Eksplorasi: Siswa digali pengetahuannya
oleh guru dengan cara memberikan pertanyaan mengenai ketiga
teks yang dibaca, dan memilih dua teks yang mempunyai tema
yang sama, langkah selajutnya adalah 2. Elaborasi: siswa
berkumpul bersama kelompoknya seperti pada pertemuan
sebelumnya, guru memfasilitasi siswa dengan surat kabar untuk
mencari dua buah teks yang memiliki tema yang sama dan
menuliskan persamaan serta perbedaan yang terdapat pada kedua
teks tersebut sebagai tugas kelompok. Langkah yang dilakukan
selajutnya ialah 3. Konfirmasi: perwakilan tiap kelompok maju
kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, guru
bersama siswa membahas hasil dari tiap kelompok bersama-
sama, siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum dipahami.
Langkah terakhir atau langkah penutup yang dilakukan oleh
guru yaitu: a) guru bersama siswa menyimpulkan materi secara
bersama-sama b) guru memberi penguatan c) salam penutup.
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan yang terakhir dalam siklus I dilaksanakan pada
hari Rabu 16 April 2014 pada jam pelajaran 1-2 selama 2x35
menit. Dalam pertemuan ketiga, guru mengulang kembali materi
pembelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan pertama
dan pertemuan kedua untuk mengingatkan kembali pengetahuan
53
siswa. Langkah selanjutnya yaitu a) siswa diminta berkumpul
bersama teman satu kelompoknya, b) siswa diberi dua buah teks
oleh guru lalu c) siswa saling membacakan teks tersebut dan
berdiskusi untuk mencari persamaan dan perbedaan dari kedua
teks tersebut, langkah yang terakhir pada elaborasi yaitu siswa
dari masing-masing kelompok mempresentasikan jawaban
kelompoknya kedepan kelas. Pada kegiatan konfirmasi a) siswa
bersama guru membahas hasil diskusi bersama-sama dan
meluruskan kesalahpahaman, b) siswa diberi kesempatan oleh
guru untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui.
Pada langkah penutup memberikan soal evaluasi pada siswa
yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan
jumlah soal 20 butir. Selanjutnya, guru bersama siswa
memberikan kesimpulan kepada kelompok mana yang paling
baik saat mempresentasikan tugas kelompoknya.
3. Hasil Tindakan
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Siklus I
54
Nilai yang paling rendah diperoleh siswa adalah 50 dan nilai
tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 95. Lebih jelasnya dengan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC diperoleh presentase
sebanyak 72,2% siswa mengalami ketuntasan dan hanya 27,8%
siswa yang belum tuntas dari nilai KKM yang telah ditentukan yaitu
<72. Dari perbandingan tersebut jelas terlihat adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada siklus I, namun masih perlu diadakan
perbaikan karena masih terdapat 5 siswa yang belum mengalami
ketuntasan.
Hasil diskusi pada setiap kelompok merupakan nilai tambahan
untuk setiap siswa pada setiap kelompok. Nilai tersebut nantinya
akan diakumulasikan menjadi nilai akhir siswa. Berikut ini
merupakan hasil nilai kelompok pada siklus I.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Diskusi Kelompok Siklus I
No Kelompok Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1. 1 70 75 80
2. 2 75 75 80
3. 3 70 75 85
4. 4 70 70 80
Tabel 4.3 merupakan rekapitulasi nilai diskusi kelompok yang
telah dilaksanakan kelas 5. Hasil diskusi tersebut selalu meningkat
pada tiap pertemuannya,hal ini membuktikan bahwa hasil belajar
siswa didukung dengan hasil diskusi menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC. Hasil diskusi yang dilaksanakan sudah cukup
baik, namun perlu adanya peningkatan, hal ini dikarenakan masih
banyak kekurangan-kekurangan dalam belajar secara berkelompok.
Hasil evaluasi yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga mengenai
materi membaca sekilas serta menuliskan persamaan dan perbedaan
dalam dua buah teks, diperoleh hasil belajar siswa yang mengalami
55
ketuntasan belajar sebanyak 13 siswa serta siswa yang belum
mengalami ketuntasan sebanyak 5 siswa dengan nilai rata-rata
sebesar 78,33.
4. Hasil Observasi
Pada saat peneliti melakukan kegiatan pembelajaran, observer
selalu mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi lembar
observasi guru, observasi siswa dan keaktifan siswa yang telah
disediakan. Dari hasil observasi dapat dilihat kelemahan dan
kelebihan dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru
(data terlampir), diantaranya adalah guru telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu serta
mempersiapakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
56
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
No Aspek yang
diamati
Indikator Pembelajaran Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1. Membentuk
kelompok-
kelompok
yang
masing-
masing
terdiri dari 4
siswa.
a. Menjelaskan indikator
yang hendak dicapai
b. Mengadakan apersepsi
dan mempersiapkan
siswa secara fisik dan
psikis
c. Membagi siswa dalam
kelompok
d. Membimbing siswa dalam berkelompok
-
√
√
√
√
√
√
√
-
-
√
√
2. Memberikan
wacana
sesuai
dengan topik
pembelajara
n.
e. Membagikan wacana ke
seluruh kelompok
√ √ √
3. Bekerja
sama saling
membacakan
dan
menemukan ide pokok
dan
memberikan
tanggapan
terhadap
wacana dan
ditulis pada
lembar
kertas.
f. Memfasilitasi siswa
untuk berdiskusi dalam
kelompok
g. Membantu siswa ketika
mengalami kesulitan
√
√
√
√
√
√
4. Mempresentasika
n/memembacakan hasil diskusi
kelompok
h. Membahas hasil
pekerjaan tiap kelompok i. Menilai hasil kerja
kelompok
√
√
√
√
-
-
5. Memberikan
penguatan
(reinforcement).
j. Bertanya jawab
mengenai materi
√ √ √
6. Guru dan siswa
bersama-sama
membuat kesimpulan.
k. Membuat kesimpulan
bersama-sama
l. Melakukan evaluasi
melalui tes
√
-
√
-
-
√
57
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I
No Aspek yang
diamati
Indikator Pembelajaran Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1. Membentuk
kelompok-
kelompok
yang masing-
masing terdiri
dari 4 siswa.
a. Berkumpul bersama
teman kelompok sesuai
dengan arahan dari guru
b. Berinteraksi dengan baik
dalam kelompok
√
√
√
√
√
√
2. Memberikan
wacana sesuai
dengan topik
pembelajaran.
c. Memperhatikan petunjuk
guru
- √ √
3. Bekerja sama
saling
membacakan
dan
menemukan
ide pokok dan
memberikan tanggapan
terhadap
wacana dan
ditulis pada
lembar kertas.
d. Membaca teks yang
diberikan guru secara
bergantian
e. Menyimak teks yang
dibacakan oleh
temannya dengan baik
f. Memberikan tanggapan terhadap teks yang
dibaca
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4. Mempresentasikan/
memembacakan
hasil diskusi
kelompok
g. Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
√ √ √
5. Memberikan
penguatan
(reinforcement).
h. Bertanya jawab
mengenai materi
√ √ √
6. Guru dan siswa bersama-sama
membuat
kesimpulan.
i. Membuat kesimpulan bersama-sama
j. Mengerjakan soal
evaluasi
√
-
√
-
-
√
58
Tabel 4.6
Rekapitulasi Keaktifan Siswa Siklus I
(Aspek Afektif)
No Aspek yang diamati Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1. Siswa mempersiapkan
diri secara fisik dan
psikis (menyiapkan buku,
alat tulis dan lainnya).
√ √ √
2. Siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan
tenang.
- √ √
3. Siswa bersedia
berkumpul dengan
kelompok yang telah
ditentukan.
- √ √
4. Siswa aktif dan bekerja
sama dengan
kelompoknya.
√ √ √
5. Siswa menghargai
pendapat temannya.
√ √ √
6. Siswa bertukar pikiran
dengan anggota
kelompoknya.
√ √ √
7. Siswa berani mengajukan
pertanyaan mengenai hal-
hal yang belum
dimengerti
- √ √
8. Siswa bersikap tenang
saat kegiatan presentasi
berlangsung
- √ √
9. Siswa berani
mengeluarkan
pendapatnya.
√ √ √
10. Siswa bersedia untuk
menaati arahan yang
diberikan oleh guru.
√ √ √
Data rekapitulasi hasil observasi guru pada tabel 4.3, data
rekapitulasi siswa pada tabel 4.4 dan data rekapitulasi keaktifan
siswa pada tabel 4.5 telah memperlihatkan hasil yang signifikan.
Kualitas guru dalam pembelajaran cukup meningkat begitu juga
dengan kemampuan siswa dalam pembelajaran. Pertemuan yang
59
ketiga skor pada observasi yang dilakukan oleh guru memang lebih
rendah daripada pertemuan kedua dan pertama, hal ini dikarenakan
pada pertemuan ketiga guru hanya mengulang materi lalu dan
memberikan soal evaluasi. Pembelajaran yang dilaksanakan juga
terdapat beberapa kekurangan yaitu, guru belum menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dari kekurangan-
kekurangan tersebut, peneliti akan segera merencanakan
pembelajaran untuk memperberbaiki kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada siklus I yang nantinya akan dilakukan untuk siklus II.
5. Refleksi
Refleksi dilakukan setiap akhir pertemuan, hal ini bertujuan
agar kekurangan-kekurangan yang di tunjukkan guru tidak diulangi
lagi pada pertemuan berikutnya. Dengan adanya refleksi ini, maka
diharapkan guru dapat memperbaiki kekurangan pada pertemuan
berikutnya sehingga kegiatan pembelajaran akan berjalan sesuai
dengan rencana dan hasil belajar siswa dapat mencapai target
indikator keberhasilan siswa yang telah ditentukan. Hasil refleksi
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan 1 siklus I
Proses pembelajaran pada pertemuan 1 di siklus I sudah sesuai
dengan yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Siswa juga sudah melaksanakan
pembelajaran sesuai yang diharapkan. Namun guru belum
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memacing ingatan siswa
mengenai kaitan materi sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari, hal ini mengakibatkan siswa melupakan materi
sebelumnya, sehingga bila nanti terdapat keterkaitan materi, guru
akan kesulitan dalam mengingatkan materi tersebut pada siswa
dan harus mengulangnya dari awal. Guru juga belum
menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, hal
60
ini mengakibatkan siswa menjadi tidak fokus dan pasif, sehingga
nantinya pada saat dilaksanakan evaluasi, siswa belum tau apa
yang harus mereka pelajari, dan tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai dengan baik.
b. Pertemuan 2 siklus I
Pada pertemuan yang kedua di siklus I, guru telah memperbaiki
kegiatan pembelajarannya. Guru telah menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dan guru juga telah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, sehingga siswa
tidak akan melupakan materi sebelumnya.
c. Pertemuan 3 siklus I
Pertemuan terakhir pada siklus I, banyak kekurangan-kekurangan
yang ditunjukkan oleh guru, hal ini dikarenakan pada pertemuan 3
ini guru hanya mengulang materi-materi yang telah disampaikan
agar siswa mengingatnya kembali. Setelah mengulang materi
sebelumnya, guru mengadakan evaluasi guna melihat sejauh
mana kemampuan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan
melihat kenaikan hasil belajar siswa.
Siklus I masih menunjukkan hasil yang belum memuaskan, karena
dari 18 orang siswa 13 orang diantaranya masih belum tuntas hasil
belajarnya. Maka dari itu, guru masih harus menaikkan hasil belajar
agar 80% siswa tuntas hasil belajarnya dengan melaksanakan siklus
II.
4.1.3 Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Dari hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I, peneliti segera
membuat perencanaan pembelajaran untuk dilaksanakan pada siklus
II yang digunakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada
siklus I hingga indikator kerja dapat dicapai pada siklus II. Tidak
61
hanya itu saja, dalam siklus II ini diharapkan hasil belajar siswa juga
dapat meningkat bila indikator kerja sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun.
Perencanaan siklus II ini, diawali dengan pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran serta lembar observasi untuk
observer yang digunakan untuk memantau pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan dalam 3 x pertemuan, yaitu pada hari
Rabu 23 April 2014, Jumat 25 April 2014 dan yang terakhir hari
Rabu 30 April 2014. Dalam siklus II ini, peneliti bertindak sebagai
guru dan guru kelas 5 bertindak sebagai observer yang bertugas
untuk mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran serta menilai
kekurangan-kekurangan di lembar observer sebagai feedback untuk
peneliti. Pertemuan yang pertama dan kedua pada siklus II akan
dilakukan pembelajaran kooperatif tipe CIRC sedangkan pertemuan
ketiga akan dilakukan evaluasi pembelajaran.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan yang pertama dilaksanakan hari rabu 23 April
2013 pada jam 1-2 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Peneliti
menyampaikan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar
yang diambil yaitu menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa
kalimat dengan mengambil indikator yaitu menjawab pertanyaan
tentang unsur-unsur intrinsik cerita dan menjawab pertanyaan
yang berhubungan dengan isi cerita.
Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal
diantaranya : a) salam pembuka, doa dan presensi b)
mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis c) apersepsi dan
motivasi dengan mengajukan pertanyaan “siapa yang pernah
membaca atau mendengar cerita?” d) guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
62
Langkah selanjutnya masuk dalam kegiatan inti, yaitu 1.
Eksplorasi: siswa diberi pertanyaan oleh guru mengenai unsur-
unsur-unsur instrinsik dalam sebuah cerita. Kegiatan yang
dilakukan selanjutnya adalah kegiatan inti 2. Elaborasi: siswa
membentuk kelompok yang heterogen, satu kelompok sebanyak
4-5 siswa. Dalam kelompok guru memberi soal dan kelompok
harus mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan cara
diskusi. Langkah yang paling akhir dalam kegiatan inti yang
dilakukan yaitu 3. Konfirmasi: Setelah berdiskusi semua
perwakilan dari masing-masing kelompok dipersilahkan maju
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, siswa
bersama guru menegaskan kembali materi yang telah dibahas
yaitu dengan cara bertanya jawab mengenai materi yang belum
dimengerti oleh siswa.
Kegiatan penutup dilaksanakan dengan langkah-langkah: a)
guru dan siswa membuat kesimpulan bersama b) guru
memberikan tugas rumah pada siswa untuk mencari sebuah
cerita dan membawanya pada pertemuan mendatang. Pertemuan
yang akan datang melanjutkan indikator yang ada.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Jumat 25 April 2014
pada jam pelajaran 1-2 elama 2x35 menit dengan indikator yang
diambil yaitu menyimpulkan isi cerita dan menjelaskan pesan
atau amanat yang terdapat dalam cerita.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu a) salam pembuka, doa
dan presensi b) mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis c)
apersepsi dan motivasi dengan meminta siswa membaca teks
cerita pendek didepan kelas dan siswa lainnya mencatat amanat
yang tersirat pada teks tersebut d) guru menjelaskan tujuan yang
hendak dicapai.
63
Kegiatan inti 1. Eksplorasi: Siswa digali pengetahuannya
oleh guru dengan cara menunjuk salah satu siswa dan
menceritakan kembali cerita yang tadi telah didengar kedalam
beberapa kalimat, serta menjelaskan amanat yang tersirat dalam
teks cerita. Kegiatan inti 2. Elaborasi: siswa diminta guru untuk
berkelompok, lalu siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk
menyimpulkan isi cerita dan menjelaskan amat cerita yang
mereka bawa.. Setelah berdiskusi, hasil yang diperoleh dalam
tiap kelompok dipresentasikan didepan kelas secara bergantian
oleh perwakilannya. Kegiatan inti 3. Konfirmasi: siswa bersama
dengan guru menegaskan kembali materi yang telah dipelajari
dengan cara bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum
diketahui.
Langkah terakhir yaitu kegiatan penutup: a) siswa bersama
guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari b)
guru mengadakan refleksi dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan. c) salam penutup.
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dalam siklus II dilaksanakan pada hari
Rabu 30 April 2014 pada jam 1-2 selama 2x35 menit. Pertemuan
ketiga ini sama seperti pertemuan pertama dan kedua, yaitu siswa
berkelompok dan mendiskusikan tugas dari guru serta
mengingatkan kembali pada materi sebelumnya. Pertemuan ke
III hanya dilaksanakan secara singkat karena guru akan
membagikan soal evaluasi siklus II yang sebelumnya telah diuji
validitas dan reliabilitasnya dengan jumlah 20 item soal.
64
3. Hasil Tindakan
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Hasil belajar di siklus II menunjukkan siswa yang mengalami
ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa dan yang belum mengalami
ketuntasan sebanyak 2 siswa dengan nilai rata-rata sebesar 81,6.
Nilai terendah yang di peroleh siswa adalah 65 dan nilai tertinggi
yang diperoleh siswa sebesar 95. Lebih jelasnya dari hasil penerapan
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada siklus II dapat
dilihat sebanyak 88,9% siswa telah tuntas dan sebanyak 11,1% siswa
belum tuntas dari nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 72.
Jadi,terlihat jelas adanya peningkatan hasil belajar siswa yang
signifikan pada siklus II.
Hasil diskusi pada setiap kelompok merupakan nilai tambahan untuk
setiap siswa pada setiap kelompok. Nilai tersebut nantinya akan
diakumulasikan menjadi nilai akhir siswa. Berikut ini merupakan
hasil nilai kelompok pada siklus II.
65
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Diskusi Kelompok Siklus II
No Kelompok Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1. 1 70 80 75
2. 2 75 75 85
3. 3 75 85 85
4. 4 75 70 80
Hasil diskusi yang dilaksanakan oleh siswa pada siklus II
cenderung mengalami peningkatan, hal ini membuktikan bahwa
pembelajaran tipe CIRC sesuai dan dapat meningkatkan keaktifan
siswa. Setelah melaksanakan pertemuan ketiga, maka diperoleh hasil
evaluasi mengenai materi menyimpulkan isi cerita anak dalam
beberapa kalimat telah diperoleh hasil belajar siswa yang mengalami
kenaikan pada siklus II ini.
4. Hasil Observasi
Selama peneliti mengajar, guru kelas 5 sebagai observer menilai
dan mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi lembar
observasi guru yang telah disediakan oleh peneliti, lembar tersebut
untuk memberikan masukan bila peneliti memiliki kekurangan dan
nantinya akan diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya. Terdapat
beberapa item berdasarkan pada penerapan pembelajaran kooperatif
tipe CIRC, lebih jelasnya lagi akan dijelaskan pada tabel 4.9, 4.10
dan 4.11.
66
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II No Aspek yang
diamati
Indikator Pembelajaran Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1. Membentuk
kelompok-
kelompok
yang masing-
masing terdiri
dari 4 siswa.
a. Menjelaskan indikator
yang hendak dicapai
b. Mengadakan apersepsi dan
mempersiapkan siswa
secara fisik dan psikis
c. Membagi siswa dalam
kelompok
d. Membimbing siswa dalam
berkelompok
-
-
√
√
√
√
√
√
-
-
√
√
2. Memberikan
wacana sesuai
dengan topik
pembelajaran.
e. Membagikan wacana ke
seluruh kelompok
√ √ √
3. Bekerja sama
saling
membacakan
dan
menemukan
ide pokok dan
memberikan
tanggapan
terhadap
wacana dan
ditulis pada lembar kertas.
f. Memfasilitasi siswa untuk
berdiskusi dalam kelompok
g. Membantu siswa ketika
mengalami kesulitan
√
√
√
√
√
√
4. Mempresentasikan/
memembacakan
hasil diskusi
kelompok
h. Membahas hasil pekerjaan
tiap kelompok
i. Menilai hasil kerja
kelompok
√
√
√
√
-
-
5. Memberikan
penguatan
(reinforcement).
j. Bertanya jawab mengenai
materi
√ √ √
6. Guru dan siswa bersama-sama
membuat
kesimpulan.
k. Membuat kesimpulan
bersama-sama
l. Melakukan evaluasi melalui tes
√
-
√
-
-
√
67
Tabel 4.10
Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus II
No Aspek yang
diamati
Indikator Pembelajaran Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1. Membentuk
kelompok-
kelompok
yang masing-
masing terdiri
dari 4 siswa.
a. Berkumpul bersama teman
kelompok sesuai dengan
arahan dari guru
b. Berinteraksi dengan baik
dalam kelompok
√
√
√
√
√
√
2. Memberikan
wacana sesuai
dengan topik
pembelajaran.
c. Memperhatikan petunjuk
guru
- √ √
3. Bekerja sama
saling
membacakan
dan
menemukan
ide pokok dan
memberikan tanggapan
terhadap
wacana dan
ditulis pada
lembar kertas.
d. Membaca teks yang
diberikan guru secara
bergantian
e. Menyimak teks yang
dibacakan oleh temannya
dengan baik
f. Memberikan tanggapan terhadap teks yang dibaca
√
-
√
√
√
√
√
√
√
4. Mempresentasikan/
memembacakan
hasil diskusi
kelompok
g. Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
√ √ √
5. Memberikan
penguatan
(reinforcement).
h. Bertanya jawab mengenai
materi
√ √ √
6. Guru dan siswa bersama-sama
membuat
kesimpulan.
i. Membuat kesimpulan bersama-sama
j. Mengerjakan soal evaluasi
√
-
√
-
-
√
68
Tabel 4.11
Rekapitulasi Keaktifan Siswa Siklus II
(Aspek Afektif)
No Aspek yang diamati Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1. Siswa mempersiapkan diri secara
fisik dan psikis (menyiapkan
buku, alat tulis dan lainnya).
- √ √
2. Siswa memperhatikan penjelasan
guru dengan tenang.
- √ √
3. Siswa bersedia berkumpul dengan
kelompok yang telah ditentukan.
√ √ √
4. Siswa aktif dan bekerja sama
dengan kelompoknya.
√ √ √
5. Siswa menghargai pendapat
temannya.
√ √ √
6. Siswa bertukar pikiran dengan
anggota kelompoknya.
√ √ √
7. Siswa berani mengajukan
pertanyaan mengenai hal-hal yang
belum dimengerti
√ √ √
8. Siswa bersikap tenang saat
kegiatan presentasi berlangsung
- √ √
9. Siswa berani mengeluarkan
pendapatnya.
√ √ √
10. Siswa bersedia untuk menaati
arahan yang diberikan oleh guru.
√ √ √
Tabel 4.9 memperlihatkan hasil observasi kinerja guru siklus II,
hasil guru terlihat semakin meningkat dalam pembelajaran daripada
saat siklus I sehingga semakin lama guru semakin mahir dalam
mengajar siswa. Sedangkan pada tabel 4.10 mengenai hasil observasi
siswa juga sudah mengalami peningkatan, namun pada saat
pertemuan I siswa masih kurang memperhatikan petunjuk guru, dan
pada saat berdiskusi, siswa cenderung agak gaduh, tetapi
dipertemuan yang selanjutnya hasil observasi siswa mengalami
peningkatan yang signifikan. Tabel 4.11 merupakan rekapitulasi
keaktifan siswa, keaktifan siswa bertambah pada siklus II karena
siswa sudah berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.
69
Setelah mendapatkan lembar observasi dari observer, guru segera
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan
pertama dengan lebih meningkatkan kinerjanya pada pertemuan
kedua. Sama seperti pada siklus I, pertemuan III pada siklus II
kinerja guru mengalami penurunan, hal itu disebabkan karena guru
hanya mengulang materi dan mengadakan evaluasi pada pertemuan
III.
5. Refleksi
Refleksi pada siklus II ini juga seperti pada siklus I. Refleksi
pada siklus II dilaksanakan setiap akhir pertemuan oleh observer
terhadap guru, yang digunakan sebagai penilaian terhadap
pembelajaran yang dilakukan guru, mencari kekurangan dan
nantinya harus dibenahi oleh guru supaya pembelajaran yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan indikator kerja dapat
terpenuhi.
a. Pertemuan 1 siklus II
Pertemuan 1 pada siklus II belum berjalan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), dikarenakan masih ada hal-hal
yang belum terpenuhi, yaitu mempersiapkan siswa secara fisik
dan psikis serta guru belum menyampaikan apersepsi. Guru
belum mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis, hal ini
mengakibatkan siswa belum siap dalam menerima pelajaran,
sehingga saat guru menyampaikan hal yang penting siswa belum
dapat menerima dengan baik.
b. Pertemuan 2 siklus II
Pada pertemuan 2 siklus II, pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan RPP.
Kekurangan-kekurangan yang ditunjukkan oleh guru pada
pertemuan sebelumnya telah diperbaiki pada pertemuan ini,
sehingga indikator kerja guru dan siswa terpenuhi.
70
c. Pertemuan 3 siklus II
Sama seperti halnya pertemuan 3 siklus I, pertemuan terakhir di
siklus II mengalami banyak kekurangan, hal ini diakibatkan
dalam pertemuan ini guru hanya mengulang materi sebelumnya
dan melaksanakan evaluasi.
Hasil observasi menunjukkan, terlihat bahwa pembelajaran pada
siklus II jauh lebih baik dari siklus I, hal ini terlihat jelas pada
kenaikan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 72,2% dan pada
siklus II sebesar 88,9%. Kenaikan hasil belajar siswa yang terlihat
pada siklus yaitu sebesar 88,9% siswa mengalami ketuntasan, hal ini
sudah melebihi indikator keberhasilan yang menyatakan 80% siswa
mengalami ketuntasan, hal ini berarti bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC berhasil dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, dan pelaksanaan tindakan sudah cukup dilakukan tanpa perlu
diadakan siklus III.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Hasil data yang diperoleh dari observasi saat pembelajaran
berlangsung (tabel 4.5), pada pertemuan I, pertemuan II, pertemuan III
pada siklus I menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan sudah tepat dengan langkah-langkah yang dituliskan dan
sesuai dengan apa yang direncanakan, guru sudah membimbing siswa
sesuai prosedur yang ada.
Pembelajaran di siklus II (tabel 4.10) juga sudah memperlihatkan
kemajuan dari siklus I, karena guru membimbing siswa dengan baik
sesuai prosedur CIRC pada siklus I, siswa sudah sangat paham sehingga
guru hanya membimbing siswa dalam jalannya kegiatan pembelajaran
dan membantu bila siswa mengalami kesulitan.
71
4.2.2 Hasil Belajar Siswa
a. Pra Siklus
Dari hasil analisis data, terlihat bahwa hasil pembelajaran
bahasa Indonesia kelas 5 SD Kanisius Cungkup Salatiga masih
rendah dari KKM yang ditentukan oleh sekolah, yaitu 72. Dari 18
siswa dikelas 5, sebanyak 8 siswa yang telah mencapai target dan
10 siswa masih belum memenuhi target ketuntasan minimum.
Rata-rata nilai yang didapat yaitu 68,3, hal ini dikarenakan cara
mengajar guru yang masih konvensional tanpa sehingga siswa
kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b. Siklus I
Setelah diperoleh data pada Pra Siklus, peneliti bersama guru
kelas 5 melakukan diskusi mengenai penyebab dari rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan
diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam kegiatan
belajar mengajar. Hasil yang didapatkan dari siklus I yaitu sebanyak
13 siswa tuntas dalam belajarnya atau sekitar 72,2% dan 5 siswa
belum mencapai ketuntasan belajarnya atau sekitar 27,8%.
Pelaksanaan siklus I masih terdapat beberapa kelemahan,
diantaranya yaitu guru masih kesulitan dalam mencari dua buah teks
yang mempunyai tema yang sama, siswa juga merasa bosan
membaca teks karena terlalu banyak, dan beberapa kelompok belum
dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan benar.
Berdasarkan hasil belajar mengajar guru pada siklus I, maka
dibuatlah tabel ketuntasan siswa sesuai dengan hasil belajar yang
diperoleh siswa kelas 5.
72
Tabel 4.12
Daftar Ketuntasan Siswa Kelas 5 Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Siklus I
No Nilai Ketuntasan Ketuntasan Jumlah Siswa
1 ≥ 72 Tuntas 13
2 < 72 Tidak Tuntas 5
Total Jumlah Siswa 18
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada siklus I banyak siswa
yang mengalami ketuntasan dibandingkan siswa yang belum tuntas.
Dari 18 siswa dikelas 5, terdapat 13 siswa yang telah mencapai
KKM (≥72) dan terdapat 5 orang siswa yang belum mencapai KKM.
Lebih detailnya, dibawah ini disajikan presentase ketuntasan dan
ketidak tuntasan siswa dalam bentuk diagram.
Diagram 4.1
Hasil Belajar bahasa Indonesia kelas 5 SD Kanisius Cungkup
Siklus I
Pada siklus I yang telah dilaksanakan, ternyata masih banyak
kekurangan sehingga pada siklus II nanti kekurangan-kekurangan
tersebut akan diperbaiki hingga dapat mencapai indikator
keberhasilan.
Tuntas72,2 %
Tidak Tuntas27,8 %
Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Siklus I
73
c. Siklus II
Siklus II adalah tindakan yang diambil untuk menyempurnakan
kegiatan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II, pertemuan juga
dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC. Hasil evaluasi yang dilakukan guru, diperoleh
nilai siswa yang telah dimasukkan kedalam tabel ketuntasan siswa
kelas 5 mata pelajaran bahasa Indonesia siklus II.
Tabel 4.13
Daftar Ketuntasan Siswa Kelas 5 Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Siklus II
No Rentang Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa
1 ≥ 72 Tuntas 16
2 < 72 Tidak Tuntas 2
Total Jumlah Siswa 18
Berdasarkan tabel diatas, terlihat banyak siswa yang mengalami
ketuntasan belajar daripada yang belum tuntas dalam belajar, dan
nilai mereka juga semakin meningkat daripada pelaksanaan siklus I.
Dibawah ini disajikan diagram ketuntasan siswa pada mata pelajaran
bahasa Indonesia siklus II.
Diagram 4.2
Hasil Belajar bahasa Indonesia Kelas 5 SD Kanisius Cungkup
Siklus II
Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Siklus II
Tidak Tuntas 11,1 %
88,9% Tuntas
74
Dalam siklus II, pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sudah dianggap sangat baik karena telah mencapai indikator
keberhasilan yaitu 88,9% dari 80% siswa yang diharap
mengalami ketuntasan. Hal ini membuktikan dengan adanya
penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC oleh guru, hasil
belajar siswa mengalami peningkatan yang pesat. Maka
berdasarkan nilai yang diperoleh siswa ini, guru tidak perlu
mengadakan siklus III, karena hasil belajar siswa sudah
meningkat pada siklus II. Berikut ini akan disajikan diagram
peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I hingga siklus
II.
Diagram 4.3
Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
0
20
40
60
80
100
Pra SiklusSiklus 1
Siklus II
Tidak Tuntas
Tuntas
75
4.3 Pembahasan
Sebelum diadakan tindakan perbaikan dikelas, telah diperoleh hasil
observasi di SD Kanisius Cungkup Salatiga, dan diketahui bahwa:
a. Hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran bahasa Indonesia
masih rendah, dan terlihat pada ulangan harian yang menunjukkan
bahwa dari 18 siswa di kelas 5, terdapat 8 siswa atau 44,4% siswa
belum tuntas KKM, dan sebanyak 10 siswa atau 55,6% telah tuntas
KKM dengan rata-rata nilai kelas sebesar 68,8.
b. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam mengajar dan
pendekatan yang digunakan masih teacher centered.
c. Siswa masih belum percaya diri dalam mengungkapkan pendapat dan
dalam bertanya.
Beberapa hal-hal yang telah disebutkan diatas terjadi karena:
a. Hasil belajar siswa yang rendah dikarenakan kekurang pahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan. Dalam pembelajaran guru
hanya menyampaikannya dalam ceramah saja dan menyebabkan
siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial saja yang mampu
menangkap materi dengan baik, namun siswa dengan gaya belajar
diluar auditorial belum bisa menangkap materi dengan baik.
b. Pendekatan teacher centered yang digunakan oleh guru belum dapat
membuat siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran, karena
pembelajarannya hanya satu arah saja, yaitu dari guru ke siswa
sehingga siswa hanya dapat menerima pelajaran yang diberikan guru
tanpa bisa mengemukakan pendapat dan bertanya.
c. Penggunaan metode ceramah tersebut, membuat siswa bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Guru belum dapat meninggalkan metode
ceramah dikarenakan kurangnya pengetahuan guru dalam
mempelajari model-model pembelajaran yang inovatif.
Dari hasil tindakan yang dilaksanakan untuk perbaikan, pada siklus I
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada mata pelajaran
bahasa Indonesia di SD Kanisius Cungkup dari 18 siswa kelas 5 terdapat
76
13 siswa tuntas belajar yang sebelum diadakan tindakan hanya 10 siswa
yang tuntas belajar, hal ini terbukti dengan penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah
diadakan perbaikan untuk yang kedua kalinya pada siklus II, siswa yang
tuntas belajar meningkat menjadi 16 siswa. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Senti pada tahun 2012,
Ririn Andriyani tahun 2009 dan Rahmatyas Reana tahun 2012, dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada mata pelajaran
bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara
signifikan.
Hipotesis tindakan setelah peneliti melaksanakan tindakan perbaikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC mampu meningkatkan
hasil belajar bahasa Indonesia.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada mata pelajaran
bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa
bisa secara aktif belajar bersama teman sekelompoknya, dengan cara ini
pembelajaran akan lebih efektif karena siswa tidak akan merasa malu bila
harus bertanya mengenai hal-hal yang belum mereka pahami.
Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat dijelaskan implikasi teotitis
dan implikasi praktis sebagai berikut:
4.3.1 Implikasi Teoritis
Setelah melakukan perbandingan antara teori pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan penelitian ini, maka diperoleh hasil yang
sejalan dan saling melengkapi. Setelah pembelajaran yang akan
dilaksanakan disesuaikan dengan standar proses, hasil belajar yang
diperoleh siswa dapat meningkat pada pembelajaran bahasa Indonesia
materi membandingkan isi dua teks dengan menyimpulkan cerita
77
menjadi beberapa kalimat. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
yaitu pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dapat diterapkan bila siswa kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran, interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan
guru berkurang sehingga akan berpengaruh dalam perolehan hasil
belajarnya.
4.3.2 Implikasi Praktis
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat diimplikasikan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia karena dapat mempengaruhi hasil
belajar serta keaktifan siswa. Hasil pelaksanaan tindakan kelas yang
dilaksanakan sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC guna
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini
dikarenakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat menumbuhkan
rasa mandiri, tidak malu untuk mengutarakan pendapatnya, terjadinya
komunikasi yang baik antarsiswa dalam kelompok, sehingga mereka
dapat bertanya satu sama lain mengenai materi yang belum jelas,
hingga mereka paham dan nantinya hasil belajar pun akan meningkat.