bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4...52 bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
TRANSCRIPT
-
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Mungseng dan SDN Giyanti
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini subyek
penelitian dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
eksperimen adalah siswa kelas III SDN 01 Mungseng yang berjumlah 25 siswa dan
kelas kontrol adalah siswa kelas III SDN Giyanti yang berjumlah 25 siswa. Siswa
Kelas III SDN 01 Mungseng yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki
dan 15 siswa perempuan mendapat perlakuan berupa pembelajaran dengan
menggunakan ice breaking berbantuan musik pada mata pelajaran matematika.
Sedangkan untuk Siswa Kelas III SDN Giyanti yang berjumlah 25 siswa terdiri dari
12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan mendapat perlakuan berupa pembelajaran
Matematika dengan menggunakan pendekatan konvensional, yaitu pembelajaran yang
biasa guru gunakan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari Tabel Data Subyek
Penelitian sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Unit Penelitian
Sekolah
Jumlah Siswa
Total Keterangan Laki-
laki
Perempu
an
SDN Giyanti 12 13 25 Kelompok Kontrol
SDN 01 Mungseng 10 15 25 Kelompok Eksperimen
Jumlah sampel penelitaian 50
-
53
4.2 Kondisi awal sebelum diberi perlakuan
4.2.1 Analisis Deskriptif
4.2.1.1 Hasil Belajar
Data nilai pretest digunakan untuk melihat hasil belajar matematika
siswa sebelum dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Data yang
digunakan sebagai pretest adalah nilai murni dari soal pretest untuk kelas
eksperimen dan kelas control yang dapat dilihat pada lampiran 5. Nilai murni
berarti bahwa nilai belum diolah dengan nilai-nilai lainnya. Nilai ini dijadikan
patokan kemampuan awal siswa kelas III SDN 01 Mungseng dan SDN
Giyanti. Analisis deskriptif menggunakan alat bantu hitung SPSS 16.0 dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Analisis Deskriptif Statistik Pretest
N Mean Std.
Deviation
Minimu
m
Maximu
m
Eksperimen 25 75.20 9.407 60 95
Kontrol 25 72.40 6.474 65 90
Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel dari kelompok eksperimen
dengan jumlah data (N) sebanyak 25 siswa dan dari kelompok kontrol
sebanyak 25 siswa. Kelompok eksperimen memperoleh hasil belajar pretest
dengan nilai terendah (minimum) 60 dan nilai tertinggi (maximum) 95 dengan
rata-rata (mean) sebesar 75,20 dan standar deviasi 9,407. Sedangkan dari
kelompok kontrol hasil belajar pretest dengan nilai terendah (minimum) 65
dan nilai tertinggi (maximum) 90 dengan rata-rata (mean) sebesar 72,40 dan
standar deviasi 6,474. Hal ini berarti keberagaman nilai kelas eksperimen
lebih tinggi daripada kelas kontrol. Sebaran nilai pretest kelas baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3.
-
54
Tabel 4.3
Kategori Nilai Pretest
e
r
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika
siswa kelas eksperimen tersebut tidak memiliki siswa dalam kategori rendah,
kategori sedang sebanyak 6 siswa (12%) dan kategori tinggi sebanyak 19
siswa (38%). Oleh karena itu dapat disimpulkan sebagian besar siswa kelas III
SDN 01 Mungseng berada pada kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar
matematika siswa kelas kontrol juga tidak memiliki siswa ntuk kategori
rendah, kategori sedang sebanyak 6 siswa (12%), dan kategori tinggi sebanyak
19 siswa (38%). Oleh karena itu dapat disimpulkan sebagian besar siswa kelas
III SDN Giyanti berada pada kategori tinggi.
4.2.1.2 Minat Belajar
Data minat belajar awal digunakan untuk mengetahui minat belajar
matematika siswa sebelum dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Data
minat belajar awal diambil dari hasil pengisian angket minat belajar untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dilihat pada lampiran 10 dan
hasil pengamatan terhadap kedua kelas sebelum diberi perlakuan yang
hasilnya dapat dilihat pada lampiran 11. Analisis deskriptif menggunakan alat
bantu hitung SPSS 16.0 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4
No Interval Kategori Eksperimen Kontrol
Jmlh
Siswa
% Jmlh
Siswa
%
1 68 – 101 Tinggi 19 76 19 76
2 34 – 67 Sedang 6 24 6 24
3 0 – 33 Rendah 0 0 0 0
-
55
Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel dari kelompok eksperimen
dengan jumlah data (N) sebanyak 25 siswa dan dari kelompok kontrol
sebanyak 25 siswa. Kelompok eksperimen memperoleh skor minat belajar
awal dengan nilai terendah (minimum) sebesar 13 dan nilai tertinggi
(maximum) sebesar 29 dengan rata-rata (mean) sebesar 24,20 dan standar
deviasi sebesar 3,831. Sedangkan dari kelompok kontrol skor minat belajar
awal dengan nilai terendah (minimum) sebesar 20 dan nilai tertinggi
(maximum) sebesar 29 dengan rata-rata (mean) sebesar 23,92 dan standar
deviasi sebesar 2,197. Hal ini berarti keberagaman skor kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Sebaran skor minat belajar awal kelas
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.4
Hasil Analisis Deskriptif Statistik untuk Minat Belajar
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Eksperimen 25 24.20 3.851 13 29
Kontrol 25 23.92 2.197 20 29
-
56
Tabel 4.5
Kategori Nilai Minat Belajar Pretest
No Interval Kategori
Eksperimen Kontrol
Jmlh
Siswa %
Jmlh
Siswa %
1 22 – 32 Tinggi 21 84 17 68
2 11 – 21 Sedang 4 16 8 32
3 0 – 10 Rendah 0 0 0 0
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tidak ada siswa baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol yang masuk dalam kategori rendah. Selain itu, siswa
dari kelas eksperimen yang masuk dalam kategori sedang lebih rendah yaitu 4
siswa dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 8 siswa. Adapun siswa yang
masuk dalam kategori tinggi, dalam kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 21
siswa dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 17 siswa.
4.2.2 Analisis Inferensial untuk Kondisi Awal
4.2.2.1 Hasil Belajar
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam
penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20
dengan Kolmogrov Smirnov. Menurut Slameto (2015:295) “persyaratan
data tersebut normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas
dengan Kolmogrov Smirnov. Hasil olah data uji normalitas menggunakan
SPSS 20 for windows dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut
-
57
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas soal pretest
Eksperimen Kontrol
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean 75.20 72.40
Std.
Deviation 9.407 6.474
Most Extreme
Differences
Absolute .212 .205
Positive .188 .205
Negative -.212 -.127
Kolmogorov-Smirnov Z 1.058 1.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .213 .246
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.6, didapatkan nilai signifikansi
pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berturut-turut adalah
0,213 dan 0,246 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan kedua data
tersebut berdistribusi normal. Untuk penyebaran datanya dapat
dilihat pada diagram berikut ini.
Gambar 4.1 Grafik Normalitas Pretest Eksperimen dan
Kontrol
-
58
b. Uji Homogenitas dan Uji Beda Rerata Nilai Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20. Kedua kelompok
dikatakan berasal dari kelompok yang homogen apabila hasil uji
statistika pada signifikansi menunjukkan angka 0,05. Jadi jika nilai
signifikansi > 0,05 dapat dikatakan kedua kelompok tersebut homogen.
Sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 dapat dikatakan kedua kelompok
tersebut tidak homogen.
Berdasarkan Tabel 4.7, hasil uji homogenitas menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0,300 > 0,05 yang berarti data berasal dari populasi
yang memiliki variansi sama (homogen). Oleh karena itu, uji independent
sample t-test yang digunakan adalah uji independent sample t-test jenis
equal variances assumed. Uji tersebut menghasilkan nilai signifikansi
0,226>0,05 sehingga H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan nilai
pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam
kondisi seimbang.
Tabel 4.7
Hasil uji Independent Samples t_test Pretest Levene's Test
for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-tailed)
Mean Differen
ce
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower
Upper
Nilai
Equal variances assumes
1.099 .300 1.22
6 48 .226 2.800 2.284
-1.792
7.392
Equal variances not assumes
1.226
42.569
.227 2.800 2.284 -
1.807 7.407
-
59
4.2.2.2 Minat Belajar
Selain analisis deskriptif untuk menguji kondisi awal dari minat belajar
siswa, juga digunakan analisis inferensial. Uji yang digunakan pada hasil
minat belajar awal menggunakan uji Mann-Withney dengan menggunakan alat
bantu hitung software SPSS 16.0. Hasil uji minat belajar awal dapat dilihat
pada tabel 4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8
Uji Mann-Withney Minat belajar Awal
NILAI
Mann-Whitney U 221.500
Wilcoxon W 546.500
Z -.1786
Asymp. Sig. (2-tailed) .074
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji mann-withney menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0,074 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan minat belajar antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
sehingga kondisi awal minat belajar siswa antara kedua kelas dalam kondisi
seimbang.
4.3 Hasil Pelaksanaan Penelitian
Pelakasanaan penelitian dilakukan 4 kali seperti yang tercantum pada jadwal
penelitian sebagai berikut.
4.3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol
Kegiatan pertama dilakukan pada kelas III SDN 1 Giyanti sebagai kelas
kontrol yang diampu oleh bu Ria Susanti. Pada hari senin tanggal 25 April 2016
kegiatan yang dilakukan adalah memberikan soal pretest sebagai langkah awal
untuk mengukur tingkat kesetaraan siswa. Pengambilan data awal untuk
-
60
mengetahui hasil belajar sebelum perlakuan. Selanjutnya pertemuan berikutnya
dilakukan pembelajaran secara konvensional dengan 2 kali pertemuan. Materi
yang diajarkan adalah materi pelajaran Matematika tentang ˮKeliling Persegi dan
Persegi Panjangˮ. Langkah berikutnya pada pertemuan selanjutnya, adalah
pemberian soal posttest kepada siswa kelas III sebagai soal evaluasi. Pada
umumnya pembelajaran yang terjadi di SD Negeri Giyanti Tes ini berjalan dengan
tertib. Pengamatan dari penerapan perlakuan tertuang dalam lembar observasi.
Selanjutnya kegiatan berikutnya memberikan angket minat belajar matematika
pada kelas kontrol. Berikut ini disajikan Tabel 4.9 jadwal pelaksanaan penelitian
pada kelas kontrol sebagai berikut˸
Tabel 4.9
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol
No Hari / Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin , 25-04-2016 Perkenalan kepada siswa
Memberikan pretest kepada kelas control
2. Selasa , 26-04-2016 Pelaksanaan pembelajaran 1 pada kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional
3. Rabu, 27-04-2016 Pelaksanaan pembelajaran 2 pada kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional
4. Kamis, 28-04-2016
Mengulas pembelajaran sebelumnya
Memberikan soal posttest kepada kelas
kontrol
Memberikan angket minat belajar
-
61
Instrumen tes pretest dan posttest sebelumnya diujikan di kelas III SDN 01
Mungseng, untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal.
Setelah dilakukan uji validitas soal, kemudian data yang didapatkan di uji
menggunakan SPSS 20. Data yang didapatkan dari uji SPSS, dari 25 soal pretest
dan posttest, didapatkan 20 soal pretest dan posttest yang valid artinya soal itu
dapat digunakan untuk menguji tingkat kesetaraan siswa dan sebagai soal evaluasi
siswa.
4.3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen
Kegiatan pertama yang dilakukan pada kelas III SDN 1 Mungseng sebagai
kelas eksperimen yang diampu oleh bu Dwi Kristanti. Pada hari Senin, 4 April
2016 kegiatan yang dilakukan adalah memberikan soal pretest sebagai langkah
awal untuk mengukur tingkat kesetaraan siswa. pengambilan data awal untuk
mengetahui hasil belajar sebelum perlakuan. Selanjutnya pertemuan berikutnya
dilakukan pembelajaran dengan menggunakan ice breaking dengan berbantuan
musik dengan 2 kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah materi pelajaran
Matematika tentang ˮKeliling Persegi dan Persegi Panjangˮ. Langkah berikutnya
pada pertemuan selanjutnya, adalah pemberian soal posttest kepada siswa kelas III
sebagai soal evaluasi. Pada umumnya pembelajaran yang terjadi di SD Negeri 1
Mungseng tes ini berjalan dengan tertib. Pengamatan dari penerapan perlakuan
tertuang dalam lembar observasi. Selanjutnya kegiatan berikutnya memberikan
angket minat belajar matematika pada kelas eksperimen. Berikut ini disajikan
Tabel 4.10 jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen sebagai berikut˸
-
62
Tabel 4.10
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen
4.4 Kondisi Akhir setelah diberi Perlakuan
4.4.1 Analisis Deskripsi
4.4.1.1 Hasil Belajar
Skor posttest diambil setelah kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran ice breaking berbantuan musik berakhir. Hasil posttest dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol akan ditunjukan dalam lampiran 10. Data
skor posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa
setelah dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Analisis deskriptif
menggunakan alat bantu hitung SPSS 16.0 dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.11.
No Hari / Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 25-04-2016 Perkenalan kepada siswa
Memberikan pretest kepada kelas eksperimen
2. Selasa, 26-04-
2016
Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas III
SDN 1 Mungseng dengan menggunakan
pembelajaran ice breaking dengan berbantuan
music
3. Rabu, 27-04-2016 Melanjutkan pembelajaran pada pertemuan kedua
Memberikan soal posttest
4. Kamis, 28 -04-
2016 Memberikan angket minat belajar siswa
-
63
Berdasarkaan Tabel 4.11 terlihat bahwa rata-rata nilai posttest kelas
eksperimen yaitu 91.20 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 84.64.
Nilai minimal kelas eksperimen yaitu 80 lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol yaitu 72. Nilai maksimal kelas eksperimen yaitu 100 sama dengan
kelas kontrol yaitu 100. Standar deviasi dari nilai kelas eksperimen yaitu
6.928 dan kelas kontrol yaitu 7.973. Hal ini berarti keberagaman nilai kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Sebaran nilai posttest baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Kategori Nilai Posttest
No Interval Kategori
Eksperimen Kontrol
Jmlh
Siswa %
Jmlh
Siswa %
1 68 – 101 Tinggi 25 100 25 100
2 34 – 67 Sedang 0 0 0 0
3 0 – 33 Rendah 0 0 0 0
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa tidak ada siswa baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol yang masuk dalam kategori rendah dan
kategori sedang. Adapun untuk kelas eksperimen, siswa yang masuk dalam
Tabel 4.11
Hasil postest
N Mean Std.
Deviation
Minim
um
Maximum
Eksperimen 25 91.20 6.928 80 100
Kontrol 25 84.64 7.973 72 100
-
64
kategori tinggi yaitu ada 25 siswa dan pada kelas kontrol siswa berada dalam
kategori tinggi ada 25 siswa.
4.4.1.2 Minat Belajar
Data minat belajar akhir digunakan untuk melihat minat belajar
matematika siswa setelah dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan.
Minat belajar akhir diambil dari hasil pengisian angket minatbelajar untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dilihat pada lampiran dan
hasil rata-rata hasil pengamatan selama pembelajaran yang hasilnya dapat
dilihat pada lampiran. Angket minat belajar sebelumnya sudah divalidasi
sehingga pemberian angket digunakan angket yang sudah ada. Analisis
deskriptif menggunakan alat bantu hitung SPSS 16.0 dan hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.13.
Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa rata-rata skor minat belajar
kelas eksperimen yaitu 27.36 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol
yaitu 25.40. Selain itu, skor minimal kelas eksperimen yaitu 20 sama dengan
kelas kontrol yaitu 20. Skor maksimal kelas eksperimen yaitu 30 sama
dengankelas kontrol yaitu 30. Standar deviasi dari skor kelas kontrol yaitu
2.198 lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen yaitu 2.234. Hal ini
berarti keberagaman skor kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Sebaran skor minat belajar akhir kelas baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.13
Hasil Analisis Deskriptif Minat Belajar Matematika Posttest
N Mean Std.
Deviation
Minim
um
Maximu
m
Eksperimen 25 27.36 2.234 20 30
Kontrol 25 25.40 2.198 20 30
-
65
Tabel 4.14
Kategori Minat belajar Akhir
Berdasarkan tiga pengkategorian pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa
tidak ada siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang masuk
dalam kategori rendah. Selain itu, siswa dari kelas eksperimen yang masuk
dalam kategori sedang lebih rendah yaitu 4 siswa dibandingkan dengan kelas
kontrol yaitu 8 siswa. Adapun siswa yang masuk dalam kategori tinggi,
dalam kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 21 siswa dibandingkan dengan
kelas kontrol yaitu 17 siswa.
4.4.2 Analisis Inferensil
4.4.2.1 Hasil Belajar
a. Uji Normalitas Posttest
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil
belajar Matematika siswa telah berdistribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 20 for windows.
Hasil uji normalitas data hasil belajar matematika dapat dilihat pada tabel
4.15
No Interval Kategori
Eksperimen Kontrol
Jmlh Siswa % Jmlh
Siswa
%
1 22 – 32 Tinggi
21 84 17 68
2 11– 21 Sedang
4 16 8 32
3 0 – 10 Rendah 0 0 0 0
-
66
Tabel 4.15
Uji Normalitas Posttest
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa pada kelompok
eksperimen (SDN 1 Mungseng) memiliki nilai signifikan 0,597 dan kelas
kontrol (SDN Giyanti) memiliki nilai signifikansi 0,45, karena kedua
kelompok memiliki nilai sig > 0,05 maka dapat dikatakan kedua kelompok
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selain data diatas
uji normalitas juga disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.2
Eksperimen Kontrol
N 25 25
Normal Parametersa,b Mean 91.20 84.64
Std. Deviation 6.928 7.973
Most Extreme Differences
Absolute .156 .172
Positive .107 .172
Negative -.156 -.099
Kolmogorov-Smirnov Z .779 .860
Asymp. Sig. (2-tailed) .579 .450
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
-
67
Gambar 4.2 Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.2 menunjukan bahwa pada masing-masing kelas kurva
mendekati bentuk kurva berdistribusi normal. Walaupun gambar kurvanya
tidak sama persis, tetapi kedua kurva normal merupakan bukti bahwa data
berdistribusi normal untuk masing-masing kelas.
b. Uji Homogenitas dan Beda Rata-Rata (Independent Sample T-Test)
Soal Posttes
Hasil posttest juga diuji menggunakan uji independent sample t-test
untuk mengetahui apakah ada perbedaan kedua kelas. Hasil uji independent
sample t-test dapat dilihat dalam Tabel 4.16 berikut ini
-
68
Tabel 4.16 hasil uji homogenitas menghasilkan nilai signifikansi
sebesar 0,680 > 0,05 yang berarti data berasal dari populasi yang memiliki
variansi sama (homogen). Oleh karena itu, uji independent sample t-test
yang digunakan adalah uji independent sample t-test jenis equal variances
assumed yaitu 0,003. Nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima, berarti rata-rata nilai hasil belajar antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak sama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ice
breaking berbantuan musik berpengaruh terhadap hasil belajar matematika
siswa.
Tabel 4.16
Hasil Uji Independent Sample T-test Hasil Belajar Posttest
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Ni
lai
Equal
variances
assumed
.172 .680 3.1
05 48 .003 6.560 2.113 2.312 10.808
Equal
variances
not assumed
3.1
05
47.08
3 .003 6.560 2.113 2.310 10.810
-
69
4.4.2.2 Minat Belajar
Uji yang digunakan pada hasil minat belajar akhir menggunakan uji
Mann-Withney karena data bersifat ordinal. Hasil uji minat belajar akhir
dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai berikut.
Tabel 4.17
Uji Mann-Withney Minat belajar Akhir
NILAI
Mann-Whitney U 138.000
Wilcoxon W 463.000
Z -3.421
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
Berdasarkan tabel 4.17 hasil uji Mann-Withney menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa minat belajar kelas eksperimen lebih tinggi
daripada minat belajar kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan dengan ice breaking berbantuan musik
berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ice breaking
berbantuan musik berpengaruh terhadap hasil belajar dan minat belajar matematika
kelas III SD Gugus Among Siswa Kecamatan Temanggung kabupaten Temanggung.
Kelas eksperimen adalah SD N 01 Mungseng yang mendapat perlakuan dengan ice
breaking berbantuan musik dan kelas kontrol adalah SD N Giyanti yang tidak
mendapat perlakuan dengan ice breaking berbantuan musik. Penelitian ini dapat
terlaksana jika kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.
Hasil perhitungan data posttest dengan uji independent t-test menghasilkan
nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 sehingga H0 ditolak, hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara kelas eksperimen
-
70
dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Berdasarkan kedua hasil tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ice breaking berbantuan musik terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas III SD Gugus Among Siswa. Adapun perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model
pembelajaran ice breaking berbantuan musik dengan siswa yang diajar tanpa model
pembelajaran ice breaking berbantuan musik dikarenakan pembelajaran dengan ice
breaking berbantuan musik menekankan siswa untuk belajar matematika dengan cara
yang lebih menyenangkan. Hal ini mengakibatkan siswa lebih menikmati
pembelajaran matematika dan siswa menyukai pembelajaran matematika. Berbeda
dengan pembelajaran tanpa ice breaking berbantuan musik yang pembelajarannya
dilakukan dengan lebih banyak ceramah dan pemberian contoh soal dengan hanya
berpatokan pada rumus atau konsep yang sudah ada. Hal tersebut akan
mengakibatkan pemikiran siswa hanya terbatas pada hafalan. Pembelajaran dengan
ice breaking berbantuan musik juga mengajarkan kepada siswa bahwa matematika
bisa dipelajari dengan cara yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Akibatnya, siswa antusias dan bersemangat dalam setiap ice breaking yang diberikan
guru.
Hasil perhitungan data minat belajar akhir dengan uji independent t-test
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar matematika siswa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan kedua
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ice breaking
berbantuan musik terhadap minat belajar matematika siswa kelas III SD Gugus
Among Siswa Kecamatan Temanggung. Adapun perbedaan yang signifikan antara
minat belajar matematika siswa yang diajar dengan ice breaking berbantuan musik
dengan siswa yang diajar tanpa pembelajaran ice breaking berbantuan musik
dikarenakan pembelajaran dengan ice breaking berbantuan musik mengubah situasi
yang tidak dinamis menjadi dinamis, membuat ketegangan menjadi rileks, serta
-
71
memberikan rasa senang kepada siswa. Hal ini mengakibatkan siswa lebih antusias,
semangat dan berminat untuk mengikuti pelajaran. Berbeda dengan pembelajaran
tanpa ice breaking berbantuan musik yang pembelajarannya dilakukan dengan lebih
banyak ceramah dan pemberian contoh soal untuk dikerjakan. Hal tersebut akan
mengakibatkan siswa cenderung bosan dan mengantuk karena guru masih
menggunakan metode ceramah.
Pembelajaran dengan ice breaking berbantuan musik secara tidak langsung
menumbuhkan minat siswa dikarenakan ice breaking menuntut masing-masing siswa
yang mengaharuskan siswa mengikuti setiap permainan yang diberikan guru. Hal ini
membuat siswa untuk bersemangat dalam pembelajaran.