bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1....

16
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum SMP N 2 Kaloran Kaloran merupakan sebuah kecamatan yang ada di kabupaten Temanggung tepatnya di provinsi Jawa Tengah. Di Kaloran terdapat 3 SMP Negeri salah satunya adalah SMP Negeri 2 Kaloran. Awal berdiri SMP Negeri 2 Kaloran pada tahun 1991 berdiri dengan nama Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2 Kaloran. Namun pada tahun 2005 SLTP 2 Kaloran berubah menjadi SMP Negeri 2 kaloran hingga saat ini. Areal yang ditempati seluas 8.000 m 2 yang terletak di Desa Tlogowungu, Kaloran. Tanah seluas 8.000 m 2 tersebut diperoleh atas kerjasama 4 Kepala Desa yaitu Tlogowungu, Getas, Tleter dan Kalimanggis. Pada tahun ajaran 2016/2017 sekolah menampung 11 rombongan belajar atau 11 kelas dengan jumlah 242 siswa. SMP Negeri 2 Kaloran mempunyai 21 orang tenaga pendidik/guru, 6 orang staf tata usaha dan 1 orang pustakawan. Dari 21 guru yang ada, terdapat 17 guru yang sudah tersertifikasi dan 4 orang guru yang belum tersertifikasi. Berikut data profil yang kami peroleh dari SMP Negeri 2 Kaloran: PROFIL SEKOLAH 1. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kaloran Alamat : Desa Tlogowungu, Kec. Kaloran, Kab. Temanggung 2. Nama Kepala Sekolah : Karma Budiman, S.Pd No. Telp / Hp : 082324883876 3. Kategori Sekolah : Reguler 4. Tahun didirikan / Th beroperasi : 1991/1992 5. Kepemilikan tanah / bangunan : Pemerintah a. Luas tanah / status : 8.000 M 2 / SHM b. Luas bangunan : 1.127 M 2

Upload: lytuyen

Post on 29-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum SMP N 2 Kaloran

Kaloran merupakan sebuah kecamatan yang ada di kabupaten Temanggung

tepatnya di provinsi Jawa Tengah. Di Kaloran terdapat 3 SMP Negeri salah satunya

adalah SMP Negeri 2 Kaloran. Awal berdiri SMP Negeri 2 Kaloran pada tahun 1991

berdiri dengan nama Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2 Kaloran. Namun

pada tahun 2005 SLTP 2 Kaloran berubah menjadi SMP Negeri 2 kaloran hingga

saat ini. Areal yang ditempati seluas 8.000 m2 yang terletak di Desa Tlogowungu,

Kaloran. Tanah seluas 8.000 m2

tersebut diperoleh atas kerjasama 4 Kepala Desa

yaitu Tlogowungu, Getas, Tleter dan Kalimanggis.

Pada tahun ajaran 2016/2017 sekolah menampung 11 rombongan belajar atau

11 kelas dengan jumlah 242 siswa. SMP Negeri 2 Kaloran mempunyai 21 orang

tenaga pendidik/guru, 6 orang staf tata usaha dan 1 orang pustakawan. Dari 21 guru

yang ada, terdapat 17 guru yang sudah tersertifikasi dan 4 orang guru yang belum

tersertifikasi. Berikut data profil yang kami peroleh dari SMP Negeri 2 Kaloran:

PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kaloran

Alamat : Desa Tlogowungu,

Kec. Kaloran, Kab. Temanggung

2. Nama Kepala Sekolah : Karma Budiman, S.Pd

No. Telp / Hp : 082324883876

3. Kategori Sekolah : Reguler

4. Tahun didirikan / Th beroperasi : 1991/1992

5. Kepemilikan tanah / bangunan : Pemerintah

a. Luas tanah / status : 8.000 M2 / SHM

b. Luas bangunan : 1.127 M2

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

29

6. NPSN : 20321455

7. NSS : 201032305080

Tabel 4.1

Data Siswa Dalam 4 (Empat) Tahun Terakhir

Tahun

Ajaran

Jumlah

Pendaftar

(Calon

siswa

baru)

Kelas VII Kelas VII Kelas IX Jml Kls

VII+VIII+IX

Jml Jml

Rombel Jml

Jml

Rombel Jml

Jml

Rombel Jml

Jml

Rombel

2013/2

014

94 org 93

org

4 rbl 88

org

4 rbl 84

org

4 rbl 265

org

12 rbl

2014/2

015

80 org 74

org

3 rbl 87

org

4 rbl 90

org

4 rbl 251

org

11 rbl

**)

2015/2

016

82 org 82

org

4 rbl 74

org

3 rbl 86

org

4 rbl 243

org

11 rbl

**)

2016/2

017

89 org 88

org

4 rbl 82

org

4 rbl 72

org

3 rbl 242

org

11 rb

**)l

Sumber: SMP Negeri 2 Kaloran

Tabel 4.2

Data Ruang Kelas

Jml ruang kelas asli Jml ruang kelas lain

yang digunakan untuk

ruang kelas (e)

Jml ruang

yang

digunakan

untuk

ruang

kelas

F=(d+e)

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

30

Ukuran

7X9 m2

(a)

<63

m2

(b)

>63

m2 (c)

Jml d=(a+b+c Jumlah: 2 ruang, yaitu

1. Gudang: digunakan

untuk ruang

pembelajaran agama

Kristen **)

R.

Kelas

12 0 0 12 2 14 **)

Sumber: SMP Negeri 2 Kaloran

Tabel 4.3

Data Ruang Lainnya

Jenis Ruang Jumlah Ukuran

(m2)

Jenis Ruang Jumlah Ukuran

(m2)

1. Perpustakaan 1 8 X 15 3.4.1. Lab. Komputer 1 7 X 9

2. Lab. IPA 1 8 X 15 5. Keterampilan -

2. Lab. Bahasa 1 7 X 15 6. Kesenian -

Sumber: SMP Negeri 2 Kaloran

Tabel 4.4

Data Tenaga Pendidik/Guru

Tenaga Pendidik / TU Jumlah Keterangan

Tenaga Pendidik / Guru 21 Orang PNS,GTT

Pustakawan 1 Orang

Laboran (IPA/Bahasa/Komputer) 0 Orang

Staf Tata Usaha 6 Orang PNS,GTT

Penjaga 1 Orang PTT

Sumber: SMP Negeri 2 Kaloran

Siswa tidak dikenakan biaya sekolah dengan adanya kebijakan pendidikan

gratis oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung. Sarana prasarana yang dimiliki

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

31

belum sepenuhnya lengkap. Upaya mencapai kelengkapan Sarpras tidak lepas dari

partisipasi penuh dari Komite Sekolah yang selalu mendukung program sekolah

dengan penuh kesadaran. Kondisi sekolah di SMP Negeri 2 Kaloran sangat sejuk dan

dingin, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi yang sejukpun dapat membuat

siswa malas belajar. Dari situlah guru harus pandai dalam mengelola pembelajaran.

Disebutkan dalam teori bahwa seorang guru harus mempunyai kompetensi

pedagogik dimana sangat diperlukan kemampuan guru untuk mendesain

pembelajaran dengan baik. Dalam kompetensi paedogogik guru memiliki

kemampuan untuk memahami peserta didik serta mengaplikasikan perancangan

pembelajaran untuk dikelola sedemikian rupa sehingga hasil yang akan diharapkan

akan maksimal. Guru harus mempunyai kemampuan bagaimana agar siswa dapat

mendengarkan apa yang disampaikan guru dengan inovasi cara mengajarnya agar

tidak membosankan.

Penelitian ini mengambil sampel yaitu 9 responden diantaranya 1 kepala

sekolah, 4 guru dan 4 siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan

melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi, diperoleh hasil penelitian sebagai

berikut.

4.1.2. Kompetensi Pedagogik di Kalangan Guru SMP Negeri 2 Kaloran

Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru terhadap pemahaman

peserta didik dalam pembelajaran seperti perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

belajar yang perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Sebagain besar masyarakat

memandang bahwa pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil dinilai dari

aspek paedagodik sehingga mengakibatkan peserta didik cenderung kerdil dengan

pengetahuan yang dimilikinya. Permendiknas nomor 16 tahun 2007 mengenai standar

kualifikasi akademik dan kompetensi guru, menyebutkan bahwa ada 10 indikator

dalam kompetensi pedagogik. Hasil penelitin dengan pengumpulan data mengenai

kompetensi pedagogik di kalangan guru SMP Negeri 2 Kaloran diuraikan sebagai

berikut.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

32

1) Kompetensi menguasai karakteristik perkembangan dan kemampuan fisik non

fisik peserta didik.

Indikator yang pertama adalah mengenai karakteristik peserta didik. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap siswa meliputi

pemahaman dalam hal: tingkat kenakalan siswa yang dilihat dari sikap siswa baik di

dalam maupun diluar kelas dan dengan adanya bukti catatan kelakuan siswa yang

dimiliki guru, tingkat kemampuan dan potensi siswa yang dapat dilihat dari hasil

belajar siswa dalam bentuk penilaian, identifikasi kesulitan belajar dengan cara

bertanya kepada siswa setelah guru mengetahui potensi masing-masing siswa dan

daftar nilai siswa, serta mengetahui latar belakang keluarga siswa dari pendekatan

yang dilakukkan guru.

2) Kompetensi menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran.

Hasil penelitian untuk indikator yang kedua tentang pengusaan teori dan

prinsip pembelajaran. Pengusaan teori dan prinsip pembelajaran meliputi

penguasaaan dalam hal: pendekatan, metode, model dan strategi dalam pembelajaran

yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Guru berusaha memahami teori

dengan membaca kembali kemudian akan diterapkan dalam pembelajaran

berdasarkan pengalaman yang dimiliki selama mengajar.

3) Kompetensi pengembangan kurikulum dan rancangan pembelajaran.

Hasil ketiga yaitu mengenai pengembangan kurikulum dan rancangan

pembelajaran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum

dan rancangan pembelajaran guru meliputi: penentuan tujuan pelabelajaran,

pemilihan materi belajar berdasarkan pengalaman, penataan materi sesuai dengan

pendekatan dan karakteristik peserta didik, serta pengembangan instrument dan

indikator penilaian. Rancangan pembelajaran yang dimaksud adalah RPP. Dalam

pembuatan RPP guru akan menyesuikan dengan silabus yang sudah dibuat terlebih

dahulu. Kemudian dalam rancangan pembelajaran dimulai dari kompetensi dasar dan

diuraikan lagi menjadi indikator kemudian dirumuskan tujuan dari pembelajarannya.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

33

Setelah guru memilih pendekatannya maka akan menyusun materi dan disesuaikan

dengan karakteristik peserta didik.

4) Kompetensi menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas.

Penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas meliputi penyelenggaraan

dalam hal: prinsip perancangan pembelajaran, pengembangan komponen dalam

rancangan pembelajaran, dan penyusunan rancangan pembelajaran yang terbukti

dengan adanya RPP yang sudah dibuat guru. Selanjutnya pemahaman guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dan penataan kelas dalam proses pembelajaran masih

kurang maksimal dilakukan yang terbukti dengan siswa yang pasif dalam kelas

belajar dan guru yang lebih banyak berbicara.

5) Kompetensi memanfaatkan teknologi pembelajaran.

Indikator yang kelima mengenai pemanfaatan teknologi dalam

pembelajaran yang menunjukkan kurang terpenuhi dengan baik. Pemanfaatan guru

mengenai teknologi pembelajaran hanya meliputi: penggunaan media pembelajaran

yang masih minim karena kurangnnya fasilitas belajar seperti LCD maupun fasilitas

seperti wifi. Guru hanya menggunakan media belajar seadanya seperti buku pedoman

tanpa membuat pembelajaran yang kreatif dan tidak mengembangkan materi yang

ada didalam buku pedoman focus ataupun buku paket.

6) Kompetensi memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas pengembangan potensi

peserta didik meliputi: penyediaan kegiatan yang mendorong dan mengembangkan

potensi siswa yaitu dengan kegiatan ektra kurikuler maupun pengamatan diluar kelas

lainnya yang biasa diadakan guru misalnya rekreasi sekalian untuk pengamatan

sebagai tugas utama siswa dan juga diadakan pameran untuk mengaktualisasikan

potensi yang dimiliki masing-masing peserta didiknya.

7) Kompetensi berkomunikasi secara efektif, empatik dan satuan dengan peserta

didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan guru

terhadap peserta didik meliputi: membangun interaksi terhadap siswa dengan

komunikasi secara efektif, empatik dan satuan terhadap peserta didik yang dilakukan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

34

guru masih sangat terbatas pada saat pembelajaran di dalam kelas. Hal ini dapat

dilihat dari cara guru mengajar siswa di kelas yang lebih banyak berceramah saja dan

kesempatan siswa untuk bertanya juga masih kurang.

8) Kompetensi menyelenggarakan penilaian hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukkan indikator yang ke delapan mengenai

penyelenggaraan penilaian hasil belajar guru meliputi: memahami prinsip penilain

sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, penentuan aspek proses dan hasil belajar,

penentuan prosedur dan hasil belajar, pengembangan instrument penilaian,

mengadministrasikan penilaian proses hasil belajar secara berkesinambungan dengan

menggunakan instrument, analisis penilaian dan hasil untuk tujuan belajar, serta

melakukan evaluasi dan hasil belajar. Penyelenggaraan penilaian hasil belajar yang

telah diadakan guru dapat dibuktikan dengan adanya catatan hasil nilai siswa yang

telah dibuat guru yaitu nialai tes siswa, remedial, dan pengayaan serta penilaian sikap

dan keterampilan siswa.

9) Kompetensi memanfaatkan penilaian hasil belajar.

Indokator yang ke sembilan yaitu mengenai pemanfaatan penilaian hasil

belajar yang dilakukan guru menunjukkan bahwa: penggunaan hasil penilaian untuk

menentukan ketuntasan belajar, program remedial dan pengayaan, pemberian

informasi mengenai hasil belajar kepada siswa, serta pemanafaatan hasil dan evaluasi

untuk peningkatan kualitas dalam belajar. Dari penilaian hasil belajar siswa guru

dapat menentukan ketuntasan belajar siswa itu sendiri. Bagi siswa yang nilainya

kurang dari KKM dilakukan remedial dan untuk siswa yang nilainya lebih dari KKM

akan dilakukan pengayaan.

10) Kompetensi melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Hasil penelitian indikator ke sepuluh mengenai tindakkan reflektif guru

meliputi: refleksi terhadap pembelajaran seperti guru melakukan penelitian tindakan

kelas (PTK) sebagai untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

35

4.2. Pembahasan

Kompetensi Pedagogik di Kalangan Guru SMP Negeri 2 Kaloran Kecamatan

Kaloran Kabupaten Temanggung belum dilakukan sesuai dengan Permendiknas

Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru

yang didalamnya terdapat 10 indikator kompetensi, akan tetapi dalam pelaksanaanya

belum dilakukan secara maksimal. Idealnya guru harus dapat mengelola

pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik dapat memahami apa yang

disampaiakan guru, namun masih ada guru yang dapat dikatakan belum berhasil

dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, karena pemanfaatan terhadap

kompetensi peadagogik yang dimiliki belum dilakukan guru secara optimal.

Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan penguasaan disiplin ilmu

pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru. Kemampuan

ini sangat menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Janawi (2012:65) mengatakan bahwa:

“Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan

teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kompetensi ini

berhubungan dengan: Pertama, menguasai karakteristik peserta didik; kedua,

menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran; ketiga, mengembangkan

kurikulum dan rancangan pembelajaran; keempat, menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan Tujuan Instruksional Khusus

untuk kepentingan pembelajaran; kelima, memfasilitasi pengembangan potensi

peserta didik; keenam, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan peserta didik; ketujuh, menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses

dan hasil belajar; kedelapan, memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk

kepentingan pembelajaran; dan kesembilan, melakukan tindakan reflektif untuk

peningkatan kualitas pembelajaran.”

Berdasarkan uraian tersebut, maka pembahasan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Kompetensi menguasai karakteristik perkembangan dan kemampuan fisik non

fisik peserta didik.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

36

Menurut Mulyasa (2008:79) terdapat empat komponen yang harus

dimiliki oleh seorang guru dalam memahami peserta didik yakni: tingkat

kecerdasan, perkembangan kognitif, kondisi fisik, dan kreativitas. Teori dari

mulyasa tersebut perlu dibandingkan dengan temuan didalam penelitian.

Temuan ini menunjukkan bahwa guru sudah memahami tingkat

kecerdasan, pengembangan kognitif, dan kondisi fisik siswa. Mengenai tingkat

kecedasan siswa terbukti dengan adanya nilai yang dperoleh siswa dari tugas yang

sudah dikerjakan dikelas. Guru melihat hasil tugas siswa dari skor menjawab soal

yang benar dengan tingkat kecepatan mengerjakan yang berbeda antara satu siswa

dengan yang lainnya sehingga guru mampu membedakan siswa yang cerdas dan

kurang cerdas. Mengenai perkembangan kognitif siswa, guru dapat memahami

dari pengetahuan siswa dalam bertanya dan menjawab tentang materi yang

diajarkan pada saat pembelajaran. Untuk melihat pemahaman guru terhadap

kondisi fisik siswa dapat dibuktikan dengan cara guru mengajar dengan bersikap

lebih telaten dan sabar terhadap siswa yang memiliki cacat fisik kaitannya

dilapangan adalah siswa yang hanya memiliki satu indera penglihatannya.

Pada penelitian ini, guru belum memenuhi komponen yang keempat

mengenai pemahaman terhadap kreativitas siswa yang terbukti dengan adanya

keterbatasan guru hanya dalam konteks pembelajaran. Dalam situasi dikelas, guru

lebih menekankan aspek kognitif dimana siswa dituntut untuk menerima apa yang

dianggap penting oleh guru dan tepusat pada pemahaman pengetahuan dan

ingatan saja. Hal ini terbukti pada saat pembelajaran dikelas guru hanya

menjelaskan hal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan peserta didik

tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal diluar materi pelajaran

yang dibicarakan, sehingga menghambat kreativitas peserta didik secara optimal.

Menurut Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi

akademik dan kompetensi guru ada 4 hal yang harus dipahami yaitu: memahami

karakteristik siswa dengan aspek fisik dan non fisik, mengidentifikasi potensi

peserta didik, mengidentifikasi bekal awal peserta didik, dan mengidentifikasi

kesulitan belajar peserta didik. Dari keempat indikator tesebut guru sudah dapat

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

37

memahami karakteristik siswa dengan baik. Guru melihat tingkat kenakalan siswa

baik di dalam maupun diluar kelas, sehingga guru dapat mengidentifikasi potensi

peserta didik dan dapat mengetahui peserta didik mana yang perlu mendapatkan

perhatian yang lebih dan tidak mengenai pembelajaran. Selain itu untuk

pemahaman terhadap karakteristik peserta didik juga dilakukan guru dengan

mengetahui latar belakang keluarga siswa. Dengan demikian, pemahaman

mengenai karakteristik peserta didik tidak hanya terbatas pada teori Mulyasa

(2008:79) dan Permendiknas nomor 16 tahun 2007, namun juga perlu

pemahaman latar belakang keluarga siswa.

Latar belakang keluarga dapat mempengaruhi kemudahan dan kelancaran

belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Keluarga yang kurang kondusif dapat mengakibatkan kenakalan siswa dalam

sekolah. Apabila siswa mendapatkan masalah dalam belajar guru dapat

memanggil orang tua dan membantu menciptakan kondisi yang kondusif terhadap

pendidikan anaknya ketika ada dirumah. Komunikasi dalam kaitannya dengan

kemajuan belajar siswa harus dilakukan orang tua dengan anak. Akan tetapi

apabila kondisi keluarga baik, maka guru perlu melakukan intropeksi, apakah

siswa sudah melakukan tugas dengan baik dan bagaimana siswa dalam

memperlakukan teman-tamnnya. Dari uraian tersebut latar belakang siswa sangat

penting untuk dipahami guru agar proses belajar mengajar dapat dilakukan

dengan baik dan hal ini belum tampak dalam indikator dari Mulyasa dan

Permendiknas nomor 16 tahun 2007.

2. Kompetensi menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran.

Menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 2 komponen yang

harus dikuasai guru dalam menguasai teori dan prinsip pembelajaran. Temuan

penelitian menunjukkan bahwa guru sudah menguasai kedua komponen tersebut

yaitu memahami teori belajar seuai dengan mata pelajaran yang diampu yaitu

dengan dengan cara membaca kembali kemudian akan diterapkan didalam

pembelajaran berdasarkan pengalaman yang dimiliki guru dan juga menentukan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

38

pendekatan, metode, model dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan

materi yang akan diajarkan.

3. Kompetensi pengembangan kurikulum dan rancangan pembelajaran.

Kompetensi selanjutnya adalah mengembangkan kurikulum dan

rancangan pembelajaran. William dalam Majid (2013:15) mengatakan bahwa

perencanaan ialah menentukan yang akan dilakukan dengan suatu penjelasan

dari tujuan. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa guru sudah

melakukan perencanaan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar

yang terbukti dengan penyajian RPP guru yang disesuaikan dengan tujuan yang

akan dicapai menurut materi yang akan disampaikan.

Menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 6 indikator yang

harus dikuasai guru pada kompentensi pengembangan kurikulum dan rancangan

pembelajaran yakni memahami prinsip dan pengembangkan kurikulum,

menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampu,

menentukan pengalaman belajara untuk mencapai tujuan pembelajaran, memilih

materi sesuai dengan pengalaman dan tujuan, menata materi sesuai dengan

pendekatan dan karakteristik peserta didik, dan pengembangkan instrument serta

indikator penilaian. Dari keenam indikator tersebut guru sudah sepenuhnya

menguasai dengan baik terbukti dengan guru melakukan rancangan

pembelajaran yang bentuk RPP yang disesuikan dengan silabus. Dalam

pembuatan RPP guru SMP Negeri 2 Kaloran akan menguraikan dari kompetensi

dasar menjadi indikator kemudian akan dirumuskan tujuan pembelajarannya.

Selanjutnya guru akan menata materi sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan

karakteristik peserta didik serta akan mengembangkan instrument maupun

inikator penilaian yang ada dalam RPP.

4. Kompetensi menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas.

Djahiri (2002) dalam Kunandar (2009:287) mengatakan bahwa dalam

proses pembelajaran prinsip utama yang harus dilakukan guru adalah melibatkan

seluruh potensi dari siswa (fisik dan non fisik) sehingga akan bermakna untuk

kehidupan saat ini dan masa yang akan datang. Temuan penelitian ini

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

39

menunjukkan bahwa guru belum sepenuhnya melibatkan seluruh potensi baik

fisik maupun non fisik dari siswa yang terbukti dengan adanya siswa yang masih

menyepelakan guru pada saat mengajar seperti tertidur dan asyik bercerita

dengan teman sebangkunya pada saat pembelajaran dilakukan. Siwa juga belum

terlibat dalam aspek non fisik utamnya dalam siswa mencerna pelajaran yang

disampaikan karena siswa lebih banyak diam dan kurang aktif seperti tidak ada

umpan balik setelah materi disampikan.

Menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 6 hal yang harus

dipahami guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas. Dari

keenam hal tersebut guru sudah menguasai prinsip dalam perancangan

pembelajaran, pengembangan komponen dalam rancangan pembelajaran,

menyusun rancangan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang

mendidik. Namun, ada 2 hal yang masih belum dikuasai guru dalam

menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas yakni penggunaan media yang

relevan sesuai dengan karakteristik peserta didik dan pengambilan transaksioanl

dalam pembelajaran sesuai dengan situasi yang berkembang yang terbukti

dengan adanya pembelajaran yang lebih banyak menggunakan ceramah dan

diskusi saja, sehingga andil siswa dalam mengambil bagian pembelajaran

cenderung lebih sedikit. Guru harus melakukan pembelajaran sesuai dengan

karakter yang dimiliki siswa apabila dengan ceramah dan diskusi tidak akan

berjalan dengan lancar. Selain keenam indikator tersebut, temuan diapangan

menunjukkan bahwa guru juga melakukan penataan ruang kelas namun hasil

yang diharapkan cenderung negative seperti siswa banyak yang tidak

mendengarkan apa yang disampaikan guru.

Pada penataan ruang kelas seorang guru harus memperhatikan beberapa

hal seperti yang dikatakan Syaiful (2006:2014) mengatakan bahwa dalam

pengaturan kelas guru harus memperhatikan (1) bentuk dan ukuran bangku serta

meja siswa, (2) Ukuran dan bentuk ruang kelas, (3) Jumlah siswa, (4) Jumlah

kelompok dalam suatu kelas, (4) Jumlah siswa dalam setiap kelompok, (5)

Komposisi angkota kelompok (seperti keseimbangan antara siswa pandai dan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

40

kurang pandai serta anak laki-laki dan perempuan). Dari penelitian ini

mendapatkan bahwa guru kurang memperhatikan dalam penataan ruang kelas

utamanya dalam pembentukan kelompok mengenai jumlah kelompok dan

komposisi dari anggota kelompok, sehingga siswa akan merasa nyaman dalam

pembelajaran yang sedang dilakukan. Apabila siswa yang suka ramai dikelas

dijadikan satu kelompok maka pembelajaran tidak akan berhasil karena mereka

hanya akan bercanda dengan temannya dan kelompok lain akan merasa

terganggu serta faktor kenyaman belajar siswa menjadi berkurang. Dalam

pembagian kelompok seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk

mempertimbangkan siswa dan membagi siswa kedalam kelompok secara merata,

karena dalam kurikulum 2013 ini siswa diharapkan lebih aktif baik individu

maupun pada saat diskusi. Keaktifan siswa dalam pembelajaran diperoleh dari

seberapa besar siswa merasa nyaman saat proses belajar mengaj terjadi.

5. Kompetensi memanfaatkan teknologi pembelajaran.

Mulyasa (2008:106) mengemukakan bahwa guru dituntut agar dapat

memanfaatkan teknologi pembelajaran terutama internet agar mampu

memanfaatkan pengetahuan, teknologi dan informasi dalam mengajar serta

membentuk kompetensi peserta didik. Temuan penelitian ini penunjukkan bahwa

guru kurang dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran terutama internet

yang terbukti dengan guru lebih banyak terpacu pada buku pedoman tanpa

mengembangkannya dengan menggunakan media seperti laptop. Kurangnnya

fasilitaas seperti LCD maupun fasilitas seperti wifi juga mennyebabkan

pemanfaatan dalam menggunakan internat tidak dapat dilakukan secara

maksimal, ditambah lagi dengan adanya larangan membawa Handphone ke area

sekolah juga sangat menghambat siswa untuk menggunakan fasilitas seperti

mencari bahan ajar dari internet.

Berdasarkan permendiknas nomor 16 tahun 2007 guru harus

memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar sesuai dengan

mata pelajaran yang diampu. Indikator tersebut belum dialakukan guru karena

guru hanya berpedoman dengan buku saja dan tanpa memperhatikan karakter

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

41

dari peserta didik yang menuntut adanya perkembangan dalam belajar terutama

pemanfaatan TIK yang dapat menarik minat belajar siswa. Pemanfaatan TIK

perlu dimiliki seorang guru karena akan perpengaruh terhadap pengalaman siswa

dalam belajar. Apabila seorang guru tidak memiliki pengalaman dalam bidang

teknologi belajar maka kemampuan yang dimiliki siswa untuk mengetahui

pembelajarannya melalui teknologi cenderung kecil, sehingga siswa akan

memahami pelajarannya hanya terbatas dengan buku yang dimilikinya saja.

6. Kompetensi memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.

Berdasarkan permendiknas nomor 16 tahun 2007 menganai standar

kualifikasi akademik dan koptensi guru terdapat 2 indikator yang harus dikuasai

guru mengenai kompetensi memfasilitasi pemngembangan potensi guru. Temuan

penelitian ini menunjukkan bahwa kedua indikator tersebut sudah dipenuhi guru,

yakni menyediakan kegiatan yang mendorong peserta didik agar dapat mencapai

prestasi yang optimal yang terbukti dengan adanya ektra kurikuler yang dapat

mengembangkan potensi masing masing peserta didik. Indikator yang kedua

adalah menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas

peserta didik agar potensi dapat diaktualisasik terbukti dengan guru mengadakan

rekreasi guna untuk pengamatan sebagai tugas utamanya. Selain rekreasi guru

juga mengadakan pameran agar potensi masing-masing siswa dapat

teraktualisasikan dan biasanya dilakukan dengan berkelompok.

7. Kompetensi berkomunikasi secara efektif, empatik dan satuan dengan peserta

didik.

Indikator kompetensi pedagogik yang ketujuh adalah mengenai

komunikasi. Menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 2 hal yang

harus dilakukan guru dalam melakukan komunikasi terhadap siswa. Dari kedua

indikator tersebut, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa guru sudah

berinteraksi dengan peserta didik melalui komunikasi yang efektif, empatik dan

satuan namun dalam indikator yang kedua yaitu berkomunikasi secara efektif,

empatik dan satuan dengan peserta didik dalam hal menyiapkan dan mengajak

peserta didik belum terpenuhi karena siswa cenderung lebih pasif dan guru lebih

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

42

aktif. Apabila keterlibatan siswa dalam belajar hanya sedikit maka hasil

belajarpun cenderung tidak baik, karena proses belajar pembalajaran akan

berjalan dengan lancar apabila semua elemen yang ada harus terlibat satu sama

lain.

8. Kompetensi menyelenggarakan penilaian hasil belajar.

Mulyasa (2008:108) mengatakan bahwa terdapat 3 komponen yang harus

dilakukan guru dalam menyelenggarakn penilaian hasil akhir dikelas yaitu:

ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. Temuan penelitian ini

menunjukkan bahwa guru sudah melakukan ketiga komponen dalam

menyelanggarakan penilaian hasil akhir dikelas. Sedangkan menurut

permendiknas nomer 16 tahun 2007 terdapat tujuh komponen yang harus

dilakukan guru dalan menyelenggarakan penilaian hasil akhir. Dari ke tujuh

komponen tersebut guru sudah menyelenggarakan penialain hasil belajar dengan

baik melalui kuis, tugas maupun tes.

9. Kompetensi memanfaatkan penilaian hasil belajar.

Berhubungan dengan indikator yang selanjutnya yaitu pemanfaatan

penilaian hasil belajar menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 4

hal yang harus dilakukan guru yaitu penggunaan hasil penilaian untuk

menentukan ketuntasan belajar, program remedial dan pengayaan, pemberian

informasi mengenai hasil belajar kepada siswa, serta pemanafaatan hasil dan

evaluasi untuk peningkatan kualitas dalam belajar. Dari keempat hal tersebut

guru sudah melakukan semuanya dengan baik.

10. Kompetensi melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Tindakan reflektif merupakan indikator dalam kompetensi pedagogik

yang harus dimiliki oleh seorang guru. Menurut permendiknas nomor 16 tahun

2007 terdapat 3 hal yang harus dilakukan guru dalam melakukan tidakan

reflektif. Temuan ini menunjukkan bahwa 3 hal tersebut sudah dipenuhi guru

untuk melakukan refleksi dalam pembelajaran. Tindakan reflektif digunakan

untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Guru

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17006/4/T1_162014038_BAB IV...Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel

43

melakukan tindakan reflektif diakhir pembelajaran dan digunakan untuk

perbaikan dalam setiap proses belajar mengajar. Guru juga melakukan PTK

untuk mendukung kegiatan reflektif.

Berdasarkan uraian dalam pembahasan tersebut, menunjukkan bahwa dari 10

indikator menurut permendiknas 3 diantaranya belum dipenuhi oleh guru sedangkan

7 indikator lainnya sudah dipenuhi. Pada penelitian ini, terdapat temuan baru yang

tidak ditemukan dalam teori Mulyasa dan Permendiknas yakni seorang guru harus

mengetahui asal kelurga siswa untuk memahami karakter dari siswa dan juga guru

harus mampu menata kelas dengan baik agar dapat menyelenggarakan pembelajaran

yang berkualitas.