bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi pra ...€¦ · pra siklus merupakan keadaan...
TRANSCRIPT
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pra Siklus
SD Negeri Salatiga 12 teletak di jalan Domas Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga. Jumlah total Siswa di SD Negeri Salatiga 12 sebanyak 200 siswa,
Jumlah tenaga kependidikan dan karyawan di SD Negeri Salatiga 12, sebanyak 12
orang. Perincian 1 kepala sekolah, 1 guru olahraga, 1 guru pendidikan agama
Islam, 1 guru agama kristen, 1 penjaga sekolah dan masing-masing kelas diampu
oleh 1 guru. Sarana dan prasarana, yang ada di SD Negeri Salatiga 12 sudah
cukup baik. Pra siklus merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan
kelas dilakukan. Penelitian yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Salatiga 12
Tahun Pelajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa 38 yang terdiri dari 23 siswa
laki-laki dan 15 siswa perempuan sebelum melakukan Proses pembelajaran
tindakan siklus 1 dan siklus II.
Penelitian diawali dengan melakukan observasi untuk mengetahui
karakteristik siswa dan tingkatan keberhasilan serta hambatan yang dialami siswa
terutama pada mata pelajaran matematika, sebelum melaksanakan tindakan
penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional,
yaitu guru memberikan materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi melalui
ceramah, model yang digunakan masih belum memfasilitaasi perolehan hasil
belajar siswa, selain itu saat guru menjelaskan materi masih ada beberapa siswa
yang kurang menyimak dengan baik, siswa individualisme, hasil belajar siswa
yang diperoleh data pada pra siklus sebelum melakukan tindakan dengan
menggunakan model group investigation dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
39
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan
Belajar Siswa Kelas 5 SDN Salatiga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus
Sumber: Olahan Data Primer
Tabel 4.1 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus, dari
38 siswa terdapat 13 atau (34%) yang mencapai ketuntasan dan 25 atau (66%)
siswa yang belum mencapai ketuntasan. Secara rinci, dapat digambarkan dalam
diagram lingkaran pada gambar 4.1 berikut ini :
Sumber: Olahan Data Primer
Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus
Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 5 SDN Salatiga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus
Berdasarkan gambar 4.1 nampak lingkaran yang lebih besar menunjukkan
ketidak tuntasan sebesar 66% dari 25 siswa. Sedangkan lingkaran yang lebih
kecil menunjukkan ketuntasan sebanyak 13 siswa atau 34% dari seluruh siswa.
Pra siklus ini proses belajar mengajar masih menggunakan pembelajaran
konvensional, kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran,
selain itu siswa tidak mau bertanya saat diberi kesempatan untuk menanyakan
kesulitan yang dialami selama proses belajar. Hal ini mengakibatkan rendahnya
hasil belajar matematika siswa kelas 5, berdasarkan data hasil belajar yang masih
34%
66%
Tuntas Tidak Tuntas
Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)
≥ 70 Tuntas 13 34
< 70 Tidak Tuntas 25 66
Jumlah 38 100
40
rendah maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan
model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa
yang akan dilakukan dalam dua siklus.
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I
Dalam Siklus 1 terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan adalah menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi Bangun Ruang dengan model
pembelajaran group investigation, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)
menyiapkan media pembelajaran, menyusun instrument pengumpulan data seperti
lembar soal tes formatif, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa.
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
a. Pertemuan pertama
1) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama Pada siklus 1, guru mengawali pembelajaran dengan
memberi salam dan berdoa bersama. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi
dengan tanya jawab kepada siswa “anak-anak coba kalian amati ruangan kelas
yang kalian tempati sekarang berbentuk apakah ruangan kelas ini”? kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu materi sifat-
sifat bangun ruang” macam-macam bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung,
perbedaan sisi, rusuk dan titik sudut, sifat-sifat bangun ruang balok, kubus,
prisma. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran yang
group investigation.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang dilakukan antara lain: Tahap melaksanakan model
pembelajaran, guru sudah menjelaskan model pembelajaran Group Investigation
,dan menyiapkan sub topik (sifat-sifat bangun ruang balok, kubus, prisma, limas)
diskusi yang akan dibahasa bersama kelompok dan memberi contoh benda apa
41
saja yang berbentuk bangun ruang. Guru membagi kelas menjadi 9 kelompok
yang heterogen 4-5 siswa, setelah pembagian kelompok guru meminta untuk
masing-masing kelompok menentukan ketua kelompoknya. Siswa diberi waktu
untuk setiap kelompok memilih topik yang sudah disiapkan yaitu (sifat-sifat
balok, kubus, prisma dan limas). Selanjutnya guru meminta ketua-ketua kelompok
untuk mengambil LKS yang akan dikerjakan bersama kelompok, semua anggota
kelompok mendengarkan prosedur mengenai LKS yang akan di kerjakan. LKS
yang dikerjakan semua kelompok mendapatkan bangun ruang balok, kubus,
prisma dan limas sesuai yang dipilih kelompok, kemudian di minta untuk
mengamati dan bertukar ide mengenai sifat-sifat apa saja yang ada pada bangun
ruang (balok, kubus, prisma dan limas). Guru membimbing siswa jika ada
kesulitan. Semua anggota kelompok mencatat hasil pembahasan untuk
dipresentasikan, ketua kelompok mengkoordinir anggota kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil pembahasannya, guru membimbing siswa yang
presentasi. Kelompok yang belum presentasi, dapat memberikan tanggapan
terhadap kelompok yang presentasi. Siswa bersama-sama dengan guru
meluruskan kesalahan pemahaman (klarifikasi), memberikan penguatan dan
membuat kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran dan melakukan refleksi.
a. Pertemuan kedua siklus I
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis 24 Maret 2016. uraian kegiatannya
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan ke 2 tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama, hanya saja
guru melakukan modifikasi terhadap model pembelajaran group investigation ini.
Guru menyiapkan tambahan alat peranga selain (tabung, kerucut,bola) guru juga
menyediakan alat peraga untuk penanda kelompok yaitu cocard (nama-nama
buah) setiap kelompok mendapatkan cocard buah yang berbeda, untuk ketua
kelompok mendapatkan cocard yang beda dari anggotanya. Cara menggunakan
42
cocard untuk ketua dikalungkan dileher sedangkan anggotanya hanya ditempel
dibaju. Selain cocard guru juga menyediakan potongan gambar bintang, yang
berhak mendapatkan bintang kelompok yang kerja sama, dan yang aktif
menjawab pertanyaan dari guru. Pada pertemuan kedua ini guru sudah
mempersiapkan alat-alat dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Guru
melakukan tanya jawab tentang sifat – sifat bangun ruang (balok, kubus, prisma
dan limas), siswa bersama-sama menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu guru
menunjuk salah satu siswa dengan satu pertanyaan “apa sifat-sifat bangun ruang
balok”.Guna untuk mengingat kembali pada pelajaran pertama, selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang sifat-sifat
bangun ruang tabung, kerucut dan bola. Guru menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran model group investigation.
2) Kegiatan Inti
Guru telah menjelasakan langkah model pembelajaran group investigation,
dan sudah menyiapka topik pembelajaran tentang (sifat-sifat tabung, kerucut dan
bola) yang akan dikerjakan siswa bersama kelompok. Guru membagi kelas
menjadi 9 kelompok secara heterogen 4-5 siswa, setelah pembagian kelompok
guru meminta untuk masing-masing kelompok menentukan ketua kelompoknya.
Setelah menentukan ketua, ketuanya berkumpul didepan kelas dan guru
memberikan amplop berisi cocard nama-nama buah anggota kelompok antusias
dengan isi amplop yang diberikan kepada ketua kelompok (leader). ketua
membagikan cocard kepada anggotanya, dalam pembagian cocard ada beberapa
siswa yang ramai karena menginginkan buah kesukaannya. kemudian guru
memberi waktu untuk setiap kelompok memilih topik yang sudah disiapkan yaitu
tentang (sifat-sifat tabung, kerucut dan bola), selanjutnya guru meminta ketua-
ketua kelompok untuk mengambil LKS yang akan dikerjakan bersama anggota
kelompok. Sebelum mengerjakan LKS, guru menjelasakan prosedur mengenai
LKS yang akan di kerjakan, siswa menyimak. LKS yang dikerjakan siswa
mengamati bangun ruang yang dipilih kemudian menyebutkan sifat-sifat bangun
ruang tersebut. Guru memantau kegiatan diskusi kelompok. Siswa bersama-sama
43
kelompok membahas LKS dan mencatat hasil pembahasan untuk di presentasikan.
Ketua kelompok mengkoordinir anggotanya untuk mempresentasikan hasil
diskusi. Kelompok yang belum presentasi, dapat memberikan tanggapan.
Presentasi dilakukan secara bergantian, Siswa bersama-sama dengan guru
meluruskan kesalahan pemahaman (klarifikasi singkat), memberikan penguatan
dan membuat kesimpulan. guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
Siswa melakukan tanya jawab menyimpulkan materi yang telah di pelajari.
Setelah selesai, siswa diberikan soal evaluasi atau tes akhir pertemuan siklus I,
selanjutnya guru membagikan lembar soal evaluasi berbentuk pilihan ganda
dengan jumlah 10 soal Siswa diingatkan agar mereka mengerjakan soal secara
individu.
Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus 1, pelaksanaan
pembelajaran guru sudah cukup optimal meskipun masih ada beberapa
kekurangan yang perlu diperbaiki, misalnya pada saat mengkondisikan kelas, guru
perlu bersikap tegas dengan siswa yang tidak mau bekerja sama dengan teman
kelompok saat diskusi. Kinerja siswa yang masih belum optiml seperti pada saat
pembagian kelompok ada beberapa siswa yang mau bergabung dengan teman
bermain kesehariannya, ada beberapa siswa yang masih individual tidak mau
bekerja sama dalam kelompok, saat guru menjelasakan materi masih ada beberapa
siswa yang tidak menyimak dengan baik, hal demikian dapat diketahui pada sesi
tanya jawab siswa yang bersangkutan tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru
ketika ditanya mengenai contoh bangun ruang yang memiliki sisi lengkung, pada
saat presentasi, siswa terlihat kaku dan malu guru meminta perwakilan kelompok
untuk maju mempresentasikan hasil diskusi saling tunjuk menunjuk temannya
untuk presentasi, sehingga perlu diperbaiki lagi pada pertemuan selanjutnya.
44
Hasil Refleksi
Berdasarkan aktivitas tindakan guru yang dilakukan pada siklus I dari
pertemuan I dan II maka selanjutnya diadakan refleksi. mengetahui hal-hal yang
perlu untuk diperbaiki pada siklus II memberikan penjelasan secara rinci model
mengenai pembelajaran group investigation memberikan teguran pada siswa
yang tidak mau kerja sama dalam kelompok, Pemanggilan kelompok untuk
presentasi akan ditujukan oleh guru agar tidak ada yang saling tunjukan
menunjuk, dan semua anggota harus maju didepan kelas saat presentasi tidak
hanya satu orang, memanfaatkan media dengan sebaik mungkin agar siswa lebih
semangat dalam belajar. Memotivasi siswa agar percaya diri dan berani
mengungkapkan kesulitan dan menekankan siswa agar lebih giat belajar dan
menyimak dengan baik.
Hasil Tindakan Siklus I
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada siklus I dan tes
formatif yang telah dilakukan diambil data secara kuantitatif. Nilai hasil tes pada
siklus I secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan
Belajar Siswa Kelas 5 SDN Salatiga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus I
Sumber: Olahan Data Primer
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dari 38
siswa terdapat 26 atau (68%) yang mencapai nilai ketuntasan belajar, sedangkan
12 atau (32%) siswa belum mencapai nilai ketuntasan belajar. Secara lebih rinci,
ketuntasan hasil belajar matematika siswa siklus I dapat digambarkan pada
diagram lingkaran 4.2. berikut ini:
Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)
≥ 70 Tuntas 26 68
< 70 Tidak Tuntas 12 23
Jumlah 38 100
45
Sumber: Olahan Data Primer
Gambar 4.2
Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 5 SDN Salatiaga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus I
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada lingkaran yang lebih
besar menunjukkan siswa yang tuntas belajar matematika pada siklus I sebanyak
68% sedangkan lingkaran yang lebih kecil menunjukkan sebanyak siswa yang
tidak tuntas yaitu 32%, hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Salatiga 12
peningkatan dari pra siklus ke Siklus 1.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Perencanaan Tindakan
Perencanaan disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I, Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
pembelajaran model group investigation dengan KD 6.3 menentukan jaring-jaring
bangun ruang sederhana. Menyiapkan media pembelajaran dan lembar kerja
siswa. Menyiapkan instrument pengumpulan data soal evaluasi, lembar
pengamatan aktivitas guru dan siswa. menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
akan digunakan.
68%
32%
Tuntas Tidak Tuntas
46
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pada tahap Pelaksanaan Tindakan merupakan penerapan rancangan tindakan
yang telah disusun, berupa pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation.
a. Pertemuan 1 Siklus II
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pada siklus 2 pertemuan I ini untuk mengawali
pembelajaran guru menyiapkan segala perlengkapan yang akan digunakan
untuk kegiatan belajar mengajar. Guru mengajak siswa berdo’a bersama
dan melihat kesiapan siswa dalam belajar, Setelah itu peneliti melakukan
apersepsi dengan melalui tanya jawab mengajak siswa untuk mengingat
pelajaran pada pertemuan sebelumnya “sebutkan sifat-sifat dari
tabung,kerucut dan bola”. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menjelasakan langkah-langkah pembelajaran yang akan
digunakan yaitu model pembelajaran group investigation.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti peneliti menjelasakan sekilas materi tentang jaring-
jaring bangun ruang sederhana, tahap melaksanaka model pembelajaran
group investigation, dan menentukan topik (jaring-jaring bangun
sederhana) yang akan dibahasa siswa bersama kelompok. Guru membagi
kelas menjadi 9 kelompok yang heterogen 4-5 siswa, setelah pembagian
kelompok guru meminta untuk masing-masing kelompok menentukan
ketua kelompoknya. Semua ketua kelompok berkumpul didepan kelas dan
guru memberikan amplop berisi cocard nama-nama buah anggota
kelompok antusias dengan isi amplop yang diberikan kepada ketua
kelompok (leader). ketua kelompok membagikan cocard kepada
anggotanya. Kemudian peneliti memberi waktu untuk setiap kelompok
memilih topik yang sudah disiapkan yaitu tentang (jaring-jaring bangun
ruang sederhana) yang akan bongkar untuk mengetahui jaring-jaringnya.
Selanjutnya guru meminta ketua-ketua kelompok untuk mengambil LKS
47
yang akan dikerjakan bersama kelompok guru meminta untuk semua
anggota kelompok menyimak prosedur mengenai LKS yang akan di
kerjakan. LKS yang dilakukan, semua kelompok mendapatkan bangun
ruang balok, kubus, prisma dan limas kemudian siswa di minta untuk
membongkar bangun ruang tersebut untuk mengetahui jaring-jaringnya
dan menggambar jaring berdasarkan bangun ruang yang dibongkar. Semua
kelompok berdiskusi, bertukar ide dengan anggota kelompoknya. Guru
memantau dalam kegiatan diskusi, ketua kelompok membimbing
anggotanya dalam membahas LKS dan anggota kelompok mencatat hasil
pembahasan untuk di presentasikan, guru mengkoordinir semua kelompok
untuk presentasi. Kelompok yang belum mendapatkan giliran presentasi,
dapat memberikan tanggapan terhadap kelompok yang presentasi. Guru
meluruskan kesalahan pemahaman (klarifikasi singkat), memberikan
penguatan dan membuat kesimpulan. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi
yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan
materi yang telah di pelajari dan memberikan motivasi kepada siswa untuk
lebih giat belajar.
b. Pertemuan kedua
1) Kegiatan Awal
Mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa berdo’a dan
melihat kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran. Peneliti melakukan
apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang jaring-jaring bangun
ruang sederhana (balok, kubus, prisma, limas, tabung, kerucut) siswa
bersama-sama menjawab pertanyaan dari guru. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah model
pembelajaran group investigation.
48
2) Kegiatan Inti
Guru menjelasakan sekilas materi pembelajaran tentang perbedaan
jaring-jaring bangun ruang sederhana. Tahap melaksanakan model
pembelajaran group investigation dan menyiapkan topik diskusi
kelompok. Guru membagi kelas menjadi 9 kelompok yang heterogen 4-5
siswa, setelah pembagian kelompok guru meminta untuk masing-masing
kelompok menentukan ketua kelompoknya. Setelah itu semua ketua
kelompok berkumpul didepan kelas dan guru memberikan amplop berisi
cocard nama-nama buah anggota kelompok antusias dengan isi amplop
yang diberikan kepada ketua kelompok (leader), ketua kelompok
membagikan cocard kepada anggotanya.. kemudian guru memberi waktu
untuk setiap kelompok memilih topik diskusi yang sudah ditentukan yaitu
tentang (jaring-jaring bangun ruang sederhana kubus,balok, prisma,limas
tabung,kerucut), selanjutnya guru meminta ketua-ketua kelompok untuk
mengambil LKS yang akan dikerjakan bersama kelompok. Guru meminta
untuk semua anggota kelompok menyimak prosedur mengenai LKS yang
akan di kerjakan. Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan yaitu menggambar
jaring-jaring bangun ruang, siswa bekerjasama dalam menggambar jaring-
jaring bangun ruang. Guru memantau dalam kegiatan diskusi, ketua
kelompok membimbing anggotanya, dan anggota kelompok mencatat hasil
pembahasan untuk di presentasikan, ketua kelompok mengkoordinir
anggota kelompoknya untuk mempresentasikan hasil pembahasanya.
Kelompok yang belum presentasi, dapat memberikan tanggapan.
Presentasi dilakukan secara bergantian dan dikoordinir oleh guru. Setelah
presentasi selesai guru meluruskan kesalahan pemahaman (klarifikasi
singkat), memberikan penguatan dan membuat kesimpulan. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.
49
3) Kegiatan Akhir
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan
materi yang telah di pelajari. Setelah selesai, siswa diberikan soal evaluasi
atau tes akhir dari siklus II. Selanjutnya guru membagikan lembar soal
evaluasi berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 10 soal. Siswa diingatkan
agar mereka mengerjakan soal secara individu.
Hasil Observasi
Pada pertemuan I dan II siklus II, berdasarkan proses pengumpulan data
dengan observasi terhadap tindakan guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh
observer untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan.
Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran siklus 2, dalam kinerja guru
sudah cukup terlaksana secara optimal. Pengelolaan kelas sudah sangat terlihar
optimal hal ini terlihat dari siswa tenang pada saat diskusi kelompok. Siswa
sudah bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Siswa tampaknya semangat,
terutama pada saat pembagian kelompok dan presentasi kelompok. Penggunaan
media sudah baik dan siswa senang dengan media pembelajarannya siswa sudah
aktif bertanya pada saat pembelajaran
Refleksi
Pada akhir kegiatan siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran yang
telah dilakukan peneliti dan observer. Hasil refleksi pada siklus II ini
menunjukkan bahwa guru dan siswa selama mengikuti pembelajaran group
investigation sudah optimal sehingga hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD
Negeri Salatiga 12 meningkat. Penelitian tidak perlu melanjutkan ke siklus
selanjutnya, karena hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan.
Data yang diperoleh dalam penelitian siklus II, dengan menggunakan model
group investigation Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
50
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan
Belajar Siswa Kelas 5 SDN Salatiga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus II
Sumber: Olahan Data Primer
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar dari 38 terdapat 36 atau
(95%) siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar sedangkan, yang belum
mencapai ketuntasan belajar terdapat 2 atau (5%). Secara lebih rinci, ketuntasan
hasil belajar matematika siswa siklus II seperti yang terdapat pada gambar
diagram 4.3 berikut ini:
Sumber: Olahan Data Primer
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 5 SDN Salatiaga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus II
Berdasarkan gambar 4.3 nampak bahwa, pada lingkaran yang lebih besar
menunjukkan siswa yang telah tuntas belajar matematika pada siklus II sebanyak
95% sedangkan lingkaran yang kecil menunjukkan besarnya siswa yang tidak
tuntas yaitu 2% dalam belajar matematika dengan KKM 70 .
95%
2%
Tuntas Tidak Tuntas
Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)
≥ 70 Tuntas 36 95
<70 Tidak Tuntas 2 5
Jumlah 38 100
51
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil
dengan menggunakan model pembelajaran group investigation pada mata
pelajaran matematika khususnya materi “bangun ruang” di kelas 5 SD Negeri
Salatiga 12 Tahun Pelajaran 2015/ 2016. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.4 perbandingan berikut ini.
Tabel 4.4
Perbandingan Skor Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan
Belajar Siswa Kelas 5 SDN Salatiga 12 Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II
Skor Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II
F % F % F %
≥ 70 Tuntas 13 34% 25 68% 36 95%
< 70 Tidak Tuntas 26 66% 12 32% 2 5%
Jumlah 38 100 38 100 38 100
Sumber: Olahan Data Primer
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa, besarnya perbandingan
ketuntasan siswa pada hasil belajar pra siklus 34%, meningkat menjadi 68% siklus
I dan naik kesiklus II menjadi 95%. Secara rinci, meningkatnya hasil belajar siswa
dapat digambarkan melalui gambar grafik batang berikut ini:
52
Sumber: Olahan Data Primer
Gambar 4.4
Grafik Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5
SDN Salatiga 12 Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pada gambar 4.4 nampak gambar perbandingan ketuntasan hasil
belajar yang signifikan dari ketuntasan belajar pra siklus, siklus I dan siklus II
yaitu adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar matematika pada
tiap siklus.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil belajar matematika pra siklus kelas 5 SD Negeri
Salatiga 12 dengan jumlah sebanyak 38 siswa yang teridiri dari 23 siswa laki-laki
dan 15 siswa perempuan. Data yang diperoleh sebelum melakukan tindakan
menunjukkan hasil belajar yang masih rendah dari 38 Siswa yang nilainya
memenuhi KKM 70 sebanyak 13 siswa atau (34%) dan terdapat 25 siswa atau
(66%) yang masih dibawah KKM 70. Selanjutnya dilakukan tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran
group investigation pada materi “sifat-sifat bangun ruang untuk siklus I dan
menentukan Jaring-jaring bangun ruang untuk siklus II”. setiap siklus terdiri dari
2 kali pertemuan, hasil belajar pada siklus I, dari 38 siswa terdapat 26 atau (68%)
yang mencapai KKM 70 sedangkan 12 atau (32%) siswa yang belum mencapai
KKM 70. Berdasarkan hasil belajar matematika siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan maka dilakukan tindakan siklus I, II dengan hasil belajar dari 38
34%
68%
95%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Prasiklus Siklus II Siklus II
Tuntas
53
siswa terdapat 36 atau (95%) siswa yang mencapai KKM 70 dan masih ada 2 atau
(5%) siswa yang belum mencapai KKM 70. Berdasarkan hasil tindakan siklus II
maka, indikator keberhasilan telah mencapai indikator 80%. Hipotesis tindakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Salatiga
12, telah terbukti meningkat dari pra siklus kesiklus I dan siklus II.
Pra siklus
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang didapakan di kelas 5
SD Negeri Salatiga 12 Tahun Pelajaran 2015 /2016 mata pelajaran matematika
pada pra siklus ini proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran
konvensional, kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Menunjukkan bahwa siswa masih pasif, kurang aktif, Peneliti menyimpulkan
bahwa rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor
individu siswa dan faktor sosial siswa. Faktor individu siswa tidak mau bertanya
mengenai kesulitan yang dialami meskipun pembelajaran yang masih
konvensional tapi seharusnya siswa aktif bertanya jika kurang memahami materi,
faktor sosial ini didalam kelas siswa kurang bekerja sama dalam kelompok hal ini
demikian karna jarang diadakan diskusi kelompok. Teori pendukung faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dikemukan oleh Slameto dalam Saur
Tampubolon (2014:142). Implikasi dari pra siklus dimana guru menggunakan
metode ceramah kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran mengakibtakan
hasil belajar siswa rendah dari 38 siswa, hanya 13 siswa (34%) yang nilainya
diatas KKM 70, kemudian yang tidak tuntas ada 25 siswa (66%) yang nilainya
dibawah KKM 70. Berdasarkan latar belakang masalah pada pra siklus maka
dilakukan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran group
investigation untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD
Negeri Salatiga 12.
Siklus I
Dilaksanakan siklus I ini berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes
siswa, dari 38 terdapat 26 atau (68%) siswa yang mencapai KKM 70 dan ada 12
54
atau (32%) siswa yang belum mencapai KKM 70. Siklus II ini masih ada 12 siswa
yang belum mencapai KKM 70 berdasarkan observer yang telah mengamati
jalannya proses pembelajaran dan dilakukan refleksi setelah pembelajaran
berlangsung, 12 atau (32%) siswa disebabkan oleh guru masih kurang dalam
pengkondisian kelas, sehingga masih ada siswa yang ramai, ada juga yang
melamun. Selain itu siswa masih belum terlalu memahami pembelajaran dengan
menggunakan model group investigation sehingga berpengaruh pada hasil belajar
siswa. faktor lain yang menyebabkan tidak tuntas hasil siswa berdasarkan teori
Thobroni (2015:28-29). Setelah pelaksanaan siklus I, maka dilakukan perbaikan
pada siklus II dengan memperhatikan kekurang-kekurang pada siklus 1 agar
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan lancar.
Siklus II
Berdasarkan data yang diperoleh berdasarkan hasil yaitu dari 38 ada 36
atau (95%) siswa yang mencapai KKM 70, dan ada 2 (5%) siswa yang belum
mencapai KKM 70. Siklus II ini masih ada 2 siswa (5%) yang dibawah KKM ≤
70, 2 orang ini berdasarkan observer siswa yang bersangkutan kurang menyimak
saat guru menjelaskan materi sehingga hasil belajarnya tidak mencapai KKM 70.
Berdasarkan teori pendukung Purwanto dalam Thobroni (2015:28-29) faktor lain
yang mempengaruhi hasil belajar merupakan pribadi siswa. Meskipun dengan
demikian pada pembelajaran di Siklus II siswa sudah antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, berdasarkan tindakan siklus II, hasil belajar siswa telah
mengalami peningkatan pada mata pelajaran matematika. Data observasi peneliti
(terlampir) pada siklus II membuktikan bahwa langkah-langkah model
pembelajaran group investigation sudah terlaksana dalam penelitian sesuai dengan
rencana pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang mendukung dan
siswa pun tampak bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil
belajar siswa meningkat menjadi (95%) tuntas. Berdasarkan hasil penelitian pra
siklus, tindakan siklus I dan siklus II yang sudah dilakukan dapat dinyatakan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model group investigation dapat
meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 SD Negeri Salatiga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016.
55
Berdasarkan peneliti sebelumnya, yang dilakukan oleh Shinta Khusmiarti
(2013) berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model
Pembelajaran Group Investigation Siswa Kelas V SDN Kutoharjo 01 Pati
Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. penelitian tersebut menunjukan bahwa
model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar
matematika. Peningkatan hasil belajar dilihat dari pra siklus sebesar 32%, siklus I
sebesar 70%, siklus II sebesar 98%. Dengan peningkatan hasil belajar dari pra
siklus ke siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 70% dan dari siklus II
mengalami peningkatan sebesar 98%. Berdasarkan penelitian terebut dapat
disimpulkan bahwa menggunakan model pemebalajaran Group Investigation
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Kutoharjo 01
Pati Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014.
Landasan permasalahan yang telah diuraikan, menurut Miftahul Huda yang
mendefinisikan bahwa model pembelajaran group investigation lebih menekankan
dimana siswa terlibat dalam merencanakan apa yang ingin dipelajari dan di
investigasikan bersama dengan kelompok diskusi. Sehingga dengan menggunakan
model group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada
mata pelajaran matematika kelas 5 SD Negeri Salatiga 12 Semester II Tahun
pelajaran 2015/2016.