bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SDN Sidorejo Lor 01 yang
beralamatkan di Jalan Diponegoro Nomor 134 Kota Salatiga. Guru dan staff di
SDN Sidorejo Lor 01 berjumlah 15 orang terdiri dari 1 kepala sekolah, 8 guru
kelas, 1 guru mata pelajaran Agama Islam, 1 guru mata pelajaran Agama Kristen,
1 guru mata pelajaran Bahasa Inggris, 1 guru PJOK, 1 pengurus perpustakaan,
serta 2 penjaga sekolah.
SDN Sidorejo Lor 01 memiliki 8 ruang kelas, 1 ruang kantor kepala
sekolah dan 1 kantor guru, 1 ruang komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang
kesenian, 1 gudang, 3 rumah dinas, 1 ruang PSB, 1 mushola, 1 ruang PKG dan 7
bilik WC. Jumlah keseluruhan siswa SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga saat ini adalah
219 siswa.
Penelitian dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2017/2018. Subjek
penelitian adalah siswa kelas 4 yang berjumlah 35 siswa. Siswa perempuan
berjumlah 17 siswa dan siswa laki-laki berjumlah 18 siswa. Peneliti terlebih
dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilakukan
pelaksanaan tindakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
pembelajaran Matematika dan diskusi dengan guru kelas ditemukan beberapa
permasalahan diantaranya siswa sering sibuk bermain sendiri ketika pembelajaran
berlangsung, siswa kurang konsentrasi dan kurang serius dalam menyimak
pelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa kurang bertanggungjawab dalam
mengerjakan tugas sehingga tugas selesai tidak tepat waktu, dan kerjasama siswa
dengan teman yang lain masih kurang. Permasalahan tersebut menyebabkan
motivasi belajar siswa rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil angket motivasi
belajar yang telah diberikan kepada siswa. Motivasi ini menggunakan skala Likert
yang terdiri 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Berikut hasil motivasi
belajar Matematika siswa kelas 4 dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut:
60
Tabel 4.1
Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga
No. Nilai Motivasi Belajar Kriteria Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
1. ≤59 Rendah − −
2. 60−79 Sedang 20 57
3. ≥80 Tinggi 15 43
Jumlah 35 100
Rata-Rata 77
Tertinggi 86
Terendah 69
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa hasil motivasi belajar Matematika
siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada pra siklus jumlah siswa pada
kriteria sedang yang jumlahnya 20 siswa atau 57% siswa. Sedangkan jumlah
siswa yang berada di kriteria tinggi berjumlah 15 siswa atau 43% siswa dari
keseluruhannya. Rata-rata yang diperoleh pada pra siklus 77 dimana masih berada
pada kriteria sedang perlu ditingkatkan lagi.
Rendahnya motivasi mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga yaitu ≥ 70. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan dokumentasi yang diperoleh dari guru kelas pada nilai
ulangan harian semester II tahun pelajaran 2017/2018, dengan Kompetensi Dasar
3.2 menjelaskan bentuk pecahan (biasa, campuran, desimal dan persen) dan
hubungan di antaranya dan Kompetensi Dasar 3.3 menjelaskan dan melakukan
penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua bilangan cacah
maupun pecahan desimal. Data hasil belajar Matematika siswa pada kondisi awal
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
61
Tabel 4.2
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Pada Kondisi Awal
No Nilai Frekuensi Presentase (%)
1. 15-28 2 6
2. 29-42 8 23
3. 43-56 4 11
4. 57-70 6 17
5. 71-84 8 23
6. 85-100 7 20
Jumlah 35
Rata-Rata 61
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 15
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui hasil belajar Matematika siswa kelas
4 SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga masih rendah, hal ini dapat dilihat banyaknya
siswa yang belum tuntas karena belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu ≥
70. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa siswa yang mendapat rentang nilai 15-
28 dengan kategori belum tuntas sebanyak 2 siswa atau 6% dari keseluruhan
siswa, siswa yang mendapatkan rentang nilai 29-42 dengan kategori belum tuntas
sebanyak 8 siswa atau 23% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapatkan
rentang nilai 43-56 dengan kategori belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 11% dari
keseluruhan siswa, siswa yang mendapatkan rentang nilai 57-70 dengan kategori
belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 17% dari keseluruhan siswa, siswa yang
mendapatkan rentang nilai 71-84 dengan kategori tuntas ada 8 siswa atau 23%
dari keseluruhan siswa, dan siswa yang mendapatkan nilai 85-100 ada 7 siswa
atau 20% dari keseluruhan siswa. Nilai rata-rata adalah 61 dengan nilai tertinggi
adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 15. Hasil belajar siswa kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 01 Salatiga pada kondisi awal juga dapat disajikan pada diagram
berikut:
62
Gambar 4.2
Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada Kondisi Awal
Berdasarkan KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran Matematika
yaitu ≥70, nilai siswa pada kondisi awal dapat disajikan secara ringkas pada tabel
4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo
Lor 01 Salatiga pada Kondisi Awal
No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase (%)
1 Tuntas ≥70 15 43
2 Belum Tuntas <70 20 57
Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas
dengan nilai kurang dari 70 berjumlah lebih banyak dari siswa yang belum tuntas
yaitu 20 siswa atau 57% dari total keseluhan siswa sedangkan siswa yang sudah
tuntas berjumlah 15 orang atau 43% dari total keseluruhan siswa dengan nilai
lebih dari sama dengan 70. Ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal dapat
dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:
0
2
4
6
8
10
15-28 29-42 43-56 57-70 71-84 81-100
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
63
Gambar 4.3
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Pada Kondisi Awal
Hasil belajar Matematika siswa yang rendah dikarenakan motivasi belajar
yang dimiliki siswa masih rendah. Berdasarkan motivasi belajar siswa yang masih
rendah, maka dilakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Think Pair Share yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga
pertemuan.
4.1.2 Deskripsi Tindakan Siklus 1
4.1.2.1 Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) berdasarkan Kompetensi Dasar 3.8 menganalisis sifat-sifat segi banyak
beraturan dan segi banyak tidak beraturan dan Kompetensi Dasar 4.8
Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan, yang
digunakan untuk penelitian. RPP disusun dengan masukan dari dosen
pembimbing yang mencakup langkah-langkah pembelajaran menggunakan model
Think Pair Share. Selain itu guru kelas IV juga memberikan masukan mengenai
indikator dan materi pembelajaran. Indikator pada siklus 1 antara lain:
menyebutkan jenis-jenis bangun datar (segitiga, segi empat dan segi banyak),
Menyimpulkan sifat-sifat bangun datar (segitiga, segiempat, dan segi banyak),
Membandingkan sidat-sifat bangun datar (segitiga, segi empat, segi banyak),
Membuat bangun datar (segitiga, segiempat, segi banyak). Setelah itu peneliti dan
43%
57% Tuntas
Belum Tuntas
64
guru kelas menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus I
yaitu pada hari Senin tanggal 12 Maret 2018 pada jam 2-3. Pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2018 sedangkan pertemuan ketiga
pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2018. Selain itu peneliti juga mempersiapkan
lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa pada saat
pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus I dilakukan pada hari Senin tanggal 12 Maret
2018 pada jam pelajaran ke 2 sampai ke 3 selama 2 x 35 menit. Guru yang
mengajar adalah peneliti dibantu oleh teman sebagai observer. Kegiatan
pembelajaran dibagi dalam tiga tahap sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Sebelum pembelajaran dimulai,
peneliti menata ruang kelas agar lebih memudahkan siswa dalam mengikuti model
pembelajaran Think Pair Share dan mempersiapkan gambar-gambar yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan memberikan
salam dan dilanjutkan dengan menanyakan kabar kepada siswa. Setelah itu guru
mengecek kehadiran siswa dengan bertanya kepada siswa “siapa yang tidak
masuk hari ini?”. Siswa menjawab “masuk semua bu”. Setelah itu guru meminta
siswa yang datang paling awal untuk memimpin doa yaitu Noel. Setelah selesai
berdoa siswa diajak bangkit berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya
sebagai penanaman rasa semangat Nasionalisme. Setelah selesai siswa diajak
untuk memeriksa kerapian diri dan kerapian kelas kemudian duduk dengan rapi.
Setelah itu guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu mengenai sifat-sifat bangun datar. Guru menjelaskan
pentingnya sikap disiplin, kerjasama dan mandiri yang akan diterapkan dalam
pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan cerita mengenai tokoh Matematika
yaitu Galileo Galilei. Salah satu siswa yaitu Corine ditunjuk untuk memberikan
kesimpulan atau ringkasan cerita Galileo Galilei yang merupakan ahli
65
matematika, astronom, dan ahli fisika Italia yang membantu menemukan metode
ilmiah modern untuk menarik kesimpulan dari hasil pengamatan dan eksperimen.
Setelah itu siswa diajak menyanyi lagu di sini senang di sana senang untuk
menyegarkan suasana.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa
“Pernahkah kalian melihat kerangka rumah? Bangun datar apa saja yang ada pada
kerangka rumah?”. Guru menyuruh siswa untuk tunjuk tangan dan mengutarakan
jawaban. Hampir separuh kelas, siswa dapat menyebutkan jenis-jenis bangun
datar yang terbentuk pada kerangka rumah, antara lain segitiga, trapesium,
persegi, persegi panjang dan lingkaran. Kemudian guru memperlihatkan buku
kepada siswa dan bertanya “buku ini berbentuk bangun datar apa?” dan siswa
menjawab “persegi panjang”. Lalu guru bertanya “bagaimana sifat bangun datar
persegi panjang?”. Guru menyuruh siswa untuk angkat tangan dan menjawab
pertanyaan dan guru menunjuk empat siswa untuk mengutarakan jawaban yaitu
Corine, Artha, Panji Galang dan Noel. Sifat bangun datar persegi panjang yang
telah diutarakan antara lain, mempunyai 4 sisi, mempunyai 4 sudut, mempunyai 2
diagonal, mempunyai 2 pasang sisi sejajar, mempunyai 4 sudut siku-siku.
Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk berpasangan dan memberikan tugas
untuk mengamati benda-benda sekitar serta mengelompokkan benda-benda
tersebut ke dalam jenis bangun datar dan menuliskan sifat-sifatnya. Kegiatan ini
berlangsung selama 5 menit. Setelah selesai guru menyuruh setiap pasangan
untuk bergabung dengan pasangan lain dan membentuk kelompok. Setiap
kelompok berisi 3 pasangan dan mereka saling bertukar informasi baik itu
membenarkan ataupun menambah hasil tugas yang telah mereka selesaikan.
Setelah itu perwakilan dari kelompok membacakan hasil diskusinya masing-
masing.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, siswa bersama guru melakukan refleksi mengenai
pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah itu siswa diajak menyimpulkan
hasil pembelajaran dengan melakukan tanya jawab. Belum semua siswa merespon
66
dengan baik saat guru bertanya. Selanjutnya guru memberikan penjelasan
mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemua selanjutnya. Guru
mengingat mengingatkan mengenai pentingnya sikap disiplin, kerjasama dan
syukur serta kebersihan kelas. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan mempersilahkan anak-anak untuk istirahat.
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2018 pada
jam ke 2-3 (2x35 menit). Penelitian dilakukan oleh peneliti sebagai guru dibantu
oleh teman sebagai observer. Berikut rincian kegiatan yang telah dilakukan.
a. Kegiatan Awal
Kegiatan diawali dengan guru memberikan salam dan menanyakan kabar
serta mengecek kehadiran siswa. siswa menjawab dengan antusias yang baik.
Setelah itu guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa yaitu Noel.
Siswa bersama-bersama menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk penguatan
Nasionalisme. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan di lakukan pada pertemuan ini yaitu membandingkan
sifat-sifat bangun datar dan membuat bangun datar. Siswa diajak untuk membaca
buku pelajarannyaselama 5 menit. Setelah selesai siswa diajak untuk
menyanyikan lagu “kalau kau suka hati” untuk mencairkan suasana.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru bertanya mengenai materi sebelumnya. Siswa
menjawab materi sebelumnya yaitu mengenai sifat-sifat bangun datar. Kemudian
guru bertanya lagi “apa perbandingan bangun datar segitiga, persegi, persegi
panjang serta bangun datar lainnya?” Siswa di suruh menuliskan jawaban mereka
masing-masing pada kertas. Kegiatan ini berlangsung selama 5 menit. Setelah
selesai siswa disuruh untuk berpasangan dan bertukar pikiran mengenai apa yang
telah mereka kerjakan. Diskusi secara berpasangan berjalan dengan baik dan
masing-masing pasangan mampu untuk bertukar pikiran memecahkan
permasalahan. Setelah itu masing-masing pasangan bergabung dengan pasangan
lain dan membentuk kelompok, setiap kelompok berisi 6 siswa atau 3 pasangan.
Sehingga terdapat 6 kelompok besar. Diskusi kelompok ini berjalan dengan baik
67
dan berlangsung selama 5 menit. Setelah selesai perwakilan masing-masing
kelompok bergantian membacakan hasil diskusi. Ada tiga kelompok yang berani
mengacungkan tangan untuk membacakan hasilnya yaitu kelompok Radyan,
Corine dan Salma. Sedangkan kelompok lain diwajibkan untuk memberikan
masukan dan saran sehingga kegiatan diskusi berjalan dengan lancar. Kelompok
dengan hasil kerja terbaik diberikan reward berupa tepuk tangan dari semua
siswa. Setelah selesai guru membagikan kertas warna kepada siswa yang
digunakan untuk membuat bangun datar. Hal ini bertujuan untuk menambah
pemahaman siswa mengenai bentuk-bentuk bangun datar agar tidak mengetahui
hanya sekedar teori saja.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini guru bertanya kepada siswa “pelajaran apa saja yang
telah kita pelajari hari ini?”. Hampir semua siswa tunjuk tangan ingin menjawab
pertanyaan yang telah dilontarkan. Guru menunjuk 3 siswa yaitu Dewi, Estu dan
Galang untuk menjelaskan pelajaran apa yang telah mereka dapat. Setelah itu guru
mengajak siswa untuk membuat kesimpulan pembelajaran yang telah dilakukan.
Selanjutnya kelas ditutup dengan salam dan siswa dipersilahkan untuk istirahat.
Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga siklus 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Maret
2018 pada jam pelajaran 2-3 untuk evaluasi hasil belajar siswa menggunakan soal
tes yang sudah disiapkan dan telah diuji validitas dan reliabilitas soal. Selain itu
guru juga menyebarkan angket motivasi untuk diisi oleh siswa setelah proses
pembelajaran selesai.
a. Kegiatan Awal
Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan kehadiran siswa.
Selanjutnya salah satu siswa memimpin untuk berdoa dandilanjutkan
menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sikap siap berdiri. Siswa dipersilahkan
untuk membaca materi sebelumnya selama 5 menit. Setelah selesai guru
mengajak siswa menyanyikan lagu “kalau kau suka hati” agar suasana kembali
mencair.
68
b. Kegiatan Inti
Guru mengulang sekilas pembelajaran sebelumnya mengenai sifat-sifat
bangun datar. Setelah itu, guru membagikan soal evaluasi berjumlah 30 soal yang
harus dikerjakan siswa selama 120 menit. Soal yang dikerjakan berbentuk pilihan
ganda. Setelah selesai, siswa dipersilahkan untuk mengumpulkan lembar jawab
yang telah diisi. Setelah selesai siswa dibagikan lembar angket motivasi untuk
diisi sesuai dengan keinginannya.
c. Kegiatan Penutup
Guru bertanya kepada siswa mengenai kesulitan dalam mengerjakan soal
evaluasi. Siswa kebanyakan menjawab masih kebingungan dalam membedakan
sifat-sifat bangun datar. Guru menjelaskan secara singkat dan mengajak siswa
membuat kesimpulan bersama. Setelah selesai guru memberikan salam dan
mempersilahkan siswa untuk istirahat.
d. Hasil Tindakan
Motivasi Belajar Siswa
Hasil tindakan pada siklus I berupa motivasi belajar dan hasil belajar
Matematika siswa. Motivasi belajar diperoleh dari pengisisan angket oleh siswa di
akhir siklus I (pertemuan ketiga). Mengukur skala motivasi belajar siswa, dalam
mengikuti pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Think
Pair Share pada siklus I, digunakan skala Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu
tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan hasil total perhitungan dapat dilihat pada
tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada Siklus I
No Nilai Motivasi
Belajar
Kriteria Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
1 ≤59 Rendah - -
2 60-79 Sedang 16 46
3 ≥80 Tinggi 19 54
Jumlah 35 100
Rata-Rata 79
Tertinggi 95
Terendah 65
69
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui hasil motivasi belajar Matematika siswa
kelas 4 SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada siklus 1, jumlah siswa yang berada
pada kriteria sedang berjumlah 16 siswa atau 46% dari keseluruhan siswa.
Sedangkan jumlah siswa yang berada pada kriteria tinggi berjumlah 19 siswa atau
54% dari keseluruhan siswa. Rata-rata yang diperoleh untuk motivasi belajar pada
siklus I yaitu 79 dimana masih berada pada kriteria motivasi sedang sehingga
perlu ditingkatkan lagi.
Hasil Belajar Siswa
Hasil evaluasi di akhir siklus (pertemuan ketiga) setelah penerapan model
pembelajaran Think Pair Share. Hasil belajar Matematika siswa pada siklus I
dengan kompetensi dasar 3.8 menganalisis sifat-sifat segi banyak beraturan dan
segi banyak tidak beraturan dan 4.8 mengidentifikasi segi banyak beraturan dan
segi banyak tidak beraturan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada Siklus I
No Interval Frekuensi Presentase (%)
1 40-49 3 9
2 50-59 3 9
3 60-69 7 20
4 70-79 7 20
5 80-89 6 17
6 90-100 9 26
Jumlah 35 100
Rata-rata 74
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui hasil belajar Matematika siswa kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada siklus I sudah mengalami peningkatan, hal ini
dapat dilihat banyaknya siswa yang mendapat rentang nilai 40-49 dengan kategori
belum tuntas sebanyak 3 siswa atau 9% dari keseluruhan siswa, siswa yang
mendapat rentang nilai 50-59 dengan kategori belum tuntas sebanyak 3 siswa atau
9% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 60-69 dengan
kategori belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 20% dari keseluruhan siswa, siswa
70
yang mendapatkan rentang nilai 70-79 dengan kategori tuntas sebanyak 7 siswa
atau 20% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapatkan rentang nilai 80-89
dengan kategori tuntas ada 6 siswa atau 17% dari keseluruhan siswa, dan ada 9
siswa atau 26% dari keseluruhan siswa yang mendapat rentang nilai 90-100. Nilai
rata-rata juga mengalami peningkatan yaitu 74 dengan nilai tertinggi adalah 100
sedangkan nilai terendah adalah 40. Hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor
01 Salatiga pada siklus dapat ditunjukkan pada diagram berikut:
Gambar 4.4
Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga
4.1.2.3 Observasi
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi
terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran
Think Pair Share. Kegiatan observasi dilakukan oleh teman sebagai observer
dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan. Selain itu
observer juga mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan
pertama, peneliti telah melakukan sebagian besar langkah-langkah model
pembelajaran Think Pair Share. Hanya ada dua indikator yang belum dilakukan
yaitu indikator ke 12: guru belum memfasilitasi siswa untuk saling memberikan
kritik saran terhadap kelompok yang membacakan hasil diskusinya sehingga
diskusi di dalam kelas kurang aktif dan siswa kurang bersemangat dalam
0
2
4
6
8
10
40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Jum
lah
Sis
wa
Interval Niai
71
berdiskusi. Selain itu indikator nomor 13: guru belum memberikan penghargaan
atau reward untuk kelompok yang mengerjakan dengan baik sehingga siswa
kurang semangat dalam mengikuti diskusi kelompok. Berdasarkan kekurangan
tersebut dilakukan perbaikan pada pertemuan kedua. Sedangkan pada pertemuan
kedua guru belum memberikan motivasi yang kuat terhadap siswa sehingga
indikator nomor 4 belum terlaksana dengan baik.
Peneliti juga melakukan observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran,
hasil observasi menunjukkan siswa telah mengikuti sebagian besar langkah-
langkah model pembelajaran Think Pair Share namun pada pertemuan pertama
indikator nomor 11 yaitu siswa berbagi dengan kelompok lain untuk
menyelesaikan permasalahan belum terlaksana dengan baik dikarenakan guru
kurang mengkondisikan kelas dengan baik sehingga dalam berdiskusi kelompok
cenderung ramai, selain itu pada indikator nomor 12 yaitu beberapa kelompok
maju kedepan untuk menyampaikan hasil diskusi sedangkan kelompok lain
memberikan kritik saran juga belum terlaksana dengan baik. Begitu juga pada
indikator nomor 13 yaitu kelompok mengerjakan soal kurang semangat
dikarenakan guru belum memberikan motivasi berupa reward untuk kelompok
terbaik. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa juga belum termotivasi
dikarenakan motivasi yang diberikan oleh guru belum optimal sehingga indilator
nomor 4 belum terlaksana.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Tindakan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran
Think Pair Share di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Tahun Pelajarn 2017/2018
No Aspek yang
diamati
Indikator
Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah Presentase
(%)
Jumlah % Jumlah %
1. Kegiatan
Awal
4 24 4 24 3 18
2. Kegiatan Inti 9 53 7 41 9 53
3. Kegiatan
Penutup
4 24 4 24 4 24
Jumlah 17 100% 15 89% 16 95%
72
Berdasarkan tabel 4.6 mengenai observasi tindakan guru diatas dapat
diketahui bahwa indikator pada kegiatan awal telah dilakukan 4 atau 24% dari
keseluruhan indikator, pada kegiatan inti telah dilakukan 7 atau 41% dari
keseluruhan indikator dan pada kegiatan penutup telah dilakukan 4 atau 24% dari
keseluruhan indikator sehingga, pertemuan pertama telah berhasil melakukan
sesuai dengan indikator sebesar 89% dari keseluruhan indikator. Sedangkan pada
pertemuan kedua telah mengalami perbaikan sehingga pada kegiatan awal telah
dilakukan 3 atau 18% dari keseluruhan indikator, pada kegiatan inti telah
dilakukan 9 atau 53% indikator dan pada kegiatan penutup telah dilakukan 4 atau
24% dari keseluruhan kegiatan. Dari pertemuan kedua didapat persentase
sebanyak 95% dari keseluruhan indikator tindakan guru.
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Menerapkan Model Pembelajaran
Think Pair Share di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Tahun Pelajarn 2017/2018
No Aspek
yang
diamati
Indikator
Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah Presentase
(%)
Jumlah % Jumlah %
1. Kegiatan
Awal
4 24 4 24 3 24
2. Kegiatan
Inti
9 53 6 41 9 47
3. Kegiatan
Penutup
4 24 4 24 4 24
Jumlah 17 100% 15 89% 16 95%
Berdasarkan tabel 4.7 mengenai observasi aktivitas siswa di atas diketahui
bahwa pada pertemuan pertama kegiatan awal diikuti oleh siswa sesuai dengan
indikator yaitu 4 atau 24%, kegiatan inti 6 atau 41% dan kegiatan penutup 4 atau
24%. Pertemuan pertama hanya berjalan 89% dari keseluruhan kegiatan siswa.
Sedangkan pada pertemuan kedua hampir seluruh kegiatan terlaksana dengan baik
walaupun masih kurang 1 kegiatan. Pada kegiatan awal hanya 3 atau 24%
73
kegiatan saja yang berjalan dengan baik, kegiatan inti terlaksana 9 atau 47%
kegiatan, kegiatan penutup terlaksana 4 atau 24% kegiatan sehingga presentase
aktivitas siswa pada pertemuan kedua yaitu 95%. Sehingga dapat disimpulkan
aktivitas siswa dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua mengalami
peerbaikan.
4.1.2.4 Refleksi
Setelah pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama selesai, peneliti
melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Refleksi dilakukan
untuk memperbaiki pertemuan selanjutnya. Berdasarkan hasil refleksi yang telah
dilakukan terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran yang
telah dilakukan. Kelebihannya pembelajaran yang dilakukan tidak lagi hanya
terpusat pada guru, siswa lebih terlibat dalam pembelajaran, guru dan siswa juga
sudah melakukan sebagian besar langkah pembelajaran dengan model Think Pair
Share. Siswa terdorong untuk mencari tahu dan memecahkan masalah baik secara
individu, berpasangan maupun kelompok. Namun juga terdapat kekurangan
terhadap pembelajaran yang dilakukan yaitu guru belum mengadakan diskusi
untuk kelompok memberikan kritik saran kepada kelompok lain, sehinga diskusi
berjalan kurang aktif dan ada beberapa kelompok yang ribut sendiri. Pada
kegiatan diskusi belum semua siswa bekerjasama dalam memecahkan masalah
yang ada. Guru juga belum memberikan penguatan tentang materi yang dipelajari.
Berdasarkan kekurangan tersebut maka dilakukan perbaikan pada pertemuan
berikutnya dengan cara guru memberikan motivasi di awal pembelajaran. Guru
memberikan dorongan agar anak semakin aktif dalam kegiatan tanya jawab. Guru
lebih memantau kegiatan diskusi agar semua siswa dalam kelompok aktif bekerja
sama. Pada saat dilakukan pembahasan jawaban mengenai permasalahan yang ada
guru harus memastikan bahwa setiap kelompok memperhatikan dan memberikan
kesempatan pada kelompok untuk memberikan tanggapan, jika ada kelompok
yang tidak memperhatikan guru bisa memberikan teguran. Guru memberikan
penguatan tentang materi yang telah dipelajari.
74
4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II
4.1.3.1 Perencanaan
Hasil refleksi pada siklus I dengan observer menjadi salah satu
pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi. Persiapan
yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah dengan
mempersiapkan instrumen berupa RPP dengan kompetensi dasar 3.9 Menjelaskan
dan menentukan keliling dan luas persegi, persegi panjang dan segitiga serta
hubungan pangkat dua dengan akar pangkat dua dan kompetensi dasar 4.9
menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling dan luas persegi, persegi
panjang, dan segitiga termasuk melibatkan pangkat dua dengan akar pangkat dua,
lembar observasi, angket motivasi serta evaluasi dan mempersiapkan alat peraga
dan bahan untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat
dibanding siklus I. Penelitian siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Senin, 19 Maret 2018, pertemuan kedua pada hari Selasa, 20 Maret 2018, dan
pertemuan ketiga pada hari Kamis, 22 Maret 2018.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan Pertama
Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 20 Maret 2018
dilakukan pada jam pelajaran ke 2-3 (2x35 menit). Peneliti telah mempersiapkan
media berupa power point serta lembar observasi guru dan siswa. Berikut rincian
kegiatan yang telah dilakukan.
a. Kegiatan Awal
Kegiatan diawali dengan guru memberikan salam, menanyakan kabar dn
mengecek kehadiran siswa. kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang
dipimpin oleh salah satu siswa yaitu Noel yang berangkat lebih awal untuk
menghargai dan menanamkan jiwa disiplin pada anak. Dilanjutkan dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sikap berdiri dan siap. Selesai itu, guru
menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu mengenai
keliling bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Selanjutnya guru
menyuruh siswa untuk membaca buku yang mereka punya sebelum pembelajaran
dimulai selama 5 menit. Literasi berjalan dengan baik dan terkendali. Semua
75
siswa fokus pada buku bacaan mereka masing-masing. Setelah selesai kegiatan
literasi, guru mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “Maju Tak Gentar”. Semua
siswa ikut menyanyi dengan baik.
b. Kegiatan Inti
Guru bertanya mengenai penerapan keliling dan luas bangun datar pada
kehidupan sehari-hari yaitu panjang lintasan lari yang menggunakan konsep
keliling Setelah itu guru bertanya pendapat siswa mengenai pengertian keliling.
Hampir separuh lebih sari keseluruhan siswa berani mengacungkan tangannya
untuk menjawab pertanyaan dari guru. Guru menunjuk tiga anak untuk
mengutarakan definisi keliling. Salma menjawab “keliling adalah jumlah
keseluruhan sisi bangun datar”. Jawaban serupa juga diutarakan oleh Noel dan
Galang. Setelah itu siswa diajak untuk memperhatikan penjelasan guru dengan
menggunakan power point mengenai keliling bangun datar. Semua siswa
memperhatikan dengan sangat antusias. Kemudian guru memberikan soal untuk
dikerjakan secara individu selama 5 menit. Setelah selesai masing-masing
individu berpasangan dengan lainnya dan bertukar pikiran cara yang digunakan
untuk menyelesaikan soal yang ada. Setelah itu masing-masing pasangan
bergabung dengan pasangan lain dan membentuk sebuah kelompok diskusi yang
terdiri dari tiga pasangan. Mereka saling bertukar pendapat dan berusaha untuk
menyelesaikan soal dengan benar. Selesai dengan kegiatan diskusi, guru
menyuruh perwakilan setiap kelompok untuk maju menuliskan hasil diskusinya
dalam menyelesaikan soal. Kegiatan ini mendorong siswa untuk aktif dalam
menyampaikan pendapat mereka dalam kelompok. Guru bersama siswa
menyocokkan hasil yang telah dituliskan dan kelompok dengan skor tertinggi
yaitu kelompok Radyan mendapatkan tepuk tangan.
c. Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi bersama siswa atas pembelajaran yang telah
berlangsung. Kemudian dilanjutkan dengan membuat kesimpulan bersama
melalui pendapat beberapa siswa. Setelah itu kelas ditutup dengan salam, dan
siswa dipersilahkan untuk istirahatdi luar kelas.
76
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua siklus II dilakukan pada har Selasa, 20 Maret Maret
padajam pembelajaran ke 2-3 atau selama 2 jam pelajaran (2x35 menit). Pada
pertemuan kedua peneliti akan membahas mengenai luas bangun datar yaitu
persegi, persegi panjang dan segitiga. Peneliti sudah mempersiapkan materi dalam
bentuk power point serta lembar observasi.
a. Kegiatan Awal
Kegiatan diawali dengan guru memberikan salam, menanyakan kabar dn
mengecek kehadiran siswa. kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang
dipimpin oleh salah satu siswa yaitu Noel yang berangkat lebih awal untuk
menghargai dan menanamkan jiwa disiplin pada anak. Dilanjutkan dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sikap berdiri dan siap. Selesai itu, guru
menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu mengenai
luas bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Selanjutnya guru
menyuruh siswa untuk membaca buku yang mereka punya sebelum pembelajaran
dimulai selama 5 menit. Literasi berjalan dengan baik dan terkendali. Semua
siswa fokus pada buku bacaan mereka masing-masing. Setelah selesai kegiatan
literasi, guru mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “Maju Tak Gentar”. Semua
siswa ikut menyanyi dengan baik.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan dimulai dengan guru memberikan pertanyaan kepada siswa
“pernahkah kalian melihat bapak tukang yang mengukur luas rumah atau
pekarangan?”. Siswa menjawab “pernah bu”. Kemudian guru bertanya kepada
siswa “apa yang kalian ketahui mengenai luas?”. Lebih dari separuh siswa
mengacungkan tangannya, dan menjawab bahwa luas adalah keseluruhan
permukaan dari bangun datar tersebut. Kemudian guru mengajak siswa untuk
memperhatikan materi yang telah disajikan dalam bentuk power point. Kegiatan
berjalan dengan baik dan kondusif. Selanjutnya siswa diberikan soal mengenai
luas dan memberikan waktu kepada mereka untuk mengerjakan secara individu
soal yng ada. Kegiatan berlangsung selama 5 menit. Setelah selesai, dilanjutkan
dengan masing-masing individu bergabung dan membentuk pasangan untuk
77
bertukar pikiran mengenai cara penyelesaian soal yang ada. Kegiatan ini juga
berlangsung selama 5 menit. Setelah selesai berpasangan, masing-masing
pasangan bergabung menjadi satu kelompon yang terdiri dari 3 pasangan atau 6
orang.
Kemudian mereka melakukan diskusi kelompok untuk bertukar pikiran
mengenai cara untuk menyelesaikan soal yang ada. Setelah selesai, perwakilan
masing-masing kelompok maju ke depan dan menuliskan hasil diskusi mereka
masing-masing. Setelah selesai menuliskan, masing-masing kelompok
memberikan tanggapan terhadap pekerjaan kelompok lain. Kegiatan diskusi
berjalan dengan baik dan terkendali. Selanjutnya guru bersama siswa membahas
soal yang telah diselesaikan. Kemudian bagi kelompok yang mendapatkan skor
tertinggi mendapatkan tepuk tangan dari teman-temannya. Sedangkan untuk
kelompok yang belum mendapatkan skortertinggi guru tetap memberikan
motivasi ataudorongan agar tetap semangat untuk dapat memperoleh nilai
tertinggi.
c. Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi bersama siswa atas pembelajaran yang telah
berlangsung. Kemudian dilanjutkan dengan membuat kesimpulan bersama
melalui pendapat beberapa siswa. Setelah itu kelas ditutup dengan salam, dan
siswa dipersilahkan untuk istirahatdi luar kelas.
Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret
2018 sama seperti pertemuan ketiga siklus I yaitu dilaksanakan evaluasi hasil
belajar siswa menggunakan soal tes yang sudah disiapkan dan telah diuji validitas
dan reliabilitas soal. Selain itu guru juga menyebarkan angket motivasi untuk diisi
oleh siswa setelah proses pembelajaran selesai.
a. Kegiatan Awal
Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan kehadiran siswa.
Selanjutnya salah satu siswa memimpin untuk berdoa dandilanjutkan
menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sikap siap berdiri. Siswa dipersilahkan
untuk membaca materi sebelumnya selama 5 menit. Setelah selesai guru
78
mengajak siswa menyanyikan lagu “kalau kau suka hati” agar suasana kembali
mencair.
b. Kegiatan Inti
Guru mengulang sekilas pembelajaran sebelumnya mengenai keliling dan
luas persegi, persegi panjang dan segitiga. Setelah itu, guru membagikan soal
evaluasi berjumlah 30 soal yang harus dikerjakan siswa selama 120 menit. Soal
yang dikerjakan berbentuk pilihan ganda. Setelah selesai, siswa dipersilahkan
untuk mengumpulkan lembar jawab yang telah diisi. Kemudian guru
menyebarkan angket motivasi untuk diisi siswa sesuai keinginannya.
c. Kegiatan Penutup
Guru bertanya kepada siswa mengenai kesulitan dalam mengerjakan soal
evaluasi. Selanjutnya guru menjelaskan secara singkat dan mengajak siswa
membuat kesimpulan bersama. Setelah selesai guru memberikan salam dan
mempersilahkan siswa untuk istirahat.
d. Hasil Tindakan
Motivasi Belajar Siswa
Hasil tindakan pada siklus II berupa motivasi belajar dan hasil belajar
Matematika siswa. Motivasi belajar diperoleh dari pengisisan angket oleh siswa di
akhir siklus II (pertemuan ketiga). Mengukur skala motivasi belajar siswa, dalam
mengikuti pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Think
Pair Share pada siklus II, digunakan skala Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu
tinggi, sedang dan rendah.
Berdasarkan hasil total perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada Siklus II
No Nilai Motivasi
Belajar
Kriteria Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
1 ≤59 Rendah - -
2 60-79 Sedang 6 17
3 ≥80 Tinggi 29 83
Jumlah 35 100
Rata-Rata 84
79
Tertinggi 96
Terendah 67
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui hasil motivasi belajar Matematika siswa
kelas 4 SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada siklus II, jumlah siswa yang berada
pada kriteria sedang berjumlah 6 siswa atau 17% dari keseluruhan siswa.
Sedangkan jumlah siswa yang berada pada kriteria tinggi berjumlah 29 siswa atau
83% dari keseluruhan siswa. Rata-rata yang diperoleh untuk motivasi belajar pada
siklus II yaitu 84 dimana telah terjadi peningkatan dari siklus I dan sudah berada
pada kriteria motivasi tinggi.
Hasil Belajar Siswa
Hasil evaluasi di akhir siklus (pertemuan ketiga) setelah penerapan model
pembelajaran Think Pair Share. Hasil belajar Matematika siswa pada siklus II
dengan kompetensi dasar 3.9 menjelaskan dan menentukan keliling dan luas
persegi, persegi panjang dan segitiga serta hubungan pangkat dua dengan akar
pangkat dua dan 4.9 menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling dan luas
persegi, persegi panjang dan segitiga termasuk melibatkan pangkat dua dengan
akar pangkat dua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada Siklus II
No Interval Frekuensi Presentase (%)
1 63-68 6 17
2 69-74 12 34
3 75-80 8 23
4 81-86 0 0
5 87-92 0 07
6 93-100 9 26
Jumlah 35 100
Rata-rata 79
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 63
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui hasil belajar Matematika siswa kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada siklus II telah mengalami peningkatan, hal ini
dapat dilihat banyaknya siswa yang mendapat rentang nilai 63-68 sebanyak 6
siswa atau 17% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 69-74
80
dengan kategori belum tuntas sebanyak 12 siswa atau 34% dari keseluruhan
siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 75-80 sebanyak 8 siswa atau 23% dari
keseluruhan siswa, siswa yang mendapatkan rentang nilai 81-86 dan 87-92
sebanyak 0 siswa atau 0% dari keseluruhan siswa dan siswa yang mendapatkan
rentang nilai 93-100 ada 9 siswa atau 26% dari keseluruhan siswa. Nilai rata-rata
pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 79 dengan nilai tertinggi adalah 100
sedangkan nilai terendah adalah 63. Hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor
01 Salatiga pada siklus II dapat ditunjukkan pada diagram berikut:
Gambar 4.9
Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada Siklus II
4.1.3.3 Observasi
Pada pertemuan pertama maupun kedua guru telah melaksanakan semua
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share dengan baik
begitu juga dengan siswa. Penyampaian materi dan pemecahan masalah yang
melibatkan siswa membuat siswa semakin berkonsentrasi dalam pembelajaran
yang dilakukan. Siswa semakin aktif dalam kegiatan tanya jawab. Siswa sudah
bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk memecahkan permasalahan
yang diberikan guru. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut.
0
2
4
6
8
10
12
14
63-68 69-74 75-80 81-86 87-92 93-100
Jum
lah
Sis
wa
Interval Niai
81
Tabel 4.10
Hasil Observasi Tindakan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran
Think Pair Share di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Tahun Pelajarn 2017/2018
No Aspek
yang
diamati
Indikator
Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah Presentase
(%)
Jumlah % Jumlah %
1. Kegiatan
Awal
4 24 4 24 4 24
2. Kegiatan
Inti
9 53 9 53 9 53
3. Kegiatan
Penutup
4 24 4 24 4 24
Jumlah 17 100% 17 100% 17 100%
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, diketahui bahwa hasil observasi tindakan
guru dalam menerapkan model pembelajaran Think Pair Share pada pertemuan
pertama sudah melakukan 4 (24%) indikator pada kegiatan awal, 9 (53%)
indikator pada kegiatan inti, dan 4 (24%) indikator pada kegiatan penutup. Hal ini
berarti keseluruhan indikator sudah terlaksana dengan baik. Begitu pula dengan
pertemuan kedua peneliti sudah melakukan 4 (24%) indikator pada kegiatan awal,
9 (53%) indikator pada kegiatan inti, dan 4 (24%) indikator pada kegiatan penutup
dimana semua indikator telah terlaksana semua dengan baik.
Tabel 4.11
Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Menerapkan Model Pembelajaran
Think Pair Share di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Tahun Pelajarn 2017/2018
No Aspek
yang
diamati
Indikator
Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah Presentase
(%)
Jumlah % Jumlah %
1. Kegiatan
Awal
4 24 4 24 4 24
2. Kegiatan
Inti
9 53 9 53 9 53
3. Kegiatan
Penutup
4 24 4 24 4 24
Jumlah 17 100% 17 100% 17 100%
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, diketahui bahwa hasil observasi aktivitas
siswa dalam penerapkan model pembelajaran Think Pair Share pada pertemuan
82
pertama sudah melakukan 4 (24%) indikator pada kegiatan awal, 9 (53%)
indikator pada kegiatan inti, dan 4 (24%) indikator pada kegiatan penutup. Hal ini
berarti keseluruhan indikator sudah terlaksana dengan baik. Begitu pula dengan
pertemuan kedua, siswa sudah melakukan 4 (24%) indikator pada kegiatan awal,
9 (53%) indikator pada kegiatan inti, dan 4 (24%) indikator pada kegiatan penutup
dimana semua indikator telah terlaksana semua dengan baik.
4.1.3.4 Refleksi
Setelah diselesaikan tindakan pada siklus II, dilakukan refleksi. Dengan
hasil yang diperoleh, maka dikatakan setelah melakukan perbaikan-perbaikan
selama tindakan pada siklus II, pembelajaran Think Pair Share (TPS) berhasil.
4.2 Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dan dibandingkan. Data
yang dianalisis antara lain:
4.2.1 Analisis Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dan II peneliti
melakukan observasi yang dilakukan oleh teman sebagai observer terhadap
aktivitas guru (peneliti) dalam pembelajaran Matematika menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share dengan mengisi lembar observasi yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terjadi
peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran yang dilakukan. Berikut ini
peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran Matematika menggunakan model
pembelajaran Think Pair pada siklus I dan siklus II:
Tabel 4.12
Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share pada Siklus I dan
Siklus II
No Aktivitas Guru Siklus I Siklus II
Pertemuan
Pertama
Pertemuan
Kedua
Pertemuan
Pertama
Pertemuan
Kedua
1 Dilakukan 15 16 17 17
2 Tidak
Dilakukan
2 1 0 0
Jumlah 17 17 17 17
83
Berdasarkan tabel 4.12 diatas terdapat perbaikan aktivitas guru dalam
menerapkan model pembelajaran Think Pair Share, dari pertemuan pertama siklus
I guru hanya melakukan 15 tindakan, tindakan yang tidak dilakukan adalah
indikator nomor 12 yaitu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan masukan atau saran terhadap kelompok lain yang maju dan indikator
nomor 13 yaitu guru memberikan penghargaan atas hasil yang dicapai siswa.
Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I guru telah melakukan 16 tindakan,
hanya satu tindakan yang belum dilakukan yaitu guru menyampaikan motivasi
pada siswa. Pada siklus II pada pertemuan pertama dan kedua semua tindakan
telah dilakukan dengan baik. Peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan II dapat
disajikan pada diagram 4.12:
Peningkatan Aktivitas Guru dari Siklus I ke Siklus II
Gambar 4.12
Diagram Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Model Pmbelajaran Think Pair Share
pada Siklus I dan Siklus II
4.2.2 Analisis Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Selain melakukan observasi terhadap aktivitas guru, peneliti juga
melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan model
14
14,5
15
15,5
16
16,5
17
17,5
Pertemuan ISiklus I
Pertemuan IISiklus 1
Pertemuan ISiklus II
Pertemuan IISiklus II
Tin
dak
an y
ang
dila
kuka
n
Pelaksanaan Tindakan
84
pembelajaran Think Pair Share menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.13
Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share pada
Siklus I dan Siklus II
No Aktivitas Guru Siklus I Siklus II
Pertemuan
Pertama
Pertemuan
Kedua
Pertemuan
Pertama
Pertemuan
Kedua
1 Dilakukan 14 16 17 17
2 Tidak
Dilakukan
3 1 0 0
Jumlah 17 17 17 17
Berdasarkan tabel 4.13 terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Think Pair Share,
dari pertemuan pertama silkus I siswa hanya melakukan 14 tindakan sedangkan
tindakan yang belum dilakukan adalah indikator nomor 11 yaitu siswa berbagi
dengan kelompok pasangan lain untuk menyelesaikan permasalahan, indikator
nomor 12 yaitu siswa memberikan masukan atau saran terhadap kelompok lain
yang sedang maju kedepan dan indikator nomor 13 siswa mengerjakan tes
evaluasi dengan semangat. Pada pertemuan kedua siklus I siswa telah melakukan
16 tindakan, hanya satu tindakan yang belum dilakukan yaitu siswa menerima
motivasi yang diberikan oleh guru. Pada siklus II pada pertemuan pertama dan
kedua semua tindakan telah dilakukan dengan baik. Peningkatan aktivitas siswa
pada siklus I dan II dapat dilihat pada diagram berikut:
85
Peningkatan Aktivitas Siswa dari Siklus I ke Siklus II
Gambar 4.13
Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Model Pmbelajaran Think Pair Share
pada Siklus I dan Siklus II
4.2.3 Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran Think Pair Share pada mata
pelajaran Matematika dengan pokok bahasan bangun datar siswa kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 01 Salatiga pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018. Keberhasilan
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 analisis komparatif motivasi belajar siswa di
bawah ini.
Tabel 4.14
Analisis Komparatif Motivasi Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II
Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester 2/2017-2018
Kriteria Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi %
Motivasi
Tinggi
19 54 29 83
Motivasi
Sedang
16 46 6 17
Motivasi
Rendah
- - - -
Jumlah 35 100 35 100
02468
1012141618
Pertemuan ISiklus I
Pertemuan IISiklus I
Pertemuan ISiklus II
Pertemuan IISiklus II
Jum
lah
Tin
dak
an
Pelaksanaan Tindakan
86
Berdasarkan tabel perbandingan motivasi belajar Matematika pada siklus I
dan II ini yang menempati kriteria motivasi tinggi pada siklus I yaitu 19 siswa
atau 54% dan pada siklus II yaitu 29 siswa atau 83% siswa dikatakan menduduki
tingkat motivasi tinggi atau hampir seluruh siswa dikatakan termotivasi dengan
baik dalam pembelajaran. Disini terdapat kenaikan antara siklus I ke siklus II
yaitu 29%. Sedangkan pada kriteria motivasi sedang dari siklus I yang semula 16
siswa atau 46% menjadi 6 siswa atau 17%. Jadi siswa telah mengalami kenaikan
motivasi belajar dari siklus I dan siklus II. Berikut disajikan diagram
perbandingan antara siklus I, II.
Gambar 4.14
Perbandingan Hasil Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas 4
pada Siklus I dan Siklus II.
4.2.4 Analisis Ketuntasan dan Analisis Komparatif Hasil Belajar Siswa
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share dapat diketahui hasil belajar Matematika siswa
kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus I Siklus II
Motivasi Tinggi 54% 83%
Motivasi Sedang 46% 17%
Motivasi Rendah 0% 0%
Pro
sen
tase
87
Tabel 4.15
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Siswa Kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga
Semester 2/2017-2018
No Ketuntasan Frekuensi Presentase
1 Tuntas 22 63
2 Tidak Tuntas 13 37
Rata-Rata 74
Maksimun 100
Minimun 40
Berdasarkan tabel 4.15 Dapat diketahui hasil belajar dalam pembelajaran
Matematika menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dari siklus I ada
22 siswa atau 63% dari keseluruhan siswa yang tuntas dan 13 siswa atau 37% dari
keseluruhan siswa yang tidak tuntas. Rata-rata nilai yang diperoleh dari siklus I
yaitu 74, dengan nilai maksimum 100 dan nilai minimun 40. Perbandingan
ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat disajikan pada gambar 4.15
Gambar 4.15
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Siswa Kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share siklus I, maka peneliti melakukan siklus II guna
memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siklus I. Hasil belajar Matematika
Tuntas 63%
Tidak Tuntas
37%
88
siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.16
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga
Semester 2/2017-2018
No Ketuntasan Frekuensi Presentase
1 Tuntas 29 83
2 Tidak Tuntas 6 17
Rata-Rata 79
Maksimun 100
Minimun 63
Berdasarkan tabel 4.16 Dapat diketahui hasil belajar dalam pembelajaran
Matematika menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dari siklus II
ada 29 siswa atau 83% dari keseluruhan siswa yang tuntas dan 6 siswa atau 17%
dari keseluruhan siswa yang tidak tuntas. Rata-rata nilai yang diperoleh dari siklus
II yaitu 79, dengan nilai maksimum 100 dan nilai minimun 63. Perbandingan
ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat disajikan pada gambar 4.16
Gambar 4.16
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair
Share dapat diketahui hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor
Tuntas 83%
Tidak Tuntas
17%
89
01 Salatiga mengalami peningkatan dari kondisi awal atau pra siklus, siklus I dan
siklus II, peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.17
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga
Semester 2/2017-2018
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
f % f % f %
1 Tuntas 20 57 22 63 29 83
2 Tidak Tuntas 15 43 13 37 6 17
Rata-Rata 61 74 79
Maksimun 100 100 100
Minimun 15 40 63
Berdasarkan data tabel 4.17 dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar
siswa dari kondisi awal, ke siklus I dan siklus II. Dari 20 siswa atau 57% dari
keseluruhan siswa yang tuntas pada kondisi awal meningkat menjadi 22 siswa
atau 63% dari keseluruhan siswa yang tuntas dan pada siklus II meningkat lagi
menjadi 29 siswa atau 83% siswa sudah tuntas. Berdasarkan hasil tersebut maka
tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran Think Pair terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar dan telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan yaitu 80% siswa mencapai ketuntasan belajar. Perbandingan
ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disajikan
pada diagram 4.16:
Gambar 4.17
Diagram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
0
10
20
30
40
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
90
Selain itu nilai rata-rata siswa kelas IV juga mengalami peningkatan yaitu
pada kondisi awal 61 meningkat menjadi 74 pada siklus I dan meningkat lagi pada
siklus II menjadi 79. Peningkatan nilai rata-rata siswa dapat disajikan pada
diagram berikut ini:
Gambar 4.18
Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
IV SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
4.3 Pembahasan
Sebelum dilakukan tindakan, siswa yang tuntas belajar adalah 20 siswa
(57%) dari 35 siswa. Setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi pertambahan
siswa yang tuntas menjadi 22 siswa (63%). Setelah diberikan tindakan pada siklus
II, terjadi lagi peningkatan ketuntasan belajar siswa menjadi 29 siswa (83%).
Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 15 siswa
(43%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi penurunan menjadi 13
siswa (37%). Setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi lagi penurunan
menjadi 6 siswa (17%) yang belum tuntas. Dengan hasil ini dapat dikatakan
bahwa menggunakan pembelajaran Think Pair Share (TPS), berhasil dalam
meningkatkan hasil belajar Matematika atau ketuntasan belajar Matematika pada
materi bangun datar pada siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester
2 Tahun 2017/2018.
Selain meningkatkan hasil belajar Matematika, hasil penelitian ini juga
membuktikan bahwa menggunakan pembelajaran Think Pair Share (TPS),
mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan, pada
61 74 79
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai Rata-Rata
91
siklus I motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
pembelajaran Think Pair Share (TPS) berada pada kategori sedang dengan nilai
79,4. setelah dilaksanakan perbaikan-perbaikan kinerja pada siklus II, terjadi
peningkatan motivasi belajar dalam mengikuti pembelajaran Think Pair Share
(TPS) berada pada kategori tinggi dengan nilai 84,4.
Penerapan model Think Pair Share membuat pembelajaran lebih
menyenangkan karena pembelajaran yang dilakukan mendorong siswa untuk lebih
aktif baik secara individu maupun secara kelompok dengan bertukar pikiran
sehingga lebih dimengerti bagi mereka karena penjelasan diperoleh dari teman
sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartina (dalam Rosita, Leonad, 2013:7-8),
yang memaparkan kelebihan model pembelajaran Think Pair Share yaitu siswa
akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dengan temannya
untuk memperoeh kesepakatan dalam memecahkan masalah. Selain itu siswa
lebih aktif dalam pembelajaran baik secara individu, berpasangan maupun
berkelompok.
Penggunaan model Think Pair Share memberikan dampak positif dalam
pembelajaran yang dapat dilihat dari proses pembelajaran yang tidak lagi berpusat
pada guru melainkan lebih melibatkan siswa, siswa lebih aktif memecahkan
permasalahan baik secara individu, berpasangan maupun dalam berkelompok.
Model pembelajaran Think Pair Share juga melatih siswa untuk berpikir kritis
yaitu menanggapi jawaban yang disampaikan oleh siswa lain maupun kelompok
lain untuk mendapatkkan pemecahan masalah yang tepat. Melalui proses
pembelajaran yang mengaktifkan dan memberikan semangat pada siswa, maka
pemahaman konsep materi pelajaran menjadi lebih baik sehingga siswa dapat
mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin dalam
(Thobroni, 2015) bahwa Think pair Share merupakan sebuah model yang
sederhana, tetapi sangat berguna. Langkah-langkah model pembelajaran Think
Pair Share diawali dengan guru menyajikan permasalahan kemudian siswa diberi
waktu untuk memecahkan masalah secara individu, kemudian bertukar pikiran
atau pendapat dengan pasangan, dan kemudian berbagi dalam sebuah kelompok
sangat efektif. Menerapkan pembelajaran model Think Pair Share memungkinkan
92
siswa untuk terlibat lebih aktif, memungkinkan siswa untuk menggali
pengetahuan dari rekan sekitarnya, memungkinkan siswa untuk berperan lebih
penuh dalam belajar, sehingga memungkinkan siswa untuk meningkatkan
motivasi belajar dan hasil belajarnya.
Hasil penelitian ini melengkapi dan memperkuat penelitian terdahulu
antara lain yang telah dilakukan oleh Sigit Rizkiawan (2013) terkait penggunaan
model pembelajaran Think Pair Share untuk meningkatkan motivasi belajar dan
hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Ampel Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali, menunjukkan bahwa pada kondisi awal, dari total
keseluruhan siswa sebanyak 46 siswa, ditemukan yaitu 24 siswa yang lulus KKM
atau 52,17% kemudian setelah diberikan tindakan perbaikan pada siklus I siswa
yang lulus KKM menjadi 36 siswa atau meningkat menjadi 78,26%, pada siklus II
43 siswa lulus KKM dengan prosentase 93,48%. Motivasi belajar siswa juga
meningkat dari siklus I ke siklus II, yaitu pada siklus I motivasi belajar
Matematika dengan penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share sebesar
72,80% menjadi 87,66% pada siklus II. Penelitian serupa juga telah dilakukan
oleh Normalasarie, Muhammad Rizki Zukkarnain (2017) dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) menggunakan alat peraga
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika pada siswa kelas V
SDN Pakauman 1 Banjarmasin menunjukkan telah berhasil meningkatkan hasil
belajar dan motivasi siswa. Pada kondisi awal hasil belajar dan motivasi siswa
berada di 50% masih di bawah ketuntasan minimal. Pada siklus pertama diperoleh
data dengan kriteria baik, namun ada beberapa siswa yang masih belum
memahami konsep. Hasil belajar siswa secara klasikal tuntas sebanyak 60%
sehingga tindakan ini belum mencapai keberhasilan. Setelah perbaikan
pembelajaran dilakukan siklus kedua mencapai 80% dengan rata-rata nilai
keseluruhan sebesar 86,31%. S
elain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Dian Febriani (2016) terkait
penggunaan model pembelajaran Think Pair Share untuk meningkatkan hasil
belajar Matematika pada siswa kelas IV SDN Kutowinangun 01 Kota Salatiga,
hasilnya menunjukkan peningkatan dari kondisi awal 63,84% meningkat pada
93
siklus I menjadi 68,71% dan telah meningkat lagi mencapai 88,43% pada siklus
II. Penelitian seupa juga dilakukan oleh Supardi (2013) dalam meningkatkan hasil
belajar matematika melalui pembelajaran Kooperatif Think Pair Share pada siswa
kelas IV semester 1 SD Negeri 3 Tambakrejo tahun Pelajaran 2012/2013 telah
berhasil. Diketahui hasil penelitian yang dilakukan melalui dua siklus
menunjukkan adanya peningkatan pada siklus ke II. Dari hasil analisis didapatkan
bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
yaitu, siklus I (60,25%), siklus II (89,00%). Penelitian juga telah dilakukan oleh
Sri Novianti (2013) yaitu peningkatan hasil belajar Matematika melalui model
pembelajaran Think Pair Share pada kelas V SDN Karangwage 02 Trangkil Pati
Semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
pada kondisi awal hanya 35% dari 20 siswa yang memenuhi hasil belajar sesuai
KKM 75. Setelah dilakukan tindakan penelitian yang berlangsung dalam dua
siklus diketahui hasil penelitian siklus I siswa memperoleh nilai >75 mencapai
45%. Pada siklus II telah mengalami peningkatan yaitu siswayang memperoleh
nilai >75 mencapai 90%. Sehingga penelitian yang dilakukan telah berhasil.