bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...
TRANSCRIPT
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang. Penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yaitu kondisi awal,
siklus I, dan siklus II. Hasil dari penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.
4.1.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di SD Negeri
Tolokan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada
semester I tahun pelajaran 2017/2018 dimana subyek dari penelitian ini adalah
peserta didik kelas 5 yang terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan.
SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan beralamat di Dusun Kali
Kembang, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. SD Negeri
Tolokan Kecamatan Getasan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan
kendaran pribadi karena belum adanya angkutan umum yang melewati SD Negeri
Tolokan. Sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran di SD
Negeri Tolokan cukup memadai. Terdapat 2 kantor guru, 12 ruang kelas, 4 WC
guru, 2 WC siswa laki-laki, 2 WC siswa perempuan, perpustakaan, buku-buku,
media pembelajaran dan alat peraga.
Pengajar di SD Negeri Tolokan berjumlah 20 pengajar, yaitu 1 kepala
sekolah, 12 guru kelas 1-6, 2 guru olahraga, 2 guru agama islam, 2 guru bahasa
inggris, dan 1 penjaga perpustakaan. Proses kegiatan belajar mengajar di SD
Negeri Tolokan dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30
WIB pada hari senin-kamis, pada hari jumat-sabtu prose belajar mengajar dimulai
pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.45 WIB.
Kondisi awal adalah kondisi yang dialami peserta didik sebelum
diadakannya Peneltian Tindakan Kelas (PTK). Hasil observasi yang dilakukan
untuk mengetahui kondisi awal peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik
yang belum tuntas hasil belajarnya masih banyak. Hal ini dapat terjadi karena
beberapa faktor, salah satunya kurang antusiasnya peserta didik dalam mengikuti
40
proses belajar mengajar di kelas, peserta didik terbiasa menerima proses belajar
mengajar dengan mendapatkan penjelasan dari guru dan membaca buku paket
atau LKS yang mereka terima. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang
belum optimal dimana masih ada lebih dari 30% peserta didik yang belum
mencapai KKM. Dari hasil ulangan tengah semester I dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan
Getasan adalah 71 dengan nilai KKM mata pelajaran IPA di SD Negeri Tolokan
Kecamatan Getasan adalah 70. Hasil belajar peserta didik kelas 5 SD Negeri
Tolokan Kecamatan Getasan pada kondisi awal sebelum diterapkannya model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan
2 50 – 59 3 8 % Belum Tuntas
3 60 – 69 9 25 % Belum Tuntas
4 70 – 79 20 56 % Tuntas
5 80 – 89 4 11 % Tuntas
Jumlah 36 100%
Nilai Rata-rata 71
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 50
Sumber: Nilai UTS siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan
Dari data 4.1 hasil belajar IPA pada kondisi awal dapat diketahui bahwa
masih ada lebih dari 30% siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Terdapat 12
peserta didik (33%) yang nilaiya masih dibawah KKM dan 24 peserta didik (67%)
yang nilainya sudah tuntas KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh pada hasil belajar
kondisi awal adalah 71, dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50.
4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
4.1.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum dilaksanakannya siklus I, ada beberapa perencanaan tindakan
yang dilakukan, langlah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
41
a. Peneliti memberikan RPP kepada guru untuk diteliti bersaama agar
pelaksanaan proses embelajaraan dapat berjalan dengan baik.
b. Peneliti menyiapkan alat peraga, LKS, evaluasi-evaluasi, dn sarana yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan dengan tiga kali pertemuan sesuai dengan
RPP yang telah dibuat. Proses pembelajaran IPA dilaksanakan sesuai jadwal yang
telah ditentukan oleh sekolah yaitu pertemuan pertama pada hari senin 2 Oktober
2017, pertemuan kedua hari selasa 3 Oktober 2017, pertemuan ketiga hari rabu 4
Oktober 2017. Guru (peneliti) mengajar mata pelajaran IPA tentang tumbuhan
hijau dengan standar kompetensi yaitu memahami cara tumbuhan hijau membuat
makanan dan kompetenai dasar yaitu mengidentifikasi cara tumbuhan hijau
membuat makanan.
1) Pertemuan 1
Proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
senin 2 Oktober 2017. Sesuai dengan SK dan KD, proses pembelajaran pada
pertemuan pertama ini memiliki indikator yaitu menjelaskan proses tumbuhan
hijau membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.
Kegiatan Awal
Kegiatan awal yaitu peserta didik disiapkan untuk mengikuti proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan, diawali dengan guru yang membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam, salah satu peserta didik memimpin
doa, dan guru mengecek kehadiran peserta didik. Apersepsi dilakukan oleh
guru dengan bertanya “apakah tadi pagi peserta didik sudah sarapan?” Ada
yang menjawab sudah dan ada juga yang menjawab belum, kemudian guru
bertanya “apa makanan sarapan kalian?” jawaban dari peserta didik
bermacam-macam ada yang dengan telur goreng, ada yang dengan sayur, ada
yang dengan mie instan, dari jawaban yang diberikan peserta didik guru
bertanya “bagaimana cara membuat sarapan kalian?” banyak peserta didik
yang menjawab dengan dimasak, digoreng, dan direbus tanpa menjelaskan
secara rinci menganai cara memasaknya. Kemudian guru bertanya kepada
42
peserta didik “Tahukah kalian bagaimana tumbuhan hijau membuat
makanannya?” Peserta menjawab dengan fotosintesis. Selanjutnya peserta
didik memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada proses pembelajaran tersebut.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, peserta didik diarahkan ke dalam pokok pembahasan
oleh guru dalam proses pembelajaran. Guru menggali informasi dengan
bertanya kepada peserta didik tentang “apa yang diketahui oleh peserta didik
mengenai cara tumbuhan hijau membuat makanannya sendiri?” peserta didik
menjawab dengan proses fotosintesis pada tumbuhan hijau. Dari jawaban
peserta didik guru bertanya lagi mengenai bahan-bahan yang diperlukan
dalam proses fotosintesis? Peserta didik menjawab dengan menggunakan air,
karbon dioksida, cahaya dan klorofil. Kemudian guru menjelaskan peranan
cahaya dalam proses fotosintesis dan menjelaskan kepada peserta didik
bahwa akan melakukan percobaan untuk menguji peranan cahaya dalam
proses fotosintesis. Peserta didik diminta membuat hipotesa awal atau dugaan
awal sebelum melakukan percobaan. Hipotesa awal yang dibuat peserta didik
kebanyakan mengatakan bahwa tumbuhan hijau tidak dapat melakukan
proses fotosintesis tanpa adanya cahaya matahari, ada juga yang mengatakan
tetap bisa melakukan fotosintesis karena melihat tumbuhan yang terhalangi
terkena langsung sinar matahari masih tetap bisa tumbuh.
Peserta didik dibagi dalam kelompok, dimana setiap kelompok terdiri
secara berpasangan. Peserta didik diberikan LKS oleh guru yang bertujuan
untuk mengetahui peranan cahaya dalam proses fotosintesis. Guru bertindak
sebagai pembimbing di dalam percobaan yang dilakukan peserta didik dengan
berkeliling kelas untuk mengawasi percobaan yang dilakukan peserta didik
dan menjawab pertanyaan dari siswa mengenai langkah-langkah percobaan
yang kurang dimengerti. Pelaksanaan percobaan berjalan agak lambat karena
banyak peserta didik yang kurang paham mengenai langkah-langkah
percobaan yang dilakukan, sehingga guru banyak menjelaskan kepada peserta
didik mengenai langkah-langkah yang harus mereka lakukan. Antusiasme
43
peserta didik terlihat dari setiap pertanyaan yang mereka tanyakan dan
keinginan mereka untuk melakukan percobaan dengan baik.
Setelah percobaan selesai peserta didik diminta berdiskusi dengan
kelompoknya mengenai hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Peserta
didik saling berbagi informasi dari hasil percobaan yang mereka tuliskan
kepada pasangannya. Apabila hasil percobaan yang mereka lakukan
mempunyai hasil yang sama maka mereka tinggal menuliskan kesimpulan
dari hasil percobaan tersebut, namun apabila hasil percobaan yang mereka
tuliskan berbeda mereka diminta untuk berdiskusi dan menjelaskan kepada
pasangannya tentang hasil jawaban masing-masing kemudian menyepakati
hasil yang mereka diskusikan untuk menjadi kesimpulan kelompok mereka.
Proses diskusi berjalan dengan baik karena banyak kelompok yang
mempunyai hasil percobaan yang sama, namun ada beberapa kelompok yang
mempunyai yang mempunyai hasil percobaan yang berbeda sehingga banyak
bertanya kepada guru mengenai kesimpulan yang benar, guru membimbing
kelompok yang mengalami permasalahan dalam membuat kesimpulan dengan
memberikan arahan kepada peserta didik untuk saling menjelaskan hasil
percobaan mereka kepada pasangannya dan meminta untuk menyepakati
penjelasan dari anggota yang paling baik untuk dijadikan kesimpulan.
Kesimpulan yang sudah mereka buat diminta untuk dipresentasikan di depan
kelas. Hasil presentasi mereka akan didiskusikan dengan kelompok lainnya
apakah ada perbedaan yang ada dari kesimpulan yang dibuat kelompok
presentasi dengan kelompok lainnya. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai
mediator yang membimbing peserta didik dalam jalannya diskusi. Proses
presentasi dan diskusi berjalan dengan baik hanya kurangnya dari peserta lain
karena hampir semua kelompok mempunyai kesimpulan yang sama.
Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi pada pembelajaran yang
telah berlangsung dengan memberikan penguatan dan meluruskan
kesalahpahaman kepada peserta didik. Guru menutup pembelajaran dengan
salam.
44
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran dilaksanakan pada hari selasa
3 Oktober 2017 dengan kompetensi dasar yang sama yaitu mengidentifikasi
cara tumbuhan hijau membuat makanan. Dengan indikator yaitu
menyebutkan bagian-bagian tumbuhan yang berperan dalam proses
fotosintesis,dan menunjukkan tempat tumbuhan hijau menyimpan cadangan
makanannya.
Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran dengan salam, kemudian guru melakukan
absensi untuk mengecek kehadiran peserta didik. Guru menggali pengetahuan
peserta didik dengan melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya.
Peserta didik mendengarkan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan guru bertanya jawab dengan peserta didik
mengenai bagian tumbuhan yang berperan dalam proses fotosintesis dan
tempat tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis atau makanannya. Guru
menjelaskan kepada peserta didik bahwa tumbuhan mempunyai tempat untuk
menyimpan cadangan makanan guna pertumbuhan tumbuhan tersebut.
Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menyebutkan peran
bagian tumbuhan tertentu dalam proses fotosintesis dan menyebutkan tempat
tumbuhan tertentu menyimpan cadangan makanannya. Peserta didik terlihat
aktif dalam mencari informasi yang mereka butuhkan dari LKS dan buku
paket yang ada, kemudian mereka menuliskan hasil informasi yang mereka
cari dalam buku sesuai tugas yang diberikan guru. Selanjutnya peserta didik
diminta membuat kelompok secara berpasangan dan mendiskusikan hasil
tugas mereka kepada kelompoknya. Setiap kelompok diminta untuk membuat
suatu kesimpulan dari hasil diskusi mereka dan mepresentasikannya di depan
kelas. Proses diskusi kelompok berjalan dengan baik karena sumber informasi
yang mereka gunakan sama sehingga data yang mereka dapatkan juga
sebagaian besar sama. Hasil presentasi mereka akan didiskusikan dengan
45
kelompok lainnya apakah ada perbedaan yang ada dari kesimpulan yang
dibuat kelompok presentasi dengan kelompok lainnya. Dalam diskusi ini guru
berperan sebagai mediator yang membimbing peserta didik dalam jalannya
diskusi. Proses diskusi antara kelompok presentasi dan kelompok penanya
berjalan dengan menarik karena banyak kelompok yang bertanya mengenai
tumbuhan lain yang belum disebutkan tempat penyimpanan cadangan
makanannya oleh kelompok presentasi, sehingga banyak pertanyaan yang
ditanyakan, namun masalah terjadi karena kelas menjadi ramai dan sulit
dikendalikan oleh guru.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru melakukan refleksi dengan meluruskan
kesalahpahaman dan memberikan penguatan kepada siswa. Serta guru
memberikan tindak lanut dengan meminta peserta didik mempelajari kembali
apa yang sudah diajarkan. Guru menutup pembelajaraan dengan salam.
3) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari rabu 4 Oktober 2017 dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sama dengan dua
pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Awal
Peserta didik dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-
masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru
melakukan absensi untuk memastikan peserta didik berangkat semua atau
tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan peserta didik tentang materi
sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan peserta didik masing
ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan
pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus 1). Guru
menyampaikan cara mengerjakan tes.
Kegiatan Inti
Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan
secara individu. Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam mengerjakan
46
evaluasi peserta didik terlihat tenang dan tidak saling mencontek. Guru
bersama peserta didik mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk
mengetahui nilai masing-masing peserta didik secara langsung.
Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada semua peserta didik atas
partisipasi aktifnya di kelas. Guru memotivasi peserta didik untuk selalu
semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari
itu sudah cukup memuaskan tetapi peserta didik dapat lebih meningkatkan
lagi kemampuan mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
4.1.2.3 Hasil Tindakan
a) Hasil Belajar IPA
1) Hasil Belajar Kognitif Siklus I
Hasil belajar kognitif peserta didik diambil dari hasil tes evaluasi yang
mereka kerjakan pada pertemuan ketiga siklus I. Peningkatan upaya hasil belajar
peserta didik dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan
dengan eksperimen dapat dikatakan berhasil apabila dilihat dari hasil belajar
peserta didik yang lebih meningkat dibandingkan dengan kondisi awal. Hasil
belajar kognitif siklus I adalah sebaga berikut:
Tabel 4.2
Hasil Belajar Kognitif IPA Siklus I
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan
1 60-64 3 8% Belum Tuntas
2 65-69 4 12% Belum Tuntas
3 70-74 2 6% Tuntas
4 75-79 6 16% Tuntas
5 80-84 9 25% Tuntas
6 85-89 9 25% Tuntas
7 90-94 3 8% Tuntas
8 ≥95 0 0% Tuntas
Jumlah 36 100%
Siswa Yang Belum
Tuntas
7 20%
Siswa yang Tuntas 29 80%
Nilai Rata-rata 77
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
47
Dari tabel 4.2 tentang hasil belajar IPA siklus I dengan menggunakan
model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen menunjukkan
bahwa jumlah peserta didik yang tuntas lebih banyak daripada jumlah peserta
dididk yang belum tuntas. Jumlah peserta didik yang tuntas berjumlah 29 dengan
presentase 80% sedangkan jumlah peserta didik yang belum tuntas berjumlah 7
dengan presentase 20%. Hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan
dibandingkan kondisi awal sebelum diterapkan model Think Pair Share (TPS)
diapdukan dengan eksperimen. Pada siklus I nilai rata-rat mencapai 77, dengan
nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60.
2) Hasil Belajar Afektif Siklus I
Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru terhadap siswa
saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menitikberatkan pada
aspek sikap siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Penilaian aspek
kognitif berdasarkan empat kategori dalam penilaian dimana setiap kategori
menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar afektif pada siklus I dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3
Hasil Belajar Afektif Siklus I
No Sikap Kategori
Nilai
Jumlah
Siswa
1 Menghormati Kurang -
Cukup -
Baik 18
Baik Sekali 18
2 Partisipasi Kurang -
Cukup 5
Baik 21
Baik Sekali 10
3 Berkerjasama Kurang -
Cukup 3
Baik 22
Baik Sekali 11
4 Tanggung
jawab
Kurang -
Cukup -
Baik 26
Baik Sekali 10
48
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif peserta
didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa
penilaian untuk sikap menghormati cenderung bernilai baik dan baik sekali.
Penilaian untuk sikap partisipasi cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap
bekerja sama cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap tanggung jawab
cenderung bernilai baik.
3) Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II
Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung. Guru mengamati ketrampilan peserta didik saat proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar psikomotorik menggunakan empat kriteria diman setiap
kriteria menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar psikomotorik siklus I dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4
Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I
No Aspek Kategori
Nilai
Jumlah
Siswa
1 Terlibat secara aktif
dalam melakukan
percobaan
Kurang -
Cukup 2
Baik 34
Baik Sekali -
2 Mengoperasikan alat dan
bahan dalam percobaan
dengan benar
Kurang -
Cukup 3
Baik 17
Baik Sekali 16
3 Ketelitian dalam
menuliskan jawaban dari
hasil percobaan
Kurang -
Cukup 3
Baik 21
Baik Sekali 12
4 Mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas
dengan baik
Kurang -
Cukup -
Baik 22
Baik Sekali 14
Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar psikomotrik siklus I peserta didik kelas
5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian terhadap
aspek terlibat secara aktif dalam melakukan percobaan cenderung bernilai baik.
Penilaian terhadap aspek mengoperasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan
benar cenderung bernilai baik. Penilaiaan terhadap aspek ketelitian dalam
49
menuliskan jawaban dari hasil percobaan cenderung bernilai baik. Penilaian
terhadap aspek mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas cenderung bernilai
baik.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan
proses pembelajaran menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan
dengan eksperimen. Proses dan hasil yang dicapai dapat diketahui melalui refleksi
yang dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan oleh observer dan beberapa
perwakilan siswa.
Hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan eksperimen mempunyai
beberapa kelebihan sebagai berikut:
a) Eksperimen yang dilakukan memberikan pengalamn nyata kepada peserta
didik dalam mengetahi peran cahaya dalam proses fotosintesis.
b) Penulisan hasil percobaan dan diskusi yang peseeta didik lakukan dengan
kelompoknya melatih peserta didik untuk mandiri dan berani
mengemukakan pendapat mereka, juga melatih kerjasama peserta didik
dengan peserta didik lain dalam membuat kesimpulan.
c) Para peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Meskipun dalam pelaksanaannya upaya peningkatan hasil belajar dengan
menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan eksperimen sudah sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, namun masih terdapat beberapa kekurangan
dalam proses pembelajarannya, kekurangan tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Proses pembelajaran masih sulit dikendalikan karena guru kurang mampu
dalam mengusai kelas sehingga banyak peserta didik yang ramai sendiri.
b) Beberapa pesera didik masih belum paham dengan langkah-langkah
pembelajaran yang akan berlangsung.
c) Kurangnya tanggapan dari kelmpok lain ketika ada kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
50
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1, perlu dilakukan
perbaikan untuk mengurangi dan menghilangkan kekurangan yang ada tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada antara
lain sebagai berikut:
a) Guru lebih memperhatikan peserta didik agar mereka tidak ramai sendiri.
b) Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik dengan lebih jelas agar
mereka memahami langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses
pembelajaran.
c) Guru mengsrahkan peserta didik agar mereka memperhatikan dan
memberikan tanggapan terhadap peserta didik yang mempresentasikan
hasil diskusinya didepan kelas.
4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Tahap-tahap pelaksanaan pada siklus II sama dengan tahap-tahap
pelaksanaan pada siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Pelaksanaan siklus II adalah tindak lanjut dari hasil refleksi pada siklus I.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I coba diperbaik pada siklus II, dan
kelebihan yang ada pada siklus I akan lebih dikembangkan lagi pada siklus II.
4.1.3.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II
Perencanaan pembelajaran pada siklus II berdasarkan pada refleksi yang
dilakukan pada siklus I. Hasil pada refleksi siklus I dijadikan acuan untuk
pembuatan RPP pada siklus II, peneliti menyusun dan memperbaiki RPP pada
siklus II bersama dengan guru kelas (observer).
Pada siklus II standar kompetensinya adalah memahami cara tumbuhan
hijau membuat makanan, dengan kompetensi dasar mendeskripsikan
ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijua sebagai sumber
makanan.pembelajaran pada siklus II ini memiliki 5 indikator yaitu, melalui
eksperimen peserta didik mampu menunjukkan tempat tumbuhan hijau
menyimpan cadangan makanannya, mengidentifikasi bagian tumbuhan yang
digunakan manusia dan hewan sebagai makanan, menjelaskan pentingnya
tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, memprediksi apa yang akan terjadi bila
51
di dunia ini tidak ada tumbuhan hijau, menyebutkan cara melestarikan tumbuhan
hijau.
4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 6 Oktober
2017 dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ketergantungan manusaa dan
hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan. pemebelajaran pada
pertemuan pertama siklus II ini mempunyai dua indikator yaitu melalui
eksperimen siswa mampu menunjukkan tempat tumbuhan menyimpan cadangan
makanannya, dan mengidentifikasi bagian tumbuhan yang digunakan oleh
manusia dan hewan untuk makanan.
Kegiatan Awal
Guru menyiapkan peserta didik untuk memulai proses
pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek
kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta didik. Guru melakukan
apersepsi dengan bertanya kepada peserta didik “Dimana tempat ibu kalian
menyimpan masakannya?” Peserta didik menjawab dengan jawaban yang
bermacam-macam seperti di almari, di kulkas, dll. Selanjutnya guru
bertanya “Jika ibu kalian mempunyai tempat menyimpan makanan apakah
tumbuhan juga mempunya tempat untuk menyimpan cadangan
makanannya” peserta didik menjawab dengan punya tempat untuk
menyimpan cadangan makanan, selanjutnya guru bertanya “Bagaimana
cara mengetahui tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya?”
Banyak peserta didik yang tidak menjawab karena tidak tahu. Selanjutnya
untuk mengatasi ketidaktahuan peserta didik guru menjelaskan mengenai
tujuan pembelajaran pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan tanya jawab antara guru dengan
peserta didik mengenai tempat tumbuhan hijau menyimpan cadangan
makanannya dan bagaimana mengetahui tempat tumbuhan hijau
menyimpan cadangan makanannya. Guru menjelaskan mengenai tanda-
52
tanda tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya, selanjutnya
guru memberitahu peserta didik mengeani percobaan yang akan dilakukan
yaitu membuktikan tempat penyimpanan cadangan makanan pada
tumbuhan kentang dan ketela pohon, sebelum melakukan percobaan
peserta didik diminta membuat hipotesa awal atau dugaan mengenai
percobaan yang akan dilakukan dan membuat kelompok secara
berpasangan.
Guru bersama dengan peserta didik menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam percobaan. Kemudian melakukan percobaan
dengan bimbingan dari guru. Percobaan diawali dengan peserta didik
menghaluskan kentang dan ketela pohon yang telah yang disiapkan guru.
Peserta didik terlihat aktif dalam aktif proses pembelajaran dengan
mencoba berbagai cara yang dapat mereka lakukan untuk menghaluskan
kentang dan ketela pohon, ada yang dipukul-pukul dengan batu, ada yang
diiris kecil-kecil terlebih dahulu kemudian baru dihaluskan dengan ditekan
menggunakan sendok. Setelah kentang dan ketelah pohon selesai
dihaluskan kemudian kedua bahan tersebut diberi tetesan yodium
selanjutnya peserta diminta untuk melihat reaksi apa yang terjadi. Peserta
didik diminta menuliskan hasil percobaan mereka secara mandiri. Setelah
percobaan selesai guru meminta peserta didik untuk mendiskuikan hasil
percobaan mereka dengan pasangannya, guru juga memberikan tugas
untuk menunjukkan tempat tumbuhan tertentu menyimpan cadangan
makanannya dan meminta peserta didik untuk mengidentifikasi bagian
tumbuhan tertentu yang digunakan manusia dan hewan sebagai makanan.
Peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk berdiskusi tentang
hasil percobaan mereka dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Mereka terliaht aktif berdiskusi dan mencari informasi dari sumber yang
tersedia untuk menyelesaikan tugas dari guru. Selanjutya setiap kelompok
diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan
kelompok lain diminta menanggapi dengan memberikan pertanyaan dan
tanggapan yang sesuai. Proses presentasi dan diskusi antara kelompom
53
presentasi dan penanya berjalan dengan baik, tidak banyak pertanyaan-
pertanyaan yang ditanyakan karena hampir semuanya memebuat
kesimpulan yang sama.
Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi dengan
memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman kepada siswa.
Pembelajaran ditutup dengan salam dari guru.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin 9 Oktober
2017 dengan kompetensi dasar yang sama dengan pertemuan 1. Pada pertemuan
kedua ini mempunyai tiga indikator yaitu, menjelaskan pentingnya tumbuhan
hijau bagi manusia dan hewan, memprediksi yang akan terjadi bila di dunia ini
tidak ada tumbuhan hijau, menyebutkan cara melestarikan tumbuhan hijau.
Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian guru
mengecek kehadiran peserta didik dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali pengetahuan peserta didik dengan bertanya jawab tentang materi
terakhir yang diajarkan. Guru bertanya “tumbuhan bambu dapat digunakan
oleh manusia sebagai apa? Peserta didik menjawab dengan bahan
bangunan dan masakan. Guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pembelajaran yang akan berlangsung.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawal dengan guru bertanya jawab dengan peserta
didik mengenai pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, guru
bertanya kepada peserta didik “Mengapa tumbuhan sangat penting abgi
manusia dan hewan?” banyak peserta didik yang menjawab karena
tumbuhan dapat digunakan sebagai makanan, karena kalo tidak ada
tumbuhan akan kekurangan oksigen. Selanjutnya guru bertanya “apa yang
terjadi jika di dunia ini tidak ada tumbuhan?” peserta didik banyak yang
diam dan menjawab dengan hati-hati, jawaban peserta didik bermacam-
macam ada yang menjawab tidak bisa makan buah, tidak bisa makan
54
sayur, kalau hujan deras bisa terjadi tanah longsor dll. Selanjutnya guru
menjelaskan mengenai cara-cara melestarikan tumbuhan hijau agar
tubmuhan hijau tetap dapat tumbuh dengan baik.
Kemudian guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari
informasi sendiri mengenai alasan pentingnya tumbuhan hijau bagi
manusia dan hewan, memprediksi apa yang terjadi jika tumbuhan tidak
ada, dan cara melestarikan tumbuhan hijau dari LKS dan buku paket yang
mereka bawa. Setelah mereka menuliskan hasil tugas mereka, guru
meminta peserta didik untuk membuat kelompok secara berpasangan dan
mendiskusikan hasil tugas mereka, selanjutnya peseerta didik diminta
untuk membuat kesimpulan secara kelompok mengenai tugas yang mereka
kerjakan. Setelah setiap membuat kesimpulan guru meminta untuk
mempresentasikannya didepan kelas. Kelompok yang lain menanggapi
dengan memberikan pertanyaan atau tanggapa sesuai juga mendiskusikan
apabila ada kesimpulan mereka yang berbeda, pada diskusi ini guru
berperan sebagai pembimbing yang membimbing jalannya diskusi.
Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi pada pembelajaran
yang telah berlangsung. Guru meluruskan kesalahpahaman dan
memberikan penguatan kepada peserta didik. Sebagai tindak lanjut guru
meminta peserta didik untuk mempalajari materi yang sudah diajarkan
pada siklus II ini. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
3) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari selasa 10 Oktober 2017 dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sama dengan
dua pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Awal
Peserta didik dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing
secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru
melakukan absensi untuk memastikan peserta didik berangkat semua atau
tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan peserta didik tentang materi
55
sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan peserta didik
masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan
pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus II). Guru
menyampaikan cara mengerjakan tes.
Kegiatan Inti
Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan
secara individu. Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru bersama siswa
mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai
masing-masing siswa secara langsung.
Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi
aktifnya di kelas. Guru memotivasi siswa untuk selalu semangat dalam
mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari itu sudah
cukup memuaskan tetapi siswa dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan
mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
4.1.3.3 Hasil Tindakan
a) Hasil Belajar IPA
1) Hasil Belajar Kognitif Siklus II
Hasil belajar kognitif diambil dari hasil tes evaluasi yang dilakukan
peserta didik pada perteman 3 siklus II. Hasil belajar kognitif pada siklus II dalam
upaya peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model Think Pair Share (TPS)
dipadukan dengan eksperimen dapat dikatakan berhasil jika dibandingkan dengan
siklus I. Berikut ini merupakan hasil belajar kognitif siklus II peserta didik kelas 5
SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan:
56
Tabel 4.5
Hasil Belajar Kognitif IPA Siklus II
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan
1 65-69 2 6% Belum Tuntas
2 70-74 - 0% Tuntas
3 75-79 3 8% Tuntas
4 80-84 6 17% Tuntas
5 85-89 10 28% Tuntas
6 90-94 7 19% Tuntas
7 ≥95 8 22% Tuntas
Jumlah 36 100%
Siswa Yang Belum
Tuntas
2 6%
Siswa yang Tuntas 34 94%
Nilai Rata-rata 86
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 65
Dari tabel 4.5 tentang hasil belajar IPA siklus II dengan menggunakan
model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen menunjukkan
bahwa nilai yang yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan siklus I
dan presentase ketuntasan belajar peserta didik juga meningkat dibandingkan
dengan siklus I. jumlah peserta didik yang tuntas lebih banyak daripada jumlah
peserta dididk yang belum tuntas. Nilai rata-rata mengalami peningkatan dimana
pada siklus I nilai rata-ratanya 77 sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya 86.
Pada siklus II nilai tertinggi adalah 100 sedaangkan nilai terendah adalah 65.
Jumlah peserta didik yang tuntas berjumlah 34 dengan presentase 94% sedangkan
jumlah peserta didik yang belum tuntas berjumlah 2 dengan presentase 4%.
2) Hasil Belajar Afektif Siklus II
Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru terhadap
siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menitikberatkan
pada aspek sikap siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Penilaian
aspek affektif berdasarkan empat kategori dalam penilaian dimana setiap kategori
menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar afektif pada siklus II dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
57
Tabel 4.6
Hasil Belajar Afektif Siklus II
No Sikap Kategori
Nilai
Jumlah
Siswa
1 Menghormati Kurang -
Cukup -
Baik 4
Baik Sekali 32
2 Partisipasi Kurang -
Cukup -
Baik 15
Baik Sekali 21
3 Berkerjasama Kurang -
Cukup -
Baik 21
Baik Sekali 15
4 Tanggung
jawab
Kurang -
Cukup -
Baik 19
Baik Sekali 17
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif peserta
didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa
penilaian untuk sikap menghormati cenderung bernilai baik sekali. Penilaian
untuk sikap partisipasi cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap bekerja
sama cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap tanggung jawab cenderung
bernilai baik.
3) Hasil Belajar Psikomotorik
Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung. Guru mengamati ketrampilan peserta didik saat proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar psikomotorik menggunakan empat kriteria dimana setiap
kriteria menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar psikomotorik siklus II
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
58
Tabel 4.7
Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II
No Aspek Kategori
Nilai
Jumlah
Siswa
1 Terlibat secara aktif
dalam melakukan
percobaan
Kurang -
Cukup -
Baik 15
Baik Sekali 21
2 Mengoperasikan alat dan
bahan dalam percobaan
dengan benar
Kurang -
Cukup -
Baik 17
Baik Sekali 19
3 Ketelitian dalam
menuliskan jawaban dari
hasil percobaan
Kurang -
Cukup -
Baik 13
Baik Sekali 23
4 Mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas
dengan baik
Kurang -
Cukup -
Baik 3
Baik Sekali 33
Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar psikomotrik siklus I peserta didik kelas
5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian terhadap
aspek terlibat secara aktif dalam melakukan percobaan cenderung bernilai baik
sekali. Penilaian terhadap aspek mengoperasikan alat dan bahan dalam percobaan
dengan benar cenderung bernilai baik sekali. Penilaiaan terhadap aspek ketelitian
dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan cenderung bernilai baik sekali.
Penilaian terhadap aspek mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas cenderung
bernilai baik sekali.
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II sudah terlaksana dengan
baik sesuai RPP dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Secara keseluruhan
sudah lebih baik daripada siklus I. Guru mencoba memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada pada siklu I dengan baik. Walaupun suasana kelas masih
ramai namun keramaian yang yang timbul adalah hal yang positif karena mereka
ramai dalam berdiskusi dan bertanya jawab. Keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran meningkat dengan aktifnya mereka dalam tanya jawab dan diskusi.
59
Pada siklus II didapat data bahwa siswa yang tuntas mencapai 94% sehingga tidak
perlu diadakan siklus selanjutnya karena sudah memenuhi indikator kinerja
ketenutasan mata pelajaran IPA sebesar 90%.
4.2 Hasil Analisis Data
Hasil analisis data penelitian menyajikan analisis data mengenai hasil
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik kelas 5 SD Negeri
Tolokan Kecamatan Getasan dalam dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA
menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen
pada semester 1 tahun ajaran 2017/2018.
4.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif
Hasil analisis data kognitif akan membandingkan hasil belajar kognitif
IPA dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Perbandingan hasil belajr kognitif
antara kondisi awal, siklus I dan silus II dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 4.8
Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
%
1 Tuntas 24 67% 29 80% 34 94%
2 Belum Tuntas 12 33% 7 20% 2 6%
Jumlah 36 100% 36 100% 35 100%
Nilai Rata-rata 71 77 86
Nilai Tertinggi 84 90 100
Nilai Terendah 50 60 65
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perbandingan nilai hasil belajar
kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Nilai KKM mata
pelajaran IPA di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan adalah 70. Tingkat
ketuntasan hasil belajar antara kondisi awal, siklus I, dan siklus II juga mengalami
peningkatan. Pada kondisi awal terdapat 24 orang siswa yang nilainya sudah
tuntas dan 12 orang yang nilainya belum tuntas. Pada siklus I terdapat
peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal, jumlah siswa yang nilainya
tuntas meningkat menjadi 29, siswa yang pada kondisi awal nilainya sudah tuntas
tetap mendapat nilai tuntas pada siklus I dan dari 12 orang siswa yang belum
60
tuntas pada kondisi awal, berkurang menjadi 7 orang yang nilainya belum tuntas.
Pada siklus II mengalami peningkatan lagi dibandingkan dengan siklus I, siswa
yang nilainya tuntas meningkat menjadi 34, siswa yang nilainya tuntas pada
kondisi awal dan siklus I tetap mendapat nilai tuntas pada siklus II, dan 7 siswa
yang nilainya belum tuntas pada siklus I berkurang menjadi 2 orang pada siklus II.
4.2.2 Hasil Analisis Data Afektif
Hasil Belajar Afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif
didasarkan pada aspek sikap peserta didik yang mereka tunjukkan dalam proses
pembelajaran. Analisis data afektif akan membandingkan antara hasil belajar
afektif siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil belajar afektif antara siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 4.9
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
No Sikap Kategori
Nilai
Jumlah
Siswa
No Sikap Kategori
Nilai
Jumlah
Siswa
1 Menghorm
ati
Kurang - 1 Menghormat
i
Kurang -
Cukup 2 Cukup -
Baik 34 Baik 15
Baik Sekali - Baik Sekali 21
2 Partisipasi Kurang - 2 Partisipasi Kurang -
Cukup 3 Cukup -
Baik 17 Baik 17
Baik Sekali 16 Baik Sekali 19
3 Bekerjasa
ma
Kurang - 3 Bekerjasama Kurang -
Cukup 3 Cukup -
Baik 21 Baik 13
Baik Sekali 12 Baik Sekali 23
4 Tanggung
jawab
Kurang - 4 Tanggung
jawab
Kurang -
Cukup - Cukup -
Baik 22 Baik 3
Baik Sekali 14 Baik Sekali 33
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat ketuntasan hasil belajar afektif siklus I
dan siklus II mengalami peningkatan. Dari hasil belajar afektif IPA yang
mengalami peningkatan dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPA
siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dapat diupayakan
menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen.
61
Sikap menghormati pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II
dimana sikap menghormati cenderung bernilai baik sekali. Sikap partisipasi pada
siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap partisipasi
cenderung bernilai baik sekali. Sikap bekerjasama pada siklus I cenderung bernilai
baik meningkat pada siklus II dimana sikap berkerjasama cenderung bernilai baik
sekali. Sikap tanggung jawab pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat
pada siklus II dimana sikap tanggung jawab cenderung bernilai baik sekali.
4.2.3 Hasil Analisis Data Psikomotor
Hasil Belajar psikomot didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar psikomotor
didasarkan pada aspek ketrampilan peserta didik yang mereka tunjukkan dalam
proses pembelajaran. Analisis data psikomotr akan membandingkan antara hasil
belajar psikomotor siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil belajar psikomotor
antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 4.10
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
No Sikap Kategori
Nilai
Jumlah
Siswa
No Sikap Kategori
Nilai
Jumlah
Siswa
1 Terlibat secara
aktif dalam
melakukan
percobaan.
Kurang - 1 Terlibat secara
aktif dalam
melakukan
percobaan.
Kurang -
Cukup 2 Cukup -
Baik 34 Baik 15
Baik
Sekali
- Baik
Sekali
21
2 Mengoperasikan
alat dan bahan
dalam
percobaan
dengan benar
Kurang - 2 Mengoperasikan
alat dan bahan
dalam
percobaan
dengan benar
Kurang -
Cukup 3 Cukup -
Baik 17 Baik 17
Baik
Sekali
16 Baik
Sekali
19
3 Ketelitian dalam
menuliskan
jawaban dari
hasil percobaan
Kurang - 3 Ketelitian dalam
menuliskan
jawaban dari
hasil percobaan
Kurang -
Cukup 3 Cukup -
Baik 21 Baik 13
Baik
Sekali
12 Baik
Sekali
23
62
4 Mempresentasik
an hasil diskusi
di depan kelas
dengan baik
Kurang - 4 Mempresentasik
an hasil diskusi
di depan kelas
dengan baik
Kurang -
Cukup - Cukup -
Baik 22 Baik 3
Baik
Sekali
14 Baik
Sekali
33
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat ketuntasan hasil belajar psikomotor
siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dari hasil belajar psikomotor IPA
yang mengalami peningkatan dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar
IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dapat diupayakan
menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen.
Aspek keaktifan pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II
dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek mengoperasikan alat dan bahan
pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung
bernilai baik sekali. Aspek ketelitian pada siklus I cenderung bernilai baik
meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek presentasi
pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung
bernilai baik sekali.
4.3 Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dengan
menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen.
Estiti (2007: 10) menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur
secara tersirat dapat memberi peserta didik waktu yang lebih untuk berpikir,
menjawab, dan saling membantu antar sesama peserta didik. Melalui cara ini
diharapkan siswa dapat bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung
pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen
mengharuskan siswa untuk melakukan percobaaan-percobaan yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga menuntut siswa untuk lebih
bekerjasama dengan teman sekelasnya dalam hal diskusi kelompok. Dengan
menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen
63
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat seiring dengan
percobaan dan diskusi yang harus mereka lakukan dalam proses pembelajaran.
Penggunaan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen akan
menyebabkan kelas menjadi ramai, guru harus mampu mengelola keramian yang
timbul ini menjadi keramaian yang positif yang mana keramaian tersebut terjadi
karena proses percobaan dan diskusi yang dilakukan siswa. Jika guru tidak
mampu mengelola keramaian yang timbul dengan baik maka hal ini akan
memrikan yefek yang tidak baik pada proses pembelajaran yang berlangsung,
karena akan anyak siswa yang ramai sendiri dengan kegiatan masing-masing
sehingga langkah-langkah pembelajaran tidak berjalan dengan baik dan akan
mengganggu kelas lain juga. Dalam proses pembelajaran ini guru bertindak
sebagai pembimbing siswa dalam mencapai informasi yang ingin mereka ketahui.
Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam usaha mereka untuk mencari pengetahuan,
sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi berpusat kepada siswa.
Hasil dari penelitian ini seperti yang sudah diuraikan dalam hasil analisis
data menunjukkan bahwa penerapan model Think Pair Share (TPS) dipadukan
dengan eksperimen dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD
Negeri Tolokan Kecamatan Getasan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada siklus I dan siklus II nilai yang diperoleh siswa terus meningkat dan siswa
yang tuntas hasil belajarnya juga terus meningkat. Metode eksperimen adalah
metode yang memberikan kesempatan kepada peserta didik, baik secara individu
ataupun berkelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan
(Asmani, 2011: 34). Trianto dalam Purbaningrum (2012: 9) beranggapan bahwa
Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti
suasana diskusi kelas. Dengan anggapan bahwa diskusi perlu pengaturan untuk
mengontrol suasana kelas agar tetap kondusif dan terkendali secara keseluruhan.
Prosedur dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberikan banyak waktu bagi
siswa untuk berpikir, merespon dan bekerja sama dengan teman dan
kelompoknya.
Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model Think Pair Share
(TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat terjadi karena siswa akan mendapat
64
pengalaman secara langsung dari percobaan yang mereka lakukan juga
pemahaman siswa terhadap apa yang dipelajarinya akan lebih mendalam dengan
adanya pengalaman melakukan percobaan tersebut. Diskusi yang mereka lakukan
dengan kelomponya untuk membuat kesimpulan juga melatih mereka untuk saling
berkerjasama dan mengungkapkan pikirannya kepada orang lain. Presentasi yang
dilakukan sebagai hasil diskusi kelompok melatih siswa untuk berani berbicara
dihadapan orang banyak dalam mengungkap pikiran mereka.
Penelitian yang sama dengan penelitian ini dilakukan oleh Eka Marta
(2014) dan Henokh Dwi (2014), menunjukkan adanya keberhasilan dalam proses
pembelajaran menggunakan model Think Pair Share (TPS) sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian lain yang sama dengan penelitian ini
dilakukan oleh Rina Puji (2013) dan Sumarni (2012), menunjukkan adanya
keberhasilan dalam proses pembelajaran menggunakn metode Eksperimen
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini juga membuktikan
bahwa penggunan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan
Getasan. Penggabungan model Think Pair Share (TPS) dan metode Eksperimen
dilakukan untuk mengoptimalkan peningkatan hasil belajar siswa, selain itu juga
untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam proses
pembelajaran melalui percobaan yang dilakukan dan meningkatkan keaktifan
siswa melalui diskusi yang dilakukan.
Kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang lain adalah
model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen ini mempunyai 3
ranah evaluasi yang dinilai yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan
menggunakan 3 ranah evaluasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar belajar
siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan yang tidak hanya pada
ranah kognitif tetapi juga meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif dan
psikomotorik.