bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...

26
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yaitu kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Hasil dari penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut. 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018 dimana subyek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas 5 yang terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan. SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan beralamat di Dusun Kali Kembang, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaran pribadi karena belum adanya angkutan umum yang melewati SD Negeri Tolokan. Sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran di SD Negeri Tolokan cukup memadai. Terdapat 2 kantor guru, 12 ruang kelas, 4 WC guru, 2 WC siswa laki-laki, 2 WC siswa perempuan, perpustakaan, buku-buku, media pembelajaran dan alat peraga. Pengajar di SD Negeri Tolokan berjumlah 20 pengajar, yaitu 1 kepala sekolah, 12 guru kelas 1-6, 2 guru olahraga, 2 guru agama islam, 2 guru bahasa inggris, dan 1 penjaga perpustakaan. Proses kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Tolokan dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30 WIB pada hari senin-kamis, pada hari jumat-sabtu prose belajar mengajar dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.45 WIB. Kondisi awal adalah kondisi yang dialami peserta didik sebelum diadakannya Peneltian Tindakan Kelas (PTK). Hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui kondisi awal peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik yang belum tuntas hasil belajarnya masih banyak. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya kurang antusiasnya peserta didik dalam mengikuti

Upload: duongcong

Post on 31-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang. Penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yaitu kondisi awal,

siklus I, dan siklus II. Hasil dari penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di SD Negeri

Tolokan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada

semester I tahun pelajaran 2017/2018 dimana subyek dari penelitian ini adalah

peserta didik kelas 5 yang terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan.

SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan beralamat di Dusun Kali

Kembang, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. SD Negeri

Tolokan Kecamatan Getasan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan

kendaran pribadi karena belum adanya angkutan umum yang melewati SD Negeri

Tolokan. Sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran di SD

Negeri Tolokan cukup memadai. Terdapat 2 kantor guru, 12 ruang kelas, 4 WC

guru, 2 WC siswa laki-laki, 2 WC siswa perempuan, perpustakaan, buku-buku,

media pembelajaran dan alat peraga.

Pengajar di SD Negeri Tolokan berjumlah 20 pengajar, yaitu 1 kepala

sekolah, 12 guru kelas 1-6, 2 guru olahraga, 2 guru agama islam, 2 guru bahasa

inggris, dan 1 penjaga perpustakaan. Proses kegiatan belajar mengajar di SD

Negeri Tolokan dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30

WIB pada hari senin-kamis, pada hari jumat-sabtu prose belajar mengajar dimulai

pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.45 WIB.

Kondisi awal adalah kondisi yang dialami peserta didik sebelum

diadakannya Peneltian Tindakan Kelas (PTK). Hasil observasi yang dilakukan

untuk mengetahui kondisi awal peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik

yang belum tuntas hasil belajarnya masih banyak. Hal ini dapat terjadi karena

beberapa faktor, salah satunya kurang antusiasnya peserta didik dalam mengikuti

40

proses belajar mengajar di kelas, peserta didik terbiasa menerima proses belajar

mengajar dengan mendapatkan penjelasan dari guru dan membaca buku paket

atau LKS yang mereka terima. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang

belum optimal dimana masih ada lebih dari 30% peserta didik yang belum

mencapai KKM. Dari hasil ulangan tengah semester I dapat dilihat bahwa nilai

rata-rata mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan

Getasan adalah 71 dengan nilai KKM mata pelajaran IPA di SD Negeri Tolokan

Kecamatan Getasan adalah 70. Hasil belajar peserta didik kelas 5 SD Negeri

Tolokan Kecamatan Getasan pada kondisi awal sebelum diterapkannya model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Kondisi Awal

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan

2 50 – 59 3 8 % Belum Tuntas

3 60 – 69 9 25 % Belum Tuntas

4 70 – 79 20 56 % Tuntas

5 80 – 89 4 11 % Tuntas

Jumlah 36 100%

Nilai Rata-rata 71

Nilai Tertinggi 88

Nilai Terendah 50

Sumber: Nilai UTS siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan

Dari data 4.1 hasil belajar IPA pada kondisi awal dapat diketahui bahwa

masih ada lebih dari 30% siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Terdapat 12

peserta didik (33%) yang nilaiya masih dibawah KKM dan 24 peserta didik (67%)

yang nilainya sudah tuntas KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh pada hasil belajar

kondisi awal adalah 71, dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

4.1.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I

Sebelum dilaksanakannya siklus I, ada beberapa perencanaan tindakan

yang dilakukan, langlah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

41

a. Peneliti memberikan RPP kepada guru untuk diteliti bersaama agar

pelaksanaan proses embelajaraan dapat berjalan dengan baik.

b. Peneliti menyiapkan alat peraga, LKS, evaluasi-evaluasi, dn sarana yang

dibutuhkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan dengan tiga kali pertemuan sesuai dengan

RPP yang telah dibuat. Proses pembelajaran IPA dilaksanakan sesuai jadwal yang

telah ditentukan oleh sekolah yaitu pertemuan pertama pada hari senin 2 Oktober

2017, pertemuan kedua hari selasa 3 Oktober 2017, pertemuan ketiga hari rabu 4

Oktober 2017. Guru (peneliti) mengajar mata pelajaran IPA tentang tumbuhan

hijau dengan standar kompetensi yaitu memahami cara tumbuhan hijau membuat

makanan dan kompetenai dasar yaitu mengidentifikasi cara tumbuhan hijau

membuat makanan.

1) Pertemuan 1

Proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

senin 2 Oktober 2017. Sesuai dengan SK dan KD, proses pembelajaran pada

pertemuan pertama ini memiliki indikator yaitu menjelaskan proses tumbuhan

hijau membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal yaitu peserta didik disiapkan untuk mengikuti proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan, diawali dengan guru yang membuka

pembelajaran dengan mengucapkan salam, salah satu peserta didik memimpin

doa, dan guru mengecek kehadiran peserta didik. Apersepsi dilakukan oleh

guru dengan bertanya “apakah tadi pagi peserta didik sudah sarapan?” Ada

yang menjawab sudah dan ada juga yang menjawab belum, kemudian guru

bertanya “apa makanan sarapan kalian?” jawaban dari peserta didik

bermacam-macam ada yang dengan telur goreng, ada yang dengan sayur, ada

yang dengan mie instan, dari jawaban yang diberikan peserta didik guru

bertanya “bagaimana cara membuat sarapan kalian?” banyak peserta didik

yang menjawab dengan dimasak, digoreng, dan direbus tanpa menjelaskan

secara rinci menganai cara memasaknya. Kemudian guru bertanya kepada

42

peserta didik “Tahukah kalian bagaimana tumbuhan hijau membuat

makanannya?” Peserta menjawab dengan fotosintesis. Selanjutnya peserta

didik memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai pada proses pembelajaran tersebut.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, peserta didik diarahkan ke dalam pokok pembahasan

oleh guru dalam proses pembelajaran. Guru menggali informasi dengan

bertanya kepada peserta didik tentang “apa yang diketahui oleh peserta didik

mengenai cara tumbuhan hijau membuat makanannya sendiri?” peserta didik

menjawab dengan proses fotosintesis pada tumbuhan hijau. Dari jawaban

peserta didik guru bertanya lagi mengenai bahan-bahan yang diperlukan

dalam proses fotosintesis? Peserta didik menjawab dengan menggunakan air,

karbon dioksida, cahaya dan klorofil. Kemudian guru menjelaskan peranan

cahaya dalam proses fotosintesis dan menjelaskan kepada peserta didik

bahwa akan melakukan percobaan untuk menguji peranan cahaya dalam

proses fotosintesis. Peserta didik diminta membuat hipotesa awal atau dugaan

awal sebelum melakukan percobaan. Hipotesa awal yang dibuat peserta didik

kebanyakan mengatakan bahwa tumbuhan hijau tidak dapat melakukan

proses fotosintesis tanpa adanya cahaya matahari, ada juga yang mengatakan

tetap bisa melakukan fotosintesis karena melihat tumbuhan yang terhalangi

terkena langsung sinar matahari masih tetap bisa tumbuh.

Peserta didik dibagi dalam kelompok, dimana setiap kelompok terdiri

secara berpasangan. Peserta didik diberikan LKS oleh guru yang bertujuan

untuk mengetahui peranan cahaya dalam proses fotosintesis. Guru bertindak

sebagai pembimbing di dalam percobaan yang dilakukan peserta didik dengan

berkeliling kelas untuk mengawasi percobaan yang dilakukan peserta didik

dan menjawab pertanyaan dari siswa mengenai langkah-langkah percobaan

yang kurang dimengerti. Pelaksanaan percobaan berjalan agak lambat karena

banyak peserta didik yang kurang paham mengenai langkah-langkah

percobaan yang dilakukan, sehingga guru banyak menjelaskan kepada peserta

didik mengenai langkah-langkah yang harus mereka lakukan. Antusiasme

43

peserta didik terlihat dari setiap pertanyaan yang mereka tanyakan dan

keinginan mereka untuk melakukan percobaan dengan baik.

Setelah percobaan selesai peserta didik diminta berdiskusi dengan

kelompoknya mengenai hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Peserta

didik saling berbagi informasi dari hasil percobaan yang mereka tuliskan

kepada pasangannya. Apabila hasil percobaan yang mereka lakukan

mempunyai hasil yang sama maka mereka tinggal menuliskan kesimpulan

dari hasil percobaan tersebut, namun apabila hasil percobaan yang mereka

tuliskan berbeda mereka diminta untuk berdiskusi dan menjelaskan kepada

pasangannya tentang hasil jawaban masing-masing kemudian menyepakati

hasil yang mereka diskusikan untuk menjadi kesimpulan kelompok mereka.

Proses diskusi berjalan dengan baik karena banyak kelompok yang

mempunyai hasil percobaan yang sama, namun ada beberapa kelompok yang

mempunyai yang mempunyai hasil percobaan yang berbeda sehingga banyak

bertanya kepada guru mengenai kesimpulan yang benar, guru membimbing

kelompok yang mengalami permasalahan dalam membuat kesimpulan dengan

memberikan arahan kepada peserta didik untuk saling menjelaskan hasil

percobaan mereka kepada pasangannya dan meminta untuk menyepakati

penjelasan dari anggota yang paling baik untuk dijadikan kesimpulan.

Kesimpulan yang sudah mereka buat diminta untuk dipresentasikan di depan

kelas. Hasil presentasi mereka akan didiskusikan dengan kelompok lainnya

apakah ada perbedaan yang ada dari kesimpulan yang dibuat kelompok

presentasi dengan kelompok lainnya. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai

mediator yang membimbing peserta didik dalam jalannya diskusi. Proses

presentasi dan diskusi berjalan dengan baik hanya kurangnya dari peserta lain

karena hampir semua kelompok mempunyai kesimpulan yang sama.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi pada pembelajaran yang

telah berlangsung dengan memberikan penguatan dan meluruskan

kesalahpahaman kepada peserta didik. Guru menutup pembelajaran dengan

salam.

44

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran dilaksanakan pada hari selasa

3 Oktober 2017 dengan kompetensi dasar yang sama yaitu mengidentifikasi

cara tumbuhan hijau membuat makanan. Dengan indikator yaitu

menyebutkan bagian-bagian tumbuhan yang berperan dalam proses

fotosintesis,dan menunjukkan tempat tumbuhan hijau menyimpan cadangan

makanannya.

Kegiatan Awal

Guru membuka pembelajaran dengan salam, kemudian guru melakukan

absensi untuk mengecek kehadiran peserta didik. Guru menggali pengetahuan

peserta didik dengan melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya.

Peserta didik mendengarkan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan guru bertanya jawab dengan peserta didik

mengenai bagian tumbuhan yang berperan dalam proses fotosintesis dan

tempat tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis atau makanannya. Guru

menjelaskan kepada peserta didik bahwa tumbuhan mempunyai tempat untuk

menyimpan cadangan makanan guna pertumbuhan tumbuhan tersebut.

Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menyebutkan peran

bagian tumbuhan tertentu dalam proses fotosintesis dan menyebutkan tempat

tumbuhan tertentu menyimpan cadangan makanannya. Peserta didik terlihat

aktif dalam mencari informasi yang mereka butuhkan dari LKS dan buku

paket yang ada, kemudian mereka menuliskan hasil informasi yang mereka

cari dalam buku sesuai tugas yang diberikan guru. Selanjutnya peserta didik

diminta membuat kelompok secara berpasangan dan mendiskusikan hasil

tugas mereka kepada kelompoknya. Setiap kelompok diminta untuk membuat

suatu kesimpulan dari hasil diskusi mereka dan mepresentasikannya di depan

kelas. Proses diskusi kelompok berjalan dengan baik karena sumber informasi

yang mereka gunakan sama sehingga data yang mereka dapatkan juga

sebagaian besar sama. Hasil presentasi mereka akan didiskusikan dengan

45

kelompok lainnya apakah ada perbedaan yang ada dari kesimpulan yang

dibuat kelompok presentasi dengan kelompok lainnya. Dalam diskusi ini guru

berperan sebagai mediator yang membimbing peserta didik dalam jalannya

diskusi. Proses diskusi antara kelompok presentasi dan kelompok penanya

berjalan dengan menarik karena banyak kelompok yang bertanya mengenai

tumbuhan lain yang belum disebutkan tempat penyimpanan cadangan

makanannya oleh kelompok presentasi, sehingga banyak pertanyaan yang

ditanyakan, namun masalah terjadi karena kelas menjadi ramai dan sulit

dikendalikan oleh guru.

Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir guru melakukan refleksi dengan meluruskan

kesalahpahaman dan memberikan penguatan kepada siswa. Serta guru

memberikan tindak lanut dengan meminta peserta didik mempelajari kembali

apa yang sudah diajarkan. Guru menutup pembelajaraan dengan salam.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari rabu 4 Oktober 2017 dengan

standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sama dengan dua

pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Awal

Peserta didik dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-

masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru

melakukan absensi untuk memastikan peserta didik berangkat semua atau

tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan peserta didik tentang materi

sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan peserta didik masing

ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan

pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus 1). Guru

menyampaikan cara mengerjakan tes.

Kegiatan Inti

Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan

secara individu. Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam mengerjakan

46

evaluasi peserta didik terlihat tenang dan tidak saling mencontek. Guru

bersama peserta didik mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk

mengetahui nilai masing-masing peserta didik secara langsung.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua peserta didik atas

partisipasi aktifnya di kelas. Guru memotivasi peserta didik untuk selalu

semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari

itu sudah cukup memuaskan tetapi peserta didik dapat lebih meningkatkan

lagi kemampuan mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.1.2.3 Hasil Tindakan

a) Hasil Belajar IPA

1) Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Hasil belajar kognitif peserta didik diambil dari hasil tes evaluasi yang

mereka kerjakan pada pertemuan ketiga siklus I. Peningkatan upaya hasil belajar

peserta didik dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan

dengan eksperimen dapat dikatakan berhasil apabila dilihat dari hasil belajar

peserta didik yang lebih meningkat dibandingkan dengan kondisi awal. Hasil

belajar kognitif siklus I adalah sebaga berikut:

Tabel 4.2

Hasil Belajar Kognitif IPA Siklus I

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan

1 60-64 3 8% Belum Tuntas

2 65-69 4 12% Belum Tuntas

3 70-74 2 6% Tuntas

4 75-79 6 16% Tuntas

5 80-84 9 25% Tuntas

6 85-89 9 25% Tuntas

7 90-94 3 8% Tuntas

8 ≥95 0 0% Tuntas

Jumlah 36 100%

Siswa Yang Belum

Tuntas

7 20%

Siswa yang Tuntas 29 80%

Nilai Rata-rata 77

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 60

47

Dari tabel 4.2 tentang hasil belajar IPA siklus I dengan menggunakan

model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen menunjukkan

bahwa jumlah peserta didik yang tuntas lebih banyak daripada jumlah peserta

dididk yang belum tuntas. Jumlah peserta didik yang tuntas berjumlah 29 dengan

presentase 80% sedangkan jumlah peserta didik yang belum tuntas berjumlah 7

dengan presentase 20%. Hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan

dibandingkan kondisi awal sebelum diterapkan model Think Pair Share (TPS)

diapdukan dengan eksperimen. Pada siklus I nilai rata-rat mencapai 77, dengan

nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60.

2) Hasil Belajar Afektif Siklus I

Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru terhadap siswa

saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menitikberatkan pada

aspek sikap siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Penilaian aspek

kognitif berdasarkan empat kategori dalam penilaian dimana setiap kategori

menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar afektif pada siklus I dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3

Hasil Belajar Afektif Siklus I

No Sikap Kategori

Nilai

Jumlah

Siswa

1 Menghormati Kurang -

Cukup -

Baik 18

Baik Sekali 18

2 Partisipasi Kurang -

Cukup 5

Baik 21

Baik Sekali 10

3 Berkerjasama Kurang -

Cukup 3

Baik 22

Baik Sekali 11

4 Tanggung

jawab

Kurang -

Cukup -

Baik 26

Baik Sekali 10

48

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif peserta

didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa

penilaian untuk sikap menghormati cenderung bernilai baik dan baik sekali.

Penilaian untuk sikap partisipasi cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap

bekerja sama cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap tanggung jawab

cenderung bernilai baik.

3) Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II

Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan saat proses pembelajaran

berlangsung. Guru mengamati ketrampilan peserta didik saat proses pembelajaran.

Penilaian hasil belajar psikomotorik menggunakan empat kriteria diman setiap

kriteria menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar psikomotorik siklus I dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4

Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I

No Aspek Kategori

Nilai

Jumlah

Siswa

1 Terlibat secara aktif

dalam melakukan

percobaan

Kurang -

Cukup 2

Baik 34

Baik Sekali -

2 Mengoperasikan alat dan

bahan dalam percobaan

dengan benar

Kurang -

Cukup 3

Baik 17

Baik Sekali 16

3 Ketelitian dalam

menuliskan jawaban dari

hasil percobaan

Kurang -

Cukup 3

Baik 21

Baik Sekali 12

4 Mempresentasikan hasil

diskusi didepan kelas

dengan baik

Kurang -

Cukup -

Baik 22

Baik Sekali 14

Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar psikomotrik siklus I peserta didik kelas

5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian terhadap

aspek terlibat secara aktif dalam melakukan percobaan cenderung bernilai baik.

Penilaian terhadap aspek mengoperasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan

benar cenderung bernilai baik. Penilaiaan terhadap aspek ketelitian dalam

49

menuliskan jawaban dari hasil percobaan cenderung bernilai baik. Penilaian

terhadap aspek mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas cenderung bernilai

baik.

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan

proses pembelajaran menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan

dengan eksperimen. Proses dan hasil yang dicapai dapat diketahui melalui refleksi

yang dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan oleh observer dan beberapa

perwakilan siswa.

Hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan eksperimen mempunyai

beberapa kelebihan sebagai berikut:

a) Eksperimen yang dilakukan memberikan pengalamn nyata kepada peserta

didik dalam mengetahi peran cahaya dalam proses fotosintesis.

b) Penulisan hasil percobaan dan diskusi yang peseeta didik lakukan dengan

kelompoknya melatih peserta didik untuk mandiri dan berani

mengemukakan pendapat mereka, juga melatih kerjasama peserta didik

dengan peserta didik lain dalam membuat kesimpulan.

c) Para peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Meskipun dalam pelaksanaannya upaya peningkatan hasil belajar dengan

menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan eksperimen sudah sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai, namun masih terdapat beberapa kekurangan

dalam proses pembelajarannya, kekurangan tersebut antara lain sebagai berikut:

a) Proses pembelajaran masih sulit dikendalikan karena guru kurang mampu

dalam mengusai kelas sehingga banyak peserta didik yang ramai sendiri.

b) Beberapa pesera didik masih belum paham dengan langkah-langkah

pembelajaran yang akan berlangsung.

c) Kurangnya tanggapan dari kelmpok lain ketika ada kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

50

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1, perlu dilakukan

perbaikan untuk mengurangi dan menghilangkan kekurangan yang ada tersebut.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada antara

lain sebagai berikut:

a) Guru lebih memperhatikan peserta didik agar mereka tidak ramai sendiri.

b) Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik dengan lebih jelas agar

mereka memahami langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses

pembelajaran.

c) Guru mengsrahkan peserta didik agar mereka memperhatikan dan

memberikan tanggapan terhadap peserta didik yang mempresentasikan

hasil diskusinya didepan kelas.

4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Tahap-tahap pelaksanaan pada siklus II sama dengan tahap-tahap

pelaksanaan pada siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi. Pelaksanaan siklus II adalah tindak lanjut dari hasil refleksi pada siklus I.

Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I coba diperbaik pada siklus II, dan

kelebihan yang ada pada siklus I akan lebih dikembangkan lagi pada siklus II.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II

Perencanaan pembelajaran pada siklus II berdasarkan pada refleksi yang

dilakukan pada siklus I. Hasil pada refleksi siklus I dijadikan acuan untuk

pembuatan RPP pada siklus II, peneliti menyusun dan memperbaiki RPP pada

siklus II bersama dengan guru kelas (observer).

Pada siklus II standar kompetensinya adalah memahami cara tumbuhan

hijau membuat makanan, dengan kompetensi dasar mendeskripsikan

ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijua sebagai sumber

makanan.pembelajaran pada siklus II ini memiliki 5 indikator yaitu, melalui

eksperimen peserta didik mampu menunjukkan tempat tumbuhan hijau

menyimpan cadangan makanannya, mengidentifikasi bagian tumbuhan yang

digunakan manusia dan hewan sebagai makanan, menjelaskan pentingnya

tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, memprediksi apa yang akan terjadi bila

51

di dunia ini tidak ada tumbuhan hijau, menyebutkan cara melestarikan tumbuhan

hijau.

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

1) Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 6 Oktober

2017 dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ketergantungan manusaa dan

hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan. pemebelajaran pada

pertemuan pertama siklus II ini mempunyai dua indikator yaitu melalui

eksperimen siswa mampu menunjukkan tempat tumbuhan menyimpan cadangan

makanannya, dan mengidentifikasi bagian tumbuhan yang digunakan oleh

manusia dan hewan untuk makanan.

Kegiatan Awal

Guru menyiapkan peserta didik untuk memulai proses

pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek

kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta didik. Guru melakukan

apersepsi dengan bertanya kepada peserta didik “Dimana tempat ibu kalian

menyimpan masakannya?” Peserta didik menjawab dengan jawaban yang

bermacam-macam seperti di almari, di kulkas, dll. Selanjutnya guru

bertanya “Jika ibu kalian mempunyai tempat menyimpan makanan apakah

tumbuhan juga mempunya tempat untuk menyimpan cadangan

makanannya” peserta didik menjawab dengan punya tempat untuk

menyimpan cadangan makanan, selanjutnya guru bertanya “Bagaimana

cara mengetahui tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya?”

Banyak peserta didik yang tidak menjawab karena tidak tahu. Selanjutnya

untuk mengatasi ketidaktahuan peserta didik guru menjelaskan mengenai

tujuan pembelajaran pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan tanya jawab antara guru dengan

peserta didik mengenai tempat tumbuhan hijau menyimpan cadangan

makanannya dan bagaimana mengetahui tempat tumbuhan hijau

menyimpan cadangan makanannya. Guru menjelaskan mengenai tanda-

52

tanda tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya, selanjutnya

guru memberitahu peserta didik mengeani percobaan yang akan dilakukan

yaitu membuktikan tempat penyimpanan cadangan makanan pada

tumbuhan kentang dan ketela pohon, sebelum melakukan percobaan

peserta didik diminta membuat hipotesa awal atau dugaan mengenai

percobaan yang akan dilakukan dan membuat kelompok secara

berpasangan.

Guru bersama dengan peserta didik menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan dalam percobaan. Kemudian melakukan percobaan

dengan bimbingan dari guru. Percobaan diawali dengan peserta didik

menghaluskan kentang dan ketela pohon yang telah yang disiapkan guru.

Peserta didik terlihat aktif dalam aktif proses pembelajaran dengan

mencoba berbagai cara yang dapat mereka lakukan untuk menghaluskan

kentang dan ketela pohon, ada yang dipukul-pukul dengan batu, ada yang

diiris kecil-kecil terlebih dahulu kemudian baru dihaluskan dengan ditekan

menggunakan sendok. Setelah kentang dan ketelah pohon selesai

dihaluskan kemudian kedua bahan tersebut diberi tetesan yodium

selanjutnya peserta diminta untuk melihat reaksi apa yang terjadi. Peserta

didik diminta menuliskan hasil percobaan mereka secara mandiri. Setelah

percobaan selesai guru meminta peserta didik untuk mendiskuikan hasil

percobaan mereka dengan pasangannya, guru juga memberikan tugas

untuk menunjukkan tempat tumbuhan tertentu menyimpan cadangan

makanannya dan meminta peserta didik untuk mengidentifikasi bagian

tumbuhan tertentu yang digunakan manusia dan hewan sebagai makanan.

Peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk berdiskusi tentang

hasil percobaan mereka dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Mereka terliaht aktif berdiskusi dan mencari informasi dari sumber yang

tersedia untuk menyelesaikan tugas dari guru. Selanjutya setiap kelompok

diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan

kelompok lain diminta menanggapi dengan memberikan pertanyaan dan

tanggapan yang sesuai. Proses presentasi dan diskusi antara kelompom

53

presentasi dan penanya berjalan dengan baik, tidak banyak pertanyaan-

pertanyaan yang ditanyakan karena hampir semuanya memebuat

kesimpulan yang sama.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi dengan

memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman kepada siswa.

Pembelajaran ditutup dengan salam dari guru.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin 9 Oktober

2017 dengan kompetensi dasar yang sama dengan pertemuan 1. Pada pertemuan

kedua ini mempunyai tiga indikator yaitu, menjelaskan pentingnya tumbuhan

hijau bagi manusia dan hewan, memprediksi yang akan terjadi bila di dunia ini

tidak ada tumbuhan hijau, menyebutkan cara melestarikan tumbuhan hijau.

Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian guru

mengecek kehadiran peserta didik dengan absensi. Selanjutnya guru

menggali pengetahuan peserta didik dengan bertanya jawab tentang materi

terakhir yang diajarkan. Guru bertanya “tumbuhan bambu dapat digunakan

oleh manusia sebagai apa? Peserta didik menjawab dengan bahan

bangunan dan masakan. Guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran

yang akan dicapai pada pembelajaran yang akan berlangsung.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawal dengan guru bertanya jawab dengan peserta

didik mengenai pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, guru

bertanya kepada peserta didik “Mengapa tumbuhan sangat penting abgi

manusia dan hewan?” banyak peserta didik yang menjawab karena

tumbuhan dapat digunakan sebagai makanan, karena kalo tidak ada

tumbuhan akan kekurangan oksigen. Selanjutnya guru bertanya “apa yang

terjadi jika di dunia ini tidak ada tumbuhan?” peserta didik banyak yang

diam dan menjawab dengan hati-hati, jawaban peserta didik bermacam-

macam ada yang menjawab tidak bisa makan buah, tidak bisa makan

54

sayur, kalau hujan deras bisa terjadi tanah longsor dll. Selanjutnya guru

menjelaskan mengenai cara-cara melestarikan tumbuhan hijau agar

tubmuhan hijau tetap dapat tumbuh dengan baik.

Kemudian guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari

informasi sendiri mengenai alasan pentingnya tumbuhan hijau bagi

manusia dan hewan, memprediksi apa yang terjadi jika tumbuhan tidak

ada, dan cara melestarikan tumbuhan hijau dari LKS dan buku paket yang

mereka bawa. Setelah mereka menuliskan hasil tugas mereka, guru

meminta peserta didik untuk membuat kelompok secara berpasangan dan

mendiskusikan hasil tugas mereka, selanjutnya peseerta didik diminta

untuk membuat kesimpulan secara kelompok mengenai tugas yang mereka

kerjakan. Setelah setiap membuat kesimpulan guru meminta untuk

mempresentasikannya didepan kelas. Kelompok yang lain menanggapi

dengan memberikan pertanyaan atau tanggapa sesuai juga mendiskusikan

apabila ada kesimpulan mereka yang berbeda, pada diskusi ini guru

berperan sebagai pembimbing yang membimbing jalannya diskusi.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi pada pembelajaran

yang telah berlangsung. Guru meluruskan kesalahpahaman dan

memberikan penguatan kepada peserta didik. Sebagai tindak lanjut guru

meminta peserta didik untuk mempalajari materi yang sudah diajarkan

pada siklus II ini. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari selasa 10 Oktober 2017 dengan

standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sama dengan

dua pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Awal

Peserta didik dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing

secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru

melakukan absensi untuk memastikan peserta didik berangkat semua atau

tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan peserta didik tentang materi

55

sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan peserta didik

masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan

pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus II). Guru

menyampaikan cara mengerjakan tes.

Kegiatan Inti

Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan

secara individu. Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru bersama siswa

mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai

masing-masing siswa secara langsung.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi

aktifnya di kelas. Guru memotivasi siswa untuk selalu semangat dalam

mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari itu sudah

cukup memuaskan tetapi siswa dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan

mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

4.1.3.3 Hasil Tindakan

a) Hasil Belajar IPA

1) Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Hasil belajar kognitif diambil dari hasil tes evaluasi yang dilakukan

peserta didik pada perteman 3 siklus II. Hasil belajar kognitif pada siklus II dalam

upaya peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model Think Pair Share (TPS)

dipadukan dengan eksperimen dapat dikatakan berhasil jika dibandingkan dengan

siklus I. Berikut ini merupakan hasil belajar kognitif siklus II peserta didik kelas 5

SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan:

56

Tabel 4.5

Hasil Belajar Kognitif IPA Siklus II

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan

1 65-69 2 6% Belum Tuntas

2 70-74 - 0% Tuntas

3 75-79 3 8% Tuntas

4 80-84 6 17% Tuntas

5 85-89 10 28% Tuntas

6 90-94 7 19% Tuntas

7 ≥95 8 22% Tuntas

Jumlah 36 100%

Siswa Yang Belum

Tuntas

2 6%

Siswa yang Tuntas 34 94%

Nilai Rata-rata 86

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 65

Dari tabel 4.5 tentang hasil belajar IPA siklus II dengan menggunakan

model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen menunjukkan

bahwa nilai yang yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan siklus I

dan presentase ketuntasan belajar peserta didik juga meningkat dibandingkan

dengan siklus I. jumlah peserta didik yang tuntas lebih banyak daripada jumlah

peserta dididk yang belum tuntas. Nilai rata-rata mengalami peningkatan dimana

pada siklus I nilai rata-ratanya 77 sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya 86.

Pada siklus II nilai tertinggi adalah 100 sedaangkan nilai terendah adalah 65.

Jumlah peserta didik yang tuntas berjumlah 34 dengan presentase 94% sedangkan

jumlah peserta didik yang belum tuntas berjumlah 2 dengan presentase 4%.

2) Hasil Belajar Afektif Siklus II

Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru terhadap

siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menitikberatkan

pada aspek sikap siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Penilaian

aspek affektif berdasarkan empat kategori dalam penilaian dimana setiap kategori

menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar afektif pada siklus II dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

57

Tabel 4.6

Hasil Belajar Afektif Siklus II

No Sikap Kategori

Nilai

Jumlah

Siswa

1 Menghormati Kurang -

Cukup -

Baik 4

Baik Sekali 32

2 Partisipasi Kurang -

Cukup -

Baik 15

Baik Sekali 21

3 Berkerjasama Kurang -

Cukup -

Baik 21

Baik Sekali 15

4 Tanggung

jawab

Kurang -

Cukup -

Baik 19

Baik Sekali 17

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif peserta

didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa

penilaian untuk sikap menghormati cenderung bernilai baik sekali. Penilaian

untuk sikap partisipasi cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap bekerja

sama cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap tanggung jawab cenderung

bernilai baik.

3) Hasil Belajar Psikomotorik

Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan saat proses pembelajaran

berlangsung. Guru mengamati ketrampilan peserta didik saat proses pembelajaran.

Penilaian hasil belajar psikomotorik menggunakan empat kriteria dimana setiap

kriteria menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar psikomotorik siklus II

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

58

Tabel 4.7

Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II

No Aspek Kategori

Nilai

Jumlah

Siswa

1 Terlibat secara aktif

dalam melakukan

percobaan

Kurang -

Cukup -

Baik 15

Baik Sekali 21

2 Mengoperasikan alat dan

bahan dalam percobaan

dengan benar

Kurang -

Cukup -

Baik 17

Baik Sekali 19

3 Ketelitian dalam

menuliskan jawaban dari

hasil percobaan

Kurang -

Cukup -

Baik 13

Baik Sekali 23

4 Mempresentasikan hasil

diskusi didepan kelas

dengan baik

Kurang -

Cukup -

Baik 3

Baik Sekali 33

Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar psikomotrik siklus I peserta didik kelas

5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian terhadap

aspek terlibat secara aktif dalam melakukan percobaan cenderung bernilai baik

sekali. Penilaian terhadap aspek mengoperasikan alat dan bahan dalam percobaan

dengan benar cenderung bernilai baik sekali. Penilaiaan terhadap aspek ketelitian

dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan cenderung bernilai baik sekali.

Penilaian terhadap aspek mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas cenderung

bernilai baik sekali.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II sudah terlaksana dengan

baik sesuai RPP dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Secara keseluruhan

sudah lebih baik daripada siklus I. Guru mencoba memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang ada pada siklu I dengan baik. Walaupun suasana kelas masih

ramai namun keramaian yang yang timbul adalah hal yang positif karena mereka

ramai dalam berdiskusi dan bertanya jawab. Keaktifan peserta didik dalam proses

pembelajaran meningkat dengan aktifnya mereka dalam tanya jawab dan diskusi.

59

Pada siklus II didapat data bahwa siswa yang tuntas mencapai 94% sehingga tidak

perlu diadakan siklus selanjutnya karena sudah memenuhi indikator kinerja

ketenutasan mata pelajaran IPA sebesar 90%.

4.2 Hasil Analisis Data

Hasil analisis data penelitian menyajikan analisis data mengenai hasil

belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik kelas 5 SD Negeri

Tolokan Kecamatan Getasan dalam dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA

menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen

pada semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

4.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif

Hasil analisis data kognitif akan membandingkan hasil belajar kognitif

IPA dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Perbandingan hasil belajr kognitif

antara kondisi awal, siklus I dan silus II dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.8

Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

%

1 Tuntas 24 67% 29 80% 34 94%

2 Belum Tuntas 12 33% 7 20% 2 6%

Jumlah 36 100% 36 100% 35 100%

Nilai Rata-rata 71 77 86

Nilai Tertinggi 84 90 100

Nilai Terendah 50 60 65

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perbandingan nilai hasil belajar

kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Nilai KKM mata

pelajaran IPA di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan adalah 70. Tingkat

ketuntasan hasil belajar antara kondisi awal, siklus I, dan siklus II juga mengalami

peningkatan. Pada kondisi awal terdapat 24 orang siswa yang nilainya sudah

tuntas dan 12 orang yang nilainya belum tuntas. Pada siklus I terdapat

peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal, jumlah siswa yang nilainya

tuntas meningkat menjadi 29, siswa yang pada kondisi awal nilainya sudah tuntas

tetap mendapat nilai tuntas pada siklus I dan dari 12 orang siswa yang belum

60

tuntas pada kondisi awal, berkurang menjadi 7 orang yang nilainya belum tuntas.

Pada siklus II mengalami peningkatan lagi dibandingkan dengan siklus I, siswa

yang nilainya tuntas meningkat menjadi 34, siswa yang nilainya tuntas pada

kondisi awal dan siklus I tetap mendapat nilai tuntas pada siklus II, dan 7 siswa

yang nilainya belum tuntas pada siklus I berkurang menjadi 2 orang pada siklus II.

4.2.2 Hasil Analisis Data Afektif

Hasil Belajar Afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada

peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif

didasarkan pada aspek sikap peserta didik yang mereka tunjukkan dalam proses

pembelajaran. Analisis data afektif akan membandingkan antara hasil belajar

afektif siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil belajar afektif antara siklus I dan

siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.9

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

No Sikap Kategori

Nilai

Jumlah

Siswa

No Sikap Kategori

Nilai

Jumlah

Siswa

1 Menghorm

ati

Kurang - 1 Menghormat

i

Kurang -

Cukup 2 Cukup -

Baik 34 Baik 15

Baik Sekali - Baik Sekali 21

2 Partisipasi Kurang - 2 Partisipasi Kurang -

Cukup 3 Cukup -

Baik 17 Baik 17

Baik Sekali 16 Baik Sekali 19

3 Bekerjasa

ma

Kurang - 3 Bekerjasama Kurang -

Cukup 3 Cukup -

Baik 21 Baik 13

Baik Sekali 12 Baik Sekali 23

4 Tanggung

jawab

Kurang - 4 Tanggung

jawab

Kurang -

Cukup - Cukup -

Baik 22 Baik 3

Baik Sekali 14 Baik Sekali 33

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat ketuntasan hasil belajar afektif siklus I

dan siklus II mengalami peningkatan. Dari hasil belajar afektif IPA yang

mengalami peningkatan dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPA

siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dapat diupayakan

menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen.

61

Sikap menghormati pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II

dimana sikap menghormati cenderung bernilai baik sekali. Sikap partisipasi pada

siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap partisipasi

cenderung bernilai baik sekali. Sikap bekerjasama pada siklus I cenderung bernilai

baik meningkat pada siklus II dimana sikap berkerjasama cenderung bernilai baik

sekali. Sikap tanggung jawab pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat

pada siklus II dimana sikap tanggung jawab cenderung bernilai baik sekali.

4.2.3 Hasil Analisis Data Psikomotor

Hasil Belajar psikomot didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada

peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar psikomotor

didasarkan pada aspek ketrampilan peserta didik yang mereka tunjukkan dalam

proses pembelajaran. Analisis data psikomotr akan membandingkan antara hasil

belajar psikomotor siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil belajar psikomotor

antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.10

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

No Sikap Kategori

Nilai

Jumlah

Siswa

No Sikap Kategori

Nilai

Jumlah

Siswa

1 Terlibat secara

aktif dalam

melakukan

percobaan.

Kurang - 1 Terlibat secara

aktif dalam

melakukan

percobaan.

Kurang -

Cukup 2 Cukup -

Baik 34 Baik 15

Baik

Sekali

- Baik

Sekali

21

2 Mengoperasikan

alat dan bahan

dalam

percobaan

dengan benar

Kurang - 2 Mengoperasikan

alat dan bahan

dalam

percobaan

dengan benar

Kurang -

Cukup 3 Cukup -

Baik 17 Baik 17

Baik

Sekali

16 Baik

Sekali

19

3 Ketelitian dalam

menuliskan

jawaban dari

hasil percobaan

Kurang - 3 Ketelitian dalam

menuliskan

jawaban dari

hasil percobaan

Kurang -

Cukup 3 Cukup -

Baik 21 Baik 13

Baik

Sekali

12 Baik

Sekali

23

62

4 Mempresentasik

an hasil diskusi

di depan kelas

dengan baik

Kurang - 4 Mempresentasik

an hasil diskusi

di depan kelas

dengan baik

Kurang -

Cukup - Cukup -

Baik 22 Baik 3

Baik

Sekali

14 Baik

Sekali

33

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat ketuntasan hasil belajar psikomotor

siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dari hasil belajar psikomotor IPA

yang mengalami peningkatan dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar

IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dapat diupayakan

menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen.

Aspek keaktifan pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II

dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek mengoperasikan alat dan bahan

pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung

bernilai baik sekali. Aspek ketelitian pada siklus I cenderung bernilai baik

meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek presentasi

pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung

bernilai baik sekali.

4.3 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dengan

menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen.

Estiti (2007: 10) menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur

secara tersirat dapat memberi peserta didik waktu yang lebih untuk berpikir,

menjawab, dan saling membantu antar sesama peserta didik. Melalui cara ini

diharapkan siswa dapat bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung

pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.

Model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen

mengharuskan siswa untuk melakukan percobaaan-percobaan yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga menuntut siswa untuk lebih

bekerjasama dengan teman sekelasnya dalam hal diskusi kelompok. Dengan

menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen

63

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat seiring dengan

percobaan dan diskusi yang harus mereka lakukan dalam proses pembelajaran.

Penggunaan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen akan

menyebabkan kelas menjadi ramai, guru harus mampu mengelola keramian yang

timbul ini menjadi keramaian yang positif yang mana keramaian tersebut terjadi

karena proses percobaan dan diskusi yang dilakukan siswa. Jika guru tidak

mampu mengelola keramaian yang timbul dengan baik maka hal ini akan

memrikan yefek yang tidak baik pada proses pembelajaran yang berlangsung,

karena akan anyak siswa yang ramai sendiri dengan kegiatan masing-masing

sehingga langkah-langkah pembelajaran tidak berjalan dengan baik dan akan

mengganggu kelas lain juga. Dalam proses pembelajaran ini guru bertindak

sebagai pembimbing siswa dalam mencapai informasi yang ingin mereka ketahui.

Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam usaha mereka untuk mencari pengetahuan,

sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi berpusat kepada siswa.

Hasil dari penelitian ini seperti yang sudah diuraikan dalam hasil analisis

data menunjukkan bahwa penerapan model Think Pair Share (TPS) dipadukan

dengan eksperimen dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD

Negeri Tolokan Kecamatan Getasan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada siklus I dan siklus II nilai yang diperoleh siswa terus meningkat dan siswa

yang tuntas hasil belajarnya juga terus meningkat. Metode eksperimen adalah

metode yang memberikan kesempatan kepada peserta didik, baik secara individu

ataupun berkelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan

(Asmani, 2011: 34). Trianto dalam Purbaningrum (2012: 9) beranggapan bahwa

Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti

suasana diskusi kelas. Dengan anggapan bahwa diskusi perlu pengaturan untuk

mengontrol suasana kelas agar tetap kondusif dan terkendali secara keseluruhan.

Prosedur dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberikan banyak waktu bagi

siswa untuk berpikir, merespon dan bekerja sama dengan teman dan

kelompoknya.

Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model Think Pair Share

(TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat terjadi karena siswa akan mendapat

64

pengalaman secara langsung dari percobaan yang mereka lakukan juga

pemahaman siswa terhadap apa yang dipelajarinya akan lebih mendalam dengan

adanya pengalaman melakukan percobaan tersebut. Diskusi yang mereka lakukan

dengan kelomponya untuk membuat kesimpulan juga melatih mereka untuk saling

berkerjasama dan mengungkapkan pikirannya kepada orang lain. Presentasi yang

dilakukan sebagai hasil diskusi kelompok melatih siswa untuk berani berbicara

dihadapan orang banyak dalam mengungkap pikiran mereka.

Penelitian yang sama dengan penelitian ini dilakukan oleh Eka Marta

(2014) dan Henokh Dwi (2014), menunjukkan adanya keberhasilan dalam proses

pembelajaran menggunakan model Think Pair Share (TPS) sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian lain yang sama dengan penelitian ini

dilakukan oleh Rina Puji (2013) dan Sumarni (2012), menunjukkan adanya

keberhasilan dalam proses pembelajaran menggunakn metode Eksperimen

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini juga membuktikan

bahwa penggunan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan

Getasan. Penggabungan model Think Pair Share (TPS) dan metode Eksperimen

dilakukan untuk mengoptimalkan peningkatan hasil belajar siswa, selain itu juga

untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam proses

pembelajaran melalui percobaan yang dilakukan dan meningkatkan keaktifan

siswa melalui diskusi yang dilakukan.

Kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang lain adalah

model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen ini mempunyai 3

ranah evaluasi yang dinilai yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan

menggunakan 3 ranah evaluasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar belajar

siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan yang tidak hanya pada

ranah kognitif tetapi juga meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif dan

psikomotorik.