bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 pelaksanaan … · 2016. 8. 24. · indonesia?kelompok 2...
TRANSCRIPT
-
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Kondisi Awal / Pra Siklus
Sekolah Dasar Negeri Jetak 02 Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang, terletak di wilayah pedesaan yang sangat asri di kaki gunung
Merbabu. Kemudian dekat jalan raya, namun tidak terlalu bising oleh kendaraan,
tidak ada kawasan industri di sekitarnya, selain itu juga sarana transportasinya
mudah. Apabila menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih hanya 20 menit
dari pusat kota Salatiga, dan dekat dengan desa-desa tempat tinggal siswa.
Bangunan sekolah tersebut tembok keliling dengan lantai keramik , terdapat 6
ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang
agama, 4 kamar mandi dan 1 gedung untuk beberapa ruang yaitu untuk koperasi,
UKS, dapur dan ruang pegawai sekolah. Selain itu di tengah sekolah juga
terdapat halaman yang cukup luas untuk upacara, senam dan aktifitas lainnya,
namun tidak sebesar lapangan bola.
Tenaga pendidik di SDN jetak 02 sudah memadai untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Sekolah ini memiliki 11 tenaga didik, antara lain
sebagai kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi, dan guru bantu. selain itu
masih terdapat tenaga pendidik lain dari luar sekolah antara lain: 1 guru olahraga
dan 1 pengajar drumband.
Subjek penelitian yaitu siswa kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan dengan
jumlah 17 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan. Karakteristik siswa
kelas 4 adalah berumur antara 9 tahun sampai dengan 11 tahun, dimana pada
tahap ini merupakan periode operasional konkrit yaitu anak mulai dapat
memecahkan masalah secara logis dengan bantuan benda-benda konkrit.
Sebagian besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani, wiraswasta, dan
karyawan pabrik. Alamat siswa sendiri letaknya tidak terlalu jauh dengan sekolah
tersebut, antara lain: Setugur, Kendal, Jetak, Kembang, Gajihan . Dari segi
kognitif siswa kelas 4 di SD Negeri Jetak 02 Getasan, dijelaskan bahwa siswa
mengalami kesulitan untuk meningkatkan hasil belajar dalam proses
-
53
pembelajaran PKn, terbukti melalui hasil diskusi dan wawancara dengan guru
kelas 4, diperoleh beberapa kesenjangan dalam proses pembelajaran antara lain:
70,5% dari 17 siswa kelas 4 di SD Jetak belum mencapai nilai diatas KKM, nilai
KKM yaitu 60.
DIstribusi Frekuensi Pra Siklus Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri
Jetak 02 Getasan
Nilai Kategori Frekuensi Persentas
e (%)
Ketuntasan
80-100 Sangat Baik 1 0,5% 29,9% Tuntas 70-79 Baik 1 0,5,%
60-69 Cukup 3 11,7%
40-59 Kurang/Tida
k Tuntas
12 23,5% 70,5%Belum Tuntas
Jumlah
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Nilai Rata-Rata
17 100%
80
40
51,7
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas bahwa lebih dari 50% siswa yang
belum tuntas yaitu sebanyak 12 siswa atau 70,5 % ,dengan nilai rata-rata siswa
di bawah KKM 60 yaitu 51,7 dan selisih nilai tertinggi dan terendah yaitu 40
antara 80 dengan 40. Siswa yang tuntas melebihi KKM60 hanya sebanyak 5
siswa atau 29,9%.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Diagram berikut ini:
DIAGRAM HASIL BELAJAR PRA SIKLUS
Rendahnya hasil belajar kelas 4 disebabkan oleh siswa kurang memiliki
minat dan keaktifan dalam proses pembelajaran sehingga cepat bosan, kurang
konsentrasi dan kemampuan untuk memahami materi kecil. Sebagian siswa malu
untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya dan terdapat dua siswa yang
pernah tinggal kelas selama 1 kali dan 3 kali. Guru kelas mengalami kesulitan
dalam penyampaian materi yang diajarkan kepada siswa, terutama dalam hal
pemusatan perhatian atau konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Keseringan
5 12 29,9%
70,5%
tuntas tidak tuntas
pra siklus
%
-
54
dalam penggunaan metode ceramah, jarang memakai media, kurang melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran.Selain itu juga sarana dan prasarana yang
dirasa belum cukup memadai, ketersediaan buku paket yang kurang lengkap,
papan tulis yang masih menggunakan papan hitam dan kapur.
Berdasarkan analisis data hasil belajar PKn dari nilai terakhir ulangan
harian siswa kelas 4 tersebut maka dijadikan sebagai sempel penelitian.Penelitian
dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklusnya dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Contextuel Teaching and
Learning (CTL) tipe masyarakat belajar.
4.1.2 Siklus I
a. Rencana Tindakan
1. Menyusun Rencana Pembelajaran
Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan dan menganalisa
masalah tentang kesulitan belajar siswa terkait dengan pembelajaran PKn di
kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan, dengan cara meneliti hasil ulangan harian
siswa sebelumnya seperti yang telah diuraikan pada kondisi awal atau pra siklus.
Kemudian menentukan Kompetensi Dasar yang akan digunakan dalam
penelitian. Dan menyusun RPP untuk kompetensi tertentu yang telah disepakati
oleh peneliti dan pihak guru kelas 4 maupun sekolah.
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
4.
Menunjukkan
sikap
terhadap
globalisasi di
lingkungan
nya.
4.1Mengidentifik
asi jenis budaya
Indonesia yang
pernah
ditampilkan
dalam misi
kebudayaan
internasional.
1).Menjelaskan pengertian globalisasi budaya
2). Menyebutkan jenis atau contoh budaya yang
dimiliki Indonesia.
3). Menjelaskan tujuan misi kebudayaan
internasional
4).Menyebutkan budaya Indonesia yang pernah
di tampilkan dalam kebudayaan internasional.
5).Menyebutkan dampak positif dari globalisasi
budaya tersebut.
-
55
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan masukan dan
pertimbangan dari guru kelas dan dosen pembimbing. Guru kelas memberikan
masukan mengenai materi ajar yang akan diajarkan, karakteristik dan keadaan
pembelajaran selama di kelas. Sedangkan dosen pembimbing lebih mengarahkan
pada sistematika penyusunan rencana pembelajaran dan kelengkapan instrument
dalam pembelajaran.Setelah itu merencanakan untuk pembagian kelompok-
kelompok siswa pada saat pelaksanaan masyarakat belajar di dalam
kelas.Menyiapkan materi ajar dari buku paket PKn kelas 4 yang disesuaikan
dengan KD yang telah dipilih.Kemudian merencanakan untuk pembagian
kelompok-kelompok siswa pada saat pelaksanaan masyarakat belajar di dalam
kelas berdasarkan pertimbangan dari guru kelas.
2. Menyusun Alokasi Waktu
KD maupun RPP yang disusun selama 2 siklus dibatasi selama masa
penelitian yaitu 4-6 minggu diperkirakan sampai pertengahan bulan April,
mengingat ada Ujian Nasional untuk kelas 6 SD. Pelaksanaan tindakan dalam
satu siklus dilaksanakan 2 kali dalam waktu 2 minggu dengan alokasi waktu
4x35 menit (2 x pertemuan). Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari rabu,
26Maret 2014 jam ke 1-2. Pertemuan kedua, pada hari kamis dan 27 April 2014
jam ke 3-4.
3. Meyiapkan Lembar Kerja Siswa
Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada saat kegiatan masyarakat
belajar, misalnya petunjuk melaksanakan masyarakat belajar dalam
kelompok.Lembar rangkuman materi untuk pertemuan pertama.Lembar diskusi
bersama dengan 3 pertanyaan mengarah pada jawaban uraian untuk semua
kelompok masyarakat belajar.
4. Menyiapkan Lembar Evaluasi
Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk
mengamati tindakan guru dan siswa selama proses pembelajaran, terutama pada
saat pelaksanaan CTL tipe masyarakat belajar. Serta tes tertulis berupa pilihan
ganda untuk mengukur hasil belajar siswa dan skala sikap untuk mengetahui segi
afektif siswa yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga.
-
56
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada setiap siklus yang akan dilaksanakan dalam 2x pertemuan yaitu: (1)
Pembelajaran dengan menerapkan model CTL masyarakat belajar secara utuh.
(2) Kegiatan mengulas materi terdahulu dan evaluasi dengan mengerjakan tes
mandiri. Pada penelitian ini, guru kelas tetap melakukan tugasnya sebagai
pengamat peneliti selama PTK dilaksanakan, kemudian peneliti sebagai pengajar
. Berdasarkan standar proses, pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan
yaitu kegiatan awal, guru menyiapkan peralatan atau media yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti: RPP, buku materi pembelajaran atau materi ajar,
dan lembar evaluasi siswa serta media pembelajaran lainnya. Kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.Kemudian kegiatan
penutup untuk mengevaluasi dan menarik kesimpulan guru bersama dengan
siswa. Rincian tindakan dengan menerapkan model pembelajaran CTL tipe
masyarakat belajar, sebagai berikut:
Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran kelas 4
yaitu pada hari Rabu, 26 Maret 2014 pada jam ke 1-2dengan alokasi waktu yaitu
2x35 menit (1 pertemuan). Peneliti mengajar dan gurukelas sebagai observer.
Pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
Kegiatan Awal selama 10 menit, dalam kegiatan ini, guru: Mengecek
kesiapan ruang, alat, dan materi, serta peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mengeluarkan buku
pelajaran dan alat tulis untuk mengikuti pembelajaran. Melakukan apersepsi
berupa pertanyaan (apa pengertian misi kebudayaan internasional?) dan Tanya
jawab (kebudayaan-kubudayaan apa saja yang ada di Indonesia?). Dari hasil
pengamatan, 70% siswa yang merespon dengan baik dengan menyebutkan
kebudayan tari reog, tari jaipong , tari kecak, musik gamelan, musik angklung
dan 30% siswa hanya diam.
Kemudian pada kegiatan inti tahap eksplorasi, guru dengan siswa
bertanya jawab tentang pengertian Globalisasi budaya , 50% siswa mengangkat
tangan untuk mencoba menjawab dan jawaban mereka adalah Proses
-
57
menyatunya seluruh warga dunia secara umum danmenyeluruh menjadi sebuah
kelompok masyarakat dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan pada
kebudayaan internasional di luar negeri. 10% siswa masih terlihat masih diam
dan ketika guru bertanya : “apakah sudah paham?,” mereka hanya diam. Siswa
menyimak sambil membuka buku dan catatan mereka, namun 10%siswa terlihat
melamun dan 5% bermain sendiri. Sedangkan 50% Siswa mulai berani bertanya
terutama mengenai kebudayaan yang mereka baru dengar dan belum mereka
ketahui sebelumnya. Guru memberikan petunjuk dengan menjelaskan cara
belajar dengan menggunakan model CTL tipe masyarakat belajar yaitu dengan
berkelompok, kemudian siswa berdiskusi dengan temannya, bertanta jawab
dengan temanya, dan siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru,
kemudian siswa bersama kelompok mensyeringkan hasil kerjanya dengan
kelompok lain dan kelompok lain boleh bertanya mengenai penjelasan kelompok
yang shering.
Pada tahap selanjutnya yaitu Elaborasi (30 menit), guru membagi siswa
dalam 5 kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa.Siswa
berkelompok sesuai kelompok yang telah di tentukan oleh guru.Dengan sedikit
gaduh siswa berkelompok sesuai kelompok yang ditentukan oleh guru. Guru
memfasilitasi siswa dengan memberikan selembar kertas berisi 3 pertanyaan
yaitu Apa saja budaya-budaya yang dimiliki Indonesia? , Apakah dampak positif
Globalisasi Budaya? , Sebutkan budaya Indonesia yang perbah tampil di Luar
negeri!. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya
kepada teman satu kelompok. Ada 50% siswa yang berani bertanya karena belum
memahami langkah-langkah apa yang harus mereka kerjakan. Guru merespon
dengan baik pertanyaan siswa dengan menjelaskan kembali petunjuk
mengerjakan selama berkelompok. Masih 20% siswa yang belum sepenuhnya
aktif dalam kelompoknyamereka melamun dan tidak mau ikut bekerja dengan
kelompoknya,kemudian guru mulai menegur siswa yang melamun itu. Setelah
siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok
lain.
-
58
Kelompok 1 shering tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di
Indonesia, mereka menjelaskan kebudayaan Jawa: reog, keris, gamelan, Bali :
kecak, keris.kelompok lain tidak bertanya. Kelompok 2 mensheringkan hasil
kerja mereka tentang budaya Indonesia yang pernah tampil di luar negeri yaitu
gamelan Jawa, tari serimpi dan tari kecak. Kemudian terlihatkelompok 2
betanya: tampil dimana tari kecak?”, kelompok satu langsung menjawab di
Malaysia. Kelompok 3 shering tentang dampak positif globalisasi budaya yaitu
antara lain budaya Indonesia dikenal di berbagai Negara dan banyak turis yang
ingin belajar budaya Indonesia. Terlihat kelompok 1 tangan untuk bertanya,
kelompok 1 bertanya tentang mengapa turis tertarik belajar kebudayaan
Indonesia?kelompok 2 menjawab karena budaya Indonesia unik dan menarik.
kemudian telihat terjadi kesalah pahaman kelompok 4 dan 5, mereka tidak
menjelaskan hasil diskusinya tetapi justru menukarkan jawaban antar kelompok
dan siswa kelompok lain mencocokkan bukan menjelaskan.
Pada tahap konfirmasi selama 5 menit, guru memberikan umpan balik
positif dengan memberikan pujian kepada kelompok 2 yang paling aktif bertanya
dalam shering dan penguatan kepada kelompok lain untuk memperhatikan dan
saling menghargai dalam.Siswa hanya mendengarkan.
Kegiatan penutup selama 5 menit dalam kegiatan ini, guru: Bersama-sama
dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran yaitu globalisasi budaya
proses menyatunya seluruh warga dunia secara umum danmenyeluruh menjadi
sebuah kelompok masyarakat, tujuan melakukan misi kebudayaan Internasional
yaitu untuk memperkenalkan budaya Indonesia di mata dunia, dan dampak
positif dari globalisasi antara lain mendapatkan kemudahan dalam bidang
transportasi dan komunikasi. Namun tidak semua siswa merespon dengan baik
pengarahan guru dan guru yang aktif membuat kesimpulan dan belum
melibatkan semua siswa.setelah itu mengakhiri pembelajaran dan istirahat.
Secara keseluruhan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar sudah
dilaksanakan dengan baik dengan prosentasi 70%. Mulai ada peningkatan
keaktifan siswa dan keberanian siswa namun masih terdapat peneraan model
pembelajaran yang kurang sesuai.
-
59
Pertemuan 2
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis , 27 Maret 2014 pada jam
ke 3-4 dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1 pertemuan). Peneliti mengajar
dan guru kelas melakukan observasi.Pelaksanaan pembelajaran dilamjutkan
dengan mengulas pembelajaran sebelumnya tentang misi kebudayaan
Internasional.Kegiatan ini bertujuan menguji kemampuan siswa dalam
memahami materi dalam pembelajaran dengan menggunakan CTL tipe
masyarakat Belajar.Namun 10% siswa masih malu untuk berpendapat.selama 30
menit, guru memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tes tertulis secara mandiri
dengan membagikan soal tes tertulis berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 20
soal. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, dan
mengerjakan tes tersebut dengan tertib dan baik. Siswa mengerjakan tes dengan
tertib tanpa membuka buku catatan maupun buku paket, namun ada beberapa
siswa yang bertanya jawab dengan temannya. Soal yang sudah selesai dikerjakan
dikumpulkan dengan cara estafet dari blakang ke depan. Guru bersama siswa
mengoreksi tes yang sudah dikerjakan. Siswa merespon baik pernyataan guru,
dengan mengangkat tangan mereka.Nampak masih terdapat siswa yang
menjawab salah. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dengan
menilai hasil pekerjaan siswa dan memberikan hadiah kepada siswa yang
mendapat nilai 100.
Sebagai penutupdalam kegiatan ini, guru bersama-sama dengan peserta
didik berdoa itu mengakhiri pembelajaran dan istirahat.
c. Hasil Tindakan
Hasil pembelajaran PKn kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan dengan
menggunakan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar pada siklus I,
yang diperoleh melalui hasil tes tertulis siswa, skala sikap dan observasi terhadap
tindakan penbajar dan siswa.siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 13 siswa
dengan persentase 74,1%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 4
siswa dengan persentase 25,9%. Nilai maksimum pada siklus I yaitu 100,
sedangkan nilai minimum yaitu 45.Kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 75.
Hasil belajar siswa siklus I, sebagai berikut:
-
60
Rekap Hasil Belajar Pkn pra siklus Siklus I dengan Menggunakan CTL tipe
Masyarakat Belajar
Nilai kategori Pra siklus Siklus I
Frekuen
si
Persenta
se (%)
Ketunta
san
Frekuen
si
Persenta
se (%)
Ketunta
san
80-100 Sangat
Baik 1 0,5% 29,9%
Tuntas
9 52,9% 76,6%
Tuntas
70-79 Baik 1 0,5,% 4 23,5%
60-69 Cukup 3 11,7% 1 0,5%
40-59 Kurang/
Tidak
Tuntas
12 23,5% 70,5% Belum
Tuntas
4 23,5% 23,5%
Belum
Tuntas
Jumlah
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Nilai Rata-Rata
17 100% 17 100%
80 100
40 45
51,7 75
Dari table diatas dapat dilihat hasil belajar siswa kelas 4 Sd negeri Jetak 02 deng
menggunakan model CTL tipe Masyarakat Belajar, dapat diketegorikan sebagai berikut :
a. Siswa yang mendapatkan nilai 80-100(sangat baik) ada 9 siswa atau 52,9% ,
mengalami kenaikan dari pra siklus yaitu 8 siswa atau 47,05%
b. Siswa yang mendapat nilai 70-79 (baik) ada 4 siswa atau 17,6%, mengalami
kenaikan dari pra siklus yaitu 3 siswa atau 23,5%
c. Siswa yang mendapat nilai 60-69 (cukup)ada 1 atau 0,5%, mengalami penurunan
dari pra siklus yaitu 1 siswa atau 0,5%
d. Siswa yang mendapat nilai 40-59 (kurang)ada 4, mengalami penurunan dari pra
siklus yaitu 13 siswa atau 76,45%.
Untuk lebh jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram Hasil belajar siklus I dengan Menggunakan CTL tipe Masyarakat Belajar
Berdasarkan Diagram diatas dapat dilihat hasil ketuntasannya ada 13 siswa
atau 76,4% (mengalami kenaikan dari pra siklus) yaitu ada 8 siswa atau 47,0%
sedangkan yang tidak tuntas ada 4 siswa 23,5% (mengalami penurunan dari pra
12 4 5
13
29.9%
76.6%
Pra siklus Siklus I
tidak tuntas
tuntas
-
61
siklus) yaitu ada 9 siswa atau 52,9%, dari data tersebut dapat dilihat presentase
ketuntasan siswa adalah 76,3%.hasil tersebut sudah sesuai dengan harapan
peneliti yaitu 75% siswa dengan nilai tes sesuai KKM 60.
d. Observasi
Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Guru selama
Pembelajaran Siklus I
N
o
Aspek yang Diamati P.
1
P.2
1
2
3
4
5
6
Memeriksa kesiapan ruang, alat dan materi pembelajaran
Memeriksa kesiapan peserta didik
Membuka pelajaran
Mengajukan pertanyaan sesuai materi sebelumnya
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menyampaikan apersepsi
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Melaksanakan pembelajarn sesuai KD
Menguasai materi ajar
Menunjukkan keterampilan dalam membagi kelompok
Menyampaikan petunjuk kerja secara runtun dan jelas
Memfasilitasi siswa selama bekerja kelompok kelompok
Melibatkan siswa secara aktif
Membimbing dengan baik dan merespon positif pertanyaan siswa.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
Memfasilitasi siwa untuk evaluasi
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan runtut
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
19
20
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
Mengakhiri pembelajaran
3
4
3
4
Jumlah 70 70
Rata-rata (skor/20) 3,
5
3,5
-
62
Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Siswa selama Pembelajaran Siklus II
N
o
Aspek yang Diamati P.1 P.2
1
2
3
4
Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa
Menjawab salam dan pertanyaan guru
Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya
Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang
disampaikan oleh guru
4
3
3
3
3
3
3
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan
mencatatnya.
Duduk berkelompok sesuai petunjuk
Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru
Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok
Aktif dan antusias dalam berkelompok
Berani bertanya dan mengutarakan pendapat
Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru
Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib
Menggunakan yang baik dan sopan selama pelajaran
Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib
Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru
4
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
16
17
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
Mengakhiri pembelajaran
3
4
3
4
Jumlah 54 55
Rata-rata (skor/20) 3,2 3,2
g. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi untuk guru pengajar pada siklus I pada Tabel
hasil belajar dalam pembelajaran dengan menggunakan model CTL tipe
masyarakat belajar diperoleh hasil sebagai berikut: pada pertemuan pertama dan
kedua dari 20 aspek yang diamati diperoleh skor 70 dengan rata-rata 3,5 masuk
dalam kriteria baik namun masih terdapat beberapa kekurangan antara lain: Guru
masih belum jelas menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengn model CTL
tipe Masyarakat Belajar, sehingga belum dapat dipahami dengan baik oleh
semua siswa,terbukti terdapat 2 kelompok yang salah paham. Mereka menukar
hasil kerja bukan mensheringkan.Dalam pembagian kelompok kurang heterogen,
terdapat 1 kelompok yang anggotanya mengalami kendala dalam memahami
materi.Mengalami kesulitan dalam mengaktifkan seluruh siswa selama
pembelajaran tersebut berlangsung sehingga kelompok yang diam terus diam.
-
63
Dari segi siswa berdasarkan Tabel Observasi siswa siklus I, diperoleh
hasil observasi sebagai berikut: Pada pertemuan pertama dengan jumlah skor 54
dari 17 aspek yang diamati dengan rata-rata skor 3,2 termasuk kriteria baik ,
namun terdapat kekurangan juga yaitu : Belum semua siswa terlibat aktif baik
dalam bekerja kelompok dalam masyarakat belajar, mereka masih diam, malu
untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat dan
memperhatikan pendapat orang lain. Kemudian dalam mengerjakan soal, siswa
kurang memahami soal dengan baik.Terdapat siswa yang sangat lemah hampir di
semua mata pelajaran dan pernah tidak naik kelas selama 3 kali dan terdapat
seorang siswa lagi yang pernah tinggal kelas selama 1 kali.Belum semua siswa
aktif pada saat refleksi dan penarikan kesimpulan di akhir pelajaran.
Berdasarkan kekurangan diatas selanjutnya peneliti melakukan refleksi
dengan mencari solusi terhadap masalah dalam pembelajaran dikelas yaitu
dengan merencanakan tindakan pada siklus II sebagai berikut :
Guru mempersiapkan materi ajar dengan lebih baik, sehingga siswa akan
lebih cepat memahami materi yang diajarkan. Menjelaskan prosedur
pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar dengan jelas yaitu pembelajaran yang
lebih menekankan pada kontextual, bertanya dan berdiskusi, jadi guru harus bisa
membuat pertanyaan yang mendorong siswa untuk berbicara/menyampaikan
pendapat. Membagi siswa dalam kelompok yang sama rata, jadi guru harus
mengetahui mana siswa yang ,malu bertanya dan yang berani bertanya, jadi
semua kelompok harus aktif dalam pembelajaran. Memberi motivasi siswa dan
penguatan bahwa semua siswa pintar, tetapi syaratnya adalah tidak malu untuk
bertanya, malu untuk diam. Guru memberikan reward kepada kelompok yang
aktif dalam pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar. Sehingga siswa akan
lebih tertarik dan aktif dalam pembelajaran.
4.2.2 Siklus II
Siklus II dilaksanakan berbeda dengan jadwal pelajaran kelas 4
dikarenakan ada try out Ujian Nasional kelas 6 yaitu pada hari kamis dan jumat,
02-03 April 2014 pada jam ke 3-4 dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1
pertemuan). Pembelajaran dibuat sesuai hasil refleksi yang dilakukan pada siklus
-
64
I kemudian diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan Model CTL tipe masyarakat belajar pada materi
Globalisasi budaya.sedangkan tahapan pelaksanaanya sebagai berikut :
A. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersipkan RPP (terlampir),mempersiapkan cara
pembagian kelompok yang heterogen(kelompok yang sama rata) ,
mempersiapkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, menyiapkan
gambar globalisasi lingkungan ( hp, laptop, pesawat, kendaraan) untuk
menimbulkan ketertarikan siswa dalam belajar. Mempersiapkan reward(stiker
bintang) bagi siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran.
B. Tindakan
Tindakan pada siklus II dilaksanakan dengan menerapkan hasil refleksi yang
dilakukan dalam pembelajaran siklus I sesuai dengan perancanaan siklus II.
Adapun tindakan pembelajaran siklus II sebagai berikut :
Pertemuan 1
Kegiatan awal selama 10 menit, dalam kegiatan ini, guru: Mengecek
kesiapan ruang, alat, dan materi, serta peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai sikap kita
terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan masyarakat, “di kelas ini apakah ada
diantara murid-murid yang sudah menggunakan HP?”.90% siswa mengangkat
tangan mereka, ini menandakan 90% siswa memiliki HP, dan ini dapat diartikan
HP bukan merupakan hal yang sulit untuk mereka kenali,.
Pada tahap Eksplorasi (20 menit), guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai apersepsi yang guru telah sampaikan sebelumnya, yaitu: fungsi HP?,
manfaat HP?, akibat dari kita tidak punya HP, manfaat tidak punya hp?. 90%
siswa berani menjawab pertanyan-pertanyaan dari guru.Hal ini dilakukan untuk
menggali pengetahuan siswa tentang pengetahuan yang mereka miliki terkait
pengaruh globalisasi terhadap lingkungan.Kemudian guru menjelaskan sedikit
materi mengenai sikap kita terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan
masyarakat.Siswa menyimak sambil membuka buku dan catatan mereka. Setelah
siswa duduk dengan tertib, guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan
-
65
masyarakat belajar dengan menjelaskan cara belajar dengan menggunakan model
CTL tipe masyarakat belajar yaitu dengan berkelompok, kemudian siswa
berdiskusi dengan temannya, bertanta jawab dengan temanya, dan siswa diberi
kesempatan untuk bertanya kepada guru, kemudian siswa bersama kelompok
mensyeringkan hasil kerjanya dengan kelompok lain dan kelompok lain boleh
bertanya mengenai penjelasan kelompok yang shering.Guru juga memberikan
contoh pelaksanaannya dengan memakai kelompok yang benar dalam
pembelajaran terdahulu. Serta mengingatkan kembali mengenai hadiah yang
akan diberikan di akhir pembelajaran Pkn untuk kelompok yang aktif.
Pada tahap selanjutnya yaitu Elaborasi (30 menit), guru membagi siswa
dalam 5 kelompok kecil yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4
siswa.Siswa berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan oleh guru,
berbeda dengan kelompok minggu lalu.guru memfasilitasi siswa untuk
bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk mengerjakan tugas dengan
membagikan 2 lembar kertas untuk bekerja kelompok dengan gambar-gambar
contoh-contoh globalisasi lingkungan seperti hp, laptop, pesawat, motor, mobil,
dll) di dalamnya dan 3 pertanyaan yaitu : sikap terhadap pengaruh globalisasi,
cara mencegah dampak globalisasi di sekolah dan di keluarga. Siswa mulai aktif
bertanya tentang kejelasan soal, mencari jawaban dengan membuka buku paket,
berdiskusi dengan teman, bahkan ada yang bertanya kepada Guru kelas dan
siswa juga mulai aktif berpendapat tentang gambar-gambar yang termasuk
globalisasi lingkungan berdasarkan gambar dan soal yang diberikan. Guru
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir,
menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya sesuai
dengan gambar dan soal yang dibrikanguru kepada teman satu kelompok dengan
guru tetap senantiasa membimbing siswa selama berkelompok. Setelah siswa
selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya disheringkan dengan kelompok lain.
Kelompok 1 shering tentang sikap terhadap pengaruh globalisasi
lingkungan, kelompok 1 menjawab dengan bersikap diterima dengan senang hati
dan memilih dengan bijaksana. Sedangkan kelompok 2 menjawab memilih yang
baik dan menolak yang tidak baik. Kelompok yang lain mulai bertanya tentang
-
66
kasus perempuan memakai rok mini, dan meminta tanggapan dari kelompok 2,
kemudian kelompok 2 menjawab dengan keras “tidak baik”. Selanjutnya
Perwakilan kelompok3-5 membacakan hasilnya bergantian sesuai no soal,
kemudian dipilih kelompok terbaik berdasarkan kelengkapan dan ketepatan
dalam memberikan jawaban. Siswa berebut untuk maju pertama kali dan
membacakan jawaban mereka. Kelompok 5 menjadi kelompok yang paling aktif,
tepat dan lengkap menjawab diberikan gambar smile/bintangdan ditempel di
buku tulis sesuai nama kelompoknya. Terlihat perasaan senang bagi kelompok
yang aktif dan sedikit wajah kecewa pada kelompok yang tidak aktif. Dalam
pembelajaran siklus II ini tidak terjadi kesalah pahaman lagi dalam shering dan
semua siswa sudah aktif dalam bertanya maupun member jawaban pada saat
shering dengan kelompok lain.
Pada tahap konfirmasi selama 5 menit, guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk lisan memberikan pujian kepada kelompok
5 yang paling aktif bertanya dalam shering dan guru juga memberi penguatan
kepada kelompok lain untuk terus aktif dan saling menghargai. Selanjutnya guru
mengajak siswa bertepuk tangan untuk semuanya karena sudah sangat baik
melaksanakan.Kemudian Guru Memberikan konfirmasi terhadap hasil
pembelajaran dengan hasil yang dikerjakan siswa dalam kelompok sudah sangat
sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan soal yang diberikan oleh guru.
Kemudian merefleksi yaitu ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal kelompok tentang cara mencegah dampak negative globalisasi
lingkungan di sekolah, kemudian Guru membantu siswa dengan memberikan
penjelasan tentang cara mencegah globalisasi lingkungan sekolah yaitu dengan
cara siswa harus lebih giat lagi mengikuti kegiatan ekstra disekolah, dan labih
giat lagi belajar.
Kegiatan penutup selama 5 menit dalam kegiatan ini, guru: Bersama-
sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran tentang globalisasi
lingkungan, dampak negatifnya, sikap terhadap pengaruh globalisasi lingkungan
dan cara mencegah dampak globalisasi lingkungan di sekolah maupun di
-
67
keluarga. Sebagian besar siswa ikut menyimpulkan pembelajaran meskipun
nampak guru yang lebih aktif.setelah itu mengakhiri pembelajaran dan istirahat.
Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat, 03 April 2014 pada jam
ke 3-4 dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1 pertemuan).Peneliti sebagai
pengajar, dibantu guru kelas sebagai pengamat. Pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut:
Kegiatan awal selama 10 menit, dalam kegiatan ini, guru: Mengecek
kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Siswa sudah menyiapkan alat-alat tulis mereka dan
mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Melakukan apersepsi berupa
pertanyaan yang bertujiuan unytuk mengetahui kemampuan siswa dalam
mengingat materi sebelumnya yaitu dengan bertanya “ Bagaimana sikap kita
dalam menyikapi pengaruh globalisasi lingkungan?”. Dalam Eksplorasi selama
10 menit, guru bertanya jawab mengenai “bagaimana sikap kita terhadap
pengaruh globalisasi?”.90% siswa mengangkat tangan dan ingin menjawab
pertanyaan guru, tetapi hanya beberapa siswa yang diberikan kesempatan untuk
menjawab.Ini membuktikan siswa mengingat pembelajaran sebelumnya. Guru
mengulas kembali mengenai materi globalisasi dan pengaruhnya terhadap
lingkungan sekitar.
Tahap Elaborasi selama 30 menit, guru memfasilitasi siswa untuk
mengerjakan tes tertulis secara mandiri, dengan membagikan 20 soal berupa
pilihan ganda kepada setiap siswa.Siswa mengerjakan dengan tenang, tanpa
membuka buku catatan dan buku paket, namun ada beberapa siswa yang
berusaha meminta jawaban temannya. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk berpikir, dan mengerjakan tes tersebut dengan tertib dan baik.
Tahap Konfirmasi selama 18 menit, guru bersama siswa mengoreksi tes
yang sudah dikerjakan. Guru memberikan umpan balik positif dengan
memberikan pengarahan dan pujian kepada 15 siswa yang berhasil mendapat
nilai bagus diatas KKM dan penguatan bagi 2 siswa yang mendapat nilai kurang
-
68
bagus dibawah KKM. Serta membagikan hadiah untuk pemenang kelompok dan
3 anak berprestasi.
Kegiatan penutup selama 2 menit dalam kegiatan ini, guru memberikan
apresiasi dengan mengajak semua siswa bertepuk tangan atas keberhasilan siswa
yang sudah mengerjakan soal dengan baik, kemudian guru bersama siswa berdoa
untuk mengakhiri pembelajaran.
c. Hasil Tindakan
Hasil tindakan selama pembelajaran dilaksanakan, yang diperoleh melalui
hasil tes tertulis siswa, skala sikap dan observasi terhadap tindakan guru dan siswa.
Hasil pembelajaran PKn kelas 4 dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe
masyarakat belajar pada siklus II, sebagai berikut:
Rekap Hasil Belajar Pkn Siklus I dan SiklusII Siswa Kelas 4 SD Negeri Jetak
02 Getasan
Nilai kategori Siklus I Siklus II
Frekuen
si
Persentase
(%)
Ketunta
san
Frekuen
si
Persenta
se (%)
Frekuen
si
80-100 Sangat
Baik
9 52,9% 76,6%
Tuntas
13 76,4% 88,2%
Tuntas
70-79 Baik 4 23,5% 2 11,7%
60-69 cukup 1 0,5% 1 0,5%
40-59 Kurang/
Tidak
Tuntas
4 23,5% 23,5%
Belum
Tuntas
2 11,7% 23,5%
Belum
Tuntas
Jumlah
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Nilai Rata-Rata
17 100% 17 100%
100 100
45 55
75 84
Dari table diatas dapat dilihat hasil belajar siswa kelas 4 Sd negeri Jetak
02 dengan menggunakan model CTL tipe Masyarakat Belajar pada siklus II,
dapat diketegorikan sebagai berikut :
e. Siswa yang mendapatkan nilai 80-100(sangat baik) ada 13 siswa atau 76,4
% , mengalami kenaikan dari siklus I yaitu 4 siswa atau 23,5%
f. Siswa yang mendapat nilai 70-79 (baik) ada 3 siswa atau 41,1%,
mengalami penurunan dari siklus I yaitu 2 siswa atau 11,7%
-
69
g. Siswa yang mendapat nilai 60-69 (cukup)ada 2 atau11,7%, tidak
mengalami kenaikan dan penurunan dari siklus I
h. Siswa yang mendapat nilai 40-59 (kurang)ada 2 atau 11,7%, tidak
mengalami kenaikan dan penurunan dari siklus I
Berdasarkan tabel di atas maka hasil belajar siswa kelas 4 dapat diuraikan
sebagai berikut: siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak 15 siswa dengan
persentase 88,2%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa
dengan persentase 11,8%. Nilai maksimum pada siklus II yaitu 84, sedangkan nilai
minimum yaitu 50, kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 75,19. Hal ini
menunjukan adanya peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal dan setelah
siklus I. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :
DIAGRAM HASIL BELAJAR SIKLUS I dan SIKLUS II
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat hasil ketuntasannya ada 15
siswa atau 88,2% (mengalami kenaikan dari siklus I) yaitu ada 2 siswa atau
11,7% sedangkan yang tidak tuntas ada 2 siswa 11,7% (mengalami penurunan
dari siklus I) yaitu ada 2 siswa atau 11,7%, dari data tersebut dapat dilihat
presentase ketuntasan siswa adalah 88,2%.hasil tersebut sudah sesuai dengan
harapan peneliti yaitu 85% siswa dengan nilai tes sesuai KKM 60.
4 2 13 15
76.6% 88.2%
SIKLUS I Siklus II
tidak tuntas
tuntas
% ketuntasan
-
70
d. Observasi
Hasil observasi pada siklus II, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Guru selama
Pembelajaran Siklus II
No Aspek yang Diamati P.1 P.2
1
2
3
4
5
6
Memeriksa kesiapan ruang, alat dan materi pembelajaran
Memeriksa kesiapan peserta didik
Membuka pelajaran
Mengajukan pertanyaan sesuai materi sebelumnya
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menyampaikan apersepsi
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Melaksanakan pembelajarn sesuai KD
Menguasai materi ajar
Menunjukkan keterampilan dalam membagi kelompok
Menyampaikan petunjuk kerja secara runtun dan jelas
Memfasilitasi siswa selama bekerja kelompok kelompok
Melibatkan siswa secara aktif
Membimbing dengan baik dan merespon positif pertanyaan
siswa.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
Memfasilitasi siwa untuk evaluasi
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan runtut
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
19
20
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
Mengakhiri pembelajaran
3
4
3
4
Jumlah 71 75
Rata-rata (skor/20) 3,5
5
3,75
Berdasarkan tabel di atas, pada pertemuan pertama dengan jumlah skor
71 dari 20 aspek yang diamati dan dengan nilai rata-rata 3,55 maka termasuk
kriteria baik. Pada pertemuan kedua, dengan jumlah skor yaitu 75 dan nilai rata-
ratanya 3,75 termasuk dalam kriteria baik. Dapat terlihat pula masih ada
beberapa item pada pelaksanaan pembelajaran yang mendapatkan skor 3.
-
71
Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Siswa selama
Pembelajaran Siklus II
No Aspek yang Diamati P.1 P.2
1
2
3
4
Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa
Menjawab salam dan pertanyaan guru
Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya
Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang
disampaikan oleh guru
4
4
4
3
4
3
4
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya.
Duduk berkelompok sesuai petunjuk
Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru
Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok
Aktif dan antusias dalam berkelompok
Berani bertanya dan mengutarakan pendapat
Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru
Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib
Menggunakan yang baik dan sopan selama pelajaran
Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib
Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
16
17
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
Mengakhiri pembelajaran
3
3
3
4
Jumlah 63 63
Rata-rata (skor/20) 3,7 3,7
Berdasarkan tabel di atas, pada pertemuan pertama dengan jumlah skor
54 dari 17 aspek yang diamati dan dengan nilai rata-rata 3,22 maka termasuk
kriteria baik. Pada pertemuan kedua, dengan jumlah skor yaitu 63 dan nilai rata-
ratanya 3,75 termasuk dalam kriteria baik. Dapat terlihat pula masih ada
beberapa item pada pelaksanaan pembelajaran yang mendapatkan skor 3.
g. Refleksi
Pada tahap ini sangat penting karena apa yang telah direncanakan,
dilaksanakan dan hasilnya dapat diketahui, maka pada tahap ini semuanya harus
dievaluasi apakah sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya atau belum?.Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru kelas sebagai
pengajar, guru sejawat sebagai observer dan seorang teman sejawat, selain itu
juga beberapa siswa. Hasil refleksi pada siklus II, sebagai berikut:
Hasil belajar pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang
di targetkan 85% siswa yang tuntas dengan nilai KKM yaitu 60. Pencapaian
indikator keberhasilan pada siklus II yaitu yaitu 15 siswa setara dengan 88,2%.
-
72
Hasil tersebut menunjukkan bahwa prnggunaan model pembelajaran CTL tipe
masyarakat belajarsecara maksimal menjadikan hasil belajar siswa menjadi lebih
baik dan berhasil mencapai KKM yaitu 60, padamateri Globalisasi
Lingkungan.Setelah pembagian kelompok dan siswa dituntun untuk berinteraksi
dengan kelompoknya, siswa menjadi lebih aktif baik berkomunikasi bertanya dan
menyampaikan pendapatnya dengan sesama teman.
4.2 Hasil Analisis Data
Data yang akan dianalisis yaitu data-data yang diperoleh mulai dari data
perencanaan awal atau pra siklus, kemudian data pada siklus I, dan terakhir data
dari tindakan siklus II. Hasil data yang diperoleh antara lain:
4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Jetak 02
Ketentusan hasil belajar siswa berdasarkan nilai ulangan harian terakhir
siswa kelas 4 SD N Jetak 02 Getasan, yang ditinjau dari aspek kognitif siswa.
Nilai pra siklus yang diperoleh akan dibandingkan dengan nilai setelah diadakan
penelitian yaitu siklus I dan siklus II. Data ketuntasan belajar siswa kelas 4
disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:
Rekap Hasil belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Jetak 02 Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuen
si
Persentase
(%)
Frekuen
si
Persenta
se (%)
Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas 5 29,4% 13 76,4% 15 88,2%
2 Belum Tuntas 13 76,9% 4 23,5% 2 11,8%
Jumlah 17 100% 17 100% 17 100%
Nilai Maksimum 90 100 95
Nilai Minimum 40 45 50
Nilai Rata-Rata 62,4 75 84
Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat dilihat ada kenaikan yang cukup
signifikan hasil belajar PKn siswa kelas 4 dengan Standar Kompetensi dari tahap pra
siklus sampai siklus II. Nilai siswa yang tuntas dengan nilai KKM 60, yaitu: pra
siklus hanya 5 atau 29,4% siswa yang tuntas, kemudian pada siklus I mengalami
peningkatan menjadi 13 atau 76,4% siswa yang tuntas. Pertambahan siswa yang
tuntas dari pra siklus dengan siklus I sebanyak 8 siswa. Ketuntasan hasil belajar
tersebut mengalami peningkatan lagi pada siklus II yaitu 15 atau 88,2% siswa yang
-
73
tuntas, mengalami peningkatan sebanyak 2 siswa. Selain itu juga terdapat kenaikan
rata-rata hasil belajar siswa, antara lain: tahap pra siklus 62,4; meningkat menjadi 75
pada siklus I dan mengalami kenaikan lagi pada siklus II menjadi 84. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Diagram berikut ini :
Rekap Hasil belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Jetak 02 Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II
4.3 Pembahasan
4.3.1 Kesesuaian Teori Pembelajaran dan Penelitian Relevan terhadap Hasil
Belajar Siswa
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Negeri Jetak 02 Getasan
khususnya di kelas IV yang berjumlah 17 siswa, dapat dijelaskan bahwa siswa
mengalami kesulitan untuk meningkatkan hasil belajar dalam proses
pembelajaran PKn. Selain itu berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan
guru kelas 4, diperoleh beberapa kesenjangan dalam proses pembelajaran antara
lain: Siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 5 siswa atau 29,9%, sedangkan
siswa yang belum tuntas lebih banyak yaitu 13 siswa atau 76,4%. Kemampuan
rata-rata siswa kelas IV yaitu 51,7 masih kurang memenuhi nilai yang mencapai
diatas KKM, nilai KKM yaitu 60. Dalam proses pembelajaran siswa cepat bosan,
kurang konsentrasi dan kemampuan untuk memahami materi kurang. Guru kelas
mengalami kesulitan dalam penyampaian materi yang diajarkan kepada siswa,
terutama dalam hal pemusatan perhatian atau konsentrasi siswa dalam
pembelajaran. Selain itu juga kecenderungan mengajar dengan ceramah
bervariasi serta keluhan terhadap sarana dan prasarana yang dirasa belum cukup
memadai, ketersediaan buku paket yang kurang lengkap, papan tulis yang masih
menggunakan papan hitam dan kapur.
5 13 15 13
4 2
29,4%
76,4% 88,2% 62.2
75 84
pra siklus siklus I siklus II
tuntas
tidak tuntas
% ketuntasan
rata-rata
-
74
Peningkatan hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari perolehan hasil
evaluasi belajar siswa selama tindakan siklus I dan siklus II.Pada pelaksanaan
tindakan siklus I sudah menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) tipe masyarakat belajar. Penerapan model pembelajaran
pada pertemuan pertama mulai menarik semangat dan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.Namun belum sepenuhnya siswa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Hasil belajar aspek kognitif pada siklus I
menunjukkan adanya peningkatan siswa yang tuntas pada siklus I, siswa yang
tuntas sebanyak 13 siswa dengan persentase 76,4%. Sedangkan untuk siswa yang
belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan persentase 23,5%. Nilai maksimum pada
siklus I yaitu 100, sedangkan nilai minimum yaitu 45.Kemudian nilai rata-
ratanya yaitu sebesar 75.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II, peneliti
merencanakan pembelajaran dengan lebih matang dengan memperhatikan faktor
penyebab kekurangan pembelajaran pada siklus I. Kegiatan pembelajaran tidak
jauh berbeda dengan siklus I namun pada siklus II kegiatan pembelajaran
dirancang lebih menarik dengan memberikan penghargaan terhadap hasil belajar
siswa yaitu kelompok terbaik dan 3 siswa berprestasi tentunya dengan
menggunakan model CTL tipe masyarakat belajar. Keterlibatan secara aktif baik
guru maunpun siswa mulai mengalami peningkatan. Siswa berani bertanya,
berpendapat, dan mau memperhatikan teman yang lain atau guru. Hasil belajar
siswa aspek kognitif, sebagai berikut: siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak
15 siswa dengan persentase 88,2%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas
sebanyak 2 siswa dengan persentase 11,8%. Nilai maksimum pada siklus II yaitu
100, sedangkan nilai minimum yaitu 55, kemudian nilai rata-ratanya yaitu
sebesar 84.
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I dan siklus II, terdapat kenaikan
yang cukup signifikan hasil belajar PKn siswa kelas 4 dengan Standar
Kompetensi dari tahap pra siklus sampai siklus II. Nilai siswa yang tuntas dengan
nilai KKM 60, yaitu: pra siklus hanya 5 atau 29,4% siswa yang tuntas, kemudian
pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 13 atau 76,4% siswa yang tuntas.
-
75
Ketuntasan hasil belajar tersebut mengalami peningkatan lagi pada siklus II yaitu
15 atau 88,2% siswa yang tuntas. Selain itu juga terdapat kenaikan rata-rata hasil
belajar siswa, antara lain: tahap pra siklus 62,4 meningkat menjadi 83 pada siklus
I dan mengalami kenaikan lagi pada siklus II menjadi 93.
Pelaksanaan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar dengan
maksimal, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD
Negeri Jetak 02 Salatiga.Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran
disesuikan dengan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
mengajarkan status, hak dan kewajiban siswa sebagai warga Negara yang patuh
dan taat kepada hukum.Upaya melahirkan peserta didik menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab ditengah tuntutan era
globalisasi.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia.Selain itu
mendidik agar menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai
dengan pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar Negara.
Penerapan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar, selama
pembelajaran PKn di kels 4 dilakukan dengan lebih bermakna dengan melibatkan
keaktifan siswa dengan bekerjasama dengan teman satu kelompoknya.Selain itu
siswa dapat mengungkapkan pengetahuan, ide, maupun pendapat yang dimiliki
dan bertanya jawab dengan guru dan teman sekelompoknya.Pembelajaran
dilakukan dengan kelompok yang heterogen sehingga siswa bisa saling
membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan pembelajaran menjadi
lebih bermakna karena siswa menemukan sendiri pengetahuan baru atau meteri
pelajarannya. Dengan serangkaian kegiatan belajar tersebut maka siswa akan
mangalami dan dapat mengkaitkan dengan kehidupan dunia nyata serta lebih
memaknai pelajaran tersebut. Selain itu, siswa juga dilatih untuk mengemukan
pengetahuan, pendapat mereka, bekerjasama dan berani bertanya, serta
berkomunikasi dengan teman satu kelompok dan kelompok lain membiasakan
siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Apabila siswa belajar
dengan melakukan atau mempraktikan sendiri maka akan banyak yang bisa
mereka ingat berbeda halnya jika belajar hanya dengan membaca atau
-
76
mendengarkan saja hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2005:55) yang
menerangkan bahwa CTL mendorong peserta didik memahami hakekat, makna,
dan manfaat belajar, bahkan kecanduan belajar sehingga mendorong terjadinya
peningkatan hasil belajar siswa. Kondisi terwujud ketika peserta didik menyadari
tentang apa yang mereka perlukan untuk hidup dan bagaimana cara untuk
menggapainya.
4.2.1 Implikasi Penerapan Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
tipe masyarakat belajar, pada pembelajaran PKn di kelas 4 SD Negeri Jetak 02
dilaksanakan dalam 2 siklus.Setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan,
namun hanya dilaksanakan pengamatan terhadap tindakan guru dan siswa pada
pertemuan pertama. Kegiatan yang belum dilakukan dengan maksimal,oleh
peneliti antara lain: Memeriksa kondisi peserta didik karena belum semua siswa
siap untuk mengikuti pelajaran. Serta sedikit mengalami kesulitan dalam
mengaktifkan seluruh siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung.Menarik
kesimpulan dengan melibatkan seluruh siswa. Materi yang disampaikan oleh
guru dan dilaksanakan sendiri oleh siswa masih ada yang belum dapat dipahami
dengan baik oleh semua siswa, masih ada 2 siswa setara dengan 11,8% yang
belum tuntas. Sedangkan peningkatan pada siklus II pertemuan pertama dan
kedua yaitu guru sudah memeriksa kesiapan seluruh peserta didik sebelum
memulai pembelajaran.Menyampaikan kegiatan apersepsi dengan baik.Serta
melibatkan siswa secara aktif dalam kelompok masyarakat belajarnya.
Masih terdapat beberapa kekurangan dalam siklus II dikarenakan masih
ada siswa yang kurang terlibat aktif baik dalam bekerja kelompok dalam
masyarakat belajar, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat
dan memperhatikan pendapat orang lain. Kemudian dalam mengerjakan soal,
siswa kurang memahami soal dengan baik.Terdapat siswa yang sangat lemah
hampir di semua mata pelajaran dan pernah tinggal kelas selama 2 kali dan
terdapat seorang siswa lagi yang pernah tinggal kelas selama 1 kali. Dari segi
pengajar sendiri peneliti sebagai pengajar masih terlihat kurang nyaman,
-
77
sehingga berpengaruh saat pelaksanaan masyarakat belajar yang sedikit kurang
sesuai dengan langkah-langkah pembelajarannya.
Akibat yang mungkin timbul apabila kekurangan pembelajaran tersebut
dibiarkan saja, antara lain: Mempengaruhi hasil belajar siswa terutama yang
belum tuntas, mereka akan semakin tidak bisa memperbaiki dan mengatasi
masalah akademik mereka dan kemungkinan terburuk yaitu akan tinggal kelas.
Pengajar juga akan dianggap kurang mampu dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas. Pembelajaran akan kurang efektif dan berpengaruh terhadap penurunan
mutu sekolah yang bersangkutan.
Tindakan untuk mengatasi kekurangan tersebut, antara lain: bagi 4 siswa
sudah dilakukan pembelajaran selama 2 siklus dan belum tuntas, akan diberikan
tambahan pelajaran dan bimbingan khusus oleh guru kelas. Dan untuk siswa
yang belum juga tuntas dan lemah pada hampir semua mata pelajaran, meskipun
setelah dilakukan bimbingan tidak ada perubahan guru akan tetap menaikkan
siswa tersebut karena faktor usia untuk yang lainnya ada yang tinggal kelas.
Untuk mempertahankan hal-hal yang sudah bagus, yaitu dengan lebih lagi
memahami model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar. Lebih berinovasi
dalam pelaksanaan masyarakat belajar dengan mengkolaborasikan media lain
yang sesuai dengan materi pembelajaran, membuat aturan pelaksanaan
masyarakat belajar dengan lebih menarik lagi.
Peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD Jetak 02 Getasan,tidak
jauh berbeda dengan hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dalimin, menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar PKn siswa
kelas III SDN Krengseng 02 Gringsing pada kompetensi dasar (KD)
“Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri,menampilkan rasa
bangga sebagai anak Indonesia” setelah menggunakan model pembelajaran
pendekatan kontektual. Hal ini nampak pada perbandingan skor rata-rata PKn
pada prasiklus, siklus I dan siklus II yakni 62:73:74 .Persentase ketuntasan
belajar PKn pada kondisi prasiklus, siklus I dan siklus II yakni sebesar 6,11% :
52,17% : 89,2% .(Dalimin,2012:1).
-
78
Penelitian yang relevan lainnya yaitu mengenai upaya meningkatkan hasil
belajar serta minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran CTL oleh Riyadi. Penelitian tersebut menunjukkan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dengan perbandingan pra siklus: siklus 1: siklus 2 ,yaitu
12,5 % :31,25 % : 100%. Sedangkan rata-rata nilai siswa pada kondisi pra siklus
sebesar 61,6, siklus I meningkat menjadi 71,7 dan pada siklus II meningkat
menjadi 90,93 (Riyadi, 2011: 1, 59).
Rekap peningkatan hasil belajar dengan penggunaan model CTL yang
dilakukan oleh Dalimin, Riyadi dan Yohana dapat dilihat pada table 4.4 berikut
ini :
Table 4.4 Rekap Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Model CTL
Kategori Dalimin Riyadi Yohana
Pra
siklus
Siklus
I
Siklus II Pra
siklus
Siklus
I
Siklus
II
Pra
siklus
Siklus
I
Siklus
II
Tuntas
(%)
6,11% 52,17
%
89,2% 12,5 % 43,75
%
100% 29,9% 76,6
%
88,2
%
Rata-
rata
62 73 74 61,6 71,7 90,93 62 76 84
Dari rekap peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model CTL yang dilakukan
oleh Dalimin, Riyadi dan Yohana dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.