bab iv hasil penelitian dan pembahasan...42 bab iv hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/1.jpg)
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan
(RSPAW) Salatiga, dengan alamat Jalan Hasanudin 806 Salatiga.
RSPAW Salatiga merupakan rumah sakit khusus paru yang menerima
rujukan dan mengutamakan pemberian pelayanan kesehatan kepada
pasien-pasien khusus penyakit saluran pernapasan atau patients with
respiratory tract diseases.
RSPAW Salatiga memiliki ruang perawatan yang diklasifikasikan
menurut beberapa tingkatan, mulai dariyang paling rendah yakni ruang
perawatan kelas tiga, kelas dua, hingga kelas satu danvery important
personclass atau kelas VIP. Meskipun belum dilengkapi dengan ruang
operasi, rumah sakit ini memiliki satu ruang tindakan yang khusus
dirancang untuk melakukan beberapa tindakan invasif secara steril,
penunjang program pengobatan medis. Tindakan invasif spesifik
dikhususkan bagi pasien yang menderita gangguan akibat penyakit
pada paru-paru, seperti tindakan broncoscopy, FNAB (fine needle
aspiration biopsy), pungsi pleura dan water-sealed drainage (WSD).
Instruksi dokter untuk setiap pasien yang perlu mendapat tindakan
pemasangan WSD, didapatkan setelah melakukan pemeriksaan rutin
pagi, sekitar jam 8 sampai 9 pagi WIB di setiap ruang perawatan.
![Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/2.jpg)
43
Instruksi tersebut bersifat cito,artinya harus segera dilakukan,
sehingga pemasangan WSD dilakukan dalam waktu dekat setelah 1
sampai 2 jam berikut. Post pemasangan WSD, pasien harus dirawat di
ruang Inter Mediate Care (IMC) untuk mendapatkan pengawasan dan
perawatan intensive.
Observasi dan wawancara pada setiap partisipan dan anggota
keluarga dilakukan secara terpisah, disesuaikan dengan jadwal
pemasangan WSD. Observasi difokuskan pada penghitungan denyut
nadi atau heart rate partisipan pada periode pra dan post pemasangan
WSD. Wawancara difokuskan pada kecemasan partisipan dan
dukungan keluarga yang diberikan oleh anggota keluarga pada
periode pra pemasangan WSD. Proses observasi dan wawancara
berjalan dengan lancar, karena partisipan dan anggota keluarga
memberikan respon dan timbal balik yang baik sehingga penulis dapat
memiliki data dengan jelas.
4.1 Gambaran Umum Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin laki-
laki yaitu 75%, sedangkan perempuan 25% dari 8 partisipan. Usia
pasien berbeda-beda dan bervariasi mulai dari 21 tahun sampai
dengan 72 tahun. Daerah asal pasien bervariasi dalam wilayah
Provinsi Jawa Tengah, yaitu dari kota Purwodadi, Kendal, Solo,
Demak, Semarang, Pati, Salatiga dan Boyolali.
![Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/3.jpg)
44
Sebagian besar 87,5% atau 7partisipan memiliki riwayat merokok
sebagai salah satu faktor risiko yang dapat diasosiasikan dengan
timbulnya penyakit pneumotoraks, efusi pleura atau empiema.
Diagnosa medis yang diberikan kepada partisipan adalah salah satu
dari jenis penyakit di atas. Salah satu gejala yang ditunjukkan adalah
sesak napas, yang disebabkan karena kondisi paru telah tertekan
akibat adanya penimbunan cairan atau udara dalam rongga pleura.
Tindakan pemasangan WSD ditetapkan untuk membantu pengeluaran
cairan atau udara dari rongga pleura sehingga pemenuhan kebutuhan
oksigen dapat tercapai dengan bantuan pemberian oksigen. Prosedur
pemasangan WSD melibatkan penggunaan trokar WSD. Trokar WSD
merupakan salahsatu peralatan dari logam yang panjangnya 8 sampai
10 cm dengan bagian depan berbentuklancip seperti jarum spuit.
Lokasi memasukan trokar WSD terletak di intercostal space IV atau V
pada anterior/medial axillary line ke rongga pleura. Prosedur demikian
memicu timbulnya kecemasan bagi setiap partisipan.
Tingkat kecemasan partisipan berbeda-beda, lima partisipan
memiliki kecemasan ringan dan tiga partisipan memiliki kecemasan
berat. Anggota keluarga berusaha memberi dukungan keluarga untuk
menghilangkan kecemasan partisipan. Hasil observasi dan wawancara
yang dirangkum pada Tabel 4.1 digunakan untuk memberikan
gambaranumum setiap partisipan.
![Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/4.jpg)
45
![Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/5.jpg)
46
4. 2 Analisis Data
Data hasil observasi dan wawancara dari setiap partisipan
dianalisis berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Denyut nadi
atau heart rate merupakan indikator kecemasan yang dipakai sebagai
pedoman untuk menganalisis data hasil observasi. Data hasil
wawancara dari setiap partisipan dianalisis berdasarkan beberapa
indikator yang dipakai sebagai pedoman wawancara, yaitu
kecemasan, dukungan informasional, dukungan emosional dan
dukungan instrumental, yang terdiri dari beberapa aspek.
4.2.1Kecemasan
Data hasil wawancara dengan partisipan mengenai tindakan
pemasangan WSD menunjukkan bahwa setiap partisipan memiliki
kecemasan menghadapi tindakan pemasangan WSD. Kecemasan
partisipan menghadapi tindakan pemasangan WSD dapat ditunjukkan
melalui Gambar 4.1
Gambar 4.1 Skema Kecemasan Partisipan Pra Pemasangan WSD
Takut jarum
Pikiran menakutkan
Takut rasa sakit
Takut akan
prosedur
tindakan WSD
Takut biaya
Takut akan Instrumen WSD
K E C E M A S A N
Takut akan
biaya WSD
![Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/6.jpg)
47
Kecemasan partisipan timbul karena adanya pemikiran yang
menakutkan mengenai salah satu instrumen tindakan pemasangan
yaitu trokar WSD, prosedur pemasangan WSD dan biaya pemasangan
WSD. Kecemasan partisipan timbul akibat bayangan trokar WSD yang
seperti jarum suntik berukuran besar serta memikirkan bagaimana dan
di bagian mana trokar WSD dimasukan ke dalam tubuh. Salah satu
partisipan memiliki kecemasan terhadap trokar WSD karena telah
memiliki trauma terhadap jarum sejak masa kanak-kanak. Setiap
partisipan memiliki kecemasan mengenai rasa sakit yang ditimbulkan
selama proses pemasangan WSD. Biaya tindakan pemasangan WSD
juga menimbulkan kecemasan bagi salah satu partisipan karena
merasa tidak sanggup untuk membayar biaya perawatan rumah sakit.
Kecemasan yang dirasakan partisipan juga ditunjukkan melalui
tanda-tanda fisik seperti jantung berdebar-debar. Beberapa partisipan
merasa gemetar dan keringat dingin di leher, dahi dan di sekitar
lipatan lutut menghadapi tindakan pemasangan WSD.
Kecemasan partisipan yang diungkapkan dan dirasakan sangat
bersifat subjektif, karena hanya dirasakan sendiri oleh partisipan.
Beberapa ungkapan kecemasan partisipan ditunjukkan di bawah ini:
”Kalau jujur memang saya merasa takut.Ya, sama jarum, membayangkan jarum besar bagaimana, disuntik di sebelah mana, sakit ngga (P3)”.(lampiran II ; hal. 70) ”Rasa seperti deg-degan gitu, mikirin jarumnya (P4)”.(lampiran II ; hal. 71)
![Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/7.jpg)
48
”Ya deg-degan, takut sama jarum, tapi sebenarnya saya lebih takut kalau ngga bisa bayar rumah sakit daripada takut sama jarum (P1)”. (lampiran II ; hal. 70)
Kecemasan yang dirasakan partisipan menghadapi tindakan
pemasangan WSD dapat dibuktikan secara objektif melalui hasil
observasi terhadap denyut nadi atau heart rate.
4.2.2 Aspek Denyut Nadi atau Heart Rate
Denyut nadi atau heart rate setiap partisipan diobservasi dalam
dua periode waktu yang berbeda yaitu pra dan post pemasangan
WSD. Strategi pencatatan hasil observasi heart rate pra WSD terdiri
dari data heart rate rutin pagi di status pasien, hasil penghitungan
heart rate satu jam pra WSD secara manual, dan hasil penghitungan
heart rate secara automatis sesaat sebelum pemasangan WSD di
ruang tindakan. Pencatatan hasil observasi heart rate post WSD
dilakukan secara manual setelah satu jam post WSD. Data hasil
observasi, heart rate setiap partisipan dapat ditunjukkan melalui Tabel
4.2.
Heart rate rutin pagi menunjukkan bahwa heart rate setiap
partisipan berada pada kondisi normal. Heart rate satu jam pra
pemasangan WSD di ruang perawatan dan pra pemasangan WSD di
ruang tindakan memperlihatkan variasi diantara partisipan. Nilai
![Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/8.jpg)
49
heartrate pra pemasangan WSD menunjukkan bahwa setiap partisipan
berada pada kondisi dengan kecemasan.
Tabel 4.2Data Heart Rate (detak per menit) Partisipan Pra dan Post Pemasangan WSD
Partisipan Rutin Pagi
Pra WSD Post WSD
RuangPerawatan RuangTindakan
I 96 121 122 94 II 88 122 126 104 III 76 106 110 80 IV 84 104 107 76 V 88 108 110 78 VI 82 107 110 80
VII 96 124 129 98 VIII 90 104 107 98
Kecemasan yang ditunjukkan setiap partisipan berbeda-beda
sesuai dengan variasi heart rate yang diperlihatkan. Kecemasan
partisipan dapat dikelompokan dalam dua tingkat kecemasan.
Pertama, tingkat kecemasan ringan yang dimiliki oleh 62,5% atau 5
partisipan yaitu partisipan III, IV, V, VI dan VIII karena memperlihatkan
heart rate diantara 101-120 detak per menit dan kedua, tingkat
kecemasan berat yang dimiliki oleh 37,5%atau 3 partisipan yaitu
partisipan I, II dan VII karena memperlihatkan heart rate diantara 121-
140 detak per menit
Heart rate satu jam post pemasangan WSD memperlihatkan
sebagian besar (87,5% atau 7) partisipan telah kembali pada kondisi
![Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/9.jpg)
50
normal dan 12,5% atau 1 partisipan masih memiliki kecemasan ringan,
yaitu partisipan II. Kecemasan yang timbul sejak pra pemasangan
WSD telah hilang pada sebagian besar partisipan usai pemasangan
WSD dengan adanya bantuan keluarga.
4.2.3 Dukungan Keluarga
Data hasil wawancara mengenai dukungan keluarga didapatkan
bahwa setiap partisipan mendapatkan dukungan keluarga menghadapi
tindakan pemasangan WSD. Beberapa kutipan dukungan keluarga
ditunjukkan di bawah ini :
”Jangan takut sama jarum yang penting sehat, sakitnya sembuh (P4)”.(lampiran III ; hal. 72) ”Saya sampaikan kalau memang alternatif yang terbagus harus dipasang selang (P1)”.(lampiran III ; hal. 73) ”Saya bilang bapak berdoa, Tuhan pasti berikan kekuatan buat bapak, (P7)”. (lampiran III ; hal. 76) ”Saya selalu disini (P3)”.(lampiran III ; hal. 80) ”Saya pasti ngantariin dia ke sana (P5)” (lampiran III ; hal. 82) ”Saya mau ngurus surat-surat ASKES(P4)”. (lampiran III ; hal. 83)
Dukungan keluarga kepada partisipan pra pemasangan WSD dapat
ditunjukkan melalui Gambar 4.2.
Data hasil wawancara dukungan keluarga dianalisis berdasarkan
beberapa indikatoryang dipakai sebagai pedoman wawancara, yaitu
dukungan informasional, dukungan emosional dan dukungan
instrumental, yang terdiri dari beberapa aspek.Keluarga memiliki
kesempatan dan kepercayaan yang tinggi untuk memberikan
![Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/10.jpg)
51
dukungan kepada partisipan selama menghadapi tindakan
pemasangan WSD. Dukungan keluarga yang diberikan dapat berupa
dukungan informasional, dukungan emosional dan dukungan
instrumental, yang diharapkan mampu membantu secara psikologis
agar menurunkan kecemasan partisipan pra pemasangan WSD.
Gambar 4.2Skema Dukungan Keluarga Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Partisipan
Dukungan informasional diberikan karena partisipan memiliki
pemikiran yang menakutkan, akibat dari perolehan informasi singkat
dan tidak detail dari tenaga kesehatan mengenai tindakan
pemasangan WSD. Dukungan informasional menimbulkan
K E C E M A S A N
Pemberian Nasehat
Pemberian Informasi
Pemberian Saran
Ungkapan Empati
Kepedulian
Perhatian
Bantuan Biaya
Dukungan Informasional
Dukungan Emosional
Dukungan Instrumental
D U K U N G A N K E L U A R G A
![Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/11.jpg)
52
kepercayaan diri partisipan dengan memperjelas dan mempertegas
informasi mengenai tindakan pemasangan WSD sehingga lebih
memotivasi partisipan menghadapi dan menjalani tindakan
pemasangan WSD. Dukungan informasional dapat diberikan dalam
bentuk pemberian nasehat, informasi dan saran.
Nasehat keluarga terutama untuk jangan takut dengan
penggunaan trokar WSD dalam prosedur pemasangan WSD. Nasehat
ini sangat beralasan karena keluarga tidak menginginkan kondisi
kecemasan partisipan dapat berakibat pada penundaan atau
pembatalan dilakukannya tindakan pemasangan WSD. Bertanggung
jawab atas kecemasan partisipan, keluarga memberikan solusi untuk
menenangkan partisipan, melalui nasehat agar tidak melihat trokar
WSD selama proses tindakan pemasangan WSD. Partisipan juga
dinasehati untuk tidak terlalu berpikiran negatif tentang tindakan
pemasangan WSD. Pemikiran negatif seperti bayangan rasa sakit,
dimana dan sampai kapan selang WSD akan terpasang di tubuhnya.
Pemikiran tersebut harus dihentikan untuk menghindari kecemasan
yang berlebihan. Keluarga berusaha menenangkan partisipan dengan
memberikan nasehat bernuansa religius. Berdoa kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa meminta petunjuk dan kekuatan guna meningkatkan
kepercayaan diri menghadapi dan menjalani tindakan pemasangan
WSD demi mendapatkan kesembuhan.
![Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/12.jpg)
53
Keluarga memberikan informasi bahwa mengobatipenumpukan
cairan atau udara yang berlebihan dalam rongga pleura, tidak cukup
hanya dengan menggunakan obat-obatan, tetapi perlu suatu tindakan
medis untuk mengeluarkan cairan atau udara dari rongga pleura, yaitu
dengan dilakukan tindakan pemasangan WSD. Keluarga meyakinkan
keputusan partisipan untuk menerima dan menjalani tindakan
pemasangan WSD, melalui pemberian informasi bahwa WSD adalah
suatu tindakan alternatif terbaik untuk mengeluarkan cairan atau udara
dari rongga pleura secara menetap. Obat-obatan juga dapat
dimasukan melalui selang WSD ke rongga pleura sehingga efektif
mengobati infeksi di rongga pleura dan paru secara keseluruhan.
Informasi manfaat pemasangan WSD memberikan stimulus yang baik
untukmemotivasi partisipan mempersiapkan diri menghadapi dan
menjalani tindakan pemasangan WSD demi mendapatkan
kesembuhan.
Keluarga memandang instruksi pemasangan WSD telah
dipertimbangkan dengan baik, sehingga partisipan diharapkan
memberi kepercayaan kepada tenaga medis dan para medis dalam
usaha untuk menyembuhkannya. Saran keluarga adalah agar
partisipan menerima dan menjalani tindakan pemasangan WSD.
Keluarga meyakinkan partisipan menerima tindakan pemasangan
WSD dengan bersedia sebagai penanggung jawab dalam
![Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/13.jpg)
54
menandatangani formulir persetujuan tindakan pemasangan WSD
(informent consent). Keinginan keluarga dan partisipan untuk
memperoleh kesembuhan dapat diwujudkan melalui tindakan
pemasangan WSD, sehingga partisipan juga diharapkan agar tidak
menunda atau menolak tindakan pemasangan WSD
Menyadari pentingnya dilakukan tindakan pemasangan WSD dan
adanya kecemasan partisipan,keluarga merasa perlu untuk
mempersiapkan emosional partisipan. Dukungan emosional secara
subjektif dapat menimbulkan kepercayaan diri dengan memberikan
rasa aman dan nyaman bagi partisipan. Dukungan emosional dapat
diberikan dalam bentuk ungkapan empati, kepedulian dan perhatian.
Ungkapan empati ditunjukkan melalui sikap sabar keluarga
mendengarkan dan memahami keluhan partisipanmengenai
kecemasan. Keluarga berperan sebagai pendengar yang baik dengan
memberikan kesempatan agar partisipan mengeluarkan semua isi pikir
yang menakutkan mengenai tindakan pemasangan WSD. Keluarga
berusaha bersikap memahami kecemasan partisipan karena adanya
penggunaan trokar dalam prosedur tindakan pemasangan WSD.
Keluarga menunjukkan sikap percaya pada partisipan dengan
meyakinkan bahwa partisipan pasti mampu menjalani tindakan
pemasangan WSD untuk memberikan kekuatan emosional dan
meningkatkan kepercayaan diri partisipan menghadapi tindakan
![Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/14.jpg)
55
pemasangan WSD. Ungkapan empati keluarga juga diekspresikan
dengan mengharapkan dukungan dari anggota keluarga lain di luar
rumah sakit melalui penyampaian informasi pelaksanaan tindakan
pemasangan WSD. Semakin besar ungkapan empati yang
ditunjukkan, mencerminkan semakin besar juga dukungan yang
diberikan keluarga kepada partisipan.
Kepedulian keluarga menemani partisipan di dekatnya, dilakukan
atas inisiatif sendiri atau karena ada permintaan partisipan untuk
menguatkan emosional partisipan. Keberadaan keluarga membuat
partisipan merasa aman dan nyaman, sehingga menambah
kepercayaan diri partisipan karena meyakini bahwa ada keluarga yang
mencintainya dan selalu siap untuk memberi dukungan. Kepedulian
keluarga menemani partisipan mencerminkan rasa cinta dan tanggung
jawab yang dimiliki dalam memberikan dukungan kepada partisipan
menghadapi tindakan pemasangan WSD.
Keluarga memberikan perhatian melalui keinginan untuk
mengantar dan menunggu partisipan di ruang tindakan selama proses
pemasangan WSD. Perhatian yang diberikan selama menemani
partisipan sebelum dan selama menjalani proses tindakan
pemasangan WSD, sangat penting untuk menguatkan emosional
partisipan. Perhatian keluarga dapat menambah kepercayaan diri,
karena partisipan merasa nyaman, sehingga dijadikan kekuatan
![Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/15.jpg)
56
sebagai suatu dukungan yang diyakini dan dimiliki selama
menghadapi dan menjalani proses pemasangan WSD.
Salah satu dukungan keluarga untuk meyakinkan partisipan
menghadapi tindakan pemasangan WSD tanpa menambah
stimuluskecemasan selain penggunaan instrumen prosedur
pemasangan WSD, khususnya trokar WSD adalah dengan
memberikan dukungan instrumental. Keluarga meyakinkan partisipan
untuk tidak perlu mencemaskan biaya pemasangan WSD karena
biaya tersebut pasti dibayar oleh keluarga atau dengan cara mengurus
surat-surat kelengkapan kartu jaminanan kesehatan masyarakat
miskin (JAMKESMAS) sebagai syarat untuk membayar biaya rumah
sakit mencakup biaya tindakan pemasangan WSD. Menangani biaya
pemasangan WSD memerupakan wujud tanggung jawab keluarga
dalam memberikan dukungan secara material untuk memberikan
keyakinan dan ketenangan bagi partisipan menerima tindakan
pemasangan WSD.
Partisipan terbukti menghadapi tindakan pemasangan WSD
dengan kondisi kecemasan. Dukungan keluarga dapat mempengaruhi
pemikiran partisipan dengan memperjelas dan mempertegas informasi
mengenai tindakan pemasangan WSD sehingga dijadikan sebagai
motivator bagi partisipan meningkatkan kepercayaan diri. Peningkatan
kepercayaan diri dapat menekan kecemasan sehingga lebih
![Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/16.jpg)
57
memotivasi partisipan mempersiapkan diri menghadapi dan menjalani
tindakan pemasangan WSD.
Dukungan keluarga memberikan kekuatan secara emosional
sehingga membantu menstabilkan emosi dan mengendalikan diri
partisipan, guna menurunkan kecemasan partisipan. Kecemasan tidak
dapat dijadikan sebagai suatu alasan untuk menunda atau
membatalkan tindakan pemasangan WSD. Sebab, dukungan keluarga
dapat menambahkan kepercayaan diri dengan memberikan rasa aman
dan nyaman serta keyakinan bagi partisipan untuk menerima dan
menjalani tindakan pemasangan WSD demi mendapatkan
kesembuhan.
4.3 PEMBAHASAN
Pembahasan difokuskan pada dua inti permasalahan yaitu
kecemasan dan dukungan keluarga. Penulis membahas tentang
kecemasan partisipan pra pemasangan WSD dan keterkaitan
dukungan keluarga dengan kecemasan partisipan. Penulis tidak
membahas dukungan keluarga secara keseluruhan tetapi beberapa
aspek dukungan keluarga yang dipakai dalam instrumen penelitian
sebagai pedoman wawancara.
![Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/17.jpg)
58
4.3.1 Kecemasan
Secara objektif hasil observasi heart rate pra pemasangan WSD
di ruang perawatan dan ruang tindakan memperlihatkan dengan jelas
kondisi setiap partisipan dengan kecemasan. Kecemasan partisipan
distimulus oleh instruksi dokter untuk dilakukannya tindakan
pemasangan WSD. Informasi singkat, tidak jelas dan tidak detail
mengenai prosedur tindakan pemasangan WSD dari tenaga
kesehatan berdampak pada timbulnya pemahaman sendiri dalam diri
partisipan mengenai prosedur tindakan pemasangan WSD.
Pemahaman sendiri mengenai instrumen atau alat-alat tindakan
pemasangan WSD, terutama penggunaan jarum atau trokar WSD dan
rasa sakit akibat penggunaan trokar WSD, berakibat mengancam diri
sendiri dalam bentuk pikiran atau bayangan yang menakutkan
sehingga menuntun timbulnya kecemasan pada setiap partisipan.
Secara objektif kecemasan partisipan dapat diukur dan ditentukan
menurut tingkat kecemasan, sesuai hasil penghitungan heart rate.
Heart rate memperlihatkan adanya kecemasan ringan yang dimiliki
oleh 62,5% atau 5 partisipan dan kecemasan berat, dimiliki oleh 37,5%
atau 3 partisipan.
Secara subjektif tinggi rendahnya suatu kecemasan, hanya dapat
dirasakan sendiri oleh partisipan. Kecemasan yang dirasakan
mengganggu emosi sehingga secara psikologis mengganggu
![Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/18.jpg)
59
partisipan menghadapi tindakan pemasangan WSD, dan dapat juga
berdampak pada proses penyembuhan penyakit.
4.3.2 Dukungan Keluarga Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien
Pra Pemasangan WSD
Kehadiran keluarga di sekitar pasien merupakan fenomena
umum yang biasa terjadi di rumah sakitdi Indonesia pada umumnya,
sehingga kehadiran mereka secara minimal telah memberikan
dukungan tertentu. Keluarga tentu lebih mengerti dan dipercayadalam
memberikan dukunganterhadap kecemasan partisipan pra
pemasangan WSD. Salah satu nilai keluarga yang penting adalah
menganggap keluarga sebagai tempat untuk memperoleh kehangatan,
dukungan, cinta dan penerimaan (Friedman, 1998).
Dukungan keluarga secara informasional dilakukan melalui usaha
mencari, menyebarkan, menjelaskan dan mempertegas informasi
mengenai tindakan pemasangan WSD. Keluarga berusaha
memberikan pemahaman positif untuk meningkatkan kepercayaan diri
sehingga lebih memotivasi partisipan menjalani tindakan pemasangan
WSD. Secara emosional dukungan keluarga membantu menguatkan
emosional partisipan dengan memberikan rasa aman dan nyaman
sehingga menambah kepercayaan diri partisipan menghadapi dan
menjalani tindakan pemasangan WSD. Secara instrumental dukungan
![Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/19.jpg)
60
keluarga bertanggung jawab menangani biaya tindakan pemasangan
WSD untuk meyakinkan dan menenangkan partisipan menerima dan
menjalani tindakan pemasangan WSD demi mendapatkan
kesembuhan.
Dukungan keluarga mempengaruhi aspek psikologispartisipan
dengan memberikan rasa aman dan nyaman agar meningkatkan
kepercayaan diri partisipan sehingga lebih memotivasi partisipan
menjalani tindakan pemasangan WSD. Keyakinan menerima dan
menjalani tindakan pemasangan WSD dapat menurunkan kecemasan
partisipan yang dirasakan pada periode pra pemasangan WSD dan
membantu proses penyembuhan penyakit.
Dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu
individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya
diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang
terjadi akan meningkat (Stuart dan Sundeen, 1995 dalam Tamher,
2009). Menerima dan menjalani tindakan pemasangan WSD dapat
menurunkan kecemasan pasien, karena cara terbaik untuk
menyelesaikan kecemasan adalah memilih kenyataan dan bukanlah
hal yang dibayangkan (McKay, 2005)
Keberhasilan dukungan keluarga menurunkan kecemasan
partisipan pra pemasangan WSD dievaluasi pada periode satu jam
pertama post pemasangan WSD.Keberhasilan menurunkan
![Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat J](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012006/61014e337c64580adf469bd2/html5/thumbnails/20.jpg)
61
kecemasan partisipan sangat ditunjang dengan kepekaan
keluargamengetahuisumber utama yang menstimulus kecemasan
partisipan, yaitu terhadap trokar WSD. Dukungan informasional
memberikan jawaban terhadap semua pemikiran negatif atau salah
mengenai trokar WSD, karena pemikiran tersebut merupakan
sumbertimbulnya kecemasan. Dukungan informasional sangat
membantu menguatkan aspek psikologis partisipan dengan
memberikan semua informasi yang positif dan bermanfaat mengenai
pemasangan WSD.
Dukungan keluarga berhasil menurunkan kecemasan 88%
populasi partisipan kembali ke kondisi normal. Dukungan keluarga
belum mampu menurunkan kecemasan partisipan ke kondisi normal
pada 12% atau seorang partisipan. Secara jender, partisipan yang
masih dengan kecemasan adalah seorang perempuan. Dalam
penelitian ini, hanya ada dua partisipan yang berjenis kelamin
perempuan dari keseluruhan partisipan. Secara general dua partisipan
tentu tidak cukup dan tidak signifikan untuk menarik kesimpulan pada
suatu permasalahan. Besar kemungkinan dukungan dari perawat lebih
berpengaruh menurunkan kecemasan pada semua partisipan
ketimbang hanya dari keluarga.Efek sinergis dukungan informasional
perawat pada penurunan tingkat kecemasan pasien diharapkan
menjadi suatu topik yang layak disarankan untuk penelitian berikutnya