bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. deskripsi...

109
53 Ingrit Nanisrinuria,2013 Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013 Data gambaran umum komunikasi interpersonal siswa diperoleh dari hasil penyebaran instrumen terhadap sampel penelitian. Berdasarkan data, diperoleh gambaran mengenai komunikasi interpersonal, aspek dan indikator komunikasi interpersonal siswa. Secara rinci, gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Gambaran Umum Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Gambaran Umum Rendah Sedang Tinggi Total 24 131 17 Persentase 13,95% 76,16% 9,88% Tingkat Pencapaian 84,23 Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa paling banyak pada kategori sedang, digambarkan dalam bentuk grafik 4.1 berikut :

Upload: haphuc

Post on 10-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

53

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013

Data gambaran umum komunikasi interpersonal siswa diperoleh dari hasil

penyebaran instrumen terhadap sampel penelitian. Berdasarkan data, diperoleh

gambaran mengenai komunikasi interpersonal, aspek dan indikator komunikasi

interpersonal siswa. Secara rinci, gambaran umum kemampuan komunikasi

interpersonal siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Gambaran Umum Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

Gambaran

Umum

Rendah Sedang Tinggi

Total 24 131 17

Persentase 13,95% 76,16% 9,88%

Tingkat Pencapaian 84,23

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa paling banyak pada kategori sedang,

digambarkan dalam bentuk grafik 4.1 berikut :

54

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Grafik 4.1

Gambaran Umum Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013

Secara umum komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori

sedang, artinya siswa yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa yang termasuk

dalam kategori sedang mampu mencapai tingkat komunikasi interpersonal yang

sudah sesuai kriteria yaitu kemampuan yang sedang terhadap pengiriman pesan atau

informasi dengan adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan,

empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.

2. Gambaran Umum Pencapaian Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013

Hasil yang lebih spesifik mengenai gambaran komunikasi interpersonal siswa

di sekolah, berikut disajikan mengenai gambaran komunikasi interpersonal siswa

berdasarkan aspek-aspek yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman di

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Gambaran umum

13,95

76,16

9,88

Rendah

Sedang

Tinggi

55

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sekolah yaitu aspek keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan

kesetaraaan.

Gambaran pencapaian aspek-aspek komunikasi interpersonal siswa dapat

dilihat seperti berikut :

a. Aspek Keterbukaan

Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai

indikator-indikator dari aspek keterbukaan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Keterbukaan

Gambaran

Umum

Rendah Sedang Tinggi

Total 24 127 21

Persentase 13,95% 73,84% 12,21%

Tingkat Pencapaian 80,65

Pada aspek keterbukaan, dari tabel diketahui bahwa kategori sedang masih

memiliki persentase paling tinggi. Hal ini dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut:

Grafik 4.2

Gambaran Komunikasi Interpersonal Siswa Berdasarkan Aspek Keterbukaan

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Aspek Keterbukaan

13,95

73,84

12,21

Rendah

Sedang

Tinggi

56

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Grafik 4.2 menunjukkan perolehan aspek keterbukaan berada pada kategori

tinggi sebanyak 12,21%, rendah sebanyak 13,95%, dan sedang sebanyak 73,84%

yang berarti bahwa pada dasarnya kemampuan komunikasi interpersonal siswa telah

mencapai tingkat yang cukup baik.

Secara umum, grafik menunjukkan bahwa semua indikator dalam aspek ini

berada pada kategori sedang (73,84%) . Artinya sebagian besar siswa memiliki

kemampuan yang sesuai kriteria siswa sudah memiliki kemampuan yang sesuai

kriteria dalam menerima masukkan-masukkan yang datangnya dari orang lain dan

membuka diri pada orang lain, dan mengakui perasaan dan pikiran yang diungkapkan

adalah milik sendiri dan bertanggung jawab atasnya. Namun jika dibandingkan

dengan aspek yang lain, pada aspek keterbukaan ini jumlah siswa yang berada pada

kategori rendah memang lebih banyak. Sehingga perlu adanya pelayanan dalam

meningkatkan kemampuan siswa pada aspek keterbukaan.

Secara spesifik, tingkat pencapaian tiap indikator dapat dilihat pada grafik 4.3

di bawah ini:

Grafik 4.3

Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator Pada Aspek Keterbukaan

0102030405060708090

100

Kemauan Membuka Diri

Kemauan Memberikan Tanggapan

Mengakui Pendapat

86,777,79 78,6

Keterbukaan

57

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada aspek keterbukaan, Pada aspek keterbukaan, tingkat pencapaian dari tiga

indikator berada diatas 70% yang artinya bahwa semua indikator berada di kategori

sedang dan tinggi. Pada indikator kemauan membuka diri atas pendapat yang dimiliki

berada pada tingkat pencapaian 86,7%, kemauan memberikan tanggapan terhadap

teman secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat sebesar 77,79%, dan

mengakui bahwa pendapat yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan

bertanggungjawab atasnya adalah 78,6%. Artinya sebagian besar siswa memiliki

kemampuan yang tergolong optimal dalam kemampuan untuk membuka diri terhadap

pendapat dan gagasan yang dimiliki, mampu memberikan tanggapan terhadap teman

secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat, dan siswa mampu untuk

mengakui pendapat dan pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri.

b. Aspek Empati

Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai

indikator-indikator dari aspek empati dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Empati

Gambaran

Umum

Tinggi Sedang Rendah

Total 25 118 29

Persentase 14,53% 68,60% 16,86%

Tingkat Pencapaian 82,8

Gambaran umum pada aspek empati, jika dibuat grafik maka akan tampak

seperti grafik 4.4 berikut:

58

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Grafik 4.4

Gambaran Umum Indikator Aspek Empati

Pada aspek empati, pencapaian indikator berada pada kategori sedang

(68,60%). Sedangkan untuk siswa yang termasuk kategori tinggi (16,86%) memiliki

jumlah presentase yang lebih besar daripada siswa yang termasuk kategori rendah

(14,53%). Ini artinya bahwa siswa dianggap memiliki potensi dan mampu

menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. Kemampuan untuk mampu

memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan dari sudut pandang orang lain secara

emosional maupun intelektual.

Secara rinci, tingkat pencapaian tiap indikator pada aspek empati dapat dilihat

pada grafik 4.5 di bawah ini:

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Aspek Empati

14,53

68,60

16,86

Rendah

Sedang

Tinggi

59

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Grafik 4.5

Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator Pada Aspek Empati

Pada aspek empati, dari tiga indikator yang dijadikan acuan semua indikator

berada pada tingkat pencapaian dengan kategori tinggi yaitu pada indikator mampu

memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman (72,67%), mampu merasakan apa yang

dirasakan oleh teman (81,86%), dan mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang

diceritakan dan dialami teman (91,57%). Artinya sebagian besar siswa memiliki

kemampuan yang sesuai kriteria dalam kemampuan untuk mampu memikirkan apa

yang dipikirkan oleh temannya, siswa sudah mampu untuk merasakan apa yang

dirasakan oleh temannya, dan siswa juga memiliki kemampuan yang optimal dalam

mendengarkan dan merasakan apa yang dialami oleh temannya.

c. Aspek Sikap Mendukung

Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai

indikator-indikator dari aspek sikap mendukung dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah

ini:

0102030405060708090

100

Memikirkan yang dipikirkan

teman

merasakan yang dirasakan

teman

mendengarkan dan merasakan

cerita teman

72,6781,86

91,57

Empati

Empati

60

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.4

Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Sikap Mendukung

Gambaran

Umum

Tinggi Sedang Rendah

Total 27 95 50

Persentase 15,7% 55,23% 29,07%

Tingkat Pencapaian 86,6

Grafik 4.6 ini menggambarkan gambaran umum semua indikator dari aspek

sikap mendukung:

Grafik 4.6

Gambaran Umum Indikator Aspek Sikap Mendukung

Grafik 4.6 menunjukkan spek sikap mendukung berada pada sedang

(55,23%), sisanya berada pada kategori rendah (15,70%) dan tinggi (29,07%). Jika

dilihat dari persentase, maka siswa lebih banyak yang berada pada kategori sedang

yang memiliki arti sebagian besar siswa cukup mampu untuk menggunakan bahasa

verbal dan isyarat-isyarat non verbal seperti tersenyum, menganggukkan kepala,

mengedipkan mata, tepuk tangan secara tepat sebagai bentuk sikap mendukung yang

dimilikinya.

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Sikap Mendukung

15,70

55,23

29,07

Rendah

Sedang

Tinggi

61

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara rinci, tingkat pencapaian setiap indikator pada aspek sikap mendukung

dapat dilihat pada grafik4.7 yang ada di bawah ini:

Grafik 4.7

Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator

Pada Aspek Sikap Mendukung

Tiga indikator yang dijadikan acuan pada aspek sikap mendukung, semua

indikator berada pada tingkat pencapaian dengan kategori tinggi yaitu pada indikator

mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan mekanisme pertahanan diri

(90,41%), kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat

mendukung (87,31%), dan bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia

merubah posisi apabila keadaan mengharuskan (80,23%). Artinya sebagian besar

siswa memiliki kemampuan yang optimal dalam kemampuan untuk mampu

mengungkapkan perasaannya tanpa ada pertahanan diri yang berlebihan, bersedia

menciptakan suasana yang mendukung diantara teman-temannya, dan mau menerima

masukan-masukan dan pandangan yang berbeda dari teman.

0102030405060708090

100

Mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan

mekanisme pertahanan diri

secara spontan menciptakan

suasana mendukung

bersedia mendengarkan

pandangan yang berbeda

90,41 87,3180,23

Sikap Mendukung

62

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Aspek Sikap Positif

Secara rinci, gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013

mengenai pencapaian indikator-indikator dari aspek sikap positif dapat dilihat pada

tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Sikap Positif

Gambaran

Umum

Tinggi Sedang Rendah

Total 21 101 50

Persentase 12,21% 58,72% 29,07%

Tingkat Pencapaian 86,2

Tabel di atas, kemudian diubah dalam bentuk grafik agar lebih terlihat

bagaimana persentase kelompok siswa. Dipaparkan pada grafik 4.8 berikut:

Grafik 4.8

Gambaran Umum Indikator Aspek Sikap Positif

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Sikap Positif

12,21

58,72

29,07

Rendah

Sedang

Tinggi

63

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Grafik 4.8 menunjukkan kebanyakan siswa berada pada kategori sedang

(58,72%) pada aspek sikap positif. Sedangkan untuk kategori tinggi sebesar 29,07%

dan rendah sebanyak 12,21%. Banyaknya siswa yang termasuk kedalam kategori

sedang berarti sebagian besar siswa cukup mampu untuk menghargai dirinya sendiri

dan orang lain secara positif begitupun yang mempunyai perasaan negatif terhadap

dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu sikap positif muncul dengan

diawali dari adanya penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.

Secara rinci,tingkat pencapaian setiap indikator pada aspek sikap positif dapat

dilihat pada grafik4.9 yang ada di bawah ini:

Grafik 4.9

Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator

Pada Aspek Sikap Positif

Tiga indikator pada aspek sikap positif yaitu indikator memiliki sikap positif

terhadap diri sendiri (85,58%), memiliki sikap positif terhadap teman dengan yang

sesama jenis kelamin (87,32%), dan indikator memiliki sikap positif terhadap teman

yang berbeda jenis kelamin (85,61%) berada pada tingkat pencapaian yang sedang

0102030405060708090

100

Sikap positif terhadap diri

sendiri

Sikap positif sesama jenis

kelamin

sikap positif terhadap yang berbeda jenis

kelamin

85,58 87,32 85,61

Sikap Positif

64

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan cenderung tinggi. Ini berarti bahwa sebagian besar siswa memiliki kemampuan

yang optimal dalam memandang positif dirinya dan memiliki sikap positif pada

semua teman tanpa membedakan gender.

e. Aspek Kesetaraan

Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai

pencapaian indikator-indikator dari aspek kesetaraan dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut:

Tabel 4.6

Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Kesetaraan

Gambaran

Umum

Tinggi Sedang Rendah

Total 15 108 49

Persentase 8,72% 62,79% 28,49%

Tingkat Pencapaian 84,9

Grafik 4.10 memaparkan mengenai pengelompokkan jawaban pilihan siswa

Kelas VIII yang menjadi sampel:

Grafik 4.10

Gambaran Umum Indikator Aspek Kesetaraan

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Aspek Kesetaraan

8,72

62,79

28,49

Rendah

Sedang

Tinggi

65

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Grafik 4.10 menunjukkan aspek kesetaraan berada pada kategori tinggi

(28,49%), terbanyak pada kategori sedang (62,79%), dan rendah (8,72%). Ini berarti

bahwa siswa cukup mampu menghargai, berguna, dan memiliki sesuatu yang penting

untuk disumbangkan. Selain itu siswa juga mampu menerima orang lain apa adanya

tanpa harus ada syarat-syarat tertentu misalnya tanpa memandang jenis kelamin.

Secara rinci, gambaran setiap indikator pada aspek sikap mendukung dapat

dilihat pada grafik4.11 yang ada di bawah ini:

Grafik 4.11

Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator

Pada Aspek Kesetaraan

Pada aspek kesetaraan, indikator mengaku semua pihak mempunyai

kepentingan yang sama (72,09%), memiliki sikap positif terhadap teman yang satu

jenis kelamin (90,41%), dan indikator memberikan penghargaan tidak bersyarat

(95,93%), dan tidak membedakan jenis kelamin dalam berkomunikasi (86,82%)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Mengaku semua pihak

memiliki kepentingan yang sama

memberikan penghargaan

tidak bersyarat

tidak membedakan jenis kelamin

72,09

90,4186,82

Kesetaraan

66

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berada pada tingkat pencapaian diatas 70% dan walaupun sudah baik, masih dapat

ditingkatkan agar lebih optimal. Artinya sebagian besar siswa memiliki kemampuan

yang optimal dalam memandang positif dirinya dan memiliki sikap positif pada

semua teman tanpa membedakan gender.

Hasil tingkat pencapaian tiap indikator dipaparkan dalam tabel 4.7 di bawah

ini :

Tabel 4.7

Gambaran Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013

Berdasarkan Aspek dan Indikator

Aspek Tingkat

Pencapaian Indikator

Tingkat

Pencapaian

1. Keterbukaan

(openness)

80,65%

a. Kemauan untuk membuka diri

atas pendapat dan gagasan

yang dimiliki.

86,7%

b. Kemauan memberikan

tanggapan terhadap teman

secara jujur mengenai sebuah

gagasan dan pendapat

77,79%

c. Mengakui bahwa pendapat dan

pikiran yang dikemukakan

merupakan milik sendiri dan

beranggungjawab atasnya.

78,6%

2. Empati

(empathy)

82,92%

a. Mampu memikirkan apa yang

dipikirkan oleh teman. 72,67%

b. Merasakan apa yang dirasakan

oleh teman. 81,86%

67

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aspek Tingkat

Pencapaian Indikator

Tingkat

Pencapaian

c. Mampu mendengarkan dan

ikut merasakan yang

diceritakan dan dialami teman

91,57%

3. Sikap

mendukung

(supportiveness)

86,62%

a. Mengungkapkan perasaannya

dan tidak melakukan

mekanisme pertahanan diri.

90,41%

b. Kesediaan secara spontan

untuk menciptakan suasana

yang bersifat mendukung.

87,31%

c. Bersedia mendengar

pandangan yang berbeda dan

bersedia merubah posisi

apabila keadaan

mengharuskan.

80,23%

4.Sikap positif

(positiveness)

86,21%

a. Memiliki sikap positif

terhadap diri sendiri 85,58%

b. Memiliki sikap positif terhadap

teman yang satu gender 87,32%

c.Memiliki sikap positif terhadap

teman dengan yang berbeda

gender

85,61%

5. Kesetaraan

(Equality)

84,93%

a. Mengaku semua pihak

mempunyai kepentingan yang

sama

72,09%

68

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aspek Tingkat

Pencapaian Indikator

Tingkat

Pencapaian

b. Memberikan penghargaan

tidak bersyarat 90,41%

c. Tidak membedakan gender

dalam berkomunikasi 86,82%

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Mengenai Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Didasarkan pada data-data yang dihimpun melalui penyebaran angket,

menunjukkan secara umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada

pada kategori sedang. Siswa yang berada pada kategori sedang diasumsikan dia telah

mencapai tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang sesuai kriteria dalam

setiap aspeknya.

DeVito (2011:24) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah tindakan yang

dilakukan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang

terdistorsi, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan

ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

Dengan mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh ahli, maka siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot dapat dikatakn sudah mampu untuk mengirim

dan menerima pesan, memiliki tujuan dan konteks tertentu dalam komunikasi yang

dilakukan, dan mampu melakukan umpan balik.

Siswa melakukan interaksi sosial yang baik dituntut untuk memiliki

kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Kemampuan komunikasi

interpersonal yang baik dapat menjadikan siswa berprilaku yang diterima secara

69

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sosial, memainkan peranan di lingkungan sosialnya, dan memiliki sikap yang positif

terhadap kelompok sosialnya.

Secara umum pencapaian aspek-aspek komunikasi interpersonal siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

menunjukkan tingkat pencapaian yang sesuai kriteria yang ditandai melalui data

perhitungan bahwa semua aspek berada pada kategori sedang yaitu keterbukaan,

empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Pencapaian aspek-aspek

komunikasi interpersonal siswa akan optimal dengan adanya upaya bimbingan untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa. Upaya

bimbingan diarahkan pada pendekatan preventif dan pengembangan, yaitu

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah sehingga siswa

dapat menjalin hubungan sosial dengan tepat dan efektif.

Komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh DeVito (2011,285-291)

yaitu komunikasi interpersonal dapat berlangsung efektif apabila mengandung 5

aspek yang digunakan untuk mengukur kualitas kemampuan komunikasi

interpersonal yang dimiliki siswa, yaitu: a) Keterbukaan (Openess), b) Empati

(Empathy), c) Sikap mendukung (Supportiveness), d) Sikap positif (Positiveness), e)

Kesetaraan (Equality). Siswa diharapkan memiliki tingkat pencapaian yang baik pada

setiap aspeknya yaitu siswa mampu meningkatkan sikap keterbukaan, empati, sikap

mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.

Penelitian menunjukkan pada aspek keterbukaan, sebagian besar siswa telah

memiliki kemampuan yang sesuai kriteria dalam membuka diri terhadap pendapat

dan gagasan yang dimiliki, siswa mampu membuka diri kepada orang lain, akan

menjadikan orang lain yang diajak bicara merasa aman dalam melakukan komunikasi

interpersonal yang akhirnya juga akan turut membuka diri. Selain itu, siswa juga

mampu menerima masukan-masukan yang datangnya dari orang lain dan membuka

diri pada orang lain, serta mengakui perasaan dan pikiran yang diungkapkan adalah

milik sendiri dan bertanggung jawab atasnya.

70

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kemampuan

membuka diri merupakan hal penting untuk dimiliki siswa dalam mewujudkan

komunikasi yang efektif. Dengan demikian, siswa memerlukan upaya bimbingan

untuk meningkatkan kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur

mengenai sebuah gagasan dan mengakui bahwa gagasan atau pendapat yang

dikemukakan merupakan miliknya. Upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian

layanan berupa bimbingan kelompok.

Pada aspek empati, sebagian besar siswa mampu menempatkan dirinya pada

posisi atau peranan orang lain, memikirkan apa yang dipikirkan oleh temannya dan

memiliki kemampuan yang optimal dalam merasakan apa yang dirasakan oleh

temannya, dan bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia merubah

posisi. Dengan tingkat pencapaian yang tinggi, maka layanan yang diberikan bersifar

pemeliharan untuk menjaga siswa agar terus memiliki empati yang baik karena

empati merupakan dasar untuk dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik.

Oleh karena itu, diperlukan upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan

yang tepat berupa bimbingan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

Willis (2007: 161) mengungkapkan bahwa empati ialah kemampuan untuk

merasakan apa yang dirasakan orang lain. Empati dibagi menjadi dua yaitu primer

dan empati tingkat tinggi. Empati primer yaitu suatu bentuk empati yang hanya

memahami perasaan, pikiran, keinginan, dan pengalaman orang lain. Sedangkan

empati tingkat tinggi ialah apabila kepahaman seseorang terhadap perasaan, pikiran,

keinginan, serta pengalaman orang lain lebih dalam dan menyentuh orang lain.

Berdasarkan pendapat ahli, maka siswa kebanyakan berada pada kategori empati

primer karena banyak yang berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa

kemampuan empati siswa masih perlu ditingkatkan.

Dalam aspek sikap mendukung, siswa mampu untuk mendengar pandangan

yang berbeda dari sekitarnya, mampu untuk mengungkapkan perasaannya dengan

tidak melakukan mekanisme pertahanan diri, dan siswa mampu untuk menciptakan

suasana yang mendukung. Siswa mampu menyampaikan perasaaan dan persepsi

71

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepada orang dan mampu menciptakan suasana yang bersifat mendukung yang dapat

dilakukan dengan menggunakan isyarat-isyarat non verbal seperti tersenyum,

menganggukkan kepala, mengedipkan mata, tepuk tangan. DeVito (2011:289)

mengungkapkan pada aspek sikap mendukung, siswa yang cenderung memiliki sikap

spontan dan terus terang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya, biasanya akan

bereaksi dengan cara yang sama yaitu terus terang dan terbuka, sedangkan apabila

seseorang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya, akan bereaksi secara

defensif.

Hasil penelitian sebenarnya menunjukkan bawa siswa dapat dikatakan sudah

optimal dalam aspek ini. Namun, walaupun kemampuan siswa sesuai kriteria pada

aspek sikap mendukung akan tetapi hal tersebut dirasa masih dapat ditingkatkan

karena masih ada indikator yang didalamnya tidak ada siswa yang berada pada

kategori tinggi dan hal ini berarti perlunya upaya peningkatan kemampuan siswa

berupa bimbingan kelompok dan konseling kelompok untuk meningkatkan

kemampuan mengungkapkan persaannya dengan mampu menciptakan suasana yang

mendukung secara spontan dan mendengar pandangan yang berbeda.

Pada aspek sikap positif, penelitian menunjukkan siswa memiliki sikap positif

yang ditunjukan terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain. Siswa sudah dapat

menghargai dirinya sendiri dan orang lain secara positif begitupun yang mempunyai

perasaan negatif terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Siswa sudah mulai

memiliki sikap positif yang baik yaitu mampu bertindak berdasarkan penilaian yang

baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang

penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk

mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang

telah diterima. Seperti yang diungkapkan Devito (2011:289) bahwa individu

mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya

dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang

menjadi teman individu berinteraksi. Aspek ini dapat lebih ditingkatkan dan

72

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dioptimalkan dalam perkembangan siswa melalui upaya pemberian layanan dasar

yaitu bimbingan klasikal.

Pada aspek kesetaraan, siswa dinilai sudah cukup mampu menerima orang

lain apa adanya dan menyetujui kehadiran orang lain sacara positif tanpa harus ada

syarat-syarat tertentu. Siswa sudah cukup mampu belajar untuk menganggap bahwa

diri sendiri tidak selalu lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status,

kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan. Selain itu siswa juga

telah mampu bergaul dan berinteraksi dengan semua teman tanpa membedakan jenis

kelamin.

Penelitian menunjukkan siswa mampu memberikan penghargaan tidak

bersyarat pada orang lain, menilai semua orang sama dengan tidak membedakannya

memiliki selain itu siswa juga memiliki kemampuan yang optimal dalam mengakui

semua pihak mempunyai kepentingan yang sama. Sehingga upaya bimbingan yang

diberikan lebih difokuskan pada pengembangan yaitu dengan diberikannya layanan

bimbingan berupa bimbingan kelompok.

Kemampuan komunikasi interpersonal membuat siswa dapat memahami antar

sesamanya dan mengetahui informasi mengenai lingkungan interaksi sekitarnya,

sehingga secara otomatis siswa mampu mengambil tindakan dan keputusan sebagai

respon informasi yang diberikan karena pada hahikatnya, kemampuan komunikasi

interpersonal merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam

berinteraksi. Namun kenyataanya di lapangan, ada beberapa siswa yang belum

mampu menggunakan kemampuan komunikasi interpersonalnya secara optimal.

Persoalan-persoalan yang muncul akibat dari ketidakmampuannya melakukan

komunikasi interpersonal tersebut mengakibatkan siswa mengalami kegagalan dalam

proses kehidupannya.

Penelitian Vance Packard (Budiamin, 2011) mengemukakan bila seseorang

mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain

ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, „dingin‟ sakit fisik dan mental, dan

mengalami „flight syndrome’ (ingin melarikan diri dari lingkungannya). Remaja yang

73

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal akan mengalami

kesulitan dalam berinteraksi sosial yang lebih luas.

Berdasarkan data hasil penelitian, kemampuan komunikasi interpersonal yang

dimiliki siswa pada semua aspek sudah menunjukkan tingkat pencapaian yang sesuai

kriteria akan tetapi siswa tetap memerlukan upaya bimbingan yang diharapkan

mampu memelihara dan meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal

sehingga siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dan

terutama mampu mengatasi dan mengarahkan dirinya, memperhatikan dunia luar dan

mempunyai kemampuan untuk berinteraksi sosial yang baik. Seperti yang telah

diungkapkan, siswa yang tidak dapat melakukan komunikasi interpersonal akan

mengalami permasalahan dan kegagalan dalam proses kehidupannya dan hal ini

termasuk kedalam bidang permasalahan pribadi-sosial. Layanan bimbingan dan

konseling terutama untuk bidang pribadi-sosial di sekolah memang sudah dibuat dan

terencana. Namun tidak ada program khusus yang dibuat untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi atau interaksi siswa.

Dari hasil wawancara secara informal dengan koordinator dan guru BK

didapat kesimpulan bahwa program di sekolah tidak menitikberatkan pada tugas

perkembangan tertentu karena semua tugas perkembangan harus dapat diakomodasi

dengan baik. oleh karena itu program yang dibuat bersifat menyeluruh. Satuan

layanan yang telah dibuat kemudian disampaikan kepada siswa setiap satu minggu

sekali sebagai langkah pencegahan atau preventif. Sedangkan untuk pelayanan

khusus seperti misalnya kuratif diberikan jika memang sudah ada masalah yang

muncul.

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian, maka dibuat hipotetik program

bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa. Program ini dibuat untuk meningkatkan dan mempertahankan

kemampuan siswa dalam berinteraksi khususnya berkomunikasi dengan

lingkungannya.

74

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Interpersonal Siswa

Penyusunan program didasarkan pada hasil analisis terhadap data yang

diperoleh mengenai gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa

dan indikator-indikator kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah.

Gambaran dari indikator-indikator komunikasi interpersonal siswa merupakan dasar

dalam penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan

terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabpaten Bandung tahun

ajaran 2012/2013, diketahui siswa kelas VIII memiliki tingkat pencapaian

komunikasi interpersonal yang dapat dikategorikan sesuai kriteria. Penyusunan

program bimbingan pribadi sosial diarahkan pada pendekatan preventif dan

pengembangan. Program bimbingan pribadi sosial disusun untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Pemberian bantuan dilakukan melalui

layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan

dukungan sistem, dengan materi relevan yang disesuaikan dengan hasil analisis

kebutuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun

Ajaran 2012/2013.

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 divalidasi oleh dosen ahli Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan serta Guru BK SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten

Bandung. Validasi yang dilakukan menunjukkan adanya perbaikan (revisi) pada

komponen-komponen tertentu, akan tetapi pada dasarnya program dapat

direkomendasikan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten

Bandung.

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa ini adalah program tambahan bagi program

75

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bimbingan dan konseling pribadi sosial khususnya bagi siswa kelas VIII sehingga

diperlukan adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada guru pembimbing siswa kelas

VIII. Kesimpulan hasil validasi, sebagai berikut:

1. Rumusan kompetensi yang dikembangkan merujuk pada Standar Kompetensi

Kemandirian Peserta Didik

2. Deskripsi kebutuhan dan visi misi program dapat dihilangkan.

3. Tujuan program ditulis dan disesuaikan dengan hasil need assesment

4. Point personel yang dilibatkan dapat digabungkan dengan mekanisme kerja

antar personel

5. Sarana dan prasarana yang ditulis dalam program adalah yang benar-benar

dibutuhkan dan digunakan dalam pelaksanaan program.

6. Instrumen yang dipergunakan untuk evaluasi diusahakan menggunakan

bahasa dan format yang mudah digunakan oleh guru BK.

Selanjutnya ditarik kesimpulan dari hasil validasi untuk selanjutnya dilakukan

perbaikan atau revisi program menjadi program hipotetik, program hipotetik

bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal

siswa merupakan program yang melengkapi program BK yang sudah ada pada bidang

pribadi sosial.

76

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

INTERPRSONAL SISWA

(Setelah Validasi)

A. Rasional

Perkembangan sosial dialami oleh semua individu dalam setiap fase

perkembangannya, termasuk remaja. Perkembangan sosial pada fase remaja semakin

tampak jelas dan sangat dominan dibandingkan dengan masa anak-anak. Masa remaja

merupakan awal pembentukan kematangan karakter sosial dari seseorang yang akan

menjadi bekal kemampuan bersosialisasi ketika memasuki masa dewasa. Remaja

mulai memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap lingkungan, kesadaran akan

kesunyian, dan juga kebutuhan akan teman untuk berinteraksi dan berbagi.

Salah satu proses interaksi sosial sebagai bentuk perkembangan sosial remaja

ialah interaksi sebagai siswa di sekolah. Interaksi sosial yang baik akan terbentuk

jika siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Siswa yang

memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dapat menjadikan siswa

berprilaku yang diterima secara sosial dan memiliki sikap yang positif terhadap

kelompok sosialnya.

Kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan komunikasi yang efektif

ialah salah satu ciri bahwa siswa memiliki komunikasi interpersonal yang baik.

Mulyana (Andreas,2009:1) mengemukakan komunikasi interpersonal sebagai

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau

nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai

komunikasi yang berlangsung diantara dua orang atau lebih yang mempunyai

hubungan yang mantap dan jelas. Ukuran seperti apa seorang siswa dapat diterima

77

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau tidak di lingkungan sosialnya dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam

melakukan komunikasi interpersonal dengan efektif.

Siswa dalam melakukan komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila

tercipta rasa saling menyukai antara satu dengan yang lainnya, dan sebaliknya apabila

tidak ada rasa saling menyukai dan membuat hubungan antar sesama menjadi tidak

baik maka siswa akan mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Dengan demikian,

komunikasi memiliki arti yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan siswa

dalam berinteraksi dengan dunia sosial khususnya lingkungan sekolah (Rakhmat,

2001: 45). Siswa yang tidak mampu melakukan komunikasi interpersonal selain

mengalami kegagalan juga akan menimbulkan banyak persoalan bagi dirinya.

Vance Packard (Budiamin, 2011) mengemukakan bila seseorang mengalami

kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain ia akan

menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, dan ingin melarikan

diri dari lingkungannya. Pendapat tersebut menyiratkan bahwa komunikasi

interpersonal mempunyai dampak yang cukup besar bagi kehidupan siswa.

Ketidakmampuan yang dialami siswa dalam melakukan komunikasi

interpersonal diindikasikan dengan beberapa kriteria tolak ukur, sesuai yang

dikemukakan oleh Devito (2011: 285-291). yaitu keterbukaan (openess), empati

(empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan

kesetaraan (equality) Berdasarkan hasil need assement di sekolah, diperoleh

gambaran umum dan aspek kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013. Temuan yang diperoleh

menunjukkan 76,16% berada pada kategori sedang tingkat kemampuan komunikasi

interpersonalnya,13,95% siswa berada pada kategori tinggi dan 9,88% siswa berada

kategori rendah. Dilihat secara umum gambaran yang diperoleh menunjukkan bahwa

siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal sedang, artinya siswa yang

termasuk dalam kategori sedang mampu mencapai tingkat komunikasi interpersonal

yang sudah sesuai kriteria yaitu kemampuan yang sedang terhadap pengiriman pesan

atau informasi dengan adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan,

78

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Tingkat pencapaian aspek

komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 menunjukkan semua aspek berada pada kategori

sedang yaitu keterbukaan 73,84%, empati sebesar 68,60%, sikap mendukung 55,23%,

sikap positif 58,72%, dan kesetaraan sebesar 62,79%, namun aspek sikap mendukung

memiliki persentase yang paling kecil yaitu 55,23%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan

terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013,

diketahui siswa kelas VIII memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang

dapat dikatakan sesuai kriteria akan tetapi belum maksimal dan perlunya upaya yang

mengarah pada suatu kegiatan yang dapat membantu siswa meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal yang dimilikinya. Upaya bimbingan dilakukan

oleh pelaksana layanan bimbingan dan konseling di sekolah, karena bimbingan dan

konseling di sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk membantu

meningkatkan potensi siswa dalam meningkatkan kemampuan diri dan sosial di

sekolah.

Hadirnya bimbingan dan konseling di sekolah, diharapkan dapat membantu

siswa dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang menghambat perkembangannya.

Masalah-masalah yang dialami siswa terutama kemampuan komunikasi interpersonal

yang muncul termasuk dalam bidang layanan bimbingan pribadi sosial. Bimbingan

pribadi-sosial merupakan bimbingan yang memiliki fokus untuk membantu siswa

dalam mengatasi masalah yang bersifat pribadi serta memecahkan dan mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, dan diharapkan kedepannya siswa dapat

berperilaku sesuai dengan tuntutan lingkungan kehidupan dan perkembangannya.

Program bimbingan pribadi sosial diharapkan dapat membantu siswa dalam

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimilikinya. Bimbingan

pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang

efektif perlu disusun dalam rancangan program bimbingan dan konseling yang

direncanakan secara sistematis, terarah, dan terpadu.

79

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penyusunan program bimbingan pribadi sosial didasarkan pada hasil need

assesment yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yaitu diarahkan pada

pendekatan preventif dan pengembangan, yaitu program bimbingan pribadi sosial

disusun untuk dapat memelihara dan meningkatkan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot.

B. Kompetensi yang Dikembangkan

Kompetensi secara umum dititikberatkan kepada meningkatkan kemampuan

siswa dalam kematangan emosi, pengembangan pribadi, dan kematangan

penempatan diri di lingkungan sosial. Siswa dapat mempelajari cara-cara

menumbuhkan empati menjadi bagian dalam dirinya, bersikap toleran terhadap

perasaan diri sendiri dan orang lain dan mengekspresikan perasaan dalam cara-cara

yang bebas, terbuka dan sesuai dengan norma; mempelajari keragaman interaksi

sosial seperti nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam pergaulan;

mempelajari keunikan dalam diri, menerima dan menggali keunikan diri dengan

segala kelebihan dan kekurangannya; mempelajari cara menghargai dan

menunjukkan dukungan pada teman sebaya; mempelajari cara-cara membina dan

kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman sebaya tanpa membedakann

jenis kelamin.

Kompetensi yang diharapkan setelah pemberian layanan adalah sebagai

berikut:

1. Siswa dapat menambah dan membangun pengetahuan dan pemahaman mengenai

pentingnya kemampuan komunikasi interpersonal (Pengenalan)

2. Siswa dapat menjadikan komunikasi interpersonal sebagai kemampuan yang

harus dimiliki (Akomodasi)

3. Siswa dapat mewujudkan kemampuan komunikasi interpersonal yang

diperlihatkan dalam tindakan nyata sehari-hari (Tindakan).

80

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Dasar dan Landasan Operasional

Penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa didasari pada landasan hukum sebagai

berikut :

1. UU No.20 tahun 2003 ayat 1 “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.

2. UU No.20 tahun 2003 ayat 6 “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,

instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.

3. Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 pasal 27, yaitu bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,

mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

Secara operasional yang melandasi penyusunan program bimbingan pribadi

sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yaitu adanya

hasil observasi dan hasil analisis angket kemampuan komunikasi interpersonal siswa

pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013 yang

menunjukkan kategori sedang. Secara umum, program bimbingan diarahkan pada

pendekatan yang bersifat preventif dan pengembangan, yaitu meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah. Meskipun secara umum

diperoleh gambaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten

Bandung Tahun ajaran 2012/2013 memiliki kemampuan komunikasi interpersonal

sedang. Hal tersebut belum optimal sehingga perlu adanya layanan bimbingan dan

konseling pribadi sosial untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal di sekolah.

81

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Tujuan Program

Munculnya aspek-aspek komunikasi interpersonal ditandai oleh adanya

indikator yang menunjukkan tingkat pencapaian komunikasi interpersonal siswa VIII

SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Secara

rinci, dipaparkan sebagai berikut :

Pada aspek keterbukaan, tingkat pencapaian masing-masing indikator yaitu

kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan gagasan yang dimiliki mencapai

86.7%, kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur mengenai

sebuah gagasan dan pendapat mencapai 77.79%, dan mengakui bahwa pendapat dan

pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan beranggungjawab atasnya

mencapai 78,6%. Untuk aspek empati, tingkat pencapaian masing-masing indikator

yaitu mampu memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman sebesar 72.67%, nerasakan

apa yang dirasakan oleh teman sebesar 81.86%, dan mampu mendengarkan dan ikut

merasakan yang diceritakan dan dialami teman sebesar 91,57%. Aspek sikap

mendukung, tingkat pencapaian masing-masing indikator yaitu mengungkapkan

perasaannya dan tidak melakukan mekanisme pertahanan diri sebesar 90.41%,

kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat mendukung sebsar

87.31%, dan bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia merubah

posisi apabila keadaan mengharuskan sebesar 80,23%. Aspek sikap positif, tingkat

pencapaian masing-masing indikator ialah untuk indikator memiliki sikap positif

terhadap diri sendiri sebesar 85.58%, memiliki sikap positif terhadap teman yang satu

gender sebesar 87.32%, dan memiliki sikap positif terhadap teman yang berbeda

gender sebesar 85.61%. dan untuk aspek yang terakhir yaitu kesetaraan, tingkat

pencapaian masing-masing indikator ialah 72.09% untuk mengaku semua pihak

mempunyai kepentingan yang sama, 90.41% untuk memberikan penghargaan tidak

bersyarat, dan 86.82% untuk indikator tidak membedakan gender dalam

berkomunikasi.

Temuan penelitian yang merupakan hasil kajian gambaran umum dan aspek

kemampuan komunikasi interpersonal siswa, maka diperoleh kebutuhan siswa

82

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terhadap layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa sebagai berikut :

Tabel 4.8

Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling

untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013

Kebutuhan Siswa

Secara Umum

Kebutuhan Siswa Secara

Khusus

1. Memiliki sikap terbuka a. Kemauan memberikan

tanggapan terhadap teman

secara jujur mengenai sebuah

gagasan dan pendapat

b. Mengakui bahwa pendapat

dan pikiran yang

dikemukakan merupakan

milik sendiri dan

beranggungjawab atasnya.

2. Menumbuhkan Empati a. Mampu berempati terhadap

perasaan teman

b. Mampu menunjukkan rasa

empati terhadap perasaan

teman

3. Meningkatkan

keterampilan sikap

mendukung

a. Mampu menunjukkan sikap

mendukung kepada teman

4. Meningkatkan sikap

positif terhadap diri

sendiri dan orang lain

a. Mengetahui dan mengenal

keunikan diri serta mampu

memanfaatkannya

83

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kebutuhan Siswa

Secara Umum

Kebutuhan Siswa Secara

Khusus

b. Mengenal keunikan dari

teman-teman serta mampu

menghargainya

5. Menumbuhkan rasa

kesetaraan dengan

sesama terutama

dengan teman

a. Menumbuhkan kebersamaan

dan kerjasama dengan semua

teman tanpa membedakan

jenis kelamin

Program disusun bertujuan membantu siswa dalam meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonalnya yang diwujudkan dalam bentuk

keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Berbagai

strategi dan jenis layanan bimbingan pribadi sosial secara khusus untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa.

Secara khusus, layanan yang diberikan dalam program bimbingan pribadi

sosial dikembangkan berdasarkan profil aspek dan indikator komunikasi interpersonal

siswa yang berada pada kategori tinggi, sedang dan rendah tingkat pencapaiannya.

Walaupun secara umum tingkat pencapaian komunikasi interpersonal siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun ajaran 2012/2013 sesuai

kriteria, hal itu dirasa belum maksimal dan perlu upaya pengembangan ke arah yang

lebih berarti.

E. Komponen Program

1. Layanan Dasar

Layanan dasar memiliki tujuan untuk membantu seluruh siswa SMP Negeri 2

Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 (kategori sedang)

memperoleh perkembangan yang optimal, dan meningkatkan kemampuan

84

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

komunikasi interpersonal yang dimilikinya secara efektif. Layanan dasar pada

program bimbingan pribadi sosial dikembangkan berdasarkan pada hasil penelitian

profil kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang mencakup pada indikator-

indikator komunikasi interpersonal yang menunjukkan dimana siswa sudah sesuai

kriteria dalam menampilkan kemampuan komunikasi interpersonalnya. Strategi yang

digunakan dalam layanan adalah bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok

menggunakan Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling.

Indikator-indikator yang menjadi fokus pengembangan pelayanan dasar

mencakup hal-hal berikut : a) Kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan

gagasan yang dimiliki, b) Kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara

jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat, c) Mengakui bahwa pendapat dan

pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan beranggung jawab atasnya,

d) Mampu memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman, e) Merasakan apa yang

dirasakan oleh teman, f) Mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan

mekanisme pertahanan diri, g) Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri,

h) Memiliki sikap positif terhadap teman yang satu gender, i) Memiliki sikap positif

terhadap teman dengan yang berbeda gender, j) Mengaku semua pihak mempunyai

kepentingan yang sama, k) Memberikan penghargaan tidak bersyarat, dan l) Tidak

membedakan gender dalam berkomunikasi.

2. Layanan Responsif

Pemberian layanan responsif difokuskan pada siswa SMP Negeri 2

Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang berada pada kategori

rendah tingkat kemampuan komunikasi interpersonalnya. Layanan responsif

diasumsikan untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang

memerlukan bantuan dengan segera. Layanan responsif dapat membantu siswa dalam

memenuhi kebutuhannya terutama dalam mencapai perkembangan pribadi dan

sosialnya khususnya dalam kemampuan komunikasi interpersonalnya.

Fokus pengembangan layanan responsif yaitu pada upaya membantu siswa

memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang dapat digunakan untuk

85

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya. Layanan reponsif diberikan

kepada siswa yang selama mengikuti pelayanan dasar cenderung masih memiliki

pemahaman yang kurang terhadap pentingnya memiliki kemampuan komunikasi

interpersonal. Bentuk layanan yang dilakukan oleh guru BK melalui pendekatan

krisis atau kuratif dengan strategi yang digunakan yaitu konseling kelompok.

Materi yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator pada aspek

komunikasi interpersonal dengan tingkat pencapaian yang dianggap memerlukan

layanan ini, yaitu: 1) Mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang diceritakan dan

dialami teman, 2) Kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat

mendukung , dan 3) Bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia

merubah posisi apabila keadaan.

3. Layanan Perencanaan Individual

Layanan perencanan individual ialah layanan yang memiliki fokus untuk

membantu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun

ajaran 2012/2013 yang berada kategori tinggi dalam membuat dan

mengimplementasikan rencana-rencana untuk mempertahankan kemampuan

komunikasi interpersonalnya. Tujuan dari layanan perencanaan individual adalah

membantu siswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya

memiliki kemampuan komunikasi interpersonal, dan menyadari dampak yang

ditimbulkan jika tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.

Fokus pengembangan layanan perencanaan individual mencakup :

a. Jangka Pendek

1) Rencana melakukan kegiatan-kegiatan yang rutin positif dalam rangka

mencari kesibukan melalui sejumlah aktivitas yang bermanfaat.

2) Rencana melakukan budaya 5S (sapa, senyum, salam, sopan, dan santun)

yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari bertujuan untuk melatih

komunikasi positif antar siswa.

3) Rencana kerjasama dengan pelatih ekstrakurikuler untuk memasukan materi

mengenai pengembangan diri dalam materi ekstrakurikuler.

86

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Jangka Menengah

1) Rencana pembentukan peer guidance untuk membantu siswa yang belum

memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.

2) Rencana mengikuti kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kemampuan

komunikasi siswa seperti speech contest dan story telling

c. Jangka Panjang

1) Rencana kerjasama atau kolaborasi dengan pihak luar sekolah seperti

kepolisian atau LSM untuk meningkatkan kemampuan siswa terutama

meningkatkan kecakapan siswa dalam berkomunikasi.

2) Rencana peran aktif dalam forum mading sekolah.

Strategi yang digunakan adalah pemberian informasi, konsultasi dan

konseling individual, rujukan atau kolaborasi dengan disiplin ilmu yang

lain.

4. Dukungan Sistem

Dukungan sistem dilakukan dengan melaksanakan kegiatan yang secara tidak

langsung dapat membantu memfasilitasi kelancaran pelaksanaan program bimbingan

dan konseling untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan,

memelihara, dan meningkatkan program layanan melalui pengembangan sumber daya

dengan penyediaan lingkungan dan memperlancar proses layanan bimbingan dan

konseling yang akan dilaksanakan.

Dukungan sistem yang dalam program ini meliputi strategi kerjasama yang

dilakukan dalam pemberian layanan dengan melibatkan guru sebagai fasilitator

materi, kerjasama dengan komite sekolah, kerjasama dengan pihak manajemen

sekolah, kerjasama dengan instansi-instansi mitra sekolah, dan memasukkan program

bimbingan dan konseling sebagai bagian yang integral dalam program atau kegiatan-

kegiatan secara umum dan khusus di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten

Bandung.

87

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Unsur-unsur yang ada di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

dapat dioptimalkan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling melalui

pengembangan jejaring. Bentuk dukungan sistem dalam pemberian layanan

menyangkut kegiatan yang meliputi:

1) Setiap satu bulan sekali konselor menghimpun berbagai data dari guru mata

pelajaran dan wali kelas, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa ketika berada di kelas/sekolah;

2) Konselor bekerja sama dengan dengan guru mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Olahraga dalam meningkatkan

sikap positif, empati, meningkatkan kemampuan memulai percakapan yang

baik, dan cara berinteraksi dengan kelompok sehingga siswa semakin

kompeten dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal;

3) Melakukan pertemuan rutin yang dilakukan satu bulan sekali dengan orang

tua dan wali kelas dalam rangka bertukar informasi mengenai perkembangan

siswa dalam pencapaian komunikasi interpersonal.

F. Personel yang Dilibatkan dan Mekanisme Kerja Antar Personel

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari keseluruhan proses

pendidikan di Sekolah. Pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial menjadi

tanggung jawab bersama antara personel sekolah. Personel yang paling bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa adalah guru pembimbing/konselor.

Secara lebih rinci berikut dikemukakan beberapa personel yang akan dilibatkan.

a. Kepala SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

b. Wakil kepala sekolah SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

c. Koordinator guru pembimbing SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

d. Guru pembimbing SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

e. Guru bidang studi PKn, Bahasa Indonesia, dan Olah Raga

f. Wali kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

88

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g. Staf administrasi SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

h. Orang Tua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Setiap personel yang terlibat dalam pelaksanaan program tentu saling terkait

satu dengan yang lain. Adapun mekanisme kerja antar personel adalah:

a. Kepala SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Kepala sekolah mempunyai tugas

sebagai berikut :

1) Menunjang keterlaksanaan layanan dengan mengkoordinasikan segenap

kegiatan yang akan dilaksanakan seperti mengadakan kegiatan kerjasama dan

pelatihan baik di dalam sekolah maupun bekerjasama dengan pihak luar.

2) Memfasilitasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa seperti penyediaan

sarana dan prasarana.

3) Menunjang keterlaksanaan program yang berhubungan dengan administrasi

seperti membuat surat tugas khusus guru pembimbing/konselor dalam proses

layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa.

4) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan

dan konseling bagi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi

interpersonal rendah secara berkala.

b. Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Wakil kepala sekolah merupakan personel yang bertugas membantu kepala

sekolah. Adapun tugas wakil kepala sekolah dalam program bimbingan dan konseling

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yaitu sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kepada semua

personel sekolah.

89

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya, termasuk

mengawasi dan meninjau pelaksanaan bimbingan dan konseling.

c. Koordinator guru pembimbing SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

Koordinator guru pembimbing merupakan personel yang memiliki

tanggungjawab besar dalam kegiatan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal. Adapun tugas koordinator bimbingan dan

konseling yaitu sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam mempublikasikan program

layanan bimbingan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan komunikasi

interpersonal siswa kepada seluruh steak holder sekolah.

2) Melaksanakan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

3) Mengadministrasikan layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

4) Memberikan pengarahan kepada seluruh pihak tentang informasi pentingnya

kemampuan komunikasi interpersonal yang perlu disampaikan kepada siswa

dan yang dibutuhkan siswa.

5) Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan pribadi sosial untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

6) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan pribadi sosial untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

7) Mengadakan tindak lanjut terhadap hasil analisis penilaian bimbingan pribadi

sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

8) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan pribadi sosial

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kepada

kepala sekolah.

d. Guru pembimbing kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Guru pembimbing (konselor) berperan sebagai pelaksana utama, tenaga inti

dan ahli yang sangat penting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun

90

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peranan dan tugas konselor sekolah dalam kegiatan bimbingan pribadi sosial untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yaitu sebagai berikut :

1) Melakukan studi kelayakan dan need assesment pelayanan bimbingan pribadi

sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal lebih lanjut

sebagai dasar pembuatan program.

2) Merencanakan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal pada satuan-satuan dan waktu tertentu.

Program tersebut dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan,

semesteran dan tahunan.

3) Melaksanakan layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa langsung pada siswa.

4) Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan pribadi sosial

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

5) Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbinganpribadi sosial untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

6) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan bimbingan

pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal

siswa.

7) Mengadministrasikan kegiatan program bimbingan pribadi sosial untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang

dilaksanakannya.

8) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator

bimbingan dan konseling serta kepala sekolah.

e. Guru Bidang Studi

Guru bidang studi merupakan personel sekolah yang memiliki kesempatan

untuk bertatap muka lebih banyak dengan siswa dibandingkan dengan personel

sekolah lainnya. Peran dan tanggungjawab guru bidang studi dalam pelaksanaan

bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal

siswa juga sangat diharapkan. Guru bidang studi yang dilibatkan dalam kegiatan

91

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bimbingan dan konseling adalah guru PKn, guru Agama, guru Bahasa Indonesia, dan

guru Olah Raga. Adapun tugas dan tanggung jawab guru bidang studi dalam program

bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal

yaitu sebagai berikut.

1) Bekerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa-siswa

yang memerlukan layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa secara khusus kepada guru

pembimbing.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan

bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa dari guru pembimbing.

3) Mereferal siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling,

berkaitan dengan masalah kemampuan komunikasi interpersonal siswa

kepada konselor.

4) Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam rangka layanan

bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa.

f. Wali Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Wali kelas merupakan personel sekolah yang ditugasi untuk menangani

masalah-masalah yang dialami oleh siswa yang menjadi binaannya. Berkenaan

dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah peran dan tanggungjawab wali

kelas sebagai berikut :

1) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan pribadi

sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal

khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan

bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

interpersonal yang dimilikinya.

92

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti

konferensi kasus meliputi kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

4) Memberikan informasi kepada guru pembimbing tentang kondisi siswa

yang memperoleh layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

g. Staf Administrasi SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

Keberhasilan kegiatan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa memerlukan keterlibatan dari petugas

administrasi sekolah. Adapun tugas dan tanggungjawab staf administrasi dalam

program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa yaitu sebagai berikut :

1) Membantu koordinator bimbingan dan konseling dan guru pembimbing

(konselor) dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah.

2) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan

dalam layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa dan memelihara data serta sarana dan

fasilitas bimbingan dan konseling yang ada.

h. Orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

1) Mendukung dan memberikan respon positif terhadap kegiatan bimbingan

pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal

siswa di sekolah.

2) Memberi informasi yang sebenarnya mengenai perilaku dan kegiatan siswa di

rumah bagi kepentingan bimbingan dan konseling.

Mekanisme kerja antar personel yang terlibat dalam pelaksanaan program

bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal

siswa kelas SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran

2012/2013 digambarkan dalam bagan berikut.

93

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bagan 4.1 Mekanisme Kerja Antar Personel

Keterangan :

= garis komando

= garis koordinasi

G. Rencana Operasional (Action Plan)

Pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa dilakukan di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013. Berikut agenda kegiatan operasional

program bimbingan pribadi sosial disajikan pada tabel 4.3

STAF

ADMINISTRASI

administrasi

GURU MATA

PELAJARAN

WALI

KELAS

KOORDINATOR

BK/GURU

PEMBIMBING

INSTANSI

PEMERINTAH/TENAGA

AHLI

KEPALA

SEKOLAH

WAKIL KEPALA

SEKOLAH

KOMITE SEKOLA

H

PESERTA DIDIK

94

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.9

Rencana Operasional Pelaksanaan Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Analisis

Kebutuhan (need

assesment) melalui

penyebaran

instrumen

Menyesuaikan program

yang akan dibuat dengan

kebutuhan siswa agar

optimal dan tepat sasaran

Siswa kelas

VIII SMP

Negeri 2

Dayeuhkolot

Kabupaten

Bandung

Tahun ajaran

2012/2013

Angket

Komunikasi

Interpersonal

2 Pengolahan Data Hasil penyebaran angket

diolah kemudian

dianalisis untuk

menentukan layanan

Peneliti Analisis hasil

Angket

Komunikasi

Interpersonal

95

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

yang akan diberikan

3 Penyusunan

Program

Bimbingan Pribadi

Sosial untuk

meningkatkan

kemampuan

komunikasi

interpersonal siswa

Supaya kegiatan

bimbingan tersusun

secara sistematis dan

sesuai dengan kebutuhan

siswa kelas VIII

Peneliti dan

Personel BK

Hasil analisis

kebutuhan dan

karakteristik

siswa kelas VIII

4 Sosialisasi

Program

a. Staf Sekolah

b. Siswa Kelas

VIII

Komponen sekolah yang

dituju mengetahui

program layanan yang

telah disusun dan mau

ikut serta dalam kegiatan

layanan yang nantinya

Staf sekolah

inti (kepala

sekolah, wali

kelas, guru

mata

pelajaran) dan

Program pribadi

sosial untuk

meningkatkan

kemampuan

komunikasi

interpersonal

96

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

akan diberikan untuk

siswa kelas VIII

Siswa kelas

VIII

siswa kelas VIII

5 Pelaksanaan

a. Layanan Dasar

Siswa mampu untuk

membuka diri,

meningkatkan sikap

empati yang dimiliki

terhadap perasaan oleh

orang lain, mampu untuk

menciptakan suasana

yang mendukung dalam

bersosialisasi, memiliki

pandangan yang positif

terhadap diri dan orang

di sekitarnya, dan siswa

mampu untuk menilai

Siswa kelas

VIII SMP

Negeri 2

Dayeuhkolot

Kabupaten

Bandung

Tahun Ajaran

2012/2013

Materi tersusun

dalam Satuan

Kegiatan

Layanan

Bimbingan

Konseling

(SKLBK) yang

dikelompokkan

berdasarkan

prioritas utama

kebutuhan siswa

sebagai berikut:

Materi

97

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

setiap orang dalam

kepentingan dan derajat

yang sama. Strategi yang

digunakan bimbingan

klasikal dan bimbingan

kelompok.

bimbingan

yang

disampaikan

kepada siswa

pada aspek

keterbukaan

a. “Beri

Komentar

Yu..!”

Materi

bimbingan

yang

disampaikan

V

98

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

kepada siswa

pada aspek

Empati

a. “Tebak

Perasaan

Ku”

b. “Lihat Aku

dan

Perhatikan

Aku”

Materi

bimbingan

yang

V

V

99

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

disampaikan

kepada siswa

pada aspek

Sikap

Mendukung

a. “Tepuk

Tangan”

Materi

bimbingan

yang

disampaikan

kepada siswa

V

100

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

pada aspek

Sikap Positif

a. “ Kita

diciptakan

dengan

kelebihan

b. “Tips-tips

menghargai

keunikan

teman”

Materi

bimbingan

yang

V

V

101

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

disampaikan

kepada siswa

pada aspek

Kestaraan

a. “Selamatkan

Kota

Bandung”

V

b. Layanan

Responsif

Membantu siswa mampu

mendengarkan dan ikut

merasakan yang

diceritakan dan dialami

teman, kesediaan secara

spontan untuk

menciptakan suasana

yang bersifat mendukung

Siswa kelas

VIII SMP

Negeri 2

Dayeuhkolot

Kabupaten

Bandung

Tahun Ajaran

2012/2013.

Materi

konseling yang

disampaikan

kepada siswa:

a. “Lihat aku

dan

Perhatikan

102

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

, dan bersedia mendengar

pandangan yang berbeda

dan bersedia merubah

posisi apabila keadaan.

Strategi yang digunakan

konseling kelompok.

aku”

c. Perencanaan

Individual

Membantu siswa untuk

meningkatkan

komunikasi

interpersonalnya yang

sudah baik menjadi lebih

optimal.

Siswa yang

memiliki

keterampilan

komunikasi

interpersonal

yang efektif

dan optimal.

Materi yang

diberikan

disesuaikan

dengan

kebutuhan

siswa, baik

dalam jangka

pendek,

menengah

103

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

maupun jangka

panjang.

d. Dukungan

Sistem

Memantapkan program

bimbingan yang

dilakukan oleh guru BK

secara menyeluruh

Personel

sekolah inti

(kepala

sekolah, wali

kelas, guru

mata pelajaran

dan orang tua)

Kegiatan yang

dilakukan guru

BK dalam

melancarkan

program

bimbingan

pribadi-sosial,

yaitu:

1) Setiap satu

bulan sekali

konselor

menghimpun

104

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

berbagai data

dari guru

mata

pelajaran dan

wali kelas,

khususnya

yang

berkaitan

dengan

kemampuan

komunikasi

interpersonal

siswa ketika

berada di

kelas/sekolah;

105

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2) Konselor

bekerja sama

dengan

dengan guru

mata

pelajaran

Pendidikan

Kewarganega

raan, Bahasa

Indonesia,

dan Olahraga

dalam

meningkatkan

sikap positif,

empati,

106

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

meningkatkan

kemampuan

memulai

percakapan

yang baik,

dan cara

berinteraksi

dengan

kelompok

sehingga

siswa semakin

kompeten

dalam

meningkatkan

kemampuan

107

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

komunikasi

interpersonal;

3) Melakukan

pertemuan

rutin yang

dilakukan satu

bulan sekali

dengan orang

tua dan wali

kelas dalam

rangka

bertukar

informasi

mengenai

perkembanga

108

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

n siswa dalam

pencapaian

komunikasi

interpersonal.

6 Evaluasi Mendapatkan hasil/

timbal balik dari program

bimbingan pribadi-sosial

yang sudah diberikan

kepada siswa kelas XI

SMA Negeri 24 Bandung

tahun ajaran 2011/2012

Personel BK

dan Staf

sekolah inti

(kepala

sekolah,

wali kelas,

guru mata

pelajaran)

Seluruh

kegiatan

layanan

bimbingan yang

meliputi

evaluasi proses

dan hasil

7 Tindak Lanjut Menyempurnakan

program bimbingan

pribadi-sosial untuk

siswa kelas XI agar lebih

Tindak lanjut

dilakukan

setelah evaluasi

proses dan hasil

109

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Waktu

Nov

’12

Des

’12

Januari ’13 Feb ’13

1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3

efektif dan komprehensif dilakukan

sebagai

kelanjutan

program yang

berkesinambung

an

11.

110

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12. H. Pengembangan Tema

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang didapatkan dari hasil dari penyebaran instrumen komunikasi interpersonal,

siswa kelas VIII membutuhkan materi-materi bimbingan pada tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Pengembangan Tema Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator

Pencapaian

Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

1 Keterbukaan a. Kemauan

memberikan

tanggapan

terhadap teman

secara jujur

mengenai sebuah

gagasan dan

pendapat

b. Mengakui bahwa

Mengemukakan

pendapat terhadap

sebuah topik

pembicaraan

Siswa memiliki

kemampuan untuk

mengemukakan

pendapat dan

gagasan terhadap

sebuah topik

pembicaraan.

a. S

e

m

u

l

a

s

i

SKLBK

1

Bimbingan

Kelompok

2 X

Pertemu

an

111

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator

Pencapaian

Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

pendapat dan

pikiran yang

dikemukakan

merupakan milik

Siswa memiliki

kemampuan

untuk

mempertahankan

dan menyanggah

pendapat secara

bertanggung

jawab sendiri dan

beranggung jawab

atasnya.

Mempertahankan

dan menyanggah

pendapat dan

gagasan dalam

topik pembicaraan

d

a

n

d

i

s

k

u

s

i

D

SKLBK

1

112

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator

Pencapaian

Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

2 Empati a. Mampu berempati

terhadap perasaan

teman

b. Mampu

menunjukkan

rasa empati

terhadap perasaan

teman

Menebak Perasaan

Teman

Empati terhadap

teman

Siswa mampu

memahami apa

yang sedang

dipikirkan dan

dirasakan teman

Siswa memiliki

perasaan empati

dalam

kehidupannya

sehari-hari

Diskusi

dan

simulasi

Ceramah

dan tanya

jawab

SKLBK

2

SKLBK

3

Bimbingan

Kelompok

Bimbingan

Klasikal

1 X

Pertemu

an

1 X

Pertemu

an

3 Sikap

Mendukung

a. Mampu

menunjukkan

sikap mendukung

kepada teman

Mengemukakan

Pandangan Yang

Mendukung

Terhadap Teman

Siswa mampu

mengungkapkan

pandangan

mengenai

Simulasi

SKLBK

4

Konseling

Kelompok

1 X

Pertemu

an

113

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator

Pencapaian

Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

Memberikan sikap

mendukung

temannya dan

mampu

memberikan

masukan serta

dukungan untuk

kemajuan

temannya

Siswa mampu

memberikan

dukungan-

dukungan kepada

teman dalam

bentuk ucapan

maupun bahasa

non verbal.

Diskusi

dan

simulasi

SKLBK

5

Bimbingan

Kelompok

1 X

Pertemu

an

114

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator

Pencapaian

Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

4 Sikap

Positif

a. Memiliki sikap

positif terhadap

diri sendiri

Miliki Sikap dan

Pandangan Positif

Terhadap Diri

Sendiri

Siswa mengetahui

kelemahan dan

kelebihan yang

ada pada dirinya

dan menganggap

hal itu sebagai

sesuatu yang unik

dan patut

disyukuri.

- Ceramah SKLBK

6

Bimbingan

Klasikal

1 X

Pertemu

an

b. Memiliki sikap

positif terhadap

teman

Memiliki sikap

positif Terhadap

Teman

Siswa saling

mengetahui

kelebihan dan

kelemahan dari

teman-temannya

dan mampu

menghargai hal

tersebut sebagai

Ceramah SKLBK

7

Bimbingan

Klasikal

1 X

Pertemu

an

115

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator

Pencapaian

Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

keunikan yang

dimiliki setiap

orang.

5 Kesetaraan a. Menumbuhkan

kerjasama dan

toleransi dengan

semua teman

tanpa

membedakan

jenis kelamin

Bekerjasama

Dengan Semua

Teman

Siswa mampu

bergaul dan

menjalin

pertemanan serta

kerjasama dengan

semua teman

tanpa memandang

jenis kelamin.

Simulasi

dan

diskusi

SKLBK

8

Bimbingan

Kelompok

1 X

Pertemu

an

Keterangan: Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling (SKLBK) terlampir.

116

I. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan

program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa di sekolah adalah sebagai berikut :

1. Sarana

a. Alat pengumpul data

Seperti : Pedoman observasi pelaksanaan program, angket, catatan

harian/kartu kontrol pelaksanaan program, dan kartu konseling

individual/kelompok.

b. Alat penyimpan data

Seperti : buku pribadi dan map.

c. Perlengkapan teknis

Seperti: buku pedoman/petunjuk program, buku informasi/materi yang

akan disampaikan (SKLBK), paket bimbingan (individual/kelompok),

alat-alat tulis.

2. Prasarana

1) Ruang layanan konseling yang memadai

2) Ruang bimbingan dan konseling kelompok/individual atau ruang diskusi

3) Ruang kelas untuk bimbingan klasikal

4) Perangkat elektronik seperti laptop, LCD/infocus, OHP, dan proyektor.

J. Evaluasi

Evaluasi berfungsi untuk memberikan feed back kepada konselor untuk

memperbaiki dan meningkatkan program bimbingan pribadi sosial dan

memberikan informasi kepada para personil dan orang tua siswa mengenai

kebutuhan siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya.

Ruang lingkup evaluasi program bimbingan pribadi sosial untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa, yaitu :

117

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.11

Instrumen Evaluasi Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

No Item Penilaian Evaluasi Tindak

Lanjut Ya Tidak

1 Kesesuaian isi rasional dengan hasil need

assesment

2 Kompetensi yang dikembangkan sesuai

dengan SKK

3 Adanya keterkaitan antara program

dengan dasar dan landasan operasional

4

Proporsi komponen program sesuai

dengan tingkat kebutuhan siswa dengan

berdasarkan pada tingkat pencapaian

5

Personel yang dilibatkan dapat

mendukung terlaksananya program sesuai

dengan mekanisme kerja antar personel

6 Pelaksanaan layanan sesuai dengan

rencana operasional yang telah disusun

7 Adanya peningkatan kemampuan siswa

dalam kematangan emosi

8 Adanya peningkatan kemampuan siswa

dalam pengembangan pribadi

9

Adanya peningkatan kemampuan siswa

dalam kematangan penempatan diri di

lingkungan sosial

10

Adanya pencapaian kemampuan siswa

untuk memiliki sikap terbuka yang berupa

mau mengemukakan pendapat dan

118

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Item Penilaian Evaluasi Tindak

Lanjut Ya Tidak

mengakui pendapat yang dikemukakannya

11

Adanya pencapaian kemampuan siswa

untuk memiliki sikap empati terhadap apa

yang dirasakan dan dipikirkan oleh teman.

12

Adanya pencapaian kemampuan siswa

untuk menciptakan suasana yang hangat

dan mendukung dalam hubungan

sosialnya

13

Adanya pencapaian kemampuan siswa

untuk menilai setiap orang dalam

kepentingan dan derajat yang sama

14

Sarana dan prasarana dapat memfasilitasi

konselor dan siswa dalam pelaksanaan

program

Catatan :

119

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(1)

A. Topik Mengemukakan pendapat terhadap sebuah topik

pembicaraan

B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi

C. Strategi Layanan Bimbingan Kelompok

D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan

E Standar Kompetensi Kematangan Intelektual

F Kompetensi Dasar Menyadari adanya resiko dari pengambilan

keputusan (Akomodasi)

G Indikator a. Siswa memiliki kemampuan untuk

mengemukakan pendapat dan gagasan

terhadap sebuah topik pembicaraan.

b. Siswa memiliki kemampuan untuk

mempertahankan dan menyanggah pendapat

secara bertanggung jawab.

H Tujuan Layanan

1. Tujuan Umum

Siswa mampu mengemukakan pendapat.

2. Tujuan Khusus 1. Siswa mampu mengemukakan pendapat

pribadi dari sebuah topik

2. Siswa mampu mengetahui dan menerima

dampak dari mengemukakan pendapatnya.

3. Siswa mampu bertanggung jawab atas

pendapat yang diutarakannya.

I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

J Uraian Kegiatan

1. Teknik Penyajian

Simulasi dan Diskusi

120

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Materi “Beri Komentar Yu..!”

K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas

L Waktu 2 x pertemuan (2 x 40 Menit)

M Penyelenggara Layanan Konselor

N Alat dan Perlengkapan Laptop, LCD, dan Speaker Aktif (Power Point

Terlampir)

O Eksperientasi Pertemuan ke-I

1. Tahap Awal (10 Menit)

a. Konselor membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan berdoa.

b. Sebagai pembukaan layanan, konselor

menjelaskan tujuan dari kegiatan

c. Memberikan ice breaking (saling memijat

bahu teman) untuk menumbuhkan

konsentrasi siswa.

2. Tahap Inti (20 Menit)

a. Konselor membagi siswa menjadi lima

sampai enam kelompok, dipilih secara

acak oleh konselor,

b. Selanjutnya konselor mengajak siswa

untuk mendengarkan topik yang telah

disiapkan mengenai geng motor

c. Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan mengenai bagaimana cara

agar remaja tidak masuk geng motor,

d. Sebagai puncak kegiatan setiap anggota

kelompok wajib menyumbangkan

gagasannya yang nantinya akan

dibacakan sebagai kesimpulan kelompok.

3. Tahap Penutup (10 Menit)

121

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Siswa dibimbing konselor

menyimpulkan kegiatan yang telah

dilakukan dan menutup pertemuan.

b. Konselor selanjutnya merancang tindak

lanjut berupa bimbingan kelompok,

konseling kelompok, maupun konseling

individual.

Pertemuan ke II

1. Tahap Awal (10 Menit)

a. Konselor membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan berdoa.

b. Sebagai pembukaan layanan, konselor

menjelaskan tujuan dari kegiatan

c. Memberikan ice breaking untuk

menumbuhkan konsentrasi siswa jika

siswa belum siap melakukan aktivitas.

2. Tahap Inti (20 Menit)

a. Pada kegiatan ini konselor membagi

siswa menjadi lima sampai enam

kelompok sesuai dengan pertemuan

sebelumnya

b. Selanjutnya konselor kembali mengulang

mengenai kegiatan yang dilakukan

minggu sebelumnya

c. Setiap kelompok diminta untuk

mendukung atau menyanggah

kesimpulan dari kelompok lain beserta

dengan alasannya.

d. Setiap anggota kelompok secara

bergantian memberikan dukungan atau

122

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sanggahan terhadap kelompok lain

3. Tahap Penutup (10 Menit)

a. Siswa dibimbing konselor

menyimpulkan kegiatan yang telah

dilakukan dan menutup pertemuan.

b. Konselor selanjutnya merancang tindak

lanjut berupa bimbingan kelompok,

konseling kelompok, maupun konseling

individual.

P. Evaluasi

1. Awal

2. Proses

3. Akhir

Konselor mengamati bagaimana antusias

siswa dalam menerima materi (Format

Terlampir)

Konselor mengajak siswa untuk

menyimpulkan hikmah kegiatan dan

menemukan cara-cara mengaplikasikan

hikmah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Konselor memantau beberapa hal untuk

dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang

akan diberikan, seperti :

1. Apakah siswa mampu mengemukakan

pendapatnya secara tepat?

2. Apakah siswa mampu memberikan respon

berupa pendapat dan gagasan secara tepat

dalam kehidupan sehari-hari mengenai gank

motor?

3. Apakah siswa mampu bertanggung jawab

atas gagasan maupun sanggahan yang telah

123

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diutarakan?

Q Sumber Rubrik SMK Assalaam 2011 (Tidak Diterbitkan)

Materi:

GENG MOTOR

Baru-baru ini kita dihebohkan dengan berita penganiayaan dan

perampokan yang dilakukan oleh geng motor. Keresahan sosial atas geng motor

yang merupakan kumpulan orang-orang pecinta motor sudah sangat terasa.

Sebagian Besar geng motor suka kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor

yang dikendarai. Keresahaan atas ulah geng motor yang menyelimuti masyarakat

karena sepak terjangnya semakin beringas. Banyak korban atas tindakan anarkis

geng motor saat ini. Jika geng motor tersebut tidak diantispasi secara tegas,

dikhawatirkan kelompok-kelompok tersebut bisa kian besar menjadi sebuah

jaringan kriminal terorganisisasi.

Fenomena sosial terjadi dikalangan anak muda atas tindakan anarkis geng

motor. Mereka sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan

bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya mereka merasa bangga jika

masyarakat takut. Adanya rasa bangga bagi anggota geng motor yang mampu

merobohkan lawan, merusak harta benda orang lain, merampok, merusak fasilitas

umum, sejatinya merupakan musibah bagi masyarakat. Masyarakat sudah jenuh,

bahkan muak dengan perilaku destruktif yang dipertontonkan anggota geng

motor. Sudah banyak korban atas aksi kawanan geng motor yang mengakibatkan

rasa takut dikalangan masyarakat. Ketakutan atas geng motor sudah menghantui

masyarakat, tak ada lagi kedamaian di keheningan malam, karena selalu pecah

oleh raungan motor dan suara ribut tawuran. Tak pernah berani keluar malam hari

karena di lingkungan sekitar yang marak aktifitas geng motor.

124

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mulanya kumpul-kumpul sesama pecinta motor, kemudian berubah jadi

geng yang beranggotakan puluhan bahkan ratusan orang. Di jalanan, mereka

membentuk gaya hidup yang terkadang menyimpang dari kelaziman demi

menancapkan identitas kelompok. Ngetrack, kebut-kebutan, dan tawuran adalah

upaya dalam pencarian identitas mereka. Selama ini banyak anggota geng motor

itu dari kalangan anak-anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) dengan menggunakan berbagai jenis motor. Mereka

berkeliaran di malam hari sekitar pukul 23.00 sampai 03.00, dan melakukan

berbagai keonaran, penganiayaan dan kejahatan lainnya, bahkan sampai

membunuh.

Salah satu sebabnya kebrutalan adalah selain dekat dengan minuman

keras, anggota geng motor juga akrab dengan obat-obatatan terlarang. Bahkan,

ada satu geng motor yang ketua dan anggotanya bahkan merupakan pengedar dan

pengguna obat-obatan Alasan lain untuk menunjukkan eksistensi diri dan mencari

uang. Mereka ingin diakui keberadaannya. Tapi ada juga yang asal mulanya

hanya karena senang kebut-kebutan.

Tindakan yang dilakukan geng motor belakangan ini kian meresahkan

warga. Geng motor kini memang menjadi salah satu perhatian utama pihak

berwenang karena tindakan mereka kian berani. Selain meminta korban sesama

anggota geng, tindakan mereka juga mengambil korban masyarakat biasa. Tak

salah jika masyarakat menyebut geng-geng motor tersebut tidak berbeda dengan

perampok atau pencuri. Tindak kejahatan yang dilakukan sebagian besar

perampasan barang berharga milik korban, seperti uang, HP, dompet, hingga

motor. Dalam aksinya, mereka tak segan-segan menganiaya korban.

Jika geng motor tersebut tidak diantispasi sejak dini, dikhawatirkan

kelompok-kelompok tersebut bisa kian besar menjadi sebuah jaringan kriminal

terorganisisasi. Indikasi itu mulai muncul dengan tindak penganiayaan yang

dilakukan oleh anggota geng motor akir-akir ini. Kalau geng motor brutal itu tidak

segera dibubarkan maka akan sangat membahayakan karena terdapat solidaritas

125

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sempit yang telah didoktrinkan kepada setiap anggota geng motor tersebut,

sehingga mengarah pada tindakan kriminal.

Keberadaan mereka sebenarnya positif untuk mempererat silaturahmi dan

keakraban para anggotanya. Tak jarang, para komunitas tersebut juga memiliki

kegiatan sosial di masyarakat. Geng motor anarkistis yang tak hanya terjadi di

Jakarta ini membutuhkan penyelesaian yang komprehensif. Sinergi antaraparat

hukum wajib dilakukan, terutama kerja sama antara POLRI dan TNI dalam

mengungkap kasus ini sehingga misalnya adanya keterlibatan oknum aparat bisa

langsung ditangani tuntas.

Siapa pun yang terlibat harus diproses secara hukum. Hanya dengan

ketegasan hukum, teror geng motor yang sudah meresahkan ini bisa diberantas

secara tuntas. Kita sangat merindukan polisi yang profesional dan benar-benar

menjalankan janjinya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Mari kita

tunggu kiprah polisi dalam menghentikan aksi gang motor brutal ini sehingga

masyarakat bisa beraktivitas secara aman dan nyaman.

126

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

(1)

No Pencapaian Kegiatan Layanan Evaluasi

Ya Tidak

Pertemuan I

1 Siswa mampu berinteraksi dengan anggota kelompoknya

yang dibentuk secara acak

2 Siswa memperhatikan penyampaian layanan mengenai

gank motor

3 Siswa terlibat aktif dalam diskusi dalam kelompok

4 Siswa mampu menyimpulkan hasil diskusi kelompok

menjadi saran

5 Siswa mampu mengutarakan kesimpulan kelompok

didepan anggota kelompok dan teman kelas yang lain

Pertemuan II

1 Siswa masih mengingat kesimpulan kelompok pada

pertemuan sebelumnya

2 Siswa mampu mengutarakan sikap setuju dan tidak setuju

terhadap hasil kesimpulan kelompok lain

3 Kelompok siswa yang diberi komentar mampu

127

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mempertanggungjawabkan kesimpulan kelompoknya

4 Siswa mampu menyimpulkan implikasi kegiatan kepada

kehidupan sehari-hari

Catatan :

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(2)

A. Topik Menebak Perasaan Teman

B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial

C. Strategi Layanan Bimbingan Kelompok

D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan

E Standar Kompetensi Kematangan Emosi

F Kompetensi Dasar Memahami keragaman ekspresi diri dan orang

lain (Akomodasi)

G Indikator Siswa mampu memahami apa yang sedang

dipikirkan dan dirasakan teman

H Tujuan Layanan

1. Tujuan Umum

Siswa mampu mengerti situasi di

lingkungannya

2. Tujuan Khusus 1. Siswa mengerti perasaan seseorang melalui

mimik wajah

2. Melatih siswa dalam mengekspresikan

beragam perasaan

I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

128

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

J Uraian Kegiatan

1. Teknik Penyajian

Diskusi dan Simulasi

2. Materi ” Tebak Perasaan Ku”

K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas

L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)

M Penyelenggara Layanan Konselor

N Alat dan Perlengkapan Kursi (Bangku)

O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)

a. Konselor membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan berdoa.

b. Sebagai pembukaan layanan, konselor

menjelaskan tujuan dari kegiatan dan

memberikan ice breaking untuk

menumbuhkan konsentrasi siswa.

2. Tahap Inti (25 Menit)

a. Untuk memulai kegiatan inti, konselor

membagi siswa menjadi kelompok

beberapa kelompok dengan anggota dua

orang dan meminta siswa duduk

berhadapan.

b. Selanjutnya salah satu siswa diminta

mengeluarkan beragam ekspresi non

verbal seperti tertawa, menangis, marah,

senang, dan kaget. Sedangkan siswa lain

menebak ekspresi tersebut.

c. Terakhir perwakilan setiap kelompok

mengemukakan pendapat kelompok

didepan kelas mengenai kegiatan yang

dilakukan. Ragam ekspresi apa saja

yang dilakukan.

129

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Sebagai akhir, konselor menceritakan

kisah Rasul mengenai empati

3. Tahap Penutup (10 Menit)

a. Siswa dibimbing konselor

menyimpulkan kegiatan yang telah

dilakukan dan menutup pertemuan.

b. Konselor selanjutnya merancang tindak

lanjut berupa bimbingan kelompok,

konseling kelompok, konseling

individual, dan perencanaan individual.

P. Evaluasi

1. Awal

2. Proses

3. Akhir

Konselor mengamati bagaimana antusias

siswa dalam menerima materi.

Konselor mengajak siswa untuk

menyimpulkan kegiatan mengenai menebak

perasaan orang lain dan mengambil hikmah

kegiatan serta menemukan cara-cara

mengaplikasikan hikmah tersebut dalam

kehidupan sehari-hari.

Konselor memantau beberapa hal untuk

dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang

akan diberikan, seperti :

1. Apakah siswa mampu mengungkapkan

pendapatnya?

2. Apakah pendapat yang dikemukakan

merupakan hasil diskusi anggota kelompok

atau perwakilan kelompok?

3. Apa manfaat yang siswa rasakan setelah

melaksanakan kegiatan ini?

Materi :

130

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menumbuhkan Empati

Menumbuhkan sikap empati merupakan ajaran Islam yang dianjurnkan, sebab

Islam adalah agama yang mengajarkan kepada pengikutnya untuk selalu

merasakan apa yang dirasakan orang lain. Jika ada yang sakit di antara mereka,

maka yang lain pun ikut merasakan sakitnya. Kesadaran empatik ini juga

tercermin dari seluruh kehidupan Nabi SAW. Penyampai firman Allah ini dalam

hidupnya juga telah didesain oleh Allah untuk bisa berempati dengan semua jenis

umatnya. Beliau bisa merasakan hidup orang miskin maupun anak yatim, bisa

mengalami beratnya menjadi pekerja, dan juga merasakan suka dukanya orang

berharta. Bahkan kepada orang yang tidak mengerti pun Rasulullah SAW amat

berempati. Seperti dikisahkan dalam riwayat berikut ini.

Ketika itu para sahabat sedang berzikir di masjid Nabawi. Kesyahduan dzikir

mereka terusik ketika seorang laki-laki Arab Badui tiba-tiba berulah dengan

kencing di dalam masjid yang saat itu lantainya masih berupa tanah. Kontan

dengan spontanitas mereka bereaksi emosional. Rasullah SAW yang melihat

situasi panas tersebut dengan penuh empati dan kelembutan meluruskan reaksi

berang sahabat dan aksi bodoh Arab badui tersebut.

Lalu Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk bersabar dan

membiarkan Arab badui menyelesaikan hajatnya serta meminta mereka menyiram

bekas kencingnya agar merembes ke tanah dan hilang najisnya. Setelah situasi

reda dan dapat diatasi, Rasulullah SAW segera memanggil mereka semua. Beliau

memberikan bimbingan kepada para sahabat tentang sikap empatik yang akan

membawa hikmah yaitu dengan memaklumi ketidaktahuan Arab badui tersebut.

Mereka pun menyadari reaksi kesabaran akan dapat menyelesaikan masalah tanpa

menimbulkan masalah baru.

Melihat ini, orang Badui pun menyadari bahwa perbuatannya tida benar dengan

mengotori tempat yang seharusnya dijaga kesuciannya. Sedangkan para sahabat

akhirnya mengerti bahwa sikap empati dengan menyiram dan membersihkan

kencing merupkan pelajaran bagi si Badui. Selain itu, mereka menyadari bahwa

bersabar menanti selesainya kencing si Badui akan menghindari tiga mudharat

131

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yakni gusarnya si badui yang merasa terusik hajatnya, menyakiti saluran kencing

si badui yang terganggu kelancarannya, dan meluasnya area najis akibat

kepanikan si badui dalam menuntaskan hajatnya.

Nabi SAW memberikan pemahaman secara halus kepada si Badui bahwa

perbuatannya tidak benar karena telah kencing di masjid dan itu tidak pada

tempatnya sebab masjid dibangun sebagai tempat suci. Si Badui sangat terpesona

oleh nasihat Rasulullah SAW yang penuh empati itu. Namun, sebaliknya masih ia

kecewa dengan sikap berang sahabat seraya berdoa “Ya Allah masukkanlah aku

dan Muhammad ke dalam surga dan janganlah Engkau masukkan ke dalamnya

seorang pun selain kami”. Mendengar doa itu, Rasulullah SAW menyikapinya

dengan penuh empati demi melihat kenaifannya tanpa membodoh-bodohkannya

seraya meluruskan doanya, “Wahai kamu, ketahuilah bahwa surga itu sangat luas

dan jika kita berdua saja yang masuk niscaya akan sangat kesepian”.

Begitulah Rasulullah SAW telah mendidik umatnya dengan penuh empati. Sulit

ditemukan sosok pemimpin yang luwes, lapang dada, santun, dan sabar memenuhi

segala tuntutan umatnya sebagaimana Rasulullah SAW. Beliau bisa bersikap

tegas, tapi lebih sering bersikap lemah-lembut kepada ummatnya. Justru sikap

yang terakhir itu lebih dikedepannya dalam menghadapi setiap persoalan. Beliau

bisa marah, tapi sikap pemaafnya jauh lebih luas dari segalanya. Apalagi jika

berhadapan dengan sesama ummat Islam.

Allah sendiri menegaskan, “Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang

yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-

sayang sesama mereka.” (QS. al-Fath: 29) Itulah sebabnya Rasulullah SAW

sangat dicintai umatnya. Saking cintanya, dalam sebuah bai‟at, seorang lelaki

pernah mengatakan, “Andaikata kita menyeberangi lautan dengan kapal,

kemudian di tengah lautan kita diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk

mencebur ke laut, pasti kita lakukan.” Kepada umatnya, Rasulullah SAW selalu

mengedepankan sifat kasih sayang. Beliau berusaha mempermudah umatnya

dalam melaksanakan syariat agama. Bukan sebaliknya, memberi beban yang

akhirnya tak mampu dipikul oleh mereka.

132

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

(2)

No Pencapaian Kegiatan Layanan Evaluasi

Ya Tidak

1 Siswa memiliki keberanian untuk memperagakan

beragam ekspresi

2 Siswa dapat dengan benar menebak mimik wajah yang

diperagakan oleh temannya

3 Siswa memperhatikan cerita yang disampaikan oleh

konselor mengenai contoh empati yang ditunjukan oleh

Nabi Muhammad SAW

4 Siswa mampu mengambil hikmah dari cerita Nabi

5 Siswa mampu menghubungkan kegiatan yang dilakukan

dengan cerita Nabi

6 Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh empati yang

dapat dilakukan olehnya dalam kehidupan sehari-hari

baik di sekolah maupun di rumah

133

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Catatan :

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(3)

A. Topik Empati terhadap Teman

B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial

C. Strategi Layanan Bimbingan Klasikal

D. Fungsi Layanan Informatif

E Kompetensi Kematangan Emosi

F Sub kompetensi Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi

perasaan diri sendiri dan orang lain (Akomodasi)

G Indikator Siswa memiliki perasaan empati dalam

kehidupannya sehari-hari

H Tujuan Layanan

1. Tujuan Umum

Siswa mengetahui makna empati dan mampu

mengaplikasikannya

2.Tujuan Khusus 1. Siswa mampu untuk menumbuhkan sikap

empati dalam dirinya

2. Siswa mampu merasakan apa yang dirasakan

134

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

oleh temannya?

3. Siswa mampu memikirkan apa yang

dipikirkan oleh temannya

I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

J Uraian Kegiatan

1. Teknik Penyajian

Ceramah

2.Materi ” Apa itu empati?”

K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas

L Waktu 1 x pertemuan

M Penyelenggara Layanan Konselor

N Alat dan Perlengkapan LCD, Laptop, dan Speaker Aktif

(Power Point Terlampir)

O Eksperientasi 1. Tahap Awal

a. Konselor membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan berdoa.

b.Sebagai pembukaan layanan, konselor

menjelaskan tujuan dari kegiatan dan

memberikan ice breaking untuk

menumbuhkan konsentrasi siswa.

2. Tahap Inti

a. Konselor mengajak konseli untuk sama-

sama menyimak mengenai “Apa itu

empati??”

b. setelah itu konselor memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai empati.

3. Tahap Penutup

a. Konselor mengajak siswa untuk bersama-

sama menyimpulkan materi yang telah

disampaikan

135

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

P.

Evaluasi

1. Awal

2. Proses

3. Akhir

Konselor mengambil kesimpulan menegnai

antusias siswa dalam kegiatan yang dilakukan

melalui lembar kerja yang sebarkan kepada

siswa (lembar kerja terlampir).

Konselor melihat bagaimana siswa memahami

kegiatan dan antusias dalam bertanya maupun

menanggapi.

Konselor mengevaluasi kegiatan melalui

beberapa pertanyaan seperti :

a. Apa manfaat yang siswa rasakan setelah

memperoleh layanan mengenai empati?

b. Apakah siswa mengetahui makna empati?

c. Apakah siswa mampu menumbuhkan sikap

empati dalam kehidupan sehari-hari?

Materi :

Apa Itu Empati??

Empati memiliki makna sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang

lain secara paripurna baik yang nampak maupun yang terkandung khususnya

dalam aspek perasaan, pikiran dan keinginan. Melalui empati seseorang berusaha

menempatkan diri dalam suasana perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain

sedekat mungkin (Surya Mohamad, 2003: 124). Dengan demikian empati

merupakan perasaan dimana seseorang ikut merasakan dan memahami orang lain

dengan menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain.

Mempunyai rasa rasa empati adalah keharusan seorang manusia, karena di

sanalah terletak nilai kemanusiaan seseorang. Rasa empati pada seseorang harus

dikembangkan. Apabila dibiarkan rasa empati tersebut sedikit demi sedikit akan

terkikis walau tidak sepenuhnya hilang, tergantung dari lingkungan yang

membentuknya. Banyak segi positif apabila berempati, seseorang akan agresif dan

136

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

senang membantu orang lain karena empati berhubungan dengan kepedulian

terhadap orang lain, tak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti

menyumbang, memberikan sesuatu pada orang yang kurang mampu. Rasa empati

dapat dilakukan asalkan kita mau, kapan saja dan dimana saja. Kita harus

membiasakan dari hal-hal yang sederhana. Contoh ketika kita sedang makan dan

di samping kita ada orang, maka kita coba untuk menawarkan makanan itu

kepadanya dengan begitu kita biasa berbagi dan peduli pada orang lain. Hal-hal

yang dapat membantu untuk menumbuhkan rasa empati, yaitu jangan selalu

berpikir “mengapa kita harus berempati?” tapi harus berpikir “mengapa kita

tidak berempati, kan tidak merugikan”, jangan merasa derajat lebih tinggi dari

orang lain, tetapi mengingat kehidupan seperti roda, kadang berada di atas,

kadang kita di bawah, tidak memberikan perhatian atau bantuan hanya kepada

orang yang menurut kita akan menguntungkan saja, mencoba untuk jalan-jalan ke

tempat di mana banyak orang susah yang berkumpul di sana. Dengan demikian,

akan melihat ada sisi lain dari kehidupan manusia, dan selalu tebarkan senyum

kepada orang lain tapi jangan kebanyakan.

137

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

(3)

1. Menurut saya empati itu adalah

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

2. Empati itu penting menurut saya karena

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

3. Empati yang paling sulit untuk saya adalah

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

138

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

4. Tapi, saya mencoba melakukannya dengan cara

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

Saya Memiliki Pertanyaan tentang Empati :

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(4)

A. Topik Mengemukakan Pandangan Terhadap Teman

B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial

C. Strategi Layanan Konseling Kelompok

D. Fungsi Layanan Perbaikan dan Penyembuhan

E Standar Kompetensi Kematangan Emosi

F Kompetensi Dasar Mengutarakan pandangan mengenai orang lain

dengan bahasa dan cara yang tidak menimbulkan

konflik (Tindakan)

G Indikator Siswa mampu mengungkapkan pandangan

mengenai temannya dan mampu memberikan

masukan serta dukungan untuk kemajuan

temannya

H Tujuan Layanan

139

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Tujuan Umum Siswa mampu memberikan pandangan tentang

sifat seseorang

2. Tujuan Khusus 1. Siswa mampu mengungkapkan pendapatnya

mengenai pandangannya terhadap teman

2. Siswa mampu menyampaikan pendapatnya

dengan bahasa dan cara yang tidak

menimbulkan konflik

I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

yang selama pertemuan terdahulu dianggap

belum mampu mengekspresikan diri dan bekerja

sama dengan baik.

J Uraian Kegiatan

1. Teknik Penyajian

Simulasi

2. Materi Inilah Pandanganku Tentang Dirimu

K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas

L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)

M Penyelenggara Layanan Konselor

N Alat dan Perlengkapan Alat Tulis

O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)

a. Konselor mengucapkan salam

b. Konselor memulai kegiatan dengan

berdoa

c. Konselor menjelaskan tujuan dan

langkah-langkah kegiatan

d. Konselor mengajak siswa untuk

melakukan permainan ice breaking semut

dan gajah.

2. Tahap Inti (20 Menit)

a. Konselor membagi siswa menjadi 5

kelompok

140

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Konselor meminta siswa memikirkan

kelebihan dan kelemahan yang dimiliki

setiap anggota kelompok.

c. Konselor meminta setiap siswa

mengungkapkan apa yang ia pikirkan

mengenai anggota kelompoknya satu

persatu dengan cara yang enak diterima

oleh orang yang dibicarakan

3. Tahap Penutup (10 Menit)

a. Konselor bersama siswa (setiap

kelompok) menyimpulkan makna

kegiatan yang telah dilakukan.

b. Konselor menutup pertemuan

c. Tindak Lanjut : Konseling Individual

P. Evaluasi

1. Awal

2. Proses

3. Akhir

Bagaimana perasaan setiap siswa ketika

mengungkapkan pandangannya tentang

orang lain?

1. Bagaimana perasaan siswa saat

mendengarkan pandangan orang akan

dirinya?Apakah siswa mampu

mengungkapkan yang dipirkan dengan

bahasa dan cara yang tepat?

2. Apa yang siswa pikirkan ketika harus

membicarakan orang lain sekaligus

mendengarkan pandangan orang lain tentang

dirinya?

1. Apa hikmah yang siswa rasakan setelah

141

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melaksanakan kegiatan konseling kelompok?

2. Apakah siswa mampu merespon pandangan

orang lain tentang dirinya?

Materi:

Dalam layanan ini, materi dan simulasi yang diberikan diadaptasi dari

Psikoanalisa Sigmund Freud yaitu Teknik Asosiasi Bebas. Dalam pemberian

teknik ini, konslei selama sesi terapi mengatakan apa saja yang terlintas dalam

pikirannya, tidak peduli hal itu remeh, memalukan, tidak logis, atau kabur. Dari

ungkapan kedasaran tanpa sensor ini, konselor mencoba memahami konseli dan

masalahnya. Ada tiga asumsi yang menjadi dasar asosiasi bebas ini, yaitu:

1. Apa saja yang dikatakan dan dilakukan seseorang sekarang mempunyai

makna dan berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya di masa lalu.

2. Materi tak sadar berpengaruh penting terhadap tingkah laku.

3. Materi tak sadar dapat dibawa ke kesadaran dengan mendorong ekspresi

bebas setiap kali mereka muncul kedalam pikiran.

Asumsi ini menganggap dengan teknik asosiasi bebas, terjadi sosisasi antara

peristiwa nyata daengan gambaran mental yang dapat mengungkap materi yang

ditekan. Jadi asosiasi bebas tidak benar-benar bebas, tetapi secara khusus

membuat hubungan-hubungan, dan alurnya ditentukan oleh proses tak sadar yang

aktif saat itu. Menurut Freud, walaupun pasien menghalangi topik tertentu dan

berusaha menyembunyikannya, suatu ketika terbentuk rantai asosiasi yang

membuat terapis dapat memahami konflik mental dan emosional konseli.

142

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(5)

A. Topik Memberikan Sikap Mendukung

B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial

C. Strategi Layanan Bimbingan Kelompok

D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan

E Standar Kompetensi Kematangan Emosi

F Kompetensi Dasar Mengekspresikan perasaan atas dasar

pertimbangan konstektual (Akomodasi)

G Indikator Siswa mampu memberikan dukungan-dukungan

kepada teman dalam bentuk ucapan maupun

bahasa non verbal.

H Tujuan Layanan

1. Tujuan Umum

Siswa mampu menciptakan suasana mendukung

2. Tujuan Khusus 1. Siswa mampu memperhatikan orang yang

143

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbicara didepan

2. Siswa mampu menunjukkan sikap

mendukung pada teman

I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

J Uraian Kegiatan

1. Teknik Penyajian

Diskusi dan Simulasi

2. Materi ”Tepuk Tangan”

K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas

L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)

M Penyelenggara Layanan Konselor

N Alat dan Perlengkapan Laptop, LCD (Power Point Terlampir)

O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)

a. Konselor membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan berdoa.

b. Sebagai pembukaan layanan, konselor

menjelaskan tujuan dari kegiatan dan

memberikan ice breaking untuk

menumbuhkan konsentrasi siswa.

2. Tahap Inti (20 Menit)

a. Langkah pertama yang dilakukan adalah

konselor membagi konseli menjadi

beberapa kelompok, lalu setiap perwakilan

kelompok mengambil satu kertas yang

telah disediakan konselor (berisi kegiatan

yang harus dilakukan)

b. Selanjutnya perwakilan kelompok diminta

untuk melakukan kegiatan yang telah

dipilih (menyanyi, menari, dan kegiatan

fisik dan verbal lainnya)

c. Setiap anggota kelompok yang lain

144

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diminta untuk menjadi juri yang

memberikan respon-respon positif baik

verbal maupun non verbal

3. Tahap Penutup (10 Menit)

a. Siswa dibimbing konselor menyimpulkan

kegiatan yang telah dilakukan dan

menutup pertemuan.

b. Konselor selanjutnya merancang tindak

lanjut berupa bimbingan kelompok,

konseling kelompok, maupun konseling

individual.

P. Evaluasi

1. Awal

2. Proses

3. Akhir

Konselor mengamati bagaimana antusias

siswa pada saat awal kegiatan melalui peta

perasaan siswa (peta perasaan terlampir)

Konselor mengajak siswa untuk mampu

menerapkan kegiatan-kegiatan positif yang

dilakukan untuk diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari dan menjadikannya sebagai

kebaisaan yang baik.

Konselor mengevaluasi kegiatan dengan

menyimpulkan melalui beberapa pertanyaan

seperti :

1. Apakah siswa mampu memberikan sikap

mendukung kepada teman?

2. Apakah siswa mampu menciptakan suasana

mendukung di kelas?

145

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Materi :

Pendengar yang Baik dan Sikap Mendukung

Modal utama dalam pergaulan ialah mampu menajdi pendengar yang baik.

Setiap orang merasa senang apabila komunikasinya ditanggapi. Beberapa cara

untuk menjadi pendengar yang baik di antaranya :

1. Dengarkan dengan penuh perhatian

Sejumlah pertanyaan,pengemukaan pendapat perlu dilakukan selama

proses mendengarkan cerita seseorang. Seseorang dalam mendengarkan, bukan

hanya diam dan menjadi patung. Banyak orang yang membutuhkan untuk

didengarkan, dan tidak terlalu mengharapkan solusi. Lakukanlah sejumlah

tanggapan sampai kita benar-benar mengerti seperti apa cara orang yang bercerita

tersebut dalam memandang masalahnya. Seseorang akan tahu, apakah kita harus

membantu mencari solusi atau sekedar menghiburnya saja.

2. Ekstra sabar

Jangan memvonis dan menghakimi teman yang sedang mengungkapkan

keluhannya kepada kita. Bisa saja teman merasa tidak enak mendengarnya, dan

pada akhirnya akan tutup mulut dan malas untuk menceritakan segalanya lagi

kepada kita. Alangkah lebih baik apabila kita belajar memilih kalimat yang penuh

pengertian.

3. Dapat dipercaya

Mampu menjaga rahasia sangatlah penting, karena apabila seorang teman

datang dengan masalahnya, berarti teman percaya kepada kita. Jangan sampai

sekarang teman kita bicara beritanya sudah tersebar kemana-mana, maka akan

menipis kadar persahabatan antara kita dan teman. Apabila melanggar

kepercayaan, maka orang akan sulit percaya lagi kepada kita.

4. Perhatikan bahasa tubuh

Bahasa tubuh tidak kalah pentingnya, karena gerak tubuh tidak bisa

berbohong dan bergerak yang jarang kita sadari. Bahasa tubuh pendengar yang

baik terlihat berkesan penuh perhatian yaitu dengan menatap mata. Bahasa tubuh

146

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada dasarnya akan lebih menenteramkan dan meyakinkan hati seorang teman

yang sedang bercerita.

Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

(5)

1. Bagaimana perasaan mu setelah melakukan kegiatan yang ditulis di kerta?

Kamu dapat menggambarnya atau menulis dalam kotak di bawah ini!

2. Apa perasaan mu saat mendapat repon dari teman setelah tampil di depan?

Kamu dapat menggambarnya atau menulis dalam kotak di bawah ini!

147

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Menurut mu apakah sulit memberikan pujian pada teman? Kenapa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………..

4. Apa saja yang bisa dilakukan untuk memberikan dukungan kepada teman

atau orang-orang yang membutuhkan dukungan?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………..

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(6)

A. Topik Miliki Sikap Positif

B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial

C. Strategi Layanan Bimbingan Klasikal

D. Fungsi Layanan Informatif

E Standar Kompetensi Pengembangan Pribadi

F Kompetensi Dasar Mengenal kemampuan dan keinginan diri

(Pengenalan)

G Indikator Siswa mengetahui kelemahan dan kelebihan

yang ada pada dirinya dan menganggap hal itu

sebagai sesuatu yang unik dan patut disyukuri.

H Tujuan Layanan

148

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Tujuan Umum Siswa memiliki sikap positif terhadap diri

sendiri

2.Tujuan Khusus 1. siswa mengetahui adanya keunikan diri

2. siswa mengetahui manfaat dari sikap positif

terhadap keunikan dirinya

I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

J Uraian Kegiatan

1. Teknik Penyajian

Ceramah

2.Materi ” Kita Diciptakan Dengan Kelebihan”

K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas

L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)

M Penyelenggara Layanan Konselor

N Alat dan Perlengkapan Laptop, LCD, dan Speaker aktif (Power Point

Terlampir)

O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)

a. Konselor membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan berdoa.

b. Sebagai pembukaan layanan, konselor

menjelaskan tujuan dari kegiatan dan

memberikan ice breaking untuk

menumbuhkan konsentrasi siswa.

2. Tahap Inti (20 Menit)

a. Konselor mengajak siswa untuk sama-

sama menyimak sebuah topik mengenai

kelebihan dari setiap manusia

b. Konselor mempersilahkan siswa untuk

bertanya.

3.Tahap Penutup (10 Menit)

a. Siswa dibimbing konselor menyimpulkan

kegiatan yang telah dilakukan dan

149

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menutup pertemuan.

b. Konselor selanjutnya merancang tindak

lanjut berupa bimbingan kelompok,

konseling kelompok, maupun konseling

individual

P. Evaluasi

1. Awal

2. Proses

3. Akhir

Konselor mengamati bagaimana antusias

siswa dalam menerima materi (Terlampir)

Konselor mengajak siswa untuk

menyimpulkan hikmah kegiatan dan

menemukan cara-cara mengaplikasikan

hikmah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Konselor memantau beberapa hal untuk

dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang

akan diberikan, seperti :

1. Apa hikmah dan manfaat yang siswa

rasakan setelah memperoleh materi?

2. Apakah siswa mengetahui manfaat dari

memiliki sikap positif?

3. Apakah siswa mampu menerapkan sikap

positif dalam kehidupan sehari-hari?

Materi:

Mengenal Kelebihan dan Kelemahan diri

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena hanya

manusialah yang diberi akal dan pikiran oleh Tuhan. Meskipun demikian, setiap

orang memiliki kodrat yang sama yaitu memiliki kelebihan dan kelemahan. Hal

150

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

inilah yang menjadikan manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai

makhluk sosial.

Adanya kelebihan dan kelemahan yang dimiliki setiap orang menyebabkan tidak

bisa hidup sendirian. Maka, jika ada orang yang menyombongkan diri merasa

orang yang paling, itu sangat memalukan. Dan sebaliknya, sangat tidak pantas jika

ada orang yang merasa rendah diri, paling bodoh, paling miskin, paling tidak

berharga di hadapan orang lain. Hal itulah yang dapat menyebabkan keputusasaan

bahkan mengambil jalan pintas dengan cara bunuh diri.

Jika kita menyadari bahwa setiap orang memilki kelebihan dan kelemahan, maka

setiap orang akan selalu rendah hati dan menghargai hak azasi manusia.

Bagaimanakah untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan diri sendiri???? Cara

yang paling tepat adalah dengan melakukan introspeksi diri atau merenungkan diri

untukmelihat kemampuan diri sendiri secara jujur.

Untuk melakukan introspeksi diri memang bukan hal yang mudah, maka perlu

bantuan orang lain terutama orang-orang di sekitar kita untuk memberikan

penilaian kepada diri kita secara jujur. Namun, dalam hal ini pun tidak mudah.

Sebab kadangkala orang-orang di sekitar kita cenderung mengatakan tidak

sejujurnya dan cenderung menyenangkan hati kita. Hal yang penting untuk

melakukan introspeksi adalah :

Menghilangkan perasaan superior, yakni menganggap dirinya paling hebat,

sehingga malu jika diketahui kelamahannya.

Jangan pernah menganggap orang lain lemah, sebelum menemukan kelemahan

diri sendiri.

Menanamkan pemahaman kepada diri sendiri bahwa tujuan introspeksi adalah

untuk memperbaiki diri agar lebih baik dalam bersikap maupun bertingkahlaku.

Memperhatikan kritikan yang masuk. Walaupun kritikan itu pedih, namun pada

hakikatnya kritikan itu bersifat membangun terutama membangun mentalitas kita.

Menggunakan bantuan alat ukur dalam bentuk angket atau kuersioner yang

khusus dibuat untuk menguji kelemahan diri. Ini biasanya dilakukan oleh lembaga

psikologi.

151

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan mengetahui kelebihan diri, maka kita dapat mengembangkannya sebagai

bentuk kekuatan yang mendorong tercapainya kesejahteraan lahir dan batin bagi

kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang. Selain dengan mengetahui

kelebihan diri, mengetahui kelamahan yang dimiliki juga bermanfaat dalam hal :

Membatasi sikap perilaku

memudahkan dalam mencari jalan keluar terbaik

Mengupayakan agar kelemahan bukan penghambat, tetapi justru pemacu

semangat untuk meningkatkan kemampuan yang menjadi kelebihan kita. Untuk

itu mari kita bersama-sama mengintrospeksi diri, sebelum, kita menilai

kekurangan orang lain.

Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

(6)

1. Kelebihan yang saya miliki adalah

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

2. Kelemahan yang saya miliki adalah

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

152

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

3. Yang saya suka dari diri saya adalah

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

4. Yang tidak saya suka dari diri saya adalah

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

5. Yang dapat saya lakukan terhadap kelemahan diri saya adalah

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(7)

A. Topik Memiliki sikap positif Terhadap Teman

B. Bidang Bimbingan Bimbingan Sosial

C. Strategi Layanan Bimbingan Klasikal

D. Fungsi Layanan Informatif

E Standar Kompetensi Kesadaran Tanggung Jawab Sosial

F Kompetensi Dasar Mempelajari cara-cara memperoleh hak dan

memenuhi kewajibandalam lingkungan

kehidupan sehari-hari (Pengenalan)

153

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G Indikator Siswa saling mengetahui kelebihan dan

kelemahan dari teman-temannya dan mampu

menghargai hal tersebut sebagai keunikan yang

dimiliki setiap orang.

H Tujuan Layanan

1. Tujuan Umum

Siswa mampu untuk memiliki sikap positif

2. Tujuan Khusus 1. Siswa mengetahui bahwa semua orang

mempunyai kelebihan dan kelemahan dan itu

adalah unik

2. Siswa mampu memahami pentingnya sikap

positif terhadap keunikan teman

I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

J Uraian Kegiatan

1. Teknik Penyajian

Ceramah

2. Materi Tips-tips Menghargai Keunikan Teman

K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas

L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)

M Penyelenggara Layanan Konselor

N Alat dan Perlengkapan Laptop, LCD, dan Speaker Aktif

O Eksperientasi 1.Tahap Awal (10 Menit)

a. Konselor membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan berdoa.

b. Sebagai pembukaan layanan, konselor

menjelaskan tujuan dari kegiatan dan

memberikan ice breaking untuk

menumbuhkan konsentrasi siswa.

2. Tahap Inti (20 Menit)

a. Konselor mengajak siswa untuk sama-

sama menyimak mengenai topik tentang

154

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

aku tahu kamu, kamu tahu aku

b. Konselor memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya.

3. Tahap Penutup

a. Siswa dibimbing konselor menyimpulkan

kegiatan yang telah dilakukan dan

menutup pertemuan.

b. Konselor selanjutnya merancang tindak

lanjut berupa bimbingan kelompok,

konseling kelompok, maupun konseling

individual.

S. Evaluasi

1. Awal

2. Proses

3. Akhir

Konselor mengamati bagaimana antusias

siswa dalam menerima materi (Lembar

pertanyaan terlampir)

Konselor mengajak siswa untuk

menyimpulkan hikmah kegiatan dan

menemukan cara-cara mengaplikasikan

hikmah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Konselor memantau beberapa hal untuk

dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang

akan diberikan, seperti :

Apakah siswa menunjukkan dan

menerapkannya sikap positifnya terhadap

teman .

Materi untuk Pegangan Konselor:

155

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kemampuan individu dalam menghargai orang lain merupakan salah satu soft

skill yang harus dimiliki siswa agar mampu bergaul dan berinteraksi dengan

lingkungannya terutama teman-temannya.

Pendidikan merupakan suatu proses dimana peserta didik akan memiliki

pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan ketrampilan (psikomotorik) guna bekal

hidup layak di tengah-tengah masyarakat. Proses ini mencakup peningkatan

intelektual, personal dan kemampuan social yang diperlukan bagi peserta didik

sehingga tidak saja berguna bagi diri pribadi dan keluarga tetapi juga

keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat. Maka strategi yang dikembangkan

dalam kurikulum pendidikan nasional kita selalu berdasarkan pada ketiga ranah di

atas baik dalam proses pembelajaran maupun evaluasinya.

Relevansi Soft Skill

Dalam era industri modern saat ini, komponen pokok dalam kegiatan produksi

adalah mesin-mesin penggerak yang berfungsi meningkatkan dan mengganti

kekuatan otot manusia. Bahkan di beberapa Negara maju mesin-mesin penggerak

mulai digantikan robot. Maka tatkala semua komponen fisik dan otak manusia

telah sebagian diganti atau paling tidak dikuatkan manusia, lalu apa yang harus

diperbuat manusia? Yang jelas ada satu komponen yang tidak tergantikan oleh

perkembangan teknologi pada diri manusia yaitu yang namanya emosi, semangat,

empati, ambisi dan lain-lainya yang tidak mungkin tergantikan oleh alat-alat ukur

apapun. Dalam kondisi demikian, kemampuan mengelola hubungan antar manusia

menjadi semakin meningkat relevansinya

Mengembangkan Soft Skill

Guru sebagai salah satu komponen dalam system pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan siswa, memiliki peranan penting dalam menentukan

arah dan tujuan dari suatu proses pembelajaran. Kemampuan yang dikembangkan

tidak hanya ranah kognitif dan psikomotorik semata yang ditandai dengan

penguasaan materi pelajaran dan ketrampilan , melainkan juga ranah kepribadian

siswa. Pada ranah ini siswa harus menumbuhkan rasa percaya diri sehingga

menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya sendiri yakni manusia yang

156

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berkepribadian yang mantap dan mandiri. Manusia utuh yang memiliki

kemantapan emosional dan intelektual, yang mengenal dirinya, yang

mengendalikan dirinya dengan konsisten dan memiliki rasa empati (tepo seliro).

Menurut Howard Gardner dalam bukunya yang bejudul Multiple Inteligences

(1993), bahwa ada 2 kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan

mengembangkan kepribadian yaitu :

Kecerdasan Interpersonal (interpersonal Intelligence) adalah kemampuan untuk

mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan

temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh

orang lain (isyarat), dan kemampuan untuk menjali relasi dan komunikasi dengan

berbagai orang lain.

Kecerdasan Intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah kemampuan

memahami diri dan bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan tentang diri.

Kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran diri tinggi, inisiatif dan

berani.

Mengingat pentingya soft skill dalam upaya membentuk karakter siswa,

maka strategi pembelajaran yang bisa dikembangkan adalah dengan

mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru

dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah. Disamping itu perlu

juga kreativitas guru untuk mampu memancing siswa untuk terlibat secara aktif,

baik fisik, mental, sosial dan emosional. Dengan demikian bila hal itu sudah

terbiasa dilakukan oleh siswa maka akan terbawa nantinya bila mereka terjun di

dunia kerja dan di masyarkat. Wallahu „alam bis shawab.

Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

(7)

1. Teman saya yang paling saya kagumi dikelas adalah

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

157

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

2. Karena teman tersebut menurut saya

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

3. Sikap seperti apa yang bisa kamu ikuti kebaikannya?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………..

Kotak Pertanyaan :

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(8)

A. Topik Bekerjasama dengan Semua Teman

B. Bidang Bimbingan Bimbingan Sosial

C. Strategi Layanan Bimbingan Kelompok

158

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan

E Standar Kompetensi Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya

F Kompetensi Dasar Menyadari keragaman latar belakang teman

sebaya yang mendasari pergaulan (Akomodasi)

G Indikator Siswa mampu bergaul dan menjalin pertemanan

serta kerjasama dengan semua teman tanpa

memandang jenis kelamin.

H Tujuan Layanan

1. Tujuan Umum

Siswa mampu menjalin kerjasama dengan teman

2. Tujuan Khusus 1. Siswa mampu bekerjasama dengan teman

tanpa membedakan jenis kelamin

I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot

J Uraian Kegiatan

1. Teknik Penyajian

Diskusi dan Simulasi

4. Materi ”Selamatkan Kota Bandung”

K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas

L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)

M Penyelenggara Layanan Konselor

N Alat dan Perlengkapan 1. Air putih

2. Gelas

3. Tali tambang

4. Power Point (Terlampir)

O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)

a. Konselor membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan berdoa.

b. Sebagai pembukaan layanan, konselor

menjelaskan tujuan dari kegiatan dan

memberikan ice breaking untuk

menumbuhkan konsentrasi siswa.

2. Tahap Inti (20 Menit)

159

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Langkah awal konselor membagi siswa

menjadi beberapa kelompok,

b. Selanjutnya konselor kelompok

memindahkan air yang ada di titik A

menuju titik B tanpa boleh memegang

gelas dan tidak boleh tumpah.

c. Air diibaratkan sebagai bahan kimia yang

sangat berbahaya jika tumpah.

d. Sedangkan jarak antara titim A dan B

adalah Kota Bandung. sehingga jika air

tumpah dalam perjalanan maka seluruh

kota akan hancur dan musnah.

3.Tahap Penutup (10 Menit)

a. Konselor bersama siswa menyimpulkan

makna kegiatan yang telah dilakukan.

b. Konselor menutup pertemuan

c. Tindak lanjut : konseling kelompok dan

konseling individual

P. Evaluasi

a. Awal

b. Proses

c. Akhir

a.

Konselor mengamati bagaimana antusias

siswa dalam menerima materi.

Konselor mengajak siswa untuk

menyimpulkan hikmah kegiatan dan

menemukan cara-cara mengaplikasikan

hikmah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Konselor memantau beberapa hal untuk

dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang

akan diberikan, seperti :

160

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Apakah siswa mengetahui makna komunikasi

dalam kerjasama tim?

2. Hikmah apa yang dapat siswa ambil dari

kegiatan yang dilaksanakan?

Materi:

Menjalin Kerja Sama

Kerjasama itu sangat penting dan banyak sekali manfaatnya. Karena dengan

kerjasama semua pekerjaan akan terasa makin ringan untuk dilakukan dan

tentunya akan lebih cepat selesai.

Selain itu dengan kerjasama hubungan kita dengan teman, saudara, tetangga akan

terjalin lebih erat.

1. Semua memberi andil

Artinya dalam kerjasama semua harus memberi andil,maksudnya semua harus

ikut bekerja jangan sampai hanya salah satu pihak saja yang bekerja.

2. Tak menjadikan bergantung

Dalam kerjasama jangan sampai membuat kita tidak bisa mandiri, jangan

sampai kita bergantung kepada orang lain atas terselesainya suatu pekerjaan.

3. Selalu bertujuan baik

Artinya kerjasama yang kita lakukan tidak memiliki tujuan yang buruk.

Misalnya untuk memperdaya orang lain atau mencari keuntungan pribadi atas

pekerjaan yang dilakukan bersama-sama.

Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

(8)

161

Ingrit Nanisrinuria,2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Bagaimana perasaan mu setelah melakukan kegiatan ini?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………….

2. Apakah kelompok mu berhasil? Dan mengapa hal itu bisa terjadi?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………..

3. Bagian mana yang menurut mu paling sulit?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………..

4. Apakah kerja sama berpengaruh besar dalam keberhasilan misi ini?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………..

5. Setelah melakukan kegiatan ini, apa arti kerja sama menurut mu dan seperti

apa contoh dan bentuk kerja sama yang baik itu?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………..