bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran...
TRANSCRIPT
59
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Kondisi Geografis
Lokasi penelitian terletak di Sumedang Utara yaitu Kelurahan kota kaler
kecamatan Sumedang utara dimana LKP Inge berada. Tepatnya di Kabupaten
Sumedang, secara geografis kecamatan sumedang utara memiliki posisi strategis
karena berada dibagian tengah kabipaten sumedang yang juga merupakan pusat
pertumbuhan dan mobilitas kegiatan penduduk serta merupakan daerah lintasan
utama mobilitas penduduk.
Dilihat dari batas-batas administratif wilayahnya, kecamatan sumedang
utara berbatasan dengan 5 (lima) kecamatan lainnya dikabupaten sumedang yaitu:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Cimalaka
b. Sebelah Timur : Kecamatan Ganeas
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Sumedang Selatan
d. Sebelah Barat : Kecamatan Rancakalong dan Kecamatan Tanjung Kerta
Kecamatan sumedang utara merupakan ibu kota yang sekaligus jantung
kotanya kabupaten sumedang memiliki luas wilayah sekitar 29,412 km2. Jarak
antara kecamatan sumedang utara dengan ibukota Negara propinsi adalah 50km,
sedangkan dari ibu kota Negara memiliki jarak 250km.
Menurut potensi kecamatan wilayah kecamatan sumedang utara memiliki
ketinggian rata-rata 50m dpl, karena itu berdasarkan kriteria pembagian iklim
termasuk kriteria termasuk iklim pada kategori iklim panas dengan
60
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
temperaturudara rata-rata 20-25 dan mempunyai curah hujan rata-rata 2.361
mm/tahun.
Jumlah penduduk Kabupaten/Kota yaitu 1.091.323 jiwa, kecamatan dimana
LPK Inge ini berada jumlah penduduknya 87.978 jiwa dan desa dimana LPK Inge
berada jumlah penduduknya 25.866 jiwa. Adapun data lainnya yaitu data
penduduk miskin 6.455 jiwa, data pengangguran usia 18-23 tahun disekitar
lembaga ada 939 jiwa.
B. Profil Lembaga
1. Legalitas LKP Inge Sumedang
Lembaga Pendidikan Kursus dan Pelatihan INGE diditikan
Pada tanggal : 6 Juni 1978 di Sumedang
SIUP dengan Nomor : 01644/10-13/PK/V/2005
Pendiri : NY. Hj. Y. OTTO SUHANA
Susunan Pengelola
Ketua : NY. Hj. Y. OTTO SUHANA
Sekretaris : NY. ELKE INTAN PRIANTI, SH
Bidang Keuangan : NY. INGE LIDIA MEDIAWATI
Bidang Akademis : NY INGE LIDIA MEDIAWATI
61
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Sejarah LKP Inge Sumedang
Lembaga Pendidikan Kursus dan Pelatihan Inge didirikan pada tanggal 6
Juni 1978 di Sumedang. SIUP dengan nomor 01644/10-13/PK/V/2005. Dan yang
menjadi pendiri LPK ini adalah Hj . Y. OTTO SUHANA, dimana beliau memiliki
keterampilan ahli dibidang tata rias dan tata kecantikan karena lulusan dari SGKP,
Nama LKP Inge ini diambil dari nama anak puteri keduanya yang diabadikan
dalam salon kecantikan yang disebut “INGE” itu. Ibu Inge ini juga sekaligus
sebagai instruktur di LKP Inge dan memiliki keahlian keterampilan khusunya
dibidang tata rias dan tata kecantikan kulit. LKP Inge ini sebagai lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan keterampilan sekaligus sebagai pelayanan kerja
dibidang jasa yaitu salon yang menyediakan pelayanan jasa gunting rambut, tata
kecantikan kulit, tat arias pengantin dan dekorasi pengantin.
Ungulan LPK Inge ini adalah nama sebuah salon unggulan di Sumedang
yang sudah tidak asing lagi bagi pelanggannya. Selama ini berkiprah sebagai
penata rias. Sejak berdirinya hingga kini terbilang sukses sebab tidak sedikit
mantan pekerjanya teah berhasil membuka salon sendiri atau wirausaha dibidang
pelayanan jasa. Dapat dikatakan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi
pengangguran. Tepatlah kiranya jika LKP ini mendapat bantuan PRODAK-2006
dari pemerintah kabupaten Sumedang. Dengan adanya menerima bantuan prodak
tersebut makan LKP akan lebih mengembangkan lagi usahanya. Yakni mendidik
para pekerjanya agar kelak akan membuka salon sendiri dan memiliki keahlian
yang lebih terampil.
62
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pelatihan tata kecantikan khususnya didaerah kota sumedang yang menjadi
pelopor adalah LKP”INGE” karena tidak sedikit penghargaan yang diterima oleh
salon ini, tepatnya tahun 2002 mendapat julukan “best of beauty evolution” dari
DPD Tiara Kusumah Jawa Barat. Dan penghargaan dari kepala Daerah Tingkat I
Jabar. Tahun 2004 juara II Lomba keteladanan PLS (Pendidikan Luar Sekolah),
Tahun 2005 menempati peringkat II Lomba Kursus Tata Kecantikan Tingkat
Provinsi Jawa Barat. Dan Tahun 2006 ini menempati peringkat I keteladanan
PLS, TRP dan TKR untuk tingkat Kabupaten Sumedang.
3. Visi dan Misi LKP Inge Sumedang
Visi:
Lembaga sebagai mitra harus mewujudkan keberhasilan warga belajar dengan
memberikan pengetahuan dan keterampilan serta mampu menambah
penghasilan baik bekerja atau berwiraswasta lulusan dari lemabaga harus terjun
dimasyarakat.
Misi:
Mengadakan kursus pendidikan keterampilan:
a. Tata Rias Pengantin dari berbagai daerah
b. Tata Kecantikan Rambut dan Tata Kecantikan Kulit
c. Hantaran dan Pengembangan Kepribadian dari dasar, termapil dan mahir
sehingga mendapat ijazah nasioanl ataupun Internasional
d. Mendidik siswa sehingga kompetens dalam bidangnya dan dapat bersaing
dalam masyarakat
e. Mewujudkan peserta didik dalam meningkatkan kesejahteraan
63
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Lembaga menjadi berkembang yang berfungsi sebagai tempat menguji
keterampilan
g. Selalu terjun dalam pengembangan di berbagai profesi
h. Menyelenggarakan seminar-seminar yang menunjang bakat dan minat
dalam bidang keterampilan
i. Mengadakan penggalian-penggalian pengantin daerah, mengadakan
pembelajaran dibidang tata kecantikan kulit dan tat arias pengantin lebih
bermanfaat
j. Meningkatkan mutu dalam bidang sebagai profesi dalam tata kecantika
rambut, tata kecantikan kulit, dan tat arias pengantin
k. Mengadakan pendidikan nonformal dengan tidak membedakan suku,
agama, sosial, latar belakang karena semua diperlakukan sama
l. Mengadakan seminar-seminar yang menunjang
4. Program yang dikembangkan di LPK Inge Sumedang
Jenis kegiatan yang dilaksanakan di LPK Inge , antara lain sebagai berikut:
a. Tata Rias Pengantin
b. Tata Kecantikan Kulit,
c. Tata Kecantikan Rambut
d. dan Hantaran
64
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Struktur Organisasi/Lembaga LKP Inge Sumedang
Untuk Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan yang diselenggaraka LKP
Inge maka disusun kepanitian sebagai berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi LPK Inge Sumedang
Sumber : Profil LPK Inge Sumedang
Seperti dalam gambar struktur diatas Ketua pelaksana sekaligus pendiri
lembaga pendidikan pelatihan dan Kursus yang bernama NY.Hj.Y.Otto Suhanna
dan merangkap sebagai tenaga pendidik, selanjutnya yang bertanggun jawab
dalam bendahara yaitu Inge Anwar yang merangkap sekaligus sebagai tenaga
pendidik. Yang bertanggung jawab sebagai sekretaris yaitu Elke Intan Prianti SH
salah satu pengelola yang menempuh pendidikan Strata 1 (S1), serta tenaga
pendidik selanjutnya yaitu IIs Susilawati. Untuk struktur paling bawah yaitu
kedudukan untuk peserta. Namun melihat dari gambar diatas tersebut
kekurangannya tidak dijelaskan alur panah strukturnya dimulai dari mana
kemananya hanya sebatas garis saja.
KETUA
NY.Hj. Y. OTTO SUHANA
BENDAHARA
INGE ANWAR
SEKRETARIS
ELKE INTAN PRIANTI. SH
TENAGA PENDIDIK
IIS SUSILAWATI
TENAGA PENDIDIK
Hj. OTTO SUHANA
TENAGA PENDIDIK
INGE ANWAR
WARGA BELAJAR
65
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Pengelola LKP Inge Sumedang
Penyelenggaraan pelatihan Tata Kecantikan Kulit pengelola yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Pengelola Pelatihan Tata Kecantikan Kulit LPK Inge Sumedang
PENGELOLA LPK INGE SUMEDANG
A. Ketua Pelaksana NY.Hj.Y.OTTO SUHANNA
B. Sekretaris NY. ELKE INTAN PRIANTI, SH
C. Bidang Keuangan NY.INGE LIDIA MEDIAWATI
D. Bidang Akademis NY. INGE LIDIA MEDIAWATI
E. Bidang Administrasi NY. IIS SUSILAWATI
(Sumber Laporan Penyelenggara Pelatihan Tata Kecantikan Kulit )
Ketua pelaksana sekaligus pendiri lembaga pendidikan pelatihan dan
Kursus yang bernama NY.Hj.Y.Otto Suhanna, selanjutnya yang bertanggung
jawab dalam bidang keuangan NY. Inge Lidia Mediawati merangkap tugas
sebagai penanggung jawab akademis dan menjadi tenaga pendidik juga, yang
bertanggung jawab dalam bidang admnisitrasi yaitu NY. Iis Susilawati merangkap
tugas sebagai tenaga pendidik. Yang bertanggung jawab sebagai pengelola
dilembaga tersebut tanggung jawabnya merangkap tugas manajerial
penyelenggaraan sekaligus tenaga pendidik. Kegiatan merangkap tugas ini
diasumsikan tidak akan efektif dalam mengelola suatu kegiatan untuk
memfasilitasi dan pelayanan dalam pelaksanaan kegiatan.
66
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. Ketenagaan LPK Inge Sumedang
Tabel 4.2
Ketenagaan Pelatihan Tata Kecantikan Kulit LPK Inge Sumedang
KETENAGAAN LPK INGE SUMEDANG
IIS SUSILAWATI Tenaga Pendidik
Hj. OTTO SUHANA Tenaga Pendidik
Inge Lidia Mediawati Tenaga Pendidik
(Sumber Laporan Penyelenggara Pelatihan Tata Kecantikan Kulit )
Pengelola yang bertanggung jawab dalam ketenagaan pelatihan Tata
Kecantikan Kulit yaitu IIS SUSILAWATI, Hj. Y. OTTO SUHANA dan INGE
LIDIA MEDIAWATI, semuanya merangkap tugas sebagai pengelola. Semua
penanggung jawab ketenagaan di atas semuanya menguasai semua keterampilan
yang dilaksanakan dilembaga.
Latar belakang ketenagaan LPK Inge semuanya hanya lulusan SMA, yang
menjadi ketua atau pendiri lulusan dari SGKP setara SMA khusu dibidang Tata
Rias dan Kecantikan dan dilengkapi pengalaman pendidikan nonformal
khususnya pelatihan yang ada di LPK Inge dan memiliki ijazah Tata Kecantikan
Kulit, serta memiliki ijazah Pendidik dan Penguji Praktek Tata Kecantikan Kulit.
8. Mitra Kerja LPK Inge Sumedang
a. Salon dan LPK Ardena Panyileukan-Bandung
b. Salon dan LPK Puji Lestari Jl. P. Geusan Ulun-Sumedang
c. Salon dan LPK Haedy Jl. Ahmad Yani No. 233 Jatiwangi-Majalengka
9. Profil Pelatihan Tata Kecantikan Kulit
Terwujudnya insan Indonesia yang cerdas, kreatif adalah semangat
kebangkitan bangsa Indonesia mempersiapkan generasi yang baru menyongsong
67
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
era globalisasi. Munculnya persaingan yang ketat disegala bidang baik formal atau
nonformal merupakan tantangan yang harus dihadapi.
Keadaan yang mendesak dengan adanya program kursus untuk mengatasi
masalah kesejahteraan sosial. Sektor pendidikan nonformal melalui pendidikan
dan pelatihan dilembaga kursus berusaha meningkatkan mutu yang mencari kerja
untuk mewujudkan pemerataan dalam pendidikan.
Jumlah penduduk yang makin padat di kabupaten Sumedang dan sekitarnya
yang datang dari daerah - daerah sekitarnya merupakan sumber penghasilan di
bidang tata usaha Tata Kecantikan Kulit. Dengan banyaknya pengangguran yang
disebabkan faktor ekonomi diantaranya tak bisa melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi atau drop out (DO), peningkatan mutu dan daya saing,
hal ini diharapkan dapat memberikan dampak, sehingga dapat hidup bersama
dalam keragaman sosial dan budaya, untuk meningkatkan taraf hidup dan daya
saing. Oleh karea itu LPK Inge mengajukan dan bantuan sosial PKH, untuk
mewujudkannya LPK Inge menyelenggrakan pendidikan dan pelatihan dalam
bidang keterampilan Tata Kecantikan Kulit.
10. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum program dana bantuan sosial PKH diselenggarakan adalah
sebagai berikut:
1) Mengentaskan kemiskinan
2) Membantu pemerintah menangani masalah pengangguran di Kabupaten
Sumedang, khususnya di desa-desa kecamatan Sumedang Utara
68
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Menciptakan lapangan kerja bru dan berkelanjutan
4) Masyarakat yang ekonomi lemah dibekali dengan keterampilan tata
kecantikan kulit kulit, diharapkan para lulusannya dapat menularkan keahlian
mereka kepada masyarakat yang lainnya yang kurang mampu, sebagai
pemerataan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup khususnya yang berada
dipedesaan
5) Meningktkan kualitas sumberdaya manusia melalui pembinaan keterampilan
kewirausahaan
b. Tujuan Khusus
Dari Program ini tujuan khusus ialah untuk memberi keterampilan pada
masyarakat tentang Tata Kecantikan Kulit khususnya di Kabupaten Sumedang
untuk yang kurang mampu (Drop Out) sekolah sehingga peserta memepunyai
kesempatan yang sama dengan masyarakat yang tergolong mampu, sehingga
dalam jangka pendek diharapkan mampu mengurangi pengangguran dikabupaten
Sumedang. Selain itu dipersiapkan untuk membuka usaha mandiri dalam Tata
Kecantika Kulit.
c. Tujuan Jangka Panjang
Masyarakat kurang mampu, terutama yang diperkotaan dapat juga
menularkan kehliannya kepada yang lain. Pendidikan pelatihan yang akan
diselenggarakan, selain mata pelajaran teori dan praktik juga diberikan
pengetahuan, Etika jabatan sebagai pengetahuan, sesuai dengan keahliannya, P4
(Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila) yaitu Eka Prasetya
69
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pancakarsa dan sebagai pemahaman usaha mandiri dengan pengetahuan
kewirausahaan secara umum, dalam Tata Kecantika Kulit.
11. Waktu dan Tempat Pelatihan
Pelatihan Tata Kecantikan Kulit dilaksanakan mulai dari bulan April 2012
sampai dengan bulan Juni tahun 2012 selama 3 bulan efektif pembelajaran
sampai evaluasi yang dilaksanakan oleh lembaga selama 200 jam dalam jagka
waktu 3 bulan. Bertempat di LPK Inge Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.
22. Sumedang 45322.
12. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan dalam pelatihan Tata Kecantikan Kulit ada 2
(dua) tahap atau biasa disebutnya level. Yang terdiri dari leve II dan level III,
adapun kurikulum yang digunakan level I dinamakan level dasar dan level II
dinamakan terampil.
Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit pada umumnya masih banyak level
selanjutnya sampai level mahir namun yang digunakan di LPK Inge ini hanya
dilaksanakan level dasar dan terampil saja khusus pembelajar pemula untuk tahap
selanjutnya peserta masih perlu melanjutkan level berikutnya namun lembaga
hanya memberikan kesempatan level dasar sama terampil saja. Serta alat peraktik
yang digunakan hanya peralatan manual dengan menggunakan tangan langsung
dan peralatan kecantikan atau peralatan perawatan kulit. Dalam kurikulum ini
dibedakan level dasar sama level terampil yaitu pearawatan kulit wajah tidak
bermasalah dan perawatan kulit wajah bermasalah.
70
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kurikulum berdasarkan level dan standar kompetensi serta waktu yang
dipakai dalam proses pembalajaran dapat dilihat di table sebagai berikut:
a. Level II.
Tabel 4.3
Kurikulum Pelatihan Tatan Kecantikan Kulit
No. Kode Unit Standar Kompetensi Waktu
1. KEC.TK.02.001.01 Merwat kulit wajah tidak
bermasalah
50 Jam
2. KEC.TK.02.002.01 Merias wajah sehari-hari (pagi
dan malam)
50 Jam
3. KEC.TK.02.003.01 Merawat tangan dan mewarnai
kuku (manicure)
40 jam
4. KEC.TK.02.004.01 Merawat kaki dan mewarnai
kuku (pedicure)
40 jam
Jumlah: 180 Jam
(Sumber Laporan Penyelenggara Pelatihan Tata Kecantikan Kulit )
Pada Level II yaitu perwatan kulit wajah tidak bermasalah selanjutnya tata
cara merias wajah sehari-hari siang dan malam,dan perawatan tangan dan kaki
dengan dilengkapi pewarnaan kuku. Level ini termasuk level pemula yang
dinamakan level dasar.
b. Level III
Tabel 4.4
Kurikulum Pelatihan Tatan Kecantikan Kulit
No. Kode Unit Standar Kompetensi Waktu
1. KEC.TK.02.006.01 Merwat wajah berjerawat/
berkomedo secara manual
40 Jam@45’
2. KEC.TK.02.007.01 Merawat kulit wajah
berpigmentasi secara manual
40 Jam
3. KEC.TK.02.008.01 Merawat kulit wajah kering
kasar /dehidrasi secara manual
40 Jam
4. KEC.TK.02.010.01 Melakukan penambahan bulu
mata
15 Jam
5. KEC.TK.02.011.01 Merias wajah Sikatri 35 Jam
6. KEC.TK.02.012.01 Merias wajah geriatric 35 Jam
71
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. KEC.TK.02.013.01 Merias wajah panggung 40 Jam
8. KEC.TK.02.014.01 Melakukan pengangkatan bulu
yang tidak di kehendaki
(depilasi dan epilasi)
30 Jam
Jumlah: 275 Jam
(Sumber Laporan Penyelenggara Pelatihan Tata Kecantikan Kulit )
Pada Level II ini dinamakan level terampil karena peserta sebelum mengikuti
kurikulum ini sudah melakukan pembelajaran pemula melalui level I. Pada Level
ini bisa dikatakan perawatan yang lumayan sangat sulit karena jenis kulit wajah
yang dirawatnya yaitu bermacam masalah dan tata cara merias wajah berbagai
kebutuhan yang tidak sederhana.
13. Peserta Kursus/Pelatihan LKP Inge Sumedang
Peserta yang mengikuti Pelatihan Tata Kecantikan Kulit berdasarkan usia
pendidikan dan daerah tempat tinggal. Peserta yang mengikuti pelatihan tata
kecantikan kulit semuanya berasal dari sumedang daerah sekitar lembaga.
Mengenai data peserta secara lengkap dapat Nampak dibawah table ini:
Tabel 4.5.
Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit
No Nama Usia Pendidikan Alamat
1 Vian Reni 21 SMA Cimalaka, Sumedang
2 Dede Sumiati 36 SMP Cimalaka, Sumedang
3 Ai Eci Kuraesin 30 SMA Cisitu, Sumedang
4 Yunita Gustiana 16 SMP Sembir, Sumedang
5 Dita Medina 16 SMEA Sembir, Sumedang
6 Siska Rismawati 17 SMP Conggeang,Sumedang
7 Santi Puspitasari 19 SMP Galudra, Sumedang
8 Siti Rahayu 34 SMA Baginda, Sumedang
9 Neng Dede. N 28 SMP Ciherang, Sumedang
10 Neng Dewi 26 SMP Ketib, Sumedang
11 Tina Ardiani 22 SMA Citimun,Sumedang
12 Nina Nurhayati 30 SMP Sindang, Sumedang
13 Nia Roheati 36 SMA Jl. Cut NyakDienSumedang
72
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Nama Usia Pendidikan Alamat
14 Rini Nurlinda 22 SMP Sumedang
15 Rismayanti 28 SMA Conggeang Sumedang
16 Martini 28 SMP Panyingkiran, Sumedang
17 Puji Astuti 24 SMA Sumedang
18 Sri Yulianti 23 SMP Padasuka, Sumedang
19 Nenden Runi. H 33 SMA Citamiang,Sumedang
20 Fitri 24 SMA Cimalaka,Sumedang
(Sumber Laporan Penyelenggara Pelatihan Tata Kecantikan Kulit )
Dari keseluruhan peserta diatas latar belakang pendidikan lebih dominan
lulusan SMP, namun menurut kriteria usia peserta masih termasuk usia produktif
yang dimaksud masih mampu untuk melakukan aktivitas penerapan hasil pelatiha.
Sedangkan kriteria peserta yang diusulkan lembaga persyaratan kriteria peserta
mulai dari 18-45 tahun, dan latar belakanh ekonomi lemah serta DO atau tidak
dapat meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, tidak memiliki pekerjaan
dan belum pernah mengikuti pendidikan pelatihan sebelumnya.
14. Sarana dan Prasarana LPK Inge Sumedang
Sarana dan prasarana yang dimiliki LPK Inge sebagai penunjang dalam
proses pembelajaran Pelatihan Tata Kecantikan Kulit dimulai dari ruangan-
ruangan yang ada dilembaga sampai peralatan peraktik khususnya peralatan
kecantikan untuk perawatan kulit dapat dilihat secara lengkap pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.6.
Sarana dan Prasarana
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
Status Kepemilikan
(sendiri, sewa, dan
Sebagainya)
1. Kantor LPK Inge 1 lokal Milik Sendiri
2. Ruang Praktek 1 lokal Milik Sendiri
3. Ruang Materi 1 lokal Milik Sendiri
73
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
Status Kepemilikan
(sendiri, sewa, dan
Sebagainya)
4. Ruang Senam 1 lokal Milik Sendiri
5. Mushola 1 lokal Milik Sendiri
6. Kamar mandi/WC 2 lokal Milik Sendiri
7. Lemari buku 1 unit Milik Sendiri
8. Lemari peralatan praktek 2 unit Milik Sendiri
9. Tempat olahraga/halaman 1 ruang Milik Sendiri
10. Kursi belajar 25 unit Milik Sendiri
11. Salon sound system 3 unit Milik Sendiri
12. Kelompok usaha lahan pertanian 5000 m2 Milik Sendiri
13. Dorongan kecantikan 3 unit Milik Sendiri
14. Uap muka 2 unit Milik Sendiri
15. Kursi kecantikan 2 unit Milik Sendiri
16. Beauty class 3 set Milik Sendiri
17. Kaca 10 unit Milik Sendiri
18. High frekwensi 1 set Milik Sendiri
19. Kosmetik pembersih 4 set Milik Sendiri
20. Kosmetik penyegar 4 set Milik Sendiri
21. Kosmetik dasar bedak 25 set Milik Sendiri
22. Bedak tabur 2 set Milik Sendiri
23. Bedak padat 2 set Milik Sendiri
24. Shadow 6 set Milik Sendiri
25. Bulu mata 6 set Milik Sendiri
26. Pemerah pipi 4 set Milik Sendiri
27. Lipstick 4 set Milik Sendiri
28. Kuas Hadow 6 unit Milik Sendiri
29. Spon bedak 6 unit Milik Sendiri
30. Sikat kuku 2 unit Milik Sendiri
31. Handuk kecil 10 unit Milik Sendiri
32. Handuk besar 2 unit Milik Sendiri
33. Tutup kain facial 3 unit Milik Sendiri
34. Bando handuk 3 unit Milik Sendiri
35. Sikat kaki 1 buah Milik Sendiri
36. Masker muka 10 dus Milik Sendiri
37. Lulur badan 1 set Milik Sendiri
38. Massage 3 set Milik Sendiri
39. Minyak telon 1 set Milik Sendiri
74
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40. Sikat alis 2 set Milik Sendiri
41. Lem bulu mata 1 set Milik Sendiri
42. Maskara 1 set Milik Sendiri
43. Busa pembersih 2 set Milik Sendiri
44. Sikat lipstick 1 set Milik Sendiri
45. Waskom Kecantikan 4 unit Milik Sendiri
46. Tempat air 1 buah Milik Sendiri
47. Peling cream 2 set Milik Sendiri
48. Sabun Muka 2 Set Milik Sendiri
49. Kapas 10 set Milik Sendiri
50. Tisu 10 set Milik Sendiri
(Sumber Laporan Penyelenggara Pelatihan Tata Kecantikan Kulit )
C. Hasil Penelitian
1. Identitas Responden
No Kode L/P-Usia Pendidikan Kedudukan
1 P P/55 SGKP Pengelola
2 IT P/42 S1 Instruktur
3 WB 1 P/31 SMP Peserta Pelatihan
4 WB 2 P/27 SMP Peserta Pelatihan
5 WB 3 P/31 SMP Peserta Pelatihan
Tabel 4.7.
Data Responden Penelitian
Data atau informasi yang akan disajikan merupakan hasil wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap 5 (orang)
responden yang meliputi 1 (orang) pengelola yang bernama Hj. Y. Otto Suhanna
diberi kode (P), 1 (orang) instruktur atau tenaga pendidik NY. Inge Lidia
Mediawati diberi kode (IT) dan 3 (orang) peserta pelatihan tata kecantikan kulit
yaitu Yunita Gustiana, Dede Sumiati dan Rismayanti diberi kode (WB1, WB2,
75
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
WB3). Data mengenai latar belakang responden secara lengkap nampak pada
tabel dibawah ini.
2. Deskripsi hasil wawancara
Pembahasan mengenai proses pelatihan tata kecantikan kulit dalam
meningkatkan kemampuan kewirausahaan peserta LPK Inge Sumedang, berikut
ini penulis sajikan sejumlah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
responden yang disesuaikan dengan indikatornya, yaitu :
a. Persiapan Proses Pembelajaran Pelatihan Tata Kecantikan Kulit yang
dapat Meningkatan Kemampuan Kewirausahaan Peserta LKP Inge
Sumedang
1) Identifikasi Kebutuhan
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi tentang aspek identifikasi kebutuhan dalam persiapan proses
pembelajaran.
Tabel 4.8.
Jawaban Responden mengenai Identifikasi Kebutuhan
Pertanyaan Kode Jawaban
Apakah sebelum melakukan
proses pemebelajaran pelatihan
tata kecantikan kulit dilakukan
identifikasi kebutuhan?
IT
Ya, dilakukan identifikasi
kebutuhan karena peserta yang
mengikuti pelatihan tata
kecantikan kulit benar-benar
peserta yang minat belajar untuk
memiliki keterampilan, tidak
memiliki pekerjaan, belum
pernah mengikuti pelatihan
sebelumnya dan putus sekolah
serta dari keluarga yang kurang
mampu, identifikasi ini dilihat
dari kriteria peserta
76
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Apakah anda ikut terlibat
sebelum melakukan Proses
Pembelajaran pelatiha tata
kecantikan kulit dilakukan
identifikasi kebutuhan?
Apakah anda mengetahui
langkah apa saja yang dilakukan
oleh pengelola sebelum
melakukan pembelajaran
dimulai?
P
Ya, karena tanggung jawab saya
dalam penerimaan peserta maka
dilakukan identifikasi karena
lembaga kami mengusulkan
dana bantuan (PKH) pendidikan
kecakapan hidup sasarannya
untuk orang-orang yang benar-
benar membutuhkan
keterampilan.
WB 1
WB 2
WB 3
Ya, hanya di Tanya-tanya saja
asal dari mana, lulusan
pendidikan, umur. Saat
registrasi pendaftaran calon
peserta untuk mengisi format
biodata.
Saya disuruh perkenalan terus
ditanya-tanya sekitar aktivitas
yang biasa dilakukan.
Adanya pembukaan dan
sambutan-sambutan selanjutnya
perkenalan dan ditanya-tanya
sekitar aktivitas saya serta
alasan mengikuti pelatihan.
Aspek apa saja yang dijadikan
acuan dalam identifikasi
kebutuhan?
IT
Aspek yang menjadi acuan
identifikasi kebutuhan yaitu
latar belakang peserta melalui
Pendidikan , Tujuan , Harapan
dan pengalaman .
P
Yang menjadi aspek dalam
identifikasi yaitu keterangan
biodata peserta.
Metode apa yang digunakan
dalam melakukan identifikasi
kebutuhan?
IT Dalam identifikasi yang
digunakan Melalui Tanya jawab
dari tahap pendaftaran calon
peserta serta dalam pembukaan
proses pembelajaran dengan
memperkenalkan diri dari
keseluruhan peserta.
P Ya peserta banyak ditanya-tanya
77
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sekitar latar belakangnya saja.
Apakah dalam melakukan
identifikasi kebutuhan
menggunakan instrument?jika
ya, instrumen seperti apa yang
digunakan dalam identifikasi
kebutuhan?
IT Ya, dilakukan melalui format
pengisian biodata peserta, dari
biodata ada aspek-aspek yang
harus di isi menurut latar
belakang biodata
peserta.sebagai ajang registrasi
peserta juga.
P Ya,karena dalam registrasi
pendaftaran calon peserta di
adakan pengisian biodata
terlebih dahulu. Maka selebaran
biodata tersebut dijadikan
sebagai alat identifikasi
kebutuhan.
(Sumber PW I dan PW II bagian no. 1,2,3,4 dan Sumber PW III bagian no 1)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3, dalam
penyelenggaraan pelatihan tata kecantikan kulit telah dilakukan identifikasi
kebutuhan terlebih dahulu karena dalam penyelenggaraan pelatihan pengelola dan
instruktur benar-benar melihat peserta mana yang memang membutuhkan
pendidikan keterampilan khususnya pelatihan tata kecantikan kulit karena kriteria
peserta yang diharapkan lembaga peserta yang benar-benar minat belajar
mendapatkan keterampilan serta belum punya pekerjaan dan belum pernah
mengikuti pelatihan sebelumnya karena tujuan pelatihan ini yaitu sebagaimana
yang di muat dalam visi misi.
Aspek dalam identifikasi kebutuhan pelatihan tata kecantikan kulit ini
dilihat dari latar belakang peserta dari tingkat lulusan pendidikan, tujuan peserta
mengikuti pelatihan tata kecantikan kulit dan harapan peserta setelah mengikuti
pelatihan tata kecantikan kulit. Dimana identifikasi kebutuhan pelatihan ini
dilakukan melalui metode Tanya jawab saat perkenalan peserta sebelum proses
78
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran dan saat pendaftaran calon peserta melalui pengisian format
pengisian biodata calon peserta, identifikasi kebutuhan ini agar memudahkan
pengelola dan instruktur untuk mengahadapi dan memebrikan pelayanan peserta
dalam proses pembelajaran melalui pendekatan kepada peserta yang berbeda-beda
latar belakangnya
Instrument khusus identifikasi kebutuhan ini yaitu format pengisian biodata
calon peserta. Karena dari format ini berisi latar belakang peserta dari lulusan
jenjang pendidikan, pengalaman, tempat tinggal peserta dll.
2) Bina Suasana Keakraban
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi tentang aspek bina suasana keakraban yang dilakukan dalam persiapan
proses pembelajaran.
Tabel 4.9
Jawaban Responden mengenai Suasana Keakraban
Pertanyaan Kode Jawaban
Apakah Instruktur menggunakan
teknik dalam pembinaan suasana
keakraban sebelum memulai
proses pemebelajaran?jika ya,
teknik apa yang digunakan
dalam melakukan pembinaan
keakraban?
IT
Ya, karena tidak langsung
begitu saja proses
pemebelajaran dimulai,
sebelumnya kita mengadakan
ramah tamah perkenalan peserta
dengan peserta karena berbeda
daerah tempat tinggal.
Perkenalan saya sebagai
instruktur dan pengelola yang
ada dilembaga. Agar dalam
proses pembelajaran dimulai
semuanya sudah membuka diri
saling menerima dan saling
terbuka.
79
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Apakah dilakukan kegiatan bina
suasana keakraban antara
instruktur dan peserta serta
peserta sebelum pembelajaran
dimulai?
P
Ya, karena saya sendiri sebagai
pengelola ikut serta hari
pertama sebelum poses
pembelajaran dimulai ikut
memperkenalkan diri
kedudukan saya dan tanggung
jawab saya dilembaga. Sebelum
bina suasana dilakukan terlebih
dahulu adanya pembukaan dari
pihak lembaga sebagai
sambutan-sambutan dari pihak
yang bersangkutan dari
penyelenggaraan pelatihan tata
kecantikan kulit ini untuk
memotivasi peserta.
WB 1
WB 2
Peserta 3
Ya, karena sebagai peserta
berbeda-beda daerah tempat
tinggal dan sama sekali tidak
kenal, maka sebelum proses
pembelajaran dimulai saya dan
yang lainnya saling
memperkenalkan diri terlebih
dahulu agar saling mengenal
dan saling membuka diri
menerima perbedaan latar
belakang, agar saya dan yang
lainnya tidak canggung dan
kaku dalam proses
pembelajaran.
Saat pertama saya dan
semuanya saling
memperkenalkan diri.
Sebelumnya juga dalam acara
pembukaan adanya ramah
tamah dan saya banyak ditanya-
tanya saat perkenalan.
Ya. Ada karena kami semua
saling memperkenalkan diri
selanjutnya sedikit guyonan-
80
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
guyonan saat perkenalan karena
kita berbeda latar belakang
tempat tinggal untuk lebih
terbuka dan saling mengenal
satu sama lain.
(Sumber PW I dan PW II bagian no. 5 dan Sumber PW III bagian no. 2)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 bahwa
proses pembelajaran agar berlangsung dengan nyaman dan kondisi yang
interaktif antara peserta dengan peserta dan pengelola dengan peserta dan peserta
dengan instruktur maka dalam tahap persiapan proses pembelajaran pelatihan tata
kecantikan kulit dilakukan pembinaan suasana keakraban dengan acara ramah
tamah atau perkenalan dari peserta, pengelola serta tenaga kependidikan lembaga.
Tujuan bina suasana keakraban ini agar peserta dengan peserta saling
mengenal dan saling membuka diri agar tidak kaku dan saling interaktif satu
sama lain demi kenyamanan dalam proses pembelajaran. Selain bina suasana
keakraban dalam tahap persiapan pelatihan tata kecantikan kulit ini di adakan
pembukaan terlebih dahulu salah satunya yaitu sambutan-sambutan dari pihak
yang bersangkutan dalam penyelenggaraan pelatihan tata kecantikan kulit ini
yang bertujuan untuk memotivasi peserta.
3) Penetapan Kontrak Belajar
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi tentang aspek bina suasana keakraban yang dilakukan dalam persiapan
proses pembelajaran.
81
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.10
Jawaban Responden mengenai Kontrak Belajar
Pertanyaan Kode Jawaban
1. Apakah dilakukan penetapan
kontrak belajar?jika ya,
bagaiaman cara penetapan
kontrak belajar?
2. Apakah ada kontrak belajar
antara peserta dan lembaga
sebelum melakukan
pembelajaran?
IT Ya, dilakukan karena peserta
yang mengikuti pelatihan ini
harus benar-benar mengikuti
aturan yang sudah disepakati,
karena peserta mengikuti
pelatihan ini didukung melalui
dana bantuan PKH, dan
tanggung jawab lembaga
melaporkan hasil kegiatan
selama pembelajaran dimulai
sampai akhir penilaian uji
kompetensi
P
Ya, karena tanggung jawab
lembaga sangat berat, karena
pelatihan ini atas dukungan
pemerintah maka tanggung
jawab lemabaga harus
melaporkan hasil pelatihannya.
WB 1
Ya, ada. Karena setelah diterima
menjadi peserta saya harus
menanda tangani surat
perjanjian kesepakatan, saya
sebagai peserta harus
menyanggupi aturan serta
sungguh-sungguh mengikuti
proses pembelajaran karena
saya sebagai peserta dituntut
harus mampu menguasai hasil
pelatihan dan diaplikasikan
untuk bekerja dibidang jasa
pelayanan kepada masyarakat
sebagai wirausaha mandiri.
Karena sudah diberi seperangkat
alat kecantikan dan peralatan
praktek yang mendukung untuk
peraktek proses pembelajaran
dan diberikan uang saku.
82
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
WB 2
WB 3
Namun peralatan biasanya suka
sudah habis sambil berjalan
pembelajaran. uang saku dan
pearalatan yang tahan lama
biasnya dikasihkan diakhir
pelatihan sebagai daya dukung
untuk berwirausaha.
Yang saya tahu sebagai peserta
harus menanda tangani kesiapan
yang harus di ikuti karena kami
dituntut harus sungguh-sungguh
mengikuti pembelajaran karena
sudah didukung dari fasilitas
pembelajaran.
Saya sebagai peserta harus hadir
terus karena dituntut sungguh-
sungguh belajar,karena saya
sudah menjadi warga belajar
difasilitasi karena dimasukkan
kedalam laporan untuk tanda
bukti peserta mengikuti kegiatan
pembelajaran dan peserta diberi
pembelajaran tambahan tentang
ciri-ciri wirausaha
3. Aspek apa saja yang
dijadikan acuan dalam
penetapan kontrak belajar?
IT Yang menjadi aspek penetapan
kontrak belajar ya, tidak jauh
meliputi. Waktu, Jadwal,
Materi, dan Media
P Ya, meliputi kesepakatan jadwal
dan lainnya saja yang
mendukung proses
pembelajaran karena peserta
harus benar-benar mematuhi
aturan yang ada agar proses
pembelajaran tersampaikan
dengan maksimal
4. Siapa yang dilibatkan dalam
penyusunan penetapan
IT
Saya ikut dilibatkan,sebagai
intruktur saya dan pengelola
83
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kontrak belajar?
yang merumuskan susunan
materi dan silabus untuk proses
pembelajaran serta jadwal yang
dibuat juga dari kesepakatan
pengelola lembaga.
P Saya sendiri serta instrukutur
dan pengurus lainnya yang ada
dilembaga ini karena kegiatan
direncanakan sebelumnya dan
disepakati oleh semua aktivis
yang ada dilembaga.
(Sumber PW I dan PW II bagian no.6,7,8 dan Sumber PW III bagian no.3)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 dalam
tahap persiapan proses pembelajaran pelatihan tata kecantikan kulit adanya
penetapan kontrak belajar dimana peserta yang mengikuti pelatihan ini harus
mengikuti tata tertib aturan yang ada dilembaga, karena tanggung jawab lembaga
dalam pembuatan laporan hasil pelatihan tata kecantikan kulit maka lembaga
menetap kontrak belajar kepada calon peserta, dan peserta pun harus mematuhi
aturan yang telah disepakati dan menanda tangani sebagai tanda bukti peserta
bertanggung jawab untuk mengikuti aturan yang telah dimuat dalam penetapan
kontrak belajar.
Aspek dalam penetapan kontrak belajar ini yaitu meliputi waktu, jadwal,
materi dan media. Dimana kesiapan dalam proses pembelajaran harus tepat waktu
mengikuti proses pembelajaran baik waktu masuk jam pelajaran dan waktu masuk
setelah istirahat. Sedangkan jadwal yang dimuat dalam penetapan kontrak belajar
ini untuk menyesuaikan pembelajaran yang disampaikan sesuai jadwalnya,
misalnya saat jadwal pembahsan materi peserta harus membawa alat tulis. Dan
materi serta media yang ditetapkan dalam penetapan kontrak belajar sangat
84
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berhubungan karena dalam pembelajaran pelatihan tata kecantika kulit saling
melengkapi selain materi yang dipaparkan media juga sebagai pendukung alat
peraktik dalam proses pembelajaran, maka peserta harus membawa alat peraktik
yang disesuaikan pembelajaran. Serta instruktur mempersiapkan media praktek
terlebih dahulu dalam proses pembelajaran. Adapaun penetapan kontrak yang
dilaksanakan karena ada tuntutan penuh kepada peserta untuk belajar dengan baik
dan bertanggung jawab, peserta tidak hanya mengikuti pembelajaran begitu saja
namun sudah dibekali oleh lembaga beberapa peralatan praktik yang sudah
menjadi hak milik pribadi, serta diberikan uang saku namun dukungan perlatan
biasanya habis disaat berjalan pembelajaran. Uang saku dan peralatan yang tahan
lama biasanya diberikan diakhir pelatihan sebagai daya dukung untuk
berwirausaha. Adapun tambahan materi pelajaran dasar tentang kewirausahaan
dan materi pelajaran dasar psikologi sebagai daya dukung peserta dalam
mengaplikasikan setelah mengikuti pelatihan untuk berwirausaha.
Adanya terlibat dalam penyusuna penetapan kontrak belajar ini adalah
instruktur dan pengelola lembaga dimana pengelola dan instruktur harus
merencanakan dengan matang persiapan proses pembelajaran dimulai agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.
4) Setting Ruangan
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi tentang aspek bina suasana keakraban yang dilakukan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
85
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.11
Jawaban Responden mengenai Setting Ruangan
Pertanyaan Kode Jawaban
Sebelum proses belajar dimulai
apa dilakukan setting ruangan
untuk kenyamana dalam proses
pemebelajaran?jika ya, setting
apa yang digunakan untuk
kenyamanan dalam proses
pembelajaran?
Apakah anda ikut serta dalam
melakukan setting ruangan
pembelajaran?
IT Untuk ruang teori setting
ruangan tidak ada perubahan
atau pola yang dirubah-rubah
karena terpaku tempat dan
ruangan yang kurang luas maka,
kursi hanya begitu saja
seadanya, namun diruang
praktek selalu dibuat pola-pola
tempat duduk seperti pola
lingkaran atau pola berbentuk U
karena dalam praktek sebagai
instruktur harus dapat dicermati
oleh semua peserta untuk
kenyamanan dan hasil
pembelajaran dapat diterima
dengan maksimal.,
P
Ya, selalu dirubah-rubah pola
tempat duduk apabila diruangan
praktek karena ruang praktek
dan ruang teori terpisah,
sedangkan ruang teori hanya
begitu saja seadanya karena
ruangannya yang sempit.
WB 1
WB 2
Ya, saya sebagai peserta ikut
serta dalam setting ruangan
seperti merubah tempat duduk
sendiri karena mengikuti
perintah instruktur membuat
pola tempat duduk, biasanya
pola yang digunakan lingkaran
dan berbentuk U, dan
pembelajaran praktek peserta
harus terfokus kepada
instruktur.
Tentu ya, karena kita harus
86
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
WB 3
mengubah kursi masing-masing
untuk mengikuti praktik tu
harus keliatan lebih jelas dan
ikut apa yang disuruh pengelola
dan instruktur dalm mengubah
posisi tempat duduk.
Ya, karena kursi masing-masing
yang dipakai diubah oleh
masing-masing peserta. Kadang
pengelola menyarankan kursi
yang peserta pakai mengikuti
aturan instruktur.
(Sumber PW I dan PW II bagian no. 9 dan Sumber PW III bagian no. 4)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi setting ruangan dalam proses pembelajaran agar tercapai sesuai tujuan
yang diharapkan maka perlu adanya setting ruangan, dalam persiapan proses
pembelajaran tata kecantikan kulit ini dilakukan setting ruangan saat penyampaian
pembelajaran praktik dimana pembelajaran praktik instruktur harus benar-benar
dapat menyebarkan variasi praktik dan penggunaan media praktik agar peserta
dapat cermat menerima pembelajaran praktik karena inti dari pelatihan yaitu lebih
mengutamakan praktik.
Setting ruangan yang dilakukan pada pelatihan tata kecantikan kulit diLPK
ini biasanya dengan merubah pola tempat duduk dengan pola lingkaran atau pola
tempat duduk berbentuk U. Dalam proses setting ruangan ini peserta, instruktur
serta pengelola semuanya berperan dan ikut terlibat untuk kenyamanan dan
pencapaian proses pembelajaran yang maksimal dan sesuai yang diharapkan.
87
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelatihan Tata Kecantikan Kulit yang
dapat Meningkatan Kemampuan Kewirausahaan Peserta LKP Inge
Sumedang
1) Penerapan teknik membuka
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi penerapan teknik membuka yang dilakukan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Tabel 4.12
Jawaban Responden mengenai Teknik Membuka
Pertanyaan Kode Jawaban
Sebelum proses belajar dimulai
apa dilakukan penerapan teknik
membuka?jika ya. langkah-
langka apa saja yang digunakan
dalam penerapan teknik
membuka?
Apakah anda mengetahui
sebelum proses pembelajaran
dimulai apa dilakukan penerapan
teknik membuka?jika ya.
Langkah-langkah apa saja yang
digunakan dalam penerapan
teknik membuka?
Apa yang anda ketahui mengenai
pembukaan yang dilakukan
instruktur?
IT
Ya, karena proses pembelajaran
hari pertama kita mengadakan
ramah tamah dan perkenalan
maka hari keduanya kita
langsung terfokus pembelajaran
hanya diawali baca doa saja
sebelum dimulai pembelajaran
dan sedikit menyisipkan
harapan saya sebagai intruktur
kepada peserta agar mengikuti
pembelajaran dengan baik.
P
Ya pembukaan seperti biasa
pembacaan doa dan instruktur
meminta perhatian kesiapan
belajar saja kepada semua
peserta.
WB 1
WB 2
Yang saya tahu saat pembukaan
proses pembelajaran hanya baca
doa. Dan instruktur langsung
mengarahkan apa yang akan
dipelajari.
Instruktur suka menyapa kami
88
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
WB 3
semua kabar, dan kesan
mengikuti selama pembelajaran
serta dilanjut membaca doa
serta mengarahkan materi
pembelajaran.
Sebelum belajara biasa
instruktur membaca
doa,menyapa kabar peserta
sambil sumringah dan meminta
peserta memulai materi yang
akan dipelajari.
(Sumber PW I dan PW II bagian no.10 dan Sumber PW III bagian no.5)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 pada
tahap pelaksanaan pelatihan tata kecantikan kulit penerapan teknik membuka
yang dilakukan oleh instruktur yaitu pembacaan doa sebelum memulai proses
pembelajaran serta instruktur mengutarakan harapan yang diinginkan agar peserta
semuanya mengikuti pembelajaran dengan baik serta instruktur mengarahkan
kepada peserta materi yang akan dipelajari dalam proses pembelajaran yang
dilangsungkan. Upaya instruktur dalam penerapan teknik membuka pada
pelatihan tata kecantikan kulit ini hanya berdoa saja dan mengarahkan harapan
instruktur untuk memotivasi peserta berpartispasi dalam proses pembelajaran.
tanggung jawab instruktur mengarhakan materi dan penggunaan media yang akan
dilaksanakan.
2) Penerapan teknik menjelaskan
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi tentang penerapan teknik menjelaskan yang dilakukan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
89
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.13
Jawaban Responden mengenai Teknik Menjelaskan
Pertanyaan Kode Jawaban
Bagaimana cara
mengaplikasikan dalam
penerapan teknik menjelaskan
pada proses pemebelajaran?
Apakah penjelasan yang
diberikan oleh instruktur dapat
anda mengerti
IT Sebelumnya saya merencanakan
cara penyampaian penjelasan
pada proses pembelajaran
bagian mana, dan apa dulu yang
akan dimulai,untuk
menyampaikan penjelasan
kepada peserta. Terus
membantu peserta apabila ada
hal yang tidak difahami dan
saya memberikan gambaran
atau ilustrasi dengan contoh
yang sederhana untuk
pemahaman daya talar peserta.
Dibiasakan suara jelas, dan
pemberian tekanan pada bagian-
bagian yang penting dengan
penekanan suara dan saya tidak
berada disatu titik tempat saya
selalu berpindah-pindah tidak
terpusat satu titik pandang. Serta
penjelasan yang saya sampaikan
tidak terpusat pada pemaparan
saya saja namun saya juga
meminta peserta untuk aktif
dalam menjelaskan isi materi,
saya suka meminta partispasi
peserta dalam penerapan teknik
menjelaskan.
P
Yang saya liat instruktur selalu
mengulang-ngulang penjelasan
materi dengan suara tinggi
instruktur memberian tekanan
agar diterima oleh peserta.
WB 1
Penjelasan yang disampaiakan
cukup dimengerti karena
instruktur cara menjelaskan isi
90
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
WB 2
WB 3
materi dengan suara yang jelas,
lancar dan penggunaan ilustrasi
pemaparan materinya dapat
diterima.dan pemaparan
materinya instruktur selalu
sambil berpindah-pindah
tempat. Dan instruktur suka
meminta kepada semua peserta
untuk aktif dan berpartisipasi
dalam menjelaskan isi materi
melalui Tanya jawab
Kadang tidak faham karena saat
teori kita sambil membayangkan
bagaimana praktik olah tangan
saat memijit muka untuk
praktiknya, namun saya suka
bertanya saat teori karena
meminta instruktur
memperaktikan meskipun
sepintas. Dan untuk lebih jelas
dan faham dianjutkan saat
praktik.
Ya dimengerti meskipun saat
pembelajaran teori instruktur
pun selalu mempraktikan sekilas
karena saya selalu bertanya apa
yang diutarakan instruktur untuk
memperagakan
Langkah apa saja yang
digunakan dalam penerapan
teknik menjelaskan pada proses
pembelajaran?
IT Ya meliputi perencanaan
penjelasan dari isi materi dan
silabus dan menyajikan
penjelasan dengan kejelasan
bahasa yang jelas berbicara
lancar itu yang diutamakan dan
mendefinisikan atau
menjelaskan dengan istilai-
istilah mudah dan sederhana.
91
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
P Instruktur biasanya
merencanakan langkah-langkah
apa saja yang perlu disajikan
dan difahami sebelum memulai
pembelajaran instruktur
membacanya terlebih dahulu isi
materi dalam menyajikan
penjelasannya.
(Sumber PW I dan PW II bagian no. 11,12 dan Sumber PW III bagian no.6)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 upaya
instruktur dalam penerapan teknik menjelaskan yaitu instruktur merencanakan
cara penyampaian penjelasan pada proses pembelajaran bagian mana, dan apa
dulu yang akan dimulai, untuk disampaikan penjelasan kepada peserta. Dan
instruktur membantu peserta apabila ada hal yang tidak difahami dengan
memberikan gambaran atau ilustrasi dengan contoh yang sederhana untuk
pemahaman daya talar peserta. Instruktur dalam penyampaian penjelasan harus
mengggunakan suara yang jelas dan lancar, dan pemberian tekanan pada bagian-
bagian yang penting dengan penekanan suara dan kedudukan instruktur tidak
berada disatu titik tempat namun selalu berpindah-pindah tidak terpusat satu titik
pandang.
Upaya instruktur dalam penerapan teknik penjelasan, agar penyampaian isi
materi tersampaikan dan dapat diterima oleh semua peserta. Pada proses
pembelajaran tata kecantikan kulit ini harus lebih cermat diterima oleh peserta
karena akan mempengaruhi prkatik dan pemahaman peserta. Upaya yang
dilakukan instruktur ini sudah menunjuakan pengelolaan kelas yang partisipatif
dalam variasi gaya mengajarnya karena instruktur adalah sumber belajar untuk
mentransfer penjelasan isi materi.yang dapat menentukan kualitas peserta.
92
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut peserta penjelasan yang disampaiakan insruktur cukup dimengerti
karena instruktur cara menjelaskan isi materi dengan suara yang jelas, lancar dan
penggunaan ilustrasi pemaparan materinya dapat diterima.dan pemaparan
materinya instruktur selalu sambil berpindah-pindah tempat. Dan instruktur suka
meminta kepada semua peserta untuk aktif dan berpartisipasi dalam menjelaskan
isi materi melalui Tanya jawab.
3) Penerapan teknik bertanya
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi tentang penerapan teknik bertanya yang dilakukan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
Tabel 4.14
Jawaban Responden mengenai Teknik Bertanya
Pertanyaan Kode Jawaban
Langkah-langkah apa saja yang
dilakukan dalam penerapan
teknik bertanya untuk meninjau
hasil pembelajaran?
IT Langkah yang digunakan paling
penyebaran pertanyaan
keseluruh kelas
mengutarakannya dengan suara
jelas dan tampak mimik untuk
meminta peserta mendengarkan
pertanyaan yang saya ajukan.
Memindahkan giliran menjawab
kepada peserta lain apabila
siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan dan memberikan
waktu berpikir kepada peserta
untuk menjawab pertanyaan
P Yang saya tau instruktur selalu
menunjuk salah satu peserta
untuk menjawab pertanyaan,
dan di pindahkan ke peserta
lainnya lagi untuk menjawab
93
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Apakah anda dapat menjawab
saat instruktur dalam
memberikan pertanyaan
pembelajaran?
pertanyaan. Dalam memberikan
pertanyaan instruktur selalu
memberikan waktu dan lebih
menggali dalam kemampuan
berpikir peserta melalui
pertanyaan yang semakin lama
semakin mendalam.
WB 1
WB 2
WB 3
Ya, selalu menjawab meskipun
hanya sedikit dan sederhana
yang saya jawab karena apa
yang dijawab hasil pemikiran
sendiri namun instruktur selalu
menunggu lebih lama dan
banyak memperdalam jawaban
saya.
Kadang menjawab, kadang
tidak, tapi untuk Tanya jawab
soal tes teori sangat sulit
bahasanya, dibandingkan
praktik saya lebih cepat
menjawab karena sudah
diaplikasikan hasil teori ke
praktik sehingga saya lebih
mudah menjawabnya.
Ya selalu menjawab tapi saat
pertanyaan praktik, kalau teori
itu hanya hapal sesaat lebih jelas
dan mengerti saat peraktik dan
saya selalu menjawab karena
sudah dilakukan
pembelajarannya melalui
praktik. Dan saya lebih suka pas
pembelajaran praktik. Jika
instruktur memberikan
pertanyaan Tanya jawab lebih
sering menjawab saat
pembelajaran praktik karena
sudah mengetahui gambaran isi
materi langsun dipraktikkan.
94
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Sumber PW I dan PW II bagian no.13 dan Sumber PW III bagian no.7)
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari IT, P dan WB1, WB2 dan
WB3 dalam penerapan teknik bertanya upaya yang dilakukan oleh instruktur
yaitu menggunakan langkah-langkahnya, penyebaran pertanyaan keseluruh kelas
karena instruktur tidak berada disatu titik pandang, sambil berkeliling
mengutarakan pertanyaannya dengan suara jelas, dan instruktur selalu
melemparkan pertanyaan kepeserta lainnya apabila ada hambatan terhadap
pertanyaan yang diajukan maka instruktur mengupayakan memberikan waktu
berpikir peserta serta membantu menggali jawaban yang lebih kritis dan lebih
tepat serta dari pertanyaan yang diajukan instruktur peserta pun mampu untuk
menjawab.
Berdasarkan hasil wawancara peserta dalam kegiatan penerapan teknik
bertanya peserta lebih mengerti banyak dalam proses pembelajaran secara praktik
dan saat teori peserta cenderung tidak faham dan sering bertanya untuk meminta
instruktur memaparkan ilustrasi isi materi secara leih jelas dan diperagakan
meskipun secara sekilas dan peserta lebih senang saat pembelajaran praktik
peserta lebih aktif dalam sesi Tanya jawab setelah pembelajaran peraktik.
4) Penerapan teknik dalam memberi penguatan (Reinforcement)
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi penerapan teknik dalam memberi penguatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
95
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.15
Jawaban Responden mengenai Teknik dalam Memberi Penguatan
Pertanyaan Kode Jawaban
Apakah dilakukan penerapan
teknik memberikan penguatan
untuk memotivasi peserta dalam
proses pemebalajaran? Jika ya,
teknik apa saja yang digunakan
dalam penerapan teknik
memberikan penguatan untuk
memotivasi peserta dalam proses
pembelajaran?
Apakah anda mengetahui
mengenai penerapan teknik
dalam memeberikan penguatan
(reinforcement) untuk
memotivasi dalam proses
pembelajaran?
IT Jelas ya. Pastinya untuk
memotivasi peserta itu harus
diberi penghargaan agar peserta
merasa nyaman dan diterima.
Biasanya saya selalu bilang ok,
bagus acungan jempol. Dimana
dengan beberapa kalimta yang
saya berikan tu sangat
menggugah rasa percaya diri
peserta.
P
Biasanya instruktur selalu
mengacungkan jempol dan
menanyakan siapa namanya
kepada peerta tersebut dalam
memberikan penguatan sebagai
penghargaan kepada peserta
untuk memotivasinya
WB 1
WB 2
Ya, yang saya ketahui melihat
instruktur sukanya bilang OK,
bagus sambil mengacungkan
jempol. Dan yang saya rasakan
saat instruktur bilang OK itu
membuat saya lebih diterima
dan dipercaya serta menggugah
rasa percaya diri untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Ya, karena selalu ada tes Tanya
jawab langsung setelah belajar
baik teori atau praktik dan itu
sangat senang karena serasa
termotivasi untuk menjawab
sapa yang duluan diberikan
penilaian langsung dan selalu
bilang bagus atau Ok yang biasa
instruktur bilang.
96
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
WB 3 Ya, kalo untuk memberikan
motivasi setelah menjawab
pertanyaan nstruktur selalu
bilang Ok.
(Sumber PW I dan PW II bagian no. 14 dan Sumber PW III bagian no. 8)
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari IT, P dan WB1, WB2 dan
WB3, dukungan dan motivasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah
tanggung jawab instruktur. Dimana instruktur harus mengupayakan peserta dapat
termotivasi mengikuti pembelajaran pelatihan tata kecantikan kulit, instruktur
berupaya dalam penerapan teknik memberikan penguatan dengan cara
memberikan penghargaan agar peserta merasa nyaman dan merasa diterima atas
argumennya dalam proses pembelajaran, biasanya instruktur memberikan
penghargaan dengan mengutarakan kata “BAGUS”, “OK” berdampak pada
peserta dapat memiliki rasa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
Maka upaya yang dilakukan intruktur berdampak pada peserta memiliki perasaan
diterima dan dipercaya serta menggugah rasa percaya diri untuk mengikuti proses
pembelajaran.
5) Upaya mengadakan variasi
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi tentang upaya mengadakan variasi yang dilakukan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
Tabel 4.16
Jawaban Responden mengenai Mengadakan Variasi
Pertanyaan Kode Jawaban
Apakah ada upaya mengadakan
variasi dalam proses
pembelajaran?jika ya, teknik
IT Selalu mengadakan variasi,
karena saya sebagai instruktur
juga merasa bosan dengan gaya
97
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
apa saja yang digunakan dalam
upaya mengadakan variasi pada
proses pembelajaran?
Apakah ada variasi lain yang
diberikan oleh instruktur dalam
menyampaikan materi pelatihan?
mengajar yang lurus-lurus
saja.ekspresi muka dan gerak
tangan badan saya pun ikut serta
dalam variasi mengajar. Saya
selalu mengambil alih perhatian
peserta jika sudah tidak
kondusif dengan berhenti
sejenak dan selalu mengadakan
suara tinggi untuk menunjukkan
hal yang penting misalnya
dalam penggunaan media. Dan
tak lupa saya selalu membuat
variasi belajar secara
berkelompok dan perorangan.
P
Yang saya lihat dalam variasi
mengajarnya instruktur selalu
gerak-gerak badan dan
tangannya, suaranya naik turun
dari suara rendah dan suara
tinggi dalam gaya mengajarnya.
Terus biasanya instruktur
menyuruh peserta berkelompok
dalam proses pembelajaran
karena dalam peraktik tata
kecantikan kulit peralatan yang
digunakan kadang tidak dapat
memenuhi kebutuhan peserta
perseorangan karena
keterbatasan peralatan dan
sarana prasaran.
WB 1
Ya biasa saja gaya mengajar
instruktur seperti guru-guru
lainnya disekolahan, gerak-
gerak tangan badan,
mengarhakan penggunaan
media dengan menunjukkan
salah satu media sesuai
penggunaannya, selalu
mengadakan pembelejaran
berkeompok, perseorangan
98
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
WB 2
WB 3
dengan membagikan tes tertulis
dengan beda-beda soal.
Selalu mengarahkan peserta
dalam pembelajaran kelompok
atau perorangan.
Biasanya instruktur selalu
mengingatka kalau sudah tidak
kondusif dan langsung
memberikan kuis diberikan
penilaian langsung untuk
memancing peserta agar
terpusat perhatian.dan
selanjutnya mengarahkan
kembali materi yang sedang
dipaparkan karena dalam
praktik kita khusu aplikasi dan
instruktur sambil mengecek
yang peserta peraktikan.
(Sumber PW I dan PW II bagian no.15 dan Sumber PW III bagian no. 9)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3, bahwa
upaya mengadakan variasi bertujuan untuk menciptakan agar kondisi kelas yang
tidak membosankan karena dalam pembelajaran pelatihan lebih mengutamakan
praktik, peserta lebih terpusat pada instruktur membantu dalam proses
pembelajaran meragakan alat praktik, dimana upaya mengadakan variasi yang
dilakukan instruktur selalu membuat ekspresi muka dan gerak tangan, badan pun
ikut serta dalam variasi mengajar sebagai gaya penampilan. Instruktur selalu
mengambil alih perhatian peserta jika sudah tidak kondusif dengan berhenti
sejenak dan selalu mengadakan suara tinggi untuk menunjukkan hal yang penting
misalnya dalam penggunaan media. Dan instruktur selalu membuat variasi belajar
secara berkelompok dan perorangan dalam proses pembelajaran.
99
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6) Penerapan teknik menutup
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi tentang penerapan teknik menutup yang dilakukan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
Tabel 4.17
Jawaban Responden mengenai Teknik Menutup
Pertanyaan Kode Jawaban
Bagaimana cara penerapan
teknik menutup setelah
melaksanakan proses
pembelajaran dilaksanakan?
IT Biasanya yang dilakukan
menutup pembelajaran diakhiri
dengan mengucapkan doa
hamdalah bersama-sama,
mengucapkan terimakasih
kepada peserta atas perhatian
dalam proses pembelajaran.
Saya selalu meminta peserta
meminta kembali penegasan
atau rangkuman atau
kesimpulan. Dan selalu
memotivasi peserta untuk
dapat mengaplikasikan atau
menerapkan kembali hasil
pembelajaran agar memperoleh
hasil yang optimal.
P Yang saya tau instruktur selalu
mengulas kembali materi yang
sudah dijelaskan dari awal dan
meminta peserta berargumen
pemahaman materi yang sudah
dijelaskan dan instruktur selalu
memberikan tes tertulis atau
beberapa pertanyaan setelah
proses pembelajaran berakhir.
Serta instruktur pun menutup
pembelajaran dengan
membacakan doa bersama-sama
peserta lainnya
100
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Langkah apa saja yang
digunakan dalam teknik
penerapan menutup setelah
melaksanakan proses
pembelajaran?
Bagaimana pelaksanaan
penutupan yang dilakukan oleh
instruktur?
IT Biasanya mengulas kembali
materi yang sudah dijelaskan,
memberikan tes tertulis dan
memberikan beberapa
pertanyaan kepada peserta.
P
Yang saya pernah lihat
Langkah-langkahnya biasanya
instruktur menutup dengan
mengulas kembali materi secara
singkat dan meminta peserta
untuk berargumen untuk
menyimpulkan.
WB 1
WB 2
WB 3
Memberikan tes tertulis.
Memberikan beberapa
pertanyaan dan berdoa bersama-
sama. Serta meminta peserta
untuk belajar kembali selain
pembelajaran dikelas.
Membaca doa selanjutnya
mengarahkan agar diaplikasikan
dirumah, karena peserta sudah
didukung fasilitas pembelajaran.
Selalu ada tes Tanya jawab dan
tertulis dan trakhir membaca
doa setealah belajar berakhir.
(Sumber PW I dan PW bagian no. 16,17 dan Sumber PW III bagian no. 10)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 bahwa
penerapan teknik menutup dalam pelatihan tata kecantikan kulit instruktur
biasanya instruktur mengakhiri dengan mengucapkan doa hamdalah bersama-
sama, mengucapkan terimakasih kepada peserta atas perhatian dalam proses
pembelajaran instruktur sambil menyisipkan sedikit humoran kepada peserta.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan instruktur dalam penerapan teknik
menutup, instruktur selalu memberikan tes tertulis dalam mengakhiri
101
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran, meminta peserta untuk penegasan rangkuman atau kesimpulan
materi yang sudah disampaikan. Dan selalu memotivasi peserta untuk dapat
mengaplikasikan atau menerapkan kembali hasil pembelajaran agar memperoleh
hasil yang optimal.
c. Penilaian Proses Pembelajaran Pelatihan Tata Kecantikan Kulit yang
dapat Meningkatan Kemampuan Kewirausahaan Peserta LKP Inge
Sumedang
1) Bentuk Evaluasi
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi bentuk evaluasi yang dilakukan dalam penilaian proses pembelajaran.
Tabel 4.18
Jawaban Responden mengenai Bentuk Evaluasi
Pertanyaan Kode Jawaban
Bentuk evaluasi apa saja yang
dijadikan sebagai bahan atau
perimbangan penilaian?
IT Biasanya saya membuat
evaluasi itu setelah materi
disampaikan, selama proses
pemebelajaran atau ditengah-
tengah penyampaian meteri juga
selalu diberikan evaluasi.untuk
peraktik saya selalu
mengadakan evaluasi diakhir
karena praktek harus lebih
dicermati untuk lebih optimal
dalam pemahaman praktek.
P
Instruktur biasanya memberikan
tes untuk penilaian setelah akhir
pembelajaran dalam praktik,
kalau untuk tes dalam penilaian
teori suka langsung saat proses
pembelajaran berlangsung atau
ditengah-tengah proses
102
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bentuk evaluasi apa yang
diberikan kepada anda?
pembelajaran. Dan dilanjut
diakhir dalam mengadakan tes
untuk memberikan penilaian
secara keseluruhan dari teori
dan praktek
WB 1
WB 2
WB 3
Yang pernah saya ikuti dalam
tes biasanya ibu Inge
memberikan tes tertulis dan tes
dalam menjawab pertanyaan
secara langsung atau secara
lisan. Dari tes beberapa bentuk
tes yang diberikan dapat
dirasakan pemahaman setelah
evaluasi kemampuan
ketrampilan saya langsung
diaplikasikan baik tertulis dan
tes praktik dari tes materi
khusus tata kecantikan kulit, dan
untuk menambah pengetahuan
saya sebagai peserta diberikan
tes materi tentang
kewirausahaan dan tes materi
dasar psikologi.
Ibu selalu mengarahkan tes
setelah memberikan materi
secara teori untuk praktik ibu
inge memberikan tes terulis di
akhir dan memberikan tes
Tanya jawab.
Ibu Inge memberikan tes Tanya
jawab yang sudah dipelajari saat
itu juga atau yang sudah
dipelajari dari beberapa hari
yanglalusetelah belajar berakhir.
(Sumber PW I dan PW II bagian no. 18 dan Sumber PW III bagian no. 11)
Berdasarkan hasil wawancara IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 penilaian
proses pembelajaran pada pelatihan tata kecantikan kulit menggunakan bentuk
103
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
evaluasi pada saat proses pembelajaran berlangsung dan setelah materi
disampaikan,untuk saat praktik selalu mengadakan evaluasi diakhir karena
praktek harus lebih cermat dan agar lebih optimal dalam pemahaman praktek
sebagai penilaian akhir dari keseluruhan pada proses pembelajaran. Adapun
bentuk evaluasi yang diguanakan sebagai bahan dasar petimbangan dalam
penilaian yaitu memberikan tes tertulis dan tes dalam menjawab pertanyaan secara
langsung atau secara lisan dan terakhir tes praktik.pada pelatihan tata kecantikan
kulit ini tidak hanya diberikan materi khusus tata kecantikan kulit, namun ada
materi tambahan sebagai daya dukung untuk berwirausaha peserta untuk
pengetahuan dasar dengan mempelajari materi dasar kewirausahaan dan materi
dasar psikologi.maka di ujikan tes tertulis dari materi tersebut.
2) Tahapan Evaluasi
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang
meliputi tahapan evaluasi yang dilakukan dalam penilaian proses pembelajaran.
Tabel 4.19
Jawaban Responden mengenai Tahapan Evaluasi
Pertanyaan Kode Jawaban
Tahapan apa saja yang dilakukan
dalam penilaian?
IT
Tahapan penilaian biasanya
saya memberikan tes dalam
proseas pembelajaran atau
diakhir seacara keseluruhan baik
praktik atau teori selanjutnya
ada tahapan evaluasi akhir
untuk mendapatkan ijasah yaitu
uji kompetensi yang
penilaiannya bukan melibatkan
saya sebagai instruktur namun
pihak lain yang bertanggung
jawab atas penilaian peserta
104
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk mendapatkan ijasah dan
sebagai penilaian
penyelenggaraan kegiatan yang
sudah dilaksankan oleh
lembaga.
P Tahapan dilakukan dilembaga
sendiri oleh instruktur kami,
melalui tes tertulis tes lisan dan
tes keseluruhan teori dan
peraktik. Selanjutnya ada uji tes
kompetensi yang dinilai oleh
pihak Lembaga Sertifikasi dan
Kompetensi yang bertanggung
jawab dalam mengeluarkan
atau memberi pertimbangan
peserta untuk mendapatkan
ijasah
WB 1
WB 2
Biasanya saya ikut tes yang
biasa dilakukan oleh ibu inge
baik tertulis atau lisan.lalu saya
ikut ujian kompetensi yang
dinilai dari pihak dinas
LSK.dalam uji kompetensi saya
merasa puas minimalnya saya
punya keberanian dalam
mengaplikasikan hasil
pemebelajaran secara praktek
dengan merasa bangga dan apa
adanya apa yang sudah saya
kuasai karena di uji dan
dipraktekkan langsung serta
dinilai sejauh mana hasil
keterampilan yang saya kuasai
Tahapan tes itu bu inge
mengadakan beberapa kali tes
saat mata pelajaran berlangsung
dan ada tahapn selanjutnya yang
diselenggarakan lembaga untuk
105
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
WB 3
peserta mendapatkan ijazah
yaitu penilainya dari LSK
(lembaga sertifikasi dan
kompetensi) sebagai uji
kompetensi saat uji kompetensi
semua peserta lulus dan
mendapatkan ijazah saya merasa
senang karena mampu
mengaplikasikan hasil
pembelajaran dan merasa
percaya diri atas keterampilan
yang sudah saya miliki untuk
diaplikasikan selanjutnya.
Tes yang biasa dilakukan oleh
ibu inge berkali-kali saat
pembelajaran namun ada tahap
tes selanjutnya untuk
mendapatkan ijazah yaitu uji
kompetensi dan penilainya dari
luar lembaga.
(Sumber PW I dan PW II bagian no. 19 dan Sumber PW III bagian no. 12)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 beberapa
tahapan evaluasi pada pelatihan tata kecantikan kulit sebagai bahan penilaian yang
pertama dilakukan evaluasi memberikan tes dalam proses pembelajaran atau
diakhir seacara keseluruhan baik praktik atau teori yang di evaluasi langsung oleh
instruktur, selanjutnya ada tahapan evaluasi akhir untuk mendapatkan ijasah yaitu
uji kompetensi yang penilaiannya melibatkan pihak lain yang bertanggung jawab
atas penilaian peserta untuk mendapatkan ijasah dan sebagai penilaian
penyelenggaraan kegiatan yang sudah dilaksankan oleh lembaga. Penilaiannya
yaitu dilaksankan oleh pihak LSK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi) yang
mengeluarkan ijazah sebagai uji kompetensi.
106
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah tahapan evaluasi yang dilewati oleh peserta dapat dirasakan
manfaatnya dalam uji kompetensi peserta merasa puas minimalnya peserta punya
keberanian dalam mengaplikasikan hasil pemebelajaran secara praktik dengan
merasa bangga dan apa adanya apa yang sudah peserta kuasai keterampilannya
karena sudah di uji dan dipraktikkan langsung serta dinilai sejauh mana hasil
keterampilan yang dikuasai peserta.
3) Aspek Evaluasi
Berikut ini hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 yang meliputi
tentang aspek evaluasi yang dilakukan dalam penilaian proses pembelajaran.
Tabel 4.20
Jawaban Responden mengenai Aspek Evaluasi
Pertanyaan Kode Jawaban
Aspek apa saja yang dijadikan
bahan atau pertimbangan
penilaian?
IT Aspek yang dijadikan penilaian
yaitu sikap, dari sikap ini
diharapkan peserta rajin,
teliti,rapi penampilan dalam
praktik sebagai penguasaan
materi. Kecermatan penguasaan
waktu dalam praktik, hati-hati,
peka,dan terampil serta cekatan.
Aspek lainnya yaitu secra
tertulis dan tes lisan secara
langsung dalam Tanya jawab.
P Biasanya yang menjadi aspek
penilaian yang ditentukan oleh
lembaga dilihat dari aspek
sikap, ketaatan peraturan,
penampilan praktik.tertulis dan
lisan.
WB 1
Aspek yang saya ketahui dalam
penilaian biasanya tes-tes
tertulis langsung saat proses
pembelajaran. Penampilan saat
107
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
WB 2
WB 3
praktik.
Aspek penilaian biasanya hanya
tes tertulis dan praktik atau ada
sesi Tanya jawab.
Biasanya ibu inge memberikan
penilaian saat tes Tanya jawab,
tertulis setelah pembelajaran
disampaikan dan
peraktik.didalam peraktik kita
dituntut cermat dan diberikan
batas waktu dan kerapihan hasil
praktik.
(Sumber PW I dan PW II bagian no. 20 dan Sumber PW III bagian no. 13)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB1, WB2 dan WB3 pada
pelatihan tata kecantikan kulit ada aspek evaluasi sebagai bahan pertimbangan
penilaian yang meliputi tes-tes tertulis langsung saat proses pembelajaran aspek
tes lisan langsung secara Tanya jawab . Penampilan saat praktik dilihat dari aspek
sikap peserta yang diharapkan meliputi: rajin, teliti dalam pelaksanaan prakti,
disiplin mengikuti aturan waktu, kecermatan penguasaan waktu dalam praktik,
hati-hati, peka,dan terampil serta cekatan dalam pelaksanaan pembelajaran
praktik.
4) Instrumen Evaluasi
Berikut ini hasil wawancara dari instruktur, pengelola dan peserta yang
meliputi tentang instrument evaluasi yang dilakukan dalam penilaian proses
pembelajaran.
108
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.21
Jawaban Responden mengenai Instrumen Evaluasi
Pertanyaan Kode Jawaban
Instrumen apa saja yang
digunakan dalam dalam
melakukan penialain?
IT Instrument atau alat penialain
biasanya berupa soal
pertanyaan, Tanya jawab secara
langsung. Alat penggunaan
peraga dalam praktik
pembelajaran
P
Alat atau instrument penilaian
yang biasa diapakai dilembaga
kursus pelatihan kami terfokus
pada tes tulis berupa soal
pertanyaan, Tanya jawab, dan
alat peraga sebagai pendukung
praktik pembelajaran inti dari
proses pembelajaran yaitu
penggunaan alat peraga praktik
dalam penguasaan keterampilan
WB 1
WB 2
WB 3
Berupa soal pertanyaan,
peralatan peraga sebagai
pendukung praktik.
Yang dijadikan alat penilain
disaat ibu inge menilaia praktik
dan Tanya jawab serta tes
tertulis diakhir pembelajaran
Ibu menilaia saat memberikan
kuis Tanya jawab, tes tertulis
berupa soal dan inti penilaian
saat praktik.
(Sumber PW I dan PW II bagian no. 21 dan Sumber PW III bagian no. 14)
Berdasarkan hasil wawancara dari IT, P dan WB 1,WB2 dan WB3
instrument evaluasi yang digunakan sebagai alat penilaian pada pelatihan tata
kecantikan kulit yang biasa diapakai di LPK Inge adalah instrument tes tertulis
berupa soal pertanyaan, Tanya jawab, dan aplikasi praktik dan penggunaan alat
109
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
peraga sebagai pendukung praktik, karena pembelajaran inti dari proses
pembelajaran yaitu aplikasi praktik dan penggunaan alat peraga praktik dalam
penguasaan keterampilan
Lebih memperkuat hasil penelitian yang didapatkan dari hasil pendapat
responden melalui wawancara maka peneliti akan menambahkan hasil penelitian
melalui hasil pengamatan observasi yang dilakukan saat proses pembelajaran
pada pelatihan Tata Kecantikan Kulit yang diselenggarakan LPK Inge Sumedang,
serta upaya-upaya yang dilakukan instruktur dalam penyampain isi materi dan
respon peserta pada proses pembelajaran berlangsung tertera pada tabel sebagai
berikut:
Table 4.22
Hasil observasi
No. Aspek Yang di
Observasi
Indikator Kegiatan Deskripsi Kegiatan
di Lapangan
1. Persiapan proses
pemebelajaran pada
pelaksanaan
pelatihan tata
kecantikan kulit
1. Proses bina suasana
keakraban sebagai
interaksi awal
Hari pertama
pembukaan proses
pembelajaran bina
suasana keakraban
dilakukan saat
pembukaan sebelum
dimulai pembelajaran
pertama dengan
mengadakan ramah
tamah secara
memperkenalkan diri
antara peserta.
Instruktur dan
pengelola . serta
sambutan-sambutan
dari pihak terkait pada
penyelenggaraan
pelatihan. Dan adanya
serah terima secara
110
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Penetapan kontrak
belajar untuk memenuhi
perencanaan
3. setting ruangan untuk
menunjang kenyamanan
proses pembelajaran
simbolis seperangkat
peralatan kecantikan
dan peralatan
peraktik.
Penetapan kontrak
belajar sama dengan
bina suasana saat
pertama sebelum
dimulai pembelajaran
dilakukan penetepan
kontrak belajar
peserta
menandatangani surat
kontrak belajar dan
tanda tangan
kehadiran selanjutny
ramah tamah atau
perkenalan.
Setting ruangan yang
dilakukan hanyan
setting pola tempat
duduk dibagian
ruangan praktik,
peserta instruktur dan
pengelola ikun serta
terlibat dalam setting
pola tempat duduk
untun membenahi
posisi kursi dan alat
praktik.
Pada hari kedua
pembelajaran prakik
peserta antusias
dengan sendirinya
mengubah pola
tempat duduk
meskipun instruktur
belum meminta
mengubahnya.
111
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Proses Pembelajaran
pada pelaksanaan
pelatihan tata
kecantikan kulit
1. penerapan teknik
membuka
2. penerapan teknik
menjelaskan
penyampaian materi
3. Perhatian peserta
menerima penjelasan
materi
Hari kedua setelah
pembukaan prose
pembelajaran
instruktur membuka
pembelajaran hanya
membuka dengan
membaca doa saja
tidak ada simulasi
lainnya yang
dilakukan saat
membuka prosas
pembelajaran.
Instruktur berupaya
mengadakan variasi
suara gaya gerak
badan serta mimik
muka saat
penyampaian materi.
dalam teknik
menjelaskan
instruktut
mengarahkan
penggunaan media
praktik saat
pembelajaran praktik.
Perahatian peserta
cukup m
enyimak dengan baik
dan salah satu peserta
yang aktif
berpartisipasi
mengutarakan
pertanyaan saat
penjelasan materi.
Namun kondisi
peserta lebih aktif
setelah pembelajaran
praktik saat instruktur
112
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Langkah-langkah
penerapan teknik
bertanya
5. Cara memberi
penguatan untuk
memotivasi peserta
6. Penguasaan
mengadakan variasi
memeberikan sesi
Tanya jawab
Instruktur
memeberikan
pertanyaan atau kuis
setelah pembelajaran,
instruktur menunjuk
salah satu peserta dan
selalu melemparkan
kepeserta lainnya
untuk bisa menjawab
serta memberikan
waktu berpikir untuk
menjawab
Saat Instruktur
memberikan
pertanyaan dan
dijawab oleh peserta
instruktur
memberikan
penguatan berupa
penghargaan dengan
kalimat “Bagus”
kepada peserta.
Saat pembelajaran
materi peserta
cenderung tidak
kondusif dan
gemuruh instruktur
mengadakan variasi
mengajar
menggunakan variasi
suara,pause,dan
selanjutnya instruktur
mengarahkan
pembelajaran
kelompok
113
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. Penerapan teknik
menutup
pembelajaran berakhir
baik teori atau praktik
teknik menutup
instruktur hanya
membaca doa saja
dan memeberikan
motivasi kepada
peserta untuk
diaplikasikan lagi.
3. Penilaian Proses
Pembelajaran pada
pelaksanaan
pelatihan tata
kecantikan kulit
1. Proses evaluasi selama
proses pembelajaran
Instruktur
mengadakan evaluasi
tertulis setelah
pembelajaran materi,
dan Tanya jawab,
setelah pembelajaran
praktek, serta
tahapannya dilakukan
penilaian oleh
instruktrur langsung
saat proses
pembelajaran
berlangsung.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan deskripsi dan analisis hasil penelitian yang telah dibahas
sebelumnya, maka pada bagian ini penulis akan membahas mengenai hasil
penelitian dengan menghubungkan data yang telah dikumpulkan melalui
wawancara dan observasi, lalu diolah dan kemudian disimpulkan. Berikut aspek-
aspek yang akan di analis dengan mengacu kepada tujuan penelitian sebagaimana
di tuangkan pada Bab I, yaitu sebagai berikut :
114
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Persiapan Proses Pembelajaran Pelatihan Tata Kecantikan Kulit yang
dapat Meningkatan Kemampuan Kewirausahaan Peserta LKP Inge
Sumedang
Suatu kegiatan akan berjalan dengan baik jika dipersiapkan dengan baik dan
semua pihak yang terlibat memilki kesamaan persepsi tentang tugas dan
kewajibannya masing-masing. Kartika (2011: 126), bahwa sebelum melakukan
fasilitasi pelatihan, fasilitator sebaiknya mempersiapkan diri terlebih dahulu agar
proses pelatihan berjalan optimal.
Pada tahap persiapan proses pembelajaran pelatihan Tata Kecantikan Kulit
LPK Inge Sumedang dilakukannya identifikasi kebutuhan terlebih dahulu karena
dalam penyelenggaraan pelatihan pengelola dan instruktur benar-benar melihat
peserta mana yang memang membutuhkan pendidikan keterampilan khususnya
pelatihan tata kecantikan kulit karena kriteria peserta yang diharapkan lembaga
peserta yang benar-benar minat belajar mendapatkan keterampilan serta belum
punya pekerjaan dan belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya karena tujuan
pelatihan ini yaitu sebagaimana yang di muat dalam visi misi.
Aspek dalam identifikasi kebutuhan pelatihan tata kecantikan kulit ini
dilihat dari latar belakang peserta dari tingkat lulusan pendidikan, tujuan peserta
mengikuti pelatihan tata kecantikan kulit dan harapan peserta setelah mengikuti
pelatihan tata kecantikan kulit.dalam identifikasi kebutuhan Dimana identifikasi
kebutuhan pelatihan ini dilakukan melalui metode tanya jawab saat perkenalan
peserta sebelum proses pembelajaran. Adapun yang menjadi instrument khusus
identifikasi kebutuhan ini yaitu format pengisian biodata calon peserta saat
115
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perekrutan peserta pelatihan. Karena dari format ini berisi latar belakang peserta
dari lulusan jenjang pendidikan, pengalaman, tempat tinggal peserta dll.
Dilihat dari identifikasi kebutuhan yang dilakukan LPK Inge ini
menunjukan untuk mengetahui data dan informasi peserta, bahwa peserta mana
yang benar-benar harus diberdayakan melalui pendidikan dan pelatihan khususnya
tata kecantikan kulit yang diselenggarakan dengan dukungan dana dari pemerintah
dilihat dari karakteristik peserta.
Sudjana (1996) dalam kamil (2010: 17). Karakteristik pesreta bisa dilihat
secara internal atau eksternal. Yang termasuk internal diantaranya adalah
kebutuhan, minat, pengalaman, tugas, pekerjaan, dan pendidikan. sedangkan yang
tergolong karaketristik eksternal adalah lingkungan keluarga, status sosial,
pergaulan, dan status ekonomi.
Selain identifikasi kebutuhan dalam persiapan proses pembelajaran
pelatihan tata kecantikan kulit LPK Inge Sumedang adanya bina suasana
keakraban diawali dengan pembukaan dari pihak yang berkait atas pelaksanaan
pelatihan untuk memotivasi peserta dan selanjutnya bina suasana dilakukan
melalui ramah tamah peserta dengan saling memperkenalkan diri, selain itu
adanya penetapan kontrak belajar dimana peserta harus bersungguh-sungguh
mengikut proses pembelajaran karena peserta sudah didukung seperangkat
peralatan praktik pelatihan dan uang saku untuk mendukung proses pembelajaran
serta daya dukung untuk berwirausaha setelah mengiktui pelatihan dan diberikan
tambahan materi dasar kewirausahaan dan materi dasar psikologi sebagai daya
116
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dukung untuk aplikasi peserta untuk mampu berwirausaha selain keterampilan
khusus tata kecantikan kulit.
Persiapan proses pembelajaran tata keacantikan kulit selalu dilakukan
setting ruang untuk kenyamanan proses pembelajaran berlangsung biasanya
instruktur, pengelola dan peserta terlibat langsung dalam setting ruangan
khususnya pola tempat duduk diruang praktek yang biasa dipakai setting pola
tempat duduk yaitu pola lingkaran dan pola bentuk “U”, dalam pelatihan lebih
mengutamakan praktek dimana peserta harus lebih cermat menaggapi
pembelajaran saat praktik. Respon peserta saat pembelajaran praktik peserta
antusias sendiri mengubah pola tempat duduk.
Kartika (2011: 128), menyebutkan penentuan setting ruangan pelatihan
dengan bantuan panitia penyelenggara. Ruang pelatihan yang ideal adalah yang
berbentuk bujur sangkar, dan dilengkapi dengan kursi dan meja yang mudah
dipindahkan. Kursi yang ideal pelatihan partispatif adalah kursi yang dilengkapi
dengan meja lengan untuk menulis (kursi kuliah), agar susunan kursi mudah
diubah untuk diskusi kelompok, maupun simulasi/games. Jika tidak
memungkinkan, susunlah meja dan kursi menjadi bentuk U agar para peserta bisa
saling bertatap muka.
Persiapan proses pembelajaran yang dilakukan LPK Inge pada pelatihan
tata kecantikan kulit sudah cukup memenuhi pengelolaan pelatihan secara
partispatif. Karena cara yang dilakukan dari tahap persiapan memakai setting
ruangan dengan pola tempat duduk yang ideal untuk pelatihan partispatif serta
117
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tahap persiapan proses pembelajaran peserta sudah diberikan dukungan tambahan
untuk berwirausaha.
Kamil (2010:39). Menyebutkan program pendidikan luar sekolah yang
sasarannya dikategorikan usia dewasa seperti halnya pelatihan, menggunakan
pendekatan andragogi atau pendekatan pendidikan dan orang dewasa dan
pendekatan partisipatif. Maka dari dua pendekatan ini adalah bahwa dalam
pelaksanaan pelatihan, peserta diasumsikan sebagai orang yang telah memiliki
pengalaman, kesiapan belajar dan orientasi belajar sehingga mereka dilibatkan
dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian.
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelatihan Tata Kecantikan Kulit yang
dapat Meningkatan Kemampuan Kewirausahaan Peserta LKP Inge
Sumedang
Gagne (1984) dalam Syaiful Sagala pada Kamil (2007:36) menyebutkan
bahwa belajar adalah suatu proses dimana organisme berubah perilakunya sebagai
akibat dari pengalaman. Sementara Henry E. Garet berpendapat bahwa belajar
merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan
maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara
bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu.
Pelaksanaan proses pembelajaran pada pelatihan Tata Kecantikan Kulit di
LPK Inge Sumedang dilaksanakan melalui hasil identifikasi kebutuhan dengan
didasarkan karakteristik peserta yang memang benar-benar membutuhkan dan
pendidikan pelatihan maka dalam pelaksanaan proses pembelajarannya pelatihan
118
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tata kecantikan kulit menggunakan beberapa tahapan penerapan yang dilakukan
instruktur untuk berlangsungnya pembelajaran yang dicapai sesuai harapan yang
dimulai dari penerapan teknik membuka, instruktur selalu membuka dengan
langka penerapan teknik membuka dengan diawali membaca doa bersama,
instruktur selalu mengarahkan peserta dan memotivasi peserta untuk aktif dan
berpartisipasi dengan baik saat pembelajaran dimulai,serta tanggung jawab
instruktur adalah mengarahakan materi yang akan dipelajari serta penggunaan
media yang akan dipakai pada pelaksanaan pembelajaran.
Tahapan selanjutnya yaitu dilakukannya penerapan merencanakan cara
penyampaian penjelasan pada proses pembelajaran bagian mana, dan apa dulu
yang akan dimulai, untuk disampaikan penjelasan kepada peserta. Dan instruktur
membantu peserta apabila ada hal yang tidak difahami dengan memberikan
gambaran atau ilustrasi dengan contoh yang sederhana untuk pemahaman daya
talar peserta. Upaya penerapan teknik menjelaskan instruktur selalu menjelaskan
dengan suara jelas dan lancar dan pemberian tekanan pada bagian-bagian yang
penting dengan penekanan suara dan kedudukan instruktur tidak berada disatu
titik tempat namun selalu berpindah-pindah tidak terpusat satu titik pandang.
Peserta dapat menerima penjelasan yang disampaiakan insruktur cukup
dimengerti karena instruktur cara menjelaskan isi materi dengan suara yang jelas,
lancar dan penggunaan ilustrasi pemaparan materinya dapat diterima.dan
pemaparan materinya instruktur selalu sambil berpindah-pindah tempat. Dan
instruktur suka meminta kepada semua peserta untuk aktif dan berpartisipasi
dalam menjelaskan isi materi melalui Tanya jawab.
119
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penerapan teknik menjelaskan instruktur pun berupaya menggunakan teknik
penerapan bertanya, instruktur menggunakan langkah-langkahnya, penyebaran
pertanyaan keseluruh kelas karena instruktur tidak berada disatu titik pandang,
sambil berkeliling mengutarakan pertanyaannya dengan suara jelas, dan instruktur
selalu melemparkan pertanyaan kepeserta lainnya apabila ada hambatan terhadap
pertanyaan yang diajukan maka instruktur mengupayakan memberikan waktu
berpikir peserta serta membantu menggali jawaban yang lebih kritis dan lebih
tepat serta dari pertanyaan yang diajukan instruktur peserta pun mampu untuk
menjawab dan peserta lebih senang saat pembelajaran praktik peserta lebih aktif
dalam sesi Tanya jawab setelah pembelajaran peraktik.
Dari penerapan teknik bertanya peserta mampu menjawab dan menanggapi
pertanyaan yang diajukan instruktur, pada pelaksanaan proses pembelajaran
pelatihan Tata Kecantikan Kulit instruktur beruapaya menerapkan teknik memberi
penguatan dimana bertujuan untuk memotivasi peserta. Karena dukungan dan
motivasi dalam proses pembelajaran adalah tanggung jawab instruktur pada
proses pembelajaran ini instruktur selalu berupaya memberikan penghargaan
kepada peserta dengan mengatakan kalimat “OK”, Bagus” serta penghargaan
yang diberikan oleh instruktur dapat berdampak pada perasaan peserta merasa
nyaman, diterima dan dipercaya serta menggugah rasa percaya diri peserta untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Agar kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung instruktur beruapaya
umengadakan variasi bertujuan untuk menciptakan agar kondisi kelas yang tidak
membosankan karena dalam pembelajaran pelatihan lebih mengutamakan praktik,
120
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
instruktur selalu mengambil alih perhatian peserta jika sudah tidak kondusif
dengan berhenti sejenak dan selalu mengadakan suara tinggi untuk menunjukkan
hal yang penting misalnya dalam penggunaan media. Dan instruktur selalu
membuat variasi belajar secara berkelompok dan perorangan dalam proses
pembelajaran. Serta penampilan yang menjadi dukungan variasi instruktur saat
proses pembelajaran nampak mimik yang nyaman untuk dipandang peserta dan
tidak selalu diam ditempat pada satu titik namun selalu menyebar berpidah-indah
tempat untuk mengambil perhatian peserta.
Terakhir instruktur menerapkan teknik menutup dalam proses pembelajaran
dengan membaca doa serta memotivasi peserta untuk mengulas kembali hasil
pembelajaran sambil menyisipkan humor kepada peserta dan diakhir
pembelajaran instruktur selalu membrikan tes tertulis atau tes lisan secara Tanya
jawab langsung untuk penegasan merangkum hasil pembelajaran yang diberikan.
Upaya instruktur dalam proses pembelajaran tata kecantikan kulit diterima
oleh peserta dan didalam prose pembelajarannya peserta dapat berpartisipasi dan
aktif denga penuh rasa percaya diri mengikuti pembelajaran, serta upaya yang
dilakukan instruktur ini sudah menunjukan pengelolaan kelas yang partisipatif
dalam variasi gaya mengajarnya instruktur melakukan beberapa tahapan
pengelolaan pelatihan partisipatif, karena instruktur adalah sumber belajar untuk
mentransfer penjelasan isi materi yang dapat menentukan kualitas peserta.
Penekanan dalam proses pembelajaran semakin lama semakin diarahkan
pada pembelajar, pemberdayaan mereka, serta manfaatnya bagi mereka, sehingga
belajar dikatakan sebagai usaha untuk membangun pemahaman yang mengarah
121
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada tindakan, menjadikan kita merasa menjadi bagian dari kelompok yang
membuat kita saja mendefinisikan dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan
dunia tempat kita hidup bersama, namun juga benar-benar berpartisipasi aktif
didalamnya (Ranson dalam Kamil 2007:37).
3. Penilaian Proses Pembelajaran Pelatihan Tata Kecantikan Kulit yang
dapat Meningkatan Kemampuan Kewirausahaan Peserta LKP Inge
Sumedang
Penilaian pelaksanaan pembelajaran mencakup nilai terhadap proses, hasil,
dan dampak pembelajaran. Penilaian terhadap proses pembelajaran untuk
mengetahui sejauhmana kesesuaian antara proses yang telah direncanakan dengan
pelaksanaannya.
Penilaian terhadap hasil pembelajaran dilakukan untuk mengetahuin
mengenai perubahan perilaku (pengetahuan, keterampilan, nilai, aspirasi) yang
dialami peserta didik atau lulusan setelah mengikuti program pembelajaran.
Penilaian terhadap dampak pembelajaran adalah mengetahui perubahan kehidupan
lulusan setelah penerapan hasil belajarnya seperti dalam perolehan atau
peningkatan pendapatan, pembelajaran orang lai, dan ke ikut sertaannya dalam
pembangunan masyarakat. Kamil. (2010: 40).
Penilaian pada pelatihan tata kecantikan kulit ada beberapa bentuk, tahapan
penilaian, aspek dan instrument penilaian yang dilakukan. Dari bentuk penilaian
atau evaluasi yang dilakukan LPK Inge pada pelatihan Tata Kecantikan Kulit
yaitu Penilaian pada awal proses pembelajaran berlangsung dan setelah materi
disampaikan,untuk peraktik mengadakan evaluasi diakhir karena praktek harus
122
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lebih cermat dan agar lebih optimal dalam pemahaman praktek sebagai penilaian
akhir dari keseluruhan pada proses pembelajaran. Adapun bentuk evaluasi yang
digunakan sebagai bahan dasar petimbangan dalam penilaian yaitu memberikan
tes tertulis dan tes dalam menjawab pertanyaan secara langsung atau secara lisan
dan terakhir tes praktik.pada pelatihan tata kecantikan kulit ini tidak hanya
diberikan materi khusus tata kecantikan kulit, namun ada materi tambahan
sebagai daya dukung untuk berwirausaha peserta untuk pengetahuan dasar dengan
mempelajari materi dasar kewirausahaan dan materi dasar psikologi.maka di
ujikan tes tertulis dari materi tersebut.
Tahapan penialain yang menjadi bahan penilaian yaitu dilakukan dilembaga
tersebut saat proses pembelajaran berlangsung dan diakhir pembelajaran tahapan
selanjutnya untuk uji kompetensi dan mendapatkan ijazah dilakukan evaluasi
lanjutan yang diuji dan dinilai dari pihak yang berkait untuk mengeluarkan ijazah
yaitu dari lembaga LSK (Lembaga Sertifikas Kompetensi) dan peserta merasa
puas atas adanya tahapan evaluasi yaitu uji kompetensi yang diujinya selain
intruktur karena peserta merasa lulus, mampu dan dapat mengaplikasikan dalam
menguasai keterampilan.
Instrumen penilaian yang dilakukan menggunakan alat tes secara tertulis
serta Tanya jawab secara langsung saat proses pembelajaran dan tes praktik
sebagai ujian akhir aplikasi keterampilan serta aspek evaluasi yang menjadi
penilaian pelatihan Tata Kecantikan Kulit yaitu meliputi aspek tes-tes tertulis
langsung saat proses pembelajaran aspek tes lisan langsung secara Tanya jawab .
Penampilan saat praktik dilihat dari aspek sikap peserta yang diharapkan meliputi:
123
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
rajin, teliti dalam pelaksanaan prakti, disiplin mengikuti aturan waktu, kecermatan
penguasaan waktu dalam praktik, hati-hati, peka,dan terampil serta cekatan dalam
pelaksanaan pembelajaran praktik semuanya termasuk bagian dari aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.
Tahapan evaluasi yang dilakukan pada pelatihan Tata Kecantikan kulit
ternyata dapat dirasakan peserta yaitu penguasaan keterampilan dan dukungan
yang diberikan oleh instruktur dan pengelola baik dari peralatan dan uang saku
serta materi dasar kewirausahaan dan psikologi hanya mampu aplikasi penguasaan
materi saja setelah mengikuti tahapan evaluasi yang dilakukan. Dari evaluasi ini
belum menunjukkan bahwa peserta, tidak dapat meningkatkan kemampuan
kewirausahaannya karena tidak memenuhi keriteria kecakapan kemampuan
kewirausahaan.
Kemampuan kewirausahaan adalah suatu kecakapan-kecakapan yang
dimiliki oleh seseorang wirausahawan yang dapat diperguanakan dalam
melakukan suatu usaha. Menurut Yuyun Wirasasmita(1999: 3) dalam Suryana dan
Bayu (2010:43), mengemukakan beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh
wirausahawan yaitu:
1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan
dilakukan atau ditekuninya.
2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak
mengandalkan pada sukses masa lalu.
124
Melani Septora, 2012 Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya
pengetahuan teknik, desain, prosesing, pembukuan, administrasi, dan
pemasaran.
4. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi
5. Foresight, yaitu kemampuan memandang jauh kedepaan.
6. Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan
berhubungan dengan orang lain.
Senada dengan pendapat di atas Hendro (2005: 38) dalam Suryana Dan
Bayu (2010:44), menyatakan setiap wirausaha yang berhasil memiliki empat
unsur penting yaitu:
1. Kemampuan berhubungan dengan skill atau keterampilan
2. Keberanian hubungannya dengan emosional dan mental
3. Keteguhan hati hubungannya dengan motivasi diri
4. Kreativitas yang memerlukan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk
menemukan peluang berdasarkan intuisi.