bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran …eprints.stainkudus.ac.id/132/7/7.bab...
TRANSCRIPT
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah Pati
1. Sejarah Berdirinya KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
Berdasarkan Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XI di Pekan
Baru Riau 1-4 Juli 1998 lahirlah gagasan ide dari Muhammad Ridwan,
Muhammad Sapuan, Abdul Hadi, Ahmad Mubasyirin, Abdul Wahid yang
merupakan utusan dari Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Pati
untuk mendirikan lembaga keuangan syariah sebagai media kaderisasi
dan kemandirian pendanaan kemudian ditindak lanjuti, dengan
mengadakan rapat pada hari Sabtu tanggal 25 Juli 1998 di SMA
Muhammadiyah Pati, yang dihadiri oleh 33 orang dan memutuskan
membentuk badan usaha otonom yang dinamakan Baitul Maal Wat
Tamwil Fastabiq yang selanjutnya disingkat BMT Fastabiq.
Hari senin tanggal 27 Juli 1998 hasil Rapat diajukan ke Kantor
Koperasi Kabupaten Pati untuk mendapat pengesahan oleh Menteri
negara koperasi dan usaha kecil menengah.
Dengan payung hukum Koperasi Serba Usaha (KSU) Fastabiq
yang akta pendiriannya disahkan oleh Menteri Koperasi Pengusaha Kecil
Menengah melalui SK Nomor : 011/BH/KDK.11.9/X/1998 tanggal 31
oktober 1998, secara resmi mulai beroperasi tanggal 18 nopember 1998
yang merupakan tonggak awal berdirinya BMT Fastabiq.
Berdasarkan rapat anggota khusus pada tanggal 9 oktober 2004
diputuskan perubahan AD/ART mnejadi KJKS (Koperasi Jasa Keuangan
Syariah) BMT Fastabiq. Berdasarkan keputusan Bupati Pati a.n. Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah nomor 518/758/V/2006
tentang Pengesahan Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Jasa
Keuangan Syariah BMT Fastabiq, untuk selanjutnya disebut : KJKS BMT
Fastabiq dengan badan hukum nomor: 011a/BH/PAD/V/2006.
56
Pada hari sabtu tanggal 24 Januari 2009, bertempat di ruang
Fastabiq Convention centre Jalan Raya Pati Tayu km 4 Pati telah
dilaksanakan Rapat Anggota Khusus (RAK) Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi Keuangan Syariah (KJKS) BMT Fastabiq Pati tentang
perubahan pengembangan wilayah tingkat Jawa Tengah.
Hasil Rapat Anggota Khusus diatas telah mendapat Pengesahan
Perubahan Anggaran Dasar dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dinas
Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah dan Keputusan
Gubernur Jawa Tengah no.07/PAD/KDK.11/IV/2009, tentang
Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Jasa Keuangan Syariah
BMT Fastabiq, Badan Hukum Nomor : 011/BH.199/x/1998, Tanggal 31
oktober 1998.
Kemudian berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah
032/PAD/XIV/III/2016 tanggal 22 Maret 2016 tentang Pengesahan Akta
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Simpan dan Pembiayaan Syariah
Fastabiq Khoiro Ummah.
Dengan alamat kantor pusat Jalan Raya Pati Tayu Km. 3
Tambaharjo Pati. Telp. (0295) 383 999, Fax (0295) 383 936. Email:
[email protected]. Akses: www.bmtfastabiq.com1
2. Visi Misi dan Tujuan
a. Visi
Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang Unggul dan
Terpercaya.
b. Misi
1) Mengedepankan dan membudayakan transaksi ekonomis sesuai
nilai-nilai syariah.
2) Menjunjung tinggi akhlakul karimah dalam mengelola amanah
umat.
3) Mengutamakan kepuasan dalam melayani anggota.
4) Menjadi KJKS yang tumbuh dan berkembang secara sehat.
1Dokumen dari KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
57
5) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan melakukan pembinaan
kaum dhuafa.
c. Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan anggota dan pengelola dengan
mengedepankan nilai-nilai syariah, menjunjung tinggi akhlakul
karimah, serta mengutamakan kepuasan anggota.
3. Kepengurusan
a. Susunan Pengurus, Pengawas, Dewan Pengawas Syariah Periode
2015-2020
Ketua : H. Sutaji, SH. MM.
Sekretaris : Drs. H. M. Sapuan
Bendahara : Santosa, SE
Pengawas
Koordinator : Alif Amari, S.Th.I
Anggota : H. Ahmad Dahlan, Spd.I
Anggota : H. Abdul Wahid, Spd.I
Dewan Pengawas Syariah
Koordinator : S. Ahmad Syafi’i, S.T.H.I
Anggota : M. Rifki Arriza, Lc
Pengelola
Direktur utama : H. Muhammad Ridwan, S.Pd
Direktur SDI : Agus Jamaluddin, S.Ag
Direktur operasional : Sri Sutiyani, SE
Direktur Bisnis : Sunaji, SE
Staff & karyawan : 196 karyawan2
2Dokumen dari KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
58
b. Stuktur Manajemen KJKS BMT Fastabiq
Gambar 4.1
Struktur organisasi KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
4. Produk layanan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
a. Simpanan Mudharabah Sukarela Lancar.
b. Simpanan Mudharabah Qurban.
c. Simpanan Mudharabah Pelajar Prestasi.
d. Simpanan Mudharabah Sukarela Berjangka.
e. Simpanan Mudharabah Masa Depan.
f. Simpanan Mudharabah Haji Mabrur.
59
g. Simpanan Mudharabah SUK.
h. Pembiayaan Mudharabah.
i. Pembiayaan Musyarakah.
j. Pembiayaan Murobahah.
k. Pembiayaan Ijaroh.
l. Pembiayaan Qordul Hasan.
5. Program Kerja KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
a. Strategi
1) Melakukan kajian ekonomi syariah secara intensif.
2) Menerapkan akad-akad syariah dalam semua transaksi ekonomi
masyarakat.
3) Menerapkan tata kelola organisasi yang baik sesuai islamic
microfinance standart dan sistem manajemen mutu international
standart international (ISO) 9001:2008.
4) Melakukan pembinaan insan fastabiq dengan program pesantren
karya yang bertujuan lurus aqidahnya, benar ibadahnya, mulia
akhlaknya, tangguh fisiknya dan profesional kerjanya.
5) Meningkatkan pelayanan yang semakin dekat dengan kegiatan
ekonomi masyarakat dan pembinaan kaum dhuafa.
6) Memberikan pelayanan yang tulus, sepenuh hati serta memberikan
solusi yang membahagiakan.
7) Mengevaluasi komponen-komponen tingkat kesehatan secara
periodik.
b. Program Jangka Pendek (2016)
1) Melakukan kajian ekonomi syariah secara intensif.
2) Menerapkan akad-akad syariah dalam semua transaksi ekonomi
masyarakat.
3) Menerapkan tata kelola organisasi yang baik sesuai Islamic
Microfinance Standart dan sistem manajemen mutu International
Standart International (ISO) 9001:2008.
60
4) Melakukan pembinaan insan fastabiq dengan bertujuan lurus
aqidahnya, benar ibadahnya, mulia akhlaknya, tangguh fisiknya
dan profesional kerjanya.
5) Meningkatkan pelayanan yang semakin dekat dengan kegiatan
ekonomi masyarakat dan pembinaan kaum dhuafa.
a) Membuka layanan baru yaitu di pasar Rembang / Kaliori dan
pasar Jepon.
b) Memaksimalkan potensi pasar di setiap cabang, terutama
cabang Wedarijaksa, cabang Mayong di pasar Mayong, cabang
Kudus di pasar Kliwon, dan cabang Demak di pasar Bintoro
dan pasar Buyaran.
c) Memberikan pembiayaan kaum dhuafa 5 anggota disetiap
cabang dengan nominal masing-masing kurang lebih 5 juta
rupiah.
6) Memberikan pelayanan yang tulus, sepenuh hati serta memberi
solusi yang membahagiakan.
7) Mengevaluasi komponen-komponen tingkat kesehatan secara
periodik.
c. Program Jangka Panjang (2020)
1) Mengembangkan jaringan wilayah Jawa Tengah, sehingga KSPPS
Fastabiq Khoiro Ummah mampu menguasai jalur daerah ekonomi
produktif dengan mitra pemuda Muhammadiyah se-Jawa Tengah.
2) Meningkatkan pelayanan kepada anggota dan masyarakat dengan
jati diri KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah sebagai lembaga
dakwah, sehingga meningkatkan kemanfaatan untuk umat.
3) Meningkatkan pertumbuhan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
selaras dengan haluan BMT 2020, BMT sebagai soko guru
perekonomian Indonesia yang bercirikan masyarakat produktif,
sejahtera dan diberkahi oleh Allah SWT.
61
6. Pemberdayaan Ummat KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
Tabel 4.2
Daftar Pemberdayaan Ummat KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
No Nama Kantor Alamat kantor
1 Kantor Pusat KSPPS Fastabiq
Khoiro Ummah
Jl. Raya Pati-Tayu Km.3
Tambaharjo Pati
2 Kantor Cabang Wedarijaksa Pertigaan Kec. Wedarijaksa Ke
Timur 25 Km
3 Kantor Cabang Gabus Jl. Raya Gabus-Pati
4 Kantor Cabang Tayu Jl. Yos Sudarso No.41 Tayu
5 Kantor Cabang Kayen Timur Pasar Kayen
6 Kantor Cabang Tlogowungu Jl. Raya Pati-Tlogowungu
7 Kantor Cabang Margoyoso Jl. Raya Juwana-Tayu
8 Kantor Cabang Winong Jl. Raya Winong Jakenan Km.1
9 Kantor Cabang Trangkil Kompleks Kios Depan Pasar
Trangkil
10 Kantor Cabang Juana Ruko Pasar Porda No. 9 Jl.
Sunan Ngerang
11 Kantor Cabang Sleko Kompleks Pasar Sleko Pati
12 Kantor Cabang Tambakromo Jl. Tambakromo-Kayen Pati
13 Kantor Cabang Ngablak Jl. Raya Tayu Jepara
14 Kantor Cabang Puri Kompleks Pasar Puri Pati
15 Kantor Cabang Jepara Jl. Raya Kelet
16 Kantor Cabang Batangan Sebelah Selatan Pasar Kuniran
17 Kantor Cabang Kudus Jl. Jendral Sudirman No. 127
Kudus
18 Kantor Cabang Sukolilo Jl. Pati Purwodadi Km. 27
19 Kantor Cabang Mayong Jl. Raya Kudus Jepara No. 12
Mayong
62
20 Kantor Cabang Jekulo Jl. Raya Pati-Kudus Km. 9
Kudus
21 Kantor Cabang Demak Kompleks Pasar Bintoro A-1
No. 31 Demak
22 Kantor Cabang Mlonggo Jl Raya Jepara Bangsri Km 9
23 Kantor Cabang Cepu Jl. Pemuda Ruko No. 4 Cepu
7. Penghargaan yang diterima KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
a. 300 koperasi unggulan 2012.
b. 100 koperasi besar indonesia 2012.
c. Islamic finance award 2013.
d. Islamic micro finance standart 2013.
e. Sertifikasi sistem manajemen ISO 9001-2008 september 2015.
f. 100 koperasi besar indonesia 2015 (No. 41).3
B. Gambaran Umum Responden
Diskripsi responden disajikan dalam penelitian ini guna untuk
menggambarkan keadaan atau kondisi responden yanag dapat memberikan
informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Penyajian data
deskriptif penelitian ini bertujuan agar dapat dilihat profil dari data penelitian
tersebut dan hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang cara pengambilan
informasi atau data-data yang dibutuhkan peneliti mengenai tanggapan
responden adalah dengan menggunakan angket tertutup. Untuk penyebaran
kuesionernya dilakukan dengan cara peneliti langsung mendatangi kantor
KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah dan cabang-cabangnya dan menyerahkan
kuesioner yang ada untuk diisi responden, hal ini dimaksudkan agar lebih
efektif untuk meningkatkan respon rate responden dalam penelitian ini,
dengan mengambil sampel sebanyak 67 responden sebagai syarat pemenuhan
3Dokumen dari KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
63
sampel yang dapat mewakili populasi. Dalam hal ini peneliti membagi
karakteristik responden menjadi 5 jenis, yaitu:
1. Umur Responden
Adapun data mengenai umur responden karyawan KSPPS Fastabiq
Khoiro Ummah dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu dari umur 18-29th, 30-41th, 42-52th. Data yang diperoleh
dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Umur Responden
Umur Jumlah Persen
18-29th 36 53,7%
30-41th 27 40,3%
42-52th 4 6 %
Jumlah 67 100%
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa usia dari responden
karyawan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah yang dijadikan sampel dalam
penelitian adalah dari usia 18-29th sebanyak 36 orang atau 53,7%, usia
30-41 sebanyak 27 orang atau 40,3%, dan yang usianya 42-52 sebanyak 4
orang atau 6%. Hal ini yang menunjukkan bahwa sebagian besar usia
responden karyawan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah adalah antara 18-
29 tahun.
2. Jenis Kelamin
Adapun data mengenai jenis kelamin responden yaitu karyawan
KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai
berikut:
64
Tabel 4.4
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persen
Laki-laki 41 61,2%
Perempuan 26 38,8%
Jumlah 67 100%
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin
responden karyawan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah yaitu laki-laki
sebanyak 41 orang atau 61,2% dan perempuan sebanayak 26 orang atau
38,8%.
3. Lama Bekerja
Adapun data mengenai lama bekerjakaryawan KSPPS Fastabiq
Khoiro Ummah dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi empat
kategori, yaitu dari umur < 1 tahun, 1 tahun s/d 2 tahun, 3 tahun s/d 5
tahun, dan >5 tahun. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Persen
< 1th 9 13,4%
1-2th 12 18%
3-5th 25 37,3%
> 5th 21 31,3%
Jumlah 67 100%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa lama bekerja
karyawan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah dalam penelitian ini yang
menjadi responden adalah yang bekerja selama < 1 tahun sebanyak 11
orang atau 16,4%, 1 tahun s/d 2 tahun sebanyak 11 orang atau 16,4%,
3tahun s/d 5 tahun sebanyak 23 atau 37,3%, dan yang bekerja selama > 5
65
tahun sebnayak 20 orang atau 56,2%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar lama bekerjakaryawan BMT BUS Lasem dalam
penelitian ini yang menjadi responden adalah yang bekerja selama> 5
tahun.
4. Status Pernikahan
Adapun data mengenai status pernikahan responden yaitu
karyawan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah dapat dilihat pada tabel 4.4
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Status Pernikahan
Status Pernikahan Jumlah Persen
Belum nikah 29 43,3%
Nikah 38 56,7%
Jumlah 67 100%
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa status
pernikahan responden yaitu karyawan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah
yaitu belum menikah sebanyak 29 orang atau 43,3% dan yang sudah
menikah sebanyak 38 orang atau 56,7%.
5. Pendidikan Terakhir
Adapun data mengenai pendidikan responden karyawan KSPPS
Fastabiq Khoiro Ummah, peneliti membaginya dalam tiga kategori, yaitu
SMA, S1 dan S2. Adapun data mengenai tingkat pendidikan responden
yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Pendidikan Terakhir
Pendidikan Jumlah Persen
SMA 23 34,3%
S1 39 58,2%
S2 5 7,5%
Jumlah 89 100 %
66
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa pendidikan
karyawan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah yang menjadi responden
adalah pendidikan SMA sebanyak 23 orang atau 34,3%. Dan S1 sebanyak
39 orang atau 58,2% dan S2 sebanyak 5 orang atau 7,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan karyawan KSPPS
Fastabiq Khoiro Ummah yaitu yang pendidikannya S1.
C. Deskripsi Angket
Hasil dari masing-masing jawaban responden tentang pengaruh
lingkungan kerja, pemberian insentif dan masa kerja terhadap produktivitas
kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Data Hasil Penelitian
Variabe
l Item
Tota
l
SS
% Tota
l S %
Tota
l N %
Total
TS %
Tot
al
ST
S
%
LINGK
UNGA
N
KERJA
(X1)
Lk1 15 22,4
% 40
59,7
% 8
11,9
% 2 3,0% 2 3,0%
Lk2 11 16,4
% 38
56,7
% 12
17,9
% 5 7,5% 1 1,5%
Lk3 10 14,9
% 42
62,7
% 13
19,4
% 1 1,5% 1 1,5%
Lk4 13 19,4
% 47
70,1
% 6 9,0% 0 0% 1 1,5%
Lk5 10 14,9
% 37
55,2
% 15
22,4
% 3 4,5% 2 3,0%
Lk6 22 32,8
% 37
55,2
% 7
10,4
% 1 1,5% 0 0%
Lk7 21 31,3 33 49,3 11 16,4 2 3,0% 0 0%
67
% % %
Lk8 15 22,4
% 33
49,3
% 18
26,9
% 1 1,5% 0 0%
Lk9 14 20,9
% 48
71,6
% 5 7,5% 0 0% 0 0%
Pemberi
an
insentif
(X2)
Pi1 9 13,4
% 26
38,8
% 23
34,3
% 8
11,9
% 1 1,5%
Pi2 10 14,9
% 23
34,3
% 27
40,3
% 7
10,4
% 0 0%
Pi3 7 10,4
% 31
46,3
% 23
34,3
% 4 6,0% 2 3,0%
Pi4 15 22,4
% 27
40,3
% 23
34,3
% 1 1,5% 1 1,5%
Pi5 5 7,5% 35 52,2
% 26
38,8
% 1 1,5% 0 0%
Pi6 5 7,5% 32 47,8
% 28
41,8
% 1 1,5% 1 1,5%
Pi7 21 31,3
% 38
56,7
% 8
11,9
% 0 0% 0 0%
Pi8 6 9,0% 41 61,2
% 20
29,9
% 0 0% 0 0%
Masa
kerja(X
3)
Ms1 10 14,9
% 55
82,1
% 2 3,0% 0 0% 0 0%
Ms2 16 23,9
% 44
65,7
% 7
10,4
% 0 0% 0 0%
Ms3 20 29,9
% 47
70,1
% 0 0% 0 0% 0 0%
Ms4 22 32,8
% 41
61,2
% 4 6,0% 0 0% 0 0%
Ms5 15 22,4 41 61,2 11 16,4 0 0% 0 0%
68
% % %
Produkti
vitas
kerja(Y)
P1 13 19,4
% 43
64,2
% 11
16,4
% 0 0% 0 0%
P2, 22 32,8
% 42
62,7
% 3 4,5% 0 0% 0 0%
P3 9 13,4
% 35
52,2
% 20
29,9
% 3 45% 0 0%
P4 17 25,4
% 47
70,1
% 2 3,0% 1 1,5% 0 0%
P5 21 31,3
% 40
59,7
% 6 9,0% 0 0% 0 0%
P6 8 11,9
% 41
61,2
% 17
25,4
% 1 1,5% 0 0%
Sumber data: output SPSS yang diolah, 2016
1. Lingkungan kerja (X1)
Variabel Lingkungan Kerja (X1) terdiri dari 7 pernyataan (1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9) yang dijelaskan sebagai berikut:
Item 1, dengan pernyataan “ukuran ruangan kerja yang disediakan
KSPPS FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati sangat memadai”, 22,4 %
responden menyatakan sangat setuju, 59,7 % responden menyatakan
setuju, 11,9 % responden memilih bersikap netral, 3,0 % responden
menyatakan tidak setuju, dan 3,0 % menyatakan sang;at tidak setuju.
Item 2, dengan pernyataan “Antara tata letak ruangan kerja dengan
kenyamanan kerja karyawan di KSPPS FASTABIQ KHOIRU UMMAH
Pati sangat sesuai”, 16,4 % responden menyatakan sangat setuju, 56,7 %
responden menyatakan setuju, 17,9 % responden memilih bersikap netral,
7,5% responden menyatakan tidak setuju, dan 1,5 % menyatakan sang;at
tidak setuju.
Item 3, dengan pernyataan “fasilitas yang disediakan KSPPS
FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati cukup lengkap dan memadai”,
69
14,9% responden menyatakan sangat setuju, 62,7 % responden
menyatakan setuju, 19,4% responden memilih bersikap netral, 1,5%
responden menyatakan tidak setuju, dan 1,5 % menyatakan sang;at tidak
setuju.
Item 4, dengan pernyataan “karyawan merasa nyaman denngan
lingkungan ketja di KSPPS FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati”, 19,4%
responden menyatakan sangat setuju, 70,1% responden menyatakan setuju,
9,0% responden memilih bersikap netral, 0% responden menyatakan tidak
setuju, dan 1,5 % menyatakan sang;at tidak setuju.
Item 5, dengan pernyataan “tata letak lokasi kantor KSPPS
FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati sangat mudah dijangkau oleh
karyawan”, 19,4% responden menyatakan sangat setuju, 55,2% responden
menyatakan setuju, 22,4% responden memilih bersikap netral, 4,5%
responden menyatakan tidak setuju, dan 3,0% menyatakan sang;at tidak
setuju.
Item 6, dengan pernyataan “hubungan kerja sesama karyawan di
KSPPS FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati sangat baik”, 32,8%
responden menyatakan sangat setuju, 55,2% responden menyatakan setuju,
10,4% responden memilih bersikap netral, 1,5% responden menyatakan
tidak setuju, dan 0 % menyatakan sang;at tidak setuju.
Item 7, dengan pernyataan “karyawan merasakan adanya sikap
hubungan sosial yang baik antar sesama karyawan di KSPPS FASTABIQ
KHOIRU UMMAH Pati sangat baik”, 31,3% responden menyatakan
sangat setuju, 49,3% responden menyatakan setuju, 16,4% responden
memilih bersikap netral, 3,0% responden menyatakan tidak setuju, dan 0
% menyatakan sang;at tidak setuju.
Item 8, dengan pernyataan “karyawan merasakan adanya sikap
hubungan sosial yang baik antar sesama karyawan dengan pimpinan di
KSPPS FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati sangat baik”, 22,4%
responden menyatakan sangat setuju, 49,3% responden menyatakan setuju,
70
26,9% responden memilih bersikap netral, 1,5% responden menyatakan
tidak setuju, dan 0 % menyatakan sang;at tidak setuju.
Item 9, dengan pernyataan “karyawan merasa senang karena dapat
bekerjasama dengan sesama karyawan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan di KSPPS FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati sangat baik”,
20,9% responden menyatakan sangat setuju, 71,6% responden menyatakan
setuju, 7,5% responden memilih bersikap netral, 0% responden
menyatakan tidak setuju, dan 0 % menyatakan sang;at tidak setuju.
2. Pemberian Insentif
Variabel pemberian insentif (X2) terdiri dari 6 pernyataan (10, 11,
12, 13, 14,15, 16, 17) yang dijelaskan sebagai berikut:
Item 10, dengan pernyataan “pemberian bonus yang diberikan
KSPPS FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati sesuai dengan hasil kinerja
karyawan”, 13,4% responden menyatakan sangat setuju, 38,8% responden
menyatakan setuju, 34,3% responden memilih bersikap netral, 11,9%
responden menyatakan tidak setuju, dan 1,5% responden menyatakan
sangat tidak setuju.
Item 11, dengan pernyataan “komisi yang diberikan KSPPS
FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati sesuai dengan yang saya harapkan”,
14,9% responden menyatakan sangat setuju, 34,3% responden menyatakan
setuju, 40,3% responden memilih bersikap netral, 10,4% responden
menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak
setuju.
Item 12, dengan pernyataan “KSPPS FASTABIQ KHOIRU
UMMAH Pati memeberikan tunjangan lembur kepada karyawan jika
bekerja melebihi jam kerja”, 10,4% responden menyatakan sangat setuju,
46,3% responden menyatakan setuju, 34,3% responden memilih bersikap
netral, 6,0% responden menyatakan tidak setuju, dan 3,0% responden
menyatakan sangat tidak setuju.
Item 13, dengan pernyataan “karyawan merasa senang atas
tunjangan kesehatan yang diberikan oleh KSPPS FASTABIQ KHOIRU
71
UMMAH Pati”, 22,4% responden menyatakan sangat setuju, 40,3%
responden menyatakan setuju, 34,3% responden memilih bersikap netral,
1,5% responden menyatakan tidak setuju, dan 1,5% responden
menyatakan sangat tidak setuju.
Item 14, dengan pernyataan “penghargaan yang diberikan KSPPS
FASTABIQ KHOIRU UMMAH Pati kepada karyawan dalam bentuk
uang dapat meningkatkan produktivitas kerja daripada bentuk lainnya
seperti sertifikat”, 7,5% responden menyatakan sangat setuju, 52,2%
responden menyatakan setuju, 38,8% responden memilih bersikap netral,
1,5% responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan
sangat tidak setuju.
Item 15, dengan pernyataan “di KSPPS FASTABIQ KHOIRU
UMMAH Pati saya selalu mendapatkan pengakuan dari atasan atas hasil
kinerja yang telah saya capai ”, 7,5% responden menyatakan sangat setuju,
47,8% responden menyatakan setuju, 41,8% responden memilih bersikap
netral, 1,5% responden menyatakan tidak setuju, dan 1,5% responden
menyatakan sangat tidak setuju.
Item 16, dengan pernyataan “di KSPPS FASTABIQ KHOIRU
UMMAH Pati selalu memberikan uang transport bagi karyawan marketing
”, 31,3% responden menyatakan sangat setuju, 56,7% responden
menyatakan setuju, 11,9% respon.den memilih bersikap netral, 0%
responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju.
Item 17, dengan pernyataan “karyawan akan dipromosikan oleh
pimpinan untuk menjabat atau kenaikan pangkat jika kinerja saya terus
meningkat dengan baik”, 9,0% responden menyatakan sangat setuju,
61,2% responden menyatakan setuju, 29,9% responden memilih bersikap
netral, 0% responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden
menyatakan sangat tidak setuju.
3. Masa kerja
72
Variabel masa kerja (X3) terdiri dari 5 pernyataan (18, 19, 20, 21,
22) yang dijelaskan sebagai berikut:
Item 18, dengan pernyataan “Semakin lama karyawan bekerja
semakin meningkat pula perubahan ketrampilan yang mereka miliki”,
14,9% responden menyatakan sangat setuju, 82,1% responden menyatakan
setuju, 3,0% responden memilih bersikap netral, 0% responden
menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak
setuju.
. Item 19, dengan pernyataan “Semakin lama karyawan menekuni
ketrampilan yang mereka miliki, maka dengan baik dan cepat pula mereka
menyelesaikan pekerjaan.”, 23,9% responden menyatakan sangat setuju,
65,7% responden menyatakan setuju, 10,4% responden memilih bersikap
netral, 0% responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden
menyatakan sangat tidak setuju.
Item 20, dengan pernyataan “Semakin lama masa kerja seorang
karyawan maka semakin tinggi pula pengalaman dan pengetahuan mereka
dalam bekerja”, 29,9% responden menyatakan sangat setuju, 70,1%
responden menyatakan setuju, 0% responden memilih bersikap netral, 0%
responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju.
Item 21, dengan pernyataan “Ketika karyawan memiliki pengelaman
kerja yang tinggi maka akan bisa memahami, mendeteksi, dan mencari
penyebab munculnya masalah dalam bekerja”, 32,8% responden
menyatakan sangat setuju, 61,2% responden menyatakan setuju, 6,0%
responden memilih bersikap netral, 0% responden menyatakan tidak
setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju
Item 22, dengan pernyataan “Semakin lama seorang karyawan
bekerja semakin pula meningkatnya produktivitas kerja”, 22,4%
responden menyatakan sangat setuju, 61,2% responden menyatakan setuju,
16,4% responden memilih bersikap netral, 0% responden menyatakan
tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju
73
4. produktivitas
Variabel produktivitas (Y) terdiri dari 6 pernyataan (23, 24, 25, 26,
27, 28) yang dijelaskan sebagai berikut:
Item 23, dengan pernyataan “saya mampu melaksanakan tugas
dengan baik yang diberikan oleh KSPPS FASTABIQ KHOIRU UMMAH
Pati ”, 19,4% responden menyatakan sangat setuju, 64,2% responden
menyatakan setuju, 16,4% responden memilih bersikap netral, 0%
responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju.
Item 24, dengan pernyataan “Saya selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kinerja saya”, 32,8% responden menyatakan sangat
setuju, 62,7% responden menyatakan setuju, 4,5% responden memilih
bersikap netral, 0% responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden
menyatakan sangat tidak setuju.
Item 25, dengan pernyataan “Saya tidak pernah mengeluh dan
merasa berat terhadap beban yang menjadi tanggung jawab saya.”, 13,4%
responden menyatakan sangat setuju, 52,2% responden menyatakan setuju,
29,9% responden memilih bersikap netral, 4,5% responden menyatakan
tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Item 26, dengan pernyataan “Saya selalu berusaha memperbaiki
terhadap kesalahan yang pernah saya lakukan dalam melaksanakan
pekerjaan”, 25,4 responden menyatakan sangat setuju, 70,1% responden
menyatakan setuju, 3,0% responden memilih bersikap netral, 1,5%
responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju.
Item 27, dengan pernyataan “Selalu berusaha untuk meningkatkan
kualitas Kinerja saya menjadi lebih baik dari yang telah lalu”, 31,3%
responden menyatakan sangat setuju, 59,7% responden menyatakan setuju,
9,0% responden memilih bersikap netral, 0% responden menyatakan tidak
setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
74
Item 28, dengan pernyataan “Jumlah dari hasil pekerjaan yang saya
tangani selalu memenuhi target yang telah ditetapkan dan memenuhi
sasaran.”, 11,9% responden menyatakan sangat setuju, 61,2% responden
menyatakan setuju, 25,4% responden memilih bersikap netral, 1,5%
responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju.
D. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam
kuesioner atau skala.4 Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen,
penulis menggunakan analisis SPSS 16. Dalam penelitian ini yang menjadi
non responden sebanyak 30 orang. Untuk uji validitas instrumen dihitung
dengan membandingkan r hitung (correlated item-total correlation) dengan
nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan
tersebut dinyatakan valid. r tabel dicari pada signifikan 0,05 dengan uji 2
sisi dan jumlah data (n) = 30, maka didapat r tabel sebesar 0,361.5
Berdasarkan hasil uji validitas, variabel lingkungan kerja yang terdiri
dari Item 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, memiliki corrected item-total correlation/
rhitung lebih besar dari rtabel (0,361) dan bernilai positif. Dengan demikian
butir atau pernyataan tersebut dinyatakan valid. Sedangkan Item 10
mempunyai nilai rhitung lebih kecil dari rtabel maka pernyataan tersebut tidak
valid. Lihat lampiran (Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen).
Berdasarkan hasil uji validitas, variabel pemberian insentif yang
terdiri dari Item 10, 11, 12, 13, 14, 15 16, 17 memiliki corrected item-total
correlation/ rhitung lebih besar dari rtabel (0,361) dan bernilai positif. Dengan
demikian butir atau pernyataan tersebut dinyatakan valid. Lihat lampiran
(Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen).
4Duwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, MediaKom, Yogyakarta, 2010,
hlm. 90. 5 Masrukin, Statistik Inferensial Apikasi Program SPSS, Media Ilmu Press, Stain Kudus,
2008, hlm. 20.
75
Berdasarkan hasil uji validitas, variabel produk tabungan yang terdiri
dari Item 18, 19, 20, 21, 22 memiliki corrected item-total correlation/ rhitung
lebih besar dari rtabel (0,361) dan bernilai positif. Dengan demikian butir
atau pernyataan tersebut dinyatakan valid. Lihat lampiran (Hasil Uji
Validitas Dan Reliabilitas Instrumen).
Berdasarkan hasil uji validitas, variabel produk tabungan yang terdiri
dari Item 23, 24, 25, 26, 27, 28, memiliki corrected item-total correlation/
rhitung lebih besar dari rtabel (0,361) dan bernilai positif. Dengan demikian
butir atau pernyataan tersebut dinyatakan valid. Lihat lampiran (Hasil Uji
Validitas Dan Reliabilitas Instrumen).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukur dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang.6 Adapun pengujiannya menggunakan metode Cronbach’s
Alpha, dimana dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6.
Berikut hasil uji reliabilitas :
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Reliability
Coefficiens Alpha
Cronbach's
Alpha Keterangan
Lingkungan
kerja (X1) 10item 0,6 0,862 Reliabel
Pemberian
insentif (X2) 8 item 0,6 0,849 Reliabel
Masa kerja
(X3) 5 item 0,6 0,872 Reliabel
produktivitas
(Y) 6item 0,6 0,900 Reliabel
Sumber Data : Data Primer yang Diolah, 2016
6Duwi Priyatno, Op. Cit., hlm. 97.
76
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing
variabel memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6. dengan demikian variabel
(X1, X2, X3 dan Y) dinyatakan reliabel.
E. Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil pengujian gejala penyimpangan klasik terhadap data
penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas antara lain
dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila
nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dinyatakan
tidak terjadi multikolinieritas.7 Deteksi terhadap ada tidaknya
multikolinieritas yaitu dengan melihat pada nilai tolerance serta nilai
Variance Inflance Faktor (VIF) sebagai berikut:
Tabel. 4.10
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.686 1.459
.683 1.465
.845 1.183
7 Duwi priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, ANDI, Yogyakarta, 2014, hlm. 103.
77
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.686 1.459
.683 1.465
.845 1.183
a. Dependent Variable: TOTALLY
sumber data: data primer ysng
diolah, 2016
Dari hasil pengujian multikolinieritas yang dilakukan diketahui bahwa
nilai tolerance variabel X1 (lingkungan kerja), X2 (pemberian insentif) dan
X3 (masa kerja) masing-masing sebesar 0,686, 0,683 dan 0,845 dan VIF
masing-masing sebesar 1,459, 1,465 dan 1,183. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF>10 atau dapat dikatakan
variable bebas memiliki nilai VIF<10, dan tidak ada variabel bebas yang
memiliki tolerance<0,1 atau dapat dikatakan variable bebas memiliki nilai
tolerance>0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas
antar variabel bebas dalam model regesi.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebams autokorelasi.
Dalam penelitian ini autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson
(DW test) yang menggunakan titik kritis yaitu batas bawah (dl) dan batas
78
atas (du). Uji Durbin-watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
satu (First Older Autocorrelation) dan mensyaratkan adanya Intercept
(konstanta) dalam model regresi, serta tidak ada variabel lagi di antara
variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0)
HA : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )
Tabel 4.11
Kriteria Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi8
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d <dl
Tidak ada autokorelasi positif No desicison dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative No desicison 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif
atau negative
Tidak ditolak du < d < 4 – du
Tabel 4.12
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .717a .514 .491 1.97690 1.503
a. Predictors: (Constant), TOTALX3, TOTALX1, TOTALX2
b. Dependent Variable: TOTALY
Sumber Data: Data Primer yang diolah, 2016
Dari hasil uji autokorelasi tabel diatas, diketahui nilai Durbin-
Watson yang dihasilkan dari model regresi adalah 1,503. Sedangkan dari
8 Imam Ghozali, Op.Cit., hlm. 110-111.
79
tabel Durbin-Watson dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n)=67 dan
k=3 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dL sebesar
1,5122 , dU sebesar 1,6988 dan 4-dU = 2,3012, maka 0 < d <dl atau
0<1,503<1,5122 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini
tidak terjadi autokorelasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya ketidaksamaan varian dari residual satu ke pengamat yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut dengan
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas.9
Pengujian uji heteroskedastisitas dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar 4.13
Grafik Scatterplot
Sumber Data: Primer yang diolah, 2016
9Imam Ghazali, Op. Cit., hlm. 69.
80
Dari grafik scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar
secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas dan tersebar
secara acak, dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada
sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan tidak
mengandung heteroskedastisitas.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengkaji data variabel bebas (X) dan
data variabel (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, yaitu
berdistribusi normal dan berdistribusi tidak normal. Cara yang bisa
ditempuh untuk menguji kenormalan data adalah dengan menggunakan
histogram dengan bentuk histogram yang hampir sama dengan bentuk
distribusi normal atau menggunakan Grafik Normal P-P Plot dengan cara
melihat penyebaran datanya.10 Adapun uji normalitas dalam penelitian ini
disajikan pada grafik sebagai berikut:
Gambar 4.14
Uji Normalitas Histogram
10
Ibid., hlm. 77.
81
Gambar 4.15
Normal Probability Plot
Sumber Data: Primer yang diolah, 2016
Untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak, kita dapat
melihat pada grafik histogram. Dari grafik histogram pada gambar, residual
data telah menunjukkan kurva normal yang membentuk lonceng sempurna.
Selain dengan menggunakan histogram, kita juga bisa melihat uji normalitas
dengan menggunakan grafik normal P-P Plot berdasarkan gambar di atas,
terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data yang digunakan telah
memenuhi asumsi klasik dan dapat dikatakan data terdistribusi normal.
F. Analisis Data
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. 16
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Pengaruh Variabel Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
82
Dari hasil pengolahan SPSS diperroleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13
Uji Korelasi
Correlations
Lingkungan
kerja
pemberian
insentif
masa
kerja Produktivitas
Lingkun
gan kerja
Pearson
Correlation 1 .536** .342** .527**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000
N 67 67 67 67
pemberia
n insentif
Pearson
Correlation .536** 1 .347** .410**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .001
N 67 67 67 67
masa
kerja
Pearson
Correlation .342** .347** 1 .634**
Sig. (2-tailed) .005 .004 .000
N 67 67 67 67
Produkti
vitas
Pearson
Correlation .527** .410** .634** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 67 67 67 67
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
Sumber: data primer diolah 2016
Dilihat dari table diatas dapat disimpulkan bahwa Nilai Pearson
Correlation antara variable lingkungan kerja (X1) terhadap Produktivitas
Kerja (Y) sebesar 0,527 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena
0,000 < 0,05 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variable
Lingkungan kerja (X1) pada produktivitas kerja karyawan (Y). Berarti
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif
83
dan signifikan antara variable lingkungan kerja (X1) pada produktivitas
kerja (Y) diterima.
Table 4.14
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Mo
del R
R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Chang
e df1 df2
Sig. F
Change
1 .527a .278 .267 2.372 .278 25.022 1 65 .000
a. Predictors: (Constant), Lingkungan
kerja
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Dari table diatas diketahui bahwa nilai koefesien determinasi (R
Square) adalah 27,8%. Tetapi nilai dapat berubah sehingga untuk
mengetahui koefesien determinasi digunakan nilai Adjusted R square 0,267,
hal ini berarti 26,7% variasi produktivictas dapat dijelaskan oleh variasi
lingkungan kerja , sedangkan sisanya (100%-26,7% = 73,8%) merupakan
penjelas diluar variabel lingkungan kerja. Standar error of the estimate
(SEE) dari produktivitas kerja adalah sebesar 2,372. Makin kecil nilai SEE
akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel.
Table 4.15
Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.932 2.492 4.788 .000
Lingkungan
kerja .308 .062 .527 5.002 .000
84
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.932 2.492 4.788 .000
Lingkungan
kerja .308 .062 .527 5.002 .000
a. Dependent Variable:
produktivitas
Sumber : Data primer, diolah 2016
Berdasarkan table diatas diperoleh persamaan regresi:
Y = a + b1X1 + e
Y = 11,932 + 0,308+ e
Persamaan diatas dapat diartikan bahwa koefisien regresi motivasi
kerja sebesar 0,308 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu)
nilai motivasi kerja akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar
0,308.
Table 4.16
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.932 2.492 4.788 .000
Lingkungan
kerja .308 .062 .527 5.002 .000
a. Dependent Variable:
produktivitas
85
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa untuk variable lingkungan
kerja (X1) pada perhitungan produktivitas kerja karyawan (Y) adalah 5,002
sedangkan t table adalah 1,669 yang lebih kecil dibandingkan dengan t
hitung (5,002 > 1,669) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara variable linkunga kerja (X1) pada variable produktivitas kerja
karyawan (Y). Berarti hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja (X1) pada
kinerja karyawan (Y) dapat diterima.
2. Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Dari hasil pengolahan SPSS diperroleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.17
Uji Korelasi
Correlations
Lingkungan
kerja
pemberian
insentif
masa
kerja Produktivitas
Lingkun
gan kerja
Pearson
Correlation 1 .536** .342** .527**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000
N 67 67 67 67
pemberia
n insentif
Pearson
Correlation .536** 1 .347** .410**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .001
N 67 67 67 67
masa
kerja
Pearson
Correlation .342** .347** 1 .634**
Sig. (2-tailed) .005 .004 .000
N 67 67 67 67
Produkti
vitas
Pearson
Correlation .527** .410** .634** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 67 67 67 67
86
Correlations
Lingkungan
kerja
pemberian
insentif
masa
kerja Produktivitas
Lingkun
gan kerja
Pearson
Correlation 1 .536** .342** .527**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000
N 67 67 67 67
pemberia
n insentif
Pearson
Correlation .536** 1 .347** .410**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .001
N 67 67 67 67
masa
kerja
Pearson
Correlation .342** .347** 1 .634**
Sig. (2-tailed) .005 .004 .000
N 67 67 67 67
Produkti
vitas
Pearson
Correlation .527** .410** .634** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 67 67 67 67
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
Sumber: data primer diolah 2016
Dilihat dari table diatas dapat disimpulkan bahwa Nilai Pearson
Correlation antara variable pemberian insentif (X2) terhadap Produktivitas
Kerja (Y) sebesar 0,410 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Karena
0,001 < 0,05 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variable
pemberian insnetif (X2) pada produktivitas kerja karyawan (Y). Berarti
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara variable pemberian insnetif (X1) pada produktivitas
kerja (Y) diterima.
87
Table 4.18
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R
Squar
e
Adjuste
d R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R
Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .410a .168 .156 2.545 .168 13.170 1 65 .001
a. Predictors: (Constant),
pemberian insnetif
Sumber: Data primer, diolah 2016
Dari table diatas diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R
Square) adalah 16,8%. Tetapi nilai dapat berubah sehingga untuk
mengetahui koefesien determinasi digunakan nilai Adjusted R square 0,156,
hal ini berarti 15,6% variasi produktivitas dapat dijelaskan oleh variasi
pemberian insentif , sedangkan sisanya (100% - 15,6% = 84,4%) merupakan
penjelas diluar variabel pemberian insentif. Standar error of the estimate
(SEE) dari produktivitas kerja adalah sebesar 2,545. Makin kecil nilai SEE
akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel.
Table 4.19
Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.279 2.236 7.281 .000
pemberian
insentif .272 .075 .410 3.629 .001
88
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.279 2.236 7.281 .000
pemberian
insentif .272 .075 .410 3.629 .001
a. Dependent Variable:
produktivitas
Sumber : Data primer, diolah 2016
Berdasarkan table diatas diperoleh persamaan regresi:
Y = a + b2X2 + e
Y = 16,279 + 0,272 + e
Persamaan diatas dapat diartikan bahwa koefisien regresi pemberian
insentif sebesar 0,272 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) nilai
pemberian inentif akan meningkatkan produktivitas kerja sebesar 0,272.
Table 4.20
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.279 2.236 7.281 .000
pemberian
insentif .272 .075 .410 3.629 .001
a. Dependent Variable:
produktivitas
89
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa untuk variable pemberian
insentif (X2) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) adalah 3,629
sedangkan t table adalah 1,669 yang lebih kecil dibandingkan dengan t
hitung (3,629 > 1,669) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel pemberian insentif (X2) pada variable produktivitas kerja
karyawan (Y). Berarti hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara pemberian insentif (X2)
produktivitas kerja (Y) dapat diterima.
3. Pengaruh Masa Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Dari hasil pengolahan SPSS diperroleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.21
Uji Korelasi
Correlations
Lingkungan
kerja
pemberian
insentif
masa
kerja Produktivitas
Lingkun
gan kerja
Pearson
Correlation 1 .536** .342** .527**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000
N 67 67 67 67
pemberia
n insentif
Pearson
Correlation .536** 1 .347** .410**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .001
N 67 67 67 67
masa
kerja
Pearson
Correlation .342** .347** 1 .634**
Sig. (2-tailed) .005 .004 .000
N 67 67 67 67
Produkti
vitas
Pearson
Correlation .527** .410** .634** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 67 67 67 67
90
Correlations
Lingkungan
kerja
pemberian
insentif
masa
kerja Produktivitas
Lingkun
gan kerja
Pearson
Correlation 1 .536** .342** .527**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000
N 67 67 67 67
pemberia
n insentif
Pearson
Correlation .536** 1 .347** .410**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .001
N 67 67 67 67
masa
kerja
Pearson
Correlation .342** .347** 1 .634**
Sig. (2-tailed) .005 .004 .000
N 67 67 67 67
Produkti
vitas
Pearson
Correlation .527** .410** .634** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 67 67 67 67
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
Sumber: data primer diolah 2016
Dilihat dari table diatas dapat disimpulkan bahwa Nilai Pearson
Correlation antara variable masa kerja (X3) terhadap Produktivitas Kerja
(Y) sebesar 0,634 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena 0,000 <
0,05 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variable masa kerja
(X3) pada produktivitas kerja karyawan (Y). Berarti hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
variable masa kerja (X3) pada produktivitas kerja (Y) diterima.
91
Table 4.22
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Mo
del R
R
Squa
re
Adjuste
d R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .634a
.402 .393 2.159 .402 43.657 1 65 .000
a. Predictors:
(Constant), masa kerja
Dari table diatas diketahui bahwa nilai koefesien determinasi (R
Square) adalah 40,2%. Tetapi nilai dapat berubah sehingga untuk
mengetahui koefesien determinasi digunakan nilai Adjusted R square 0,393,
hal ini berarti 39,3% variasi produktivitas dapat dijelaskan oleh variasi masa
kerja , sedangkan sisanya (100% - 39,3% = 60,7%) merupakan penjelas
diluar variabel masa kerja Standar error of the estimate (SEE) dari
produktivitas kerja adalah sebesar 2,545. Makin kecil nilai SEE akan
membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel.
Table 4.23
Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.724 2.826 2.026 .047
masa kerja .889 .135 .634 6.607 .000
a. Dependent Variable: produktivitas
Sumber : Data primer, diolah 2016
92
Berdasarkan table diatas diperoleh persamaan regresi:
Y = a + b3X3 + e
Y = 5,724 + 0,889 + e
Persamaan diatas dapat diartikan bahwa koefisien regresi masa kerja sebesar
0,889 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) nilai masa kerja akan
meningkatkan produktivitas kerja sebesar 0,889.
Table 4.24
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.724 2.826 2.026 .047
masa kerja .889 .135 .634 6.607 .000
a. Dependent Variable: produktivitas
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa untuk variable masa kerja
(X3) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) adalah 6,607 sedangkan t
table adalah 1,669 yang lebih kecil dibandingkan dengan t hitung (6,607 >
1,669) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel masa
kerja (X3) pada variable produktivitas kerja karyawan (Y). Berarti hipotesis
ketiga yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara masa kerja (X3) produktivitas kerja (Y) dapat diterima.
93
4. Pengaruh Lingkungan Kerja, Pemberian Insentif dan Masa Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Table 4.25
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Mod
el R
R
Squar
e
Adjuste
d R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .71
7a .514 .491 1.977 .514 22.193 3 63 .000
a. Predictors: (Constant), masakerja,
lingkungakerja, pemberianinsentif
Sumber: Data primer, diolah 2016
Dari table diatas diketahui bahwa nilai R sebesar 0,717, yang berarti
bahwa nilai korelasi antara variable lingkungan kerja (X1) dan pemberian
insentif (X2) dan masa kerja (X3) sebesar 0,717.
Sedangkan nilai R Square adalah sebesar 0,491, maka nilai Koefisien
Determinasi adalah 49,1%. Ini artinya bahwa variansi perubahan variable
produktivitas kerja (Y) dipengaruhi oleh perubahan variable lingkungan
kerja (X1) pemberian insentif (X2) dan masa kerja (X3) sebesar 49,1%. Jadi
besarnya pengaruh lingkungan kerja pemberian insentif dan masa kerja
terhadap produktivitas kerja adalah 49,1% sedangkan sisanya sebesar 50,9%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
94
Table 4.26
Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .796 2.895
Lingkungakerja .188 .062 .321
Pemberianinsen
tif .042 .071 .064
Masakerja .704 .134 .502
a. Dependent Variable: produktivitas
Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi yang diperoleh
adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 0,796 + 0,188 X1 + 0,042 X2 + 0,704 X3 + e
Dimana:
Y = Variabel dependen (produktivitas kerja karyawan)
X1 = Variabel independen (lingkungan kerja)
X2 = Variabel independen (pemberian insentif)
X3 = Variabel independen (masa kerja)
b1 = Koefisien regresi lingkungan. kerja dengan produktivitas kerja
karyawan
b2 = Koefisien regresi pemberian insentif dengan produktivitas
kerja karyawan
b3 = Koefisien regresi masa kerja dengan produktivitas kerja
karyawan
a = Konstanta
e = Standar Eror
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
95
a. Nilai konstanta produktivitas kerja karyawan (Y) sebesar 0,796
artinya jika variabel lingkungan kerja (X1), pemberian insentif (X2)
dan masa kerja (X3) nilaianya adalah 0 (nol), maka variabel
produktivitask kerja akan berada pada angka 0,796.
b. Koefisien regresi lingkungan kerja (X1) 0,188 menyatakan bahwa
jika terjadi peningkatan lingkungan kerja sebesar 100% akan
meningkatkan produktivitas kerja sebesar 18,8% jika variabel
independen lain dianggap konstan.
c. Koefisien regresi pemberian ikjnsentif (X2) 0,042 menyatakan bahwa
jika terjadi peningkatan pemberian insentif sebesar 100% akan
meningkatkan produktivitas kerja sebesar 4,2% jika variabel
independen lain dianggap konstan.
d. Koefisien regresi masa kerja (X3) 0,704 menyatakan bahwa jika
terjadi peningkatan masa kerja sebesar 100% akan meningkatkan
produktivitas kerja sebesar 70,4% jika variabel independen lain
dianggap konstan.
Table 4.27
Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 260.205 3 86.735 22.193 .000a
Residual 246.213 63 3.908
Total 506.418 66
a. Predictors: (Constant), masakerja, lingkungakerja,
pemberianinsentif
b. Dependent Variable: produktivitas
Sumber: data primer diolah 2016
Berdasarkan table hasil dari uji F pada output ANOVA diatas sebesar
22,193 dan F table sebesar 2,75. Karena nilai F hitung > F table (22,193 >
2,75) maka dapat disimpulkan variable lingkungan kerja (X1) pemberian
96
insentif (X2) dan masa kerja secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
terhadap produktivitas kerja (Y) .
G. analisis Pembahasan
1. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh
nilai Pearson Correlation antara variable lingkungan kerja (X1) terhadap
produktivitas kerja(Y) sebesar 0,527 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000. Karena 0,000 < 0,05. dan diperkuat dengan hasil perhitungan uji t,
diketahui nilai t hitung untuk variable lingkungan kerja terhadap
perhitungan produktivitas kerja adalah lebih besar dibandingakan dengan
nilai t table (5,002> 1,669). Jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara
variable lingkungan kerja (X2) terhadap produktivitas kerja (Y). Ini artinya
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh lingkungan
kerja terhadap produktivitas kerja karyawan diterima. Serta hasil nilai
koefisien determinasi sebesar 0,278. Ini artinya bahwa variansi perubahan
variable produktivitas kerja (Y) dipengaruhi oleh perubahan variable bebas
lingkungan kerja (X1) sebesar 27,8%. Jadi besarnya pengaruh lingkungan
kerja terhadap produktivitas kerja karyawan adalah 27,8%%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada di penelitian Asri
Warnanti (2014) dan hasil penelitiannya yang menyatakan “terdapat
pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan”.
hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,041 lebih kecil dari 0,05. Karena
dalam lingkungan kerja yang diberikan kepada karyawan sudah memadai
atau memenuhi persyaratan dan karyawan merasa senang dan tidak
terganggu dalam melaksanakan kegiatannya sehingga menimbulkan sikap
bertanggungjawab terhadap pekerjaan, tidak boros terhadap waktu sehingga
pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan meningkat.
Dari hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa KSPPS
Fastabiq Khoiro Ummah Pati sudah memberikan lingkungan kerja yang
baik bagi karyawanya dengan memberikan ukuran ruangan dan tata letak
97
ruangan yang sesuai, selalu menjaga kebersihan ruang, memberiakan
fasilitas yang cukup memadai, hubungan kerja antara karyawan dengan
pemimpin sangat baik ,merasakan adanya hubungan sosial dan kerja sama
yang baik antara kaaryawan dan pimpinan , antar rekan kerja juga baik,
sehingga karywan merasa senang dan nyaman dan pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja karyawan meningkat. Maka tingkat produktivitas dapat
dipertahankan dan ditingkatkan.
Dalam kontek kasus ini peneliti melihat bahwa lingkungan kerja di
KSPPS Fastabiq Khoiru Ummah Pati sudah memberikan kenyamanan dan
kepuasan baik dari segi fisik maupun psikis kepada karyawan.
2. Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh
nilai Pearson Correlation antara variable pemberian insentif (X2) terhadap
Produktivitas Kerja (Y) sebesar 0,410 dengan nilai signifikansi sebesar
0,001. Karena 0,001 < 0,05. Dan diperkuat dengan hasil perhitungan uji t,
diketahui nilai t hitung untuk variable lingkungan kerja terhadap
perhitungan produktivitas kerja adalah lebih besar dibandingakan dengan
nilai t table (3,629 > 1,669). Jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara
variable pemberian insnetif (X2) terhadap produktivitas kerja karyawan
(Y). Berarti hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
pemberian insnetif (X1) terhadap produktivitas kerja (Y) diterima. Serta
hasil nilai koefisien determinasi sebesar 0,168. Ini artinya bahwa variansi
perubahan variable produktivitas kerja (Y) dipengaruhi oleh perubahan
variable bebas pemberian insentif (X1) sebesar16,8%. Jadi besarnya
pengaruh pemberian insentif terhadap produktivitas kerja karyawan adalah
16,8%.
Hasil penelitian ini didukung sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rusda Khairati (2013 ), dalam penelitiannya pemberian
insentif berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan dengan nilai signifikan 0,019 lebih kecil dari 0,05.
98
Hasil penelitian ini membuktikan yag lebih mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan adalah variabel lingkungan kerja dan variabel
masa kerja dibandingkan dengan variabel pemberian insentif. Karena
dalam lingkungan kerja yang diberikan kepada karyawan sudah cukup
memadai atau memenuhi persyaratn sehingga karyawan merasa senang dan
tidak terganggu dalam melaksanakan kegiatannya sehingga pengaruhnya
terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan lebih besar daripada
pemberian insentif. Dan masa kerja seorang karyaawan lebih
mempeengaruhi produktivitas kerja karena dengan pengalaman dan
pengetahuan luas yang didapat selama berkarya dan membangun KSPPS
Fastabiq khoiro ummah lebih tinggi pengaruhnya terhadap produktivitas
kerja daripada pemberian insentif.
3. Pengaruh Masa Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh
nilai Pearson Correlation antara variable masa kerja (X3) terhadap
Produktivitas Kerja (Y) sebesar 0,634 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000. Karena 0,000 < 0,05. Dan diperkuat dengan hasil perhitungan uji t,
diketahui nilai t hitung untuk variable masa kerja terhadap perhitungan
produktivitas kerja adalah lebih besar dibandingakan dengan nilai t table
(6,607 > 1,669). Jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara variable
masa kerja (X3) pada produktivitas kerja karyawan (Y). Berarti hipotesis
ketiga yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara variable masa kerja (X3) pada produktivitas kerja (Y)
diterima. Serta hasil nilai koefisien determinasi sebesar 0,402. Ini artinya
bahwa variansi perubahan variable produktivitas kerja (Y) dipengaruhi oleh
perubahan variable bebas masa kerja (X1) sebesar 40,2%. Jadi besarnya
pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan adalah
40,2%. Ini artinya hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh masa kerja terhadap produktivitas kerja karyawan diterima.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Frisca Lincyanata, dkk (2014). Dalam penelitiannya masa kerja mempunyai
99
pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, hal ini terlihat
dari nilai t hitung 5,339> t tabel -1,796, Dengan demikian masa kerja
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
Dalam kontek kasus ini melihat bahwa karyawan yang bekerja di
KSPPS Fastabiq Khoiru Ummah Pati yang masa kerjanya cukup lama
memiliki tingkat pengetahuan dan keahlian tinggi dalam bekerja dan
semakin cepat dan menjalankan tugas sehingga pengaruh terhadap tingkat
produktivitas kerjanya sangat tinggi.
4. Pengaruh Lingkungan Kerja, Pemberian Insentif Dan Masa Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Dari hasil analisis data dapat dilihat nilai R 0,717 dan nilai R Square
0,491 maka diketahui bahwa nilai koefisien determinasi adalah sebesar
49,1%. Ini artinya bahwa variansi perubahan variable produktivitas kerja
karyawan (Y) dipengaruhi oleh perubahan variable bebas lingkungan kerja
(X1) pemberian insentif (X2) dan masa kerja (X3) sebesar 49,1%. Jadi
besarnya pengaruh lingkungan Kerja, pemberian insentif dan masa kerja
terhadap produktivitas kerja adalah 49,1% sedangkan sisanya sebesar
50,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Dan dilihat hasil dari perhitungan uji F, diketahui nilai F hitung
untuk variable pengujian ini adalah lebih besar dibandingakan dengan
nilai F table (22,193 > 2,75) ini artinya hipotesis keempat yang
menyatakan bahwa lingkungan kerja (X1) pemberian insentif (X2) dan
masa kerja (X3) secara simultan berpengaruh produktivitas kerja (Y)
diterima.