bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. hasil penelitianeprints.unm.ac.id/4263/4/11 bab...
TRANSCRIPT
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data penelitian ini berupa kalimat yang mengandung deiksis yang
terdapat dalam cerpen hasil karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Makassar.
Data tersebut dipilih sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel penelitian dipilih
dengan memilih kalimat-kalimat yang mengandung deiksis.Berdasarkan data yang
diperoleh dalam cerpen karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Makassar,
banyak ditemukan bentuk-bentuk dan fungsi penggunaan deiksis.
Menurut Yule penggunaan deiksis dalam cerpen karangan siswa kelas
VIII SMP Negeri 7 Makassar dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu: deiksis
persona, deiksis tempat dan deiksis waktu. Masing-masing deiksis tersebut
memiliki fungsi sendiri- sendiri untuk memudahkan jalanya komunikasi agar
maksud yang hendak disampaikan oleh penutur dapat tercapai dengan baik kepada
mitra tutur. Deiksis-deiksis yang ditemukan dalam cerpen karangan siswa kelas
VIII SMP Negeri 7 Makassar memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai jenis
deksisnya. Setiap deiksis memiliki fungsi khusus yang berbeda sesuai jenis dan
konteks yang ada dalam deiksis tersebut. Untuk mengetahui bentuk-bentuk deiksis
dan penggunaan deiksis tersebut harus diketahui konteks pembicarannya dengan
melihat komponen tutur. Berikut adalah bentuk-bentuk deiksis dan penggunaan
deiksis yang terdapat dalam cerpen karangan siswa kelas VIII SMP N 7 Makassar.
52
1. Deiksis Persona
Pada deiksis persona ini dibedakan atas tiga kategori, yaitu persona
pertama, persona kedua, dan persona ketiga. Setiap kategori ini dibagi atas
persona tunggal dan persona jamak.
a. Deiksis Persona Pertama Tunggal
Deiksis pertama tunggal dari bentuk saya dan aku. Dalam bentuk kata
ganti persona orang pertama penggunaan antara aku dan saya memiliki perbedaan.
Kata aku hanya dipakai berkomunikasi dalam situasi informal, misalnya
digunakan oleh dua orang yang sudah dekat hubunganya. Sedangkan kata saya
digunakan dalam acara formal seperti pidato, menyampaikan pendapat dalam
forum, tetapi dapat pula dipakai dalam situasi informal. Kata saya dapat
dipergunakan dalam konteks pemakaian yang sama dengan kata aku. Dalam
penelitian ini ditemukan deiksis persona pertama tunggal dalam bentuk aku, dan
saya, dan morfem terikat lekat kanan (-ku). Data dapat dilihat dari paparan
berikut.
1). Nak, pergilah istirahat pasti kamu sudah sangat lelah dan capek., Tidak kok
bu, saya masih kuat ayo kita buat kuenya, (“Pengorbanan Ibu Kepada Anaknya”,
Karya: Afiyanti).
Komponen Tutur
Penutur ibu
Mitra tutur anak atau masyarakat pembaca
53
Situasi tutur Tuturan terjadi saat seorang ibu memberikan perinta kepada
anaknya
Topik tutur Memberikan perinta agar anaknya pergi beristirahat
Tempat tutur Di dalam rumah
Tuturan pada data (1) terjadi saat peristiwa dua orang ibu dan anak
sedang membuat kue, peristiwa tersebut berlangsung di dalam rumah. Situasi
tuturan tersebut bersifat tidak resmi karena ibu sedang memberikan perinta kepada
anaknya atau memberikan kabar kepada masyarakat. Pada data (1) penutur adalah
ibu dan mitra tuturnya adalah Afiyati anaknya. Dari data (1) tersebut dapat
diketahui bahwa pemakaian kata saya digunakan sebagai bentuk nonformal dalam
ujaran-ujaran tidak resmi, yang dimaksud tidak resmi dalam hal ini adalah
menyampaikan perinta yang sangat santai. Pada data (1)kata saya merupakan
deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas yang mengacu pada dirinya sendiri
sebagai pembicara. Kata saya pada data (1) tersebut mempunyai referen sebagai
seorang penulis. Dari data (1) tersebut dapat dianalisis penggunaan deiksis
persona memiliki fungsi untuk merujuk pada orang yang berbicara atau penutu.
2). ibu mengigatkan supaya jangan terlalu jauh dari ketepien pantai karena pada
saat itu ombaknya sangat besar, saya dan saudara saya cukup bermain di tepi
pantai sambil bermain pasir melemparkannya ke punggung kakak saya dengan
senyuman yang bahagia.(“Menyambut tahun baru”,Lili Alquriah Fitrianti)
Komponen Tutur
54
Penutur Lili (Penulis cerita)
Mitra tutur Masyarakat pembaca
Situasi tutur Tuturan terjadi ketika pagi dini hari dalam acara yang tidak
formal
Topik tutur penjelasan dari penutur untuk mitra tutur
Tempat tutur Di pantai
Tuturan pada data (2) terjadi saat ibu mengigatkan kepada Lili untuk
mengigatkan supaya jangan terlalu jauh dari ketepian pantai karena saat itu
ombaknya sangat. Situasi tuturan tersebut bersifat tidak resmi karena Ibu sebagai
penutur mempunyai umur yang lebih tua dibanding Lili sebagai mitra tutur dan
tuturanya terjadi di pinggir pantai untuk mengigatkan anaknya. Pada data (2)
penutur adalah ibu dan mitra tuturnya adalah anaknya atau Lili. Dari penjelasan
tersebut dapat diketahui bahwa kata saya pada data (2) digunakan untuk
menunjukan adab kesopanan kepada mitra atau lawan tutur. Dari data (2) ini juga
dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada pembaca dengan orang yang
lebih tua dari kita. Pada data (2) kata saya merupakan deiksis persona pertama
tunggal bentuk bebas yang mengacu pada dirinya sendiri sebagai pembicara. Kata
saya pada data. Dari paparan tersebut dapat dianalisis penggunaan deiksis persona
pada data (2) memiliki fungsi untuk merujuk pada orang yang berbicara atau
penutu.
3). Apakah saya bisa untuk membantu ibu?” Tanya saya lagi. (“Pengorbanan Ibu
kepada anaknya”, Karya: Afiyati)
55
Komponen Tutur
Penutur penulis
Mitra tutur ibu, orang tua penulis
Situasi tutur Tuturan terjadi ketika penulis berusaha untuk membantu ibu
Topik tutur pertanyaan dari penutur untuk mitra tutur
Tempat tutur Di dalam rumah
Tuturan pada data (3) terjadi saat Afiyati melihat ibunya kerja dan
berniat untuk membantunya. Situasi tuturan tersebut bersifat tidak resmi karena
komunikasi tersebut terjadi antara anak dan ibu yang terjadi di dalam rumah. Pada
data (3) penutur adalah penulis atau Afiyati dan mitra tuturnya adalah ibu yang
sedang membuat kue. Melalui data (3) tersebut, dapat diketahui penggunaan kata
saya kerap digunakan dalam tuturan kepada orang yang lebih tua atau orang yang
dikenal untuk menghormatinya. Kata saya bermakah keintiman sehingga lebih
aman dipakai untuk menghormati orang lain atau dipakai dalam tuturan kepada
orang yang sudah dikenal. Kata saya dalam data (3) merupakan deiksis persona
tunggal bentuk bebas yang mengacu pada dirinya sendiri sebagai pembicara. Dari
paparan tersebut dapat dianalisis penggunaan deiksis persona pada data (3)
memiliki fungsi untuk merujuk pada orang yang berbicara atau penutur.
4). pada saat tahun baru saya dan keluarga berkunjung ke rumah paman saya
untuk merayakan tahun baru.(Menyambut tahun baru., Lilin Alquriah Fitrianti
Komponen Tutur
Penutur penulis
56
Mitra tutur masyarakat pembaca.
Situasi tutur Tuturan berbentuk narasi untuk menjelaskan penutur untuk mitra
tutur
Topik tutur penjelasan dari penutur untuk mitra tutur
Tempat tutur Di rumah paman
Kalimat di atas diucapkan oleh penulis untuk memberikan keterangan
kepada masyarakat pembaca,. Penutur dalam kalimat tesebut adalah penulis cerita
dengan mitra tutur masyarakat pembaca. Melalui data (4) tersebut dapat diketahui
bahwa kata saya dipakai untuk menghormati mitra tutur yang memiliki usia lebih
tua, dan digunakan dalam tuturan yang ditujukan kepada orang yang belum
dikenal. Kata saya pada data (4) merupakan deiksis persona pertama tunggal
bentuk bebas yang mengacu pada dirinya sendiri sebagai pembicara. Dari paparan
tersebut dapat dianalisis penggunaan deiksis persona pada data (4) memiliki
fungsi untuk merujuk pada orang yang berbicara atau penutur.Selain kata saya,
terdapat bentuk deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas yaitu aku.Kata aku
bermarkah keintiman sehingga sering digunakan dalam tuturan kepada orang yang
sudah dikenal oleh penutur. Contoh penggunaan kata aku dapat dilihat pada data
berikut.
5). Bosen aku, kalau musim panas, panas banget. Kalau musim hujan pasti banjir,
haduuuh malangnya nasibku,” ujar wulan.(“Gara-Gara Sampah”, Karya:
Agustina)
57
Komponen Tutur
Penutur wulan
Mitra tutur kiki sahabat wulan
Situasi tutur Tidak formal
Topik tutur bentuk kalimat pertanyaan kepada mitra tutur
Tempat tutur Di pinggir jalan
Tuturan pada data (5) terjadi saat penutur dan mitra tuturnya yang sudah
sangat akrab baru saja pulang dan berbincang-bincang sabil jalan pulang. Situasi
tuturan tersebut bersifat tidak resmi karena keduanya sudah akrab dan komunikasi
terjadi di jalan saat pulang sekolah. Pada data (5) penutur adalah Wulan dan mitra
tuturnya adalah Kiki sabahat dekat Wulan. Kata aku pada data (5) merupakan
deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas yang mengacu pada dirinya sendiri
sebagai pembicara. Dari data (5) tersebut dapat dianalisis, pemakaian kata aku
bermarkah keintiman sehingga sering digunakan dalam tuturan kepada orang yang
sudah dikenal oleh penutur. Kata aku pada data (5) mempunyai referen sebagai
seorang siswa, yaitu Wulan. Deiksis persona pada data (5) memiliki fungsi untuk
merujuk pada orang yang berbicara atau penutur. Contoh lainnya adalah sebagai
berikut.
6). Aku sudah bilang sama kamu, kamu tidak boleh mengejek temanmu, kamu
harus menolongnya apabila temanmu butuh bantuan karena mungkin bila kamu
dewasa nanti mungkin temanmu juga membalas jasamu. (“Pulang Kampung”,
Karya: Rey)
58
Komponen Tutur
Penutur bapaknya rey
Mitra tutur Rey, anak sahabat dekat andi yang sudah dianggap saudaranya
sediri
Situasi tutur Tidak formal
Topik tutur bentuk kalimat pertanyaan kepada mitra tutur
Tempat tutur Di rumah Andi
Tuturan pada data (6) terjadi saat penutur dan mitra tuturnya yang sudah
sangat akrab. Situasi tuturan tersebut bersifat tidak resmi karena keduanya sudah
akrab dan komunikasi terjadi di dirumah andi. Pada data (6) penutur adalah
bapaknya Rey dan mitra tuturnya adalah Rey sabahat dekat Andi. Kata aku pada
data (6) merupakan deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas yang mengacu
pada dirinya sendiri sebagai pembicara. Kata aku pada data (6) mempunyai
referen sebagai seorang anak muda yang sedang dilanda perasaan cinta, yaitu
Andi. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pemakaian kata aku pada
data (6) selain bermarkah keintiman sehingga sering digunakan dalam tuturan
kepada orang yang sudah dikenal oleh penutur, kata aku juga kerap digunakan
oleh orang yang mempunyai jabatan lebih tinggi (dalam hal ini Pimpinan) kepada
orang yang mempunyai jabatan di bawahnya (karyawan). Dari penjabaran tersebut
dapat dianalisis bahwa penggunaan deiksis persona pada data (6) memiliki dua
fungsi, yaitu untuk merujuk kepada orang yang berbicara dan untuk membedakan
status sosial antara penutur dan mitra tutur. Dari penjabaran tersebut dapat
59
diketahui bahwa penggunaan deiksis persona pada data (6) memiliki fungsi untuk
merujuk pada orang yang berbicara atau penutur.
7). Tanpa kusadari ayahku mempunyai teman yang anaknya bersekolah di tempat
dimana aku juga bersekolah, ternyata teman- temanku telah diberitahunya akan
masalah pribadi keluargaku, betapa malu dan hinanya diriku, apa yang harus ku
lakukan sekarang. (“Diam”, Karya: Ismail Wahab).
Komponen Tutur
Penutur penulisatau nisa
Mitra tutur masyarakat pembacanya
Situasi tutur Tidak formal
Topik tutur bentuk kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di depan rumah pak Jodi
Tuturan pada data (7) terjadi saat penulis menjelaskan tentang konflik
batin dirinya sendiri. Situasi tuturan tersebut bersifat tidak resmi karena penulis
menceritakan tentang dirinya kepada pembaca. Pada data (7) penutur adalah Nia
sebagai penulis dan mitra tuturnya adalah masyarakat pembaca. Pada data (7)
terdapat deiksis persona pertama tunggal bentuk terikat lekat kanan –ku. Pada kata
ayahku, temanku, keluargaku, diriku yang mengacu pada dirirnya sendiri sebagai
pembicara. Referen dari bentuk terikat –ku adalah si pemilik dari ayah, tema-
teman, keluarga dan diri, yaitu Nisa. Dari data (7) tersebut dapat dianalisis bahwa
pemakaian deiksis persona tunggal terikat lekat kanan Dari data (7) tersebut dapat
dialisis bahwa pemakaian bentuk terikat -ku kerap digunakan dalam percakapan
60
dengan teman sejawat atau seprofesi. Dari penjabaran tersebut dapat diketahui
bahwa penggunaan deiksis persona pada data (7) memiliki fungsi untuk merujuk
pada orang yang berbicara atau penutur.
b. Deiksis Persona Pertama Jamak
Bentuk persona pertama jamak meliputi bentuk kita dan kami. Bentuk
kita bersifat inklusif berarti menujuk pada penutur, mitra atau lawan tutur, dan
mungkin pula pihak lain yang berada di luar pembicaraan. Bentuk kami bersifat
ekslusif yang berarti merujuk pada penutur dan orang lain dipihaknya, akan tetatpi
tidak mencakup orang lain sebagai pendengar atau mitra atau lawan tutur. Dalam
penelitian ini persona pertama jamak ditemukan dalam bentuk kita, dan
kami.Dapat dipaparkan sebagai berikut.
8). Mil ... ayo cepat kita masuk kelas, ada yang ingin aku bicarakan ke kamu,
“ujar Santy.(“Mimpi Pembawa Ketakutan”, Karya: Tenri Ukkeng)
Komponen Tutur
Penutur Santy
Mitra tutur Mila sahabat santy
Situasi tutur Tidak formal
Topik tutur bentuk kalimat pertanyaan kepada mitra tutur
Tempat tutur Di halaman sekolah
Tuturan pada data (8) terjadi pada saat santy yang mengajak mila
sahabatnya untuk masuk ke kelas karena ada yang hendak diceritakan oleh santy
kepada mila. Situasi tuturan tersebut bersifat tidak resmi karena keduanya sudah
61
akrab dan komunikasi terjadi di sekolahan. Pada data (8) penutur adalah Santy
dan mitra tuturnya adalah mila sabahat dekat Santy. Kata kita pada data (8)
merupakan deiksis persona pertama jamak bentuk bebas yang mengacu pada
penutur dan mitra tutur. Kata kita pada data (8). Dari penjabaran tersebut dapat
dianalisis pemakaian kata Kita digunakan sebagai rujukan penutur kepada dirinya
sendiri yang melibatkan mitra tutur. Kata kita pada data (8) merupakan deiksis
persona pertama jamak yang bersifat inklusif. Kata kita pada data (8) mewakili
penulis yang melibatkan diri sebagai Santy yang sedang kepikiran dengan
mimpinya. Dari penjabaran tersebut dapat dianalisis pemakaian kata kita memiliki
fungsi untuk menunjukan bentuk inklusif. Ini dikarenakan kata tersebut diucapkan
oleh satu orang, yaitu sipembicara tetapi secara tidak langsung juga mewakili
kelompok yang melibatkan pembicara atau pembicara berada dalam kelompok
tersebut. Contoh lain sebgai beriku
9). Nak, kamu yang sabar ya, kita terlambat Nak, “Kata Ibu Andi yang masih
terisak-isak.(“Cinta Untuk Sang Bulan”, Karya: Crescendo B V T)
Komponen Tutur
Penutur ibu andi
Mitra tutur andi anak dari ibu andi
Situasi tutur Tidak formal
Topik tutur bentuk kalimat pertanyaan kepada mitra tutur
Tempat tutur Di rumah andi
62
Tuturan pada data (9) tersebut di ucapkan oleh Ibu Andi kepada Andi,
yang merupakan ungkapan pemberitahuan karena merasa terlambat untuk
melamar Cinta karena sudah didahului oleh Fajar yang tidak lain adalah sahabat
anaknya sendiri. Penutur pada data (9) tersebut adalah ibu Andi yang merupakan
seorang Ibu. Mitra tutur pada data (9) tersebut adalah Andi yang merupakan anak
dari ibu Andi. Dari penjabaran tersebut dapat dianalisis pemakaian kata kita
digunakan sebagai rujukan kepada dirinya sendiri(penutur) yang melibatkan mitra
tutur dan pihak lain. Kata kita pada data (9) merupakan deiksis persona pertama
jamak yang bersifat inklusif. Kata kita pada data (9) merupakan katagori rujukan
pembicara kepada dirinya sendiri atau kelompok yang melibatkan dirinya
(pembicara). Kata kita pada data (9) mewakili penulis yang melibatkan diri
sebagai satu keluarga, yaitu Andi dan ibu Andi. Dari penjabaran tersebut dapat
dianalisis pemakaian kata kita memiliki fungsi untuk menunjukan bentuk inklusif.
Ini dikarenakan kata tersebut diucapkan oleh satu orang, yaitu si pembicara tetapi
secara tidak langsung juga mewakili kelompok yang melibatkan pembicara atau
pembicara berada dalam kelompok tersebut
10). Kami diajarkan mengikat tali temali dan baris- berbaris dengan rapi, dan
kami diajar juga memasang tenda untuk beristirahat para anak
pramuka.(“Pengalaman Sang Mantan Pramuka”,Karya: ST. Hardiyanti)
Komponen Tutur
Penutur penulis
Mitra tutur masyarakat pembaca
63
Situasi tutur menberikan keterangan bahwa mereka anak pramuka
Topik tutur menjelaskan perjalanan saat mengikuti pramuka
Tempat tutur Di lapangan
Tuturan pada data tersebut diucapkan oleh penutur yaitu penulis cerita
yang mencoba menceritakan perjalannya pada saat ikut pramuka. Penutur pada
data (10) tersebut adalah penulis cerita. Mitra tutur pada data (10) tersebut adalah
masyarakat pembaca. Kata kami pada data (10) tersebut merupakan deiksis
persona pertama jamak yang bersifat ekslusif. Kata kami pada tuturan tersebut
merujuk kepada penutur yaitu. Berdasarkan penjabaran dari data tersebut dapat
dianalisis bahwa kata kami berfungsi untuk menunjukan bentuk enklusif. Bisa
dikatakan enklusif karena pada kata kami tersebut diucapkan oleh satu orang si
pembicara, yaitu penulis cerita tetapi secara tidak langsung juga mewakili
kelompok yang melibatkan pembicara yaitu anggota pramuka yang lain yang ikut
serta datang di tempat perkemahan.
b). Deiksis Persona Kedua
Persona kedua adalah orang yang diajak bicara sehingga persona kedua
adalah orang yang menjadi pendengar. Dalam penelitian ini hanya ditemukan
persona kedua dalam bentuk persona kedua tunggal, yaitu kamu dan anda. Contoh
penggunaannya dapat dipaparkan sebagai berikut.
11). Ha ha ha,... mil- mil, Iya Santy, yang mau masuk neraka tu kamu, “teriak
Mila.(“Mimpi Pembawa ketakutan”,Karya: Tenri Ukkeng)
Komponen Tutur
64
Penutur Santy
Mitra tutur Mila, sahabat dekat Santy
Situasi tutur Tidak formal
Topik tutur bentuk kalimat pertanyaan kepada mitra tutur
Tempat tutur Di pinggir jalan
Tuturan data (11) tersebut diucapkan oleh Santy dengan bercanda
kepada Mila karena menertawakan omongan Mila yang ngacau. Sebagai penutur
pada data (11) tersebut adalah Santy. Pada data (11) sebagai mitra tutur adalah
Mila yang juga merupakan teman akrab Santy. Pada data (11), kata kamu
merupakan deiksis persona kedua tunggal. Dari data (11) tersebut dapat dianalisis,
pemakaian kata kamu digunakan di antara peserta ujaran yang sudah akrab
hubungannya atau teman sejawat. Kata kamu pada data (11) tersebut mempunyai
referen yang mengacu pada mitra tutur, yaitu Mila. Dari penjabaran tersebut dapat
diketahui bahwa penggunaan deiksis persona kedua kamu pada data (11) memiliki
fungsi untuk merujuk pada orang yang diajak berbicara atau mitra tutur penutur.
12). Nak, pergilah istirahat pasti kamu sudah sangat cape dan lelah, “Kata Ibu
yang masih meyiapkan bahan untuk membuat kue. (“Pengorbanan Ibu kepada
Anaknya”, Karya: Afiyati)
Komponen Tutur
Penutur ibunya afi
Mitra tutur afi anak dari ibu afi
Situasi tutur dalam acara yang tidak formal percakapan dalam keluarga
65
Topik tutur bentuk kartanyaan dari penutur kepada mitra tutur
Tempat tutur Di dalam rumah
Pada data (12) tersebut merupakan tuturan yang diucapkan oleh ibu Afi
sebagai bentuk pernyataan dalam memberikan perhatian kepada anaknya agar
tidak membatu ibu. Penutur pada (12) adalah ibu Afi yang merupakan orang yang
mengetahui tentang perasaan anaknya. Mitra tutur pada data (12) tersebut adalah
Afi yang merupakan Anak ibu Afi. Pada data (12), kata kamu merupakan deiksis
persona kedua tunggal. Dari data (12) tersebut dapat dianalisis, bentuk pronomina
persona kedua selain digunakan di antara peserta ujaran yang sudah akrab
hubungannya, juga kerap dipakai oleh orang yang berstatus sosial lebih tinggi
untuk menyapa lawan bicara yang berstatus lebih rendah atau orang yang lebih tua
kepada orang yang lebih muda. Kata kamu pada data (12) tersebut merupakan
deiksis persona kedua bentuk tunggal. Kata kamu pada data (12) tersebut
mempunyai referen yang mengacu pada mitra tutur, yaitu Afi. Dari penjabaran
tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan deiksis persona kedua kamu pada data
(12) memiliki fungsi untuk merujuk pada orang yang diajak berbicara atau mitra
tutur penutur
.
13). Anda di rumah sakit Pak, saya Jacky yang menyerempet anda tadi, saya
minta maaf yang sebesar- besarnyadan saya akan ganti rugi semuanya,
Pak.”(“Pengorbanan Ibu Kepada Anaknya”, Karya: Afiyati)
Komponen Tutur
Penutur Pak jacky
66
Mitra tutur pak Jodi orang yang baru saja diserempet oleh jacky
Situasi tutur menjelaskan keadaan secara tidak formal kepada orang yang baru
di kenal
Topik tutur bentuk kartanyaan dari penutur kepada mitra tutur
Tempat tutur Di rumah sakit
Tuturan pada data (13) tersebut diucapkan oleh pak Jacky yaitu orang
yang telah menyerempet pak Jodi ayah dari Joni kepada pak Jodi karena tidak
sengaja telah menyerempet pak Jodi hingga terluka. Penutur pada data (13)
tersebut adalah Jacky orang yang telah menyerempet pak Jodi. Mitra tutur pada
data (13) tersebut adalah pak Jodi yang merupakan korban penyerempetan atau
ayah dari Joni. Dari data (13) dapat diketahui penggunaan kata Anda kerap
digunakan dalam tuturan kepada orang yang belum atau baru saja dikenal. Kata
Anda tidak bermarkah keintiman sehingga lebih aman dipakai untuk menghormati
orang lain atau dipakai dalam tuturan kepada orang yang belum dikenal. Kata
Anda pada data (13) tersebut merupakan deiksis persona kedua bentuk tunggal.
Dari penjabaran tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan deiksis persona
kedua Anda pada data (13) memiliki fungsi untuk merujuk pada orang yang
diajak berbicara atau mitra tutur penutur.
c). Deiksis Persona Ketiga
Persona ketiga adalah orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya
pembicaraan tetapi menjadi bahan pembicaran penutur dan mitra tutur.
67
1). Deiksis Persona Ketiga Tunggal
Persona ketiga tunggal terdiri dari bentuk dia, ia, dirinya, dan beliau
serta kata ganti orang ketiga (-nya). Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya
menemukan bentuk dia, ia, dirinya,dan kata gant–nya. Contoh penggunaan deiksis
ketiga tunggal dapat dilihat pada data beriku
14). Setengah semester berlalu, dia sudah semakin membuatku ingin
memilikinya, dia sangat akrab dengan 8 sahabatnya bahkan ku dengar mereka
menyebut mereka 8 bersaudara, namun sayang dia menyukai salah satu lelaki
dikelasku, namanya Akuma.(“Perjuanganku Tuk Dapatkanmu”, Karya: Hasmaul
Husnah).
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
Data (14) tersebut merupakan tuturan yang diucapkan oleh penulis cerita
kepada pembaca sebagai bentuk narasi, dengan maksud untuk menjelaskan
tentang Agni. Penutur pada data (14) tersebut adalah penulis cerita, dan sebagai
mitra tutur adalah pembaca. Kata dia pada data (14) tersebut merupakan bentuk
deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu dan menunjuk pada orang yang
dibicarakan. Kata dia pada data (14) memiliki referen sebagai tokoh yang ingin
68
diceritakan oleh penulis, yaitu Agni. Dari paparan tersebut dapat dianalisis bahwa
penggunaan deiksis persona pada data (14) memiliki fungsi untuk merujuk kepada
orang yang dibicarakan.Dalam penelitian ini juga ditemukan deiksis persona
ketiga tunggal bentuk ia,dirinya,dan bentuk terikat –nya. Sebagai contoh sebagai
beriku
15). Sepertinya ia misterius dan penuh rahasia.Hingga ia pun akhirnya merasa
dilihat seseorang dan akhirnya melihat kepadaku. (“Mas PD Dan Miss GR”,
Karya: Muh. Nur Aqadri R).
Komponen Tutur
Penutur Muh. Nur Aqadri R sebagai penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
Data (15) tersebut merupakan tuturan yang diucapkan oleh penulis cerita
kepada pembaca sebagai bentuk narasi, dengan maksud untuk menjelaskan
tentang sosok Niko. Sebagai penutur pada data (15) tersebut adalah penulis cerita,
dan sebgai mitra tuturnya adalah pembaca. Kata ia pada data (15) tersebut
merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu dan menunjuk
pada orang yang dibicarakan. Kata ia pada data (15) memiliki referen sebagai
tokoh diceritakan oleh penulis, yaitu Muh. Nur Aqadri R. Dari paparan tersebut
69
dapat dianalisis bahwa penggunaan deiksis persona pada data 15) memiliki fungsi
untuk merujuk kepada orang yang dibicarakan.
16). Huuh, dengan menundukan badan aku mencoba tiduran di meja, pada saat
aku menoleh kekanan dekat pintu, cahaya ribuan mentari terpencar ke seorang
gadis disana, saat itu juga aku menyukai dirinya. (“Perjuanganku Tuk
Dapatkanmu ” ,Karya: Hasmaul Husnah)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di ruang kelas
Data (16) tersebut merupakan tuturan yang diucapkan oleh penulis cerita
kepada pembaca sebagai bentuk narasi, dengan maksud untuk menjelaskan tokoh
Agni sebagai gadis yang sangat cantik. Sebagai penutur pada data (16) tersebut
adalah penulis cerita, dan sebgai mitra tuturnya adalah pembaca. Kata dirinya
pada data (16) tersebut merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang
mengacu dan menunjuk pada orang yang dibicarakan. Kata dirinya pada data (16)
memiliki referen sebagai tokoh diceritakan oleh penulis, yaitu Agni. Dari paparan
tersebut dapat dianalisis bahwa penggunaan deiksis persona pada data (16)
memiliki fungsi untuk merujuk kepada orang yang dibicarakan.
70
17). Segera ku bergegas menuju ke kamar Ayah, Ayah tidak ada di kamarnya
lantas akupun berteriak- teriak memanggil nama Ayah.(“Setetes Noda Di Putih
Salju”, Karya: Syabina Ade Aprilia)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di rumah
Data (17) tersebut merupakan tuturan yang diucapkan oleh penulis cerita
kepada pembaca sebagai bentuk narasi, dengan maksud untuk menjelaskan tokoh
ayah. Sebagai penutur pada data (17) tersebut adalah penulis cerita, dan sebgai
mitra tuturnya adalah pembaca. Morfem –nya pada data (17) tersebut merupakan
bentuk deiksis persona ketiga tunggal bentuk terikat yang mengacu dan menunjuk
pada orang yang dibicarakan. Morfem –nya pada data (17) memiliki referen yang
sama, sebagai tokoh yang diceritakan oleh penulis, yaitu ayah. Dari paparan
tersebut dapat dianalisis bahwa penggunaan deiksis persona pada data (17)
memiliki fungsi untuk merujuk kepada orang yang dibicarakan.
2). Deiksis Persona Ketiga Jamak
Persnona ketiga jamak pada penelitian ini terdapat bentuk mereka. Pada umumnya
bentuk mereka hanya untuk meujuk untuk insyan atau manusia. Bentuk deiksis
persona ketiga jamak yang ditemukan antara lain
71
18). Setiap mereka berkumpul yang mereka selalu bicarakan kalau tidak
makanan ya pelajaran dan tugas. (“Kenangan Masa Putih Biru”, Karya: Ainun
Salsabila).
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
Data (18) tersebut merupakan tuturan yang diucapkan oleh penulis cerita
kepada pembaca sebagai bentuk narasi, dengan maksud untuk menjelaskan
kegiatan tokoh April, Arima, Kartika, Rahel, Desi, Novia, dan Wilda disaat
sedang berkumpul. Sebagai penutur pada data (18) tersebut adalah penulis cerita,
dan sebgai mitra tuturnya adalah pembaca. Kata mereka pada data (18) tersebut
merupakan bentuk deiksis persona ketiga jamak yang mengacu dan menunjuk
pada orang yang dibicarakan. Kata mereka pada data (18) memiliki referen
sebagai tujuh orang tokoh diceritakan oleh penulis, yaitu April, Arima, Kartika,
Rahel, Desi, Novia, dan Wilda. Dari paparan tersebut dapat dianalisis bahwa
penggunaan deiksis persona pada data (18) memiliki fungsi untuk menunjukan
bentuk jamak.
72
2. .Deiksis Tempat (Lokasional)
Deiksis tempat adalah pemberian bentuk kepada lokasi ruang (tempat)
dipandang dari lokasi orang atau pemeran dalam peristiwa berbahasa. Tetapi,
tidak semua leksem ruang bersifat deiktis. Untuk menentukan leksem ruang
termasuk deiktis atau tidak harus dilihat lokasi pemeran dalam suatu tindak
ujaran.Sumarlan (dalam Hayati, 2011:15) membedakan fungsi deiksis tempat
antara yang dekat dengan penutur (sini,ini), yang agak dekat dengan
penutur(situ,itu), yang jauh dengan penutur(sana), dan yang merujuk secara
eksplisit. Deiksis tempat dalam cerpen karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 7
Makassar ini ditemukan dalam bentuk, sini,ini,itu, sana, situ,dan setempat. Contoh
penjabarannya sebagai berikut.
19). Sudah jangan takut, Ayah kan sudah di sini bersama kalian. Maafkan Ayah
pulang terlalu malam karena pekerjaan Ayah belum selesai dan soal HP baterai
Ayah habis”(“Setetes Noda Di Putih Salju”, Karya: Syabina Ade Aprilia)
Komponen Tutur
Penutur ayah
Mitra tutur anak-anaknya yaitu aku (penulis), rian, dan sila
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi pertanyaanpenutur kepada mitra tutur
Tempat tutur Di rumah.
Tuturan pada data (19) tersebut diucapkan oleh ayah kepada anak-
anaknya untuk menjelaskan tentang kejadian sebenarnya agar anak-anaknya tidak
73
khawatir lagi. Peristiwa tuturan tersebut terjadi di dalam rumah. Penutur pada data
(19) tersebut adalah ayah. Mitra tutur pada data (19) tersebut adalah mbah anak-
anak yang terdiri dari aku (penulis), Rian, dan Sila. Kata sini pada data (19)
tersebut merupakan deiksis tempat. Kata sini pada data (19) mempunyai referen di
rumah. Dari penjabaran tersebut dapat dianalisis bahwa pemakaian deiksis tempat
pada data (19) mempunyai fungsi untuk merujuk pada tempat yang dekat dengan
penutur
20) Aku senang menghabiskan waktuku dibawah pohon rindang.Selain itu, ini
memang tampat aku dan Ziara berbagi. (“cinta itu mesti jujur”, Karya: Nur Athira
Rahman)
Komponen tutur
Penutur rina
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di taman
Tuturan pada data (20) tersebut diucapkan oleh Rina untuk memberikan
suatu gambaran kepada pembaca tentang tempat istimewa yang biasa didatangi
oleh Rina dan Ziara sahabatnya. Penutur pada data (20) tersebut adalah Rina.
Mitra tutur pada data (20) tersebut adalah masyarakat pembaca. Kata ini pada data
(20) tersebut merupakan deiksis tempat. Kata ini pada data (20) mempunyai
referen di bawah pohon rindang yang berada di taman. Dari penjabaran tersebut
74
dapat dianalisis bahwa pemakaian deiksis tempat pada data (20) mempunyai
fungsi untuk merujuk pada tempat yang dekat dengan penutur.
21). Tempat favorit mereka itu, ya ditempat ruang tukang kebun tersebut karena
kelas mereka dekat dengan ruang itu.(“Kenangan Masa Putih Biru”, Karya: Ainun
Salsabila)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
Tuturan pada data (21) di ucapkan oleh penulis sebagai narasi untuk
menjelaskan yang biasa dikunjungi oleh penulis dan teman-temannya. Sebagai
penutur pada data (21) tersebut adalah penulis cerita, dan mitra tuturnya adalah
pembaca cerita. Tuturan pada data (21) diucapkan oleh salah satu anggota 7 Icon
untuk menjelaskan tempat di sekolahan yang biasa dikunjungi oleh mereka
sebelum pelajaran di mulai, yaitu ruang tukang kebun karena letaknya yang
berdekatan dengan ruang kelas mereka. Penutur pada data (21) tersebut adalah
salah satu anggota 7 Icon dan mitra tutur pada data (21) tersebut adalah pembaca.
Kata itu pada data (21) tersebut merupakan deiksis lokasional. Kata itu pada data
(21) mempunyai ruang tukang kebun. Dari penjabaran tersebut dapat dianalisis
75
bahwa pemakaian deiksis tempat pada data (21) mempunyai fungsi yang sama,
yaitu untuk merujuk pada tempat yang agak dekat dengan penutu.
22). Namun, aku sengaja berlama- lama disitu atau singkatnya aku disitu
sendirian dan semua temanku sudah turun.(“Mas PD Dan Miss GR”, Karya: Muh.
Nur Alqadri R)
Komponen tutur
Penutur Muh. Nur Alqadri R (penulis)
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur lab computer atas
Data (22) tersebut merupakan sebuat tuturan yang diucapkan oleh
penulis cerita sebagai bentuk narasi untuk menjelaskan kondisi tempat di mana si
tokoh utama, yaitu Muh. Nur Alqadri R. Penutur pada data (22) tersebut adalah
penulis cerita Muh. Nur Alqadri R. Mitra tutur pada data (22) tersebut adalah
pembaca. Kata situ pada data (22) tersebut merupakan deiksis lokasional. Kata
situ pada data (22) mempunyai referen lab komputer atas. Dari penjabaran
tersebut dapat dianalisis bahwa pemakaian deiksis tempat pada data (22)
mempunyai fungsi untuk merujuk pada tempat yang agak dekat dengan penutur.
76
23). Dokter pun menyarankan agar Gea secepatnya mendapat donor ginjal dan
dibawa ke rumah sakit yang lebih besar, aku pun memutuskan untuk membawa
Gea ke Jakarta,karena di sana keluarga Gea bermukim. (“Kado Terindah”, Karya:
Naya Safitri)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah sakit
Tuturan pada data (23) tersebut merupakan tuturan yang disampaikan
oleh penulis cerita untuk menggambarkan adegan dimana dokter yang menangani
Gea menyarankan agar Gea segera dibawa ke rumah sakit yang lebih besar.
Penutur pada data (2) tersebut adalah penulis cerita, dan sebagai mitra tuturnya
adalah pembaca. Frasa di sana pada data (23) tersebut menunjukan deiksis
lokasial. Frasa di sana mempunyai referen Jakarta. Dari penjabaran tersebut dapat
di analisis bahwa pemakaian deiksis tempat pada data (23) mempunyai fungsi
untuk merujuk pada tempat yang jauh dengan penutur. Ini disebabkan pembicara
tidak berada di tempat yang ditunjuk saat peristiwa berbahasa sedang
berlangsung.
77
24). Diperkirakan kami akan tiba di Lombok pukul 9 pagi waktu
setempat.(“Kado Terindah”, Karya: Naya Safitri)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di bandara
Data (24) tersebut merupakan tuturan yang diucapkan oleh penulis cerita
sebagai bentuk narasi untuk menggambarkan alur cerita, tentang perjalanan
mereka dan akan tiba pada pukul 9 pagi. Penutur pada data (24) tersebut adalah
penulis cerita. Mitra tutur pada data (24) tersebut adalah pembaca. Kata Setempat
pada data (24) tersebut merupakan deiksis lokasional. Kata setempat pada data
(24) mempunyai referen tempat yang akan dituju. Dari penjabaran tersebut dapat
dianalisis bahwa pemakaian deiksis tempat pada data (24) mempunyai fungsi
untuk merujuk pada tempat yang jauh dengan penutur. Ini disebabkan pembicara
tidak berada di tempat yang ditunjuk saat peristiwa berbahasa sedang
berlangsung.
3. Deiksis Waktu (Temporal)
Menurut Nababan (1987:41), deiksis waktu ialah pengungkapan
(pemberian bentuk) kepada titik atau jarak waktu dipandang dari waktu sesuatu
ungkapan dibuat (peristiwa berbahasa). Menurut Setiawan (2012b:19) leksem
78
waktu dapat dikatakan bersifat deiksis jika waktu tersebut tidak menunjuk pada
posisi bumi terhadap matahari atau hal yang sudah pasti tetapi tergantung pada
pembicaranya. Deiksis waktu dapat diungkapkan dengan leksem waktu, leksem
ruang, dan penambahan kata ini atau itu yang dirangkaikan pada leksem waktu.
Bentuk-bentuk deiksis waktu yang ditemukan antara lain sebagai berikut.
25).Mereka sudah tau dan berjanji besok hari minggu akan mengajak aku jalan-
jalan.(“Setetes Noda Di Putih Salju”, Karya: Syabina Ade Aprilia)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah
Tuturan pada data (25) tersebut diucapkan oleh aku atau penulis, untuk
menceritakan kebiasaan keluarga penulis kalo sehabis TAB jika nilainya bagus
akan mendapatkan hadiah. Peristiwa tuturan tersebut terjadi di rumah. Penutur
pada data (25) tersebut adalah penulis. Mitra tutur pada data (25) tersebut adalah
pembaca. Kata besok pada data (25) tersebut merupakan deiksis temporal. Kata
besok pada data (25) mempunyai referen hari setelah percakapan itu terjadi. Dari
penjabaran tersebut dapat dianalisis bahwa pemakaian deiksis temporal pada data
(25) mempunyai fungsi untuk merujuk pada waktu sesudah saat tuturan terjadi.
79
Hal ini dapat dibuktikan pada waktu yang ditunjuk oleh penutur ketika suatu
peristiwa berbahasa dilakukan
26).Sampai sekarang kami masih sebagai pasangan kekasih, tepat pada tanggal
19 Februari 2013 nanti kami sudah menginjak satu tahun
berpacaran.(“Perjuanganku Tuk Dapatkanmu”, Karya: Hasmaul Husnah)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
Tuturan pada data (26) tersebut diucapkan oleh penulis saat
menceritakan hubungan asmaranya sudah berjalan saat ini. Penutur pada data (26)
tersebut adalah penulis. Mitra tutur pada data (26) tersebut adalah pembaca. Kata
sekarang pada data (26) tersebut merupakan deiksis temporal. Kata sekarang pada
data (26) mempunyai referen hari saat percakapan itu terjadi. Dari penjabaran
tersebut dapat dianalisis bahwa pemakaian deiksis temporal pada data (26)
mempunyai fungsi untuk merujuk pada waktu saat tuturan terjadi. Hal ini
disebabkan penutur melakukan suatu kegiatan yang ditunjuk pada waktu saat
80
tuturan sedang berlangsung atau terdapat suatu kejadian yang berlangsung pada
saat tuturan dilakukan.
27).Saya ingin menanyakan apakah ada burung terbang ke sini dan hinggap di
pohonmu? Burungku lepas dari sangkarnya ketika aku member makan kemarin
sore.(“Mengembalikan Burung Murai”, Karya:Muh Raihan)
Komponen Tutur
Penutur amir
Mitra tutur adi,tetangga amir
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah adi
Tuturan pada data (27) tersebut diucapkan oleh Amir yang pagi-pagi
tiba-tiba bertamu ke rumah adi untuk menanyakan apakah Adi melihat burungnya
karena burungnya Amir kemarin lepas saat diberi makan. Penutur pada data (27)
tersebut adalah Amir tetangga Adi yang mempunyai burung. Mitra tutur pada data
(27) tersebut adalah Adi yang menemukan burung tersebut. Kata kemarin pada
data (27) tersebut merupakan deiksis temporal. Kata kemarin pada data (27)
mempunyai referen hari sebelum percakapan itu terjadi. Dari penjabaran tersebut
dapat dianalisis bahwa pemakaian deiksis temporal pada data (27) mempunyai
fungsi untuk merujuk pada waktu lampau atau saat sebelum tuturan terjadi. Hal
ini disebabkan peristiwa berbahasa dilakukan pada waktu sekarang, sedangkan
81
kejadian yang diungkapkan oleh penutur telah terjadi sebelum peristiwa berbahasa
terjadi.
28). Ya sudah, sopir angkot ku saja itu masih ada satu unit yang terbengkalai tidak
dipakai selama sebulan lalu karena sopirnya kabur dari usahaku karena terjerat
hutang, “sahut Kang Slamet.(“Pengorbanan Sang Ayah”, Karya: Muh Irsan)
Komponen Tutur
Penutur kang slamet
Mitra tutur pak Jodi, ayah jono
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat berita dari penutur alur kepada mitra tutur
Tempat tutur Di rumah pak Jodi
Tuturan pada data (28) tersebut diucapkan oleh kang Slamet untuk
menawari pekerjaan pak Jodi untuk menjadi sopir angkotnya karena supirnya
yang dulu sudah kabur sebulan yang lalu. Penutur pada (28) tersebut adalah kang
Slamet. Mitra tutur pada data (28) tersebut adalah pak Jodi. Kata lalu pada data
(28) tersebut merupakan deiksis temporal. Kata lalu pada data (28) mempunyai
referen waktu sebelum percakapan itu terjadi, yaitu bebrapa hari atau bulan yang
telah lalu. Dari penjabaran tersebut dapat dianalisis bahwa pemakaian deiksis
temporal pada data (28) mempunyai fungsi untuk merujuk pada waktu lampau
atau saat tuturan terjadi. Hal ini disebabkan peristiwa berbahasa dilakukan pada
waktu sekarang, sedangkan kejadian yang diungkapkan oleh penutur telah terjadi
sebelum peristiwa berbahasa terjadi.
82
29).Hari ini genap 5 tahun sahabatku Momo meninggal karena penyakit ganas itu
dan kebodohanku, sampai saat ini perasaan bersalah itu masih menghiasi
pikiranku, akankah aku bisa mengulang kejadian itu?(“Dia Malaikat Tanpa Sayap
Untukku”, Karya: Ayu Wanti)
Komponen Tutur
Penutur kang slamet
Mitra tutur pak Jodi, ayah jono
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah
Tuturan pada data (29) tersebut diucapkan Angel untuk menjelaskan
tentang peristiwa tepat yang terjadi lima tahun yang lalu. Penutur pada (29)
tersebut adalah Angel. Mitra tutur pada data (29) tersebut adalah pembaca.
Leksem waktu hari ini pada data (29) tersebut merupakan deiksis temporal.
Leksem waktu hari ini pada data (29) mempunyai referen hari saat tuturan itu
terjadi.Dari penjabaran tersebut dapat dianalisis bahwa pemakaian deiksis
temporal pada data (29) mempunyai fungsi untuk merujuk pada waktu saat
tuturan terjadi. Hal ini disebabkan peristiwa berbahasa dilakukan pada saat
kejadian yang diungkapkan oleh penutur juga terjadi.
83
30). Beberapa saat kemudian aku pulang bersama Anis,Puput,dan Gea.Setelah
singgah mengambil kamera,mereka menuju ke rumahku untuk membantuku
packing barang bawaan untuk besok.(“Kado Terindah”, Karya: Naya Safitri)
Komponen Tutur
Penutur keny
Mitra tutur masyarakat
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di kantor
Tuturan pada data (30) tersebut diucapkan oleh Keny untuk menjelaskan
tentang kegiatan yang penulis dan teman-temannya lakukan. Penutur pada (30)
tersebut adalah Keny. Mitra tutur pada data (30) tersebut adalah pembaca. Kata
kemudian pada data (30) tersebut merupakan deiksis temporal. Leksem kata
kemudian pada data (30) mempunyai referen waktu sesudah percakapan itu
terjadi, yaitu hari beberapa detik sesaat setelah percakapan itu terjadi. Dari
penjabaran tersebut dapat dianalisis bahwa pemakaian deiksis temporal pada data
(30) mempunyai fungsi untuk merujuk pada waktu sesudah tuturan terjadi. Hal ini
dapat dibuktikan pada waktu yang ditunjuk oleh penutur ketika suatu peristiwa
berbahasa dilakukan
31).Hari demi hari Boni dan Pak Jodi lewati secara normal dan hati ikhlas, dan
pada suatu sore Boni putra semata wayang Pak Jodi belum pulang juga, Pak Jodi
84
menunggu dan menunggu kabar dari Boni.(“Pengorbanan Sang Ayah”, Karya;
Muh. Irsan).
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah
Tuturan pada data (31) tersebut diucapkan oleh penulis cerita sebagai
pengambaran kalau di suatu sore hari Boni belum juga pulang dan pak Jodi
khawatir dan menunggu kedatangan putra semata wayangnya itu. Penutur pada
(31) tersebut adalah penulis cerita. Mitra tutur pada data (31) tersebut adalah
pembaca. Kata pada suatu sore pada data (31) tersebut merupakan deiksis
temporal. Kata pada suatu sore pada data (31) mempunyai referen pada suatu
waktu, yaitu sore hari saat cerita itu terjadi. Dari penjabaran tersebut dapat
dianalisis bahwa pemakaian deiksis temporal pada data (31) mempunyai fungsi
untuk merujuk pada waktu sebelum tuturan terjadi Hal ini disebabkan penutur
melakukan suatu kegiatan yang ditunjuk pada waktu saat tuturan sedang
berlangsung atau terdapat suatu kejadian yang berlangsung pada saat tuturan
dilakukan.
85
32).Aku pun segera berdandan setelah jam menunjukkan pukul 14.30, sebab tadi
di kertas tulisannya gini. (“Mas PD Dan Miss GR”, Karya:Muh. Nur Alqadri R)
Komponen Tutur
Penutur nia vermadati setya kusuma rahmawati
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah
Tuturan pada data (32) tersebut diucapkan oleh Nia Vermandati Setya
Kusuma Rahmawati untuk menjelaskan alur cerita, dimana itu adalah waktu
sebelum jam janjiannya dengan Riki untuk persiapan. Penutur pada data (32)
tersebut adalah Muh. Nur Alqadri R. \Mitra tutur pada data (32)tersebut adalah
pembaca. Leksem waktu pukul 14.30 WIB pada data (32) tersebut merupakan
deiksis temporal. Leksem waktu pukul 14.30 WIB pada data (32) mempunyai
referen saat kejadian tersebut terjadi. Dari penjabaran tersebut dapat dianalisis
bahwa pemakaian deiksis temporal pada data (32) mempunyai fungsi untuk
merujuk pada kejadian yang faktual atau pungtual. Hal ini disebabkan kejadian
yang dimaksudkan oleh penutur dapat dibuktikan kebenarannya pada waktu yang
ditunjuk oleh penutur dalam tuturan tersebut.
86
B. Pembahasan
Penggunaan deiksis dalam cerpen karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 7
Makassar Menurut Yule (2014: 13) dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu: deiksis
persona, deiksis tempat dan deiksis waktu.
1. Deiksis Persona
Yule (2014:15) menerapkan tiga pembagian dasar deiksis persona yang
dicontohkan dengan kata ganti pertama (saya), orang kedua (kamu), dan orang
ketiga (dia laki-laki, perempuan, atau barang/sesuatu). Menurut Djajasudarma
(2013: 52), fungsi pronominal persona adalah penunjukan kepada pembicara,
kawan bicara, dan yang dibicarakan. Selain itu, Kushartanti, dkk (2005:112)
menyatakan bahwa deiksis persona dapat dilihat pada bentuk-bentuk pronominal.
Deiksis persona (orang) ditentukan menurut peran peserta dalam peristiwa
bahasa. Peran peserta itu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu persona pertama,
persona kedua, dan persona ketiga. Setiap kategori ini dibagi atas persona tunggal
dan persona jamak.
a) Deiksis Persona Pertama Tunggal
Dalam penelitian ini ditemukan deiksis persona pertama tunggal dalam
bentuk aku, saya, dan morfem terikat lekat kanan (-ku). Data dapat dilihat dari
paparan berikut.
1. Nak, pergilah istirahat pasti kamu sudah sangat lelah dan capek., Tidak kok bu,
saya masih kuat ayo kita buat kuenya, (“Pengorbanan Ibu Kepada Anaknya”,
Karya: Afiyanti).
Komponen Tutur
87
Penutur ibu
Mitra tutur anak atau masyarakat pembaca
Situasi tutur Tuturan terjadi saat seorang ibu memberikan perinta kepada
anaknya
Topik tutur Memberikan perinta agar anaknya pergi beristirahat
Tempat tutur Di dalam rumah
2. Bumi sekarang udah jelek, kaya kamu Ko. Bosen aku, kalau musim panas,
panas banget. Kalau musim hujan pasti banjir, haduuuh malangnya nasibku,” ujar
wulan.(“Gara-Gara Sampah”, Karya: Agustina)
Komponen Tutur
Penutur wulan
Mitra tutur kiki sahabat wulan
Situasi tutur Tidak formal
Topik tutur bentuk kalimat pertanyaan kepada mitra tutur
Tempat tutur Di pinggir jalan
3. Tanpa kusadari ayahku mempunyai teman yang anaknya bersekolah di tempat
dimana aku juga bersekolah, ternyata teman- temanku telah diberitahunya akan
masalah pribadi keluargaku, betapa malu dan hinanya diriku, apa yang harus ku
lakukan sekarang. (“Diam”, Karya: Ismail Wahab).
Komponen Tutur
Penutur penulisatau nisa
Mitra tutur masyarakat pembacanya
Situasi tutur Tidak formal
88
Topik tutur bentuk kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di depan rumah pak Jodi
Dalam hal pemakaiannya, bentuk persona aku dan saya memiliki
perbedaan. Kata ganti persona pertama tunggal “saya” merupakan kata ganti
pertama tunggal yang takzim digunakan terhadap siapa saja, baik pada situasi
formal maupun nonformal. Selain itu, bentuk tersebut juga dapat digunakan untuk
menyatakan hubungan kepemilikan dan diletakkan di belakang nomina yang
dimilikinya. Sedangkan kata ganti persona pertama aku, lebih banyak digunakan
dalam situasi nonformal dan lebih banyak menunjukkan keakraban antara
pembicara/penulis dan pendengar/pembaca. Sementara itu, untuk persona pertama
-ku, pada umumnya digunakan dalam karya sastra (Putrayasa, 2014: 44).
Bentuk deiksis persona pertama saya dapat digunakan dalam situasi
resmi maupun tidak resmi, tergantung dari konteks pemakaiannya. Bentuk saya
dipilih karena sifatnya yang netral, dapat digunakan dalam situasi formal dan
informal, sehingga lebih aman untuk digunakan dan tidak menyinggung perasaan
mitra tuitur. Adapun bentuk aku bermarkah keintiman sehingga sering digunakan
dalam tuturan kepada orang yang sudah dikenal oleh penutur. Kata aku memiliki
fungsi untuk merujuk pada orang yang berbicara atau penutur.
b) Deiksis Persona Jamak
Dalam penelitian ini persona pertama jamak ditemukan dalam bentuk
kita, dan kami.Dapat dipaparkan sebagai berikut.
89
8) Mil ... ayo cepat kita masuk kelas, ada yang ingin aku bicarakan ke kamu, “ujar
Santy.(“Mimpi Pembawa Ketakutan”, Karya: Tenri Ukkeng)
Komponen Tutur
Penutur Santy
Mitra tutur Mila sahabat santy
Situasi tutur Tidak formal
Topik tutur bentuk kalimat pertanyaan kepada mitra tutur
Tempat tutur Di halaman sekolah
9) Kami diajarkan mengikat tali temali dan baris- berbaris dengan rapi, dan kami
diajar juga memasang tenda untuk beristirahat para anak pramuka.(“Pengalaman
Sang Mantan Pramuka”,Karya: ST. Hardiyanti)
Komponen Tutur
Penutur penulis
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur menberikan keterangan bahwa mereka anak pramuka
Topik tutur menjelaskan perjalanan saat mengikuti pramuka
Tempat tutur Di lapangan
Deiksis persona pertama jamak kita pada dasarnya bersifat inklusif,
artinya orang yang diajak bicara termasuk di dalamnya. Berbeda dengan kami,
yang bersifat ekslusif, artinya orang yang diajak berbicara tidak termasuk di
dalamnya. Bentuk kami digunakan oleh penutur untuk menjelaskan jika saat
komunikasi penutur mewakili kelopok yang lebih dari satu orang dan penutur ikut
terlibat langsung dalam peristiwa bahasa. Adapun bentuk kita digunakan oleh
90
penutur untuk menjelaskan jika yang dimaksud di dalamnya adalah penutur dan
mitra tutur yang melibatkan secara langsung dalam peristiwa bahasa.
Pemakaian bentuk kami dan kita dimaksudkan untuk menyampaikan
suara atau informasi dari sekelompok orang yang disuarakan oleh seseorang
sebagai perwakilan kelompok dalam sebuah tulisan.
c) Deiksis persona kedua tunggal
Persona kedua adalah orang yang diajak bicara sehingga persona
kedua adalah orang yang menjadi pendengar. Dalam penelitian ini hanya
ditemukan persona kedua dalam bentuk persona kedua tunggal, yaitu kamu dan
anda. Contoh penggunaannya dapat dipaparkan sebagai berikut.
11). Ha ha ha,... mil- mil, Iya Santy, yang mau masuk neraka tu kamu, “teriak
Mila.(“Mimpi Pembawa ketakutan”,Karya: Tenri Ukkeng)
Komponen Tutur
Penutur Santy
Mitra tutur Mila, sahabat dekat Santy
Situasi tutur Tidak formal
Topik tutur bentuk kalimat pertanyaan kepada mitra tutur
Tempat tutur Di pinggir jalan
91
12). Nak, pergilah istirahat pasti kamu sudah sangat cape dan lelah, “Kata Ibu
yang masih meyiapkan bahan untuk membuat kue. (“Pengorbanan Ibu kepada
Anaknya”, Karya: Afiyati)
Komponen Tutur
Penutur ibunya afi
Mitra tutur afi anak dari ibu afi
Situasi tutur dalam acara yang tidak formal percakapan dalam keluarga
Topik tutur bentuk kartanyaan dari penutur kepada mitra tutur
Tempat tutur Di dalam rumah
13). Anda di rumah sakit Pak, saya Jacky yang menyerempet anda tadi, saya
minta maaf yang sebesar- besarnyadan saya akan ganti rugi semuanya,
Pak.”(“Pengorbanan Ibu Kepada Anaknya”, Karya: Afiyati)
Komponen Tutur
Penutur Pak jacky
Mitra tutur pak Jodi orang yang baru saja diserempet oleh jacky
Situasi tutur menjelaskan keadaan secara tidak formal kepada orang yang baru
di kenal
Topik tutur bentuk kartanyaan dari penutur kepada mitra tutur
Tempat tutur Di rumah sakit
Penggunaan persona kedua tunggal yaitu pronominal kamu, pronominal
tersebut dapat dipakai oleh orang tua terhadap orang yang lebih muda yang telah
dikenal dengan baik’ orang yang status sosialnya lebih tinggi; orang yang
mempunyai hubungan akrab, tanpa memandang status sosial dan umur.
92
dapat dianalisis, bentuk pronomina persona kedua selain digunakan di antara
peserta ujaran yang sudah akrab hubungannya, juga kerap dipakai oleh orang yang
berstatus sosial lebih tinggi untuk menyapa lawan bicara yang berstatus lebih
rendah atau orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda.
penggunaan kata Anda kerap digunakan dalam tuturan kepada orang yang
belum atau baru saja dikenal. Kata Anda tidak bermarkah keintiman sehingga
lebih aman dipakai untuk menghormati orang lain atau dipakai dalam tuturan
kepada orang yang belum dikenal. Persona kedua Anda dimaksudkan untuk
menetralkan hubungan. Meskipun kata itu telah banyak dipakai, struktur serta
nilai sosial budaya kita masih membatasi pemakaian pronominal itu. Pada saat ini
pronominal Anda dipakai: 1) dalam hubungan yang takpribadi sehingga Anda
tidak diarahkan pada suatu orang khusus; dan 2) dalam hubungan bersemuka,
tetapi pembicara tidak ingin bersikap terlalu formal atau terlalu akrab. Contoh
dalam kalimat berikut ini.
(1) Sebentar lagi kita akan mengudara; Anda kami mohon mengenakan
sabuk pengaman.
(2) Anda sekarang tinggal di mana?
d) Deiksis Persona Ketiga
Persona ketiga adalah orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya
pembicaraan tetapi menjadi bahan pembicaran penutur dan mitra tutur.
93
1) Deiksis Persona Ketiga Tunggal
Persona ketiga tunggal terdiri dari bentuk dia, ia, dirinya, dan beliau
serta kata ganti orang ketiga (-nya). Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya
menemukan bentuk dia, ia, dirinya,dan kata gant–nya. Contoh penggunaan deiksis
ketiga tunggal dapat dilihat pada data beriku
14). Setengah semester berlalu, dia sudah semakin membuatku ingin
memilikinya, dia sangat akrab dengan 8 sahabatnya bahkan ku dengar mereka
menyebut mereka 8 bersaudara, namun sayang dia menyukai salah satu lelaki
dikelasku, namanya Akuma.(“Perjuanganku Tuk Dapatkanmu”, Karya: Hasmaul
Husnah).
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
15). Sepertinya ia misterius dan penuh rahasia.Hingga ia pun akhirnya merasa
dilihat seseorang dan akhirnya melihat kepadaku. (“Mas PD Dan Miss GR”,
Karya: Muh. Nur Aqadri R).
Penutur Muh. Nur Aqadri R sebagai penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
94
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
16). Huuh, dengan menundukan badan aku mencoba tiduran di meja, pada saat
aku menoleh kekanan dekat pintu, cahaya ribuan mentari terpencar ke seorang
gadis disana, saat itu juga aku menyukai dirinya. (“Perjuanganku Tuk
Dapatkanmu ” ,Karya: Hasmaul Husnah)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di ruang kelas
17). Segera ku bergegas menuju ke kamar Ayah, Ayah tidak ada di kamarnya
lantas akupun berteriak- teriak memanggil nama Ayah.(“Setetes Noda Di Putih
Salju”, Karya: Syabina Ade Aprilia)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
95
Tempat tutur Di rumah
Ada dua macam persona ketiga tunggal: (1) ia, dia, atau –nya dan (2)
beliau. Meskipun ia dan dia dalam banyak hal berfungsi sama, ada kendala
tertentu yang dimiliki oleh masing-masing. Dalam posisi sebagai subjek, atau di
depan verba, ia dan dia sama-sama dapat dipakai. Akan tetapi, jika berfungsi
sebagai objek, atau terletak di sebelah kanan dari yang diterangkan, hanya bentuk
dia dan nya yang dapat muncul.
Persona ketiga tergolong ke dalam kategori yang merujuk pada orang atau
benda yang bukan pembicara dan bukan pendengar, tetapi manjadi bahan yang
dibicarakan, seperti dia, ia, -nya.
Kata Dia memiliki referen sebagai tokoh yang ingin diceritakan oleh
penulis. Dari paparan tersebut dapat dianalisis bahwa penggunaan deiksis persona
memiliki fungsi untuk merujuk kepada orang yang dibicarakan.
Bentuk persona yang ketiga yang berhasil ditemukan oleh peneliti adalah
ia,dia,nya untuk bentuk persona. Persona ketiga digunakan oleh penutur untuk
mengacu pada orang yang menjadi objek pembicaraan baik ikut terlibat lansung
ataupun tidak dalam dalam suatu peristiwa bahasa. Bentuk ia,dan dia yang
ditemukan dalam cerpen karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Makassar
sebagian besar terdapat pada kalimat narasi yang ditulis oleh penulis cerita untuk
merujuk pada tokoh yang diciptakan oleh penulis tersebut. Ini sesuai dengan
pernyataan purwo(1984: 26) bahwa bentuk ia dan dia secara eksofori hanya dapat
menunjuk pada orang. Begitu pula dengan bentuk terikat –nya.
96
2) Deiksis persona ketiga jamak
Persnona ketiga jamak pada penelitian ini terdapat bentuk mereka.
Pada umumnya bentuk mereka hanya untuk meujuk untuk insyan atau manusia.
Bentuk deiksis persona ketiga jamak yang ditemukan antara lain
18). Setiap mereka berkumpul yang mereka selalu bicarakan kalau tidak
makanan ya pelajaran dan tugas. (“Kenangan Masa Putih Biru”, Karya: Ainun
Salsabila).
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
Kata mereka pada data (18) tersebut merupakan bentuk deiksis persona
ketiga jamak yang mengacu dan menunjuk pada orang yang dibicarakan. Kata
mereka pada data (18) memiliki referen sebagai tujuh orang tokoh diceritakan
oleh penulis, yaitu April, Arima, Kartika, Rahel, Desi, Novia, dan Wilda. Dari
paparan tersebut dapat dianalisis bahwa penggunaan deiksis persona pada data
(18) memiliki fungsi untuk menunjukan bentuk jamak.
Bentuk mereka sebagian besar terdapat pada kalimat narasi yang ditulis
oleh penulis cerita untuk merujuk pada tokoh yang diciptakan oleh penulis
tersebut. Ini sesuai dengan pernyataan purwo(1984: 26) bahwa bentuk ia dan dia
secara eksofori hanya dapat menunjuk pada orang.
97
2. Deiksis Tempat
Deiksis tempat adalah pemberian bentuk kepada lokasi ruang (tempat)
dipandang dari lokasi orang atau pemeran dalam peristiwa berbahasa. Tetapi,
tidak semua leksem ruang bersifat deiktis. Untuk menentukan leksem ruang
termasuk deiktis atau tidak harus dilihat lokasi pemeran dalam suatu tindak
ujaran.Sumarlan (dalam Hayati, 2011:15) membedakan fungsi deiksis tempat
antara yang dekat dengan penutur (sini,ini), yang agak dekat dengan
penutur(situ,itu), yang jauh dengan penutur(sana), dan yang merujuk secara
eksplisit.
Deiksis tempat dalam cerpen karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 7
Makassar ini ditemukan dalam bentuk, sini,ini,itu, sana, situ,dan setempat. Contoh
penjabarannya sebagai berikut.
19). Sudah jangan takut, Ayah kan sudah di sini bersama kalian. Maafkan Ayah
pulang terlalu malam karena pekerjaan Ayah belum selesai dan soal HP baterai
Ayah habis”(“Setetes Noda Di Putih Salju”, Karya: Syabina Ade Aprilia)
Komponen Tutur
Penutur ayah
Mitra tutur anak-anaknya yaitu aku (penulis), rian, dan sila
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi pertanyaanpenutur kepada mitra tutur
Tempat tutur Di rumah.
98
20) Aku senang menghabiskan waktuku dibawah pohon rindang.Selain itu, ini
memang tampat aku dan Ziara berbagi. (“cinta itu mesti jujur”, Karya: Nur Athira
Rahman)
Komponen tutur
Penutur rina
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di taman
21). Tempat favorit mereka itu, ya ditempat ruang tukang kebun tersebut karena
kelas mereka dekat dengan ruang itu.(“Kenangan Masa Putih Biru”, Karya: Ainun
Salsabila)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
22). Namun, aku sengaja berlama- lama disitu atau singkatnya aku disitu
sendirian dan semua temanku sudah turun.(“Mas PD Dan Miss GR”, Karya: Muh.
Nur Alqadri R)
99
Komponen tutur
Penutur Muh. Nur Alqadri R (penulis)
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan tokoh kepada pembaca
Tempat tutur lab computer atas
23). Dokter pun menyarankan agar Gea secepatnya mendapat donor ginjal dan
dibawa ke rumah sakit yang lebih besar, aku pun memutuskan untuk membawa
Gea ke Jakarta,karena di sana keluarga Gea bermukim. (“Kado Terindah”, Karya:
Naya Safitri)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah sakit
24). Diperkirakan kami akan tiba di Lombok pukul 9 pagi waktu
setempat.(“Kado Terindah”, Karya: Naya Safitri)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
100
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di bandara
Menurut Nababan (1987: 41), deiksis tempat adalah pemberian bentuk
pada lokasi menurut peserta dalam peristiwa bahasa. Semua bahasa, termasuk
bahasa Indonesia, membedakan antara “yang dekat kepada pembicara” ( sini) dan
“yang bukan dekat kepada pembicara” (termasuk yang dekat kepada pendengar)
(situ) Kata penunjuk tempat, seperti kata depan dan belakang tidak deiksis,
apabila dirangkaikan dengan nomina seperti manusia, rumah atau apa saja yang
mempunyai bagian depan dan belakang (Purwo, 1984: 38).
Menurutnya, pengertian kata depan dan belakang ditentukan bukan oleh si
pembicara, melainkan oleh orang (manusia). Kata depan menjadi deiksis apabila
dirangkaikan dengan nomina seperti pohon (misalnya dalam contoh kalimat yang
diucapkan oleh seorang pemburu).
(1) Ada seekor rusa di depan pohon itu.
Bagian pohon yang dilihat oleh si pemburu sewaktu mengucapkan kalimat
itulah yang dimaksud kata depan. Jadi posisi rusa itu berada di antara pemburu
dan pohon.
Deiksis waktu yang ditemukan adalah deiksis ruang. Menurut Nababan
(1987:41), deiksis tempat ialah pemberian bentuk kepada lokasih tempat dipadang
dari lokasi orang/pemeran dalam peristiwa berbahasa itu. Bentuk deiksis tempat
yang ditemukan berupa leksem bukan verbal, yaitu setempat dan pronominal
101
demonstrative lokatif. Pronominal demonstrative lokatif yang ditemukan adalah
sini dan sana. Kata sini menujuk pada tempat yang dekat dari pembicara,
sedangkan kata sana menujuk pada tempat yang jauh dari pembicara. Hal ini
sebagaimana diungkapkan Sumarlan (dalam Hayati, 2011:15) membedakan fungsi
deiksis tempat antara yang dekat dengan penutur (sini,ini), yang agak dekat
dengan penutur(situ,itu), yang jauh dengan penutur(sana), dan yang merujuk
secara eksplisit. Untuk pronominal demonstrative lokatif dekat dengan pembicara
digunakan kata ini atau sini, agak dekat atau agak jauh digunakan kata itu atau
situ, jauh dari pembicara digunakan kata sana dan sebagainya.
3. Deiksis waktu
Menurut Nababan (1987:41), deiksis waktu ialah pengungkapan
(pemberian bentuk) kepada titik atau jarak waktu dipandang dari waktu sesuatu
ungkapan dibuat (peristiwa berbahasa). Menurut Setiawan (2012b:19) leksem
waktu dapat dikatakan bersifat deiksis jika waktu tersebut tidak menunjuk pada
posisi bumi terhadap matahari atau hal yang sudah pasti tetapi tergantung pada
pembicaranya. Deiksis waktu dapat diungkapkan dengan leksem waktu, leksem
ruang, dan penambahan kata ini atau itu yang dirangkaikan pada leksem waktu.
Bentuk-bentuk deiksis waktu yang ditemukan antara lain sebagai berikut
25).Mereka sudah tau dan berjanji besok hari minggu akan mengajak aku jalan-
jalan.(“Setetes Noda Di Putih Salju”, Karya: Syabina Ade Aprilia)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
102
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah
26).Sampai sekarang kami masih sebagai pasangan kekasih, tepat pada tanggal
19 Februari 2013 nanti kami sudah menginjak satu tahun
berpacaran.(“Perjuanganku Tuk Dapatkanmu”, Karya: Hasmaul Husnah)
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di sekolahan
27).Saya ingin menanyakan apakah ada burung terbang ke sini dan hinggap di
pohonmu? Burungku lepas dari sangkarnya ketika aku member makan kemarin
sore.(“Mengembalikan Burung Murai”, Karya:Muh Raihan)
Komponen Tutur
Penutur amir
Mitra tutur adi,tetangga amir
103
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah adi
28). Ya sudah, sopir angkot ku saja itu masih ada satu unit yang terbengkalai tidak
dipakai selama sebulan lalu karena sopirnya kabur dari usahaku karena terjerat
hutang, “sahut Kang Slamet.(“Pengorbanan Sang Ayah”, Karya: Muh Irsan)
Komponen Tutur
Penutur kang slamet
Mitra tutur pak Jodi, ayah jono
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat berita dari penutur alur kepada mitra tutur
Tempat tutur Di rumah pak Jodi
29).Hari ini genap 5 tahun sahabatku Momo meninggal karena penyakit ganas itu
dan kebodohanku, sampai saat ini perasaan bersalah itu masih menghiasi
pikiranku, akankah aku bisa mengulang kejadian itu?(“Dia Malaikat Tanpa Sayap
Untukku”, Karya: Ayu Wanti)
Komponen Tutur
Penutur kang slamet
Mitra tutur pak Jodi, ayah jono
Situasi tutur dalam acara tidak formal
104
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah
30). Beberapa saat kemudian aku pulang bersama Anis,Puput,dan Gea.Setelah
singgah mengambil kamera,mereka menuju ke rumahku untuk membantuku
packing barang bawaan untuk besok.(“Kado Terindah”, Karya: Naya Safitri)
Komponen Tutur
Penutur keny
Mitra tutur masyarakat
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di kantor
31).Hari demi hari Boni dan Pak Jodi lewati secara normal dan hati ikhlas, dan
pada suatu sore Boni putra semata wayang Pak Jodi belum pulang juga, Pak Jodi
menunggu dan menunggu kabar dari Boni.(“Pengorbanan Sang Ayah”, Karya;
Muh. Irsan).
Komponen Tutur
Penutur penulis cerita
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
105
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah
32).Aku pun segera berdandan setelah jam menunjukkan pukul 14.30, sebab tadi
di kertas tulisannya gini. (“Mas PD Dan Miss GR”, Karya:Muh. Nur Alqadri R)
Komponen Tutur
Penutur nia vermadati setya kusuma rahmawati
Mitra tutur masyarakat pembaca
Situasi tutur dalam acara tidak formal
Topik tutur bentu kalimat narasi untuk menjelaskan alur cerita kepada
pembaca
Tempat tutur Di rumah
Deiksis waktu ini berhubungan dengan struktur temporal. Kata/frasa yang
menyangkut deiksis waktu, yaitu besok, sekarang, pada hari ini kemarin, lalu,
pada suatu sore, kemudian, dan pukul.
Leksem waktu bersifat deiksis bila yang menjadi patokan adalah si
pembicara, kata sekarang bertitik tolak pada saat si pembicara mengungkapkan
kata itu atau beraka pada saat penuturan. Kata kemarin bertitik tolak pada suatu
hari sebelum saat penuturan dan kata besok bertitik tolak pada suatu hari sesudah
saat penuturan. Untuk menyebutkan satu hari sebelum kemarin dipergunakan
106
frasa kemarin dulu dan untuk menyebutkan suatu hari sesudah besok dipakai
(hari) lusa.
Penentuan kata kemarin dan besok terhadap sekarang adalah
perhitungannya berdasarkan ukuran satuan kalender (satu hari, dua hari …),
sedangkan penuturan leksem deiksis lainnya, seperti lalu, kemudian, nanti, dan
suatu sore tidak tertentu (relatif). Kata dulu dan tadi bertitik tolak pada waktu
sebelum saat penuturan. Kata dulu dan tadi menunjuk ke belakang, namun kata
dulu menunjuk lebih jauh dari pada kata tadi. Kata nanti dan kelak bertitik tolak
pada waktu (sudah) saat penuturan. Kedua kata ini dapat secara bersama-sama
menunjuk jauh ke depan.