bab iv hasil penelitian dan pembahasan gambaran umum …€¦ · jauh dari kebisingan kendaraan,...
TRANSCRIPT
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kecamatan
Argomulyo kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada awal semester II
Tahun pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas IV yang
berjumlah 26 peserta didik, terdiri dari 17 peserta didik laki-laki dan 9 peserta
didik perempuan.
SD Negeri Kumpulrejo 03 terletak di Desa Tetap Wates RT 03 RW 06
kelurahan Kumpulrejo. Dilihat dari segi geografisnya SDN Kumpulrejo 03
terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk pembelajaran di lingkungan
desa Tetep Wates. SD ini terletak di samping kelurahan Kumpulrejo dan letaknya
jauh dari kebisingan kendaraan, maka sangatlah mendukung untuk kegiatan
pembelajaran.
4.2. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus
Kondisi pra siklus sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II peneliti
terlebih dahulu melakukan observasi pra siklus dengan tujuan untuk mengetahui
permasalahan yang ada dikelas IV. Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan, peneliti mendapatkan data bahwa hasil belajar dan keaktifan peserta
didik kelas IV masih rendah. Berdasarkan observasi guru dalam mengajarkan
mata pelajaran matematika masih menggunakan metode ceramah dan belum
menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, masih ada beberapa peserta
didik yang kurang memahami operasi hitung bilangan bulat, masih ada beberapa
peserta didik yang tidak dapat membedakan tanda dan jenis suatu operasi hitung,
guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran bilangan bilangan bulat dan
peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan kondisi
inilah peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berkolaboratif
dengan guru kelas IV. Penelitian ini bertujunan untuk meningkatkan hasil belajar
55
dan keaktifan peserta didik melalui penerapan metode talking stick dengan
bantuan media pada mata pelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan
bulat di kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Salatiga Semester II tahun pelajaran
2013/2014. Ketuntasan hasil belajar peserta didik pra siklus dapat dilihat pada
tabel 4.1:
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil belajar Pra Siklus
Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase
≥62 15 Tuntas 58%
<62 11 Tidak Tuntas 42%
Jumlah 26 100
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 35
Rata-rata 63,5
Keterangan :
KKM Matematika : 62
Berdasarkan tabel 4.1 ketuntasan hasil belajar peserta didik pra siklus hanya
15 peserta didik (58%) yang tuntas dan 11 peserta didik (42%) yang tidak tuntas.
Terlihat pula ada ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 80 dengan
nilai terendah 35. Secara lebih rinci ketuntasan hasil belajar matematika pada pra
siklus dapat dilihat pada gambar 4.1:
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada
Pra Siklus
58%
42%
Tuntas
Tidak Tuntas
56
Data frekuensi keaktifan belajar peserta didik pra siklus dapat dilihat pada
tabel 4.2 :
Tabel 4.2
Frekuensi Keaktifan Belajar Peserta Didik Pra Siklus
No Kriteria Skor Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik (A) 23≤ skor ≤ 28 0 0
2 Baik (B) 15≤ skor < 23 4 15
3 Cukup (C) 8≤ skor < 15 22 85
4 Kurang (D) 0≤ skor < 8 0 0
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa frekuensi keaktifan peserta
didik terbanyak berada pada 8≤ skor <15 yang berjumlah 22 peserta didik (85%).
Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat keaktifan peserta didik pada pra siklus
berada pada kriteria cukup. Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan metode
pembelajaran pada siklus I untuk meningkatkan kriteria keaktifan peserta didik
menjadi baik dan sangat baik. Frekuensi keaktifan peserta didik pada pra siklus
dapat disajikan dalam gambar 4.2:
Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Keaktifan Peserta Didik Pra Siklus
0
5
10
15
20
25
0≤ skor < 8 Kurang
8≤ skor < 15 Cukup
15≤ skor < 23 Baik
23≤ skor ≤ 28 sangat Baik
Fre
kue
nsi
Kriteria
57
Berdasarkan data hasil belajar dan keaktifan peserta didik yang rendah di
kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Salatiga Semester II tahun pelajaran
2013/2014, peneliti akan melakukan PTK kolaboratif sesuai dengan rancangan
penelitian yang telah diuraikan pada bab III. Dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan metode talking stick dengan bantuan media untuk meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran Matematika materi
operasi hitung bilangan bulat yang akan dilakukan dua siklus. Siklus I
pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “penjumlahan bilangan bulat” dan
siklus II pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “pengurangan bilangan
bulat”
4.3. Siklus I
4.3.1. Perencanaan
Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, setiap pertemuan
dilakukan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Adapaun persiapan yang
dilakukan peneliti pada siklus I pertemuan I dan II adalah diskusi dengan guru
kelas 5 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang
lain yang perlu dilakukan. Setelah mendapatkan materi yang berupa penjumlahan
bilangan bulat, peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan metode talking stick dengan bantuan media. Peneliti menyiapkan sumber
dan media pembelajaran berupa garis bilangan dan permaianan buka tutup dari
angry bird. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis untuk peserta didik
beserta kunci jawabannya. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati guru
dan aktivitas peserta didik, serta lembar observasi keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui metode talking stick dengan
bantuan media.
4.3.2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus I ini ada 2 pertemuan, pertemuan I dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 25 Maret 2014. Pada pertemuan pertama ini peneliti
melaksakan proses pembelajaran dengan menyesuaikan rencana pelaksanaan
58
pembelajaran yang sudah dipersiapkan dengan metode talking stick dengan
bantuan media. Media yang digunakan pada pertemuan I berupa garis bilangan.
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Maret 2014. Pada
pertemuan II ini peneliti melaksakan proses pembelajaran juga dengan
menyesuaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dipersiapkan
dengan metode talking stick dengan bantuan media. Akan tetapi media yang
digunakan pada pertemuan II berupa permainan buka tutup dari wayang-
wayangan Angry Bird. Selain itu peneliti meminta beberapa guru SDN
Kumpulrejo 03 untuk membantu peneliti dalam mengisi lembar obervasi yang
terdiri dari lembar pengamatan ketrampilan guru, aktivitas peserta didik, dan
lembar observasi keaktifan peserta didik. Saat proses pembelajaran berlangsung
peneliti menulis kekurangan dan kelebihan siklus I pada setiap pertemuan I dan II
yang digunakan untuk refleksi, memperbaiki dan melanjutkan pembelajaran pada
siklus II. Adapun pelaksanaan yang dilakukan pada siklus I sebagai berikut:
a. Pertemuan I
1) Kegiatan awal
Guru mengawali pertemuan pertama dengan memberikan salam dan doa.
Guru mengondisikan kelas agar peserta didik siap mengikuti pelajaran,
setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
motivasi yang berupa lagu “Bilangan bulat”,.
2) Kegiatan inti
Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang penegertian bilangan
bulat, Peserta didik bertanya jawab dengan guru mengenai materi
penjumlahan bilangan bulat “Ahmad berjalan ke kanan sejauh 3 langkah.
Kemudian, ia berjalan lagi sejauh 5 langkah ke kanan. Berapa jauhkah Umar
berjalan, dan kemanakah arahnya?”. Guru menjelaskan/penanaman konsep
mengenai penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.
Guru membentuk kelompok yang terdiri ± 6 orang dan memberikan garis
bilangan kepada tiap kelompok dan memberikan LKS kepada peserta didik.
Peserta didik berkelompok dan berdiskusi mengerjakan LKS . Setelah selesai
berdiskusi, peserta didik membaca dan mempelajari materi pelajaran yang
59
telah didiskusikan. Semua peserta didik menutup buku pelajaran dan
memperhatikan perintah guru. Guru memutarkan musik dan memberikan
tongkat kepada salah satu peserta didik, kemudian meminta peserta didik
untuk memberikan tongkatnya kepada peserta didik lainnya secara berurutan
selama musik berlangsung. Ketika musik berhenti guru memberikan
pertanyaan kepada peserta didik yang terakhir memegang tongkat. Pertanyaan
yang diberikan guru berkaitan dengan tugas yang telah diselesaikan secara
berkelompok. Peserta didik yang memegang tongkat, maju ke depan kelas
dan menjawab pertanyaan guru dengan menggunakan media garis bilangan
yang telah dibagikan guru. Demikian seterusnya sampai sebagian besar
peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
dengan menggunakan media yang telah dibagikan guru
3) Kegiatan penutup
Guru pertanya jawab tentang materi yang belum di pahami, mengadakan
evaluai tentang materi yang telah di ajarkan dan memberikan tindak lanjut.
b. Pertemuan II
1) Kegiatan awal
Guru mengawali pertemuan kedua dengan memberikan salam dan doa.
Guru mengondisikan kelas agar peserta didik siap mengikuti pelajaran,
setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
motivasi yang berupa lagu “Permainan Buka Tutup”.
2) Kegiatan inti
Peserta didik bertanya jawab dengan guru mengenai materi penjumlahan
bilangan bulat dan menunjuk salah satu siwa untuk menuliskan bilangan
bulat -20. Kemudian guru menunjuk satu peserta didik lagi untuk menuliskan
tanda + dan bilangan bulat 5 ( – 20 + 5 =....). Guru menjelaskan penjumlahan
bilangan bulat dengan permainan buka tutup. Guru membentuk kelompok
yang terdiri ± 6 orang dan memberikan media permainan buka tutup,
petunjuk permainan buka tutup serta LKS kepada tiap. Peserta didik
berkelompok dan berdiskusi mengerjakan LKS. Setelah peserta didik selesai
60
berdiskusi, peserta didik membaca dan mempelajari materi pelajaran yang
telah didiskusikan melalui permainan buka tutup. Semua peserta didik
menutup buku pelajaran dan memperhatikan perintah guru. Guru memutarkan
musik dan memberikan tongkat kepada salah satu peserta didik dan meminta
peserta didik untuk memberikan tongkatnya kepada peserta didik lainnya
secara berurutan selama musik berlangsung. Setelah musik berhenti guru
memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang terakhir memegang
tongkat. Pertanyaan yang diberikan guru berkaitan dengan tugas yang telah
diselesaikan secara berkelompok. Peserta didik yang memegang tongkat,
maju ke depan kelas dan menjawab pertanyaan guru dengan menggunakan
media permainan buka tutup berupa angry bird yang telah disiapkan guru.
Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru dengan menggunakan media
yang telah disipakan guru
3) Kegiatan penutup
Guru pertanya jawab tentang materi yang belum di pahami, mengadakan
evaluasi tentang materi yang telah di ajarkan dan peserta didik mengerjakan
soal evaluasi dari guru.
4.3.3. Pengamatan
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I dan II berlangsung, peneliti
bersama beberapa guru SD Negeri Kumpulrejo 03 mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar
pengamatan yang telah disediakan. Dari hasil obeservasi tersebut dapat diketahui
apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
Adapaun kekurangan dalam siklus I pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada
siklus II.
a. Pertemuan I
Hasil pengamatan keterampilan guru siklus I pertemuan I yaitu dalam
menyampaikan materi penjumlahan bilangan bulat sesuai dengan RPP, akan tetapi
urutannya belum runtut. Pada pra pembelajaran guru tidak mengabsen peserta
61
didik. Guru tidak mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Penggunaan waktu dalam pembelajaran belum sesuai yang direncanakan dalam
RPP. Guru belum menggunakan bahasa Indonesia yang baik, karena masih
tercampur dengan bahasa Jawa. Guru kurang melibatkan peserta didik ketika
menyimpulkan materi yang telah dipelajarinya.
Berdasarkan hasil pengamatan keterampilan guru pada siklus I pertemuan I,
memperoleh jumlah skor 21 yang tergolong dengan kriteria baik. Hasil
pengamatan keterampilan guru dapat dilihat pada lampiran 17.
Hasil pengamatan peserta didik siklus I pertemuan I yaitu pada kegiatan
awal pembelajaran peserta didik kurang mempersiapkan diri dalam menerima
pembelajaran, hanya beberapa peserta didik yang mendengarkan tujuan
pembelajaran yang disampaikan guru. Pada saat tanya jawab berkaitan dengan
materi yang dipelajari peserta didik diam dan kurang merespon pertanyaan guru.
Peserta didik masih kurang tertib ketika pembentukan kelompok. Dalam diskusi
kelompok masih ada peserta didik yang belum bekerja secara maksimal dalam
kelompoknya. Pada saat membaca dan mempelajari materi pelajaran yang telah
didiskusikan hanya beberapa peserta didik.
Berdasarkan hasil pengamatan peserta didik siklus I pertemuan II, diperoleh
jumlah skor 60 yang tergolong dengan kriteria baik. Hasil pengamatan peserta
didik siklus I pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 20.
Sedangkan hasil pengamatan keaktifan peserta didik siklus I pertemuan I
dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Siklus I Pertemuan I
No Kriteria Skor Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik (A) 23≤ skor ≤ 28 0 0
2 Baik (B) 15≤ skor < 23 11 42
3 Cukup (C) 8≤ skor < 15 15 58
4 Kurang (D) 0≤ skor < 8 0 0
Jumlah 26 100
62
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa frekuensi keaktifan peserta didik
siklus I pertemuan I terbanyak berada pada 8≤ skor < 15 yang berjumlah 15
peserta didik (58%) yang tergolong dengan kriteria cukup.
b. Pertemuan II
Hasil pengamatan keterampilan guru siklus I pertemuan II yaitu guru dalam
menyampaikan materi penjumlahan bilangan bulat sesuai dengan RPP dan
kegiatan pembelajaran runtut sesuai dengan metode talking stick dengan bantuan
media. Dalam pembelajaran guru tidak memberikan motivasi pentingnya
menguasai materi yang dipelajarinya, tidak mengaitkan materi yang dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari, tidak membimbing peserta didik dalam
menyimpulkan materi yang dipelajarinya, dan penggunaan waktu belum sesuai
dengan yang direncanaan dalam RPP
Berdasarkan hasil pengamatan keterampilan guru siklus I pertemuan II,
diperoleh jumlah skor 21 yang tergolong dengan kriteria baik. Hasil pengamatan
keterampilan guru dapat dilihat pada lampiran 17.
Hasil pengamatan peserta didik siklus I pertemuan II yaitu pada kegiatan pra
pembelajajaran masih ada peserta didik yang kurang mempersiapkan diri dalam
menerima pembelajaran, dan masih ada peserta didik yang menjawab presensi
guru. Dalam pembentukan kelompok peserta didik terlihat tertib dan hanya
beberapa peserta didik yang ramai sendiri. Pada saat diskusi kelompok hanya
sedikit peserta didik yang belum bekerja maksimal dalam kelompoknya. Hanya
beberapa peserta didik yang ikut serta dalam menyimpulkan materi yang telah
dipelajarinya..
Berdasarkan hasil pengamatan peserta didik siklus I pertemuan II, diperoleh
jumlah skor 68 yang tergolong dengan kriteria sangat baik. Hasil pengamatan
peserta didik siklus I pertemuan II dapat dilihat pada 20.
Sedangkan hasil pengamatan keaktifan peserta didik siklus I pertemuan II
dapat dilihat pada tabel 4.4:
63
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Siklus I Pertemuan II
No Kriteria Skor Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik (A) 23≤ skor ≤ 28 0 0
2 Baik (B) 15≤ skor < 23 19 73
3 Cukup (C) 8≤ skor < 15 7 27
4 Kurang (D) 0≤ skor < 8 0 0
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa frekuensi keaktifan peserta
didik siklus I pertemuan II terbanyak berada pada 8≤ skor < 15 yang berjumlah 19
peserta didik (73%) yang tergolong dengan kriteria baik.
4.3.4. Hasil tindakan siklus I
Hasil tindakan pada siklus I berupa hasil belajar dan keaktifan peserta didik.
a. Hasil belajar Peserta didik Siklus I
Pada Siklus I pertemuan I dan pertemuan II guru menerapkan metode
talking stick dengan bantuan media pada mata pelajaran Matematika materi
operasi hitung bilangan bulat. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I dapat dilihat
pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
Nilai Frekuensi Ketuntasan Presentase
≥62 21 Tuntas 81
<62 5 Tidak Tuntas 19
Jumlah 26 100
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 45
Rata-rata 77,3
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa dari jumlah 26 peserta didik
ada 21 peserta didik (81%) tuntas dan 5 peserta didik (19%) yang tidak tuntas.
64
Pada siklus I nilai tertinggi 100, nilai terendah 45 dan rata-rata kelas 77,3. Secara
lebih rinci ketuntasan hasil belajar matematika pada siklus I dapat dilihat pada
gambar 4.3:
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada
Siklus I
b. Keaktifan peserta didik
Pengukuran keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
diklasifikasikan menjadi 4 kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup dan rendah.
Hasil keaktifan peserta didik pada siklus I pertemuan I dapat di lihat pada
gambar4.4 :
Gambar 4.4 Diagram Batang Keaktifan Peserta Didik Siklus I Pertemuan I
Berdasarkan gambar 4.4, dapat diketahui bahwa frekuensi keaktifan peserta
didik pada siklus I pertemuan I terbanyak berada pada 8≤ skor < 15 dengan
81%
19%
Tuntas
Tidak Tuntas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0≤ skor < 8 Kurang
8≤ skor < 15 Cukup
15≤ skor < 23 Baik
24≤ skor ≤ 28 sangat Baik
Fre
kue
nsi
Kriteria
65
jumlah 15 peserta didik (58%), hal ini berarti tingkat keaktifan peserta didik pada
siklus I pertemuan I dalam proses belajar mengajar berada pada kriteria cukup.
Hasil keaktifan peserta didik pada siklus I pertemuan II dapat di lihat pada
gambar 4.5 :
Gambar 4.5 Diagram Batang Keaktifan Peserta Didik Siklus I Pertemuan II
Berdasarkan gambar 4.5, dapat diketahui bahwa frekuensi keaktifan peserta
didik terbanyak berada pada 15≤ skor <23 yang berjumlah 19 peserta didik (73%).
Hal ini berarti tingkat keaktifan peserta didik pada siklus I pertemuan II dalam
proses belajar mengajar berada pada kriteria Baik.
4.3.5. Refleksi
Refleksi pada siklus I difokuskan pada berbagai masalah yang muncul pada
pelaksanaan tindakan. Adapun permasalahan yang ada dalam pembelajaran
matematika materi operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan metode
talking stick dengan bantuan media adalah sebagai berikut :
1. Hasil observasi keterampilan guru secara garis besar sudah lebih baik
dibandingkan sebelum diadakan tindakan. guru sudah memberikan apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran, memanfaatkan media dan kegiatan inti
pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah metode talking stick.
Pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus 1 diperoleh jumlah skor rata-
rata 21 yang tergolong dalam kriteria baik.
02468
101214161820
0≤ skor < 8 Kurang
8≤ skor < 15 Cukup
15≤ skor < 23 Baik
23≤ skor ≤ 28 sangat Baik
Fre
kue
nsi
Kriteria
66
2. Hasil observasi peserta didik pada penelitian ini sudah lebih baik.
Pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan metode talking stick
dengan bantuan media dirasa tepat karena aktivitas peserta didik dapat
meningkat. Pada pertemuan pertama mendapatkan jumlah skor rata-rata 63
dengan kriteria baik, sedangkan pada pertemuan kedua skor rata-rata sudah
meningkat menjadi 68 dengan kriteria sangat baik.
3. Hasil keaktifan peserta didik pada penelitian ini sudah meningkat lebih baik
dibanding sebelum diadakan tindakan. Pada pertemuan pertama siklus I
peserta didik yang tergolong dalam kriteria baik sebanyak 11 peserta didik
(42%), sedangkan pada pertemuan II meningkat menjadi 19 peserta didik
(73%).
4. Hasil belajar siklus I menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang tuntas
sebanyak 21 peserta didik (80%) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak
5 peserta didik (20%) dengan nilai berada di bawah KKM yaitu 62. Rata-rata
nilai peserta didik pada siklus I adalah 77,3.
5. Guru dalam melaksanakan pengkondisian kelas dari kegiatan awal hingga
akhir pembelajaran masih kurang maksimal, terlihat masih ada beberapa
peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan ramai dikelas.
6. Guru masih kurang dalam mengaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari.
7. Dalam kegiatan diskusi kelompok masih banyak peserta didik yang masih
pasif dalam mengikuti diskusi kelompok, dengan hanya beberapa peserta
didik saja yang mengerjakan lembar diskusi peserta didik.
8. Peserta didik masih belum terbiasa maju kedepan kelas untuk menjawab
pertanyaan guru, mengenai hasil diskusi kelompok. Beberapa peserta didik
merasa kaget dan kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru
dengan menggunakan media.
9. Sebagian peserta didik tidak mendengarkan atau memperhatikan peserta didik
yang maju kedepan kelas untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Dari berbagai permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus
I maka perlu diadakan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya
67
yaitu pada siklus II, maka hal-hal yang perlu diperbaiki dan diadakan revisi untuk
tahap pelaksanaan siklus berikutnya antara lain:
1. Guru harus meningkatkan keterampilan guru dan lebih optimal dalam
mengkondisikan peserta didik baik pada awal maupun selama pembelajaran
berlangsung agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.
2. Guru membagi kelompok yang semula ± 6 orang menjadi ±5 orang, agar
kerja kelompok menjadi efektif dan peserta didik tidak ramai.
3. Guru dalam menjelaskan materi mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari
agar peserta didik dapat menerapkan atau mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Guru meminta kepada seluruh peserta didik untuk aktif dalam berdiskusi,
karena penyelesaian lembar diskusi peserta didik yang diberikan guru adalah
tanggung jawab seluruh anggota kelompok.
5. Guru memberikan motivasi pada peserta didik yang mendapatkan
tongkat/stick untuk maju kedepan kelas menjawab pertanyaan guru berkaitan
dengan tugas yang diselesaikan secara berkelompok. Guru memberikan
motivasi agar peserta didik lebih percaya diri dalam menjawab pertanyaan
guru dengan penguatan positif.
6. Pada saat ada peserta didik yang maju kedepan kelas menjawab pertanyaan,
guru mengajak seluruh peserta didik untuk mendengarkan peserta didik yang
menjawab pertanyaan guru dengan menggunakan media yang telah dibagikan
setiap kelompok.
4.4. Siklus II
4.4.1. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, setiap pertemuan dilakukan selama
2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Perencanaan pembelajaran siklus II ini sebagai
penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I.
kegiatan pembelajaran pada siklus II masih sama seperti siklus I, akan tetapi yang
membedakan hanyalah materinya yaitu “Pengurangan Bilangan Bulat”. pada
perencanaan siklus II peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
68
proses pembelajaran, diantaranya: RPP menggunakan metode talking stick dengan
bantuan media, lembar observasi untuk guru dan peserta didik, lembar observasi
keaktifan peserta didik, media pembelajaran (garis bilangan dan permainan buka
tutup dari angry bird), LKS (Lembar Kerja Peserta didik), dan soal evaluasi
beserta kunci jawabannya.
4.4.2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II ini ada 2 pertemuan, pertemuan I dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 1 April 2014. Pada pertemuan pertama ini peneliti
melaksakan proses pembelajaran dengan menyesuaikan RPP yang sudah
dipersiapkan dengan metode talking stick dengan bantuan media berupa garis
bilangan. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 2 April 2014. Pada
pertemuan II ini peneliti juga menggunakan metode talking stick dengan bantuan
media. Akan tetapi media yang digunakan pada pertemuan II berupa permainan
buka tutup dari angry bird. Selain itu peneliti meminta beberapa guru SD N
Kumpulrejo 03 menjadi observer untuk mengisi lembar obervasi yang telah
dipersiapkan berupa lembar observasi ketrampilan guru, aktivitas peserta didik
dan lembar observasi keaktivan peserta didik. Peneliti menulis kekurangan dan
kelebihan proses pembelajaran siklus II pada setiap pertemuan yang digunakan
untuk refleksi. Adapun pelaksanaan yang dilakukan pada siklus II sebagai berikut:
a. Pertemuan I
1) Kagiatan Awal
Pada pertemuan I siklus II ini, guru mengawali pertemuan pertama
dengan memberikan salam dan doa, setalah peserta didik siap mengikuti
pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
motivasi yang berupa lagu “permenku”.
2) Kegiatan inti
Guru secara optimal mendorong peserta didik untuk melakukan tanya
jawab tentang materi pengurangan bilangan bulat yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Guru meningkatkan ketrampilan dalam
69
menjelaskan materi penanaman konsep pengurangan bilangan bulat dengan
menggunakan media garis bilangan . Guru membentuk kelompok yang terdiri
± 5 orang dan memberikan media garis bilangan kepada tiap kelompok serta
memberikan LKS kepada peserta didik. Peserta didik berkelompok dan
berdiskusi mengerjakan LKS yang diberikan kepada tiap kelompok dengan
menggunakan media garis bilangan. Ketika peserta didik berdiskusi Guru
memantau kinerja kelompok dengan berkeliling dan membimbing diskusi
kelompok yang dilakukan peserta didik. Setelah peserta didik selesai
mengerjakan tugas kelompok, Peserta didik membaca, mempelajari materi
pelajaran yang telah didiskusikan. Kemudian menutup buku pelajaran dan
memperhatikan perintah guru. Guru memutarkan musik dan guru mengambil
tongkat untuk diberikan kepada peserta didik.Guru memberikan tongkat
kepada salah satu peserta didik dan meminta peserta didik untuk memberikan
tongkatnya kepada peserta didik lainnya secara berurutan selama musik
berlangsung. Setelah musik berhenti guru memberikan pertanyaan kepada
peserta didik yang terakhir memegang tongkat. Pertanyaan yang diberikan
guru berkaitan dengan tugas yang telah diselesaikan secara berkelompok.
Peserta didik yang memegang tongkat, maju ke depan kelas dan menjawab
pertanyaan guru dengan menggunakan media garis bilangan yang telah
dibagikan guru. Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru dengan
menggunakan media yang telah dibagikan guru. Setealah itu, guru
mengadakan refkeksi dan menyimpulkan materi.
3) Kegiatan penutup
Guru pertanya jawab tentang materi yang belum di pahami dan
mengadakan evaluasi/quis berdasarkan materi yang telah diajarkan dan
memberikan tindak lanjut.
70
b. Pertemuan II
1) Kegiatan awal
Pada pertemuan II siklus II ini, guru mengawali pertemuan pertama
dengan memberikan salam dan doa, setalah peserta didik siap mengikuti
pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
motivasi yang berupa lagu “Permainan Buka Tutup”.
2) Kegiatan inti
Peserta didik bertanya jawab dengan guru mengenai materi pengurangan
bilangan bulat “Pada hari Senin, Aura diberi uang saku ibu 3000. Kemudian
pada waktu istirahat Aura membeli donat seharga 1000. Berapa jumlah uang
Aura sekarang? Guru menjelaskan pengurangan bilangan bulat dengan
permainan buka tutup. Guru membentuk kelompok yang terdiri ± 5 orang dan
memberikan media permainan buka tutup, petunjuk permainan buka tutup
dan LKS kepada tiap kelompok (lampiran 2 RPP). Peserta didik
berkelompok dan berdiskusi mengerjakan LKS yang diberikan kepada tiap
kelompok dengan menggunakan media garis bilangan dan guru memantau
kinerja kelompok . Setelah peserta didik selesai mengerjakan tugas
kelompok, Peserta didik membaca dan mempelajari materi pelajaran yang
telah didiskusikan melalui permainan buka tutup. Semua peserta didik
menutup buku pelajaran dan memperhatikan perintah guru. Guru memberikan
tongkat kepada salah satu peserta didik dan meminta peserta didik untuk
memberikan tongkatnya kepada peserta didik lainnya secara berurutan selama
musik berlangsung. Setelah musik berhenti guru memberikan pertanyaan
kepada peserta didik yang terakhir memegang tongkat. Pertanyaan yang
diberikan guru berkaitan dengan tugas yang telah diselesaikan secara
berkelompok. Peserta didik yang memegang tongkat, maju ke depan kelas
dan menjawab pertanyaan guru dengan menggunakan media permainan buka
tutup berupa angry bird yang telah disiapkan guru. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru dengan menggunakan media yang telah disiapkan . Guru
mengadakan refleksi dan menyimpulkan materi yang telah di ajarkan.
71
3) Kegiatan penutup
Guru pertanya jawab tentang materi yang belum di pahami,
mengadakan evaluasi dan peserta didik mengerjakan soal evaluasi dari guru.
4.4.3. Pengamatan
Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I dan pertemuan II berlangsung,
peneliti meminta bantuan observer guru kelas I dan guru olahraga untuk
mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir.
a. Pertemuan I
Hasil pengamatan keterampilan guru siklus II pertemuan I yaitu pada
kegiatan pembelajaran guru menyampaikan materi sesuai dengan RPP dan
pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah metode talking stick
dengan bantuan media. Guru memberikan motivasi pentingnya menguasai materi
yang dipelajarinya, mengaitkan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari, membimbing peserta didik dalam menyimpulkan materi yang dipelajarinya,
penggunaan waktu sesuai dengan yang direncanaan dalam RPP. Guru dalam
pembelajaran belum mengunakan bahasa indonesia yang benar karena masih
tercampur dengan bahasa Jawa.
Berdasarkan hasil pengamatan keterampilan guru siklus II pertemuan I,
diperolah jumlah skor 25 yang tergolong dengan kriteria sangat baik. Hasil
pengamatan keterampilan guru siklus II pertemuan I dapat dilihat pada lampiran
18.
Hasil pengamatan peserta didik siklus II pertemuan I yaitu ada beberapa
peserta didik yang tidak mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru. Pada saat tanya jawab berkaitan materi yang dipelajari, ada beberapa peserta
didik yang diam dan tidak merespon pertanyaan guru. Pada saat berkelompok
masih ada beberapa peserta didik yang tidak ikut serta dalam mengerjakan LKS.
Berdasarkan hasil pengamatan peserta didik siklus II pertemuan I, diperoleh
jumlah skor 79 yang tergolong dengan kriteria sangat baik. Hasil pengamatan
peserta didik siklus II pertemuan I dapat dilihat pada lampiran 21. Adapun
kekurangan dalam siklus II pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.
72
Sedangkan hasil pengamatan keaktifan peserta didik siklus II pertemuan I
dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Siklus II Pertemuan I
No Kriteria Skor Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik (A) 23≤ skor ≤ 28 8 31
2 Baik (B) 15≤ skor < 23 18 69
3 Cukup (C) 8≤ skor < 15 0 0
4 Kurang (D) 0≤ skor < 8 0 0
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa frekuensi keaktifan peserta didik
siklus II pertemuan I terbanyak berada pada 15≤ skor < 23 yang berjumlah 18
peserta didik (69%) dengan kriteria baik.
b. Pertemuan II
Hasil pengamatan keterampilan guru siklus II pertemuan II yaitu kegiatan
pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan penutup
sudah dilakukan guru dengan sangat baik. Penyampaian materi pembelajaran
runtut dan sesaui dengan RPP. Kegiantan inti dilakukan sesuai dengan langkah-
lagkah pembelajaran talking stick dengan bantuan media. Guru dalam melakukan
kegiatan pembelajaran belum bisa menggunakan bahasa indonesia yang baik
karena masih tercampur dengan bahasa Jawa, akan tetapi sudah lebih baik dari
kegiatan pembelajaran sebelumnya.
Hasil pengamatan keterampilan guru siklus II pertemuan II dengan jumlah
skor 25 yang tergolong dengan kriteria sangat baik dapat dilihat pada lampiran 20.
Hasil pengamatan peserta didik siklus II pertemuan II yaitu Pada saat
kegiatan pra pembelajaran masih sedikit peserta didik yang tidak menjawab salam
dari guru. Pada saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran ada sedikit peserta
didik yang tidak mendengarkan. Pada saat tanya jawab berkaitan dengan materi
yang dipelajari, ada sedikit peserta didik yang kurang berani dalam
73
menanggapinya.Pada saat diskusi berkelompok, peserta didik sudah bekerja
maksimal dalam kelompoknya dalam mengerjakan LKS.
Berdasarkan hasil pengamatan peserta didik siklus II pertemuan II dengan
jumlah skor 81 yang tergolong dengan kriteria sangat baik. Hasil pengamatan
peserta didik siklus II pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 21.
Sedangkan hasil pengamatan keaktifan peserta didik siklus II pertemuan II
dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Siklus II Pertemuan II
No Kriteria Skor Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik (A) 23≤ skor ≤ 28 20 77
2 Baik (B) 15≤ skor < 23 6 23
3 Cukup (C) 8≤ skor < 15 0 0
4 Kurang (D) 0≤ skor < 8 0 0
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa frekuensi keaktifan peserta didik
siklus II pertemuan II terbanyak berada pada 23≤ skor ≤ 28 yang berjumlah 20
peserta didik (77%) dengan kriteria sangat baik.
4.4.4. Hasil tindakan siklus II
Hasil tindakan pada siklus II berupa hasil belajar dan keaktifan peserta
didik.
a. Hasil belajar Peserta didik Siklus II
Pada Siklus II pertemuan I dan pertemuan II guru menerapkan metode
talking stick dengan bantuan media pada mata pelajaran Matematika materi
operasi hitung bilangan bulat. Ketuntasan hasil belajar pada siklus II dapat dilihat
pada tabel 4.8 :
74
Tabel 4.8
Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase
≥62 26 Tuntas 100 %
<62 0 Tidak Tuntas 0
Jumlah 26 100
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 65
Rata-rata 84,2
Keterangan :
KKM Matematika : 62
Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui bahwa ada 26 peserta didik (100%)
yang tuntas. Pada siklus II nilai tertinggi 100, nilai terendah 65 dan rata-rata kelas
84,2. Secara lebih rinci ketuntasan hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada
gambar 4.6:
Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada
Siklus II
b. Keaktifan peserta didik
Pengukuran keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
diklasifikasikan menjadi 4 kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang.
100%
0%
Tuntas
Tidak Tuntas
75
Hasil keaktifan peserta didik pada siklus II pertemuan I dapat di lihat pada gambar
4.7 :
Gambar 4.7 Diagram Batang Keaktifan Peserta Didik Siklus II Pertemuan I
Berdasarkan gambar 4.7, dapat diketahui bahwa frekuensi keaktifan peserta
didik pada siklus II pertemuan I terbanyak berada pada 15≤ skor < 23 dengan
jumlah 18 peserta didik (69%), ini berarti tingkat keaktifan peserta didik pada
siklus II pertemuan I dalam proses belajar mengajar berada pada kriteria baik.
Hasil keaktifan peserta didik pada siklus II pertemuan II dapat di lihat pada
gambar 4.8 :
Gambar 4.8 Diagram Batang Keaktifan Peserta Didik Siklus I Pertemuan II
02468
101214161820
0≤ skor < 8 Kurang
8≤ skor < 15 Cukup
15≤ skor < 23 Baik
23≤ skor ≤ 28 sangat Baik
Fre
kue
nsi
Kriteria
0
5
10
15
20
25
0≤ skor < 8 Kurang
8≤ skor < 15 Cukup
15≤ skor < 23 Baik
23≤ skor ≤ 28 sangat Baik
Fre
kue
nsi
Kriteria
76
Berdasarkan gambar 4.8, dapat diketahui bahwa frekuensi keaktifan peserta
didik terbanyak berada pada 23≤ skor ≤ 28 yang berjumlah 20 peserta didik
(77%). Hal ini berarti tingkat keaktifan peserta didik pada siklus I pertemuan II
dalam proses belajar mengajar berada pada kriteria sangat baik.
4.4.5. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengalaman atau temuan observer pada siklus II.
1. Kegiatan pembelajaran siklus II pada kegiatan awal, inti dan akhir
pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan RPP, sehingga pembelajaran
runtut.
2. Hasil observasi keterampilan guru secara garis besar sudah lebih baik
dibandingkan siklus I. Pada pertemuan pertama observasi ketrampilan guru
diperoleh jumlah skor rata-rata 25 yang tergolong dalam keteria sangat baik,
sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh jumlah skor rata-rata 26 yang
tergolong dalam kriteria sangat baik dan sudah sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan..
3. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan metode talking stick
dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dibandingkan dengan siklus I.
Pada pertemuan pertama siklus II peserta didik mendapatkan jumlah skor
rata-rata 79 dengan kriteria sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua
skor rata-rata sudah meningkat menjadi 81 dengan kriteria sangat baik.
4. Hasil keaktifan peserta didik pada penelitian ini sudah meningkat lebih baik
dibandingkan dengan siklus 1. Pada pertemuan I siklus II hasil observasi
keaktifan diperoleh 8 peserta didik (31%) tergolong dalam kriteria sangat
baik, sedangkan pertemuan II terdapat 20 peserta didik (77%).
5. Hasil belajar rata-rata siklus II mengalami peningkatan di bandingkan dengan
hasil belajar peserta didik siklus I. Pada penelitian siklus II menunjukan
peningkatan rata-rata nilai hasil belajar kognitif dan menyampai indikator
ketuntasan klasikal yaitu 100%, dengan rata-rata nilai peserta didik 84,2.
77
6. Guru dalam pengondisian kelas sudah baik karena dalam pembelajaran siklus
II guru mendorong peserta didik dan memberikan motivasi agar peserta didik
mendengarkan penjelasan guru. sehinga dalam proses pembelajaran pada
siklus II peserta didik terlihat tenang dan memperhatikan penjelasan guru.
sehingga suasana belajar dan mengajar dikelas menjadi lebih kondusif.
7. Guru baik dalam mengaitkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam kegiatan apersepsi dan kegiatan inti pembelajaran guru sudah
melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang berkaitan dalam kehidupan
sehari-hari.
8. Peserta didik tertib dalam melaksanakan diskusi kelompok, karena guru
membagi kelompok yang semula ±6 menjadi ±5.
9. Peserta didik yang mendapatkan stick/tongkat berani maju kedepan kelas
untuk menjawab pertanyaan guru, mengenai hasil diskusi kelompok. Karena
guru memberikan motivasi /dorongan agar peserta didik berani dan percaya
diri.
10. Sebagian besar peserta didik mendengarkan atau memperhatikan peserta
didik yang maju kedepan kelas untuk menjawab pertanyaan dari guru. Guru
mengajak peserta didik untuk mendengarkan peserta didik yang menjawab
pertanyaan guru dengan menggunakan media yang telah dibagikan setiap
kelompok.
11. Guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran dengan melibatkan peserta
didik.
Peningkatan keaktifan peserta didik dan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan metode talking stick dengan bantuan media telah mencapai target
indikator keberhasilan yang di tetapkan, maka penelitian ini di hentikan.
78
4.5. Pembahasan
Berdasarkan paparan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II maka dapat
diketahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan peserta didik melalui penerapan
metode talking stick dengan bantuan media pada mata pelajaran matematika
materi operasi hitung bilangan bulat. Hal-hal yang dilihat peningkatannya yaitu
pada hasil belajar dan keaktifan dan hasil belajar peserta didik.
4.5.1. Hasil belajar peserta didik
Hasil belajar peserta didik berdasarkan ulangan harian pra siklus, hasil
belajar siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan. Perbandingan
ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel
4.9 :
Tabel 4.9
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan siklus II
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1 Tuntas 15 58 21 81 26 100
2 Tidak Tuntas 11 42 5 19 0 0
Jumlah 26 100 26 100 26 100
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik
mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus
terdapat 15 peserta didik (58%) yang tuntas, setelah tindakan siklus I ada 21
peserta didik (81%) yang tuntas, dan pada siklus II ada 26 peserta didik (100%)
yang tuntas. Hal ini membuktikan bahwa penerapan metode talking stick dengan
bantuan media pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung bilangan
bulat dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Secara lebih rinci, rekapitulasi ketuntasan hasil belajar pada pra siklus,
siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.9 :
79
Gambar 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil belajar Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II
4.5.2. Keaktifan peserta didik
Dalam proses pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan
bulat dengan metode talking stick dengan bantuan media, peserta didik terlihat
antusias, tertarik dan aktif dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Perbandingan keaktifan peserta didik pra
siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10 :
Tabel 4.10
Perbandingan Keaktifan Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Kriteria
Pra
siklus
Silus I Siklus II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %
1 Sangat
Baik 0 0 0 0 0 0 8 31 20 77
2 Baik 4 15 11 42 19 73 18 69 6 23
3 Cukup 22 85 15 58 7 27 0 0 0 0
4 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 26 100 26 100 26 100 26 100 26 100
0
5
10
15
20
25
30
Pra siklus Siklus I Siklus II
Fre
kue
nsi
Pembelajaran
Tuntas
Tidak tuntas
80
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pada pra siklus frekuensi
keaktifan peserta didik yang berada pada kriteria baik dengan 15≤ skor < 23
hanya 4 peserta didik (15%). Pada siklus I pertemuan I diketahui bahwa frekuensi
keaktifan peserta didik yang berada pada kriteria baik ada 11 peserta didik (42%)
dan pertemuan II meningkat menjadi 19 peserta didik (73%). Pada siklus II
pertemuan I diketahui frekuensi keaktifan peserta didik yang berada pada kriteria
sangat baik dengan 23≤ skor ≤ 28 ada 8 peserta didik (69%), dan pertemuan II
meningkat menjadi 20 peserta didik (77%). Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan metode talking stick dengan bantuan media pada mata pelajaran
matematika materi operasi hitung bilangan bulat dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik.
Secara lebih rinci, rekapitulasi peningkatan keaktifan belajar peserta didik
pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.10:
Gambar 4.10 Diagram Batang Peningkatan Keaktifan Belajar Peserta Didik
pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
8
20
4
11
1918
6
22
15
7
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus Siklus I Pertemuan I
Siklus I Pertemuan
II
Siklus II Pertemuan I
Siklus II Pertemuan
II
24≤ skor ≤ 28 kriteria sangat Baik
16≤ skor < 23 kriteria Baik
9≤ skor < 15 kriteria Cukup
81
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa keaktifan belajar peserta
didik dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus
keaktifan peserta didik yang berada pada kriteria baik hanya 4 peserta didik
(15%). Pada siklus I pertemuan I yang berada pada kriteria baik ada 11 peserta
didik (42%), sedangkan pada pertemuan II meningkat menjadi 19 peserta didik
(73%). Pada siklus II pertemuan I ada 18 peserta didik (69%) yang berada pada
kriteria sangat baik, sedangkan pada pertemuan II meningkat menjadi 20 peserta
didik (77%).
Dari uraian hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II tampak peningkatan
hasil belajar. Tindakan kelas dengan menggunakan metode talking stick dengan
bantuan media pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung bilangan
bulat di kelas IV telah mencapai keberhasilan ketuntasan klasikal 100%. Hal ini
disebabkan karena metode talking stick merupakan metode pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-
sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai suatu kelompok atau
satu tim. Pembelajaran dengan metode talking stick dapat merangsang peserta
didik lebih bergairah dalam belajar (Suprijono 2011: 89). Penggunaan media garis
bilangan dan permainan buka tutup dalam pembelajaran matematika materi
operasi hitung bilangan bulat, juga dapat membantu peningkatkan hasil belajar
peserta didik yang mencapai ketuntasan klasikal 100%. Pembelajaran yang
memanfaat media dapat menjadi lebih jelas dan menarik, serta meningkatkan hasil
belajar peserta didik ( kemp dan Dayton (dalam Hamdani, 2011: 73)).
Metode talking stick dengan bantuan media juga dapat meningkatkan
keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika materi operasi
hitung bilangan bulat. Hal ini disebabkan metode talking stick merupakan metode
pembelajaran yang menggunakan tongkat sebagai petunjuk giliran. Peserta didik
yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawab. Penggunaan
metode talking stick dalam pembelaran dapat membuat peserta didik
berpartisipasi aktif selama pembelajaran dan peserta didik harus selalu siap
menjawab pertanyaan dari guru ketika stick yang digulirkan jatuh kepadanya
(Miftahul Huda, 2013:224). Penggunaan media dalam pembelajaran juga dapat
82
meningkatkan keaktifan belajar peserta didik, karena dalam pembelajaran peserta
didik terlibat secara langsung dalam penggunaan media. Selain itu, media juga
dapat mengaktifkan peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan
mendorong peserta didik untuk melakukan praktik yang benar (Gerlach dan Ely
(dalam Hamdani, 2011:72)).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Devi
Cahya Riandini pada tahun 2013 dengan judul,”Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Melalui Metode Talking Stick dengan Iringan Lagu Anak-Anak
Siswa Kelas 5 SD Negeri 5 Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
talking stick dengan iringan lagu anak-anak dapat meningkatkan hasil belajar
matematika yaitu ditunjukkan dari ketuntasan belajar pada pra siklus 17%
meningkat pada siklus 1 menjadi 54% dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi
96%. Proses pembelajaran lebih menyenangkan, siswa menjadi aktif dan lebih
antusias selama pembelajaran.
Hasil penelitian lain yang sejalan adalah Atik Lestari tahun 2012 dengan
judul Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Talking
Stick pada Peserta didik Kelas IV SDN Tlogowungu, Kecamatan Kaloran,
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini adalah
terjadi peningkatan hasil belajar dari tiap siklus pada pembelajaran dengan materi
energi dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick. Pada pra siklus
ketuntasan belajar hanya 1 peserta didik (7%). Sedangkan, pada siklus I ada 11
peserta didik 73 %, pada siklus II meningkat menjadi 14 peserta didik (93 %).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada pra siklus, siklus I dan
siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode talking
stick dengan bantuan media pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung
bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar peserta
didik sesuai dengan hipotesis tindakan penelitian ini yaitu melalui metode talking
stick dengan bantuan media pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung
bilangan bulat di kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Salatiga Semester II tahun
pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik.