bab iv hasil penelitian temuan dan pembahasan a. hasil ...eprints.ums.ac.id/65931/4/bab 4.pdf ·...
TRANSCRIPT
127
BAB IV
HASIL PENELITIAN TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Paparan data hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang pengelolaan
pembelajaran puisi dengan peta konsep pada siswa kelas tinggi. Penelitian ini
mendeskripsikan tentang pengelolaan pembelajaran puisi dengan
mengguanakan peta konsep yang mengacu pada; (i) Perencanaan penyiapan
kurikulum pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi, (ii)
Penyiapan guru kelas dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep pada
kelas tinggi, (iii) Pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep pada
kelas tinggi, (iv) Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Puisi dengan Peta
Konsep pada Kelas Tinggi. Keempat elemen tersebut di atas merupakan topik
yang diteliti dalam rangka pengelolaan pembelajaran puisi dengan peta konsep
pada kelas tinggi.
1. Perencanaan penyiapan kurikulum pembelajaran puisi dengan peta
konsep pada kelas tinggi.
Kegiatan penyiapan kurikulum pembelajaran dilakukan pada awal
tahun pelajaran melalui kegiatan workshop penyiapan perangkat
pembelajaran. Guru yang ditemui oleh peneliti membuat perencanaan
perangkat pembelajaran diantaranya adalah pembuatan silabus, program
tahunan, program semester, RPP, serta pembuatan program/ jurnal harian
sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas.
127
128
Untuk proses perencanaan perangkat pembelajaran, menurut Ibu
Kustinah, S. Pd., M. Pd, selaku kepala sekolah telah menyatakan.
Kegiatan penyiapan kurikulum pembelajaran puisi dilakukan
melalui evaluasi tahunan dan analisis kegiatan yang dilakukan oleh
manajemen sekolah. Setiap akhir tahun kepala sekolah selalu
mengkaji ulang rencana pelaksanaan pembelajaran, rencana
semester, rencana tahunan, silabus, apakah didapati kekurangan,
apakah telah sesuai dengan kurikulum, visi, misi, serta tujuan
sekolah dan sebagainya. Jika dalam proses ini ditemukan data
adanya ketidaksesuaian antara rencana dan pelaksanaan atau
mengacu pada perencanaan kelembagaan yang lebih besar bahwa
sekolah akan menambah perencanaan yang sudah ada. Demikian
juga dalam kurikulum, apakah akan terjadi penambahan jumlah jam
pelajaran atau program kegiatan. Dan dari hasil evaluasi tersebut
kemudian diproses untuk menyusun perencanaan tentang kegiatan
proses belajar mengajar di sekolah. (R.M.I/ W.1/S.1/K.S). Sesuai
dengan prota, promes, silabus, dan RPP (Lihat lampiran 4 s.d. 7).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
penyiapan kurikulum perangkat pembelajaran dilakukan oleh sekolah
melalui perencanaan dan berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya.
Penyusunan rencana pembelajaran selama setahun perlu
mempertimbangkan dan melibatkan berbagai pihak, sebagaimana
diungkapkan dalam wawancara dengan Ibu Surni Andayani, S. Pd telah
menyatakan.
Kami sebagai pendidik dan tenaga kependidikan dalam penyiapan
kurikulum pembelajaran juga melibatkan sumber eksternal yaitu
komite sekolah dan perwakilan beberapa orang tua siswa. Sumber
internal yaitu orang-orang yang sudah menjadi guru PNS maupun
yang non PNS yang dapat memberikan masukan, dengan membantu
pengaturan kurikulum, evaluasi belajar, penyelesaian studi semua
jenjang sekolah, standar materi, buku pelajaran pokok,
pengembangan teknologi komunikasi dan informasi. Semua
penyiapan kurikulum ini dilakukan dalam rangka menjaga kualitas
pelaksanaan proses belajar mengajar dan selalu mengalami
perbaikan dari waktu ke waktu sesuai kebutuhan yang ingin dicapai.
129
(RM1/W1/S2/G6). Sesuai dengan dokumen komite sekolah (Lihat
lampiran 13).
Pernyataan tersebut di atas mendeskripsikan bahwa sekolah
melakukan kegiatan persiapan perencanaan pembelajaran dengan sebaik-
baiknya serta melibatkan guru sebagai pelaksana. Perangkat pembelajaran
yang disusun diantaranya silabus. Silabus merupakan penjabaran Standar
Kompetensi dan kompetensi Dasar ke dalam materi pokok/ pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan kompetensi penilaian
seperti dalam lampiran 6 (terlampir). Bahwa guru telah menyusun silabus
diawal semester sebagai acuan dalam penyusunan perangkat-perangkat
selanjutnya.
Penyusunan program tahunan, program semester mengacu pada
silabus yang ada seperti dalam lampiran 4 (terlampir) bahwa guru telah
menyusun program tahunan dan program semester berdasarkan silabus
yang telah dibuat. Setelah tersusun program tahunan dan program
semester akan dijadikan dasar untuk menyusun RPP. Berdasarkan dari
data yang ada rencana pelaksanaan pembelajaran terdiri dari Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran
media dan sumber belajar serta penilaian yang akan dilakukan.
Seperti wawancara dengan kepala sekolah Ibu Kustinah, S. Pd., M.
Pd bahwa penyiapan kurikulum Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dilakukan oleh guru.
130
Sebelum melakukan pembelajaran, guru harus mempersiapkan
kurikulum pembelajaran. Perencanaan pembelajaran kalau bisa
disusun sepekan tapi kadang sesuai materi pembelajaran atau sesuai
dengan kemampuan atau kadang sehari, jadi kita bisa lihat
globalnya. Pada saat membuat perencanaan awal semester berarti
program tahunan, program semester lalu RPP. Untuk pembuatan
silabus dilakukan di awal semester atau pada awal tahun
pembelajaran. (RM1/W3/S1/KS). Sesuai dengan prota, promes,
silabus, dan RPP (Lihat lampiran 4 s.d. 7).
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat guru
di awal semester dan disiapkan tiap awal pekan di mana selalu
menggunakan peta konsep dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya
dalam penulisan puisi sebagai sebuah karya sastra. Berdasarkan uraian di
atas maka dapat dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran puisi dengan
peta konsep dilakukan secara rapi, terencana dan memerlukan kreativitas
guru kelas.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep
membutuhkan peran yang lebih besar dari guru-guru kelas itu sendiri. Hal
ini disebabkan oleh peta konsep tersebut memiliki bentuk yang
bermacam-macam, salah satunya adalah bentuk seperti cabang-cabang
pohon. Berikut penyataan narasumber yakni Ibu Surni Andayani, S. Pd
selaku Guru Kelas VI.
Sekolah menyediakan media atau alat peraga, menyiapkan lembar
kerja siswa dan setting kelas. Pelaksanaan menciptakan puisi
dengan penerapan peta Konsep. Sekolah merencanakan
pembelajaran puisi dengan peta konsep memerlukan usaha dan
kreativitas, salah satu yang bisa dilakukan oleh guru kelas adalah
browsing/ googling internet tentang bentuk peta konsep yang cocok
digunakan untuk anak didiknya dalam pembelajaran menulis puisi.
Hal tersebut perlu dilakukan mengingat bentuk atau jenis peta
konsep cukup banyak, ada yang sederhana tapi juga ada yang rumit,
131
maka perlu disesuaikan dengan tingkatan kelas siswanya.
(RM1/W2/S2/G6). Sesuai dengan dokumen RPP (Lihat lampiran 7).
Rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa unsur yang
mendukung proses belajar lancar dan mencapai target yang diharapkan.
Diantara unsur-unsur yang akan dikupas dalam pelaksanaan ini adalah
apakah unsur-unsur dalam RPP itu sesuai dengan apa yang diajarkan oleh
guru yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu
Surni Andayani, S. Pd telah menyatakan.
Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
urutan format yang ada, menyediakan media, menyiapkan lembar
kerja siswa dan lembar evaluasi siswa, dan setting kelas. Lembar
kerja siswa misalnya, siswa secara berkelompok membuat peta
konsep dengan tema lingkungan sekitar. Siswa bersama
kelompoknya menentukan kata kunci terlebih dahulu. Setelah itu,
mereka bersama kelompoknya masing-masing menyusun sebuah
puisi, lalu membacakannya di depan kelas dari masing-masing
kelompok. Sedangkan untuk evaluasi misalnya, siswa diminta
membuat sebuah peta konsep dengan tema lingkungan sekitar,
kemudian dikembangkan menjadi sebuah puisi. Hal- hal yang
menjadi fokus dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep antara
lain penciptaan puisi, pemilihan diksi yang tepat dan penggunaan
majas dalam pembuatan puisi tersebut. (RM1/W2/S2/G6). Sesuai
dengan dokumen RPP (Lihat lampiran 7).
Ada beberapa hal yang dijadikan prioritas dalam pembelajaran puisi
dengan peta konsep antara lain: 1) waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan puisi, 2) judul puisi yang dibuat siswa, 3) jumlah baris,
kata, jumlah majas, koherensi, 4) pemilihan diksi, dan 5) penggunaan
majas (gaya bahasa). Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, kita
dapat menyimak hasil wawancara dengan Bapak Yoel Triatmo, S. Pd
telah menyatakan.
132
Ada beberapa hal yang dapat kita ukur dalam pembelajaran puisi
dengan peta kosep, antara lain: 1) waktu yang diperlukan siswa
untuk membuat puisi lebih cepat, 2) judul yang dibuat siswa lebih
variatif, 3) jumlah baris, kata, jumlah majas, dan koherensi, 4)
pemilihan diksi, 5) majas sudah mulai digunakan siswa.
(RM1/W2/S3/G5). Sesuai dengan rubrik penilaian (dapat diihat
lampiran 9).
Sekolah yang dijadikan objek penelitian mempunyai ciri khas jika
dibandingkan dengan sekolah dasar lainnya yaitu sekolah ini menyandang
predikat sebagai sekolah Adi Wiyata, bahkan dinominasikan maju tingkat
nasional pada tahun 2017 ini. Sekolah Adi Wiyata adalah predikat yang
diberikan bagi sekolah yang peduli terhadap penyelamatan lingkungan
hayati, dengan kegiatan penanaman sejuta pohon, menjaga kebersihan,
pengolahan sampah organik dan sebagainya, hal ini sudah dijalankan
dengan baik oleh warga sekolah. Berdasarkan keunikan yang dimiliki
oleh sekolah dasar ini, maka semua guru dalam melaksanakan
pembelajaran puisi dengan peta konsep yang menggunakan tema/ media
lingkungan sekitar menjadi lebih mudah. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Bapak Yuel Triatmo, S. Pd.
Siswa merasa lebih senang dan semangat dalam pembelajaran
pembuatan puisi dengan peta konsep, siswa memiliki banyak
pilihan judul untuk membuat judul puisi dengan dengan tema atau
media lingkungan sekitar. Siswa dapat keluar dari kelasnya untuk
melihat alam atau lingkungan di sekitar sekolah. Banyak jenis
tanaman hias, apotek hidup, tanaman sayur, tanaman perindang dan
sebagainya. Dari melihat lingkungan sekitar tadi, siswa
mendapatkan inspirasi untuk membuat judul maupun menulis
puisinya. (RM1/W3/S3/G5). Sesuai dengan foto/ dokumen (Lihat
lampiran 14).
133
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di atas
dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah dasar negeri ini
diawali dengan perencanaan dan persiapan secara matang oleh guru.
Persiapan tersebut disesuaikan dengan kurikulum dan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh BSNP. Perencanaan yang telah dibuat dalam bentuk
perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, program semester,
program tahunan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta
beberapa hal yang menjadikan fokus dalam pembelajaran puisi dengan
peta konsep adalah: waktu, judul, jumlah baris, diksi, dan majas.
Kepala Sekolah dan guru memiliki cara atau strategi untuk
menjadikan pembelajaran puisi dengan peta konsep dapat dikuasai siswa
dengan mudah. Hal itu perlu dilakukan karena materi tentang penulisan
puisi memiliki unsur-unsur yang cukup banyak, sebagaimana tertulis di
bagian bab awal penelitian ini.
Jadi berdasarkan temuan data di atas, analisis sementara tentang
penyiapan kurikulum pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas
tinggi ada 5 kesimpulan.
a. Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini diawali dengan perencanaan
pembelajaran oleh setiap guru kelas maupun guru mata pelajaran
melalui penyiapan perangkat pembelajaran berupa silabus, program
Tahunan, Program Semester, RPP.
b. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep
yang memiliki unsur-unsur yang banyak yang dibuat oleh sekolah
134
dasar negeri ini belum bisa dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh
dikarenakan faktor waktu dan banyaknya materi pelajaran yang
diajarkan di kelas.
c. Guru kelas menyediakan media atau alat peraga, menyiapkan lembar
kerja siswa dan setting kelas. Guru kelas dalam mempersiapkan
pembelajaran puisi dengan peta konsep memerlukan usaha dan
kreativitas, salah satu yang bisa dilakukan oleh guru kelas adalah
browsing/ googling internet tentang bentuk peta konsep yang cocok,
mengingat bentuk atau jenis peta konsep cukup banyak, ada yang
sederhana tapi juga ada yang rumit, maka perlu disesuaikan dengan
tingkatan kelas siswanya.
d. Guru kelas menyiapkan rencana pembelajaran sesuai dengan urutan
format yang ada, menyediakan media, menyiapkan lembar kerja siswa
dan lembar evaluasi siswa, dan setting kelas. Lembar kerja siswa.
Hal- hal yang menjadi fokus dalam pembelajaran puisi dengan peta
konsep antara lain penciptaan puisi, pemilihan diksi yang tepat dan
penggunaan majas dalam pembuatan puisi tersebut.
e. Guru kelas menyiapkan alat ukur untuk mengukur dalam
pembelajaran puisi dengan peta kosep, antara lain: 1) waktu yang
diperlukan siswa untuk membuat puisi lebih cepat, 2) judul yang
dibuat siswa lebih variatif, 3) jumlah baris, kata, jumlah majas, dan
koherensi, 4) pemilihan diksi, 5) majas sudah mulai digunakan siswa.
135
2. Penyiapan guru kelas dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep
pada kelas tinggi
Guru memiliki peran yang strategis dalam hal meningkatkan
mutu, relevansi, juga efisiensi pendidikan, oleh karena itu peningkatan
dan pengembangan aspek kompetensi profesional guru adalah sebuah
kebutuhan. Kualitas pendidikan memiliki banyak komponen yang bisa
diupayakan untuk kemajuan pendidikan. Salah satu dan yang memiliki
andil yang cukup besar adalah kepiawaian guru dalam menerapkan
kompetensi standar, sehingga guru tersebut dikatakan memiliki
kompetensi profesional.
Ada upaya yang dapat dilakukan untuk dapat menyiapkan guru di
dalam kompetensi profesionalnya berkaitan dengan pembelajaran puisi
dengan peta konsep pada kelas tinggi. Guru meningkatkan kualifikasi
pendidikannya, seperti hasil wawancara dengan Ibu Kustinah, S. Pd., M.
Pd berikut ini.
Upaya yang dapat kami lakukan adalah dengan melaksanakan
pembinaan professional guru, antara lain: menyusun program
penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi D III agar
mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, bagi yang memiliki
kualifikasi S1 melanjutkan ke jenjang S2, sehingga mereka dapat
menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang menunjang
tugasnya. Hal ini memberikan dampak secara signifikan terhadap
proses maupun output dalam kegiatan pembelajaran guru tersebut
di dalam kelas. (M2/W4/S1/KS). Hal ini sesuai dengan dokumen
ijazah (Lihat lampiran 15).
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam rangka
penyiapan guru dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep. Guru
136
didorong dan disarankan untuk mengikuti pelatihan, seminar, workshop
dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Ibu
Kustinah, S. Pd., M. Pd berikut ini.
Untuk meningkatkan prefossional guru yang sifatnya khusus,
bisa dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru
melalui seminar, pelatihan, pendidikan dan pelatihan, workshop
yang diadakan diknas maupun di luar Diknas. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam membenahi
dan metodologi pembelajaran. Terlebih lagi hal-hal tersebut di
atas memiliki andil yang besar dalam karier guru itu sendiri,
setiap satu (1) kegiatan di atas memiliki angka kredit yang dapat
digunakan oleh guru untuk mengajukan Penilaian Angka Kredit
(PAK) khususnya untuk mendapatkan nilai Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Antusiasme guru untuk
mengikuti kegiatan di atas untuk waktu sekarang sangat tampak
dan jelas. Hal ini memberikan warna yang baik di dunia
pendidikan. (RM2/W5/S2/KS). Sesuai dengan dokumen (Lihat
lampiran 16).
Kegiatan atau pelatihan yang paling mudah dan memungkinkan
bagi guru adalah kegiatan di tingkat gugus. Kegiatan gugus yang paling
sering adalah Kegiatan Kerja Guru (KKG). Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Ibu Kustinah, S. Pd., M. Pd dalam wawancara.
Peningkatan prefessionalisme guru melalui KKG (Kelompok
kerja guru). Melalui wadah inilah para guru diarahkan untuk
mencari berbagai pengalaman mengenai metodologi
pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam
kelas. Ada kelompok-kelompok kecil berdasarkan kelasnya.
Kelompok-kelompok ini akan membuat rencana kerja dan
kepengurusan masing-masing. (RM2/W6/S3/KS). Sesuai dengan
dokumen (Lihat lampiran 17).
Tingkat kesejahteraan guru berbanding lurus dengan kinerja guru.
Apabila kesejateraan guru baik, maka profesionalisme guru juga baik dan
137
begitu sebaliknya. Oleh karena itu, hal ini sesuai dengan hasil wawancara
peneliti dengan Ibu Kepala Sekolah Kustinah, S. Pd., M. Pd berikut.
Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak
dapat diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penentu
dalam peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap mutu
pendidikan. Hal ini misalnya dengan dibentuknya koperasi
sekolah yang menjual peralatan dan perlengkapan sekolah.
Keuntungan dari koperasi dapat digunakan untuk memberikan
intensif kepada guru diluar gajinya sendiri. Hal ini dimaksudkan
agar guru dapat fokus ketika harus menyiapkan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas. Khususnya pembelajaran materi puisi dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia. (RM2/W7/S3/KS). Sesuai dengan
dokumen (Lihat lampiran 18).
Berdasarkan hasil wawancara di atas tentang penyiapan guru kelas
dalam pembelajaran puisi dengan menggunakan peta konsep ada 4
kesimpulan.
a. Pelaksanakan pembinaan professional guru, kepala sekolah bisa
menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki
kualifikasi D III agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga
mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang
menunjang tugasnya
b. Peningkatkan prefossional guru yang sifatnya khusus, bisa dilakukan
kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui seminar dan
pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar Diknas. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam membenahi dan
metodologi pembelajaran
138
c. Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja
guru). Melalui wadah inilah para guruh diarahkan untuk mencari
berbagai pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan
ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas
d. Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat
diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam
peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap mutu pendidikan.
3. Pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi
yang dibuat oleh sekolah
Setelah kegiatan perencanaan pembelajaran, kegiatan pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan adalah pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang
telah disusun berupa pelaksanaan RPP di kelas. Di dalam RPP tercantum
indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode pembelajaran,
sumber dan media pembelajaran dan penilaian yang diterapkan. Jadi
pelaksanaan pembelajaran adalah aplikasi dari RPP yang telah disusun.
Hasil observasi yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan indicator antara lain: 1) menulis puisi
yang mencakup aspek: jumlah bait, jumlah baris, jumlah kata dan
terdapat majas, 2) menulis puisi dengan memperhatikan diksi, menulis
puisi yang mangandung majas, dan 4) menulis puisi yang terdapat
koherensi antar baitnya pada kelas V semester genap pada sekolah dasar
ini menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
139
a. Tujuan pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa guru dalam
melaksanakan pembelajaran mengacu pada tujuan pembelajaran yang
telah disusun dalam RPP lihat lampiran 7 (terlampir). Berdasarkan
RPP yang telah dibuat peneliti melihat tujuan pembelajaran yang
ditulis sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang ada di dalam RPP
sehingga diharapkan apa yang menjadi tujuan pembelajaran bisa
tercapai.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada salah satu guru
kelas tinggi Bapak Yuel Triatmo, S. Pd, beliau mengatakan.
Tujuan pembelajaran puisi dengan peta konsep secara garis besar
adalah kemampuan siswa dalam menciptakan puisi, dan dibagi
menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Meskipun pada pembelajaran puisi dengan peta
konsep pada kelas tinggi lebih mengutamakan ranah kognitif.
(RM3/W4/S3/G3). Sesuai dengan dokumen RPP (dapat dilihat
lampiran 7).
Tercapainya tujuan pembelajaran dapat diambil dasar maupun
indikator yang mencantumkan 3 ranah, yakni: kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penyampaian tujuan pembelajaran dapat membuat siswa
paham terhadap tujuan yang akan dicapai. Pemahaman siswa tentang
tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar.
Hal ini akan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
b. Materi Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa guru dalam
melaksanakan pembelajaran materi ajar diambilkan dari buku
140
pegangan guru dan buku pegangan siswa dalam hal ini bisa dilihat
dalam lampiran 6 (terlampir). Materi pembelajaran yang dilaksanakan
di sekolah dasar negeri ini pada siswa kelas tinggi dalam pembelajaran
puisi dengan peta konsep meliputi kegiatan penjelasan guru, penulisan
puisi anak, dan gambar peta konsep sesuai tema puisi.
Pembuatan RPP pada pembelajaran puisi dengan peta konsep di
sekolah ini pada kelas tinggi yang ditulis oleh guru sudah mengacu
pada tujuan pembelajaran sehingga materi yang akan disampaikan oleh
guru kepada siswa akan mudah dicapai. Materi yang terulis di RPP
yang dibuat oleh guru diantaranya adalah tentang puisi anak dengan
judul Sawah karya dari Sanusi Pane. (Lihat lampiran 11).
Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru kelas V Bapak
Yuel Triatmo, S. Pd, maka didapatkan data sebagai berikut.
Materi pembelajaran dilihat dari tujuannya dulu baru kita olah
tujuan itu dengan mengambil materi-materi yang ada dibuku.
Buku paket pegangan guru dan siswa dari penerbit swasta
terdapat materi tentang penulisan puisi. Selain itu juga ada dari e-
book (electronik Book) yang dapat di download secara gratis
sebagai buku pendukung. (RM3/W5/S3/G5). Sesuai dengan
dokumen RPP (Lihat lampiran 7).
Dalam menentukan materi pembelajaran guru mengacu pada
tujuan pembelajaran dengan melihat buku-buku ajar yang telah
disediakan oleh pemerintah baik buku pegangan guru, buku pegangan
siswa maupun buku pendukung lainnya. Di bawah ini adalah sebagai
materi yang diajarkan oleh guru kelas kepada peserta didik.
141
Hakikat Puisi. Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa
Yunani “poema” atau “poetry” yang berarti pembuatan, poites yang
berarti pembangun, pembentuk, pembuat, sedangkan dalam bahasa
Inggris disebut “poem” atau “poetry” yang berarti membuat atau
pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah
menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau
gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Puisi adalah
bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur
batinnya. Sedangkan dalam bahasa Latin poeta, yang artinya
membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam
perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi
hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu
dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.
Puisi dapat disatukan sehingga dapat diketahui beberapa unsur
berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan,
pancaindra, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan
yang bercampur baur. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada
tiga unsur pokok yang terdapat dalam puisi, yaitu (1) pemikiran ide,
(2) bentuk, dan (3) kesan.
Unsur-unsur Puisi adalah sebagai berikut: tema/ makna dan
amanat, citraan/ pengimajinasian dan symbol, rima, bunyi dan ragam
142
bunyi, diksi, irama (musikalisasi), sudut pandang, bahasa puisi,
tipografi, nada, kata kongkret, bahasa figurative, versifikasi, rasa
(feeling).
Gambar 4.1 Buku Pegangan Siswa
Buku pegangan siswa di atas adalah buku yang digunakan siswa
dalam memahami materi pembelajaran berdasarkan tujuan materi-
materi yang ada di buku, untuk kelas 5 dan 6 sebagian materi dari buku
dinas dan buku-buku pendukung yang di dalamnya terdapat peta
konsep dalam setiap pembahasan babnya yang akan memudahkan
siswa dalam memahami materi yang cukup banyak.
c. Metode Pembelajaran
Sekolah dasar negeri ini menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi yang di sesuaikan dengan materi yang akan diajarkan ke
siswa oleh guru kelasnya masing-masing. Kegiatan pembelajaran yang
di dalamnya tidak hanya menjelaskan tentang materi saja, tetapi juga
berkaitan metode pembelajaran guna penunjang proses pembelajaran
143
untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang akan
dijelaskan sangatlah penting. Metode pembelajaran memiliki peran
penting guna meningkatkan daya ingat, daya tangkap, dan daya tarik
dalam menerima materi pembelajaran dari guru. Jika metode
pembelajaran yang digunakan tidak menarik tentu saja bagi siswa akan
kesulitan untuk menangkap bahkan mengingat materi yang diberikan
oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan ditemukan
bahwa metode yang dipakai oleh guru saat mengajar adalah tanya
jawab, diskusi kelompok, percobaan, penugasan dan ceramah seperti
dalam lampiran 6 (terlampir). Pembelajaran puisi dengan peta konsep
di sekolah dasar ini juga dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar
di luar kelas, hal ini diharapkan agar siswa terbiasa dalam melakukan
pendidikan secara kontekstual atau melibatkan lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Surni
Andayani, S. Pd didapatkan data sebagai berikut.
Metode yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas disesuaikan dengan materinya. Metode ceramah masih
cukup diperlukan sebelum anak-anak masuk dalam diskusi
kelompok. Setelah terbentuk kelompok, siswa dibimbing guru
dalam pengerjaan lembar kerja kelompok dengan materi puisi
menggunakan peta konsep yang telah dibagikan, anak-anak
saling berdiskusi, anak-anak bisa membuat sesuatu dengan
praktek langsung, bahkan selama pembelajaran siswa merasakan
kesenangan, tidak terasa waktu pembelajaran berlalu dengan
cepat. (RM3/W3/S2/G6). Sesuai dengan dokumen RPP (Lihat
lampiran 7).
144
Metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas disesuaikan
dengan materi pembelajaran supaya materi yang disampaikan mudah
diterima anak dan ketrampilan anak dalam menulis puisi dengan
menggunakan peta konsep akan semakin terasah.
Wawancara dengan guru kelas V Bapak Yuel Triatmo, S. Pd,
beliau mengungkapkan.
Metode diskusi kelompok dengan membentuk kelompok-
kelompok kecil pada bagian eksplorasi, anak-anak sangat
antusias ketika mereka melakukan diskusi membahas lembar
kerja kelompok yang biasanya sudah disaipkan oleh guru,
pembelajaran puisi dengan peta konsep di kelas menjadikan
siswa secara langsung terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Diskusi kelompok adalah salah satu cara yang efektif dalam
menyampaikan materi. (RM3/W6/S3/G5). Sesuai dengan
dokumen RPP (Lihat lampiran 7).
Observasi yang dilakukan pada tanggal 3 April 2017 di kelas
didapatkan bahwa guru mengajar dengan metode ceramah di sertai
diskusi kelompok yang dilakukan oleh anak-anak. Seperti gambar di
bawah ini.
145
Gambar 4.2 Guru mengajar dengan metode ceramah
Gambar di atas menunjukkan guru sedang menyampaikan materi
pembelajaran dengan metode ceramah. Melalui metode ceramah
tersebut guru mengajarkan pembelajaran puisi dengan peta konsep,
guru mencontohkan format atau bentuk peta konsep di papan tulis
dengan bentuk yang sedemikian rupa sehingga anak-anak dapat
mengetahui unsur-unsur puisi, diantaranya judul, diksi, majas, dan lain
sebagainya.
146
Gambar 4.3 Guru mengajar dengan metode diskusi kelompok.
Seperti pada gambar di atas, pada kegiatan inti guru
menyampaikan materi pokok dengan menggunakan metode ceramah
dan diskusi kelompok. Ibu Kustinah, S.Pd., M. Pd menyampaikan
materi pelajaran yang akan dibahas berdasarkan tujuan dengan
mengambil materi- materi yang ada dibuku dalam mengemukakan
pendapat dengan secara bebas dan bertanggung jawab. Beberapa siswa
antusias dalam mengemukakan pertanyaannya dan menyimak
penjelasan atau klarifikasi dari guru terkait pertanyaan-pertanyaan
yang dilontarkan oleh mereka. Pada kegiatan ini hanya berlangsung
tanya jawab selama proses pembelajaran. Di samping menjawab
pertanyaan siswa, guru juga menuliskan hal-hal yang disampaikan
siswa di papan tulis yang terkait dengan unsur-unsur puisi.
147
Kegiatan penutup dilakukan dengan pemberian tugas kepada
siswa dan mengakhiri proses belajar mengajar dengan memberikan
semangat kepada siswa berupa semangat untuk terus belajar dan gemar
membaca tentang karya-karya sastra yang salah satuya adalah puisi
dan kemudian mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Beberapa hal penting yang menjadi catatan pada saat pelaksanaan
pembelajaran puisi dengan peta konsep yang berlangsung di kelas dan
di luar kelas dengan materi, diskusi dilihat secara keseluruhan
menunjukkan adanya antusiasme siswa dalam menerima materi
pembelajaran.
Sejauh ini metode pembelajaran yang dilakukan guru sekolah
dasar ini adalah ceramah divariasikan dengan tanya jawab dan diskusi.
Metode pembelajaran yang pernah dilakukan adalah ceramah, diskusi,
tanya jawab. Selanjutnya, metode pembelajaran ceramah dan tanya
jawab dirasa kurang menarik, apalagi ketika pelajaran tersebut berada
di jam terakhir. Namun ketika ceramah itu diselingi dengan diskusi
kelompok menjadikan suasana kelas lebih menarik lagi.
148
Gambar 4.4 Diskusi Kelompok
Selanjutnya menurut Ibu Kustinah, S. Pd., M. Pd mengatakan
bahwa sekolah ini juga menggunakan pendekatan kontekstual, siswa
diajak keluar kelas untuk dapat mengeksplorasi lagi kemampuannya
dalam hal pembuatan puisi dengan peta konsep dalam pelajaran bahasa
Indonesia khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya. Hal ini
tercermin dari hasil puisi yang berhasil dibuat siswa, judul yang
bervariasi, waktu pengerjaan puisi lebih cepat, jumlah baris ataupun
bait semakin bertambah, pemilihan diksi yang lebih baik, bahkan
sudah banyak siswa yang menggunakan majas dalam puisi yang
dibuatnya.
149
d. Media Pembelajaran
Media adalah segala alat fisik yang dapat disajikan pesan serta
merangsang anak didik untuk belajar. Dengan demikian media
pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Pembelajaran ialah suatu proses komunikasi
antara pembelajaran, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan
berjalan tanpa bantuan sarana penyampaian pesan dan media. Pesan
yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam
kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber
lainnya.
Berdasarkan pengamatan dilapangan ditemukan bahwa media
pembelajaran yang dipakai oleh guru berupa buku pegangan siswa,
format/ bentuk peta konsep, dan lembar kerja siswa. Hasil wawancara
peneliti dengan Ibu Surni Andayani, S. Pd.
Medianya yang dipakai pada saat pembelajaran adalah LCD,
papan tulis, gambar/ bentuk peta konsep yang berhubungan
dengan materi yang diajarkan khususnya pada materi peta konsep
pada saat pembelajaran berlangsung. (RM2/W4/S2/G6). Sesuai
dengan dokumen RPP (Lihat lampiran 7).
Hal ini senada yang disampaikan oleh Bapak Yuel Triatmo, S. Pd
guru kelas V telah menyatakan.
Media yang dipakai dalam pembelajaran berupa alat-alat yang
berada di dalam kelas maupun alat-alat yang berada di luar kelas,
terkadang anak-anak menggunakan lingkungan sekitar untuk
kegiatan pembelajaran. Beberapa bahan-bahan terkadang sudah
disiapkan dari rumah untuk kegiatan pembelajaran di dalam
kelas. (RM3/W7/S3/G5). Sesuai dengan dokumen RPP (dapat
dilihat lampiran 7).
150
Media dan sumber belajar yang dipergunakan dapat dilakukan di
dalam dan di luar kelas sesuai dengan tema. Seperti tema lingkungan
pasti proses pembelajaran di lakukan di luar kelas. Media yang
dipergunakan dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas
tinggi selain sebagai media utama papan tulis yaitu penggunaan LCD.
LCD melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik
tersendiri. LCD dapat menyajikan informasi, memaparkan proses,
menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.
e. Penilaian Pembelajaran
Penilaian dalam pembelajaran dengan peta konsep terbagi dalam
3 ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian yang lebih
ditonjolkan adalah penilaian kognitif, penilaian yang terkait dengan
penguasaan terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Pada penilaian
afektif atau sikap, bisa dilakukan dengan melakukan observasi selama
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, selama tidak ada siswa
yang terlalu mencolok sikap negatifnya, tidak akan mengurangi nilai.
Pada penilaian psikomotorik terkait keaktifan di kelas, semangat pada
waktu pelajaran, respon mereka terhadap guru. Penilaian pembelajaran
puisi dengan peta konsep berdasarkan hasil wawancara, menyatakan
bahwa penilaian dilakukan pada pembelajaran puisi dengan peta
konsep menekankan pada tiga aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan
151
dan ketrampilan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Surni
Andayani, S. Pd ketika diwawancarai.
Guru melakukan evaluasi berupa penilaian pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (Psikomotorik).
Penilaian yang diutamakan adalah penilaian pengetahuan,
penilaian pengetahuan mengacu kepada penguasaan siswa
terhadap materi yang diajarkan dan penilaian ketrampilan
mengacu kepada perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak,
sedangkan penilaian sikap adalah hasil pengamatan guru
terhadap nilai-nilai karakter siswa. (RM3/W5/S2/G6). Sesuai
dengan lembar penilaian (Lihat lampiran 10 dan 11).
Bapak Yuel Triatmo, S. Pd juga mengungkapkan ketika
diwawancarai oleh peneliti.
Guru dituntut untuk bisa menilai aspek pengetahuan (kognitif),
aspek Sikap (afektif), dan aspek ketrampilan (psikomotorik).
Berhubung penekanan pada materi penguasaan tentang puisi,
maka penekanan pada penilaian pengetahuan menjadi prioritas
dengan diikuti capaian sikap dan ketrampilan.”
(RM3/W7/S3/G5). Sesuai dengan lembar penilaian (Lihat
lampiran 10).
Untuk mendorong terhadap penguasaan puisi menggunakan peta
konsep, sekolah memberikan reward kepada siswa yang berprestasi
dan motivasi pada siswa yang kurang sesuai dengan harapan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, penilaian terhadap sikap
merupakan suatu hal yang sulit dilakukan karena penilaian yang
bersifat non-tes, di mana yang dinilai bukan hanya satu atau dua siswa
tetapi banyak siswa. Ketidakhafalan guru pada setiap siswa dianggap
menjadi hambatan untuk menilai sikap mereka, sehingga guru sering
152
menganalogikan jika siswa tidak terlalu bermasalah baik di sekolah
maupun di rumah maka siswa tersebut tetap mendapat nilai yang baik.
Pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep, telah
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembuatan puisi dan
pengetahuan tentang unsur-unsur puisi pada siswa kelas tinggi. Hasil
pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep tercatat pada buku
daftar nilai dan lembar- lembar portofolio siswa.
Strategi pembelajaran menjadi salah satu bagian penting dalam
pembelajaran puisi guna menarik minat dan perhatian siswa untuk
dapat fokus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Strategi
pembelajaran puisi dengan peta konsep hanya dimaksudkan untuk
menyampaikan materi semata tetapi lebih jauh lagi mampu mendorong
terjadinya suasana pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas
yang menyenangkan bagi diri siswa. Oleh karena itu, terkait strategi
pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran puisi dengan
peta konsep menanyakan: adakah strategi khusus yang dilakukan
dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi.
Berdasarkan analisis di atas tentang pelaksanaan pembelajaran
puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi sementara dapat
disimpukan diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Tujuan pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP sesuai dengan
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator.
153
b) Materi Pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP sudah
mengacu kepada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Materi
yang diberikan adalah pengertian puisi dan unsur- unsur yang ada
dalam puisi.
c) Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya
jawab, diskusi dan penugasan dengan tingkat keefektifan yang
berbeda-beda.
d) Media pembelajaran yang digunakan adalah gambar/ bentuk peta
konsep, LCD.
e) Penilaian pembelajaran yang dipakai adalah penilaian sikap
spriritual, penilaian pengetahuan dan ketrampilan.
4. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Puisi dengan Peta Konsep pada
Kelas Tinggi
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran merupakan tahapan untuk
melihat dan menilai tingkat ketercapaian pembelajaran puisi dengan peta
konsep dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran dibutuhkan keterlibatan
supervisor yang diberikan kewenangan untuk pemberikan penilaian
kepada guru yang menjabarkan program pendidikan karakter baik dalam
proses integrasi ke dalam silabus dan rencana pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran puisi dengan peta konsep dilakukan sekolah
dalam bentuk supervisi terhadap capaian pelaksanaan pembelajaran puisi
supervisor dalam hal ini adalah kepala sekolah. Hierarki fungsional
supervise terhadap program pembelajaran di sekolah secara intrakurikuler
154
ditujukan pada kesiapan perangkat pembelajaran (dokumen
pembelajaran), kompetensi mengajar, pengelolaan kelas.
Perencanaan dan pelaksanaan dari sebuah pembelajaran akan bisa
dilihat hasilnya dengan cara dilakukan evaluasi sejauh mana
pembelajaran itu terlaksana dan tercapai. Kepala sekolah selaku pihak
yang berkepentingan terhadap kegiatan ini memiliki program-program
evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan, sebagaimana yang
disampaikan oleh Kepala Sekolah.
“Bahwa sekolah memiliki program monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran dimana program ini
diberlakukan kepada seluruh guru dan dijadwalkan secara rutin
untuk mengukur sejauh mana ketercapaian pelaksanaan dari sebuah
kegiatan pembelajaran. Kepala sekolah melakukan evaluasi dengan
cara masuk ke dalam kelas maupun memanggil guru yang
bersangkutan untuk di wawancarai. (RM4/W3/S1/KS). Sesuai
dengan daftar supervisi (Lihat lampiran 8).
Hasil supervisi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah didapatkan gambaran tentang
ketercapaian dari perencanaan yang telah dibuat kemudian dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga
diperoleh bahan evaluasi apakah perencanaan dan pelaksanaan sudah
sesuai dengan hasil yang diinginkan atau masih membutuhkan tindak
lanjut perbaikan.
Berdasarkan hasil temuan supervisi ke guru-guru didapati perlunya
guru selalu memperbaiki kemampuan dalam mengajar seperti yang
155
disampaikan oleh kepala sekolah Ibu Kustinah, S. Pd., M. Pd telah
menyatakan.
Terus diadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan dan
memperbaiki kemampuan guru dalam mengajar di kelas serta
pelatihan-pelatihan dilakukan atas dasar kebutuhan sesuai dengan
hasil evaluasi kinerja guru. Pelatihan dilakukan dalam rangka
meningkatkan pelayanan terhadap peserta didik. (RM4/W4/S1/KS).
Sesuai dengan data dokumen (Lihat lampiran 16).
Hasil supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah di sekolah dasar
negeri ini dijadikan sebagai dasar bagi kepala sekolah dalam melakukan
pembinaan dan sebagai dasar dalam melakukan pelatihan perbaikan.
Temuan dokumen supervisi dalam lampiran 8 (terlampir) terhadap
guru dinyatakan bahwa untuk mendukung kelancaran proses
pembelajaran perlu adanya perbaikan dan peningkatan fasilitas
pembelajaran yang meliputi media pembelajaran. Dalam pembelajaran
puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi, kepala sekolah menganjurkan
menggunakan media pembelajaran berupa LCD agar memudahkan
visualisasi anak terhadap berbagai bentuk peta konsep yang bervariasi.
Selain itu, temuan supervisi lainnya yaitu proses pembelajaran dengan
pengamatan langsung di lingkungan sekitar sekolah, sebaiknya semua
anak harus mencoba dan tidak hanya perwakilan beberapa siswa saja, hal
ini bertujuan agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh
guru.
Pembelajaran puisi dengan peta konsep yang dilaksanakan di
sekolah dasar ini belum sepenuhnya siswa mampu melaksanakan dari
156
indikator yang ditetapkan yaitu menulis puisi yang mencakup aspek
(jumlah bait, baris, kata, majas), menulis puisi dengan memperhatikan
diksi, menulis puisi yang mengandung majas, menulis puisi yang terdapat
koherensi antar baitnya. Pembelajaran puisi dengan peta konsep pada
kelas tinggi tidak mudah, karena hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor dari masing-masing individu. Selain itu beberapa kendala yang
mempengaruhi tidak terlaksananya pelaksanaan pembelajaran puisi
dengan peta konsep di sekolah ini yaitu pada saat perencanaan kurang
kayanya materi pada pengembangan materi, pada saat pelaksanaan guru
kurang fokus pada unsur-unsur puisi yang jumlahnya cukup banyak yang
akan diajarkan pada siswa.
Tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah kepala
sekolah memberikan bimbingan, pengarahan, pendampingan dan
pelatihan terhadap guru, hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang akan diterapkan berikutnya. Supervisi
terhadap evaluasi proses pembelajaran diketahui yaitu jumlah guru yang
terlalu banyak mengakibatkan waktu untuk melakukan supervisi terbatas.
Supervisi juga ditekankan pada proses perubahan yang dilakukan oleh
peserta didik dalam usahnya mencapai prestasi yang lebih baik dan
peserta didik mengalami perubahan dibandingkan dengan prestasi mereka
semula. Penilaian dari hasil supervisi juga digunakan sebagai bentuk
laporan pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua. Teknik penilaian
ditentukan oleh peneliti sesuai dengan indikator yang akan dicapai.
157
Berdasarkan temuan dari instrument supervise lihat lampiran 9
(terlampir) didapatkan gambaran bahwa kepala sekolah secara rutin
melakukan pemantauan untuk menjaga kualitas dari pembelajaran dan
melihat ketercapaian dari pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil
supervisi setiap guru akan mendapatkan catatan masing-masing sesuai
dengan capainya dan ada tindaklanjut sesuai dengan apa yang dituliskan
oleh kepala sekolah.
Berdasarkan analisis di atas tentang evaluasi pelaksanaan
pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi sementara dapat
disimpulkan bahwa:
a. Kepala sekolah menyiapkan instrumen supervisi dan melaksanakan
supervisi untuk melihat tingkat keberhasilan guru dalam pembelajaran
puisi dengan peta konsep di kelas tinggi dan melakukan pembinaan
terhadap hasil supervisi.
b. Kepala sekolah melakukan tindak lanjut berupa pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas.
B. Temuan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan beberapa temuan yang
berkaitan dalam pengelolaan pembelajaran puisi dengan peta konsep pada
kelas tinggi baik hasil penggalian data melalui wawancara mendalam,
observasi partisipan maupun dokumentasi. Temuan- temuan tersebut antara
lain:
158
1. Perencanaan penyiapan kurikulum puisi dengan peta konsep pada kelas
tinggi
a. Kegiatan pembelajaran di sekolah dasar negeri ini diawali dengan
perencanaan pembelajaran melalui workshop penyiapan perangkat
pembelajaran berupa Silabus, Program Tahunan, Program Semester,
RPP.
b. Perencanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi
yang dibuat oleh sekolah dasar ini belum bisa dilaksanakan secara utuh
dan menyeluruh dikarenakan banyaknya unsur-unsur puisi yang belum
dapat dikuasai siswa kelas tinggi dan banyaknya materi pelajaran yang
diajarkan di kelas.
c. Guru kelas menyediakan media atau alat peraga, menyiapkan lembar
kerja siswa dan setting kelas. Guru kelas dalam mempersiapkan
pembelajaran puisi dengan peta konsep memerlukan usaha dan
kreativitas, salah satu yang bisa dilakukan oleh guru kelas adalah
browsing/ googling internet tentang bentuk peta konsep yang cocok,
mengingat bentuk atau jenis peta konsep cukup banyak, ada yang
sederhana tapi juga ada yang rumit, maka perlu disesuaikan dengan
tingkatan kelas siswanya.
d. Guru kelas menyiapkan rencana pembelajaran sesuai dengan urutan
format yang ada, menyediakan media, menyiapkan lembar kerja siswa
dan lembar evaluasi siswa, dan setting kelas. Lembar kerja siswa. Hal-
hal yang menjadi fokus dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep
159
antara lain penciptaan puisi, pemilihan diksi yang tepat dan
penggunaan majas dalam pembuatan puisi tersebut.
e. Guru kelas menyiapkan alat ukur untuk mengukur dalam pembelajaran
puisi dengan peta kosep, antara lain: 1) waktu yang diperlukan siswa
untuk membuat puisi lebih cepat, 2) judul yang dibuat siswa lebih
variatif, 3) jumlah baris, kata, jumlah majas, dan koherensi, 4)
pemilihan diksi, 5) majas sudah mulai digunakan siswa.
2. Penyiapan guru kelas dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep pada
kelas tinggi.
a. Dalam melaksanakan pembinaan professional guru, kepala sekolah bisa
menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki
kualifikasi D III agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga
mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang
menunjang tugasnya
b. Untuk meningkatkan prefossional guru yang sifatnya khusus, bisa
dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui
seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar Diknas.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam
membenahi dan metodologi pembelajaran
c. Peningkatan prefessionalisme guru melalui KKG (Kelompok Kerja
Guru). Melalui wadah inilah para guru diarahkan untuk mencari
berbagai pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan
ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas
160
d. Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat
diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam
peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap mutu pendidikan.
3. Pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi
a. Tujuan pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP sesuai dengan
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator.
b. Materi pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP sudah mengacu
kepada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab,
diskusi dan penugasan dengan tingkat kefektifan yang berbeda-beda.
d. Media pembelajaran yang digunakan adalah gambar atau bentuk
beberapa peta konsep, LCD.
e. Penilaian pembelajaran yang dipakai adalah penelitian sikap spiritual,
penilaian pengetahuan dan ketrampilan.
4. Evaluasi Pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas
tinggi
a. Kepala sekolah menyiapkan instrument supervise dan melaksanakan
supervisi untuk melihat tingkat keberhasilan guru dalam pembelajaran
puisi dengan peta konsep di kelas dan melakukan pembinaan terhadap
hasil supervise.
b. Kepala sekolah melakukan tindak lanjut berupa pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas.
161
C. Pembahasan
1. Perencanaan penyiapan kurikulum puisi dengan peta konsep pada
kelas tinggi di sekolah dasar negeri ini.
a. Kegiatan pembelajaran diawali dengan workshop penyiapan perangkat
pembelajaran berupa Silabus, Program Tahunan, Program Semester,
RPP.
Kegiatan pembelajaran di sekolah dasar ini diawali dengan
penyiapan kurikulum pembelajaran melalui workshop penyiapan
perangkat pembelajaran berupa Silabus, Program Tahunan, Program
Semester, RPP (PP RI nomor 19 tahun 2005). Dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep di sekolah ini
melibatkan kepala sekolah dan semua guru, seperti penelitian Meirawan
(2010) yang menyatakan untuk mewujudkan atau mendarah dagingkan
budaya yang menjadi karakter manusia bermartabat yaitu damai (yang
menjadi estetika) yang dapat diteruskan kepada orang lain dan generasi
selanjutnya perlu waktu yang cukup berkesinambungan dengan
keikutsertaan berbagai pihak melalui transformasi budaya dan
pendidikan sepanjang hayat bagi semua.
b. Perencanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi
belum bisa dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh dikarenakan
banyaknya unsur-unsur puisi yang belum dapat dikuasai siswa kelas
tinggi dan banyaknya materi pelajaran yang diajarkan di kelas
162
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Rahmat Raharjo (2010) penerapan kegiatan perencanaan dalam proses
pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menentukan berbagai
kegiatan yang akan dilakukan di ruang kelas dalam kaitannya dengan
upaya untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam konteks
pendidikan berbasis kompetensi, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran tersebut adalah kompetensi yang harus dimiliki siswa,
sehingga rencana pembelajaran merupakan suatu upaya untuk
menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam kaitannya dengan
upaya mencapai kompetensi yang diharapkan, yakni kompetensi
kognitif, afektif, dan kompetensi psikomotor. Banyaknya unsur yang
ada pada materi puisi akan terasa lebih mudah bagi siswa jika
menggunakan peta konsep. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
jurnal Tsourela Maria (2015) bahwa peta konsep memudahkan dalam
memahami konsep-konsep yang banyak.
c. Guru kelas menyediakan media atau alat peraga, menyiapkan lembar
kerja siswa dan setting kelas.
Guru kelas dalam mempersiapkan pembelajaran puisi dengan peta
konsep memerlukan usaha dan kreativitas, salah satu yang bisa
dilakukan oleh guru kelas adalah browsing/ googling internet tentang
bentuk peta konsep yang cocok, mengingat bentuk atau jenis peta
konsep cukup banyak, ada yang sederhana tapi juga ada yang rumit,
163
maka perlu disesuaikan dengan tingkatan kelas siswanya. Hal tersebut
sejalan dengan hasil penelitian Tony Buzan (2011) bahwa peta konsep
memudahkan siswa dalam memahami materi puisi karena memiliki
berbagai bentuk, dari yang sederhana sampai yang kompleks.
d. Guru kelas menyiapkan rencana pembelajaran sesuai dengan urutan
format yang ada, menyediakan media, menyiapkan lembar kerja siswa
dan lembar evaluasi siswa, dan setting kelas.
Hal- hal yang menjadi fokus dalam pembelajaran puisi dengan
peta konsep antara lain penciptaan puisi, pemilihan diksi yang tepat dan
penggunaan majas dalam pembuatan puisi tersebut. Hasil penelitian ini
didukung dari jurnal penelitian Hendijanifard Fatemeh dan Kardan
Ahmad (2010) bahwa peta konsep dibuat dengan menambahkan warna-
warni pada grafis atau teks dengan kata-kata yang menyertainya,
sehingga akan tampak lebih menarik dan memudahkan siswa.
e. Guru kelas menyiapkan alat ukur untuk mengukur dalam pembelajaran
puisi dengan peta kosep, antara lain: 1) waktu yang diperlukan siswa
untuk membuat puisi lebih cepat, 2) judul yang dibuat siswa lebih
variatif, 3) jumlah baris, kata, jumlah majas, dan koherensi, 4)
pemilihan diksi, 5) majas sudah mulai digunakan siswa.
Pembelajaran puisi dengan peta konsep yang dilakukan oleh guru
kelas belum bisa dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh dikarenakan
banyaknya unsur-unsur puisi yang belum dapat dikuasai siswa kelas
tinggi dan banyaknya materi pelajaran yang diajarkan di kelas.
164
Perencanaan yang telah dibuat ternyata tidak semuanya dapat
dilaksanakan sesuai dengan harapan dikarenakan ada faktor-faktor
penghambat yang kurang diperhatikan saat membuat perencanaan hal
ini bertentangan dengan pendapat Rahmat (2011) bahwa perencanaan
adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is), dengan
bagaimana seharusnya (what should be), bertalian dengan kebutuhan
penentuan tujuan, prioritas, program dan alokasi sumber. Bagaimana
seharusnya dalam definisi ini mengacu pada masa yang akan datang.
Perencanaan disini menekankan pada usaha mengisi kesenjangan antara
keadaan sekarang dengan apa yang dicita-citakan maksudnya
menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan
mendatang yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan jurnal penelitian
Laura Gurzynski (2006) bahwa penggunaan peta konsep akan dapat
meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.
2. Penyiapan guru kelas dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep
pada kelas tinggi.
a. Dalam melaksanakan pembinaan professional guru, kepala sekolah
bisa menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki
kualifikasi D III agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga
mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang
menunjang tugasnya.
Hal-hal yang dapat dilakukan kepala sekolah adalah dengan
melaksanakan pembinaan professional guru, antara lain: menyusun
165
program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi DIII
agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, bagi yang memiliki
kualifikasi S1 melanjutkan ke jenjang S2, sehingga mereka dapat
menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang menunjang
tugasnya. Hal ini memberikan dampak secara signifikan terhadap
proses maupun output dalam kegiatan pembelajaran guru tersebut di
dalam kelas. Hal ini sesuai dengan Stoner, Tim Dosen (2010) yang
menyatakan bahwa untuk mencapai suatu tujuan organisasi salah
satunya dengan meningkatkan sumber daya manusia secara profesional
dan terstruktur dengan baik.
b. Untuk meningkatkan prefosional guru yang sifatnya khusus, bisa
dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui
seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar Diknas.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam
membenahi dan metodologi pembelajaran.
Untuk meningkatkan prefossional guru yang sifatnya khusus,
bisa dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui
seminar, pelatihan, pendidikan dan pelatihan, workshop yang diadakan
diknas maupun di luar Diknas. Hal tersebut dapat dilakukan untuk
meningkatkan kinerja guru dalam membenahi dan metodologi
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Sule dan Saefulla
(2010) yang menyatakan bahwa untuk mengimplementasikan program
yang sudah baik maka harus didukung oleh sumber daya yang ada,
166
rasa tanggungjawab yang tinggi dari setiap elemen organisasi. Terlebih
lagi hal-hal tersebut di atas memiliki andil yang besar dalam karier
guru itu sendiri, setiap satu kegiatan di atas memiliki angka kredit yang
dapat digunakan oleh guru untuk mengajukan Penilaian Angka Kredit
(PAK) khususnya untuk mendapatkan nilai Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Antusiasme guru untuk mengikuti
kegiatan di atas untuk waktu sekarang sangat tampak dan jelas. Hal ini
memberikan warna yang baik di dunia pendidikan.
c. Peningkatan prefesionalisme guru melalui KKG (Kelompok Kerja
Guru). Melalui wadah inilah para guruh diarahkan untuk mencari
berbagai pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan
ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.
Peningkatan prefesionalisme guru melalui KKG (Kelompok
kerja guru). Melalui wadah inilah para guru diarahkan untuk mencari
berbagai pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan
ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas. Ada kelompok-kelompok
kecil berdasarkan kelasnya. Kelompok-kelompok ini akan membuat
rencana kerja dan kepengurusan masing-masing.
d. Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat
diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam
peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap mutu pendidikan.
Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan, karena merupakan
salah satu faktor penentu dalam peningkatan kinerja, yang secara
167
langsung terhadap mutu pendidikan. Hal ini misalnya dengan
dibentuknya koperasi sekolah yang menjual peralatan dan
perlengkapan sekolah. Keuntungan dari koperasi dapat digunakan
untuk memberikan intensif kepada guru diluar gaji. Hal ini
dimaksudkan agar guru dapat fokus ketika harus menyiapkan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas. Khususnya pembelajaran materi puisi dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia.
3. Pelaksanaan pembelajaran puisi dengan peta konsep pada kelas tinggi
di sekolah dasar negeri ini.
a. Tujuan pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP sesuai dengan SK,
KD, dan Indikator
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu
apa yang diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Robert F. Meager
(Sumiati dan Asra, 2009:10) memberi batasan yang lebih jelas tentang
tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang dikomunikasikan melalui
pernyataan yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan
dari siswa. Untuk menyampaikan tujuan pembelajaran sebaiknya
dilakukan guru ketika akan memulai kegiatan belajar mengajar, hal ini
dimaksudkan supaya siswa mengetahui dan memahami hal-hal yang
harus dikuasai siswa setelah pembelajaran berakhir. Tujuan
pembelajaran adalah penjabaran dari indikator-indikator yang telah
ditetapkan oleh guru di RPP.
168
b. Materi pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP mengacu kepada
tujuan pembelajaran
Robert F. Meager (Sumiati dan Asra, 2009:10) saat mengajar
konten materi pelajaran adalah salah satu peran seorang guru, maka
guru harus melakukan peningkatan dalam kualitas bangunan dan
sumber daya manusia terbesar. Penelitian ini menunjukkan bahwa
kemampuan guru dalam menentukan materi yang akan diajarkan akan
mampu menghasilkan peserta didik yang hebat.
c. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah
ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan.
Penggunaan berbagai metode dalam pembelajaran akan
mempengaruhi ketercapaian usaha tersebut hal ini selaras dengan
penelitian Sumiati dan Asra, (2009:92) ketepatan penggunaan metode
pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran, materi
pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas,
situasi dan kondisi dan waktu. Metode yang digunakan guru
disesuaikan dan proporsional terhadap materi yang diajarkan pada
siswa, ada metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan.
d. Media pembelajaran yang digunakan adalah gambar atau bentuk peta
konsep, LCD
Media pembelajaran juga mempunyai peran dalam memudahkan
seorang guru dalam menyampaikan materi kepada anak hal ini sesuai
dengan penelitian Kemp dan Dayton (1985: 15) yang mengungkapkan
169
bahwa media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi
dan proses belajar. Selain itu, media memungkinkan proses belajar
dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
e. Penilaian pembelajaran yang dipakai adalah penilaian pengetahuan
penilaian sikap spiritual, dan ketrampilan.
Bahwa penilaian pembelajaran harus utuh dalam menilai
kemampuan anak yang mencakup aspek afektif, kognitif, dan
psikomotorik. Penelitian ini menemukan bahwa (1) dari segi waktu:
waktu untuk menyelesaikan puisi lebih cepat, semua siswa dapat
menyelesaikan tugas puisinya, siswa lebih bisa mengontrol waktu; (2)
dari segi judul puisi: judul lebih bervariasi, siswa tidak ada yang
menyontek, bertema pada lingkungan sekitar, judul sesuai tema yang
dikembangkan, judul lebih singkat dan padat; (3) dari segi jumlah
baris: jumlah bait dan baris bertambah, pola kalimat mengandung
makna, kata sesuai kedudukannya; (4) dari segi diksi: pemilihan kata
bagus, makna puitis, isi sesuai konteksnya, kata-kata wajar dapat
diterima sesuai usia; (5) dari segi majas: puisi yang dibuat
menggunakan majas, majas bervariasi, majas menguatkan makna,
sederhana tetapi mudah dimengerti; (6) dari segi suasana pembelajaran
puisi dengan peta konsep: siswa aktif dalam KBM, perhatian siswa
terpusat pada materi puisi, siswa termotivasi dalam menulis atau
mencipta puisi, siswa merasa senang selama KBM.
170
4. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran puisi dengan peta konsep pada
kelas tinggi.
a. Kepala sekolah menyiapkan instrument supervisi kemudian
melaksanakan supervisi untuk melihat sejauh mana tingkat
keberhasilan guru dalam pembelajaran puisi dengan peta konsep di
kelas tinggi dan melakukan pembinaan terhadap hasil supervisi.
Perencanaan dan pelaksanaan supervisi dimaksudkan untuk
mengukur tingkat ketercapaian antara apa yang direncanakan dan yang
dihasilkan hal ini sesuai dengan teori Tyler (1949) evaluasi kurikulum
adalah upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada
hasil belajar (behavior). Sedangkan Cronbach (1980) memberikan
definisi evaluasi kurikulum adalah proses pemeriksanaan sistematis
terhadap peristiwa yang terjadi pada waktu suatu kurikulum
dilaksanakan dan akibat dari pelaksanaan pengembangan kurikulum
tersebut.
b. Kepala sekolah melakukan tindak lanjut berupa pembinaan dan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas.
Analisis hasil supervise dan berdasarkan kebutuhan hal ini sesuai
dengan penelitian Chi-Min (2009) menyatakan hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekolah-sekolah di Taiwan juga di sekolah-
sekolah di tempat lain. (1) Kepala Sekolah dan staf membiasakan diri
secara mendalam dengan filosofi dan proses proyek dalam rangka
171
meningkatkan laju pengembangan professional mereka. (2) Guru
membutuhkan bantuan dari berbagai pihak (akademisi) untuk
mengembangkan kompetensinya dalam membuat perangkat
pembelajaran (RPP) yang terintegrasi dan sesuai dengan
pengembangan kurikulum yang berbasis tingkat satuan pendidikan
(sekolah).