bab iv museum wayang di surakarta
TRANSCRIPT
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 45
BAB IV
PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. DASAR PENDEKATAN
Dasar pendekatan program perencanaan dimaksudkan sebagai
acuan yang dipakai dalam menyusun landasan program perencanan dan
perancangan Museum Wayang di kota Surakarta, yang sesuai dengan
fungsi dan kedudukannya. Adapun dasar pendekatan itu meliputi:
a) Pendekatan Fungsional
a. Museum Wayang di kota Surakarta selaku museum Nasional, yang
berrfungsi sebagai kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan,
pelayanan informasi, dan wisata.
b. Pengunjung membutuhkan kenyamanan dan kemudahan untuk
mendapatkan informasi, yaitu dengan pengadaan fasilitas-
fasilitas yang sesuai dengan tuntunan yang diperlukan.
b) Pendekatan filosofi
a. Sebagai sarana peningkatan kualitas sumberdaya manusia bagi
pembangunan dan mendorong kemajuan bangsa.
b. Bangunan museum wayang yang ada dapat mencakupi kebutuhan yang
diperlukan sebuah museum secara mandiri dengan alternatif
kegiatan yang bersifat profit.
c) Pendekatan arsitektural
a. Bangunan museum wayang mampu memperlihatkan identitasnya
sebagai bangunan pendidikan, wisata, kebudayaan pameran, dan
sejarah yang representativ.
b. Penggunaan struktur dan bahan bangunan mampu mendukung didalam
sebuah museum wayang ini.
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 46
4.2. PENDEKATAN
4.2.1. KONSEP KINERJA BANGUNAN
a) Sistem Distribusi Listrik
Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan
ke gardu utama atau trafo. Dari trafo daya listrik
dialirkan menuju Main Distribution Panel (MDP) lalu ke
beberapa Sub Distribution Panel (SDP) untuk diteruskan
ke semua perangkat listrik yang ada di bangunan. Tiap
SDP memiliki ruang kontrol untuk memudahkan pengelola
mengetahui penggunaan listrik bangunan.
Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang
dilengkapi dengan automatic switch system yang secara
otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung
menggantikan daya listrik dari PLN yang terputus.
b) Sistem Pengkondisian Udara
Menggunakan sistem pengkondisian udara alami berupa
bukaan di dinding dan pertimbangan khusus untuk ruangan
yang membutuhkan pengkondisian udara buatan, yaitu
dengan menggunakan AC central untuk ruang-ruang publik.
c) Sistem Penerangan
Menggunakan penerangan alami melalui bukaan-bukaan
pada bangunan serta penerangan buatan dengan listrik yang
diperoleh dari SDP yang merupakan panel distribusi
listrik dari PLN. Jika terjadi keadaan darurat, energi
listrik diperoleh dari generator set (genset).
d) Sistem Air Bersih
Kebutuhan air bersih diambil dari PDAM. Distribusi
air dari sumber mata air dan sumur artetis menggunakan
down feed distribution system. Sebagai bentuk penerapan
green design menggunakan sistem destilasi, di mana air
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 47
kotor didaur ulang untuk digunakan sebagai air bersih.
Pemanfaatan rainwater dan greywater setelah di treathment
adalah untuk menyiram taman dan tanaman serta flushing
toilets.
e) Sistem Pembuangan
1. Pembuangan dari kloset diolah di dalam Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) kemudian dialirkan ke
saluran kota agar air yang keluar cukup aman untuk
lingkungan.
2. Air hujan ditampung bersama grey water untuk berbagai
keperluan seperti sistem flushing, menyiram tanaman
(irigasi bangunan), mencuci mobil, dan sebagainya.
f) Sistem pengelolaan sampah
Boks penampungan berupa ruangan atau gudang dengan
dilengkapi kereta-kereta bak sampah. Setelah itu sampah-
sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas
Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA.
g) Sistem Keamanan Bangunan
Sistem keamanan bangunan menggunakan Intelligent
Building System, yang pengaplikasiannya menggunakan CCTV
(Closed Circuit Television) yang dapat diamati dari ruang
pengawas dan dilengkapi alarm jika ada yang merusak
sistem. Pengamanan manual disediakan di pintu masuk
parkir kendaraan dan lobby oleh staf security dengan
pemeriksaan metal detector pada kendaraan dan barang
bawaan.
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 48
4.2.2. KONSEP TEKNIS
a) Sistem Modul Bangunan
Bangunan menggunakan modul horizontal dengan
mempertimbangkan aktivitas yang akan diwadahi, kapasitas,
karakter jenis ruang, dan penataan perabot yang memerlukan
persyaratan tertentu.
b) Sistem Struktur
Sistem sub struktur yang akan digunakan untuk bangunan
Museum di Surakarta adalah pondasi lajur dan pondasi footplat
untuk bangunan yang lebih dari satu lantai. Sistem super
struktur yang digunakan adalah struktur rangka (grid) berupa
balok dan kolom.
c) Sistem Konstruksi
Sistem konstruksi yang akan digunakan adalah sistem
konstruksi beton dikarenakan bahan mudah didapat dan mudah
dalam pelaksanaan, memiliki kesan kokoh, serta memungkinkan
berbagai macam variasi finishing dalam mencapai penampilan
karakter yang natural.
4.2.3. ASPEK KONTEKSTUAL
Sirkulasi dapat dicapai melalui keragaman pola pencapaian
(langsung, tersamar, memutar), konfigurasi alur gerak (linier
pada sirkulasi utama dan radial pada pertemuan simpul jalan),
serta penyediaan tempat parkir utama, open space dan jalur
pejalan kaki yang representatif sebagai konektor antar massa
bangunan atau sebagai konektor antar aktivitas rekreasi alam
Tata ruang luar yang digunakan berupa unsur alam (soft
material), dan unsur buatan (hard material). Untuk menunjang
dalam pemenuhan keselarasan bangunan dengan lingkungannya,
penyediaan ruang transisi perlu dilakukan sehingga pengunjung
dapat menikmati view dengan lebih leluasa.
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 49
4.3. PENDEKATAN FUNGSIONAL
4.3.1. PROGRAM DASAR ASPEK FUNGSIONAL
Program dasar aspek fungsional museum wayang di Kota
Surakarta dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sebagai bangunan residensial atau hunian, maka bangunan ini
harus dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang
disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung museum wayang
tersebut.
b. Museum wayang di Kota Surakarta sebagai bangunan komersial
yang menekankan efektifitas, efisiensi, keamanan dan
kenyamanan serta pelayanan yang memuaskan bagi
pengunjungnya.
Dalam perencanaan Museum Wayang di Kota Surakarta,
menurut jenis kegiatannya yang berlangsung dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kelompok Aktivitas Pameran
b. Kelompok Aktivitas Pengelola
c. Kelompok Aktivitas Penunjang
d. Kelompok Aktivitas Servis
e. Kelompok Aktivitas Parkir
Masing-masing kelompok aktivitas saling berkaitan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
4.3.2. PENDEKATAN KEBUTUHAN RUANG
Kebutuhan ruang didasarkan pada jenis aktivitas yang terjadi
pada kelompok aktivitas para pelaku aktivitas. Kebutuhan ruang
Museum Wayang dapat dikelompokkan, sebagai berikut :
tabel 4.1. aktivitas dan kebutuhan ruang museum wayang
NO. AKTIVITAS KEB. RUANG
PENGUNJUNG
1 Masuk Entrance Hall
2 Beli Tiket Loket
3 Menunggu Teman Lobby
4 Makan dan Minum Foodcourt
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 50
5 Beli Souvernir Toko Souvernir
6 Melihat Koleksi Ruang Pamer
7 Bersantai Gazebo
8 Belajar Ruang Interaktif
9 Membaca Perpustakaan
10 Melihat Pertunjukan Amphitheater
PENGELOLA
11 Bekerja Ruang Kepala Museum
12 Bekerja Ruang Wakil Kepala Museum
13 Bekerja Ruang Kabag Tata Usaha
14 Bekerja Ruang Kabag Kuratorial
15 Bekerja Ruang Kabag Konservasi dan Preparasi
16 Bekerja Ruang Kabag Bimbingan dan Publikasi
17 Bekerja Ruang Kabag Regristrasi dan Dokumentasi
18 Bekerja Ruang Kepala Tenaga Teknis
19 Bekerja Ruang Staff Keamanan
20 Bekerja Ruang Staff Kebersihan dan OB
21 Menyeleksi Ruang Seleksi
22 Bongkar Muat Loading Dock
23 Membuat mak. & min. Dapur dan Pantri
24 Rapat Ruang Rapat
25 Istirahat Lobby
SERVIS
26 Menyimpan Genset Ruang Genset
27 Menyimpan Mesin AC Ruang Mesin AC
28 Mengendalikan AC Ruang AHU
29 Menyimpan Pompa Air Ruang Pompa Air
30 Mengendalikan ME Ruang Panel
31 Menyimpan Sound, dll. Ruang Sound, Layar, dan Lighting
32 Menyimpan Trafo Ruang Trafo
33 Menyimpan Peralatan Gudang
34 Buang Air Toilet
35 Beribadah Mushola
36 Memarkirkan Mobil Parkir Mobil
37 Memarkirkan Motor Parkir Motor
38 Memarkirkan Sepeda Parkir Sepeda
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 51
4.3.3. STUDI BESARAN RUANG
tabel 4.2. studi ruang
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 52
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 53
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 54
4.3.4. PROGRAM RUANG
tabel 4.3. program kebutuhan ruang
Bagian Pelayanan Umum
NO. NAMA RUANG SUMBER STANDAR KAPASITAS
TOTAL LUASAN (M)
1 Hall DA 2 m/org 40 org 80
Informasi Studi 20 % L. Lobby
4
Loket Karcis Studi
9
2 Lobby DA 2 m/org 10 org 20
3 Toilet DA 3 m 4 org 12
4 R. Pamer Tetap Studi 40 m 6 ruang 240
5 R. Pamer Temporer Studi 20 % r.p.tetap
48
6 Auditorium (Amphitheater)
100 org
Hall HD 0.84 m/org 30%*100 25,2
Panggung
60
R. Ganti + toilet DA 1,5 m/org 20%*100 10
7 Gudang DA
25
8 R. Kontrol DA
20
9 Perpustakaan Studi
81
R. Baca TSS 1,875 m/org 16 Org 30
R. Buku TSS
20
R. Katalog DA 12 m/36000 vol
12
R. Audio visual TSS 7,2 m/org 6 org 40
R. Fotokopi Studi 4,5 m/unit 2 unit 9
10 Foodcourt
R. Makan DA 1,9m/org 32 org 60,8
Kasir DA 2 m/org 2 org 4
Dapur DA
12
Toilet DA 3 m 4 org 12
Gudang kering + basah DA
15
11 Toko souvernir DA 1 m/unit 81 unit 81
Gudang DA
15
Jumlah 945
Flow 40 % 378
Jumlah Total 1323
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 55
Bagian Teknis dan Pelayanan Museum
NO. NAMA RUANG SUMBER STANDAR KAPASITAS TOTAL LUASAN (M)
1 R. Penerimaan dan Pengiriman PPMU 60 m
60
2 R. Kurator PPMU 80 m
80
3 R. Regristrasi dan Koleksi PPMU
40
4 R. Konservasi PPMU
8 org 40
5 R. Karantina PPMU
40
6 R. Preparasi DA 7 m/org 5 org 35
7 Gudang bahan dan Alat PPMU
40
8 Toilet DA 3 m 4 org 12
Jumlah 347
Flow 20% 69,4
Jumlah Total 416,4
Bagian Administrasi
NO. NAMA RUANG SUMBER STANDAR KAPASITAS TOTAL LUASAN (M)
1 R. Tamu Studi
3 org 6
2 R. Kepala museum HD 6 m/org 1 org 6
3 R. Rapat Studi 2 m/org 15 Org 30
4 R. Kabag PPMU 20 m/Kabag 6 Org 120
5 R. Staff TU PPMU 8 m/org 5 org 40
6 R. Staff Keuangan PPMU 8 m/org 5 org 40
7 R. Personalia PPMU 8 m/org 3 org 24
8 R. Bimbingan dan edukasi PPMU 8 m/org 5 org 40
9 R. Istirahat Staff NMII 0,84 m/org 30 25,2
10 Pantri DA
12
11 Toilet DA 3 m 4 org 12
12 R. fotokopi Studi 4,5 m/unit 2 unit 9
13 Gudang DA
15
Jumlah 379,2
Flow 20% 75,84
Jumlah Total 455,04
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 56
Bagian Servis Museum
NO. NAMA RUANG SUMBER STANDAR KAPASITAS TOTAL LUASAN (M)
1 Loading Dock AS 18 m/Truk 3 truk 54
2 Loker DA 9 m
9
3 Toilet DA 3 m 4 org 12
4 Mushola Studi 1 m/org 95 org 95
5 Gudang DA 20 m 20
6 R. Keamanan AS 9 m 9
7 R. Genset MEE 16 m/unit 1 16
8 R. Panel MEE 30 m 30
9 R. Trafo MEE 9 m 9
10 R. Pompa MEE 9 m 9
11 R. AHU MEE 16 m 16
Jumlah 279
Flow 30 % 83,7
Jumlah Total 362,7
AS : Architecture Standart
HD : Human Dimension
MEE : Mechanical and Electrical Engineering
DA : Data Arsitek
PPMU : Pedoman Pembukuan Permuseuman Negeri Propinsi
TSS : Time Saver Standart
4.4. PENDEKATAN ARSITEKTUR
4.4.1. KONSEP ARSITEKTURAL
a) Gubahan Massa
Arsitektural bangunannya berupa horizontal (landed
house). Bangunan Museum Wayang menampilkan bentuk
bangunan kawasan. Arsitektur post modern diterapkan pada
bangunan-bangunan tersebut dengan menggunakan konsep
charles jenks dimana Arsitektur adalah perwujudan dari
bahasa, harus komunikatif.
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 57
b) Konsep Penekanan Desain
Penekanan desain yang digunakan dalam perancangan
Museum Wayang Surakarta adalah dengan konsep Arsitektur
Post Modern. Dalam hal ini konsep Museum Wayang terhadap
citra kota atau budaya setengah di tampilkan. Fasade
tampilan bangunan dapat menampilkan.
c) Konsep Penataan Ruang luar
Menurut fungsinya, dapat dibagi 2 yaitu ruang luar
aktif (fasilitas penunjang outdoor, sirkulasi kendaraan
dan manusia, dan parkir) serta ruang luar pasif (taman-
taman). Ruang luar hanya untuk sirkulasi kendaraan masuk-
keluar, drop off, lalu lintas manusia, dan fasilitas
outdoor. Unsur-unsur ruang luar antara lain :
a) Landscaping
Penataan landscaping lahan dimaksimalkan lahan hijau untuk
difungsikan sebagai ruang terbuka hijau. Pembuatan taman-
taman dan mini waterfall di pelataran, sitting group di
area Museum Wayang, dan landmark Museum ini.
b) Sirkulasi
Entrance Museum, sirkulasi dan area parkir Museum.
Sirkulasi manusia disediakan pedestrian ways
peralihan atau perubahan pengalaman ketika memasuki sebuah
ruangan yang tujuanya membimbing pengunjung ketempat yang
dikehendaki.
4.5. SIRKULASI
Agar pengunjung dapat menikmati semua fasilitas yang
disediakan maka dibutuhkan adanya suatu pola sirkulasi yang terarah
dan jelas. Yang dapat dilakukan dengan penambahan elemen penegas dan
pengarah sirkulasi, selain dengan pemanfaatan elemen alam untuk
pengarah, juga dapat memanfaatkan pengolahan elemen keras, seperti
jalaln setapat, plaza, street furniture, dan elemen dekoratif.
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 58
Jalur sirkulasi seringkali tidak terdefinisikan dengan baik
dalam diagram bubble atau dalam blok plan dan bisa banyak
mengkonsumsi ruang. Terdapat ketentuan peraturan kode bangunan
menegnai jajlur sirkulasi dan jalan keluar gedung.
Umumnya, penggunaan sirkulasi yang efisien menjadi prioritas
kriteria perencanaan sehingga luas ruang tidak terbuang dan
menghasilkan pola lalu-lintas dalam ruang yang nyaman.
Pola sirkulasi sangat mempengaruhi keteraturan lalu lintas dan
kenyamanan menuju site. Penataan terhadap sirkulasi di luar site
dilakukan untuk menunjang aktivitas yang terjadi pada bangunan
utama. Pola sirkulasi yang direncanakan pada Museum Wayang ini
antara lain :
1]. Konsep pembentukan sirkulasi dimaksudkan untuk
menciptakan kelancaran dan ketertiban lalu lintas keluar
masuk site.
2]. Pengelompokan parkir dibedakan menurut pelaku dan jenis
kendaraannya,yaitu parkir pengelola, parkir motor, parkir
mobil baik pengunjung atau tamu.
4]. Sirkulasi kendaraan hanya sampai di area parkir.
Selebihnya merupakan sirkulasi manusia menuju ke bangunan
dengan berjalan kaki.
-
MMUUSSEEUUMM WWAAYYAANNGG
SSTTUUDDIIOO PPEERRAANNCCAANNGGAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR 66 59
SIRKULASI PENGELOLA
SIRKULASI PENGUNJUNG