bab iv pelaksanaan, hasil penelitian, dan pembahasan 4.1...
TRANSCRIPT
48
BAB IV
Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasan
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Kaloran 4 sebagai SD uji
coba, kelas V SD Negeri Kalimanggis 1 sebagai SD kelompok kontrol, dan
kelas V SD Negeri 3 Kaloran sebagai SD kelompok eksperimen. Adapaun
penelitian ini di lakukan di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten
Temanggung. Gugus bendera terdiri atas 8 SD yaitu SD negeri 1 Kaloran
sebagai SD Inti, SD Negeri 2 Kaloran, SD Negeri 3 Kaloran, SD Negeri 4
Kaloran, SD Negeri 5 Kaloran, SD Negeri Kalimanggis 1, SD Negeri
Kalimanggis 2, dan SD Negeri Kalimanggis 3 sebagai SD imbas. SD Negeri
3 Kaloran beralamat di Jalan Kranggan-Kaloran Kecamatan Kaloran
Kabupaten Temanggung Kode Pos 56282. Sedangkan SD Negeri
Kalimanggis 1 beralamat di Dusun Krajan Desa Kalimanggis Kecamatan
Kaloran Kabupaten Temanggung Kode Pos 56282.
Jumlah siswa kelas V di SD Negeri 3 Kaloran sebagai kelompok
eksperimen berjumlah 15 yang terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 4 siswa
perempuan. Sedangkan jumlah siswa SD Negeri Kalimanggis 1 sebagai
kelompok kontrol berjumlah 14 yang terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 3
siswa perempuan.
Penelitian pertama kali dilakukan pada 13 siswa kelas uji coba di SD
Negeri 4 Kaloran. Kemudian dilakukan pada 15 siswa pada kelompok
eksperimen di SD Negeri 3 Kaloran dan 14 siswa pada kelas kontrol di SD
Negeri Kalimanggis 1. Kelompok kontrol diampu oleh guru kelas
menggunakan metode konvensional, sedangkan kelompok eksperimen diampu
guru kelas dengan menggunakan perlakuan yaitu metode eksperimen. Setelah
soal pada kelas uji coba dinyatakan valid dan reliabel peneliti baru
mengadakan pretest. Pretes pada kelompok kontrol pertama kali di lakukan
pada tanggal 12 Maret 2012, pretest pada kelas eksperimen juga dilakukan
sehari setelah pelaksanaan pretest di kelas kontrol yaitu pada tanggal 13 Maret
49
2012. Sejak pertama kali penelitian datang ke SD siswa-siswa sangat antusias
menyambut kedatangan peneliti hal ini terjadi karena memang selama ini
belum pernah diadakan penelitian. Siswa-siswa sangat bersemangat saat
diminta untuk mengisi soal pretest, tetapi ada beberapa siswa yang bertanya
mengenai maksud dari soal yang yang diberikan. Siswa sangat tenang dalam
mengerjakan karena tidak ada siswa yang mencontek. Setelah mendapatkan
data pretes dari 2 SD peneliti menganalisis normalitas dan homogenitas.
Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah homogen atau tidak banyak
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pada tanggal 21, 22 dan 24 Maret 2012 peneliti mengadakan
penelitian di kelompok eksperimen yang berkolaborasi dengan guru kelas V
Ibu Umi Kustinah menggunakan metode eksperimen atau percobaan,
pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan kedua. Pembelajaran
menggunakan metode eksperimen diawali dengan percobaan yang dilakukan
oleh guru kemudian siswa diminta untuk mengamati pembelajaran dan
membuat hipotesis, baru kemudian siswa melakukan percobaan berpedoman
pada LKS dan pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk membuat
kesimpulan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah
berpedoman pada RPP yang disesuaikan dengan teori penggunaan metode
eksperimen. Pada pertemuan pertama guru mengajarkan percobaan mengenai
fungsi, tujuan penggunaan pengungkit, dan pengungkit golongan I, siswa
sangat antusias melakukan percobaan yang dilakukan sendiri secara
berkelompok. Pada pertemuan kedua guru masih menggunakan metode
eksperimen dalam pembelajaran dengan materi jenis pengungkit golongan II
dan III, siswa sangat antusias melakukan percobaan, walaupun terkadang alat
percobaan digunakan siswa sebagai alat bermain namun siswa tetap
berkonstrasi selama melakukan percobaan dalam pembelajaran siswa laki-laki
terlihat lebih aktif daripada siswa perempuan yang cenderung lebih diam
namun begitu mereka sama-sama menunjukkan rasa ingin tahu dan antusias
yang cukup besar, di setiap akhir percobaan setiap kelompok harus mengambil
kesimpulan. Pada pertemuan ketiga guru dan siswa mengulang materi dan
50
mengambil kesimpulan bersama-sama dari beberapa percobaan yang telah
dilakukan sebelumnya. Pada akhir pertemuan peneliti membagikan soal
postest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data postest
kemudian di analisis homogenitas, normalitas dan uji hipotesis menggunakan
two way anova.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif Setiap Variabel
4.2.1.1 Variabel X (Metode Eksperimen)
Metode eksperimen yang merupakan variabel x atau variabel bebas
merupakan suatu metode atau cara yang digunakan oleh guru dalam
memberikan materi pembelajaran kepada siswa. Dalam penggunaan metode
eksperimen ini peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran yaitu
diawali dengan kegiatan persiapan, kegiatan pelaksanaan eksperiman dan
kegiatan penutup. Kegiatan persiapan diawali dengan menyampaikan materi
dan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat percobaan membagi siswa dalam
kelompok dan membagikan LKS. Kegiatan pelaksanaan eksperimen
mencakup penyampaian masalah, perumusan hipotesis, dan pembuktian
hipotesis melalui percobaan. Kegiatan penutup mencakup penarikan
kesimpulan hasil pecobaan dan pemberian evaluasi serta tindak lanjut.
Berdasarkan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan
metode eksperimen peneliti kemudian menyusun lembar observasi, yang
berfungsi sebagai alat pengumpul data penggunaan metode eksperimen
dalam kegiatan pembelajaran, obeservasi dilakukan untuk memantau jalannya
perlakuan pembelajaran sesuai dengan ketentuan dan teori yang digunakan.
Langkah-langkah tersebut kemudian disusun menjadi lembar observasi yang
di dalamnya peneliti menyediakan dua pilihan jawaban yaitu ya dan tidak
berdasarkan skala Guttman, peneliti memilihnya karena jawaban ya dan tidak
merupakan jawaban yang tegas dari apa yang dilihat oleh observer nantinya.
Untuk 15 aspek yang akan diobservasi berdasarkan langkah-langkah metode
eksperimen observer harus mengisi setiap pertanyaan dengan jawaban ya atau
51
tidak sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya, pada saat guru melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah observer memberi
tanda checklist (v) pada kolom ya, namun apabila guru belum melaksanakan
kegiatan pembelajaran observer memberi tanda silang (x) pada kolom tidak .
Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen 1 KD disampaikan
dalam 3 kali pertemuan dan setiap pertemuan kegiatan pembelajaran
diobservasi. Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen
pada pertemuan 1 dan 2 pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah-
langkah yang telah dipaparkan diatas dan belum diberikan evaluasi
pembelajaran, nantinya pada pertemuan ke 3 guru hanya mengulas materi
yang telah disampaikan pada pertemuan 1 dan 2 dan baru memberikan
evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut.
Setelah dilakukan pembelajaran dan diobservasi ternyata didapat data
bahwa pada pertemuan pertama guru belum melaksanakan aspek
menumbuhkan partisipasi aktif siswa, memberikan penghargaan pada siswa,
pemberian evaluasi dan tindak lanjut, pada pertemuan kedua guru sudah
mulai memberikan penghargaan dan menumbuhkan partisipasi aktif siswa,
tetapi belum melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Implementasi Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen di
Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
No Langkah-langkah Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan
1 2 3
1. Penyampaian masalah v v v
2. Melakukan percobaan awal v v x
3. Memberi kesempatan siswa
melakukan pengamatan v v x
4. Memberi kesempatan siswa menyusun
hipotesis v v x
5. Pelaksanaan percobaan v v x
6. Memberi kesempatan siswa
melaporkan hasil percobaan v v x
52
Lanjutan Tabel 4.1. Implementasi Pembelajaran Menggunakan Metode
Eksperimen di Gugus Bendera Tahun 2011/2012
No Langkah-langkah Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan
1 2 3
7. Menyimpulkan hasil percobaan v v x
8. Pemberian evaluasi dan tindak lanjut x x v
Keterangan:
v : Dilakukan pada saat pembelajaran
x : Tidak dilakukan pada saat pembelajaran
Tabel 4.1 menunjukkan implemantasi dari langkah-langkah pokok
dari metode eksperimen di setiap pertemuan. Tanda v untuk langkah
pembelajaran yang dilakukan, sedangkan tanda x untuk langkah
pembelajaran yang tidak dilakukan pada setiap pertemuan.
4.2.1.2 Variabel Y (Kreativitas)
Kreativitas yang merupakan variabel terikat dalam cara mengukurnya
memperhatikan beberapa aspek yaitu fleksibel, orisinil, elaborasi,
keterampilan memperinci dan mengevaluasi.
Data mengenai kreativitas belajar dilihat dari nilai pretest, postest
siswa baik kelompok kontrol maupun eksperimen. Sebelum menentukan
tingkat kreativitas masing-masing siswa terlebih dahulu peneliti harus
menentukan kategori yang diperoleh berdasarkan nilai pretest.
Menurut Sugiyono (2010:107) untuk menentukan nilai tertinggi dan
terendah digunakan penskoran (skala likert). Dalam penelitian ini terdapat 13
soal dengan skala tertinggi 4 jadi jumlah semua skor 52, dan jumlah skor
terendah 13. Setelah menentukan jumlah skor kemudian skor tersebut dibagi
jumlah seluruh skor dikali dengan 100. Maka hasil untuk nilai tertinggi
adalah 52 dibagi 52 kali 100 sama dengan 100, untuk skor terendah 13 dibagi
52 dikali 100 sama dengan 25. Jadi didapat nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 25.
53
a. Kreativitas Kelompok Kontrol
Pada saat pretest dan postest kelompok kontrol memiliki tingkat kreativitas
sebagai berikut:
Tabel 4.2. Tingkat Kreativitas Kelompok Kontrol di Gugus Bendera
Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
No Kategori Tingkat
Kreativitas
Pretest Postest
f % f %
1. 85-99 Sangat Tinggi 1 7% 2 14%
2. 70-84 Tinggi 1 7% 7 50%
3. 55-69 Sedang 2 14% 5 36%
4. 40-54 Rendah 6 43%
5. 25-39 Sangat Rendah 4 29%
Jumlah 14 100% 15 100%
Mean 50 74
Std. Deviasi 14 8
Minimal 30 65
Maksimal 35 94
Tabel 4.2 menunjukkan tingkat kreativitas siswa pada pretest dan
postest, bahwa kreativitas siswa pada pretest kelompok kontrol berkisar ada
pada tingkat kreativitas sangat tinggi dengan kategori 85-99 sejumlah 1
siswa(7%), tingkat kreativitas tinggi dengan kategori 70-84 sejumlah 1 siswa
(7%), tingkat kreativitas sedang dengan kategori 55-69 sejumlah 2 siswa
(14%), tingkat kreativitas rendah dengan kategori 40-54 sejumlah 6 siswa
(43%) dan untuk tingkat kreativitas sangat rendah dengan kategori 25-39
sejumlah 4 siswa (28%). Pada saat postest kreativitas siswa berada pada
tingkat kreativitas sangat tinggi dengan kategori 85-99 sejumlah 2 siswa
(14%), tingkat kreativitas tinggi dengan kategori 70-84 sejumlah 7 siswa
(50%) dan tingkat kreativitas sedang dengan kategori 55-69 sejumlah 2 siswa
(14%). Pada saat pretest ke postest kelompok kontrol terjadi perbaikan nilai
terbukti pada saat postest hanya ada 3 tingkat kreativitas. Ada peningkatan
7% pada tingkat kreativitas sangat tinggi, ada peningkatan 43% pada tingkat
kreativitas tinggi, dan ada peningkatan 22% pada tingkat kreativitas sedang.
54
b. Kreativitas Kelompok Eksperimen
Pada saat pretest dan postest kelompok kontrol memiliki tingkat kreativitas
sebagai berikut:
Tabel 4.3. Tingkat Kreativitas Kelompok Eksperimen di Gugus Bendera
Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2012/2012
No Kategori Tingkat
Kreativitas
Pretest Postest
f % f %
1. 85-99 Sangat Tinggi 2 13% 4 27%
2. 70-84 Tinggi 2 13% 11 73%
3. 55-69 Sedang 5 33%
4. 40-54 Rendah 3 20%
5. 25-39 Sangat Rendah 2 13%
Jumlah 15 100% 15 100%
Mean 55 83
Std. Deviasi 17 8
Minimal 36 73
Maksimal 84 98
Tabel 4.3 menunjukkan tingkat kreativitas siswa pada pretest dan
postest, bahwa kreativitas siswa pada pretest kelompok kontrol berkisar ada
pada tingkat kreativitas sangat tinggi dengan kategori 85-99 sejumlah 2
siswa(13%), tingkat kreativitas tinggi dengan kategori 70-84 sejumlah 2
siswa (13%), tingkat kreativitas sedang dengan kategori 55-69 sejumlah 5
siswa (33%), tingkat kreativitas rendah dengan kategori 40-54 sejumlah 3
siswa (20%) dan untuk tingkat kreativitas sangat rendah dengan kategori 25-
39 sejumlah 2 siswa (13%). Pada saat postest kategori siswa berada di 2
tingkat kreativitas yaitu tingkat kreativitas sangat tinggi dengan kategori 85-
99 sejumlah 4 siswa (27%), tingkat kreativitas tinggi dengan kategori 70-84
sejumlah 11 siswa (73%). Pada saat pretest ke postest kelompok kontrol
terjadi perbaikan nilai terbukti pada saat postest hanya ada 2 tingkat
kreativitas .Ada peningkatan 14% pada tingkat kreativitas sangat tinggi, ada
peningkatan 60% pada tingkat kreativitas tinggi. Hal ini dapat dikatakan
bahwa kreativitas pada saat pretest ke postest mengalami peningkatan.
Untuk perbandingan kreativitas kelompok kontrol dan eksperimen
pada saat pretest maupun postest, juga ada perbedaan terbukti dengan rentan
55
presentase kategori sangat tinggi, dan tinggi antara kedua kelompok lebih
tinggi kelompok eksperimen.
4.2.1.3 Variabel moderator (Gender)
Gender dalam penelitian ini hanya dilihat dari presentase jumlah
siswa laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok kelas, datanya sebagai
berikut:
Tabel 4.4. Jumlah Siswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen di Gugus
Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2012/2012
No Kelompok Laki-laki Perempuan
Total f Total
% f % f %
1. Kontrol 11 79% 3 21% 14 100%
2. Eksperimen 11 73% 4 27% 15 100%
Tabel 4.4 menunjukkan jumlah siswa pada kelompok kontrol
dimana jumlah siswa laki-laki adalah 11 siswa (79%) dan jumlah siswa
perempuan adalah 3 siswa (21%) dengan total jumlah siswanya 14 orang.
Dalam kelas kontrol jumlah siswa laki-laki lebih banyak daripada siswa
perempuan.
Untuk kelas eksperimen jumlah siswa laki-laki adalah 11 (73%) dan
jumlah siswa perempuan 4 siswa (27%) dengan total jumlah siswanya 15
orang. Dalam kelas eksperimen jumlah siswa laki-laki lebih banyak daripada
siswa perempuan.
4.2.2 Hasil uji persyaratan
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis data. Dalam penelitian ini merupakan data interval maka
untuk mengolah data dapat dianalisis menggunakan statistik parametik.
Dalam penelitian ini ada dua uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
56
4.2.2.1 Uji Normalitas Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas digunakan karena, untuk mengetahui apakah kedua
varian memiliki distribusi normal atau tidak dengan tingkat singnifikasi
harus diatas 0,05. Uji normalitas untuk kelompok kontrol dan eksperimen
diambil dari nilai pretest sebelum dilaksanakan tindakan atau perlakuan
dengan menggunakan metode eksperimen. Berikut adalah hasil analisis uji
normalitas dengan menggunakan SPSS for windows version 17.0.:
Tabel 4.5. Output Uji Normalitas Kelompok Kontrol dan Eksperimen di Gugus
Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen mempunyai data yang normal dengan tingkat
signifikasi (sig) 0,200 0,005 untuk kelas kontrol dan 0,200 0,005 untuk
kelas eksperimen . Karena kedua varian memiliki tingkat singnifikasi lebih
dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kedua varian memilki distribusi
normal.
Berikut adalah hasil analisis uji normalitas berdasarkan gender siswa
laki-laki dan perempuan dengan menggunakan SPSS for windows version
17.0.:
Tabel 4.6. Output Uji Normalitas Gender di Gugus Bendera Kecamatan
Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
gender
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
nilai laki-laki .110 23 .200*
perempuan .193 6 .200*
kelas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
nilai kontrol .120 14 .200*
eksperimen .162 15 .200*
57
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pretest gender siswa laki-laki dan
perempuan mempunyai data yang normal dengan tingkat signifikasi (sig)
0,2000,005 untuk kelas kontrol dan 0,2000,005 untuk kelas eksperimen .
Karena kedua varian memiliki tingkat singnifikasi lebih dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa kedua varian memiliki distribusi normal.
4.2.2.2 Uji Homogenitas Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji homogenitas digunakan karena, untuk mengetahui apakah data
masing-masing sampel homogen atau tidak dengan tingkat signifikasi harus
diatas 0,05. Uji homogenitas diambil dari nilai postest kelompok kontrol dan
eksperimen.. Berikut adalah hasil analisis uji normalitas dengan
menggunakan SPSS for windows version 17.0.:
Tabel 4.7. Output Uji Homogenitas Kelompok Kontrol dan Eksperimen di
Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
Levene Statistic df1 df2 Sig.
nilai Based on Mean 1.335 1 27 .258
Based on Median 1.188 1 27 .285
Based on Median and with
adjusted df
1.188 1 26.981 .285
Based on trimmed mean 1.359 1 27 .254
Tabel 4.7. menunjukkan pada kolom Based of Mean menunjukkan
tingkat signifikasi atau probabilitas 0,258 0,005 yaitu. Hal ini menunjukkan
kedua sampel mempunyai varian yang tidak jauh berbeda artinya sampel-
sampel tersebut homogen. Artinya dapat dikatakan bahwa varian yang
dimiliki oleh kedua sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, sehingga
sampel-sampel tersebut homogen.
4.2.2.3 Deskriptor Silang 3 Variabel
Deskriptor silang menjelaskan kaitan antara 3 variabel dan yaitu
penggunaan metode eksperimen, kreativitas belajar dan gender. Dalam
deskriptor silang ini peneliti menggunakan patokan pada nilai postest kedua
58
kelompok. Seperti halnya kreativitas belajar dalam deskriptor silang juga
terdapat kategori tinggi, rendah dan sedang dengan range yang dicari dari
nilai rata-rata dan standar deviasi. Antara kelompok kontrol dan eksperimen
dibagi-bagi lagi yaitu kelompok kontrol laki-laki dan perempuan serta
kelompok eksperimen laki-laki dan perempuan, yang nantinya datanya berupa
prosentase dan frekuensi. Data deskriptor silang dilihat dari nilai postest.
Tabel 4.8.Deskriptor Silang 3 Variabel di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran
Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
No
Kat
egori
Tin
gkat
Kre
ativ
itas
Kelompok Kontrol
(Tanpa Perlakuan)
Kelompok Eksperimen
(Dengan Perlakuan)
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
f % f % f % f %
1 85-99 Sgt Tinggi 1 7% 1 7% 4 27% - -
2 70-84 Tinggi 5 36% 2 14% 7 46% 4 27%
3 55-69 Sedang 5 36% - - - - - -
4 40-54 Rendah - - - - - - - -
5 25-39 Sgt Rendah - - - - - - - -
Jml 11 79% 3 21% 11 73% 4
Mean 74 83
St.dv 8 8
Min 65 73
Max 94 98
Tabel 4.8 menunjukkan tingkat kreativitas kelompok kontrol sangat
tinggi terdapat 1 siswa laki-laki (7%) dan 1 siswa perempuan (7%), tingkat
kreativitas tinggi terdapat 5 siswa laki-laki (36%) dan 2 siswa perempuan
(14%), dan pada tingkat kreativitas sedang terdapat 5 siswa (36%).
Pada kelompok eksperimen tingkat kreativitas sangat tinggi terdapat 4
siswa laki-laki (27%), dan tingkat kreativitas tinggi terdapat 7 siswa laki-laki
(46%) dan 4 siswa perempuan (27%). Pada setiap tingkat kreativitas siswa
59
laki-laki memilki prosentase dan jumlah yang lebih tinggi dibanding siswa
perempuan.
4.2.2.4 Uji Homogenitas Two Way Anova
Sebelum melihat hasil dari uji hipotesis dengan two way anova,
dengan tiga variabel terlebih dahulu dilihat homogenitasnya yang harus lebih
dari atau sama dengan 0,05. Berikut adalah hasilnya:
Tabel 4.9. Output Uji Homogenitas Two Way Anova di Gugus Bendera
Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
F df1 df2 Sig.
1.197 3 25 .331
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa varian tersebut homogen karena nilai
sig 0,331 artinya nilai signifikannya diatas 0,05. Hal ini bearti ketiga variabel
dalam penelitian memilki varian yang homogen.
4.2.2.5 Uji Hipotesis Two Way Anova
Karena hipotesis dalam penelitian ini hanya ada satu yaitu ada atau
tidanya pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap kreativitas belajar
berdasarkan gender, maka hasil dari uji hipotesis tersebut hanya untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari 3 variabel
Uji hipotesis menggunakan two way anova diambil dari nilai postest
kelompok kontrol dan eksperimen yang didalamnya dimasukkan gender.
Hasil analisis uji hipotesis menggunakan bantuan SPSS for windows version
17.0. Dalam penelitian ini terdapat 3 hipotesis yang akan diuji:
a. Uji Hipotesis I
Dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak Adanya Perbedaan Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen
Terhadap Kreativitas Belajar IPA Berdasarkan Gender Siswa Kelas V
Semester II di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012.
60
Ha : Adanya Perbedaan Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen
Terhadapa Kreativitas Belajar IPA Berdasarkan Gender Siswa Kelas V
Semester II di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10. Output Uji Hipotesis I di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran
Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected
Model
812.718a 3 270.906 4.327 .014
Intercept 104562.297 1 104562.297 1670.171 .000
kelas * gender 39.444 1 39.444 .630 .435
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dependen variabel nilai dalam hal ini
adalah kreativitas dengan source kelas*gender dalam hal ini adalah
penggunaan metode eksperimen terhadap kreativitas berdasarkan gender
memiliki nilai F hitung 0,630 pada sig 0,435. Artinya nilai signifikasinya
lebih kecil 0,05 (<0,05), hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga pada hipotesis pertama terdapat perbedaan pengaruh antara
kreativitas terhadap kreativitas berdasarkan gender.
b. Hipotesis II
Dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak Adanya Perbedaann Kreativitas Belajar IPA Kelompok Kontrol
dan Eksperimen di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012.
Ha : Adanya Perbedaan Kreativitas Belajar IPA Kelompok Kontrol dan
Ekspeimen di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012.
61
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11. Output Uji Hipotesis II di Gugus Bendera Kecamatan
Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 812.718a 3 270.906 4.327 .014
Intercept 104562.297 1 104562.297 1670.171 .000
kelas 295.920 1 295.920 4.727 .039
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa dependen variabel nilai dalam hal ini
adalah kreativitas dengan source kelas dalam hal ini adalah penggunaan
metode eksperimen memiliki nilai F hitung 4,727 pada sig 0,039. Artinya nilai
signifikasinya lebih kecil 0,05 (>0,05) , hal ini menunjukkan Ho diterima
dan Ha ditolak, sehingga pada hipotesis kedua terdapat tidak terdapat
perbedaan kreativitas kelompok kontrol dan eksperimen.
c. Hipotesis III
Dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak Adanya Perbedaan Penggunaan Metode Ekperimen Terhadap
Kreatifitas Belajar IPA Antara Siswa Laki-laki dan Perempuan Kelas V
Semsester II di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012”.
Ha : Adanya Perbedaan Penggunaan Metode Eksperimen Terhadapa
Kreatifitas Belajar IPA Antara Siswa Laki-laki dan Perempuan Kelas V
Semester II di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012”.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
62
Tabel 4.12. Output Uji Hipotesis III di Gugus Bendera Kecamatan
Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 812.718a 3 270.906 4.327 .014
Intercept 104562.297 1 104562.297 1670.171 .000
gender 75.821 1 75.821 1.211 .282
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dependen variabel nilai dalam hal ini
adalah kreativitas dengan source gender memiliki nilai F hitung 1,211 pada
sig 0,282. Artinya nilai signifikasinya diatas 0,05 (>0,05), hal ini
menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga pada hipotesis ketiga
terdapat tidak terdapat perbedaan antara kreativitas terhadap gender siswa
laki-laki dan perempuan.
4.3 Pembahasan
Dalam pembahasan ini mengacu pada hasil penelitian mengenai tiga
variabel yaitu metode eksperimen, kreativitas dan gender. Maka didapat
pembahasan sebagai berikut:
Pertama, secara statistik memang tidak ada pengaruh penggunaan metode
eksperimen terhadap kreativitas berdasarkan gender siswa kelas v sd gugus
bendera semester II kecamatan kaloran kabupaten temanggung tahun
2011/2012. Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa kreativitas tidak
dipengaruhi oleh gender.
Kedua, terdapat perbedaan penggunaan metode eksperimen terhadap
kreativitas di kelas kontrol dan eksperimen. Hal ini terbukti dengan rata-rata
kelompok eksperimen yaitu 83 lebih tinggi dibanding rata-rata kelompok
kontrol yaitu 74. Perbedaan ini dipengaruhi oleh penggunaan metode
pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran yang dipengaruhi pada metode ini
adalah IPA dengan materi pengungkit. Materi pengungkit ini terapkan dengan
menggunakan metode eksperimen pada kelas eksperimen, sedangkan pada
63
kelompok kontrol pembelajaran menggunakan metode konvensional. Dari
hasil peneltian rata-rata kreativitas kelompok eksperimen lebih tinggi
dibanding dengan kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan kelebihan metode
eksperimen dimana siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, siswa
mempunyai pengalaman menggunakan alat dan juga siswa mampu untuk
membuktikan hipotesis dengan cara berpikir ilmiah. Melalui pembelajaran
menggunakan metode eksperimen siswa mempunyai pengalaman belajar
secara langsung.
Ketiga, walaupun ada perbedaan hasil kreativitas antara siswa laki-laki,
namun secara statistik tidak berbeda. Hasil kreativitas siswa bukan
disebabkan karena pengaruh siswa laki-laki dan perempuan hanya saja rasa
ingin tahu siswa laki-laki lebih besar dibanding dengan siswa perempuan.
Sesuai pernyataan Munandar (1992:52) yang menyatakan bahwa kreativitas
dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja tidak tergantung pada jenis
kelamin, sosial ekonomi dan tingkat pendidikan tertentu. Dan hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa kreativitas tidak dipengaruhi oleh jenis
kelamin laki-laki dan perempuan.
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka di dapat implikasi praktis dan
teoritis.
1. Implikasi Teoritis
a. Setelah membandingkan teori metode eksperimen dengan penelitian
hasilnya sejalan dan saling melengkapi. Setelah pembelajaran metode
eksperimen disesuaikan dengan Standar Proses (EEK) maka metode
eskperimen menjadi lebih fleksibel atau mudah digunakan oleh guru
karena mengalami perubahan dari teori asal dan hasilnya terbukti bahwa
metode eksperimen berpengaruh pada kreativitas belajar.
b. Berdasarkan penggunaan metode eksperimen terhadap gender siswa
laki-laki dan perempuan didapat hasil bahwa metode eksperimen tidak
berpengaruh terhadap gender.
c. Berdasarkan pengukuran tingkat kreativitas terhadap gender didapat
hasil bahwa kreativitas tidak berpengaruh terhadap gender.
64
2. Implikasi Praktis
a. Penggunaan metode eksperimen berpengaruh terhadap kreativitas. Hal
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gimin yang menyebutkan
bahwa penggunaan metode eksperimen model SEQIP dapat
berpengaruh terhadap kreativitas .
b. Dalam penggunaan metode eksperimen tidak berpengaruh pada gender
jenis kelamin siswa laki-laki dan perempuan. Hal ini sejalan dengan
penelitian Risna Podungge yang menyebutkan bahwa penggunaan
metode pembelajaran tidak berpengaruh terhadap jenis kelamin.
c. Dalam kreativitas belajar tidak berpengaruh pada gender jenis kelamin
siswa laki-laki dan perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Melly
yang menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara
kreativitas dengan jenis kelamin.
d. Berdasarkan hasil temuan penulis mengenai karakter siswa yang diteliti
ditemukan bahwa banyak dari siswa yang kurang pandai dikelas
memiliki kreativitas yang jauh lebih tinggi dibanding siswa yang pandai
dikelas. Berkaitan dengan pembelajaran dikelas menggunakan metode
eksperimen antara guru dan siswa harus saling bekerjasama dalam artian
guru dan siswa harus sama-sama paham mengenai metode eksperimen
tersebut.
e. Metode eksperimen penting untuk lebih menunjukkan kreativitas siswa
baik itu siswa laki-laki maupun perempuan untuk memenuhi
kepentingan itu maka metode eksperimen harus lebih sering digunakan
terutama untuk mata pelajaran yang membutuhkan percobaan seperti
IPA, agar kreativitas siswa lebih terasah.
f. Dari jumlah siswa yang ada terutama untuk kelompok yang diberi
perlakuan sebagian besar siswanya memiliki kreativitas yang tinggi,
namun kreativitas yang sangat tinggi diraih oleh siswa yang kurang
begitu pandai dikelas sedangkan siswa yang dinilai pandai memiliki
kreativitas dibawahnya.