bab iv pembahasan hasil pengamatan a. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/d1513092_bab5.pdfdengan...
TRANSCRIPT
44
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
Pada pembahasan berikut ini penulis akan mendeskripsikan mengenai
Sistem Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) menggunakan e-billing systemdi
Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Surakarta. Data yang diperoleh
penulis merupakan hasil dari wawancara dan observasi secara langsung yang
sumbernya diperoleh dari pegawai bagian Umum, kepala seksi PDI, pegawai
seksi WASKON I, dan Helpdesk di KPP Pratama Surakarta.
A. Sistem Informasi Manajemen
Teori yang digunakan yaitu teori dari Robert G. Murdick dan Joel E.
Rossdalam. Sistem Informasi Manajemen adalah proses komunikasi dimana
informasi dimasukan (input) direkam, disimpan,dan diproses untuk
menghasilkan output yang berupa keputusan tentang perencanaan,
pengoperasian, dan pengawasan. Sistem Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh)
menggunakan e-billing system yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta terdapat tahapan yang dimana tiap tahapan tersebut saling
berhubungan. Terdapat tahapan registrasi yang semula harus memasukan data
agar dapat direkam oleh sistem itu sendiri, kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan kode billing yang nantinya digunakan untuk identitas pembayaran
pajak.Dalam tahapan tersebut teori SIM itu memiliki peran yang sangat
penting, karena sistem itu bekerja dengan menggunakan program untuk
menjalankan tahapan tersebut serta juga menggunakan input, proses, dan
output. Berikut e-billing system yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Surakarta :
1. Tahapan Registrasi :
Bagi Wajib Pajak yang akan melakukan pembayaran menggunakan
ebilling maka sebelumnya harus melakukan registrasi dahulu sebelum
pembuatan kode billing. Registrasi dapat dilakukan melalui
https://sse.pajak.go.idatau https://sse2.pajak.go.id.
a. Melalui https://sse.pajak.go.id
45
1) Input Registrasi
Wajib pajak memasukan NPWP dan email ke kolom yang sudah
ada, data yang dimasukan tersebut untuk sebagai data account
wajib pajak yang didaftarkan ke web Direktorat Jendral Pajak
2) Proses Registrasi
Data yang sudah Wajib Pajak nantinya akan diproses oleh sistem
yang digunakan dalam pembuatan kode Billing yaitu sistem
billingmpm. Apabila Wajib Pajak yang sudah memasukan data
yang dibutuhkan maka sistem billingmpm secara otomatis akan
memproses data tersebut dengan mengirimkan sistem aktivasi ke
e-mail Wajib Pajak yang sudah dimasukan ke dalam kolom yang
disediakan. E-mail yang dikirim nantinya diklik aktivasi, agar
sistem menanggapi dan memproses untuk pengaktifan account
tersebut.
3) Output Registrasi
Data yang sudah diproses tadinya akan menghasilkan sesuatu.
Sistem billingmpm yang mengirimkan e-mail ke Wajib Pajak
memberikan Personal Identification Number (PIN) sebagai hasil
dari proses sistem.
b. Melalui https://sse2.pajak.go.id
1) Input Registrasi
Tahapan ini sedikit berbeda dengan tahapan menggunakan
https://sse2.pajak.go.id, karena Wajib Pajak memasukan data
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), EFIN, Nomor HP, e-mail,
serta password yang diinginkan.
2) Proses Registrasi
Data – data yang sudah dimasukkan akan diproses oleh sistem
Direktorat Jendral Pajak dan akan mengirimkan e-mail konfirmasi.
3) Output Registrasi
Setelah diproses dan diaktivasi maka Wajib Pajak akan
mendapatkan account untuk pembuatan Kode Billing.
46
2. Tahapan Pembuatan Kode Billing
a. Input Pembuatan Kode Billing
Ketika Wajib Pajak sudah memiliki account resmi yang sudah
didaftarkan dan diaktivasi, maka log in dengan menggunakan account
yang sudah dibuat tersebut. Ketika sudah masuk, Wajib Pajak
memasukan data setoran pajak. Data – data tersebut berupa jenis pajak,
jenis setoran, masa pajak, tahun pajak, subjek pajak, NPWP, nama,
alamat, kota dan jumlah setoran.
b. Proses Pembuatan Kode Billing
Data setoran yang sudah dimasukan kemudian akan diproses dan akan
disimpan ke dalam server pusat Direktorat Jendral Pajak.
c. Output Pembuatan Kode Billing
Setelah diproses dan disimpan kemudian akan muncul Kode Billing
yang digunakan dalam pembayaran. Kode Billing ini sebagai identitas
Setoran Pajak yang akan dibayar nantinya,
3. Tahapan Pembayaran
a. Input Pembayaran
Pembayaran dapat dilakukan dengan melalui Teller atau ATM. Jika
melalui Teller maka Kode Billing yang sudah didapatkan diserahkan
kepada petugas bank dan kode Billing akan dimasukan ke komputer
yang terhubung dengan server pusat bank. Jika melalui ATM, Kode
Billing diinput. Pastikan digit yang dimasukan sesuai dengan Kode
Billing yang tertera.
b. Proses Pembayaran
Kode Billing kemudian akan diproses oleh komputer Bank serta ATM
secara langsung akan memotong nominal yang tertera di kode Billing
secara otomatis dari kartu ATM Wajib Pajak
c. Output Pembayaran
Setelah Diproses oleh pihak bank atau ATM maka Wajib Pajak akan
mendapatkan hasil dari Proses berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN)
yang sudah disetarakan dengan Surat Setoran Pajak (SSP)
47
B. KomponenE-Billing System
Suatu Sistem Informasi Manajemen itu sendiri memiliki komponen –
komponen yang saling berhubungan dan membangun suatu sistem itu sendiri.
Berikut komponen Fisik SIM :
.Tabel 4.1 Komponen Fisik e-billing system
Komponen
Sistem
Catatan
Perangkat Keras Perangkat keras dalam sistem pembayaran ini adalah
Komputer dan mesin ATM
Perangkat lunak Perangkat Lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :
1. Sistem Perangkat lunak umum, seperti
Windows
2. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti search
engine dan internet.
3. Aplikasi perangkat lunak e-billing
Database Sebuah kumpulan data tentang Wajib Pajak yang
melakukan pembayaran menggunakan e-billing dan
mampu diketahui jumlahnya dalam kurun waktu
tertentu. Database ini dapat diakses di Kantor Pajak
tingkat bawah tanpa perlu ke pusat.
Prosedur Prosedur Registrasi, pembuatan Kode billing,
pembayaran, dan pelaporan.
Personil Wajib Pajak, Pegawai bank, dan pegawai Pajak.
Komponen itu akan saling berhubungan untuk membentuk suatu Sistem
pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi menggunakan e-billing
system.
48
C. Prosedur E-Billing System
Billing System itu sendiriyang menerbitkan kode Billing untuk
pembayaran atau penyetoran penerimaan negara secara elektronik, tanpa perlu
membuat Surat Setoran (SSP, SSBP, SSPB) manual, yang digunakan e-billing
Direktorat Jendral Pajak. Kode Billing sendiri adalah kode identifikasi yang
diterbitkan melalui sistem Billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran
pajak yang akan dilakukan Wajib Pajak.MPN-G2 merupakan Modul
Penerimaan Negara yang digunakan layanan e-billing. Modul Penerimaan
Negara (MPN-G2) adalah sistem penerimaan negara yang menggunakan surat
setoran elektronik. Surat setoran elektronik adalah surat setoran yang
berdasarkan pada Sistem Billing.Sistem MPN-G2 ini disusun untuk
memperbaiki sistem MPN sebelumnya. Arah penyempurnaan MPN G2
meliputi dari sistem manual ke billing system, dari layanan over the counter
(Teller) ke layanan online, dari single currency menjadi dapat melayani valuta
asing, dari terbatas pada beberapa jenis penerimaan menjadi mencakup
keseluruhan penerimaan.
1. Pembayaran Pajak Elektronik
Saat ini Wajib Pajak dapat lebih mudah dalam pemenuhan
kewajiban perpajakan dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas elektronik
yang telah disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Salah satu fasilitas
tersebut adalah sistem pembayaran elektronik (billing system) yang
memudahkan Wajib Pajak untuk membayarkan pajaknya dengan lebih
mudah, lebih cepat, dan lebih akurat. Proses pembayaran pajak secara
elektronik terdiri dari dua proses utama, yaitu Pembuatan kode Billing, dan
pembayaran pajak menggunakan Kode Billing (Payment).
Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Erwien Prasetyo
Pegawai Waskon I pada tanggal 21 Mei 2016 :
“Sebelumnya pembayaran pajak menggunakan Surat Setoran Pajak
sekarang menggunakan Kode Billing. Kode Billing itu sendiri
pembuatannya ada beberapa cara yang pertama melalui web
https://djponline.pajak.go.id (biasa disebut sse2) untuk registrasi di
web ini harus memiliki EFIN (Electronic Filling Identification
Number). Kedua yaitu https://sse.pajak.go.id. Ketika registrasi
49
tidak perlu EFIN hanya membutuhkan NPWP dan e-mail nantinya
akan mendapatkan PIN. Pembayaran dapat dilakukan di bank –
bank persepsi yang ditunjuk oleh KPP.”
Selain itu bagi wajib pajak yang sudah melakukan pembayaran
pajak secara elektronik selanjutnya melakukan proses pelaporan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama sebagai melengkapi proses pembayaran Pajak.
Prosedur pembayaran pajak secara elektronik dapat digambarkan :
Wajib pajak dapat membuat Kode Billing atas kewajiban pajak
tertentu sesuai dengan jenis kepesertaan Wajib Pajak (Badan,
Bendaharawan, atau Orang Pribadi) melalui Aplikasi Billing DJP Sesuai
dengan Surat Edaran Nomor SE-11/PJ/2016 tentang Panduan Teknis
Penerapan Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik bahwa pembuatan
Kode Billing dapat dilakukan melalui kanal – kanal sebagai berikut :
a. https://sse.pajak.go.id
b. https://sse2.pajak.go.id
Padas SSE kode Billing hanya dapat dibuat untuk pengguna yang
telah ber-NPWP dan atas pengguna sendiri, sedangkan di SSE2 kode
Billing dapat dibuat untuk NPWP lain termasuk yang belum ber-NPWP.
SSE2 telah terintegrasi dengan DJP online, pengguna yang telah terdaftar
di DJP online dapat langsung menggunakan SSE2 tanpa perlu registrasi
terlebih dahulu.
Pembuatan Kode Billing
Pembayaran Pelaporan
50
Bagan 4.1 Prosedur e-billing system
Registrasi
Account Baru
Verifikasi
Mengisi Data
Setoran Pajak
Pengecekan Data
Setoran Pajak
Pengecekan
Penerbitan Kode
Billing
Penyampaian Kode
Billing ke Teller Bank
Pemprosesan Kode
Billing
Cetak Bukti
Penerimaan Negara
Penginputan Kode
Billing Melalui ATM
Pemprosesan Kode
Billing
Cetak Bukti
Penerimaan Negara
Pelaporan
Pem
buatan
Kode B
illing
P
embay
aran
Pelap
oran
51
2. Pembuatan Kode Billing Melalui Aplikasi Billing DJP
a. Melalui https://sse.pajak.go.id
1) Registrasi User Account
Langkah – langkah registrasi user account sebagai berikut :
a) Wajib Pajak dapat melakukan registrasi dengan menggunakan
PC yang terhubung dengan internet, buka laman (webset)
https://sse.pajak.go.id pada browser.
b) Klik pada tautan (link) “Daftar Baru”, akan muncul menu
registrasi
Gambar 4.1 Tampilan Menu Log In
c) Masukan nomor NPWP, alamat e-mail, serta kode captcha,
lalu klik “Registrasi”. Pastikan alamat e-mail benar, karena e-
mail konfirmasi akan dikirimkan ke alamat e-mail tersebut
untuk aktivasi user account.
Klik Disini
52
Gambar 4.2 Tampilan Menu Registrasi
Jika kita memasukan NPWP, maka untuk kolom “NAMA”
akan terisi sendiri sesuai data dari Kantor Pajak.
d) Sistem billingmpm akan mengirimkan e-mail ke alamat e-mail
anda. Buka e-mail tersebut. Apabila e-mail tidak muncul di
inbox, cek di folder spam.
Gambar 4.3 Tampilan e-mail billingmpm
e) Ikuti petunjuk Aktivasi user account yang ada dalam e-mail.
Link aktivasi akan muncul dalam e-mail dan kemudian diklik
untuk mengaktivasikan user account. Apabila tidak berhasil,
kode aktivasi secara manual dapat dimasukan melalui laman
https://sse.pajak.go.id/verification.aspx.
Sistem Billingmpm
53
Gambar 4.4 Tampilan e-mail verification
Apabila muncul laman error, user ID dan PIN masih dapat
digunakan untuk login.
Gambar 4.5 Tampilan setelah verification
f) Gunakan PIN dalam e-mail konfirmasi untuk login. PIN
tersebut dapat diubah kemudian. Jangka waktu aktivasi 1
minggu, bila tidak dilakukan aktivasi dalam jangka tersebut
maka proses registrasi dapat dilakukan kembali.
Klik disini
Atau disini
54
2) Lupa PIN
Jika Wajib Pajak ada yang lupa dengan PIN lama, maka PIN baru
dapat diminta untuk dikirimkan ke e-mail terdaftar
a) Pada laman https://sse.pajak.go.id
Gambar 4.6 Tampilan Menu Log In
b) Masukan User ID (NPWP) dan e-mail.
Pastikan e-mail yang diinput adalah e-mail yang digunakan
dalam registrasi. Sistem akan mengirimkan PIN baru ke e-mail
anda.
Gambar 4.7 Tampilan Menu Lupa Password
Klik Disini
55
3) Pembuatan KodeBilling
a) Pada laman https://sse.pajak.go.id, masukan NPWP dan PIN
pada kolom yang tersedia lalu klik login.
Gambar 4.8 Tampilan e-mail verification
Gambar 4.9 Tampilan Menu Log In
b) Masukan data setoran pajak yang akan dibayarkan, lalu klik
Simpan kemudian akan muncul kotak dialog dan pilih “OK”.
NPWP
dan PIN
56
Gambar 4.10 Tampilan Menu isian SSP
Kolom NPWP, NAMA, ALAMAT, dan KOTA akan terisi
otomatis, sedangkan yang lainnya diisi sendiri oleh Wajib
Pajak sendiri
c) Cek kembali pengisian data. Apabila sudah benar atau belum.
Jika masih belum benar atau terdapat kesalahan dalam
menginput data setoran maka dapat diedit dengan mengeklik
“Edit Pengisian SSP”. Apabila sudah benar, klik “Terbitkan
Kode Billing”.
Klik Disini
57
Gambar 4.11 Tampilan Menu SSP yang sudah terisi
d) Sistem akan menerbitkan Kode Billing atas data pembayaran
yang direkam. Kode Billing akan aktif selama dalam jangka
waktu tertentu. Apabila kode Billing telah expire (tidak aktif)
dan belum dilakukan pembayaran, Kode Billingdapat dibuat
kembali. Kode Billing inilah yang digunakan untuk melakukan
pembayaran di kanal pembayaran (Bank / Pos Persepsi), baik
dengan cara mencetak Kode Billing dan menyerahkannya
kepada Teller (over the counter), atau dengan memasukan
(input) Kode Billing ke Menu InternetBanking, SMS Banking,
Branchless Banking (Mesin EDC agen bank), ATM, dan Mini
ATM (Mesin EDC untuk pembayaran Pajak
58
Gambar 4.12 Tampilan Penerbitan Kode Billing
b. Melalui https:sse2.pajak.go.id
1) Registrasi User Account
Hal ini merupakan bagian dari single sign-on (satu
username dan password untuk beberapa layanan perpajakan) DJP
online, maka registrasi https://sse2.pajak.go.id tidak diperlukan
bagi Wajib Pajak yangtelah memiliki akun DJP Online (EFILING,
EREG, atau ENOFA), karena username dan password pada
layanan DJP Online tersebut dapat digunakan untuk login pada
https://sse2.pajak.go.id dan Wajib Pajak yang telah terdaftar pada
https://sse.pajak.go.id tetapi belum memiliki akun DJP Online,
karena PIN pada https://sse.pajak.go.id dapat digunakan untuk
login pada https://sse2.pajak.go.id.
Kode Billing
dan Masa
berlakunya
59
Bila termasuk dalam dua kriteria tersebut, tetapi mengalami
masalah dalam login maka dapat dilakukan reset password atau
ubah e-mail pada link yang terdapat pada tampilan awal halaman
login. Apabila telah berhasil login, lewati proses registrasi dan
langsung keproses pembuatan Kode Billing. Bila belum melakukan
registrasi maka bisa mengikuti langkah – langkah berikut untuk
melakukan registrasi :
a) Menggunakan PC atau Gadget yang terhubung dengan
internet, buka laman (webset) https://sse2.pajak.go.id atau
https://djponline.pajak.go.id pada browser.
b) Klik pada tautan (link) “Registrasi”, akan muncul menu
registrasi.
Gambar 4.13 Tampilan Registrasi
60
c) Masukan nomor NPWP, EFIN, nomor handphone, e-mail,
password yang diinginkan untuk login, serta kode keamanan
(captcha), lalu klik “Daftar”. Pastikan alamat e-mail benar,
karena e-mail konfirmasi akan dikirimkan ke alamat e-mail
tersebut untuk aktivasi user account.
d) Ikuti petunjuk yang dikirimkan e-mail, dengan langkah –
langkah yang serupa sebagaimana verifikasi melalui
https://sse.pajak.go.id.
Gambar 4.14 Tampilan Form Pendaftaran
61
2) Pembuatan Kode Billing
a) Pada laman https://sse2.pajak.go.id, masukan NPWP dan
password lalu klik login.
Gambar 4.15 Tampilan Menu Log In DJP
b) Pilih menu “Isi SSE”
Gambar 4.16 Tampilan Menu DJP
c) Masukan data setoran pajak yang akan dibayarkan. Penyetoran
pajak bisa dilakukan atas NPWP sendiri atau NPWP lain
(dalam hal pemotongan / pemungutan pajak), tergantung jenis
62
pajak yang akan disetor. Setelah semua isian lengkap dan
benar, klik “Simpan”.
Gambar 4.17 Form SSE
d) Muncul konfirmasi pengisian data. Klik “Ya” jika isian data
sudah benar.
Gambar 4.18 Tampil Konfirmasi
Terisi
Otomatis
Diisi Wajib
Pajak
63
e) Muncul konfirmasi data berhasil disimpan. Klik “OK” untuk
melanjutkan.
Gambar 4.19 Tampilan Pemberitahuan Rekam SSP
f) Lakukan penerbitan Kode Billing dengan klik “Kode Billing”.
Gambar 4.20 Tampilan Penerbitan Kode Billing
g) Muncul konfirmasi pembuatan ID Billing (Kode Billing)
sukses. Klik “OK”.
Gambar 4.21 TampilanPemberitahuan Penerbitan Kode Billing
h) Kode Billing dan masa berlakunya berhasil diterbitkan. Apabila
hendak mencetak Kode Billing, klik pada “Cetak Kode Billing”
64
Gambar 4.22 Tampilan Data Setoran dan Kode Billing
3. Kanal Pembayaran Kode Billing
Proses pembayaran menggunakan Kode Billing adalah bagian
terpenting dari pembayaran pajak secara elektronik setelah Kode Billing
telah diperoleh. Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran menggunakan
Kode Billing melalui kanal – kanal sebagai berikut :
65
a. Pembayaran Kode Billing melalui Teller Bank
Langkah – langkah melakukan Pembayaran menggunakan Kode
Billing melalui Teller Bank adalah sebagai berikut :
1) Wajib Pajak menyampaikan Kode Billing kepada Teller Bank
beserta Setoran Pajak sejumlah nominal yang akan dibayarkan.
Kode Billing yang disampaikan Wajib Pajak dapat berupa Cetakan
Kode Billing dari Aplikasi Billing DJP (https://sse.pajak.go.id atau
https:sse2.pajak.go.id).
2) Teller Bank memasukan Kode Billing, mengkonfirmasi kepada
Wajib Pajak mengenai detil pembayaran pajak yang akan
dilakukan, dan mencocokan jumlah setoran pajak didalamnya.
Apabila informasi pembayaran pajak telah dikonfirmasi oleh
Wajib Pajak, dan jumlah setoran pajak sesuai maka Teller Bank
memproses pembayaran pajak atas Kode Billing tersebut.
66
3) Teller Bank mencetak Bukti Penerimaan Negara (BPN). Wajib
Pajak dalam hal ini melakukan penerbitan Kode Billing melalui
Teller Bank menggunakan SSP, maka Teller Bank memberikan
teraan elemen – elemen data BPN pada SSP lembar ke – 1 dan ke
3, membubuhi tanda tangan / paraf, nama pejabat Bank dan Cap
Bank.
b. Pembayaran Kode Billing melalui ATM
Langkah – langkah melakukan pembayaran menggunakan Kode
Billing melalui ATM adalah sebagai berikut :
1) Masukan kartu ATM ke mesin ATM. Masukan PIN
Gambar 4.23 Tampilan Menu Awal ATM
67
2) Muncul pilihan pada Menu ATM. Pilih “TRANSAKSI
LAINNYA”.
Gambar 4.24 Tampilan Menu Jumlah Paket Tunai
3) Pilih Menu “PEMBAYARAN”.
Gambar 4.25 Tampilan Menu Jenis Transaksi
68
4) Pilih Menu “LAINNYA”.
Gambar 4.26 Tampilan Menu Transaksi Pembayaran 1
5) Pilih lagi Menu “LAINNYA”.
Gambar 4.27 Tampilan Menu Transaksi Pembayaran 2
69
6) Pilih Menu MPN
Gambar 4.28 Tampilan Menu Transaksi Pembayaran 3
7) Masukan 15 Digit Kode Billing. Lalu tekan “BENAR”.
Gambar 4.29 Tampilan input Kode Billing
70
8) Periksa detail pembayaran. Apabila telah sesuai, maka tekan
“YA”.
Gambar 4.30 Tampilan Data setoran
9) Muncul konfirmasi transaksi berhasil dilaksanakan. Bersamaan
dengan itu, keluar struck ATM yang merupakan Bukti Penerimaan
Negara (BPN) yang sah dan merupakan bukti telah dilakukannya
pembayaran/penyetoran pajak.
Gambar 4.31 TampilanPemberitahuan Transaksi Berhasil
71
Berikut contoh dari struck ATM yang merupakan Bukti Penerimaan
Negara (BPN) yang sah dan merupakan bukti telah dilakukannya
pembayaran/penyetoran pajak.
Gambar 4.32TampilanBukti Penerimaan Negara
4. Pelaporan Pajak
Tahapan terakhir yaitu dengan pelaporan, dalam hal ini Surat
Setoran Pajak yang sudah didapat kemudian dilaporkan ke Kantor
Pelayanan Pajak Pratama. Pelaporan dilakukan untuk memberikan Surat
Setoran Pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak. Langkah – langkah
pelaporan :
a. Datang ke Kantor Pratama Pelayanan, kemudian mengambil antrian di
dekat satpam pintu masuk.
b. Menuju ke loket antrian saat nomor yang didapat sudah dipanggil
c. Memberikan Bukti Penerimaan Negara, dan Surat Pemberitahuan
(SPT)Formulir SPT 1770 Induk Pajak ke petugas. Petugas akan
72
memproses pelaporan tersebut dengan memasukan data – data dari
Wajib Pajak ke dalam komputer agar bisa tercacat di server.
d. Setelah diproses maka petugas akan mencetak bukti pelaporan dan
ditanda tangani oleh petugas dan diserahkan kepada Wajib Pajak
untuk menjadi Arsip bagi Wajib Pajak.
e. Berkas ini nantinya akan diserahkan ke Bagian Pelayanan untuk
direkap dan diarsip untuk dikirimkan ke Pusat yaitu di Jakarta.
D. Kelebihan Billing System
Sisteme-Billing memiliki Kelebihan dalam penggunaannya antara lain :
1. Tidak Perlu lagi membawa Surat Setoran Pajak (SSP), data setoran
digantikan dengan proses billing.
2. Tidak perlu lagi mengantre lama di loket teller, teller hanya menginput
kode billing saja.
3. Wajib Pajak bahkan tidak perlu lagi ke teller bank, Wajib Pajak bisa
bertransaksi lewat pilihan cara pembayaran lain. Missal lewat ATM
4. Pembayaran dapat dilakukan kapanpun dalam batas waktu hampir tidak
ada (24 Jama).
5. Kerahasian Data Wajib Pajak lebih terjamin mengingat bank tidak lagi
merekam data detail (hanya kode pembayaran/billing saja)
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Pembayaran dengan menggunakan e-billing system terdapat
beberapa tahapan tertentu yaitu:
Sebelum pembuatan kode Billing wajib pajak sebelumnya harus
melakukan tahapan registrasi bagi yang belum mempunyai account.
Tahapan registrasi dapat dilakukan di web DJP online
(https://sse2.pajak.go.id) atau melalui https://sse.pajak.go.id.
4. Melalui https://sse.pajak.go.id
Wajib pajak yang akan melakukan registrasi hanya membutuhkan
NPWP dan e-mail untuk nantinya mendapatkan PIN. Pin didapatkan
ketikan wajib pajak sudah terdaftar dan mendapatkan e-mail dari
sistemnya yang berisikan tentang PIN dan verifikasi. Kemudian
melakukan pembuatan kode Billing, dalam pembuatan kode Billing
wajib pajak memasukan data setoran pajak agar direkam server.
Artinya bahwa Kode Billing sebagai identitas pajak yang akan
dibayar. Kemudian wajib pajak membayarkan pajak dengan
memberikan atau menginput kode Billing. Setelah selesai akan
mendapatkan bukti penerimaan negara (BPN)
5. Melalui https://sse2.pajak.go.id
Pembuatan Kode Billing
Pembayaran Pelaporan
74
Dalam pembuatan account dengan web ini, wajib pajak perlu
membutuhkan EFIN (Electronic Filling Identification Number). Wajib
pajak yang sudah mendapatkan EFIN nantinya melakukan registrasi
dengan memasukan EFIN tersebut. Setelah melakukan registrasi maka
Wajib pajak mendapatkan account dan melakukan log in ke djp online.
Setelah Log in maka wajib pajak mengisikan data – data setoran pajak
yang akan dibayarkan nantinya. Setelah semua terisi maka data setoran
tersebut disimpan ke dalam server pusat. Jika semua data setoran
sudah benar maka wajib pajak sudah bisa menerbitkan kode Billing
sebagai identitas data setoran yang akan dibayarkan.
Semua tahapan dalam pembayaran pajak menggunakan e-Billing
system sudah selesai maka wajib pajak akan mendapatkan bukti
pembayaran yaitu berupa Bukti Penerimaan Negara yang didapat dari
pembayaran melalui bank persepsi atau mesin ATM. Bukti Penerimaan
Negara sudah disetarakan dengan Surat Setoran Pajak sehingga dalam
pelaporan wajib pajak tidak perlu membawa SSP tetapi hanya membawa
Bukti Penerimaan Negara saja. Pelaporan dilakukan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Surakarta, jika sudah melakukan pelaporan maka nanti
wajib pajak akan mendapatkan Bukti Penerimaan Surat yang dijadikan
sebagai bukti bagi Wajib Pajak yang sudah melakukan pelaporan.
B. Saran
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sebaiknya melakukan
sosialisasi lebih banyak lagi dalam penggunaan pembayaran melalui e-
billing system karena masih ada beberapa yang belum mengetahui
tentang e-billing system itu sendiri. Sosialisasi melalui perangkat kerja
pemerintah.
2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sebaiknya melakukan
himbauan kepada Wajib pajak yang akan membayar supaya
melakukan pembayaran dengan e-billing system.
75
3. Meningkatkan pelayanan dalam pembuatan kode billing di KPP
dengan meningkatkan kecepatan internet di KPP. Ketika pembuatan
kode Billing di KPP terhambat karena penggunaan internet yang
banyak diakses pada waktu bersamaan ditakutkan menggangu kerja
pegawai yang membantu wajib pajak membuat kode Billing.
4. Menambahkan pegawai dalam membantu pengisian data setoran pajak
di KPP. Jika kurangnya pegawai yang melakukan piket di depan maka
akan menimbulkan antrian yang banyak.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abut, Hilarius. 2010. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Diadit Media.
Anonim. (2010). Sistem Pembayaran. Diakses pada tanggal 17 April 2016 dari
web http://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/Contents/Default.aspx.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta : CV Andi Offset
Raymond Mc. Leod JR, George P. Schell. 2008.Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta Salemba Empat.
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat
Rusjdi, Muhammad. 2007. PPh Pajak Penghasilan. Klaten : PT Macanan.
Sanyoto, Danang. 2014. Sistem Informasi Manajemen Perspektif Organisasi.
Yogtakarta : Center of Academic Publishing Service.
Soemitro, Rochmat. 2007 Dasar-dasar Hukum Pajak dan pajak Pendapatan.
Bandung : Eresco
Sutabri, Tata. 2005.Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Andi Offset.
Sutopo, H.B.2006.Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya Dalam
Penelitian.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.