bab iv reaksi asam amino

22
4.2 PEMBAHASAN 4.2.1 Tes Ninhidrin Pada tes ini, albumin dan asam-asam amino ditambahkan dengan larutan ninhidrin. Tujuan penambahan ini adalah untuk mendeteksi adanya asam amino pada sampel. Ternyata beberapa sampel, yaitu albumin, glisin, histidin, dan alanin memberikan uji positif terhadap larutan ninhidrin. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan warna menjadi kuning setelah dilakukan pemanasan. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Sedangkan asam aspartat tidak memberikan perubahan warna, hal ini terjadi karena larutan yang digunakan telah terkontaminasi dengan zat- zat lain sehingga terjadi kesalahan dalam proses percobaan. 4.2.2 Reaksi Rantai Gugus Samping (Gugus R) Pada tes ini, digunakan larutan sampel sistein hidroklorida. Larutan ini ditambahkan dengan natrium nitroprussida dan amonium hidroksida. Tujuan penambahan natrium nitoroprussida adalah mendeteksi adanya asam

Upload: -

Post on 10-Aug-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Reaksi Asam Amino

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Tes Ninhidrin

Pada tes ini, albumin dan asam-asam amino ditambahkan dengan larutan

ninhidrin. Tujuan penambahan ini adalah untuk mendeteksi adanya asam amino pada

sampel. Ternyata beberapa sampel, yaitu albumin, glisin, histidin, dan alanin

memberikan uji positif terhadap larutan ninhidrin. Hal tersebut dibuktikan dengan

adanya perubahan warna menjadi kuning setelah dilakukan pemanasan. Pemanasan

ini bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Sedangkan asam aspartat tidak

memberikan perubahan warna, hal ini terjadi karena larutan yang digunakan telah

terkontaminasi dengan zat-zat lain sehingga terjadi kesalahan dalam proses

percobaan.

4.2.2 Reaksi Rantai Gugus Samping (Gugus R)

Pada tes ini, digunakan larutan sampel sistein hidroklorida. Larutan ini

ditambahkan dengan natrium nitroprussida dan amonium hidroksida. Tujuan

penambahan natrium nitoroprussida adalah mendeteksi adanya asam amino pada

sampel berdasarkan gugus rantai samping. Sedangkan penambahan amonium

hidroksida adalah agar produk membentuk reaksi kompleks. Ternyata sistein

hidroklorida tidak memberikan uji positif mengandung asam amino karena ditandai

dengan adanya perubahan warna menjadi hijau. Berdasarkan teori, sistein

hidroklorida memberikan uji positif. Hal itu ditandai dengan perubahan warna merah

bata. Perubahan warna terjadi akibat adanya gugus sulfhidril yang terikat dengan

senyawa yang mengandung atom nitrogen.

Page 2: Bab IV Reaksi Asam Amino

4.2.3 Reaksi Biuret

Pada percobaan ini, larutan sampel ditambahkan dengan NaOH dan CuSO4

0,01 M. Tujuan penambahan ini adalah mendeteksi adanya protein. Ternyata, hanya

albumin memberikan reaksi positif. Hal itu ditandai karena timbulnya perubahan

warna menjadi ungu. Sedangkan glisin, asam aspartat, histidin, dan alanin tidak

memberikan peubahan warna ungu melainkan biru. Dalam larutan basa biuret

memberikan warna violet dengan CuSO4, karena terbentuk kompleks Cu2+ dengan

gugus karbonil dan gugus NH dari rantai peptide dalam suasana basa.

4.2.4 Reksi Hopkins-Cole

Pada percobaan ini, larutan sampel ditambahkan dengan glioksilik dan asam

sulfat pekat. Tujuan penambahan glioksilik adalah mendeteksi adanya gugus indol

pada suatu sampel. Sedangkan, penambahan asam sulfat pekat bertujuan untuk

mempercepat terjadinya reaksi. Ternyata pada uji ini, hanya albumin yang

mengalami perubahan warna menjadi warna coklat dan terbentuk 2 fasa. Sedangkan

histidin, glisin, asam aspartat, dan alanin tidak mengalami perubahan apapun karena

warna yang dihasilkan adalah bening. Jika berdasarkan teori maka senyawa-senyawa

indolik dengan aldehid tertentu (asam glioksilik, methanol, para metl amino-

benzaldehid) dalam suasana asam dan dingin memberikan warna violet. Ini sangat

kontras dengan zat yang dihasilkan, artinya terdapat kesalahan dalam percobaan

kami. Kesalahan tersebut terjadi karena pipit tetes yang digunakan untuk meneteskan

glioksilik telah terkontaminasi dengan zat-zat lain.

4.2.5 Reaksi Millon

Pada uji ini, larutan sampel ditambahkan dengan pereaksi millon. Tujuan

penambahan tersebut adalah mengidentifikasi adanya tirosin dalam molekul-molekul

Page 3: Bab IV Reaksi Asam Amino

albumin. Berdasarkan percobaan kami, hanya albumin yang memberikan reaksi

positif terhadap pereaksi millon karena pereaksi millon terdiri dari larutan merkuri

dari ion merkurano dalam asam nitrat dan asam nitrous sehingga tirosin yang

terdapat pada albumin bereaksi dengan merkuri tersebut. Akibatnya, timbul endapan

merah bata sebagai akibat dari terikatnya gugus yang terdapat pada tirosin dengan

merkuri yang terdapat pada pereaksi millon. Sedangkan, asam aspartat, glisin, alanin,

dan histidin memberikan uji negatif terhadapa pereaksi tersebut.

Page 4: Bab IV Reaksi Asam Amino

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Pada tes ninhidrin berdasarkan teori asam aspartate bereaksi positif dengan

perubahan warna ungu yang ditimbulkan dan hal ini menandakan adanya gugus

amino bebas kecuali pada albumin. Sedangkan hasil percobaan menunjukkan

tak ada satupun larutan sampel yang memberikan reaksi positif.

2. Berdasarkan teori, untuk uji gugus rantai samping (gugus R) cysteina

hydroklorida bereaksi positif dengan natrium nitroprussida dan amonium

hidroksida dengan perubahan warna menjadi merah bata. Sedangkan, menurut

percobaan tidak memberikan reaksi positif .

3. Pada reaksi biuret, albumin bereaksi positif yang ditandai dengan adanya

perubahan waarna ungu, hal tersebut menandakan bahwa pada albumin

mengandung protein.

4. Pada reaksi Hopkins-Cole, albumin bereaksi negatif terhadap reagen glioksilik

membentuk larutan yang berwarna bening kecoklatan (2 fase).

5. Pada reaksi Millon, albumin bereaksi positif dengan membentuk endapan merah

bata yang menunjukkan adanya gugus hidroksifenil spesifik.

5.2 Saran

Pada percobaan ini, sebaiknya larutan digunakan larutan yang baru dan pipet

tetes yang jumlahnya banyak agar kesalahan dalam praktikum dapat

diminimalisasikan. Selain itu, sebaiknya asaisten laboratorium memberikan

Page 5: Bab IV Reaksi Asam Amino

penjelasan secara teoritis sebelum dan setelah percobaan agar ada kesesuaian antara

teori dan praktikum. Dengan begitu, kesimpulan yang dihasilkan dalam percobaan ini

tepat dan benar.

Page 6: Bab IV Reaksi Asam Amino

DAFTAR PUSTAKA

Hart, Harold., Craine, L. E., dan Hart, J. D., 2003, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Lehninger, L., Albert, 1982, Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Lehninger, L., Albert, 1982, Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Ritchie, D., Donald, dan Carolla, Robert, 1983, Biology Second Edition, Addison Wesley Publishing Company, San Francisco.

Hernandi., H. Enjang, 2012, Asam Amino komponen penyusun protein (online), (www.google.com/asam+amino+komponen+penyusun+protein, diakses pada tanggal 3 januari 2012 pukul 14.05).

Husni, Elidahanum., Samah, Asmaedy., dan Ariati, R., 2007, Analisa Zat Pengawet dan Protein dalam Makanan Siap Saji Sosis, Sains dan Teknologi Farmasi (online), 2 (108-111), (www.wordpress.com/analsys of quantitative/asam amino dan protein).

Page 7: Bab IV Reaksi Asam Amino

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 13 Maret 2012

Asisten Praktikan

(Asman Kumik) (Amalyah Febryanti)

Page 8: Bab IV Reaksi Asam Amino

Lampiran 1

BAGAN KERJA

1. Tes Ninhidrin

Dimasukkan ke dalam tabunng reaksi

yang bersih dan kering sebanyak 3

mL.

Ditambahkan 0,5 mL larutan

Ninhirin 0,1 %.

Dipanaskan hingga mendidih.

Damati perubahan yang terjadi

Albumin Asam Aspartat

Alanin Glisin Histidin

Hasil

Page 9: Bab IV Reaksi Asam Amino

2. Reaksi Gugus Rantai Samping (Gugus R)

Dimasukkan ke dalam tabunng reaksi yang bersih dan

kering.

Dilarutkan dengan 5 mL akuades.

Ditambahkan 0,5 mL natrium nitroprussida 1 %.

Kemudian ditambahkan 0,5 mL ammonium hidroksida.

Diamati perubahan warna yang terjadi.

Kristal cysteina hidroklorida

Hasil

Page 10: Bab IV Reaksi Asam Amino

3. Tes Biuret

Dimasukkan ke dalam tabunng reaksi

yang bersih dan kering sebanyak 3

mL.

Ditambahkan 1 mL NaOH 2,5 M.

Kemudian dikocok dengan baik.

Ditambahkan setetes CuSO4 0,001

M. Kemudian dikocok.

Jika timbul perubahan warna,

ditambahkan lagi beberapa tetes

CuSO4.

Diamati perubahan yang terjadi.

Albumin Alanin Glisin Histidin Asam Aspartat

Hasil

Page 11: Bab IV Reaksi Asam Amino

4. Tes Hopkins-Cole

Dimasukkan ke dalam tabunng reaksi yang

bersih dan kering.

Ditambahkan 2 mL larutan glioksilik.

Kemudian dikocok.

Tambahkan 4 mL larutan asam sulfat pekat

Diamati perubahan warna yang terjadi.

5. Reaksi Millon

.

Dimasukkan ke dalam tabunng reaksi yang

bersih dan kering.

Dimasukkan 4 tetes pereaksi Millon. Kemudian

dipanasi.

Jika timbul endapan putih menjadi merah,

ditambahkan pereaksi Millon berlebih supaya

warnanya hilang.

Diaamati peruubahan warna yang terjadi.

Albumin Alanin Glisin Histidin Asam Aspartat

Hasil

Albumin Albumin Glisin Histidin Asam Aspartat

Hasil

Page 12: Bab IV Reaksi Asam Amino

Lampiran 2

FOTO HASIL PERCOBAAN

1. Tes Ninhidrin

2. Reaksi Gugus Rantai Samping (Gugus R)

Page 13: Bab IV Reaksi Asam Amino

3. Reaksi Biuret

4. Reaksi Hopkins-Cole

5. Reaksi Millon

Page 14: Bab IV Reaksi Asam Amino
Page 15: Bab IV Reaksi Asam Amino

REFERENSI

Page 16: Bab IV Reaksi Asam Amino
Page 17: Bab IV Reaksi Asam Amino