bab v

9
49 BAB V BREAK-EVEN POINT 5.1 Pendahuluan Break-even point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan titik dalam kurva biaya-pendapatan yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik tersebut disebut sebagai break-even point. Dengan mengetahui titik peluang pokok, analis dapat mengetahui pada tingkat volume penjualan atau pendapatan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi tetapi tidak juga untung. Analisis pulang pokok dapat di manfaatkan untuk berbagai kepentingan, misalnya memilih produk baru yang lebih ekonomis untuk mengganti produk lama, memilih lokasi yang paling menguntungkan dari berbagai alternatif, dan untuk menentukan kapasitas produksi suatu produk baru. Meskipun dengan demikian, harus di pahami bahwa analisis pulang pokok menggunakan perkiraan data biaya dan permintaan yang sifatnya belum pasti. Dalam melakukan analisis pulang pokok diperlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya variabel, dan pendapatan. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan beasr yang tetap, tidak bergantung dari volume penjualan, sekalipun perusahaan tidak melakukan penjualan. Misalnya biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, bunga kredit dan lain-lain. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya berfariasi sesuai dengan jumlah unit yang di produksi atau di jual. Komponen utama dari biaya fariabel adalah biaya tenaga kerja langsung dan material. Namun biaya- biaya lain seperti gas, listrik atau air yang pemakaianannya di pengaruhi oleh volume produksi juga merupakan biaya fariabel. Pendapatan (revenue) merupakan elemen lai dalam analisis pulang pokok, besarnya bertambah sesuai dengan pertambahan volume penjulan. Dalam analisis pulang pokok, biaya dan pendapatan diasumsikan berbentuk garis kurva linear. Analisis pulang pokok dibedakan antara : Analisis pulang pokok untuk produk tunggal. Analisis pulang pokok produk sekaligus (multi produk). 5.2 Analisis pulang pokok untuk produk tunggal Biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan menengah atau perseorangan. Biasanya tempat pemasaran hasil produknya itu, dipasarkan diperumahan atau took-toko yang menjual produk khusus. Contoh: sepatu, tas, dll. Untuk menghitung titik ulang pokok untuk produk yang di buat, terhitung mudah karena hanya menghitung satu produk saja yang di produksi.

Upload: nanang-komarudin

Post on 14-Jul-2016

223 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Man Prod Bab5

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V

49

BAB V

BREAK-EVEN POINT

5.1 PendahuluanBreak-even point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan titik dalam

kurva biaya-pendapatan yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik tersebut

disebut sebagai break-even point. Dengan mengetahui titik peluang pokok, analis dapat

mengetahui pada tingkat volume penjualan atau pendapatan berapa perusahaan mencapai

titik impasnya, yaitu tidak rugi tetapi tidak juga untung.

Analisis pulang pokok dapat di manfaatkan untuk berbagai kepentingan, misalnya

memilih produk baru yang lebih ekonomis untuk mengganti produk lama, memilih lokasi

yang paling menguntungkan dari berbagai alternatif, dan untuk menentukan kapasitas

produksi suatu produk baru. Meskipun dengan demikian, harus di pahami bahwa analisis

pulang pokok menggunakan perkiraan data biaya dan permintaan yang sifatnya belum pasti.

Dalam melakukan analisis pulang pokok diperlukan estimasi mengenai biaya tetap,

biaya variabel, dan pendapatan. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan

perusahaan dengan beasr yang tetap, tidak bergantung dari volume penjualan, sekalipun

perusahaan tidak melakukan penjualan. Misalnya biaya depresiasi, pajak bumi dan

bangunan, bunga kredit dan lain-lain. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang

besarnya berfariasi sesuai dengan jumlah unit yang di produksi atau di jual. Komponen

utama dari biaya fariabel adalah biaya tenaga kerja langsung dan material. Namun biaya-

biaya lain seperti gas, listrik atau air yang pemakaianannya di pengaruhi oleh volume

produksi juga merupakan biaya fariabel.

Pendapatan (revenue) merupakan elemen lai dalam analisis pulang pokok, besarnya

bertambah sesuai dengan pertambahan volume penjulan. Dalam analisis pulang pokok,

biaya dan pendapatan diasumsikan berbentuk garis kurva linear.

Analisis pulang pokok dibedakan antara :

Analisis pulang pokok untuk produk tunggal.

Analisis pulang pokok produk sekaligus (multi produk).

5.2 Analisis pulang pokok untuk produk tunggal

Biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan menengah atau perseorangan.

Biasanya tempat pemasaran hasil produknya itu, dipasarkan diperumahan atau took-toko

yang menjual produk khusus. Contoh: sepatu, tas, dll. Untuk menghitung titik ulang pokok

untuk produk yang di buat, terhitung mudah karena hanya menghitung satu produk saja

yang di produksi.

Page 2: BAB V

50

MODEL DASAR

Pada gambar di bawah ini menunjukkan model dasar dari analisis pulang pokok

dimana garis pendapatan berpotongan pada garis biaya pada BEP. Sebelah kiri BEP

menunjukkan daerah kerugian, sedangkan sebelah kanan BEP menunjukkan daerah

keuntungan model ini memiliki asumsi dasar bahwa biaya per unit dianggap tetap atau

konstan, tidak tergantung dari jumlah unit yang terjual. Meskipun dalam kenyataannya biaya

tetap dan biaya variabel per unit tidak selamanya konstan. Misalnya ; dengan makin

bertambahnya volume produksi maka perusahaan harus menambah mesin dan ruangan

sehingga jumlah biaya tetap bertambah. Demikian pula dengan meningkatnya upah akan

mengakibatkan perubahan biaya variable per unit.

Gambar 5.1. Model Dasar Analisis Pulang Pokok

Untuk memudahkan analisis, digunakan notasi sebagai berikut :

Dengan menggunakan pendekatan pendapatan sama dengan biaya, rumus BEP dapat di

peroleh sebagai berikut :

Page 3: BAB V

51

Apabila keuntungan dinyatakan dengan P, volume yang di perlukan untuk

menghasilkan keuntungan tertentu dapat di cari dari persamaan berikutnya :

Apabila unsur pajak terhadap keuntungan (t) dimasukkan dalam analisis, rumus di

atas berubah menjadi berikut:

Q =

Atau

Q = BEP +

Contoh:

PT Angkasa Jaya mempunyai biaya tetap sebesar Rp. 1000.000 pada periode ini.

Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. !.500 per unit dan biaya material sebesar Rp.500

per unit.

Harga jual produk Rp. 4000 per unit. Tentukan :

a) Titik pulang pokok

Page 4: BAB V

52

b) Apabila keuntungan ditargetkan sebesar Rp. 560.000, berapa unit produk yang

harus terjual?

c) Apabila dari hasil keuntungan dikenakan pajak sebesar 30%, berapa unit yang

harus terjual agar keuntungan tetap sebesar Rp. 560.000?

Jawab :

a) Biaya variable per unit, V = 1500 + 500 =2000

BEP (Rp) = = 2.000.000

Jika dihitung dalam unit :

= = 500

b) Q = = =780 unit

c) Q= = = 900 unit

Analisis pulang pokok bertujuan untuk mengetahui pada tingkat volume berapa

perusahaan mencapai titik impas dari kegiatan usahanya. Dalam hal lain, analisis ini dapat

di pakai untuk membantu pemilihan jenis produk atau proses yang mempunyai biaya total

perendah untuk suatu volume yang di harapkan. Dalam pemilihan lokasi, analisis ini dapat di

pakai untuk menentukan lokasi yang memiliki biaya total terendah untuk kapasitas produksi

yang di tentukan yang berarti juga memiliki pendapatan tertinggi jika harga jual produk tetap.

Seperti telah disebutkan, biaya variable per unit dan pendapatan per unit dapat berubah

dengan berubahnya kapasitas produksi atau volume penjualan. Gambar S.2.2

menunjukkan bagaimana analisis pulang pokok digunakan dalam situasi seperti ini.

Page 5: BAB V

53

Gambar 5.2 Model Pulang pokok untuk Fasilitas yang Berbeda

Misalnya, suatu perusahaan beroperasi dalam lingkup kapasitas awal dimana titik

pulang pokok terjadi pada titik A. perusahaan mulai mendapat untung apabila volume

penjualan sudah melebihi V1 unit. Keuntungan akan meningkat searah dengan

pertambahan volume penjualan. Apabila volume sudah mencapai V2, perusahaan perlu

menambah fasilitas baru yang merupakan investasi tambahan sebesar BC. Akibatnya, pada

volume diatas V2, biaya tetap menjadi lebih besar. Perusahaan baru mendapatkan untung

apabila volume penjualan telah mencapi V3.

Hasil analisis pulang pokok ini dapat membantu manajemen dalam mengambil

keputusan. Jika target penjualan sudah ditentukan, dapat diketahui volume output yang

diperlukan untuk mencapai target itu.

2. ANALISA PULANG POKOK UNTUK MULTI PRODUKKebanyakan perusahaaan membuat atau menjual lebih dari satu produk dengan

menggunakan fasilitas yang sama. Misalnya, setiap restoran selalu menjual lebih dari satu

jenis makanan, pasar swalayan menjual berbagai jenis komoditi, atau industry bahan

bangunan yang membuat lebih dari satu jenis tegel. Menghitung titik pulang pokok untuk

setiap produk sukar meskipun biaya variable dan harga jual setiap jenis produk dketahui.

Hal ini disebabkan sukarnya menghitung biaya tetap untuk masing-masing jenis produk.

Untung mengetahui posisi pulang pokok, biasanya dilakukan bukan untuk per jenis

produk tetapi untuk keseluruhan produk yang dibuat/dijual perusahaan. Rumus BEP untuk

produk tunggal tidak dapat langsung digunakan untuk multi produk karena biaya fariabel

dan harga jual setial jenis produk berbeda. Oleh karena itu, rumus tersebut harus

dimodifikasi dengan pertimbangan kontribusi penjualan dari setiap produk.

Page 6: BAB V

54

Rumus titik pulang pokok untuk multi produk, sebagai berikut :

BEP (Rp) =

Dimana :

F = biya tetap per periode

Vi = biya variable per unit

Pi = harga jual per unit

Wi = prosentasi penjualan produk I terhadap total produk penjualan ( I-Vi/Pi).Wi =

Kontribusi tertimbang

N = jumlah produk

Disamping rumus diatas, dapat juga dipergunakan rumus sebagai berikut.

BEP (Rp) =

Dimana :

TVC : biaya variable total

TR : total pendapatan

Contoh 2.

Perusahaan industry keramik memproduksi 6 tipe produk, masing-masing memiliki data

harga jual, biaya variable dan estimasi penjualan seperti table berikut :

Apabila harga tetap per bulan sebesar Rp 5.000.000, tentukan BEP-nya

Tipe Biaya Variabel

( rp unit)

Harga Jual

(rp unit)

Estimasi Penjualan

(unit/tahun)

A

B

C

D

E

F

7.000

4.600

4.000

4.500

2.900

2.600

11.000

7.500

6.000

7.500

5.000

4.000

4.200

7.000

8.000

4.800

6.000

3.000

Untuk menghitung BEP digunakan bantuan table S2.1. tabel ini bertujuan mencari

nilai pembagi (nominator) dalam rumus BEP multi produk (persamaan S2.6) atau

merupakan jumlah kontribusi tertimbang semua tipe produk yang dijual.

Page 7: BAB V

55

Dalam kasus ini estimasi penjualan dinyatakan dalam unit, padahal harga setiap tipe

produk berbeda satu sama lain. Untuk itu, harus dicari lebih dulu estimasi penjualan dalam

rupiah (kolom 7), yaitu dengan mengalikan harga jual dengan jumlah unit terjual.

Selanjutnya, dapat dihitung proporsi penjualan tiap tipe produk terhadap total penjualan

(kolom 9).

Sebagai contoh, estimasi produk A dalam rupiah (kolom 7) dihitung dengan

mengalikan harga jual (kolom 3) dengan jumlah penjualan dalam unit (kolom 6), diperoleh

nilai sebesar Rp 46.200.000,-. Penjualan dari produk A ini memiliki proporsi sebesar 20.6%

dari total penjualan sebesar Rp 224.700.000. kontribusi tertimbang tipe A (kolom 9) dapat

diperoleh dengan mengalikan nilai dalam kolom 5 dan kolom 8, yaitu sebesar 0,36 X 0.206 =

0,075.

Dengan menggunakan pendekatan yang sama untuk setiap tipe, dapat diperoleh

total kontribusi tertimbang, yaitu sebesar 0,375 untuk setiap rupiah penjualan.

Tabel 5.1. Tabel Analisis Pulang Pokok untuk Multiproduk (1)

Jenis

Produk

Biaya

Variabel

(Rp/unit)

Harga

Jual

(Rp/Unit

)

Estimasi

Penjualan

(Unit/Th)

Estimasi

Penjualan

(ribu Rp/Th)

Proporsi

thd Total

Penjualan

Kontribusi

Tertimbang

V P V/P 1-V/P S R W (1-V/P).W

A 7.000 11.000 0,64 0,36 4.200 46.200 0,206 0,075

B 4.600 7.500 0,61 0,39 7.000 52.500 0,234 0,090

C 4.000 6.000 0,67 0,33 8.000 48.000 0,214 0,071

D 4.500 7.500 0,60 0,40 4.800 36.000 0,160 0,064

E 2.900 5.000 0,58 0,42 6.000 30.000 0,134 0,056

F 2.600 4.000 0,65 0,45 3.000 12.000 0,052 0,019

224.700 1 0,375

Biaya tetap per tahun = 12 x Rp 60.000.000

BEP dalam 1 tahun = = Rp 160.000.000

Karena biaya tetap dinyatakan dalam bulanan, untuk mencari BEP dalam 1 tahun,

biaya tatap dikalikan 12 dan selanjutnya dibagi dengan 0,375 hasilnya menjadi

Rp160.000.000. Ini berarti jika penjualan perusahaan telah mencapai Rp 160.000.000,

perusahaan sudah dalam posisi impas, belum untung tetapi tidak rugi.

Untuk mengetahui berapa unit yang harus terjual untuk masing-masing produk dalam

rangka mencapai BEP, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Penjualan (rupiah) :

Page 8: BAB V

56

Produk A = 0,206 x Rp 160.000.000 = Rp 32.960.000

Produk B = 0,234 x Rp 160.000.000 = Rp 37.440.000

Produk C = 0,214 x Rp 160.000.000 = Rp 34.240.000

Produk D = 0,160 x Rp 160.000.000 = Rp 25.600.000

Produk E = 0,134 x Rp 160.000.000 = Rp 21.440.000

Produk F = 0,052 x Rp 160.000.000 = Rp 8.320.000

Penjualan (unit) :

Produk A = Rp 32.960.000 / Rp 11.000 = 2.996

Produk B = Rp 37.440.000 / Rp 7.500 = 4.992

Produk C = Rp 34.240.000 / Rp 6.000 = 5.707

Produk D = Rp 25.600.000 / Rp 7.500 = 3.413

Produk E = Rp 21.440.000 / Rp 5.000 = 4.288

Produk F = Rp 8.320.000 / Rp 4.000 = 2.080

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus (S2.7) dapat dilihat pada Tabel S2.2

berikut :

Tabel 5.2. Tabel Analisis Pulang Pokok untuk Multiproduk (2)

Jenis Produk Biaya

Variabel

(Rp/Unit)

Harga Jual

(Rp/Unit)

Estimasi

Penjualan

(Unit/Th)

Estimasi

Penjualan

(ribu Rp/Th)

Biaya Total

Variabel (ribu

Rp/Unit)

V P S R = V x P VC

A 7.000 11.000 4.200 46.200 29.400

B 4.600 7.500 7.000 52.500 32.200

C 4.000 6.000 8.000 48.000 32.000

D 4.500 7.500 4.800 36.000 21.600

E 2.900 5.000 6.000 30.000 17.400

F 2.600 4.000 3.000 12.000 7.800

224.700 140.400

Total pendapatan perusahaan ( TR ) merupakan jumlah pendapatan dari masing-

masing produk, seperti pada kolom 5. Sedangkan biaya total variabel perusahaan

merupakan jumlah biaya dari masing-masing produk, seperti pada kolom 6.

Dengan memasukkan nilai-nilai pada rumus dapat diperoleh :

BEP ( Rp ) = = = 160.000.000

Dalam soal-soal tertentu, bilamana penjualan diperkirakan di bawah kapasitas

optimal, dalam penghitungan BEP perlu dilakukan penyesuaian terhadap nilai biaya

Page 9: BAB V

57

variabbel total. Hal ini mengingat besar biaya variabel sangat dipengaruhi oleh kuantitas

produksi, berbeda dengan biaya tetap yang besarnya tidak dipengaruhi jumlah produksi.