bab vi kesimpulan dan rekomendasi -...
TRANSCRIPT
! 180
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. Kesimpulan
Kesimpulam dari penelitian ini merupakan jawaban terhadap pertanyaan
penelitian berdasarkan hasil observasi, pemeparan, identifikas, dan analisis,
seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya mengenai titian sebagai objek
penelitian yang juga merupakan langkah konsolidasi pada kawasan.
6.1.1. Potensi dan Kekurangan Titian pada Kawasan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis terhadap objek penelititan pada 3 (tiga)
kawasan tersebut, dapat disimpulkan beberapa potensi titian yang terdapat di
kawasan peneltitian:
1. Terdapat 45 (empat puluh lima) ragam konfigurasi titian di kawasan
penelitian dengan pengelompokkan berdasarkan pola massa, bentuk
titian dan fungsi bangunan pelingkup.
2. Titian yang saling terhubung satu sama lain, dengan fungsi bangunan
pelingkup yang beragam memberikan nilai integrasi yang tinggi.
3. Ruang terbuka pada area perairan yang terhubung dengan titian menjadi
faktor peningkat pada area daratan dan perairan.
4. Konsep titian sebagai ruang multifungsi pada kawasan yang tidak berada
pada daratan (floating area).
Sedangkan kekurangan yang terdapat dari ragam konfigurasi titian pada
kawasan penelitian adalah:
1. Kondisi konstruksi titian yang menggunakan kayu, rawan terhadap
pelapukan.
2. Titian yang memiliki jalur tunggal cenderung memiliki integrasi rendah.
3. Pola massa yang padat menjadi penghalang visual sehingga terjadi
segregasi.
KONSOLIDASI KERUANGAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI BERBASIS TITIAN SEBAGAIKARAKTERISTIK LOKALLokus: Kawasan Tepian Sungai Kota BanjarmasinEVAN ELIANTO SUPARUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
! 181
6.1.2. Konsep Konsolidasi Kawasan Tepian Berbasis pada Jaringan Titian
Berdasarkan analisis potensi dan kekurangan konfigurasi titian pada
kawasan penelitian, dapat disimpulkan konsep untuk meningkatkan dan
menguatkan hubungan daratan dan perairan, sebagai berikut:
Gambar 6.1. Konsep konfigurasi titian pada kawasan tepian sungai
KONSOLIDASI KERUANGAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI BERBASIS TITIAN SEBAGAIKARAKTERISTIK LOKALLokus: Kawasan Tepian Sungai Kota BanjarmasinEVAN ELIANTO SUPARUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
! 182
6.2. Rekomendasi
Rekomendasi dilakukan secara berkesinambungan, baik dalam sistem
perkotaan hingga sistem kawasan.
6.2.1. Rekomendasi Sistem Perkotaan
1. Pengintegrasian jaringan daratan dan jaringan sungai, melalui jalur
transportasi.
2. Pelestarian prinsip titian sebagai jalur penghubung pada badan sungai
dengan menggunakan bahan dan teknologi terbaru.
Gambar 6.2. Pengintegrasian jaringan transportasi daratan dan sungai
Gambar 6.3. Alternatif peremajaan sistem konstruksi titian
KONSOLIDASI KERUANGAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI BERBASIS TITIAN SEBAGAIKARAKTERISTIK LOKALLokus: Kawasan Tepian Sungai Kota BanjarmasinEVAN ELIANTO SUPARUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
! 183
3. Pemanfaatan zona sungai dan tepiannya sebagai zona kawasan
terapung dengan regulasi yang mempertimbangkan sistem keruangan,
ekologi, sosial dan ekonomi masyarakat.
Gambar 6.4. Zonasi pada kawasan tepian sungai
KONSOLIDASI KERUANGAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI BERBASIS TITIAN SEBAGAIKARAKTERISTIK LOKALLokus: Kawasan Tepian Sungai Kota BanjarmasinEVAN ELIANTO SUPARUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
! 184
6.2.2. Rekomendasi Sistem Kawasan
Berdasarkan pemaparan dan analisis pada bagian sebelumnya, pada
bagian ini merupakan pemaparan rekomendasi terhadap langkah konsolidasi
yang dilakukan pada kawasan penelitian.
1. Penataan kembali jaringan titian pada kawasan penelitian.
2. Penataan pola massa pada kawasan penelitian
3. Pengaturan zonasi sesuai dengan kondisi pada kawasan.
4. Pengembangan konsep tematik sesuai karakteristik pada setiap kawasan,
sebagai berikut;
• Kawasan Sei Baru
Dikembangkan sebagai kawasan kampung wisata tepian air yang berada
di pusat kota, dengan unsur wisata sebagai pendukung utama pada
kawasan tersebut. Pengembangan kembali rumah-rumah apung dengan
konsep dan teknologi terbaru.
• Kawasan Kuin Muara
Dikembangkan sebagai kawasan historical-residential waterfront.
Pengembangan floating cultural housing sebagai upaya penambah daya
dukung kawasan, tentunya dengan memasukan pusat kuliner,
kebudayaan tepian sungau dan ruang-ruang publik terapung.
• Kawasan Kampung Alalak Tengah
Dikembangkan sebagai kawasan industrial-residential waterfront.
Pengembangan industry meubeler, knockdown housing, pengolahan
limbah kayu, workshop pengolahan barang industry, dll. Guna
meningkatkan daya dukung kawasan dikembangkan juga konsep vertical
housing untuk pekerja industry tentunya terintegrasi dengan beragam
fungsi dan fasilitas pada kawasan.
KONSOLIDASI KERUANGAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI BERBASIS TITIAN SEBAGAIKARAKTERISTIK LOKALLokus: Kawasan Tepian Sungai Kota BanjarmasinEVAN ELIANTO SUPARUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
! 180
KONSOLIDASI KERUANGAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI BERBASIS TITIAN SEBAGAIKARAKTERISTIK LOKALLokus: Kawasan Tepian Sungai Kota BanjarmasinEVAN ELIANTO SUPARUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
! 181
KONSOLIDASI KERUANGAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI BERBASIS TITIAN SEBAGAIKARAKTERISTIK LOKALLokus: Kawasan Tepian Sungai Kota BanjarmasinEVAN ELIANTO SUPARUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
! 182
KONSOLIDASI KERUANGAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI BERBASIS TITIAN SEBAGAIKARAKTERISTIK LOKALLokus: Kawasan Tepian Sungai Kota BanjarmasinEVAN ELIANTO SUPARUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/