bab vi ukl upl pertambangan batubara
DESCRIPTION
Penjelasan Upaya Pemantauan LingkunganTRANSCRIPT
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 1
BAB VI
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Upaya pemantauan lingkungan merupakan suatu kegiatan untuk mengevaluasi
efektivitas upaya pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan. Di samping
itu kegiatan ini juga diperlukan untuk mengkaji gejala-gejala perubahan kualitas
lingkungan sekitar baik yang telah diprediksi maupun yang belum diprediksi
sebelumnya, sehingga dapat di rekomendasikan langkah pengelolaan berikutnya.
Berkaitan dengan upaya pengendalian dampak negatif dan pengembangan
dampak positif yang akan terjadi akibat dari kegiatan proyek, maka upaya
pemantauan akan disusun berdasarkan komponen lingkungan yang diperkirakan
terkena dampak dari aktivitas proyek, yaitu komponen sosial, ekonomi, budaya
dan kesehatan masyarakat (sosekbudkesmas), komponen fisik kimia dan
komponen biologi.
6.1. UPAYA PEMANTAUAN KOMPONEN SOSEKBUDKESMAS
Beberapa komponen sosekbudkesmas yang diperkirakan terkena dampak dari
rencana kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosameliputi, sikap
dan persepsi masyarakat, Konflik Sosial, lapangan pekerjaan, lapangan usaha,
pendapatan masyarakat, lalu lintas darat, Keselamatan Masyarakat, Kesehatan
Masyarakat, Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat dan Fungsi Lahan.
6.1.1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
1. Jenis Dampak
Dampak penting yang dipantau adalah munculnya sikap dan persepsi
masyarakat yang bersifat positif terhadap rencana kegiatan pertambangan
batubara Koptam Rukun Sentosa.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap sikap dan persepsi masyarakat
merupakan akibat dari kegiatan sosialisasi formal dan non formal terhadap
rencana proyek.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Jumlah dan persentase masyarakat yang menerima dan mendukung
kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosa.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode pengumpulan data :
1) Melakukan wawancara kepada masyarakat setempat.
2) Melakukan pengamatan dinamika persepsi masyarakat yang terkait
dengan aktivitas Koptam Rukun Sentosadi wilayah ini.
b. Metode analisis data :
Tabulasi data dan dilakukan analisa komparasi.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 2
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup untuk sikap dan persepsi masyarakat adalah
Kelurahan Amborawang Darat dalam Kecamatan Samboja.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan dilakukan selama operasional pertambangan batubara
berlangsung dengan frekuensi setiap 3 bulan sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadi bawah pengawasan Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan
Samboja dan BLHD Kabupaten Kutai Kertanegara.
6.1.2. Konflik Sosial
1. Jenis Dampak
Dampak penting yang dipantau terhadap konflik sosial pada kegiatan
pembebasan lahan adalah potensi munculnya proses disosiasi masyarakat
di sekitar lokasi rencana proyek.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap konflik sosial adalah kemungkinan
adanya tumpang tindih penguasaan lahan, dan nilai penggantian tanam
tumbuh.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Hubungan sosial masyarakat terkait kegiatan pembebasan lahan.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode pengumpulan data :
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pencatatan dalam bentuk
tabel (tabulasi) setiap kejadian perselisihan dalam proses pembebasan
lahan yang meliputi luas/letak lahan dan sumber perselisihan (nilai
kompensasi/tumpang tindih kepemilikan lahan).
b. Metode analisis data :
Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan adalah Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan
Samboja yang berada dalam lokasi proyek Koptam Rukun Sentosa.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama berlangsungnya kegiatan
pembebasan lahan dengan frekuensi setiap 3 bulan sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 3
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun Sentosa
di bawah pengawasan Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan
Samboja, BPN dan BLHD Kabupaten Kutai Kertanegara.
6.1.3. Lapangan Pekerjaan
1. Jenis Dampak
Dampak penting terhadap lapangan pekerjaan adalah potensi munculnya
peluang kerja bagi masyarakat setempat dan hilangnya lapangan pekerjaan
bagi penduduk dengan indikator angka tingkat pengangguran penduduk.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap lapangan pekerjaan pada kegiatan
penerimaan tenaga kerja adalah prioritas penerimaan tenaga kerja lokal
dan hilangnya lapangan pekerjaan akibat adanya kegiatan pemutusan
hubungan kerja (PHK).
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah dan proporsi
tenaga kerja lokal yang diterima bekerja dan yang d PHK serta jumlah
pengangguran.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan yang dilakukan terhadap lapangan pekerjaan adalah
a. Melakukan pencatatan dan pengecekan secara langsung pada saat
penerimaan karyawan dan pemutus hubungan karyawan ke kantor
manajemen Koptam Rukun Sentosa mengenai jumlah tenaga kerja
lokal yang dikaryakan.
b. Data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dianalisis secara
deskriptif.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah kantor manajemen Koptam
Rukun Sentosa.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Jangka waktu pemantauan lingkungan hidup adalah setiap kali
dilaksanakannya kegiatan penerimaan tenaga kerja.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadi bawah pengawasan Dinas Tenaga Kerja dan BLHD Kabupaten
Kutai Kertanegara.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 4
6.1.4. Lapangan Usaha
1. Jenis Dampak
Dampak terhadap lapangan usaha adalah terbukanya lapangan usaha bagi
masyarakat di sekitar lokasi proyek.
2. Sumber Dampak
Komponen yang menjadi sumber dampak penting terhadap terbukanya
lapangan usaha masyarakat adalah komponen pekerjaan konstruksi yang
dimitrakan kepada pelaku usaha dari masyarakat setempat.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Tolok ukur dampak yang dipantau adalah jenis dan volume usaha
masyarakat yang terkait dengan kegiatan pertambangan batubara Koptam
Rukun Sentosa.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dampak terhadap lapangan usaha dilakukan dengan
cara:
a. Pencatatan unit usaha masyarakat/perorangan yang terlibat dalam
kegiatan pembangunan fasilitas penunjang yang meliputi nama dan
alamat unit usaha serta kegiatan yang dilaksanakan.
b. Data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dianalisis secara
deskriptif.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah di desa yang berada di sekitar
lokasi pembangunan fasilitas penunjang Koptam Rukun Sentosayakni
Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup terhadap lapangan usaha masyarakat
dilakukan selama kegiatan pembangunan fasilitas penunjang berlangsung
dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadi bawah pengawasan Dinas Tenaga Kerja dan BLHD Kabupaten
Kutai Kertanegara.
6.1.5. Lalulintas Darat
1. Jenis Dampak
Dampak penting terhadap lalu lintas darat adalah munculnya gangguan
terhadap lalulintas darat pada ruas jalan di sekitar lokasi pembuatan jalan
angkut batubara.
2. Sumber Dampak
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 5
Sumber dampak penting terhadap munculnya gangguan lalu lintas darat
adalah penggunaan kendaraan angkut jenis trailler saat berlangsungnya
mobilisasi dan demobilisasi peralatan.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Tolok ukur dampak terdapat lalulintas darat adalah tingkat kemacetan lalu
lintas pada ruas jalan yang digunakan dalam kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi peralatan.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan gangguan lalu lintas umum adalah
a. Melakukan pencatatan dan tabulasi frekuensi perlintasan kendaraan
proyek dan kendaraan umum.
b. Metode analisis data yang digunakan dalam pemantauan terhadap
gangguan lalu lintas darat adalah tabulasi dan analisis deskriptif.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup pada dampak gangguan lalu lintas
darat adalah di persimpangan jalan proyek dan jalan raya.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Jangka waktu pemantauan lingkungan hidup adalah setiap kali
dilaksanakannya kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadi bawah pengawasan Dinas Perhubungan dan BLHD Kabupaten
Kutai Kertanegara.
6.1.6. Keselamatan Masyarakat
1. Jenis Dampak
Dampak penting yang dipantau terhadap keselamatan masyarakat pada
kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan material serta
pemuatan dan pengapalan batubara adalah munculnya resiko kecelakaan
lalu lintas.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap keselamatan masyarakat merupakan
akibat kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan material.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Parameter lingkungan hidup yang dipantau yaitu intensitas dan frekuensi
kecelakaan lalulintas.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metoda pengumpulan data :
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung dan pencatatan dalam bentuk tabel (tabulasi) setiap insiden
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 6
kecelakaan lalu lintas jalur jalan yang dilewati yang meliputi intensitas
dan frekuensi kecelakaan lalulintas.
b. Metoda analisis data :
Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif yaitu data kejadian
kecelakaan lalulintas dilakukan tabulasi, kemudian dijadikan sebagai
dasar untuk melakukan perbaikan pengelolaan.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup terhadap keselamatan masyarakat adalah
jalur jalan yang digunakan oleh Koptam Rukun Sentosa.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan dengan frekuensi pemantauan
setiap hari kerja selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material
Koptam Rukun Sentosa berlangsung dengan pelaporan setiap 6 bulan
sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadi bawah pengawasan Dinas Perhubungan dan BLHD Kabupaten
Kutai Kertanegara.
6.1.7. Kesehatan Masyarakat
1. Jenis Dampak
Dampak penting yang dipantau adalah terjadinya gangguan kesehatan
masyarakat dengan indikator meningkatnya angka kesakitan masyarakat.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap kesehatan masyarakat merupakan
dampak akibat terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan penurunan
kualitas air permukaan pada saat berlangsungnya kegiatan penimbunan
dan pengolahan batubara serta pengangkutan batubara dari areal
pertambangan ke stockpile.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Parameter lingkungan hidup yang dipantau yaitu kondisi umum kesehatan
masyarakat serta jumlah dan jenis penyakit yang diderita masyarakat di
kampung-kampung terdekat.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode pengumpulan data :
Melakukan inventarisasi kejadian meliputi jenis dan intensitas
gangguan kesehatan yang diderita pekerja/karyawan dan masyarakat
yang diperoleh dari puskesmas-puskesmas di daerah lokasi studi.
b. Metode analisis data :
Datadata yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel (tabulasi data)
dan di analisis secara deskriptif kuantitatif untuk mengetahui
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 7
kesehatan masyarakat yang bekerja maupun berada disekitar lokasi
pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosa antar waktu,
kemudian membandingkan hasilnya dengan sebelum adanya kegiatan
Koptam Rukun Sentosa.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup terhadap kesehatan masyarakat dilakukan
pada puskesmas/puskesmas pembantu terdekat.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama pertambangan batubara
berlangsung dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadi bawah pengawasan Dinas Kesehatan dan BLHD Kabupaten
Kutai Kertanegara.
6.1.8. Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat (K3)
1. Jenis Dampak
Dampak penting terhadap keselamatan dan kesehatan kerja adalah
munculnya gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja.
2. Sumber Dampak
Komponen yang menjadi sumber dampak penting terhadap gangguan
keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
a. Resiko kecelakaan kerja saat pengoperasian alat-alat berat dalam
kegiatan preparasi tapak proyek.
b. Resiko kecelakaan kerja akibat terjatuh dari ketinggian bangunan.
c. Resiko kecelakaan kerja akibat tertimpa material bangunan.
d. Resiko gangguan kesehatan akibat paparan debu dan kebisingan di
tempat kerja yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
mata dan pernapasan pekerja.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Tolok ukur dampak terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dipantau adalah frekuensi dan intensitas dan penyebab gangguan
keselamatan dan kesehatan yang terjadi terhadap pekerja.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dampak terhadap lapangan pekerjaan dilakukan
dengan cara:
a. Melakukan pencatatan dalam bentuk tabel (tabulasi) setiap kejadian
kecelakaan kerja yang meliputi intensitas dan frekuensi kecelakaan
kerja.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 8
b. Analisis data dilakukan dengan metode analisis kecenderungan
(trend analysis) untuk melihat perubahan tingkat keselamatan dan
kesehatan pekerja antar waktu.
c. Pemeriksaan kesehatan secara berkala khususnya pada pekerja yang
berada dilingkungan tempat penambangan. .
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah lokasi tapak proyek,
pembuatan jalan angkut batubara, dan pengangkutan batubara dari areal
pertambangan ke stockpile.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Jangka waktu pemantauan adalah selama berlangsungnya kegiatan
preparasi tapak proyek, pembuatan jalan angkut batubara, dan
pengangkutan batubara dari areal pertambangan ke stockpile dengan
frekuensi pemantauan setiap hari untuk pemantauan kecelakaan kerja dan
enam bulan sekali untuk pemantauan kesehatan kerja.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun Sentosa
di bawah pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan dan BLHD
Kabupaten Kutai Kertanegara.
6.1.8. Fungsi Lahan
1. Jenis Dampak
Dampak lingkungan terhadap fungsi lahan adalah terjadinya pengalihan
fungsi lahan menjadi fasilitas publik.
2. Sumber Dampak
Komponen yang menjadi sumber dampak penting terhadap fungsi lahan
adalah penyerahan lahan proyek kepada pemerintah dan dimanfaatkan
bagi kepentingan umum dan perekonomian masyarakat setempat.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Tolok ukur dampak terhadap fungsi lahan yang dipantau adalah perubahan
fungsi lahan sebagai fasilitas publik dan perekonomian masyarakat.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dampak terhadap fungsi lahan dilakukan dengan cara:
a. Metode Pengumpulan Data
Dilakukan dengan cara inventarisasi luasan lahan yang dibebaskan
terkait dengan pola pemanfaatan lahan sebelumnya. Selanjutnya data
ditabulasikan.
b. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 9
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah areal lahan yang digunakan
oleh Koptam Rukun Sentosa yakni Kelurahan Amborawang Darat
Kecamatan Samboja.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Jangka waktu pemantauan adalah selama berlangsungnya kegiatan
pengalihan fungsi lahan yang dilakukan oleh Koptam Rukun Sentosa.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pihak Koptam Rukun
Sentosadi bawah pengawasan Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan
Samboja dan BLHD Kabupaten Kutai Kartanegara.
6.2. PEMANTAUAN KOMPONEN FISIKA-KIMIA
Komponen fisik-kimia lingkungan yang diperkirakan terkena dampak dari
rencana kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosa, meliputi
kualitas udara ambien, peningkatan laju erosi, beban sedimentasi, menurunnya
kesuburan tanah, kualitas air permukaan, kebisingan dan stabilitas lahan.
6.2.1. Kualitas Udara
1. Jenis Dampak
Dampak penting yang dipantau terhadap kualitas udara pada kegiatan
pembuatan fasilitas penunjang, penimbunan batubara, pengangkutan
batubara dari areal pertambangan ke stockpile dan pemuatan dan
pengapalan batubara adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien
dengan indikator peningkatan kadar debu.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap kualitas udara adalah peningkatan kadar debu
udara yang terjadi saat berlangsungnya kegiatan pembuatan fasilitas
penunjang, penimbunan batubara, pengangkutan batubara dari areal
pertambangan ke stockpile dan pemuatan dan pengapalan batubara.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah kadar debu ambien
melebihi baku mutu yang ditetapkan sebesar 0,23 mg/m3.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan Data :
1) Melakukan pengukuran parameter kualitas udara ambien di lokasi.
2) Melakukan pengambilan sampling kualitas udara (debu) di
lapangan dengan alat dust colector yang melibatkan pihak ketiga
yang telah terakreditasi dalam kegiatan pengambilan sampling
kualitas udara tersebut.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 10
b. Metode Analisis Data :
1) Kualitas debu dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
eu = 5,9 (V/12) (S/30) (W/3) 0,7 (w/4)0,5 (d/365)
Dimana :
eu = Jumlah debu per panjang jalan (lb/mile)
s = Silt Content (%)
V = Kecepatan kendaraan (mile/hour)
W = Berat Kendaraan (ton)
W = Jumlah roda kendaraan
D = Jumlah hari tidak hujan
2) Hasil pengukuran debu ditabulasikan dan mengacu pada baku
mutu. Sebaran dampak diduga berdasarkan hasil pengukuran debu
pada beberapa lokasi, kecepatan angin dan arah angin. Sebaran
dampak debu sepanjang arah angin dapat diduga dengan
persamaan sebagai berikut :
C (x2) = C0 ((u . Dt) . (C0 C1) / x1)
x2 = u . Dt
Dimana :
C (x2) = Kandungan debu dugaan (g/m3) pada jarak x2 dari sumber
pencemar sepanjang arah angin.
C0 = Kandungan debu pada sumber pencemar (g/m3) hasil
pengukuran.
C1 = Kandungan debu (g/m3) hasil pengukuran pada jarak x1
dari sumber pencemar sepanjang arah angin.
U = Kecepatan angin (m/s)
Dt = Selang waktu (s) untuk menentukan x2
x1 dan
x2
= Jarak dari sumber pencemar C0 (dalam meter) sepanjang
arah angin
3) Hasil pengukuran debu ditabulasikan dan mengacu pada baku mutu
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 dan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51 Tahun 1999.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di lokasi kegiatan pembuatan
fasilitas penunjang, penimbunan batubara, pengangkutan batubara dari
areal pertambangan ke stockpile dan pemuatan dan pengapalan batubara.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 11
6. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup selama kegiatan pembuatan fasilitas
penunjang, penimbunan batubara, pengangkutan batubara dari areal
pertambangan ke stockpile dan pemuatan dan pengapalan batubara
berlangsung dengan frekuensi pemantauannya setiap 6 (enam) bulan
sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadi bawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten
Kutai Kertanegara.
6.2.2. Laju Erosi
1. Jenis Dampak
Dampak lingkungan terhadap erosi merupakan dampak lanjutan (dampak
sekunder) akibat dari terjadinya degradasi vegetasi dan terjadinya
peningkatan laju erosi tanah pada bukaan jalan angkut batubara.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap erosi pada kegiatan preparasi tapak
proyek yaitu proses pengupasan dan penimbunan tanah dalam kegiatan
preparasi tapak proyek menyebabkan terjadinya perubahan morfologi
lereng dan terjadinya perapuhan ikatan butiran tanah dan merupakan
dampak lanjutan akibat degradasi vegetasi serta perapuhan soliditas
butiran tanah akibat proses cut & fill pada kegiatan pembuatan jalan
angkut batubara.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Tolok Ukur dampak terhadap erosi adalah terjadinya kenaikan lereng
curam pada bidang kupasan tanah untuk bangunan jalan menyebabkan
peningkatan faktor kemiringan lahan.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan laju erosi dilakukan secara visual terhadap gejala erosi yang
terjadi pada bukaan lahan tapak proyek meliputi bentukan paritan dan
aliran massa tanah serta melakukan pengamatan kondisi tanaman
penghijauan meliputi jenis, jumlah populasi, pertumbuhan serta
melakukan pengamatan keberadan tumbuhan pioneer alami yang
berkembang pada areal penghijauan meliputi jenis, jumlah populasi dan
pertumbuhannya.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan adalah pada bukaan lahan yang tidak
tertutup oleh bangunan.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 12
6. Waktu dan Periode Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan pembuatan tapak
proyek dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadi bawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten
Kutai Kertanegara.
6.2.3. Kesuburan Tanah
1. Jenis Dampak
Dampak lingkungan terhadap kesuburan tanah adalah penurunan tingkat
kesuburan tanah
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap kesuburan tanah adalah mengakibatkan
perubahan ekstrim pada kesuburan tanah.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah tingkat kesuburan tanah
mengacu pada criteria Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor tahun 1983.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metoda Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel tanah
sebelum dan sesudahnya kegiatan pengupasan tanah pucuk pada
kedalaman 060 cm. Analisis kimia tanah terhadap parameter pH
tanah, kandungan C-Organik, N-total, P-total, K-total, kandungan Ca
& Mg, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB) dan
kejenuhan Al dilakukan di laboratorium tanah yang telah terakreditasi
seperti Laboratorium Tanah Faperta UNMUL atau Laboratorium
Tanah PPHT UNMUL.
b. Metode analisis data
Data hasil analisis kimia tanah selanjutnya digunakan untuk
penentuan status kesuburan tanah dengan metode penentuan status
kesuburan tanah menurut PPT Bogor tahun (1983).
Tabel 6.1. Kriteria penilaian parameter kimia tanah yang digunakan
dalam penetapan tingkat kesuburan tanah.
No. Komponen Kimia Tanah Satuan Kandungan Status
1 Kapasitas Tukar Kation (KTK) me/100 gr > 25 Tinggi
17 25 Sedang
5 16 Rendah
< 5 Sangat
Rendah
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 13
No. Komponen Kimia Tanah Satuan Kandungan Status
2 Kejenuhan Basa (KB) % > 50 Tinggi
35 50 Sedang
< 35 Rendah
3 Fostat (P2O5) mg/100 gr > 40 Tinggi
20 40 Sedang
< 20 Rendah
4 Kalium mg/100 gr > 40 Tinggi
20 40 Sedang
< 20 Rendah
5 C Organik % > 3 Tinggi
2 3 Sedang
< 2 Rendah
Tabel 6.2. Kombinasi beberapa sifat tanah dan penetapan tingkat
kesuburan tanah.
KTK KB Kombinasi P2O5, K2O,
COrganik
Tingkat Kesuburan
Tanah
Tinggi Tinggi 2 Tinggi tanpa Rendah Tinggi
Tinggi Tinggi 2 Tinggi dengan Rendah Sedang
Tinggi Tinggi 2 Sedang Tanpa Rendah Tinggi
Tinggi Tinggi 2 Sedang Dengan Rendah Sedang
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang
Tinggi Tinggi 2 Rendah Dengan Tinggi Sedang
Tinggi Tinggi 2 Rendah Dengan Sedang Rendah
Tinggi Sedang 2 Tinggi Tanpa Rendah Tinggi
Tinggi Sedang 2 Tinggi Dengan Rendah Sedang
Tinggi Sedang 2 Sedang Sedang
Tinggi Sedang Kombinasi Lain Rendah
Tinggi Rendah 2 tinggi Tanpa Rendah Sedang
Tinggi Rendah 2 Tinggi Dengan Rendah Rendah
Tinggi Rendah Kombinikasi Lain Rendah
Sedang Tinggi 2 Tinggi Tanpa Rendah Sedang
Sedang Tinggi 2 Tinggi Tanpa Rendah Sedang
Sedang Tinggi Kombinasi Lain Rendah
Sedang Sedang 2 Tinggi Tanpa Rendah Sedang
Sedang Sedang 2 Sedang Tanpa Rendah Sedang
Sedang Sedang Kombinasi Lain Rendah
Sedang Rendah 3 Tinggi Sedang
Sedang Rendah Kombinasi Lain Rendah
Rendah Tinggi 2 Tinggi Tanpa Rendah Sedang
Rendah Tinggi 2 Tinggi Dengan Rendah Rendah
Rendah Tinggi 2 Sedang Tanpa Rendah Sedang
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 14
KTK KB Kombinasi P2O5, K2O,
COrganik
Tingkat Kesuburan
Tanah
Rendah Tinggi Kombinasi Lain Rendah
Rendah Sedang 2 Tinggi Tanpa Rendah Rendah
Rendah Sedang Kombinasi Lain Rendah
Rendah Rendah Semua Kombinasi Rendah
Sangat Rendah Tinggi,
Sedang,
Rendah
Semua Kombinasi Sangat Rendah
Sumber : Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983)
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan adalah bekas areal lokasi penambangan Koptam
Rukun Sentosa di Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup terhadap kesuburan tanah dilakukan selama
operasional pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosaberlangsung
dengan frekuensi pemantauannya setiap 1 tahun sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pembiayaan dan penanggungjawab pelaksanaan pemantauan lingkungan
hidup adalah Koptam Rukun Sentosadi bawah pengawasan Dinas
Pertambangan dan BLHD Kabupaten Kutai Kartanegara.
6.2.5. Kualitas Air Permukaan
1. Jenis Dampak
Dampak lingkungan terhadap kualitas air permukaan adalah terjadinya
penurunan kualitas air permukaan pada badan perairan di sekitar lokasi
proyek.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap penurunan kualitas air permukaan
merupakan
a. terbentuknya air asam tambang yang berasal dari timbunan
batubara.
b. padatan tersuspensi maupun tidak tersuspensi dan air asam tambang.
c. ceceran butiran lembut batubara dan ceceran minyak mineral yang
memasuki badan sungai
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
a. Tolok ukur dampak adalah berdasarkan Kep Men LH No.113 Tahun
2003 Tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Methanol, air keruh yang tercecer yang memasuki badan air sungai.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan dampak terhadap kualitas air dilakukan dengan cara:
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 15
a. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan
sampel air dengan menggunakan water sampler pada lokasi
pemantauan yang telah ditetapkan.
b. Pengukuran TSS dilakukan dengan metode gravimetrik.
c. Sampel air tersebut kemudian dianalisis di laboratorium yang telah
terakreditasi dan membandingkan hasilnya dengan kriteria mutu air
kelas 2 berdasarkan Kep Men LH No.113 Tahun 2003.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah di outlet dan inlet pada badan
perairan di sekitar lokasi pertambangan batubara.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup untuk kualitas air permukaan dilakukan
selama berlangsungnya kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun
Sentosa dengan frekuensi pemantauannya setiap 1 bulan sekali dan
dilaporkan setiap 3 bulan sekali..
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Koptam Rukun Sentosa
bekerja sama dengan pihak ketiga yang terakreditasi dalam kegiatan
pengambilan sample air dan pengujian sample kualitas air permukaan di
bawah pengawasan BLHD Kabupaten Kutai Kertanegara
6.2.6. Kebisingan
1. Jenis Dampak
Dampak penting terhadap kebisingan pada kegiatan aktivitas genset
adalah peningkatan kebisingan disekitar areal genset.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap kebisingan merupakan akibat suara yang
ditimbulkan oleh suara mesin genset.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Tolok Ukur Dampak lingkungan hidup yang dipantau adalah kebisingan
di lingkungan kerja.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan
a. Metoda pengumpulan data :
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran
tingkat kebisingan dengan alat sound level meter selama 10 menit
dengan pembacaan/pencatatan setiap 5 detik. Pengukuran dapat
dilakukan secara mandiri atau dengan bekerjasama dengan pihak
ketiga yang terakreditasi/berkompeten seperti Laboratorium
BARISTAND Samarinda, UPTD Balai Laboratorium Kesehatan
Samarinda atau Laboratorium PPLH UNMUL.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 16
b. Metode analisis data :
Hasil pengukuran tingkat kebisingan lingkungan dibandingkan dengan
baku mutu lingkungan yaitu SK MENAKER No. Kep-51/MEN/1999
sebesar 85 dB (A) dengan nilai toleransi +3 dB (A) untuk kebisingan
di lingkungan kerja.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup untuk intensitas kebisingan dilakukan pada
areal lokasi penambangan Koptam Rukun Sentosa yakni di wilayah
Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup terhadap intensitas kebisingan dilakukan
Selama berlangsungnya kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun
Sentosa dengan frekuensi pemantauannya setiap 6 bulan sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadibawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten
Kutai Kertanegara.
6.2.7. Stabilitas Lahan
1. Jenis Dampak
Dampak lingkungan hidup terhadap stabilitas lahan pada kegiatan
pembuatan fasilitas penunjang adalah terbentuknya bidang lahan labil
dari bidang urugan.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap stabilitas lahan pada kegiatan ini adalah proses
pengurugan badan jalan dan pembangunan fasilitas pertambangan lainnya.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Tolok Ukur dampak yang dipantau adalah terjadinya longsoran tanah
urugan.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung di lapangan serta pencatatan/tabulasi data mengenai waktu,
frekuensi, intensitas serta lokasi terjadinya longsor.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara komparatif untuk
melihat perubahan stabilitas lahan antar waktu.
5. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah areal lokasi penambangan
Koptam Rukun Sentosa yakni Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan
Samboja.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 17
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Jangka waktu pemantauan adalah selama berlangsungnya kegiatan
penambangan batubara Koptam Rukun Sentosa dengan frekuensi
pemantauan setiap 3 bulan sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadibawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten
Kutai Kertanegara.
6.3. UPAYA PEMANTAUAN KOMPONEN BIOLOGI
Komponen biologi yang diperkirakan terkena dampak akibat aktivitas kegiatan
pembangunan dan operasional pertambangan batubara Koptam Rukun
Sentosaadalah vegetasi, Habitat Satwa Liar dan Biota Perairan.
6.3.1. Vegetasi
1. Jenis Dampak
Dampak lingkungan terhadap vegetasi adalah terjadinya degradasi vegetasi
penutup tanah dengan indikator proses brushing untuk tapak proyek.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap degradasi vegetasi adalah akibat dari
kegiatan preparasi tapak proyek.
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Tolok ukur dampak terhadap vegetasi adalah persentase dan luas
penutupan lahan oleh vegetasi.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dampak terhadap vegetasi dilakukan dengan cara :
a. Menginventarisasi luasan lahan yang ditanami dengan tanaman
penghijauan.
b. Mencatat populasi tanaman penghijauan yang meliputi jenis, jumlah
dan pertumbuhan tanaman.
c. Melakukan analisis data secara deskriptif dan selanjutnya dijadikan
dasar bagi tindakan pengelolaan vegetasi.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan vegetasi dilakukan di areal lokasi penambangan Koptam
Rukun Sentosa yakni Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja.
6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama berlangsungnya selama
berlangsungnya kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosa
dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali.
-
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 18
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun
Sentosadibawah pengawasan Dinas Pertanian, Dinas Pertambangan, Dinas
Kehutanan dan BLHD Kabupaten Kutai Kertanegara.
6.3.2. Habitat Satwa Liar
1. Jenis Dampak
Dampak lingkungan terhadap habitat satwa liar adalah rusaknya habitat
satwa liar di areal rencana pertambangan batubara.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak penting terhadap habitat satwa liar adalah dampak
lanjutan degradasi vegetasi pada tapak bangunan prasarana dan sarana
pendukung pertambangan yang menyebabkan terganggunya habitat satwa
liar
3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Parameter dampak terhadap habitat satwa liar adalah populasi dan jenis
populasi satwa liar.
4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan jenis
populasi satwa liar yang terdapat di lokasi pembangunan jaringan jalan
kebun secara langsung.
Analisis data dilakukan dengan cara melakukan tabulasi dan analisis
deskriptif.
5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup dilakukan di areal lokasi
penambangan Koptam Rukun Sentosa yakni Kelurahan Amborawang
Darat Kecamatan Samboja.
6. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama berlangsungnya usaha
pertambangan batubara dengan frekuensi pemantauan setiap hari kerja dan
pelaporan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun Sentosa
dibawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten Kutai
Kertanegara.