bab1-bab5

46
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini jaman sudah semakin maju. Jaman dulu yang masih mengandalkan sistem infomasi yang masih manual sudah jauh ditinggalkan pada jaman ini. Apabila kita berada pada suatu wilayah dan ingin mengetahui fasilitas umum yang ada didaerah tersebut maka kita perlu bersusah payah sedikit untuk mengetahuinya. Sistem Informasi Geografis (SIG) Atau Geographic Information System (GIS). Data atau informasi dikaitkan dengan letak geografis (koordinat spasial permukaan bumi). SIG memiliki karakterisstik yaitu merupakan hasil pengembangan perangkat keras dan lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer. Buleleng merupakan suatu daerah di pulau bali yang memiliki luas Kabupaten Buleleng secara keseluruhan 1.365,88 Km2 atau 24,25 % dari luas Propinsi Bali, dimana kecamatan Gerokgak merupakan kecamatan terluas yakni 26,11%, Kecamatan Busungbiu seluas 14,40 %, kecamatan Sukasada dan Banjar masing-masing 12,66% dan 12,64%. Kecamatan Kubutambahan sebesar 8, 66%, Kecamatan Seririt 8,18%, Kecamatan Tejakula 7,15%, Kecamatan Sawan 6,77% dan Kecamatan Buleleng 3,44 %.Di daerah ini terdapat 5 rumah sakit besar yang selalu

Upload: nanda

Post on 02-Jul-2015

192 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB1-BaB5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini jaman sudah semakin maju. Jaman dulu yang masih

mengandalkan sistem infomasi yang masih manual sudah jauh ditinggalkan pada

jaman ini. Apabila kita berada pada suatu wilayah dan ingin mengetahui fasilitas

umum yang ada didaerah tersebut maka kita perlu bersusah payah sedikit untuk

mengetahuinya. Sistem Informasi Geografis (SIG) Atau Geographic Information

System (GIS). Data atau informasi dikaitkan dengan letak geografis (koordinat

spasial permukaan bumi). SIG memiliki karakterisstik yaitu merupakan hasil

pengembangan perangkat keras dan lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta

wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.

Buleleng merupakan suatu daerah di pulau bali yang memiliki luas Kabupaten

Buleleng secara keseluruhan 1.365,88 Km2 atau 24,25 % dari luas Propinsi Bali,

dimana kecamatan Gerokgak merupakan kecamatan terluas yakni 26,11%,

Kecamatan  Busungbiu  seluas 14,40 %, kecamatan Sukasada dan Banjar masing-

masing 12,66% dan 12,64%. Kecamatan Kubutambahan sebesar 8, 66%,

Kecamatan Seririt 8,18%, Kecamatan Tejakula 7,15%, Kecamatan Sawan 6,77%

dan Kecamatan Buleleng 3,44 %.Di daerah ini terdapat 5 rumah sakit besar yang

selalu siap untuk membantu pasien dari daerah mana saja yang terletak di kota

Singaraja selain itu ada sekitar 20 puskesmas yang tersebar hampir di seluruh

wilayah. Dalam Permenkes RI No. 159 B/Menkes/Per/1988 fungsi rumah sakit

adalah menyediakan dan menyelenggarakan :

a. pelayanan medik

b. pelayanan penunjang medik

c. pelayanan rehabilitatif

d. pencegahan dan peningkatan kesehatan

e. sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medik

Mengingat luasnya wilayah kabupaten Buleleng bagaimana bila suatu saat ada

penduduk yang membutuhkan rumah Sakit atau puskesmas terdekat untuk

membantu mereka dalam hal pengobatan atau perlu informasi dengan segera

Page 2: BAB1-BaB5

2

tentang fasilitas dari rumah sakit atau puskesmas yang diinginkan apalagi samapi

saat ini masyarakat hanya mengetahui tempat tersebut hanya dengan tahu

alamatnya saja tanpa tahu secara persis letaknya. Informasi yang ada tentang

rumah sakit di kabupaten Buleleng saat ini masih hanya sebatas info yang didapat

dari beberapa penduduk yang sudah mengetahuinya belum secara menyeluruh.

Berdasarkan permasalahan diatas maka akan dianalisis bagaimana membuat

suatu letak rumah sakit atau puskesmas secara tepat dan jelas dengan rancang

bangun Sistem Informasi Gografis Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten

Buleleng.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang tersebut diatas maka

dapat dirumuskan beberapa masalah.

1. Apa saja isi dari Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Rumah

Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng yang dibuat?

2. Apa kelebihan dari rancang bangun Sistem Informasi Geografis Rumah

Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng?

3. Bagaimana membuat Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Rumah

Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng yang mudah untuk

digunakan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tentang rancang bangun Sistem Informasi

Gografis Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng adalah

1. Untuk dapat membuat suatu aplikasi Sistem Informasi Geografis Rumah

Sakit dan Puskesmas yang memudahkan perolehan informasi untuk

masyarakat luas.

2. Untuk mengetahui secara jelas dan detail tentang isi dari rancang bangun

yang dibuat agar dapat digunakan semaksimal mungkin oleh masyarakat.

3. Untuk mempercepat perolehan informasi keberadaan rumah sakit dan

puskesmas di Kabupaten Buleleng secara cepat dan akurat.

Page 3: BAB1-BaB5

3

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi

masyarakat luas untuk memudahkan mereka dalam memperoleh informasi yang

tepat dan jelas tentang keberadaan rumah sakit dan puskesmas yang ada diwilayah

Kabupaten Buleleng.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan masalah

Melihat luasnya permasalahan yang ada maka dapat dibatasi permasalahan

yang muncul tersebut yaitu bagaimana Rancang Bangun Sistem Informasi

Geografis Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng dibuat, lalu

bagaimana membuat sistem informasi yang mudah digunakan, serta kelebihan

dari rancang bangun Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit dan Puskesmas di

Kabupaten Buleleng.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis ini adalah:

Bab I : Pendahuluan

Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang mengenai hal yang

menyebabkan munculnya penelitian Rancang bangun sistem

informasi geografis rumah sakit dan puskesmas , rumusan masalah

yang muncul dari rancang bangun sistsem informasi geografis rumah

sakit dan puskesmas, mengetahui tujuan dari dibuatnya sistem

informasi geografis rumah sakit dan puskesmas serta manfaatnya.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas secara garis besar gambaran umum sistem dan

teori penunjang yang digunakan dalam pembuatan proyek Rancang

bangun ini seperti Perkembangan Sistem Informasi Geografis, Jenis

Peta, Karakteristik SIG, Sumber Data dan Pengolahannya,

Pengenalan MapInfo Professional 9, Pengenalan Delphi 7.

Page 4: BAB1-BaB5

4

Bab III : Metode dan Materi

Bab ini berisikan pembahasan tentang Rancang bangun yang dibuat

yaitu berisi tentang waktu dan tempat penelitian, data dan alur

analisa pembahasan.

Bab IV : Hasil Analisis dan Pembahasan

Pada bab ini memaparkan mengenai uji coba dan analisa dari

masing-masing aplikasi itu sendiri serta bagaimana penggunaanya.

BAB V : Penutup

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan dan saran

untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem yang dibuat ini.

Page 5: BAB1-BaB5

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS)

merupakan data atau informasi dikaitkan dengan letak geografis (koordinat spasial

permukaan bumi). SIG pertama adalah Canadian Geographic Information System

(1960) sebuah peralatan computer yang digunakan untuk menginputkan,

menyimpan, mengedit, menganalisis serta mengahsilkan sebuah output yang

berisi informasi. 40 tahun kemudian & selanjutnya aplikasinya meluas tidak

hanya pada aplikasi sumber daya alam (natural resources). Contoh aplikasi:

1. analisis penyakit epidemik (demam berdarah)

2. analisis kejahatan (kerusuhan)

3. navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek)

4. analisis bisnis (sistem stock & distribusi, lokasi Pizza Hut)

5. urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah, buka perumahan

vs banjir)

6. peneliti: spatial data exploration (coastal resource management)

7. utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management

8. pertahanan (military simulation)

2.2 Pemetaan

SIG ada karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang muncul yang berkaitan

dengan pemetaan diantaranya :

1. Penyajian Informasi Kenampakan Bumi. Disebabkan adanya kebutuhan

untuk perencanaan dan pemanfaatan potensi permukaan bumi

2. Perlu adanya proses pemetaan.

a. Peta memuat atau mengandung data yang mengacu ke bumi:

1) posisi (lintang bujur) maupun

2) informasi yang terkandung pada posisi tersebut

Page 6: BAB1-BaB5

6

b. Bentuk Peta:

1) Peta secara manual (kertas, kulit hewan)

2) Teknologi komputer (computer mapping)

2.3 Jenis Peta

Jenis peta yang ada antara lain :

1. Peta multiguna

Menggambarkan topografi suatu daerah (kondisi fisik: gunung, danau, kota,

dlsb.) dan batas-batas administrasi suatu wilayah (kelurahan, propinsi, negara)

2. Peta tematik

Menampilkan distribusi keruangan dari kenampakan seperti vegetasi, tanah,

geomorfologi, geologi dan sumber daya alam

3. Peta sosial ekonomi

Peta kependudukan, desa tertinggal, peninggalan sejarah, dll.

4. Teknologi komputer merupakan alternatif untuk menyajikan peta secara lebih

tepat dan cepat.

a. Mampu menangani basis data

b. Mampu menampilkan gambar dan grafik 2- dan 3-D

2.4 Karakteristik SIG

1. Merupakan hasil pengembangan perangkat keras dan lunak untuk tujuan

pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis

komputer.

2. Melibatkan ahli geografi, informatika dan komputer, serta aplikasi terkait.

3. Masalah dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan standar data,

struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika,

pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya

4. Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan dengan letak

geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik

5. Bukan hanya sekedar pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk

peta digital untuk kemudian disajikan (dicetak / diperbanyak) kembali

Page 7: BAB1-BaB5

7

6. Tetapi mampu mengumpulkan, menyimpan, mentrans-formasikan,

menampilkan, memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari

fenomena geografis suatu wilayah.

7. Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu

masalah. Contoh: penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan

informasi dasar seperti curah hujan, suhu, angin, kondisi awan. Data dasar

biasanya dikumpulkan secara berkala dalam jangka yang cukup panjang.

2.5 Sumber Data dan Pengolahannya

1. Sumber masukan data dari SIG :

a. Data inderaja hasil klasifikasi dan interpretasi (bentuk digital dan berbasis

raster, cakupan luas, waktu pengumpulan relatif singkat, bisa multiband,

multisensor, multiresolusi, dan multitemporal)

b. Peta (bentuk non-digital dan berbasis vektor)

c. Data survei atau statistik

2. Modul dasar perangkat lunak SIG :

a. modul pemasukan dan pembetulan data

b. modul penyimpanan dan pengorganisasian data

c. modul pemrosesan dan penyajian data

d. modul transformasi data

e. modul interaksi dengan pengguna (input query)

2.6 Pengenalan MapInfo

2.6.1 Pengenalan workspace

Workspace merupakan sekumpulan tables, windows, dan settings yang sedang

digunakan, disimpan kedalam sebuah file ber-extension .WOR. Dengan

Workspaces kita dapat kembali ke lembar kerja sebelumnya tanpa harus membuka

satu per satu tabel pendukungnya. Workspace digunakan untuk menyimpan

elemen-lemen seperti:

1. Map, Browser, Graph, 3DMap, dan windows Layout, termasuk posisi dan

ukurannya.

Page 8: BAB1-BaB5

8

2. Tabel-tabel yang dibentuk dengan cara melakukan query terhadap tabel-tabel

dasar .

3. Graphs

4. Peta Thematic

5. Legenda

6. Cosmetic objects

7. Labels

8. fonts Styles, symbols, lines, dan fill patterns yang digunakan untuk

menampilkan object

Untuk melihat keseluruhan isi dari file workspace, dapat dilakukan dengan

cara membukan file .WOR dengan suatu text editor atau word processor.

2.6.2 Mengubah nama tabel

Kadangkala saat mengubah nama dari file-file tabel dari map info, yang

menyebabkan terjadinya kesalahan pembacaan elemen-elemen pembentuk

workspace. Contoh : jika kita membuat workspace GIANYAR.WOR yang berisi

tabel BATAS_DESA.TAB. Jika kita mengubah nama tabel BATAS_DESA.TAB

menjadi BATAS_BATAS_DESA.TAB maka workspace tidak akan menemukan

tabel tersebut. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini:

1. Perubahan nama-nama tabel dilakukan sebelum membuat workspace.

2. Melakukan editing pada file workspace secara manual.

3. Saat workspace terbuka, perubahan nama tabel dapat dilakukan dengan fitur

“Rename Table dialog box”, kemudian workspace disimpan kembali.

2.6.3 Data di dalam MapInfo 9 Profesional

Peta-peta komputer biasanya tergabung ke dalam layer-layer. Sebuah Layer

dapat dibayangkan sebagai suatu lembar transparan yang saling bertumpuk satu

dengan yang lain. Setiap layer berisi objek-objek yang berbeda yang merupakan

pembentuk keseluruhan peta.

Layer Sebuah layer akan terbuka saat kita membuka sebuah tabel data dan

menampilkannya pada Map Window. Setiap tabel merupakan sebuah layer yang

terpisah. Setiap layer berisi tabel dan berbagai objek-objek peta seperti regions,

Page 9: BAB1-BaB5

9

points, lines, dan text. Setiap layer juga dapat berisi setting/pengaturan style-style

ketika layer tersebut ditampilkan dalam Map window (Nuarsa, 2004)

Gambar 2.1 Layer

Sumber : www.wikipedia.org

2.6.4 Objek dasar pembentuk peta

User melukiskan semua tipe objek kedalam satu layer atau melukiskan objek

dengan tipe berbeda kedalam layer berbeda. Terdapat 5 tipe objek dasar

pembentuk peta yang memudahkan User untuk bekerja dengan MapInfo yaitu :

1. Regions: objek yang digunakan untuk melukiskan area/daerah, termasuk

didalamnya dapat berupa gambar polygons, ellipses, dan persegi panjang.

Contoh: batas desa, batas kecamatan dll.

2. Point objects: digunakan untuk melukiskan lokasi titik untuk suatu data.

Contoh: pertemuan antara ruas jalan, objek pohon, rumah dll.

3. Line objects: digunakan untuk melukiskan objek berupa jarak, termasuk

didalamnya dapat berupa gambar lines, polylines, dan arcs. Contoh:objek

jalan, sungai, utility dll.

4. Text objects: digunakan untuk melukiskan deskripsi pada peta.

5. Collection objects: kombinasi region, line, dan multipoint objects.

2.6.5 Bekerja pada layer dengan layer control

1. Accessing Layer Control

2. Adding a Layer to the Map

3. Reordering Layers

4. Positioning and Sizing Labels

Page 10: BAB1-BaB5

10

5. Setting the Zoom Layering

6. Displaying the Lines, Nodes, and Centroids

7. Understanding the Cosmetic Layer

Cosmetic Layer akan ada setiap kita membuat sebuah peta dalam MapInfo.

Cosmetic Layer merupakan lembar transparan yang selalu berada pada urutan

teratas dari layer yanglain, biasanya digunakan untuk menyimpan judul peta atau

yang lain.

2.7 Pengenalan Delphi

Delphi adalah versi visual dari Pascal. Berbagai kemudahan ditawarkan oleh

Delphi, mulai dari perancangan aplikasi berbasis form, kemudahan pemberian

komponen visual, rekayasa property dan event yang tergabung melalui object

inspector, sampai code insight (ada pada Delphi 3 ke atas). Selain itu, dukungan

penuh diberikan kepada struktur bahasa pemrograman yang digunakan, dengan

memberikan migrasi dari Bahasa Pascal menjadi Bahasa Pascal Objek (Object

Pascal Language). Dengan demikian, cara pemrograman sudah lain bila

dibandingkan dengan Pascal yang lama. Migrasi struktur bahasa pemrograman

tersebut dimaksudkan untuk lebih mendekatkan kepada konsep pemrograman

berorientasi objek, yang telah lama dimiliki oleh Bahasa Pemrograman C++.

Namun ciri khas bahasa Pascal yang mudah dipahami—terutama oleh pemula—

tetap merupakan kelebihan Pascal yang utama. Paduan ini membuat Delphi lebih

mudah dipelajari (dari segi struktur bahasanya) daripada kompiler-kompiler

lainnya. Salah satu lagi kelebihan Delphi adalah kemampuan database- nya yang

mendukung hampir semua jenis database, mulai dari yang bersifat local hingga

client/server. Ditambah lagi dengan kelengkapan koneksi ADO (ActiveX Data

Object) yang merupakan standar dari Microsoft, menambah integrasi aplikasi

yang dikembangkan

Page 11: BAB1-BaB5

11

Gambar 2.2 Form

Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008

2.7.1 Bagian-bagian Borland Delphi 7

Ada empat bagian utama pada IDE Delphi, yaitu main window, code

editor, form designer, dan object inspector.

1. Main Window

Main window (window utama) adalah sebuah window yang terdapat

pada bagian atas setiap kali Delphi dijalankan. Main window berisi menu-

menu utama dari IDE Delphi, selain juga berisi komponen-komponen yang

digunakan dalam membuat sebuah project.

Gambar 2.3 Main Window

Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008

Page 12: BAB1-BaB5

12

Pada main window masih terdapat beberapa elemen yang digunakan untuk

melakukan pemrograman pada Delphi. Beberapa elemen tersebut antara lain

main menu, speed buttons, dan component pallete. Berikut penjelasannya:

a. Main menu merupakan menu utama yang digunakan untuk memilih

perintah-perintah dalam IDE Delphi. Main menu berada pada posisi teratas

dalam main window.

b. Speed buttons merupakan tombol-tombol yang gunanya sama dengan main

menu. Hanya saja bila dengan main menu diperlukan masuk berkali-kali

dalam sub-menu, tetapi untuk beberapa perintah tertentu yang sering

dipakai akan dapat dieksekusi dengan cepat menggunakan speed buttons

tersebut, yaitu dengan klik pada salah satunya. Speed buttons berada pada

posisi kiri bawah dari main window.

c. Component palette adalah sebuah palet yang berisi daftar komponen yang

bisa digunakan dalam form aplikasi Delphi. Ada beberapa tab pada

component palette, dan pemrogram harus memilihnya terlebih dahulu

sebelum menggunakan komponen yang ada di dalam setiap tab tersebut.

Component palette berada pada bagian kanan bawah dari main window.

Semua komponen yang ada pada Delphi ataupun tambahan yang bisa di-

download dari internet disebut dengan VCL (visual component library).

Meskipun begitu, ada beberapa yang benar benar visual maupun yang non-

visual.

2. Code Editor

Code editor adalah sebuah window yang digunakan untuk menyunting kode

program, di mana pemrogram melakukan coding. Code editor juga terdapat pada

IDE Turbo Pascal.

Page 13: BAB1-BaB5

13

Gambar 2.4 Code Editor

Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008

3. Form Designer

Inti perancangan aplikasi secara visual terdapat pada form designer. Dalam

form designer, pemrogram dapat merancang bagaimana sebuah form nantinya

akan tampil dan berinteraksi dengan pemakai.

Gambar 2.5 Form

Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008

Sebuah form dapat berisi beberapa komponen yang diambil dari tab-tab

komponen yang terdapat pada main window. Beberapa komponen visual dapat

langsung ditentukan posisi dan ukurannya hanya dengan melakukan drag-drop

mouse pada komponen yang bersangkutan.

4. Object Inspector

Dalam Delphi, komponen-komponen yang ada pada form (baik komponen

visual maupun non-visual) memiliki beberapa properti(property) dan event.

Page 14: BAB1-BaB5

14

Properti menggambarkan sifat dari komponen tersebut. Sebagai contoh, properti

Width menunjukkan lebar dari komponen tersebut. Sedangkan event merupakan

kejadian-kejadian yang terjadi dan nantinya ditanggapi oleh pemrogram. Kode-

kode untuk menaggapi kejadian tersebut dinamakan event-handler.

Gambar 2.6 Object Inspector

Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008

Object inspector merupakan sebuah window untuk merekayasa properti

dan event dari beberapa komponen tersebut. Terdapat dua tab pada object

inspector, yaitu tab properties dan tab events.

2.7.2 Pengenalan organisasi program Borland Delphi 7

Delphi tidak hanya menyimpan berkas kode dengan ekstensi PAS, tetapi

karena pada Delphi juga terdapat form beserta parameternya, maka ada beberapa

berkas yang akan disimpan. Untuk memudahkan, sebuah program disebut dengan

sebuah project. Project tersebut akan berisi form, source code untuk form, dan

source code untuk project. Untuk sebuah form akan diberi sebuah unit, yang akan

berisi kode-kode program untuk merekayasa form tersebut, terutama untuk events

yang dimiliki oleh form tersebut. Berikut ini berkas-berkas yang dihasilkan dan

disimpan oleh Delphi:

Page 15: BAB1-BaB5

15

1. Project files (*.DPR), yaitu source code sebuah project pada Delphi. Setiap

kali aplikasi pada Delphi dirancang, maka akan terdapat satu project.

2. Form files (*.DFM), yaitu text files atau binary files yang berisi informasi

tentang sebuah form.

3. Unit files (*.PAS), yaitu source code untuk unit. Setiap kali sebuah form

dirancang maka akan diberikan sebuah berkas unit—nama berkas keduanya

sama, hanya ekstensinya berbeda. Tetapi berkas unit dapat berdiri sendiri

seperti halnya pada Turbo Pascal tanpa korespondensi sebuah form.

2.7.3 Berkas yang dihasilkan Borland Delphi 7

Ada beberapa berkas lain yang ada pada sebuah project, semacam resource

files (*.RES), berkas konfigurasi (*.CFG), berkas untuk options (*.DOF), hasil

kompilasi unit (*.DCU), dan lainlain. Bila sebuah project akan disalin antar

media, maka semua berkas yang ada pada project directory harus disertakan.

1. Project Files (*.DPR) dan Unit Files (*.PAS)

Project files dipakai untuk menyimpan informasi mengenai form dan unit.

Berkas tersebut berisikan inisialisasi form utama dan form-form lain yang dibuat

secara otomatis. Sedangkan unit files dipakai untuk menyimpan program. Ada 3

jenis unit yaitu form units, component units dan common units.

a. Form units dibuat secara otomatis oleh Delphi, yaitu satu unit untuk setiap

form yang dibuat. Sebuah unit tidak dapat mempunyai lebih dari satu form

yang didefinisikan di dalamnya.

b. Component units dibentuk pada saat mulai membuat sebuah komponen

baru. Biasanya pembuatan komponen baru ini merupakan pekerjaan ahli

dan jarang dilakukan oleh pemrogram biasa. Pembuatan komponen baru

bukan berarti membuat yang benar-benar baru, karena sifat dari OOP itu

sendiri. Pembuatannya adalah dengan cara menurunkan komponen yang

sudah ada.

c. Common units dibuat untuk tipe data, peubah, prosedur, fungsi, atau kelas

yang dapat digunakan dan diaplikasikan. Unit ini adalah unit seperti pada

Turbo Pascal.

Page 16: BAB1-BaB5

16

2. Form Files (*.DFM)

Form files adalah berkas biner yang dibuat Delphi untuk menyimpan

informasi yang berkaitan dengan form dan setiap form mempunyai sebuah unit

file (*.PAS).

3. Resource Files (*.RES)

Resource files merupakan berkas biner yang berisi icons yang digunakan oleh

project. Berkas ini secara terus menerus diubah oleh Delphi setiap kali

pemrogram melakukan perubahan pada project-nya (termasuk mengubah form,

unit, atau options dalam project tersebut).

4. Project Options Files (*.DOF) dan Desktop Settings Files (*.DSK)

Project options files dan desktop settings files terbentuk secara otomatis pada

saat menyimpan project. Project options files merupakan berkas yang berisi

options dari suatu project yang dinyatakan melalui pilihan Project|Options.

Berkas ini tersimpan pada saat menyimpan project. Sedangkan desktop setting

files berisi options yang dinyatakan melalui pilihan Tools|Environment Options.

Project options files dimiliki oleh setiap project sedangkan desktop settings files

dipakai untuk lingkungan Delphi. Kerusakan yang terjadi pada kedua jenis berkas

tersebut dapat mengganggu proses kompilasi. Untuk menangani gangguan

tersebut adalah dengan menghapus kedua jenis berkas tersebut.

5. Backup Files (*.~DP, *.~DF, *.~PA)

Berkas dengan ekstensi ~DP, ~DF, dan ~PA merupakan berkas

cadangan(backup) dari sebuah project yang berisi salinan terakhir dari berkas

utama sebelum disimpan lebih lanjut.

6. Berkas Jenis Lain

Selain berkas-berkas tersebut di atas, masih ada beberapa berkas yang

dikelompokkan sebagai berkas-berkas lain karena tidak dibutuhkan secara

langsung oleh project.

a. Executable Files (*.EXE)

Executable files (*.EXE) dibentuk oleh kompiler dan merupakan berkas

eksekusi dari program aplikasi. Berkas inilah yang bisa dijalankan dari

lingkungan Windows secara langsung sebagai aplikasi.

Page 17: BAB1-BaB5

17

b. Object Unit Files (*.DCU)

Object unit files (*.DCU) merupakan berkas unit yang telah dikompilasi

oleh kompiler yang akan dihubungkan dengan berkas eksekusi. berkas ini

analog dengan TPU pada Turbo Pascal. DCU merupakan singkatan dari

Delphi Compiled Unit.

c. Dynamic Link Library Files (*.DLL)

Dynamic link library files (*.DLL) dibentuk oleh kompiler apabila

merancang sebuah library. Sebuah library merupakan kepustakaan yang

dapat digunakan oleh semua aplikasi yang berjalan di bawah sistem

operasi Microsoft Windows. Dengan menggunakan library, maka program

Windows dapat diubah tampilan atau di-update fungsi-fungsinya tanpa

harus mengkompilasi program itu sendiri, tapi cukup mengganti berkas

library tersebut pada sistem Windows.

d. Help Files (*.HLP)

Help files (*.HLP) merupakan berkas Windows dan merupakan berkas

pertolongan standar yang dapat dipakai di program aplikasi Delphi.

e. Image Files (*.WMF, *.BMP, *.ICO)

Image files (*.WMF, *.BMP, *.ICO) merupakan berkas Windows dari

program aplikasi selain Delphi yang menyimpan gambar-gambar untuk

mendukung program aplikasi yang dirancang agar tampak lebih informatif

dengan pemakai.

Page 18: BAB1-BaB5

18

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Kantor Dinas Kesehatan Kab.

Buleleng Jl. Veteran No.15 Singaraja pada tanggal 23 April 2009.

3.2 Data

3.2.1 Sumber data

Data yang digunakan pada proses pembuatan sistem informasi geografis

rumah sakit da puskesmas ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan di

Kantor Dinas Kesehatan Kab. Buleleng Jl. Veteran No.15 Singaraja 81118.

3.2.2 Jenis data

Data yang dipergunakan dalam analisa ini adalah data primer dengan data

sebagai berikut :

1. Data rumah sakit yang ada di kabupaten Buleleng.

2. Data puskesmas yang ada di kabupaten Buleleng.

3.2.3 Teknik pengumpulan data

1. Metode Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan penelitian

secara langsung pada instansi-instansi dan pihak-pihak yang terkait.

2. Metode Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data dari buku-buku referensi,

modul-modul yang relevan dengan objek permasalahan.

3.3 Rancangan Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut

mengetahui alur pembuatan program

Gambar 3.1 Alur Pembuatan Program

Algoritma Standar

Progam

Page 19: BAB1-BaB5

19

3.4 Analisis Data

Adapun analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Analisis sistem, yaitu melakukan analisa yang lebih spesifik terhadap sistem

informasi geografis rumah sakit dan puskesmas, sehingga dapat diperjelas data

apa saja yang akan dipakai dalam pembuatan sistem informasi geografis ini.

a. Untuk rumah sakit data yang diperlukan sebagai input adalah :

1) Rumah sakit yang ada di Kabupaten Buleleng

2) Direktur Utama rumah sakit

3) Tipe rumah sakit

Tabel 3.1 Data Rumah Sakit

b. Untuk puskesmas data yang diperlukan sebagai input adalah :

1) Puskesmas yang ada di Kabupaten Buleleng

2) Kepala Puskesmas

3) Alamat Puskesmas

Page 20: BAB1-BaB5

20

Tabel 3.2 Data Puskesmas

2. Mendesain model sistem informasi berbasis dekstop yang diinginkan dengan

mempresentasikan hasil desain tersebut ke dalam aplikasi pembuatan peta.

3. Mengaplikasikan sistem tersebut ke dalam pemrograman dekstop yang

menggunakan aplikasi Delphi 7

4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilannya maka pada tahap akhir dilakukan

suatu pengujian terhadap sistem informasi yang dibuat secara keseluruhan.

Page 21: BAB1-BaB5

21

3.5 Alur Analisa Pembahasan

Gambar 3.2 Alur Analisa Pembahasan

Page 22: BAB1-BaB5

22

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Sistem

Sistem informasi geografis rumah sakit dan puskesmas merupakan suatu

aplikasi berbasis dekstop yang memberikan kemudahan dalam proses pencarian

rumah sakit dan puskesmas terdekat di Kabupaten Buleleng. Aplikasi ini akan

membantu dalam hal mempermudah perolehan informasi untuk rumah sakit dan

puskesmas di Kabupaten Buleleng.

4.2 Data Teknis

Untuk rumah sakit data yang diperlukan sebagai input adalah :

1. Rumah sakit yang ada di Kabupaten Buleleng

2. Direktur Utama rumah sakit

3. Tipe rumah sakit

Tabel 4.1 Data Rumah Sakit

Untuk puskesmas data yang diperlukan sebagai input adalah :

1. Puskesmas yang ada di Kabupaten Buleleng

2. Kepala Puskesmas

3. Alamat Puskesmas

Page 23: BAB1-BaB5

23

Tabel 4.2 Data Puskesmas

4.3 Hasil Analisis

Dari gambaran umum sistem yang dibuat serta data teknis yang ada maka

dapat dianalis bahwa pembuatan sistem informasi geografis ini dimulai dengan

membuat suatu peta yang sudah terdigitalisasi lalu dilakukan penginputan data

yang sudah ada serta pembuatan user interface yang mudah untuk digunakan oleh

orang bnyak.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pembuatan map Pulau Bali

hal yang pertama dilakukan adalah pembuatan map pulau bali. Map pulau bali

terlebih dahulu akan digitalisasi. Peta yang dibuat harus akurat dan benar sesuai

degan kenyataan. Karena ini sistem informasi geografis rumah sakit dan

puskesmas di daerah Kabupaten Buleleng maka dibuat peta pulau Bali yang lebih

terfokus pada Kabupaten Buleleng.

Page 24: BAB1-BaB5

24

Gambar 4.1

Map Bali

Pada Map itu terdiri dari 9 layer adalah : layer Bali, layer Kab_Buleleng,

Layer Kec_Buleleng, Layer Desa_Buleleng, layer Batas_Kab, Layer

Jalan_Singaraja, Layer Variasi, Layer Puskesmas, Layer Rumah_Sakit.

4.4.2 Input Data Pada Tabel MapInfo 9

Setelah pembuatan peta selesai beserta dengan layer variasinya. Maka

selanjutnya tabel pada peta diisi dengan data yang sudah didapat secara terperinci.

Tabel yang diisi yaitu tabel rumah sakit dan tabel puskesmas

Page 25: BAB1-BaB5

25

Gambar 4.2 Data rumah_sakit

Gambar 4.3Data Puskesmas

4.5 Pembuatan Aplikasi dengan Borland Delphi 7

Selanjutnya map tersebut dibuat aplikasi agar dapat berbasis dekstop. Dimana

tampilan form utama untuk sistem informasi geografis rumah sakit dan puskesmas

adalah sebagai berikut

Page 26: BAB1-BaB5

26

Gambar 4.4 Form Utama

4.6 Uji Coba Aplikasi

4.6.1 Tampilan awal form

Pada tampilan awal ini saat form di-load maka akan tampil peta pulau bali

dengan fokus pada wilayah Kabupaten Buleleng. Dimana tampak jalan, rumah

sakit serta lambang puskesmas. Gambar serta penjelasan lengkapnya ada di

halaman selanjutnya.

Gambar 4.5 Tampilan awal form serta penjelasannya

Combo Box Alamat puskesmas

PointerScroll

Zoom InZoom Out

LayerExit

About Combo Box nama rumah sakit

Combo Box Tipe rumah sakit

Combo Box Direktur Utama

Combo Box nama puskesmas

Combo Box Kepala puskesmas

Map

Page 27: BAB1-BaB5

27

Di sebelah atas atas beberapa menu utama yang berguna antar lain untuk :

1. Pointer untuk menunjuk letak suatu tempat.

2. Scroll untuk menggeser peta sejauh yang diinginkan user.

3. Zoom in untuk memperbesar tampilan peta sesuai keinginan user.

4. Zoom Out untuk memperkecil tampilan peta sesuai keinginan user.

5. Layer digunakan untuk memilih layer mana saja yang ingin dtampilkan oleh

user.

6. Exit digunakan untuk keluar dari aplikasi yang sedang berjalan.

7. About digunakan untuk memperkenalkan identitas pembuat sistem informasi

geografis rumah sakit dan puskesmas.

Pada menu sebelah kanan tampak menu searching for, yang pertama untuk

rumah sakit:

1. Combo box Nama Rumah sakit digunakan untuk mencari keberadaan rumah

sakit berdasarkan nama rumah sakitnya.

2. Combo box Tipe Rumah Sakit digunakan untuk mencari keberadaan rumah

sakit berdasarkan tipe rumah sakitnya.

3. Combo box Direktur Utama digunakan untuk mencari keberadaan rumah sakit

berdasarkan nama Direktur Utamanya.

Selanjutanya ada menu kedua dimana menu Seraching For ini berguna untuk

mencari keberadaan puskesmas berdasarkan :

1. Combo box Nama puskesmas digunakan untuk mencari Combo box Nama

puskesmas digunakan untuk mencari keberadaan puskesnas berdasarkan nama

puskesmasnya.

2. Combo box Kepala puskesmas digunakan untuk mencari keberadaan

puskesnas berdasarkan kepala puskesmasnya.

3. Combo box Alamat digunakan untuk mencari keberadaan puskesnas

berdasarkan alamat puskesmasnya.

Page 28: BAB1-BaB5

28

Gambar 4.6 Tampilan awal form sebelum dilakukan pencarian Rumah sakit

Contoh jika ingin mencari keberadaan rumah sakit berdasarkan nama rumah

sakitnya yaitu RS Umu Daerah maka otomatis kursor akan berada pada rumah

sakit yang ditunjuk seperti gambar dibawah.

Gambar 4.7 Form Utama saat dijalankan

Page 29: BAB1-BaB5

29

4.7 Analisa Hasil Penelitian

4.7.1 Analisa instalasi program

Pengujian sistem dilakukan setelah aplikasi ini disimpan dalam hardisk

komputer yang digunakan dalam pengujian. Adapun apliksi pendukung yang

digunakan dalam sistem informasi geogrfis rumah sakit dan puskesmas ini adalah

MapInfo 9 Professional yang digunakan untuk aplikasi pembuatan peta

.Kemudian aplikasi Delphi 7 digunakan untuk menampilkan peta yang sudah jadi

tersbut menjadi mudah dgunakan user. Jadi, sebelum melakukan instalasi sistem

informasi geografis ini , komputer yang digunakan harus diinstal terlebih dahulu

program-program yang tersebut diatas tadi.

4.7.2 Analisa kelayakan sistem

Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan

Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit dan Puskesmas ini adalah sebagai

berikut :

1. Sulitnya mencari informasi tentang rumah sakit terdekat. Terutama bila ada

pendatang dari luar daerah yang sama sekali belum tahu keadaan wilayah

Kabupaten Buleleng.

2. Tidak pastinya tempat yang dinginkan karena sarana untuk menunjukan

keberadaanya masih sedikit.

Dari pertimbangan tersebut diatas, maka dirasa perlu untuk merancang dan

membangun suatu sistem informasi geografis yang memberi kemudahan dalam

pencarian rumah sakit dan puskesmas di wilayah Kabupaten Buleleng.

4.7.3 Analisa kekurangan dan kelebihan sistem

Perancangan dan pembuatan sebuah sistem pastilah akan memiliki

kelebihan dan kekurangan. Begitu pula Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit

dan Puskesmas ini . Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh sistem ini antara lain

sebagai berikut :

Sistem informasi manajemen ini dapat menyimpan data dan informasi

tentang rumah sakit dan puskemas dalam database.

Pihak user dapat memperoleh informasi dengan cepat dan akurat.

Page 30: BAB1-BaB5

30

Sistem informasi manajemen ini mampu digunakan oleh banyak user. Jadi

user yang menginginkan informasi rumah sakit dan puskesmas bisa

mengakses informasi yang ada didalamnya sesuai dengan kebutuhan

Beberapa kekurangan yang ada dalam sistem ini adalah sebagai berikut :

Sistem ini belum mampu diimplementasikan ke dalam suatu jaringan

sehingga untuk mendapatkan informasi, maka pengguna harus

menggunakannya dari satu komputer yang sudah terinstal aplikasi ini.

Beberapa komponen yang harus ada di dalam komputer penggunan adalah

MapInfo 9. Jika program ini tidak ada, maka sistem tidak dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

4.7.4 Analisa keamanan

Keamanan data juga merupakan hal yang penting dalam perancangan dan

pembuatan sebuah sistem informasi. Dalam sistem ini keamanan aplikasi ini

dijaga kerahasiaan data yang penting dengan hanya memberikan informasi yang

memang diperlukan untuk orang banyak atau informasi umum tentang rumah

sakit atau puskesmas yang terkait.

Page 31: BAB1-BaB5

31

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian program aplikasi dan pembahasan yang

dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal berikut :

1. Sistem Informasi Geografis ini berisi data rumah sakit yang ada di kabupaten

Buleleng yaitu : nama rumah sakit, tipe rumah sakit, serta nama direkturnya.

Selanjutnya untuk data puskesmas berisi: nama puskesmas, kepala puskesmas,

serta alamatnya.

2. Kelebihan dalam sistem informasi ini dapat menghemat waktu dalam mencari

informasi geografis rumah sakit dan puskesmas, sehingga sistem informasi ini

dapat diakses secara cepat sehingga dapat mempercepat proses pengambilan

keputusan.

3. Sistem informasi ini dibuat dengan menggunakan Map Info Professional

untuk digitalisasi peta pulau Bali khususnya wilyah Kabupaten Buleleng.

Selanjutnya untuk membuat user interface-nya digunakan program Borland

Delphi 7. Dimana user interface dibuat semudah mungkin untuk digunakan

sehingga pengguna tidak akan menemukan kesulitan dalam memakai sistem

informasi geografis ini.

5.2 Saran-saran

Saran-saran yang dapat dipertimbangkan untuk pengembangan aplikasi ini

selanjutnya adalah :

1. Pengembangan sistem informasi geografi yang berbasis web perlu

dikembangkan agar lebih praktis dalam pencarian data rumah sakit dan

puskesmas.

2. Sistem pengamanan data juga perlu dikembangkan agar data yang dimiliki

oleh perusahaan tidak dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Page 32: BAB1-BaB5

32

3. Tampilan dibuat dengan desain yang lebih menarik dan user friendly

sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi user.

Page 33: BAB1-BaB5

33

DAFTAR PUSTAKA

---, “ Data Rumah Sakit Pada Kabupaten Buleleng “ ,

http://www.buleleng.go.id /, Jumat, 17 April 2009

---, “ Pengertian Rumah Sakit “, http://www.wikipedia.org /, Jumat, 17 April 2009

---, “ Rumah Sakit Seluruh Indonesia “, http://www.pdpersi.co.id / ,Rabu,13 Mei

2009

---, “ Tipe-tipe Rumah Sakit “, http://www.depkes.go.id /,Rabu, 13 Mei 2009

Faulkner, David.1997. Panduan Penggunaan Delphi. Yogyakarta : Andi

Jogiyanto, HM. 1989. Analisis dan Desain Sistem Informasi dengan

Pendekatan Terstruktur. Yogyakarta : Andi

Jogiyanto, HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi

Nuarsa,I Wayan.2004. Mengolah Data Spasial dengan MapInfo

Professional.Yogyakarta : Andi

P, Ginting. DKK.1994 Geografi SMU I, Jakarta: Erlangga

Suprayogi, Hendra.2003. Modul Praktikum Pemrograman

Delphi.Malang :STIKI