bab1-bab5
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini jaman sudah semakin maju. Jaman dulu yang masih
mengandalkan sistem infomasi yang masih manual sudah jauh ditinggalkan pada
jaman ini. Apabila kita berada pada suatu wilayah dan ingin mengetahui fasilitas
umum yang ada didaerah tersebut maka kita perlu bersusah payah sedikit untuk
mengetahuinya. Sistem Informasi Geografis (SIG) Atau Geographic Information
System (GIS). Data atau informasi dikaitkan dengan letak geografis (koordinat
spasial permukaan bumi). SIG memiliki karakterisstik yaitu merupakan hasil
pengembangan perangkat keras dan lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta
wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.
Buleleng merupakan suatu daerah di pulau bali yang memiliki luas Kabupaten
Buleleng secara keseluruhan 1.365,88 Km2 atau 24,25 % dari luas Propinsi Bali,
dimana kecamatan Gerokgak merupakan kecamatan terluas yakni 26,11%,
Kecamatan Busungbiu seluas 14,40 %, kecamatan Sukasada dan Banjar masing-
masing 12,66% dan 12,64%. Kecamatan Kubutambahan sebesar 8, 66%,
Kecamatan Seririt 8,18%, Kecamatan Tejakula 7,15%, Kecamatan Sawan 6,77%
dan Kecamatan Buleleng 3,44 %.Di daerah ini terdapat 5 rumah sakit besar yang
selalu siap untuk membantu pasien dari daerah mana saja yang terletak di kota
Singaraja selain itu ada sekitar 20 puskesmas yang tersebar hampir di seluruh
wilayah. Dalam Permenkes RI No. 159 B/Menkes/Per/1988 fungsi rumah sakit
adalah menyediakan dan menyelenggarakan :
a. pelayanan medik
b. pelayanan penunjang medik
c. pelayanan rehabilitatif
d. pencegahan dan peningkatan kesehatan
e. sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medik
Mengingat luasnya wilayah kabupaten Buleleng bagaimana bila suatu saat ada
penduduk yang membutuhkan rumah Sakit atau puskesmas terdekat untuk
membantu mereka dalam hal pengobatan atau perlu informasi dengan segera
2
tentang fasilitas dari rumah sakit atau puskesmas yang diinginkan apalagi samapi
saat ini masyarakat hanya mengetahui tempat tersebut hanya dengan tahu
alamatnya saja tanpa tahu secara persis letaknya. Informasi yang ada tentang
rumah sakit di kabupaten Buleleng saat ini masih hanya sebatas info yang didapat
dari beberapa penduduk yang sudah mengetahuinya belum secara menyeluruh.
Berdasarkan permasalahan diatas maka akan dianalisis bagaimana membuat
suatu letak rumah sakit atau puskesmas secara tepat dan jelas dengan rancang
bangun Sistem Informasi Gografis Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten
Buleleng.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang tersebut diatas maka
dapat dirumuskan beberapa masalah.
1. Apa saja isi dari Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Rumah
Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng yang dibuat?
2. Apa kelebihan dari rancang bangun Sistem Informasi Geografis Rumah
Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng?
3. Bagaimana membuat Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Rumah
Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng yang mudah untuk
digunakan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tentang rancang bangun Sistem Informasi
Gografis Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng adalah
1. Untuk dapat membuat suatu aplikasi Sistem Informasi Geografis Rumah
Sakit dan Puskesmas yang memudahkan perolehan informasi untuk
masyarakat luas.
2. Untuk mengetahui secara jelas dan detail tentang isi dari rancang bangun
yang dibuat agar dapat digunakan semaksimal mungkin oleh masyarakat.
3. Untuk mempercepat perolehan informasi keberadaan rumah sakit dan
puskesmas di Kabupaten Buleleng secara cepat dan akurat.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
masyarakat luas untuk memudahkan mereka dalam memperoleh informasi yang
tepat dan jelas tentang keberadaan rumah sakit dan puskesmas yang ada diwilayah
Kabupaten Buleleng.
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan masalah
Melihat luasnya permasalahan yang ada maka dapat dibatasi permasalahan
yang muncul tersebut yaitu bagaimana Rancang Bangun Sistem Informasi
Geografis Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng dibuat, lalu
bagaimana membuat sistem informasi yang mudah digunakan, serta kelebihan
dari rancang bangun Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit dan Puskesmas di
Kabupaten Buleleng.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis ini adalah:
Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang mengenai hal yang
menyebabkan munculnya penelitian Rancang bangun sistem
informasi geografis rumah sakit dan puskesmas , rumusan masalah
yang muncul dari rancang bangun sistsem informasi geografis rumah
sakit dan puskesmas, mengetahui tujuan dari dibuatnya sistem
informasi geografis rumah sakit dan puskesmas serta manfaatnya.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas secara garis besar gambaran umum sistem dan
teori penunjang yang digunakan dalam pembuatan proyek Rancang
bangun ini seperti Perkembangan Sistem Informasi Geografis, Jenis
Peta, Karakteristik SIG, Sumber Data dan Pengolahannya,
Pengenalan MapInfo Professional 9, Pengenalan Delphi 7.
4
Bab III : Metode dan Materi
Bab ini berisikan pembahasan tentang Rancang bangun yang dibuat
yaitu berisi tentang waktu dan tempat penelitian, data dan alur
analisa pembahasan.
Bab IV : Hasil Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini memaparkan mengenai uji coba dan analisa dari
masing-masing aplikasi itu sendiri serta bagaimana penggunaanya.
BAB V : Penutup
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan dan saran
untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem yang dibuat ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS)
merupakan data atau informasi dikaitkan dengan letak geografis (koordinat spasial
permukaan bumi). SIG pertama adalah Canadian Geographic Information System
(1960) sebuah peralatan computer yang digunakan untuk menginputkan,
menyimpan, mengedit, menganalisis serta mengahsilkan sebuah output yang
berisi informasi. 40 tahun kemudian & selanjutnya aplikasinya meluas tidak
hanya pada aplikasi sumber daya alam (natural resources). Contoh aplikasi:
1. analisis penyakit epidemik (demam berdarah)
2. analisis kejahatan (kerusuhan)
3. navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek)
4. analisis bisnis (sistem stock & distribusi, lokasi Pizza Hut)
5. urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah, buka perumahan
vs banjir)
6. peneliti: spatial data exploration (coastal resource management)
7. utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management
8. pertahanan (military simulation)
2.2 Pemetaan
SIG ada karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang muncul yang berkaitan
dengan pemetaan diantaranya :
1. Penyajian Informasi Kenampakan Bumi. Disebabkan adanya kebutuhan
untuk perencanaan dan pemanfaatan potensi permukaan bumi
2. Perlu adanya proses pemetaan.
a. Peta memuat atau mengandung data yang mengacu ke bumi:
1) posisi (lintang bujur) maupun
2) informasi yang terkandung pada posisi tersebut
6
b. Bentuk Peta:
1) Peta secara manual (kertas, kulit hewan)
2) Teknologi komputer (computer mapping)
2.3 Jenis Peta
Jenis peta yang ada antara lain :
1. Peta multiguna
Menggambarkan topografi suatu daerah (kondisi fisik: gunung, danau, kota,
dlsb.) dan batas-batas administrasi suatu wilayah (kelurahan, propinsi, negara)
2. Peta tematik
Menampilkan distribusi keruangan dari kenampakan seperti vegetasi, tanah,
geomorfologi, geologi dan sumber daya alam
3. Peta sosial ekonomi
Peta kependudukan, desa tertinggal, peninggalan sejarah, dll.
4. Teknologi komputer merupakan alternatif untuk menyajikan peta secara lebih
tepat dan cepat.
a. Mampu menangani basis data
b. Mampu menampilkan gambar dan grafik 2- dan 3-D
2.4 Karakteristik SIG
1. Merupakan hasil pengembangan perangkat keras dan lunak untuk tujuan
pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis
komputer.
2. Melibatkan ahli geografi, informatika dan komputer, serta aplikasi terkait.
3. Masalah dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan standar data,
struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika,
pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya
4. Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan dengan letak
geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik
5. Bukan hanya sekedar pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk
peta digital untuk kemudian disajikan (dicetak / diperbanyak) kembali
7
6. Tetapi mampu mengumpulkan, menyimpan, mentrans-formasikan,
menampilkan, memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari
fenomena geografis suatu wilayah.
7. Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu
masalah. Contoh: penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan
informasi dasar seperti curah hujan, suhu, angin, kondisi awan. Data dasar
biasanya dikumpulkan secara berkala dalam jangka yang cukup panjang.
2.5 Sumber Data dan Pengolahannya
1. Sumber masukan data dari SIG :
a. Data inderaja hasil klasifikasi dan interpretasi (bentuk digital dan berbasis
raster, cakupan luas, waktu pengumpulan relatif singkat, bisa multiband,
multisensor, multiresolusi, dan multitemporal)
b. Peta (bentuk non-digital dan berbasis vektor)
c. Data survei atau statistik
2. Modul dasar perangkat lunak SIG :
a. modul pemasukan dan pembetulan data
b. modul penyimpanan dan pengorganisasian data
c. modul pemrosesan dan penyajian data
d. modul transformasi data
e. modul interaksi dengan pengguna (input query)
2.6 Pengenalan MapInfo
2.6.1 Pengenalan workspace
Workspace merupakan sekumpulan tables, windows, dan settings yang sedang
digunakan, disimpan kedalam sebuah file ber-extension .WOR. Dengan
Workspaces kita dapat kembali ke lembar kerja sebelumnya tanpa harus membuka
satu per satu tabel pendukungnya. Workspace digunakan untuk menyimpan
elemen-lemen seperti:
1. Map, Browser, Graph, 3DMap, dan windows Layout, termasuk posisi dan
ukurannya.
8
2. Tabel-tabel yang dibentuk dengan cara melakukan query terhadap tabel-tabel
dasar .
3. Graphs
4. Peta Thematic
5. Legenda
6. Cosmetic objects
7. Labels
8. fonts Styles, symbols, lines, dan fill patterns yang digunakan untuk
menampilkan object
Untuk melihat keseluruhan isi dari file workspace, dapat dilakukan dengan
cara membukan file .WOR dengan suatu text editor atau word processor.
2.6.2 Mengubah nama tabel
Kadangkala saat mengubah nama dari file-file tabel dari map info, yang
menyebabkan terjadinya kesalahan pembacaan elemen-elemen pembentuk
workspace. Contoh : jika kita membuat workspace GIANYAR.WOR yang berisi
tabel BATAS_DESA.TAB. Jika kita mengubah nama tabel BATAS_DESA.TAB
menjadi BATAS_BATAS_DESA.TAB maka workspace tidak akan menemukan
tabel tersebut. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini:
1. Perubahan nama-nama tabel dilakukan sebelum membuat workspace.
2. Melakukan editing pada file workspace secara manual.
3. Saat workspace terbuka, perubahan nama tabel dapat dilakukan dengan fitur
“Rename Table dialog box”, kemudian workspace disimpan kembali.
2.6.3 Data di dalam MapInfo 9 Profesional
Peta-peta komputer biasanya tergabung ke dalam layer-layer. Sebuah Layer
dapat dibayangkan sebagai suatu lembar transparan yang saling bertumpuk satu
dengan yang lain. Setiap layer berisi objek-objek yang berbeda yang merupakan
pembentuk keseluruhan peta.
Layer Sebuah layer akan terbuka saat kita membuka sebuah tabel data dan
menampilkannya pada Map Window. Setiap tabel merupakan sebuah layer yang
terpisah. Setiap layer berisi tabel dan berbagai objek-objek peta seperti regions,
9
points, lines, dan text. Setiap layer juga dapat berisi setting/pengaturan style-style
ketika layer tersebut ditampilkan dalam Map window (Nuarsa, 2004)
Gambar 2.1 Layer
Sumber : www.wikipedia.org
2.6.4 Objek dasar pembentuk peta
User melukiskan semua tipe objek kedalam satu layer atau melukiskan objek
dengan tipe berbeda kedalam layer berbeda. Terdapat 5 tipe objek dasar
pembentuk peta yang memudahkan User untuk bekerja dengan MapInfo yaitu :
1. Regions: objek yang digunakan untuk melukiskan area/daerah, termasuk
didalamnya dapat berupa gambar polygons, ellipses, dan persegi panjang.
Contoh: batas desa, batas kecamatan dll.
2. Point objects: digunakan untuk melukiskan lokasi titik untuk suatu data.
Contoh: pertemuan antara ruas jalan, objek pohon, rumah dll.
3. Line objects: digunakan untuk melukiskan objek berupa jarak, termasuk
didalamnya dapat berupa gambar lines, polylines, dan arcs. Contoh:objek
jalan, sungai, utility dll.
4. Text objects: digunakan untuk melukiskan deskripsi pada peta.
5. Collection objects: kombinasi region, line, dan multipoint objects.
2.6.5 Bekerja pada layer dengan layer control
1. Accessing Layer Control
2. Adding a Layer to the Map
3. Reordering Layers
4. Positioning and Sizing Labels
10
5. Setting the Zoom Layering
6. Displaying the Lines, Nodes, and Centroids
7. Understanding the Cosmetic Layer
Cosmetic Layer akan ada setiap kita membuat sebuah peta dalam MapInfo.
Cosmetic Layer merupakan lembar transparan yang selalu berada pada urutan
teratas dari layer yanglain, biasanya digunakan untuk menyimpan judul peta atau
yang lain.
2.7 Pengenalan Delphi
Delphi adalah versi visual dari Pascal. Berbagai kemudahan ditawarkan oleh
Delphi, mulai dari perancangan aplikasi berbasis form, kemudahan pemberian
komponen visual, rekayasa property dan event yang tergabung melalui object
inspector, sampai code insight (ada pada Delphi 3 ke atas). Selain itu, dukungan
penuh diberikan kepada struktur bahasa pemrograman yang digunakan, dengan
memberikan migrasi dari Bahasa Pascal menjadi Bahasa Pascal Objek (Object
Pascal Language). Dengan demikian, cara pemrograman sudah lain bila
dibandingkan dengan Pascal yang lama. Migrasi struktur bahasa pemrograman
tersebut dimaksudkan untuk lebih mendekatkan kepada konsep pemrograman
berorientasi objek, yang telah lama dimiliki oleh Bahasa Pemrograman C++.
Namun ciri khas bahasa Pascal yang mudah dipahami—terutama oleh pemula—
tetap merupakan kelebihan Pascal yang utama. Paduan ini membuat Delphi lebih
mudah dipelajari (dari segi struktur bahasanya) daripada kompiler-kompiler
lainnya. Salah satu lagi kelebihan Delphi adalah kemampuan database- nya yang
mendukung hampir semua jenis database, mulai dari yang bersifat local hingga
client/server. Ditambah lagi dengan kelengkapan koneksi ADO (ActiveX Data
Object) yang merupakan standar dari Microsoft, menambah integrasi aplikasi
yang dikembangkan
11
Gambar 2.2 Form
Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008
2.7.1 Bagian-bagian Borland Delphi 7
Ada empat bagian utama pada IDE Delphi, yaitu main window, code
editor, form designer, dan object inspector.
1. Main Window
Main window (window utama) adalah sebuah window yang terdapat
pada bagian atas setiap kali Delphi dijalankan. Main window berisi menu-
menu utama dari IDE Delphi, selain juga berisi komponen-komponen yang
digunakan dalam membuat sebuah project.
Gambar 2.3 Main Window
Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008
12
Pada main window masih terdapat beberapa elemen yang digunakan untuk
melakukan pemrograman pada Delphi. Beberapa elemen tersebut antara lain
main menu, speed buttons, dan component pallete. Berikut penjelasannya:
a. Main menu merupakan menu utama yang digunakan untuk memilih
perintah-perintah dalam IDE Delphi. Main menu berada pada posisi teratas
dalam main window.
b. Speed buttons merupakan tombol-tombol yang gunanya sama dengan main
menu. Hanya saja bila dengan main menu diperlukan masuk berkali-kali
dalam sub-menu, tetapi untuk beberapa perintah tertentu yang sering
dipakai akan dapat dieksekusi dengan cepat menggunakan speed buttons
tersebut, yaitu dengan klik pada salah satunya. Speed buttons berada pada
posisi kiri bawah dari main window.
c. Component palette adalah sebuah palet yang berisi daftar komponen yang
bisa digunakan dalam form aplikasi Delphi. Ada beberapa tab pada
component palette, dan pemrogram harus memilihnya terlebih dahulu
sebelum menggunakan komponen yang ada di dalam setiap tab tersebut.
Component palette berada pada bagian kanan bawah dari main window.
Semua komponen yang ada pada Delphi ataupun tambahan yang bisa di-
download dari internet disebut dengan VCL (visual component library).
Meskipun begitu, ada beberapa yang benar benar visual maupun yang non-
visual.
2. Code Editor
Code editor adalah sebuah window yang digunakan untuk menyunting kode
program, di mana pemrogram melakukan coding. Code editor juga terdapat pada
IDE Turbo Pascal.
13
Gambar 2.4 Code Editor
Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008
3. Form Designer
Inti perancangan aplikasi secara visual terdapat pada form designer. Dalam
form designer, pemrogram dapat merancang bagaimana sebuah form nantinya
akan tampil dan berinteraksi dengan pemakai.
Gambar 2.5 Form
Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008
Sebuah form dapat berisi beberapa komponen yang diambil dari tab-tab
komponen yang terdapat pada main window. Beberapa komponen visual dapat
langsung ditentukan posisi dan ukurannya hanya dengan melakukan drag-drop
mouse pada komponen yang bersangkutan.
4. Object Inspector
Dalam Delphi, komponen-komponen yang ada pada form (baik komponen
visual maupun non-visual) memiliki beberapa properti(property) dan event.
14
Properti menggambarkan sifat dari komponen tersebut. Sebagai contoh, properti
Width menunjukkan lebar dari komponen tersebut. Sedangkan event merupakan
kejadian-kejadian yang terjadi dan nantinya ditanggapi oleh pemrogram. Kode-
kode untuk menaggapi kejadian tersebut dinamakan event-handler.
Gambar 2.6 Object Inspector
Sumber : Modul Pelatihan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer 2008
Object inspector merupakan sebuah window untuk merekayasa properti
dan event dari beberapa komponen tersebut. Terdapat dua tab pada object
inspector, yaitu tab properties dan tab events.
2.7.2 Pengenalan organisasi program Borland Delphi 7
Delphi tidak hanya menyimpan berkas kode dengan ekstensi PAS, tetapi
karena pada Delphi juga terdapat form beserta parameternya, maka ada beberapa
berkas yang akan disimpan. Untuk memudahkan, sebuah program disebut dengan
sebuah project. Project tersebut akan berisi form, source code untuk form, dan
source code untuk project. Untuk sebuah form akan diberi sebuah unit, yang akan
berisi kode-kode program untuk merekayasa form tersebut, terutama untuk events
yang dimiliki oleh form tersebut. Berikut ini berkas-berkas yang dihasilkan dan
disimpan oleh Delphi:
15
1. Project files (*.DPR), yaitu source code sebuah project pada Delphi. Setiap
kali aplikasi pada Delphi dirancang, maka akan terdapat satu project.
2. Form files (*.DFM), yaitu text files atau binary files yang berisi informasi
tentang sebuah form.
3. Unit files (*.PAS), yaitu source code untuk unit. Setiap kali sebuah form
dirancang maka akan diberikan sebuah berkas unit—nama berkas keduanya
sama, hanya ekstensinya berbeda. Tetapi berkas unit dapat berdiri sendiri
seperti halnya pada Turbo Pascal tanpa korespondensi sebuah form.
2.7.3 Berkas yang dihasilkan Borland Delphi 7
Ada beberapa berkas lain yang ada pada sebuah project, semacam resource
files (*.RES), berkas konfigurasi (*.CFG), berkas untuk options (*.DOF), hasil
kompilasi unit (*.DCU), dan lainlain. Bila sebuah project akan disalin antar
media, maka semua berkas yang ada pada project directory harus disertakan.
1. Project Files (*.DPR) dan Unit Files (*.PAS)
Project files dipakai untuk menyimpan informasi mengenai form dan unit.
Berkas tersebut berisikan inisialisasi form utama dan form-form lain yang dibuat
secara otomatis. Sedangkan unit files dipakai untuk menyimpan program. Ada 3
jenis unit yaitu form units, component units dan common units.
a. Form units dibuat secara otomatis oleh Delphi, yaitu satu unit untuk setiap
form yang dibuat. Sebuah unit tidak dapat mempunyai lebih dari satu form
yang didefinisikan di dalamnya.
b. Component units dibentuk pada saat mulai membuat sebuah komponen
baru. Biasanya pembuatan komponen baru ini merupakan pekerjaan ahli
dan jarang dilakukan oleh pemrogram biasa. Pembuatan komponen baru
bukan berarti membuat yang benar-benar baru, karena sifat dari OOP itu
sendiri. Pembuatannya adalah dengan cara menurunkan komponen yang
sudah ada.
c. Common units dibuat untuk tipe data, peubah, prosedur, fungsi, atau kelas
yang dapat digunakan dan diaplikasikan. Unit ini adalah unit seperti pada
Turbo Pascal.
16
2. Form Files (*.DFM)
Form files adalah berkas biner yang dibuat Delphi untuk menyimpan
informasi yang berkaitan dengan form dan setiap form mempunyai sebuah unit
file (*.PAS).
3. Resource Files (*.RES)
Resource files merupakan berkas biner yang berisi icons yang digunakan oleh
project. Berkas ini secara terus menerus diubah oleh Delphi setiap kali
pemrogram melakukan perubahan pada project-nya (termasuk mengubah form,
unit, atau options dalam project tersebut).
4. Project Options Files (*.DOF) dan Desktop Settings Files (*.DSK)
Project options files dan desktop settings files terbentuk secara otomatis pada
saat menyimpan project. Project options files merupakan berkas yang berisi
options dari suatu project yang dinyatakan melalui pilihan Project|Options.
Berkas ini tersimpan pada saat menyimpan project. Sedangkan desktop setting
files berisi options yang dinyatakan melalui pilihan Tools|Environment Options.
Project options files dimiliki oleh setiap project sedangkan desktop settings files
dipakai untuk lingkungan Delphi. Kerusakan yang terjadi pada kedua jenis berkas
tersebut dapat mengganggu proses kompilasi. Untuk menangani gangguan
tersebut adalah dengan menghapus kedua jenis berkas tersebut.
5. Backup Files (*.~DP, *.~DF, *.~PA)
Berkas dengan ekstensi ~DP, ~DF, dan ~PA merupakan berkas
cadangan(backup) dari sebuah project yang berisi salinan terakhir dari berkas
utama sebelum disimpan lebih lanjut.
6. Berkas Jenis Lain
Selain berkas-berkas tersebut di atas, masih ada beberapa berkas yang
dikelompokkan sebagai berkas-berkas lain karena tidak dibutuhkan secara
langsung oleh project.
a. Executable Files (*.EXE)
Executable files (*.EXE) dibentuk oleh kompiler dan merupakan berkas
eksekusi dari program aplikasi. Berkas inilah yang bisa dijalankan dari
lingkungan Windows secara langsung sebagai aplikasi.
17
b. Object Unit Files (*.DCU)
Object unit files (*.DCU) merupakan berkas unit yang telah dikompilasi
oleh kompiler yang akan dihubungkan dengan berkas eksekusi. berkas ini
analog dengan TPU pada Turbo Pascal. DCU merupakan singkatan dari
Delphi Compiled Unit.
c. Dynamic Link Library Files (*.DLL)
Dynamic link library files (*.DLL) dibentuk oleh kompiler apabila
merancang sebuah library. Sebuah library merupakan kepustakaan yang
dapat digunakan oleh semua aplikasi yang berjalan di bawah sistem
operasi Microsoft Windows. Dengan menggunakan library, maka program
Windows dapat diubah tampilan atau di-update fungsi-fungsinya tanpa
harus mengkompilasi program itu sendiri, tapi cukup mengganti berkas
library tersebut pada sistem Windows.
d. Help Files (*.HLP)
Help files (*.HLP) merupakan berkas Windows dan merupakan berkas
pertolongan standar yang dapat dipakai di program aplikasi Delphi.
e. Image Files (*.WMF, *.BMP, *.ICO)
Image files (*.WMF, *.BMP, *.ICO) merupakan berkas Windows dari
program aplikasi selain Delphi yang menyimpan gambar-gambar untuk
mendukung program aplikasi yang dirancang agar tampak lebih informatif
dengan pemakai.
18
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat di Kantor Dinas Kesehatan Kab.
Buleleng Jl. Veteran No.15 Singaraja pada tanggal 23 April 2009.
3.2 Data
3.2.1 Sumber data
Data yang digunakan pada proses pembuatan sistem informasi geografis
rumah sakit da puskesmas ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan di
Kantor Dinas Kesehatan Kab. Buleleng Jl. Veteran No.15 Singaraja 81118.
3.2.2 Jenis data
Data yang dipergunakan dalam analisa ini adalah data primer dengan data
sebagai berikut :
1. Data rumah sakit yang ada di kabupaten Buleleng.
2. Data puskesmas yang ada di kabupaten Buleleng.
3.2.3 Teknik pengumpulan data
1. Metode Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan penelitian
secara langsung pada instansi-instansi dan pihak-pihak yang terkait.
2. Metode Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data dari buku-buku referensi,
modul-modul yang relevan dengan objek permasalahan.
3.3 Rancangan Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut
mengetahui alur pembuatan program
Gambar 3.1 Alur Pembuatan Program
Algoritma Standar
Progam
19
3.4 Analisis Data
Adapun analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis sistem, yaitu melakukan analisa yang lebih spesifik terhadap sistem
informasi geografis rumah sakit dan puskesmas, sehingga dapat diperjelas data
apa saja yang akan dipakai dalam pembuatan sistem informasi geografis ini.
a. Untuk rumah sakit data yang diperlukan sebagai input adalah :
1) Rumah sakit yang ada di Kabupaten Buleleng
2) Direktur Utama rumah sakit
3) Tipe rumah sakit
Tabel 3.1 Data Rumah Sakit
b. Untuk puskesmas data yang diperlukan sebagai input adalah :
1) Puskesmas yang ada di Kabupaten Buleleng
2) Kepala Puskesmas
3) Alamat Puskesmas
20
Tabel 3.2 Data Puskesmas
2. Mendesain model sistem informasi berbasis dekstop yang diinginkan dengan
mempresentasikan hasil desain tersebut ke dalam aplikasi pembuatan peta.
3. Mengaplikasikan sistem tersebut ke dalam pemrograman dekstop yang
menggunakan aplikasi Delphi 7
4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilannya maka pada tahap akhir dilakukan
suatu pengujian terhadap sistem informasi yang dibuat secara keseluruhan.
21
3.5 Alur Analisa Pembahasan
Gambar 3.2 Alur Analisa Pembahasan
22
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sistem
Sistem informasi geografis rumah sakit dan puskesmas merupakan suatu
aplikasi berbasis dekstop yang memberikan kemudahan dalam proses pencarian
rumah sakit dan puskesmas terdekat di Kabupaten Buleleng. Aplikasi ini akan
membantu dalam hal mempermudah perolehan informasi untuk rumah sakit dan
puskesmas di Kabupaten Buleleng.
4.2 Data Teknis
Untuk rumah sakit data yang diperlukan sebagai input adalah :
1. Rumah sakit yang ada di Kabupaten Buleleng
2. Direktur Utama rumah sakit
3. Tipe rumah sakit
Tabel 4.1 Data Rumah Sakit
Untuk puskesmas data yang diperlukan sebagai input adalah :
1. Puskesmas yang ada di Kabupaten Buleleng
2. Kepala Puskesmas
3. Alamat Puskesmas
23
Tabel 4.2 Data Puskesmas
4.3 Hasil Analisis
Dari gambaran umum sistem yang dibuat serta data teknis yang ada maka
dapat dianalis bahwa pembuatan sistem informasi geografis ini dimulai dengan
membuat suatu peta yang sudah terdigitalisasi lalu dilakukan penginputan data
yang sudah ada serta pembuatan user interface yang mudah untuk digunakan oleh
orang bnyak.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pembuatan map Pulau Bali
hal yang pertama dilakukan adalah pembuatan map pulau bali. Map pulau bali
terlebih dahulu akan digitalisasi. Peta yang dibuat harus akurat dan benar sesuai
degan kenyataan. Karena ini sistem informasi geografis rumah sakit dan
puskesmas di daerah Kabupaten Buleleng maka dibuat peta pulau Bali yang lebih
terfokus pada Kabupaten Buleleng.
24
Gambar 4.1
Map Bali
Pada Map itu terdiri dari 9 layer adalah : layer Bali, layer Kab_Buleleng,
Layer Kec_Buleleng, Layer Desa_Buleleng, layer Batas_Kab, Layer
Jalan_Singaraja, Layer Variasi, Layer Puskesmas, Layer Rumah_Sakit.
4.4.2 Input Data Pada Tabel MapInfo 9
Setelah pembuatan peta selesai beserta dengan layer variasinya. Maka
selanjutnya tabel pada peta diisi dengan data yang sudah didapat secara terperinci.
Tabel yang diisi yaitu tabel rumah sakit dan tabel puskesmas
25
Gambar 4.2 Data rumah_sakit
Gambar 4.3Data Puskesmas
4.5 Pembuatan Aplikasi dengan Borland Delphi 7
Selanjutnya map tersebut dibuat aplikasi agar dapat berbasis dekstop. Dimana
tampilan form utama untuk sistem informasi geografis rumah sakit dan puskesmas
adalah sebagai berikut
26
Gambar 4.4 Form Utama
4.6 Uji Coba Aplikasi
4.6.1 Tampilan awal form
Pada tampilan awal ini saat form di-load maka akan tampil peta pulau bali
dengan fokus pada wilayah Kabupaten Buleleng. Dimana tampak jalan, rumah
sakit serta lambang puskesmas. Gambar serta penjelasan lengkapnya ada di
halaman selanjutnya.
Gambar 4.5 Tampilan awal form serta penjelasannya
Combo Box Alamat puskesmas
PointerScroll
Zoom InZoom Out
LayerExit
About Combo Box nama rumah sakit
Combo Box Tipe rumah sakit
Combo Box Direktur Utama
Combo Box nama puskesmas
Combo Box Kepala puskesmas
Map
27
Di sebelah atas atas beberapa menu utama yang berguna antar lain untuk :
1. Pointer untuk menunjuk letak suatu tempat.
2. Scroll untuk menggeser peta sejauh yang diinginkan user.
3. Zoom in untuk memperbesar tampilan peta sesuai keinginan user.
4. Zoom Out untuk memperkecil tampilan peta sesuai keinginan user.
5. Layer digunakan untuk memilih layer mana saja yang ingin dtampilkan oleh
user.
6. Exit digunakan untuk keluar dari aplikasi yang sedang berjalan.
7. About digunakan untuk memperkenalkan identitas pembuat sistem informasi
geografis rumah sakit dan puskesmas.
Pada menu sebelah kanan tampak menu searching for, yang pertama untuk
rumah sakit:
1. Combo box Nama Rumah sakit digunakan untuk mencari keberadaan rumah
sakit berdasarkan nama rumah sakitnya.
2. Combo box Tipe Rumah Sakit digunakan untuk mencari keberadaan rumah
sakit berdasarkan tipe rumah sakitnya.
3. Combo box Direktur Utama digunakan untuk mencari keberadaan rumah sakit
berdasarkan nama Direktur Utamanya.
Selanjutanya ada menu kedua dimana menu Seraching For ini berguna untuk
mencari keberadaan puskesmas berdasarkan :
1. Combo box Nama puskesmas digunakan untuk mencari Combo box Nama
puskesmas digunakan untuk mencari keberadaan puskesnas berdasarkan nama
puskesmasnya.
2. Combo box Kepala puskesmas digunakan untuk mencari keberadaan
puskesnas berdasarkan kepala puskesmasnya.
3. Combo box Alamat digunakan untuk mencari keberadaan puskesnas
berdasarkan alamat puskesmasnya.
28
Gambar 4.6 Tampilan awal form sebelum dilakukan pencarian Rumah sakit
Contoh jika ingin mencari keberadaan rumah sakit berdasarkan nama rumah
sakitnya yaitu RS Umu Daerah maka otomatis kursor akan berada pada rumah
sakit yang ditunjuk seperti gambar dibawah.
Gambar 4.7 Form Utama saat dijalankan
29
4.7 Analisa Hasil Penelitian
4.7.1 Analisa instalasi program
Pengujian sistem dilakukan setelah aplikasi ini disimpan dalam hardisk
komputer yang digunakan dalam pengujian. Adapun apliksi pendukung yang
digunakan dalam sistem informasi geogrfis rumah sakit dan puskesmas ini adalah
MapInfo 9 Professional yang digunakan untuk aplikasi pembuatan peta
.Kemudian aplikasi Delphi 7 digunakan untuk menampilkan peta yang sudah jadi
tersbut menjadi mudah dgunakan user. Jadi, sebelum melakukan instalasi sistem
informasi geografis ini , komputer yang digunakan harus diinstal terlebih dahulu
program-program yang tersebut diatas tadi.
4.7.2 Analisa kelayakan sistem
Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan
Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit dan Puskesmas ini adalah sebagai
berikut :
1. Sulitnya mencari informasi tentang rumah sakit terdekat. Terutama bila ada
pendatang dari luar daerah yang sama sekali belum tahu keadaan wilayah
Kabupaten Buleleng.
2. Tidak pastinya tempat yang dinginkan karena sarana untuk menunjukan
keberadaanya masih sedikit.
Dari pertimbangan tersebut diatas, maka dirasa perlu untuk merancang dan
membangun suatu sistem informasi geografis yang memberi kemudahan dalam
pencarian rumah sakit dan puskesmas di wilayah Kabupaten Buleleng.
4.7.3 Analisa kekurangan dan kelebihan sistem
Perancangan dan pembuatan sebuah sistem pastilah akan memiliki
kelebihan dan kekurangan. Begitu pula Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit
dan Puskesmas ini . Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh sistem ini antara lain
sebagai berikut :
Sistem informasi manajemen ini dapat menyimpan data dan informasi
tentang rumah sakit dan puskemas dalam database.
Pihak user dapat memperoleh informasi dengan cepat dan akurat.
30
Sistem informasi manajemen ini mampu digunakan oleh banyak user. Jadi
user yang menginginkan informasi rumah sakit dan puskesmas bisa
mengakses informasi yang ada didalamnya sesuai dengan kebutuhan
Beberapa kekurangan yang ada dalam sistem ini adalah sebagai berikut :
Sistem ini belum mampu diimplementasikan ke dalam suatu jaringan
sehingga untuk mendapatkan informasi, maka pengguna harus
menggunakannya dari satu komputer yang sudah terinstal aplikasi ini.
Beberapa komponen yang harus ada di dalam komputer penggunan adalah
MapInfo 9. Jika program ini tidak ada, maka sistem tidak dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
4.7.4 Analisa keamanan
Keamanan data juga merupakan hal yang penting dalam perancangan dan
pembuatan sebuah sistem informasi. Dalam sistem ini keamanan aplikasi ini
dijaga kerahasiaan data yang penting dengan hanya memberikan informasi yang
memang diperlukan untuk orang banyak atau informasi umum tentang rumah
sakit atau puskesmas yang terkait.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian program aplikasi dan pembahasan yang
dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal berikut :
1. Sistem Informasi Geografis ini berisi data rumah sakit yang ada di kabupaten
Buleleng yaitu : nama rumah sakit, tipe rumah sakit, serta nama direkturnya.
Selanjutnya untuk data puskesmas berisi: nama puskesmas, kepala puskesmas,
serta alamatnya.
2. Kelebihan dalam sistem informasi ini dapat menghemat waktu dalam mencari
informasi geografis rumah sakit dan puskesmas, sehingga sistem informasi ini
dapat diakses secara cepat sehingga dapat mempercepat proses pengambilan
keputusan.
3. Sistem informasi ini dibuat dengan menggunakan Map Info Professional
untuk digitalisasi peta pulau Bali khususnya wilyah Kabupaten Buleleng.
Selanjutnya untuk membuat user interface-nya digunakan program Borland
Delphi 7. Dimana user interface dibuat semudah mungkin untuk digunakan
sehingga pengguna tidak akan menemukan kesulitan dalam memakai sistem
informasi geografis ini.
5.2 Saran-saran
Saran-saran yang dapat dipertimbangkan untuk pengembangan aplikasi ini
selanjutnya adalah :
1. Pengembangan sistem informasi geografi yang berbasis web perlu
dikembangkan agar lebih praktis dalam pencarian data rumah sakit dan
puskesmas.
2. Sistem pengamanan data juga perlu dikembangkan agar data yang dimiliki
oleh perusahaan tidak dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
32
3. Tampilan dibuat dengan desain yang lebih menarik dan user friendly
sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi user.
33
DAFTAR PUSTAKA
---, “ Data Rumah Sakit Pada Kabupaten Buleleng “ ,
http://www.buleleng.go.id /, Jumat, 17 April 2009
---, “ Pengertian Rumah Sakit “, http://www.wikipedia.org /, Jumat, 17 April 2009
---, “ Rumah Sakit Seluruh Indonesia “, http://www.pdpersi.co.id / ,Rabu,13 Mei
2009
---, “ Tipe-tipe Rumah Sakit “, http://www.depkes.go.id /,Rabu, 13 Mei 2009
Faulkner, David.1997. Panduan Penggunaan Delphi. Yogyakarta : Andi
Jogiyanto, HM. 1989. Analisis dan Desain Sistem Informasi dengan
Pendekatan Terstruktur. Yogyakarta : Andi
Jogiyanto, HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi
Nuarsa,I Wayan.2004. Mengolah Data Spasial dengan MapInfo
Professional.Yogyakarta : Andi
P, Ginting. DKK.1994 Geografi SMU I, Jakarta: Erlangga
Suprayogi, Hendra.2003. Modul Praktikum Pemrograman
Delphi.Malang :STIKI