bab+5+dan+6
TRANSCRIPT
BAB 5
REGULASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN
5.1 Registrasi Obat Jadi
Salep mata oksitetrasiklin digolongkan ke dalam golongan obat keras. Oleh karena itu
ketentuan penandaan pada kemasan serta nomor registrasi berpedoman pada
peraturan tentang obat keras yaitu UU obat keras yaitu St. 1949 Nomor 419.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia nomor HK.00.05.3.1950 tentang kriteria dan tata laksana registrasi obat.,
tata laksana untuk memperoleh izin edar terdiri dari:
(1) Registrasi obat diajukan oleh pendaftar kepada Kepala Badan.
(2) Registrasi obat dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu pra-registrasi dan penyerahan
berkas registrasi yang dilakukan dengan menggunakan formulir registrasi dan disket,
dilengkapi dengan dokumen-dokumen penunjang sesuai ketentuan yang berlaku.
(Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
nomor HK.00.05.3.1950 Pasal 11)
Pra Registrasi
Pengajuan pra-registrasi disertai dengan penyerahan Dokumen Pra-registrasi dan
dilengkapi dengan bukti penelusuran nama obat. Dokumen pra-registrasi digunakan
untuk pertimbangan penetapan jalur evaluasi dan dilengkapi dengan dokumen
administratif. Hasil praregistrasi diberitahukan secara tertulis kepada pendaftar dan
bersifat mengikat (Bagian Kedua Pasal 13 dan Pasal 14).
Registrasi
Terhadap registrasi obat, pendaftar diwajibkan membayar biaya evaluasi sesuai
dengan ketentuan Peraturan Pemerintah tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP). Untuk keperluan evaluasi mutu, pendaftar harus menyerahkan
contoh obat untuk 3 (tiga) kali pengujian dan bahan baku pembanding sesuai
spesifikasi dan metoda pengujian zat aktif dan obat dimaksud. Berkas registrasi
terdiri atas formulir registrasi dengan dokumen administratif dan dokumen
penunjang. Formulir registrasi harus dilengkapi dengan rancangan kemasan yang
meliputi etiket, dus/bungkus luar, strip/blister, catch cover, ampul/vial, dan kemasan
lain sesuai ketentuan tentang pembungkusan dan penandaan yang berlaku. Informasi
minimal harus dicantumkan dalam brosur (Bagian Ketiga Pasal 15 – Pasal 21).
Pelaksanaan izin edar
• Izin edar obat hanya diberikan kepada pendaftar yang memenuhi persyaratan
Administrasi dan Teknis.
• Izin edar obat berlaku 5 (lima) tahun selama memenuhi ketentuan yang berlaku.
• Pendaftar yang telah mendapat izin edar wajib memproduksi atau mengimpor dan
mengedarkan obat selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
persetujuan dikeluarkan.
• Pelaksanaan kegiatan sebagaimana wajib dilaporkan dan menyerahkan kemasan
siap edar kepada Kepala Badan.
• Membayar biaya tahunan izin edar sesuai ketentuan yang berlaku
• Pelaksanaan impor obat harus dilengkapi dengan Sertifikat Analisa untuk setiap
bets. (BAB VI Pasal 38)
Evaluasi Kembali
• Terhadap obat yang telah diberikan izin edar dapat dilakukan evaluasi kembali
oleh Kepala Badan.
• Evaluasi kembali obat yang sudah beredar dilakukan terhadap :
a. Obat dengan risiko efek samping lebih besar dibandingkan dengan
efektifitasnya yang terungkap sesudah obat dipasarkan;
b. Obat dengan efektifitas tidak lebih baik dari plasebo;
c. Obat yang tidak memenuhi persyaratan ketersediaan hayati/bioekivalensi.
• Terhadap obat yang dilakukan evaluasi kembali industri farmasi/pendaftar wajib
menarik obat tersebut dari peredaran.
• Evaluasi kembali juga dilakukan untuk perbaikan komposisi dan formula obat.
(BAB VII Pasal 40).
Sanksi
Terhadap pendaftar yang memproduksi dan/atau mengedarkan obat palsu, dikenai
sanksi sesuai ketentuan PUU yang berlaku. Selain itu dapat pula dikenakan sanksi
administratif berupa penringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan atau
pembekuan dan/atau pencabutan izin edar obat yang bersangkutan (BAB IX Pasal
42).
Penandaan sesuai Perundang-undangan
Salep mata oksitetrasiklin termasuk ke dalam golongan obat keras. Di dalam apotek,
salep mata oksitetrasiklin termasuk ke dalam obat wajib apotek (OWA) dan maksimal
hanya diberikan 1 tube saja. Hal ini tercantum dalam SK Menkes RI
347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Keras yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep
Dokter oleh Apoteker di Apotik (Obat Wajib Apotik no. 1).
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor
HK.00.05.3.1950 tentang kriteria dan tata laksana registrasi obat.
SK Menkes RI 347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Keras yang Dapat
Diserahkan Tanpa Resep Dokter oleh Apoteker di Apotik (Obat Wajib Apotik no.
1). tahun 1990.
(teh ini klo mau online liat daftar OWAnya http://healthcare-
pharmacist.blogspot.com/2011/05/obat-wajib-apotek-owa.html)
Berdasarkan SK Menkes No. 193/kab/B.VII/71 tanggal 21 Agustus 1971 “Peraturan
tentang Pembungkusan dan Penandaan Obat” dan berdasarkan SK Menkes RI
No.02396/A/SK/VIII/86 tentang “Tanda Khusus Obat Keras Daftar G” maka
penandaan khusus obat keras pada wadah, leaflet, atau brosur untuk sediaan salep
mata oksitetrasiklin yaitu lingkaran bulat warna merah dengan garis tepi warna hitam
dengan huruf K yang menyentuh garis tepi. Ukuran diameter lingkaran terluar adalah
1 cm; tebal garis tebal (1 mm); tebal huruf K yang proposional 1 mm seperti pada
contoh:
Penandaan Obat
Berdasarkan SK Menkes No. 193/Kab/B.VII/71 tanggal 21 agustus 1971 Peraturan
tentang pembungkusan dan penandaan obat-obat bahwa pada bungkus luar dan
wadah obat harus dicantumkan:
a. Nama jenis/ nama dagang obat
b. Bobot netto atau volume obat
c. Komposisi obat dan atau susunan kuantitatif zat berkhasiat
d. Nomor pendaftaran (15 digit)
e. Nomor batch (8 digit)
f. Dosis
g. Cara penggunaan
h. Harga (ini baru teh kemarin dijelasin pak basuki, mau dimasukin atau ngga
terserah teteh aja..hehe)
Nomor Registrasi
Berdasarkan PERMENKES RI NO. 920/MENKES/PER/X/1995, tentang Pendaftaran
Obat Jadi Impor, sediaan salep mata oksitetrasiklin memiliki nomor registrasi :
DKL 11 161 014 30 A1
D = Dagang
K = Golongan Obat Keras
L = Obat Jadi produksi dalam negeri (lokal)
11 = Obat yang disetujui pada periode 2011-2012
161 = nomor urut pabrik
014 = nomor urut obat jadi
31 = bentuk sediaan obat jadi (salep mata)
A = Kekuatan sediaan obat jadi yang pertama disetujui
1 = kemasan yang pertama disetujui
Nomor Batch
D 12113115
D = dagang
12 = bulan pembuatan
11 = tahun pembuatan
31 = bentuk sediaan salep mata
15 = nomor urut pembuatan batch
Distribusi Obat Jadi
Berdasarkan keputusan kepala BPOM RI no HK.00.05.3.2522 tahun 2003 tentang
Penerapan Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik dijelaskan bahwa distribusi obat
yang baik adalah terselenggaranya suatu sistem jaminan kualitas leh distributor, yaitu:
1. Menjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh yang
dibutuhkan saat diperlukan.
2. Terlaksananya pengamanan lalu lintas dan penggunaan obat tepat sampai kepada
pihak yang membutuhkan secara sah untuk melindungi masyarakat dari kesalahan
penggunaan atau penyalahgunaan.
3. Menjamin keabsahan dan mutu obat agar obat sampai ke tangan konsumen adalah
obat yang efektif aman dan dapat digunakan sesuai tujuan penggunaan.
4. Menjamin penyimpanan obat aman dan sesuai kondisi yang dipersyaratkan
termasuk selama transportasi.
Sediaan salep mata oksitetrasiklin merupakan golongan obat keras karena merupakan
antibiotik topikal, oleh karena itu dari PBF atau PBF cabang hanya dapat
menyalurkan sediaan salep mata ke apotek, rumah sakit, balai pengobatan dan klinik.
BAB VI
Informasi Obat Jadi
Wadah : Tube yang dimasukkan ke dalam dus kecil kemudian dikemas dalam
beberapa dus besar untuk kemudahan pendistribusian.
BROSUR
Salep Mata Oksitetrasiklin
CYCLINE-OPHTH
KOMPOSISITiap 5 g mengandung oksitetrasiklin HCl 1%
INDIKASIInfeksi mata yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, protozoa dan richetsia tertentu.
CARA KERJA OBATTetrasiklin bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu mengganggu sintesis protein kuman dengan spektrum kerjanya yang luas terhadap bakteri gram positif aerob dan anaerob serta bakteri gram negatif. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa.
PERHATIAN- Pertumbuhan berlebihan organisme yang kebal terhadap Oksitetrasiklin- Terapi sebaiknya dilanjutkan sampai 1 – 2 bulan lebih- Pada infeksi parah, gunakan bersama terapi oral untuk trakhoma
EFEK SAMPINGReaksi alergi, Pandangan mata sering terlihat kabur setelah penggunaan salep mata
KONTRAINDIKASI Penderita yang hipersensitif terhadap tetrasiklin, klortetrasiklin atau antibiotik lain yang berkaitan seperti metosiklin, minosiklin atau oksitetrasiklin
INTERAKSI OBATPenggunaan bersamaan dengan thiomersal dapat menyebabkan reaksi inflamasi okular
CARA PEMAKAIANOleskan salep tipis dan perlahan pada kelopak mata bagian bawah tiap 2 jam sekali sesuai petunjuk dokter.
KEMASANTube @ 5 g
CARA PENYIMPANANSimpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
HANYA UNTUK PENGGUNAAN LUAR
NO. REGISTRASI : DKL 11 161 014 30 A1NO BATCH : D 12113115EXP. DATE : 07 Desember 2014
Diproduksi Oleh :NISA-FARMAJakarta - Indonesia
ETIKET / LABEL