babi ngepet.docx
TRANSCRIPT
MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA
TAKE HOME TEST
Oleh :
Nama : Fadhil Muhammad Antra
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknik Instrumentasi dan Kontrol Industri
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tanggal 28 Oktober 1928 kita telah menjadi satu bangsa, artinya satu kesatuan
dari berbagai ragam latar belakang sosial budaya, agama dan keturunan yang bertekad untuk
membangun satu tatanan hidup berbangsa dan bernegara.
Setiap bangsa mempunyasi cita-cita untuk masa depan dan menghadapi masalah
bersama dalam mencapai cita-cita bersama. Cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945, yakni mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil dan
makmur materil dan spirituan berdasarkan Pancasila.
Pancasila selain sebagai dasar Negara, juga merupakan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa dari seluruh bangsa
Indonesia yang mampu memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara seperti yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa.
Pembelajaran pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat pancasila merupakan jiwa
dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di dalam pancasila
mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan ajaran moralitas.
Terkadang nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila tidak dipraktekan dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi diabaikan sehingga nilai-nila luhur tersebut dengan sendirinya
akan luntur perlahan-lahan. Oleh karena itu, kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu
diusahakan secara nyata dan terus-menerus pengahayatan dan pengamalan nila-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya, oleh sebab itu segenap warga Negara Indonesia harus
mengamalkan nilai-nilai luhur pancasila demi terjaga kelestarianya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan Pancasila sebagai dasar
negara RI. Jelaskan pula apa falsafah normatif yang menjadi sumber dari segala
sumber hukum yang ada pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Apa yang dimaksud dengan masyarakat, bangsa, dan negara? Dan jelaskan
hubungan antar ketiganya.
3. Jelaskan sejarah terbentuknya negara-negara (nation state) di Indonesia dikaitkan
dengan momentum kebangkitan nasional kita.
4. Jelaskan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan Pancasila sebagai dasar
negara RI
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
a. Untuk memenuhi take home test UTS Matakuliah Pancasila
b. Untuk mengetahui falsafah pancasila sebagai dasar negara RI
c. Untuk mengetahui hubungan antar masyarakat, bangsa, dan negara
d. Untuk mengetahuisejarah terbentuknya nation state yang terkain momentum
kebangkitan nasional
e. Untuk mengetahui falsafah hidup bangsa
2. Manfaat penulisan
Penulisan makalah ini insya Allah dapat bermanfaat dalam rangka menambah
referensi tentang Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan Pancasila sebagai dasar negara RI.
Dan falsafah normatif yang menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada
pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapatlah kita temukan
dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia
seperti di bawah ini :
a) Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.
b) Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang
kemudian dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan
sebutan Piagam Jakarta).
c) Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.
d) Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27
Desember 1945, alinea IV.
e) Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17
Agustus 1950.
f) Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5
Juli 1959.
Mengenai perumusan dan tata urutan Pancasila yang tercantum dalam dokumen
historis dan perundang-undangan negara tersebut di atas adalah agak berlainan tetapi inti
dan fundamennya adalah tetap sama sebagai berikut :
1. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat Negara Dalam Pidato Tanggal 1 Juni
1945 Oleh Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk
pertamakalinya mengusulkan falsafah negara Indonesia dengan
perumusan dan tata urutannya sebagai berikut :
a) Kebangsaan Indonesia.
b) Internasionalisme atau Prikemanusiaan.
c) Mufakat atau Demokrasi.
d) Kesejahteraan sosial.
e) Ketuhanan.
2. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Naskah Politik Yang
Bersejarah (Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni 1945)
Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang Istilah
Jepangnya Dokuritsu Jumbi Cosakai, telah membentuk beberapa
panitia kerja yaitu :
a) Panitia Perumus terdiri atas 9 orang tokoh, pada tanggal 22 Juni
1945, telah berhasil menyusun sebuah naskah politik yang sangat
bersejarah dengan nama Piagam Jakarta, selanjutnya pada tanggal
18 Agustus 1945, naskah itulah yang ditetapkan sebagai naskah
rancangan Pembukaan UUD 1945.
b) Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir.
Soekarno yang kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang
UUD yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo, Panitia ini
berhasil menyusun suatu rancangan UUD-RI.
c) Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs.
Mohammad Hatta.
d) Panitia Pembelaan Tanah Air, yang diketuai oleh Abikusno
Tjokrosujoso.
Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah
negara dicantumkan autentik tertulis di dalam alinea IV dengan
perumusan dan tata urutan sebagai berikut :
a) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
b) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
c) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan.
d) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945
Sesudah BPPK (Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan)
merampungkan tugasnya dengan baik, maka dibubarkan dan pada
tanggal 9 Agustus 1945, sebagai penggantinya dibentuk PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pada tanggal 17 Agustus 1945, dikumandangkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno di Pengangsaan Timur 56
Jakarta yang disaksikan oleh PPKI tersebut.
Keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama dengan mengambil keputusan
penting :
a. Mensahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945.
b. Mensahkan dan menetapkan UUD 1945.
c. Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI yaitu Ir.
Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, masing-masing sebagai
Presiden RI dan Wakil Presiden RI.
Tugas pekerjaan Presiden RI untuk sementara waktu dibantu
oleh sebuah badan yaitu KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan
pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI memutuskan, Pembagian wilayah
Indonesia ke dalam 8 propinsi dan setiap propinsi dibagi dalam
karesidenan-karesidenan. Juga menetapkan pembentukan Departemen-
departemen Pemerintahan.
Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang
disahkan oleh PPPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila
dicantumkan secara resmi, autentik dan sah menurut hukum sebagai
dasar falsafah negara RI, dengan perumusan dan tata urutan sebagai
berikut :
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan.
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah Konstitusi
RIS 1949
Bertempat di Kota Den Haag (Netherland / Belanda) mulai
tanggal 23 Agustus sampai dengan tanggal 2 September 1949 diadakan
KMB (Konferensi Meja Bundar). Adapun delegasi RI dipimpin
oleh Drs. Mohammad Hatta, delegasi BFO
(Bijeenkomstvoor Federale Overleg) dipimpin oleh Sutan Hamid
Alkadrie dan delegasi Belanda dipimpin oleh Van Marseveen.
Sebagai tujuan diadakannya KMB itu ialah untuk
menyelesaikan persengketaan antara Indonesia dengan Belanda
secepatnya dengan cara yang adil dan pengakuan akan kedaulatan yang
penuh, nyata dan tanpa syarat kepada RIS (Republik Indonesia
Serikat).
Salah satu hasil keputusan pokok dan penting dari KMB itu,
ialah bahwa pihak Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia
sepenuhnya tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali oleh
Kerajaan Belanda dengan waktu selambat-lambatnya pada tanggal 30
Desember 1949.
Demikianlah pada tanggal 27 Desember 1949 di Amsterdam
Belanda, Ratu Yuliana menandatangani Piagam Pengakuan Kedaulatan
Negara RIS.
Pada waktu yang sama dengan KMB di Kota Den Haag, di
Kota Scheveningen (Netherland) disusun pula Konstitusi RIS yang
mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949. Walaupun bentuk
negara Indonesia telah berubah dari negara Kesatuan RI menjadi
negara serikat RIS dan Konstitusi RIS telah disusun di negeri Belanda
jauh dari tanah air kita, namun demikian Pancasila tetap tercantum
sebagai dasar falsafah negara di dalam Mukadimah pada alinea IV
Konstitusi RIS 1949, dengan perumusan dan tata urutan sebagai
berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Prikemanusiaan.
c. Kebangsaan.
d. Kerakyatan.
e. Keadilan Sosial.
5. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah UUD
Sementara RI (UUDS-RI 1950)
Sejak Proklamasi Kemerdekaannya, bangsa Indonesia
menghendaki bentuk negara kesatuan (unitarisme) oleh karena bentuk
negara serikat (federalisme) tidaklah sesuai dengan cita-cita
kebangsaan dan jiwa proklamasi.
Demikianlah semangat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia tetap membara dan meluap, sebagai hasil gemblengan para
pemimpin Indonesia sejak lahirnya Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei
1908, kemudian dikristalisasikan dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928, Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa.
Oleh karena itu pengakuan kedaulatan negara RIS
menimbulkan pergolakan-pergolakan di negara-negara bagian RIS
untuk bersatu dalam bentuk negara kesatuan RI sesuai dengan
Proklamasi Kemerdekaan RI.
Sesuai KOnstitusi, negara federal RIS terdiri atas 16 negara
bagian. Akibat pergolakan yang semakin gencar menuntut bergabung
kembali pada negara kesatuan Indonesia, maka sampai pada tanggal 5
April 1950 negara federasi RIS, tinggal 3 (tiga) negara lagi yaitu :
a) RI Yogyakarta.
b) Negara Sumatera Timur (NST).
c) Negara Indonesia Timur (NIT).
Negara federasi RIS tidak sampai setahun usianya, oleh karena
terhitung mulai tanggal 17 Agustus 1950 Presiden Soekarno
menyampaikan Naskah Piagam, pernyataan terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang berarti pembubaran Negara
Federal RIS (Republik Indonesia Serikat).
Pada saat itu pula panitia yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr.
Soepomo mengubah konstitusi RIS 1949 (196 Pasal) menjadi UUD
RIS 1950 (147 Pasal).
Perubahan bentuk negara dan konstitusi RIS tidak
mempengaruhi dasar falsafah Pancasila, sehingga tetap tercantum
dalam Mukadimah UUDS-RI 1950, alinea IV dengan perumusan dan
tata urutan yang sama dalam Mukadimah Konstitusi RIS yaitu :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Prikemanusiaan.
c. Kebangsaan.
d. Kerakyatan.
e. Keadilan Sosial.
6. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1953 tentang
Pemilihan Umum untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante
yang akan menyusun UUD baru.
Pada akhir tahun 1955 diadakan pemilihan umum pertama di Indonesia
dan Konstituante yang dibentuk mulai bersidang pada tanggal 10
November 1956.
Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan selanjutnya. Konstituante
gagal membentuk suatu UUD yang baru sebagai pengganti UUDS 1950.
Dengan kegagalan konstituante tersebut, maka pada tanggal 5 Juli
1950 Presiden RI mengeluarkan sebuah Dekrit yang pada pokoknya berisi
pernyatan :
a. Pembubaran Konstuante.
b. Berlakunya kembali UUD 1945.
c. Tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
d. Akan dibentuknya dalam waktu singkat MPRS dan DPAS.
Dengan berlakunya kembali UUD 1945, secara yuridis, Pancasila
tetap menjadi dasar falsafah negara yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea IV dengan perumusan dan tata urutan seperti berikut :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan instruksi Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1968,
tertanggal 13 April 1968, perihal : Penegasan tata urutan/rumusan
Pancasila yang resmi, yang harus digunakan baik dalam penulisan,
pembacaan maupun pengucapan sehari-hari. Instruksi ini ditujukan
kepada : Semua Menteri Negara dan Pimpinan Lembaga / Badan
Pemerintah lainnya.
Tujuan dari pada Instruksi ini adalah sebagai penegasan dari suatu
keadaan yang telah berlaku menurut hukum, oleh karena sesuai dengan
asas hukum positif (Ius Contitutum) UUD 1945 adalah konstitusi
Indonesia yang berlaku sekarang. Dengan demikian secara yuridis
formal perumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 itulah yang harus digunakan, walaupun sebenarnya tidak ada
Instruksi Presiden RI No. 12/1968 tersebut.
Prof. A.G. Pringgodigdo, SH dalam bukunya “Sekitar Pancasila”
peri-hal perumusan Pancasila dalam berbagai dokumentasi sejarah
mengatakan bahwa uraian-uraian mengenai dasar-dasar negara yang
menarik perhatian ialah yang diucapkan oleh :
1) Mr. Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945.
2) Prof. Mr. Dr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945.
3) Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
Walaupun ketiganya mengusulkan 5 hal pokok untuk sebagai
dasar-dasar negara merdeka, tetapi baru Ir. Soekarno yang
mengusulkan agar 5 dasar negara itu dinamakan Pancasila dan bukan
Panca Darma.
Jelaslah bahwa perumusan 5 dasar pokok itu oleh ketiga tokoh
tersebut dalam redaksi kata-katanya berbeda tetapi inti pokok-
pokoknya adalah sama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Prikemanusiaan atau internasionalisme, Kebangsaan Indonesia atau
persatuan Indonesia, Kerakyatan atau Demokrasi dan Keadilan Sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ir. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 menegaskan :
Maksud Pancasila adalah philosophschegrondslag itulah fundament
falsafah, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan
gedung “Indonesia Merdeka Yang Kekal dan Abadi”.
Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis Universitas
Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 menegaskan :
“Susunan Pancasila itu adalah suatu kebulatan yang bersifat
hierrarchies dan piramidal yang mengakibatkan adanya hubungan
organis di antara 5 sila negara kita”.
Prof. Mr. Muhammad Yamin dalam bukunya “Proklamasi dan
Konstitusi” (1951) berpendapat : “Pancasila itu sebagai benda rohani
yang tetap dan tidak berubah sejak Piagam Jakarta sampai pada hari
ini”.
Kemudian pernyataan dan pendapat Prof. Mr. Drs. Notonagoro dan
Prof. Mr. Muhamamd Yamin tersebut diterima dan dikukuhkan oleh
MPRS dalam Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo Ketetapan No.
V/MPR/1973.
B. Masyarakat, Bangsa, dan Negara beserta hubungan antara ketiganya.
1. Masyarakat
Manusia di dunia ini mempunyai dua sifat sebagai makhlik individu dan
makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial mereka membutuhkan manusia lain dalam
kehidupannya di segala bidang. Kumpulan sekian banyak individu kecil atau besar
yang terikat oleh satuan adat, atau hukum khas dan hidup bersama dinamakan
masyarakat. Masyarakat merupakan kumpulan individu yang mempunyai
kepentingan yang sama, misalnya masyarakat desa, mereka merupakan kumpulan
dari beberapa individu yang hidup diwilayah pedesaan yang mempunyai pekerjaan,
pandangan hidup yang sama, budaya/adat yang sama. Secara umum, masyarakat
dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok berdasarkan paguyuban (kepentingan)
(gemmenschaf); dan kelompok berdasarkan (darah) (geselchaft).
Kumpulan dari beberapa masyarakat kemudian membentuk komunitas yang
disebut bangsa. Bangsa adalah masyarakat atau budaya, sumber jati diri untuk
masyarakat. Sementara itu, negara adalah institusi politik, sumber dari kekuasaan.
Jika suatu bangsa sedang mencari jati dirinya, sementara negara yang menghimpun
mereka tak mampu memberikan jawabannya, maka dapat di bayangkan, bahwa
negara kebangsaan itu akan kolaps.
2. Bangsa.
Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang cirri-cirinya adalah: memiliki
nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa
budaya yang sama dan solidaritas tertentu. Bangsa juga merupakan doktrin etika dan
filsafat, dan merupakan awal dari ideology nasionalisme.
Berikut pendapat beberapa para ahli tentang pengertian bangsa.
a. Ernest Renan (Perancis) = Bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang
terjadi dari 2 hal, yaitu rakyat yang harus hidup bersama-sama
menjalankan satu riwayat, dan rakyatyang kemudian harus mempunyai
kemauan atau keinginan hidup untuk menjadi satu.
b. Otto Bauer (Jerman) = Bangsa adalah kelompok manusia yag memiliki
kesamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya persamaan
nasib.
c. F. Ratzel (Jerman) = Bangsa terbetuk karena adanya hasrat bersatu.
Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan
tempat tinggalnya (paham geopolitik).
Jadi dari definisi diatas, bangsa adalah suatu kelompok manusia yang
memiliki karakteristik dan ciri yang sama (nama, budaya, adat), yang bertempat
tinggal di suatu wilayah yang telah dikuasai nya atas sebuah persatuan yang timbul
dari rasa nasionalisme serta rasa solidaritas dari sekumpulan manusia tersebut serta
mengakui negaranya sebagai tanah airnya.
Konsep bangsa memiliki 2 pengertian, yaitu bangsa dalam pengertian sosiologis
antropologis dan politis;
a. Bangsa dalam arti sosiologis antropologis.
Bangsa dalam arti sosiologis antropologis adalah persekutuan
hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota
persekutuan anggota hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, agama,
bahasa, dan adat istiadat. Ikatan tersebut dinamakan primordial.
b. Bangsa dalam arti politis
Bangsa dalam arti politis adalah suatu masyarakat dala suatu daerah
yang sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai
suatu kekuasaannya tertinggi ke luar dan ke dalam. Jadi, mereka diikat
oleh kekuasaan politik, yaitu negara.
3. Negara.
Secara etimologis, “Negara” berasal dari bahasa asing Staat (Belanda,
Jerman), atau State (Inggris). Kata Staat atau State pun berasal dari bahasa Latin,
yaitu status atau statum yang berarti “menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat
berdiri, dan menempatkan”. Kata status juga diartikan sebagai tegak dan tetap. Dan
Niccolo Machiavelli memperkenalkan istilah La Stato yang mengartikan Negara
sebagai kekuasaan.
Beberapa pengertian Negara menurut pakar kenegaraan :
a. George Jellinek = Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang mendiami wilayah tertentu.
b. G.W.F Hegel = Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai
sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
c. Karl Marx = Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/kapitalis)
untuk menindas atau mengeksploitasi kelas yang lain (ploretariat/buruh).
Jadi dari pengertian diatas, Negara adalah Satu kesatuan organisasi yang
didalam nya ada sekelompok manusia (rakyat), wilayah yang permanent (tetap) dan
memiliki kekuasaan yang mana di atur oleh pemerintahan yang berdaulat serta
memiliki ikatan kerja yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara
segala instrument-instrumen yang ada didalam nya dengan kekuasaan yang ada.
4. Hubungan antara ketiganya
Sebuah negara harus memiliki masyrakat, individu, dan bangsa.
a. masyarakat, negara pastinya memiliki masyarakat meskipun berbeda-beda suku,
ras, dan agama
b. individu, meskipun individu adalah bagian terkecil dari masyarakat tapi individu
juga adalah warga negara yang mempunyai hak sebagai warga negara.
c. Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan/atau
sejarah. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu
yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu
tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya
bergabung di dalam suatu negara.
C. Sejarah terbentuknya negara-bangsa (nation state) di Indonesia dikaitkan dengan
momentum kebangkitan nasional kita.
Nation-state adalah terbentuknya sebuah negara yang didahului dengan adanya
bangsa. Jadi, dalam konsep nation-state, bangsa telah terbentuk sebelum adanya
pernyataan berdirinya sebuah negara. Salah satu contoh negara yang termasuk
dalam nation-state adalah Indonesia. Masyarakat Indonesia mengakui sebagai satu-
kesatuan sebuah bangsa sebelum Indonesia meraih kemerdekaan, yaitu pada tahun
1908 dengan adanya peristiwa Budi Utomo yang mengacu terhadap pendidian dan
persatuan bangsa Indonesia, setelah itu pada peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928
yang lebih memfokuskan akan persatuan bangsa Indonesia. Barulah setelah adanya
pengakuan mengenai kesatuan bangsa, seluruh lapisan rakyat Indonesia
mengupayakan bebas dari penjajah dan akhirnya dapat meraih kemerdekaan pada
tahun 1945 sehingga dapat dikatakan sebagi negara seutuhnya.
D. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan sebagai dasar negara RI.
Dalam memorandum DPRGR 9 Juli 1966, yang disahkan oleh MPRS dengan
ketetapannya Nomor XX/MPRS/1966, Pancasila adalah pandangan hidup bangsa
Indonesia yang telah dimurnikan dan dipadatkan menjadi dasar falsafah negara RI.
Pandangan hidup yaitu pandangan dunia atau way of life, yaitu bagaimana cara
menjalani kehidupan.
Sebagai falsafah hidup atau pandangan hidup, Pancasila mengandung wawasan
dengan hakikat, asal, tujuan, nilai, dan arti dunia seisinya, khususnya manusia dan
kehidupannya, baik secara perorangan maupun sosial. Falsafah hidup bangsa
mencerminkan konsepsi yang menyeluruh dengan menempatkan harkat dan martabat
manusia sebagai faktor sentral dalam kedudukannya yang fungsional terhadap segala
sesuatu yang ada.
Ini berarti bahwa wawasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila secara
kultural diinginkan agar tertanam dalam hati sanubari, watak, kepribadian serta
mewarnai kebiasaan, perilaku dan kegiatan lembaga-lembaga masyarakat. Kelima
nilai dasar yang tercakup dalam Pancasila memberikan makna hidup dan menjadi
tuntutan serta tujuan hidup. Dengan kata lain Pancasila merupakan cita-cita moral
bangsa Indonesia yang mengikat seluruh warga masyarakat, baik secara perorangan
maupun sebagai kesatuan bangsa.
Pancasila sebagai falsafah hidup dan cita-cita moral bangsa Indonesia merupakan
inti semangat bersama dari berbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia.
Seperti diketahui, di tanah air kita terdapat berbagai ajaran moral sesuai dengan
adanya berbagai agama dan kepercayaan serta adat istiadat. Setiap moral itu
mempunyai corak sendiri , berbeda satu sama lain, dan hanya berlaku pada umatnya
yang bersangkutan. Namun, dalam moral-moral itu terdapat unsur bersama yang
bersifat umum dan mengatasi segala paham golongan. Moral Pancasila mampu
mengatasi segala golongan dan bersifat nasional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat Pancasila adalah hasil pemikiran yang dari bangsa Indonesia yang
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (norma-norma atau nilai-nilai luhur) yang
paling benar, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
2. Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:
a. Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
b. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
c. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
3. Sebuah negara harus memiliki masyarakat dang bangsa, karena hubungan antara
ketiganya sangat untuk memenuhi salah satu syarat berdirinya suatu negara yaitu
Rakyat (penghuni negara)
Daftar Pustaka
Budiajo,miriam.2008.Dasar-dasar ilmu politik-edisi revisi.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka
Utama
Halliday, Fred.1997.“Nationalism” in Baylis, John & Smith, Steve (eds.), The Globalization
of World Politics, 2nd edition, Oxford University Press. pp. 440-455
Http://komunitasgurupkn.blogspot.co.id/2014/08/pancasila-sebagai-dasar-negara-dan.html
Https://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafah-negara-
indonesia/
Https://rianpra.wordpress.com/2014/11/05/etika-sebagai-salah-satu-cabang-filsafat-praktis-
dan-pancasila-sebagai-sistem-etika/
Knutsen, Torbjorn L.1997. A History of International Relations Theory, Manchester
University Press, [pp. 179-201]
Miscevic, Nenad.2001.Nationalism and Beyond, CEU Press, [pp. 3-38]
Surbakti, Ramlan.2010.Memahami Ilmu Politik.Jakarta:Grasindo